laporan rangkaian rlc
DESCRIPTION
Rangkaian RLCTRANSCRIPT
1
Abstrak—Percobaan Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-
Balik bertujuan untuk menentukan karakteristik lampu
pijar, menera skala induktor vaariabel, dan menentukan
frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus bolak-balik.
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah vari AC, lampu
pijar, induktor variabel, kapasitor, multitester, dan power
supply. Metode yang digunakan ada 3 tahap, yakni
menentukan karakteristik lampu pijar, menera skala
induktor, dan menentukan frekuensi dari rangkaian seri
aru RLC. Awalnya, alat dan bahan yang terdiri dari
lampu, sumber tegangan AC, dan Multitester. Kemudian,
dicatat hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter. Dan
dilakukan hal yang sama untuk sumber tegangan DC.
Untuk rangkaian yang kedua, alat dan bahan yang terdiri
dari sumber tegangan AC, lampu pijar, induktor, dan
multitester disusun secara seri. Kemudian, dicatat hasil
pengukuran voltmeter dan amperemeter pada multitester
dengan variasi skala induktor yang digunakan 2, 4, 6, dan
8. Untuk rangkaian yang ketiga, alat dan bahan yang
terdiri dari lampu pijar, sumber tegangan AC, induktor,
kapasitor, dan multitester disusun secara seri.
Selanjutnya, dicatat pembacaan Voltmeter dan
Amperemeter pada Multitester. Percobaan dilakukan
dengan variasi skala induktor 2, 4, 6, dan 8 cm. Dari
percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil, yakni besar
resistansi pada sumber tegangan AC adalah 157,8696
Ω dan resistansi pada sumber tegangan DC adalah
788,2292 Ω. Induktansi yang didapatkan adalah
0,053621 Henry, serta frekuensi resonansi yang
didapatkan adalah 1183,682 Hz.
Kata Kunci—Resistor, Induktor, Kapasitor, Arus Bolak-balik
I. PENDAHULUAN
esistor adalah komponen dasar elektronika yang
selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika
karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan
namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat
dari bahan karbon. Suatu resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm ataudilambangkan dengan simbol Ω
(omega).[1]
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah
komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan
energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah
induktor adalah sebuah kawat peenghantar yang
dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat
medan magnet yang kuat di dalam kumparan
dikarenakan hukum Induksi Faraday. Induktor adalah
salah satu komponen elekronika dasar yang digunakan
dalam rangkaian arus dan tegangannya berubah-ubah
dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses
arus bolak-balik.[2]
Capasitor adalah elemen dasar elektronika yang
berfungsi sebagai peeyimpan muatan. Capasitor terdiri
dari dua plat sejajar yang di antara kedua plat tersebut
terdapat sebuah bahan dielektrik. Kapasitansi adalah
rasio muatan pada kapasitor.[3]
Arus bolak-balik (AC/Alternating Current) adalah
aruss listrik di mana besarnya dan arahnya arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah, di
mana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah
dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-
balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena
ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien. Secara umum, listrik bolak-balik berarti
penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke
kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk.
Rangkaian Seri RLC merupakan sebuah rangkaian
yang terdiri dari resistor, induktor dan juga kapasitor
yang disusun secara seri atau juga paralel dalam satu
rangkaian. Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk
rangkaian aliran listrik ketahanan, induktansi, dan juga
kapasitansi yang tentu saja disusun secara seri.
Rangkaian RLC memang bisa digabung secara seri dan
paralel dan juga dikombinasikan keduanya.
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-Balik Laili Muflich, Ayu Jati Puspitasari
JurusanFisika, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamInstitutTeknologi
SepuluhNopember
Jl. AriefRahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
R
2
Gambar 1.1 Rangkaian Seri RLC
Gambar di atas merupakan rangkaian seri RLC yang
disusun secara seri atau berderet. Rangkaian RLC yang
disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau
searah di mana setiap komponen akan menerima besaran
tegangan yang sama. Arus AC tersebut pada simbol R,
L, dan juga C akan mendapatkan hambatan pada
komponen tersebut. Dan impedansi atau Z tersebut
merupakan proses penggabungan dari simbol R, L, dan
C.
Tiga buah elemen penting di dalam rangkaian RLC
ini bisa dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan output
daya yang diinginkan. Baik resistor, induktor dan
kapasitor ini bisa dimasukkan ke dalam rangkaian seri
atau paralel yang tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut. Tidak jarang rangkaian RLC ini bisa
juga digabungkan baik seri atau paralel yangbiasa
terdapat di beberapaa rangkaian listrik seperti
lampuLED. Apalagi kedua jenis dan tipe raangkaian ini
sangat mudah untuk dianalisa dan dihitung besarannya.[2]
II. METODE
Pada percobaan Rangkaian Seri Arus Bolak-Balik,
alat dan bahan yang dibutuhkan adalah vari AC, lampu
pijar, induktor variabel, kapasitor, multitester, dan power
supply DC. Untuk melakukan percobaan Rangkaian Seri
Arus Bolak-Balik, dilakukan 3 metode sesuai dengan
tujuan percobaan, yakni menentukan karakteristik lampu
pijar, menera skala induktor variabel, dan menentukan
frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus AC.
Gambar 2.1 Rangkaian Lampu
Untuk menentukan karakteristik lampu pijar,
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah alat dan
bahan disusun seperti pada gambar 2.1. Kemudian,
dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Pengukuran
Voltmeter dan Amperemeter diamati dan dicatat. Mulai
dari sumber tegangan 5 Volt, sampai 25 Volt dengan
kelipatan 5 Volt. Selanjutnya, dilakukan hal yang sama
untuk sumber tegangan DC. Setelah dilakukan
percobaan, maka didapatkan data berupa arus dan
tegangan yang mengalir pada rangkaian, sehingga dapat
dilakukan perhitungan resistor yang dalam percobaan ini
digunakan lampu pijar dengan menggunakan persamaan:
𝑅 =𝑉
𝐼 (1)
Gambar 2.2 Rangkaian seri R-L
Untuk menera skaala induktor variabel, langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah alat dan bahan
disusun seperti pada gambar 2.2. Kemudian, tegangan
variabel diatur untuk mendapatkan tegangan 50 Volt.
Skala induktor variabel diatur dan pengukuran Voltmeter
dan Amperemeter dicatat. Pada percobaan ini, dilakukan
variasi skala induktor, yakni 2,4,6, dan 8. Setelah
dilakukan percobaan, data yang didapatkan berupa besar
arus yang mengalir (I), beda potensial pada lampu (VR),
dan beda potensial pada induktor (VL) untuk setiap
variasi skala induktor yang diberikan. Sehingga, dapat
dilakukan perhitungan besar induktor dengan
menggunakan persamaan :
𝐿 =𝑉𝐿
2𝜋𝑓𝐼 (2)
Dengan f adalah frekuensi 50 Hz.
3
Gambar 2.3 Rangkaian seri RLC
Untuk menentukan frekuensi dari rangkaiaan seri
arus AC, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
alat dan bahan disusun seperti pada gambar 2.3.
Kemudian, sumber tegangan AC diatur pada 50 Volt.
Skala induktor variabel diatur dan pembacaan voltmeter
dan amperemeter sepanjang induktor dan kapasitor
dicatat. Pada percobaan ini, dilakukan variasi skala
induktor, yakni 2, 4, 6, dan 8. Setelah dilakukan
percobaan, didapatkan data berupa beda potensial lampu
(VR), beda potensial pada induktor dan kapasitor (VL-C),
dan arus (I) yang mengalir pada rangkaian. Sehingga,
dapat dilakukan perhitungan frekuensi resonansi dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑓 =1
2𝜋 𝐿𝐶 (3)
Dengan C adalah kapasitor dan L adalah induktor
yang didapat dari persamaan :
𝐿 =𝑉𝐿−𝐶
2𝜋𝑓𝐼 (4)
III. PEMBAHASAN
A. Menentukan Karakteristik Lampu Pijar
Pada percobaan ini, didapatkan data yang berupa
besar tegangan pada resistor (VR) dan arus yang
mengalir pada resistor dengan data percobaan sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Data percobaan Menentukan Karakteristik
Lampu
VAC Vr AV IAC VDC Vr DC IDC
4,99
4,98 0,06
12,57
12,5 0,01
4,97 0,06 12,49 0,02
4,96 0,07 12,48 0,01
10,18
10,12 0,07
9,5
9,36 0,01
10,03 0,06 9,35 0,01
10,09 0,05 9,34 0,01
15,00
14,95 0,05
7,83
7,99 0,01
14,98 0,04 8 0,01
14,97 0,06 7,94 0,01
20,00 19,99 0,2 6,38 6,46 0,02
19,98 0,3 6,41 0,01
20 0,2 6,47 0,01
Dari data percobaan di atas, maka dapat dihitung
besar resistor, baik pada sumber tegangan AC maupun
DC dengan menggunakan persamaan 1, sehingga
didapatkan data perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data perhitungan resistor pada percobaan
Menentukan Karakteristik Lampu
VAC RAC VDC RDC
4,99
83
12,57
1250
82,83333 624,5
70,85714 1248
Rata-rata 78,47368 936,75
10,18
144,5714
9,5
936
167,1667 935
201,8 934
Rata-rata 168 935
15,00
299
7,83
799
374,5 800
249,5 794
Rata-rata 299,3333 797,6667
20,00
99,95
6,36
323
66,6 641
100 647
Rata-rata 85,67143 483,5
Dari data perhitungan di atas, didapatkan R rata-rata
pada sumber tegangan AC, yakni 157,8696 Ω dan R
rata-rata pada sumber tegangan DC adalah 788,2292 Ω.
B. Menera skala variabel
Pada percobaan ini, didapatkan data yang berupa
besar tegangan pada resistor (VR), tegangan pada
induktor (VL), dan arus yang mengalir pada rangkaian,
sehingga didapatkan data percobaan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data percobaan Menera Variabel
Skala
Induktor Arus VR VL
2
0,08 47,9 1,1
0,08 48,8 1,1
0,07 48,1 1
4
0,07 48,2 1,2
0,08 48,7 1,1
0,07 48,4 1,2
6
0,07 48,1 1,2
0,07 48,1 1
0,06 48,2 1,2
8
0,07 48,2 1,3
0,06 48,2 1,3
0,06 48,5 1,3
4
Dari data percobaan di atas, maka dapat dihitung
besar induktor untuk variasi skala induktor yang
digunakan dengan menggunakan persamaan 2, sehingga
didapatkan data perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Data perhitungan induktor pada percobaan
Menera Skala Induktor
Skala Induktor L
2
0,0438
0,0438
0,0455
Rata-rata 0,0443
4
0,0546
0,0438
0,0546
Rata-rata 0,0507
6
0,0546
0,0455
0,0637
Rata-rata 0,0541
8
0,0591
0,0690
0,0690
Rata-rata 0,0654
Dari data perhitungan di atas, maka dapat diberikan
grafik hubungan antara skala induktor dengan induktor
(L), yakni sebagai berikut :
Grafik 3.1 Hubungan antara skala induktor dengan
induktor (L)
Dari grafik yang ditunjukkan pada grafik 3.1, dapat
dikatakan bahwa besar induktor semakin besar dengan
bertambahnya skala induktor yang digunakan. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa besar induktor sebanding dengan
skala induktor.
C. Menentukan frekuensi dari rangkaian seri arus AC
Dari percobaaan yang telah dilakukan, didapatkan
data yang berupa beda potensial pada resistor (VR), beda
potensial pada induktor dan kapasitor (VL-C), dan arus
yang mengalir pada rangkaian (I). Sehingga, dapat
diberikan data percobaan, yakni sebagai berikut :
Tabel 3.5 Data percobaan Menentukan Frekuensi dari
Rangkaian Seri Arus AC
Skala
Induktor Arus VR VL-C
2
0,03 0,9 49,2
0,03 0,8 49,5
0,03 0,7 49,6
4
0,03 0,6 49,3
0,04 0,7 49,5
0,03 0,5 48,7
6
0,06 0,7 49,6
0,05 0,7 49,5
0,05 0,7 48,8
8
0,06 0,4 48,6
0,06 0,4 48,6
0,06 0,3 49
Dari data percobaan di atas, dapat dilakukan
perhitungan frekuensi resonansi dengan menggunakan
persamaan 3 dan 4, sehingga dapat diberikan data
perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Data perhitungan frekuensi resonansi pada
percobaan Menentukan Frekuensi dari Rangkaian Seri
Arus AC
Skala Induktor L f
2
5,22293 985,3675
5,254777 982,377
5,265393 981,3862
Rata-rata 5,2477 983,0392
4
5,233546 984,3677
3,941083 1134,351
5,169851 990,413
Rata-rata 4,697452 1039,021
6
2,632696 1387,89
3,152866 1268,243
3,10828 1277,307
Rata-rata 2,943869 1312,49
8
2,579618 1402,096
2,579618 1402,096
2,600849 1396,361
Rata-rata 2,586695 1400,176
Dari data perhitungan di tas, dapat diberika grafik
hubungan antara induktor (L) dengan beda potensial
pada induktor dan kapasitor (VL-C), yakni sebagai
berikut:
y = 0.003x + 0.037R² = 0.950
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0 5 10
L(H
)
Skala Induktor (cm)
Grafik hubungan induktansi dengan skala pada induktansi variabel
Grafik Hubungan Skala Induktansi dengan skala pada induktansi variabel
5
Grafik 3.2 Hubungan antara induktor (L) dengan beda
potensial pada induktor dan konduktor (VL-C)
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa perubahan VL-
C yang tidak teratur terhadap perubahan induktor yang
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kesalahan pada data yang didapatkan selama percobaan.
Data tersebut terletak pada VR yang didapatkan.
Seharusnya, data VR yang didapatkan adalah sama.
Namun, dalam percobaan, data VR yang didapatkan
berubah sesuai dengan skala induktor yang diberikan.
Semakin kecil skala induktor yang didapatkan, semakin
besar VR yang didapatkan. Hal inilah yang membuat
nilai VL-C dan L tidak sebanding.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa besar resistansi pada sumber
tegangan AC adalah 157,8696 Ω dan resistansi pada
sumber tegangan DC adalah 788,2292 Ω. Induktansi
yang didapatkan adalah 0,053621 Henry, serta frekuensi
resonansi yang didapatkan adalah 1183,682 Hz.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium elektronika dasar, Ayu Jati Pus, yang telah
bersedia membantu baik sebelum maupun pada saat
percobaan hinggajurnaliniselesaiditulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada tim kelompokatas
kerja samanya dalam melaksanakan praktikumini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ramdhani,mohammad.2008.“Rangkaian Listrik”.Erlangga:Jakarta [2] Sadiku, Matthew N.O.2009.”Fundamental of Electric Sircuits”.Mc Graw
Hill : United States.
[3] Serway Raymond, Jewwet John W. 2004. “Physics for Scientist and Engineers”. Pomona : California State Polytechnik University
y = 0.157x + 48.55R² = 0.455
48.648.8
4949.249.449.6
0 2 4 6
VL-
C(V
)
L (H)
Grafik hubungan induktansi dengan tegangan kapasitor induktor
Grafik hubungan induktansi dengan tegangan kapasitor induktor