laporan promethazine hcl 1
DESCRIPTION
PROMETAZINE HCLTRANSCRIPT
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Alergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas terhadap benda yang dianggap
asing oleh tubuh. Pada orang sehat, sistem imunitas berada dalam keadaan seimbang
dengan perlindungan optimal dalam mengatasi gangguan bend-benda asing. Namun pada
orang alergi, sistem imun menjadi tidak seimbang, sehingga menimbulkan reaksi yang
berlebihan (Lucia E.W,2013).
Dalam lingkungan kehidupan sehari-hari banyak ditemukan berbagai jenis hal yang
dapat menyebabkan alergi. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk mengatasi
munculnya alergi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.Disisi lain,kita
sebagai seorang farmasis dituntut untuk turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan
kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, salah satunya dengan cara memberi dukungan
ataupun turut serta secara aktif dengan kegiatan dalam bidang teknologi dan formulasi
sediaan farmasi, baik itu semisolida, solida, likuida ataupun ilmu dan teknologi lain agar
dapat turut mengatasi munculnya suatu alergi.
Untuk mengatasi alergi tersebut dibuatlah antihistamin. Antihistamin adalah golongan
obat yang dapat menguangi atau menghilangkan kerja histamine dalam tubuh melalui
mekanisme penghambatan bersaing atau kompetitif pada sisi –H1, -H2, dan –H3. Histamin
adalah senyawa endogen yang dirilis dari sel penyimpanan histamine seperti:
- Sel mirip enterokhromafin yang terletak pada kelenjar oxyntic
- Sel mastosit dan basofil yang terletak di lamina propia
- Sel histaminosit dilambung
- Neuron histaminergik di otak (Lucia E.W,2013)
Sediaan yang dibuat hendaknya harus sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam
praktek pembuatan sediaan ini farmasis harus cekatan dan memperhatikan setiap bahan
yang ditambahkan. Agar sediaan terlihat menarik, dalam pembuatannya dapat
ditambahkan pewarna essence, pemanis dan lain-lain sehingga mempunyai penampilan,
bentuk, yang baik dan menarik sehingga menimbulkan rasa nyaman pada pemakainya.
Dalam praktikum kali ini, bentuk sediaan berupa sediaan likuida true solution.
Sediaan likuida adalah sediaan cair yang dapat mengandung satu atau lebih bahan aktif
yang dapat larut dalam pelarutnya. Dalam hal ini, sediaan yang dipilih adalah larutan per
2
oral yang diharapkan mampu memberikan efek sistemik untuk pengobatan antihistamin
yang bekerja cepat dan efektif mengatasi reaksi dan gejala alergi.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana cara melakukan rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi dan
rancangan kemasan sediaan sirup antihistamin untuk pengobatan ?
- Bagaimana hubungan karakteristik fisikokimia Promethazine HCl dengan pemilihan
bentuk sediaan dan bahan pembantu formula ?
- Bagaimana stabilitas kimia, cara penentuan dosis dan aturan pakai sediaan berdasarkan
bobot badan dan luas permukaan tubuh ?
1.3 Tujuan
- Untuk dapat merancang dan melaksanakan formulasi sediaan sirup antihistamin,
manufaktur sediaan, kemasan sediaan,serta mengevaluasi sediaan yang bekerja cepat dan
efektif mengatasi reaksi dan gejala alergi.
- Untuk memahami hubungan karakteristik fisikokimia Promethazine HCl dengan
pemilihan bentuk sediaan dan bahan pembantu formula
- Untuk memahami tentang stabilitas kimia, cara penentuan dosis dan aturan pakai sediaan
berdasarkan bobot badan dan luas permukaan tubuh.
1.4 Manfaat
- Memahami perancangan formula, manufaktur sediaan, kemasan sediaan,serta
mengevaluasi sediaan sediaan antihistamin sehingga memenuhi persyaratan mutu aman,
efektif, stabil dan dapat diterima.
- Memahami hubungan karakteristik fisikokimia Promethazine HCl dengan pemilihan
bentuk sediaan dan bahan pembantu formula.
- Memahami tentang stabilitas kimia, cara penentuan dosis dan aturan pakai sediaan
berdasarkan bobot badan dan luas permukaan tubuh.
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Antihistamin
Antihistamin adalah golongan obat yang dapat menguangi atau menghilangkan kerja
histamine dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing atau kompetitif pada
sisi –H1, -H2, dan –H3.
Mekanisme kerja histamine
Reseptor H1 penting pada produksi kontraksi otot polos dan peningkatan
permeabilitas kapiler. Histamine menyebabkan vasodilatasi dengan menyebabkan
endothelium pembuluh darah melepaskan nitrogen oksida yang berdifusi ke dalam otot
polos pembuluh darah, yang menyebabkan vasodilatasi. Reseptor histamine H2
memperantai sekresi asam lambung.
• Reseptor H1
Ekskresi Eksokrin : Peningkatan produksi mucus bronkus dan nasal menyebabkan gejala-
gejala pernafasan.
Otot polos bronkus : konstriksi bronkiolus menyebabkan gejala-gejala asma, penurunan
kapasitas paru.
Otot polos intestimun : konstriksi meyebabkan kram usus dan diare.
Ujung saraf sensorik : menyebabkan gatal dan nyeri
• Reseptor H2
Lambung : rangsangan sekresi asam lambung.
• Reseptor H1 dan H2
Sistem kardiovaskuler : menurunkan tekanan darah sistemik dengan cara mengurangi
resistensi perifer. Menyebabkan kronotropisme positif (diperantai oleh reseptor H1 dan
H2). Kulit : dilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan protein dan
cairan bocor ke dalam jaringan. Di kulit menyebabkan respon tripel klasik-pembentuk lesi
urtikaria tipikal (wheal), kulit memerah akibat vasodilatasi local dan flare (halo).
4
2.2 Pemilihan Bahan Aktif
No Bahan
Aktif
Efek Utama Efek
Samping
Indikasi Kontra
Indikasi
Kelebihan Kekurangan
1 Promethazine HCl
Anti-histamine dengan efek sedatif (martinedale ed 37 p. 641)
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing (Remington ed 2)
Alergi, anti emetic
Ibu Hamil dan menyusui (martindale ed. 37 p. 641)
- Mudah diabsorpsi setelah pemberian oral atau intra-muskular - Dapat digunakan sebagai antiemetik untuk pencegahan dan pengobatan mual dan muntah serta vertigo - Mencapai puncak konsentrasi plasma < 20 menit dengan pemberian oral atau intra muskular
- Memberikan efek sedatif - Tidak cocok pada pasien dengan gangguan jantung
2 Loratadine Anti-histamine, non sedatif dengan aktivitas anti-muskarinik yang tidak signifikan, mengurangi gejala alergi seperti rhinitis dan urtikaria kronis. (martindale ed 37 p. 635)
Sakit kepala, mulut kering, retensi urin, konstipasi, peningkatan refluks gastric, mual, muntah, hidung tersumbat, diare, aritmia
Alergi Ibu hamil dan menyusui, gangguan pada hati (martindale ed. 37 p. 635)
- Tidak memberi efek sedative - Bekerja long acting - Mencapai puncak konsentrasi plasma setelah 1 jam
- Tidak boleh digunakan untuk ibu menyusui karena diekskresikan melalui ASI
3 Cetirizine HCl
Anti-histamine, non sedatif dengan aktivitas menstabilkan sel mast (martindale ed 37 p. 621)
Aritmia ventricular, terancam hepatitis, reaksi hipersensitivitas terhadap manifestasi dari urtikaria
Alergi Ibu hamil dan menyusui, gangguan pada hati (martindale ed. 37 p. 621)
- Tidak memberi efek sedative - Bekerja long acting - Mencapai puncak konsentrasi plasma < 1 jam
- Tidak dianjurkan untuk penggunaan dosis besar, pada penderita gangguan hati dan ginjal
Bahan aktif yang dipilih adalah Promethazine HCl karena :
- Cepat bekerja (mencapai puncak konsentrasi plasma <20menit)
- Bekerja efektif (efek utama = antihistamin)
- Efek samping yang ditimbulkan tidak banyak
- Mudah diabsorpsi
2.3 Karakteristik Bahan Aktif Terpilih
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia Stabilitas Fisika Kimia - serbuk Kristal putih, agak kekuningan
- tidak berbau
- sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
alcohol, dan dichloromethan, praktis tidak larut dalam
eter, aseton, dan etil asetat
- Rumus Molekul = C17H20N2S,
HCl
- Berat molekul 320,9
- kelarutan
1 : 0,6 dalam air
1 : 2 dalam kloroform
- bila terpapar udara, teroksidasi jadi
biru (terjadi perubahan warna)
5
2.4 Persyaratan Mutu Sediaan
a. Sediaan dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan dari
farmakope Indonesia IV/ USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi Dep.
Kes. RI.
b. Aman diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis tanpa efek
samping yang merugikan dengan efek samping yang telah dikendalikan, sehingga
tidak lebih toksik dari toksisitas bahan aktif sebelum diformulasi.
-kemurnian bahan
-kadar
c. Efektif diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja
(site of action) dan mampu melakukan aksi sebesar dan selama waktu yang
diperhitungkan.
- pH 4,0-5,0
- kadar 97,0%-101,5%
d. Stabil diartikan bahwa sediaan tetap mempunyai efek farmakologi toksikologi
sebagaimana awal pembuatan yang dicantumkan dalam tabel atau brosure
- B.J
- ukuran partikel
- laju endapan
- viskositas
- disolusi
e. Stabilitas kimia
f. Stabilitas mikrobiologi
g. Stabilitas toksikologi
h. Stabilitas farmakologi
2.5 Pemilihan Bahan Tambahan
1. Asam sitrat (FI ed III hal.50 ; HPE ed.6 p.181 )
a. Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat
asam,agak higroskopis, merapuh dalam udara kering dan panas.
b. Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%),
sukar larut dalam eter p.
c. Fungsi : acidifying agent, antioksidan, buffering agent , flavour enhancer,chelating
agent.
6
d. Penggunaan : larutan buffer 0,1% - 2%
pKa1 : 3,128 pada 25oC
pKa2 : 4,761 pada 25oC
pKa3 : 6,396 pada 25oC
2. Natrium fosfat (FI ed III hal.710)
a. Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asam
dan asin.
b. Kelarutan : larut dalam 1 bagian air
c. Fungsi : buffering agent
3. Natrium benzoat ( FI ed IV p.584)
a. Pemerian : granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau praktis tidak bau, stabil
di udara.
b. Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah
larut dalam etanol 95%.
c. Fungsi : zat pengawet.
4. Sukrosa ( FI ed IV p.762)
a. Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus atau
serbuk hablur, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutan nya netral terhadap
lakmus.
b. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
c. Fungsi : sebagai pemanis dan pengental.
5. Rasberry colour
a. Fungsi : sebagai pewarna (coloring agent) untuk memenuhi acceptability dalam
kemasan.
6. Rasberry Flavour
a. Pemerian : cairan, merah muda.
b. Fungsi : sebagai perasa rasberry, untuk memenuhi acceptability dalam hal bau, dan
untuk menutupi bau yang tidak enak dan bahan aktif yang digunakan.
7. Air
Fungsi : sebagai pelarut.
7
Perhitungan dapar sitrat – fosfat pH 4,6
Asam sitrat : 53,25 / 100 ml x 150 ml = 79,875 ml
21 g / 1000 ml x 79,875 ml = 1,677375 g
► 1,677375 g/ 150 ml x 100% = 1,12%
Na.Fosfat : 46,75 / 100 ml x 150 ml = 70,125 ml
35,6 g / 1000 ml x 70,125 ml = 2,49645 g
►2,49645 g / 150 ml x 100% = 1,66%
9
3.1 Perhitungan Dosis
Umur (tahun) Dosis Anak Terhadap Dosis Dewasa Dosis (mg)
3 33% 8.25
4 37.5% 9.31
5 41.50% 10.37
6 45.75% 11.44
7 50% 12.5
8 53.3% 13.33
9 56.6% 14.15
10 60% 15
11 67.5% 16.87
12 75% 18.75
13 77.5% 19.37
14 80% 20
15 85% 21.25
16 90% 22.5
>16 100% 25
3-7 tahun : sehari 2 x 1 takaran (5 ml = 10 mg)
8-12 tahun : sehari 2 x 1 ½ takaran (7,5 ml = 15 mg)
13-16 tahun : sehari 2 x 2 takaran (10 ml = 20 mg)
>16 tahun : sehari 2 x 2 ½ takaran (12,5 ml = 25 mg)
Ø Rencana Volume takaran terkecil adalah 1 sendok (5 ml)
Alasan :
- Dengan volume takaran terkecil 5 ml, seluruh bahan sudah dapat terlarutkan (kecuali
bahan aktif yang tidak dapat larut)
- Sendok untuk takaran terkecil 5 ml, seluruh bahan sudah dapat terlarutkan (kecuali
bahan aktif yang tidak dapat larut)
- Dengan volume takaran terkecil 5 ml, pengambilan dosis ½ nya (2,5 ml) masih dapat
diterima.
Ø Rencana Volume Kemasan
Ø 1 x minum 1 ½ takaran = 7,5 ml
Ø Pemakaian = 2 kali
Ø Jangka waktu terapi = 3 hari
Ø Volume kemasan = 7,5 ml x 2 kali x 3 hari = 45 ml = 50ml
25mg
10
3.2. Formula awal
R/ Promethazine HCl 5 mg
Na. Fosfat 1,12 %
Asam sitrat 1,66 %
Sukrosa 20 %
Rasberry flavour, color qs
Na Banzoat 0,03 %
Aqua ad 5 ml
Mf sirup 50 ml
Tiap 5 ml mengandung 5 mg Promethazine HCl
11
BAB IV
Metode Penelitian
4.1 Bahan dan Alat
4.1.1Bahan
4.1.2 Alat
- Beaker Glass - Pengaduk Kaca
- Timbangan Analitik - Kertas Perkamen
- Mortir dan Stamper - Pipet Tetes
- Viscotester - pH meter
- Piknometer - Viskometer Stormer
- Botol coklat 60 ml - Stirer
- Gelas ukur - Sudip
- Sendok tanduk
Nama Bahan Kadar dalam % Jumlah tiap takaran
terkecil (5 ml)
Jumlah tiap
kemasan (60 ml)
Jumlah skala lab
(150 ml)
Promethazine HCL 5 mg 50 mg 150 mg
Asam Sitrat 1.12 % 56 mg 560 mg 1.68 g
Natrium Fosfat 1.66 % 83 mg 830 mg 2.49 g
Natrium Benzoat 0.03 % 1.5 mg 15 mg 45 mg
Sukrosa
60g/100ml
20 % 1 ml 12 ml 30 ml
Raspberry flavor qs qs qs 1-2 tetes
Raspberry colour qs qs qs 1-2 tetes
Aqua 5 ml 50 ml 150 ml
12
4.2 Kerangka Operasional
Tabel Cara Pembuatan Sediaan dalam Skala Laboratoriun
No Tahapan perlakuan Alat / equipment Catatan / hasil
1. Kalibrasi - Botol 50 ml, dan 150 ml
- beaker glass 10 ml, 130 ml, 140
ml
2. Buat dapar:
a. Timbang bahan Asam sitrat 1,68 g + air 10 ml Aduk ad larut
b. Timbang bahan Natrium fosfat 2,49 g + air 10 ml Aduk ad larut
c. Campur a+b
3. Timbang bahan aktif Promethazine HCl 150 mg + air 10 ml Aduk ad larut
4. Timbang bahan - Natrium benzoate 45 mg + air 10
ml
- Neraca analitik
5. 2+3 campur Ad homogen
6. 5+4 campur Ad homogen
7. Buat sirup simplex dengan cara:
a. Timbang bahan Sukrosa 60 gram
b. Ukur dan panaskan Air 100 ml dalam beaker glass Didihkan di api bebas
c. Masukkan (a) ke dalam (b) Aduk ad larut dan jernih
d. Saring (c) - Corong
- beaker glass
- Kertas saring + kapas
8. 5+6 campur ad homogen
9. Tambah pewarna Raspberry color q.s. + air 10 ml aduk ad larut
10. 7+8 campur ad homogen
11. Tambah perasa ke no.9 Raspberry flavor
12. Tambahkan ke no.10 Air 140 ml
13. Ambil no.11, cek pH No.11 sebanyak 10 ml jika pH<4,6 ; tambahkan
Na fosfat
jika pH>4,6 ; tambahkan
as.sitrat
konversikan penambahan
as.sitrat atau Na fosfat dari
10 ml ke 100 ml
14. Ambil dan masukkan - 50 ml sediaan Sisa 100 ml untuk evaluasi
- Botol
14
4.3 Metode Kerja
Rancangan Evaluasi Akhir untuk Mengetahui bahwa Sediaan Layak Produksi/ tidak
a. Macam-macam jenis tes
§ Organoleptis
§ Kadar bahan aktif
§ Kadar bahan pembantu yang
disyaratkan
§ Viskositas
§ Laju sedimentasi
§ Waktu rekonstitusi
§ Efek mikrobiologis
§ Laju disolusi
§ pH
§ B.J
§ Sifat alir
§ Ukuran partikel
§ Kandungan mikroba
§ Toksisitas
15
b. Nama peralatan yang digunakan
§ pH sediaan
alat : pH-meter
Cara Kerja :
A. Kaliberasi pH meter
1. siapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0
2. pasang elektroda kombinasi
3. tombol ditekan untuk menyalakan alat
4. elektroda dimasukkan pada buffer pH 4,0 sampai digital menunjukkan angka
4,0
5. elektroda dicuci setelah dikeluarkan dari buffer 4,0 dengan aquadem dan
keringkan
6. elektroda dimaksudkan pada buffer pH 7,0 kemudian diatur tombol kiri
sampai menunjukkan angka 7,0
7. elektroda dikeluarkan dari buffer 7,0 dicuci dengan aquadem; keringkan pH
meter siap dipakai.
B. Pengukuran pH sediaan
1. sirup dimasukkan dalam beaker glass q.s
2. elektroda dimasukkan dalam sirup
3. angka yang uncul pada digital dicatat
4. diulang sebanyak 3 kali sebelumnya, elektroda dibilas dahulu
§ Berat Jenis Sediaan
Alat : pikometer
Bahan : aquadest dan sediaan uji
Cara Kerja :
1. Timbang piknometer kosong pada tombangan analitik
2. Isi piknometer dengan sediaan sampai penuh kemudian ditimbang juga
dengan timbangan analitik
3. Bobot jenis sediaan yang dihitung
4. Hitung Bj relatif sediaan terhadap air
16
§ Uji viskositas
Alat : Viskometer Stormer
Cara :
1. Catat suhu dan kelembaban udara
2. Letakkan viscometer pada posisi yang benar
3. Atur gelembung udara tepat ditengah lingkaran
4. Pilih spindle yang sesuai dengan viskositas bahan
5. Masukkan spindle kedalam sediaan, hubungkan dengan rotor dengan cara
mengencangkan uliran
6. Turunkan posisi spindle beserta rotornya sampai batas tanda tercelup pada
spindle
7. Tekan rem dan nyalakan putaran rotor, lepaskan rem perlahan-lahan,
biarkan sampai mencapai 3-5 kali putaran
8. Tekan rem, pada saat penunjuk tampak pada piringan matikan rotor
dengan rem tetap ditekan, baca skala pada piringan, catat dan lepaskan rem
4.4 Rancangan Kemasan Sekunder
18
BAB V
Hasil Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian
A. Organoleptis
Sebelum rekonstitusi : Setelah rekonstritusi :
• Bentuk: serbuk Kristal - sirup simplex
• Warna: putih, putih sampai kekuningan - merah muda
• Bau: tidak berbau - rasberry
• Rasa: sangat pahit - manis sedikit pahit
B. pH Sediaan
• Spesifikasi pH yang diinginkan = 4,6
• pH sediaan awal = 3,59
akhir = 4,60
C. Berat Jenis
Berat piknometer dan isi = 23,61 gram
Berat piknometer kosong = 12,51gram-
11,1 gram
Volume piknometer 10 cm3
ρ = !"##"!"#$%&
ρ = !!,! !"
ρ = 1,11 g/ml
19
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN
- Promethazine HCl bekerja pada reseptor H-1. Promethazine HCl mudah
diabsorpsi pada pemberian oral atau intra-muskular. Dapat digunakan pada
reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan tumbuh-tumbuhan, sebagai anti-
emetik untuk mencegah mual, muntah dan vertigo. Selain itu sebagai
sedativum pada batuk-batuk dan sukar tidur, terutama pada anak-anak.
Dapat menimbulkan efek samping mulut kering, penglihatan kabur,
pusing. Promethazine HCl tidak cocok digunakan pada pasien dengan
gangguan jantung.
- Sediaan yang di buat belum sesuai dengan kriteria yang di harapkan,
karena sediaan kurang kental dan kurang manis
SARAN
- Sebaiknya di beri pengental untuk meningkatkan viskositas seperti :
gliserin, tilose, propilen-glikol
- Selain sebagai pemanis, sukrosa juga berperan sebagai thickening agent
sehingga dapat ditingkatkan kadarnya dalam sediaan yang dibuat
BAB VII
Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia ed III, Dep. Kes. RI, p.50
Farmakope Indonesia ed IV, Dep. Kes. RI, p.762
Farmakope Indonesia ed IV, Dep. Kes. RI, p.584
Farmakope Indonesia ed III hal.710
Handbook of Pharmaceutical Excipients ed.6, p.181
Martindale ed 37, p. 621
Martindale ed 37, p. 635
Martindale ed 37, p. 641
Remington ed 2