laporan praktikum · nematoda parasit tumbuhan makan dengan cara menghisap jaringan tanaman dengan...

58
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BIOLOGI DASAR NEMATODA PARASIT TANAMAN Oleh: Golongan B / kelompok 6A 1. Kumalasari P (161510501135) 2. Dhiaz Asihing P (161510501139) 3. Muflikhatul Badriyah (161510501147) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

30 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BIOLOGI DASAR NEMATODA PARASIT TANAMAN

Oleh:

Golongan B / kelompok 6A

1. Kumalasari P (161510501135)

2. Dhiaz Asihing P (161510501139)

3. Muflikhatul Badriyah (161510501147)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

1

Bab 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk sangat cepat. Pertumbuhan penduduk yang

cepat harus diimbangi dengan kecukupan pangan agar tidak terjadi kelaparan pada

beberapa daerah. Kecukupan pangan harus diawali dengan peningkatan produksi

maupun produktivitas tanaman budidaya, agar tanaman budidaya mampu

memenuhi kebutuhan pangan dunia dengan jumlah penduduk yang semakain

banyak. Tanaman budidaya akan tumbuh dan berkembang secara baik jika

mendapat perawatan yang baik pula. Upaya dalam meningkatkan produksi

maupun produktivitas tanaman budidaya seperti pemilihan bibit atau benih

unggul, penambahan nutrisi yang diperlukan tanaman, serta upaya lain yang

menunjang kelancaran hidup tanaman budidaya. Selain upaya peningkatan

produktivitas ada juga beberapa hal yang menghambat pertumbuhan tanaman

budidaya seperti beberapa jenis Organisme Pengganggu tanaman (OPT) yang

sering kali menjadi faktor pembatas produktivitas tanaman budidaya bahkan dapat

menyebabkan petani gagal panen.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan tumbuhan ataupun

hewan berukuran mikro maupun makro yang menghambat, mengganggu, dan

mematikan tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu faktor penghambat dari

pertumbuhan tanaman budidaya karena OPT menimbulkan gejala yang merugikan

untuk tanaman budidaya. Secara garis besar OPT dibedakan menjadi hama,

gulma, serta penyakit. Ketiga jenis OPT tersebut sama- sama merugikan dan

menghambat perkembangan tanaman budidaya, bahkan mematikan.

Nematoda atau biasa disebut tread worm, eel worm, atau round worm

merupakan golongan organisme yang bentuknya kebanyakan seperti cacing.

Nematoda ada yang merugikan dan ada yang tidak merugikan pada tanaman

budidaya.nematoda seringkali ditemukan di dalam tanah, air tawar, air laut, dan

jaringan tanaman maupun jaringan hewan. Nematoda adalah salah satu penyebab

penyakit penting pada tanaman budidaya. Nematoda parasit tanaman akan

menyerang tanaman pada bagian tubuh inang. Bagian tanaman yang terserang

2

biasanya akar, batang, daun, bahkan beberapa biji tanaman terserang nematoda.

Nematoda memiliki alat mulut yang digunakan untuk menghisap cairan pada

jaringan tanaman yang dinamakan stilet. Gejala yang disebabkan oleh nematoda

dapat dilihat dari bagian atas tanah maupun bagian dalam tanah

tanaman.Contohnya nematoda puru akar yang menyebabkan tanaman budidaya

menjadi layu kemudian mati. Nematoda yang menyerang tanaman budidaya harus

cepat di tangani agar tidak menyebabkan kerugian yang berlebih pada tanaman

budidaya. Pengendalian nematoda biasanya menggunakan nematisida yang

memiliki harga yang lumayan mahal, untuk lebih jelas tentang nematoda parasit

tanaman akan dibahas pada laporan ini.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengenali morfologi nematoda secara umum

2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe serangan nematoda parasit bagi

tanaman.

3

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda parasit tumbuhan sebagian besar menyerang jaringan tanaman

yang ada di bagian bawah, khusunya pada akar. Nematoda parasit tumbuhan

makan dengan cara menghisap jaringan tanaman dengan menggunakan stiletnya.

Gejala yang ditimbulkan nematoda parasit tumbuhan seperti adanya bintil, layu,

bahkan ada yang sampai menyebabkan kematian tanaman. Gejala akan semakin

terlihat apabila jumlah nematoda yang makan pada jaringan tersebut meningkat

(Fitriyanti, 2014).

Sebagian besar nematoda menyimpan banyak inti yang membesar di akar.

Nematoda akan memakan jaringan yang ada di akar dengan cara menghisapnya.

Nematoda pada akar akan menimbulkan gejala sesuai dengan jenis nematodanya,

ada yang meimbulkan bintil pada akar, dan gejala lain yang menghambat

produktivitas akar tanaman. Akar tanaman berfungsi untuk mencari air dan hara

dari dalam tanah jika akar tersebut dirusak oleh nematoda maka akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman tersebut (Junior et. al., 2017).

Nematoda dapat dikendalikan dengan dua cara yaitu dengan penanaman

tanaman yang mampu mengeluarkan senyawa kimia. Senyawa kimia yang

dikeluarkan mampu membunuh atau repelen nematoda, menekan pertumbuhan,

menstimulasi penetasan telur secara prematur. Cara yang kedua yaitu dengan

antagonis nematoda. Organisme yang mencari dan memakan nematida disebut

predator nematoda parasit, seperti tungau, collembola (Purnomo, 2010).

Upaya peningkatan produktivitas tanaman marak disosialisasikan.

Kesehatan tanaman perlu diperhatikan tentang beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut seperti penggunaan petisida. Beberapa nematoda mampu mengendalikan

hama pada tanaman. Begitupun sebaliknya beberapa hama atau serangga mampu

mengendalikan nematoda yang menyerang tanaman budidaya (Aatif et. al., 2015).

Seranggan nematoda dapat dicegah dengan cara menanam tanaman yang

resisten terhadap serangan nematoda. Resitensi tanaman adalah kemampuan

tanaman dalam menekan perkembang biakan nematoda. Selain itu juga dapat

melakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup nematoda dan jika

4

seranggan nematoda sudah mulai menyebar pada lahan dapat dilakukan

pencabutan tanaman yang memiliki gejala serangan nematoda lalu memusnahkan

tanaman tersebut dengan cara dibakar agar nematoda dapat mati dan tidak

menular ketanaman lainnya (Harni, 2014).

Nematoda parasit yang menyerang akar suatu tanaman dapat

memepengaruhi pertumbuhan tanaman. Misalnya pada nematoda parasit puru

akar yang menyerang tanaman kenaf. Tanaman kenaf yang diserang oleh

nematoda puru akar maka tanaman tersebut akan mati karena akar tanamannya

sudah terkena puru akar. Awal mula gejalanya bisa membuat pertumbuhan

tanaman kenaf terhambat kemudian mati. Karena pusat kehidupan atau titik

tumbuh tanaman kenaf yang diserang oleh nematoda puru akar sehingga bagian

tubuh tumbuhan bagian atas tidak dapat menerima nutrisi sedemikian rupa

(Wijayanti dkk., 2016).

Keberadaan nematoda jika menyerang tanaman akan menyebabkan banyak

kerugian. Antisipasi adanya nematoda tidak bisa dengan mudah dilakukan karena

keberadaannya yang ada dalam tanah maupun dalam air. Ukuran dan bentuk

nematoda yang mikroskopis menjadi masalah penting lainnya. Pencegahan hanya

dapat dilakukan dengan melihat atau mengamati pola pertumbuhan tanaman yang

dicirikan telah terserang adanya nematoda parasit. Misalnya pada tanaman jagung,

populasi keberadaan nematoda harus senantiasa diawasi agar tidak mengganggu

pertumbuhan tanaman jagung. Terlebih pada nematoda yang senantiasa berpindah

dari tanaman inangnya, maka hal ini perlu diwaspadai agar. Pengendalian yang

dapat dilakukan dengan memperbaiki mutu tanah yang akan digunakan sebagai

media pertanaman tanaman jagung (Puerari et. al., 2015)

5

Bab 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Bioekologi dan OPT acara 3 tentang “Pengenalan Biologi

Dasar Nematoda Parasit Tanaman” dilaksanakan pada hari Senin, 16 Oktober

2017 pukul 06.30 sampai selesai di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Jurusan

Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Compound mikroskop

2. Jarum

3.2.2 Bahan

1. Preparat awetan

2. Akar yang terserang nematoda

3. Akar tanaman tomat

4. Akar tanaman terong

5. Akar tanaman cacar air

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menggambar bentuk nematoda parasit serta menyebutkan bagian tubuhnya

secara umum

2. Menyebutkan ciri-ciri/morfologi umum nematoda hasil pengamatan secara

umum

3. Memfoto nematoda hasil pengamatan.

6

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi:

1. Morfologi nematoda secara umum

2. Tipe serangan nematoda parasit.

3.5 Aanalisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

7

Bab 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

1. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN KUTIKULA

No GAMBAR KETERANGAN

1.

- Tubuh berbentuk bulat panjang

dengan ujung runcing.

- Triploblastik

- Tidak bersegmen dan memiliki

rongga semu

- Hidup bebas didalam air dan tanah

sabagai parasit

- Tubuh transparan dan tidak

berwarna

- Mempunyai kutikula halus

- Memiliki stilet.

2.

- Berukuran 50-100 mm

- Ditemukan ditempat lembab

- Memiliki lapisan kutikula yang

halus dan mengkilat

- Bentuk kepala seperti terbelah

menjadi dua seperti segitiga dan

bagian ekor runcing

- Tubuh menggelembung

8

3.

- Dilapisi kulit kutikula yang

berstruktur kasar

- Berbentuk silinder pendek

- Hidup di tanah dan jaringan

tanaman.

2. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN BENTUK

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

lebar tubuh nematoda 40-160

nm dan panjang 20-25 nm.

Umumnya bentuk nematoda

memanjang, bagian ujung

anterior kepala mendatar,

kerangka kepala kuat, stilet

pendek dan kuat yang

panjangnya sekitar 14-20 nm

dengan basa 1 knop yang

jelas. Nematoda jantan

biasanya lebih kecil daripada

betina.

9

2.

Berbentuk seperti cacing,

panjang 0,65 mm dan lebar 25

nm. Hidup dan bereproduksi

didalam rongga korteks akar.

Siklus hidupnya yaitu telur –

larva – dewasa. Larva

berkembang dengan melakukan

pergantian kulit pada setiap

akhir fase.

3.

Memiliki panjang tubuh 0,2-1

nm. Bagian arteriornya

membulat hingga kerucut.

Kutikula terdiri atas 42-200

anulus yang mengarah ke

belakang. Tidak memiliki stilet,

memiliki spikula yang pendek

dan melengkung. Tergolong

sebagai nematoda ekto parasit.

4. Spesies ini ditemukan dalam

jaringan akar dalam keadaan

sdah berbentuk seperti cacing

menjadi seperti lemon. Bentuk

sista membulat, siklus hidupnya

yaitu mulai dari telur – larva –

dewasa yang berlangsung 38-48

hari. Daur hidup 5-7 minggu,

tergantung kondisi lingkungan.

10

5.

Nematoda jantan memiliki

bentuk seperti cacing sedangkan

pada betina berbentuk seperti

alpukat. Nematoda betina yang

dewasa berukuran 450-740 nm,

panjang stilet 11,5-14,5 nm.

Sedangkan nematoda jantan

yang dewasa panjang tubuhnya

887-1268 nm, dengan stilet yang

lebih panjang dibanding betina

yaitu 16-19 nm.

11

6.

Memiliki bentuk wajah

dumbbell, bibir bagian samping

memanjang sampai pangkal

kepala. Kepala sedikit offset

(dipisahkan oleh tubuh dengan

lekukan). Kutikula berantai dan

ekornya mengecil ke arah ujung.

12

3. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN JANTAN/BETINA

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

- Berukuran lebih besar

dibanding jantan

- Mempunyai ovarium dan

vulva

- Badan nematoda betina

menggelembung

2.

- Mempunyai ujung

posterior

- Spicula jantan terdapat

bursa

- Bentuknya silindris

memanjang seperti

benang

3.

13

4. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN ALAT MULUT

NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Stomatostilet

- Tersusun atas bagian conus

(ujung), silindris (bagian

tengah), dan knop stilet

(bagian pangkal).

- Letak vulva diantara

pertengahan panjang tubuh

dan anus

- Ekor nematoda meruncing

(betina) sedangkan pada

jantan terdapat sayap ekor.

2. Odontostilet

- Stilet tersusun atas ranus

dan silindris saja

- Menyebabkan puru akar

pada tanaman tomat,

lombok dan tembakau

- Stilet berbentuk seperti

pisau tanpa knop (pompa)

pada bagian pangkal.

14

3. Nonparasit

- Nematoda non parasit

memiliki morfologi yang

hampir sama dengan

nematoda parasit. Namun

bentuk alat mulutnya

berbeda. Alat mulut

nematoda non parasit di

bagian dalam berbentuk

seperti corong yang terbuka

lebar dan tidak memiliki

stilet dan pada bagian

luarnya tampak datar.

Ukuran tubuhnya < 1 nm.

5. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Ekto Parasit Berpindah)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

- Memiliki tubuh ramping

- Pada bagian kepala terdapat

bibir yang menyerupai topi

tebal dan lebar

- Stilet lemah dengan basal

kenop kecil

- Bentuk ekor meruncing

- Panjang tubuhnya rata-rata

341,3 nm

- Panjang stilet rata-rata 8,8

nm

15

2.

- Memiliki tubuh ramping

- Pada bagian kepala tampak

bibir yang menyerupai topi

tebal lebar

- Stilet lemah dengan bagian

basal knop kecil

- Bentuk ekor meruncing

- Panjang tubuhnya rata-rata

341,3 nm

- Panjang stilet rata-rata 8,8

nm

3.

- Panjang mencapai 1,5-3

mm

- Tubuh diselimuti cincin

dan berbentuk silindris

memanjang

- Memiliki ekor bulat dengan

ujung meruncing (betina)

- Panjang stilet 50-160 nm

- Menggerek bagian akar

tanaman

- Habitat pada bagian

tanaman dan di tanah.

16

6. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Ekto Parasit Menetap)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

- Berukuran sangat kecil,

lebar 40-160 nm dan

panjang 1,4- 6,7 mm

- Tubuh memanjang

- Kerangka kepala kuat

- Memiliki stilet pendek 14-

20 nm

- Menyerang akar tanaman

tomat, kopi dan kedelai.

2.

- Tubuh licin dan

memanjang

- Ujung mulut tumpul tapi

ujung ekor lancip

- Esophagus tidak overlap

- Stilet panjang

- Tidak terdapat vulva.

17

3.

- Kutikula kasar

- Metakorpus besaar dan

oval menyatu dengan

prokorpus

- Ovarium tunggal dan vulva

berada dibagian belakang

- Habitat di tanah dan bagian

tanaman

- Memiliki panjang tubuh 20

mm.

7. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Endo Parasit Berpindah)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

Ciri-ciri:

- Ukuran tubuh kecil

dengan panjang 0,4-0,7

mm dan lebarnya 50-

160 nm

- Bentuk tubuh memanjang,

bagian anterior kepala

mendatar

- Stilet pendek dan kuat

- Ekornya lebar

- Tipe mulut odontostilet

18

2.

Ciri-ciri:

- Makan bagian korteks

tanaman

- Tubuh memanjang dengan

panjang 0,65 mm dan

lebarnya 2,5 nm

- Merupakan ordo Tylinchide

- Nematoda pelubang akar

3.

Ciri-ciri:

- Menyerang akar pada

tanaman padi

- Terdiri dari dua alat

kelamin yaitu: pada betina

terdapat vulva dan ovum

sedagkan pada jantan

terdapat spicula

- Memiliki stilet

19

8. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Endo Parasit Menetap)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

Ciri-ciri:

- Kutikula kasar

- Ovarium tunggal dan

vulva berada dibagian

belakang

- Hidup di tanah

- Panjang tubuh 20 mm

2.

Ciri-ciri:

- Ukuran sangat kecil

dengan lebar 40-160 nm

dan panjang 0,4-0,7 mm

- Tubuh memanjang dan

kerangka kepalanya kuat

- Memiliki stilet pendek

14-20 nm dengan knop

- Menyerang tomat, kopi

dan kedelai

- Hidup di bagian tanaman

dan di tanah.

20

3.

Ciri-ciri:

- Tubuh licin

- Ujung mulut tumpul dan

ekor lancip dan stiletnya

panjang

- tidak terdapat vulva

- esophagus bukan overlap.

9. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Semi Endoparasit Berpindah)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

Ciri-ciri:

- Terdapat vulva

- Tubuh licin

- Terdapat stilet pada

bagian mulut

- Bentuk mulut tumpul

- Bagian ekornya tumpul

- Menyerang pada tanaman

jeruk

21

2.

Ciri-ciri:

- Kerangka kepala lemah/

sedang

- Stilet berkembang dengan

basal knop

- Bentuk tubuh memanjang

(0,8-1,5 mm)

- Mempunyai dua ovarium

- Vulva terletak ditengah

tubuh

3.

Ciri-ciri:

- Memiliki kepala yang

tinggi

- Bentuk tubuh panjang dan

berekor pendek (betina)

- Sayap ekor meluas hingga

mencapai ekor

- Stilet tebal dan knop

tampak jelas

- Kedua jenis kelamin aktif

22

10. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT

(Semi Endoparasit Menetap)

NO. GAMBAR KETERANGAN

1.

Ciri-ciri:

- Stilet berkembang

dengan basal knop

- Bentuk tubuh bulat

memanjang dengan

bagian ekor meruncing

- Menyerang tanaman

jeruk dengan bagian

kepala masuk untuk

menghisap makanan

dan setelah makanan

habis maka akan

berpindah

2.

Ciri-ciri:

- Berbentuk seperti

cacing dan berukuran

kecil (0,23-0,64 mm)

- Bibir menonjol, konoid

dan tidak berlekat

terhadap tubuhnya dan

kerangka pada bagian

bibir bersklerotin yang

kuat

- Panjang stilet 12-15 nm

- Bibir vulva tidak

menonjol

23

4.1 Morfologi nematoda secara umum

Secara umum nematoda memiliki beberapa macam betuk tubuh diantaranya

yaitu silidris yang memanjang, tidak memiliki sekat ataupun ruas karena

merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada bagian kepalanya

tumpul sedangkan pada bagian ekornya meruncing. Tekstur kutikula pada

nematoda lentur dan transparan (seperti plastik ataupun kaca bening). Pada

nematoda berjenis kelamin jantan, bentuknya seperti nematoda pada umumya

yaitu silindris memanjang seperti benang sedangkan pada nematoda betina dari

beberapa genera bentuknya menggelembung (swollen) seperti kantung atau bisa

dikatakan mirip seperti buah jeruk/ pir/ melon. Bentuk nematoda betina

menggelembung karena biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan

telur-telur hasil pembuahan yang nantinya bermetamorfosis menjadi larva atau

sebagai generasi nematoda berikutnya.

Ukuran nematoda ini secara mikroskopis dengan panjang sekitar 500-1500 nm

dan lebarnya 30-50 nm. Nematoda termasuk sebagai binatang tripoblastic yaitu

dinding tubuhnya yang tersusun atas tiga lapisan blastula. Selain itu, nematoda

juga termasuk dalam kategori binatang yang mempunyai rongga tubuh semu

(pseudocoelomate atau false cavity) karena terlihat transparan. Bentuk nematoda

misalnya pratylenchus (silindris memanjang), Helicotylenchus (silindris spiral)

dan Criconemella (pendek).

4.2 Tipe serangan nematoda parasit.

Nematoda yang bertindak sebagai parasit tanaman umumnya mempunyai

stilet. Tipe stilet pada nematoda parasit diantaranya yaitu stomatostilet dan

odontostilet. Tipe nematoda parasit ini alat mulutnya sebagai alat penghisap

cairan yang ada pada tanaman atau pada tanaman inangnya. Pada nematoda

dengan tipe alat mulut stomatostilet, didalam rongga mulutnya terdapat knop

untuk menghisap atau menangkap cairan tanaman. Sedangkan pada nematoda

parasit dengan tipe odontostilet terdapat gigi yang tajam atau seperti gigi taring

yang memanjang untuk menancapkan pada tanaman yang akan dihisap cairannya.

24

Tipe serangan nematoda parasit ada 6 macam. Tipe tersebut diantaranya tipe

ekto parasit berpindah dan ekto parasit menetap. Tipe berikutnya yaitu endo

parasit berpindah dan endo parasit menetap. Kemudian ada tipe nematoda semi

endo parasit berpindah dan semi endo parasit menetap.

4.2. Pembahasan

Nematoda merupakan hewan tripoblastik dan pseudoselomata yang banyak

hidup bebas di alam. Nematoda dapat bertindak sebagai parasit dan saprofitik.

Akan dalam pembahasan kali ini hanya membahas nematoda yang bertindak

sebagai parasit. Nematoda dapat dibedakan menjadi 5 klasifikasi. Klasifikasi

tersebut berdasarkan adanya kutikula, bentuk, jantan/betina, alat mulut, dan

berdasarkan feeding habitnya.

Nematoda berdasarkan kutikula seperti Nemathelminthes, Nacobbus sp., dan

Criconemella. Habitat Nemathelminthes atau cacing gilig yaitu pada tanah, air

atau parasit pada akar tanaman. Cacing dewasa bertelur di akar/tanah kemudian

telur meneteas menjadi larva yang menginfeksi akar dan masuk kedalam akar

untuk memakan jaringan didalam akar. Akar yang terserang akan membentuk

bekas luka. Nacobbus sp. menyerang pada akar / umbi kentang yang

menyebabkan akar tidak normal. Pengendalian Nacobbus sp. dilakukan secara

preventif dengan rotasi tanaman dan penggunaan pupuk kandang yang telah

matang dan steril dan dengan mencabut dan memunaskan tanaman yang

mengalami gejala serangan. Criconemella menyerang pada akar tanaman kopi.

Gejala serangan Criconemella tanaman yang terserang tampak seperti kekurangan

air dan unsur hara. Serangan nematoda menyebabkan kerusakan pada akar dan

menurunkan kemampuan tanaman dalam menyerap air dan unsur hara dari dalam

tanah. Akibatnya, pertumbuhan bagian tanaman terganggu. Serangan nematoda

ketika tanaman masih fase bibit menyebabkan pertumbuhan tanaman turun dan

pembentukan daun turun dan bahkan bibit dapat mati pada musim kemarau

(Pitojo, 2004).

25

Nematoda merupakan mikroorganisme yang berbentuk seperti cacing.

Selain itu juga memiliki tubuh bilateral simetris, berukuran sangat kecil 300 –

1000 mikron panjang 4 mm dan lebar 15 – 35 mikron. Nematoda terdiri dari tiga

lapisan blastula. Memiliki dinding tubuh yang terdiri dari kutikula luar, lapisan

antara, hypodermis, dan bagian dalam otot membujur. Berdasarkan bentuknya ada

berbagai macam bentuk seperti silindris memanjang pada nematoda pratylenchus,

silindris spiral pada nematoda helicotylenchus, pendek pada nematoda criconella,

swollen menyerupai lemon pada nematoda heterodera, swollen menyerupai

alpukat pada nematoda meloidogyne, dan swollen seperti nematoda nacabbus.

Klasifikasi nematoda dapat dibedakan berdasarkan dari jenis jantan atau

betina. Nematoda jantan berbentuk memanjang sekitar 2 mm kepala berlekuk dan

panjang stiletnya 2 kali panjang stilet betina. Nematoda betina memiliki satu atau

dua testis tubuler. Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum

seminalis, vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan

kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1 atau 2 atau tidak spikula. Ekor

nematoda jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu berupa sayap yang

terbentuk dari kutikula sepanjang ekor dan tidak terlalu melebar disebut ala caudal

sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut bursa. Nematoda

betina dewasa berbentuk seperti buah pir bersifat endoparasit yang tidak

berpindah, mempunyai leher pendek dan tanpa ekor. Panjang lebih dari 0,5

mikron dan lebarnya antara 0,3-0,4 mm, stiletnya lemah dan panjangnya 12–15

mm melengkung kearah dorsal, serta mempunyai pangkal knot yang jelas. Sistem

reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler.

Nematoda berdasarkan tipe alat mulut dibedakan menjadi 3 tipe. Tipe

tersebut diantaranya yaitu stomatostilet, odonstilet dan tipe alat mulut nnematoda

non-parasit. Stilet nematoda berbentuk seperti jarum suntik yang berfungsi untuk

menusuk dan menghisap sari makanan dari tanaman. Namun pada nematoda non-

parasit alat mulut berbentuk seperti corong yang terbuka lebar dan tidak memiliki

stilet. Pembeda lainnya juga dilihat dari bagian luar alat mulutnya, yaitu jika pada

26

nematoda parasit alat mulutnya lebih agak tumpul sedangkan nematoda non

parasit bentuknya agak datar.

Klasifikasi nematoda berdasarkan feeding habit Nematoda dibedakan

kembali berdasarkan tipe serangannya yaitu tipe ekto parasit berpindah, ekto

parasit menetap, endo parasit berpindah, endo parasit menetap, semi endo parasit

menetap dan semi endo parasit berpindah. Ekto parasit berpindah nematoda

menyerang dari luar tanaman dan berpindah – pindah seperti pada nematoda

aphelenchoider sp. belonolaimus longicaudatus, dolichodorus heterocephalus.

Ekto parasit menetap nematoda menyerang dari luar tanaman dan menetap seperti

paratylenchus, hemicyliophora, criconemoides. Endo parasit berpindah nematoda

menyerang dari dalam tanaman namun akan berpindah-pindah seperti

prafylenchus coffeae, radophholus similis dan hirshmanneilla oryzae. Endo

parasit menetap nematoda menyerang dari dalam tanaman secara menetap seperti

meloidogyne incognita, nacobbus sp., globdera rostochiensis. Semi endo parasit

berpindah nematoda yang menyerang dengan sebagian tubuhnya masuk kedalam

tanaman dan sebagian lagi diluar tanaman dan dapat berpindah-pindah seperti

rotylenchus, tytenchorychus, hoplolaimus. Semi endo parasit menetap nematoda

yang menyerang dengan sebagian tubuhnya masuk kedalam tanaman dan

sebagian lagi diluar tanaman dan tidak berpindah tempat atau menetap seperti

tylenchulus semi panetrans dan rotylenchulusreniformis.

27

Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Nematoda memiliki morfologi secara umum berupa bentuk tubuh yang

menyerupai cacing atau menyerupai benang, silindris memanjang, bilateral

simetris, tidak bersekat maupun beruas, bagian kepala tumpul, serta bagian

ekor meruncing. Nematoda betina biasanya menggelembung seperti kantung

dan nematoda jantan tetap memanjang seperti benang. Ukuran tubuh

nematoda memiliki panjang 500-1500 µm dan memiliki lebar 30-50 µm.

2. Tipe-tipe serangan nematoda parasit pagi tanaman dibedakan menjadi tiga

yaitu ektoparasit, endo parasit, serta semi endoparasit. Ekto parasit dibedakan

menjadi dua yaitu berpindah (migratory) dan menetap (sedentory). Endo

parasit juga dibedakan menjadi dua yaitu berpindah dan menetap, begitupun

tipe semi endoparasit terbagi menjadi semi endo parasit berpindah dan semi

endoparasit menetap.

5.2. Saran

1. Sebaiknya pemberian modul untuk acara praktikum lebih baik diberikan jauh

hari sebelum acara praktikum dimulai agar praktikan dapat mempelajari

modul lebih lama.

2. Sebaiknya jadwal pre-test sebaiknya sesuai dengan jadwal yang ditentukan

agar pada saat praktikum praktikan dapat fokus ke praktikum bukan pre-test

3. Sebaiknya soal pretest sesuai kesepakatan pada saat asistensi yaitu pilihan

ganda bukan uraian.

28

DAFTAR PUSTAKA

Aatif, H. M., N. Javed, S. A. Khan, S. Ahmed, M. Raheel. 2015. Virulence of

Entomopathogenic Nematodes against Meloidogyne incognita for Invasion,

Development and Reproduction at Different Aplication Times in Brinjal

Roots. Agriculture & Biology, 17(5) : 996-1000.

Fitriyanti, D. 2014. Suatu Tinjauan Tentang Respon Ketahanan Tanaman

Terhadap Adanya Infeksi dari Nematoda Parasit Tanaman. Agroscientise,

21(1) : 48-56

Harni, R. 2014. Resistensi Tanaman terhadap Nematoda Parasit. Sirinov, 2(3) :

171-178.

Junior, J. D. A. D. S. J., O. Pierre, R. R. Coelho, M. F. Grossi-de-sa, G. Engler,

and J. D. A. Engler. 2017. Application of Nuclear Volume Measurements to

Comprehend the Cell Cycle in Root-Knot Nematode-Induced Giant Cells.

Frontiers in plant science, 8(1) : 1-12

Pitojo, S. 2004. Benih kentang. Yogyakarta : Kanisius.

Puerari, H. H., C. R. D. Arieira, M. R. Cardoso, I. Hernandes, and O. D. C. Brito.

2015. Resistance inducers in the control of root lesion nematodes in

resistant and susceptible cultivars of maize. Phytoparasitica, 9(1): 1-7.

Purnomo, H. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Yogyakarta : CV Andi

Offset.

Wijayanti, K.S., B. T. Rahardjo, dan T. Himawan. 2016. Pengaruh PGPR

terhadap Penekanan Populasi Nematoda Puru Akar ( Meloidogyne incognita

(Kofoid and White) Chitwood) pada Tanaman Kenaf ( Hibiscus cannabinus

L.). Tanaman Temabakau, Serat dan Minyak Industri, 8(1) : 30-39.

29

LAMPIRAN

FLOWCHART

30

31

32

LEMBAR KERJA

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

LAMPIRAN JURNAL DAN BUKU

45

46

47

48

49

Pitojo, S. 2004. Benih kentang. Yogyakarta : Kanisius

50

51

52

Harni, R. 2014. Resistensi Tanaman terhadap Nematoda Parasit. Sirinov,

2(3) : 171-178

53

54

55

56

57