penggolongan parasit

18
Penggolongan Parasit

Upload: afdilah-irawati

Post on 18-Jan-2016

142 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Parasit Cacing & Jamur

TRANSCRIPT

Penggolongan Parasit

Peng

golo

ngan

Par

asit

Protozoa

Serangga/Vektor Parasit

Cacing

Nematoda

Trematoda

CestodaJamur

Parasit Cacing; Nematoda (Cacing gilig)• Kebanyakan hidup bebas di air tawar, laut serta ada

juga yang hidup di lumpur atau tanah perkebunan• Morfologi : Cacing dewasa 1 mm – 1 meter,

bentuk : bulat-panjang seperti benang, tidak bersegmen, kulit diliputi kutikula• Cacing jantan berukuran lebih kecil dari cacing

betina, biasanya ujung posterior melengkung ke depan• Mempunyai kepala, ekor, dinding, dan rongga

badan yang disebut pesedoselom, saluran pencernaan makanan, reproduksi terpisah, dan tidak memiliki sistem sirkulasi darah

• Reproduksi : bertelur, tetapi ada juga yang vivipar atau secara partenogenesis• Siklus hidup: terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium telur, larva, dan

dewasa• Cacing betina dapat bertelur 20 – 20.000 butir/hari• Telur/larva dikeluarkan dari tubuh hospes bersama tinja, urin,

ataupun bersama darah yang terisap oleh hospes perantara.• Larva mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit sampai

membentuk stadium infektif yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia secara aktif, tertelan atau dengan melalui tusukan/gigitan oleh hospes perantara

Penggolongan nematode berdasarkan habitat

Menurut habitat (tempat tinggal cacing dewasa):Nematoda usus, dibagi menjadi nematode usus yang ditularkan melalui tanah

(Soil Transmitted Helminths) dan nematode usus yang tidak membutuhkan tanah dalam siklus hidupnya (Non-Soil Transmitted Helminths).

Nematoda darah dan jaringan, dikelompokkan menjadi:• Filaria dan Dracunculus, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, B. timor,

Onchocerca volvulus, dan Loa loa• Larva migrans• Nematoda yang jarang didapat, di dalam jaringan hati, ginjal, paru-paru, mata,

dan subkutis.Cacing nematoda darah dan jaringan memiliki morfologi dasar yang sama dengan cacing nematoda lainnya

Nematoda Usus

• Morfologi: umumnya sama dengan nematoda lainnya• Siklus hidup : Manusia sebagai hospes definitif, kadang-kadang

binatang juga sebagai hospes definitif, jika terjadi infeksi pada manusia parasit tidak akan berkembang menjadi cacing dewasa, melainkan larva akan mengembara ke organ visceral atau pada kulit orang tersebut, keadaan ini disebut larva migrans. Dalam keadaan ini manusia bertindak sebagai hospes paratenik.• Reproduksi: umumnya bertelur namun ada juga yang ovovivipar

Soil Transmitted Helminths

• Merupakan nematoda usus yang perkembangan embrionya pada tanah• Tanah berfungsi untuk pematangan telur atau larva yang tidak infektif

menjadi telur atau larva yang infektif• Faktor penunjang berkembangnya dan penularan kelompok cacing ini

antara lain karena iklim tropis yang lembab, hygiene, dan sanitasi yang kurang baik, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah, kepadatan penduduk yang tinggi serta kebiasaan hidup yang kurang baik.

Non-Soil Transmitted Helminths

• Merupakan nematoda usus yang dalam siklus hidupnya tidak membutuhkan tanah• Contoh: Enterobius Vermivularis dan Trichinella spinalis

Trematoda (Cacing Hisap)

• Hampir semua Trematoda hidup sebagai parasit, tidak bersilia, berbentuk seperti daun

• Memiliki alat hisap (sucker) untuk menempel dan mengambil zat makanan inang

• Fase seksual dalam tubuh inang utama (hospes); Fase aseksual dalam tubuh inang perantara (vektor)

• Cacing ini ada yang hidup sebagai ektoparasit, misalnya pada ikan. Ada juga yang hidup sebagai endoparasit, misalnya, cacing hati (Fasciola ) pada saluran pencernaan sapi dan domba, Clonorchis sp. Pada hepatica manusia, Fasciolopsis sp. pada saluran pencernaan, Paragonimus sp. pada paru-paru, dan Schistosoma pada saluran darah.

Trematoda

• Menurut habitatnya, trematoda dibagi menjadi:• Trematoda darah: Schistosoma haematobium, S. mansoni, S.

japonicum• Trematoda paru-paru: Paragonimus westermani• Trematoda usus: Fasciolopsis buski, Echinostoma revolutum, E.

ilocanum• Trematoda hati: Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica, F. gigantica.

CESTODA• Disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang panjang

dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmen-segmen yang disebut proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa berisi alat reproduksijantan dan betina.• Bagian tubuh : kepala (skoleks); leher (strobilus); badan

(proglotid)• Bentuk pita (pipih panjang)• Alat penghisap dengan kait (rostelum)• Proglotid mengandung testis dan ovarium (berisi ribuan telur)• Proglotid keluar lewat tinja• Ex. Taenia saginata (inang sapi) Taenia solium (inang babi)

BODY STRUCTURE OF CESTODA

Difference Between Nematode, Trematode, and Cestode

Infeksi oleh Jamur Mikosis

Mik

osis

Mikosis Superfisial

Mikosis Subkutan

Mikosis Sistemik

Mikosis Oportunistik

Mikosis Superfisialis

• Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua kelompok:

DermatofitaPenyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis ". Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya Tarik kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.

Non-dermatofitaInfeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit dan hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini contohnya adalah Tinea versikolor dan piedra.

Mikosis Subkutan

• Untuk dapat menimbulkan penyakit, jamur ini harus masuk ke dalam jaringan subkutan atau dermis oleh karena itu disebut dengan mikosis subkutan. Infeksi ini berlangsung kronis, lesi-lesi menyebar lambat dari daerah implantasi. Penyebaran melalui kelenjar getah bening di sekitar lesi berjalan lambat kecuali untuk sporotrikosis. Mikosis subkutan biasanya disebabkan karena luka pada daerah superfisial kulit atau trauma akibat tusukan duri.

Mikosis Sistemik

• Mikosis sistemik yang menyerang organ internal dan masuk melalui paru-paru, saluran pencernaan atau kulit.• Contoh penyakit jamur mikosis sistemik yaitu meliputi blastomycosis,

histoplasmosis, paracoccidioidomycosis dan coccidiomycosis.

Mikosis Oprtunistik

• Mikosis oportunistik adalah infeksi sistemik pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sistem imun yang turun (imunocompromise). Misalnya pada penderita carcinoma, limfoma, leukemia, AIDS.• Infeksi biasanya masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan,

pencernaan, dan infus pada penderita yang sakit.• Contoh penyakit: kriptokokosis, kandidiasis, dan aspergillosis.