laporan praktikum mikrobiologi dasar

19
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ACARA III PEMBUATAN MEDIUM Disusun oleh : Kelompok XXVI Iskandar Zulkarnaen Bukit PT/06629 Citra Indriastuti PT/06743 Kinasih Sekarlangit PT/06756 Risang Raditya A PT/06785 Setyawan Wahyu P PT/06822 Asisten: Lena Putriana LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI

Upload: citra

Post on 19-Feb-2016

69 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MIKRO

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASARACARA III

PEMBUATAN MEDIUM

Disusun oleh :

Kelompok XXVI

Iskandar Zulkarnaen Bukit PT/06629

Citra Indriastuti PT/06743

Kinasih Sekarlangit PT/06756

Risang Raditya A PT/06785

Setyawan Wahyu P PT/06822

Asisten: Lena Putriana

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISIBAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2015

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

ACARA IIIPEMBUATAN MEDIUM

Tujuan PraktikumPraktikum pembuatan medium bertujuan untuk memperkenalkan cara

menyiapkan media untuk pertumbuhan jamur dan bakteri dalam tabung kultur

(agar miring atau tegak).

Tinjauan PustakaMikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme

hidup lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk

membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan

bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk

memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah

kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua

reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.

Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut,

hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang

disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan

enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini,

pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).

Arfiandi (2009) mengatakan bahwa medium adalah substansi yang

terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang digunakan untuk

pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Peran utama nutrien

adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai akseptor

elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh

karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi,

sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor

pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis

biologik organisme baru

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau

pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan

mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme memerlukan

suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lainnya yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Hal ini dapat

dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba

akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo,

1996).

Menurut fungsinya, klasifikasi medium terbagi menjadi 7 golongan,

yaitu medium umum, medium khusus, medium diperkaya, media selektif,

media diferensial, medium penguji, dan medium perhitungan. Medium umum

digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan mikrobia. Medium khusus

digunakan untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya

mengadakan perubahan kimia tertentu. Medium diperkaya adalah medium

yang diberi bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikrobia

yang diinginkan. Media selektif digunakan untuk menghambat pertumbuhan

mikroorganisme. Media diferensial adalah media yang diberi bahan-bahan

kimia tertentu untuk menyebabkan mikrobia tumbuh dengan memperlihatkan

perubahan-perubahan spesifik (Pelozar, 1996).

Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

dapat berupa padat, semi padat, dan cair. Medium padat diperoleh dengan

menambahkan agar yang berasal dari ganggang merah. Agar digunakan

sebagai pemadat karena tidak dapat diuraikan mikrobia dan membeku diatas

suhu 45°C. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam medium adalah

1,5 hingga 2 %. Umumnya medium biakan berisi air, sumber energi, zat

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

harus sebagai karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-

unsur sekelumit. Dalam bahan dasar medium dapat juga ditambahkan faktor

pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Waluyo, 2005).

Fungsi medium adalah media basal dapat mendukung pertumbuhan

berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi. Media penghambat merupakan

medium yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat pertumbuhan

dari jenis mikroorganisme tertentu. Medium pemeliharaan digunakan untuk

pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur

organisme yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton,

dkk, 2001).

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Materi dan Metode

MateriAlat. Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan medium antara

lain pipet tetes, erlenmeyer, tabung kultur, rak tabung, timbangan analitik,

pengaduk, kertas payung atau aluminium foil, kapas, magnetic stirrer dan

autoklaf.

Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan medium

antara lain PDA (Potato Dextrosa Agar), MRS (deMan Rogosa Sharpe), dan

MEA (Malt Extract Agar).

MetodePembuatan Agar Miring. Sebanyak 1,56 gram Potato Dextrosa Agar

(PDA) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik kemudian

dimasukkan dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 40 mL H2O. Media dicampur

rata dengan menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan hingga larut

Tabung reaksi diisi 5 mL media yang masih panas dengan menggunakan

pipet. Pipet dibilas air panas setelah digunakan agar tidak ada sisa media.

Tabung reaksi disumbat dengan kapas atau aluminium foil, dan kertas

payung lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit dalam autoklaf.

Tabung reaksi dikeluarkan dari autoklaf dan didinginkan dalam posisi miring

hingga beku setelah sterilisasi. Pembuatan agar diulang dengan media Malt

Extract Agar (MEA) sebanyak 1,56 gram.

Pembuatan agar tegak. Sebanyak 2,08 gram deMan Rogosa Sharpe

(MRS) dimasukkan dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 40 mL aquades.

Media dipanaskan hingga larut setelah penambahan. Tabung reaksi diisi 5

mL media yang masih panas dengan menggunakan pipet. Pipet dibilas air

panas setelah digunakan agar tidak ada sisa media. Tabung reaksi disumbat

dengan kapas atau aluminium foil, dan kertas payung lalu disterilisasi pada

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

suhu 121°C selama 15 menit dalam autoklaf. Tabung reaksi dikeluarkan dari

autoklaf dan didinginkan dalam posisi tegak hingga beku setelah sterilisasi.

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Hasil dan Pembahasan

Praktikum pembuatan medium ini bertujuan untuk memperkenalkan

cara menyiapkan media untuk pertumbuhan jamur dan bakteri dalam media

tabung kultur. Bakteri dan jamur dapat tumbuh apabila terdapat medium yang

merupakan sumber nutrien untuk pertumbuhan baik bateri maupun jamur.

Indra (2008) menyatakan bahwa mikroorganisme memanfaatkan nutrisi

medium berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun

komponen sel. Adanya medium pertumbuhan dapat dilakukan isolat

mikroorganisme menjad ikultur murni dan juga memanipulasi komposisi

media pertumbuhannya. Media yang digunakan pada praktikum pembuatan

medium merupakan medium agar. Medium agar ini terdiri atas agar tegak

dan agar miring. Hadioetomo (1993) mengatakan bahwa agar merupakan

media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological

Agar tegak adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan

bakteri, sedangkan Agar miring digunakan untuk menumbuhkan jamur. Media

tumbuh bibit jamur suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi (zat

makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan miselium jamur. Sumarsih,

(2010) menyatakan bahwa media dapat dibuat dari bahan anorganik maupun

bahan organik. Komposisi bahan nutrisi disesuaikan dengan kebutuhan

sumber karbon, sumber energi, serta sumber unsur hara esensial atau faktor

tumbuh yang dibutuhkan jamur yang akan ditanam. Komposisi media jamur

umumnya terdiri atas sumber karbon organik berupa gula, pati atau

polisakarida lain ditambah sumber NPK, mineral, serta faktor tumbuh lainnya.

Kusnadi (2003) menjelaskan bahwa bahan-bahan media pertumbuhan

mikroba meliputi: Bahan dasar Air (H2O) sebagai pelarut. Agar (dari rumput

laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh

mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45°C. Gelatin juga

memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino

Page 8: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis

mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar. Silika gel, yaitu

bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat

media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi

mikroorganisme autotrof obligat.

Berdasarkan sifat fisiknya medium dibedakan menjadi tiga macam

yaitu medium padat, medium cair, dan medium semi padat. Indra (2008)

mengatakan bahwa medium padat yaitu media yang mengandung agar 15%

sehingga setelah dingin media menjadi padat. Medium setengah padat yaitu

media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal,

tidak padat, tidak begitu cair. Medium semi solid dibuat dengan tujuan supaya

pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh medium tetapi tidak

mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media

yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB

(Lactose Broth). Medium yang digunakan dalam praktikum pembuatan media

ini adalah medium padat. Pembuatan medium menurut Schlegel (1994) dapat

dilakukan dengan cara larutan medium cair di tambahkan bahan pemadat

yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air. Gelatin dapat

digunakan hanya untuk keperluan tertentu, karena sudah mencair pada suhu

26-300 C dan banyak mikroorganisme mampu mencairkan gelatin. Natsir dan

Sartini (2006) mengatakan dalam pembuatan medium harus digunakan

aquades atau air murni, karena air sadah pada umumnya mengandung kadar

ion kalsium dan ion magnesium yang tinggi. Medium yang mengandung

pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat

menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan megnesium fosfat.

Medium padat yang digunakan terdiri dari Potato Dextrose Agar

(PDA), Malt Extract Agar (MEA), dan deMan Rogosa Sharpe (MRS). Potato

Dextrose Agar (PDA), Malt Extract Agar (MEA), dan deMan Rogosa Sharpe

(MRS) sebagai medium penumbuh. Atlas (2006) mengatakan bahwa medium

Page 9: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium

organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah

yang ditambah dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya

merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan

medium, berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan

jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber

energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber

karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut

untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Mehrotra (2009) juga

menjelaskan bahwa PDA merupakan medium yang paling sering digunakan

sebagai media kultur untuk fungi

deMan Rogosa Sharpe (MRS) digunakan untuk menumbuhkan

bakteri. deMan Rogosa Sharpe memiliki bermacam jenis tergantung

komposisinya. Umumnya MRS dibuat dari glukosa, pepton, ekstrak ragi, dan

bahan lainnya yang menentukan jenis MRS nya. Malt Extract Agar (MEA)

juga digunakan untuk menumbuhkan fungi, yaitu khamir. Komposisi MEA

antara lain ekstrak gandum, pepton, glukosa, agar, dan air suling. Sumber

nutrien penting karena posisinya sebagai sumber makanan bagi

pertumbuhan mikrobia, sehingga nilai suatu mikrobia dipengaruhi sumber

nutriennya.

Dos Santos et al. (2012) mengatakan, ekstrak ragi memiliki

keuntungan sebagai sumber nutrien untuk mikrobia karena tidak beracun dan

produktivitasnya tinggi. Selain itu, ekstrak ragi bisa menjadi sumber asam

lemak esensial. Di sisi lain, aspek penting dari produksi ekstrak ragi sebagai

sumber nutrien adalah pengembangan kultur medium dengan biaya rendah

dan hasil serta produktivitas tinggi. Ekstrak ragi adalah salah satu komponen

deMan Rogosa Sharpe (MRS).

Stanier (2001) menjelaskan bahwa pemilihan media yang baik akan

menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu,

Page 10: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk

mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pembuatan

media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang

mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga

dapat menumbuhkan bakteri

Volk dan Wheeler (1993) mengatakan bahwa pembuatan media

didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga

dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan

baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Komposisi dalam media terdiri dari

pepton, dextrose (glukosa), agar, dan aquades. Agar-agar merupakan

karbohidrat dengan molekul tinggi yang mengisi sel pada rumput laut. Agar-

agar termasuk pada kelompok peletin dan tergolong suatu polimer yang

terbentuk dari monomer glaktosa. Agar-agar juga bisa berbentuk bubuk dan

dapat diperjual belikan. Extra potato (kentang) merupakan sumber

karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau

polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar

merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena

mengandung cukup air. Aquades berfungsi untuk melarutkan media.

Cara kerja pembuatan agar miring dan agar tegak yaitu pertama,

menimbang berat PDB/PDA dan MEA untuk agar miring, sedangkan MRS

untuk agar tegak dengan menggunakan timbangan analitik sebesar 1,56

gram PDB/PDA dan MEA serta 2,08 gram MRS. PDB/PDA, MEA dan MRS

merupakan medium yang sudah berbentuk bubuk dan mengandung agar.

Fungsi agar adalah sebagai agensia penjendal untuk media pertumbuhan

mikrobia. Masing masing dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian

ditambahkan 40 mL air. Fungsi air sebagai pelarut. Tahap selanjutnya diaduk

dengan menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan sampai mendidih.

Magnetic stirrer digunakan agar larutan menjadi homogen. Sebanyak 5 mL

medium yang baru saja dipanaskan diteteskan ke dalam tabung kultur. Hal ini

Page 11: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

bertujuan agar bahan tidak cepat menjendal sehigga akan sulit untuk dibuat

medium. Mulut tabung kultur disumbat dengan kapas kmudian ditutup

menggunakan kertas payung dan dikencangkan dengan karet gelang. Hal

tersebut berfungsi untuk menjaga media tetap steril, tidak terkontaminasi

terhadap mikroorganisme yang ada diluar. Tahap selanjutnya larutan disteril

menggunakan autoclave, ini berfungsi untuk membunuh semua

mikroorganisme yang terdapat dalam larutan.

Tabung yang diberi medium disterilisasi dalam autoklaf selama 15

menit dalam suhu 121°C. Sterilisasi dilakukan pada suhu yang sesuai. Suhu

autoklaf yang digunakan dapat diturunkan jika bahan yang akan disterilisasi

mudah rusak, namun dalam waktu yang lebih lama. Lukas (2006)

menyatakan bahwa suhu jenuh uap air (100oC) pada tekanan 1 atmosfir

ternyata masih kurang dalam membunuh kuman yang resisten. Oleh karena

itu suhu jenuh uap ditingkatkan dengan cara meningkatkan tekananannya

dalam wadah tertutup rapat agar dapat tercapai suhu sterilisasi, yaitu 121oC

atau lebih. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium

adalah Sterilisasi medium yang kurang sempurna. Medium memenuhi semua

kebutuhan nutrien. Proses praktikum yang tidak aseptis. Lingkungan

laboratorium yang kurang steril Tabung medium yang sudah disterilisasi

kemudian didinginkan dengan posisi miring dan tegak. Hal inilah yang

membedakan pembuatan agar miring dan tegak.

Page 12: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pembuatan medium untuk pertumbuhan mikrobia dibutuhkan sumber nutrien

sebagai makanan untuk pertumbuhan mikrobia dan agen penjendal untuk

media tumbuhnya. Pembuatan medium dapat dilakukan secara tegak yaitu

dengan menggunakan MRS dan medium miring dengan menggunakan

PDB/PDA dan MEA. Perbedaannya adalah posisi saat pendinginan medium

setelah disterilisasi. Pembuatan medium secara tegak digunakan untuk

menumbuhkan bakteri sedangkan pembuatan medium secara miring

digunakan untuk menumbuhkan jamur.

Page 13: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Daftar Pustaka

Kusnadi, Peristiwati dkk,  2003, Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Arfiandi. Media Pertumbuhan Bakteri, http://freebussines.blogspot.com, diakses pada 8 Mei 2015.

Atlas, R.M. 2006. The Handbook of Microbiological Media for the Examination of Food 2nd Edition. CRC Press. Florida

Dos Santos, E.O., Michelon, M., Furlong, E.B., Burkert, J.F.D.M., Kalil, S.J., Burkert, C.A.V. 2012. Evaluation of the composition of culture medium for yeast biomass production using raw glycerol from biodiesel synthesis. Universidade Federal do Rio Grande. Rio Grande

Hadioetomo, Ratna, 1990, Mikrobiologi Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.

Jose, P.A., Sivakala, K.K., Jebakumar, S.R.D. 2013. Formulation and statistical optimization of culture medium for improved production of antimicrobial compound by Streptomyces sp. Department of Molecular Microbiology, School of Biotechnology Madurai Kamaraj University. Madurai.

Mehrotra, R.S. 2009. Principles Of Microbiology:M&S. Tata McGrawHill Education. Noida.Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pelczar. 1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Singleton, P. and Sainbury D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd edition. John Wisey and Sons LTD. New York

Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Stanier, R.Y., Adelberg, E.A., and Ingraham, J. L. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall Inc. EigleWood. New Jersey.

Sumarsih, Sri. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Page 14: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga. Jakarta.

Waluyo. L.. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Pers. Malang.