laporan praktikum geologi struktur

18
BAB 1 PENGENALAN DATA STRUKTUR 1.1 Arah Mata Angin Sebelum membahas tentang arah mata angin. Angin itu sendiri merupakan panduan dalam menentukan arah, pada umumnya alat yang digunakan dalam membantu mengukur mata angin diantaranya Navigasi, Kompas, peta dan GPS. Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam) dimulai dari Utara (0 O ), Timur Laut (45 O ) yang terletak diantara utara dan timur, kemudian Timur (90 O ), Tenggara (135 O ) yang terletak diantara timur dan selatan, lalu Selatan (180 O ), Barat Daya (225 O ) yang terletak di antara selatan dan barat, Barat (270 O ), Barat Laut (315 O ) yang terletak diantara barat dan utara. Untuk lebih jelas dap dilihat pada gambar berikut Gambar I.1 Arah Mata Angin

Upload: furrycitra

Post on 22-Jul-2015

1.155 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

BAB 1 PENGENALAN DATA STRUKTUR1.1 Arah Mata Angin Sebelum membahas tentang arah mata angin. Angin itu sendiri merupakan panduan dalam menentukan arah, pada umumnya alat yang digunakan dalam membantu mengukur mata angin diantaranya Navigasi, Kompas, peta dan GPS. Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam) dimulai dari Utara (0O), Timur Laut (45O) yang terletak diantara utara dan timur, kemudian Timur (90O), Tenggara (135O) yang terletak diantara timur dan selatan, lalu Selatan (180O), Barat Daya (225O) yang terletak di antara selatan dan barat, Barat (270O), Barat Laut (315O) yang terletak diantara barat dan utara. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar I.1 Arah Mata Angin

Utara, timur, selatan dan barat merupakan empat mata angin utama. Utara dan selatan menggambartkan kutub bumi, manakala timur dan barat menentukan putaran bumi

1.2 Pengenalan Kompas 1.2.1 Kompas Geologi Kompas Geologi merupakan salah satu alat yang berguna untuk menentukan arah mata angin, selain itu kompas geologi juga digunakan untuk menentukan strike dan dip. Ada banyak jenis kompas geologi yang dapat digunakan namun kali ini kompas yang dipakai pada praktikum adalah Kompas Brunton.

Gambar I.2 Kompas Brunton

1.2.2 Elemen Kompas Geologi Kompas memiliki elemen-elemen dengan fungsi masingmasing. Berikut adalah bagian-bagian dari kompas geologi

Sudut azimuth Tombol pengunci

Garis lurus

Lubang pembidik Jarum Penunjuk Nivo Mata Sapi Pengukur sudut (dip) Nivo Tabung Lengan Pembidik Penggerak klino (dibagian bawah)

Adapun fungsi dari bagian tersebut diantaranya 1. Tobol pengunci berfungsi untuk mengunci jarum penunjuk saat nivo mata sapi telah berada di bagian tengah. 2. Lobang pembidik berfungsi untuk membidik sasaran kearah lengan pembidik dengan mengarahkan garis lurus pada lobang lengan pembidik 3. Garis Lurus berfungsi untuk membantu membidik sasaran agar tepat dengan memposisikan garis pada lobang lengan pembidik. 4. Nivo Mata Sapi berfungsi dalam pengukuran strike agar posisi kompas tepat horizontal 5. Jarum Penunjuk berfungsi untuk mengukur sudut azimuth 6. Nivo tabung berfungsi dalam pengukuran dip 7. Lengan pembidik berfungsi dalam meneruskan pandangan dari lobang pembidik ke arah sasaran

1.3 Prosedur Pengukuran Struktur Bidang Langkah-langkah pengukuran dengan kompas antara lain: 1. Tentukan arah strike dengan dengan menggunakan kaidah tangan kiri dengan dip pada bidang miring (ibu jari) dan strike pada posisi horizontal (telunjuk). 2. Tempelkan bagian East pada kompas pada bidang miring dengan mengarakan lengan pembidik ke arah strike 3. Posisikan Nivo Mata Sapi di bagian tengah untuk menentukan horizontal plane 4. Jika Nivo Mata Sapi telah berada di tengah baca sudut yang terbentuk, dapat juga dibantu dengan tombol pengunci 5. Buat garis horizontal pada bidang miring sejajar dengan kompas untuk menentukan dip 6. Posisikan bagian West dari kompas tegak lurus terhadap garis. 7. Posisikan Nivo Tabung di bagian tengah dengan menggerakkan penggerak klino pada bagian belakang kompas 8. Baca sudut yang terbentuk.

1.4 Sistem Azimuth Azimuth adalah sudut putar dari arah Barat sampai ke timur, dan sudutnya adalah dari 0O hingga 360O. Contohnya N 135O E, N 335O E, N 220O E 1.5 Sistem Kuadran Kuadran sudut putar yang dibentuk hanya dari sudut 0 O hingga 90O, namun penentu lain adalah arah mata angin Contohnya S 045O E, N 025O W, S 040O W

1.6 Konversi Sistem Azimuth menjadi Sistem Kuadran (Vice Versa) Notasi pengukuran strike dibagi menjadi dua yaitu sistem Azimuth dan kuadran. Dan konversi dari sistem azimuth menjadi kuadran didasarkan sudut putar dari 0O hingga 90O. Contohnya

Sistem AzimuthN O O 0 /360

W 270

O

90 E

O

180 S

O

Jadi, pembacaannya adalah N 135O E

Setelah di konversikan menjadi sistem KuadranN O 0

W 90

O

90 E

O

0 S

O

Jadi, pembacaannya adalah S 045O E

Sedangkan pengukuran yang didapat dari pengukuran dip contohnya 33O Jadi hasilnya adalah N 135O E/33O atau S 045O E/33O SW

Latihan Konversi a. N 043O E / 15O SE b. S 062O W / 28O NW c. S 058O E / 30O SW d. S 078O E / 76O SW e. Due S / 28O W f. Due W / 33O N g. S 047O W / 14O NW h. N 043O W / 25O NE i. S 062O W / 28O NW = N 043O E / 15O = N 242O E / 28O = N 148O E / 30O = N 168O E / 76O = N 180O E / 28O = N 270O E / 33O = N 227O E / 14O = N 317O E / 25O = N 242O E / 28O

BAB 2 PENYELESAIAN GRAFIS2.1 Penyelesaian Grafis Sederhana a. N 043O E / 15O SE

b. S 062O W / 28O NW

c. S 058O E / 30O SW

d. S 078O E / 76O SW

e. Due S / 28O W

f. Due W / 33O N

g. S 047O W / 14O NW

h. N 043O W / 25O NE

i.

S 062O W / 28O NW

2.2 Problem Tiga Titik a. Batupasir tersingkap pada tiga lokasi. Singkapan A dan B pada elevasi 300 meter, singkapan C berada pada elevasi 200 meter. Posisi singkapan B adalah 400 meter ke arah N 040O E dari singkapan A, sedangkan singkapan C berada pada 200 meter ke arah N 020O E dari singkapan A. Dengan asumsi bahwa lapisan sandstone adalah homoklinal, tentukan jurus dan kemiringan lapisan batupasir tersebut! Penyelesaian

b. Suatu Basalt sill tersingkap di tiga lokasi. Ketiga lokasi itu ditentukan dari suatu titik referensi X. Lokasi A (200m; N70 OE) = 700 meter, Lokasi B (100m; N330OE) = 900 meter; Lokasi C (100m; N210OE) = 1200 meter. Tentukan jurus dan kemiringan dari basalt sill tersebut Penyelesaian

2.3 Penyelesaian Grafis Kompleks (Pemanahaman True Dip, Apparent Dip & Rake) a. Kedudukan sebenarnya dari basalt dike adalah N220 OE/30O. Tentukan dip semu (apparent dip) dari vertical cliff face yang berarah N070O memotong basalt dike tersebut. Penyelesaian

b. Sesar Normal dengan kedudukan N040OE/58O. Pada bidang sesar terdapat Trend dari gores-garis berarah N070OE. Tentukan apparent dip dan rake dari struktur garis tersebut! Penyelesaian

c. Strike perlapisan pada limestone quarry adalah N043OE. Diketahui kemiringan semu (apparent dip) dari lapisan pada dinding quarry berarah utara-selatan adalah 32O. Tentukan kemiringan sebenarnya (True dip) dari lapisan tersebut? Penyelesaian

d. Batugamping dipotong oleh urat kuarsa. Kedudukan batugamping adalah S058OW/18ONW dan kedudukan urat kuarsa adalah S025OE/10OSW. Tentukan kedudukan garis perpotongan kedua bidang meliputi trend, apparent dip dan rake terhadap batugamping dan rake terhadap kuarsa Penyelesaian

BAB 3 PENYELESAIAN STEREOGRAFIS3.1 Beda Wulf Net dan Schmidth Net Schmidth Net Setiap polygon 2 Gelar memiliki luas wilayah sama - Digunakan dalam struktur geologi karena mempertahankan proporsi areal (penting untuk analisis distribusi)

Beda Wulf Net Besar dan lingkaran kecil adalah busur lingkaran nyata - Proporsi Melindungi daerah sudut tetapi tidak - Digunakan dalam kristalografi, tidak banyak struktural

3.2 Elemen stereonet Lingkaran besar (Great Circles) busur besar sirkular yang ditarik Utara Selatan; ekuivalen dengan garis bujur pada bola dunia. Lingkaran kecil (Small Circles) busur sirkular yang ditarik Timur - Barat; ekuivalen dengan garis lintang pada bola dunia.

Primitive Garis keliling (perimeter) dari stereonet Dibagi menjadi 360 derajat dengan setiap penambahan sebesar 2 Perimeter mengindikasikan compass directions