sintesis geologi mineralisasi uranlljmsektor …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

20
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5 SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR TANAH MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT. (P2BGGN/EKSIKI0 14/2003) Oleh : Lilik Subiantoro, P. Widito, Anang Marzuki. ABSTRAK SINTESIS GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUN SEKTOR TANAH MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT. Geologi- uranium di Tanah Merah secara sektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1976-1999. Hasil dari penelitian tersebut bersifat tematik, sektoral dan belum terintegrasi. Dalam rangka menunjang sintesis geologi Cekungan Kalan, maka perIu dilakukan penyusunan sintesis Tanah Merah dan sekitamya. Tujuan yang ingin dicapai adalah perolehan sintesis geologi uranium khususnya sektotor Tanah Merah, Jumbang I-III dan Dendang Arai. Geologi Tanah Merah dan sekitamya didominasi batuan metanmorfberfasies amfibolit berupa kuarsit yang diterobos granit. Batuan metamorf tersebut sebanding dengan batuan metamorf Pinoh yang berumur Perm. Secara umum mineralisasi uranium dikenali sebagai uraninit bersama sarna monasit dalam bentuk urat. Kadar U contoh channel menunjukkan nilai 208-5.893 ppm. Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbuka WNW-ESEakibat tektonik regional Schwaner (N120E) yang berIangsung pada tahap tektonik fase I. yang. berlangsung jamanPerm- Trias· Bawah. Proses mineralisasi tersebut berlangsung akibat adanya intrusi magma akhir kaya uranium dari granit Sukadana yang berumur Kapur dan terdeposisi sebagai cebakan tipe stock-work. Mineralisasi uranium tipe urat berasosiasi dengan monazite, yang terbentuk pada fasa tektonik ke 2 yaitu pembentukan lipatan N50E yang merupakan pseudo konjugasi dari tektonik NIIO-120 E yang berlangsung pada Yura. Proses pelipatan diikuti dengan intrusi granit kalk alkali berumur Kapur. Prospek keberadaan uranium diperkirakan mengikuti sebaran granit N120E. Kata kunci : Geologi, mineralisasi uraniwn, Tanah Merah, Kalan. ABSTRACT SYNTHESIS ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION AT TANAH MERAH AREA AND ITS SURROUNDINGS, KALAN, WEST KALIMANTAN. Uranium geology of Tanah Merah Sector have been studied during prospective activities done in 1976-1999. The research carried out as a thematic research and it was submitted as individual report has not been integrated yet. In order to support geologic synthesis of Kalan Basin, it is necessary to study the geology of Tanah Merah and its surroundings. The target of the study is to obtain acquirement of uranium geologic synthesis of Tanah Merah Sectors included Jumbang I-III, and Dendang Arai Sectors. Geology of Tanah Merah and its surroundings predominated by metamorphic rock, represent of as quartzit an amfibolit facies and it intruded by granitic material. Those metamorphic rocks is proportional to Nanga Pinoh Metamorphics of Permian age. Uranium is identified as uraninite associated with monazite which has vein type character. Uranium content in 452 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLffi-BA TAN

Upload: haliem

Post on 06-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTORTANAH MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT.

(P2BGGN/EKSIKI0 14/2003)

Oleh : Lilik Subiantoro, P. Widito, Anang Marzuki.

ABSTRAK

SINTESIS GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUN SEKTOR TANAH

MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT. Geologi- uranium di TanahMerah secara sektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1976-1999. Hasil daripenelitian tersebut bersifat tematik, sektoral dan belum terintegrasi. Dalam rangkamenunjang sintesis geologi Cekungan Kalan, maka perIu dilakukan penyusunan sintesisTanah Merah dan sekitamya. Tujuan yang ingin dicapai adalah perolehan sintesis geologiuranium khususnya sektotor Tanah Merah, Jumbang I-III dan Dendang Arai. Geologi TanahMerah dan sekitamya didominasi batuan metanmorfberfasies amfibolit berupa kuarsit yangditerobos granit. Batuan metamorf tersebut sebanding dengan batuan metamorf Pinoh yangberumur Perm. Secara umum mineralisasi uranium dikenali sebagai uraninit bersama sarnamonasit dalam bentuk urat. Kadar U contoh channel menunjukkan nilai 208-5.893 ppm.Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbukaWNW-ESEakibat tektonik regional Schwaner (N120E) yang berIangsung pada tahaptektonik fase I. yang. berlangsung jamanPerm- Trias· Bawah. Proses mineralisasi tersebutberlangsung akibat adanya intrusi magma akhir kaya uranium dari granit Sukadana yangberumur Kapur dan terdeposisi sebagai cebakan tipe stock-work. Mineralisasi uranium tipeurat berasosiasi dengan monazite, yang terbentuk pada fasa tektonik ke 2 yaitu pembentukanlipatan N50E yang merupakan pseudo konjugasi dari tektonik NIIO-120 E yang berlangsungpada Yura. Proses pelipatan diikuti dengan intrusi granit kalk alkali berumur Kapur. Prospekkeberadaan uranium diperkirakan mengikuti sebaran granit N120E.

Kata kunci : Geologi, mineralisasi uraniwn, Tanah Merah, Kalan.

ABSTRACT

SYNTHESIS ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION AT

TANAH MERAH AREA AND ITS SURROUNDINGS, KALAN, WESTKALIMANTAN. Uranium geology of Tanah Merah Sector have been studied duringprospective activities done in 1976-1999. The research carried out as a thematic research

and it was submitted as individual report has not been integrated yet. In order to supportgeologic synthesis of Kalan Basin, it is necessary to study the geology of Tanah Merah andits surroundings. The target of the study is to obtain acquirement of uranium geologicsynthesis of Tanah Merah Sectors included Jumbang I-III, and Dendang Arai Sectors.Geology of Tanah Merah and its surroundings predominated by metamorphic rock, representof as quartzit an amfibolit facies and it intruded by granitic material. Those metamorphicrocks is proportional to Nanga Pinoh Metamorphics of Permian age. Uranium is identifiedas uraninite associated with monazite which has vein type character. Uranium content in

452 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLffi-BA TAN

Page 2: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

rock samples taken from field by channel sampling are about 208 ppm-5.893.59 ppm.Uranium was trapped in WNW -ESE open fractures products of the Schwaner RegionalTectonics N 120° E as the first tectonic phase of the Lower Permian-Triassic Era. Uraniumprocess took place that affected by uranium rich of late-magmatic Sukadana granite ofCretaceous age, their deposited as stock-work type deposits. Formation of uranium-monazitevein type mineralization in the second phase tectonics of N500E fold and its representing ofpseudo conjugation tectonic of Nll00-1200E which occurred in Jurassic Era. The foldformation is followed by an intrusion of calc-alkaline granite of Cretaceous age. Theuranium prospect area is predicted follow the granite distribution, N1200E.

Key word. Geologi, U Mineralization, Tanah Merah, Kalan.

HALTED. CROSSING PARAGRAPH LIMITATION),

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 453

Page 3: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

PENDAHULUAN

Latar Belakang

ISBN.978-979-99141-2-5

Penelitian bahan galian uranium di Kalimantan Barat dimulai sejak Th. 1970 - 1979

oleh - BAT AN -CEA , dengan sasaran utama cekungan Kalan. Daerah Kalan dan sekitarnya

merupakan sebaran batuan metamorfosa berumur Perm - Trias. Sebaran utama batuan

metamorfosa disebut sebagai "Basement metamorphic" (Piters dan Sunyoto, 1989), diintrusi

oleh batuan granit bersifat alkali yang dikenal sebagai Granit Sukadana.

Berdasarkan derajat tingkat metamorfosa, BATAN-CEA, 1977, membagi batuan

metamorfosa menjadi seri metamorfosa atas, yang terdiri dari batuan metamorfosa, batuan

volkano sedimenter dan batuan kristalin sedangkan batuan seri metamorfosa bawah terdiri

dari metasilt, migmatit, kuarsit, hornfels dan batuan granit. Didalam batuan-batuan tersebut

terdapat mineralisasi uranium.

Menurut CEA - BAT AN, 1977; uranium berasal dari formasi jalur vulkanik Semitau

(andes it dan dasit). Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan batuan rombakan berupa

batupasir halus, batulanau dan batulempung. Batuan-batuan tersebut kemudian diendapkan

pada cekungan dalam. Bersamaan dengan pengendapan batuan tersebut disertai juga dengan

aktivitas vulkanik ( andesit, riodasit, ignimbrit ) yang menghasilkan formasi batuan vulkano

sedimenter. Proses pelipatan, metamorfosa dan granitisasi (Perm - Trias Bawah),

menyebabkan teIjadinya proses anateksis dari elemen rombakan yang menghasilkan batuan

tonalit dan diorit dalam antiklinorium bersumbu ( N 1200 E, yang disertai dengan

pembentukan batuan metamorf.

Erosi dari batuan vulkanik tersebut menghasilkan formasi kaya elemen metal seperti U,

Mo, Cu, Fe, F, P, B yang berasal dari batuan vulkanik asam dan juga Ni serta Co dari

vulkanik basa.

Proses lipatan, granitisasi dan metamorfosa kedua teIjadi pada Yura yang dicirikan oleh

pelipatan N 50° - 70° E. Metamorfosa tahap kedua ini disertai oleh kegiatan intrusi batuan

alkali atau alkali granit yang berasosiasi dengan fluida mineralisasi (kaya boron dan fluor)

melarutkan dan mengendapkan uranium pada bagian atas dinding batuan dan fraktur bukaan

sebagai endapan tipe vein.

454 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLffi-BAT AN

Page 4: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

XtfMPtfLANUP01lAN NASIL PENELlTIAN rABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Perkembangan kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh P2BGGN - BATAN,

menyatakan bahwa mineralisasi U tidak hanya terdapat pada batuan metamorfosa namun

dijumpai juga pada batuan granit (Dendang Arai - Tanah Merah). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa granit tidak hanya bersifat memperkaya tetapi juga berperan sebagai

batuan induk pembawa U seperti yang dinyatakan oleh BATAN-CEA, 1977.

Hasil penelitian terdahulu secara keseluruhan masih merupakan penelitian bersifat

tematik yang disajikan secara terpisah-pisah.

Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka menunjang penyusunan Sintesa Geologi

secaraterpadu dan terintegrasi dan Mineralisasi U Kalimantan Barat diperlukan pengetahuan

geologi mineralisasi U khususnya di Sektor Tanah Merah dan sekitamya.

Daerah kajian meliputi sektor Tanah Merah (Peta No 17/08/01/11), sektor Dendang

Arai (Peta No 17/08/01/12), sektor Jumbang I (Peta No 17/08/01/13), Jumbang II (Peta No

17/08/Q1/14), Jumbang III (Peta No 17/08/01/15).

Sasaran dan Tujuan

Pengetahuan tentanggeologi dan mineralisasi U di daerah Tanah Merah Kalan,

Kalimantan Barat, secara terpadu dan terintegrasi ..

RASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesa ini dibuat berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh BAT AN- CEA,

1976 dan oleh BAT AN, 1995 - 2000 [2-7], merupakan kajian pustaka dari hasil penelitian di

sektor Tanah Merah (Lamp. 1), Jumbang I (Lamp. 2), Dendang Arai (Lamp. 6), Jumbang II

(Lamp. 3, 4) dan Jumbang III (Lamp. 5).

Daerah penelitian tersebut merupakan bagian dari cekungan Kalan yang termasuk

dalam jalur pegunungan Schwaner. Dalam peta geologi Kalan daerah Tanah Merah dan

sekitarnya terletak pada bagian Timur Laut.

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLffi-BATAN 455

Page 5: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003........ '.,', ... - '. - .... -, - . - ...

Litologi

ISBN.978-979-99141-2-5

Hasil pengamatan yang dilakukan di sektor-sektor tersebut memperlihatkan bahwa

batuan penyusun utama adalah berupa kuarsit yang setempat-setempa.t dapat diamati adanya.

terobosan granit.

Batuan Kuarsit

Batuan kuarsitik bertekstur granoblastik, non foliasi, tersusun oleh butiran mineral

granular berukuran halus ( < I mID ) sampai sedang ( 5 mID ). Mineral penyusun batuan

utama berupa kuarsa dengan mineral tambahan berupa mika. Mineral ikutan berupa turmalin,

andalusit, korondum, stiplomelan, pirofilit, molibdenit, epidot, felspar, serisit, felspar dan

mineral opak.

Berdasarkan kelimpahan mineral, batuan kuarsitik tersebut dapat dibedakan menjadi

kuarsit biotit, kuarsit turmalin, kuarsit muskovit biotit dan kuarsit muskovit serta kuarsit

leopard.

Berdasarkan pada kehadiran kuarsa, biotit, muskovit, serisit, andalusit dapat dikenali

bahwa batuan kuarsit di daerah ini termasuk dalam batuan metamorf berfasies amphibolit.

Pada singkapan batuan sering dijumpai adanya struktur sutured, annealing, schlieren,

augen struktur sisir dan struktur dekuset, kondisi struktur yang sangat kompleks tersebut

merupakan penciri polimetamorfosa akibat adanya kegiatan terobosan magma yang disertai

dengan aktivitas tektonik pada batuan metamorfik.

Granit

Batuan granit yang dijumpai di daerah Tanah Merah pada umumnya merupakan

korok-korok yang mengintrusi batuan metamorf.

Korok granit dijumpai pada bidang fraktur dengan ukuran milimetrik sampai metrik

(lebar 1,5 m dan panjang maksimum 17,4 m).

Secara fisik batuan berwama kelabu terang berbintik hitam, tekstur holokristalin,

hipidiomorphik, ukuran butir bervariasi dari 1 - 4,5 mID, berbentuk euhedral - sub hedral.

456 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN

Page 6: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELIrIAN rABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Mineral utama penyusun batuan adalah mikrolin, orthoklas, kuarsa, plagioklas, muskovit dan

biotit. Mineral tambahan berupa klorit, turmalin (elbait), monazit, zirkon, mineral opak,

epidot, andalusit, serisit, klinozoisit serta adanya uraninit dan pikblende ( hasil analisis bijih

contoh batuan dari Tanah Merah dan Dendang Arai ) (Lamp. 1 dan 2) sering dijumpai

xenolith batuan kuarsit berukuran I em - 5 em.

Berdasarkan pada tekstur dan komposisi mineral penyusunnya, dapat dibedakan adanya

batuan granit biotit, granit aplit dan leukogranit serta greisen.

Tektonik

Hasil penelitian prospeksi sistimatik sebelurnnya menunjukkan bahwa batuan

metamorphik yang mendominasi daerah Tanah Merah dan sekitamya , seeara umum telah

terpengaruh oleh tektonik. (Lamp. 6).

Gejala tektonik dikenali berupa lipatan dan frakturasi, seperti berikut ini.

* Lipatan

Lipatan L I (N 1200 E)

lndikasi lipatan dijumpai berupa sumbu liniasi berarah WNW -ESE. Indikasi lipatan

ini dijumpai di Tanah Merah , Jumbang I dan Jeronang Hilir (TR 27) maupun

Dendang Arai. Perkembangan lipatan N 1200 E ini dapat disebandingkan dengan

antiklinorium Schwaner, arah N 120 E pada jaman Perm-Trias Bawah sesuai

dengan Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991)

Lipatan L II (N 500 E)

Merupakan lipatan yang indikasinya banyak dijumpai di sektor Tanah Merah dan

sekitamya. lndikasi yang dijumpai pada umumnya berupa stratifikasi membentuk

sin/arm dengan sumbu sub horizontal. Sistem lipatan II ini, disebandingkan dengan

perkembangan tektonik yang membentuk sinklin Kalan (N 500 E) padajaman Yura

sesuai dengan Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991)

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 457

Page 7: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003

* Frakturasi

ISBN.978-979-99141-2-5

458

Perkembangan sesar-sesar utama yang terdapat di Tanah Merah dan sekitamya adalah

sebagai berikut :

a. Fraktur WNW-ESE

Fraktur-fraktur ini pada umumnya telah berubah kedudukan, pada

umurnnya mempunyai arah N 1200 E dan disposisinya berarah N 1350 E,

N 1500 E. Secara umum bersinematik sinistral. Pola distribusi bidang fraktur

terorganisasi dalam sistem silindrik, dikontrol oleh sumbu geometrik vertikal.

Keberadaan fraktur ini diperkirakan sebanding dengan produk pelurusan

schwaner yang berlangsung pada jaman Perm-Trias Bawah sesuai dengan

Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991).

b. Fraktur gerak naik WNW-ESE

Kelompok fraktur ini dapat dikenali di Tanah Merah dan S. Jeronang. Pada

umurnnya mempunyai kedudukan WNW-ESE dengan kemiringan bidang sub

horizontal miring ke arah NE. Beberapa indikasi sinematik faktor menunjukan

gerak antar bidang stratifikasi (Kussurkus) relatif naik. CEA, 1977, mengenali

indikasi tersebut sebagai fraktur yang efektif berkembang sebagai sesar naik di

Tanah Merah

Keberadaan fraktur fraktur tersebut diperkirakan sebagai perkembangan

pembentukan lipatan N 1200 E padajaman Perm.

c. Fraktur NE - SW

Fraktur kelompok ini dijumpai di Tanah Merah dan sekitarnya berupa

bidang-bidang fraktur berkedudukan umum N 450 E - N 600 E, sub vertikal.

Organisasi fraktur dikontrol oleh sumbu geometrik sub vertikal. Secara umum

telah aktif berkembang sebagai sesar-sesar gerak mendatar sinistral.

Perkembangan fraktur-fraktur ini bila dikaitkan dengan pembentukan

pelurusan Kalan (N 50° E), diduga terbentuk sebagai produk dari orogenesa

Yenshanian pada jaman Yura.

PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN

Page 8: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

d. Sesar gerak mendatar sinistral NNE - SSW

Kelompok fraktur ini sangat berkembang di Tanah Merah dan sekitamya.

Secara umum berkedudukan N - S sampai NNE - SSW miring ke arah ESE

sampai vertikal.

Berdasarkan indikasi sinematiknya dikenali sebagai sesar yang telah

berkembang sebagai sesar mendatar sinistral (left lateral slip fault).

Pembentukan fraktur tersebut disebandingkan dengan pergerakan Shear

zone blok bagian timur Kalimantan ke arah utara yang berhubungan dengan rotasi

P. Kalimantan sebesar 40° berlawanan arah jarum jam pada jaman Mesozoikum

(Kapur).

e. Sesar gerak mendatar sinistral ESE - WNW

Kelompok frktur ini berkembang intensif di Tanah Merah dan sekitamya

dengan kedudukan umum E - W sampai WNW - ESE, miring sub vertikal.

lndikasi sinematik data fraktur menunjukan bahwa kelompok fraktur ini telah

berkembang efektif sebagai sesar mendatar gerak dekstral (right lateral slip

fault. )

Diduga pembentukan sesar ini adalah sebagai antitetik dari sesar NNE ­

SSW yang terbentuk relatifbersamaan padajaman Kapur.

f. Sesar normal

Sesar-sesar di daerah Tanah Merah dan sekitarnya merupakan kelompok

fraktur yang terbentuk lebih dahulu sebagai akibat kesetimbangan grafitasi. Sesar

yang umum dijumpai berarah NE - SW, WNW - ESE, N - S dan NW - SE dengan

sudut kemiringan berkisar dari 55° sampai 80° ke arah yang bervariasi.

Mineralisasi

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi radioaktivitas dan aktivitas

gas radon pada soil, radioaktivitas batuan, identifikasi mineralogi, geokimia dan kadar U

batuan, serta karakteristik perangkap struktur geologi.

PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 459

Page 9: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

Radioaktivitas

ISBN.978-979-99141-2-5

Radioaktivitas soil

Hasil pengukuran radioaktivitas soil di sektor Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang

I, II dan III (Lamp. 1-5) menunjukkan nilai radiometri pada umumnya berkisar dari 85 cis

sampai 160 cis dan nilai ekstrem berkisar dari 120 cis sampai 160 cis.

Untuk mengetahui pola sebaran anomali radiometri, dilakukan dengan cara membuat

garis kontur radiometri dengan interval tertentu.

Sebagian besar anomali terdistribusi mengikuti pola tektonik, yaitu berarah WNW­

ESE dan N - S, namun demikian sebagian kedl dari keberadaan anomali terorientasi secara

lokal dengan arah NE - SW (sebagian kecil zona anomali di daerah Jumbang I dan Jumbang

II). Kondisi tersebut mempunyai arti bahwa di sektor Jumbang I dan Jumbang II merupakan

zona pertemuan tektonik N 120 E dan N 50 E.

Radioaktivitas batuan.

Untuk mengetahui keberadaan mineralisasi U pada batuan, pengukuran dilakukan di

sepanjang aliran sungai maupun tempat-tempat yang dijumpai singkapan batuan.

Pengukuran radioaktivitas batuan telah dilakukan juga pada lokasi kupasan anomali

radioaktivitas maupun gas radon.

Hasil pengukuran radiometri di Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang I, Jumbang II

dan Jumbang III, menunjukkan nilai terendah 100 cis sampai > 15.000 cis. Nilai umum yang

telah teramati berkisar 100 - 250 cis. Nilai anomali > 500 cis pada umumnya terdapat

mengikuti fraktur pada batuan kuarsitik dengan kata lain keberadaan mineralisasi U pada

umumnya terdapat sebagai isian dalam fraktur.

Aktivitas gas radon

Pengukuran gas radon telah dilakukankan pada soil dengan interval 10m x 20 m.

Pengukuran ini dimaksudkan untuk menunjang keberadaan anomali radiometri soil dan untuk

mendeteksi adanya mineral radioaktif di bawah permukaan tanah yang tidak terdeteksi oleh

alat ukur radiometri ( SPP 2 NF ).

460 PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN

Page 10: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITlAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Pengukuran gas radon yang dilakukan di Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang I dan

Jumbang II, menunjukkan nilai rata-rata 45 elm sampai 125 elm dan nilai anomali berkisar

dari 135 elm sampai 225 elm. Nilai aktivitas gas radon tertinggi terdapat di Jumbang II (

8497 elm) dan di Dendang Arai (3243 elm).

Seeara umum anamali gas radon menunjukkan pola penyebaran setempat-setempat dan

terorientasi relatip sarna dengan anomali radiometri soil.

Berdasarkan pada pola sebaran anomali radiometri dan gas radon dapat diduga bahwa

penyebabnya adalah mineralisasi U bawah permukaan yang belum tersingkap.

Mineralogi

Pemineralan U terjadi pada batuan induk dieirikan oleh batuan metamorfik berfasies

amfibolit terdiri dari batuan kuarsit biotit dan kuarsit leopard berasosiasi dengan batuan aplit

granit, granit biotit, leukogranit dan greisen. Hasil analisis auto radiografi menunjukkan

adanya indikasi pemineralan U berupa jejak partikel alpha dari mineral opak radioaktif yang

terdistribusi diantara mineral. Di sektor Tanah Merah dan Dendang Arai keberadaan intrusi

gran it dikenali mengandung uraninit.

Hasil analisis petrografi dari 99 eontoh batuan yang mempunyai indikasi mineralisasi

U menunjukkan bahwa salah satu eontoh dari eontoh batuan tersebut mempunyai kandungan

monazit meneapai 96,25 %.

Mineral turmalin yang dijumpai berupa turmalin hijau ( elbait ) dan turmalin eoklat

(drafit) berbentuk urat, menurut Wa Deer, RA. Howie dan J. Zussman, 1996 adalah sebagai

akibat adanya gas boron yang berasal dari intrusi batuan granit alkali.

Hasil analisis autoradiografi dan mineragrafi dari 97 eontoh batuan menunjukkan

bahwa 49 eontoh batuan kuarsit mengandung jejak partikel alpha yang dikenali sebagai

mineral uraninit yang sebagian telah teralterasi menjadi autunit dan gumit. Mineralisasi

uraninit seeara umum berbentuk urat mengisi retakan-retakan sedangkan mineral alterasinya

tersebar diantara mineral transparan. Kedapatan mineral U berasosiasi dengan kelompok

mineral transparan seperti turmalin, biotit, felspar, monazit, kuarsit, zircon, epidot, rutil,

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 461

Page 11: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

gumit, autunit, gutit, muskovit dan klorit. Adapun minerallogam asosiasi berupa pirotit, pirit,

kalkopirit, hematit dan magnetit.

Batuan granit di Tanah Merah dan Dendang Arai (Lamp. 1, 2 dan 3) selain monazit

juga mengandung mineral uraninit, gumit dan autunit. Mineral-mineral tersebut terdistribusi

diantara butiran mineral yang lain.

Asosiasi mineral-mineral transparan pada batuan dan kelompok mineral bijih tersebut

merupakan penciri bahwa mineralisasi U berkaitan dengan intrusi batuan beku granitik pada

kondisi mezothermal - ephithermal, Lingren dalam Antony Evans, 1980[9].Dari hasil analisis

mineralogy teridentifikasi bahwa mineral tersebut merupakan penciri bahwa mineralisasi U

terbentuk sebagai endapan tipe vein dalam batuan metamorf, Mickle DO and Mathews OW,

dalam David OM and Oeofrey, 1978.

Kadar U batuan.

Hasil analisis kadar U terhadap 99 contoh batuan yang diambil secara "chips samples"

memperlihatkan nilai kadar U terendah 28 ppm dan kadar U tertinggi 38700 ppm Kadar U

rata-rata contoh batuan "channel" yang mewakili menunjukkan nilai 208 ppm sampai

5.8435,9 ppm.

Disamping hasil analisis kadar U, dari contoh batuan tersebut telah dilakukan juga

analisis unsur Fe, Ag, Au, Co, Cu, Mo, Ni, Pb dan Zn yang secara umum menunjukkan kadar

sangat bervariasi sehingga karakteristik hubungan unsur U dengan unsur yang lain sulit

diidentifikasikan, kecuali unsur Pb, Cu, Co dan Ni yang relatifberkorelasi dengan U.

Asosiasi struktur dan mineralisasL

Mineralisasi U di sektor penelitian terdapat sebagai urat yang menempati perpotongan­

perpotongan dari fraktur terbuka berarah barat baratIaut - timur tenggara sub vertikal, utara

timurlaut - selatan baratdaya sub vertikal dan fraktur sub horizontal.

Distribusi mineralisasi U bawah permukaan.

Pemboran dangkal menggunakan Wingkie telah dilakukan di sektor Jumbang II dan

Jumbang III dengan total kedalaman 1040 m (BATAN- CEA, 1976).

462 PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN

Page 12: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Dari hasil pemboran tersebut menunjukkan bahwa Jumbang III dijumpai 5 ( lima )

lubang bor mengandung anomali radioaktivitas dan di Jumbang II dijumpai 5 ( lima) lubang

bor mengandung anomali radioaktivitas.

Di Tanah Merah terdapat 1 ( satu ) lubang bor mengandung mineralisasi pada

kedalaman 80 m dengan nilai radioaktivitas 2300 cis.

Di sektor Jumbang II dan III mineralisasi dijumpai sebagai vein pada batuan kuarsit

leopard dengan ketebalan antara 0,2 m - 1,8 m, nilai radioaktivitas maksimum 2.4880 AVP.

Mineralisasi tersebut dijumpai pada kedalaman antara 7,6 m sampai 21,7 m, secara setempat­

setempat.

Tipe dan mekanisme pembentukan mineralisasi.

Berdasarkan karakteristik geologi, geokimia, mineralogi dan distribusi kedapatannya

seperti diuraikan di atas maka dapat diketahui bahwa mineralisasi di sektor Tanah Merah

termasuk dalam klasifikasi endapan "Tipe vein", "Sub tipe granit related", dan klas

Metasedimen polymetalic vein type.

Mekanisme kejadian pembentukan mineralisasi tersebut terjadi akibat terbentuknya

perangkap tektonik pada batuan kuarsit. Bersamaan dan setelah terjadinya perangkap tektonik

tersebut terjadi intrusi magma granit Sukadana ( pembawa U ) sehingga terjadi proses

pneumatolitik dan hydrothermal. Larutan sisa magma tahap akhir terperangkap dan

terkristalisasi pada fraktur-fraktur terbuka sehingga terbentuk mineralisasi U dan asosiasinya

dalam bentuk urat-urat.

Sintesis Geologi

Berdasarkan karakteristik batuan dan pola tektoniknya daerah Tanah Merah dan

sekitamya dapat disebandingkan dengan kondisi tektonostratigrafi pegunungan Schwaner

yang pembentukannya berlangsung pada jaman Penn.

Batuan kuarsitik di Tanah Merah dan sekitarnya terbentuk bersamaan dengan batuan

metamorphik Pinoh pada jaman Perm, akibat dari proses metamorphisme regional. Batuan

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN 463

Page 13: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

metamorphik tersebut merupakan batuan asal sedimen benua yang termetamorphisme

bersamaan terbentuknya pegunungan Schwaner akibat proses orogenesa Yenshanian (Perm).

Proses tektonik ini berlangsung pada jaman Perm-Trias Bawah akibat dari penunjaman

lempeng Samudera Pasifik. Di daerah penelitian dicirikan oleh produk batuan metamorfik

berupa kuarsit berfasies amphibolit dan sistem tektonik lipatan maupun sesar berarah N 120°

E. Proses metamorphisme dan tektonik tersebut diikuti oleh aktivitas vulkanik kaya elemen

metal diantaranya adalah uranium yang terdeposit pada zona fTaktur terbuka sebagai urat

dengan arah umum WNW-ESE, seperti mineralisasi U yang dikenal di Tanah Merah dan

sekitarnya.

Perkembangan tektonik tahap kedua adalah pada saat terjadinya penunjaman lempeng

Eurasia di utara P. Kalimantan, membentuk pelurusan N 50° E di Kalan.

Produk tektonik utama yang berkembang pada saat ini adalah lipatan utama bersumbu

N 50° - 70° E, merupakan pseudo conjugasi dari pelurusan N 110° - 1200E,

A. Sastratenaya , (1991), bercirikan rekahan-rekahan terbuka searah penunjaman sumbu

lipatan. Proses pelipatan kedua ini melibatkan batuan dasar Perm serta sedimen hasil

pelapukan dan erosinya. Karakteristik tektonik tersebut dikenali berupa sumbu "liniasi"

maupun kekar-kekar tebuka di Jumbang III dan Jumbang 1.

Daerah Tanah Merah dan sekitamya terindikasi oleh sumbu "liniasi" dari sistem lipatan

N 50° E yang terisi oleh mineralisasi.

Intrusi magma granitik yang mengikuti proses tektonik tersebut merupakan fluida kaya

boron dan fluor yang berperan dalam proses migrasi U menuju rekahan terbuka pada batuan

dinding sebagai endapan tipe vein dan pada batuan atap (roof pendant). Keberadaan intrusi

batuan granitik tersebut dapat dikesebandingkan dengan batuan granitik Sukadana (Kapur ­

Yura Atas). Diperkirakan bahwa orientasi sebaran granit tersebut menempati sebagian batuan

vulkanik (Yura-Kapur) yang berperan sebagai pengontrol distribusi mineralisasi U.

Kesetimbangan geologi yang mengikuti pembentukan lipatan adalah intrusi batuan

granitik (Yura Tengah-Kapur), bersifat alkali sampai calk alkali padajalur sepanjang patahan

atau rekahan terbuka. Pola sebaran intrusi granit yang terorientasi membentuk jalur N 50° E

(Yura) dan N 1200 E (Kapur) merupakan karakteristik yang dapat disebandingkan dengan

464 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN

Page 14: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN .978-979-99141-2-5

granit Sukadana berumur Kapur. Magma asal granitik di Tanah Merah dan sekitarnya

dikenali sebagai fluida kaya gas boron dan fluor yang berperan sebagai media pelarut unsur

uranium dalam batuan metasedimen , lebih lanjut fluida mengandung U tersebut bermigrasi

pada rekahan terbuka pada batuan dinding metasedimen sebagai mineralisasi U tipe vein dan

termineralisasi pada bagian atas (batuan atap) sebagai "roof pendant".

Potensi Cadangan U

Mineralisasi U dan asosiasinya pada umumnya berbentuk urat mengisi fraktur dan

kadang-kadang juga terdapat dalam batuan samping seeara setempat-setempat. Urat-urat

mineralisasi dalam fraktur tersebut mempunyai ketebalan terukur bervariasi dari 1 m sampai

40 em dan mempunyai panjang bervariasi dengan ukuran kurang dari 5 em sampai dengan

2,6 meter.

Mineralisasi pada zona favourabel lebih eenderung mengikuti pola fraktur berarah

barat baratlaut - timur tenggara dengan kerapatan 2 - 4/m.

Berdasarkan kedudukan dan penyebaran mineralisasi yang didukung juga dengan

batas pola penyebaran anomali soil dapat direkontruksikan keberadaan zona mineralisasi

yang terdapat di sektor penelitian. Penyebaran zona favourabel U tersebut mempunyai bentuk

tabular memanjang, mempunyai kemiringan sub vertikal dan terorientasi pada arah barat

baratlaut - timur tenggara. Perhitungan potensi eebakan U dari setiap zona di atas dilakukan

atas dasar data yang mengaeu pada parameter luas zona mineralisasi, kadar U rata-rata, berat

jenis batuan, perhitungan koreksi penyebaran lateral dan vertikal, sesuai dengan Status

Potensi Bahan Galian Nuklir, tahun : 2001 Sub Bid Evaluasi dan Cadangan.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut maka dengan kisaran kedalaman 50 sampai

80 m ( asumsi dari pemboran Jumbang II hulu ) dapat diketahui potensi kandungan U di

sektor penelitian adalah sebagai berikut :

• Sektor Tanah Merah

• Sektor Jumbang I, II dan III

• Sektor Dendang Arai

= 248 ton U308 Terindikasi

= 285 ton U308 Spekulatif

= 139 ton U308 Spekulatif

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 465

Page 15: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN .978-979-99141-2-5

Prospek masa depan.

Keberadaan U yang bersifat setempat-setempat baik secara lateral maupun vertikal serta

jumlah cadangan yang relatif kecil, sehingga kurang menarik untuk dikembangkan.

DAFTAR PUS TAKA

1. CEA - BAT AN ; "Prospect to Development Uranium Deposits In Kalimantan", vol II,

BATAN - CEA, Jakarta, 1976.

2. LILIK SUBIANTORO dkk ; "Inventarisasi Sumberdaya U Sektor Jumbang II,

Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN - BAT AN

Jakarta, 199912000.

3. LILIK SUBIANTORO dkk; "Inventarisasi Sektor Potensial U Tanah Merah (

Lanjutan ), Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN ­

BATAN Jakarta, 1998.

4. MANTO WIDODO dkk ; "Prospeksi Sistematik Lanjutan di Sektor II Tanah Merah,

Kalimantan Barat, Dalam rangka Pencarian Asal Bongkah Monazit Mengandung U",

Laporan Akhir PPBGN - BATAN Jakarta, 1995.

5. LILIK SUBIANTORO dkk ; "Inventarisasi Sektor Potensial U Di Dendang Arai,

Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN - BATAN

Jakarta, 1996.

6. BAMBANG SUTOPO dkk ; "Inventarisasi Sektor Potensial U Jumbang III, Kalimantan

Barat", Laporan Akhir PPBGN - BAT AN Jakarta, 1996.

7. MANTO WIDODO dkk; "Inventarisasi Sektor Potensial U Sektor Jumbang II Tahapan

Prospeksi Sistematik, Kalimantan Barat", Laporan Akhir PPBGN - BATAN Jakarta,

1995.

466 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 16: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

8. WADER, RA HOWIE, J. ZUSHAN ; "An Introduction To The Rock Forming

Minerals", Log Man Group Limited, Log Man House, Buint Hill, Harlow, Usex CM.

2002 SE, England, 1966.

9. DEVIVO B, et All ; "Uranium Geochemistry, Mineralogy, Geology Exploration And

Resources", The Institution of Mining and Metalurgy, 1984, Port and Place, London WJ.

England, 1984.

10. SASTRATENAYA, AS; "Deformation Et Mobilite Du Megaprisme Teqtonique De

Pinoh - Sayan Kalimantan Indonesie", These, L' Universite Louis Pasteur Mantion

Geologie, Institute De Geologie Strasbourg.

11. KARYONO, HS; Typology De Structures Mineralisees du Bassin de Kalan, Kalimantan

de la quest, Indonesia, Aspect Tectonique et Controle Structural de mineralisations

d'uranium, These Doc. Univ. Louis Pasteur de Strasbourg France, 1988.

12. HAMILTON W; "Tectonics Of The Indonesia Region", Geological Survey Profesional

Survey 1978, US. Government Printing Office, Washington DC, Second Printing 1981.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 467

Page 17: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003

lampiran 1

Lampiran 2

•...-{ s..rq.I___iJ Gart'$fi(ontu"""-- ..

, ' ~5. K«mll"____ ~ •••• ,.,..dlltor

• K1i11•• dll

• lIolI" .•h An","""

i il1i; tc.u ••.•• l;trinlll

"::::;;: KU•••ltI."p ••••

__ ZauaFn(tfitttdtJ

.>~~;.~.~~..t(~l~ Crlnh

Gambar 3. Pet •• Geologi Sektor Jumbang I

(Menurut M;!!nlo WicJodo did<, 19981

ISBN .978-979-99141-2-5

L..1mpiran 2

N

.. _.t------C

,;

468 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN

Page 18: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

Lampiran 3

ISBN.978-979-99141-2-5

j.; SU11Pi don c&bang s

~ .•• Garis ken",. Wterral25 m'" SosarltlUldabu

~"J •• s.sar Ncomal••

> 175c/s

o 100 100m

C'

500

PEL\ZONAFAVORWEL U SER'TORJlTMBANGII

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 469

Page 19: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

Lampiran 4

ISBN.978-979-99141-2-5

,

)

u

1o 100 200mI I

IIiI!I ZDm Pavorabol U

_ KlWSit Leopsrl

1;;¥;~1 Kuamt biotit

L,,'d Kamtmuskovitbiotit

...••. '_ ....

.If"- Sesar

Garis !.omur

PETA GEOLOGI DAN ZONA FAVORABEL

DAERAH TANAH MERAH DAN SEKIT ARNY A

OIoh: P. Widit>

470 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN

Page 20: SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTOR …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi/Laporan_Pen... · Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003

Lampiran 5

,j

.~ f

(

KETER"NGAN

;\. .....

ISBN.978-979-99141-2-5

~ :..,.•.•~·.~~~?",;.'.:,-:.",~1(.:"--;-"" ~:'::..:t- ••..".,~ •••':<I. ::·u,••.t·.•

:~S<\' 'I;)'I"~

(.;::J ~,",,!i"'Jv;',-,,,.,

c::J "ua·.lIt1::ld·1'..::',

c:J "IIw,'j,dLN~.fI;J ,*,-,

CJ•• r.••::••.il

Peta Geologi Sektor Jumbang 2 Kalan Kalimantan Barat

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGlNUKLIR-BATAN 471