laporan praktikum bahan bangunan

Upload: indra-pramono

Post on 01-Jul-2018

478 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    1/91

    i

    LAPORAN

    PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

    Disusun oleh :

    1. M. Zuhdi Fadhli (14610)

    2. Lutfi Afipah Oktorin (14649)

    3. Shofwan Lathif (14738)

    4. Afiq Anggit Saputro (14773)

    Kelompok 6A

    PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL

    SEKOLAH VOKASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2012

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    2/91

    Erlangga B.

    Hendro

    A

    Dosen I

    Ir. Fathi Basewed,NIP. 195910021987

    LEMBAR PENGES

    LAPORAN

    PR

    AKTIKUM BAHAN BAN

    DIPERIKSA OLEH :

    Asisten

    Asri

    Taufiq F.

    Teknisi I Te

    riwidatno, ST Prih

    DISETUJUI OLEH:

    Dosen II

    MT. Edi Kurniadi, ST. MT.31001 NIP. 19711161998031005

    ii

    HAN

    UNAN

    Joko P, A.md.

    Damar H. P.

    knsi II

    di Sihana

    Dosen III

    Agus Kurniawan, ST.MT.Ph.DNIP. 197008131998031003

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    3/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    4/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    5/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    6/91

    v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR ASISTENSI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYU

    PEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR (CARA

    VOLUME ENDAPAN EKIVALEN)

    PEMERIKSAAN ZAT ORGANIS DALAM PASIR

    PEMERIKSAAN MODULUS HALUS PASIRPEMERIKSAAN MODULUS HALUS KERIKIL

    PEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR

    (AYAKAN NO 200)

    PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT

    PEMERIKSAAN SSD PASIR

    PEMERIKSAAN DIAMETER PENGENAL TULANGAN

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

    PEMERIKSAAN KADAR GARAM BATA MERAH

    PEMERIKSAAN UJI TEKAN BATA DAN MORTAR

    PENGUJIAN PENYEBARAN MORTAR DENGAN MEJA SEBAR

    PENGUJIAN CARA PENGADUKAN BETON

    PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR

    PERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETON

    PENGUJIAN BLEEDING

    PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU

    PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU

    PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON

    PENGUJIAN KEAUSAN KERIKIL DENGAN MESIN LOS

    ANGELES

    PENGUJIAN TARIK BAJA

    PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN

    PENGUJIAN DAYA IKAT SEMEN DENGAN ALAT UJI VIKAT

    i

    ii

    iii

    v

    vii

    1

    6

    8

    1014

    20

    23

    27

    29

    33

    36

    39

    43

    45

    48

    51

    55

    57

    60

    63

    68

    71

    75

    78

    BAB I

    BAB II

    BAB III

    BAB IVBAB V

    BAB VI

    BABVII

    BABVIII

    BABIX

    BAB X

    BAB XI

    BAB XII

    BAB XIII

    BAB XIV

    BAB XV

    BAB XVI

    BAB XVII

    BAB XVIII

    BAB XIX

    BAB XX

    BAB XXI

    BAB XXII

    BAB XXIII

    BAB XXIV

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    7/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    8/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    9/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011

    = 0,405

    Rata-rata berat jenis kayu =( )

    2

    405,0354,0 + = 0 ,38

    6. Bobot isi Kayu ( A ) =a

    a

    V

    B

    1

    1

    =78,036

    32

    = 0,41 gram / cm 3

    Bobot isi Kayu ( B ) =b

    b

    V

    B

    1

    1

    =68,685

    31,9

    = 0,46 gram / cm 3

    Rata-Rata Bobot Isi =( )

    246,041,0 +

    = 0,435 gram/cm 3

    7. Kadar air kayu semula ( A ) = %100B

    )(

    2a

    21 ×−

    aa B B

    =( )

    %10027,6

    6,2732×

    = 15,942 %

    8. Kadar air kayu semula ( B ) = %100B

    )(

    2b

    21 ×−

    bb B B

    =( )

    %10027,8

    8,279,31×

    = 14,748 %

    Rata-rata kadar air Kayu =( )

    2748,14942,15 +

    = 15,345 %

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    10/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    11/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011

    -Basah: 40% -200%

    -Kering udara: 12% - 20%

    -Kering mutlak: 0%

    Pasal 2.2 : Kekuatan kayu

    2.2.2. Kayu berdasarkan berat jenis kayu

    dan tegangan dasar (basic stress) yang dimiliki kayu sebagai berikut : Kayu tanpa

    cacat (tabel 37 – 4 Penentuan kekuatan kayu bangunan struktural baik untuk

    mutu A maupun mutu B didasarkan atas BJ kayu, dan diperhitungkan menurut

    tegangan tertinggi (ultimate).

    J. Lampiran

    1. Laporan Sementara

    2. Gambar Alat

    3. Skema kerja4. Flow chart

    5. PUBI 1982: Tabel 37-3, Tabel 37- 4

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    12/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    13/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    14/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    15/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 9

    G. Hasil Pengujian

    Pengujian I (Kelompok 6)

    • Warna air diatas pasir lebih muda warna standar.

    • Menunjukkan angka 5

    Pengujian II (Kelompok 5)

    • Warna air diatas pasir lebih muda dari warna standar.

    • Menunjukkan angka 5

    Rata – rata hasil pengujian I dan pengujian II

    • Warna air lebih muda dari warna standar, yaitu no2

    55 + = 5

    H. Pembahasan

    Berdasarkan persyaratan PUBI-1982 Pasal 11 , pasir Merapi (Sungai Gendol) dapat

    langsung dipakai / memenuhi syarat untuk dipakai .

    Sesuai dengan syarat bahwa :

    a. Warna lebih muda dari no 8 berarti bagus dan dapat digunakan.

    b. Warna lebih tua dari no.8 tetapi lebih muda dari no.11 berarti pasir dapat digunakan

    tetapi harus dicuci terlebih dahulu.

    c. Warna lebih tua dari no.11 berarti pasir tidak dapat dipakai.

    I. Kesimpulan

    Pasir tersebut dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena kandungan organis dalam

    pasir sedikit ( kurang dari warna standar ).

    J. Lampiran

    1. Laporan Sementara2. Gambar Alat

    3. Skema Kerja

    4. Flow Chart

    5. PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    16/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    17/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    18/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    19/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 13

    4. Hasil pengayakan

    Lubang ayakan

    (mm)

    Berat tertinggal Berat kumulatif

    (%)

    Berat kumulatif

    lewat ayakan (%) (gr) (%)

    4,75

    2.36

    1,18

    0,60

    0,30

    0,15Sisa

    40,3

    99,5

    251,6

    229,4

    173,7

    126,375,3

    4,05

    9,99

    25,26

    23,03

    17,44

    12,687,56

    4,05

    14,03

    39,39

    62,32

    79,76

    92,44xxxxxxxxxxxxxxx

    95.95

    85,97

    60,71

    37,68

    20,24

    7,56xxxxxxxxxxxxxxx

    Jumlah 996,1 100 291,9 308,10

    H. Pembahasan

    Berdasarkan PUBI 1982 Pasal 11 Pasir Beton “Angka kehalusan fineness modulus

    terletak antara 2,2 – 3,2 bila diuji memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berturut –

    turut 0,16 – 0,315, 0,63 – 1,25, 25 –2, 5-5–10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm

    minimal 15 % berat”, maka pasir merapi ini memenuhi syarat untuk digunakan sebagai

    bahan bangunan.

    I. Kesimpulan

    1. Modulus halus butiran pasir = 2,919.

    2. Berdasarkan grafik terlampir maka gradasi pasir termasuk daerah II ( agak kasar ).

    3. Termasuk modulus halus butiran pasir yang tidak dapat digunakan sebagai bahan

    bangunan karena butir – butir pasirnya agak kasar.

    J. Lampiran

    1. Laporan Sementara

    2. Grafik MHB Pasir

    3. Gambar Alat

    4. Skema Kerja

    5. Flow Chart

    6. Bahan Konstruksi Teknik IV-4

    7. PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    20/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    21/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    22/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    23/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    24/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    25/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    26/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 20

    BAB VI

    PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR

    (Cara Ayakan Nomor 200)

    A. Pendahuluan

    Pasir adalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.8 mm dan tertinggal diatas

    ayakan 0.075 mm. Didalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang

    lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi

    syarat yang telah ditentukan dalam (PUBI). Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan

    bangunan jika kandungan lumpur didalamnya tidak lebih dari 5 %. Dengan cara endapan

    ekivalen kadar lumpur dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara cepat.

    B. Tujuan

    Pemeriksaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk mengetahui besarnya

    kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.

    C. Benda uji

    Pasir lolos ayakan 4,8 mm seberat 500 gr.

    D. Alat

    1. Ayakan nomor 200.

    2. Ayakan 4,8mm.

    3. Nampan pencuci.

    4. Tungku pengering (oven).

    5. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat pasir.

    6. Desikator

    E. Pelaksanaan

    1. Mengambil pasir yang lewat ayakan 4,8 mm seberat 500 gr (B 1).

    2. Memasukkan pasir tersebut kedalam nampan pencuci dan tambahkan air secukupnya

    sampai semuanya terendam.

    3. Mengaduk pasir dalam nampan, selanjutnya mengeluarkan air cucian kedalam ayakan

    nomor 200 (butir-butir yang besar dijaga jangan sampai masuk ke dalam ayakan agar

    tidak merusak ayakan).

    4. Mengulangi langkah ketiga (c) sampai cucian pasir tampak bersih.

    5. Memasukan kembali butir-butir pasir yang tersisa diayakan nomor 200 kedalam nampan,

    kemudian memasukan pasir kedalam tungku untuk mengeringkan pasir tersebut..

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    27/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 21

    6. Menyimpan dalam desikator kemudian menimbang kembali pasir yang sudah di

    oven/kering tungku (B 2).

    F. Data Praktikum1. Benda uji

    a. Pasir asal : Merapi

    b. Berat pasir uji : 500 gr

    G. Hasil Pengujian dan Perhitungan

    1. Pengujian 1 (Kelompok 6)

    a.

    Berat pasir semula = 500 gr (B 1)b. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) = 476,5 gr (B 2)

    c. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar = %1001

    21×

    B

    B B

    = %100500

    5,476500×

    = 4,70%

    2. Pengujian 2 (Kelompok 5)

    a. Berat pasir semula = 500 gr (B 1)

    b. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) = 480 gr (B 2)

    c. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar = %1001

    21×

    B

    B B

    = %100500

    480500×

    = 4 %

    Hasil pengujian rata-rata kandungan lumpur dalam pasir =

    +

    200,470,4

    = 4,35%

    H. Pembahasan

    Berdasarkan pasal 11 PUBI 1982 kandungan pasir yang lewat ayakan 0.063 mm (kadar

    lumpur) tidak lebih dari 5 % berat seluruh. Pasir yang diuji dalam uji coba kali sebanyak 2

    sampel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan lumpur yang

    terdapat dalam pasir tersebut.

    Jadi, berdasarkan pengujian diatas maka pasir tersebut baik untuk digunakan karena

    kandungan lumpur pada pasir sebesar %.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    28/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    29/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 23

    BAB VII

    PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT

    A. PendahuluanPerbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-pori antara butirannya disebut

    berat volume atau berat satuan.

    B. Tujuan

    Pemeriksaan ini dimaksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan pasir, kerikil, atau

    campuran.

    C. Benda Uji

    Pasir atau kerikil kering tungku sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas bejana.

    D. Alat

    1. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0.1 % berat benda uji.

    2. Nampan besar.

    3. Tongkat pemadat dari baja tahan karat dengan panjang 60 cm, diameter 15 mm, dan

    ujungnya bulat.

    4. Mistar perata.

    5. Bejana baja yang kaku, berbentuk silinder dengan ukuran seperti tabel 7.1 berikut ini.

    Tabel VII.1 Ukuran Bejana dan Ukuran Batuan yang diuji

    Ukuran bejana minimumJenis

    Pasir Kerikil / Campuran

    Diameter bejana (mm)

    Volume (liter)

    Ø 22.1 x 245

    9.467

    Ø 255 x 280

    14.182

    E. Pelaksanaan

    1. Menimbang berat bejana (B 1) dan mengukur diameter serta tinggi bejana.

    2. Memasukan pasir (kerikil) ke dalam bejana, dengan hati-hati agar tidak ada butiran yang

    tercecer.

    3. Meratakan permukaan pasir (kerikil) dengan menggunakan mistar perata.

    4. Menimbanglah berat bejana dengan pasir (kerikil) tersebut (B 2).5. Mencatat semua data pengujian, dan memasukan kedalam tabel pengujian.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    30/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    31/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 25

    Hitungan :

    I. Berat Pasir B 1 = 19,7 – 5,6

    = 14,1 kg

    Volume Bejana V 1 = t d ××× 241 π

    = 6,2485,2114,341 2 ×××

    = 9219,51cm 3

    Berat Satuan Pasir B S 1 = 51,9219

    1,14

    = 0,00153 kg/cm 3

    c) Pengujian Kerikil Tumbuk ( K T ) Data alat :

    1. Berat Kosong Bejana (B1) = 6,8 kg

    2. Diameter : 255,2 mm = 25,52 cm

    3. Panjang : 284,8 mm = 28,48 cm

    4. Berat kerikil = 29,10 kg

    Hitungan :

    I. Berat Kerikil B 1 = 29,1 – 6,8

    = 22,3 kg

    Volume Bejana V 1 = t d ××× 241

    π

    = 48,2852,2514,341 2 ×××

    = 14560,32 cm 3

    Berat Satuan kerikil B S 1 =32,14560

    30,22

    = 0,00153 kg/cm 3

    d) Pengujian Kerikil Tidak Ditumbuk ( KTD ) Data alat :

    1.

    Berat Kosong Bejana (B1) = 6,8 kg2. Diameter : 255,2 mm = 25,52 cm

    3. Panjang : 284,8 mm = 28,48 cm

    4. Berat pasir = 28,8 kg

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    32/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 26

    Hitungan :

    I. Berat Kerikil B 1 = 28,8 – 6,8

    = 22 kg

    Volume Bejana V 1 = t d ××× 241 π

    = 48,2852,2514,341 2 ×××

    = 14560,32 cm 3

    Berat Satuan kerikil B S 1 =32,14560

    22

    = 0,00153 kg/cm 3

    H. Pembahasan

    Dari pengujian yang dilakukan,dengan benda uji berupa pasir dan kerikil maka

    diketahui :

    a. Berat satuan pasir ditumbuk = 0,00153 kg/ cm3

    b. Berat satuan pasir tidak ditumbuk = 0,00149 kg/ cm3

    c. Berat satuan kerikil ditumbuk = 0,00153 kg/cm 3

    d. Berat satuan kerikil tidak ditumbuk = 0,00153 kg/cm3

    I. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan melihat pembahasan pada

    poin H,maka dapat disimpulkan bahwa :

    Berat satuan pasir sama dengan berat satuan kerikil.

    J. Lampiran

    1. Laporan sementara.

    2. Gambar alat.

    3. Gambar langkah kerja

    4. Flow chart

    5. Bahan konstruksi teknik ;IV-3

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    33/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 27

    BAB VIII

    PEMERIKSAAN SSD PASIR

    ( SATURATED SURFACE DRY )

    A. Pendahuluan

    Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan uji SSD. Dengan

    pemeriksaan SSD ini akan diperoleh hasil yang sesuai sebagai bahan campuran bahan

    adukan beton, yang berhubungan dengan banyak atau sedikitnya air yang dikandung oleh

    pasir tersebut.

    B. Tujuan

    Mengetahui hasil uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah, atau ideal.

    C. Benda Uji

    Berupa pasir dengan diameter 0.15mm – 5mm.

    D. Alat

    a. Kaliper.

    b. Corong conus.

    c. Tongkat pemadat.

    E. Pelaksanaan

    a. Meletakkan corong cetakan di tempat yang rata, dan kering.

    b. Mengisi corong cetakan dengan pasir dalam 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3

    volume corong.

    c. Memasukkan pasir lapis pertama ke dalam corong kemudian menusuk-nusuk pasir

    dalam corong tersebut dengan menggunakkan batang baja diameter 16mm, panjang

    60cm, ujungnya bulat sebanyak 25 kali. (Penusukkan harus merata selebar permukaan

    dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan pasir sebelumnya)

    d. Setelah lapis pasir yang terakhir selesai proses penusukannya, kemudian meratakkan

    permukaan pasir hingga rata dengan sisi atas cetakan (corong).

    e. Menunggu sekitar 30 detik, kemudian menarik corong cetakan ke atas dengan pelan-

    pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.

    f. Kriteria benda uji :

    1) 2)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    34/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    35/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    36/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 30

    3.Berat benda uji per meter panjang = m =l

    B

    =

    05,1

    29,1 = 1,23 kg/m

    = 0,0123 kg/cm

    4.Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12

    = ( )0123,074,12 ×= Dn = 1,412 cm

    b. Baja tulangan polos 2 (Kelompok 5)

    1. Berat baja tulangan (B) = 1,4035 kg

    2. Panjang baja tulangan (L) = 1,005 m

    3. Berat benda uji per meter panjang = m =l

    B

    =005,1

    4035,1 = 1,39 kg/m

    = 0,0139 kg/cm

    4. Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12

    = ( )0139,0074,12 ×=

    Dn = 1,5 cm

    II. Pengujian II

    a. Baja tulangan deform 1 (Kelompok 6)

    1.Berat baja tulangan (B) = 0,958 kg

    2.Panjang baja tulangan (L) = 0,99 m

    3.Berat benda uji per meter panjang = m =l

    B

    =99,0

    958,0 = 0,97 kg/m

    = 0,0097 kg/cm

    4.Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12

    = ( )0097,074,12 ×= Dn = 1,25 cm

    b. Baja tulangan deform 2 (kelompok 5)

    1. Berat baja tulangan (B) = 1,51 kg

    2. Panjang baja tulangan (L) = 1,005 m

    3. Berat benda uji per meter panjang = m =l

    B

    =005,151,1

    = 1,50 kg/m

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    37/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    38/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 32

    J. Lampiran

    1. Laporan sementara.

    2. Gambar alat.

    3. Gambar langkah kerja4. Flow chart

    5. Pasal 74 PUBI 1982

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    39/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 33

    BAB X

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

    A. Pendahuluan

    Pemeriksaan berat jenis dan SSD merupakan hal yang penting untuk mengetahui pasir

    tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis maupun SSD pasir.

    C. Benda ujiBenda uji berupa pasir kering tungku.

    D. Alat

    1. Volumetric Flush 1.000ml.

    2. Tungku pengering (Oven).

    3. Loyang.

    4. Desikator.

    E. Pelaksanaan

    1. Mengisi tabung ukur dengan air sampai batas akhir.

    2. Menimbang tabung ukur yang diisi air tersebut, kemudian mengeluarkan air tersebut

    dari dalam tabung ukur.

    3. Memasukkan pasir SSD seberat 500gr kedalam tabung ukur jangan sampai ada yang

    tumpah.

    4. Setelah itu mengisi kembali tabung ukur dengan air sampai batas akhir.5. Menggoyang-goyangkan tabung ukur sampai semua udara keluar dari dalam pasir

    tersebut.

    6. Setelah itu mengisi kembali tabung ukur dengan air sampai batas akhir.

    7. Mengeluarkan pasir dari tabung ukur dan mengeringkan selama 24 jam.

    8. Keluarkan pasir dari oven,lalu simpan dalam desikator,kemudian menimbang kembali.

    F.

    Data pratikum1. Benda uji

    a. Pasir asal : Merapi

    2. Hasil pengujian dan hitungan Pengujian I (Kelompok 6)

    a. Berat pasir + tabung ukur + air = 1514,5 gr (A)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    40/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    41/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 35

    G. Pembahasan

    a. Berdasarkan pasal 11 PUBI 1982 pasir yang akan digunakan harus memenuhi

    persyaratan.

    b. Sesuai dengan percobaan diatas berat jenis pasir kering tungku yang diperoleh sebesar2,505 sedangkan berat jenis pasir SSD adalah 2,565. Ini sesuai dengan syarat berat

    jenis pasir yaitu 2.40-2.90.

    H. Kesimpulan

    a. Berat jenis pasir tungku = 2,505

    b. Berat jenis pasir SSD = 2,565

    c. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka pasir sungai progo memenuhi syaratuntuk digunakan sebagai bahan bangunan. Sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI

    1982.” Syarat berat jenis pasir yang normal adalah 2,4-2,9 “.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara.

    2. Gambar alat.

    3. Gambar langkah kerja

    4. Flow chart

    5. Bahan konstruksi teknik IV-3.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    42/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 36

    BAB XI

    KADAR GARAM BATA MERAH

    A. PendahuluanBata merah terbuat dari tanah dengan atau tanpa bahan campuran lainnya yang dibakar pada

    suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air. Pemeriksaan ini

    juga ditujukan untuk mengetahui apakah bata memenuhi syarat atau tidak sebagai bahan

    bangunan.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui kandungan garam dalam bata merah.

    C. Benda Uji

    Benda uji berupa bata merah.

    D. Alat

    Bak plastik dan air secukupnya.

    E. Pelaksanaan

    a. Memasukan air kedalam bak plastik.

    b. Memasukan bata merah kedalam bak plastik tersebut hingga kurang dari separuhnya

    nampak diatas air.

    F. Data Praktikum

    1. Benda Uji : Bata Merah

    Pengujian 1a. Ukuran benda uji

    Panjang (P) = 23,95 cm Lebar (l) = 11 cm Tinggi (t) = 4,53 cm

    b. Tinggi bercak-bercak putih = 0 cm

    c. Kandungan garam = %100 x pm

    = %10095,23

    0 x

    = 0 %

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    43/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    44/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 38

    G. Pembahasan

    Ukuran rata-rata bata merah yang diuji adalah : 23,95 cm x 10,9 cm x 4,533 cm. Dari hasil

    praktikum, kandungan garam pada bata merah tersebut sebesar 0%. Sesuai dengan

    persyaratan bata merah tidak boleh mengandung garam lebih dari 50% tinggi bata.

    Modul Ukuran standar Bata :

    a. Modul M-5a = 190 x 90 x 65 mm

    b. Modul M-5b = 190 x 140 x 65 mm

    c. Modul M-6 = 230 x 110 x 55 mm

    Tabel 27-1 PUBI 1982

    ModulUkuran, mm.

    Tebal Lebar PanjangM - 5a

    M - 5b

    M - 6

    65

    65

    55

    90

    140

    110

    190

    190

    230

    H. Kesimpulan

    a. Ukuran bata rata-rata : Panjang = 23,95 cm

    Lebar = 10.9 cm

    Tinggi = 4,533 cm

    b. Berdasarkan pasal 27 PUBI 1982 bata merah ini tidak ada kandungan garam

    c. Sesuai ukuran standar yang tertera dalam 27-1 PUBI 1982 bata merah ini mendekati

    modul M-6.

    I. Lampiran

    a. Laporan sementara

    b. Gambar alat c. Gambar langkah kerja

    d. Flow chart

    e. Bahan konstruksi teknik hal.VII-3,4

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    45/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 39

    BAB XII

    PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN BATA + MORTAR

    A. PendahuluanBata merah dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain, yang dibakar pada

    suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur bila direndam dalam air.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui kelas kuat dan koofisien variasi bata merah.

    C.

    Benda Uji• Bata merah

    • Semen

    • Pasir

    D. Alat

    a. Cetok

    b. Cangkul

    c. Ember

    d. Gergaji

    E. Pelaksanaan

    a. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.

    b. Ambil semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 4

    c. Selanjutnya campur semen dan pasir kemudian diaduk sampai rata.

    d. Setelah rata kemudian diberi air sedikit demi sedikit sehingga kelecakan yangdiinginkan tercapai.

    e. kemudian bata merah dipotong menjadi dua bagian.

    f. Letakan mortar diatas potongan bata yang satu kemudian potongan bata yang lainnya

    diletakan diatasnya.

    F. Data pratikum

    a. Jenis benda uji : Bata merah

    1. Asal benda uji : Kronggahan

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    46/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 40

    2. Ukuran benda Uji

    No. Uji Bata Panjang Lebar Tinggi

    1 11,2 11,5 10,7

    2 11 10,8 10,5

    3 11,1 12,5 10,7

    Rata-rata 11,1 11,6 10,6

    G. Hasil pengujian dan hitungan

    1. Ukuran benda uji yang akan diuji :

    Tabel 1.1 Ukuran benda uji bata dan mortar.

    No. Uji Bata Panjang Lebar Tinggi1 11,2 11,5 10,7

    2 11 10,8 10,5

    3 11,1 12,5 10,7

    Rata-rata 11,1 11,6 10,6

    2. Luas permukaan tekan (A) = p x l untuk setiap bata:

    A-I = 11,2 x 11,5

    = 128,8 cm 2

    = 12880 mm 2

    A-II = 11 x 10,8

    = 118,8 cm 2

    = 11880 mm 2

    A-III = 11,1 x 12,5

    = 138,75 cm 2

    = 13875 mm 2

    3. Beban maksimum bata yang diuji

    P-I = 61,3 KN

    = 61300 N

    = 6130 kg

    P-II = 49,3 KN

    = 49300 N

    = 4930 kgP-III = 70,7 KN

    = 70700 N

    = 7070 kg

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    47/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 41

    4. Kekuatan tekan bata yang diuji ( σ ) = A p

    untuk setiap bata:

    σ -I =

    212880

    61300

    mm

    N

    = 4,75 MPa

    σ -II =211880

    49300mm N

    = 4,14 Mpa

    σ -III =213875

    70700mm N

    = 5,09 Mpa

    Kuat tekan rata-rata ( σ rata-rata ) =3

    09,514,475,4 ++

    = 4,66 N/mm 2

    H. Pembahasan

    1. Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982 bahwa kekuatan tekan rata-rata bata yang diuji

    harus sesuai dengan ketentuan untuk mengetahui kelas kuat dan koefisien variasi

    bata tersebut.

    2. Pada praktikum kali ini digunakan 3 sampel bata merah yang sebelumnya dipotong

    dan diberi mortar. Kekuatan tekan bata yang diuji ( σ ) = A p

    untuk setiap bata:

    σ -I = 4,75 MPa

    σ -II = 4,14 Mpa

    σ -III = 5,09 Mpa

    Kuat tekan rata-rata ( σ rata-rata ) =3

    09,514,475,4 ++

    = 4,66 N/mm 2

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    48/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 42

    Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982 maka bata yang diuji diatas masuk pada kelas 25.

    Tabel 27-3 PUBI 1982

    Kelas

    Kekuatan tekan rata-rata

    minimum dari 30 buah bata

    yang diuji

    Koefisien variasi yang

    diizinkan dari rata-rata

    kuat tekan bata yang

    diuji, %

    25

    50

    100

    150

    200250

    25

    50

    100

    150

    200250

    2,5

    5

    10

    15

    2025

    25

    22

    22

    15

    1515

    I. Kesimpulan

    a. Kekuatan tekan rata-rata bata yang diuji : 4,66 N/mm 2

    b. Koefisien variasi rata-rata bata yang diuji didapat bila jumlah sampel lebih dari atau

    sama dengan 30 buah bata.

    c. Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982, bata ini masuk pada kelas 50

    J. Lampiran

    a. Laporan sementara .

    b. Gambar alat.

    c. Gambar langkah kerja

    d. Flow chart.

    e. Tabel 27-3 PUBI 1982

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    49/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 43

    BAB XIII

    PENGUJIAN PENYEBARAN MORTAR DENGAN MEJA SEBAR

    (FLOW TABLE TEST)

    A. Pendahuluan

    Untuk memudahkan pengerjaan pemasangan bata merah sebagai bahan bangunan maka

    perlu campuran yang ideal (tidak terlalu encer maupun terlalu kering). Hal tersebut

    dimaksudkan supaya dalam pengerjaan nantinya tidak sulit dengan kekuatan tekan yang

    optimal dengan faktor air semen tertentu.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui berapa % penyebaran mortar yang akan digunakan supaya tercapai

    kondisi yang ideal.

    C. Benda uji

    Mortar yang digunakan untuk pengujian kuat tekan bata.

    D. Alat1. Meja sebar

    2. Kaliper

    3. Alat perata (spatel)

    4. Nampan

    E. Pelaksanaan

    1. Siapkan mortar dengan perbandingan yang ditetapkan 1:3, 1:4, 1:5.

    2. Ukur diameter atas dan bawah serta tinggi cincin sebar yang akan digunakan.

    3. Masukkan mortar tersebut ke dalam cincin meja sebar sampai penuh dan ratakan

    permukaannya dengan pisau perata.

    4. Usahakan jangan sampai ada rongga di dalam cincin meja sebar.

    5. Sebelum meja sebar dijalankan, angkat cincin dari mortar sehingga yang terdapat di

    atas meja sebar tinggal mortarnya.

    6. Jalankan mesin sampai 25 ketukan kurang lebih 15 detik.

    7. Setelah selesai ukur kembali diameter yang terjadi pada mortar setelah mesin

    dijalankan.

    8. Catat berapa penyebaran yang terjadi.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    50/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 44

    F. Data praktikum

    Ukuran cincin :

    Uraian Diameter bawah (cm) Diameter atas (cm) Tinggi cincin (cm)

    8,6 6 5,5

    8,5 6,1 5,5

    8,6 6,1 5,5

    Rata-rata 8,56 6,07 5,5

    Diameter mortar setelah diuji (cm) : 19,8 cm

    20,1 cm19,8 cm

    Rata-rata : 19,9 cm

    Nilai sebar mortar0

    01d

    d d − x 100% :

    56,856,89,19 −

    : 9%

    G. Pembahasan

    Dari pengujian meja sebar (flow table test) didapatkan:

    1. Diameter rata-rata mortar setelah diuji : 19,9 cm

    2. Nilai sebar mortar : 93%

    H. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan melihat pembahasan pada poin

    G, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kadar air yang digunakan dalam pencampuran

    sangat mempengaruhi kualitas dari mortar. Untuk campuran yang ideal sebaiknya tidakterlalu encer dan tidak terlalu kental sehingga sangat diperhitungkan keseimbangan antara

    jumlah air dan bahan-bahan yang digunakan dalam pencampuran.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Gambar alat

    3. Urutan pelaksanaan pekerjaan

    4. Flow chart

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    51/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 45

    BAB XIV

    PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON

    A. Pendahuluan

    Pada percobaan ini diuraikan cara-cara mencampur bahan-bahan dasar pembuatan

    campuran beton.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui langkah – langkah yang benar dalam pengadukan beton.

    C. Benda UjiBeton yang dibuat dari semen, kerikil, pasir dan air.

    D. Alat

    1. Cangkul.

    2. Bejana.

    3. Sekop.

    4. Ember.

    5. Timbangan.

    6. Tongkat penusuk adukan.

    7. Mesin molen.

    E. Pelaksanaan

    Pelaksanaan pengadukan adukan beton pada praktikum ini adalah mengikuti langkah –

    langkah seperti di bawah ini :

    1. PengukuranSemen Portland dan batuan ( pasir dan kering kerikil ) diukur secara teliti dengan berat

    atau melalui proses penimbangan, adapun air yang digunakan dapat diukur dengan

    menggunakan berat atau dengan volumenya ( gelas ukur ).

    2. Pencatatan

    Suatu formulir data yang jelas yang memuat jumlah bahan yang akan dicampur harus

    ditetapkan terlebih dahulu. Penimbangan batuan dapat dimulai dari pasir yang halus

    (apabila diameter pasir dan kerikil dipisahkan menjadi beberapa kelompok) kemudianditambah dengan batuan yang berdiameter lebih besar (penimbangan dilakukan secara

    komulatif). Dengan demikian secara keseluruhan berat pasir dan kerikil tidak berbeda

    banyak dengan berat rencana, bila dibandingkan dengan cara pasir dan kerikil ditimbang

    sendiri-sendiri.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    52/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    53/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 47

    2. Hasil pengujian

    a. Faktor air semen = 0.53

    b. Nilai slam = 1. 14 cm2. 14 cm

    3. 9 cm

    c. Nilai slam rata-rata =3

    91414 ++= 12,33 cm

    G. Pembahasan

    Dalam proses pengadukan beton hendaknya dilakukan sesuai prosedur yang ada agar

    didapatkan campuran beton yang baik.

    H. Kesimpulan

    Dari hasil percobaan pengadukan beton didapat nilai Fas sebesar 0.53 Dan nilai Slam

    sebesar = 12,33 cm. Pada pengerjaan beton untuk plat. Balok, kolom dan dinding nilai slam

    tanpa alat getar umumnya berkisar antara 7.5-15 cm. Beton ini memenuhi syarat untuk

    pengerjaan beton, karena beton yang akan dihasilkan memliki kekuatan yang tinggi.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Gambar alat

    3. Gambar urutan langkah kerja

    4. Flow chart

    5. SK SNI

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    54/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 48

    BAB XV

    PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR

    A. PendahuluanUntuk mengetahui kelecakan ( consistency ) beton segar biasanya dengan melakukan

    pemeriksaan uji slam ( slump ). Dengan pemeriksaan slam, maka kita dapat memperoleh nilai

    slam yang dipakai sebagai tolok ukur kelecakan beton segar, yang berhubungan dengan

    tingkat kemudahan pengerjaan beton.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui langkah dan besarnya nilai uji slam.

    C. Benda Uji

    Benda uji berupa beton segar yang harus dapat mewakili beton segar yang akan diperiksa.

    Khusus untuk beton dengan diameter kerikil maksimum>38mm maka, terlebih dahulu harus

    mengeluarkan butiran yang >38mm dengan ayakan basah.

    D. Alat

    a. Cetakan

    Berupa kerucut abram dengan diameter dasar 20cm, diameter atas 10cm, dan tinggi

    30cm.

    b. Cetok.

    c. Mistar pengukur (penggaris dari baja).

    d. Alat pemadat.

    e. Tatakan untuk dasar cetakan.

    E. Pelaksanaan

    a. Membasahi corong dengan air dan kemudian taruhlah ditempat yang rata, basah, tidak

    menyerap air, dan ruangan cukup bagi pemegang corong untuk secara kuat dan berdiri

    pada kedua kaki selama melakukan pengisian corong.

    b. Mengisi corong cetakan dengan 3 kali (lapis) pengisian, masing-masing sekitar 1/3

    volume corong. Dengan demikian tebal beton segar pada setiap kali pengisian sekitar 6

    cm, 15 cm, 30 cm. Setiap kali mengisi beton segar ke dalam cetakan, harus

    menggerakkan cetok atau sendok hingga mengelilingi bagian ujung atas-dalam corong

    agar mendapatkan penyebaran beton segar yang merata dalam corong. Tusuk setiap lapis

    beton segar dengan alat penusuk sebanyak 25 kali. Usahakan dalam melakukan

    penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis

    beton sebelumnya.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    55/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 49

    c. Setelah selesai menusuk lapisan beton segar yang terakhir, kemudian masukkan lagi

    beton segar ke bagian atas, dan ratakan hingga rata dengan sisi cetakan. Kemudian

    bersihkan alas di sekitar corong dari beton segar yang tercecer.

    d. Setelah menunggu sekitar 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelandan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.

    F. Data Praktikum

    Tabel 15.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.

    Bahan Merk / AsalBerat Satuan

    (kg/cm 3)

    Berat

    (gr)

    AirSemen

    Pasir

    Kerikil

    PDAMGresik

    Merapi

    Clereng

    1.10-

    3,15.10 -3

    1,653.10 -3

    1,285.10 -3

    822515500

    46050

    50240

    Jumlah 120005

    G. Hasil Pengujian dan Hitungan

    Cetakan slam

    1.Faktor Air Semen : 0.532.Nilai Slam : 14 cm

    : 14 cm

    : 9 cm

    Nilai slam:3

    91414 ++ = 12,3cm.

    H. Pembahasan

    a. Nilai slam dalam pengadukan beton sangat berpengaruh. Karena didalam nilai slam

    tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton,

    makin besar nilai slam berarti adukan beton semakin encer dan ini berarti akan

    semakin mudah dalam pengerjaannya.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    56/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 50

    b. Berdasarakn percobaan uji slam diatas hasil yang diperoleh yaitu faktor air semen

    0.53 dan nilai slam rata-rata sebesara 12,3 cm sesuai dengan syarat yaitu nilai slam

    berkisar antara 5-12.5 cm.

    I. Kesimpulan

    a. Rata-rata nilai slam adalah : 12,3cm

    b. Faktor air semen adalah : 0,53

    J. Lampiran

    a. Laporan sementara.

    b.

    Gambar Alatc. Gambar langkah kerja

    d. Flow chart.

    e. Bahan Kontruksi Teknik, Halaman : V-10 .

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    57/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 51

    BAB XVI

    PERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETON

    A. Pendahuluan

    Pembuatan silinder beton adalah sebagai replikasi dari beton yang digunakan untuk bahan

    bangunan. Silinder beton ini terbuat dari adukan beton yang akan digunakan, yang

    merupakan sampel yang akan diujikan di laboratorium. Jumlah pembuatan silinder beton

    harus mempresentasikan dari adukan beton bahan bangunan.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan silinder beton.

    C. Benda Uji

    Silinder beton dengan ukuran: diameter 150mm dan tinggi 300mm.

    D. Alat

    a. Cetakan silinder berukuran diameter 150mm dan tinggi 300mm, terbuat dari besi atau

    baja.

    b. Alat penumbuk.

    c. Kaliper.

    d. Cetok.

    e. Tongkat perata.

    E. Pelaksanaan Pemadatan dengan tangan

    a. Lakukan pengisian adukan beton dalam 3 lapis, tiap lapis kira-kira bervolumesama.

    b. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton

    yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke

    tengah).

    c. Tusuk tiap lapisan dengan batang baja penusuk sebanyak 25 kali. Penusukan

    harus merata ke semua permukaan lapisan dengan kedalamn sampai sedikit

    masuk ke lapisan sebelumnya. Khusus untuk lapisan pertama, penusukan jangansampai mengenai dasar cetakan.

    d. Pindahkan cetakan ke ruangan yang lembab.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    58/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 52

    Pemadatan dengan alat getar

    a. Untuk pencetakan silinder yang pemadatannya menggunakan alat getar,

    pengisian adukan beton hanya dalam 2 lapis, sedangkan masing-masing lapiskira-kira bervolume sama.

    b. Memadatkan tiap lapisan dengan cara memasukkan alat getar ke dalam lapisan

    beton segar. Pada lapisan pertama, penusukan alat getar jangan sampai

    mengenai dasar cetakan, adapun pada lapisan kedua penusukan alat getar

    sampai menusuk lapisan pertama sedalam kira-kira 25 mm.

    c. Lama penggetaran tergantung pada nilai kelecakan adukan beton maupun

    kemampuan alat getarnya. Sebagai gambaran, kita dapat melakukan 3 kalipenggetaran dengan lama 3 atau 4 detik pada tiap lapisan. Penggetaran dapat

    dianggap cukup apabila pada permukaan beton segar sudah tampak suatu

    lapisan air.

    d. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton

    yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke

    tengah). Cetakan jangan diisi terlalu penuh dengan adukan agar jangan sampai

    mortarnya jatuh ke luar dan kerikilnya masuk ke silinder pada saat

    menggetarkan.

    e. Selesai menggetaran lapisan kedua, menambahkan sedikit beton segar di

    permukaan, kemudian meratakan dengan batang perata agar rata dengan

    permukaan cetakan.

    f. Pindahkan cetakan ke dalam ruangan yang lembab.

    Penyimpanan benda ujia. Keluarkan benda uji silinder dari cetakan setelah 24 jam dari saat pencetakan.

    b. Bersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat, kemudian mamberi

    tanda atau sandi agar tidak keliru dengan benda uji yang lain dan menimbang

    benda uji.

    c. Kembalikan benda uji ke dalam ruangan yang lembab atau tempat penyimpanan

    yang lain.

    d. Bila melakukan pembuatan silinder dan penuangan beton di lapangan, setelah

    mengeluarkan benda uji, harus menutup benda uji dengan rapat (misalnya kertas

    kedap air) dan menghindarkan dari panas matahari langsung.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    59/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 53

    F. Data Praktikum

    Adukan beton:

    Tabel 16.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.

    Bahan Merk / asalBerat satuan

    (kg/cm 3)Berat (gr)

    Air PDAM 1.10 - 8215

    Semen Gresik 3,15.10 15500

    Pasir Merapi 1,653.10 -3 46050

    Kerikil Clereng 1,285.10 - 50240

    Jumlah 120005

    . Hasil pengujian

    a. Faktor air semen = 0,53

    b. Nilai slam = 1. 14 cm

    2. 14 cm

    3. 9 cm

    c. Nilai slam rata-rata =3

    14941 ++= 12,3 cm

    G. Hasil Pengujian dan Hitungan

    Tabel 16.2. Ukuran cetakan dan silinder beton

    Uraian Sld.1 Sld.2 Sld.3

    Diameter bagian dalam (mm) 150 151 151

    Kedalaman cetakan (mm) 301 305 300

    Berat cetakan kosong (kg) 5,2 4,4 5,2

    Berat cetakan + beton segar (kg) 18,2 18 17,2

    Berat beton segar (kg) 13 13,6 12

    Berat beton (kg/ m 3) 12,495 12,750 12,445

    a. Volume silinder (V) = t d ××× 241

    π

    V.Sld I = ( ) 30115041 2

    ××× π = 5316412,5 mm 3

    =

    0,0053164125 m3

    = 0,00532 m 3

    V.Sld II = ( ) 30515141 2

    ××× π = 5459129,425 mm 3

    = 0,005459129425 m 3

    = 0,00546 m 3

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    60/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 54

    V.Sld III = ( ) 30015141 2

    ××× π = 5369635,5 mm 3

    = 0,0053696355 m 3

    = 0,00537 m3

    b. Berat beton segar (W) = (Berat cetakan isi beton segar–Berat cetakan Kosong)

    W.Sld I = 18,2 – 5,2 = 13 kg

    W.Sld II = 18 – 4,4 = 13,6 kg

    W.Sld III = 17,2– 5,2 = 12 kg

    c. Berat beton segar per m 3 (W) =( )( )3mbetonVolumekgbeton Berat

    W.Sld I = 0,0053213

    = 2443,61 kg/m3

    W.Sld II =0,00546

    13,6 = 2490,84 kg/m 3

    W.Sld III =0,00537

    12 = 2234,64 kg/m 3

    Berat rata – rata dari 6 benda uji = … kg/ m 3

    3

    64,223484,249061,4324 ++

    = 2323,03 kg/m 3

    H. Pembahasan

    Pengadukan beton merupakan replikasi dari pencampuran adukan dasar beton yaitu pasir,

    semen, kerikil, dan air. Dalam perencanaan pembuatan beton direncanakan sebanyak 9

    silinder. Tapi, dalam praktikumnya dibuat sebanyak 3 silinder. Pada uji coba kali ini

    pengadukan beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk yaitu mesin molen .

    Untuk menghindari keausan pada silinder beton sebaiknya beton disimpan pada tempat

    yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari. Jadi, berdasarkan hasil uji coba diatasberat rata-rata 3 silinder per m 3 adalah 2323,03 kg/m 3.

    I. Kesimpulan

    a. Berat rata-rata silinder = 2323,03 kg/m 3

    b. Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton, terlebih dahulu beton disimpan

    pada tempat yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari.

    c. Pengadukan dilakukan dengan mesin molen.J. Lampiran

    a. Laporan sementara.

    b. Gambar alat.

    c. Gambar langkah kerja

    d. Flow chart.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    61/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 55

    BAB XVII

    PENGUJIAN BLEEDING

    A. Pendahuluan

    Keenceran suatu campuran (adukan) beton sangat mempengaruhi mudah dan sulitnya

    pengerjaan di lapangan. Apabila campuran tersebut terlalu encer pengarjaannya semakin

    mudah namun kekuatan beton yang dihasilkan rendah, begitu sebaliknya.

    B. Tujuan

    Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui tingkat keenceran suatu campuran beton.

    C. Benda Uji

    Benda uji berupa campuran beton segar yang dipakai dalam pembuatan silinder beton dan

    pengujian slam.

    D. Alat

    1. Pipet tetes

    2. tabung ukur 10 ml

    E. Pelaksanaan

    1. Siapkan alat berupa tabung ukur 10 ml dan pipet tetes.

    2. Ambil air yang berada di atas campuran beton tersebut semaksimal mungkin.

    3. Amati berapa ml air yang ada, semakin banyak air maka campuran tersebut semakin

    encer.

    F. Data Praktikum

    Bahan Merk / asalBerat satuan

    (kg/cm 3)Berat (gr)

    Air PDAM 1.10 - 8215

    Semen Gresik 3,15.10 15500

    Pasir Merapi 1,653.10 -3 46050

    Kerikil Clereng 1,285.10 - 50240

    Jumlah 120005

    . Hasil pengujian

    a. Faktor air semen = 0.53

    b. Nilai slam = 1. 14 cm

    2. 14 cm

    3. 9 cm

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    62/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 56

    c. Nilai slam rata-rata =3

    14941 ++= 12,3 cm

    . Nilai Bleeding : 7,5 ml

    G. Kesimpulan

    Nilai Bleeding = 7,5 ml

    Dari hasil praktikum campuran yang didapatkan adalah ideal. Sehingga campuran ini

    memenuhi syarat untuk pembuatan beton. Karena kualitas beton yang akan dihasilkan

    cukup baik.

    H. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Gambar alat

    3. Gambar urutan langkah kerja

    4. Flow chart

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    63/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 57

    BAB XVIII

    PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU

    A. PendahuluanKuat tekan kayu adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui kelas kuat kayu. Kelas kuat

    kayu adalah tolok ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk menentukan dimensi kayu

    dan harus disarkan pada pembebanan yang bekerja.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui cara menguji kuat tekan kayu searah serat.

    C. Benda Uji

    Benda uji berupa kayu meranti dengan ukuran 50 mm x 50 mm dan panjang 200 mm.

    D. Alat

    1. Stop watch.

    2. Mesin uji tekan.

    3. Kaliper

    E. Pelaksanaan

    1. Meletakkan benda uji kayu pada mesin uji tekan.

    2. Pembebanan diberikan dengan kecepatan sekitar 0.6 mm/menit.

    3. Mencatat besar beban maksimum dan lama pembebanan.

    4. Bentuk satu benda uji diperiksa setelah patah.

    F. Data PraktikumBenda Uji:

    1. Jenis Kayu : Meranti 3. Cacat : -

    2. Bentuk : Balok

    G. Hasil Pengujian dan Hitungan

    Data balok kayu ( kelompok 6 )

    Panjang (mm) Sisi A (mm) Sisi B (mm)

    Pengukuran Kayu 1

    Pengukuran Kayu 2

    Pengukuran Kayu 3

    201,8

    202,0

    202,0

    59,50

    60,00

    60,00

    40,75

    41,00

    41,00

    Jumlah

    Rata-rata

    605,80

    201,93

    179,50

    59,83

    122,75

    40,92

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    64/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 58

    Kayu 1

    Beban maksimum : 63,2 kN = 63200 N

    Lama pembebanan : 7,65 detik = 7,65 / 60 menit =0,1275 menit

    p

    1. Kuat tekan ( τ ) = AP

    , dimana A = t x l

    A = luas alas

    = 59,83 x 40,92

    = 2474,02 mm 2 = 24,7402 cm 2

    Kuat tekan ( τ ) = 2mm2474,02N63200

    b h

    = 25,55 MPa

    2. Kecepatan pembebanan (V) =pembebananLama

    maksimumBeban

    Kecepatan pembebanan (V) =0.1275

    63,2

    = 495,69 kN/menit

    3. Sketsa benda uji setelah pembebanan

    Kayu 2 ( kelompok 5 )

    Panjang (mm) Sisi A (mm) Sisi B (mm)

    Pengukuran Kayu 1

    Pengukuran Kayu 2

    Pengukuran Kayu 3

    200,5

    200,7

    200,5

    61,00

    61,00

    61,00

    42,00

    42,00

    42,00

    Jumlah

    Rata-rata

    601,7

    200,57

    183,00

    61,00

    126,00

    42,00

    Beban maksimum : 63,5 kN = 63500 N

    Lama pembebanan : 7,8 detik = 7,8/ 60 menit = 0,13 menit

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    65/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 59

    p

    1. Kuat tekan ( τ ) = AP

    , dimana A = t x l

    A = luas alas= 61,0 x 42,0

    = 2562 mm 2 = 25,62 cm 2

    Kuat tekan ( τ ) = 2mm2562N63500

    b h

    = 24,785 MPa

    2.

    Kecepatan pembebanan (V) = pembebananLamamaksimumBeban

    Kecepatan pembebanan (V) =0,1363,5

    = 488,462 kN/menit

    3. Sketsa benda uji setelah pembebanan

    Kuat tekan kayu rata-rata =2

    24,78525,55 + = 25,1675 MPa

    Kecepatan pembebanan rata-rata =2

    488,46495,68 + = 492,07 kN/menit

    H. Kesimpulan

    1. Kuat tekan kayu rata-rata = 25,1675 MPa2. Kecepatan pembebanan rata-rata = 492,07 kN/menit

    3. PUBI 1982 tabel 37-3 “ Berat jenis ( kering udara ) kurang atau sama dengan 0.3.

    Kekuatan Tekan mutlak kurang dari 650 kg/cm 2. Kekuatan tekan mutlak lebih dari 425

    kg/cm 2.” Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat IV.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Gambar alat

    3. Gambar urutan langkah kerja

    4. Flowchart

    5. Referensi (PUBI)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    66/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 60

    BAB XIX

    PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU

    A. PendahuluanSuatu balok kayu biasanya menahan beban lentur. Untuk mengetahui kekuatan terhadap

    momen lentur maka perlu dibuat pengujian lentur.

    B. Tujuan

    Untuk memberikan gambaran bagaimana cara menguji kekuatan lentur balok dan

    menghitung tegangan lentur maksimumnya.

    C. Benda Uji

    Balok kayu meranti, dengan ukuran penampang sekitar 25 mm x 25 mm sampai 70 mm x 70

    mm dengan panjang sekitar 600 mm.

    D. Alat

    1. Mesin uji lentur balok.

    2. Kaliper.

    E. Pelaksanaan

    1. Penampang balok diukur dengan teliti.

    2. Balok diasang pada tempat pengujian, dengan panjang bentang sekitar 450 mm

    (tergantung ukuran kayu) dan beban satu titik di tengah atau dua titik dengan jarak

    masing-masing 1/3 batang dari perletakan.

    3. Beban maksimum yang mematahkan balok dicatat.

    F. Data Praktikum

    Benda Uji:

    1. Jenis Kayu : Meranti

    2. Bentuk : Balok

    3. Cacat : -

    4. Ukuran :

    Lebar (mm) Tinggi (mm) Panjang (mm)

    Pengukuran 1

    Pengukuran 2

    Pengukuran 2

    59,00

    57,75

    55,75

    41,75

    40,50

    41,40

    550

    550

    550

    Jumlah

    Rata-rata

    172,50

    57,50

    123,65

    41,2167

    1650

    550

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    67/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 61

    G Hasil Pengujian dan Hitungan

    Kayu 1

    1. Beban maksimum = 7,81 kN = 7810 N

    2. Sketsa beban pengujianBeban titik

    Benda uji

    Titik tumpu balok

    3.

    Skema pembebanan :3905 N 3905 N

    150mm

    150mm 150mm

    50mm 50mm

    4. Gaya reaksi dan gaya lintang

    Σ MA = 0

    - ( RBVx 450 ) + (3905 x 150) + (3905 x 300) = 0

    RBV =mm Nmm

    4501757250

    RBV = 3905N

    Σ MB = 0+( RAV x 450) - (3905 x 150) - (3905 x 300) = 0

    RAV =mm Nmm

    4501757250

    RAV = 3905N

    5. Gaya momen

    MA = MB = 0

    MC = RAV x 150

    = 3905 x 150 = 585750 N.mm

    MD = RBV x 150

    = 3905 x 150 = 585750 N.mm

    (+)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    68/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 62

    6. Tahanan Momen

    W = 1/6 x b x h 2

    = 1/6 x 57,50 x (41,2167) 2

    = 16280,323 mm 3

    = 16,28 cm 3

    7. Kuat lentur =W M

    Kuat lentur = 3323,16280585750

    mm

    Nmm

    = 35,979 N/mm 2

    H. Kesimpulan

    1. Kuat lentur rata-rata kayu meranti = 580 kg/cm 2

    2. PUBI 1982 tabel 37-3 . Pengujian kuat lentur kayu kamper yg kami uji = 580 kg/cm 2

    .Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat III.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara2. Gambar alat

    3. Gambar urutan langkah kerja

    4. Flowchart

    5. Referensi (PUBI)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    69/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 63

    BAB XX

    PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON

    A. Pendahuluan

    Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji kuat tekan

    beton dilakukan terhadap benda uji (yang umumnya berupa silinder beton dengan ukuran

    diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus dengan sisi 150 mm) setelah umur 28 hari.

    Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.

    B. Tujuan

    1.

    Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.

    C. Benda Uji

    Sebagai benda uji adalah silinder beton berdiameter 150 mm, tinggi 300 mm, atau kubus

    beton bersisi 150 mm.

    D. Alat

    1. Timbangan.

    2. Kaliper untuk mengukur dimensi benda uji.

    2. Alat perata lapis alas silinder (capping). Bila dipakai benda uji kubus tidak diperlukan

    perataan permukaan ini.

    E. Pelaksanaan

    1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain:

    a. Faktor semen.b. Nilai slam.

    c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.

    d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut, perkirakanlah

    kuat tekannya).

    2. Bila benda uji berupa silinder, diukur diameter rata-rata silinder di tengah-tengah

    tingginya, dan tinggi rata-ratanya dengan ketelitian sampai 0.1 mm (dengan kaliper).

    3. Benda uji ditimbang dengan ketelitian sampai 0.005 kg.

    4. Permukaan beton diratakan dengan memberi lapisan perata pada permukaan dengan

    bahan yang tersedia, bahan perata diratakan dengan kaca atau plat. ditunggu sampai

    lapisan ini keras dan cukup kuat.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    70/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 64

    F. Data Praktikum

    Benda Uji: Bahan adukan beton

    Bahan Merk / asalBerat satuan

    (kg/cm 3)Berat (gr)

    Air PDAM 1.10 - 8250

    Semen Gresik 3,15.10 - 15500

    Pasir Merapi (S.Gendol) 1,653. 10 - 46050

    Kerikil Clereng 1,285. 10 - 50240

    Jumlah 120005

    Faktor Air Semen : 0,53

    Nilai Slam : 12,33 cmF’c : 20 MPa

    G. Hasil Pengujian dan Hitungan

    PengukuranSilinder

    I

    Silinder

    II

    Silinder

    III

    Berat (kg) 12,495 12,750 12,445

    Tinggi (mm) 301 305 300

    Diameter 1 (mm) 150 150 148

    Diameter 2 (mm) 151 150 151

    Diameter

    Rata – rata (mm)150,5 150 150,5

    1. Luas tampang (A) = ¼ (3.14)d 2

    A I = 0,25.3,14.(150,5) 2 = 17780,45 mm 2 = 177,8045 cm 2

    A II = 0,25.3,14.(150) 2 = 17662,50 mm 2 = 176,6250 cm 2

    A III = 0,25.3,14.(150,5) 2 = 17194,64 mm 2 = 177,8045 cm 2

    Uraian Sld.1 Sld.2 Sld.3

    Diameter bagian dalam (mm) 150 151 151

    Kedalaman cetakan (mm) 301 305 300

    Berat cetakan kosong (kg) 5,2 4,4 5,2

    Berat cetakan + beton segar (kg) 18,2 18 17,2

    Berat beton segar (kg) 13 13,6 12

    Berat beton (kg/ m 3) 12,495 12,750 12,445

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    71/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    72/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 66

    c. σ -III =171,9464

    25500

    = 148,302 kg/cm 2 ( 7 hari ) = 65%

    x3 = 229,148 kg/cm2 ( 28 hari) =100%

    5. Kuat tekan rata-rata

    a. Kuat tekan rata-rata 7 hari

    =3

    148,302161,36203,822 ++

    = 171,16 kg/cm 2

    = 17,116 MPa

    b. Kuat tekan rata-rata 28 hari

    =3

    229,148248,246313,572 ++

    = 263,655 kg/cm 2

    = 26,3655 MPa

    6. Lama Pembebanan

    Silinder I = 11,07 detik= 0,1845 menit

    Silinder II = 14,67 detik

    = 0,2445 menit

    Silinder III = 10,12 detik

    = 0,1687 menit

    7. Kecepatan pembebanan (V) = pembebananLamamaksimumBeban

    V-I =1845,0360

    = 1951,219 kN/menit

    V-II =2445,0285

    = 1165,644 kN/menit

    V-III =

    1687,0

    255 = 1511,559 kN/menit

    Rata-rata Kecepatan Pembebanan =3

    559,1511644,1165219,1951 ++

    = 1542,81 kN/menit

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    73/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 67

    H. Kesimpulan

    Dari hasil praktikum dan hitungan dari 3 buah pengujian beton diperoleh data:

    1. Berat jenis rata-rata = 2,377 x10 -3 kg/cm 3

    2. Kuat tekan rata-rata 7 hari = 17,116 MPa3. Kuat tekan rata-rata 28 hari = 26,3655 MPa

    4. Kecepatan pembebanan rata-rata = 1542,81 kN/menit

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Gambar alat

    3. gambar urutan langkah kerja

    4. Flow chart

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    74/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    75/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 69

    D. Alat

    1. Mesin Los Angeles.

    2. Ayakan no. 12 (lubang 2 mm) dan ayakan lain dengan lubang 38.1 mm, 25.4 mm, 19.05mm, 12.7 mm, 9.51 mm, 6.36 mm, 4.75 mm, 2.36 mm.

    3. Timbangan dengan ketelitian 5 gr.

    4. Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara 390 gr

    sampai 445 gr.

    5. Tungku pengering (oven) yang dapat memanasi sampai pada temperatur 105 oC

    E.

    Pelaksanaan1. Menimbang benda uji sesuai tabel 17.1.

    2. Memasukkan kerikil/batu pecah ke dalam mesin Los Angeles

    3. Memasukkan bola baja ke dalam mesin Los Angeles dengan jumlah sesuai tabel 17.2.

    4. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.

    5. Mengeluarkan bola baja dari mesin Los Angeles.

    6. Mengeluarkan benda uji dari mesin Los Angeles, kemudian mengayak memakai ayakan

    no. 12.

    7. Menimbang kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12.

    8. Memasukkan kembali bola baja dan kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12 ke dalam

    mesin Los Angeles.

    9. Memutar kembali mesin Los Angeles sebanyak 400 kali (jadi dengan putaran pertama

    berjumlah 500 kali).

    10. Kembali ke langkah e, f, dan g.

    F. Data PraktikumBahan:

    1. Kerikil / batu pecah asal: Clereng Kulon Progo

    2. Gradasi : A

    G. Hasil Pengujian dan HitunganLubang ayakan (mm) Berat benda uji (gr)

    Lewat Tertinggal Gradasi A Gradasi B Gradasi C

    38.1025.40

    19.05

    12.07

    9.51

    6.35

    25.4019.05

    12.70

    9.51

    6.35

    4.75

    1.2501.250

    1.250

    1.250

    ….

    ….

    ….….

    2.500

    2.500

    ….

    ….

    ….….

    ….

    ….

    2.500

    2.500

    Jumlah berat benda uji 5.000 5.000 5.000

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    76/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 70

    1. Berat benda uji (A) = 5 kg

    2. Berat benda uji sesudah diuji 100 putaran (B) = 4,62 kg

    3. Berat benda uji sesudah diuji 400 putaran (C) = 3,12 kg

    4. Keausan I = A

    B A )( − x 100 %

    Keausan I =5

    62,45 − x 100 %

    = 7,6 %

    5. Keausan II = A

    C A )( − x 100 %

    Keausan II =5

    12,35 − x 100 %

    = 37,6 %

    Keausan total = Keausan I + Keausan II

    = 7,6% + 37,6%

    = 45,2 %

    H. Kesimpulan

    1. Keausan total = 45,2 %

    2. PUBI 1982 Pasal 12 “Syarat fisik kerikil bagian yang hancur bila diuji memakai mesin

    los Angeles tidak lebih dari 50% berat” jadi kerikil progo memenuhi syarat sebagai

    bahan bangunan.

    I. Lampiran

    1. Laporan sementara2. Gambar alat

    3. Gambar urutan lankah kerja

    4. Flowchart

    5. Referensi (PUBI)

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    77/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 71

    Tabel 25-2 PUBI

    Pengujian

    Jenis bangunan beton/konstruksi jalan

    Konstruksi

    berat/beton

    kelas III

    Konstruksi

    sedang/beton

    kelas II

    Konstruksi

    ringan/beton

    kelas I

    Kekuatan tekan (kg

    f/cm 2)

    Kekerasan dengan

    Rudellof :

    - fraksi kasar

    - fraksi 30-95

    mm(dihitung %

    berat hancur)

    ketahanan keausan

    dengan Los Angeles:

    bagian hancur, max %

    berat

    penyerapan air max

    (dalam % berat).

    1200

    0,80

    16

    27

    3

    800

    0,70

    16-24

    27-30

    3

    600

    0,60

    24-30

    40-50

    3

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    78/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 71

    BAB XXII

    PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN

    A. PendahuluanSemua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk

    tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu,

    kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban

    dan perubahan bentuk pada benda uji ( deformasi ) merupakan bagian utama dari studi

    tentang sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak

    berbeda bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu

    bentuk benda uji dibuatkan suatu standard yang sedemikian rupa sehingga kurvategangan-tegangan diperoleh juga merupakan standar pula.

    B. Tujuan

    1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.

    2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.

    C.

    Benda UjiBatang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai

    standard benda uji menurut Standardisasi Industri Indonesia (SII) atau PUBI 1982.

    D. Alat

    1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01kN dan kapasitas 200kN.

    2. Kaliper.

    3. Penggaris.

    E. Pelaksanaan

    1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.

    2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.

    3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.

    4. Mengukur dan mencatat ukuran diameter pada tempat putusnya benda uji, setelah

    selesai pengujian (benda uji telah putus).

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    79/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 72

    F. Data Praktikum

    Benda Uji :

    a. Bahan = Baja Tulangan Polos

    b. Diameter pengenal = 7,07mm

    c. Diameter terukur =

    Pengukuran 1

    Pengukuran 2

    Pengukuran 3

    Jumlah

    Rata-rata

    7,07mm

    7,07mm

    7,07mm

    21,21mm

    7,07mm

    d. Jarak dua titik ukur awal (sebelum diuji) = 100mm

    G. Hasil Pengujian dan Hitungan

    1. Benda Uji I (Baja Tulangan Polos)

    a. Beban leleh = 17,35kN = 17350N

    b. Beban maksimum (P) = 23,79kN = 23790N

    c. Pertambahan panjang∆ L = ( a + b ) – l 0 L0

    l0 = panjang baja mula-mula (Gambar bentuk benda uji sesudah diuji)

    ∆ L = (76,7 + 50,6) – 100 a b

    = 127,3 – 100

    = 27,3 mm

    d. Diameter ditempat putus = 4mm

    e. Luas penampang awal = 2..41

    d π

    = 2)07,7(14,341

    x x

    = 39,24mm 2

    f. Luas penampang akhir = 2..41

    d π

    = 2)00,4(14.341

    x x

    = 12,56mm 2

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    80/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 73

    g. Pengurangan luas = %100

    ×−

    awal Luasakhir Luasawal Luas

    = %100

    24,39

    56,1224,39×

    =67,99%

    h. Perpanjangan akhir (regangan) =awal panjang

    awal panjangakhir Panjang

    − x 100 %

    =100

    3,27 x 100 %

    = 27,3%

    i. Tegangan leleh ( batas ukur ) =awal Luasleleh Beban

    =2264,21

    17350

    = 817,378N/mm 2

    = 817,378MPa

    j. Tegangan maksimum ( kuat tarik ) =awal Luas

    maksimum Beban

    =39,2423790

    = 606,269N/mm 2

    = 606,269MPa

    H. Pembahasan

    Pada dasarnya logam yang diberi beban akan mengalami perubahan bentuk yang

    umumnya dengan kasat mata tidak terlihat, namun apabila beban yang diberikan terlalu

    besar, maka perubahan tersebut dapat dilihat dengan jelas. Pada pengujian kuat tarik baja

    ini, kita dapat mengetahui seberapa besar beban yang mampu ditahan oleh batang baja

    dengan menggunakan alat uji kuat tarik baja, kita hanya mengamati dan menganalisa data

    yang terbaca pada layar monitor yang ada pada alat uji tersebut.

    I. Kesimpulan

    Baja Tulangan Polos

    a. Tegangan leleh (batas ukur) = 817,378MPa

    b. Tegangan maksimum (kuat tarik) = 606,269MPac. Perpanjangan akhir (regangan) =27,3 %

    d. Pengurangan luas ditempat putus =67,99 %

    e. Menurut PUBI 1982 tabel 74-6 baja ini termasuk BjTP 24, yaitu tegangan leleh

    minimum MPa

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    81/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 74

    J. Lampiran

    1. Laporan Sementara.

    2. Tabel dan Grafik

    3. Gambar Alat.4. Gambar Langkah Kerja.

    5. Flow Chart Pelaksanaan.

    6. PUBI 1982 pasal 2.4.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    82/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 75

    TABEL PENGUKURAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN POLOS

    NOBeban

    P (kN)

    Beban

    P (N)

    Panjang

    Awal

    l0 (mm)

    Perpanjangan

    ∆ L (mm)

    Luas

    Penampang

    AwalA (mm)

    Tegangan

    σ = P/ A

    (Mpa)

    Regangan

    ε = ∆ l/lo

    (%)

    1 0,036 36 100 1 39,24 0,92 0,05

    2 0,560 560 100 2 39,24 14,27 0,1

    3 3,260 3260 100 3 39,24 83,08 0,15

    4 11,060 11060 100 4 39,24 281,86 0,19

    5 17,350 17350 100 5 39,24 442,15 0,24

    6 17,430 17430 100 6 39,24 444,19 0,29

    7 17,290 17290 100 7 39,24 440,62 0,348 17,720 17720 100 8 39,24 451,58 0,39

    9 17,940 17940 100 9 39,24 457,19 0,44

    10 18,500 18500 100 10 39,24 471,46 0,48

    11 19,530 19530 100 11 39,24 497,71 0,53

    12 20,210 20210 100 12 39,24 515,04 0,58

    13 20,220 20220 100 13 39,24 515,29 0,63

    14 21,360 21360 100 14 39,24 544,34 0,68

    15 21,760 21760 100 15 39,24 554,54 0,73

    16 22,630 22630 100 16 39,24 576,71 0,77

    17 22,340 22340 100 17 39,24 569,32 0,82

    18 22,670 22670 100 18 39,24 577,73 0,87

    19 22,870 22870 100 19 39,24 582,82 0,92

    20 22,850 22850 100 20 39,24 582,31 0,97

    21 23,200 23200 100 21 39,24 591,23 1,02

    22 23,340 23340 100 22 39,24 594,80 1,06

    23 23,420 23420 100 23 39,24 596,84 1,11

    24 23,560 23560 100 24 39,24 600,41 1,16

    25 23,640 23640 100 25 39,24 602,45 1,21

    26 23,690 23690 100 26 39,24 603,72 1,26

    27 23,740 23740 100 27 39,24 604,99 1,31

    28 23,760 23760 100 28 39,24 605,50 1,35

    29 23,790 23790 100 29 39,24 606,27 1,40

    30 23,740 23740 100 30 39,24 604,99 1,45

    31 23,640 23640 100 31 39,24 602,45 1,50

    32 22,640 22640 100 32 39,24 576,96 1,55

    33 20,540 20540 100 33 39,24 523,45 1,66

    34 18,690 18690 100 34 39,24 476,30 1,64

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    83/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 76

    GRAFIK BAJA TULANGAN POLOS

    T e g a n g a n

    ( M P a )

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    84/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 75

    BAB XXIII

    PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN

    A. Pendahuluan

    Daya ikat semen sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah adukan baik mortar maupun

    beton, karena adukan atau campuran yang dibuat tersebut harus sesegera mungkin dipakai

    supaya tidak lekas kering. Oleh karena itu penting sekali kita mengetahui berapa lama waktu

    pengikatan semen yang akan terjadi nantinya.

    B. Tujuan

    Tujuan pengujian ini untuk menentukan konsistensi normal dari semen untuk penentuanberapa lama pengikatan semen yang akan terjadi.

    C. Benda Uji

    1. Semen seberat 500 gram

    2. Air bersih 125 ml-150 ml (dengan temperature ruangan)

    D. Alat

    1. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkok

    yang dapat dilepas

    2. Alat vicat

    3. Timbangan dengan ketelitian 1 gr

    4. Spatel (pisau Perata)

    5. Gelas ukur dengan kapasitas 500 ml

    6. Sarungtangan plastic

    E. Pelaksanaan

    1. Persiapan pasta

    a. Memasang daun pengaduk dan mangkuk yang kering pada mesin pengaduk (mixer).

    b. Memasukan bahan-bahn kedalam mangkuk dengan prosedur sebagai berikut:

    1) Menuangkan air 125 ml-155 ml

    2) Memasukan 500 gram semen kedalam air dan biarkan selama 30 detik agar

    terjadi peresapan/campuran

    c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (140±5) ppm selama 30

    detik.

    d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Selama waktu itu kumpulkan pasta

    yang menempel pada dinding mangkuk.

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    85/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 76

    e. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang (285±10) ppm selama 1

    menit.

    2. Pencetakan Benda Uji

    a. Segera bentuk pasta menjadi bola dengan kedua tangan (gunakan sarung tangan).Lemparkan dari tangan yang satu ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm

    sebanyak 6 kali.

    b. Tekankan bola pasta kedalam cincin konis (g) pada alat vicat dengan satu tangan.

    c. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan jalan meletakan cincin lubang

    yang besar pada pelat kaca, lalu potong kelebihan pada lubang cincin kecil dengan

    sekali gerakan, kemudian licinkan kelebihan pasta yang terdapat pada cincin. Selama

    mengerjakan pemotongan dan penghalusan hindarkan tekanan pada pasta.3. Penentuan Konsistensi

    a. Pusatkan cincin berisi pasta tepat dibawah batang penekan. Tempelkan ujung jarum

    pada permukaan pasta dan kunci.

    b. Tempatkan indikator pada angka nol

    c. Lepaskan batang penekan dan jarum tersebut kedalam pasta

    d. Konsistensi normal terjadi apabila batang penekan dan jarum menembus batas (10±1

    mm) dibawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah dilepaskan

    F. Data Hasil Praktikum

    a. Pengujian Pertama

    1. Berat semen : 500 gr

    2. Kadar air 25,5% = 127,5 gram

    b. Pengujian Kedua

    1. Berat semen : 500 gr

    2. Kadar air 26% = 130 gramG. Hasil Pengujian

    Konsistensi normal semen

    1. Konsistensi Normal : 27.4 %

    Kadar air (%) Penetrasi (mm)24.50% 425% 725.50% 526% 8.526.50% 827% 10

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    86/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 77

    G. Kesimpulan

    1. Konsistensi normal yang terjadi adalah 27,4 %.

    2. Pasta yang dihasilkan adalah sesuai.

    H. Lampiran

    1. Laporan sementara

    2. Grafik

    3. Gambar alat

    4. Gambar urutan langkah kerja

    5. Flow chart

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    87/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    88/91

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    89/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 80

    F. Data Praktikum

    No.Test

    Waktu

    Penurunan

    Air (menit)

    Penurunan

    (mm) Air

    25.5 %

    Keterangan

    watku

    pencatatan

    Penurunan

    (mm) Air

    26 %

    Keterangan

    watku

    pencatatan

    1 15 38.5 09.00 39 09.10

    2 30 38 09.15 39 09.25

    3 45 37 09.30 38 09.40

    4 60 37 09.45 37 09.55

    5 75 37 10.00 37 10.10

    6 90 24 10.15 37 10.25

    7 105 14 10.30 37 10.408 120 9 10.45 11 10.55

    H. Pembahasan

    Vikat merupakan campuran antara bahan semen dan air yang biasanya digunakan. Untuk

    mengetahui seberapa besar daya ikat semen tersebut diuji dengan alat uji vikat. Pada

    pengujian ini menggunakan bahan berupa semen dan air. Maksud dari pengujian ini adalah

    unrtuk mengetahui daya ikat semen terhadap air. Berdasarkan pengujian lama pengujiansampai kekerasanya antara 25 mm selama 105 menitt (pengujian pertama) dan 135 menit

    (pengujian kedua) menit.

    I. Kesimpulan

    Dari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air25,5% yaitu pada waktu 115 menit

    Dari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air26% yaitu pada waktu 90 menit

    J. Lampiran

    1. Laporan Sementara

    2. Grafik hasil pengujian

    3. Gambar Alat

    4. Skema langkah kerja

    5. Flow Chart

    6. PUBI 1982 : Vikat

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    90/91

    Program Diploma Teknik Sipil UGM

    Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 81

    GRAFIK UJI VIKAT SEMEN

  • 8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan

    91/91

    LAMPIRAN