laporan ph tanah
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan
berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhungan
dengan penangkapan, pameliharaan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan
sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat
maritim yang mandiri (Fujaya, 2008).
Ilmu tanah adalah cabang ilmu yang memadukan ilmu dasar (kimia, fisika
dan matematika), biologi (botani, zoologi, mikrobologi), ilmu kebumian (klimatologi,
geologi, geografi) dan terapan (produksi, pertanian, kehutanan dan rekayasa tanah)
(Hanafi, 2005).
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa
padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan
batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah idealnya dapat menyediakan
sejumlah unsure hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsure
hara oleh tanaman mestinya dapat segera di perbaharui sehingga kandungan
unsure hara di dalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur tanah oleh ribuan
jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara
bagi tanah (Novisan, 2000).
Keasaman atau pH (potential of hydrogen) adalah nilai (pada skala 0 - 14)
yang menggambarkan jumlah relative ion H+ terhadaf ion OH- di dalam larutan
tanah. Larutan tanah disebut bereaksi jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya
larutan tanah mengandung H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari ion OH- , larutan
tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau memiliki nilai Ph 8-14. Jika jumlah ion H+ di
dalam larutan tanah sama dengan jumlah ion OH- larutan tanah disebut bereaksi
netral. Semakin banyak kandungan ioan H+ di dalam larutan tanah, reaksi tanah
tersebut akan semakin asam.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, karena itulah maka dianggap
penting untuk melakukan praktikum pH tanah ini, agar mahasiswa dapat mengetahui
pH yang baik untuk proses budidaya.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pH tanah adalah untuk mengetahui tingkat derajat
antara pH asam, pH basa serta pH yang baik untuk proses budidaya.
Kegunaan dari praktikum pH tanah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
pH yang baik untuk proses budidaya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
II. METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai pH tanah dilaksanakan pada
hari Kamis, tanggal 08 Mei 2014, pada pukul 11.30-16.00 WITA, di Laboratorium
Ilmu Tanah, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum pH Tanah dapat di lihat
pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinyaNo Alat Jumlah Fungsi1. Timbangan elektrik 1 buah Untuk menimbang tanah kering
yang telah dihaluskan.2. Mesin pengocok/ sheker 1 buah Untuk Menghomogenkan sampel
tanah3. pH meter 1 buah Untuk mengukur pH4. Botol BOD 4 buah Sebagai wadah atau tempat tanah.
Tabel 2. bahan yang digunakan beserta fungsinyaNo Bahan Jumlah Fungsi1. Tanah kering yang sudah
dihaluskan.20 gram Sebagai sampel tanah yang akan
diukur nilai pHnya.2. Aquades 20 ml Untuk melarutkan tanah.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari Praktikum pH Tanah yaitu pertama Menimbang 10 gram
tanah kering yang sudah dihaluskan ( ukuran 0,09 mm) lalu masukkan ke dalam botol
plastic atau botol BOD. kemudian menambahkan aquades 20 ml lalu dihomogengkan
dengan menggunakan shaker selama 1 jam, kemudian diukur pH nya dengan
menggunakan kertas pH.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian pH Tanah
Menurut Hanafiah (2005), nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan kimiari tanah. Karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam
tanah tersebut. pH optimum untuk ketersediaan hara dalam tanah tersebut. pH
optimum untuk ketersediaan unsure hara tanah adalah sekitar 7.0 karena pada pH
ini semua untuk ketersediaan secara maksimum, sedangkan unsure hara mikro tidak
maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terhajadinya toksistas unsure mikro
kecuali Mo sehingga kemungkinan terjadinya toksitas unsure mikto tertekan.
Tanah dengan pH netral sampai basa kaya akan garam nutrient yang dapat
merangsang pertumbuhan pakan alami dan pakan alami dapat tumbuh dengan baik
pada tanah yang mempunyai pH 6,6 – 8,5 (Kardi, 2008).
Macam – macam pH Tanah
Menurut Sutanto (2005) pada umumnya, keasaman tanah dibedakan atas
asam, netral dan basa, io H+ dihasilkan oleh kelompok organic yang dibedakan atas;
kelompok karboksil 12-COOH dan kelompok ferd 12-OH, H2CO3, hidrat A13+, oksidasi
senyawa S atau penggunaan pupuk yang bereaksi asam. (superfosfat, ammonium
sulfat).
Menurut Buckman dan Brady (1982) dalam Kordi (2008), macam – macam pH
tanah adalah sebagai berikut :
Penggolongan pH Tanah
Asam luar biasa < 4,5
Asam sangat kuat 4,5-5,0
Asam kuat 5,1-6,0
Asam sedang 5,6-6,0
Asam lemah 6,1-6,5
Netral 6,6-7,3
Basa lemah 7,4-7,8
Basa sedang 7,9-8,4
Basa kuat 8,5-9,0
Basa sangat kuat > 9,0
Faktor yang mempengaruhi pH tanah
Faktor – faktor lain yang kadang kala mempengaruhi pH tanah terutama di
daerah industry, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil samping dari
industry, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur dan asam
nitrit yang secara alami merupakan komponen naik air hujan (hujan asam juga
terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran
fosil-fosil padat yang menimbulkan gas – gas sulfur dan nitrogen yang kemudian
bereaksi dengan air hujan) (Hanafiah, 2005).
Keasaman tanah disebabkan oleh ion H+ yang dihasilkan pada saat terjadi
pelindian kation – kation dalam tanah. Keadaan pH tanah mineral dipengaruhi oleh
kandungan kation dalam batuan induk, kation – kation dilepaskan pada saat terjadi
pelapukan dan dari koloid tanah dipenuhi oleh kation sampai konsentrasi tertentu.
Factor lain seperti iklim, perkembangan tanah dan lain – lain juga akan berpengaruh
pada pH tanag (Sutanto, 2005).
Fungsi Penentuan pH
Menurut Sunarmi et.al., (2006) pengetahuan mengetahui reaksi tanah (pH) ini
penting sekali karena banyak pertimbangan dalam pemupukan, pengapuran dan
perbaruan keadaan kimia dan fisika tanah, terdapat dua jenis reaksi tanah atau
keasaman taman yaitu keaman aktif dan potensial.
Menurut Sutanto (2005) keasaman (pH) tanah mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses kimia, fisika, dan biologi di dalam tanah dan juga
terhadap sifat tanah yang lain.
1. Gatra pedologi ; keasaman (pH) mempengaruhi proses pembentukan dan
pengembangan tanah ditinjau dari ahli serupa mineral dan bahan organic dan
selanjutnya proses perkembangan tanah.
2. Gatra ekologi : pengaruh pH cukup besar terhadap ketersediaan unsure hara di
dalam tanah. Pengaruh pH terhadap tanah dan proses yang terjadi, termasuk
ketersediaan unsure hara. Kondisi tanah terbaik (tidak mengandung bahan yang
meracun) terjadi pada kondisi agak asam seperti netral (pH 5,0-7,5) akan etapi
perbedaan jenis tanaman maupun pola tanam menghendaki kondisi tertentu.
Hubungan pH Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion Hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam,
dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang
keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses
biologik, seperti pertumbuhan tanaman pH atau reaksi tanah yang ekstrim
menunjukkan kimia tanah yang dapat mengganggu biologik (Pairunan, 1997).