laporan permesinan lanjut 2

Upload: sugeng

Post on 14-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laopran mesin frais dan mesin bor dalam membuat pisau mesin perajang jerami (TTG).

TRANSCRIPT

  • 1

    LAPORAN PERMESINAN LANJUT 2

    MEMBUAT PISAU UNTUK MESIN PERAJANG JERAMI

    Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permesinan Lanjut 2

    Disusun oleh :

    NAMA : SUGENG PRIYADI

    NIM : 5201411035

    PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktik

    Pemesinan Lanjut 2 dengan baik, lancar, dan tepat waktu.

    Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagaimana kewajiban praktikum dalam

    penyelesaian pada praktik pemesinan lanjut 2 semester enam di Universitas Negeri Semarang

    khususnya jurusan Teknik Mesin.

    Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    dalam praktikum proses produksi dan penulisan akhir ini. Semoga laporan akhir ini dapat

    membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan dari proses produksi.

    Namun demikian laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna, segala kritik dan

    saran saya yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk masa yang akan datang.

    Semarang, 9 juni 2014

    Praktikan

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

    DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Tujuan....................................................................................................... 1

    C. Manfaat..................................................................................................... 1

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Mesin Frais .............................................................................................. 2

    1. Definisi .............................................................................................. 2

    2. Prinsip Kerja ...................................................................................... 2

    3. Bagian-Bagian Mesin Frais (Milling) ................................................ 3

    4. Kecepatan Potong .............................................................................. 4

    5. Macam-Macam Pisau Frais ............................................................... 5

    6. Jenis-Jenis Mesin Frais ...................................................................... 11

    B. Mesin Bor ................................................................................................ 12

    1. Definisi .............................................................................................. 12

    2. Prinsip Kerja ...................................................................................... 13

    3. Bagian Utama Mesin Bor .................................................................. 13

    4. Kecepatan Potong .............................................................................. 13

    5. Pemakanan Pengebora ....................................................................... 16

    6. Perawatan Mesin ................................................................................ 17

    BAB III PEMBAHASAN PRAKTIKUM

    A. Alat ........................................................................................................ 18

    B. Bahan ..................................................................................................... 18

    C. Proses Pengerjaan Benda Kerja ............................................................. 19

    D. Job Sheet ................................................................................................ 23

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 24

    LAMPIRAN .. 25

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 30

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Teknik mesin merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang dapat

    memberikan peluang besar untuk memajukan industri mesin baik dalam hal maintance

    dan repair, perancangan/design, pembuatan/ produksi. Mahasiswa teknik mesin selain

    harus dapat menguasai dasar dari ilmu pasti (matematika, fisika, kimia), mereka juga

    harus memahami berbagai konsep termasuk mekanika, kinematika, termodinamika dan

    energi.

    TTG (Teknologi Tepat Guna) adalah teknologi bagi suatu masyarakat tentu

    agar dapat disesuaika dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, social,

    politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Salah satu komponen dari mesin

    TTG perajang jerami adalah pisauuntuk memotong. Pisau dibuat menggunakan mesin

    frais vertical.

    B. Tujuan

    1. Dapat memnuhi kompetensi yang ada.

    2. Dapat mensetting mesin frais untuk membuat sudut.

    3. Mapu membuat pisau untuk mesin perajang jerami.

    C. Manfaat

    1. Memanfaatkan fasilitas yang ada untuk membuat pisau.

    2. Mendapatkan pengetahuan tentang teknik teknik baru dalam praktikum

    pemesinan.

    3. Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara membuat laporan akhir.

  • 2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Mesin Frais (milling)

    1. Definisi

    Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja

    pemotongannya dengan menyayat/memakan benda kerja menggunakan alat potong

    bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pada saat alat potong (cutter)

    berputar, gigi-gigi potongnya menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada

    ragum meja mesin frais sehingga terjadilah pemotongan/penyayatan dengan kedalaman

    sesuai penyetingan sehingga menjadi benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang

    dikehendaki.

    2. Prinsip Kerja

    Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi

    gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan

    diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel

    mesin milling.

    Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang

    bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau

    gerakan pemotongan.

    Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah

    dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan

    pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun

    cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

  • 3

    3. Bagian-Bagian Mesin Frais (milling)

    Gambar.1 Mesin Frais

    a. Ram

    b. Vertical head

    c. Quill

    d. Table

    e. Saddle

    f. Crossfeed handle

    g. Vertical feed crank

    h. Knee

    i. Vertical positioning screw

    j. Base

    k. Column

    l. Table handwheel

    m. Table transmission

  • 4

    4. Kecepatan potong(Cs)

    Kecepatan potong mesin frais berkaitan dengan jalan keliling pisaunya yang

    dinyatakan dalam feet/menit atau meter/menit. Kecepatan potong yang ditempuh pisau

    frais tergantung pada beberapa faktor di antaranya:

    - Macam bahan yang dikerjakan

    - Bahan pisau frais

    - Ketahanan pisau di antara mata pengasahan

    Faktor-faktor lain yang penting adalah pergantian kecepatan pisau berbanding

    dengan pemakanan yang diperlukan, hubungan perbandingan pemakanan dan

    dalamnya pemakanan juga keadaan mesin itu sendiri.

    Tabel.1 Kecepatan potong untuk beberapa jenis bahan

    Menentukan kecepatan putaran mesin frais

    Kecepatan putaran mesin frais ditentukan oleh:

    - Kekerasan bahan yang dikerjakan

    - Bahan pisau

    - Diameter pisau frais yang gunakan.

    Analisis dalam menentukan kecepatan putaran mesin

    Besar putaran mesin dirumuskan :

    Dalam Hal ini :

    n = putaran mesin dalam putaran/menit

  • 5

    Cs = kecepatan potong dalam m/menit

    D = diameter pisau dalam meter

    5. Macam-Macam Pisau Frais

    a. Pisau frais mantel

    1. Tipe H (keras) digunakan untuk penyayatan ringan

    2. Tipe N (normal) digunakan untuk penyayatan normal atau sedang

    3. Tipe W (lunak) digunakan untuk penyayatan berat

    Gambar.2 Pisau Mesin Frais

    b. Pisau frais sudut

    Pisau ini digunakan untuk mengefrais sudut, umumnya 30, 45 dan 60 derajat

    Gambar.3 Pisau Frais Sudut

  • 6

    c. Pisau frais ekor burung

    Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut

    ekor burung yang dapat dibuat besarnya : 30, 45 dan 60 derajat.

    Gambar.4 Pisau Frais Ekor Burung

    d. Pisau frais alur melingkar

    Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak yang terkurung.

    Gambar.5 Pisau Frais Alur Melingkar

    e. Pisau frais gigi silang (straggered tooth mill)

    Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada benda kerja.

    Gambar.6 Pisau Frais Gigi Silang

  • 7

    f. Pisau frais sudut ganda

    Pisau ini digunakan untuk mengefrais alur V.Sudut V yang terjadi besarnya 30, 45

    dan 60 derajat.

    Gambar.7 Pisau Frais Sudut Ganda

    g. Pisau frais radius

    Pisau ini digunakan untuk konvex dan konkav

    Gambar.8 Pisau Frais Radius

    h. Pisau frais alur T

    Pisau alur T digunakan untuk mengefrais alur T.Seperti halnya alur T pada meja

    mesin frais dan skrap.

    Gambar.9 Pisau Frais Alur T

  • 8

    i. Pisau frais jar

    1. Digunakan untuk baja normal,sudut helik dan alur giginya tidak terlalu besar.

    2. Digunakan untuk baja yang keras dan ulet sudut helik kecil, gigi lebih banyak.

    3. Pisau dengan sudut helik dan alur gigi besar digunakan untuk baja lunak

    4. Digunakan untuk pemakanan kasar

    Gambar.10 Pisau Frais Jar

    j. Pisau frais roda gigi

    Pisau ini dunakan untuk pembuatan roda gigi.

    Gambar.11 Pisau Frais Roda Gigi

    k. Pisau frais hobbing

    Digunakan untuk menbuat gigi pada roda gigi yang dilaksanakan pada mesin

    hobbing.

  • 9

    Gambar.12 Pisau Frais Hobbing

    l. Pisau Muka (Face Mill)

    Pisau muka yang ditempel dan terbuat dari bahan sementit carbide.Pisau ini

    digunakan untuk mengefrais permukaan yang rata dan luas

    Gambar.13 Pisau Muka

    m. Shell End-Mill

    Pisau frais ini dapat makan pada bagian samping dan muka sehingga dapat

    digunakan untuk mengefrais bidang siku

  • 10

    Gambar.15 End-Mill

    n. Side dan Face mill

    Pisau frais ini digunakan untuk pemakanan kasar pada permukaan-permukaan

    rata dan siku.

    Gambar.16 Side and Face Mill

    6. Jenis-Jenis Mesin Frais

    a. Mesin frais vertikal, merupakan mesin frais dengan poros utama sebagai

    pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Mesin ini adalah

    sebuah mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan yang sangat

    teliti. Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis datar. Perbedaan adalah

    bahwa meja kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang memungkinkan meja

    untuk berputar horizontal.

  • 11

    Gambar.17: Mesin fraiz vertikal

    b. Mesin frais Horizontal, Merupakan mesin frais yang poros utamanya

    sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada posisi mendatar.

    Gambar.18: Mesin frais Horizontal

    c. Mesin frais universal Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang

    kasar. Bangkunya ini adalah benda cor yang kaku dan berat serta

    menyangga sebuah meja kerja yang hanya memiliki gerakan longitudinal.

  • 12

    Penyetelan vertikal di berikan dalam kepala spindel dan suatu penyetelan lintang

    di buat dalam pena atau ram spindel.

    Gambar.19 : Mesin frais Universal

    B. Mesin Bor

    1. Definisi

    Bor adalah salah satu mesin perkakas, yang secara umum digunakan untuk

    mengebor suatu benda kerja. Pada mesin ini juga dapat dilakukan pekerjaan

    pekerjaan yang lainnya seperti, memperluas lubang, pengeboran untuk tirus pada

    bagian suatu lubang atau pembenaman. Dalam pelaksanaannya pengeboran

    sesungguhnya adalah suatu poros yang berputar, dimana pada bagian ujungnya

    (bagian bawah) disambungkan mata bor yang dapat mengebor terhadap benda kerja

    yang di jepit pada meja mesin bor.

    Jadi secara umum dalam pelaksanaan pengeboran suatu lubang pada benda

    kerja diperlukan suatu mesin bor yang bekerja baik dan teliti. mesin Dapat mengebor

    benda kerja secara terus menerus dan mempunyai kecepatan poros yang dapat disetel

    menurut kebutuhannya dan dapat dilakukan bermacam macam pengeboran yang

    sesuai kebutuhan.

    Drilling adalah operasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat pada seluruh

    bahan,atau memperbesar lubang dengan mata bor (twist drill). Sedangkan yang

    dimaksud dengan boring ialah operasi yang bertujuan untuk memperbesar lubang yang

    telah dibor oleh alat potong yang dapat diatur.

  • 13

    2. Prinsip kerja

    Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat berfungsi untuk

    membuat lobang silindris dan bertingkat, membesarkan lobang, memcemper lobang

    dan mengetap.

    Pekerjaan yang banyak menuntut ketelitian yang tinggi pada pengeboran

    adalah pada saat menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik senter.

    3. Bagian Utama Mesin Bor

    Gambar.20 Mesin Bor

    1. Motor sebagai penggerak utama menggunakan listrik.

    2. Spindel pada mesin bor berfungsi untuk rumah mata bor.

    3. Tuas hantaran berfungsi untuk menaik turunkan bor.

    4. Tiang sebagai penyangga mesin bor

    5. Dasar, bagian yang menopang seluruh bagian mesin bor.

    6. Meja sebagai tempat menaruh benda kerja

    4. Kecepatan potong

    Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan

    putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan

    1

    2 3

    4 5

    6

  • 14

    potong adalah panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu.

    Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-

    beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong

    logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya

    mata bor cepat tumpul atau bisa patah.{8]

    Kecepatan potong ditentukan oleh:

    a. Jenis bahan yang akan di bor

    b. Jenis bahan mata bor

    c. Kualitas lubang yang diinginkan

    d. Efisiensi Pendingin

    e. Cara/teknik pengeboran

    f. Kapasitas mesin bor

    Tabel 2. Harga Kecepatan Mata Bor Dari Bahan HSS

    BAHAN KECEPATAN POTONG (m/menit)

    Alumunium Campuran

    Kuningan Campuran

    Perunggu Tegangan Tinggi

    Besi Tuang Lunak

    Besi Tuang Menengah

    Besi Tuang Keras

    Tembaga

    Baja Karbon Rendah

    Baja Karbon Sedang

    Baja Karbon Tinggi

    60 100

    30 100

    25 30

    30 50

    25 30

    10 20

    20 30

    30 50

    20 30

    15 20

  • 15

    Baja Perkakas

    Baja Campuran

    10 30

    15 25

    Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan keliling

    mata bor dalam satuan panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit

    dirubah menjadi milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh

    kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter per menit.

    Dalam satu putaran penuh, bibir mata bor (Pe) akan menjalani jarak sepanjang garis

    lingkaran (U). Oleh karena itu, maka

    Dimana:

    U = Keliling bibir mata potong bor

    D = Diameter mata bor

    p = 3.14

    Jarak keliling pemotongan mata bor tergantung pada diameter mata bor.

    Waktu pemotongan juga menentukan kecepatan pemotongan. Oleh karena itu

    jarak yang ditempuh oleh bibir pemotong mata bor harus sesuai dengan kecepatan

    putar mata bor. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling bibir pemotongan mata

    bor (U) selama n putaran per menit dapat dihitung dengan rumus:

    U = p x d x n

    Dimana:

    U = keliling bibir potong mata bor

    D = Diameter mata bor

    N = putaran mata bor per menit

  • 16

    Biasanya kecepatan potong dilambangkan dengan huruf V dalam satuan meter

    per menit. Jarak keliling yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau

    panjangnya bram yang terpotong dalam satuan panjang per satuan waktu.

    Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling yang ditempuh mata potong bor

    (U) sama dengan panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per menit. Berarti

    kecepatan potong sama dengan jarak keliling pemotongan mata bor. Maka:

    V = U

    V= p x d x n

    (m/menit)

    5. Pemakanan Pengeboran

    Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda

    kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih

    berdasarkan jarak pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang

    diinginkan.

    Pemakanan juga tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lobang yang dibuat,

    kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor.

    Tabel 3. Besarnya Pemakanan Berdasarkan Diameter Mata Bor

    Diameter Mata

    Bor (mm)

    Besarnya Pemakanan Dalam Satu Kali

    Putaran (mm)

    - 3

    3 6

    6 12

    12 25

    25 dan seterusnya

    0.025 0.050

    0.050 0.100

    0.100 0.175

    0.175 0.375

    0.375 0.675

  • 17

    6. Perawatan Mesin

    Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan

    perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan

    untuk mesin bor [8]. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :

    a. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.

    b. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan

    c. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.

    d. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.

    e. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat

    f. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai operasi.

    g. angan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran

    h. Hindari pakaian longgar

    i. Perlindungan khusus untuk mata.

  • 18

    BAB III

    PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Dalam pembuatan benda kerja pisau membutuhkan alat-alat dan bahan yang

    akan dituliskan sebagai berikut :

    A. Alat

    1. Mesin Frais

    2. Mesin Bor

    3. Palu Karet

    4. Balok Pengganjal

    5. End Mill 6,8, dan 16

    6. Kunci Pass

    7. Kunci Ring

    8. Coolent

    9. Kuas

    10. Jangka Sorong

    11. Mata Bor 6 dan 8

    12. Kaca Mata

    13. Gergaji Mesin

    14. Gerinda

    15. Kikir

    B. Bahan

    1. Plat besi ukuran P=470,L=50 5 pcs

  • 19

    C. Pengerjaan Benda

    No Gambar Benda Nama

    Pekerjaan

    Proses Pengerjaan Perhitungan Mesin

    1

    Mengefrai

    s Pisau

    1. Potong benda kerja

    yaitu plat besi dengan

    ketebalan 5 mm, L= 50

    mm, dan P= 460 mm

    sebanyak 5 pcs.

    2. Hitung kecepatan

    potong pada mesin frais

    3. Pasang end mill ukuran

    16.

    4. Lakukan penyetingan

    mesin dengan membuat

    head vertical menjadi

    14 yang akan

    menghasilkan

    pemotongan

    sudut.[Gambar 21 dan

    23]

    5. Pasang benda kerja

    yang P=460 mm pada

    pencekam.

    6. Lakukan pemakanan

    secara berlahan hingga

    membuat sudut 14 dan

    lebar 0,5 mm.

    7. Lakukan pekerjaan

    tersebut hingga 5 pcs

    benda kerja membentuk

    sudut seperti pisau.

    8. Ukuran jadi P:460 mm,

    Perhitungan

    kecepatan mesin

    Jadi kecepatan

    potongnya adalah

    1500 Rpm

  • 20

    L=50 mm, lebar mata

    pisau 0.5 mm

    2.

    Memotong

    Pisau

    1. Potong pisau yang

    sebelumnya berukuran

    panjang 460 mm

    menjadi 230 mm

    sebanyak 3 pcs menjadi

    6 pcs

    2. Sehingga kita

    mempunyai 8 pcs pisau.

    Yang berukuran P:460

    mm 2 pcs dan P:230

    mm 6 pcs.

  • 21

    3.

    Mengebor

    pisau

    1. Mengebor pisau yang

    berukuran P:230 mm

    dengan bor 6

    2. Kemudian mengefrais

    lubang tersebut

    setengah dari tebal

    benda kerja yaitu 2,3

    mm.

    Perhitungan

    kecepatan mesin

  • 22

    4.

    Mengebor

    dan

    mengalur

    pisau

    1. Bor pisau yang P:460

    mm menggunakan bor

    8 mm dengan jarak dari

    samping 60 mm. lubang

    ada 3 titik.

    2. Lakukan pembuatan

    alur dengan mesin frais

    menggunakan end mill

    8 mm sepanjang 20 mm

    dan lebar 8 mm

    Perhitungan

    kecepatan mesin

    5 Threatmen

    t

    1. Nyalakan mesin

    threatmen

    2. Setting suhu 900C

    3. Masukkan semua pisau

    ke dalam mesin

    4. Jika suhu sudah

    mencapai 900C

    diamkan selama 15

    menit

    5. Jika sudah ambil pisau

    dan masukkan ke dalam

    air.

  • 23

    6. Finishing Melakukan finishing

    semua pisau dengan

    gerinda halus atau

    resibon hingga pisau

    bersih dari kerak-kerak.

    D. Job Sheet

  • 24

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Dari praktikum permesinan lanjut 2 ini mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah

    di dapat pada mata kuliah permesinan lanjut 1 dan permesinan dasar. Mahasiswa dapat

    mengikuti perkembangan industry di dunialuar dengan membuat mesin perajang

    jerami. Selain itu mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam membuat bodi yang tidak

    ada dalam mata kuliah prodi Pendidikan Teknik Mesin konsentrasi Pemesinan.

    Mahasiswa dapat menerapkan ilmu permesinan di dalam industri dan sekolah saat

    PPL ( Praktik Pengalaman Lapangan )atau menjadi seorang guru nantinya dalam

    membuat job sheet untuk anak didiknya.

    B. SARAN

    Saran untuk kedepannya peralatan penunjang praktikum agar dilengkapi,misalnya

    mesin untuk mengasah end mill mesin frais. End mil itu sering sekali tumpul,jadi kalau

    tumpul pengerjaan benda kerja tidak bisa maksimal. Mesin bor sering sekali digunakan

    dalam praktikum tetapi mata bornya selalu oleng jadi alangkah baiknya diperbaiki.

    Jumlah end mill diperbanyak untuk cadangan kalau ada end mill yang patah sehingga

    tidak bingung jika ingin melakukan pekerjaan pada mesin frais.

  • 25

    LAMPIRAN

    Gambar 21: membuat sudut

    Gambar 22: Dial Indikator

  • 26

    Gambar 23: sudut 14

    Gambar 24: pembuatan benda kerja

  • 27

    Gambar 25:pengeboran

    Gambar 26: pembuatan alur

    Gambar 26: benda jadi

    P:230, L:50

    P:460, L:50

  • 28

    Gambar Pengujian Pisau dengan Uji Rockwell

  • 29

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumbodo.Wirawan,(2008),Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2,Depdikbud,Jakarta,hal 249

    Sumbodo.Wirawan,(2008),Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2,Depdikbud,Jakarta,hal 253-

    256

    Sumbodo.Wirawan,(2008),Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2,Depdikbud,Jakarta,hal 260-

    262

    www.engineeringtown.com

    Sumbodo.Wirawan,(2008),Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2,Depdikbud,Jakarta,hal 278-

    320

    http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27226/Mesin+Frais.pdf.

    http://psbtik.smkn1cms.net/multi_media/permesinan/modul06/ch1/05/index.htmm

    http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27224/Mesin+Bor.pdf

    http://dionfredi.blogspot.com/2011/04/proses-drilling-dan-boring.htmm

    http://www.kutembak.com/2013/10/mesin-frais-prinsip-kerja.htmm

  • 31