laporan pendahuluan gagal jantung kongestif / chf...
TRANSCRIPT
Laporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF | Arifuddin, S.Kep
skip to main |skip to left sidebarskip to right sidebar
Beranda
Arifuddin, S.Kep
.: Kumpulan Corat-Coret Mengenai Ilmu Keperawatan, Tips - tips, Serba-serbi, Cerita pengalaman & Perjalanan:.
Laporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF
By: Arifuddin, S.Kep | Gomezz Mezz
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Laporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.DEFINISI
Suatukegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (PurnawanJunadi, 1982).
Kegagalanjantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac outputtidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh),hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluhdarah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkanjantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ (Ni LuhGede Yasmin, 1993).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaanpatofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampumemompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannyahanya adakalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaangagal jantung kongestif yang sering digunakankalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer, 2001).
Gagal jantung kongestif adalahketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untukmemenuhi kebutuhan jaringan terhadp oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley,2000)
Suatu keadaan patofisiologiadanya kelainan fungsijantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhikebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya adakalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Braundwald)
Gagaljantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yangadekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer& Bare, 2001), Waren & Stead dalam Sodeman,1991), Renardi, 1992).
B.ETIOLOGI
Gagal jantungkongestif dapat disebabkan oleh :
1.Kelainanotot jantung
Gagal jantung sering terjadi padapenderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainanfungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakitdegeneratif atau inflamasi.
2.Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardiumkarena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibatpenumpuikan asam laktat). Infarkmiokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangandan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantungkarena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkankontraktilitaas menurun.
3.Hipertensi sistemik atau pulmonal(peningkatan afterload)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mngakibatkanhipertrofi serabut otot jantung
4.Peradangan dan penyakit myocardiumdegeneratif
Berhubungan dengan gagal jantungkarena kondisi ini secaralangsung merusak serabut jantung,menyebabkan kontraktilitas menurun.
5.Penyakitjantung lain.
Gagal jantung dapat terjadi sebagaiakibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang ssecara langsung mempengaruhijantung. Mekanisme biasanya terlibatmencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium,perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak afteer load.
6.Faktorsistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yangberperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme(mis : demam,tirotoksikosis ), hipoksia dan anemia peperlukan peningkatan curah jantunguntuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen kejantung. Asidosis respiratorik atau metabolikdan abnormalita elekttronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung
Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion
Terbagi menjadi4kelainan fungsional :
1.Timbul gejala sesak pada aktifitasfisik berat
2.Timbul gejala sesak pada aktifitasfisik sedang
3.Timbulgejala sesak pada aktifitas ringan
4.Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan/ istirahat
C. TANDADAN GEJALA
Menurut Arif masjoer 2001 Gejala yang muncul sesuaidengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat terjadinya di dadakarana peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisikditemukan tanda tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyiderap dan bising akibat regurgitasi mitral
Tanda dominanMeningkatnya volume intravaskuler. Kongestif jaringanakibat tekanan arteri dan venameningkat akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti dapat berbeda tergantungpada kegagalan ventrikel mana yang terjadi .
1.Gagal jantung kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagalventrikel kiri krn ventrikel kiri tak mampumemompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
a. Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukarangas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami ortopnu pda malam hariyang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yangkurang yang menghambat jaringandari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolismeJuga terjadi karena meningkatnyaenergi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadikarena distress pernafasan dan batuk.
d. Kegelisahan dankecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
2.Gagal jantung kanan:
a.Kongestif jaringan perifer dan viseral.
b.Edema ekstrimitas bawah (edemadependen), biasanya edema pitting, penambahan berat badan.
c.Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadrankanan atas abdomen terjadi akibat pembesaranvena di hepa.
d.Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaranvena dan statis vena dalam rongga abdomen.
e.Nokturia
f.Kelemahan.
D. PATOFISIOLOGI
Kelainanintrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung iskemik,mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangicurah sekuncup, dan meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnyaEDV (volume akhir diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekananakhir diastolic ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantungdari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pulapeningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubunganlangsung selama diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalamanyaman vascular paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru.Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekananonkotik vascular, maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial.Jika kecepatan transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, makaakan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapatmengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru-paru.
Tekana arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadappeningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahananterhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi padajantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, di mana akhirnya akanterjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru danedema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dari katup-katuptrikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkanoleh dilatasi dari annulus katup atrioventrikularis, atau perubahan-perubahanpada orientasi otot papilaris dan korda tendinae yang terjadi sekunder akibatdilatasi ruang (smeltzer 2001).
E.PATHWAY
F.PEMERIKSAANPENUNJANG
1.Foto torax dapatmengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura yangmenegaskan diagnosa CHF.
2.EKG dapat mengungkapkanadanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI),Ekokardiogram
3.Pemeriksaan Lab meliputi :Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasilhemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, guladarah
G.PENATALAKSANAANMEDIS
Tujuan pengobatan adalah :
1.Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerjajantung.
2.Meningkatkan kekuatan dan efisiensikontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi.
3.Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihandengan cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
4.Mengatasi keadaan yang reversible,termasuk tiroksikosis, miksedema, dan aritmia digitalisasi
5.Meningkatkan oksigenasi dengan pemberianoksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas
TerapiFarmakologis :
1.Glikosida jantung.
2.Digitalis, meningkatkan kekuatankontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatandiuresisidan mengurangi edema
3.Terapi diuretik.
4.Diberikan untuk memacu eksresinatrium dan air mlalui ginjal.Penggunaanhrs hati hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
5.Terapi vasodilator.
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadappenyemburan darah oleh ventrikel.Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel danpeningkatan kapasitas vena sehinggatekanan engisian ventrikelkiri dapat dituruinkan
a. Dosisdigitalis :
1)Digoksin oral digitalisasi cepat 0,5-2mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari
a)Digoksin iv 0,75 mg dalam 4 dosis selama24 jam
b)Cedilanid> iv 1,2-1,6 mg selama 24jam
2)Dosis penunjang untuk gagal jantung :digoksin 0,25 mg sehari. Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosisdisesuaikan.
3)Dosis penunjang digoksin untuk fiblilasiatrium 0,25 mg.
4)Digitalisasi cepat diberikan untukmengatasi edema pulmonal akut yang berat :
a)Digoksin : 1-1,5 mg iv perlahan-lahan
b)Cedilanid> 0,4-0,8 mg ivperlahan-lahan
b.Cara pemberian digitalis
Dosis dan cara pemberian digitalibergantung pada beratnya gagal jantung. Pada gagal jantung berat dengan sesaknapas hebat dan takikardi lebih dari 120/menit, biasanya diberikan digitaliscepat. Pada gagal jantung ringan diberikan digitalis lambat. Pemberiandigitalis per oral paling sering dilakukan karena paling aman. Pemberian dosisbesar tidak selalu perlu, kecuali bila diperlukan efek meksimal secepatnya,misalnya pada fibrilasi atrium rapi respone. Dengan pemberian oral dosis biasa(pemeliharaan), kadar terapeutik dalam plasma dicapai dalam waktu 7 hari.Pemberian secara iv hanya dilakukan pada keadaan darurat, harus denganhati-hati, dan secara perlahan-lahan.
c. Menurunkanbeban jantung
Menurunkanbeban awal dengan diet rendah garam, diuretic (mis : furosemid 40-80 mg, dosispenunjang rata-rata 20 mg), dan vasodilator (vasodilator, mis : nitrogliserin0,4-0,6 mg sublingual atau 0,2-2 ug/kgBB/menit iv, nitroprusid 0,5-1ug/kgBB/menit iv, prazosin per oral 2-5 mg, dan penghambat ACE : captopril2x6,25 mg).
d.Morfin, diberikan untuk mengurangi sesaknapas pada asma cardial, tetapi hati-hati depresipernapasan.
e. Terapivasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif merupakan pengobatanutama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk mengurangi impedansi (tekanan)terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.
G.DIAGNOSIS KEPERAWATAN BESERTA APLIKASI NOC DAN NIC
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1
Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
NOC :
Cardiac Pump effectiveness
Circulation Status
Vital Sign Status
Kriteria Hasil:
1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran
NIC :
Cardiac Care
1. Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
4. Monitor status kardiovaskuler
5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
6. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
11. Monitor toleransi aktivitas pasien
12. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
13. Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus
8. Monitor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan abnormal
14. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
17. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2
Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
NOC :
v Circulation status
v Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
1. mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
a. Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
b. Tidak ada ortostatikhipertensi
c. Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
2. mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
a. berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
b. menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
c. memproses informasi
d. membuat keputusan dengan benar
3. menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
NIC :
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
4. Gunakan sarun tangan untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6. Monitor kemampuan BAB
7. Kolaborasi pemberian analgetik
8. Monitor adanya tromboplebitis
9. Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
3
Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
NOC :
v Respiratory Status : Gas exchange
v Respiratory Status : ventilation
v Vital Sign Status
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
4. Tanda tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Airway Management
1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berika bronkodilator bial perlu
10. Barikan pelembab udara
11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
4. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan paradoksis )
7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
9. Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen
1. Monitro IV line
2. Pertahankanjalan nafas paten
3. Monitor AGD, tingkat elektrolit
4. Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)
5. Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
6. Monitor pola respirasi
7. Lakukan terapi oksigen
8. Monitor status neurologi
9. Tingkatkan oral hygiene
4
Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
NOC :
v Electrolit and acid base balance
v Fluid balance
Kriteria Hasil:
1. Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2. Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
3. Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
4. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
5. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
6. Menjelaskanindikator kelebihan cairan
NIC :
Fluid management
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Pasang urin kateter jika diperlukan
4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
5. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
6. Monitor vital sign
7. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
8. Kaji lokasi dan luas edema
9. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
10. Monitor status nutrisi
11. Berikan diuretik sesuai interuksi
12. Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Fluid Monitoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
8. Monitor parameter hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar intake dan output
10. Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala dari odema
5
Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
NOC :
v Anxiety control
v Coping
v Impulse control
Kriteria Hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
7. Dorong keluarga untuk menemani anak
8. Lakukan back / neck rub
9. Dengarkan dengan penuh perhatian
10. Identifikasi tingkat kecemasan
11. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
12. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
13. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
14. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
6
Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah,
NOC :
v Energy conservation
v Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC :
Energy Management
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
4. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
6. Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
11. Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
7
Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup
NOC :
v Kowlwdge : disease process
v Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
NIC :
Teaching : disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTARPUSTAKA
AruW. Sudoyo. 2009. Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Interna Publishing. Jakarta
CorwinElizabeth J. Buku saku pathofisiologi.Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi Komara Yuda, Jakarta: EGC, 2009.
Doctermandan Bullechek. Nursing InventionClassifications (NIC), Edition 4, United States Of America: MosbyElseveir Acadamic Press, 2004.
Guyton,Arthur C, Fisiologi Manusia danMekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Heni,Elly dan Anna, Buku Ajar KeperawatanKardiovaskuler, Edisi Pertama Jakarta: Bidang Pendidikan dan PelatihanPusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001.
Herdman T.Heather, NandaInternasional Diagnosis Keperawatan definisidan klasifikasi, Penerbitbuku EGC Tahun 2009-2011 : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), UnitedStates Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta:Media Aesculapios FKUI, 2001
NandaInternational. Diagnosis Keperawatan:Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.
Smeltzer,Suzanne C, Brenda G bare, Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alihbahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC,2002.
By: Arifuddin, S.Kep | Gomezz Mezz
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Met Co-Pas aja dehh,, Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat...
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Yogyakarta8:56 PM
Reactions:
Labels:Askep,Laporan Pendahuan
4comments:
Anonymoussaid...
tengkyu
March 4, 2013 at 7:29 AM
Rahayu Wijayantisaid...
makasih ya. sangat membantu tugas saya :)
March 3, 2014 at 8:20 AM
Anonymoussaid...
Mantaf Bang,,,,sangat membantu,,,(lagi ngeners) (m09.01.0004)
November 11, 2014 at 4:42 PM
Ina fitrianasaid...
trims banyak ya mas, kebetulan baru butuh laporan pendahuluan CHF, untuk tugas praktek magang
June 12, 2015 at 2:23 AM
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:Post Comments (Atom)
Selamat Datang...
Ini blog kubuat untuk untuk nebeng corat coret di internet. Isi dari blog ini sangat lah sederahana & semoga bermanfaat bagi pembaca ....
IG: @rifmezTwitter: @gomeeezzz
About Saya
TheLostaMasta
Tulis apa yang akan dikerjakan, dan kerjakan apa yang sudah ditulis.
Selamat berselancar di dunia maya...
View my complete profile
My Facebook
Gomezz Mezz
Buat Lencana Anda
Powered by Blogger.
Web Toolbar by Wibiya
Web Toolbar by Wibiya
Waktu Indonesia Barat
Free Clock
Categories/Labels
Artikel Kesehatan(18)
Askep(15)
Cerita Pengalaman(8)
Dunia ISLAM(7)
Kumpulan Makalah(4)
Laporan Pendahuan(14)
Serba-Serbi(14)
Serba-Serbi Obat-Obatan(5)
Tips Dunia Pekerjaan(16)
Menu Postingan/ Blog Archive
2015
(1)
June
(1)
2014
(2)
July
(1)
February
(1)
2013
(6)
January
(6)
2012
(70)
December
(5)
October
(4)Cerita Idul Adha Dan Foto - Foto Hewan Kurban 201...Laporan Pendahuluan Stroke Non HemoragicLaporan Pendahuluan Gagal Ginjal Akut / Chronic Ki...Laporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF
September
(2)
July
(13)
June
(17)
May
(29)
2010
(1)
December
(1)
Berita Search Pengunjung
Feedjit Live Blog Stats
Anda, Pengunjung Ke...
Blogroll
widgets
Followers
Entri Populer
Hadist Dan Ayat Al-Qur'an Yang Menganjurkan Untuk Menikah
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit
Laporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF
Penjelasan Mengenai Asidosis dan Alkalosis
Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner Lengkap
Jenis Obat Yang Sering Digunakan Di Rumah Sakit
Contoh Format Asuhan Keperawatan
Obat Vertigo
Laporan Pendahuluan Gagal Ginjal Akut / Chronic Kidney Disease
widget
Arifuddin, S.Kep Copyright 2011-2012 | Powered by Blogger