laporan meteorolgi dan klimatologi
DESCRIPTION
WTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Cover
Daftar isi 1
Lembar Pengesahan 3
I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang 4
1.2 Tujuan 5
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Meteorologi dan klimatologi laut 6
2.2 Pengertian BMKG 7
2.3 Pengertian Curah Hujan 7
2.4 Pengertian Suhu 8
2.5 Pengertian Iklim 9
2.6 Sangkar Meteorologi 9
2.7 Campbell Stokes 9
2.8 Anemometer 9
2.9 Evaporation Pan 10
2.10 Alat Penangkar Hujan OBS 10
2.11 alat Penangkar Hujan Otomatis ( Type Hellman) 11
2.12 Automatic Weather Station (AWS) 11
1
III. Materi Metode
3.1 Waktu dan Tempat 12
3.2 Alat dan Bahan 12
3.3 Cara Kerja 12
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1Hasil 13
4.1.1 Foto Lapangan 13
4.2 Pembahasan 17
4.2.1. Fungsi dan Cara Kerja Alat 17
V. Penutup
5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24
Daftar Pustaka
Lampiran
2
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Semarang, 18 Desember 2014
Asisten Praktikum Praktikan
Benny Catur Prasetyo Andre Christian Sinaga
Nim. 26020111130049 Nim. 26020113140051
Mengetahui,
Koordinator Asisten Praktikum
Benny Catur Prasetyo
Nim. 26020111130061
3
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia hidup dibumi pasti tidak akan terpisah dengan lingkungan.
Dalam lingkungan itu sendiri terdapat unsur yang penting yaitu iklim dan
cuaca. Dikatakan iklim akan terbentuk dalam jangka waktu yang panjang dan
dikatakan cuaca jika terbentuk dalam jangka waktu yang singkat. Pada setiap
tempat tentunya memiliki iklim atau cuaca yang berbeda tergantung dengan
topografi dan sebagainya. Kita bisa merasakan keadaan udara sekitar hanya
dengan menggunakan indera. Tapi yang dirasakan oleh indera adalah sangat
subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian digunakan alat-
alat pengamatan.
Meteorologi dan klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang cuaca dan iklim yang ada di dunia.Meteorologi berasal dari bahasa
yunani yaitu meteoros ataur uang atas (atmosfer), dan logos atau
ilmu.Sehingga meteorology adalah ilmu yang memhaturkan pelajari dan
membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer. Di
Indonesia, meteorology ditangani oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) dengan ststus tetap sebagai Lembga Pemerintah Non
Departemen.
Tonggak pertama dalam perkembangan meteorologi adalah ketika
Galileo menemukan termometer (1593) dan Toricelli menemukan Barometer
(1643). Tetapi penyempurnaan peralatan tersebut harus dilakukan baik dalam
prinsip dan mekanisme maupun ketelitian alat-alat pengamat komponen
cuaca. Kekeliruan yang sering dilakukan manusia bisa menyebabkan data
yang dikumpulkan tidak valid, sehingga perkembangan teknologi akhirnya
diciptakan stasiun cuaca otomatis (AWS). Ini dapat memudahkan bagi
lembaga masyarakat, instansi pemerintahan maupun swasta yang terkait
dalam melakukan kegiatan.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya
4
beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan
keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di
Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24
jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju
perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan
meliputi wilayah yang luas.
Cuaca dan Iklim memegang peranan yang sangat penting dalam
kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh,
baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada
umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang
behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki
mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur.
Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam
menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan
gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu
mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar,
sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan. Perlunya
ada praktikum Meteorologi Laut karena hal ini sangat dibutuhkan untuk
mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan,
kapan gelombang tinggi dan lain sebagainya. Praktikum kali ini dilakukan di
BMKG Maritim tepatnya di daerah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1. Praktikan mengetahui alat alat meteorologi dan klimatologi laut pada
stasiun-stasiun BMKG semarang.
1.2.2. Praktikan mengetahui fungsi dan cara kerja alat alat meteorologi dan
klimatologi laut pada stasiun-stasiun BMKG Semarang.
1.2.3. Praktikan mampu menjelaskan manfaat praktikum pada saat
dilapangan.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Meteorologi dan klimatologi laut
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim, dan merupakan
sebuah cabang dari ilmu atmosfer. Dikontraskan dengan meteorologi yang
mempelajari cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu,
klimatologi mempelajari frekuensi di mana sistem cuaca ini terjadi.
Klimatologi tidak mempelajari fenomena atmosfer secara tepat (misalnya
pembentukan awan, curah hujan, dan petir), tetapi mempelajari kejadian rata-
rata selama beberapa tahun sampai millenia, dan juga perubahan dalam pola
cuaca jangka panjang, dalam hubungannya dengan kondisi atmosfer.
Klimatologis adalah orang yang mempelajari klimatologi, mempelajari baik
sifat alam dari iklim – lokal, regional, atau global – dan faktor yang
disebabkan oleh alam atau manusia yang menyebabkan perubahan iklim.
Klimatologi memperhatikan perubahan iklim masa lalu dan masa depan (N)
(Tjasyono, 2004).
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang
masing-masing berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat
sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu
yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai
tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan
aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data-data
yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya klimatologi
sering disebut sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004).
Cuaca dan iklim mempunyai peran yang cukup penting untuk
kelangsungan makhluk hidup di bumi, namun cuaca juga mempunyai dampak
negatif, misalnya cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir, kekeringan, dan
bencana lainnya. Oleh karena itu, meteorologi sering dipelajari pada disiplin
pertanian, kehutanan, teknik sipil, transportasi, ilmu lingkungan, geografi,
dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan eksistensi meteorologi sangat
6
penting untuk menunjang disiplin tersebut terutama berkaitan dengan cuaca
dan iklim. Klimatologi seperti halnya meteorologi, yaitu ilmu tentang
atmosfer. Perbedaanya terletak pada fokus kajiannya. Meteorologi lebih
menitikberatkan pada proses atmosfer, sedangkan klimatologi lebih
memusatkan pada hasil proses atmosfer (Tjasjono, 2004).
II.2 Pengertian BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang biasanya disingkat
BMKG adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang
ada di Indonesia. Sebelumnya nama dari BMKG adalah BMG, yaitu Badan
Meteorologi dan Geofisika. Tugas dari BMKG adalah melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BMKG
berupaya semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan
informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika dengan mengaplikasikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan dapat berkembang
secara dinamis sesuai kemajuan zaman (BMKG, 2014).
II.3 Pengertian Curah Hujan
Hujan adalah presipitasi yang jatuh ke bumi dalam bentuk air.
Hujan dibedakan dari ukuran butir (0,08 – 8 mm), dan kejadiannya. Menurut
ukuran diameternya hujan dibagi atas: hujan gerimis (<2 mm), rintik-rintik
(2-4 mm) dan deras (>4 mm) (Muin, 2008).
Curah hujan adalah unsur iklim yang sangat berubah-ubah dari
tahun ke tahun, adalah penting bahwa setiap analisis iklim pertanian
mempertimbangkan variabilitas ini dan tidak hanya didasarkan atas nilai rata-
rata. Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air (dalam mm) yang diterima di
permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan
peresapan/perembesan ke dalm tanah. Jumlah hari hujan umumnya di batasi
dengan jumlah dengan curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan
dapat dinyatakan per-minggu,dekade,bulan,tahun atau periode tanam (tahap
7
pertumbuhan tanaman). Intensitas hujan adalah curah hujan dibagi dengan
selang waktu terjadinya hujan.( Handoko,1986 )
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan
otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada
daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat
mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang
paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut
ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air
hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini
merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang
dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah. Jenis-jenis
hujan berdasarkan curah hujan (definisi BMG); hujan sedang, 20 - 50 mm per
hari, hujan lebat, 50-100 mm per hari dan hujan sangat lebat, di atas 100 mm
per hari ( Daldjumi, 1983).
II.4 Pengertian Suhu
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya
energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur
dengan menggunakan thermometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda maka semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik
itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut.
Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya
suatu benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi,
sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya,
suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-
molekul sebuah benda (Kartasapoetra, 2004).
Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C).
Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat
8
Fahrenheit (0F). Di atmosfer juga dijumpai bahwa peningkatan panas laten
akibat penguapan tidak menyebabkan kenaikan suhu udara, tetapi penguapan
justru menurunkan suhu udara karena proporsi panas terasa (yang
menyebabkan kenaikan suhu udara) menjadi berkurang. Suhu udara
bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan
menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam
setahun (Benyamin, 1997).
II.5 Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (30-100tahun) dan
meliputi wilayah yang luas serta sulit untuk diprediksi. Ilmu yang
mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi. Matahari
merupakan pemegang peranan penting dalam mengendalikan iklim dibumi,
karena matahari merupakan energi utama yang mempengaruhi iklim di bumi
(BMKG, 2014).
2.6 Sangkar Meteorologi
Didalam sangkar meteorologi ini terdapat alat-alat meteorlogi berupa
Termometer Bola Basah, Bola Kering, termometer suhu minimun, suhu
maksimum yang diletakkan pada sangkar meteo. Manfaat dari sangkar
Meteorologi adalah sebagai pengaman alat-alat yang ada didalamnya
(BMKG, 2014)
2.7 Campbell Stokes
Campbell stokes adalah alat pencatat lama penyinaran matahari
dengan satuan jam/ prosentase ( % ). Deskripsinya campbell stokes adalah
alat yang digunakan untuk Mengukur besar penyinaran matahari yang terjadi
dalam satu hari yang dapat dilihat dari pias matahari tersebut.Satuan dari
intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen (BMKG, 2014).
2.8 Anemometer Manual
9
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup
counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup –
propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk
arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan,Anemometer dipasang
dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak
dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau
sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3
buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada
pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut
1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor
terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang
anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang
membuatnya rawan terhadap sambaran petir (BMKG, 2014).
2.9 Evaporation Pan
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi.
Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati
penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai
dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter
memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
1. Panci Bundar Besar
2. Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-
macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
3. Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk
silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum.
5. Cup Counter Anemometer
6. Pondasi/ Alas
7. Penakar hujan biasa
10
Alat Evaporation Pan Berfungsi sebagai alat pengukur besar
penguapan yang terjadi dan diukur dengan mencatat skala yang ada pada
Hook Evaporimeter (BMKG, 2014).
2.10 Alat Penangkar Hujan (OBS)
Penakar hujan observasi termasuk tipe kolektor yang mengguankan
gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini terbuat dari
lembaran seng BWG 24 dengan panjan/tinggi ± 60cm, dicat putih atau
alumunium untuk mengurangi pemanasan/penguapan air akibat panas
matahari. Alat Penangkar Hujan jenis Observasi ini berfungsi sebagai alat
penampung curah hujan yang terjadi dan diukur menggunakan gelas ukur
(BMKG, 2014)
2.11 Alat Penangkar Hujan Otomatis (Hellman)
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat
mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian
terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung
serta tangkainya terangkat (naik keatas). Alat Penangkar Hujan Jenis Hellman
ini Berfungsi sebagai alat penampung curah hujan dan besar curah hujan yang
terjadi dapat dilihat pada kertas pias berskala yang ada didalamnya (BMKG,
2014)
2.12 Automatic Weather System (AWS)
AWS merupakan singkatan dari Automatic Weather Station atau
alat pengukur cuaca otomatis. Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur
cuaca secara otomatis. AWS dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain
sebagainya. AWS dapat mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap
cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan
tertentu manjadi sulit untuk memperolehnya. Oleh karena itu stasiun cuaca
otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan
dimasa-masa sekarang ini (BMKG, 2014).
11
III. MATERI DAN METODE
III.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal :
Pukul : 07.00 WIB - selesai
Tempat : BMKG Maritim Semarang
Jl. Deli Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
50174
III.2 Materi Praktikum (Alat dan Bahan)
No. Nama Gambar Fungsi
1. Alat Tulis Untuk mencatat
alat-alat BMKG
dan fungsimya
2. Kamera Untuk mengambil
gambar atau
dokumentasi
praktikum
12
3. Perekam
Suara
Untuk merekam
suara pemandu
praktikum
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Modul BMKG Maritim Semarang
1. Menyiapkan alat tulis, kamera, dan perekam suara.
2. Merekam suara pemandu praktikum.
3. Memperhatikan alat-alat pengukur cuaca.
4. Mencatat fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat
ukur cuaca.
5. Mengambil gambar masing-masing alat pengukur cuaca.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Foto lapangan
4.1.1.1 Sangkar Meteorologi
13
Gambar 1. Sangkar Meteorologi
Gambar 2. Thermometer bola basa dan bola kering
4.1.1.2 Campbell Stokes
Gambar 3. Campbell Stokes
14
4.1.1.3 Anemometer
Gambar 5. Anemometer
4.1.1.4 Evaporation pan
Gambar 5.
Evaporation pan
4.1.1.5 Penangkar Hujan
15
Penangkar Hujan Manual (OBS)
Gambar 6. Penangkar Hujan manual (OBS)
Penangkar Hujan Otomatis (Type Hellman)
Gambar 7. Penangkar Hujan Otomatis (Type Hellman)
16
4.1.1.6 Automatic Weather Station (AWS)
Gambar 8. Automatic Weather Station (AWS)
4.2 Pembahasan
4.2.1. Fungsi dan Cara Kerja Alat
4.2.1.1 Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat
pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung
dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang
dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi
jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu ,
semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi
udara.Sangkar Meteorologi ini memiliki ketinggian 120 cm yang
ditempatkan pada permukaan tanah berumput , didalamnya terdiri
dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan
minimum).
Di dalam Sangkar Meteorologi terdapat alat yang disebut
Psychrometer. Alat ini digunakan untuk mengetahui suhu, titik
17
embun, dan kelembaban udara. Berikut adalah penjelasan
mengenai alat-alat di atas.
1. Termeter Bola Kering : Termometer ini digunakan untuk
mengukur suhu udara di daerah tersebut. Termometer ini
terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa
kapiler yang berisi air raksa. Cara kerjanya saat suhunya
naik, maka air raksa akan mengembang dan menunjukkan
skala suhu yang ada di daerah itu.
2. Termometer Bola Basah : Dalam udara, ada suatu titik
yang harus dicapai untuk menjadi jenuh. Termometer bola
basah digunakan untuk mengukur titik tersebut. Sebenarnya
termometer ini sama dengan bola kering, hanya yang
membedakan adalah termometer ini bolanya dilapisi kain
yang dijaga agar selalu basah.
3. Termometer Maksimum : Termometer maksimum
digunakan untuk mengetahui suhu maksimum selama satu
hari di suatu tempat tertentu. Termometer ini menggunkan
air raksa sama halnya dengan termometer bola kering.
Namun termometer ini memiliki celah yang disebut
Contriction. Saat suhu udara naik, air raksa akan
mengembang dan melewati celah Contriction. Namun saat
suhu udara turun, air raksa tidak akan menyusut. Hal ini
dikarenakan air raksa tersumbat oleh celah Contriction
tersebut. Jadi suhunya akan tetap pada suhu tertinggi dalam
satu hari tersebut. Jadi setelah melakukan pengukuran suhu
maksimum, termometer ini harus di kalibrasi ( Di reset ulang
) dengan cara mengibaskannya ke arah Contriction. Hal ini
dilakukan agar air raksa bisa kembali ke suhu yang
sebenarnya.
4. Termometer Minimum : Termometer ini digunakan untuk
mengukur suhu terendah dalam satu hari pada suatu tempat
18
tertentu. Termometer minimum tidak menggunakan air
raksa, namun menggunaan Alkohol. Hal ini dikarenakan
karakteristik alkohol yang cocok untuk mengukur suhu
rendah karena titik beku alkohol yang lebih rendah daripada
air raksa. Prinsip kerjanya adalah meggunakan indeks. Saat
suhu turun, indeks akan terdorong oleh alkohol menuju nilai
suhu tertentu, sedangkan saat naik, alkohol akan
mengembang sedangkan indeks akan tetap pada suhu
terendah tersebut.
4.2.1.2 Campbell Stokes
Fungsi
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari .
Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 –
15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat
mengumpulkan sinar matahari kesuatu titik api (fokus).
Cara Kerja
Cara kerja alat ini dengan dipasang di tempat terbuka diatas
pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.
Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan
sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk
alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar,
panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran
matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat
dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias
akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34
WM2.
4.2.1.3 Anemometer Manual
Fungsi
19
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama
periode tertentu.
Cara Kerja
Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan bekerja
dengan cara berputar bila tertiup angin , pada bagian bawah
mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok
tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi ( ½ m, 2
m, 10 m) dari permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-
rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi
hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil
pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu
pengamatan. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 07.00,
14.00, 18.00 WIB).
4.2.1.4 Evaporation Pan
Fungsi
Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada
periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar
terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis
tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.
Cara kerja
Cara kerja dari Evaporation Pan yaitu ditempatkan diatas
tanah berumput pendek, dimana alat tersebut diletakkan diatas
pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih
gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi.Tinggi air dari bibir
panci ± 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar
besarnya penguapan sesuai.
Evaporation pan pada tanah berumput pendek dilengkapi
dengan alat Hook Gauge, Still Well dan Thermometer Air.
Hook Gauge Yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan
tinggi permukaan air dalam panci, terdiri dari sebuah batang
20
yang berskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut
yang digunakan sebagai pengatur, letak ujung alat berupa
pancing sampai tepat menyentuh pada permukaan air panci.
Besarnya perubahan volume air dapat dihitung dengan
membaca skala milimeter pada batang mikrometer, dan skala
seperseratus milimeter dibaca dari mur yang mengelilingi
batang mikrometer.
Still Well yaitu bejana yang terbuat dari logam (kuningan)
yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, dimana
tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk menyetel/ mengatur
kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana
terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana
sama tinggi dengan permukaan air dalam panci. Bejana
digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga
membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan
dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing
dapat lebih mudah dilakukan.
Thermometer air ini adalah thermometer air raksa yang
dipasang tegak lurus dengan menggunakan klem, letak bola
thermometer dibawah permukaan air, sehingga suhu air dapat
dibaca pada saat dilakukan pengamatan.
4.2.1.5 Penangkar Hujan
Penangkar Hujan Manual (OBS)
Fungsi
Penangkar Hujan Berfungsi sebagai pengukur jumlah curah
hujan. Berdasarkan hasil observasi, Penangkar hujan tipe
Observatorium tidak menggunakan pias untuk mengukur curah
hujan. Penangkar hujan tipe ini menggunakan gelas ukur untuk
menentukan jumlah curah hujan. Cara menentukan jumlah curah
21
hujan adalah dengan menjumlahkan hasil pembahacaan gelas
ukur selama hujan terjadi.
Cara Kerja Alat
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong
penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan
terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam
pengamatanair hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang
tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka
pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang
tertampung dapat terukur semua.
Penangkar Hujan Otomatis (Type Hellman)
Fungsi
Penangkar Hujan Berfungsi sebagai pengukur jumlah curah
hujan yang secara otomatis tercatat sendiri. Penakar hujan
Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat men\
catat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan
corong penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai
dengan 120 Cm.
Cara Kerja
Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang
berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam
tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat
(naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena
yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan
menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam
yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada
pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam
tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air
22
dalam tabung akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya
melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung
akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun
akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus
vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan
akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi
apabila ada hujan turun.
4.2.1.6 Automatic Weather Station (AWS)
Fungsi
Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca
secara otomatis. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU
(Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-
bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor
temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi,
tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal
Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi
sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-
masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light
Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati
cuaca saat itu (present weather ) dengan mudah.
Cara Kerja
Secara sederhana cara kerja dari AWS (Automatic Weather Stations)
adalah mengumpulkan data pengamatan parameter cuaca secara
otomatis melalui sensor-sensor secara berkala selanjutnya di kirim
melalui jaringan GPRS(General Packet Radio Service)
menggunakan layanan GSM (Global System for Mobile
communication) ke seluruh stasiun meteorology seluruh Indonesia.
23
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Pada Stasiun BMKG terdapat alat-alat meteorology dan klimatologi
seperti Campbell Stokes, Open Pan Evaporimeter, Wind Vane
Anemometer, Cup Counter Anemometer, Penakar Hujan Hellman,
Penakar Hujan Obs, Sangkar Meteorologi, dan AWS (Automatic
Weather System).
5.1.2. Fungsi dari alat-alat meteorologi dan klimatologi tersebut adalah
Campbell Stokes untuk pengamatan penyinaran matahari, Open Pan
24
Evaporimeter untuk pengamatan penguapan, Wind Vane Anemometer
dan Cup Counter Anemometer untuk pengamatan angin, Penakar
Hujan Hellman dan Penakar Hujan Obs untuk pengamatan curah
hujan, Sangkar Meteorologi berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan alat pengamatan suhu dan kelembaban udara, dan AWS
berfungsi untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis.
5.1.3. Alat-alat meteorology dan klimatologi yang ada di Stasiun Meteorologi
Maritim tersebut dimanfaatkan untuk dapat mengetahui bagaimana
cuaca di sekitar stasiun dan untuk mengatur aktivitas transportasi laut.
5.2 Saran
Saat melakukan praktikum lapangan praktikan sebaiknya memperhatikan
arahan dari petugas Stasiun Meteorologi Maritim
Saat berada di lapangan sebaiknya praktikan mengenakan pakaian yang
rapi dan sopan serta menjaga perilaku di sekitar stasiun
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).2014. Sarana Teknis
Instrumentasi dan Rekayasa Meteorologi.http://www.bmkg.go.id/.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).2014. Tugas dan Fungsi.
http://www.bmkg.go.id/.
25
Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung.
Handoko.1993.Klimatologi Dasat. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan
Unsu-unsur Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB,
Bogor.
Kartasapoetra, G. A. Ir, 2004. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarta: Bumi Aksara.
Muin N.S.2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi.Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi Kedua.Bandung,ITB
LAMPIRAN
26
27
28
29