laporan mesin bubut

Upload: anggera-bayu

Post on 11-Oct-2015

143 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

mesin bubut

TRANSCRIPT

  • LAPORAN MESIN BUBUT

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil baik di kota

    ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba canggih ini juga sangat

    membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan.

    Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang

    harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya setiap mahasiswa teknik

    mesin harus dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin

    bubut. Di dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam proses

    membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam praktikum mesin bubut

    dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin bubut.

    Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar setiap mahasiswa

    teknik mesin mempunyai keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi kemajuan

    teknologi.

    1.2 Tujuan.

    Adapun tujuan dari praktikum mesin bubut ialah :

    1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan mesin bubut.

    2. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen komponen dan fungsi

    dari mesin bubut.

    3. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah- langkah

    pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut

    4. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan yang

    digunakan dalam parktikum mesin bubut.

    5. Agar setiap mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan.

    1.3 Manfaat

    Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ialah :

    1. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengoperasikan mesin bubut dengan baik.

    2. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara kerja dari mesin bubut.

  • 3. Setiap mahasiswa teknik mesin mampu berkreatifitas sesuai dengan keahliannya.

    4. Setiap mahaiswa teknik mesin mampu menciptakan rasa tanggung jawab dan kekompakan

    dalam tim.

    5. Setiap mahasisiwa teknik mesin agar bisa lebih disiplin dan tepat waktu dalam setiap

    pembuatan laporan.

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1 Pengertian Mesin Bubut

    Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris

    yang mana prinsip kerjannya gerak makan dilakukan oleh pahat dan gerak potong dilakukan

    benda kerja, pahat bergerak translasi, benda kerja bergerak dengan berputar. Meskipun mesin

    ini terutama disesuaikan untuk pekerjaan silindris, tetapi dapat juga digunakan untuk

    pembubutan permukaan rata, berikut adalah gambar mesin bubut yang ada pada model

    sekarang.

    Ukuran dari mesin ini diukur dari jarak senter kepala tetap sampai kesenter kepala

    lepas. Ini merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Dan tergantung

    pula pada tinggi atau jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai

    setengah diameter benda kerja yang dapat dikerjakan

  • Gambar 2.1 Mesin Bubut Standart

    2.2 Penggolongan Pembubut

    1. Pembubutan kecepatan

    Pembubutan kecepatan yang paling sederhana dari segala pembubutan, terdiri dari atas

    bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat disetel untuk mendukung pahat.

    Biasanya digerakkan oleh moor kecepatan variable yang dipasangkan ke dalam kepala tetap.

    Pembubutan kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada

    silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam pemusingan

    logam.

    a) Pengerjaan kayu

    b) Pemusingan logam

    c) Pemolesan

    2. Pembubutan mesin

    Yang membedakan dari pembubut kecepatan adalah mempunyai ciri tambahan untuk

    mengendalikan kecepatan spindle dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran dari

    pahat pemotong tetap.

    a) Penggerak puli kerucut bertingkat

    b) Penggerak roda gigi tangan

    c) Penggerak kecepatan variabel

    3. Pembubut bangku

  • Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku

    kerja. Dalam disainnya mempunyai cirri yang sama dengan pembubut kecepatan atau

    pembubut mesin dan hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk

    benda kerja kecil, dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 25 mm pada plat

    muka.

    4. Pembubut ruang perkakas

    Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk

    pekerjaan perkakas yang teliti, merupakan pembubut kepala beroda tiga yang digerakkan

    secara tersendiri dengan kecepatan spindel yang jangkaunya sangat luas.

    5. Pembubut kegunaan khusus

    6. Pembubut turet.

    a) Horizontal

    b) Vertical

    c)Otomatis

    2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut

    Bagian-bagian mesin bubut dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya

    sebagai berikut :

    1. Kepala tetap

    Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan cak atau pencekam benda kerja

    Gambar 2.2 Kepala Tetap

    2. Kepala lepas

    Untuk memegang atau sebagai tempat senter tetep,senter putar,senter drill .

  • Gambar 2.3 Kepala Lepas

    3. Eretan

    untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata pahat dan penggerak mata pahat

    dalam saat proses pemakanan benda kerja.

    Gambar 2.4 Eretan

    4. Landasan (bed)

    Kerangka utama mesin, yang diatasnya terdapat eretan serta kepala lepas. Adapun alur

    dari landasan ini berbentuk V; datar atau rata.

  • Gambar 2.5 Landasan (Bed)

    2.4 Proses yang Biasanya Dilakukan Mesin Bubut

    1. Bubut silindris

    Gambar 2.6 Bubut Silinder

    2. Bubut muka

    Gambar 2.7 Bubut Muka

    3. Bubut alur

  • Gambar 2.8 Bubut Alur

    4. Pemotongan

    Gambar 2.9 Pemotong

    5. Meluas lubang

    Gambar 2.10 Meluas Lubang

    6. Bubut bentuk

    Gambar 2.11 Bubut Bentuk

    7. Bubut inti

    Gambar 2.12 Bubut Inti

  • 8. Bubut silindrik dengan penumpu

    Gambar 2.13 Bubut Silindris

    2.5 Jenis-Jenis Mesin Bubut

    1 Mesin Bubut Turet

    Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama meneyesuaikanya kepada

    produksi. Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk

    operasi yang berurutan dapat distel dalam kesiagaan unutk penggunaan dalam urutan yang

    sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat

    dengan tepat, tetapi sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk

    mengoperasikanya, dan banyak suku cadang dapat di produksi.

    Perbedaan antara bubut turet dengan bubut mesin yaitu :

    Perbedaan utama antara kedua mesin adalah mesin bubut turet disesuaikan untuk produksi

    banyak. Sedangkan bubut mesin digunakan untuk berbagai penugasan, ruang perkakas, atau

    pekerjaan operasi tunggal .cirri utama dari bubut turet yang membuatnya menjadi mesin

    produksi banyak adalah sebagai berikut :

    a). Pahat dapat dikunci secara permanen dalam turet pada urutan yang sesuai dari

    penggunaan.

    b). Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti hantaran atau pelompat hantaran sehingga

    masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.

    c). Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama.

    d). Pemotongan kombinasi dapat dibuat dengan yaitu pahat pada peluncur menyilang dapat

    digunakan pada saat yang sama denagn pahat yang dituret yang memotong.

    e). Kekakuan yang berlebih dalam memegang benda kerja dan pahatnya dibangun ke dalam

    mesin untuk pemotongan kombinasi dan majemuk.

    f). Mereka mungkin dipasangkan dengan berbagai perlengkapan misalnya untuk pembubutan

    tirus, pembubutan ulir dan lain-lain.

    Jenis-jenis dari mesin bubut turet yaitu :

    1). Mesin bubut turet horizontal

  • Mesin bubut jenis ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade.

    Mesin bubut turret ini dapat juga diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.

    Gambar 2.14 Mesin Bubut Turret Horizontal

    2). Mesin bubut turret otomatis

    Mesin bubut jenis ini mirip dengan mesin jenis sadel standart tetapi operasinya otomatis

    sepenuhnya agar seseorang operator dapat menangani dua mesin atau lebih. Mesin jenis ini

    digunakan pada tugas pencekam yang berjalan lama, yang usaha untuk penyetelan dan

    pemahatannya dapat diperluas kepada banyak suku cadang. Keuntungan dari mesin ini adalah

    penghapusan elemen manusia dari daur waktu, kemungkinan untuk operator mengawasi

    untuk beberapa mesin dalam produksi yang lebih cepat.

    Gambar. 2.15 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis.

    3). Mesin bubut yang dikendalikan oleh pita

    Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret dua suhu tugas berat dengan kendali

    numeris, yang dirancang khusus untuk produksi berat. Mesin ini dapat distel dengan cepat

    untuk pekerjaan suku cadang kecil biasanya dengan hanya menukar pencekam rahang, pita

    pengendali, dan mungkin satu atau dua pemotongan.

  • Gambar. 2.16 Bubut Turret yang Dikendalikan oleh Pita.

    4). Mesin bubut turret vertical.

    Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang mirip freis pengebor vertical, tetapi

    memiliki karakteristik pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin ini dilengkapi

    dengan system kendali yang memungkinkan operasi otomatis tiap kepala termasuk kecepatan

    arah antaran. Kecepatan produksi dari mesin ini sangant meningkat melebihi dan

    dioperasikan dengan tangan karena mesin ini beroperasi secara kontiniu.

    Gambar 2.17 Mesin Bubut Turret Vertical

    5). Mesin bubut stasiun jamak vertikal, otomatis.

    Mesin jenis ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau

    sembilan stasiun kerja dan kedudukan kemuatan pada setasiun kecuali stasiun pemuat sebuah

    operasi dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari suku cadang. Keuntungan dari mesin ini

    bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan yang sesuai.

    Gambar2.18 Mesin Bubut Pencekam Vertical Stasiun.

  • 6. Mesin bubut otomatis

    Mesin bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda kerja dan

    mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya dari jenis ini

    memerlukan adanya opertor untuk menempatkan suku cadang yang harus di mesin. Mesin

    dalam golongan ini berbeda secara prinsip dalam cara menghantarkan pahat dalam benda

    kerja. Mesin ini dapat juga mempunyai dua peluncur pahat samping, mesin ini juga dapat

    membuat pemotongan secara serentak yang mempunyai cirri pembalikan pahat cepat, yang

    membebaskan benda kerja untuk melepaskannya.

    Gambar 2.19 Mesin Bubut Otomatis

    7. Mesin bubut duplikat.

    Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk

    ataupun contoh dari benda kerja hanpir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk

    pekerjaan penduplikasian atau terdapat mesin bubut duplikat otomatis khusus. Reproduksinya

    dari sebuah pola baik bulat atau datar, biasanya dipasangkan di belakang mesin bubut.

    Dalam gambar ditunjukkan pandangan dari sebuah mesin bubut duplikat yang

    dikendalikan numeris atau otomatis. Model ini biasanya dilengkapi dengan system kendali

    numeris. Ketitik yang memiliki masukan dial desimal pembacaan langsung. Unit

    penduplikasi adalah sebuah system elektromekanis yang tersusun dari tiga bagian yaitu:

    1. Sebuah penguat listrik

    2. sebuah penguat daya mekanis

    3. Sebuah jarum sayat.

    Ciri lain dari mesin ini blok pahat pengarah dua kedudukan terkendali secara otomatis

    yang terpasang di atas benda kerja.

  • Gambar 2.20 Mesin Bubut Duplikat.

    8. Mesin bubut center

    Fungsinya untuk membuat benda kerja yang sesumbu dan meratakan permukaan benda

    kerja yang belum rata serta dapat menghaluskan benda kerja.

    Gambar 2.21 Mesin Bubut Center

    5. Mesin bubut tugas berat

    Mesin bubut tuas berat berfungsi untuk benda kerja yang bergulir berupa aliran simetris

    dan lain-lainnya

    Gambar 2.22 Mesin Bubut Tuas Berat

  • 2.6 Jenis-jenis Pahat Bubut dan Cara Mambuat Pahat Bubut Adapun jenis-jenis pahat bubut

    1) Pahat potong

    2) Pahat alur

    3) Pahat serong

    4) Pahat serong 45

    5) Pahat pisau kanan

    6) Pahat lurus bulat

    7) Pahat ulir luar

    8) Pahat rata muka

    9) Pahat rata bulat

    Gambar 2.23 Pahat Bubut

    Pada poros penyayatan benda kerja yang dilakukan benda mesin bubut kita perlu

    banyak menggunakan pahat bubut dalam berbagai bentuk. Kita ketahui ada tiga jenis bubut

    yang sering digunakan :

    1. Pahat tepi rata

    2. Pahat rata kasar

    3. Pahat camper

    Gambar 2.24 Pahat Bubut Poros

    Ada beberapa cara pembuatan pahat yang dapat dilakukan dengan bagian-bagian

    tertentu dengan sudutnya

    1. Cara pembuatan pahat tepi rata

  • Gambar. 2.25 Pahat Tepi Rata

    2. Pahat rata kasar

    Gambar 2.26 Pahat Rata Kasar

    3. Pahat champer

    Gambar 2.27 Pahat Champer

    2.7 Penjepit Benda Kerja (Chuck) Chuck berfungsi sebagai untuk menjepit benda kerja yang berbentuk selindris, persegi

    dan benda kerja yang permukaan rata. Ada beberapa jenis chuck yaitu:

    1. Chuck dengan tiga pencekam

    2. Chuck dengan empat pencekam

    3. Chuck pencekam rata

  • Gambar 2.28 Chuck dengan Tiga Pencekam

    Gambar 2.29 Chuck dengan Empat Pencekam

    2.8 Elemen Dasar Mesin Bubut

    Elemen dasar dari mesin bubut dapat diketahui atau dihitung menggunakan rumus

    yang diturunkan dengan kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut:

    Benda kerja: do = Diameter mula-mula ; mm

    Dm = Diameter akhir ; mm

    Lt = Panjang pemesinan ; mm

    Lt = L. pengawalan + benda kerja + L. pengakhiran

    Pahat Kr = Sudut potong utama ; o

    Yo = Sudut geram ; o

    Mesin bubut a = Kedalaman potong : mm

    = (do dm) /2

  • f = Gerak makan ; mm / r

    n = Putaran poros utama (benda kerja) ; r / min

    C = Konstanta kecapatan memotong unsur suatu umur pahat suatu

    pahat.

    Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :

    1. Kedalaman potong (a) mm

    a = dodm/2 ; mm

    2 Kecepatan potong (v) m / min :

    v = .d.n/1000 ; mm/min

    Dimana, d = (do+dm)/2 ; mm

    3. Kecepatan makan :

    vf = f.n ; mm/min

    4. Waktu pemotongan :

    tc = lt/vf ; min

    5. Kecepatan penghasilan geram :

    Z = A. v

    Dimana, penampang geram sebelum terpotong :

    A = f.a ; mm2

    Maka Z = f.a.v ; cm3/min

    6. Putaran poros utama :

    n = V. 1000/.D m/min

    Tabel 2.1 Feeding mesin bubut

    K1E 0,017 I2E 0,069 K2C 0,171 G1A 0,439

    H1E 0,021 G2E 0,069 I1B 0,192 I2B 0,480

    I1E 0,024 H1C 0,082 H2C 0,206 G2B 0,548

    G1E 0,027 K2D 0,086 G1B 0,219 K2A 0,685

    K1D 0,034 I1C 0,096 I2C 0,240 H2A 0,822

    H1D 0,041 H2D 0,103 K1A 0,270 I2A 0,959

    K2E 0,043 G1C 0,110 H1A 0,329 G2A 1,096

    I1D 0,048 I2D 0,120 K2B 0,343

    H2E 0,051 G2D 0,137 I1A 0,384

  • G1D 0,055 H2B 0,164 H2B 0,411

    Tabel 2.2 Kecepatan putaran spindle mesin

    970 1420 443 635

    204 298 93 134

    0,05 0,10 0,18 0,24

    Tabel 2.3 Kecepatan potong untuk proses pemesinan dengan gerakan pemakanan

    Bahan Pahat Mesin bubut

    Gurdi Freis Ketam

    Kasar Halus

    Besi

    tuang

    HSS

    V 15-30 30-50 15-25 20-40 20-Oct

    f 0,3-

    0,5 0,15-0,3 0,1-0,6 25-250 0,3-6

    Karbida V 40-80 80-120 0,1-0,6 - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    Baj

    a tu

    ang

    HSS

    V 30-Oct 30-50 20-30 15-30 15-Oct

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,05-

    0,1 25-250 0,3-6

    Karbida V 30-80 80-120 0,1-0,6 - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    ST 37

    HSS V 25-60 60-100 25-35 20-50 15-30

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6

    Karbida V 70-90 110-180 - - -

    f 0,3-3 0,13-0,3 - - -

    ST 50

    HSS V 20-40 40-70 25-35 15-30 20-Oct

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6

    Karbida V 30-80 100-160 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    ST 70 HSS V 30-Oct 30-50 20-35 20-Oct 15-Oct

    f 0,5-5 0,15-0,3 0,1-0,4 30-300 0,3-6

  • Karbida V 30-50 80-120 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - - P

    erunggu

    HSS

    V 30-90 120-160 50-70 20-60 15-16

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,15-

    0,6 30-300 0,2-5

    Karbida V

    70-

    220 220-240 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    2.9 Pekerjaan-Pekerjaan Membubut

    Jenis-jenis pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:

    1. Membubut Lurus

    Pada proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja sedang

    untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis

    pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang . Cara pembubutan lurus ini

    adalah cara kerja yang paling sederhana didalam pekerjaan membubut .

    Gambar 2.30 Membubut lurus

    2. Membubut Tirus

    Untuk membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu:

  • a. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang

    b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)

    c. Dengan memasang perkakas pembentuk.

    Gambar 2.31 Membubut Tirus

    3. Membubut Eksenteris

    Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda

    kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.

    Gambar 2.32 Membubut Eksenteris

    4. Membubut Alur

    Membuat alur digunakan pahat bubut pengalur.

  • Gambar 2.33 Membubut alur

    5. Memotong Benda Kerja

    Memotong benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan pahat alur dan

    pahat penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang dijepit diantar senter-senter

    tidak boleh putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat

    Gambar 2.34 Memotong benda kerja

    6. Membuat Lubang

    Pengerjaan membuat lubang pada mesin bubut dengan cara benda kerja yang berputar

    dan driil senter yang berputar.

    Gambar 2.35 Pembuatan lubang

    7. Membubut dalam

  • Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat dalam, caranya

    tidak jauh beda dengan membubut lurus. Pahatnya juga mempunyai bentuk tersendiri

    Gambar 2.36 Membubut dalam

    Keterangan:

    1. Pahat bubut dalam serong

    2. Pahat bubut dalam rata

    3. Pahat kait

    4. Pahat kait

    5. Pahat ulir dalam

    8. Membubut Profil

    Pada umumnya membuat dengan menggunakan pahat profil tidak terdapat kesukaran,

    untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil

    terutama cocok membuat profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat

    bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemekaiannya pendek.

    Gambar 2.37 Membubut profil

    2.10 Pendinginan (coolant)

    Sistem pendingin (Air Coolant) pada mesin bubut adalah system yang digunakan untuk

    mendinginkan benda kerja pada saat melakukan penyayatan benda kerja agar benda kerja

  • tidak terjadi keausan.Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan bahan pendingin

    (coolant) yang digunakan pada saat pengerjaan benda kerja. Adapun fungsi dari cairan

    pendingin ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja.

    2. Menaikkan umur pahat.

    3. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.

    4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja.

    5. Membersihkan pahat dan benda kerja dari serpihan.

    6. Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat, benda kerja dan mesin bubut.

    2.11 Toleransi

    Toleransi adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu pembuatan benda kerja

    , benda kerja yang dibuat tidak harus pas dengan yang ditentukan tetapi boleh dari ukuran

    yang ditentukan , toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + ) dan toleransi bawah dengan tanda ( -

    ).

    Toleransi adalah nilai penyimpangan ( perbedaan penyimpangan ) yang diizinkan dan

    sesuai fungsional , dalam pengerjaan suatu benda kerja dan toleransi yang diizinkan dalam

    pembuatan benda kerja yaitu 0,1 mm. Pada umumnya toleransi terbagi tiga (3) yaitu :

    1. Toleransi linier

    2. Toleransi sudut

    3. Toleransi geometri

    Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling digunakan toleransi geometri

    dan toleransi sudut.

    Sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua

    ukuran dasar, telah ditentukan 18 kwalitas yang disebut toleransi standar yaitu:

    IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16

    IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti seperti alat ukur,

    instrument-instrument optic.Tingkat IT 5 sampai dengan IT 11 dipakai dalam bidang

    pemesinan umum untuk bagian-bagian mampu tukar , yang dapat digolongan pula dalam

    pekerjaan yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa. Tingkat IT 12 sampai dengan IT 16

    dipakai untuk pekerjaan kasar.

    Tabel 2.4 Nilai toleransi Standart untuk kwalitas IT 5 sampai dengan IT 16.

  • IT

    5

    IT

    6

    IT

    7

    IT

    8

    IT

    9

    IT

    10

    IT

    11

    IT

    12

    IT

    13

    IT

    14

    1T

    15

    Nilai 7i 10i 16i 25i 40i 64i 100i 160i 250i 400i 640

    i

    Tabel 2.5 Nilai Toleransi Standar untuk kwalitas IT 0,1 sampai dengan IT 1

    IT 0,1 IT 0 IT 1

    Nilai dalam

    micron

    Untuk D dalam

    mm

    0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0.020 D

    Tabel 2.6 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi

    Elemen dan toleransi

    Sifat yang

    diberi

    toleransi

    Lambang

    Elemen

    tunggal

    Toleransi

    bentuk

    Kelurusan

    Kedataran

    Kebulatan

    Kesilindrisan

    Elemen

    tunggal atau

    yang

    berhubungan

    Profil garis

    Profil

    permukaan

    Elemen yang

    berhubungan

    Toleransi

    orientasi

    Kesejajaran

    Ketegak

    lurusan

    Ketirusan

    Toleransi Posisi

  • lokasi Konsentrisitas

    dan

    koaksialitas

    Kesimetrisan

    Toleransi

    putar

    Putar tunggal

    Putar total

    BAB III

    ALAT DAN BAHAN

    3.1 Alat

    Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan benda kerja pada Mesin Bubut

    adalah adalah:

    1. Jangka sorong

    Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang , lebar dan tinggi dari benda kerja.

  • Gambar 3.1 Jangka Sorong

    2. Kunci tool holder

    Kunci tool holder digunakan utuk menguatkan dan melonggarkan tool post

    Gambar 3.2 Kunci tool holder

    3. Kunci kombinasi 8 mm

    Kunci ini digunakan untuk mengencangkan pahat dan melonggarkan pahat.

    Gambar 3.3 Kunci kombinasi 8

    mm

    4. Tool holder

  • Tool holder berfungsi sebagai tempat kedudukan pahat.

    Gambar 3.4 Tool holder

    5. Kunci Toll Post

    Kunci tool post digunakan untuk mengunci dan melonggarkan tool post dari

    kedudukannya.

    Gambar 3.5 Kunci Toll Post

    6. kunci chuck

    Kunci chuck dugunakan untuk mengunci chuck.

    Gambar 3.6 Kunci chuck

    7. Kunci L

  • Kunci L digunakan untuk menyeting atau mengatur Tool pada Tool Post terhadap ujung

    center.

    Gambar 3.7 Kunci L

    8. Pahat

    Pahat bubut digunakan untuk memotong

    menyayat benda kerja.

    Gambar 3.8 Pahat

    9. Kuas

  • Kuas digunakan untuk membersihkan mesin dari

    geram-geram dari sayatan benda kerja.

    .

    Gambar 3.9 Kuas

    10. Senter

    Alat ini digunakan untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja dibor

    runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut.

    Gambar 3.10 Senter putar

    11. Chuck Drill

    Alat ini digunakan sebagai tempat atau kedudukan pahat drill.

  • Gambar 3.11 Chuck Drill

    12. Kunci Chuck Drlil

    Kunci chuck chuck drill dugunakan untuk mengunci chuck drill.

    Gambar 3.12 Chuck Driil

    1. 13. Cekam rahang 3

    Cekam ini berfungsi untuk mnjepit benda kerja

    yang akan dilakukan pembubutan.

  • Gambar 3.13 Cekam rahang 3

    3.2 Bahan

    Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan benda kerja pada mesin bubut adalah

    adalah:

    1. Benda kerja I

    Bahan yang digunakan adalah aluminium berbentuk silindris dengan sfesipikasi :

    Diameter : 63.8 mm

    Tebal : 21.5 mm

    21.5 mm

    63.8 mm

    Gambar 3.14 Bahan Benda Kerja I

    2.. Benda kerja II

    Bahan yang digunakan adalah baja st 37 berbentuk silindris dengan sfesipikasi :

    Diameter : 50.8 mm

    Tebal : 25.6 mm

  • 25.6 mm

    50.8 mm

    Gambar 3.15 Bahan Benda Kerja II

    3. Benda kerja III

    Bahan yang digunakan adalah besi ST 37 dengan ukuran :

    Panjang :100.4 mm

    Diameter : 25,5 mm

    100.4 mm 25.5 mm

    Gambar 3.16 Bahan Benda Kerja III

  • 4. Benda kerja IV

    Bahan yang digunakan adalah besi ST 37 dengan ukuran

    Panjang :120 mm

    Diameter : 16 mm

    120 mm 16 mm

    Gambar 3.17 Bahan Benda Kerja IV

    BAB IV

    PROSEDUR KERJA

    Prosedur Umum

    1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan

    2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami

    3. Benda kerja diukur dengan menggunakan jangka sorong

    4. Mata pahat diasah dengan menggunakan gerinda

    5. Benda kerja dijepit pada chuck

    6. Mesin diatur kecepatannya dengan melihat tabel

    7. Mesin diaktifkan

  • 8. Benda kerja di drill

    9. Benda kerja difinishing

    10. Mesin dinonaktifkan

    11. Mesin dibersihkan

    12. Alat dibersihkan dan disimpan

    13. Ruangan dibersihkan

    4.2 Prosedur Benda Kerja I Roda Gigi Lurus

    1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan

    2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami

    3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong

    4. Pahat diasah menggunakan gerinda

    5. Benda kerja dijepit pada chuck dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck

    6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8.

    7. Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan kunci tool holder

    8. Mata pahat dicenterkan dengan center putar pada kepala lepas

    9. Mesin diaktifkan dengan cara memutar switch pada posisi on

    10. Tombol bewarna putih ditekan

    11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan

    12. Putaran chuck diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck berlawanan arah jarum jam

    13. Air coolant diaktifkan

    14. benda kerja dibubut denga kedalaman potong 3,5 mm dengan cara eretan bawah diputar pada

    posisi 3,5 dan tuas otomatis di tekan

    15. Setelah selesai tuas otomatis di nonaktifkan kemudian putaran spindle dinonaktifkan

    16. Benda kerja di finising dengan putaran spindle 400 rpm agar benda kerja halus

    17. Putaran spindle dinonaktifkan dan benda kerja dilepas dari chuck dengan menggunakan kunci

    chuck

    18. Benda kerja dibalik dan dipasang kembali pada chuck kemudian dikunci dengan

    menggunakan kunci chuck

    19. Pekerjaan no 14 17 diulangi untuk melakukan pekerjaan pada permukaan benda kerja

    20. Benda kerja di champer pada dua sisi benda kerja dengan ukuran 1,5 mm

    21. Setelah selesai putaran chuck dinonaktifkan

    22. Pahat drill dengan dimeter 15 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda

    kerja

  • 23. Benda kerja di drill hingga benda kerja tembus

    24. Setelah selesai putaran spindle dinonaktifkan

    25. Pahat drill dengan dimeter 20 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda

    kerja

    26. Benda kerja di drill hingga benda kerja tembus

    27. Setelah selesai putaran spindle dinonaktifkan

    28. Alat bantu dipasang pada tool post kemudian hasil benda kerja yang telah di drill diperbesar

    diameternya hingga diameternya berukuran 21,71 mm

    29. Putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja diperiksa

    30. Alat bantu dibuka dari rumah pahat dan pahat bubut dipasang kembali kemudian dikunci

    dengan menggunakan kunci kombinasi 8

    31. Sisi benda kerja bagian dalam di champer dengan ukuran champer 1 mm

    32. Setelah selesai putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja dilepas dari chuck

    33. Benda kerja dipasang kembali pada chuck dengan posisi dibalik kemudian dikunci dengan

    menggunakan kunci chuck

    34. Putaran chuck berlawanan arah jarum jam diaktifkan kembali

    35. Benda kerja dibuat champer seperti prosedur no 24

    36. Putaran chuck dinonaktifkan dengan mengembalikan tuas ke posisi netral

    37. air coolant dinonaktifkan

    38. Rumah pahat dibuka dari tool post dengan menggunakan kunci tool post

    39. Benda kerja di buka dari chuck dengan menggunakan kunci chuck

    40. Mesin dinonaktifkan dengan cara memutar switch berlawanan arah jarum jam

    41. Alat dan bahan dibersihkan dan disimpan

    42. Ruangan tempat kerja dibersihkan dan disapu

    4.3 Prosedur Benda Kerja Roda Pintu

    1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan

    2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami

    3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong

    4. Pahat diasah menggunakan gerinda

    5. Benda kerja dijepit pada chuck dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck

    6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci pas-ring 8.

    7. Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan kunci tool post

    8. Mata pahat dicenterkan dengan center putar pada kepala lepas

  • 9. Mesin diaktifkan dengan cara memutar switch pada posisi on

    10. Tombol bewarna putih ditekan

    11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan

    12. Putaran chuck diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck berlawanan arah jarum jam

    13. Air coolant diaktifkan

    14. benda kerja dibubut denga kedalaman potong 0.4 mm dengan cara eretan bawah diputar pada

    posisi 0.4 dan tuas otomatis di tekan

    15. Setelah selesai tuas otomatis di nonaktifkan kemudian putaran spindle dinon-aktifkan

    16. Benda kerja di finising dengan putaran spindle 400 rpm agar benda kerja halus

    17. Putaran spindle dinonaktifkan dan benda kerja dilepas dari chuck dengan menggunakan kunci

    chuck

    18. Benda kerja dibalik dan dipasang kembali pada chuck kemudian dikunci dengan

    menggunakan kunci chuck

    19. Benda kerja di champer pada dua sisi benda kerja dengan ukuran 1,5 mm

    20. Setelah selesai putaran chuck dinon-aktifkan

    21. Pahat drill dengan dimeter 15 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda

    kerja

    22. Benda kerja di drill hingga benda kerja tembus

    23. Setelah selesai putaran spindle dinon-aktifkan

    24. Pahat drill dengan dimeter 20 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda

    kerja

    25. Benda kerja di drill hingga kedalaman 12mm

    26. Setelah selesai putaran spindle dinon-aktifkan

    27. Alat bantu dipasang pada tool post kemudian hasil benda kerja yang telah di drill diperbesar

    diameter yang 20mm hingga diameternya berukuran 24mm

    28. Putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja diperiksa

    29. benda kerja dilepas pada chuck

    30. benda kerja di pasang pada mandrel

    31. mandrel dipasang pada chuck

    32. spindel diaktifkan

    33. pahat di setting datumnya

    34. benda kerja di chemper 1mm semua sisinya

    35. spindel dinon-aktifkan

    36. pahat diganti pahat sudut 900

  • 37. spindel diaktifkan

    38. pahat di setting datumnya

    39. benda kerja dibubut dengan kedalaman 6mm

    40. setelah selesai spindel dinon-aktifkan

    41. coolant dinon-aktifkan

    42. mesin dinon-aktifkan

    4.4 Prosedur Benda Kerja III Baut Pengunci Handle

    1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan

    2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami

    3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong

    4. Pahat diasah dengan menggunakan gerinda

    5. Benda kerja dijepit pada chuck dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck

    6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8

    7. Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan kunci tool post

    8. Center putar dipasang pada kepala lepas

    9. Mata pahat dicenterkan dengan ujung center kepala lepas

    10. Pahat didekatkan pada benda kerja

    11. Mesin diaktifkan dengan cara memutar switch searah jarum jam

    12. Putaran chuck diaktifkan dengan cara memutar tuas spindle berlawanan arah jarum jam

    13. Benda kerja dibubut muka hingga permukaan benda kerja rata

    14. Benda kerja dibubut rata dengan kedalaman potong 3 mm untuk pembubutan kasar

    15. Air coolant diaktifkan

    16. Setelah selesai putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja diperiksa

    17. Benda kerja rata sepanjang 109 mm dan kedalaman potong 4,5 mm

    18. Setelah selesa benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan ukuran yang dinginkan maka

    pekerjaan dilanjutkan

    19. Benda kerja dibubut sepanjang 15 mm dan kedalaman 1 mm

    20. Putaran chuck dinonaktifkan dan pahat dimiringkan 45

    21. Benda kerja dichamper dengan ukuran 0,5 mm

    22. Setelah selesai tuas otomatis untuk membuat ulir diaktifkan

    23. Benda kerja dbuat ulir pada diameter 6 mm dan panjang 15 mm

    24. Putaran chuck dinonaktifkan dengan cara mengembalikan tuas spindle pada posisi netral

    25. Air coolant dinonaktifkan

  • 26. Mesin dinonaktifkan dengan cara memutar switch berlawanan arah jarum jam

    27. Benda kerja dilepas dari chuck dengan menggunakan kunci chuck

    28. Rumah pahat dibuka dari tool post dengan menggunakan kunci tool post

    29. Center putar dibuka dari kepala lepas

    30. Mesin bubut dibersihkan

    31. Alat dan bahan dibersihkan dan disimpan

    32. Ruangan tempat kerja dibersihkan dan disapu

    4.5 Prosedur Benda Kerja IV Handle

    1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan

    2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami

    3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong

    4. Pahat diasah menggunakan gerinda

    5. Benda kerja dijepit pada chuck dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck

    6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8.

    7. Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan kunci tool post

    8. Mata pahat dicenterkan dengan center putar pada kepala lepas

    9. Mesin diaktifkan dengan cara memutar switch pada posisi on

    10. Tombol bewarna putih ditekan

    11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan

    12. Putaran chuck diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck berlawanan arah jarum jam

    13. Air coolant diaktifkan

    14. Benda kerja dibubut muka dengan pemakanan sedalam 2 mm hingga permukaan benda kerja

    rata.

    15. Benda kerja diperiksa jika belum rata maka pekerjaan diulang

    16. Benda kerja dibuka dari chuck dan dijepit kembali dengan posisi permukaannya dibalik

    kemudian dibubut muka sedalam 2 mm hingga ukuran benda kerja menjadi 100 mm

    17. Chuck drill dipasang pada kepala lepas dan mata drill dengan diameter 8 dipasangkan pada

    chuck drill dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck drill

    18. Benda kerja di drill sedalam 100 mm

    19. Benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan ukuran yang diinginkan maka pekerjaan

    dilanjutkan

  • 20. Benda kerja dibubut rata dengan dalam pemakanan 11 mm dan panjang pemakanan 10 mm

    21. Putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja diperiksa

    22. Alat Bantu dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8

    23. Benda kerja di bubut dalam dengan kedalaman 6 mm dan lebar pemakanan 15 mm

    24. Benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan ukuran yang diinginkan maka pekerjaan

    dilanjutkan

    25. Putaran chuck dinon-aktifkan dengan menekan tuas pada posisi netral

    26. Alat bantu dibuka dari rumah pahat dan pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan

    menggunakan kunci pas-ring 8

    27. Baut pada eretan atas dikendorkan kemudian eretan atas dimiringkan pada posisi 6 dan baut

    eretas atas dikunci kembali

    28. Pahat didekatkan dengan benda kerja dengan cara memutar eretan lintang dan eretan bawah

    29. Benda kerja dibuat tirus pada dimeter 10 mm dengan sudut 8

    30. Putaran chuck dinonaktifkan dengan menarik tuas pada posisi netral

    31. Air coolant dinon-aktifkan

    32. Pahat dibuka dari rumah pahat dengan menggunakan kuci pas-ring 8

    33. Rumah pahat dibuka dari tool post denga menggunakan kunci tool post

    34. Benda kerja dibuka dari chuck dengan menggunakan kunci chuck

    35. Mesin dinon aktifkan dengan cara memutar switch berlawanan arah jarum jam

    36. Mesin bubut dibersihkan

    37. Alat dan bahan dibersihkan dan disimpan

    38. Ruangan tempat kerja dibersihkan dan disapu

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1 Perhitungan

  • 1. Benda kerja I bagian permukaan

    diketahui :

    Diameter awal (do) : 63.4 mm

    Diameter akhir(dm) : 52.4 mm

    Panjang (lt) : 21.5 mm

    f ( gerak makan ) : kasar 1 mm dari tabel 2.3

    a. langkah Roughing

    Maka yang ditanya adalah:

    1. Kedalaman potong (a)

    2. Putaran Spindel (n)

    3. Kecepatan makan (vf)

    4. Waktu pemotongan (tc)

    5. Kecepatan penghasilan geram (Z)

    Jawab

    1. Kedalaman potong

    mm

    2. Putaran spindle (n)

  • Sebelumnya dicari terlebih dahulu diameter rata-rata

    mm

    , maka

    =

    = 219,07 Rpm

    3. Kecepatan makan

    Vf = f . n

    Vf = 1 . 219,07

    = 219,07mm/min

    4. Waktu pemotongan

    Lt = langkah pengawalan + benda kerja + langkah pengakhiran

    = 2 + 63,8 + 2

    = 67,8 mm

    Tc = = 0,309 min

    5. Kecepatan penghasilan geram

    Z= f.a.v

    Z = 0,069 . 5.65 . 40 = 15,59 cm3/min.

    a. langkah finishing

    Maka yang ditanya adalah:

    6. Kedalaman potong (a)

    7. Putaran Spindel (n)

    8. Kecepatan makan (vf)

    9. Waktu pemotongan (tc)

  • 10. Kecepatan penghasilan geram (Z)

    Jawab

    6. Kedalaman potong

    mm

    7. Putaran spindle (n)

    Sebelumnya dicari terlebih dahulu diameter rata-rata

    mm

    , maka

    =

    = 219,07 Rpm

    8. Kecepatan makan

    Vf = f . n

    Vf = 0,069 . 219,07

    = 15,11 mm/min

    9. Waktu pemotongan

    Lt = langkah pengawalan + benda kerja + langkah pengakhiran

    = 2 + 63,8 + 2

    = 67,8 mm

  • Tc = = 0,309 min

    10. Kecepatan penghasilan geram

    Z= f.a.v

    Z = 0,069 . 5.65 . 40 = 15,59 cm3/min.

    5.2 Analisa

    Pada saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak terdapat kesulitan dan

    kesalahan yang penulis alami diantaranya :

    1. Benda kerja yang dibubut sering tidak rata.

    2. Pada saat benda kerja berputar pada pencekam benda kerja mengalami putaran yang tidak

    senter

    3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar dan tidak rata

    4. Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja yang lain sering mengalami perbedaan diameter

    pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan eretan atas

    Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara :

    1. Pada ujung pahat ternyata masih runcing, dan penulis membuat radius pada ujung pahat

    tersebut

    2. Ketiga pengunci cekam harus dikunci kuat dengan menggunakan kunci chuck.

    3. Untuk pembuatan tirus mata pahat yang digunakan harus berbentuk radius sesuai dengan

    ukuran radius mata pahat.dan sudut eretan atas adalah 6 derajat.

    4. Untuk menjalankan eretan atas, sudutnya haruslah dalam keadaan nol derajat.

  • BAB VI

    KESIMPULAN

    6.1 Kesimpulan

    Setelah melakukan praktikum Teknik mesin bubut ini mahasiswa dapat menyimpulkan

    beberapa hal yaitu :

    1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil permukaan benda

    kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.

    2. P:ada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara perlahanlahan,

    agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan agar benda kerja

    yang dihasilkan permukaannya rata.

    3. Dalam melakukan proses di mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan collant

    diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan mengkilap dan berpengaruh

    juga terhadap mata pahat bubut

    4. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin bubut terlebih

    dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan benda kerja disenter

    dahulu dengan senter yang terletak di kepala lepas agar lubang yang dihasilkan lebih bagus

    dan lubang yang dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau ditengah .

    6.2 Saran

    Adapun yang dapat penulis berikan dalam Praktikum Mesin Bubut ini adalah :

    1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin bubut diharapkan mahasiswa memahami terlebih

    dahulu tentang teori dasar dan tata cara menggunakan mesin bubut yang benar.

  • 2. Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan kunci chuck pada

    pencekam.

    3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar

    DAFTAR ISI

  • KATA PENGANTAR 1 BAB I PENDAHULUAN

    A.Tujuan 2 B.Prinsip Kerja Mesin Bubut ......3 C.Bagian -

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Tujuan

    Mesin bubut

    Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.

    Mesin bubut kecil

    Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan

    cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi

    sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak

    potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

    Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat

    maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat

    dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel

    dengan poros ulir.

    Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.

    Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15

    sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127

    mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

    B. Prinsip kerja mesin bubut

    Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum

    Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda

    gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda

    gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi

    pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang

    berbentuk ulir.

    C. Bagian-bagian mesin bubut

    Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi

    transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar

    benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa

    eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan

    tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.

    D. Jenis-jenis Mesin Bubut

    1. Mesin Bubut Universal 2. Mesin Bubut Khusus 3. Mesin Bubut Konven

    2.

    3. sional 4. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)

  • BAB II

    TEORI MESIN BUBUT

    I. Penggolongan Mesin Bubut

    A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet

    1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal

    2. Pemusingan Logam a. Jenis ram

    3. Pemolesan b. Jenis sadel

    B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

    1. Penggerak puli kerucut a. Stasiun tunggal bertingkat b. Stasiun banyak

    2. Penggerak roda gigi tangan 3. Otomatis

    3. Penggerak kecepatan G. Pembubut Otomatis

    C. Pembubut Bangku H. Mesin Ulir Otomatis

    D. Pembubut Ruang Perkakas 1. Spindel Tunggal

    E. Pembuat kegunaan Khusus 2. Spindel Banyak

    I. Fris Pengebor Vertikal

    II. Konstruksi Mesin Bubut

    Pembubut mesin tugas berat.

    Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang

    disambungkan dengan sabuk V. Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan

    sampai 27 variasi kecepatan.

    Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda

    beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi dengan ulir pengencang

    pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk pembubutan tirus.

    Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan

    bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada

    kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke kereta luncur dan bisa

    dipasang atau dilepas dari kereta luncur selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat

    ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

    Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari

    kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah

    melintang atau memanjang.

    Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku

    karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran

    tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan

    gerakan perletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur

  • sepanjang landasan.Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan

    mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan

    atau dengan daya.

    Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga

    sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai

    diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang

    benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara

    kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang

    bangku.

    Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya

    tersebuttergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.

    Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi

    sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel

    untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan maka bubut

    dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk membubut kayu,

    atau untuk membuat pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh mesin

    bubut mesin.

    Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang digerakkan

    oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan kecepatan adalah tambahan untuk pengendalian

    kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala

    tetap dilengkapi dengan puli kerucut empat tingkat yang menyediakan empat kisaran

    kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor. Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi

    dengan roda gigi belakang yang bila dihubungkan dengan puli kerucut akan

    memberikan tambahan empat variasi kecepatan.

    Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja. Disainnya

    mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam

    ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan

    maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka. Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut

    untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini

    dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas

    yang teliti.

    III. Operasi Bubut

    Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam :

    pembubutan pengeboran pengerjaan tepi penguliran pembubutan tirus Penggurdian Meluaskan lubang

    Pembubutan Silindris

    Benda disangga diantara kedua pusatnya. Operasi pembubut, A. Pahat mata tunggal dalam

    operasi pembubutan, B. Memotong tepi.

    Pengerjaan Tepi (Facing)

    Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja

    biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 3B. Tetapi bisa juga

    pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan

  • tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut

    untuk mencegah gerakan aksial.

    Pembubutan Tirus

    Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial.

    Penggolongan berikut yang umum digunakan :

    1. Tirus Morse. Banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut.

    Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).

    2. Tirus Brown dan Sharp. Terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417

    mm/mm (4,166%).

    3. Tirus Jarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan

    penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetapi

    diameternya berbeda.

    4. Pena tirus. Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).

    Ketirusan luar yang teliti dapat dipotong pada sebuah pembubut dalam beberapa cara :

    1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut sebagai

    hal yang biasa.

    2. Dengan perlengkapan membubut tirus. Perlengkapan yang diperlihatkan pada gambar 4.

    dibautkan pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang pemandu yang dapat dikunci

    pada sudut atau ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak sebuah peluncur

    diatas batang pahat 1 Ketirusan ini distandardisasi dalam satuan Inggris yaitu (0,60235 in.

    tiap foot), Brown dan Sharp (1/2 in. tiap foot), Jarno dan Reed (0,6 in. tiap foot), dan pena

    tirus (1/4 in. tiap foot). Konversi diberikan dalam milimeter dan presentase, yang ekivalen

    karena ketirusan adalah tanpa satuan di dalam satuan SI.

    3. Perletakan majemuk pada kereta luncur bubut seperti diperlihatkan pada gambar 5.

    mempunyai dasar bulat dan dapat diputar ke sembarang sudut yang diinginkan dari benda

    kerja. Pahat kemudian dihantarkan kedalam benda kerja dengan tangan. Metode ini untuk

    ketirusan pendek.

    4. Penguncian pusat ekor tetap yang digeser memperlihatkan metode ini. Kalau ekor tetap

    digeser secara horisontal dari sumbu sebesar 6,4 mm untuk batang silinder sepanjang 305

    mm, akan diperoleh ketirusan 0,0416 mm/mm (4,16%). Jadi ketirusan juga ditentukan oleh

    panjang silinder yang dibubut.

    IV. Memotong Ulir

    Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus

    dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi

    bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola,memperlihatkan sebuah pahat

    untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat.

    Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut.

    Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.

    Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat

    dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan

    Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode

    kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti gambar 7B dan 7D. Metode

    ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29o dan pahat

    dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.

    Mesin Bubut Turet

    Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama disesuaikan untuk kebutuhan mesin

    produksi. Keahlian pekerja disesuaikan pada mesin ini sehingga operator yang

    kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen yang sejenis.Karakteristik utama kelompok

    mesin ini adalah bahwa pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun tenaga

  • skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah itu untuk

    mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.

    Mesin Bubut Turet Horisontal

    Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram disebut

    demikian sesuai dengan cara

    turet dipasang. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan

    kemuka pada sebuah sadel yang diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini

    menghasilkan gerakan cepat dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja batang atau

    pencekaman tugas ringan. Sadelnya tidak bergerak selama operasi. Pada jenis sadel yang

    digunakan untuk pekerjaan pencekaman, mempunyai turet yang dipasang langsung pada

    sadel. Sadelnya bergerak bolak balik bersama turet. Mesin bubut turet jenis ram nomor 3

    dengan kendali daur listrik. Mesin bubut turet pencekaman jenis sadel. Karena perkakas

    pencekaman menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka perkakas

    pencekam harus sekaku mungkin. Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama

    dengan mesin bubut biasa.

    Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet Dengan Mesin Bubut Biasa

    Perbedaan utamanya adalah bahwa mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan produksi

    yang banyak sedangkan mesin bubut biasa terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan,

    untuk pembubut ruang perkakas atau kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang

    membuatnya dipakai untuk produksi banyak adalah :

    1. Perkakas bisa distel pada turet untuk pekerjaan berurutan.

    2. Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti atau penggerak hantaran sehingga masing-

    masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.

    3. Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama, misalnya

    pembubutan atau pemboran ubang sebanyak dua buah atau lebih.

    4. Pemotongan kombinasi dapat dibuat yaitu pahat pada peluncur menyilang (cross slide)

    dapat digunakan bersamaan dengan pahat pada turet yang lagi memotong.

    5. Kekakuan pada pemegang benda kerja atau pahat harus dibuat pada mesin untuk pekerjaan

    majemuk atau pemotongan kombinasi.

    6. Mesin bubut turet mungkin dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti pembuatan

    tirus, pembuatan ulir dan pekerjaan duplikasi dan bisa dikontrol dengan pita/kaset.

    Prinsip Pahat Dan Perpahatan

    Dalam produksi adalah penting bahwa pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang

    dihabiskan dalam produksi adalah : waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan

    mesin, dan waktu pemotongan.

    Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam

    kondisinya dan siap dipakai.Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam

    memasang atau melepaskan benda kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti pemegang

    benda kerja. Untuk pekerjaan batang maka waktu ini dikurangi dengan menggunakan leher

    stok batang. Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam

    memasang masing-masing perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan

    perkakas pada posisi dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaannya atau

    dengan melakukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan. Waktu potong

    untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas perkakas potong,

    kecepatan dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong.

    Mengkombinasikan pemotongan pada pekerjaan batang. B.

    Pemotongan banyak dari turet segi enam.

    Pemotongan kombinasi menunjukkan penggunaan serentak dari pahat peluncur dan turet.

    Penyetelan untuk memesin operasi dalam pada adaptor berulir.

    1. Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok kombinasi dan gurdi awal.dan diapitkan ke

  • leher. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.

    2. Dibuat lobang pada stok dengan menggurdi sesuai dengan panjang yang diperlukan.

    3. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir.

    4. Lubang yang digurdi diperbesar dengan peluas lubang (reamer)

    5. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi ini digunakan perkakas luncur gerak cepat.

    6. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang dipegang oleh kopling

    tap dan pemegang die.

    Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis

    mesin bubut turet otomatis yang penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun

    operasinya otomatis. Turet segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi

    dengan penggeseran melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai

    pada setiap titik. Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakkan

    oleh gerakan ke depan dari turet.

    Mesin Bubut Turet Vertikal

    Mesin bubut turet vertikal mirip dengan fris pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik

    pengaturan turet untuk memasang pahat. Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar

    dalam kedudukan horisontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini

    dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan dan pemesinan dari suku cadang

    berat dan diameter besar, memperlihatkan sebuah mesin bubut turet vertikal

    yang dilengkapi dengan tiga kepala pemotong: kepala turet utama yang berputar, kepala ram

    yang ditunjukkan di sebelah kiri dan kepala sampingUntuk mengadakan pemotongan

    bersudut, baik ram maupun turet dapat diputar 30 derjat kekiri atau kanan dari pusat. Ram

    menyediakan stasiun perkakas lain pada mesin yang bisa dioperasikan terpisah atau bersama-

    sama dengan yang lainnya.Mesin bisa dilengkapi dengan pengendali yang akan menghasilkan

    operasi otomatik pada setiap kepala, laju dan arah hantaran dan perubahan kecepatan spindel.

    . Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis

    Mesin ini didesain untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan

    stasiun kerja dan posisi/dudukan pemuatan. Dalam beberapa mesin disediakan dua spindel

    untuk setiap stasiun. Biasanya semua jenis operasi bisa dilakukan seperti menfris,

    menggurdi, mengulir, mengetap, meluaskan lobang dan mengebor. Keuntungan mesin ini

    adalah bahwa operasi bisa dilakukan secara serentak dan dengan urutan yang sesuai.

    Mesin Bubut Otomatis

    Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur

    setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang

    otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang

    dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.

    Mesin Bubut Duplikat

    Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun

    contoh dari benda kerja. Hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk

    pekerjaan penduplikasian. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat atau datar

    yang biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah jarum

    yang digerakkan oleh udara, hidrolik atau listrik.

    Mesin Ulir Otomatis

    Ditemukan oleh Christopher N. Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut adalah adanya

    pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada kecepatan

    yang diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semuanya dilakukan

    dengan mekanisme nok berbentuk silinder atau drum yang terletak dibawah turet. Ciri khas

    lainnya yang dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda kerja pada leher,

    dan melepaskannya pada akhir siklus. Mesin pertama jenis ini hanya beroperasi untuk

  • membuat sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi komponen satu persatu

    dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu disebut otomatik. Mesin ulir otomatis

    bisa diklasifikasikan berdasarkan turet atau jumlah spindel, tapi mesin multi spindel tidak

    diklasifikasikan sebagai mesin ulir tetapi sebagai mesin spindel-banyak otomatis.

    Memperlihatkan mesin ulir yang didesain untuk benda kerja batang diameter kecil. Mesin ini

    mempunyai peluncur melintang yang bisa membawa perkakas didepan dan dibelakang, dan

    turet yang terpasang pada posisi vertikal pada peluncur gerakan longitudinal. Perkakas

    dipasang disekeliling turet pada bidang vertikal segaris dengan spindel.

    Mesin Ulir Jenis Swis

    Pada mesin jenis Swiss tampak ujung mesin ulir jenis swiss yang dikembangkan untuk

    pembubutan teliti dari komponen kecil. Pahat mata tunggal digunakan pada mesin ini dan

    ditempatkan secara radial disekeliling bushing karbida dimana stok dimajukan selama

    proses pemesinan. Pembubutan dilakukan oleh dua mata perkakas horisontal sedangkan tiga

    lainnya digunakan untuk membuat alur, memotong putus dan membuat alur.Tampak ujung

    dari mesin ulir jenis Swis yang menunjukkan nok ayun dan mekanisme kendali pahat.

    Spindel Banyak Otomatis

    Mesin spindel banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk

    pekerjaan batang. Mesin ini otomatis sepenuhnya dan dibuat dalam berbagai model dengan

    dua, empat, lima, enam atau delapan spindel. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi

    menjadi beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua

    stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.

    Spindel yang membawa stok batang seluruhnya dipegang dan diputar dalam rel stok. Didepan

    spindel terdapat sebuah peluncur pahat ujung untuk tempat meletakkan pahat segaris dengan

    dengan masing-masing spindel mesin. Peluncur pahat tidak mengarah atau berputar

    bersama pembawa spindel melainkan bergerak maju-mundur untuk membawa ujung pahat ke

    dan dari persinggungan dengan batang atau stok yang berputar.

    Fris Pengebor Vertikal

    Pada mesin ini benda kerja berputar pada meja horisontal. Pahat pemotong stasioner, kecuali

    untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel menyilang yang tingginya dapat distel.

    Pekerjaan yang bisa dilakukan adalah pekerjaan tepi horisontal, pembubutan vertikal dan

    pengeboran. Mesin ini diberi tingkatan berdasarkan diameter mejanya yang ukurannya

    bervariasi dari 1 sampai 12 m. mesin fris pengebor vertikal. Kelebihan dari mesin ini adalah

    bisa memegang suku cadang yang besar dan berat, karena benda kerja dapat diletakkan di

    meja dengan crane. --

    Mesin Bubut

    MESIN PERKAKAS

    Mesin Bubut

    Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan

    cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi

    sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak

    potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

    Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat

    maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat

    dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan

  • poros spindel dengan poros ulir (lead screw).

    Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.

    Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15

    sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127

    mempunyai ke khususan karena digunakan untuk monversi dari ulir metrik ke ulir inchi.

    Prinsip Kerja Mesin Bubut

    Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda

    gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda

    gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi

    pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang

    berbentuk ulir.

    Bagian-Bagian Mesin Bubut

    Mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock). Di dalam kepala tetap

    terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros

    spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal (chuck). Eretan utama (appron) akan

    bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan eretan atas (upper

    cross slide) dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari

    motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk (belt).

    MEMBUAT BENDA KERJA DENGAN MESIN BUBUT

    ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

    1. Mesin Bubut dan perlengkapannya

    2. Alat ukur yang digunakan seperti Vernier Caliper

    3. Benda Kerja

    LANGKAH KERJA

    1. Pastikan mesin bubut dalam kondisi siap pakai

    2. Siapkan benda kerja

    3. Siapkan alat ukur yang digunakan

    4. Posisikan benda kerja didalam eretan kepala tetap

    5. Pasang dan setting ketinggian pahat sejajar dengan eretan kepala lepas

    6. Setting pahat menempel dengan benda kerja

    7. Setting saklar skala pada posisi O ( nol )

    8. Putar Saklar pada posisi ON

    9. Mulai pembubutan dengan saklar otomatis

    10. Bila sudah mendekati proses akhir sebaiknya saklar otomatis diganti dengan saklar

    manual

    11. Setting saklar pada posisi 0,4

    12. Mulai pembubutan dengan saklar otomatis

    13. Bila sudah mendekati proses akhir sebaiknya saklar otomatis diganti dengan saklar

    manual

    14. Lakukan pembubutan terus menerus dengan menaikkan skala sedikit demi sedikit secara

    kontinyu.

  • PRAKTIKUM

    PROSES PRODUKSI II

    BUBUT & MILLING

    SOPARI

    2006030467

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PAMULANG

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. TUJUAN

    Proses bubut atau berbagai proses permesinan lainnya yang sering juga disebut dengan istilah

    machining tentunya sudah sering kita dengar. Hanya saja proses dan penggunaannya tidak

    semua orang mampu mengoperasikannya. Adapun beberapa jenis yang umum kita kenal

    adalah istilah mesin bubut, mesin milling, mesin grinding dan lain sebagainya. Untuk laporan

    kali ini kami menggunakan mesin bubut dan mesin milling dengan Tujuan yang ingin dicapai

    antara lain:

    Mampu mengoperasikan mesin bubut secara baik dan benar.

    Mampu mengoperasikan mesin milling dan membuat hexagon.

    Menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Mengetahui urutan atau cara untuk pembuatan produk dari material yang belum jadi menjadi

    produk baru sesuai desain.

    2. BATASAN MASALAH

    Pada pembuatan laporan ini, pembahasan yang diuaraikan hanya menyangkut beberapa hal

    seperti dibawah ini:

    Mampu membubut benda silinder baik horizontal dan vertical

    Mampu membuat benda tirus

    Mampu membuat ulir pada benda kerja.

    Mampu membuat hexagon

  • 3.MACAM-MACAM PERMESINAN

    Ada bebrapa jenis mesin yang sering digunakan dalamm proses permesinan diantaranya

    adalah mesin bubut, mesin freis, mesin grinding, mesin drilling, mesin milling dan lainnya

    sebagainya. Dari beberapa jenis diatas masih dapat dibagi lagi ke dalam beberapa sub

    menurut penggunaannya dan dan cara pengeoperasianya. Dalam pembuatan tugas ini yang

    dipakai adalah :

    1. mesin bubut.

    2. mesin milling.

    Alat ukur yang digunakan adalah:

    1. sigmat.

    Benda kerja lain yang menjadi factor pendukung adalah:

    1. gurinda

    2. kunci ring 17.

    3. kunci L

    Namun tidak dibahas secara terperinci dalam laporan ini

    BAB II

    DASAR TEORI

    A. PENGERTIAN BUBUT

    Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya bidang

    mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara pengikisan

    menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang

    diinginkan. Pada mesin bubut yang berputar adalah benda kerjanya, sedangkan pahatnya

    diam. Dalam hal ini mesin bubut pun mempunyai bagian-bagian yang harus dikenal sebelum

    menjalan atau mengoperasikannya. Agar tidak terjadi keselahan dalam pembuatan.

    Proses bubut itu sendiri dapat dibagi dalam bebera sub diantaranya adalah:

    1. Proses bubut ( lathe machining)

    2. Proses turning, diataranya;

    Silinder

  • Tirus

    Konis Untuk pembubutan benda silinder yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

    Feed : Gerak kerja

    Hantaran : kecepatan pergerakan pahat atau pisau dalam mm/putaran.

    RPM : putaran dudukan benda kerja .

    Kecepatan potong: tergantung material yang digunakan.

    Dalamnya atau besarany jarak yang akan dipotong atau dikecilkan.

    Antara material benda kerja dan pahat yang digunakan pun harus disesuaikan dengan

    memperhatikan beberapa hal yaitu yang mendasa untuk diketahui adalah mengenal beberapa

    jenis material yang umum digunakan

    1. material Fero :

    Baja lunak :

    Baja keras

    2. material non Fero:

    Alumunium

    Tembaga

    Campuran Al dan Magenesium

    Campuran lainnya.

    Untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang maksimal dalam proses pengerjaan benda

    kerja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengoperasiannya. Yang

    harus diperhatiakan adalah mencari kecepatan potong trelebih dahulu. Disesuaikan sesuai

    dengan jenis material yang digunakan yaitu dengan cara :

    V = D N (m/mnt) 1000

    Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt)

    N = Putaran benda kerja ( rpm)

    D = Dimensi benda kerja ( mm )

    N = V . 1000 ( rpm )

    . D

    mencari waktu proses ;

    Tm = L ( menit )

    S . N

    Keterangan : Tm = waktu proses

    L = panjang benda kerja

    S = gerak kerja

    N = putaran

    Membuat benda tirus atau konis harus mencari sudut kemiringannya. Dengan cara

  • Tg = D - d 2. L

    =

    keterangan ; D = Diameter besar

    d = diameter kecil

    L = panjang benda kerja yang akan dibuat tirus.

    B. MESIN MILLING

    Mesin milling atau sering juga disebut dengan mesin freis. Produk yang dapat dihasilkan dari

    mesin ini adalah benda kerja dengan bentuk plat, alur atau roda gigi.

    1. Jenis-jenis mesin Milling

    Mesin milling dapat di bedakan memjadi beberapa jenis yaitu:

    Mesin milling Horizontal

    Mesin milling vertical

    Mesin milling copy

    Mesin NC/ CNC

    Mesin milling senter.

    Pada mesin milling yang berputar atau bergerak adalah pahatnya atau pisaunya. Dengan

    mengacu pada beberapa hal yang sama seperti pada mesin bubut, langkah pertama yang

    diambil adalah mengetaui kecepatan potong mesin milling itu sendiri yaitu:

    V = D N (m/mnt) 1000

    Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt)

    N = Putaran benda kerja ( rpm)

    D = Dimensi benda kerja ( mm )

    Kemudian mencari waktu potong dengan cara :

    T = L + Vd ( D d ) + 6 F

    Keterangan ; T = waktu potong ( menit )

    S = jarak

    F = hantaran ( m/mnt)

    Untuk Pembuatan roda gigi atau kepala baut atau bentuk lainnya menggunakan kepala

    pembagi dan piringan pembagi

  • BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    1. MATERIAL

    Untuk praktikum kali ini material yang digunakan adalah jenis besi biasa atau sering disebut

    dengan SS 400. dengan ukuran awal adalah 110 x Diameter 30.

    Seperti terlihat pada gambar di bawah ini

    Dimeter = 30 mm

    Panjang = 110 mm

    Dan hasil yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut:

    2. PROSES PEMBUATAN

    Proses yang harus dilalui untuk pembuatan benda kerja ini adalah dengan menggunakan 2

    mesin yang berbeda. Yaitu proses pertama dilakukan dengan menggunakan mesin bubut.

    Dimana pada mesin bubut ini menyelesaikan beberapa tahapan yaitu :

    1. pengikisan dimensi dari 30 mm menjadi 20 mm

    2. pemotongan panjang untuk diameter sebaesar 50 mm. sehingga ukuran yang dinginkan

    menjadi 50 x dia.20

    3. pembuatan tirus pada diameter 30mm.

    proses yang dilakukan pada mesin milling adalah:

    1. pembuatan hexagon

    langkah langkah pembuatan langkah yang harus diselaikan adalah secara bertahap

    MESIN BUBUT :

  • atur mata pahat yang akan digunakan mata ditik tengah. Ataur sehingga mata pahat benar-benar berada di titik tengah benda kerja

    putar mesin berlawan arah jarum jam

    atur spindle dibagian belakang mesin bubut dan sesuaikan putaran RPM nya.

    Gunakan spindle otomatis sampai batas panjang 50 mm.

    Untuk pengaturan otomatis gunakan spindle otomatis. Dan pahat akan berjalan otomatis sesuai dengan setting yang telah dilakukan.

    Setiap beberapa kali proses pemakanan harus selalu di cek dengan menggunakan sigmat.

    Setelah hasil yang sesuai ukuran didapat yaitu panjang = 50 dan diameter 20. balik benda kerja ke ujung yang lainnya untuk membuat benda tirus.

    Untuk membuat benda tirus harus menggunakan rumus

    Tg = D - d 2. L

    MESIN MILLING :

    Gunakan mesin milling pada untuk proses selanjutya yaitu pembuatan hexagon. Dimana cara

    yang dilakukan adalah: 1. mulai melakukan proses pemakann.

    2. setelah satu sisi selesai lakukan pada sisi berikutnya.

    3. lakukan seperti pada tahapan no. 1

    4. lakukan proses pemakanan hanya sepanjang pisau potong jaya atau sekitar 10 mm

  • BAB IV

    HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN

    1. BUBUT SILINDER

    Dari hasil yang telah diperoleh melalui praktikum didapat ukuran yang bervariasi disetiap

    titiknya yaitu:

    TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata rata (mm)

    1 A 20.00

    20.075

    B 20.10

    C 20.15

    D 20.05

    2 A 20.05

    20.05

    B 20.15

    C 20.00

    D 20.00

    Panjang total dari hasil silinder adalah 90.10 mm.

    2. BUBUT TIRUS

    Dari perhitungan yang didapat yaitu dengan menggunakan rumus

    Tg = D - d 2. L

    Tg = 30 - 20 2. 20

    = 17.2 o

    Setelah dilakukan proses pemakanan didapat data sebagai berikut:

    Diameter kecil yang didapat adalah sebesar

    TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata rata (mm)

    1 A 20.00

    19.875

    B 19.80

    C 19.75

    D 19.90

  • 3. PEMBUATAN HEXAGON

    Pada proses pembuatan hexagon gunakan mesin freis atau miling.

    Sebelum menyalakan mesin. Setting terlabih dahulu kepala pembagi. Dan hasil dari yang

    didapat adalah beberapa ukuran yang tidak simetris. Kemungkianan terjadi karena beberapa

    factor diatanranya adalah:

    Mesin yang sudah tidak standar lagi.

    Kelalaian operator.

    Benda kerja yang goyang Benda kerja yang memang karena pemotangan awal menjadi oval karena panas dan hal

    lainnya. Hasil pengukuran didapat sebagai berikut.

    TITIK UKURAN p x l x t(mm)

    1 10 x 6.80 x 1.45

    2 10 x 5.75 x 1.20

    3 10 x 4.50 x 0.85

    4 10 x 3.2 x 0.30

    5 10 x 3.25 x 0.1

    6 10 x 2.30 x 0

    BAB V

    KESIMPULAN

    1. KESIMPULAN.

    Dari hasil praktikum proses produksi didapat data sebagai berikut

    Ukuran untuk proses silinder didapat berbagai macama variasi disetiap titik. Nilai rata-rata yangdidapat adalah 20. 075 pada titik ke-1 dan 20,05 pada titik ke 2

    Panjang total uang diperoleh sebesar 90.10 mm.

    Hasil diameter kecil diperoleh ukuran rata-rata sebasar 19.875

    Proses pemakanan pembuatan ulir tidak dilakukan. Proses pembuatan hexagon mempunyai nilai yang sangat bervariasi yaitu seperti terlihat

    pada table dibawah ini

    TITIK UKURAN p x l x t(mm)

    1 10 x 6.80 x 1.45

    2 10 x 5.75 x 1.20

    3 10 x 4.50 x 0.85

    4 10 x 3.2 x 0.30

    5 10 x 3.25 x 0.1

    6 10 x 2.30 x 0

    Menyetelan mata pahat dengan sudut yang benar akan memperlama ketumpulan pahat atau

    pisau potong. Diposkan oleh sopari di 00.42

  • Sebelum masuk kepada cara pembuatan roda gigi menggunakan mesin frais,pertama kali saya

    akan mengulas sedikit tentang mesin frais itu sendiri.

    Mesin Frais/Milling adalah mesin yang digunakan untuk memotong atau menyayat benda

    kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). benda

    kerja di jepit oleh alat khusus dengan aman kemudian digerakkan maju mundur terhadap

    mata pisau yang bergerak berputar. mata pisau ini terpasang pada arbor mesin. Banyak

    pengerjaan yang bisa dilakukan oleh mesin frais atau milling ini,diantaranya:

    1. bidang rata datar

    2. Bidang rata miring menyudut

    3. Bidang siku

    4. Bidang sejajar

    5. Alur lurus atau melingkar

    6. Segi beraturan atau tidak beraturan

    7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang

    8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing

    9. Nok/eksentrik, dll.

    Nah, berhubung saya baru belajar praktikum membuat roda gigi maka disini saya akan

    mengepost rumus yang digunakan untuk membuat roda gigi. berikut rumus dan

    keterangannya:

    pertama sekali yang dilakukak dalam pembuatan roda gigi ini ialah menentukan m (ukuran

    mata pisau yang digunakan)

    D= (2+z) m

    dimana:

    gambar mata pisau

  • gambar piringan pembagi

    D :diamater benda kerja yang berbentuk lingkaran

    z : jumlah gigi

    m : mata pisau/pemotong yang digunakan

    misalnya saat ini kita ingin menggunakan mata pisau dengan ukuran 3,kemudian diameter

    benda kerja kita 60,maka:

    60=(2+Z) 3

    60=6+3Z

    54=3Z

    Z=18

    nah dari hasil perhitungan diatas didapatlah jumlah gigi yang bisa dibuat dengan mata pisau

    ukuran 3 dan diameter benda kerja 60. dari perhitungan diatas kita substitusikan ke rumus

    berikut:

    n = N/Z

    dimana:

    n= jumlah putaran

    N= karakteristik piringan pembagi

    Z= jumlah gigi

    cth: jika kita gunakan karakteristik piringan pembagi 40,maka

    n= N/Z

    n=40/18

    n=2.4/18

    n= 2. 12/54

  • Nah, setelah didapatkan hasil perhitungan seperti diatas maka yang harus kita lakukan adalah.

    meletakkan alat pemutar benda kerja pada titik 54, kemudian melakukan pemutaran sebanyak

    2 kali ditambah 12 titik. lakukanlah secara terus menerus sampai didapatkan roda gigi dengan

    jumlah 18 gigi.

    note: untuk yang sudah ahli silakan di komentari jika ada yang kurang atau salah.

    untuk pemula,silakan dicobakan. semoga bermanfaat :)