laporan kuliah kerja nyata stt palu angkatan ix 2015

32
LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN DAN KULIAH KERJA NYATA Gereja Bala Keselamatan Korps Berdikari, Desa Berdikari, Kabupaten Sigi Disusun Oleh: Yanet Kristin Muna NIM 1209015 Stephanie Anastasia Baginda NIM 1210003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Upload: yanet-muna-huma

Post on 25-Dec-2015

371 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Diuji oleh dosen pembimbing Pdt. Hery Adijanto, M.Th pada tanggal 20 Februari 2015.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN DAN

KULIAH KERJA NYATA

Gereja Bala Keselamatan Korps Berdikari, Desa Berdikari, Kabupaten Sigi

Disusun Oleh:

Yanet Kristin Muna

NIM 1209015

Stephanie Anastasia Baginda

NIM 1210003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BALA KESELAMATAN PALU

2015

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Di Gereja Bala Keselamatan Korps Berdikari

Disusun Oleh:

Yanet Kristin Muna Stephanie Anastasia Baginda

NIM 1209015 NIM 1210003

Telah diPeriksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing

Pada Tanggal, Februari 2015

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan KKN Dosen Pembimbing KKN

OP Korps Berdikari Pdt. Hery Adjianto, M.Th

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….…..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….......

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..

ABSTRAKSI………………………………………………………………………………..

BAB I Gambaran Umum Lokasi

A. Profil Gereja Bala Keselamatan Korps Berdikari

B. Gambaran Umum Wilayah

BAB II Tinjauan Teori

BAB III Implementasi & Pembahasan

A. Program Terencana dan Terjadwal

B. ProgramTidak Terencana & Tidak Terjadwal

C. Implementasi

D. Analisis Program Dengan Metode SWOT

BAB IV Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran

Lampiran-lampiran

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan masa

Kuliah Kerja Nyata yang berlangsung dari tanggal 30 November 2014 sampai 30 Januari

2015 di Korps Berdikari Palolo. Meskipun dua bulan terasa begitu singkat namun kami

bersyukur masa-masa KKN yang telah kami lalui telah berjalan dengan lancar karena

pertolongan Tuhan Yesus Kristus melalui orang-orang di sekitar kami.

Oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah mendukung dan sangat membantu setiap proses KKN yang kami jalani dari

awal sampai berakhirnya masa-masa KKN kami;

1. Opsir Pemimpin Korps Berdikari yang telah menjadi orang tua kami di tempat KKN,

Bapak Mayor S. Salogi dan Mayor Ny. S. Salogi serta Riana (OMT) dan Kandidat Jemris.

2. Pemerintah Desa Berdikari. Khususnya Kepala Desa dan aparat pemerintahan Desa

Berdikari

3. Opsir Setempat Orang Dewasa dan ketua-ketua Kelompok I, II, III, IV dan V

4. Opsir Setempat Orang Muda dan Guru-guru Sekolah Minggu

5. Seluruh Anggota Jemaat Korps Berdikari

6. Koordinator GPS Se-Distrik III Palolo, Bapak Yoas Ntahu

7. Bapak Janneman R. Usmany, M.Th ( Mantan Ketua STT Palu)

8. Dosen Pembimbing, Bapak Pdt. Hery Adijanto, M.Th dan Pembicara Program Seminar

Bapak Royke Lepa, M.Mis.

9. Para Dosen, Staff, dan Senat Mahasiswa STT Palu

10. Keluarga kami tercinta:

I. Stephanie Anastasia Baginda (Oma di Jakarta, Mama dan Papa di Palu)

II. Yanet Kristin Muna (Papa dan mama, serta suami di Palu)

ABSTRAKSI

Penulisan laporan ini berisi keadaan gambaran umum mengenai Gereja Bala

Keselamatan Korps Berdikari yang berada di Desa Berdikari. Kec. Palolo, Kab. Sigi

Sulawesi Tengah. Awalnya nama "Berdikari" (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) disebut

"Karawa Maluo" yang berarti Hutan Rimba Yang Luas. Daerah ini didiami oleh para

pendatang dari suku Kulawi/Kantewu dan beberapa dari suku Kaili. Kami diutus oleh

Sekolah Tinggi Teologi Palu untuk berada selama 2 bulan di tempat ini dalam rangka

melakukan Kuliah Kerja Nyata dan melaksanakan program-program kerja sebagai bentuk

pengabdian kepada masyarakat.

Tentunya kami sebagai mahasiswa yang penuh dengan keterbatasan juga

membutuhkan bantuan baik dalam bentuk motivasi, sumbangan pikiran dan ide dari Opsir

Pemimpin demi terlaksananya setiap rencana program kami. Semuanya dapat berjalan

dengan lancar karena program yang kami susun dan rencanakan tersebut mendapat

dukungan penuh dari Opsir Pemimpin, Opsir Setempat dan juga jemaat yang ada di Desa

Berdikari.

Oleh Karena itu di sini kami akan memaparkan mengenai situasi lapangan

pelayanan kami dalam bentuk laporan. Tentunya segala sesuatu dapat berjalan dengan

lancar karena pertolongan Tuhan Yesus Kristus. Soli Deo Gloria.

BAB I

GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

A. Profil Lembaga

1. Sejarah Lembaga

Dari informasi yang kami dapatkan mengenai Sejarah Lembaga, kami menemukan

dan menyimpulkan bahwa Korps Berdikari memiliki catatan Sejarah yang cukup panjang

dari awal terbentuknya sampai saat ini memiliki gedung yang megah dengan jemaat yang

berjumlah 222 Kepala Keluarga.

Awalnya desa Berdikari bernama Karawa Maluo yang artinya padang luas yang

berada di wilayah kampung Maenusi (sekarang Desa Ampera) Kecamatan Sigi Biromaru

Kabupaten Donggala. Desa Karawa Maluo dikelilingi hutan lebat dan belum ada akses

jalan yang memadai untuk mencapai desa ini. Terbentuknya jemaat di desa Karawa Maluo

(Berdikari saat ini) diilhamkan oleh Tuhan melalui 10 kepala keluarga pada saat itu.

Meskipun belum memiliki bangunan gereja yang memadai namun kegiatan

kebaktian telah dilakukan di rumah-rumah jemaat. Tepatnya pada tanggal 15 Desember

1962 kebaktian perayaan Natal yang pertama dilaksanakan di rumah keluarga A. Set Saito

yang dipimpin oleh OP Korps Maenusi Brigadir Musa Rungka dan pada tahun 1963 Korps

Maenusi dipimpin oleh Kapten Y. Sebagai salah satu perintis jemaat Korps Berdikari,

Bapak A. Set Saito menjadi penanggung jawab pelayanan di Desa Berdikari atas dorongan

dari Opsir Pemimpin Korps Maenusi Kapten Y. Ntahu. Menurut catatan Sejarah

pelaksanaan Ibadah setiap minggu diadakan di bawah kolong rumah keluarga Rou

Lologau.

Setahun kemudian tepatnya pada Tahun 1964 kesepuluh kepala keluarga (Kel Rou

Lologau, Kel Puai Biro, Kel Lumba Lologau, Kel Ngkolu, Kel Tadiki, Kel Laujama, Kel

Beni Rigo, Kel A. Set Saito, Kel Werah Ngopoh, dan Kel Samara) yang diketuai oleh

Bapak Rou Lologau membangun rumah ibadah beratapkan bambu yang dibelah,

dindingnya terbuat dari bambu yang dicincang, kursinya terbuat dari kayu bulat yang

disusun dengan rapi yang dijadikan tempat untuk ibadah. Pada saat itu juga dibangun

sekolah sederhana dibangun dari tiang kayu bulat, atap daun rotan, dinding yang terbuat

dari bambu yang dianyam yang digunakan untuk kelas jauh dari Sekolah Rakyat Desa

Maenusi. Tanggal 25 September 1968 Desa Karawa Maluo diresmikan menjadi kampung,

dan diberi nama Berdikari yang berarti Berdiri Di atas Kaki Sendiri (oleh karena

penduduk desa Berdikari tidak memperoleh bantuan dari pemerintah).

Pada Tahun 1970 Pos Pelayanan berubah statusnya menjadi Pos Luar Berdikari

oleh Komandan Divisi Palu, Mayor B. Pani pada saat itu. Tahun 1972 Kepala Kampung

Berdikari Rou Lologau menghimpun seluruh masyarakat Berdikari dan secara gotong

royong umat Kristen dan kaum Muslim membangun rumah Ibadah Bala Keselamatan

yang sangat sederhana ukuran 7m x 11m (terbuat dari tiang kayu persegi empat, dinding

bambu yang dianyam dan atap bambu yang dicincang)

Tahun 1972 Pos Luar Berdikari diresmikan menjadi Korps Berdikari oleh

Koordinator Bala Keselamatan Indonesia Timur pada saat itu Mayor S. Keylson dan

melantik A. Set Saito untuk menjabat sebagai OP Korps Berdikari atau envoy1 hingga

tahun 1974.

Tahun 1974 kembali Desa Berdikari secara gotong royong dan semangat

kekeluargaan umat Kristen dan Kaum Muslim membangun Gereja Bala Keselamatan

dengan bangunan Semi Permanen yang dirancang oleh Bapak Mordekai Ou dan selesai

pada tahun 1976. Gedung Gereja Bala Keselamatan ini diresmikan pada tahun 1984 oleh

Komisioner Eva Burow.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, jemaat di Korps Berdikari pun berkembang

sangat pesat hingga rumah ibadah Semi Permanen tersebut tidak mampu lagi menampung

seluruh jemaat untuk beribadah. Hal inilah yang mendorong jemaat untuk membuat

gedung gereja yang lebih besar. Dari sinilah bapak Mayor Imanuel Supardi menghimpun

tokoh-tokoh jemaat untuk merencanakan pembangunan gedung gereja yang baru dan ini

disepakati oleh jemaat dan bapak Mayor Nico Sumampow sebagai Komandan Divisi Palu

Timur saat itu melaksanakan peletakan batu pertama tepatnya pada tanggal 5 November

tahun 2000 dan diresmikan pada tanggal 6 Agustus 2009 oleh Komisioner R. Basuki

Kartodarsono dengan daya tampung jemaat ± 1.200 orang dengan biaya sebesar 1,4

milyar. Demikianlah sampai saat ini kami dapat melihat betapa megahnya gedung Gereja

1 KBBI, "Envoy" berarti duta, utusan atau wakil

Bala Keselamatan Korps Berdikari yang dapat menampung seluruh jemaat untuk

beribadah kepada Tuhan.

Tentunya kami sangat berharap bahwa informasi penting mengenai terbentuknya

gereja ini kami dapatkan langsung dari salah satu Tokoh Gereja dan juga Perintis gereja

yakni Bpk. A. Set Saito. Namun tepatnya pada tanggal 25 Desember 2014 beliau sudah

terlebih dahulu dipanggil ke Kemuliaan Bapa di Sorga. Oleh karena itu Informasi Sejarah

ini kami dapatkan dari catatan tangan Almarhum melalui Blog Resmi Gereja Bala

Keselamatan Korps Berdikari2 yang dikelola oleh jemaat Korps Berdikari Bpk.

Bertonimus Bodje dan sudah mendapat ijin untuk dimasukan dalam laporan KKN kami.

Gambar 1.1 Kerja Bakti Masyarakat Desa Berdikari Untuk Membangun Rumah

Ibadah Semi Permanen

Gambar 1.2 Bangunan Gereja Bala Keselamatan Korps Berdikari Saat ini

2 http://gerejabkkorpsberdikari.blogspot.com/

2. Visi dan Misi Lembaga

Motto Bala Keselamatan secara umum adalah "Heart To God and Hand To Man".

Sedangkan Visi dan Misi Gereja Bala Keselamatan secara umum yang dimiliki oleh

semua Gereja Bala Keselamatan di Dunia yaitu:

Visi : Menuntun manusia hidup dalam kekudusan dan pelayanan

Misi : Memberitakan Injil Yesus Kristus dan memenuhi kebutuhan sesama di dalam

nama-Nya tanpa diskriminasi (perbedaan).

3. Struktur / Model Kepemimpinan Lembaga

Struktur/Model Kepemimpinan yang dimiliki oleh Gereja Bala Keselamatan

bersifat Episkopal dan ini berlaku untuk semua Gereja Bala Keselamatan sampai saat ini.

Kantor Pusat Internasional yang berada di London adalah pengambil keputusan

tertinggi dalam lembaga, diikuti dengan Kantor Pusat Teritorial, Divisi, Distrik dan

Korps.

Di Korps, Opsir Pemimpinlah yang memiliki peranan inti dalam kepemimpinan

dengan berkoordinasi dengan Opsir-opsir Setempat yang ada. Opsir Setempat yaitu

Sekretaris Korps, Sersan Mayor Korps, Bendahara Korps memiliki garis komando dari

Opsir Pemimpin. Korps Dewasa, Pemimpin Kadet Korps, Sersan Mayor Orang Muda dan

Ketua GPS juga memiliki garis komando dari Opsir Pemimpin. Korps Dewasa memiliki

garis lurus ke bawah menunjuk kepada Sekretaris PKP, Sersan Bendera, Sersan

Perumahan dan Sersan Penyambut. Sedangkan Sersan Mayor Orang Muda unit

pelayanannya pada Guru Sekolah Minggu dan Prajurit Muda. Ketua GPS senior dan

Yunior unit pelayanan pada GPS Madya. Dari struktur ini dapat dipahami bahwa Model

Kepemimpinan yang ada di dalam Bala Keselamatan bersifat Episkopal3.

Berikut tabel yang dapat menggambarkan model kepemimpinan Lembaga.

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "Episkopal": berkaitan dengan jabatan atau pemerintahan oleh uskup; berkaitan dengan cabang Gereja Anglikan di Amerika Serikat.

Tabel 1.1 STRUKTUR KEPEMIMPINAN GEREJA

Keterangan Garis

Garis Komando

Garis Koordinasi

Komandan Teritorial

Komandan Internasional

Komandan Divisi

Ketua GPS Senior & yunior

Sersan Mayor Orang Muda

Pemimpin Kadet Korps

Korps DewasaSekretaris PKW

ANGGOTA

JEMAAT

Pemimpin Pel. Wanita Korps

Unit Layanan PKW

Sekretaris PKP

Sersan Bendera

Sersan Pengunjung Sersan Perumahan

Sersan Bayi

Sersan Konsumsi

Sersan PenyambutKetua Kelompok

Tabel 1.2 STRUKTUR PERSONALIA

Keterangan Garis

Garis Komando

Garis Koordinasi

Komisioner Michael Parker

Let.Kolonel Selly Barak Poa

Jendral Andre Cox

Samuel PajoYoas NtahuFrederika Liwo

Pemimpin Kadet Korps

Korps Dewasa

Mayor Ny. Salogi

Tiserndorf KebaUnit Layanan PKW

Toduhu Biro

Telma MagnusAdrian Ngale

Surni Lologau

Else Topo

Sersan PenyambutKel I Darvin lologau

Kel II Menus Ngopo

ANGGOTA

JEMAAT

Kel.III Adriani Ngale

Kel.IV Amrin Kereu

Kel.V Samuel Pajo

A. Kondisi Geografis

Dataran Palolo memiliki bentang alam yakni pegunungan, sungai, dan lembah.

Secara khusus Desa Berdikari memiliki iklim Tropis dan lembab karena sering turunnya

hujan di akhir tahun. Hal ini yang membuat sebagian besar penduduk desa Berdikari

memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hasil bumi yang ada pun sangat bervariasi

karena daerah ini memiliki tanah yang subur dan iklim yang baik. Hasil bumi yang ada di

antaranya adalah Padi, Cokelat dan Sayur-sayuran segar yang biasanya dijual di Palu

ibukota Sulawesi Tengah.

B. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk di Desa Berdikari adalah ± 1.000 jiwa yang terdiri dari

Penduduk Asli dan Pendatang. Seperti pada informasi sebelumnya kami mencatat bahwa

penduduk asli Berdikari juga merupakan pendatang dari Kulawi/Kantewu dan beberapa

suku Kaili dan beragama Kristen Protestan serta bertutur dalam bahasa daerah yaitu Uma

dan juga Bahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu ada pula pendatang baru yakni

orang-orang Bugis yang berdagang dan notabene beragama Islam. Namun dalam

keseharian masyarakat, warga Desa Berdikari sangat menghargai satu dengan yang

lainnya bahkan memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi.

Selain bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang, penduduk Desa

Berdikari juga ada yang bekerja di Kantor Desa, Sekolah, Puskesmas dan ada juga yang

memilih untuk mencari pekerjaan bahkan berdomisili di Kota Palu.

C. Kondisi Sosial Budaya

Meskipun Masyarakat desa Berdikari dapat dikatakan sebagai masyarakat yang

majemuk (agama dan suku), namun dalam kehidupan bersosialisasi semuanya dapat saling

menghargai satu sama lain. Hal ini dapat kami lihat dalam kegiatan-kegiatan di Desa

seperti Kerja Bakti, acara Pernikahan, Perayaan Natal dan terlebih pada acara Kedukaan.

Selama masa KKN yang kami jalani yakni dua bulan, sedikitnya ada 6 (enam)

orang warga Desa (sebagian besar adalah jemaat Korps Berdikari) meninggal dunia. Dari

sinilah kami melihat kebersamaan dan kekeluargaan yang luar biasa. Pada saat Kepala

Desa maupun Opsir Pemimpin mengumumkan adanya warga yang meninggal dunia,

semua warga masyarakat baik itu anggota jemaat maupun yang beragama Muslim

berkumpul di rumah duka dan melaksanakan kerja bakti Pembuatan Sabua (tenda dari

bambu dan rotan). Dalam perayaan-perayaan Natal yang kami ikuti pun ada begitu banyak

warga muslim yang turut hadir. Hal ini tentunya merupakan ciri khas Bangsa Indonesia

yang memegang teguh prinsip Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu) dan

prinsip tersebut juga masih berakar kuat di desa Berdikari. Oleh karena itu kearifan lokal

ini harus tetap dilestarikan secara turun temurun kepada anak cucu.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Laporan ini dibuat sesuai dengan pedoman Praktek Pengalaman Lapangan &

Kuliah Kerja Nyata (PPL & KKN) standar Sekolah Tinggi Teologi Palu yang telah

diakredisai oleh BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) pada

tahun 2013.

Data mengenai Sejarah Gereja ditemukan dalam Blog Gereja Bala Keselamatan

Korps Berdikari. http://gerejabkkorpsberdikari.blogspot.com/

BAB III

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

A. Program Terencana dan Terjadwal

Program terencana dan terjadwal ini terbagi dalam dua kategori yaitu Program

Korps dan Program Gabungan yang mana semua terencana dan terjadwal.

Program Korps yang direncanakan dan dijadwalkan yaitu :

a. Les Vocal untuk anak-anak Prajurit Muda setiap akhir pekan pada bulan Desember 2014.

b. Latihan Paduan Suara GPS Senior.

c. Latihan Musik setiap malam Minggu untuk pelayanan Ibadah.

d. Pengadaan Alat Pembersih untuk Rumah Korps (Kain Lap, Pembersih Kaca, dll)

e. Kerja bakti pagi membersihkan halaman rumah Korps

f. Membuat alat peraga Cerita Sekolah Minggu (untuk Drama Natal)

g. KKR Orang Muda (GPS) Se- Distrik III Palu Timur.

Tempat : Korps Berdikari

Waktu : 23 Januari 2015, Pukul 18.00 – 21.00

Hadir : 410 Orang

Pembicara : Mayor Imanuel Sabadi

Program terencana dan terjadwal gabungan (Korps Berdikari, Makmur, Rejeki, Kamarora

I & II, Ebenheazer, Banpres)yaitu :

a. Seminar Opsir Setempat dengan Tema : "Pemimpin Yang Melayani"

Tanggal 23 Januari 2014 Jam 08.00 - 17.00 Wita

Tempat : Korps Berdikari

Pembicara : Royke Lepa, M.Mis

Sasaran : 100 orang

B. Program Tidak Terencana dan Tidak Terjadwal

a. Mengajarkan lagu baru untuk Sekolah Minggu dan Prajurit Muda

b. Memimpin Ucapan Syukur Ulang Tahun di rumah jemaat

c. Membuat Liturgi Ibadah Rukun

d. Membuat Khotbah di ibadah Doa Pagi dan Tebusan

e. Membuat materi pendalaman Alkitab di PKW

f. Perkunjungan kepada jemaat

g. Kegiatan Natal dan Tahun Baru

h. Membantu pelayanan di Ibadah KKR di Korps Banpres

i. Membantu pelayanan di Ibadah Natal gabungan PKW dan PKP Distrik III Palolo

di Korps Bunga

j. Kedukaan

C. Implementasi

Kebaktian Kebangunan Rohani merupakan rencana awal dari Distrik III Palolo

sejak tahun 2013 dan belum terlaksana sampai tahun 2014. Oleh karena itu, Bapak Yoas

Ntahu sebagai Korrdinator GPS Se-wilayah Distrik III kembali menghimpun panitia yang

sudah dibentuk untuk kembali melakukan rapat tepatnya pada tanggal 20 Januari 2015 dan

juga meminta kesediaan kami sebagai mahasiswa KKN bergabung dalam kepanitiaan ini.

Oleh kesepakatan bersama inilah maka diputuskan bahwa KKR dilaksanakan tanggal 23

Januari 2015 dan mahasiswa KKN di Korps Berdikari, Makmur dan Rahmat menjadi

panitia inti dalam menyusun acara tersebut.

Tujuan utama dari KKR Pemuda ini adalah untuk terus menyatukan seluruh

pemuda GPS se-distrik III Palolo dan mempererat kebersamaan juga keakraban satu

dengan yang lainnya. Di mana panitia melihat ancaman terbesar yang ada di dataran

Palolo khususnya, bahwa banyak pemuda gereja yang dengan mudahnya beralih

keyakinan karena menikah dengan orang Muslim.

Hasil dari Kebaktian Kebangunan Rohani orang Muda di Distrik III Palolo yaitu

banyak anak muda yang menjalin keakraban satu dengan lainnya. Menjalin persekutuan

yang indah antar sesama prajurit Tuhan dan pelayanan Tuhan, banyak anak-anak muda

yang kembali memperbaharui komitmennya bersama-sama dengan Tuhan dengan maju ke

Bangku Anugerah. Mayor Imanuel Sabadi, M.Th menjadi pembicara pada ibadah KKR

tersebut.

Sebelum pelaksanaan KKR tersebut di atas, pada pagi harinya pukul 08.00 - 17.00

Wita kami mahasiswa yang berada di dataran Palolo sepakat untuk melaksanakan program

bersama yaitu Seminar Opsir Setempat di Korps Berdikari. Seminar ini diadakan atas

inisiatif dari beberapa Opsir Setempat yang ada di Desa Berdikari secara khususnya dan

melalui rapat bersama, kami juga menemukan bahwa Opsir Setempat di Korps masing-

masing juga merindukan adanya semacam pelatihan untuk Opsir Setempat dan Guru-guru

Sekolah Minggu.

Seminar dihadiri oleh 64 orang termasuk dengan beberapa opsir pemimpin. Secara

khusus di Korps Berdikari hanya diikuti oleh 1 Opsir Setempat karena bertepatan dengan

adanya acara kedukaan di desa Berdikari pada saat itu. Seluruh peserta seminar sangat

antusias mengikuti pelatihan tersebut dan turut berpartisipasi dalam memberikan

tanggapan dan pertanyaan seputar pelayanan sebagai Opsir Setempat. Melalui wawancara

khusus dengan beberapa peserta seminar yang kami lakukan sesaat setelah berakhirnya

acara Seminar, kami mendapatkan informasi bahwa para pelayan Tuhan yakni Opsir

Setempat merasakan perlunya setiap Korps untuk melaksanakan kegiatan Seminar atau

pembekalan seperti ini paling tidak satu tahun sekali untuk memperbaharui komitmen para

pelayan Tuhan di Korps dan juga untuk menyegarkan mereka kembali.

Analisis Program dengan Metode SWOT

1. Strength (Kekuatan)

Program yang kami lakukan baik itu acara KKR Pemuda maupun Seminar Opsir

Setempat dapat berjalan dengan baik dan boleh terlaksana oleh karena dukungan dari

Opsir Pemimpin, Opsir Setempat bahkan seluruh jemaat, juga rekan-rekan GPS Senior

dan guru-guru Sekolah Minggu.

Kami melihat bahwa Korps Berdikari memiliki potensi yang besar pada orang

mudanya. Baik itu GPS Senior/Madya, Prajurit Muda, dan Sekolah Minggu. Presentase

kehadiran orang muda yang selalu tinggi setiap minggunya dalam ibadah orang muda

merupakan bukti positif adanya potensi dalam ruang lingkup orang muda di Korps

Berdikari. Tidak hanya itu saja, banyak pula orang muda yang sudah berkomitmen

menjadi pelayan Tuhan dalam Sekolah Minggu meskipun mereka juga masih duduk di

bangsu SMP, SMA dan Kuliah.

2. Weakness (Kelemahan)

Singkatnya waktu pelaksanaan KKN membuat program tidak terlaksana dengan

maksimal. Meskipun demikian dengan waktu yang ada kami pakai untuk mengamati dan

menganalisis kebutuhan jemaat.

3. Opportunity ( Peluang)

Para pemuda gereja memiliki potensi yang besar dalam bidang music (pandai

memainkan alat music) dan juga berolahraga ( Taekwondo).

Anak-anak muda senang berada di lingkungan gereja setiap sore untuk melaksanakan

olahraga seperti sepakbola, takraw dan bulu tangkis. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

keinginan dan potensi dalam diri anak muda di Korps Berdikari. Jika dapat melihat

potensi dan peluang ini dengan baik, Opsir Pemimpin dapat mengarahkan anak muda dan

membawa mereka ke hal-hal positif di gereja seperti kegiatan pelayanan yang ada di

gereja.

4. Thread (Ancaman)

Banyak anak muda yang terjerumus dalam hal-hal yang bersifat negative seperti,

minum-minuman keras. Jika anak-anak muda ini dibiarkan terus menerus oleh orang tua

maka mereka akan terjerumus dalam pergaulan bebas lainnya dan tentunya jika demikian

terjadi maka gereja juga bertanggung jawab menjaga generasi muda ini agar mereka tidak

semakin terhilang melainkan berjalan ke arah yang positif. Selain itu fenomena pindah

agama yang marak terjadi juga menjadi ancaman serius bila tidak diatasi dengan segera.

Mengingat bahwa anak-anak muda adalah "Pilar-pilar Gereja" di masa yang akan dating.

Anak-anak muda sejak dini harus diberikan pemahaman bahwa Yesus Kristus satu-

satunya Jalan kebenaran dan Hidup.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kesemua yang sudah dipaparkan, kelompok menyimpulkan bahwa

terlaksananya program yang sudah direncanakan dan dijadwalkan tidak lepas dari

dukungan warga jemaat setempat dan Opsir Pemimpin serta Opsir Setempat yang sudah

membantu baik lewat sumbangan pikiran, motivasi, dan doa. Program yang kami lakukan

mungkin belum berjalan secara maksimal karena singkatnya waktu dan persiapan

program. Namun semuanya dapat terlaksana dengan baik karena dikerjakan bersama-sama

dengan Opsir Setmpat dan Jemaat. Kami menyadari bahwa program yang kami lakukan

tidak menyentuh semua jemaat namun hanya orang mudanya saja. Oleh karena itu

tentunya masih banyak banyak kegiatan dan program yang dibutuhkan oleh jemaat dan

dapat dilakukan oleh mahasiswa khususnya di desa berdikari.

Saran

Kami sangat menyadari akan kekurangan kami di bidang pelayanan orang dewasa dan

hanya memfokuskannya pada orang muda. Sehingga pada waktu-waktu ke depannya hal

ini dapat menjadi suatu pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi KKN di Desa Berdikari.

Tentu semuanya untuk kemajuan gereja, kemajuan institusi dan kemajuan generasi untuk

dapat kita persembahkan demi kepujian, kehormatan dan kemuliaan nama Tuhan Amin.