laporan kasus stt

33
BAB I PENDAHULUAN Jaringan lunak merupakan jaringan yang menghubungkan, menyokong atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot, tendon, ligamentum, fascia, saraf perifer, jaringan serabut, lemak, dan pembuluh darah. Tumor jaringan lunak dapat bersifat jinak atau ganas, dan berbagai lesi borderline. Rasio tumor jinak dan ganas 100:1. 1 Sebagian besar tumor jaringan lunak muncul tanpa penyebab, meskipun radiasi, luka bakar, atau paparan racun terlibat. Tumor jaringan lunak dapat muncul di lokasi manapun, meskipun sekitar 40% terjadi pada ekstremitas bawah, terutama femur. Insiden umumnya meningkat dengan bertambahnya usia, walaupun 15% muncul pada anak-anak. Sarkoma tertentu cenderung muncul dalam kelompok usia tertentu, misalnya, rabdomiosarkoma pada anak-anak, sarkoma sinovial pada dewasa muda, dan liposarkoma dan histiocytoma fibrosa malignant pada masa dewasa. 2 Prognosis pada pasien dengan tumor jaringan lunak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lain tipe 1

Upload: marie-obrien

Post on 18-Feb-2016

455 views

Category:

Documents


62 download

DESCRIPTION

laporan kasus STT limfoma

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Jaringan lunak merupakan jaringan yang menghubungkan, menyokong

atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot, tendon,

ligamentum, fascia, saraf perifer, jaringan serabut, lemak, dan pembuluh darah.

Tumor jaringan lunak dapat bersifat jinak atau ganas, dan berbagai lesi borderline.

Rasio tumor jinak dan ganas 100:1.1

Sebagian besar tumor jaringan lunak muncul tanpa penyebab, meskipun

radiasi, luka bakar, atau paparan racun terlibat. Tumor jaringan lunak dapat

muncul di lokasi manapun, meskipun sekitar 40% terjadi pada ekstremitas bawah,

terutama femur. Insiden umumnya meningkat dengan bertambahnya usia,

walaupun 15% muncul pada anak-anak. Sarkoma tertentu cenderung muncul

dalam kelompok usia tertentu, misalnya, rabdomiosarkoma pada anak-anak,

sarkoma sinovial pada dewasa muda, dan liposarkoma dan histiocytoma fibrosa

malignant pada masa dewasa.2

Prognosis pada pasien dengan tumor jaringan lunak dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu lain tipe histologis tumor, derajat deferensiasinya, dan luas

anatomik, yang dinyatakan dalam stadium.3

1

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Umur : 59 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Sopir Truk

Alamat : Kaliwungu, kendal

No. RM : 488278

Ruang : Anggrek 2.1

Tanggal masuk : 6 November 2015

A. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Benjolan di perut sebelah kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut sebelah kanan.

Awalnya benjolan tidak dirasakan, kemudian benjolan mulai

bertambah besar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien tidak pernah merasa

sakit di benjolannya (+). Keluhan mual (-), muntah (-), gangguan BAB

(-). Nyeri saat batuk (-), Nyeri saat mengejan (-), penurunan berat

badan (-)

Pasien kemudian dibawa keluarganya ke Poli bedah umum RSUD

Tugurejo Semarang.

2

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa :(-)

Riwayat darah tinggi :(+)

Riwayat deabitus mellitus : (-)

Riwayat alergi obat : (-)

Riwayat operasi : pada tahun 1977 pasien pernah

operasi usus buntu

4. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat tumor : (-)

Riwayat Hipertensi : (-)

Riwayat DM : (-)

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai sopir. Biaya pengobatan ditanggung oleh BJPS

B. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum tampak sakit ringan

Kesadaran Compos mentis

Tanda Vital Tensi : 124/82 mmHg

Nadi : 86x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Respiratory rate : 20x/menit

Suhu : 36.7 0C (axiller)

Status Gizi BB = 47 Kg ; TB = 155 cm; IMT = 21

Kesan : Normoweight

Kepala Bentuk mesocephal, jejas (-)

Mata Konjungtiva pucat (-/-),sklera ikterik (-/-),pupil bulat, central,

reguler, isokor, refleks cahaya (+/+), perdarahan (-),

subkonjungtiva bledding (-/-), racoon eyes (-/-)

Hidung Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-), lesi (-)

3

Telinga Discharge (-/-), lesi (-/-)

Mulut Sianosis (-), Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-)

Leher Simetris, pembesaran limfonodi (-), penggunaan oto bantu

nafas (-)

Thorax Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-),

pernafasan thorakoabdominal, sela iga melebar (-),

pembesaran KGB axilla (-/-)

Jantung :

Inspeksi Iktus kordis tidak tampak

Palpasi Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, kuat

angkat.

Perkusi Batas jantung kanan atas SIC II linea parasternalis dextra.

Batas jantung kanan bawah SIC IV linea parasternalis dextra.

Batas jantung kiri atas SIC II linea parasternalis sinistra.

Batas jantung kiri bawah SIC IV linea media clavicularis

sinistra.

Auskultasi Bunyi jantung I-II murni,intensitas normalreguler, bising (-)

Pulmo :

Depan

Inspeksi :

Statis Normochest, simetris

Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar,

retraksi intercostal (-)

Palpasi : Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor

Auskultasi

Kanan Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

Kiri Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

Belakang :

Inspeksi statis Normochest, simetris

Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar,

4

retraksi intercostal (-)

Palpasi : Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor

Auskultasi

Kanan Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

Kiri Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

Abdomen

Inspeksi Luka (-) , distensi (-), luka bekas operasi (+), massa (+) regio

iliaca dextra

Auskultasi Bising usus (+) normal

Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen

Palpasi Nyeri tekan (-)

Genitourinaria Sekret (-), radang (-)

Ekstremitas

Superior Inferior

Capp Refill

Akral dingin

Sianosis

Edema

< 2 / <2

-/-

- /-

-

< 2 / <2

-/-

-/-

-

Status Lokalis

5

Regio Abdomen

Inspeksi : Tampak massa, warna kulit sama dengan sekitar di regio

iliaca dextra

Palpasi :

- Teraba 1 massa dengan konsistensi kenyal

- Permukaan rata

- Perabaan hangat sama dengan suhu sekitar

- Nyeri tekan (-)

- Batas tegas dengan ukuran 4x3x3 cm

6

- Dapat digerakkan

- Menonjol ketika batuk (-)

- Berdenyut (-)

Auskultasi : Bising usus di massa (-)

II. RESUME

Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut sebelah kanan. Awalnya

benjolan tidak dirasakan, kemudian benjolan mulai bertambah besar sejak 6

bulan yang lalu. Pasien tidak pernah merasa sakit di benjolannya (+). Keluhan

mual (-), muntah (-), gangguan BAB (-). Nyeri saat batuk (-), Nyeri saat

mengejan (-), penurunan berat badan (-). Riwayat dahulu pasien pernah

operasi usus buntu pada tahun 1977.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada regio abdomen iliaca dextra

Pasien kemudian dibawa keluarganya ke Poli bedah umum RSUD Tugurejo

Semarang.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi darah

rutin :

Hemoglobin 15.30 11,7 – 15,5 g/dl

Leukosit H11.52 3.6– 12 ribu

Eritrosit 3.953 3,6 – 5,2 juta

Hematokrit 35.60 35 – 47 %

Trombosit 331 150 – 440 ribu

MCV 89.00 87-100 £L

MCH 29.3 26-34 pg

MCHC 32.9 32 – 36 g/dl

RDW 12.30 11.5 – 14.5 %

Limfosit L22.30 25-40 %

Monosit H11.00 2-8 %

Eosinofil 2.10 2-4%

7

Basofil 0.60 0-1 %

Neutrofil 69.00 50-70%

Elektrolit

Kalium 4.60 3.5-5.0 mmol/L

Natrium 139 135-145 mmol/L

Chlorida 103 85.0-105 mmol/L

Calsium 9.9 8.1- 10.4 mg/dL

Clotting Time 6 : 00 3-8 (menit:detik)

Bleeding Time 1: 00 1-3 (menit:detik)

Kimia Klinik

GDS 97 70 – 110 mg/dl

Ureum 24.0 10-50 mg/dl

Kreatinin 1.16 0.65- 0.98 mg/dl

III. ASSESMENT

Diagnosis Banding :

1. Soft Tisue Tumor

2. Abses dinding abdomen

3. Hernia Incisional

4. Kista ateroma

IV. INITIAL PLAN

Ip Dx: Soft Tisue Tumor

Ip Tx Medika Mentosa :

- Infus RL 20tpm

- Injeksi Cefotaxim

S2 dd I

- Injeksi Ketorolac

S3 dd I

Ip Tx Non Medika Mentosa :

8

- Konsul ke Sp.B untuk dilakukan tindakan pembedahan (Exici dan

explorasi)

Ip Mx :

- KU/TV

- Perawatan luka

Ip Ex :

- Menjelaskan mengenai penyakit pasien

- Menjelaskan mengenai tatalaksana dari penyakit pasien

- Menjelaskan mengenai komplikasi tindakan pembedahan dan

prognosis

V. PROGNOSIS

Qua at vitam : dubia ad bonam

Qua at fungsionam : dubia ad bonam

Qua at sanam : dubia ad bonam

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Soft tissue atau jaringan lunak merupakan semua jaringan nonepitel

selain tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel

hematopoietik, dan jaringan limfoid. Tumor jaringan lunak umumnya

diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan yang membentuknya, termasuk

lemak, jaringan fibrosa, otot dan jaringan neurovaskular. Namun, sebagian

tumor jaringan lunak tidak diketahui asalnya.2 Tumor (berasal dari tumere

bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima

karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk

menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal.

Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak

(benign). Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu

benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel

baru.4

B. Anatomi dan Histologi

Menurut jaringan embrional manusia terdapat 3 lapisan, yaitu :

1. Ektoderm : berkembang biak menjadi epitel kulit dengan

adneksanya, neuroektoderm, yaitu sel otak dan saraf.

2. Endoderm : berkembang menjadi epitel mukosa, kelenjar, parenchim

organ visceral.

3. Mesoderm : berkembang menjadi  jaringan ikat, jaringan lemak, tulang

rawan, tulang, otot polos, otot serat lintang, jaringan hematopoietik (sum-

sum tulang dan jaringan limfoid), pembuluh darah, dan pembuluh limfe.2

10

a. Jaringan lemak

Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama

terdiri atas sel lemak (Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak

merupakan 15-20% dari berat badan, pada wanita normal 20-25% dari

berat badan.5

b. Jaringan fibrosa

Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) tersusun dari matriks yang

mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis.

Fibrosa ditemukan pada tendon otot, ligamen, dan simfisis pubis.

Fungsinya antara lain sebagai penyokong dan pelindung, penghubung

antara otot dan tulang serta penghubung antara tulang dan tulang.6

c. Otot

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai

tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot

polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme

maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.7

- Otot lurik

Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga

disebut otot volunteer. Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf

motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk

pergerakan.

- Otot polos

Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah

bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf

otonom.

- Otot jantung

Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama.5

11

d. Pembuluh darah

Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:

a. Arteri

Suatu rangkaian pembuluh eferen yang setelah bercabang akan

mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan

oksigen ke jaringan.

b. Kapiler

Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara

luas dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi pertukaran darah dan

jaringan.

c. Vena

Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluh-

pembuluh yang lebih besar yang menghantar produk metabolism (CO2

dan lain-lain) kea rah jantung.5

e. Saraf perifer

Komponen utama dari susunan saraf tepi adalah serabut saraf,

ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang

dikelilingi selubung jaringan ikat. Tumor pada serabut saraf neurofibroma.

Pada serat saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada

penyeluubung sel saraf tepi yaitu schwannoma.5

C. Patofisiologi Soft Tisssue Tumor

Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue

Tumors (STT) adalah proliferasi jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan

nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja,

meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha,

20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.

12

Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor

jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari

tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur

neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan

tubuh.

Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu

::

1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.

2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.

3. Invasi lokal.

4. Metastasis jauh.8

D. Klasifikasi Soft Tissue Tumor

Tabel Klasifikasi soft tissue tumor berdasarkan jenis jaringan 2

No. Soft tissue tumor

1. Tumor Jaringan LemakLipoma

Liposarkoma

2. Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Jaringan Fibrosa

Fasilitis Nodularis

Fibromatosis

Fibromatosis Superfisialis

Fibromatosis Profunda

Fibrosarkoma

3. Tumor Fibriohistiositik Histiositoma Fibrosa

Dermatofibrosarkoma Protuberans

13

Histiositoma Fibrosa Maligna

4. Tumor Otot RangkaRabdomioma

Rabdomiosarkoma

5. Tumor Otot Polos

Leiomioma

Leiomiosarkoma

Tumor otot polos dengan potensi keganasan tidak jelas

6. Tumor Vaskular

Hemangioma

Limfangioma

Hemangioendotelioma

Hemangioperisitoma

Angiosarkoma

7. Tumor Saraf Perifer

Neurofibroma

Schwannoma

Tumor ganas selubung saraf perifer

8. Tumor yang Histogenesisnya Tidak Jelas

Tumor Sel Granular

Sarkoma Sinovium

Sarkoma bagian lunak alveolus

Sarkoma Epitelioid

Tabel Klasisikasi Tumor Jaringan Lunak Berdasarkan Pertumbuhan Jinak

dan Ganas 9

CLASSIFICATION: HISTOGENIC CLASSIFICATION SCHEME FOR BENIGN AND MALIGNANT SOFT TISSUE TUMORS

Tissue formed Benign soft tissue tumor Malignant soft tissue tumor (histogenesis)

Fat Lipoma Liposarkoma

14

Fibrous tissue Fibroma Fibrosarkoma

Skeletal muscle Rabdomioma Rabdomiosarkoma

Smooth muscle Leiomioma Leiomyosarkoma

Synovium Synovioma Sarkoma sinovial

Blood vessel Hemangioma hemangiopericytoma

Angiosarkoma; malignant

Lymphatics Lymphangioma Lymphangiosarkoma

Nerve Neurofibroma Neurofibrosarkoma

Mesothelium Benign mesothelioma Malignant mesothelioma

Tissue histiocyte Benign fibrous histiocytoma

Malignant fibrous histiocytoma

Pluripotent None recognized Malignant mesenchymoma

Uncertain None recognized sarkoma; epithelioid sarkoma

Ewing's sarkoma; alveolar soft parts

1. Tumor Jaringan Lemak

a. Lipoma

1) Definisi

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada

dibawah kulit yang terdiri dari lemak. Jenis yang paling sering adalah

yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma

berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis

yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam

otot, saraf, sendi, ataupun tendon.4

2) Prevalensi

15

Biasanya lipoma dijumpai pada usiia 40-70 tahun. Lipoma

adalah tumor jaringan lunak yang paling umum dengan prevalensi

sebesar 2,1 per 1.000 orang.4

3) Etiologi

Idiopati.4

4) Gambaran Klinis

Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm,

terasa kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility

of overlying skin), namun overlying skin ini secara khas normal.

Sering terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di

bagian tubuh manapun. Pada umumnya orang-orang tidak menyadari

jika mereka mengidap lipoma sampai benjolannya tumbuh besar dan

terlihat.4

Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan

tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi

ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh

hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan

jaringan yang tidak nyata. Kapsul yang membungkus merupakan

pseudokapsul yang berasal dari jaringan normal yang terdesak oleh

pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal dari jaringan

lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran pseudolobulated

pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti cairan

maka sering dikatakan sebagai pseudokistik.4

16

5) Jenis-jenis Lipoma

Melalui mikroskop, lipoma terdiri atas sel-sel adiposit yang

sudah dewasa berbentuk lobus-lobus, dan diliputi oleh kapsul fibrous.

Yang adakalanya, suatu lipoma tidak berkapsul menyusup ke dalam

otot.4

Empat jenis lain lipoma :

1. Angiolipoma

Angiolipoma varian membentuk dengan co-existing

perkembangbiakan vaskuler. Angiolipoma menyebabkan nyeri dan

pada umumnya muncul tidak lama sesudah pubertas.

2. Pleomorphiclipoma

Pleomorphiclipoma adalah varian lain di mana bizarre, sel

raksasa multinucleated adalah admixed dengan adipocytes. Terjadi

sebagian besar pada laki-laki usia 50 – 70 tahun.

3. Adipocytes

17

Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai

gelendong langsing sel yang admixed di dalam suatu bagian yang

dilokalisir muncul adipocytes.

4. Adenolipoma

Adenolipoma ditandai oleh kehadiran kelenjar di dalam

tumor yang gemuk, jenis ini sering ditempatkan terletak di atas

proximial bagian-bagian dari empedu.4

6) Diagnosis

Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan

klinis, namun untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan

biopsi dan pemeriksaan histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa

dilakukan untuk mengetahui tentang lipoma. Kadar kolesterol

umumnya normal , walaupun lipoma seharusnya menjadi tumor dari

jaringan lemak.4

7) Terapi

Untuk suatu lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada

umumnya. Namun jika lipoma tersebut sudah mengganggu,

menyakitkan atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa :

1. Steroid Injection

Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan

sepenuhnya menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak

berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar.

2. Liposuction

Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu

semprotan besar untuk memindahkan lipoma yang besar. Tindakan

ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius lokal. Liposuction

biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut yang

18

besar. Namun masih tetap sukar untuk memindahkan keseluruhan

lipoma dengan menggunakan tehnik ini.

3. Surgical Removal

Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu

lipoma dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien

yang menjalani tehnik ini dilakukan pembiusan secara local

maupun general anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah

pembedahan.4

Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain :

1. Alasan kosmetik

2. Untuk mengevaluasi histologi (adakah keganasan pada jaringan)

sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarkoma.

3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu

4. Jika berkembang menjadi lebih dari 5 cm.4

b. Liposarkoma

1) Definisi

Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit. Berbeda

dengan lipoma, sebagian besar liposarkoma timbul di jaringan lunak

dalam atau visera. Ekstremitas bawah dan abdomen sering menjadi

tempat timbulnya tumor ini.2

2) Prevalensi

Dengan kejadian tahunan sebesar 2,5 kasus per juta penduduk,

liposarkoma adalah sarkoma jaringan lunak yang paling umum.

Tumor ini biasanya timbul pada orang dewasa, dengan insidensi

puncak pada dekade kelima dan keenam.2

3) Etiologi

Terdapat kelainan translokasi pada kromosom band 12q13

translokasi kromosom yang paling umum adalah fusi FOS-CHOP gen

19

, yang mengkode faktor transkripsi yang diperlukan untuk diferensiasi

adiposit.2

4) Gambaran Klinis

Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang

batasnya relatif tegas. Gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah

kulit yang tidak terasa sakit, hanya sedikit penderita yang mengeluh

sakit. Rasa sakit muncul akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor

dan bisa juga karena penekanan pada saraf-saraf tepi.2

5) Klasifikasi

WHO mengklasifikasikan liposarkoma menjadi 5 kategori : 2

20

6) Diagnosis

Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang

batasnya relatif tegas. Pada ekstremitas, liposarkoma dapat muncul

dalam, nyeri, massa membesar. Liposarkoma tumbuh baik perlahan-

lahan selama bertahun-tahun atau cepat selama kurun waktu singkat,

dan dapat mencapai ukuran yang sangat besar. Muncul mayoritas

pada ukuran yang lebih dari 5 cm. Diagnosis pasti tergantung pada

konfirmasi histologis.2

7) Terapi

Pada sarkoma jaringan lunak seperti liposarkoma

penatalaksanaan bukan hanya tumornya saja yang diangkat, namun

juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah

yang telah ditentukan, tergantung dimana letak tumor ini.

Tindakannya berupa operasi eksisi luas. Penggunaan radioterapi dan

kemoterapi hanyalah sebagai pelengkap. Untuk tumor yang

ukurannya besar, setelah operasi ditambah dengan radioterapi. Setelah

penderita operasi harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya

kekambuhan pada daerah operasi ataupun metastase.2

9) Prognosis

Prognosis liposarkoma sangat dipengaruhi oleh subtipe

histologis tumor. Varian miksoma dan berdiferensiasi baik cenderung

tumbuh relative lebih lambat dan memiliki prognosis yang lebih baik

daripada varian pleomorfik dan sel bulat yang lebih agresif.

Kekambuhan local dan metastasis hematogen, terutama ke paru,

merupakan gambaran tumor yang agresif.2

21

22

E. Stadium Klinik pada Sarkoma Jaringan Lunak

G, Histologic Grade

GX Grade cannot be assessed

G1 Well differentiated

G2 Moderately differentiated

G3 Poorly differentiated

G4 Undifferentiated

T, Primary Tumor Size

TX Primary size cannot be assessed

T0 No evidence of primary tumor

T1 Tumor less than 5 cm

T1a Superficial tumor

T1b Deep tumor

T2 Tumor 5 cm or greater

T2a Superficial tumor

T2b Deep tumor

N, Regional Nodes

NX Regional nodes cannot be assessed

N0 No regional lymph node metastasis

N1 Regional lymph node metastasis

M, Distant Metastasis

MX Presence of distance metastasis cannot be assessed

M0 No distant metastasis

M1 Distant metastasis present

23

BAB III

KESIMPULAN

1. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan

tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak

adalah yang berasal dari jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat,

otot,pembuluh darah dan limfe, jaringan lemak, dan selaput saraf.

2. Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan

atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.

3. Etiologi dari tumor jaringan lunak bisa disebabkan oleh kondisi genetik,

radiasi, lingkungan karsinogen, infeksi, dan trauma.

4. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis yaitu tumor jinak biasnya

tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila

tumor digerakan relatif mudah digerakan. Sedangkan pertumbuhan kanker

jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang

keras, dan bila digerakan agak sukar serta dapat menyebar ke seluruh

terutama paru-paru.

5. Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan lunak

adalah eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi

penatalaksanaan berbeda pada sarcoma jaringan lunak yaitu dengan

tambahan kemoterapi.

6. Prognosis dari sarkoma jaringan lunak bergantung pada : staging, lokasi

serta besar tumor, respon tumor terhadap terapi, umur serta kondisi

kesehatan dari penderita, dan penemuan pengobatan baru.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC, Jakarta, 2006

2. Widjosono, Garitno, Sistem Endokrin : Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor

Syamsuhidayat R.Jong WB, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1997

3. Schteingert David E., Penyakit Kelenjar Tiroid, Patofisiologi, Edisi

Keempat, Buku Dua, EGC, Jakarta, 1995

4. Liberty Kim H, Kelenjar Tiroid : Buku Teks Ilmu Bedah, Jilid Satu,

Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997

25