laporan kisaran inang

14
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TUMBUHAN DASAR (PTN 212) Percobaan Kisaran Inang Disusun oleh : Agus Fitriani Tambun (A34070002) Aminudi (A34070006) Andrixinata B (A34070016) Van Basten Tambunan (A34070019) Erika Rosminim (A34070022) Fitriani Br. Milala (A34070025) DOSEN PENGAJAR Dr.Ir. Nina Maryana, M.Si. Dra. Dewi Sartiami, M.Si. DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

Upload: andrixinata-b

Post on 23-Jun-2015

646 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KISARAN INANG

LAPORAN PRAKTIKUMILMU HAMA TUMBUHAN DASAR (PTN 212)

Percobaan Kisaran Inang

Disusun oleh :

Agus Fitriani Tambun (A34070002)Aminudi (A34070006)Andrixinata B (A34070016)Van Basten Tambunan (A34070019)Erika Rosminim (A34070022)Fitriani Br. Milala (A34070025)

DOSEN PENGAJARDr.Ir. Nina Maryana, M.Si.Dra. Dewi Sartiami, M.Si.

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2009

Page 2: LAPORAN KISARAN INANG

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga fitofag mempunyai kisaran tanaman inang tertentu yang menunjukkan

seberapa banyak jenis tanaman yang dapat dimakan oleh serangga tersebut. Kisaran inang

suatu serangga dapat luas atau sempit tergantung dari jenis dan jumlah tanaman inang yang

dimakannya. Berdasarkan jumlah inangnya, serangga fitofag dibagi menjadi tiga jenis yaitu

serangga monofag atau serangga yang hanya memakan satu atau beberapa spesies tanaman,

serangga oligofag atau serangga yang memakan beberapa spesies tanaman dari satu famili,

dan serangga polifag atau serangga yang memakan beberapa spesies tanaman dari beberapa

famili.

Berdasarkan perbedaan diatas, serangga yang memiliki keterbatasan dalam

mengkonsumsi tanaman biasanya lebih menunjukkan kesintasan hidup yang tinggi sebab

serangga tertentu mungkin hanya menjadi hama pada tanaman tertentu saja atau bahkan dapat

menjadi hama pada berbagai tanaman (polifag). Serangga juga memiliki keterbatasan dalam

mengkonsumsi tanaman pada stadium tertentu- ada serangga yang hanya menjadi hama saat

stadium larva, nimfa, atau menjadi hama pada tanaman tersebut. Selain itu, perbedaan jenis

serangga fitofag tersebut juga akan mempengaruhi daya konsumsi hama pada tanaman lain

yang bukan inang.

Pada percobaan ini, kita amengamati kisaran inang pada serangga spesies Erionata

thrax (Lepidoptera : Hesperidae), Crocidolomia binotalis (Lepidoptera : Pyralidae), dan

Helicoverpa armigera (Lepidoptera : Noctuidae). Pengamatan kisaran inang serangga diatas

dilakukan pada stadium larva karena ketiganya menjadi hama pada stadium larva.

B. Tujuan

Melalui percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengamati rentang inang dari

suatu hama, sehingga dapat menjadi acuan pengklasifikasian hama berdasarkan kisaran

inangnya. Implikasinya digunakan sebagai prinsip dasar untuk mengendalikan ketiga jenis

hama ini.

1

Page 3: LAPORAN KISARAN INANG

BAHAN DAN METODE

A. Alat dan Bahan

Bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini adalah serangga Erionata thrax

(Lepidoptera : Hesperidae), Crocidolomia binotalis (Lepidoptera : Pyralidae), dan

Helicoverpa armigera (Lepidoptera : Noctuidae),dan sebagai tanaman inang digunakan daun

pisang (Musaseae), daun kangkung (Ipomoeaseae), daun talas (Colocaceae), daun caisin

(Cruciferae), daun brokoli (Crucifera), jagung semi/baby corn (Poaceae), buah tomat

(Solanaceae), dan polong buncis (Fabaceae)

Alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini adalah kertas sebagai alas inang dan

hama, kertas label sebagai penanda, cawan petri atau wadah plastik sebagai wadah hama dan

inang, kuas kecil yag dipergunakan untuk memindahkan hama, dan gunting untuk memotong

tanaman inang sesuai ukuran yang dikehendaki.

B. Metode

Pertama, disiapkan wadah untuk perlakuan yang berupa cawan petri atau wadah

plastik, kemudian kertas alas digunting sesuai dengan bentuk wadan dan diletakkan di dasar

wadah sabagai alas, kemudian kertas alas tersebut dilembabkan dengan dipercikan air

secukupnya, jangan sampai kertas alas tersebut terlalu basah. Kemudian daun-daun yang

telah disiapkan digunting dengan ukuran masing-masing 5 cm x 5 cm, sedangkan untuk

jagung dengan panjang 3 cm, polong buncis dipotong dengan panjang 5 cm, dan satu buah

tomat. Bahan-bahan tersebut kemudian diletakkan pada wadah yang telah disiapkan, setiap

wadah diisi dengan satu daun atau buah atau polong. Kemudian satu larva diletakkan pada

satu wadah dengan pembagian E., thrax diletakkan pada inang daun pisang, daun kangkung

dan daun talas sedangkan C. binotalis diletakkan pada inang daun caisin, daun brokoli dan

daun talas lalu H. armigera diletakkan pada inang tongkol jagung semi, buah tomat dan

polong buncis.

Larva diletakkan ditengah wadah diatas tanaman inang secara hati-hati dengan kuas

kecil dan diberi label pada masing-masing wadah. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam cara

dihitung jumlah tanaman yang dikonsumsi dalam persentase.

2

Page 4: LAPORAN KISARAN INANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Ulanga

n

Erionata thrax Crocidolomia binotalis Helicoverpa armigera

Kangkun

g

Daun

Pisang

Daun

Talas

Brokoli Caisin Talas Tomat Jagung Buncis

1 0,1% 0,42% 0,5% 60% 2,72% Tidak

di

makan

40% Tidak

di

makan

90%

2 Tidak di

makan

Tidak

di

makan

0,1% 26,72

%

6,14% 0,3% 25% Tidak

di

makan

90%

3 2% 40% Tidak

di

makan

1,3% 1,3% 0,5% 40% 13% 2,1%

4 1,04% 4% 0,12% 7,84% 1,36% Tidak

di

makan

28,9% 10,4% 39,2%

5 5% 0,01% 0,01% 50% 50% 0.01% Tidak

di

makan

10% 99%

6 Tidak di

makan

5% Tidak

di

makan

40% 60% Tidak

di

makan

30% 20% 80%

rataan 1,36 % 8,24 % 0,12 % 30,98

%

20,25

%

0,14% 27,32% 8,90% 66,72

%

3

Page 5: LAPORAN KISARAN INANG

B. Pembahasan

Ulat daun pisang Erionota thrax ( Lepidoptera: Hesperidae) ini umum dikenal dengan

rumahnya yang berbentuk kerucut gulungan daun pisang. Ulatnya berwarna kuning pucat

dilapisi butiran halus seperti bedak berwarna putih yang juga melapisi permukaan dalam

gulungan daun. Ukuran ulat ini sebesar kelingking, berkepala hitam sebesar biji kedelai,

seukuran dengan kepompongnya.

Kerusakan yang ditimbulkannya berupa pemotongan daun pisang, yang kemudian

dijadikan gulungan. Beberapa ulat mungkin menyerang daun yang sama. Serangannya tidak

sampai mematikan pohon pisang, tetapi dengan rusaknya daun pembentukan makanan juga

jadi berkurang, sehingga proses pertumbuhan buah terhambat. Di samping merusak daun

pisang, ulat daun pisang juga diketahui merusak bambu, kelapa dan berbagai jenis palem

lainnya. (LIPI 1980)

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok, Erionota thrax memiliki kecenderungan

memakan daun pisang, dibandingkan dengan daun talas dan daun kangkung. Hal tersebut

terlihat dari rataan persentase tanaman inang yang dimakan sebesar 8,24% sedangkan untuk

daun talas dan daun kangkung berturut-turut sebesar 0,12% dan 1,36%. Data diatas

menunjukan bahwa E. thrax merupakan serangga monofag yang hanya memakan satu atau

beberapa jenis spesies tanaman.

Crocidolomia binotalis (Lepidoptera: Pyralidae) merupakan salah satu jenis hama

yang menimbulkan masalah penting pada pertanaman kubis. Serangga ini dikenal juga

sebagai hama yang sangat rakus dan larvanya terutama memakan daun-daun yang masih

muda, tetapi juga dapat menyerang daun yang agak tua dan kemudian menuju kebagian titik

tumbuh sehingga bagian titik tumbuh habis, akibatnya pembentukan krop akan terhambat

atau terhenti. Kerusakan yang ditimbulkannya dapat menurunkan hasil sampai 100%.

Untuk mengendalikan hama C. binotalis, pada umumnya petani kubis di Indonesia

melakukannya dengan cara kimia. Petani melakukan penyemprotan dengan insektisida

kimia sintetik satu kali dalam 2-3 hari. Kadang-kadang petani masih melakukan

penyemprotan pada kubis yang siap dipanen, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap

konsumen dan lingkungan.

4

Page 6: LAPORAN KISARAN INANG

Berdasarkan data, brokoli dan caisin yang berasal dari famili Cruciferae merupakan

inang yang lebih disukai oleh C. binotalis. Sedangkan daun tanaman talas yang berasal dari

famili Colocaceae tidak begitu disukai oleh hama ini. Dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa serangga ini termasuk oligofag dengan kisaran inang mencakup spesies dari famili

Cruciferae seperti kol bunga, pok choy, kubis, caisin, dan lobak. (Pracaya 2008).

Helicoperva armigera (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama utama buah jagung.

Akan tetapi, jika inang utamanya tidak tersedia maka larvanya dapat hidup pada inang lain

seperti tomat, buncis, kacang panjang, dan sorgum. Hal ini menandakan bahwa hama ini

merupakan serangga polifag. Telur H. armigera diletakkan di pucuk tanaman dan pada saat

buah jagung tumbuh, telurnya berada di atas benang putik. (Rismunandar 1981). Hama ini

memiliki cara makan yang unik yaitu memakan pucuk buah jagung dengan memasukkan

kepalanya hingga toraks. Kerusakan yang ditimbulkan adalah terlubanginya bagian dalam

buah, sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih besar karena buah yang dimakan biasanya

membusuk.

Ciri dari Helicoperva armigera adalah kisaran inangnya yang luas, terlihat dari

persentase tanaman yang dikonsumsi pada ketiga inang uji yang diberikan. (Pracaya 2008).

Tomat, jagung dan buncis yang berasal dari famili berbeda dapat menjadi inang dari serangga

ini. Karena H. armigera mengkonsumsi tanaman yang berbeda famili, maka dapat

disimpulkan bahwa serangga ini merupakan serangga polifag.

Pada percobaan ini terdapat hasil-hasil yang berbeda dari literatur seperti data

kelompok 1 dan 2 untuk tanaman jagung dengan Helicoperva armigera yang tidak

dikonsumsi. Hal tersebut disebabkan oleh usia larva yang diberi perlakuan terlalu tua,

sehingga menjadi pupa kurang dari masa perlakuan (24 jam).

5

Page 7: LAPORAN KISARAN INANG

6

Page 8: LAPORAN KISARAN INANG

KESIMPULAN

Data dan literatur yang diperoleh menunjukkan bahwa setiap serangga memiliki

keragaman kisaran inang. E. thrax merupakan serangga monofag dengan kisaran inang yang

sempit. C. binotalis merupakan serangga oligofag dengan beberapa spesies inang yang berada

dalam satu famili. Dan H. armigera adalah serangga polifag yang memiliki kisaran inang

yang luas dari berbagai famili tanaman.

7

Page 9: LAPORAN KISARAN INANG

8

Page 10: LAPORAN KISARAN INANG

DAFTAR PUSTAKA

LIPI. 1980. Binatang Hama. Jakarta : Balai Pustaka.

Rismunandar. 1981. Hama Tanaman Pangan dan Pembasmiannya. Bandung : Sinar Baru.

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.

[Trizelia]. 2001. Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian Hama Crocidolomia

binotalis. http://tumoutou.net/3_sem1_012/trizelia.htm [05 April 2009]

[DEPTAN]. 2008. Hasil Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tanaman Buah. http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/makalah/hasil_peng_buah. [05 April

2009]

9