ginanufi.files.wordpress.com · web viewikan nilem hidup di lingkungan air tawar dengan kisaran...
TRANSCRIPT
ACARA 3
STUDI ISI ALAT PENCERNAAN DAN DERAJAT
KEPENUHAN LAMBUNG IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Anggita Intan Wulandari H1G013005Ririn Setiani H1G013016Sonny Januar H1G013027Hikmatun Alwiyah H1H013005Elly Kurnia Asih H1H013027Billy Sendhi W H1H013047Gina Nurul Fitrah H1K013002Muhammad Nur Fajri H1K013027Iqbal Muhammad B H1K013049
Asisten : Siti Ropiah
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pencernaan adalah proses panyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik
dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Saluran pencernaan ikan terdiri dari
mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum dan anus.
Lambung merupakan bagian dari alat pencernaan pada ikan, dan isinya berupa cairan
dan makanan yang telah dicerna dimulut. Hal itu dapat diketahui dengan mempelajari
isi dari makanannya apakah ikan tersebut merupakan pemakan plankton, ikan buas,
tumbuh-tumbuhan, dan pemakan segala (Lagler 1997 dalam Mulyadi et al., 2010).
Secara umum, kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi ke dalam tiga
golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan, atau disebut herbivora, ikan pemakan hewan,
atau disebut karnivora dan ikan pemakan segala, atau disebut omnivore. Menurut Lagler
1997 dalam Mulyadi et al. (2010) menyatakan bahwa bentuk lambung biasanya
berkaitan dengan jenis dan ukuran makanan yang dimakan. Makanan yang dimakan
ikan mempengaruhi derajat kepenuhan lambung. Derajat kepenuhan lambung ikan dapat
diketahui dengan cara membedah perut ikan dan menimbang material yang terdapat
dalam perut ikan, tetapi harus mengetahui kebiasaan makan dan kebiasaan makanan.
Kebiasaan makan ikan tidak harus berdasarkan morfologi mulutnya, karena morfologi
fungsional mulut ikan dapat berubah apabila ikan tersebut mengalami pertumbuhan
(Lagler 1997 dalam mulyadi et al., 2010).
Derajat kepenuhan lambung dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat kepenuhan lambung, yaitu berat dan ukuran tubuh yang
berbeda, perbedaan jenis ikan, ukuran dan bentuk lambung, keadaan tubuh ikan, dan
perbedaan habitat ikan. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh kebiasaan makanan (Affandi
2002 dalam Hanan, 2013). Kebiasaan makanan ikan berhubungan dengan bentuk, posisi
mulut, gerigi dalam rahang, dan kesesuaian tapis insang. Makanan yang tersedia di alam
dimanfaatkan oleh ikan, pemanfaatan ini dapat diketahui dengan mengambil contoh
makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar pakan harian yang
diambil ikan dalam berbagai umur dan ukuran sehingga dapat diketahui penggolongan
ikan (Affandi 2002 dalam Hanan, 2013).
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum studi isi alat pencernaan dan derajat kepenuhan lambung
ini adalah untuk:
1. Mengetahui pakan alami yang disukai ikan.
2. Mengetahui derajat periodisitas makan berdasar derajat kepenuhan
lambung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Nilem
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) menurut Sannin (1984) diklasifikasikan
dalam:
Gambar 2. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti).
Kingdom : AnimaliaPhylum: ChordataClass : PiscesOrdo : OstariophysiFamili : Cyprinidae Genus : OsteochilusSpecies: Osteochilus hasselti
Ikan Nielm banyak ditemukan hidup liar diperairan umum terutama di sungai-
sungai yang berarus sedang dan berair jernih. Selain itu, juga bisa ditemui hidup di
rawa-rawa, dan di bagian dasar periran (Khairuman dan Amri 2008 dalam Pratiwi et al.,
2009). Rainboth (1996) dalam Hanjavanit (2012) menyatakan bahwa mulut genus
Osteochilus, kedua bibir atas dan bawah pinggiran dengan papilla. Ciri – ciri ikan nilem
adalah badan memanjang dan pipih ke samping (compress) memiliki panjang baku 2,5 –
3,0 kali tinggi badan, mulut dapat disembulkan dengan bibir berkerut, sungut ada dua
pasang dan permukaan sirip punggung terletak di permukaan sirip dada. Menurut
siripnya warna ikan nilem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ikan nilem yang
berwarna coklat kehitaman dan coklat kehijauan pada punggungnya, terang dibagian
perut dan ikan nilem dengan punggung merah (Hardjamulia et al., 1980).
Ikan nilem hidup di lingkungan air tawar dengan kisaran kandungan oksigen
terlarut yang cukup yaitu 5-8 mg/L. Di daerah tropis umumnya ikan nilem dipelihara
dengan baik pada daerah dengan ketinggian 150 – 1000 m dari permukaan laut, tapi
ketinggian optimumnya 800 m dari permukaan laut. Ikan nilem akan melakukan
pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6 mg/L, karbondioksida bebas yang
optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm. Suhu yang optimum untuk
kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 - 28°C dan untuk pH berkisar antara 6
- 8,6 ppm, serta kandungan ammonia yang disarankan adalah < 0,5 mg/L (Dewi et al.,
2011).
2.2. Derajat Kepenuhan Lambung
Semua ikan membutuhkan ketersediaan pakan dari materi dan energi yang
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam melangsungkan
hidupnya. Penyediaan materi tergantung pada ikan yang memakan materi dari bahan-
bahan organik yang ada pada lingkungannya. Bahan makan yang padat menjadi molekul
yang sederhana melalui proses yang disebut dengan digesti. Proses ini disebut dengan
proses enzimatik dari polisakarida yaitu zat pati menjadi gula, protein menjadi asam
amino, lemak menjadi asam lemak dan gliserol, serta asam laktat menjadi nukleotida
(Kimmball 1983 dalam Royan, 2012).
Digesti adalah perombakan makanan dari molekul yang kompleks yang
dirombak menjadi molekul yang sederhana, dalam bentuk- bentuk seperti glukosa, asam
lemak, dan gliserol serta nutrisi-nutrisi lain yang ada dan bermanfaat bagi tubuh ikan.
Kecepatan pemecahan makanan dari tubuh ikan dari molekul besar kemolekul yang
kecil yang akan diabsorpsi oleh tubuh ikan prosesnya disebut laju digesti. Sedangkan
zat-zat yang dibutuhkan dan yang akan diabsorpsi ikan melaui darah juga akan
diedarkan keseluruh tubuh untuk keperluan metabolisme (Murtidjo dalam Royan,
2012).
Pakan ikan adalah merupakan campuran berbagai bahan pangan yang biasa
disebut dengan bahan mentah atau bahan baku yang baik bagi pertumbuhan ikan, baik
yang bersifat nabati ataupun yang bersifat hewani, yang diolah sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dimakan dan di cerna oleh tubuh ikan. Pakan ikan adalah
makanan yang khusus dibuat atau diproduksi agar mudah dan tersedia untuk dimakan.
Pakan ikan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan tubuh ikan
(Sirregar dalam Royan, 2012).
Komposisi pakan ikan tersebut terdiri dari fitoplankton, zooplankton, dan
potongan daun serta larva serangga. Komposisi terbesar terdapat pada fitoplankton dan
diikuti zooplankton dan berdasarkan waktu makannya Ikan Nilem (Ostechilus hasselti)
aktif mencari makan pada siang hari atau biasa disebut ikan diurnal. Faktor-faktor
lainnya yang mempengaruhi pola pakan ikan antara lain temperatur, umur, ukuran
tubuh, aktivitas, stress, jenis kelamin, kekeruhan (pada visibilitas dan kandungan O2)
dan faktor-faktor kimia dalam perairan (kandungan O2, CO2, H2S, pH, dan alkalinitas)
(Syamsuri, 2004).
Derajat kepenuhan lambung merupakan volume material lambung yaitu jumlah
isi material yang berada pada lambung pada waktu tertentu dibagi dengan volume total
lambung yaitu jumlah kapasitas total lambung. Fungsi dari pengukuran derajat
kepenuhan lambung ini adalah untuk peggolongan ikan termasuk ke dalam herbivore,
karnivora atau omnivore. Derajat kepenuhan lambung dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kepenuhan lambung, yaitu berat dan ukuran
tubuh yang berbeda, perbedaan jenis ikan, ukuran dan bentuk lambung, keadaan tubuh
ikan, dan perbedaan habitat ikan. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh kebiasaan makanan
(Affandi 2002 dalam Hanan, 2013). Kebiasaan makanan ikan berhubungan dengan
bentuk, posisi mulut, gerigi dalam rahang, dan kesesuaian tapis insang. Makanan yang
tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan, pemanfaatan ini dapat diketahui dengan
mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar
pakan harian yang diambil ikan dalam berbagai umur dan ukuran sehingga dapat
diketahui penggolongan ikan (Affandi 2002 dalam Hanan, 2013).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat bedah, baki preparat,
benang, gelas ukur, cover glass, mikroskop, objek glass, alat suntik, dan pipet tetes.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lambung ikan Nilem
(Osteochilus hasselti), formalin, dan aquades.
3.2. Metode
Ikan dimatikan kemudian dibedah. Salah satu ujung lambung ikan diikat dengan
benang dan tambahkan aquades dengan alat suntik sampai lambung penuh. Penambahan
volume aquades dicatat. Lambungnya diambil dan dijaga supaya isinya tidak keluar
dengan cara mengikat kedua ujung dengan benang. Isi lambung dikeluarkan ke dalam
gelas ukur. Kepenuhan lambung dihitung :
DKL =
Beberapa tetes sampel isi lambung diambil dari gelas ukur, diletakkan di atas objek
glass, lalu preparat ditutup dengan cover glass, dan diamati jenis pakan alami dengan
mikroskop dari isi lambung tersebut. Hasil yang didapat dicatat.
3.3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan,
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman pada hari Minggu, 12
Oktober 2014 pukul 08-00 WIB sampai selesai.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 5. Derajat Kepenuhan Lambung Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
No Volume total (ml)
Volume isi material (ml) DKL(%)
1 0.3 0.1 33
2 0.2 0.05 25
3 0.2 0.1 50
4 - - -5 0.2 0.1 50
6 0.2 0.1 50
7 0.25 0.15 608 0.2 0.1 509 0.15 0.05 3310 0.4 0.2 5011 0.3 0.2 6712 0.2 0.1 5013 0.2 0.1 5014 0.2 0.1 5015 0.2 0.1 5016 0.2 0.1 5017 0.3 0.1 3318 0.2 0.1 50
Tabel 6. Data Pengamatan Jenis Pakan Alami Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)Kelompok Nama Spesies Jumlah Klasifikasi Gambar
11Uronema elongatum Hodgetts
1
Kingdom: PlantaeFilum : ChlorophytaClass : ChorophyceaeOrdo : ChaetophoralesFamili : ChaetophoraceaeGenus : UronemaSpecies : Uronema elongatum Hodgetts
Sumber: Lagerhein, G. (1887). Sur I’Uronema,
nouveau genre des algues d’eau douce. Malpigia
1:517-52312 Tetraspora
cylindrica1 Kingdom: Plantae
Filum: ChlorophytaKelas: ChlorophyceaeOrder: TetrasporalesFamily: TetrasporaceaeGenus: TetrasporaSpecies: Tetraspora cylindrica
Sumber:Agardh, C.A. (1824). Systema Algarum. pp. [i]-xxxvii, [1]-312. Lundae [Lund]: Literis Berlingianis [Berling].
12 Nitzschia curvula 1
Kingdom: PlantaeFilum: OchrophytaKelas: BacillariophyceaeOrder: BacillarialesFamily: BacillariaceaeGenus: NitzschiaSpecies: Nitzschia curvula
Sumber:Sumber:Smith, W. (1856). A synopsis of the British Diatomaceae; with remarks on their structure, functions and distribution; and instructions for collecting and preserving specimens. Vol. 2 pp. [i-vi] - xxix, 1-107, pl. 32-60, 61-62, A-E. London: John van Voorst.
12Nitzschia
vermicularis 1
Kingdom: PlantaeFilum: OchrophytaKelas: BacillariophyceaeOrder: BacillarialesFamily: BacillariaceaeGenus: NitzschiaSpecies: Nitzschia vermicularis
Sumber:Hantzsch. 1860. “World Register Marine Spesies”. http://www.marinespecies.org/. diakses pada 13 November 2014.
4.2. Pembahasan
` Gambar 5. Grafik Derajat Kepenuhan Lambung Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Derajat kepenuhan lambung merupakan Volume material lambung yaitu jumlah
isi material yang berada pada lambung pada waktu tertentu dibagi dengan volume total
lambung yaitu jumlah kapasitas total lambung. Fungsi dari pengukuran derajat
kepenuhan lambung ini adalah untuk peggolongan ikan termasuk kedalam herbivore,
karnivora atau omnivore. Derajat kepenuhan lambung dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kepenuhan lambung, yaitu berat dan ukuran
tubuh yang berbeda, perbedaan jenis ikan, ukuran dan bentuk lambung, keadaan tubuh
ikan, dan perbedaan habitat ikan. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh kebiasaan makanan
(affandi 2002, dalam Hanan, 2013).
Grafik di atas menunjukan bahwa hasil kepenuhan lambung ikan Nilem
(Osteochilus hasselti) yang bervariasi. Hasil derajat kepenuhan lambung Ikan Nilem
yang paling rendah yaitu 25% sedangkan derajat kepenuhan lambung yang paling tinggi
pada Ikan Nilem yaitu 67%. Derajat kepenuhan lambung pada ikan akan berbeda. Hal
ini tergantung dari berat, panjang dan bentuk lambung pada ikan dengan bertambahnya
ukuran ikan, besar ukuran makanannya juga bertambah, jadi semakin besar derajat
kepenuhan lambung maka semakin besar kepenuhan lambung ikan dalam satu kali
makan.
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) termasuk golongan ikan herbivora, hal ini
sesuai dengan pernyataan bahwa ikan herbivora dan ikan pemakan plankton nabati
(fitoplankton) sedangkan ikan Nilem dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti
chlorophyceae, characeae, ceratophyllaceae, polygonaceae, jumlah konsumsi makanan
hariannya berbobot lebih banyak dibandingkan ikan karnivora. Hal ini juga disebabkan
karena bahan makanan nabati kalorinya lebih rendah dibandingkan bahan makanan
hewani. Isi lambung dari beberapa ikan Nilem (Osteochilus hasselti) ternyata ditemukan
beberapa jenis plankton sebagai berikut yaitu Uronema elongatum, Tetraspora
cylindrica, dan Nitzschia.
Sesuai data yang didapat, kemampuan tampung lambung ikan Nilem berkisar
dari 25-67%. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan makan ikan nilem yang berhubungan
dengan bentuk, posisi mulut, gerigi, dalam rahang, dan kesesuaian tapis insang pada
ikan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kepenuhan lambung yaitu berat
dan ukuran tubuh yang berbeda, perbedaan jenis ikan, ukuran dan bentuk lambung,
keadaan tubuh ikan, dan perbedaan habitat ikan. Makanan yang tersedia di alam
dimanfaatkan oleh ikan, pemanfaatan ini dapat diketahui dengan mengambil contoh
makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar pakan harian yang
diambil ikan dalam berbagai umur dan ukuran (Effendie, 1997).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum studi isi alat pencernaan dan derajat kepenuhan
lambung adalah sebagai berikut:
1. Ikan Nilem termasuk golongan ikan herbivora.
2. Ikan Nilem merupakan ikan pemakan plankton, perifiton, dan tumbuhan air,
serta derajat kepenuhan lambungnya berkisar antara 25% hingga 67%.
5.2. Saran
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memahami karakteristik
ikan terhadap isi lambungnya. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut
supaya data yang didapatkan dapat membantu pembudidaya untuk mendapatkan hasil
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Dewi, Imelda Roesma, Putra Santoso. 2011. Morphological divergences among three sympatric populations of Silver Sharkminnow (Cyprinidae: Osteochilus hasseltii C.V.) in West Sumatra. Biodiversitas, 12 (3) : 141-145.
Hanjavanit, C. and Sangpradub, N. 2012. Gut contents of Osteochilus hasselti (Valenciennes, 1842) and Thynnichthys thynnoides (Bleeker, 1852) from Kaeng Lawa, Khon Kaen Province, Northeastern Thailand. African Journal of Agricultural Research, 7 (10).
Hanan, hanifah. 2013. laporan praktikum FHA laju Pengosongan Lambung. http://www.academia.edu.diakses pada 13 November 2104.
Hardjamulia, A. And Atmawinata 1980. Hyphophisation technique of some freshwater species. Proceedings of national seminar on appropriate technology for development of freshwater fish cultur, Bogor. 11p.
Mulyadi, Usman MT, dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan Silais (Ompok hypophthalmus). Berkala Periakanan Terubuk, 38 (2) : 21-40.
Pratiwi, Rita Rostika, dan Yayat Dhahiyat. 2011. Pengaruh Tingkat Pemberian Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Deposisi Logam Berat Pada Ikan Nilem di Karamba Jaring Apung Waduk Ir. H. Djuanda. Jurnal Akuatik, 2 (2).
Royan,adn.2010.lambung ikan Nilem. http://www.academia.edu.diakses pada 13 November 2014.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi Ikan Vol. I dan II. Bina Cipta Barang : Bandung.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi 2000. Penerbit : Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan:
ikan 1 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.3 x 100% = 33%
ikan 2 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.05/0.2 x 100% = 25%
ikan 3 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 4 : -
ikan 5 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 6 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 7 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.15/0.25 x 100% = 60%
ikan 8 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 9 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.05/0.15 x 100% = 33%
ikan 10 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.2/0.4 x 100% = 50%
ikan 11 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.2/0.3 x 100% = 67%
ikan 12 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 13 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 14 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 15 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 16 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%
ikan 17 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.3 x 100% = 33%
ikan 18 : (vol.isi material)/(vol.isi total lambung) 𝑥 100% = 0.1/0.2 x 100% = 50%