laporan ketik ekoper

Upload: duta-msp

Post on 02-Jun-2018

290 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    1/70

    1 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem (sistem ekologi yang

    terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

    Oleh karena itu ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara

    segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi. Berdasarkan pengertian di

    atas, suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang bekerja secara teratur

    sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak

    hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur (Riberu,

    2002).

    Menurut Campbell, et al. (2004), ekologi adalah kajian ilmiah mengenai

    interaksi antara organisme dan lingkungannya. Sebagai suatu bidang kajian ilmiah,

    ekologi menggabungkan pendekatan hipotesis-deduktif, yang menggunakan

    pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-

    fenomena ekologis. Banyak ahli ekologi merancang model matematis yang

    memungkinkan mereka membuat stimulasi eksperimen dalam skala besar yang

    tidak mungkin dilakukan di lapangan. Dengan pendekatan ini, variabel penting dan

    hubungan hipotesisnya dijelaskan melalui persamaan matematis.

    Menurut Burnie (2005), kata ekologi atau Oecologie dalam bahasa Jerman

    ditelurkan oleh seorang naturalis bernama Ernst Haeckel pada tahun 1866. Ia

    menciptakan kata itu dengan cara menggabungkan oikos , kata Yunani yang berarti

    rumah atau rumah tangga, dengan logos , sebuah kata lain Yunani yang digunakan

    untuk mnyebutkan bidang ilmu apa saja. Secara harfiah, ekologi berarti ilmu yang

    mempelajari rumah.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih dan meningkatkan

    kemampuan mahasiswa dalam :a. Keterampilan Kognitif

    Komparansi antara teori dan kondisi di lapangan

    Pengintegrasian pemahaman berbagai teori

    Penerapan teori pada keadaan nyata di lapangan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    2/70

    2 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    b. Keterampilan Afektif

    Perencanaan kegiatan secra mandiri

    Kemampuan bekerja sama

    Pengkomunikasian hasil belajarc. Keterampilan Psikomotorik

    Penguasaan pemasangan peralatan

    Penggunaan peralatan dan instrument tertentu.

    1.3 Kegunaan Praktikum

    Kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah :

    1. Mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa empati mahasiswa terhadap

    ekosistem sungai dan ekosistem kolam.

    2. Meningkatkan kemampuan teknis dalam mengukur parametyer fisika, kimia

    dan biologi.

    3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan

    dasar untuk penulisan ataupun penelitian lebih lanjut berkaitan dengan

    ekosistem sungai dan ekosistem kolam.

    1.4 Waktu dan Tempat

    Praktikum Ekologi Perairan di lapang dilaksanakan pada tanggal 9 November

    2014 pada pukul 07.00-12.00 WIB di Sumber Awan dan untuk praktikumLaboratorium dilaksanakan pada tanggal 11 November 2014 pada pukul 10.30-

    11.00 WIB di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan, Pemulian Ikan Gedung D

    lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    3/70

    3 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Ekologi Perairan

    Kata Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haekel, ahli biologi

    Jerman tahun 1869. Arti kata Oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan

    logos bersifat telaah atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat

    tinggal makhluk. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

    hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Yang dimaksud

    disini adalah kelompok makhluk hidup (Resosoedarmo,1987).

    Menurut Rand (2003), komponen biotik atau komponen hidup terdiri atas

    banyak kombinasi dari tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang menghuni ruang

    ekologi tertentu di setiap ekosistem. Komponen abiotik atau tak hidup meliputi

    lingkungan fisik (contoh: air, sedimen substrat, dan materi partikulat tersuspensi)

    dalam batas-batas ekosistem. Setiap ekosistem perairan itu adalah produk dinamis

    dari interaksi kompleks antara komponen hidup dan tak hidup, yang keduanya

    konstan dan mengubah ciri dalam waktu dan ruangnya.

    Menurut Arfiati (2009) dalam Trimulya (2013), ekosistem air tawar di ikuti

    oleh organisme dari tingkat sederhana seperti bakteri, jamur dan lainnya sampai

    organisme tingkat tinggi. Ekologi Perairan adalah ilmu tentang lingkungan yang

    mempelajari hubungan timbal balik / interaksi antara organisme dan lingkungan.

    Dimana lingkungan tersebut akan mempengaruhi kenyamanan hidup organisme

    dengan faktor-faktor yang terdapat didalamnya meliputi faktor fisika (Suhu,

    Kecerahan, Arus), faktor kimia (DO, pH), faktor biologi (plankton, substrat, bentos).

    2.2 Ciri Ciri Ekologi Sungai

    Menurut Hafidin (2011), sungai termasuk kedalam perairan tawar dan dapat

    dibedakan dengan sistem air tawar lainnya, karena sungai merupakan perairan yang

    bergerak dan biasanya mengalir dari tempat tinggi menuju ketempat yang rendah.

    Bioma lotik (air yang mengalir ) dipengaruhi oleh jatuhnya aliran atau perubahanvertikel persatuan panjang. Selama transisi dari sungai yang alirannya cepat dan

    bergelombang ke sungai yang tenang dan alirannya lambat temperautur

    cenderung menigkat, oksigen yang tersedia menurun dan dasar sungai berubah dari

    berbatu ke berlumpur.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    4/70

    4 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Menurut Hutabarat, (2000) dalam Katili, (2011), ekosistem air mengalir

    (lotik) misalnya sungai dan air terjun. Ciri-ciri ekosistem air tawar yaitu kadar

    garam atau salinitasnya sangat rendah, variasi suhu sangat rendah, penetrasi

    cahaya matahari kurang dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca. Ekosistem airtawar salah satunya adalah sungai yang mempunyai fungsi sebagai tempat

    hidup organisme seperti hewan-hewan akuatik.

    Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran

    penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

    (catchment area) bagi daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat

    dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai

    suatu ekosistem, perairan sungai mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik

    yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang salingmempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama

    lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem

    tersebut (Setiawan 2009).

    2.3 Ciri Ciri Ekologi Kolam

    Menurut Pamungkas, et al. (2011), air menggenang atau habitat lentik

    berasal dari kata lenis yang berarti tenang, contohnya adalah danau, kolam, rawa,

    atau pasir terapung. Stratifikasi vertikal kolam air pada perairan menggenang yang

    diakibatkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi tiga

    kelompok, yaitu: lapisan eufotik yang merupakan lapisan yang masih mendapatkan

    cukup cahaya matahari, lapisan kompensasi yang merupakan lapisan dengan

    intensitas cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya permukaan, dan lapisan

    profundal yang merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kompensasi

    dengan intensitas cahaya sangat kecil bahkan tidak mendapatkan cahaya (afotik).

    Menurut Chrismadha dan Ali (2007), sistem arus deras karakter kolam lebih

    mendekati tipe ekosistem perairan mengalir (lentik) yang berbeda dengan tipe

    kolam-kolam perikanan pada umumnya. Nilai konduktivitas air kolam cenderung naik

    secara stabil, sementara uji korelasi memperlihatkan tingkat keterkaitan yang tinggi

    antara keberadaan fitoplankton dengan nilai konduktivitas perairan tersebut. Nilai

    konduktivitas dapat diartikan sebagai tingkat ketersediaan mineral dalam perairan

    kolam. Dari aspek fisiologis berbagai mineral dikenal sebagai unsur mikro, yaitu

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    5/70

    5 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    unsur nutrien yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit oleh tumbuhan, termasuk

    fitoplankton.

    Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah

    tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan airlainnya. Berdasarkan pengertian teknis. Kolam merupakan suatu perairan buatan

    yang luasnya terbatas dan sengaja dibuatmanusia agar mudah dikelola dalam hal

    pengaturan air, jenis hewan budidaya, dan target produksinya.Kolam selain sebagai

    media hidup ikan juga harus dapat berfungsi sebagai sumber makanan alami bagi

    ikan, artinya kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami

    (Susanto, 1992 dalam Puspita et. al., 2005).

    2.4 Siklus Hidrologi (Beserta Gambar)

    Menurut Achmad (2011), siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi

    berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang

    tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

    Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

    hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh

    sebagai presipitasi dalam bentuk air, es, atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi

    beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang

    kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.

    Menurut Effendi (2003), siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi

    dan presipitasi. Air yang terdapat dipermukaan bumi berubah menjadi uap air di

    lapisan atmosfer melalui proses evaporasi (penguapan) air sungai, danau, dan laut,

    serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Uap air bergerak

    ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang

    udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinyu akan menjadi jenuh. Oleh

    pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi

    sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan.

    Siklus dimulai dari penguapan air di permukaan bumi atau di permukaan

    tubuh air yang lain menjadi titik-titik uap. Titik-titik uap ini karena mengalami

    penurunan temperatur akibat perubahan ketinggian berubah menjadi awan. Dengan

    adanya berbagai proses kodensasi, awan tersebut selanjutnya jatuh di permukaan

    bumi sebagai hujan. Ada sebagian air yang tidak sempat jatuh di permukaan bumi

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    6/70

    6 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    akibat peguapan, uap air tersebut selajutnya membentuk titik-titik uap dan kembali

    bersiklus. Air yang jatuh dipermukaan bumi sebagian ada yang langsung mengalir

    sebagai limpasan permukaan (surface run off), sebagian ada yang menjadi limpasan

    bawah permukaan (subsurface run off), dan sebagian menjadi aliran air tanah(ground water run off). Limpasan permukaan tersebut selanjutnya mengalir menuju

    ke sungai dan bermuara ke laut, saat dalam perjalanan air tersebut dapat tertahan

    apabila pada suatu kondisi air tersebut mengalir di daerah yang jenuh dengan air

    dan topografi relatif cekung. Limpasan permukaan tersebut akan tertahan menjadi

    deposit air permukaan (surface water storage). Limpasan bawah permukaan

    tersebut oleh gaya grafitasi akan bergerak kebawah menuju zona jenuh (saturated

    zone) dan menjadi aliran air tanah. Arah aliran air tanah tersebut dipengaruhi oleh

    struktur geologi dan topografi daerah secara regional, aliran air tanah ini selanjutnyabermuara di laut sungai, atau pada deposit air permukaan (Jarwanto, 2008).

    (Google image,2014)

    2.5 Rantai Makanan (Beserta Gambar)

    Menurut Pratikno dan Sunarsih (2010), ekologi merupakan cabang ilmu

    dalam biologi yang mempelajari tentang hubungan makhluk hidup dengan

    habitatnya. Dalam ekologi, dikenal istilah rantai makanan. Rantai makanan

    merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa spesies

    organisme. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi dua

    spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa ( prey ) dengan pemangsa ( predator ).

    Kehadiran predator memberikan pengaruh pada jumlah prey .

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    7/70

    7 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Di alam terjadi proses makan memakan. Tumbuhan hijau dimakan ulat.Ulat

    dimakan burung prenjak dan burung prenjak dimakan ular. Proses makan memakan

    disebut rantai makanan, karena terdiri atas banyak rantai. Rantai makanan itu

    bercabang-cabang merupakan jaring-jaring, sehingga disebut jaring-jaring makanan.Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai yang lain.

    Apabila makhluk mati, tidak berarti aliran materi terhenti, melainkan makhluk yang

    mati menjadi makanan makhluk lainnya (Riberu, 2002).

    Rantai makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari

    beberapa spesies organisme.Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan

    berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan

    pemangsa (predator). Model yang mendiskripsi kan interaksi dua spesies yang

    terdiri dari prey dan predator adalah model rantai makanan dua spesies. Kehadiranpredator memberikan pengaruh pada jumlah prey. Pada interaksi tiga spesies,

    kehadiran predator keduaberpengaruh pada jumlah predator pertama dan prey

    sehingga dalam rantai makanan setiap komponennya saling memberikan pengaruh.

    Model yang mendiskripsikan interaksi tiga spesies yang terdiri dari prey, predator

    pertama, dan predator kedua adalah model rantai makanan tiga spesies (Wiji Budi

    Pratikno dan Sunarsih , 2010).

    (Google image,2014)

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    8/70

    8 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2.6 Hubungan Interaksi Antar Organisme

    Menurut Elfidasari (2007), interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup

    yang satu dengan yang lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis

    organisme yaitu intraspesies dan interspesies. Interaksi intraspesies adalah

    hubungan antara organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi

    interspesies adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal dari

    spesies yang berbeda.

    Menurut Arbi dan Vimono (2010), suatu ekosistem, khususnya ekosistem

    perairan, terjadi interaksi antara satu jenis organisme dengan jenis organisme

    lainnya (simbiosis), baik itu berupa hubungan yang bersifat mutualisme,

    komensalisme, maupun parasitisme. Di dalam hubungan parasitisme, organisme

    parasit memanfaatkan organisme lainnya (inang) sebagai tempat hidup untuk

    melangsungkan sebagian besar siklus hidupnya. Inang seringkali merupakan tempat

    tinggal sekaligus sebagai sumber makanan bagi parasit.

    Menurut (J Cole,1982) Banyak interaksi antara bakteri dan fitoplankton yang

    dapat menjadi kategori system yang cukup baik dan biasa digunakan oleh bakteri

    dan tanaman tingkat tinggi. Hidup di pikosfer bagaimanapun terdapat perbedaan

    yang keberlanjutan dengan hidup di pilosfer atau rizosfer dengan beberapa resiko.

    Difusi plankton dan perputaran air untuk menyebarkan material terlarut dan

    organisme lain, sel fitoplankton yang membutuhkan nutrisi juga dapat disebabkan

    karena perputaran local.

    2.7. Faktor Faktor Ekosistem Sungai

    2.7.1 Fisika

    Menurut Ajeng, et al . (2010), masuknya bahan pencemar baik dari limbah

    rumah tangga, pertanian, perikanan, dan / atau industri ke dalam perairan dapat

    mempengaruhi kualitas perairan. Parameter lingkungan abiotik yang umum di

    jadikan perwakilan diantaranya seperti yang diukur dalam penelitian ini, yakniparameter suhu, kejernihan, dan substrat sebagai perwakilan parameter fisik serta

    pH, DO, Nitrat, Kalsium, Phospat, dan Magnesium sebagai perwakilan parameter

    kimia.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    9/70

    9 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Menurut Basahudin (2009), faktor utama yang harus diperhatikan dari air sungai

    adalah kualitasnya. Tiga sifat air yang perlu diperhatikan, yaitu sifa fisika, kimia, dan

    sifat biologi. Parameter sifat fisika bisa dilihat dari warna, kekeruhan, dan suhu.

    Parameter sifat kimia bisa dilihat dari oksigen, karbondioksida, pH, amoniak, danalkalinitas. Sementara parameter sifat biologi bisa dilihat dari adanya binatang-

    binatang yang hidup di perairan tersebut.

    Menurut Rakhmanda (2011), sifat fisik perairan seperti kedalaman, kecepatan

    arus, warna, kecerahan dan suhu air. Suhu dapat menjadi faktor penentu atau

    pengendali kehidupan flora dan fauna akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah

    melampaui ambang batas (terlalu hangat atau dingin). Jenis, jumlah, dan

    keberadaan flora dan fauna akuatis seringkali berubah dengan adanya perubahan

    suhu air, terutama oleh adanya kenaikan suhu dalam air.

    2.7.2 Kimia

    Menurut Ajeng, et al . (2010), masuknya bahan pencemar baik dari limbah rumah

    tangga, pertanian, perikanan, dan / atau industri ke dalam perairan dapat

    mempengaruhi kualitas perairan. Parameter lingkungan abiotik yang umum di

    jadikan perwakilan diantaranya seperti yang diukur dalam penelitian ini, yakni

    parameter suhu, kejernihan, dan substrat sebagai perwakilan parameter fisik serta

    pH, DO, Nitrat, Kalsium, Phospat, dan Magnesium sebagai perwakilan parameter

    kimia.

    Menurut Basahudin (2009), faktor utama yang harus diperhatikan dari air sungai

    adalah kualitasnya. Tiga sifat air yang perlu diperhatikan, yaitu sifa fisika, kimia, dan

    sifat biologi. Parameter sifat fisika bisa dilihat dari warna, kekeruhan, dan suhu.

    Parameter sifat kimia bisa dilihat dari oksigen, karbondioksida, pH, amoniak, dan

    alkalinitas. Sementara parameter sifat biologi bisa dilihat dari adanya binatang-

    binatang yang hidup di perairan tersebut.

    Menurut (Kendouci, et al . 2013), Parameter kimia ditentukan adalah sulfat,

    klorida, nitrat, nitrit, amonium, COD, BODmenggunakan teknikstandaranalisis.

    Metode pengujiandigunakan adalah sebagai berikut:

    pH, salinitas, TDSdan konduktivitas, metode potensiometri

    MineralisasinitrogensetelahAFNORT90-110

    Spektrofotometridigunakanuntuk penentuansulfat

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    10/70

    10 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2.7.3 Biologi

    Menurut Indrowati, et al. (2012), adanya limbah berpengaruh pada kualitas

    lingkungan perairan yang diantaranya dapat ditunjukkan dengan parameter kimia,

    fisika dan biologi. Parameter biologi dalam hal ini bioindikator sering dipergunakan

    sebagai salah satu parameter kualitas perairan. Bioindikator dapat berupa

    organisme atau respon biologi yang keberadaannya menjadi penanda kondisi

    lingkungan.

    Kualitas air suatu badan perairan dapat ditentukan oleh banyak faktor seperti zat

    terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup yang ada di dalam badan perairan

    tersebut. Indikator biologi merupakan kelompok atau komunitas organisme yang

    kehadirannya atau perilakunya di alam berkorelasi dengan kondisi lingkungan. Yang

    dapat digunakan sebagai indikator biologi dalam suatu badan perairan adalah

    phytoplankton, zooplankton, bentos dan nekton (Asra, 2009).

    Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi

    komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat

    fisik perairan seperti kedalaman, kecepatan arus, warna, kecerahan dan suhu air.

    Sifat kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH,

    kandungan hara dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi jenis

    hewan dalam perairan diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber

    makanan bagi hewan bentos dan hewan predator yang akan mempengaruhi

    kelimpahan bentos (Setyobudiandi, 1997 dalam Rakhmanda, 2011).

    2.8 Faktor Faktor Ekosistem Kolam

    2.8.1 Fisika

    Menurut Sitanggang dan Sarwono (2007), ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan terhadap kualitas air ditinjau dari sudut kepentingan budidaya dan

    produktifitas kolam. Kualitas air antara lain di pengaruhi faktor fisik lingkungan

    seperti suhu, kandungan oksigen, keasaman dan kedalaman air. Selain faktor fisiklingkungan, faktor biologi memegang peranan penting di dalam mempengaruhi

    produktifitas kolam. Salah satunya adalah jasad renik di perairan yaitu berupa

    fitoplankton, zooplankton dan benthos.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    11/70

    11 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Menurut Yumame, et.al. (2013), adapun jenis ikan yang dibudidaya yaitu, ikan

    as, ikan lele, ikan Patin dan lain sebagainya dengan bentuk kolam sistem

    perkolaman.Faktor-faktor pendukung yang berhubungan dengan budidaya perairan

    perlu diperhatikan antara lain, oksigen terlarut (DO), suhu, pH, amoniak, dan lain-lain. Sumber air yang diperlukan dalam kegiatan budidaya ikan harus memenuhi

    beberapa kriteria paremeter yang mendukung kualitas air. Hal tersebut meliputi sifat

    kimia dan fisika, yang meliputi suhu, kekeruhan, kecerahan, derajat keasaman (pH),

    oksigen terlarut (DO), karbondioksida, BOD, alkalinitas total, fosfat (PO ), nitrit

    (NO ), nitrat (NO ).

    Faktor fisika air merupakan variabel kualitas air yang penting karenadapat

    mempengaruhi variabel kualitas air yang lainnya. Faktor fisika yang

    besarpengaruhnya terhadap kualitas air adalah cahaya matahari dan suhu air.Keduafaktor ini berkaitan erat, dimana suhu air terutama tergantung dari

    intensitascahaya matahari yang masuk ke dalam air. Cahaya matahari dan suhu

    airmerupakan faktor alam yang sampai saat belum bisa dikendalikan (Supono, 2008)

    2.8.2 Kimia

    Menurut Hendriana (2005), Kualitas air dalam kolam bisa diukur secara fisik dan

    kimia. Pengukuran parameter kualitas air secara kimia yaitu sebagai berikut :

    Bebas dari senyawa beracun seperti amoniak

    Mempunyai suhu optimal (22-26 0C). Suhu air akan mempengaruhi laju

    pertumbuhan, laju metabolisme ikan, nafsu makan ikan, dan kelarutan oksigen

    didalam air.

    Menurut Yumame, et.al. (2013), adapun jenis ikan yang dibudidaya yaitu, ikan

    as, ikan lele, ikan Patin dan lain sebagainya dengan bentuk kolam sistem

    perkolaman.Faktor-faktor pendukung yang berhubungan dengan budidaya perairan

    perlu diperhatikan antara lain, oksigen terlarut (DO), suhu, pH, amoniak, dan lain-

    lain. Sumber air yang diperlukan dalam kegiatan budidaya ikan harus memenuhi

    beberapa kriteria paremeter yang mendukung kualitas air. Hal tersebut meliputi sifat

    kimia dan fisika, yang meliputi suhu, kekeruhan, kecerahan, derajat keasaman (pH),

    oksigen terlarut (DO), karbondioksida, BOD, alkalinitas total, fosfat (PO ), nitrit

    (NO ), nitrat (NO ).

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    12/70

    12 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Menurut Supono (2008), air yang digunakan untuk budidaya organisme

    perairan yang lain mempunyai komposisi dan sifat-sifat kimia yang berbeda dan

    tidak konstan. Komposisi dan sifat-sifat kimia air ini dapat diketahui melalui analisis

    kimia air. Dengan demikian apabila ada parameter kimia yang keluar dari batas yangtelah ditentukan dapat segera dikendalikan. Parameter-parameter kimia yang

    digunakan untuk menganalisis air bagi kepentingan budidaya antara lain :

    Salinitas

    pH

    alkalinitas

    Disolvedoksigen ( DO )

    BOD

    2.8.3 Biologi

    Menurut Sitanggang dan Sarwono (2007), ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan terhadap kualitas air ditinjau dari sudut kepentingan budidaya dan

    produktifitas kolam. Kualitas air antara lain di pengaruhi faktor fisik lingkungan

    seperti suhu, kandungan oksigen, keasaman dan kedalaman air. Selain faktor fisik

    lingkungan, faktor biologi memegang peranan penting di dalam mempengaruhi

    produktifitas kolam. Salah satunya adalah jasad renik di perairan yaitu berupa

    fitoplankton, zooplankton dan benthos.

    Menurut Khairuman dan Amri (2010), kualitas air adalah jumlah air yang tersedia

    yang berasal dari sumbernya, seperti sungai atau saluran untuk mengaliri kolam.

    Kualitas air adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan lele.

    Variabel tersebut dapat berupa sifat kimia, fisika dan biologi air. Sifat biologi meliputi

    jenis dan jumlah binatang air (binatang renik) seperti plankton yang hidup disuatu

    perairan.

    Sebagai suatu ekosistem, perairan laut memiliki komponen-komponen

    sebagaimana ekosistem lain yaitu komponen biotik dan abiotik. Pada ekosistem

    perairan komponen biotik yang berperan adalah tumbuhan hijau sebagai produser,

    bermacam-macam kelompok hewan sebagai konsumer, dan bakteri serta fungi

    sebagai dekomposer (Collier, et al . 1973).

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    13/70

    13 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2.9 Bentos

    2.9.1 Definisi Bentos

    Menurut Pratiwi, et al . (2004) dalam Rakhmanda (2011), hewan yang hidup di

    dasar perairan adalah makrozoobentos. Makrozoobentos merupakan salah satukelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya

    sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman

    yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator

    pencemaran. Hewan bentos seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penilaian

    kualitas air.

    Menurut Zulkifli, et al. (2009), hewan makrobentos adalah hewan yang hidup di

    dasar perairan dan biasanya menempel pada dasar substrat sungai yang berupa,

    batu, pasir, dan lumpur. Struktur komunitas hewan makrobentos dapat diketahuiberdasarkan komposisi, kelimpahan, keanekaragaman, distribusi, dan aliran energi

    di dalamnya. Kelompok makrozoobenthos merupakan kelompok hewan yang relatif

    menetap di dasar perairan dan kerap digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator)

    kualitas perairan.

    Benthos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam

    atau pada sedimen dasar perairan. Berdasarkan sifat fisiknya, benthos dibedakan

    menjadi dua kelompok diantaranya fitobenthos yaitu benthos yang bersifat

    tumbuhan dan zoobenthos yaitu organisme benthos yang bersifat hewan. (Barus,

    2004 dalam simamora, 2009).

    Menurut Nybakken (1992) dalam simamora (2009), menurut habitatnya

    makrozoobenthos dapat dikelompokkan menjadi infauna dan epifauna. Infauna

    adalah makrozoobenthos yang hidupnya terpendam di dalam substrat perairan

    dengan cara menggalilubang, sebagian besar hewan tersebut hidup sesil dan tinggal

    di suatu tempat. Sedangkan epifauna adalah makrozoobenthos yang hidup di

    permukaan dasar perairan yang bergerak dengan lambat di atas permukaan dari

    sedimen yang lunak atau menempel pada substrat yang keras dan melimpah di

    daerah intertidal.

    2.9.2 Ciri Ciri Bentos

    Menurut Indrowati, et al. (2012), sementara itu bentos juga memiliki sifat

    istimewa di mana kondisi makroskopisnya memungkinkan untuk digunakan sebagai

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    14/70

    14 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    biomonitor yaitu metode pemantauan kualitas air dengan menggunakan indikator

    biologis dengan memanfaatkan partisipasi masyarakat. Selain itu bentos juga efektif

    sebagai bioindikator dikarenakan memiliki respon yang berbeda respon yang

    berbeda terhadap suatu bahan pencemar yang masuk dalam perairan sungai danbersifat immobile. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa plankton dan

    bentos terbukti efektif sebagi bioindikator perairan sungai.

    Menurut Asra (2009), penggunaan bentos terutama makrozoobentos sebagai

    indikator biologi kualitas perairan bukanlah merupakan hal yang baru. Beberapa sifat

    hidup hewan bentos ini memberikan keuntungan untuk digunakan sebagai indikator

    biologi diantaranya mempunyai habitat relatif menetap. Dengan demikian,

    perubahan-perubahan kualitas air tempat hidupnya akan berpengaruh terhadap

    komposisi dan kelimpahannya.Menurut Oktarina (2011), makrozoobenthos terdistribusi di seluruh badan sungai

    mulai dari hulu sampai kehilir, hidup menetap dengan waktu yang relatif lama.

    Komposisi dan struktur komunitas makrozoobenthos ditentukan oleh lingkungannya.

    Oleh Karena itu, makrozoobenthos ini dapat digunakan untuk menduga status suatu

    perairan. Beberapa sifat hewan benthos memberikan keuntungan untuk digunakan

    sebagai indicator biologi di antaranya hewan benthos bersifat ubiquitous atau

    terdapat dimana-mana, jumlah spesies lebih banyak dapat memberikan spectrum

    respon terhadap stress lingkungan, hidup relative menetap (sedentary) pada

    habitatnya sehingga memungkinkan menjelaskan perubahan spatial dan juga

    memiliki siklus hidup lebih panjang memungkinkan menjelaskan perubahan

    temporal.

    2.9.3 Peranan Bentos di Perairan

    Menurut Rakhmanda (2011), makrozoobentos merupakan salah satu kelompok

    terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan perannya sebagai

    organisme kunci dalam jaring makanan. Tingkat keanekaragaman yang terdapat di

    lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Makrobentos

    memiliki peranan ekologis dan struktur spesifik dihubungkan dengan makrofita air

    yang merupakan materi autochthon. Karakteristik dari masing-masing bagian

    makrofita akuatik ini bervariasi, sehingga membentuk substratum dinamis yang

    komplek yang membantu pembentukan interaksi-interaksi makroinvertebrata

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    15/70

    15 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    terhadap kepadatan dan keragamannya sebagai sumber energi rantai makanan

    pada perairan akuatik.

    Menurut Alis dan Fajar (2007) dalam Zulkifli, et al. (2009), kelompok

    makrozoobenthos merupakan kelompok hewan yang relatif menetap di dasarperairan dan kerap digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator) kualitas perairan.

    Pada saat ini penggunaan bioindikator menjadi sangat penting untuk

    memperlihatkan hubungan antara lingkungan biotik dengan non-biotik. Bioindikator

    atau indicator ekologis merupakan taksa atau kelompok organisme yang sensitif dan

    dapat dijadikan petunjuk bahwa mereka dipengaruhi oleh tekanan lingkungan akibat

    dari kegiatan manusia dan destruksi sistem biotic.

    Menurut Tobing (2009) kondisi perairan dapat dinilai dengan berbagai

    metode serta sudut pandang. Pendugaan kondisi perairan dapat didasarkan padasifat fisika dan kimia air, namun dapat juga berdasarkan data biotik penghuni

    perairan tersebut. Berbagai jenis organisme dapat dijadikan sebagai indikator

    kondisi lingkungan perairan seperti plankton, bentos, nekton maupun organisme

    akuatik yang lainnya. Namun, secara umum bentos memiliki kelebihan karena sifat

    hidupnya yang menetap didasar perairan, sehingga ideal untuk mengetahui kondisi

    perairan.

    2.9.4 Jenis Bentos di Perairan

    Menurut Pratiwi, et al . (2004) dalam Rakhmanda (2011), hewan bentos

    seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan

    limpet air tawar, kijing, kerang, cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput tidak

    beroperkulum yang hidup di perairan tersebut maka dapat digolongkan kedalam

    perairan yang berkualitas sedang. Sebagaimana kehidupan biota lainnya,

    penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia

    dan biologi perairan.

    Di perairan waduk, ditemukan sebelas jenis bentos yang berasal dari lima

    phylum. Jenis yang ditemukan adalah Tubifex sp, Pheritima sp (cacing tanah) dari

    phylum Annelida ; Schistosoma haematobium (cacing darah) dan

    Acanthomacrostamum sp dari Phylum Platyhelmintes; Helix pomatia (sumpil),

    Bellamy javanica (tutut), dan Pila scutata (keong sawah/Gondang Undak) dari

    phylum Molusca; Cambarus virilis (udang), Parathelpusa maculata (yuyu), dan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    16/70

    16 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Spesies x dari Phylum Arthropoda; dan Stentor sp dari Phylum Protozoa (Purnami,

    et al ., 2010).

    Menurut Sagala (2012) bahwa secara mikroskopis dapat diidentifikasi sebanyak

    11 spesies benthos yang terdiri dari 3 spesies gastropoda, 3 spesies odonata, 2spesies bivalvia, dan masing-masing 1 spesies dari dipthera, coleopthera dan

    decapoda. Semua jenis benthos yang teridentifikasi termasuk kedalam 7 kategori

    taksonomi atau taksa. Kelimpahan benthos pada substrat lumpur sungai adalah 12

    individu/liter (kiri sungai), 4 individu/liter (tengah sungai) dan 19 individu/liter (kanan

    sungai).

    2.10 Perifiton

    2.10.1 Definisi Perifiton

    Menurut Mills, et al. (2002) dalam Octania, et al . (2011), sebagai suatu

    ekosistem, perairan sungai mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang

    saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi.

    Jika sungai tercemar akibat aktifitas manusia maka organisme yang ada didalamnya

    terganggu. Salah satu ekosistem sungai yaitu perifiton. Alga perifiton adalah alga

    yang hidup melekat pada substrat baik berupa benda hidup maupun benda mati

    yang terdapat dibawah permukaan air.

    Salah satu organisme yang erat kaitannya dengan tumbuhan lamun ialah

    perifiton. Perifiton merupakan jasad jasad yang dapat hidup melekat pada

    permukaan daun lamun. Organisme perifiton mempunyai peranan penting dalam

    penyedia produktivitas perairan, karena dapat melakukan proses fotosintesis yang

    dapat membentuk zat organik dari zat anorganik. Organisme ini juga memanfaatkan

    nutrien yang ada di ekosistem lamun (Novianti, et al ., 2013).

    Istilah perifiton meskipun digunakan secara bervariasi, namun lebih ditujukan

    kepada flora yang tumbuh diatas substrat di perairan.Perifiton adalah mikroalgae

    menempel yang umumnya merupakan sumber energi utama di perairan, sangat

    melimpah dan memiliki peranan yang lebih besar dalam menentukan produktivitas

    primer dibanding fitoplankton. Istilah perifiton digunakan untuk algae yang tumbuh

    dipermukaan substrat buatan (bewuch) atau substrat alami (aufwuch). Istilah

    perifiton yang lain untuk algae mikroskopis yang hidup menempel pada daun lamun

    (Hill dan Webster,1982 dalam Hertanto,2008).

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    17/70

    17 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2.10.2 Ciri Ciri Perifiton

    Menurut Novianti, et al . (2013), beberapa perifiton diantaranya ada yang

    berbentuk koloni, yang memiliki kemampuan melekat pada permukaan substrat lebih

    baik daripada mikroalga lainnya. Diatom perifiton merupakan indikator biologi yang

    baik untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu badan air.

    Perubahan kandungan senyawa kimia yang masuk ke dalam suatu perairan

    merupakan faktor penting dalam mempelajari perkembangan komunitas diatom

    perifiton.

    Perifiton merupakan sebagai aufwuchs yaitu sekelompok organisme

    (umumnya mikroskopis) yang hidup menempel pada benda atau pada permukaan

    tumbuhan air yang terendam; tidak menembus subtrat; diam atau bergerak

    dipermukaan subtrat tersebut. Sementara menyatakan bahwa istilah aufwuchs

    dipergunakan secara umum untuk seluruh organisme yang berasosiasi dengan

    permukaan padat tetapi tidak sampai menembus subtrat tersebut. Perkembangan

    perifiton dipandang sebagai proses akumulasi, yaitu proses peningkatan biomassa

    dengan bertambahnya waktu (Wetzel, 1982 dalam Arman dan Supriyanti, 2007).

    Menurut Osborn (1983) dalam Hertanto (2008), proses kolonialisasi

    merupakan pembentukan koloni perifiton pada subsrat yang sangat menentukan

    proses kolonialisasi dan komposisi perifiton, hal ini berkaitan erat dengan

    kemampuan dan alat penempelannya. Kemampuan perifiton menempel pada

    substrat menentukan eksistensinya terhadap pencucian oleh arus atau gelombang

    yang dapat memusnahkannya. Untuk menempel pada substrat, perifiton mempunyai

    berbagai alat penempel, Yaitu:

    Rhizoid, seperti pada oedogonium dan Ulothrix

    Tangkai bergelatin panjang atau pendek, seperti pada Cymbella,

    Ghomphonema, dan Achanthes

    Bantalan gelatin berbentuk setengah bulatan (Sphaerical) yang

    diperkuat dengan kapur atau tidak seperti pada Rivularia, Chaetophora,

    dan Ophyrydium

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    18/70

    18 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2.10.3 Peranan Perifiton di Perairan

    Menurut Hartoto, et al . (1995) dalam Masitho, et al . (1995), secara limnologis,

    untuk menggambarkan sifat dan potensi produktivitas primer organisme mikroskopis

    di perairan mengalir lebih tepat bila melalui pengamatan terhadap komunitasperifiton dan bukan komunitas planktonnya. Hal tersebut disebabkan perifiton yang

    ditemukan disuatu tempat atau stasiun lebih dapat mewakili keadaan perairan

    mengalir tersebut karena relatif tidak berpindah-pindah, dibandingkan dengan

    plankton. Suatu sampel plankton yang diambil di suatu stasiun dalam perairan

    mengalir mungkin saja dari tempat yang jauh di hulu sungai, tetapi hanyut oleh arus

    dan tertangkap di badan air yang diplot sebagai stasiun.

    Perifiton adalah bagian dari trofic level yang memiliki peranan baik secara

    langsung ataupun tidak langsung. Biomassa yang terbentuk merupakan sumbermakanan alami bagi biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil udang,

    moluska dan ikan. Sehingga sangat menarik apabila dilakukan kajian mengenai

    organisme perifiton ini yang memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan laut

    dangkal. Berbagai upaya harus dilakukan demi menjaga kelestarian perifiton yaitu

    dengan membudidayakan substratnya yang salah satunya adalah lamun, karena

    perkembangan perifiton juga tergantung pada kemantapan substratnya (Zulkifli,

    2000 dalam Novianti, et al ., 2013).

    Perifiton adalah mikroflora dan mikrofauna yang tumbuh diatas substrat di

    bawah permukaan perairan.Organisme yang berukuran kecil ini hidup pada perairan

    dengan cara menempel pada berbagai macam subsrat. Perifitonmerupakan salah

    satu bagian dari komponen autotrof dalam suatu perairankarena mampu membentuk

    bahan-bahan organik dari bahan-bahan anorganik melalui proses fotosintesis

    dengan bantuan sinar matahari (wahyuni, et al 2012)

    2.10.4 Jenis Perifiton di Perairan

    Menurut Arman dan Supriyanti (2007), perifiton merupakan organisme perintis

    juga dapat digunakan untuk menilai karakteristik suatu perairan, karena hidupnya

    yang menempel pada subtract yang keras dan sessil. Komunitas perifiton umumnya

    terdiri dari alga mikroskopis yang menempel, baik satu sel maupun alga benang

    terutama dari jenis diatom, jenis alga Conjugales, Cyanophyceae, Euglena-phyceae,

    Xanthophyceae, dan Chryssophyceae. Zonasi yang berperan untuk pembentukan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    19/70

    19 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    struktur komunitas perifiton yaitu zona eutoral, zona sublitoral, zona sublitoral bawah

    dan zona air gelap.

    Menurut Yuhana, et al. (2011), empat divisi mikroalga yang ditemukan dalam

    perifi ton yang melekat pada permukaan bambu di kolam tilapia adalah:Cyanobacteria (Cyanophyta), Euglenophyta, Chlorophyta, Chrysophyta. Dominansi

    jenis mikroalga yang ditemukan di kedua kolam adalah genus dari divisi Chlorophyta

    dan Chrysophyta. Keanekaragaman taksonomik dan kelimpahan pada perifiton

    dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti habitat, tipe substrat, intensitas cahaya,

    intensitas grazing , perubahan musim, suhu, ketersediaan nutrien, derajat keasaman,

    dan gangguan fisik.

    Menurut Weitzel dan Welch (1952) dalam Wijaya (2009), perifiton terdiri dari

    mikroflora yang tumbuh pada semua substrat tenggelam. Pada umumnya perifitondi perairan mengalir tediri dari diatom (Bacillariophyceae), alga biru berfilamen

    (Myxophyceae), alga hijau berfilamen (Chlorophyceae), bakteri atau jamur

    berfilamen, protozoa dan rotifer (tidak banyak pada perairan tidak tercemar), serta

    beberapa jenis serangga.

    2.11 Plankton

    2.11.1 Definisi Plankton

    Menurut Nontji (2008), plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang

    hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan

    renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.

    Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor Hense n tahun 1887, yang berasal dari

    bahasa Yunani planktos , yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton

    berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kemampuan aktif

    berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya ikan, cumi-cumi,

    paus.

    Menurut Hutabarat (2000) dalam Utomo (2013), plankton merupakan

    organisme mikroskopis yang hidup melayang-layang di perairan. Fitoplankton dan

    zooplankton merupakan plankton yang saling berkaitan, fitoplankton bersifat autotrof

    sedangkan zooplankton bersifat heterotrofik yang artinya tidak dapat memproduksi

    sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    20/70

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    21/70

    21 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    millimeter dan dapat dikumpulkan dengan banyak macam jaring

    plankton.Makroplankton berukuran besar, baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun

    hewan.

    2.11.3 Peranan Plankton Perairan

    Menurut Paerl dan Justic (2011) dalam Hasrun, et al. (2013), fitoplankton

    secara langsung dapat mempengaruhi kualitas air, siklus biogeokimia dari unsur

    penting dan menjadi makanan bagi organisme konsumen. Kelimpahan dan

    penyebaran fitoplankton mempunyai peran penting dalam rantai makanan di

    perairan dan juga dapat mempengaruhi siklus biogeokimia serta mempunyai peran

    penting dalam menentukan kondisi suatu perairan. Fitoplankton mempunyai klorofil

    dan mampu melakukan fotosintesis sehingga fitoplankton merupakan organisme

    produsen dan menjadi dasar dari rantai makanan di perairan.

    Menurut Kingsford (2000), dalam Thoha dan Amri (2011), plankton terbagi atas

    dua kelompok yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani)

    merupakan komponen utama dalam rantai makanan ekosistem perairan.

    Fitoplankton berperan sebagai produsen primer dan zooplankton sebagai konsumen

    pertama yang menghubungkan dengan biota pada tingkat trofik yang lebih tinggi.

    Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu

    melaksanakan reaksi fotosintesis dimana air dan karbondioksida dengan adanya

    sinar surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti

    karbohidrat.

    Disamping itu plankton juga memiliki peranan terhadap oksigen terlarut seperti

    menurunnya kadar oksigen terlarut pada malam hari karena oksigen terlarut

    digunakanuntuk respirasi dan bertambahnya oksigen terlarut karena terjadinya

    proses fotosintesis pada siang hari. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam jumlah

    yang sedang akan menurunkan kegiatan fisiologis mahluk hidup dalam air

    diantaranya terjadinya penurunan pada nafsu makan, pertumbuhan dan kecepatan

    berenang ikan (Simanjuntak, 2009).

    2.11.4 Jenis Plankton di Perairan

    Menurut Rahayu, et al. (2013), zooplankton yang mendiami ekosistem perairan

    sebagian besar didominansi oleh filum Arthropoda yaitu sebanyak 70-90%.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    22/70

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    23/70

    23 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3. METODOLOGI

    3.1 Fungsi alat

    3.1.1 Parameter fisika

    3.1.1.1 Suhu

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalam parameter

    suhu adalah:

    - Termometer Hg : untuk mengukur suhu perairan

    - Tali raffia : untuk mengikat ujung thermometer

    - Stopwatch : untuk menghitung waktu pengamatan

    3.1.1.2 Kecepatan Arus

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalam

    parameter kecepatan arus adalah:

    - Stopwatch : untuk menghitung waktu saat pengukuran

    - 2 botol air mineral 600m : sebagai pelampung dan pemberat dalam mengukur

    kecepatan arus

    - Tali raffia (5m) : untuk mengikat botol mineral

    3.1.1.3 Kecerahan

    Alat-alat yang di gunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalamparameter kecerahan adalah :

    - secchi disk : untuk mengukur kecerahan suatu perairan

    - penggaris : untuk mengukur panjang

    - tali : untuk mengikat secchi disk

    3.1.2 Parameter Kimia

    3.1.2.1 pH

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter pH adalah:

    - pH box : untuk mencocokkan perubahan warna pada pH paper

    - stopwatch :untuk menghitung waktu

    - Ph paper : untuk mungukur ph perairan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    24/70

    24 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.1.2.2 DO

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalam

    parameter DO adalah:- Botol DO 250 ml : sebagai wadah sampel saat pengukuran DO

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Buret : untuk mentitrasi larutan

    - Statif : untuk menyangga buret saat titrasi

    - Washing bottle : Sebagai tempat aquadest

    - Corong : Untuk membantu memasukkan larutan titran ke

    dalam buret

    - Nampan : sebagai wadah alat dan bahan

    3.1.2.3 CO2

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalam

    parameter CO2 adalah:

    - Gelas ukur : untuk mengukur banyaknya air sampel yang akan digunakan

    secara tepat

    - Erlenmeyer 50ml : sebagai wadahlarutan sampel saat pengukuran

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Buret : untuk mentitrasi larutan

    - Statif : untuk menyangga buret saat titrasi

    - Botol air mineral : sebagai wadah sampel

    - Corong : untuk membantu memasukkan larutan titran kedalam buret

    - Washing bottle : sebagai wadah aquadest

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    3.1.2.4 TOM

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalamparameter TOM adalah :

    - Erlenmeyer : sebagai tempat air sampel

    - Buret : untuk mentitrasi larutan

    - Statif : untuk menyangga buret saat titrasi

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    25/70

    25 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    - Waterbath : untuk menginkubasi media cair

    - Pipet volume :untuk mengambil larutan dengan volume tertentu

    - Thermometer Hg : untuk mengukur suhu air sampel

    - Gelas ukur : untuk mengukur volume air sampel yang digunakan- Bola hisap : untuk membantu dalam mengambil larutan menggunakan

    pipet volume

    - Washing bottle : sebagai tempat aquades

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    3.1.2.5 Amonia

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan dalam

    parameter amonia adalah:

    - Erlenmeyer : sebagai tempat air sampel

    - Cuvet : sebagai tempat pengukuran

    - Raktabung cuvet : untuk meletakkan cuvet

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Gelas ukur : untuk mengukur sampel

    - Spektrofotometer : untuk menghitung kadar amonia dengan panjang gelombang

    1,95 m

    3.1.2.6 Nitrat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter nitrat adalah:

    - Cawan porselin : sebagai tempat untuk membuat kerak nitrat

    - Cuvet : sebagai wadah larutan sampel

    - Raktabung cuvet : untuk meletakkan cuvet

    - Spektrofotometer : untuk menegtahui kadar nitrat nitrogen dengan

    panjang gelombang 410 m

    - Gelas ukur : sebagai wadah air sampel- Spatula : untuk membantu menghomogenkan larutan

    - Hot plate : untuk menguapkan air sampel

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Washing bottle : sebagai tempat aquadest

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    26/70

    26 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    3.1.2.7 Orthofosfat

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter Orthofosfat adalah:- Erlenmeyer : sebagai tempat air sampel saat pengukuran

    - Cuvet : sebagai tempat larutan yang akan diuji

    - Rak tabung cuvet : untuk meletakkan cuvet

    - Spektofotometer : untuk mengukur kadar fosfat dengan panjang gelombang

    690 m

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Spatula : untuk membantu menghomogenkan larutan

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    3.1.3 Parameter Biologi

    3.1.3.1 Plankton

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter plankton adalah :

    1. Pengambilan sampel plankton

    - Botol film : sebagai wadah sampel

    - Ember 5 liter : untuk mengambil air untuk sampel plankton

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan lugol dalam skala kecil

    - Cool box : untuk menyimpan sampel plankton

    - Planktonet : untuk menyaring plankton yang tertampung dalam air

    2. Pengamatan sampel plankton di Laboratorium

    - Mikroskop binokuler : untuk mengamati sampel plankton

    - Botol film : sebagai wadah sampel plankton yang akan diamati

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan sampel dalam skala kecil

    - Objek glass : untuk tempat sampel plankton saat diamati dibawah

    Mikroskop

    - Cover glass : untuk menututp objek glass

    - Washing bottle : sebagai wadah aquadest

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    - Buku Presscott : untuk mengidentifikasi jenis plankton

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    27/70

    27 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.1.3.2. Perifiton

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter Perifiton adalah:1. Pengambilan sampel perifiton

    - Botol film : sebagi tempat perifiton yang akan diamati

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan lugol dalam skala kecil

    - Pinset : untuk membantu mengambil batu

    - Cool box : sebagai wadah menyimpan sampel

    2. Pengamatan perifiton di Laboratorium

    - Mikroskop binokuler : untuk mengamati sampel perifiton

    - Botol film : sebagai wadah sampel yang akan diamati- Pipet tetes : untuk mengambil air sampel dalam skala kecil

    - Objek glass : untuk tempat sampel plankton saat diamati dibawah

    mikroskop

    - Cover glass : untuk menututp objek glass

    - Nampan : sebagai tempat alat dan bahan

    3.1.3.3 Bentos

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter bentos adalah:

    1. Pengambilan sampel bentos

    - Jarring bentos : untuk menjaring bentos dalam perairan

    - Tiang jala : untuk mengambil sampel bentos dalam perairan

    - Botol film : sebagai tempat menyimpan benthos

    - Nampan : untuk tempat mengoyak bentos

    - Cool box : untuk menyimpan sampel

    - Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil

    - Sepatu boot : untuk membantu dalam proses pengambilan bentos

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    28/70

    28 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    2. Pengamatan bentos di Laboratorium

    - Nampan : sebagai wadah sampel

    - Pinset : untuk membantu dalam mengamati bentos- Kaca pembesar : untuk mengamati sampel bentos

    - Botol film : sebagai wadah sampel

    3.2 Fungsi bahan

    3.2.1 Parameter fisika

    3.2.1.1 Suhu

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter suhu adalah:- Air sungai : sebagai sampel yang diukur suhunya

    3.2.1.2 Kecepatan arus

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter kecepatan arus adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur kecepatan arusnya

    3.2.1.3 KecerahanBahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter kecerahan adalah:

    - Air sampel : sebagai bahan sampel yang akan di amati

    - Karet : untuk menandai D1 dan D2

    3.2.2 Parameter Kimia

    3.2.2.1 pH

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter pH adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur pHnya

    - pH paper : untuk mengukur pH perairan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    29/70

    29 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.2.2.2 DO

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter DO adalah:- Air sungai : sebagai sampel yang diukur DOnya

    - MnSO 4 : untuk mengikat oksigen perairan

    - NaOH+KI : untuk melepaskan I2 dan membentuk endapan coklat

    - H 2SO 4 : untuk pengkondisian asam

    - Amilum :untuk membentuk warna ungu kehitam-hitaman dan sebagai

    indicator basa

    - Na 2S 2O 3 : sebagai larutan titran

    - Kertas label : untuk menandai botol DO agar tidak tertukar- Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.2.3 CO2

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter CO2 adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur CO2nya

    - Na 2CO 3 : untuk mengikat CO2 bebas di perairan dan sebagai larutan titrasi

    - Indicator PP : sebagai indicator suasana basa dan indikator warna pink- Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.2.4 TOM

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter TOM adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur TOMnya

    - KMnSO 4 : sebagai oksidator dan pengikat bahan organic

    - H 2SO 4 : sebagai katalisator dan mempercepat reaksi

    - Na-oxalat : sebagai reduktor

    - Aquades : untuk mengukur ketetapan Y dalam perhitungan

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    30/70

    30 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.2.2.5 Amonia

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter ammonia adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur amonianya

    - Pereaksi nessler : untuk mengikat ammonia dan indicator warna ungu

    - Kertas saring : untuk menyaring kotoran yang ada pada sampel air

    - Larutan baku : sebagai larutan pembanding

    - Kertas label : untuk menandai larutan agar tidak tertukar

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.2.6 Nitrat

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalamparameter nitrat adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur nitratnya

    - Aquades : untuk mengencerkan larutan fenol disulfonik

    - Kertas saring : untuk menyaring air sungai sebelum diamati

    - Asam fenol disulfonik : untuk melaruntukan kerak nitrat

    - Larutan baku : sebagai larutan pembanding

    - NH 4OH : sebagai indikator warna kuning dan melarutkan lemak

    - Kertas label : untuk menandai larutan agar tidak tertukar- Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.2.7 Orthofosfat

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter orthofosfatnya adalah:

    - Air sungai : sebagai sampel yang diukur orthofosfatnya

    - Ammonium molybdat : untuk mengikat fosfat dan membentuk amonium

    fosfomolybdate- SnCl 2 : sebagai indicator warna biru

    - Larutan blanko : sebagai larutan pembanding

    - Kertas label : untuk menandai larutan agar tidak tertukar

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    31/70

    31 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.2.3 Parameter Biologi

    3.2.3.1 Plankton

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalamparameter plankton nya adalah:

    1. Pengambilan sampel plankton

    - Lugol : sebagai bahan preservasi

    - Air kolam : sebagai air sampel yang akan diamati planktonnya

    - Kertas label : untuk menandai botol film agar tidak tertukar

    2. Pengamatan plankton di laboratorium

    - Sampel plankton : sebagai sampel yang akan diamati jenis planktonnya

    - Aquadest : untuk mengkalibrasi alat yang digunakan- Tissu untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.3.2 Perifiton

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalam

    parameter perifitonnya nya adalah:

    1. Pengambilan sampel perifiton

    - Sampel perifiton : sebagai sampel yang diukur perifitonnya

    - Lugol : untuk mengawetkan sampel perifiton

    - Kertas label :untuk member tanda pada botol film

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    2. Pengamatan perifiton di laboratorium

    - Sampel perifiton : sebagai sampel yang diamati jenis perifitonnya

    - Aquadest : untuk mengkalibrasi alat yang digunakan

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.2.3.3 Benthos

    Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ekologi perairan dalamparameter benthos nya adalah:

    1. Pengambilan sampel bentos

    - Sampel bentos : sebagai sampel yang diamati benthosnya

    - Lugol : sebagai pengawet/untuk mengawetkan benthos

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    32/70

    32 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    - Kertas label : untuk memberi tanda pada botol film

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    2. Pengamatan bentos di laboratorium

    - Sampel bentos : sebagai sampel yang diamatijenis benthosnya- Aquadest : untuk mengkalibrasi alat yang digunakan

    - Tissu : untuk membersihkan alat yang telah digunakan

    3.3 Skema Kerja

    3.3.1 parameter fisika

    3.3.1.1 Suhu

    dimasukkan / dicelupkan ke dalam air selama 1 menit dengan posisi

    membelakangi matahari

    diusahakan jangan menyentuh tangan secara langsung

    ditunggu hingga 1-2 menit

    dilakukan pembacaan di dalam perairan

    dicatat dalam skala 0C

    Thermomete

    Hasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    33/70

    33 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3.1.2 Kecerahan

    dimasukkan ke dalam perairan sungaidilihat sampai secchi disk tidak tampak pertama kali

    ditandai dengan karet gelang sebagai

    ditenggelamkan secchi disk hingga benar-benar tidak tampak

    diangkat pelan-pelan secchi disk hingga pertama kali terlihat

    ditandai dengan karet gelang sebagai

    dihitung kecerahan dengan rumus

    3.3.1.3 Kecepatan Arus

    Diisi air secukupnya botol 1 sebagai pemberat dan botol 2 sebagai

    pelampung

    Dirangkai kedua botol dan diikat menggunakan tali rafiah sepanjang 5m

    Dihanyutkan kesungai dalam jarak (s) tertentu dan dihitung waktu

    (t)dengan menggunakan stopwatch sampai tali rapiah merenggang

    sempurna

    Dihitung menggunakan rumus

    Hasi

    Secchi Disk

    D1+D22

    Botol air mineral ( 600 ml

    Hasil

    V= St

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    34/70

    34 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3.2 Parameter Fisika

    3.3.2.1 pH

    dimasukkan ke dalam perairan

    ditunggu hinga 1-2 menit

    diangkat dari air dan dikibas-kibaskan hingga setengah kering

    dicocokkan warnanya dengan warna yang tertera pada kotak pH (Ph

    standart)

    dicatat kadar pHnya

    3.3.2.2 DO ( Disolve Oksigen )

    Dicatat volume botol

    Dimasukkan ke dalam perairan, dimiringkan sebesar 45 secara perlahan

    Ditunggu sampai penuh hingga tidak ada gelembung

    Ditutup botol do di perairan, jika terjadi gelembung pada botol do ulangi

    sekali lagi pengambilan sampelnya

    Dibuka botol DO

    Ditambah 2 ml MnSO 4

    Ditambah 2 ml NaOH+KI

    Dihomogenkan sampai membentuk endapan coklat

    Diendapkan sekitar 30 menit

    Dibuang air yang bening diatas endapan

    Tambahkan 2 ml larutan H 2SO 4

    Tambahkan 3-4 tetes amylum

    Dititrasi dengan Na 2S 2O 3 sampai jernih pertama kali

    Dicatat volume larutan Na 2S 2O 3 yang dipakai dalam titrasi

    pH

    Hasil

    BOTOL

    Botol DO yang Terbentuk Endapan Coklat

    Botol DO yang Sudah Terisi Air Sampel Botol

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    35/70

    35 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Dihitung dengan rumus

    3.3.2.3 CO 2( Karbondioksida) Air Kolam

    Diambil dari perairan dengan botol 600 ml

    Diukur 25 ml dengan gelas ukur

    Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

    Ditambahkan 2-3 tetes pp Jika berwarna pink maka tidak perlu dititrasi

    langsung diamati

    Tapi jika tidak berwarna pink maka dititrasi dahulu dengan Na 2CO 3 hingga

    berwarna pink pertama kaliDihitung volume Na 2CO 3 yang dikeluarkan

    Dihitung dengan rumus

    3.3.2.4 TOM ( Total Organic Metter)

    Air Kolam

    Diambil air sampel 25 ml dengan gelas ukur

    Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

    Ditambahkan 5 ml H 2SO 4 dengan pipet volume dan dihomogenkan

    Dipanaskan diatas hotplate hingga suhu70 o-80 o C

    Diangkat dan didiamkan hingga suhu turun 60 o-70 o C

    Ditambahkan Na-oxalate 0,01 N sampai tidak berwarna

    Dititrasi dengan KMNO 4 0,01 N sampai berwarna pink pertama kali sebagai x

    ml

    Diambil 2 ml aquadest dan larutan prosedur (1-7) dan dicatat titran yang

    digunakan sebagai y ml dan Dihitung V.titran yang terpakai

    Dihitung dengan rumus ( )

    Hasil

    Hasil

    hasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    36/70

    36 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3.2.5 Amonia

    Diukur 25ml air sampel dan dituangkan dalam erlenmeyerDitambahkan 1ml larutan nessler dan dihimogenkan

    Didiamkan selama 10 menit lalu dimasukkan kedalam cuvet

    Dihitung kadar amonia dengan spektrofotometer panjang

    gelombangnya 425 m

    3.3.2.6 Nitrat

    Air Kolam

    Diambil air sampel sebanyak 12,5 ml dengan gelas ukur 12,5 ml

    Disaring air sampel dengan kertas saring

    Dituangkan pada cawan porselen

    Dipanaskan diatas hotplate

    Diuapkan sampai terbentuk kerak nitrat

    Diangkat dan didinginkan

    Kerak Nitrat

    Ditambahkan 0,5 ml asam fenol disulfonik dengan pipet volume

    Diaduk dengan spatula sampai kerak terlarut

    Diencerkan dengan 2,5 ml aquades

    Dimasukkan ke beaker glass

    Ditambahkan NH 4OH sampai terbentuk warna kuning yang konstan

    Dipindahkan ke gelas ukur

    Diencerkan dengan akuades sampai 12,5 ml

    Dimasukkan ke dalam cuvet

    Dihitung nitrat nitrogen dengan spektrofotometer, = 410 m dan diperoleh

    nilai y

    Dihitung dengan rumus Y=ax + b

    Hasil

    Air kolam

    Hasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    37/70

    37 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3.2.7 Orthofosfat

    Air Kolam

    Diambil air sampel 12,5 ml dengan gelas ukurDituangkan ke dalam Erlenmeyer

    Ditambahkan 1 ml ammonium molybdat dan dihomogenkan

    Diberi 2 tetes SnCl 2 dan dihomogenkan hingga berubah warna menjadi biru

    Dimasukkan ke dalam cuvet

    Diukur orthofosfat dengan spektrofotometer, = 690 m

    Dihitung dengan rumus Y=ax + b

    Hasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    38/70

    38 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3.3 parameter Biologi

    3.3.3.1 Benthos

    Pengambilan Sampel Benthos

    JalaDipegang tiangnya dengan melawan arus

    Diaduk dasar perairan dengan dua kaki secara bersamaan

    Bila dalam jala ada batu dan ranting maka di cuci ketika masih berada di

    dalam jala

    Organisme dicuci dan dikumpulkan pada salah satu sudut jala sambil terus

    disiram

    Jala dibalik untuk mempermudah pengambilan sampel

    Dimasukkan kedalam botol film dan diawetkan dengan alcohol 90%Hasil

    Pengamatan benthos di laboratorium

    Sampel Benthos

    Diambil sampel benthos

    Diamati secara langsung dengan lup atau kaca pembesar

    Dicocokkan dengan buku identifikasi benthos

    Hasil

    3.3.3.2 Perifiton

    Pengambilan Sampel Perifiton

    Substrat

    Diambi dari dalam lingkungan dan dikerik bagian permukaannya seluas 2x2

    cm 2

    Dimasukkan hasil kerikan pada botol film dan diberi air

    Diawetkan dengan lugol sebanyak 3 tetesHasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    39/70

    39 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Pengamatan Perifiton di Laboratorium

    Sampel Benthos Awetan

    Diambil dengan pipet tetes sebanyak 1 tetes

    Diteteskan pada objek glass kemudian ditutp dengan cover glassDiamati pada 5 bidang pandang

    Digambar dan dihitung jumlah perifiton yang ada pada bidang

    pengamatan

    Dicocokkan dengan buku identifikasi Prescott kemudian di catat

    3.3.3.3 Plankton

    Pengambilan Sampel Plankton Air Kolam

    Kalibrasi terlebih dahulu plankton net dengan air yang akan diamati

    Botol film dipasang pada ujung plankton net dan diikat

    Ambil sampel air dengan ember 5 L sebanyak 25 L

    Saring menggunakan plankton net

    Sampel disaring dengan cara menggoyangkan plankton net

    Tutup botol film dari dalam plankton net

    Diberi bahan pengawet 3-4 tetesDiberi label

    Masukkan ke dalam cool box yang berisi es batu

    Disimpan dalam refrige dengan suhu 4 o C

    Hasil

    Pengamatan Plankton di Laboratorium

    Plankton sampel

    Dikocok dan diambil 1 tetes menggunakan pipet tetes

    Diteteskan pada objek glass kemudian ditutup dengan cover glassDiamati pada 5 bidang pandang

    Digambar dan dihitung jumlah plankton yang di amati

    Dicocokkan dengan buku Prescott dan dicata

    Hasil

    Hasil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    40/70

    40 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.3 Analisa Prosedur

    3.4.1 Parameter Fisika

    3.4.1.1 Suhu

    Pada pengukuran suhu hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alatdan bahan. Pada pengukuran suhu disiapkan thermometer Hg sebagai alat ukur

    suhu dalam perairan. Selanjutnya dimasukkan kedalam perairan yang akan diukur

    suhunya dengan cara membelakangi matahari agar suhu matahari tidak

    mempengaruhi hasil begitu pula jangan sampai thermometer tersebut tersentuh

    tangan agar tidak terpengaruhi hasilnya. Kemudian ditunggu sampai air raksa stabil

    pada suatu skala selama 2-5 menit. Pembacaan suhu tetap dalam perairan dan

    dicatat hasilnya.

    3.4.1.2 Kecerahan

    Pada pengukuran kecerahan yaitu disiapkan alat dan bahan yang

    dibutuhkan sebagai langkah awal. Kemudian dimasukkan secchi disk berwarna

    hitam untuk mengikat panas dan warna putih untuk membiaskan cahaya ke dalam

    perairan. Dan diamati untuk pertama kali secchi disk tidak terlihat, lalu ditandai

    dengan karet gelang dan diukur serta dicatat sebagai D1. Selanjutnya secchi disk

    dimasukkan lagi dalam perairan dan tali ditarik perlahan. Kemudian diamati untuk

    pertama kali tampak dan dicatat sebagai D2. Kemudian dihitung nilai kecerahan

    dengan rumus :

    Keterangan: D1= batas tidak tampak pertama kali

    D2= batas tampak pertama kali

    3.4.1.3 Kecepatan Arus

    Pada Praktikum Ekologi Perairan dengan materi kecepatan arus, hal pertama

    yang disiapkan adalah alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan adalah botol

    akua, stopwatch, dan bahan yang digunakan adalah air sungai. Selanjutnya botolbekas 600 ml di rangkai dan diikat dengan rafia. Salah satu sisi lain dari botol bekas

    diisi air lokal sebagai pemberat dan salah satunya lagi digunakan untuk pelampung.

    Kemudian dihanyutkan disungai hingga tali rafianya menegang dan kemudian

    D1 + D22

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    41/70

    41 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    dihitung waktu tempuhnya hingga merenggang. Terakhir, hitung kecepatan arus

    dengan rumus:

    ( ) ( )

    ( )

    3.4.2 Parameter Kimia

    3.4.2.1 pH

    Pada Praktikum Ekologi Perairan dengan materi pH, pertama-tama yang

    harus disiapkan adalah alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah kotak pH

    standart, sedangkan bahan yang digunakan adalah pH paper dan air sampel.

    Selanjutnya pH paper dimasukkan kedalam perairan selama 1 menit. Kemudian

    dikibas-kibaskan pH paper sampai setengah kering. Dan dicocokkan perubahan

    warna pada pH paper dengan kotak standart.

    3.4.2.2 DO

    Pada praktikum ekologi perairan pengukuran nilai DO hal yang pertama kali

    dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya

    mencatat volume botol DO dan dimasukkan dalam perairan secara perlahan dengan

    melawan arus dengan kemiringan 45. Setelah penuh ditutup botol DO dalam

    perairan agar tidak timbul gelembung, kerena gelembung udara tersebut

    mempengaruhi jumlah oksigen yang terdapat dalam botol DO. Setelah itu botol DO

    diangkat dari perairan dan dilihat apakah ada gelembung udaranya dengan

    membolak-balikkan botol DO, apabila ada gelembung maka harus diulangi kembali

    pengambilan air sampel hingga tidak ada gelembungnya.

    Lalu dibuka botol DO, kemudia air sample dalam botol DO kemudian ditetesi

    dengan 2 ml MnSO 4 untuk mengikat oksigen terlarut yang terkandung dalam air

    sampel. Kemudian ditambah 2 ml NaOH+KI yang berfungsi untuk melepaskan I 2 dan

    membentuk endapan coklat, kemudian dihomogenkan dengan cara dibolak-balik.Kemudian di diamkan selama jangka waktu tertentu agar endapan coklat terbentuk

    secara sempurna, setelah terbentuk endapan, bagian air yang bening dibuang.

    Endapan yang tersisa didalam botol DO ditetesi dengan H 2SO 4 pekat sebanyak 2 ml

    yang berfungsi sebagai pengkondisian asam dan melarutkan endapan coklat,

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    42/70

    42 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    kemudian dihomogenkan agar tercampur hingga larutan larut. Setelah larut diberi 3-

    4 tetes amylum yang berfungsi sebagai pemberi warna dan pengkondisian basa,

    kemudian larutan tersebut dititrasi dengan menggunakan Na 2S 2O 3 untuk mengikat I 2

    dan membentuk Na 2I2 juga sebagai titran sampai air jernih pada saat pertama kali,kemudian dicatat ml titran yang terpakai dan dihitung DO menggunakan rumus

    sebagai berikut: DO =

    V titran x N titran x 8 x 1000

    Vbotol DO-4

    Keterangan :

    Vtitran : V2 V1

    Ntitran : Normalitas Na-Thiosulfat (0,025 N)1000 : Volume air

    8 : Nilai Oksigen dibagi 2

    Vbotol DO : Volume botol DO yang akan digunakan untuk pengukuran DO

    4 (koefisien) : Asumsi air yang tumpah

    3.4.2.3 CO2

    Pada pengukuran CO 2 bebas diperairan, disiapkan alat dan bahan yang

    dibutuhkan sebagai langkah awal. Selanjutnya air sampel yang diukur diambil 25 ml

    dengan gelas ukur dan dimasukkan pada erlenmeyer 50 ml, lalu ditambahkan 1-2

    tetes PP ( Penol Ptailin ) sebagai indikator suasana basa. Dan dititrasi dengan

    Na2SO3 0,045 N hingga berwarna pink untuk pertama kali. Dan dihitung CO 2 bebas

    dengan rumus, yaitu :

    V titran x N titran x 22x 1000

    V air sampel

    3.4.2.4 TOM

    Pada pengukuran TOM, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkanalat dan bahan yang dibutuhkan. Kemudian diambil air sampel sebanyak 12,5 ml

    dengan gelas ukur lalu dipindahkan dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan

    4,75 ml KMnO 4 sebagai indikator dan ditambahkan 5 ml H 2SO 4 sebagai

    pengkondisian asam dan mempercepat reaksi. Lalu dipanaskan sampai suhu 75C.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    43/70

    43 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Kemudian ditunggu hingga turun menjadi 65C suhunya setelah itu baru

    ditambahkan Na-Oxalate 0,1 N sebagai reduktor sampai tak berwarna. Dan ditirasi

    dengan KMnO 4 serta dicatat volume titrannya dan dihitung nilai TOM dengan rumus:

    ( x-y ) x 31,6 x 0,01 x 1000Ml air sampel

    3.4.2.5 Amonia

    Pada praktikum ekologi perairan tentang amonia langkah pertama yang

    harus di lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.Alat-alat yang di gunakan

    antara lain gelas ukur,botol 600 ml,erlenmeyer,pipet tetes,cuvet,rak cuvet dan

    spektrofotometer.Sedangkan bahan-bahan yang di gunakan antara lain air sungai

    dan larutan nessler.Setelah itu diambil 50 ml air sampe,kemudian dimasukan ke dalam

    erlenmeyer berukuran 250 ml.Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan nessler untuk

    mengikat amonia dan indikator larutan warna kuning, kemudian didiamkan kurang

    lebih 10 menit dan di masukan ke dalam cuvet,kemudian dihitung kadar amonia

    menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 m.Setelah itu

    dicatat hasilnya.

    Sedangkan penggunaan spektrofotometer yaitu hubungkan spektrofotometer

    dengan stop kontak,kemudian tekan power dan tunggu hingga menunjukan angka 0(nol) dan setelah muncul METHOD tekan program sesuai parameter yang di uji

    kemudian tekan enter , kemudian sesuaikan gelombang (nm) dengan memutar

    penunjuk dan tekan READ ENTER.Setelah itu tekan SHIFT TIMER,masukan

    larutan blanko pada SEL HOLDER,jika periodik timer selesai tekan CLEAR ZERO

    hingga muncul 0,00 mg/l.Setelah itu keluarkan botol sampel blanko kemudian

    masukan botol sampel dan tekan READ ENTER,tunggu hingga pada layar muncul

    angka hasil analisa selanjutnya tekan CONFIR METHOD dua kali jika ingin

    menguji ulang dan tekan POWER untuk mematikan.

    3.4.2.6 Nitrat

    Pada praktikum ekologi perairan tentang nitrat langkah pertama yang harus

    dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.Alat-alat yang di gunakan antara lain

    botol 600 ml,gelas ukur,cawan porselen,hot plate,pipet tetes,washing bottle,pipet

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    44/70

    44 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    volume,bola hisap,spatula,cuvet,rak cuvet dan spektrofotometer sedangkan bahan

    yang digunakan antara lain air sampel,kertas saring,aquades,asam fenol disulfonik

    dan larutan NH4OH.

    Setelah itu air sampel sebanyak 12,5 ml di saring dan dituangkan ke dalamcawan porselen kemudian diuapkan di atas pemanas sampai kering.Namun hati-hati

    jangan sampai pecah dan didinginkan.Kemudian di tambahkan 0,5 ml (11 tetes)

    asam fenol disulfonik untuk melarutkan lemak nirat dan aduk dengan pengaduk

    gelas dan diencerkan dengan 5 ml aquades,setelah itu ditambahkan (dengan

    meneteskan) NH4OH ( 1:1 ) sampai terbentuk warna untuk melarutkan lemak dan

    diencerkan dengan aquades sampai 12,5 ml dan masukan ke dalam cuvet setelah

    itu di hitung kadar nitrat menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang

    410 m.Kemudian catat hasilnya.Sedangkan penggunaan spektrofotometer yaitu hubungkan spektrofotometer

    dengan stop kontak,kemudian tekan power dan tunggu hingga menunjukan angka 0

    (nol) dan setelah muncul METHOD tekan program sesuai parameter yang di uji

    kemudian tekan enter , kemudian sesuaikan gelombang (nm) dengan memutar

    penunjuk dan tekan READ ENTER.Setelah itu tekan SHIFT TIMER,masukan

    larutan blanko pada SEL HOLDER,jika periodik timer selesai tekan CLEAR ZERO

    hingga muncul 0,00 mg/l.Setelah itu keluarkan botol sampel blanko kemudian

    masukan botol sampel dan tekan READ ENTER,tunggu hingga pada layar muncul

    angka hasil analisa selanjutnya tekan CONFIR METHOD dua kali jika ingin

    menguji ulang dan tekan POWER untuk mematikan.

    3.4.2.7 Orthofosfat

    Pada praktikum Ekologi Perairan dengan materi Orthofosfat, langkah

    pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Lalu diukur air

    sampel sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer berukuran 50 ml.

    Lalu ditambahkan 1 ml ammonium molybdate untuk mengikat unsur fosfat dalam

    perairan dan dihomogenkan. Lalu ditambahkan 2 ml SnCl 2 untuk indikator warna

    biru dan dihomogenkan. Setelah itu dimasukkan air sampel ke dalam cuvet untuk

    dihitung kadar orthofosfatnya menggunakan spektofotometer dengan panjang

    gelombang 690 m dan dicatat hasilnya.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    45/70

    45 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    3.4.3 Parameter Biologi

    3.4.3.1 Bentos

    Pada praktikum Ekologi Perairan tentang pengamatan Bentos,

    langkah pertama menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya tiang dipegang denganarah melawan arus. Dasar perairan diaduk dengan dua kaki secara bersamaan

    untuk melepas organisme dari dasar perairan, sehingga organisme akan masuk ke

    jala. Kemudian diperiksa di dalam jala, kalau ada batu dan ranting, maka batu dan

    ranting dicuci di dalam jala. Dicuci organisme dengan air dan mengumpulkannya.

    Pada sudut jala dengan terus menyiram air untuk memudahkan pengambilan

    sampel dari dalam jala. Jala dibalik ke arah luar untuk memindahkan sampel ke

    dalam wadah sampel dan diberi preservasi alkohol 96%.

    Sedangkan pengamatan di laboratorium, untuk bentos yang berukuran kecildapat diamati secara langsung dengan bantuan mikroskop okuler. Dan bentuk serta

    jenis bentos yang diamati dapat dicocokkan dengan buku identifikasi bentos.

    3.4.3.2 Perifiton

    Pada praktikum Ekologi Perairan tentang pengamatan perifiton, pertama

    adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya diambil salah

    satu substrat yang ada pada perairan . kemudian substrat tersebut dikerik pada

    bagiian permukaan seluas 2 x 2 cm. Lalu hasil kerikan tersebut dimasukkan ke

    dalam botol film yang diberi air dan diawetkan dengan larutan lugol.

    Pengamatan di laboratorium langkah awal adalah sampel yang telah

    diawetkan dalam lugol diambil menggunakan pipet tetes dan dibuat preparat pada

    objek glas. Lalu diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400-

    1000 kali. Diamati cirri-cirinya dan dicocokan dengan buku Prescott.

    3.4.3.3 Plankton

    Dalam praktikum ekologi perairan untuk pengamatan plankton, langkah awal

    yang dilakukan adalah menyiapkann alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yangdihungakan yaitu planktonet, timba, botol film, pipet tetes, air sampel, lugol dan

    kertas label. Setelah alat dan bahan siap langkah selanjutnya yaitu planktonet

    dikalibrasi dengan air kolam untuk mendapatkan sampel plankton pada botol film

    yang telah di pasang diujung planktonet. Kalibrasi dilakukan dengan cara mengambil

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    46/70

    46 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    air sampel dari beberapa titik yang berbeda dan kemudian air sampel di ambil

    dengan menggunakan timba kemudian disaring menggunakan planktonet. Setelah

    mendapatkan sampel plankton dalam wadah botol film, kemudian sampel diberi

    lugol 3-4 tetes untuk diawetkan, dan kemudian botol film diberi kertas label sebagaipenanda dan kemudian dimasukkan ke collbox.

    Untuk identifikasi jenis plankton langkah pertama yang dilakukan adalah

    menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain,

    mikroskop, buku identifikasi, object glass, cover glass, pipet tetes, air sampel, tissue,

    dan aquadest. Setelah alat dan bahan disiapkan bersihkan object glass terlebih

    dahulu dengan menggunakan aquadest dan kemudian di bersihkan mengggunakan

    tissue. Setelah itu sampel awetan diambil menggunakan pipet tetes dan diteteskan

    pada object glass dan kemudian ditutup dengan menggunakan cover glass. Setelahpreparat jadi kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 90-100 kali

    perbesaran. Kemudian diamati gambar dan ciri-cirinya. Kemudian species plankton

    yang didapat tersebut di cocokkan dengan buku presscot untuk mengetahui jenis

    filum dan nama species dari plankton tersebut. Kemudian dicatat hasilnya dan

    digambar.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    47/70

    47 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Pengamatan4.1.1 Bentos

    Gambar lokasi pengambilan sampel

    Deskripsi lingkungan

    Cuaca saat praktikum

    Cuacanya cerah dan terang tetapi terdapat angin sehingga menjadikan udara sejuk.

    Selain itu adanya vegetasi yang cukup banyak. Vegetasi ini menaungi tempat

    pengambilan sampel bentos.

    Waktu Pengambilan sampelPengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.15 WIB

    Deskripsi Lingkungan Sekitar

    Lingkungan sekitar terdapat tumbuhan hijau, di samping sungai terdapat tumbuhan

    yang merambat berwarna hijau, di sekitar sungai (terletak tidak jauh dari sungai)

    terdapat jembatan, pagar dengan suasana udara yang asri dan sejuk.

    Deskripsi Lingkungan Stasiun

    Disekitar tempat pengambilan sampel substrat dasar perairannya berupa batu,

    berlumpur. Kondisi airnya jernih tapi setelah dilakukan pengambilan sampel dengancara kicking air sungai menjadi keruh. Di aliran sungai terdapat sampah sampah

    daun yang berguguran serta terdapat batu batu yang berukuran kecil sampai

    besar.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    48/70

    48 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Data Parameter Fisika dan Kimia Air

    No. Parameter Hasil Pengukuran dan Pengamatan

    1. Suhu 222. Kecepatan Arus 0.22 m/s

    3. pH 7

    4. DO 8,45 mg/l

    5. CO 2 43,94 mg/l

    6. TOM 3,7

    7. Amonia 0,05

    8. Nitrat 0.11

    9. Orthofosfat 0.0310. Kecerahan 100 %

    Data Pengamatan Organisme (Bentos yang diperoleh)

    No. Organisme (Bentos) Jumlah Klasifikasi

    1. 3 Kingdom : Metazoa

    Phylum : Mollusca

    Class : Gastropoda

    Family : Vivipiridae

    Genus : Bellamnya

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    49/70

    49 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    4.1.2 Perifiton

    Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

    Deskripsi lingkungan

    Cuaca saat praktikum

    Cuaca lingkungan sekitar saat praktikum berlangsung cukup cerah dan lumayan

    panas.

    Waktu Pengambilan sampel

    Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.15 WIB

    Deskripsi Lingkungan Sekitar

    Di sekitar sungai terdapat semak semak, udara sekitar saat praktikum berlansung

    cukup sejuk, ada banyak vegetasi seperti pepohonan, tanaman rindang karena

    terdapat vegetasi yang lumayan banyak. Selain itu juga di sekeliling terdapat sawah.

    Deskripsi Lingkungan Stasiun

    Di lingkungan stasiun airnya jernih, pematang terbuat dari beton. Arus sungai

    lumayan deras, suhu sungai stasiun pengamatan relative rendah. Substrat dasar

    sungai berupa pasir dan kerikil kerikil kecil dan terdapat batu yang berukuran

    sedang.

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    50/70

    50 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Data Parameter Fisika dan Kimia Air

    No. Parameter Hasil Pengukuran dan Pengamatan

    1. Suhu 22 OC

    2. Kecepatan Arus 0,225 m/s3. pH 7

    4. DO 8,45

    5. CO 2 35,9

    6. TOM 5,056

    7. Amonia 1,04

    8. Nitrat 0.13

    9. Orthofosfat 0.14

    10. Kecerahan 100 %

    Data Pengamatan Organisme (Perifiton yang diperoleh)

    No

    .

    Organisme (Perifiton) Jumlah Klasifikasi

    1. 1 Kingdom : Protozoa

    Phylum : Ciliophora

    Class : Gymnostomatea

    Order : SpathidiiaFamily : Trachelophyllidae

    Genus : Trachelophyllum

    Spesies : Trachelophyllum

    apiculatum

    2. 1 Kingdom : Protista

    Phylum : EuglenoideaClass : Mastigophora

    Order : Euglenoidida

    Family : Euglenoidae

    Genus : Euglena

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    51/70

    51 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    Spesies : Euglena viridis

    3. 1 Kingdom : Protista

    Phylum : EuglenophytaClass : Euglenophyceae

    Order : Euglenales

    Family : Euglenidae

    Genus : Euglena

    Spesies : Euglena gracilis

    4. 1 Kingdom : Plantae

    Phylum : Chlorophyta

    Class : ChlorophyceaeOrder : Chaetophorales

    Family : Schizomeridaceae

    Genus : Schizomeris

    Spesies : Schizomeris

    leibleinii

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    52/70

    52 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    4.1.3 Plankton

    Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

    Deskripsi lingkungan

    Cuaca saat praktikum

    Cuaca lingkungan sekitar saat praktikum cerah, suhu lingkungan relatif panas

    Waktu Pengambilan sampel

    Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.00 WIBDeskripsi Lingkungan Sekitar

    Dilingkungan sekitar terdapat banyak vegetasi mulai dari pepohonan sampai semak

    belukar.

    Deskripsi Lingkungan Stasiun

    Di lingkungan stasiun kolam termasuk kolam semi intensif, pematang kolam terbuat

    dari beton dan dasarnya dari tanah. Air kolam berwarna hijau. Pada kolam terjadi

    blooming Azolla pinnata.

    Data Parameter Fisika dan Kimia AirNo. Parameter Hasil Pengukuran dan Pengamatan

    1. Suhu 23 0C

    2. Kecepatan Arus -

    3. pH 7

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    53/70

    53 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    4. DO 7,8

    5. CO 2 0

    6. TOM 5,056

    7. Amonia 0,968. Nitrat 0,24

    9. Orthofosfat 0.23

    10. Kecerahan 106,5 cm

    Data Pengamatan Organisme (Plankton yang diperoleh)

    No. Organisme (Plankton) Jumlah Klasifikasi

    1. 9 Kingdom : Chromista

    Phylum : OchrophytaClass :

    Coscinodiscophyceae

    Order : Melosirales

    Family : Melosiraceae

    Genus : Melosira

    Spesies : Melosira

    varians

    2. 1 Kingdom : ChromistaPhylum : Ochrophyta

    Class : Fragilariophyceae

    Order : Fragilariales

    Family : Fragilariaceae

    Genus : Synedra

    Spesies : Synedra

    tabulata

  • 8/10/2019 LAPORAN KETIK EKOPER

    54/70

    54 | P a g e Laporan ketik ekologi perairan kelompok 25

    4.2 Analisa Hasil4.2.1 Parameter Fisika4.2.1.1 Suhu

    Dari praktikum lapang ekologi perairan di ketahui bahwa pada stasiun 3

    pengamatan plankton diperoleh suhu sebesar 23 0C kemudian hasil yang diperoleh

    pada stasiun 3 perifiton diperoleh suhu 22 0C pada stasiun 3 bentos diperoleh suhu

    22 0C dari ketiga stasiun menunjukkan suhu yang berbeda-beda. Menurut Effendi

    (2003) dalam Ali dan, suhu sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem

    perairan. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi

    bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton

    di perairan adalah 20 0C 30 0C.

    4.2.1.2 Kecerahan

    Dari praktikum lapang ekologi perairan di ketahui bahwa pada stasiun 3

    pengamatan plankton diperoleh ke