laporan flengkap fito
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
1/56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Letak geografis
dan iklim Indonesia yang memungkinkan tumbuh suburnya tumbuhan menjadikan
Indonesia negara yang kaya akan tumbuhan yang potensial dan bermanfaat atau
berkhasiat. Tetapi pemanfaatan dan pengolahan tumbuh-tumbuhan yang ada baru
sebagian kecil, sehingga masih banyak tumbuhan yang berkhasiat dan bermanfaat belum dimanfaatkan secara optimal. Nah, anekaragam tumbuhan yang tumbuh di
sekitar kita dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya, hal
inilah yang kemudian terus dikembangkan dan diwariskan turun-temurun antar
generasi, sehingga obat tradisional dapat dimanfaatkan sampai sekarang. Salah
satu dari budaya bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan
alam, yaitu untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit. udayatersebut diperoleh dari pengalaman secara turun-temurun !"ullian, #$$%&.
'ada (aman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tanaman
berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah
kesehatan yang dihadapinya, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan
obat-obat modern menyentuh masyarakat. 'enggunaan tumbuhan oleh nenek
moyang kita sebagai sumber bahan obat telah dimulai sejak sebelum abad )*, hal
ini dibuktikan dengan keberadaan catatan tentang tanaman obat yang berisi
kurang lebih +$$ tanaman obat, sejumlah hewan dan mineral dan dibukukan
dengan judul e ateria edica Libri in/ue, yang disusun oleh seorang
farmakobotanist, bangsa 0unani bernama 'edianous eskorides !"ullian, #$$%&.
'ada awal abad ))I, perkembangan farmakognosi mulai terarah pada
penggunaan bahan aktif yang terdapat pada tanaman obat sebagai prototipe untuk
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
2/56
kemudian dibuat bahan kimia yang sama strukturnya dengan senyawa yang
berkhasiat obat tersebut sehingga pembuatan obat tidak harus menguras banyak
sumber daya alam. Senyawa aktif tersebut disebut sebagai Lead Compound
!1utapea, 2333&.
'erkembangan dewasa ini dengan ditemukannya cara-cara isolasi dan
ekstraksi mempermudah untuk diambilnya senyawa aktif dari suatu tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai bahan obat. anyak perhatian terhadap struktur
kimia dari tanaman obat, sehingga berkembanglah ilmu Natural Product
Chemistry atau yang lebih dikenal dengan 4imia ahan 5lam !1utapea, 2333&.
'roduk obat-obatan yang berasal dari bahan alam saat ini banyak diminati
oleh berbagai negara dan menjadi salah satu komiditi perdagangan yang
mempunyai masa depan yang cerah. 1al ini dikarenakan produk dari bahan alam
tersebut lebih aman jika dibandingkan dengan senyawa kimia sintesis !1utapea,
2333&.6itokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan kimia dari bahan alam
yang mempunyai khasiat obat. ahan alam meliputi tumbuhan, hewan, mineral,
serta biota laut. ahan alam tersebut mengandung beberapa komponen kimia yang
dapat digunakan sebagai obat. 7bat yang berasal dari bahan alam dikenal luas
sebagai obat tradisional !Tobo, #$$2&.
alam hal ini peran fitokimia sangat mendukung dalam memberikan
kajian-kajian iilmiah mengenai kandungan kimia tumbuhan, yang meliputi isolasi
(at berkhasiat kemudian mengidentifikasi (at berkhasiat tersebut. 'engetahuan
tersebut sangat penting agar dapat diambil langkah lebih lanjut guna pemanfaatan
secara optimal, yang menyangkut pengembangan bahan obat tersebut dalam
bentuk sediaan-sediaan farmasi, sehingga hal ini akan mempermudah pemakaian,
pengaturan dosis dan pemantauan efek toksis yang mungkin ada !Tobo, #$$2&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
3/56
Sehingga, mengingat besarnya manfaat dari berbagai tanaman di negara
kita ini, terutama dalam bidang kesehatan maka sudah selayaknya dilakukan
penelitian dan pengembangan dari beberapa tanaman agar manfaatnya dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat. Sebagaimana firman 5llah swt. dalam 8.S.
5l-5n9am: 33 :
; ?@ A= BC > D BE > F BG B HJ > K B M < O B AP BQ B ;@R @ A= BC > D BE > F BG B H A? B H@ A BU V WX Y B ?@ Z B[ B Q >\B ] @̂W VX _ B ?@ O A= VC B B BQ@X B X_ B = >@ A B @ > B Y > ?@ @ > = VWX Y B ?@ B AP @ XD B B? < AP B ; ?@ < D @ > Q B B D B B >\B X B@ v@D @ B B W B@ XD X ; R @Ax B B? < D B >B B A P @ Bx > ? < B A? VD z WX B B _ [ V WX B { A= B|> \B
B _=
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
4/56
b. engetahui cara pemisahan senyawa berdasarkan kepolaran dengan metode
partisi cair-padat dan partisi cair-cair.
c. engetahui cara penentuan eluen yang sesuai dengan metode 4LT.
d. engetahui cara pengujian toksisitas sampel daun ƒanjeng ! Piper betle L.&
dengan menggunakan lar„a udang &rtemia salina Leach.
e. engetahui cara isolasi sampel daun ƒanjeng ! Piper betle L.& dengan
menggunakan metode 4LT 'reparatif dan 4romatografi air *akum !4*&
f. engetahui uji kemurnian senyawa dengan menggunakan metode 4LT multieluen.
g. engetahui cara identifikasi komponen kimia dengan menggunakan pereaksi
tertentu.
C. Prinsip Percobaan
2. …kstraksi
a. aserasi'enyarian (at aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama 2†#‡ jam kemudian disaring
dan diambil filtratnya kemudian dipekatkan.
b. 'erkolasi
'enyarian (at aktif atau (at berkhasiat dari serbuk simplisia yang
dilakukan dengan cara serbuk simplisia di tempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. airan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan (at aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
c. ˆefluks
'enyarian (at aktif pada simplisia melalui proses penyarian yang
berkesinambungan di mana simplisia dan cairan penyari dipanaskan bersama-
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
5/56
sama. 'ada temperatur tertentu, cairan penyari akan mendidih sambil
mengekstraksi (at aktif yang ada dalam sel. 4arena panas, uap akan naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi lalu turun menyari simplisia. emikian
seterusnya hingga (at aktif tersari sempurna dan diulang ‰ kali sampai ‡ jam
hingga proses ekstraksi sempurna.
d. Sokhletasi
'rinsip penggunaan metode ini adalah dengan cara memanaskan pelarut
hingga membentuk uap dan membasahi sampel. 'elarut yang sudah membasahisampel kemudian akan turun menuju labu pemanasan dan kembali menjadi uap
untuk membasahi sampel, sehingga penggunaan pelarut dapat dihemat karena
terjadi sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. 'roses ini sangat baik
untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
e. Šji Toksisitas
'enentuan ketoksikan ekstrak dengan metode SLT ! (rine %hrimp Lethality )est & menggunakan lar„a udang &rtemia salina dengan memasukkan 2$
ekor lar„a &rtemia salina secara acak ke dalam „ial yang telah berisi sampel dan
control negati„e dan setelah #‡ jam dihitung jumlah lar„a yang mati dengan
menggunakan parameter lethal concentration ‹$ !L‹$& .
#. Isolasi
a. 4romatografi Lapis Tipis
'emisahan senyawa dengan metode 4LT 'reparatif yang terjadi
berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya
serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak
dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
6/56
b. 4romatografi air *akum
'roses isolasi dengan menggunakan 4romatografi air *akum !4*&
untuk memisahkan golongan senyawa menggunakan silika gel sebagai absorben
dan berbagai perbandingan pelarut n-heksan, etil asetat, metanol dan
menggunakan pompa „akum untuk memudahkan penarikan eluen.
‰. Identifikasi 4omponen 4imia
a. Š* #‹‡ nm
'ada Š* #‹‡ nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akantampak berwarna gelap. 'enampakan noda pada lampu Š* #‹‡ nm adalah karena
adanya daya interaksi antara sinar Š* dengan indikator flouresensi yang terdapat
pada lempeng. 6louresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat
energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi. b. 'ada Š* ‰++ nm
'ada Š* ‰++ nm, noda akan berflouresensi dan lempeng akan tampak
berwarna gelap. 'enampakan noda pada lampu Š* ‰++ nm adalah karena adanya
interaksi antara sinar Š* dengan gugus kromofor yang terikat oleh ausokrom
yang ada pada noda tersebut. 6louresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi
dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu Š* ‰++ nm terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berflouresensi pada sinar Š* ‰++ nm.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
7/56
c. 'ereaksi 1#S7‡ 2$ Œ
'rinsip penampakan noda pada pereaksi 1#S7‡ 2$ Œ adalah berdasarkan
kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor
dari (at aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah
yang lebih panjang !Š* menjadi *IS& sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
d. 'erekasi ragendorff
'ada pengujian senyawa golongan alkaloid, plat silika gel hasil uji 4LT
disemprot dengan pereaksi ragendorff, uji positif apabila menghasilkan noda berwarna coklat atau jingga.
e. 'ereaksi 5ll‰
'ada pengujian senyawa fla„onoid, plat silika gel hasil uji 4LT disemprot
dengan 5ll‰. Timbul noda berwarna kuning yang menandakan ekstrak
mengandung fla„onoid bebas. 6la„onoid bebas jenis fla„onol akan memberikan
warna kuning cerah untuk menunjukkan hasil positif fla„onoid.f. 'ereaksi Liebermann-urchard
Indikasi positif steroid ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi
biru kehijauan. 'ada terpenoid, indikasi positif ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah, ungu atau kecoklatan.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
8/56
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Sampel
2. 4lasifikasi Tumbuhan !4harisma et al , #$2$&
4ingdom : 'lantae
'hylum : agnoliophyta
lass : agnoliopsida
7rdo : 'iperales6amily : 'iperaceae
ƒenus : 'iper
Species : Piper betle L.
#. orfologi Tumbuhan
atang berwarna hijau kecokelatan, permukaan kulit kasar dan berkerut-
kerut, mempunyai noduleruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuhmemanjat dan bersandar pada batang pohon lain. Tinggi dapat mencapai ‹ m Ž 2‹
m. aun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan
ujung daun meruncing, tepi rata. Lebar #,‹ cm Ž 2$ cm, panjang ‹ cm Ž 2% cm,
mengeluarkan bau aromatik bila diremas. unga tersusun dalam bentuk bulir,
merunduk, panjang ‹ Ž 2‹ cm, sendiri Ž sendiri di ujung cabang dan ketiak daun.
uahnya buah buni, bulat, berdaging, berwarna kuning hijau, menyambung
menjadi bulat panjang. iji berbentuk bulat !ijayakusuma,233#&.
*. Nama aerah
Sumatera, 6uru kuwe, purokuwo !…nggano&, ranub !5ceh&, blo, sereh
!ƒayo&, blo !5las&, belo !atak 4aro&, demban !atak Toba&. urangir !5ngkola,
andailing&, ifan, tafuo !Simalur&, afo, lahina, tawuo !Nias&, cabai !entawai&,
ibun, serasa, seweh !Lubu&, Sireh, sirieh, sirih, suruh !'alembang, inangkabau&,
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
9/56
canbai !Lampung&. "awa, Seureuh !Sunda&, sedah, suruh !"awa&, sere !adura&.
ali, ase, sedah. Nusa Tenggara, Nahi !ima&, kuta !Sumba&, mota !6lores&,
orengi !…nde&, taa !Sikka&, malu !Solor&, mokeh !5lor&. 4alimantan, Šwit
!ayak&, uyu !ulungan&, uduh sifat !4enya&, sirih !Sampit&, uruesipa !Seputan&.
Sulawesi, ganjang, gapura !ugis&, baulu !are&, buya, dondili !uol&, bolu
!'arigi&, komba !Selayar&, lalama, sangi !Talaud&. aluku, 5ni-ani !1ok&, papek,
raunge, rambika !5lfuru&, nein !onfia&, 4akina !aru&, kamu !'iru, Sapalewa&,
amu !ˆumakai, …lpaputi, 5mbon, Šlias&, garmo !uru&, bido !acan&. Irian,ˆeman !endebi&, manaw !akimi&, namuera !Saberi&, etouwon !5rmahi&, nai
wadok !Sarmi&, mera !Sewan&, mirtan !erik&, afo !Sentani&, wangi !Sawa&,
freedor !5wija&, dedami !arind& !ijayakusuma, 233#&.
+. 4hasiat Tumbuhan
aun ƒanjeng untuk pemakaian dalam berguna untuk mengobati batuk,
bronkitis, gangguan lambung ! gastritis&, rematik, bengkak-bengkak,menghilangkan bau badan, dan keputihan !leucorrhoe&. Sedangkan untuk
pemakaian luar daun ganjeng berguna untuk mengobati ec(ema, luka bakar,
koreng ! Pyodermi&, kurap kaki, bisul, mimisan, perdarahan gusi, mengurangi
produksi 5SI !5ir Susu Ibu&, dan menghilangkan gatal !ijayakusuma, 233#&.
‹. 4andungan 4imia
aun ƒanjeng mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 2 Œ - ‡,# Œ,
hidroksika„icol, ka„icol ,# Œ - 2+, Œ, ka„ibetol #, Œ - +,# Œ, allypyrokatekol
$ Œ - 3,+ Œ, kar„akrol #,# Œ - ‹,+Œ, eugenol #+,+ Œ -‡#,‹ Œ, eugenol methyil
eter ‡,# Œ - 2‹,% Œ, p-cymene 2,# Œ - #,‹ Œ, cineole #,‡ Œ - ‡,% Œ,
caryophyllene ‰,$ Œ - 3,% Œ, cadinene #,‡ Œ -2‹,% Œ, estragol, terpenena,
seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase $,% Œ - 2,% Œ, gula, pati
!ijayakusuma, 233#&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
10/56
B. Uraian Bahan
2. 5/uadest !irjen '7, 233&
Nama resmi : 58Š5 …STILL5T5
Nama lain : 5/uadest, air suling.
ˆumus molekul : 1#7
ˆumus struktur :
erat molekul : 2%,$#'emerian : airan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
'enyimpanan : alam wadah tertutup baik.
4egunaan : Sebagai pelarut.
#. …til 5setat !ˆowe, #$$3&
Nama resmi : …T10L 5…T5T… Nama lain : 5cetic acid ethyl ester, acetic ester, acetic ether,
aceto‘yethane, etil etanoat, etil asetat.
ˆumus molekul : ‡1%7#
ˆumus struktur :
erat molekul : %%,2
'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah menguap
dengan aroma seperti buah, harum, mudah
terbakar.
4elarutan : Larut dalam 2$ bagian air pada suhu #‹’, etil
asetat lebih larut dalam air pada suhu yang lebih
rendah dari pada suhu yang lebih tinggi. Larut
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
11/56
dalam aseton, kloroform, diklorometana, etanol
!3‹Œ&, dan eter, dan beberapa pelarut organik.
4egunaan : Sebagai eluen.
‰. etanol !Sweetman, #$$3&
Nama resmi : …T10L 5L717L
Nama lain : etanol, metanoli, methanol, methanolum
ˆumus molekul : 1‰71
ˆumus struktur :
erat molekul : ‰#,$‡
'emerian : airan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
cairan higroskopis, mudah bergerak, bau khas, rasa
panas, mudah terbakar.4elarutan : ercampur dengan air, membentuk cairan jernih
tidak berwarna, larut dengan diklorometana,
dengan alkohol, dengan eter, dengan ben(ena, dan
dengan sebagian besar pelarut organik lainnya.
'enyimpanan : alam wadah tertutup rapat, jauh dari panas,
percikan dan nyala api terbuka.
4egunaan : Sebagai pelarut.
‡. 4loroform !irjen '7, 233‹&
Nama resmi : 1L7ˆ767ˆŠ
Nama lain : 4loroform, Triklorometana “+-++-‰”
ˆumus molekul : 1l‰
ˆumus struktur :
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
12/56
erat molekul : 223,‰%
'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah mengalir,
mempunyai sifat khas, bau eter, rasa manis dan
membakar, mendidih pada suhu lebih kurang +2’
dipengaruhi oleh cahaya.
4elarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur denganetanol, dengan eter, dengan ben(ena, dengan
heksana, dan dengan lemah dan minyak menguap.
4egunaan : Sebagai pelarut.
'enyimpanan : alam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, pada suhu tidak lebih dari ‰$’.
‹. Nal !irjen '7, 233‹& Nama resmi : N5TˆII 1L7ˆIŠ
Nama lain : Natrium klorida
ˆumus molekul : Nal
ˆumus struktur : Na Ž l
erat molekul : ‡‹%,‡‡
'emerian : 1ablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, rasa asin.
4elarutan : udah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut
dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar
larut dalam etanol.
4egunaan : Sebagai medium perkembang biakan lar„a udang.
'enyimpanan : alam wadah tertutup baik.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
13/56
+. N-1eksan !Sweetman, #$$3&
Nama resmi : nŽ1…)5N…
Nama lain : n-1eksane
ˆumus molekul : +12‡
ˆumus struktur :
erat molekul : %+,2%'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar,
mudah menguap dengan bau samar.
'enyimpanan : alam wadah kedap udara.
4egunaan : Sebagai pelarut dan eluen.
. ˆagi !irjen '7, 233‹&
Nama resmi : …kstrak ragiSinonim : Sari ragi
'emerian : 4uning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak
busuk.
4elarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning sampai
coklat, bereaksi asam lemah.
'enympanan : alam wadah tertutup baik.
4egunaan : Sebagai pakan lar„a &rthemia salina Leach.
C. Uraian Lara
1. 4lasifikasi !udjiman, 233%&
6ilum : 5rthopoda
i„isio : rustaceae
Subdi„isio : ranchiopoda
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
14/56
7rdo : 5nostraca
6amili : 5rtemiidae
ƒenus : 5rtemia
Species : &rtemia salina Leach.
#. orfologi !udjiman, 233%&
Šdang ! &rtemia salina Leach& mengalami beberapa fase hidup, tetapi
secara jelas dapat dilihat dalam tiga bentuk yang sangat berlainan, yaitu bentuk
telur, lar„a !nauplii& dan artemia dewasa. Telur yang baru dipanen dari alam berbentuk bulat dengan ukuran $,#-$,‰ mm. Telur yang menetas akan berubah
menjadi lar„a. Telur yang baru menetas ini berukuran kurang lebih ‰$$ . alam
pertumbuhannya lar„a mengalami 2‹ kali perubahan bentuk yang merupakan satu
tingkatan hidup, setelah itu berubah menjadi artemia dewasa.
aktu yang diperlukan sampai menjadi artemia dewasa umumnya sekitar
# minggu. erbentuk silinder dengan panjang 2#-2‹ mm. Tubuh terbagi atasl bagian kepala, dada dan perut. 'ada bagian kepala terdapat # tangkai mata, #
antena dan dua antenula. ada terbagi atas 2# segmen yang masing-masing
mempunyai sepasang kaki renang. 'erut ternagi atas % segmen. apat hidup
dalam air dengan suhu #‹o-‰$o dan p1 sekitar %-3.
‰. Šraian Tentang Lar„a !udjiman, 233%&
Telur-telur yang kering direndam dalam air laut yang bersuhu #‹o akan
menetas dalam waktu #‡-‰+ jam. ari dalam cangkangnya keluarlah burayak
!lar„a& yang juga dikenal dengan istilah nauplius. alam perkembangan
selanjutnya, burayak akan mengalami 2‹ kali perubahan bentuk !metamorfosis&.
urayak tingkat I dinamakan instar, tingkat II instar II, tingkat III Instar III,
demikian seterusnya sampai instar )*. Setelah itu berubahlah mereka menjadi
artemia dewasa. urayak yang baru saja menetas masih dalam tingkat instar I
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
15/56
bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar ‡$$ mikron !$,‡ mm& dan
beratnya 2‹ mikrogram. arnanya kemerah-merahan karena masih banyak
mengandung makanan cadangan. 7leh karena itu, mereka masih belum perlu
makanan. 5nggota badannya terdiri dari sungut kecil antenula atau antena I dan
sepasang sungut besar !antena II&. i bagian depan di antara kedua sungut
kecilnya terdapat bintik merah yang tidak lain adalah mata naupliusnya !oselus&.
i belakang sungut besar terdapat sepasang mandibula !rahang& dan rudimenter
kecil. Sedangkan di bagian perut !„entral& sebelah depan terdapatlah labrum. 'ada pangkal sungut besar !antena II& terdapat bangunan seperti duri yang menghadap
ke belakang !gnotobasen seta& bangunan ini merupakan cirri khusus untuk
membedakan burayak instar I, instar II dan instar III. 'ada burayak instar I !baru
menetas& gnotobasen setanya masih belum berbulu dan juga belum bercabang.
Sekitar #‡ jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi instar II.
Lebih lama lagi akan berubah menjadi instar III. 'ada tingkatan II, gnotobasensetanya sudah berbulu tapi masih belum bercabang. Sedangkan pada instar III,
selain berbulu gnotobasen seta tersebut sudah bercabang II.
'ada tingkatan instar II, burayak mulai mempunyai mulut, saluran
pencernaan dan dubur. 7leh karena itu, mereka mulai mencari makan, bersamaan
dengan itu, cadangan makanannya juga sudah mulai habis. 'engumpulan
makanannya dengan cara menggerak-gerakkan antena II-nya. Selain itu untuk
mengumpulkan makanan antena II juga berfungsi untuk bergerak. Tubuh instar II
dan instar III sudah lebih panjang dari instar I.
'ada tingkatan selanjutnya, di sebelah kanan dan kiri mata nauplius mulai
terbentuk sepasang mata majemuk. ula-mula masih belum bertangkai.
4emudian secara berangsur-angsur berubah menjadi bertangkai. Selain itu, di
bagian samping badannya !kanan dan kiri& juga berangsur-angsur tumbuh tunas
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
16/56
kakinya !torakopada&. ula-mula tumbuh di bagian depan kemudian berturut-
turut disusul oleh bagian-bagian yang lebih ke belakang. Setelah menjadi instar
)*, kakinya sudah lengkap sebanyak 22 pasang, maka berakhirlah masa burayak,
dan berubah menjadi artemia dewasa.
D. Preparasi Sampel
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku proses pembuatan ekstrak, baik sebagai bahan obat atau produk.
erdasarkan hal tersebut maka simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu
simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan mineral.
2. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman
dan eksudat tanaman. …ksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontankeluar dari tanaman atau isi sel dikeluarkan dari selnya dengan cara
tertentu atau (at yang dipisahkan dari tanaman dengan cara tertentu yang masih
belum berupa (at kimia murni.
#. Simplisia 1ewani
Simplisia hewani adalah simplisia hewan utuh, bagian hewan, atau
belum berupa (at kimia murni.
‰. Simplisia ineral
Simplisia mineral adalah simplisia berasal dari bumi, baik telah diolah
atau belum, tidak berupa (at kimia murni.
'roses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk
simplisia kering !penyerbukan&. ari simplisia dibuat serbuk simplisia
dengan perakatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. 'roses ini dapat
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
17/56
mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal yaitu makin halus serbuk
simplisia proses ekstraksi makin efektif, efisien namun makin halus serbuk maka
makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahap filtrasi !ƒunawan, #$$‡&.
Šntuk menghasilkan simplisia yang bermutu dan terhindar dari
cemaran industri obat tradisional dalam menggelola simplisia sebagai bahan
baku pada umumnya melakukan tahapan kegiatan berikut ini:
2. Sortasi asah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahanbahan asing lainnya dari bahan simplisia. isalnya simplisia yang dibuat
dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil,
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus
dibuang.
Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah
yang tinggi. 7leh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikutdapat mengurangi jumlah mikroba awal.
#. 'encucian
'encucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya
yang melekat pada bahan simplisia. 'encucian dilakukan dengan air bersih,
misalnya air dari mata air, air sumur dari '5. ahan simplisia yang
mengandung (at yang mudah larut dalam air yang mengalir, pencucian
hendaknya dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
‰. 'erajangan
eberapa jenis bahan simplisa perlu mengalami perajangan bahan
simplisia dilakukan untuk memperoleh proses pengeringan, pengepakan, dan
penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan maka semakin cepat
penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. 5kan tetapi irisan
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
18/56
yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnyahilangnya (at
berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, dan
rasa yang diinginkan.
‡. 'engeringan
Tujuannya yaitu untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. engan mengurangi
kadar air dan menghentikan reaksi en(imatik akan dicegah penurunann mutu atau
perusakan simplisia. 5ir yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.
‹. Sortasi 4ering
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir
pembuatan simplisia. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda-benda
asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-
pengotor lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. 'adasimplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat pada rimpang
terlalu besar dan harus dibuang. emikian pula adanya partikel-partikel pasir,
besi, dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum
simplisia dibungkus.
'roses pengeringan sudah dapat menghentikan proses en(imatik dalam sel
bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 2$Œ. 1al-hal yang perlu
diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban
udara, aliran udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan !Isti/omah,
#$2‰&.
E. !kstraksi
ˆagam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
19/56
diisolasi. Šmumnya kita perlu –membunuh9 jaringan tumbuhan untuk mencegah
terjadinya oksidasi en(im atau hidrolisis !1arborne, 23%&.
etode …kstraksi yang umum dilakukan antara lain:
2. ara ingin
…kstraksi cara dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total,
yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil
yang terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan
ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memilikiketerbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruangan. Terdapat sejumlah
metode ekstraksi, yang paling sederhana adalah ekstraksi dingin !dalam labu
besar berisi biomasa yang diagitasi menggunakan stirer&, dengan cara ini
bahan kering hasil gilingan diekstraksi pada suhu kamar secara berturut-turut
dengan pelarut yang kepolarannya makin tinggi. 4euntungan cara ini
merupakan metode ekstraksi yang mudah karena ekstrak tidak dipanaskansehingga kemungkinan kecil bahan alam menjadi terurai.
'enggunaan pelarut dengan peningkatan kepolaran bahan alam secara
berurutan memungkinkan pemisahan bahan-bahan alam bedasarkan kelarutannya
dan polaritasnya dalam pelarut ekstraksi. 1al ini sangat mempermudah proses
isolasi. …kstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi,
meskipun beberapa senyawa memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar.
a. aserasi
aserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan !kamar&. aserasi bertujuan untuk menarik (at-(at berkhasiat yang
tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi
maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
20/56
pada keseimbangan. aserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar !Isti/omah, #$2‰&.
aserasi berasal dari bahasa latin acerace berarti mengairi dan
melunakan. aserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. asar
dari maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang
rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi !difusi& bahan
kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi, artinya
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel denganmasuk ke dalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir.
Selama maserasi atau proses perendaman, dilakukan pengocokan berulang-
ulang. Špaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang
lebih cepat di dalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi
menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu
maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak
hasil yang diperoleh !Isti/omah, #$2‰&.
4erugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyarian kurang
sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. aserasi kinetik berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama, dan seterusnya !Isti/omah, #$2‰&.
b. 'erkolasi
'erkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna
! hausti/a etraction& yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
'rinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. 'roses terdiri
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
21/56
dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya !penetesanpenampungan ekstrak&, terus menerus sampai diperoleh
ekstrak !perkolat& yang jumlahnya 2-‹ kali bahan !Isti/omah, #$2‰&.
#. ara 'anas
a. ˆefluks
ˆefluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Šmumnya dilakukan penggulangan proses pada residu pertama sampai ‰-‹ kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi
sempurna !Isti/omah, #$2‰&.
b. Sokhletasi
Sokhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. iomasa ditempatkan dalam dalam wadah soklet yang dibuat dengan
kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus direfluks. 5lat soklet akan
mengkosongkan isinya ke dalam labu dasar bulat setelah pelarut mencapai
kadar tertentu. Setelah pelarut segar melawati alat ini melalui pendingin refluks,
ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomasa secara efektif
ditarik ke dalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut
!Isti/omah, #$2‰&.
c. igesti
igesti adalah maserasi kinetik !dengan pengadukan kontinu& pada
temperatur ruangan !kamar&, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur
‡$-‹$ o !Isti/omah, #$2‰&.
d. Infus
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
22/56
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
!bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 3+-3%o selama waktu tertentu !2‹-#$ menit& !Isti/omah, #$2‰&.
e. ekok
ekok adalah infus pada waktu yang lebih lama !suhu lebih dari ‰$ o&
dan temperatur sampai titik didih air !Isti/omah, #$2‰&.
f. estilasi Šap
estilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap !minyak atsiri& dari bahan !segar atau simplisia& dengan uap air bedasarkan peristiwa
tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara
kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
!senyawa kandungan menguap ikut tersdestilasi& menjadi destilat air bersama
senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. estilasi
uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih,namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi. estilasi uap dan air, bahan !simplisia& bercampur sempurna
atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap
kontinu ikut terdestilasi !Isti/omah, #$2‰&.
. Partisi
'artisi merupakan mekanisme pemisahan utama dalam kromatografi.
alam praktek, seringkali pemisahan disebabkan oleh suatu kombinasi efek
adsorbs dan partisi !irjen '7, 23%+&.
'ada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. …kstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin
dilakukan !misalnya karena pembentukan a(eotrop atau karena kepekaannya
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
23/56
terhadap panas& atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-
cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif
bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna
mungkin !Sumarnie, #$$‹&.
…kstraksi cair-cair !li0uid etraction, sol/ent etraction&, solut dipisahkan
dari cairan pembawa !diluen& menggunakan sol„en cair. ampuran diluen dan
sol„en ini adalah heterogen !immiscible, tidak saling campur&, jika dipisahkan
terdapat # fase, yaitu fase diluen !rafinat& dan fase sol„en !ekstrak&. 'erbedaankonsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan !pelepasan& solute dari
larutanyang ada. ƒaya dorong !dri/ing 1orce& yang menyebabkan terjadinya
proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi
setimbang !1arborne, 23%&.
'ada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatucampuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. 'roses ini digunakan secara teknis
dalam skala besar misalnya untuk memperoleh „itamin, antibiotika, bahan-bahan
penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. 'roses ini pun
digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi
padat cair. …kstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan !misalnya karena pembentukan
aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas& atau tidak ekonomis. Seperti
halnya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas
sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan
pelarut, dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin !1arborne, 23%&.
Šntuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang
digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut !1arborne, 23%& :
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
24/56
2. 4emampuan tinggi melarutkan komponen (at terlarut di dalam campuran.
#. 4emampuan tinggi untuk diambil kembali.
‰. 'erbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar.
‡. 'elarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.
‹. Tidak mudah bereaksi dengan (at yang akan diekstraksi.
+. Tidak merusak alat secara korosi.
. Tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.
!. "romatogra#i Lapis Tipis
4romatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan (at terlarut
oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua
fase, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah
tertentu dan didalamnya (at-(at itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan
adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran
molekul atau kerapatan muatan ion. engan demikian masing-masing (atdapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik !ƒandjar, #$$&.
'ada kromatografi lapis tipis !4LT&, (at penjerap merupakan lapisan tipis
serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara
merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat
dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat
didasarkan pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, yang tergantung dari
jenis lempeng, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan 4LT dengan
lapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. 'erkiraan
identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga ˆf yang identik
dan ukuran yang hampir sama, dengan menotolkan bahan uji dan pembanding
pada lempeng yang sama !1ostettmann, 233‹&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
25/56
4romatografi merupakan metode pemisahan yang cepat, dan mudah
dilakukan hanya membutuhkan penyerap dan jumlah cuplikan yang sangat sedikit
dan dapat diperoleh pemisahan yang lebih baik !1ostettmann, 233‹&.
2. 6ase iam
6ase diam yang digunakan dalam 4LT mirip dengan penyerap untuk
kromatografi kolom, lapisan penyerap dan homogenitas penyerap sangat
berpengaruh dalam proses pemisahan, sebab daya lekat pada pendukung sangat
tergantung oleh kedua sifat tersebut. esar partikel yang biasa digunakan adalah2-#‹ mikron. 'artikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil
yang memuaskan, oleh karena itu salah satu cara untuk menaikan ha sil pemisahan
adalah menggunakan penyerap dengan butiran yang halus !Stahl, 23%‹&.
#. 6ase ƒerak
6ase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. 6ase ini bergerak di dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. "ikasebagai fase gerak digunakan sistem pelarut campuran, sebaiknya menggunakan
campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah mungkin. Salah
satu alasan dari pada penggunaan itu adalah mengurangkan serapan dari setiap
komponen dari campuran pelarut !4artikasari, #$$%&.
$. Brine Shrimp Lethalit% Test "BSLT#
etode (rine %hrimp Lethality )est !SLT& merupakan salah satu metode
untuk skrining atau penapisan akti„itas farmakologis pada tanaman obat dan
men-deteksi toksisitas ekstrak tanaman. etode ini bersifat sederhana, mudah
dilakukan, murah, cepat, akurat dan membutuhkan ekstrak dalam jumah sedikit
!"uniarti, #$2‰&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
26/56
Šji SLT dilakukan untuk melihat efek toksisitas terhadap sel dan sering
digunakan untuk skrining senyawa bioaktif antikanker. etode SLT dilakukan
dengan mengamati tingkat kematian !mortalitas& yang ditimbulkan oleh ekstrak
terhadap lar„a udang jenis &rtemia salina setelah dilakukan pengujian selama #‡
jam. 1asil yang diperoleh dihitung sebagai nilai L‹$ ! Letha2 Concentration&
ekstrak uji, yaitu jumlah dosis atau konsentrasi ekstrak uji yang dapat
menyebabkan kematian lar„a udang sejumlah ‹$Œ setelah masa inkubasi #‡ jam.
Suatu ekstrak dinyatakan aktif dan bersifat toksik jika dapat menyebabkankematian ‹$Œ hewan uji pada konsentrasi kurang dari 2$$$ ppm dan bersifat
tidak toksik jika ditemukan pada konsentrasi lebih dari 2$$$ ppm !"uniarti,
#$2‰&.
'emikiran bahwa efek farmakologi adalah toksikologi sederhana pada
dosis yang rendah dan sebagian besar senyawa anti tumor adalah sitotoksik, maka
digunakan — (rine %hrimp Lethality )est ̃ . 5kan tetapi, pengujian letalitas yangsederhana tidak spesifik untuk anti tumor, tetapi merupakan indikator
sitotoksisitas yang baik dengan pengujian anti tumor lainnya, seperti uji leukemia
tikus. 'rosedur ini menentukan nilai L‹$ dalam gml dari ekstrak dan senyawa
aktif dalam medium air asin. 5kti„itas yang luas dari senyawa aktif yang
diketahui dianggap terhadap udang, akan tetapi prosedur yang sederhana, biaya
yang rendah, dan korelasinya terhadap pengujian sitotoksitas dan pengujian
antitumor membuat pengujian ini sebagai uji pendahuluan untuk akti„itas anti
tumor yang sesuai dan dapat dilakukan secara rutin di laboratorium dengan
fasilitas sederhana !"uniarti, #$2‰&.
I. &raksinasi
ila kita menelaah profil fitokimia lengkap dari suatu jenis tumbuhan,
maka sebelum dikromatografi, ekstrak kasar perlu difraksinasi untuk memisahkan
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
27/56
golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama lainnya. "umlah dan
jenis senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi yang berbeda sudah tentu
berbeda, bergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, prosedur tersebut harus
dimodifikasi bila kita menelaah senyawa labil !1arborne, 23%&.
2. 4romatografi 4olom
4romatografi kolom adalah metode kromatografi klasik yang sampai saat
ini penggunaannya masih banyak dilakukan. 4romatografi kolom digunakan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak. 'rinsip darikromatografi kolom adalah adsorpsi dan partisi !5nonim, #$2+&.
'ada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan
berupa pita pada bagian atas kolom, penjerap yang berada dalam tabung kaca,
tabung logam, atau bahkan tabung plastik. 'elarut !fase gerak& dibiarkan mengalir
melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong
dengan tekanan. 'ita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari atas kolom.
etode ini merupakan contoh kromatografi elusi karena linarut dielusi dari kolom
!5nonim, #$2+&.
Šntuk kromaografi kolom dari larutan dibutuhkan tabung pemisah tertentu
yang diisi dengan bahan sorpsi dan juga pelarut pengembang yang berbeda.
Tabung pemisah yang diisi dengan bahan sorpsi disebut kolom pemisah.
Tergantung dari masalah pemisahan, dapat digunakan tabung filter dengan gelas
berpori, yang pada ujung bawah menyempit !tabung 5llihn& atau tabung gelas
yang pada bagian bawah menyempit dan dilengkapi dengan kran. Silika gel dapat
diisi kering dalam tabung pemisah. 5gar pengisian rata, tabung setelah diisi
diketuk-ketuk atau dijatuhkan lemah pada plat kayu !5nonim, #$2+&.
#. 4romatografi air *akum
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
28/56
4romatografi air *akum adalah bentuk kromatografi kolom yang
khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak.
4olom dapat berupa kolom dengan adsorben grade 4LT normal atau fase terbalik
ini relatif bermutu dan fase gerak terhisap dengan adanya penurunan tekanan.
6raksi biasanya dikoleksi dengan alikuot eluen dengan satu kepolaran. 5likuot
eluen selanjutnya dapat dirancang untuk menghasilkan elusi gradien bertahap
!ƒandjar, #$$&.
4romatografi kolom dikemas kering dalam keadaan „akum agar diperolehkerapatan kemasan maksimum. *akum dihentikan, pelarut yang kepolarannya
rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu di„akumkan lagi, dan siap dipakai.
uplikan dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada bagian
atas kolom atau pada lapisan penjerap dan dihisap perlahan-lahan pelarut yang
cocok, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi !5nonim,
#$2+&.'rinsip kromatografi cair „akum adalah merupakan pemisahan secara
adsorpsi dan partisi yang dipercepat dengan bantuan pompa „akum. 4romatografi
dikemas kering dalam keadaan „akum agar diperoleh kemasan rapat yang
maksimal, pelarut yang kepolaranya rendah dituangkan ke permukaan penjerap
lalu di„akum kembali. 4olom diisap sampai kering dan siap dipakai. uplikan
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, mulai yang kepolarannya rendah lalu
kepolarannya diitngkatkan perlahan-lahan !5nonim, #$2+&.
'. "romatogra#i Lapis Tipis Preparati#
ara pembuatan lempeng kaca. 'lat kaca harus dibersihkan hati-hati
dengan aseton untuk menghilangkan lemak. 4emudian bubur silka gel !atau
penjerap lain& dalam air harus dikocok kua-kuat selama jangka waktu tertentu
!misalnya 3$ detik& sebelum penyaputan. Tergantung pada ukuran partikel-
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
29/56
partikel penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat hemihidrat !2‹Œ&
untuk membantu melekatkan penjerap pada plat kaca. 5khirnya, setelah
penyaputan, pelat harus dikeringkan pada suhu kamar dan kemudian diaktifkan
dengan pemanasan dalam tanur pada suhu 2$$ o-22$ o selama ‰$ menit. 'ada
beberapa pemisahan biasanya akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah
dengan menambahkan garam anorganik !misalnya perak nitrat untuk 4LT
pemerakan&, dan hal ini penting baik dikerjakan pelat yang disaput sendiri di
laboratorium ialah karena kadar air silika gel dapat dikendalikan. 1al inimerupakan faktor yang kritis untuk beberapa pemisahan !1arborne, 23%&.
4LT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal !sampai 2
mm& sebagai pengganti lapisan penjerap yang ipis !$.2$-$,# mm&, pelat preparatif
yang dibua oleh pabrik dapat dibeli. 4andungan yang sudah dipisah dapat
diperoleh kembali dengan cara mengerok penjerap di tempat yang sesuai pada
pelat yang telah dikembangkan, lalu serbuk dielusi dengan pelarut seperti eter, danakhirnya dipusingkan untuk menghilangkan penjerap !1arborne, 23%&.
emikian kuatnya lapisan penjerap melekat pada kaca sehingga
memungkinkan pengembangan plat berulang-ulang dengan pengembang yang
sama atau beberapa pengembang yang berbeda, dengan mengeringkan pelat
sebelum pengembangan berikutnya. 'ilihan lain ialah sistem 4LT multieliminasi
yang dirancang oleh *an Sumere !23+3&. 'ada cara ini, untuk pemisahan yang
rumit, plat kaca segiempat yang sudah disaput dengan penjerap dipotong pada
tahap yang tepat dengan pemotong kaca. 'enjerap baru disemprotkan merata pada
pelat, dilakukan di antara dua pengembangan !1arborne, 23%&.
". "LT Multi !luen dan (ua (imensi
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
30/56
ulti eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang
memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang
berbeda !all, #$$‹&.
alam multi eluen, setelah pengembang tunggal menaik, kromatogram
diangkat dari chamber dan dikeringkan, biasanya selama ‹-2$ menit.
4romatogram tersebut kemudian dielusi lagi dalam eluen segar dari pelarut yang
sama dalam arah yang sama untuk jarak yang sama. 'roses ini, yang dapat diulang
berkali-kali, meningkatkan resolusi komponen dengan nilai ˆf bawah $,‹.eberapa pengembang dilakukan dengan pelarut yang berbeda dalam arah yang
sama, masing-masing yang menjalankan jarak yang sama atau berbeda, disebut
elusi bertahap. Sebuah fase kurang polar dapat digunakan pertama, diikuti oleh
fase yang lebih polar, atau sebaliknya. 'emindahan material nonpolar kebagian
atas lapisan, meninggalkan (at terlarut polar terganggu dari mana dia berasal.
Setelah kering, (at terlarut polar dipisahkan oleh pengembang dengan eluen!6ried, 2333&.
4euntungannya adalah kadang-kadang pelat 4LT tampaknya tidak cukup
lama untuk memberikan pemisahan yang diperlukan pada komponen sampel
!all, #$$‹&.
4LT dua arah atau dua dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi
sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang
hampir sama, karenanya nilai ˆf juga hampir sama sebagaimana dalam asam-
asam amino. Selain itu, dua sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat
digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan
analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda !ƒandjar, #$$&.
4romatografi planar adalah satu-satunya teknik kromatografi dimana
kromatografi dua dimensi dapat dilakukan. Ini merupakan alat pemisahan yang
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
31/56
baik dan cukup sering dilirik sebagai suatu prosedur untuk dilakukan. Sayangnya
kebanyakan pemisahan dua dimensi dahulunya telah melibatkan pemisahan
kurang lebih #$ jenis asam amino pada selulosa atau silika gel, dimana
prosedurnya memakan waktu seharian untuk dilakukan dan hanya satu sampel per
lempeng yang bisa di analisa dalam satu waktu. 1asilnya adalah suatu
kromatogram seperti cetakan jari, mengidentifikasi noda dengan
membandingkannya dengan standar sangat memakan waktu dan harus dilakukan
terpisah pada kondisi eluen yang sama. agaimanapun juga, suatu metode telahdikembangkan. ulunya asam amino telah dipisahkan dengan cara ini selama
berabad-abad !all, #$$‹&.
L. )denti#ikasi Sen%a*a
Šji fitokimia bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa
metabolit yang terdapat pada ekstrak. Terdapat berbagai kemungkinan untuk
deteksi senyawa berwarna pada kromatogram. eteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukan penyerapan di daerah Š* lampu gelombang pendek
!#‹‡ nm& atau jika senyawa itu dapat dieksitasi ke flouroresensi radiasi Š*
gelombang pendek dan atau gelombang panjang !‰+‹ nm&. Identifikasi senyawa
dalam kromatogram biasanya dengan menggunakan harga ˆf yang didefinisikan
sebagai:
Rf =Jarak tempuhnoda
Jarak tempuheluen
1arga ˆf merupakan parameter karakteristik 4LT !Stahl, 23%‹&. 1arga ˆf
merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatografi dan pada
kondisi konstan merupakan besaran karakteristik reprodusibel.
6aktor- faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam 4LT dapat
mempengaruhi harga ̂ f, antara lain:
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
32/56
2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya
#. Tebal dan kerataan lapisan penyerap
‰. 'elarut fase gerak
‡. erajat kejenuhan
‹. "umlah cuplikan
+. Suhu dan kesetimbangan !4artikasari, #$$%&
"enis-jenis metabolit sekunder yaitu:
2. 5lkaloida5lkaloida merupakan golongan (at tumbuhan sekunder yang terbesar.
5lkaloida mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik.
5lkaloida mempunyai akti„itas fisiologi yang menonjol sehingga digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan !1arborne, 23%&.
#. 6la„onoida6la„onoida mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat
pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. 'ada
tumbuhan tinggi, fla„onoida terdapat baik dalam bagian „egetatif maupun dalam
bunga. 'igmen bunga fla„onoida berperan jelas dalam menarik burung dan
serangga penyerbuk bunga. eberapa fungsi fla„onoida pada tumbuhan ialah
pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, kerja antimikroba dan anti„irus serta kerja
terhadap serangga !ˆobinson, 233‹&.
‰. Saponin
Saponin mula-mula diberi nama demikian karena sifatnya yang
menyerupai sabun !bahasa latin sapo berarti sabun&. Saponin tersebar luas diantara
tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk,
menyebabkan bersin dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
33/56
adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok
!ƒunawan, #$$‡&.
alam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan, dan
tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan selama
beratus-ratus tahun !ˆobinson, 233‹&.
‡. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan
polifenol yang terdapat dalam tumbuhan, yang mempunyai rasa sepat danmemiliki kemampuan menyamai kulit. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu.
Šmumnya tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh pemakan tumbuhan
karena rasanya yang sepat. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah
sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan !herbi„ora& !1arborne, 23%&.
‹. ƒlikosidaƒlikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan gula dan bukan gula.
agian gula biasa disebut glikon sementara bagian bukan gula disebut aglikon
atau genin. 4lasifikasi !penggolongan& glikosida sangat sukar. ila ditinjau dari
gulanya, akan dijumpai gula yang strukturnya belum jelas. Sedangkan bila
ditinjau dari aglikonnya akan dijumpai hampir semua golongan konstituen
tumbuhan, misalnya tanin, sterol, terpenoid, dan fla„onoid. 1ampir semua
glikosida dapat dihidrolisis dengan pendidihan dengan asam mineral. 1idrolisis
dalam tumbuhan juga terjadi karena en(im yang terdapat dalam tumbuhan
tersebut. Nama en(imnya secara umum adalah beta glukosidase, sedangkan untuk
ramnosa nama en(imnya adalah ramnase !ƒunawan, #$$‡&.
+. SteroidTriterpenoid
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
34/56
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon ‰$ asiklik,
yaitu skualen. Triterpenoid adalah senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, sering
kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Šji yang banyak digunakan ialah reaksi
LiebermannŽurchard !asam asetat anhidridaŽ1#S7‡ pekat& yang kebanyakan
triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru. Steroida adalah triterpena yang
kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren. ahulu steroida
dianggap sebagai senyawa satwa tetapi sekarang ini makin banyak senyawasteroida yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan !fitosterol&. 6itosterol
merupakan senyawa steroida yang berasal dari tumbuhan. Senyawa fitosterol yang
biasa terdapat pada tumbuhan tinggi yaitu sitosterol, stigmasterol, dan
kampesterol !1arborne, 23%&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
35/56
BAB III
MET$DE P%AKTIKUM
A. Alat dan Bahan
2. 5lat yang digunakan
5dapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat refluks, cawan
porselin, chamber, corong, corong pisah, gelas ukur, gelas kimia, gegep, kain
putih, labu alas bulat, lampu Š* ‰++ dan #‹‡ nm, lampu belajar, lempeng kaca
mangkok kaca, magnetic stirrer, pipet tetes, pipa kapiler, pensil, penggaris, pipet„olume, pinset, pompa „akum, o„en, rotary e„aporator, senter glass, sendok besi,
statif dan klem, tabung sentrifuge, timbangan, timbangan analitik, timbangan
ohaus, „ial.
#. ahan yang digunakan
5dapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu a/uadest,
aluminium foil, butanol, etil asetat, garam tidak beryodium, 1#S7‡, kertas saring,karet gelang, kapas, kloroform, lakban, lempeng silika gel, metanol, metal, n-
butanol, n-he‘an, daun ƒanjeng ! Piper betle L", permipan, plastik bening, serbuk
silika gel.
B. Cara Pengerjaan Sampel
1. Pen&'a(an Sa)(e*
iucapkan asmallah. iambil sampel berupa daun ganjeng. icuci
bersih daun ƒanjeng kemudian dipotong-potong kecil. ikeringkan dengan cara
diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung,
kemudian disortasi kering.
+. Pe)bua,an Herbar'u)
iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
icuci herba di bawah air yang mengalir, agar kotoran yang melekat pada daun
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
36/56
benar-benar hilang. ikeringkan herba, yang tidak terkena oleh cahaya matahari,
agar kandungannya yang ada disampel tidak rusak. ioleskan dengan alkohol
$Œ, agar sampel tidak ditumbuhi mikroba. itempelkan herba pada sasak
dengan menggunakan selotip bebas asam dan ditutup sasak
-. Eks,raks' sa)(e* denan )e,ode/
a. aserasi
iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
ipotong kecil-kecil sampel daun ganjeng. itimbang sampel sebanyank 2‹$ gr.4emudian dimasukkan 2‹$ g sampel ke dalam toples. ibasahi sampel
menggunakan larutan metanol. itambahkan pelarut metanol ke dalam toples
hingga melewati sampel !sampel terendam&. itutup toples menggunakan
aluminium foil kemudian ditutup rapat dengan penutup toples. ibiarkan sampel
terendam selama ™ #‡ jam. ilakukan proses penyarian setelah ™ #‡ jam
menggunakan kain putih dan corong yang telah disumbat kapas. ilakukan prosesremaserasi sampel yang telah disaring tadi. itampung hasil maserasi
b. Sokletasi
iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
itimbang sampel daun ganjeng sebanyak ‹$ g. imasukkan sampel ke dalam
labu alas bulat. itambahkan ‹$$ ml methanol ke dalam labu alas bulat.
irangkai alat sokletasi. imulai penyarian #$-#‡ siklus. itampung hasil ekstrak
daun ƒanjeng.
c. ˆefluks
iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
itimbang sampel daun ƒanjeng ‹$ g. imasukkan ke dalam labu alas bulat.
itambahkan ‹$$ ml metanol ke dalam labu alas bulat. irangkai alat refluks.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
37/56
imulai penyarian dan ditunggu hingga ‰-‡ jam. isaring hingga didapatkan
ekstrak cair dan ampasnya
‡. Par,'s'
a. 'artisi air-air
iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang ekstrak
metanol daun ƒanjeng sebanyak # g. ilarutkan ekstrak dengan ‰$ ml heksan dan
dimasukkan ke dalam corong pisah. isuspensikan ekstrak yang tidak larut
dengan 2$ ml air dan dimasukkan ke dalam corong pisah. igojog corong pisahhingga homogen dan didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan
pelarut. ipipet lapisan he‘an kemudian ditampung dalam wadah yang disaring
terlebih dahulu menggunakan corong dan kertas saring. itambahkan kembali ‰$
ml he‘an ke dalam corong pisah lalu digojog hingga terbentuk lagi dua lapisan
pelarut. ilakukan penggantian pelarut he‘an sebanyak ‹ kali. iuapkan lapisan
he‘an yang diperoleh. itambahkan pelarut n-butanol jenuh air pada lapisan air dalam corong pisah sebanyak 2$ ml kemudian digojok. idiamkan corong pisah
hingga terbentuk dua lapisan. itampung lapisan n-butanol jenuh air lalu disaring.
itambahkan kembali pelarut n-butanol jenuh air dan penggantian pelarut n-
butanol dilakukan pula sebanyak ‹ kali. iuapkan lapisan n-butanol jenuh air
hingga kental. itimbang masing-masing ekstrak he‘an dan n-butanol jenuh air.
ilakukan identifikasi senyawa dengan menggunakan teknik 4LT
b. 'artisi air-'adat
iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
itimbang ekstrak metanol sebanyak #,$+ gram. imasukkan ekstrak ke dalam
lumpang kemudian dilarutkan dengan n-heksan sebanyak 2‹ ml dan digerus.
imasukkan ke dalam + tabung sentrifuge yang telah disama ratakan tingginya.
isentrifuge hasil gerusan dengan kecepatan #‹$$ rpm selama ‹ menit.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
38/56
ipisahkan antara ekstrak larut he‘an dan tidak larut he‘an. ilakukan terus Ž
menerus hingga larutan n-he‘an dalam tabung jernih. igunakan larutan n-he‘an
sebanyak 2$$$ ml atau 2 liter dengan 2$ siklus. ihiung rendamen yang
didapatkan
0. Kro)a,ora' La('s T'('s
a. 'engaktifan Lempeng silica
isiapkan lempeng. iukur batas bawah 2 cm dan batas atas $,‹ cm.
imasukkan dalam o„en hingga melengkung b. 'enjenuhan chamber
imasukkan pelarut methanol dan etil # : 2 dan sebagainya. igoyang-
goyangkan chamber. imasukkan potongan kertas saring hingga mencapai tutup
chamber. itandai chamber jenuh yang terelusi dengan pelarut pada kertas saring
c. 'enyiapan sampel
isiapkan alat dan bahan. isiapkan sampel yang akan ditotol ke dalam ‰ buah „ial, „ial pertama !ekstrak larut he‘an&, „ial ke # !ekstrak tidaklarut he‘an&,
dan „ial ‰ !ekstrak larut metanol&. ilarutkan ekstrak pada „ial dengan he‘an
secukupnya hingga tidak terlalu pekat, kemudian ditutup dengan aluminium foil.
ilarutkan ekstrak tidak larut he‘an dengan kloroform secukupnya hingga tidak
terlihat pekat kemudian ditutup dengan aluminium foil. ilarutkan ekstrak
metanol pada „ial ‰ dengan metanol secukupnya hingga tidak terlihat pekat
kemudian ditutup dengan aluminium foil. i„orteks ketiga „ial hingga homogen
d. 'engujian 4LT
iambil chamber yang akan digunakan. iukur eluen he‘an banding etil
dengan perbandingan ‰ : 2. imasukkan eluen he‘an banding etil ‰ : 2 ke dalam
chamber secara bersamaan. igerak Ž gerakkan chamber kemudian didiamkan
hingga jenuh. iambil sejumlah kecil sampel dalam „ial lalu ditotol pada lempeng
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
39/56
berbeda dan diangin-anginkan. imasukkan lempeng yang telah ditotol ke dalam
chamber kemudian chamber ditutup. iamati pergerakan noda tinggi eluen
terelusi hingga batas atas lempeng. iamati dilampu Š* ‰++ nm dan lampu Š*
#‹‡ nm. 5pabila tidak terdapat noda yang diinginkan maka lempeng disemprot
dengan 1#S7‡ 2$Œ dan dipanaskan hingga noda menja dibercak kehitaman.
ilakukan pengujian berulang dengan perbandingan pelarut berbeda sampai profil
4LT ditemukan.
2. BSLT " Brine Shirmp Lethalit% Test #
a. 'embuatan air bebas proto(oa
iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang garam tidak
beriodium kira-kira ‰ gram. iukur a/uadest 2$$$ ml !2 liter&. ilarutkan ‰%
gram Nal !garam& tidak beriodium dalam 2 liter air. iaduk kemudian disaring.
imasukkan ke dalam toples kemudian ditutup
b. 'enyiapan larutan stok isiapkan alat dan bahan. itimbang ekstrak metanol, ekstrak larut he‘an,
dan ekstrak tidak larut he‘an masing-masing sebanyak ‰$ mg. itambahkan ‰ ml
pelarut metanol ke dalam ekstrak metanol, ‰ ml pelarut n-he‘an ke dalam ekstrak
larut n-he‘an dan ‰ ml pelarut n-butanol untuk ekstrak yang tidak larut n-he‘an.
itutup setiap ekstrak yang telah ditambahkan pelarut
c. 'enyiapan sampel ekstrak
icuci „ial sebanyak %$ ml. itarer setial „ial dengan ‹ ml air.
imasukkan ekstrak metanol dengan konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$
ppm ke dalam ‹ „ial dan 2$$$ ppm ke dalam ‹ „ial. imasukkan ekstrak larut
he‘an dengan konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$ ppm ke dalam ‹ „ial dan
2$$$ ppm ke dalam ‹ „ial. imasukkan ekstrak tidak larut he‘an dengan
konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$ ppm ke dalam ‹ „ial dan 2$$$ ppm ke
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
40/56
dalam ‹ „ial . imasukkan kontrol pelarut metanol, n-he‘an dan n-butanol ke
dalam ‹ „ial yang berbeda masing-masing sebagai pembanding. imasukkan
kontrol air laut ke dalam ‹ „ial sebagai pembanding. ibiarkan selama #‡ jam
hingga pelarutnya menguap.
d. Šji SLT
imasukkan 2$ ekor lar„a udang ! &rtemia salina L& ke dalam „ial dan
dicukupkan dengan air laut sampai ‹ ml. itambahkan 2 tetes suspensi ragi !‰
mg‹ ml& ke dalam „ial. ihitung jumlah lar„a yang mati setelah 2 ‘ #‡ jame. 'enyiapan larutan uji
itetaskan lar„a udang dalam wadah penetas berbentuk kerucut berisi air
laut yang dilengkapi dengan lampu sebagai sumber cahaya dan aerator sebagai
sumber 7#. ibiarkan selama 2 ‘ #‡ jam. ipindahkan ke dalam wadah gelap yang
di sisinya merupakan wadah terang. Lar„a uji yang baik ditandai dengan lar„a
yang berada pada wadah yang terang.. Kro)a,ora' Ko*o) "KK# dan Kro)a,ora' Ca'r 3aku) "KC3#
a. 4romatografi 4olom
iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
ibebas lemakkan dengan dibilas menggunakan methanol. imasukkan kapas
pada bagian bawah dari kolom. imasukkan silika gel sampai mengisi š dari
kolom lalu ketuk-ketuk hingga tidak terbentuk gelembung gas. ikeluarkan silika
dan ditimbang. itimbang sampel dengan perbandingan 2: 2$$ sampel dan silika .
isuspensikan silika gel dan ekstrak dengan eluen pertama. imasukkan ke
kolom lalu mampatkan. imasukkan selapis kertas saring di bagian atas.
itampung isolate dalam „ial dengan kecepatan alir #$ tetes per menit. itotolkan
pada lempeng. ilihat penampakan noda pada lampu Š* #‹‡ nm dan ‰++ nm.
igabung sampel dengan profil 4LT yang sama lalu hitung nilai ˆf nya.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
41/56
b. 4romatografi air *akum
icapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang gram srbuk
silika dan 2,‹ ekstrak larut n-he‘an lalu digerus dilumpang hingga homogen.
imasukkan serbuk jika gel dan ekstrak larut n-he‘an yang telah dihomogenkan
ke dalam senter glass lalu dimampatkan. iletakkan kertas sering di atasnya.
ifkraksinasi sampel dengan kromotografi cair „akum menggunakan eluen n-
he‘an, etil, dan metanol dengan berbagai perbandingan yang telah diketahui.
imasukkan eluen n-he‘an +$ ml, he‘an banding etil, dan etil banding metanolmasing-masing perbandingan ke dalam senter gelas lalu hasil fraksinasinya
ditampung dalam wadah yang telah disiapkan. iuapkan hasil fraksi hingga
diperoleh ekstrak kental. ifraksinasi masing masing ekstrak yang diperoleh dari
berbagai perbandingan eluen saat dimasukkan ke dalam „ial lalu diencerkan
dengan pelarut kloroform banding metanol. itotol ekstrak yang telah larut pada
lempeng kemudian dielusi dengan eluen n-he‘an banding etil dengan perbandingan ‰ : 2. iamati penampakan noda pada lempeng dibawah Š* #‹‡
nm dan ‰++ nm. igabungkan sampel yang mempunyai profil 4LT yang sama
hingga diperoleh fraksi # fraksi !fraksi 5 dan fraksi &. iuapkan pelarut fraksi
yang diperoleh kemudian ditimbang. imasukkan masing-masing fraksi ke dalam
„ial secukupnya lalu dilarutkan dengan kloroform banding metanol. itotol
masing-masing fraksi pada lempeng kemudian dielusi. 6raksi 5 dielusi dengan
he‘an banding etil !‰ : 2& dan fraksi dielusi dengan eluen etil banding metanol
! : 2&. ilihat penampakan noda fraksi 5 dan fraksi di bawah lampu u* #‹‡
nm dan ‰++ nm.
4. Kro)a,ora' La('s T'('s Pre(ara,'
a. 'embuatan lempeng
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
42/56
ibaca basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
itimbang serbuk silika sebanyak #$ gram. iukur ‹$ ml a/uadest.
ihomogenkan serbuk silika dan a/uadet ke dalam erlenmeyer hingga terbentuk
bubur silika. ituang bubur silika di atas lempeng kaca berukuran #$ cm ‘ #$ cm
dan diratakan. idiamkan lempeng 2 ‘ #‡ jam. iaktifkan lempeng dalam o„en
dengan suhu 22$$ selama 2 Ž # jam.
b. 'enotolan sampel
isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. ilarutkan ekstrak fraksi5 dalam „ial dengan pelarut kloroform: metanol !2 : 2&. itotolkan ekstrak yang
larut pada lempeng preparatif yang telah diaktifkan menggunakan pipa kapiler.
iukur eluen he‘an : etil !‰ : 2& masing-masing ‡‹ ml dan 2‹ ml lalu dimasukkan
ke dalam chamber lalu dijenuhkan. Setelah chamber jenuh, lempeng preparatif
yang telah ditotol dimasukkan ke dalam chamber kemudian chamber ditutup dan
ditunggu hingga proses elusi selesai. Setelah proses elusi selesai, lempengdikeluarkan dari chamber lalu diangin-anginkan hingga eluennya menguap.
ilihat penampakan noda yang berbentuk pita pada u„ ‰++ nm dan #‹‡ nm.
iberi tanda noda yang berbentuk pita lalu dikeruk. iperoleh # noda kemudian
masing-masing noda di masukkan ke dalam # mangkok berbeda yang telah
ditimbang dan diberi tanda noda 2 dan noda #. itambahkan masing-masing noda
dengan kloroform banding metanol !2:2& sebanyak 2$ ml, lalu dihomogenkan
kemudian dipipet ke dalam tabung sentrifuge. isentrifuge sampel dengan
kecepatan #‹$$ ppm dalam waktu ‹ menit. Setelah disentrifuge diperoleh dua
lapisan yaitu cairan yang bening dan endapan. ipipet cairan yang bening dari
masing-masing noda ke dalam # „ial yang berbeda yang telah ditimbang.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
43/56
BAB I3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabe* Pena)a,an
2. kstraksi
Nama Sampel
erat
Sampe
l
*olume
'elarut
erat
…kstrak
aun Sirih ! Piper
betle L.&#$$ g 2%$$ ml #+,3 g
3. (rine %hrimp Lethaly )est !(%L)"
a. 4ematian lar„a
Samp
el
"umlah Lar„a ati padaSetiap 4onsentrasi
"umlah Lar„a ati pada 4ontrol Negatif
2
$
p
p
m
2
$
$
p
p
m
2$
$$
pp
m
'
e
l
a
r
u
t
5ir Laut
…kstra
k
etan
ol
‡ % 2$ $ $
+ ‹ 3 $ $
% ‹ $ $
# ‡ + $ $
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
44/56
‹ 3 $ $
ε +
0
-
1-5 6 6
…kstra
k n-
1eksa
n
% % 2$ $ $
‹ 3 $ $
+ ‹ 3 $ $
‰ + $ $
# ‡ % $ $
ε +
7
-
67- 6 6
…kstra
k
tidak
larut
n-
1eksa
n
‹ % $ $
# ‰ ‹ $ $
‡ + $ $
‰ 3 3 $ $
2 # ‰ $ $
ε 1
0
+
--+ 6 6
b. Nilai 'robit
Sampel
4on
sentr
asi
!pp
m&
Log
4on
sentr
asi
Œ
4em
atian
Lar„
a
Nilai
'robit
!y&
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
45/56
…kstrak
etanol
2$ 2 ‹$ ‹,$$
2$$ # +# ‹,‰2
2$$$ ‰ % ‹,
…kstrak
larut n-
1eksan
2$ 2 ‡% ‡,3‹
2$$ # +$ ‹,#‹
2$$$ ‰ %+ +,$%
…kstrak
tidak
larut n-
1eksan
2$ 2 ‰$ ‡,‡%
2$$ # ‡+ ‡,3$
2$$$ ‰ +‡ ‹,‰+
B. Pembahasan
aun sirih ! Piper betle L.& atau disebut juga dengan daun ganjeng adalahsalah satu tumbuhan yang sampai saat ini banyak dikenal sebagai tanaman obat.
aunnya sering digunakan sebagai obat dipercaya memiliki khasiat mencegah
penyakit infeksi saluran kemih, pembersih gigi, obat sakit perut, dan obat luka
oleh masyarakat akassar, Sulawesi Selatan. aun Sirih ! Piper betle L.&
diketahui mengandung inyak atsiri. engingat manfaat dari aun Sirih ! Piper
betle L.& yang banyak bermanfaat bagi tubuh.6itokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan kimia dari bahan
alam yang mempunyai khasiat obat. ahan alam meliputi tumbuhan, hewan,
mineral, serta biota laut. ahan alam tersebut mengandung beberapa komponen
kimia yang dapat digunakan sebagai obat. 7bat yang berasal dari bahan alam
dikenal luas sebagai obat tradisional !ƒunawan, #$$‡&.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
46/56
5dapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: rota „apor,
batang pengaduk, beker gelas, chamber, cawan porselin, corong pisah, eksikator,
gelas ukur, gelas arloji, kain putih, kipas angin, klem, lampu belajar, lap halus, lab
kasar, lempeng kaca, lumpang, mikro pipet, mikroskop, magnetic stirer, neraca
analitik, o„en, pengayak, pipa kapiler, pipet tetes, saringan „akum, sentrifuge,
sendok tanduk, sendok besi, sinter glass, spatel, spoit, statif, toples, tabung reaksi,
tabungs entrifuge timbangan kasar, „ial.
5dapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: air bebas proto(oa, aluminium foil, asam sulfat 2$ Œ, a/uadest, aun Sirih ! Piper betle L.&,
etanol, etilasetat, he‘an, kloroform, 471 etanolik, kertas saring, lar„a udang
! &rtemia salina&, lempeng silika gel ƒ6 #‹‡, metanol, n Ž he‘an, n Ž butanol,
permipan, plastic bening, serbuk silika gel ƒ6 #‹‡, sel telur lar„a udang ! &rtemia
salina&.
alam praktikum ini akan dilakukan percobaan untuk ekstraksi senyawaaktif tumbuhan tertentu yang berkhasiat obat. 'ercobaan dilakukan mulai dari
pengambilan sampel, kemudian ekstraksi dan identifikasi senyawa kimia yang
terdapat pada ekstrak tersebut dengan metode 4romatografi lapis tipis dan dengan
menggunakan pereaksi kimia. Sampel tumbuhan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah daun ganjeng atau disebut daun sirih ! Piper betle L.&.
aun sirih diambil dengan cara dipetik langsung. 4emudian sampel dicuci
hingga bersih dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan !tidak dibawah matahari langsung&. Setelah kering sampel
dipotong kecil Ž kecil dengan tujuan untuk memudahkan molekul Ž molekul air
yang terdapat dalam dalam sel tumbuhan dapat menguap dengan mudah.
'enghilangan molekul Ž molekul air ini dilakukan karena air merupakan
medium yang mudah ditumbuhi mikroba atau jamur. 4eberadaan mikroba atau
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
47/56
jamur ini nantinya dapat mengganggu hasil ekstraksi senyawa aktif dari sampel.
Selain itu tujuan dari pengeringan ini dilakukan juga dimaksudkan untuk
mencegah terjadi reaksi en(imatis di dalam sel, di mana reaksi en(imatis ini dapat
berlangsung bila simplisia mengandung air dengan jumlah lebih dari 2$ Œ.
alam proses pengolahan sampel terdapat dua jenis sortasi yang dilakukan
yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada sampel yang
baru diambil dari habitatnya ditujukan untuk memisahkan simplisia yang utuh
dan layak untuk diekstraksi dengan bagian tanaman lain yang tidak dibutuhkanserta kotoran dan benda asing seperti tanah, pasir serta kerikil. Sortasi yang kedua,
yaitu sortasi kering yang dilakukan pada saat sampel telah dikeringkan untuk
selanjutnya dapat diekstraksi dengan metode yang sesuai.
Setelah itu sampel dirajang hingga sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
5dapun tujuan dari proses ekstraksi ini adalah untuk menarik komponen kimia
yang terdapat dalam simplisia. …kstraksi yang dilakukan disesuaikan dengan sifatkimia fisika dari sampel dan juga tergantung dari (at yang dikandungnya.
'ada percobaan ini dilakukan ekstraksi dengan cara maserasi. aserasi
adalah penyarian (at aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar terlindung dari cahaya.
'roses ekstraksi yang terjadi yaitu cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel dan masuk ke dalam rongga yang mengandung (at aktif,
kemudian (at aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan (at aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah !proses difusi&. 'eristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara di luar sel dan di dalam sel. Setelah proses
maserasi selesai, kemudian di saring dengan kain putih. igunakan kain putih
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
48/56
agar ekstrak tidak terkontaminasi pewarna dari kain. igunakan pula larutan
penyari metanol, karena metanol bersifat semipolar sehingga dapat menarik
komponen kimia yang bersifat polar maupun non polar pada daun sirih. 4emudian
ekstrak metanol tersebut dikeringkan hingga larutan penyari menguap. ari hasil
percobaan ini diperoleh hasil ekstrak #,$+ gram.
4emudian setelah dilakukan ekstraksi maka selanjutnya ialah partisi,
dimana partisi ini terbagi # yaitu partisi cair Ž cair dan partisi cair Ž padat. 'rinsip
dari partisi cair Ž cair adalah ekstraksi cair Ž cair !corong pisah& merupakan pemisahan komponen kimia di antara # fase pelarut yang tidak saling bercampur
di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase
kedua, lalu kedua fase yang mengandung (at terdispersi dikocok, lalu didiamkan
sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan
komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.Sampel daun sirih, dipartisi cair Ž padat. 'rinsip dari ekstraksi cair padat
yaitu penarikan komponen kimia pada suatu sampel dengan menggunakan satu
pelarut yang pelarutannya dilakukan secara terpisah di mana komponen kimia
akan terlarut dalam pelarut dengan cepat dengan bantuan sentrifuge berdasarkan
gaya sentrifugasi. ara kerjanya yaitu pertama Ž tama disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk partisi cair Ž padat. 4emudian ditimbang ekstrak
metanol sebanyak ‹ gram. Lalu ekstrak metanol yang telah ditimbang, dilarutkan
dengan 2$$$ ml heksan sedikit demi sedikit dalam lumpang dan digerus.
4emudian hasil gerusan disentrifuge dengan kecepatan #‹$$ ppm selama ‹ menit.
Ipisahkan antara ekstrak larut dan tidak larut heksan dan untuk yang larut
heksan disaring menggunakan kertas saring dan ditampung pada mangkok.
Lakukan terus menerus dengan perlakuan yang sama hingga ekstrak yang ada
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
49/56
pada lumpang menjadi bening. an semua hasil tampungan larut heksan diuapkan
dan yang tidak larut heksan disimpan pada cawan porselin sebagai sampel ekstrak
yang tidak larut heksan. 4emudian masing-masing ditimbang bobot ekstrak. ari
sini diperoleh larut heksan ‹ g dan tidak larut heksan $,3% g.
4romatografi lapis tipis !4LT& adalah suatu metode analisis yang
digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan
sederhana. 'enggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian
senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur senyawa. 'rinsipnya atas dasar
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut
pengembang. ahan adsorben sebagai fase diam dapat digunakan silika gel,
alumina dan serbuk selulosa. 'artikel silika gel mengandung gugus hidroksil pada
permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air.
6ase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansiyang mana dapat berflouresensi dalam sinar ultra „iolet. 6ase gerak merupakan
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Sebelum menotolkan sampel ke lempeng 4LT, terlebih dahulu dibuat batas
atas dan batas bawah dengan menggunakan pensil. 1al ini bertujuan untuk
mengetahui dimana penotolan sampel itu, dalam penandaan tidak digunakan tinta
karena pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. 1al
ini dapat mempengaruhi proses pengelusian senyawa sampel.
i dalam chamber diisi dengan eluen, di mana untuk setiap sampel
memiliki eluen dengan campuran yang sama yaitu heksan : etil asetat !‰ : 2& untuk
sampel daun sirih. …luen tersebut terlebih dahulu dijenuhkan. alam hal ini
chamber ditutup rapat dengan tujuan agar meyakinkan bahwa atmosfer dalam
gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut. 'enjenuhan udara dalam gelas kimia
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
50/56
dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan
pelarut dalam 4LT. Šntuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya
ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut.
Setelah chamber jenuh maka lempeng 4LT dimasukan ke dalam chamber,
ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama Ž tama akan
melarutkan senyawa Ž senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis
dasar. Senyawa Ž senyawa akan cenderung bergerak pada lempeng kromatografi
sebagaimana halnya pergerakan pelarut. i sini akan kita lihat mulai akan adanoda terpisah Ž pisah, ini dikarenakan setelah sampel dilarutkan dengan eluen,
maka sampel akan ikut berinteraksi juga dengan silika yang ada di lempeng.
Senyawa yang terperangkap di bagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa
tersebut paling tinggi kepolarannya, Senyawa ini dapat membentuk ikatan
hidrogen yang akan melekat pada silika lebih kuat dibanding senyawa lainnya.
4ita dapat mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yanglainnya. 'enjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada
permukaan.
…luen yang digunakan merupakan kombinasi dari dua atau tiga macam
pelarut, hal ini dimaksudkan untuk mencapai semua tingkat kepolaran sehingga
diharapkan eluen ini dapat mengangkat noda dengan tingkat kepolaran yang
berbeda Ž beda pula. engan perbandingan jumlah pelarut yang digunakan adalah
perbandingan yang didasarkan pada pengalaman bahwa eluen tersebut dapat
menarik komponen kimia yang maksimal. Namun jika pada penampakan noda
belum didapat jumlah noda yang maksimal atau posisi noda yang terlalu ke atas
atau ke bawah maka perbandingan eluen yang digunakan dapat dimodifikasikan
kembali.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
51/56
ilakukan identifikasi 4LT dengan sampel hasil partisi cair Ž padat.
imana sampel larut heksan dilarutkan dengan kloroform, sampel larut metanol
dilarutkan dengan metanol, sampel tidak larut heksan juga dilarutkan dengan n Ž
butanol. Setelah dilarutkan, ditotolkan sampel pada # lempeng silika gel yang
berbeda, yang telah diberi tanda berdasarkan kepolarannya. ielusi lempeng silika
gel yang telah ditotol sampel pada chamber yang telah dijenuhkan dan berisi
eluen. 5pabila eluen telah mencapai batas atas maka lempeng tersebut dikeluarkan
dari chamber. Setelah itu diamati penampakan noda yang terbentuk pada Š* #‹‡dan Š* ‰++, difoto hasil noda yang tampak pada Š* #‹‡ dan ‰++ nm..
ekanisme penampakan noda pada Š* yaitu suatu metode yang
mengabsorbsi cahaya ultra„iolet akan mencapai suatu keadaan tereksitasi dan
kemudian memancarkan cahaya ultra„iolet atau cahaya tampak pada waktu
kembali ke tingkat dasar !emisi&, emisi inilah yang digambarkan sebagai
fluoresensi. 'ada Š* #‹‡ nm, lempeng 6#‹‡ yang mengalami flouresensi, dimanalempeng 6#‹‡ mengabsorbsi cahaya ultra„iolet mencapai suatu keadaan tereksitasi
dan kemudian memancarkan cahaya ultra„iolet atau cahaya tampak sebagai
fluoresensi, sedangkan noda akan terlihat gelap, tidak dapat tampak bila
mengandung gugus kromofor.
'enampakan noda pada lampu Š* ‰++ nm adalah karena adanya daya
interaksi antara sinar Š* dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom
yang ada pada noda tersebut. 6luoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi
dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi. …nergi inilah yang menyebabkan
perbedaan fluoresensi warna yang dihasilkan oleh tiap noda.
-
8/18/2019 Laporan Flengkap Fito
52/56
rine Shrimp Lethality Test !ST& adalah suatu metode pengujian dengan
menggunakan hewan uji yaitu &rtemia salina Leach, yang dapat digunakan
sebagai bioassay yang sederhana untuk meneliti toksisitas akut suatu senyawa,
dengan cara menentukan nilai L ‹$ yang dinyatakan dari komponen aktif suatu
simplisia maupun bentuk sediaan ekstrak dari suatu tanaman. 5pabila suatu
ekstrak tanaman bersifat toksik menurut harga L ‹$ dengan metode ST, maka
tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai obat anti kanker. Namun, bila tidak
bersifat toksik maka tanaman tersebut dapat diteliti kembali untuk mengetahuikhasiat lainnya dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih besar dari lar„a
&rtemia salina Leach seperti mencit dan tikus secara in „i„o. Suatu senyawa
dinyatakan mempunyai potensi toksisitas akut jika mempunyai harga L ‹$
kurang dari 2$$$ ›gml. L ‹$ ! Lethal Concentration ‹$& merupakan konsentrasi
(at yang menyebabkan terjadinya kematian pada ‹$ �