laporan fisika koefisien kekentalan zat cair

17
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KOEFFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR Disusun oleh : Eka Pajar Dwiantho 15010035 Febby Cahya Andinie 15010044 Iin Siti Fatimah 15010052 Nandani Dwi Octavia 15013156 Siti Julia Nuranggraini 15010118 Widiyana 15010134 PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI DESEMBER 2015

Upload: mega-mentari

Post on 16-Feb-2016

610 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

Fisika

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Disusun oleh :

Eka Pajar Dwiantho 15010035

Febby Cahya Andinie 15010044

Iin Siti Fatimah 15010052

Nandani Dwi Octavia 15013156

Siti Julia Nuranggraini 15010118

Widiyana 15010134

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI

DESEMBER 2015

Page 2: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum β€œKoefisien

Kekentalan Zat Cair”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas mata kuliah

Praktikum Fisika Dasar.

Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak

kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan

ini. Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Bapak

Rakhmad Rhamdani Alwie, S.Si. yang telah memberikan pengarahan dan

dorongan dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan

menjadi sumber literatur bagi pembaca.

Bogor, 12 Desember 2015

Penulis

Page 3: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Tujuan Praktikum ..............................................................................1

1.2 Dasar Teori .......................................................................................1

BAB II ALAT DAN BAHAN .........................................................................5

2.1 Alat... .................................................................................................5

2.2 Bahan ................................................................................................5

BAB III METODE KERJA .............................................................................6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................7

4.1 Hasil. .................................................................................................7

4.2 Pembahasan .......................................................................................11

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................12

DAFTAR RUJUKAN .........................................................................................13

LAMPIRAN ........................................................................................................14

Page 4: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida zat cair akan

mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.

2. Mempelajari dan menentukan koefisien kekentalan zat cair.

1.2 Dasar Teori

Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang

bergerak atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besaran gesekan ini

biasanya juga disebut derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat

air, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Suatu

jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang

rendah, dan sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki

viskositas yang tinggi. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan

besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan (Rakhmalinda, 2014).

Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah

aliran β€˜laminar’ atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran

kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran

β€˜turbulen’ yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan

diameter yang lebih besar (Dogra, 2009).

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu

bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous

yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap

sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears, 1982).

Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya

kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak

mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh

jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak

lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair

masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah

Page 5: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

2

gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.

Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris

dirumuskan sebagai Persamaan (1) (Sears, 1984).

Fs= 6 πœ‹πœ‚π‘Ÿπ‘£ (1)

dengan Ξ· menyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari bola kelereng, dan v

kecepatan relatif bola terhadap fluida. Persamaan (1) pertama kali dijabarkan oleh

Sir George Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes.

Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan beberapa syarat antara lain :

Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola. Tidak terjadi aliran

turbulen dalam fluida. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih

bersifat laminer.

Sebuah bola padat memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa

kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki rapat massa ρf, di mana ρb > ρf.

Telah diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi, namun

beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan

konstan. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir vT atau kecepatan

terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya apung ditambah gaya

gesekan fluida. Gambar 1 menunjukkan sistem gaya yang bekerja pada bola

kelereng yakni FA = gaya Archimedes, FS = gaya Stokes, dan W=mg = gaya

berat kelereng.

Page 6: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

3

Jika saat kecepatan terminal telah tercapai, pada Gambar 1 berlaku prinsip

Newton tentang GLB (gerak lurus beraturan), yaitu Persamaan (2).

FA + FS = W (2)

Jika ρb menyatakan rapat massa bola, ρf menyatakan rapat massa fluida,

dan Vb menyatakan volume bola, serta g gravitasi bumi, maka berlaku Persamaan

(3) dan (4).

W = πœŒπ‘. 𝑉𝑏. 𝑔 (3)

FA = πœŒπ‘Ÿ. 𝑉𝑏. 𝑔 (4)

Rapat massa bola ρb dan rapat massa fluida ρf dapat diukur dengan

menggunakan Persamaan (5) dan (6).

πœŒπ‘ = π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘π‘œπ‘™π‘Ž

π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘π‘œπ‘™π‘Ž (5)

πœŒπ‘“ = (π‘šπ‘”π‘’+ π‘šπ‘“)βˆ’π‘šπ‘”π‘’

𝑉𝑓 (6)

dengan mgu menyatakan massa gelas ukur, mf massa fluida, Vf volume

fluida. Dengan mensubstitusikan Persamaan (3) dan (4) ke dalam Persamaan (2)

maka diperoleh Persamaan (7).

FS = Vbg (πœŒπ‘ βˆ’ πœŒπ‘Ÿ) (7)

Dengan mensubstitusikan Persamaan (1) ke dalam Persamaan (7) diperoleh

Persamaan (8).

VT = 2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘βˆ’πœŒπΉ)

9πœ‚ (8)

Jarak d yang ditempuh bola setelah bergerak dengan kecepatan terminal

dalam waktu tempuhnya t maka Persamaan (8) menjadi Persamaan (9).

𝑑

𝑑=

2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘βˆ’πœŒπ‘“)

9πœ‚

1

𝑑=

2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘ βˆ’ πœŒπ‘“)

9π‘‘πœ‚

𝑑 = 9π‘‘πœ‚

2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘ βˆ’ πœŒπ‘“)

Atau t = k d (9)

Dengan nilai k = 9π‘‘πœ‚

2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘βˆ’πœŒπ‘“) (10)

Page 7: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

4

atau dalam grafik hubungan (d-t), nilai k merupakan kemiringan grafik

(slope). Dengan mengukur kecepatan akhir bola yang radius dan rapat massa telah

diketahui, maka viskositas fluida dapat ditentukan. Untuk memperoleh nilai

viskositas fluida, Persamaan (10) diubah dalam bentuk Persamaan (11).

πœ‚ = π‘˜ 2 π‘Ÿ2𝑔 (πœŒπ‘βˆ’πœŒπ‘“)

9 (11)

Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang biasa

disebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2.

Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas

menjadi turun atau sebaliknya. Beberapa nilai viskositas bahan ditunjukkan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Viskositas Zat Cair

Bahan Suhu T (0C)

Viskositas πœ‚

(poise)

Air

(Sears, 1982)

20 1,005x10-2

Oli Mesin

(Tripler, 1998)

30 2

Page 8: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

5

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

1. Fluida oli

2. Tabung tempat zat cair beserta saringan pengambilan bola dari dasar tabung

3. Stopwatch

4. Jangka sorong

5. Mistar

6. Micrometer sekrup

7. Timbangan analitik

2.2 Bahan

1. Bola kaca

2. Bola besi

Page 9: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

6

BAB III

METODE KERJA

3.1 Metode Kerja Koefisien Kekentalan Zat Cair

1. Ditimbang gelas ukur kosong, kemudian ditimbang gelas ukur setelah berisi

zat cair / oli

2. Dicatat volume zat cair untuk menghitung massa jenis zat cair 𝜌oli

3. Diukur diameter bola dengan micrometer skrup kemudian ditimbang massa

bola dengan neraca teknis untuk menghitung massa jenis zat cair 𝜌oli

4. Dibuat tanda sebanyak dua garis pada tabung sejauh 5 cm, 15 cm, 20 cm dan

25 cm

5. Dimasukkan sendok saringan ke dalam tabung dan tunggu sampai zat cair

diam untuk mengambil bola dari dasar tabung

6. Dijatuhkan bola ke dalam zat cair dan catat waktu saat bola melalui jarak

diatas.

7. Dilakukan pengamatan sebanyak 3 kali untuk memperoleh ketelitian yang

baik

Page 10: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bola Kaca

Tabel 4.1 Data Pengamatan Massa Jenis Bola Kaca

Percobaan Diameter

(d)

Jari-jari

(r)

Massa

(m)

Volume

(V)

Massa Jenis

(𝜌)

1 0,327 cm 0,1635 cm 0,18 g 0,0183 cm3 9,8360

π‘”π‘π‘š3⁄

2 0,321 cm 0,1605 cm 0,18 g 0,0173 cm3 10,4046

π‘”π‘π‘š3⁄

x 0,324 cm 0,1620 cm 0,18 g 0.0178 cm3 10,1203

π‘”π‘π‘š3⁄

1. Perhitungan Volume

a. V bola ke-1 = 4

3 π‘₯ πœ‹ π‘₯ π‘Ÿ3

= 4

3 π‘₯ 3,14 π‘₯ 0,16353

= 0,0183 cm3

b. V bola ke-2 = 4

3 π‘₯ πœ‹ π‘₯ π‘Ÿ3

= 4

3 π‘₯ 3,14 π‘₯ 0,00413

= 0,0173 cm3

2. Perhitungan Massa Jenis

a. 𝜌 bola ke-1 = π‘š

𝑣

= 0,18 𝑔

0,0183 π‘π‘š3

= 9,8360 𝑔

π‘π‘š3⁄

b. 𝜌 bola ke-2 = π‘š

𝑣

= 0,18 𝑔

0,0173 π‘π‘š3

= 10,4046 𝑔

π‘π‘š3⁄

Page 11: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

8

Tabel 4.2 Data Pengamatan Koefisien Kekentalan

Percobaan Jarak

(s)

Waktu

(t)

Kecepatan

(V)

Kekentalan

(πœ‚)

1 15 cm 1,49 detik 10,0671 π‘π‘šπ‘ β„ 5,2459 dyne det cm

-2

2 20 cm 1,99 detik 10,0503π‘π‘šπ‘ β„ 5,2547 dyne det cm

-2

3 25 cm 2,63 detik 9,5057π‘π‘šπ‘ β„ 5,5558 dyne det cm

-2

3. Perhitungan Kecepatan

a. V bola ke-1 = 𝑠

𝑑

= 15 π‘π‘š

1,49 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 10,0671 π‘π‘šπ‘ β„

b. V bola ke-2 = 𝑠

𝑑

= 20 π‘π‘š

1,99 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 10,0671 π‘π‘šπ‘ β„

c. V bola ke-3 = 𝑠

𝑑

= 15 π‘π‘š

2,63 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 9,5057π‘π‘šπ‘ β„

4. Perhitungan Kekentalan

a. πœ‚ bola ke-1 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,1622π‘₯ 980

9 π‘₯ 10,0671 π‘₯ (10,1203 βˆ’ 0,88)

= 0,5677 x 9,2403

= 5,2459 dyne det cm-2

b. πœ‚ bola ke-2 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,1622π‘₯ 980

9 π‘₯ 10,0503 π‘₯ (10,1203 βˆ’ 0,88)

= 0,5688 x 9,2403

= 5,2547 dyne det cm-2

c. πœ‚ bola ke-3 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,1622π‘₯ 980

9 π‘₯ 9,5057 π‘₯ (10,1203 βˆ’ 0,88)

= 0,60126 x 9,2403

= 5,5558 dyne det cm-2

Page 12: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

9

4.1.2 Bola Besi

Tabel 4.3 Data Pengamatan Massa Jenis Bola Besi

Percobaan Diameter

(d)

Jari-jari

(r)

Massa

(m)

Volume

(V)

Massa Jenis

(𝜌)

1 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211

π‘”π‘π‘š3⁄

2 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211

π‘”π‘π‘š3⁄

x 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211

π‘”π‘π‘š3⁄

1. Perhitungan Volume

a. V bola ke-1 = 4

3 π‘₯ πœ‹ π‘₯ π‘Ÿ3

= 4

3 π‘₯ 3,14 π‘₯ 0,07653

= 0,0019 cm3

b. V bola ke-2 = 4

3 π‘₯ πœ‹ π‘₯ π‘Ÿ3

= 4

3 π‘₯ 3,14 π‘₯ 0,07653

= 0,0019 cm3

2. Perhitungan Massa Jenis

a. 𝜌 bola ke-1 = π‘š

𝑣

= 0,13 𝑔

0,0019 π‘π‘š3

= 68,4211 𝑔

π‘π‘š3⁄

b. 𝜌 bola ke-2 = π‘š

𝑣

= 0,13 𝑔

0,0019 π‘π‘š3

= 68,4211 𝑔

π‘π‘š3⁄

Page 13: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

10

Tabel 4.2 Data Pengamatan Koefisien Kekentalan

Percobaan Jarak

(s)

Waktu

(t)

Kecepatan

(V)

Kekentalan

(πœ‚)

1 15 cm 0,68 detik 22,0588 π‘π‘šπ‘ β„ 3,8515 dyne det cm

-2

2 20 cm 0,87 detik 22,9885 π‘π‘šπ‘ β„ 3,6957 dyne det cm

-2

3 25 cm 1,15 detik 21,7391 π‘π‘šπ‘ β„ 3,9081 dyne det cm

-2

3. Perhitungan Kecepatan

a. V bola ke-1 = 𝑠

𝑑

= 15 π‘π‘š

0,68 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 22,0588 π‘π‘šπ‘ β„

b. V bola ke-2 = 𝑠

𝑑

= 20 π‘π‘š

0,87 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 22,9885 π‘π‘šπ‘ β„

c. V bola ke-1 = 𝑠

𝑑

= 25 π‘π‘š

1,15 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

= 21,7391 π‘π‘šπ‘ β„

4. Perhitungan Kekentalan

a. πœ‚ bola ke-1 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,0765 2π‘₯ 980

9 π‘₯ 22,0588 π‘₯ (68,4211 βˆ’ 0,88)

= 3,8515 dyne det cm-2

b. πœ‚ bola ke-2 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,0765 2π‘₯ 980

9 π‘₯ 22,9885 π‘₯ (68,4211 βˆ’ 0,88)

= 3,6957 dyne det cm-2

c. πœ‚ bola ke-3 = 2 π‘₯ π‘Ÿ2π‘₯ 𝑔

9 π‘₯ 𝑉 π‘₯ (πœŒπ‘π‘œπ‘™π‘Ž βˆ’ πœŒπ‘œπ‘™π‘–)

= 2 π‘₯ 0,0765 2π‘₯ 980

9 π‘₯ 21,7391 π‘₯ (68,4211 βˆ’ 0,88)

= 3,9081 dyne det cm-2

Page 14: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

11

4.2 Pembahasan

Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang

bergerak atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besaran gesekan ini

biasanya juga disebut koefisien kekentalan zat cair. Dengan melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah kerja pada jalannya praktikum, maka didapatkan hasil

massa jenis oli sebesar 0,88 𝑔

π‘π‘š3⁄ .

Pada kelereng kaca didapatkan massa jenis sebesar 9,8360 𝑔

π‘π‘š3⁄ dan

10,4046 𝑔

π‘π‘š3⁄ dengan rata-rata 10,1203 𝑔

π‘π‘š3⁄ . Didapatkan nilai koefisien

kekentalan zat cair sebesar 5,2459 poise, 5,2547 poise dan 5,5558 poise. Hasil ini

tidak sesuai literature yang menunjukkan bahwa rentang nilai koefisien kekentalan

zat cair pada oli sebesar 2-4 poise. Hal ini dipengaruhi karena alat sederhana yang

digunakan pada praktikum ini menyebabkan nilai koefisien kekentalan zat cair

yang akan dicari kurang teliti, selain itu waktu yang dihitung selama bola kaca

jatuh akan tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan pencatatan waktu otomatis yang

akan mencatat waktu yang diperlukan bola kaca untuk jatuh. Hal ini juga

dipengaruhi karena molekul oli bergerak. Molekul oli bergerak menyebabkan

terjadinya turbulensi atau gelembung udara yang ditimbulkan saat pengambilan

penyaring untuk mengambil bola, sehingga bola tidak hanya bergesekan dengan

molekul oli tapi dengan molekul udara.

Pada bola besi diperoleh masa jenis sebesar 68,421 𝑔

π‘π‘š3⁄ dan

68,421𝑔

π‘π‘š3⁄ dengan rata-rata 68,421 𝑔

π‘π‘š3⁄ . Didapatkan nilai koefisien

kekentalan zat cair sebesar 3,8515 poise, 3,6957 poise dan 3,9081 poise. Hasil ini

sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa rentang nilai koefisien

kekentalan zat cair pada oli sebesar 2-4 poise. Semakin tinggi viskositas, semakin

sulit suatu jenis cairan mengalir, semakin rendah viskositas, semakin mudah suatu

jenis cairan mengalir.

Page 15: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

12

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam praktikum ini yaitu :

1. Perbedaan jarak lintasan tidak mempengaruhi koefisien kekentalan zat cair,

jadi berapapun jarak lintasannya koefisien kekentalan zat cair sama

2. Pengambilan penyaringan saat pengambilan bola menyebabkan adanya

turbulensi atau gelembung udara yang menyebabkan bola tidak hanya

bergesekan dengan molekul zat cair tapi bergesekan dengan molekul udara.

Page 16: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

13

DAFTAR PUSTAKA

Dogra, S.K dan S. Dogra. 2009. Kimia Fisik. Jakarta : Universitas Indonesia

Press.

Rakhmalinda, Fika dan Naryanto. 2014. Viskositas Cairan. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Sears, F. W..1984. Mekanika Panas Dan Bunyi. Jakarta: Penerbit Bina Cipta.

Sears & Zemansky, 1982, Fisika Universitas, Penerbit Bina Cipta,

Bandung.

Soedojo, P.. 1986. Asas-Asas Ilmu Fisika. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Tipler. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Page 17: Laporan Fisika Koefisien Kekentalan Zat Cair

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat dan Bahan Praktikum