laporan ball and beam revisi 2 (40,46,48).pdf

41
 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan project UAS  Ball and  Beam Control System. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Project ini adalah untuk Laporan Project Ujian Akhir Semester dari mata kuliah Praktikum Sinyal Sistem Kontrol yang sudah kami lakukan sebelumnya. Laporan ini disusun berdasarkan project yang telah kami buat dan refrensi dari beberapa sumber. Namun dalam penyusunannya, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun. Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Bayu Sandi Marta selaku pembimbing atau dosen Praktikum Sinyal Sistem Kontrol. Surabaya, 28 Juni 2015 Penyusun

Upload: nafa-arifanoz-donathie-agathan

Post on 04-Nov-2015

114 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

  • iKATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yangMaha Esa, yang telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya,

    sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan project UAS Ball andBeam Control System.

    Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan LaporanProject ini adalah untuk Laporan Project Ujian Akhir Semester darimata kuliah Praktikum Sinyal Sistem Kontrol yang sudah kami

    lakukan sebelumnya.Laporan ini disusun berdasarkan project yang telah kami

    buat dan refrensi dari beberapa sumber. Namun dalam

    penyusunannya, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauhdari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati kamimenanti saran dan kritik yang sifatnya membangun.

    Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan

    rasa terimakasih kepada Bapak Bayu Sandi Marta selaku pembimbing

    atau dosen Praktikum Sinyal Sistem Kontrol.

    Surabaya, 28 Juni 2015

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Blok Diagram PID Controller

    Gambar 2.2 Blok Diagram Kp

    Gambar 2.3 Nilai Kp kecil

    Gambar 2.4 Blok Diagram Kontrol Integral

    Gambar 2.4 Blok Diagram Kontrol Derivative

    Gambar 2.5 Respon Sistem

    Gambar 2.6 Prinsip kerja Sensor UltrasonikGambar 2.7 Bentuk fisik SRF04

    Gambar 2.8 PIN Sensor SRF04

    Gambar 2.9 Kerja Sensor SRF04Gambar 2.10 Diagram Kerja Sensor SRF04Gambar 2.11 Motor Servo standar Hitec HS-311

    Gambar 2.12 Diagram pulsa Motor Servo

    Gambar 2.13 LCD 16x2

    Gambar 3.1 Rancangan Ball and Beam

    Gambar 3.2 Alat Peraga Ball and Beam

    Gambar 3.3 User Interface

    Gambar 3.4 Pengaturan PID

    Gambar 3.5 Servo dan Sensor

  • iii

    Daftar Tabel

    Tabel 2.1 tabel pengaruh Kp, Ki dan Kd

    Table 2.2 Konfigurasi PIN LCD 16x2

  • iv

    Daftar Isi

    KATA PENGANTAR................................................................ i

    DAFTAR ISI .............................................................................. ii

    DAFTAR GAMBAR.................................................................. iii

    DAFTAR TABEL ...................................................................... iv

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan11.2 Latar Belakang..2

    BAB II. DASAR TEORI

    2.1 PID..32.2 Sensor SRF-0492.3 Servo 142.4 LCD 16x2.16

    BAB III. PERANCANGAN ALAT

    3.1 Gambaran Alat..18

    3.2 Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras.. ..18

    3.2.1 Perangkat Keras Modul Mekanik. 18

    3.2.2 Perangkat Keras Modul Elektronik ...20

    BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS 24

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. .30

    DAFTAR PUSTAKA.. 31

    LAMPIRAN. 32

  • v

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Keseimbangan merupakan salah satu bagian dari kontrol sistem.Untuk menyeimbangkan suatu papan , kita dapat menggunakan salah

    satu tangan sebagai kontrol untuk menaikkan atau merunkan salah satu

    sisi beam dengan tujuan untuk menyeimbangkan bola agar dapatseimbang berada pada beam.Sistem ini biasanya dapat ditemukan

    dikebanyakan Laboratorium Kontrol di beberapa universitas. Sistem ini

    biasanya berhubungan dengan kontrol nyata seperti kontrol untuk

    menyetabilkan pesawat saat akan mendarat dan saat pesawat mengalami

    turbulensi.

    Stuktur dasar kontrol ball and beam terdiri dari sebuah beam yangtersusun secara horizontal dengan salah satu sisi terhubung pada tiang

    penyangga dan sisi lainnya terhubung dengan lengan yang dikontrol

    oleh motor. Tujuan dari sistem adalah untuk mengontrol posisi bolaagar sesuai dengan titik referensi dan meminimalisir gangguan seperti

    saat bola disentuh oleh jari. Sinyal kontrol dapat diperoleh denganmemberikan umpan balik informasi posisi bola.Sinyal kontrol tegangan

    menuju ke motor DC melalu amplifier, sehinga torsi yang dihasilkandari motor akan mengerakkan balok sesuai sudut yang diinginkan.

    Dengan demikian bola dapat berada di posisi yang diinginkan.

  • 21.2. Rumusan Masalaha. Apakah yang dimaksud dengan Ball and Beam Control System

    ?

    b. Bagaimana memodelkan simulasi Ball and Beam ControlSytem ?

    c. Bagaimana kontroler PID yang diterapkan pada system ?

    1.3. Tujuana. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ball and Beam Control

    System.b. Merancang model simulasi Ball and Beam Control System.c. Menerapkan control PID pada Ball and Beam Control System.

  • 3BAB II

    DASAR TEORI

    Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang

    digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan system. Teori-teori yang

    digunakan terdiri dari PID controller, Sensor SRF-04 dan Servo.

    2.1 PIDPID (ProportionalIntegralDerivative controller) merupakan

    kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan

    karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut. Pengontrol PID

    adalah pengontrol konvensional yang banyak dipakai dalam duniaindustri. Komponen PID terdiri dari 3 jenis, yaitu Proportional,Integratif, dan Derivatif. Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun

    sendiri-sendiri, tergantung dari respon yang diinginkan terhadap suatu

    plant.

    Gambar 2.1 Blok Diagram PID Controller

  • 4Adapun persamaan Pengontrol PID adalah :

    Keterangan :mv(t) = output dari pengontrol PID atau Manipulated VariableKp = konstanta ProporsionalTi = konstanta IntegralTd = konstanta Detivatife(t) = error (selisih antara set point dengan level aktual)Persamaan Pengontrol PID diatas dapat juga dituliskan sebagai berikut :

    dengan :

    Ada 3 macam control PID yaitu control PI, PD, dan PID. PI adalah

    kontrol yang menggunakan komponen proportional dan integratif. PD

    adalah kontrol yang menggunakan komponen proportional dan

    derivatif. Dan PID adalah kontrol yang menggunakan komponenproportional, integratif, dan derivatif.

  • 52.1.1 Kontrol ProportionalKontroller merupakan sebuah penguat input sehingga hasil pada

    output tidak semakin menjadi kecil pada sebuah sistem. Outputproportional adalah hasil pekalian antara konstata proposional dengannilai error nya. Perubahan yang terjadi pada sinyal input akanmenyebabkan sistem secara langsung mengubah output sebesar konstata

    pengalinya.

    Jika nilai Kp kecil, controller proporsional hanya mampu melakukan

    koreksi kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon

    sistem yang lambat.

    Jika nilai Kp besar, respon sistem menunjukan semakin cepatmencapai keadaan yang stabil, tetapi juga memungkinkan motorberputar diatas set point.

    Gambar 2.2 Blok Diagram Kp

    Gambar 2.3 Nilai Kp kecil

  • 62.1.2 Kontrol Integratif

    Kontroller proporsional tidak akan mampu menjamin output darisistem akan menuju ke keadaan yang diinginkan kalau sebuah planttidak memiliki unsur integrator. Pada controller integral, respon kepadasistem akan meningkat secara kontinu terus-menerus kecuali nilai error

    yang diintegralkan dengan batasan atas t dan batasan bawah 0 (nol).

    U(t) = Ki

    Pada diagram blok controller integral, menunjukan hubungan antaranilai error dengan output. Kontorller integral membantu menaikanrespon sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

    2.1.3 Kontrol Derivatif

    Keluaran pengontrol Derivative memiliki sifat seperti halnya suatu

    operasi differensial. Perubahan yang mendadak pada masukan

    pengontrol, akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan

    cepat. Gambar 2.5 menunjukkan blok diagram yang menggambarkanhubungan antara sinyal error dengan keluaran pengontrol.

    Gambar 2.4 Blok Diagram Kontrol Integral

  • 7Karakteristik pengontrol derivative adalah sebagai berikut:1. Pengontrol ini tidak dapat menghasilkan keluaran bila tidak ada

    perubahan pada masukannya (berupa sinyal kesalahan).2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang

    dihasilkanpengontrol tergantung pada nilai td dan laju perubahansinyal kesalahan.(powel, 1994, 184).

    3. Pengontrol derivative mempunyai suatu karakter untuk mendahului,sehingga pengontrol ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikansebelumpembangkit kesalahan menjadi sangat besar. Jadi pengontrolderivative dapat mengantisipasi pembangkit kesalahan, memberikanaksi yang bersifat korektif, dan cenderung meningkatkan stabilitas

    sistem .

    2.1.3 Parameter Kontrol PID

    Ada beberapa parameter dalam menentukan suatu sistem close loop,yaitu rise time, overshoot, settling time, dan steady state error. Rise timeadalah waktu yang dibutuhkan oleh output plant yang melebihi 90%dari tingkat yang diinginkan saat pertama kali sisem dijalankan.Overshoot adalah seberapa besar peak level lebih tinggi dari steadystate, untuk membuat normal lagi steady state. Settling time adalahwaktu yang dibutuhkan sistem untuk meng-konvergenkan steady state.Steady state error adalah perbedaan antara steady state ouput denganoutput yang diinginkan.

    Gambar 2.4 Blok Diagram Kontrol Derivative

  • 8Response CloseLoop

    RiseTime Overshoot

    SettlingTime

    Steady-StateError

    Proporsional Decrease Increase Smallchanges Decrease

    Integral Decrease Increase Increase Eliminate

    Derivatif Smallchanges Decrease Decrease

    Nochanges

    Tabel 2.1 tabel pengaruh Kp, Ki dan Kd

    Gambar 2.5 Respon Sistem

  • 92.2 SensorSensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang

    digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan

    kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistempengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang

    menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan

    diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dalam teknik pengukuran

    dan pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah besaran fisik(misalnya: temperatur, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrikyang proposional). Salah satu sensor yang digunakan dalam pembuatantugas akhir ini adalah sensor ultrasonik.

    2.2.1 Sensor Ultrasonik

    Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis(bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonicdibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut piezoelektrik.Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik denganfrekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut.

    Gambar 2.6 Prinsip kerja Sensor Ultrasonik

  • 10

    Sensor ultrasonik secara umum digunakan untuk suatu

    pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi pengukuranjarak. Alat ini secara umum memancarakan gelombang suara ultrasonikmenuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah sensor.Kemudian sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran

    gelombang sampai kembali ke sensor dan menghitung jarak targetdengan menggunakan kecepatan suara dalam medium.

    Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari

    transmitter,reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik

    dibangkitkan oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. Bagian-bagian dari sensor ultrasonic adalah sebagai berikut :

    1. PiezoelektrikPeralatan piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik

    menjad ienergi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkanbagian keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik.

    Tipe operasi transmisi elemen piezoelektrik sekitar frekuensi 32 kHz.Efisiensi lebih baik, jika frekuensi osilator diatur pada frekuensiresonansi piezoelektrik dengan sensitifitas dan efisiensi paling baik. Jikarangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik

    yang sama dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver.

    2. Transmitter

    Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar

    gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 kHz yang

    dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40

    KHz, harus dibuat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilatordilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh

  • 11

    komponen kalang RLC / kristal tergantung dari desain osilator yang

    digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yangdiumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehinggabergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar

    frekuensi pada osilator.

    3. ReceiverReceiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan

    piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulanyang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu

    benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter.Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible,elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat

    gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan

    menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.

    2.2.2 Sensor Ultrasonik Devantech SRF04

    Sensor jarak SRF04 adalah sebuah device transmitter dan receiverultrasonic dalam 1 package buatan Devantech yang dapat membaca

    jarak dengan prinsip sonar.

    Gambar 2.7 Bentuk fisik SRF04

  • 12

    Spesifikasi SRF04:

    Tegangan keja : 5V DCKonsumsi arus : 30mA (max 50mA)Frekuensi kerja : 40KHzJangkauan : 3cm - 300cm

    Input trigger : 10us, level pulsa TTLDimensi : PxLxT (24 x 20 x 17) mm

    SRF04 mempunyai 4 pin yaitu VCC, Trigger, Output dan Gnd.

    Modul sensor ultrasonic SRF04 ini dapat mengukur jarak antara 3cm sampai 300 cm. Secara prinsip modul sensor ultrasonic ini terdiri

    dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz,sebuah speaker ultrasonic dan sebuah microphone ultrasonic. Speaker

    ultrasonic mengubah sinyal 40 KHz menjadi

    Gambar 2.8 PIN Sensor SRF04

  • 13

    suara ultrasonic sementara microphone ultrasonic berfungsi untuk

    mendeteksi pantulan dari suara ultrasonic tersebut.

    Prinsip kerja SRF04 adalah transmitter memancarkan seberkassinyal ultrasonic (40KHz) yang bebentuk pulsatic, kemudian jika didepan SRF04 ada objek padat maka receiver akan menerima pantulansinyal ultrasonic tersebut. Receiver akan membaca lebar pulsa (dalambentuk PWM) yang dipantulkan objek dan selisih waktu pemancaran.Dengan pengukuran tersebut, jarak objek di depan sensor dapatdiketahui. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini :

    Gambar 2.9 Kerja Sensor SRF04

    Gambar 2.10 Diagram Kerja Sensor SRF04

  • 14

    Dari diagram diatas bisa dibaca seperti berikut ini :

    1. Untuk memulai proses pengiriman data pertamatama pin triggerharus diberikan input high selama minimal 10 microsecond,

    kemudian setelah itu diberikan input low lagi.

    2. Dari proses diatas sensor ultrasonic akan mengirimkan 8 Cyclesonic burst yang mana lebar pulsanya tergantung pada jarak antarasensor dan penghalang.

    3. Setelah proses 2 selesai dikerjakan modul SRF04 akan mengolahdata dan dikirimkan ke microcontroller melalui pin echo denganrentang waktu antara 100 microsecond sampai 18 milisecond.

    4. Setelah ke-3 proses diatas selesai dilakukan maka akan mendapat

    nilai waktu pemantulan dari penghalang ke sensor. dan dari situ

    kita tinggal memasukan rumus untuk mengkonversi nilai waktu ke

    jarak dalam centimeter maupun inci.5. Setelah semua proses selesai untuk mengulang pembacaan nilai

    ultrasonic SRF04 harus diberi jedah sekitar minimal 10 milisecond.

    2.3 ServoMotor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik

    tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali kerangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor servo

    merupakan salah satu jenis motor DC. Berbeda dengan motor stepper,motor servo beroperasi secara close loop. Poros motor dihubungkan

    dengan rangkaian kendali, sehingga jika putaran poros belum sampaipada posisi yang diperintahkan maka rangkaian kendali akan terus

  • 15

    mengoreksi posisi hingga mencapai posisi yang diperintahkan. Motor

    servo banyak digunakan pada peranti R/C (remote control) sepertimobil, pesawat, helikopter, dan kapal, serta sebagai aktuator robot

    maupun penggerak pada kamera. Gambar 10.1 merupakan motor servo

    standar.

    2.3.1 Prinsip Kerja Motor ServoMotor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar

    pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebarpulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudutputaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan

    waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisisudut 90. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar kearah posisi 0 atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam),sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros

    motor servo akan berputar ke arah posisi 180 atau ke kanan (searahjarum jam).

    Gambar 2.11 Motor Servo standar Hitec HS-311

  • 16

    Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motorservo akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan,

    dan berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi

    tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau

    mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahanatau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya (ratingtorsi servo). Namun motor servo tidak akan mempertahankan posisinyauntuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali harus diulang setiap 20 ms(mili detik) untuk menginstruksikan agar posisi poros motor servo tetapbertahan pada posisinya.

    2.4 LCD 16x2LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan

    yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Pada LCD

    berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel)yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai suatu titik cahaya.

    Walaupun disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak

    Gambar 2.12 Diagram pulsa Motor Servo

  • 17

    memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah

    perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakangsusunan kristal cair tadi.

    Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yangmembentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik

    akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbuldan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan

    sedangkan warna lainnya tersaring.

    Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.c. Terdapat karakter generator terprogram.

    d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.e. Dilengkapi dengan back light.

    Gambar 2.13 LCD 16x2

    Table 2.2 Konfigurasi PIN LCD 16x2

  • 18

    BAB IIIPERANCANGAN ALAT

    Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisai dari

    perangkat keras, serta perangkat lunak dari peraga Ball and Beam.

    3.1 Gambaran Alat

    Alat yang akan direalisasikan dalam project ini adalah sebuah alatperaga yang disebut Ball and Beam yang terdiri dari sebuah bola (ball)yang terletak pada sebuah batang (beam) yang mempunyai poros pada salahsatu ujung sisinya dan dapat diatur sudutnya untuk mengendalikan letak /posisi dari bola. Dalam melakukan pengendalian dari posisi bola tersebutdigunakan system kontrol PID. Selain itu, alat tersebut akan dilengkapi

    dengan sebuah program yang digunakan untuk konfigurasi nilai dari Kp, Ki

    dan Kd yang digunakan dalam system control PID.

    3.2 Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras

    Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan hinggaperealisasian perangkat keras. Perancangan perangkat keras yang akan

    dijelaskan meliputi modul mekanik dan modul elektronik yang meliputimodul elektronik pada mekanik dan controller.

    3.2.1 Perangkat Keras Modul Mekanik

    Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkatkeras dan mekanik dari alat peraga Ball and Beam beserta bagian-

  • 19

    bagiannya juga. Gambar dibawah ini menunjukkan rancangan desaindari mekanik alat peraga Ball and Beam.

    Mekanik yang dirancang mempunyai dimensi total panjang 80 cm,lebar 20 cm, dan tinggi 30 cm. Sedangkan base yang digunakan sebagaialas tempat holder, servo adapter, serta box controller mempunyai

    ukuran panjang 80 cm dan lebar 20 cm.Ball (bola) adalah obyek yangakan dikendalikan letak / posisinya. Bola akan digunakan adalah bola

    pimpong yang mempunyai diameter 4 cm dengan berat sekitar 0.1 gramBeam (batang) adalah bagian mekanik dimana bola diletakkan.

    Bagian ini terbuat dari 2 akrilik dengan masing-masing panjang 65 cmdan lebar 3 cm yang dihubungkan dengan baut dan juga mur padamasing-masing ujung dari beamnya. Pada sisi ujung dari beam terdapatsensor ultrasonic yang digunakan untuk mendeteksi jarak bola dari titikseimbang. Lever arm yang digunakan mempunyai panjang 25 cm.Dimana lever arm ini berfungsi sebagai penggerak batang (beam) keatasdan atau kebawah sesuai pergerakan servo.

    Gambar 3.1 Rancangan Ball and Beam

  • 20

    3.2.2 Perangkat Keras Modul Elektronik

    Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan perangkatkeras modul elektronik yang digunakan dalam alat peraga Ball and

    Beam.

    3.2.2.1 Pengendali Utama

    Pengendali utama bertugas mendapatkan data sensor,memfilter data sensor, mengkonversi data sensor ke jarak, melakukanproses kalkulasi PID, dan memberi pulsa motor servo. Bagian ini

    dirancang berbasis mikrokontoller sebagai pusat pengolahan data dan

    sebagai pengontrol bagian-bagian lainnya, microcontroller yang

    Gambar 3.2 Alat Peraga Ball and Beam

  • 21

    termasuk dalam keluarga AVR yaitu ATmega16 buatan AtmelCorporation. Atmega16 dipilih karena fasilitas-fasilitas pendukungmikrokonroller ini cukup lengkap untuk melakukan fungsi-fungsi

    diatas.

    3.2.2.2 Sensor Posisi Bola

    Sensor ini menggunakan sensor ultrasonic SRF-04 yang

    digunakan untuk mendeteksi keberadaan bola. Prinsip kerja sensor iniadalah transmitter mengirimkan seberkas gelombang ultrasonik, laludiukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya pantulan dari obyek.

    Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak sensor denganobyek, sehingga jarak sensor dengan obyek. SRF04 dapat mengukurjarak dalam rentang antara 3cm 6m dengan output panjang pulsa yangsebanding dengan jarak obyek. Sensor ini memerlukan 4 pin I/O untukberkomunikasi dengan mikrokontroller, yaitu VCC, TRIG, ECHO dan

    GND.

    3.2.2.2 Aktuator

    Aktuator yang digunakan pada mekanik Ball and Beam adalahsebuah motor servo yang dipasang di lengan yang berfungsi sebagai

    pengatur sudut beam sehingga beam dapat bergerak naik dan turun

    (tilting).Sebagai actuator digunakan sebuah moto servo.

  • 22

    3.2.2.3 DebuggerBagian debugger berfungsi sebagai penanda alat ke pengguna

    sehingga pengguna dapat memantau status dari alat Ball and Beam.

    Bagian ini secara keseluruhan terhubung dan dikendalikan oleh bagian

    pengendali utama. Debugger yang digunakan terdiri atas sebuah LCD

    karakter 16x2. LCD karakter 16x2 berfungsi sebagai penampilinformasi yang ada pada system. LCD akan menampilkan informasi

    tentang status koneksi serial dengan program user interface dan jugapenampil status beam. Pada perancangan pin LCD dihubungkan dengan

    PORT C pada mikrokontoller.Kemudian pada LCD ini terdapat sebuahmenu untuk melakukan setting pada Ball and Beam. Saat mengaturnya

    digunakan push button dan switch.

    Gambar dibawah ini adalah pengaturan nilai dari Kp, Kd, Ki dan

    juga set point. Set point adalah titik yang ditentukan agar bola dapatberhenti tepat pada titik tersebut.

    Gambar 3.3 User Interface

    Gambar 3.4 Pengaturan PID

  • 23

    Untuk selanjutnya adalah gambar yang menjunkkan pengaturan darinilai ocr untuk menentukan sudut atau posisi awal dari Alat peraga Balland Beam. Dan pada pengaturan ini sebenarnya yang di atur adalah

    posisi sudut dari motor servo.

    Gambar 3.5 Servo dan Sensor

  • 24

    BAB IVPENGUJIAN DAN ANALISIS

    Pada project kali ini adalah penerapan teori system ball and beamdengan menggunakan control PID. Cara kerja dari system ini adalahbergerak sesuai dengan kondisi bola terhadap titik yang sudah

    ditentukan pada beam. Untuk menggerakkan ball and beam digunakan

    motor servo standart 5 volt dan di ontrol dengan ATmega 16.Sebagai parameter atau tolok ukur untuk kestabilan system

    digunakan sensor ultrasonic SRF04 untuk mengukur jarak antara titikdengan bola. Sehingga data dari sensor ini akan dijadikan referensiuntuk menggerakkan motor servo. Secara umum prinsip kerja darisystem ini adalah sensor ultrasonic membaca jarak bola. Data yandibaca dari sensor akan dikonversi kedalam satuan cm. Nilai konversi

    ini yang digunakan untuk menentukan nilai error yang digunakan

    untukkontrol pada ball and beam. Nilai error didapatkan dari kondisi

    data dikurangkan dengan setpoint, yaitu nilai sensor dikurangkandengan nilai titik yang diinginkan. Lalu untuk mengatur kondisi pada

    system digunakan control PID yaitu dengan mengatur nilai Kp, Ki dan

    Kd. Untuk lebih jelasnya perhatikan source code berikut.

  • 25

    - Deklarasi header, define, dan global variabel

    Pada gambar diatas ditunjukkan deklarasi pada awal program, dimanaterdapat deklarasi variable serta konstanta. Digunakan library delay.h

    untuk konfigurasi delay, lalu alcd digunakan untuk konfigurasi LCD.

    Untuk conter digunakan untuk pembacaan sensor, sedangkan setPointadalah variable yang digunakan untuk menentukan titik stabil, dan data

    merupakan hasil pembacaan dari senor. Untuk variable calibServo

    digunakan untuk melakukan kalibrasi titik stabil beam. Untuk variablebuffer dan buffer2 digunakan untuk menampilkan di LCD. Kp, Ki, dan

    Kd digunakan sebagai konstanta pada PID. Untuk variable yang

    digunakan untuk DUI (Display User Interface) adalah menu, setting,

  • 26

    dan demo. Sedangkan variable eeprom digunakan untuk menyimpan

    hasil turning pada memori eeprom ATmega 16.- Inisialisasi Timer1

    Pada gambar diatas ditunjukkan inisialisasi pada Timer1. Pada projectkali ini diunakan Mode Phase Correct. Dengan nilai TOP berdasatkan

    nilai pada ICR. Nilai ICR diset dengan nilai 752F nilai ini didapatkanberdasarkan.

    Nilai 50 Hz merupakan nilai frekwensi PWM. Nilai TOP digunakanuntuk melakukan settingan pada ICR.

  • 27

    - Kontrol PID

    Selanjutnya adalah program PID. Dimana pada fungsi ini dilakiukaninisilaisasi nilai LastError yang digunakan untuk mengetahui nilai error

    sebelumnya, dan Integral, Rate yang digunakan untuk controlProporsional dan Integral. Untuk mengetahui nilai error digunakan

    dengan pengurangan nilai sensor dengan setPoint. Kemudian untuk

    perhitungan PID sesuai dengan rumus yaitu nilai P didapatkan dari Kp*

    error sedangkan untuk I = Ki*Integral sedangkan untuk nilai D =Kd*Rate. Untuk masing- masing control memiliki beberapa fungsi

    diantaranya untuk P digunakan untuk memperbaiki risetime, I untuk

    steady state error dan D digunakan untuk mengurangi overshoot. Hasil

    control PID nantinya akan digunakan sebagai referensi untuk controlmotor servo. Sedangkan untuk PID dipengaruhi oleh data hasil

    pembacaan sensor.

  • 28

    - Main Program

  • 29

    Pada fungsi main diisi dengan program untuk inisialisasi data dan jugauntuk melakukan control pada ATmega 16. Diantaranya untukmelakukan demo dan juga untuk melakukan control pada konstanta PIDdan juga kalibrasi nilai servo. Selain itu digunakan untuk pembacaandata.

  • 30

    BAB V

    KESIMPULAN

    Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan yang telah didapatkanselama perancangan, pembuatan dan pengujian alat. Pada bab ini jugaakan dipaparkan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk

    kedepannya.

    2.5 KesimpulanBerdasarkan perancangan, perealisasian dan pengujian dapat ditarikkesimpulan bahwa:

    1. Sistem ini dapat digunakan untuk menunjukkan efek kesimbanganbenda.

    2. Dalam merealisasikan system dibutuhkan suatu control yangdigunakan untuk mengatur kestabilan bola, dalam hal ini

    menggunakan control PID.

    2.6 SaranBeberapa saran yang dapat diberikan penulis untuk penegmbangan

    system ball and beam adalah sebagai berikut :

    1. Menggunakan sensor jarak yang mempunyai respon lebih cepat agarrespon system lebih cepat.

    2. Melakukan pemodelan system yang lebih mendetail agar hasil

    pemodelan yang didapatkan lebih baik lagi.

  • 31

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus, M., J. Alam, Borland Delphi 5.0, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.J.B. Rice, Ball On Beam Balance (BOBB), Makalah Internet.Malvino, Albert Paul, Prinsip Prinsip Elektronika Jilid I, Diterjemahkan oleh

    Sahat Pakpahan, Erlangga, Jakarta, 1996.Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan), Diterjemahkan

    oleh Edi Leksono, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1990.Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan), Diterjemahkan

    oleh Edi Leksono, Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1991.Phillips, Charles L., Royce D. Harbor, Sistem Kontrol DasarDasar (Feedback

    Control System 3e), Diterjemahkan oleh Prof. R. J. Widodo, Prentice Hall(Asia), 1998.

    Wellstead, Peter, Ball And Beam System, Makalah Internet.

  • 33

    LAMPIRAN

    Bagian Mekanik Ball And Beam

    Gambar 6.1. Beam

    Gambar 6.2. Level Arm

    Gambar 6.3. Tempat Servo

  • 34

    Gambar 6.4. Penumpu Dari Ball dan Beam

    Gambar 6.4. Sensor Ultrasonik SRF04

    Gambar 6.5 Hardware Minimum Atmega 16

  • 35

    Gambar 6.6 Skematik

  • 36

    DAFTAR GAMBAR(1).pdfLaporan Ball and Beam.pdf