lapdul rencana tata ruang kampung aboge

Upload: mh-cost-asri

Post on 10-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan Tata Ruang Kampung

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    1/177

    1 - 1

    BAB - 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    mengamanatkan bahwa pengembangan kawasan perdesaan

    harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan perkotaan,

    yang secara terintegrasi pengembangan keduanya ditujukan

    untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah

    yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

    Desa secara harpiah menurut Undang-undang Nomor 6 tahun

    2014 tentang Desa, adalah desa dan desa adat atau yang

    disebut dengan nama lain sebagai suatu kesatuan masyarakat

    hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

    mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

    masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

    asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

    dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

    Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi

    Khusus Bagi Provinsi Papua, disebutkan bahwa pembagian

    daerah di Provinsi Papua pada tingkat Kabupaten/Kota terdiri

    dari sejumlah Distrik, dimana tiap Distik terdiri dari sejumlah

    Kampung. Distrik atau Kecamatan adalah wilayah kerja Kepala

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    2/177

    1 - 2

    Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota, sedangkan

    Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuanmasyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

    mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

    dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah

    Kabupaten/Kota.

    Kawasan kampung merupakan suatu bagian wilayah yang tidak

    berdiri sendiri dan dalam konteks rencana tata ruang wilayah,

    penataan ruangnya merupakan bentuk detail dari penataan

    ruang wilayah kabupaten,

    Dalam rangka implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah

    (RTRW) Kabupaten, kawasan kampung dan/atau pedesaan

    yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah

    satu kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya

    alam yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada

    pada kawasan tersebut.

    Suatu wilayah bisa disebut kampung dan perdesaan karena

    mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan.

    Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi

    penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam

    setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan

    perdesaan. Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007

    tentang Penataan Ruang, Kawasan perdesaan adalah wilayah

    yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

    pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    3/177

    1 - 3

    sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

    pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

    Kondisi kawasan kampung yang terdapat di Kabupaten Mappi

    saat ini menunjukkan adanya dinamika yang terus mengalami

    perkembangan pembangunan, sehingga Pemerintah Daerah

    Kabupaten Mappi merasa perlu menyusun arahan rencana tata

    ruang kawasan perdesaan yang meliputi rencana pemanfaatan

    lahan, ragam bangunan, arsitektural dan rencana

    teknis/rancang bangunan, serta sosial ekonomi budaya

    kawasan perdesaan.

    Rencana penataan ruang kawasan perkampungan/pedesaan

    diharapkan nantinya mampu menjadi acuan atau koridor bagi

    semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan

    perdesaan. Yang lebih penting lagi adalah bahwa diharapkan

    Rencana Tata Ruang tersebut mampu menjadi inspirasi dalam

    menyusun terobosan untuk mengangkat masyarakat desa

    menjadi lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut maka

    rencana penataan ruang Kampung Aboge yang berada di Distrik

    Asue diharapkan akan terwujud pola pemanfaatan ruang yang

    efektif, tepat guna, berdasarkan spesifik daerah setempat dan

    terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah dalam rangka

    mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah yang

    aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

    1.2.

    Landasan Teoritis

    Dalam pengembangan tata ruang wilayah, kawasan perdesaan

    harus dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    4/177

    1 - 4

    kawasan perkotaan. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak

    dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalampenyusunan peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan

    perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan

    keseimbangan perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku

    pembangunan.

    Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya

    yang serba terbatas dibandingkan dengan masyarakat

    perkotaan. Dari aspek perekonomian, kegiatan ekonomi di

    perkotaan lebih variatif dibanding di kampung sehingga

    peluang berusaha juga lebih banyak. Dari segi pendidikan,

    jumlah sarana serta kualitas pendidikan di perkotaan lebih baik

    dibanding di kawasan perkampungan. Dari segi ketersediaan

    sarana dan prasarana pelayanan umum di kawasan perkotaan

    juga lebih lengkap dan lebih baik dibanding di kawasan

    perkampungan. Dari segi ikatan sosial, masyarakat perdesaan

    mempunyai sedikit kelebihan dibanding masyarakat perkotaan,

    terutama dalam sikap tolong-menolong (bergotong-royong)

    dan toleransi yang lebih tinggi serta keragaman budaya yang

    masih tetap terpelihara di kawasan kampung/pedesaan.

    Karakteristik penggunaan lahan di kawasan pedesaan/

    kampung lebih bersifat heterogen, sehingga pola pemanfaatan

    ruangnya juga sangat sederhana. Pemanfaatan lahan di desa

    dibedakan atas dua fungsi, yaitu: Fungsi sosial untuk

    perkampungan desa dan Fungsi ekonomi untuk aktivitas

    ekonomi seperti, sawah, perkebunan, pertanian dan

    peternakan. Pola tata ruang umumnya tergantung pada kondisi

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    5/177

    1 - 5

    topografi yang alami, letak rumah di kelilingi pekarangan cukup

    luas, jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar, setiapmempunyai halaman, sawah dan ladang di luar perkampungan.

    Pada kampung dan desa yang sudah berkembang dengan pola

    tata guna lahan lebih teratur mengikuti arahan tata ruang yang

    telah ditetapkan, umumnya terdapat pasar tradisional, tempat

    ibadah rapi, sistem jaringan utilitas yang lebih baik, sarana dan

    prasarana pendidikan dasar serta balai kesehatan yang lebih

    lengkap. Semakin maju daerah perkampungan, bentuk

    penataan ruang semakin teratur dan tertata dengan baik.

    Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang disebutkan bahwa Penataan ruang kawasan

    kampung dan perdesaan diarahkan untuk:

    1.

    Pemberdayaan masyarakat perdesaan;

    2.

    Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah

    yang didukungnya;

    3.

    Konservasi sumber daya alam;

    4. Pelestarian warisan budaya lokal;

    5.

    Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk

    ketahanan pangan; dan

    6.

    Penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-

    perkotaan.

    Seperti pada rencana tata ruang pada umumnya, rencana tata

    ruang kawasan pedesaan/kampung mencakup substansi

    perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pengembangan

    kawasan perdesaan/kampung sebagai bagian dari sistem

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    6/177

    1 - 6

    wilayah secara utuh, yang diwujudkan dalam rencana struktur

    ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana

    yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

    masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

    fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang

    dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk

    fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

    Untuk lebih jelas mengenai arahan penataan ruang kawasan

    kampung dan pedesaan dapat dilihat pada Gambar 1-1.

    Gambar 1-1 ; DIAGRAM ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN

    KAMPUNG/PEDESAAN

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Pertahanan Kualitas

    Lingungan & Wilayah

    Pendukungnya

    Konservasi

    SumberDaya Alam

    Pelestarian

    BudayaLokal

    Pertahanan Kawasan

    Lahan TanamanPangan

    Penjagaan Keseimbangan

    Pembangunan Pedesaan-

    Perkotaan

    ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN KAMPUNG/PEDESAAN

    (Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang penataan Ruang)

    RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG KAWASAN KAMPUNG

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permukiman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permukiman&action=edit&redlink=1
  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    7/177

    1 - 7

    1.3.

    Maksud dan Tujuan

    Maksud dilakukannya kegiatan Penyusunan Rencana Tata

    Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk

    merumuskan dokumen panduan umum yang menyeluruh

    tentang perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge

    Distrik Assue. Sedangkan tujuan dari Kegiatan Penyusunan

    Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue

    adalah sebagai berikut :

    1.

    Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-

    elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup

    di dalamnya.

    2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi

    pembangunan.

    3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.

    4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-

    elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di

    dalamnya.

    5.

    Mewujudkan pembangunan yang teratur dalam

    permukiman.

    1.4. Sasaran

    Sasaran yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Rencana

    Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :

    1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan

    Kampung Aboge;

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    8/177

    1 - 8

    2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

    guna, spesifik setempat dan konkret sesuai denganrencana tata ruang wilayah;

    3.

    Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan

    lingkungan kawasan permukiman;

    4.

    Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber

    daya alam dan sumber daya buatan dengan

    memperhatikan sumber daya manusia;

    5.

    Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

    dampak negatif terhadap lingkungan.

    1.5. Manfaat

    Manfaat dari Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang

    Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :

    1.

    Terwujudanya arahan pelaksanaan pembangunan yanglebih jelas dan terarah, khususnya berkaitan dengan

    penataan bangunan dan lingkungan;

    2.

    Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

    guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan

    rencana tata ruang wilayah;

    3. Terwujudanya kesatuan karakter dan meningkatkan

    kualitas bangunan gedung dan lingkungan;

    4.

    Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan

    aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan

    lingkungan yang berkelanjutan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    9/177

    1 - 9

    1.6.

    Dasar Hukum

    Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata

    Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue ini

    sebagaimana yang tertuang dalam kerangka acuan disebutkan

    antara lain adalah :

    1.

    Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan

    dan Permukiman;

    2.

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1992

    tentang Benda Cagar Budaya;

    3.

    Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan

    Gedung;

    4. Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi

    Khusus Bagi Provinsi Papua;

    5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

    6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah;

    7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang;

    8.

    Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang

    Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

    Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

    Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang;

    9. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang

    Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    10/177

    1 - 10

    10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

    Tentang Desa;11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1993 tentang

    Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 tahun 1992

    tentang Benda Cagar Budaya;

    12.

    Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang

    Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan;

    13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36

    tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

    undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

    Penatagunaan Tanah;

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang

    Jalan;

    16.

    Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

    Penyelenggaraan Penataan Ruang;

    17.

    Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang

    Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan

    Ruang;

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

    2014 Tentang Desa;

    19. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang

    Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

    Bangunan Umum dan Lingkungan;

    20.

    Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang

    Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    11/177

    1 - 11

    21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

    63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, DaerahManfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas

    Sungai;

    22.

    Dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

    1.7.

    Ruang Lingkup

    1.7.1. Lingkup Wilayah Perencanaan

    Wilayah perencanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata

    Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue yang secara

    geografis berada pada koordinat antara 138 400 - 139 20

    0 Bujur Timur dan 5 40 0- 6 20 0Lintang Selatan.

    Kampung Aboge berada di Distrik Assue, yang terletak di

    Kabupaten Mappi. Secara administratif Kabupaten Mappi

    terbagi atas lima belas distrik, salah satunya distrik Assue.Kampung Aboge merupakan kampung yang berumur paling tua

    dengan luas lahan yang lebih besar dari kampung-kampung

    lainnya di Kabupaten Mappi.

    Kawasan ini terletak berdekatan dengan Perkotaan Eci. Yang

    mana Perkotaan Eci ini merupakan ibukota Distrik Assue,

    dengan jumlah penduduk 4.100 jiwa.

    Dalam penyusunan rencana tata ruang kampung Aboge, aspek

    hinterland dan keterkaitan dengan wilayah sekitarnya menjadi

    bagian yang tak terpisahkan dari wilayah perencanaan. Untuk

    lebih jelas mengenai lingkup wilayah perencanan dapat dilihat

    pada Gambar 1-2.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    12/177

    1 - 12

    GAMBAR 1-2 ; LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

    WILAYAH PERENCANAAN

    KAMPUNG ABOGE

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    13/177

    1 - 13

    1.7.2.

    Ruang Lingkup Kegiatan

    Lingkup Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

    Kampung Aboge di Distrik Assue meliputi kegiatan sebagai

    berikut :

    (1) Tahap Persiapan, yang terdiri dari kegiatan :

    Sinkronisasi arahan kerangka acuan (KAK), rencana

    dan jadwal kerja;

    Pengumpulan data awal, peta-peta, literatur dan

    aspek regulasi terkait;

    Persiapan survey (peralatan dan checklist data);

    Penyusunan laporan pendahuluan.

    (2) Survey dan pengukuran lapangan,yang meliputi:

    Survey Instansional (data sekunder)

    Data kebijakan pembangunan daerah terkait

    dengan pengembangan wilayah perencanaan;

    Data kondisi fisik dan lingkungan;

    Data sosial budaya dan sosial politik;

    Data kondisi ekonomi, potensi daerah, sarana

    dan prasarana.

    Data sistem transportasi dan aksesibilitas.

    Data kependudukan dan data-data terkait

    lainnya.

    Survey dan Pemetaan Lapangan (data primer)

    Delinasi luas dan batas-batas wilayah;

    Pola Penggunaan lahan;

    Dan data-data lain yang terkait.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    14/177

    1 - 14

    (3) Analisis Wilayah Perencanaan

    Analisis aspek tata ruang kawasan dalam lingkup

    regional, terkait dengan arahan fungsi, peranan dan

    kedudukan wilayah perencanaan dalam lingkup

    regional.

    Analisis kondisi fisik lingkungan dan hasil

    pemetaan, yang meliputi penilaian terhadap aspek

    topografi, penggunaan lahan, aspek sarana dan

    prasarana, sosial, budaya dan ekonomi, aspek

    pergerakan, aksesibilitas dan transportasi.

    Analisis kondisi aktual serta issue pokok dan

    permasalahan pengembangan wilayah perencanaan

    Analisis rencana dan daya dukung pengembangan;

    Sistem Pusat-Pusat Permukiman;

    Daya Dukung Dan Daya Tampung Wilayah Serta

    Optimasi Pemanfaatan Ruang.

    (4) Perumusan Konsep Rencana Tata Ruang

    Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan

    ruang;

    Perumusan Rencana Struktur Ruang;

    Perumusan Rencana Pola Ruang;

    Perumusan Arahan Pemanfaatan Ruang;

    Intensitas Pemanfaatan Ruang;

    Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur

    Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau;

    Tata Kualitas Lingkungan;

    Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    15/177

    1 - 15

    (5) Evaluasi dan Review Rumusan Rencana Dan Peta

    Tahap ini akan dilakukan evaluasi dan review hasil

    rumusan rencana dengan Tim Teknis dan Pihak terkait.

    Kegiatan lain pada tahap ini adalah FGD dengan

    masyarakat dan Stakeholder Terkait guna menjaring

    aspirasi dalam penyempurnaan rencana.

    (6) Perbaikan dan Penyempurnaan Rumusan Rencana

    Hasil evaluasi dan review serta koordinasi dan sinkronisasi

    dengan Instansi terkait akan menghasilkan rumusan

    rencana tata ruang Kampung Aboge yang lebih baik dan

    harmonis dengan rencana pembangunan wilayah.

    1.8.

    Sistematika Pembahasan

    Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan Kegiatan

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

    Distrik Assue adalah sebagai berikut :

    BAB-1 PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan latar belakang, maksud dan

    tujuan, manfaat, ruang lingkup dan sistematika

    laporan.

    BAB-2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN

    PEKERJAAN

    Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan

    metodologi pelaksanaan kegiatan Penyusunan

    Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    16/177

    1 - 16

    Distrik Assue.

    BAB-3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH

    Bab ini menguraikan tentang aspek kebijakan dan

    peraturan perundang-undangan terkait dengan

    pengembangan Kampung Aboge.

    BAB-4 KONDISI UMUM WILAYAH PERENCANAAN

    Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah

    perencanaan dalam konteks regional Kabupaten

    Mappi.

    BAB-5 MANAJEMEN PELAKSANAAN

    Bab ini menguraikan tentang rencana kerja, waktu

    pelaksanaan pekerjaan, personil serta tugas dan

    tanggungjawabnya, organisasi pelaksanaan pekerjaan

    dan jadwal penugasan personil serta pelaporan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    17/177

    2 - 1

    BAB - 2

    PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    2.1 Metode Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

    Dalam bagian bab pendahuluan dijelaskan bahwa maksud

    dilakukannya Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

    Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk merumuskan

    dokumen panduan umum yang menyeluruh tentang

    perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge Distrik

    Assue. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut :

    1. Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-

    elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup

    di dalamnya.

    2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi

    pembangunan.

    3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.

    4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-

    elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di

    dalamnya.

    Dengan sasaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :

    1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan

    Kampung Aboge;

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    18/177

    2 - 2

    2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

    guna, spesifik setempat dan konkret sesuai denganrencana tata ruang wilayah;

    3. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan

    lingkungan kawasan permukiman;

    4. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber

    daya alam dan sumber daya buatan dengan

    memperhatikan sumber daya manusia;

    5. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

    dampak negatif terhadap lingkungan.

    Sesuai dengan maksud dan tujuan serta sasaran dari

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge

    tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan

    pendekatan pada prinsip-prinsip perencanaan tata ruang

    dengan tetap memperhatikan potensi dan permasalahan, isu

    strategis serta kecenderungan perkembangan (trend) dan

    mengacu pada prinsip bottom up planning yang menjadi

    paradigma baru dalam perencanaan tata ruang. Adapun

    pendekatan teknis yang digunakan dalam Penyusunan Rencana

    Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge terdiri dari :

    (1).

    Pendekatan Spastial

    Pendekatan spatial dilakukan untuk mengetahui fungsi,

    peranan dan kedudukan wilayah perencanaan dalam

    konteks regional, baik dalam lingkup nasional, provinsi

    agar rencana tata ruang yang disusun dapat harmonis

    dan sinkron dengan rencana tata ruang wilayah regional.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    19/177

    2 - 3

    Selain sinkronisasi dan harmonisasi pemanfaatan ruang,

    penyusunan rencana diarahkan untuk mengukur dayadukung dan daya tampung serta optimasi pemanfaatan

    ruang, agar wilayah perencanaan mampu menampung

    kegiatan yang akan berkembang dimasa mendatang.

    Pendekatan keruangan (spatial) didasarkan pada

    pandangan bahwa penataan ruang harus

    menintegrasikan unsur-unsur pembentuk ruang seperti

    manusia/mahluk hidup dan kegiatan sosial yang

    membentuk suatu kesatuan ruang. Dengan demikian

    pendekatan keruangan (spatial) merupakan sinkronisasi

    penataan ruang dalam rangka memenuhi kebutuhan

    ruang yang serasi, selaras dan seimbang untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan

    spatial dilakukan pada tahapan kegiatan :

    Sinkronisasi dan harmonisasi dengan rencana tata

    ruang wilayah;

    Analisis dan arahan daya dukung dan daya tampung

    wilayah serta optimasi pemanfaatan ruang;

    Analisis dan arahan pola dan struktur ruang di

    wilayah perencanaan; Analisis dan arahan kecenderungan (trend)

    perkembangan wilayah;

    Analisis dan arahan keterkaitan antar kompenen

    pembentuk ruang;

    Analisis dan arahan intensitas pemanfaatan ruang

    dan pola jaringan pergerakan;

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    20/177

    2 - 4

    Analisis tingkat aksesibilitas jaringan pergerakan

    barang dan manusia;

    Analisis jumlah penduduk dan penyebarannya.

    (2). Pendekatan Regulasi dan Standar Kelayakan Teknis

    Pendekatan terhadap aspek regulasi dan standar

    penyusunan rencana tata ruang agar rencana tata ruang

    Kampung Aboge yang disusun sesuai dengan ketentuan

    dalam peraturan perundang-undangan dan standar-

    standar yang berlaku.

    (3). Pendekatan Pengembangan Ekonomi Wilayah

    Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun

    diharapkan akan berdampak pada meningkatnya

    kesejahteraan masyarakat, untuk itu dilakukan

    pendekatan terhadap potensi dan daya dukung sektor

    dan atau komoditi unggulan sebagai pendorong ekonomi

    lokal yang didukung dengan rencana sistem pusat

    permukiman dan sistem prasarana.

    (4). Pendekatan Terpadu dan Integrasi

    Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun akan

    menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan

    ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam

    secara seimbang, untuk itu arahan rencana yang akan

    disusun diarahkan untuk menciptakan keterpaduan dan

    integrasi berbagai kepentingan yang bersifat lintas

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    21/177

    2 - 5

    sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan

    (pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat).

    (5). Pendekatan Lingkungan Yang Berkelanjutan

    Penyusunan rencana tata ruang Kampung Aboge

    dilakukan untuk mewujudkan pembangunan yang

    berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Sustainable

    Development). Untuk itu dalam perumusan rencana

    dilakukan dengan memperhatikan keserasian,

    keselarasan, dan keseimbangan antara struktur ruang

    dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia

    dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan

    perkembangan antar daerah serta antara kawasan

    perkotaan dan kawasan perdesaan.

    (6).

    Pendekatan Peranserta Masyarakat

    Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan

    kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

    berperan serta dalam kegiatan pembangunan kawasan

    sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

    Nomor 68 tahun 2010 Tentang Bentuk & Tata Cara Peran

    Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Berkaitan

    dengan hal tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan ini

    akan di lakukan secara terbuka sehingga masyarakat

    dimungkinkan untuk memberi masukan berupa

    informasi, data, tanggapan, saran-saran dan lain

    sebagainya terkait dengan penyusunan rencana tata

    ruang Kampung Aboge.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    22/177

    2 - 6

    2.2 Fungsi dan Kedudukan Rencana Tata Ruang

    Kampung Aboge

    Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang menyebutkan bahwa pengembangan kawasan

    perdesaan harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan

    perkotaan, yang secara terintegrasi pengembangan keduanya

    ditujukan untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang

    wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

    Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

    utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

    perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

    kegiatan ekonomi. Kawasan kampung dan/atau pedesaan yang

    merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah satu

    kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya alam

    yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada pada

    kawasan tersebut.

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang, rencana tata ruang dirumuskan secara

    berjenjang mulai dari tingkat yang sangat umum sampai

    tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang

    merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan

    daerah dan bagian dari pembangunan nasional yang

    mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga

    konsistensinya, baik dari segi substansi maupun

    operasionalisasinya.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    23/177

    2 - 7

    Dalam konteks kepentingan wilayah, maka Rencana Tata Ruang

    Kampung Aboge pada dasarnya merupakan suatu bagianwilayah yang tidak berdiri sendiri dan dalam konteks rencana

    tata ruang wilayah, penataan ruangnya merupakan bentuk

    detail dari penataan ruang wilayah kabupaten. Rencana tata

    ruang ini menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan

    ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam secara

    seimbang, melalui arahan rencana pemanfaatan lahan, ragam

    bangunan, arsitektural dan rencana teknis/rancang bangunan,

    serta sosial ekonomi budaya.

    Rencana Tata Ruang Kampung Aboge diharapkan nantinya

    mampu menjadi acuan atau koridor bagi semua pihak yang

    berkepentingan dengan pengembangan perdesaan. Yang lebih

    penting lagi adalah bahwa diharapkan Rencana Tata Ruang

    tersebut mampu menjadi inspirasi dalam menyusun terobosan

    untuk mengangkat masyarakat desa menjadi lebih baik.

    Rencana tata ruang di tingkat Kabupaten disusun oleh daerah

    otonom kabupaten, dengan memperhatikan arahan

    pengembangan wilayah yang lebih luas maupun keterpaduan

    dengan berbagai sektor terkait. Sedangkan produk

    perencanaan pada tingkat administrasi terdiri dari rencana

    umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang dilengkapi

    dengan pengaturan zonasi sebagai pedoman perijinan. Adapun

    kedudukan Rencana Tata Ruang Kampung Aboge dalam sistem

    penataan ruang dapat dilihat pada Gambar 2-1.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    24/177

    2 - 8

    GAMBAR 2-1

    KEDUDUKAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG ABOGE

    RENCANA TATA

    RUANG WILAYAH

    NASIONAL (RTRWN)

    RTRW PROVINSI

    RTRW

    KOTA

    RTRW

    KABUPATEN

    RTR PULAU

    RTR KAWASAN

    STRATEGIS NASIONAL

    RTR KAWASAN

    STRATEGIS PROVINSI

    RENCANA DETAIL TATA

    RUANG (RDTR) KOTA

    RTR KAWASAN

    STRATEGIS KOTA

    RTR KAWASANPERKOTAAN

    RENCANA DETAIL TATA

    RUANG (RDTR) KABUPATEN

    RTR KAWASAN

    STRATEGIS KABUPATEN

    RTR KAWASAN

    PERDESAAN/KAMPUNG

    RTR KAWASAN

    AGROPOLITAN

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    25/177

    2 - 9

    2.3 Metodologi

    2.3.1

    Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dari survey lapangan melalui

    pengamatan, pengukuran, dan wawancara, sedangkan data

    sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan literatur. Data

    primer diperoleh langsung dari survey lapangan (lokasi studi)

    melalui kegiatan pengamatan, pengukuran dan wawancara

    pada saat survey lapangan.

    2.3.2 Metode Analisis Data

    Analisis Fisik Lingkungan

    Analisis fisik dan lingkungan wilayah atau kawasan ini

    adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam

    tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian

    lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan

    wilayah dan/atau kawasan dapat dilakukan secara

    optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan

    ekosistem.

    Hasil studi analisis fisik dan lingkungan ini akan menjadi

    masukan dalam penyusunan rencana tata ruang, karena

    akan memberikan gambaran kerangka fisik

    pengembangan wilayah dan/atau kawasan. Data-data

    yang dibutuhkan dalam aspek analisis fisik dan lingkungan

    meliputi : kondisi klimatologi, topografi, geologi, hidrologi,

    bencana alam, penggunaan lahan, dan lain-lain.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    26/177

    2 - 10

    - Data klimatologiadalah data iklim berdasarkan hasil

    pengamatan pada stasiun pengamat di wilayah yangbersangkutan, meliputi: data curah hujan, hari hujan,

    intensitas hujan, temperatur rata-rata, kelembaban

    relatif, kecepatan dan arah angin, lama penyinaran

    (durasi) matahari. Data klimatologi ini dapat

    diperoleh pada stasiun meteorologi dan geofisika di

    wilayah sekitarnya yang terdekat, atau pada

    kabupaten dalam bentuk laporan, atau dapat juga

    diperoleh pada Badan Meteorologi dan Geofisika

    Pusat di Jakarta. Kedalaman data adalah pengamatan

    selama 10 tahun (bila tersedia).

    - Data topografi berupa peta topografi dengan skala

    terbesar yang tersedia, yang dapat diperoleh pada

    instansi: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

    Nasional (BAKOSURTANAL), Badan Pertanahan

    Nasional (BPN), Direktorat Topografi - TNI Angkatan

    Darat, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya

    Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya

    Mineral, dan instansi terkait lainnya. Dari peta

    topografi ini dapat diturunkan beberapa peta yang

    berkaitan dengan bentuk bentang alam dan

    kemiringannya, yakni peta morfologi dan peta

    kemiringan lereng/lahan, yang dalam hal ini

    dikelompokkan sebagai peta data, karena

    penganalisisan berikutnya berpijak pada peta

    morfologi dan kemiringan lereng ini, bukan peta

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    27/177

    2 - 11

    topografi yang merupakan data mentahnya.

    -Peta morfologi adalah pengelompokan bentukbentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng

    secara umum, dan ketinggiannya, pada beberapa

    satuan morfologi (daratan, perbukitan dan gunung

    berapi). Satuan morfologi dataran adalah bentuk

    bentang alam yang didominasi oleh daerah yang

    relatif datar atau sedikit bergelombang, dengan

    kisaran kemiringan lereng 0% - 5%. Lebih rinci lagi

    satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas

    dua subsatuan, yakni subsatuan morfologi dataran

    berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi

    medan bergelombang dengan kisaran kemiringan

    lereng lebih dari 2% hingga 5%.

    Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang

    alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun

    kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan

    lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan

    morfologi perbukitan dapat dibagi lagi atas tiga

    subsatuan, yakni: subsatuan morfologi perbukitan

    landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%

    dan memperlihatkan relief halus; subsatuan

    morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan

    lereng berkisar antara 15% - 40% dan

    memperlihatkan relief sedang, dan subsatuan

    morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih

    dari 40% dan memperlihatkan relief kasar.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    28/177

    2 - 12

    Satuan morfologi tubuh gunung berapi hampir sama

    dengan satuan morfologi perbukitan, dan umumnyamerupakan subsatuan perbukitan sedang hingga

    terjal, namun membentuk kerucut tubuh gunung

    berapi. Satuan tubuh gunung berapi ini perlu

    dipisahkan dari satuan perbukitan, karena tubuh

    gunung berapi mempunyai karakterisitk tersendiri

    dan berbeda dari perbukitan umumnya, seperti

    banyak dijumpai mata air, kandungan-kandungan gas

    beracun, dan sumber daya mineral lainnya yang khas

    gunung berapi.

    - Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta

    topografi, karena penataan ruang dan peruntukannya

    banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan

    suatu wilayah, demikian juga pengembangan

    jaringan utilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya

    kemiringan lereng ini. Peta ini memuat pembagian

    atau klasifikasi kemiringan lereng di wilayah

    dan/atau kawasan perencanaan atas beberapa kelas

    sebagai berikut: (1) Kemiringan lereng 0 % - 2%; (2)

    Kemiringan lereng > 2% - 5%; (3) Kemiringan lereng

    > 5% - 15%; (4) Kemiringan lereng > 15% - 40% dan

    (5) Kemiringan lereng > 40%. Pada peta topografi

    dengan skala dan kelengkapan yang memungkinkan,

    selang kemiringan > 5% - 15%, dibagi lagi atas: > 5%

    - 8%, dan > 8% - 15%.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    29/177

    2 - 13

    - Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah

    dan/atau kawasan perencanaan dan daerahsekitarnya, maka diperlukan data fisiografi daerah

    yang lebih luas. Fisiografi ini akan memperlihatkan

    gambaran umum kondisi fisik secara regional baik

    menyangkut morfologi, pola pembentuknya, pola

    aliran sungai, serta kondisi litologi dan struktur

    geologi secara umum. Gambaran umum kondisi

    geologi atau fisiografi ini dapat dilihat pada Peta

    Geologi Indonesia. Data geologi yang diperlukan

    dalam analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari

    tiga bagian, yakni data geologi umum, geologi

    wilayah, dan data geologi permukaan.

    - Data hidrologi adalah data yang berkaitan dengan

    kondisi keairan, baik air permukaan maupun air

    tanah. Untuk itu penyajian data hidrologi ini

    dibedakan atas air permukaan dan air tanah. Air

    permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di

    permukaan seperti: mata air, danau, sungai, dan

    rawa. Pada data air permukaan ini masing-masing

    jenis sumber air tersebut hendaknya diikuti besaran

    atau debitnya, sehingga dapat terlihat potensi air

    permukaan secara umum. Khusus untuk sungai

    disajikan lengkap dengan Wilayah Sungai (WS) dan

    Daerah Aliran Sungai (DAS) nya, karena masing-

    masing WS umumnya mempunyai karakteristik

    berbeda, demikian juga dengan DAS yang diharapkan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    30/177

    2 - 14

    dapat memberikan gambaran potensi sungai sampai

    orde yang terkecil. Data sungai ini juga dilengkapidengan pola aliran, arah aliran air permukaan pada

    masing-masing DAS serta kerapatan sungai yang

    secara tidak langsung akan memperlihatkan aktivitas

    sungai tersebut baik pengaliran maupun

    pengikisannya. Data air permukaan ini dapat

    diperoleh pada instansi pengairan setempat ataupun

    pusat, dilengkapi dengan pengamatan lapangan yang

    menunjukkan kondisi keairan sesaat pada waktu

    pengamatan yang akan menunjukkan potensi air

    pada musim tertentu (penghujan atau kemarau,

    tergantung waktu pengamatan). Sedangkan untuk

    data mata air kemungkinan juga dapat diperoleh dari

    peta hidrologi yang dikeluarkan oleh Badan

    Pertanahan Nasional

    Data air tanah dapat dipisahkan atas air tanah

    dangkal dan air tanah dalam, yang masing-masing

    diupayakan diperoleh besaran potensinya. Air tanah

    dangkal adalah air tanah yang umum digunakan oleh

    masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-

    sumur, sehingga untuk mengetahui potensi air tanah

    bebas ini perlu diketahui kedalaman sumur-sumur

    penduduk, dan kemudian dikaitkan dengan sifat fisik

    tanah/batunya dalam kaitannya sebagai pembawa

    air. Selain besarannya air tanah ini perlu diketahui

    mutunya secara umum, dan kalau memungkinkan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    31/177

    2 - 15

    hasil pengujian mutu air dari laboratorium.

    Sedangkan air tanah dalam yakni air tanah yangmemerlukan teknologi tambahan untuk

    pengadaannya, secara umum dapat diketahui dari

    kondisi geologinya, yang tentunya memerlukan

    pengamatan struktur geologi yang cermat. Kondisi

    air tanah ini dapat diperoleh dari penelitian hidro-

    geologi baik yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

    Geologi dan Sumber Daya Mineral Kementerian

    Energi dan Sumber Daya Mineral, maupun instansi

    lainnya yang berkaitan dengan keairan seperti

    Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian

    Pekerjaan Umum, ataupun juga dari hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi.

    -Bencana alam pada dasarnya adalah gejala atau

    proses alam yang terjadi akibat upaya alam

    mengembalikan keseimbangan ekosistem yang

    terganggu baik oleh proses alam itu sendiri ataupun

    akibat ulah manusia dalam memanfaatkan sumber

    daya alam. Kemungkinan bencana alam yang akan

    timbul, dalam hal ini bencana alam beraspek geologi,

    seperti: banjir, longsor/gerakan tanah, amblesan,

    kekeringan, dan lainnya, pada dasarnya dapat

    dikenali dari kondisi geologi, sejarah bencana alam

    yang pernah terjadi di wilayah tersebut, dan gejala

    bencana alam dalam bentuk lokal atau mikro yang

    kemungkinan akan meluas atau merupakan indikasi

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    32/177

    2 - 16

    terjadinya bencana yang lebih makro. Kemungkinan

    bencana atau daerah rawan bencana alam initentunya perlu dikenali sedini mungkin, agar

    tindakan pengamanan bila daerah tersebut memang

    akan dikembangkan, telah disiapkan, atau sejak dini

    dihindari pengembangan pada daerah rawan

    bencana. Berbagai jenis bencana alam dan daerah

    pengaruhnya adalah data bencana alam yang

    dimintakan dalam studi ini, dan bila perlu masing-

    masing jenis bencana disajikan dalam peta terpisah

    sesuai dengan ketersediaan datanya.

    - Penggunaan lahan di wilayah perencanaan perlu

    diketahui secara terinci, terutama sebaran bangunan

    yang bersifat tidak meluluskan air/kedap air. Hal ini

    berkaitan erat dengan rasio tutupan lahan yang ada

    saat ini yang nantinya digunakan dalam

    penghitungan ketersediaan air tanah bebas. Selain

    untuk mengetahui rasio tutupan lahan, data

    penggunaan lahan juga diperlukan untuk mengetahui

    pengelompokan peruntukan lahan, termasuk

    aglomerasi fasilitas yang akan membentuk pusat

    permukiman serta bangunan-bangunan yang

    memerlukan persyaratan kemampuan lahan tinggi,

    yang akan digunakan dalam penentuan rekomendasi

    kesesuaian lahan. Di samping itu dengan mengetahui

    sebaran penggunaan lahan di wilayah ini, maka akan

    terlihat pada daerah-daerah mana penggunaan lahan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    33/177

    2 - 17

    yang ternyata menyimpang dari kesesuaiannya atau

    melampaui kemampuannya, sehingga dapatdijadikan masukan juga dalam memberikan

    rekomendasi kesesuaian lahan. Data penggunaan

    lahan disajikan berupa peta penggunaan lahan/tata

    guna lahan dan tabel luas penggunaan lahan.

    Studi-studi fisik yang pernah dilakukan menyangkut fisik

    ataupun lingkungan dapat diperoleh sebagai masukan

    data dalam analisis kelayakanfisik kawasan ini, dan harus

    dicantumkan sumbernya. Studi-studi ini sangat membantu

    dalam penentuan arahan kesesuaian peruntukan lahan,

    ataupun dalam rekomendasi, karena daerah yang sudah

    disarankan peruntukannya dari studi terdahulu bila dalam

    analisis kelayakan fisik kawasan ini tidak termasuk

    pengembangan wilayah dapat diperuntukan sebagaimana

    usulan semula.

    Kebijakan pengembangan fisik yang ada perlu diketahui,

    terutama kebijakan penggunaan lahan. Hal ini diperlukan

    dalam penentuan rekomendasi kesesuaian lahan, karena

    kebijakan penggunaan lahan yang telah digariskan baik

    oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah tentunya

    dalam rekomendasi coba dipenuhi dengan memberikan

    persyaratan-persyaratan khusus sesuai dengan kendala

    dan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian data

    mengenai kebijakan pengembangan fisik baik oleh dalam

    analisis fisik pengembangan harus disertakan, agar tidak

    menimbulkan pertentangan antara rekomendasi

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    34/177

    2 - 18

    kesesuaian lahan dengan kebijakan yang ada dan sudah

    berjalan.

    Analisis Kemampuan Lahan

    - Satuan kemampuan lahan (SKL) morfologi

    Dilakukan untuk pemilahan bentuk bentang

    alam/morfologi pada wilayah perencanaan yang

    mampu untuk dikembangkan sesuai dengan

    fungsinya. Sasarannya adalah : Memperoleh

    gambaran tingkat kemampuan lahan untuk

    dikembangkan sebagai kawasan budidaya dilihat dari

    segi morfologinya dan mengetahui potensi dan

    kendala morfologi masing-masing tingkatan

    kemampuan lahan terhadap morfologi.

    Data yang dibutuhkan adalah Peta morfologi skala

    terbesar yang tersedia, Peta kemiringan lereng, Peta

    morfologi bila sudah pernah dilakukan studi sejenis,

    dan hasil pengamatan lapangan mengenai morfologi

    ini.

    Keluaran dari analisis ini

    adalah Peta SatuanKemampuan Lahan

    Morfologi dan Potensi

    dan kendala morfologi

    masing-masing tingkatan

    dalam SKL Morfologi.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    35/177

    2 - 19

    Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Hitung

    kemiringan lereng wilayah perencanaan secaraterinci dari peta topografi, dan sesuaikan/pertajam

    dengan hasil pengamatan lapangan, dengan

    pembagian seperti yang disyaratkan pada kompilasi

    data; (2) Dalam kasus tidak tersedia peta topografi

    yang memadai, kemiringan lereng

    ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di

    lapangan dan plotting pada peta dasar (peta ini

    adalah merupakan peta sketsa kemiringan lereng);

    (3) Tentukan satuan-satuan morfologi yang

    membentuk wilayah perencanaan berdasarkan peta

    topografi dan atau peta kemiringan lereng tersebut;

    (4) Tentukan tingkatan kemampuan lahan morfologi

    berdasarkan peta-peta hasil analisis di atas, dan

    persyaratan atau batasan yang diharapkan pada

    pengembangan wilayah; serta (5) Deskripsi potensi

    dan kendala morfologi masing-masing tingkatan SKL

    Morfologi.

    - Satuan Peta Lahan Kestabilan Lereng

    Melakukan analisis untuk pengetahui tingkat

    kemantapan lereng di wilayah perencanaan dalam

    menerima beban pada pengembangan wilayah.

    Sasarannya adalah : Memperoleh gambaran tingkat

    kestabilan lereng untuk pengembangan Wilayah,

    Mengetahui daerah-daerah yang berlereng cukup

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    36/177

    2 - 20

    aman untuk dikembangkan sesuai dengan fungsi

    kawasan dan Mengetahui batasan-batasanpengembangan pada masing-masing tingkatan

    kestabilan lereng.

    Data yang dibutuhkan adalah : Peta Topografi, Peta

    Morfologi, Peta Kemiringan Lereng, Peta Geologi,

    Peta Geologi Permukaan, Karakteristik Air Tanah

    Dangkal, Besar Curah Hujan, Penggunaan lahan yang

    ada saat ini, Data Bencana Alam (bahaya gerakan

    tanah, kegempaan, gunung berapi, dan pengikisan).

    Keluaran dari analisis ini adalah : Peta Satuan

    Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng dan Deskripsi

    masing-masing tingkatan kestabilan lereng.

    Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Tentukan

    dahulu daerah yang diperkirakan mempunyai lereng

    tidak stabil dari peta topografi, morfologi, dan

    kemiringan lereng; (2) Pertajam perkiraan di atas

    dengan memperhatikan kondisi geologi daerah-

    daerah tersebut; (3) Kaitkan hasil analisis di atas

    dengan kondisi geologi permukaan serta pengamatan

    lapangan, dan karakteristik air tanah dangkalnya; (4)

    Perhatikan penggunaan lahan yang ada saat ini pada

    daerah tersebut apakah bersifat memperlemah

    lereng atau tidak; (5) Bila sudah ada hasil penelitian

    mengenai bencana gerakan tanah di wilayah ini,

    maka daerah yang rawan bencana adalah daerah

    yang mempunyai lereng tidak stabil, dan ini

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    37/177

    2 - 21

    merupakan masukan langsung bagi SKL Kestabilan

    Lereng; (6) Amati kondisi kegempaan di wilayah ini,karena gempa akan memperlemah kestabilan lereng;

    dan (7) Tentukan tingkat kestabilan lereng di wilayah

    ini serta deskripsi masingmasing tingkat tersebut

    berdasarkan tahapan-tahapan di atas.

    Analisis Tingkat Pelayanan

    Analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana

    dilakukan untuk mengetahui kecukupan layanan terhadap

    penduduk disekitarnya. Tingkat pelayanan fasilitas

    dihitung dengan menggunakan standar SNI 03-1733-1989

    (Daya Dukung Komuniti). Cara penghitungan tingkat

    pelayanan fasilitas ini adalah :

    X

    Tp =

    Tp = Tingkat Pelayanan

    Jika Tp > 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya baik

    bahkan melayani wilayah sekitarnya

    (regional),Jika 1 < Tp< 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya sudah

    cukup

    Jika Tp < 1,0 : fasiltas yang ada pelayanannya belum

    mencukupi

    Jumlah FasilitasEksisting

    Standar PendudukPendukung

    Jumlah Penduduk

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    38/177

    2 - 22

    Dari analisa tingkat pelayanan fasilitas tersebut akan

    diketahui tingkat pelayanan sarana dan prasarana yangada di wilayah masing-masing.

    Analisis Kependudukan

    Analisis kependudukan meliputi : jumlah penduduk, ratio

    jenis kelamin, tingkat pendidikan penduduk, mata

    pencaharian dan lain-lain diperoleh dari Kantor BPS.

    Selanjutnya data primer dan sekunder ini diolah dan

    hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data

    kependudukan menggunakan metoda statistik deskriptif

    dengan rumus sebagai berikut :

    Dimana :Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

    Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

    r = Laju pertambahan penduduk

    Untuk mengetahui beban tanggungan penduduk usia

    produktif terhadap penduduk usia non produktif

    digunakan persamaan Rasio Beban Tanggungan sebagai

    berikut :

    Jumlah pendudukKepadatan Penduduk = ------------------------------ x 100 %

    Luas daerah

    Pertumbuhan Penduduk (Pt) = Po (1 + r)t

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    39/177

    2 - 23

    Dimana :

    RBT = Rasio Beban Tanggungan

    P0-14 = Usia penduduk usia 0 - 14 tahun

    P15-64 = Usia penduduk usia 15 - 64 tahun (usia produktif)

    P65 = Usia penduduk umur 65 tahun keatas

    Analisis Aspek Sosial Budaya

    Dalam upaya untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya

    alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan

    masyarakat, perlu dilakukan penilaian/analisis aspek

    sosial budaya. Penilaian/analisis aspek sosial budaya

    dapat diperoleh melalui hasil pengukuran beberapa

    indikator sosial (urban social indicator) misalnya struktur

    sosial budaya, pelayanan sarana dan prasarana budaya,

    potensi sosial budaya masyarakat, atau kesiapan

    masyarakat terhadap suatu pengembangan.

    Tujuan analisis aspek sosial budaya adalah mengkaji

    kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung atau

    menghambat pengembangan wilayah, serta memiliki

    fungsi antara lain:

    (1) Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang

    wilayah serta pembangunan sosial budaya

    masyarakat.

    (2) Mengidentifikasi struktur sosial budaya masyarakat

    P0-14+ P65

    RBT = --------------- x 100 %

    P15-64

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    40/177

    2 - 24

    (3) Menilai pelayanan sarana dan prasarana sosial

    budaya yang mendukung pengembangan wilayah.(4) Menentukan prioritas-prioritas utama dalam

    formulasi kebijakan pembangunan sosial budaya

    masyarakat.

    (5) Memberikan gambaran situasi dan kondisi objektif

    dalam proses perencanaan.

    (6) Sebagai acuan pelaksanaan pemantauan, pelaporan,

    dan penilaian program-program pembangunan

    sosial budaya secara integratif.

    Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan

    analisis aspek sosial budaya antara lain:

    a. Teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang

    terbentuk di wilayah perencanaan.

    b.

    Terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya,

    meliputi pasar tenaga kerja, keragaman sosial

    budaya penduduk, serta jumlah dan pertumbuhan

    penduduk.

    c. Penilaian pelayanan sarana dan prasarana sosial

    budaya yang mendukung pengembangan wilayah

    perencanaan.

    Data yang dibutuhkan untuk analisis sosial budaya di

    wilayah perencanaan antara lain meliputi:

    (1) Data makro, yang diperoleh dari BPS atau data yang

    diperoleh dari Instansi/Lembaga Pemerintah

    lainnya.

    (2) Data mikro, yang diperoleh dari hasil-hasil studi

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    41/177

    2 - 25

    sosial budaya di wilayah dan/atau kawasan.

    Pengumpulan data analisis sosial budaya ini bersifat

    sekunder atau desk study, yaitu mengkaji referensi yang

    relevan dengan objek penelitian, dengan menggunakan

    data existing suatu wilayah dan/atau kawasan dan

    informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.

    Data yang dibutuhkan dipilih sesuai kebutuhan yaitu

    meliputi aspek sosial budaya yang dapat mengukur

    tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah perencanaan.

    Pada hakekatnya pengukuran indikator sosial budaya

    tidak berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan

    kegiatan lainnya, yaitu aspek ekonomi dan kelembagaan.

    Seringkali sulit untuk menemukan indikator yang

    sederhana dan hanya mengukur satu aspek saja karena

    keberhasilan pengembangan suatu kawasan sangat

    ditentukan oleh kinerja sektoral dan berbagai pelaku

    utama pembangunan (stakeholders) seperti Pemerintah,

    Swasta, dan Masyarakat sendiri.

    Analisis Perekonomian (Sektor Unggulan)

    Perencanaan sektor perekonomian akan optimal bila

    didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative

    advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage). Keunggulan komparatif lebih menekankan

    pada kepemilikan sumber daya ekonomi, sosial, politik

    dan kelembagaan, seperti kepemilikan sumber daya alam,

    sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    42/177

    2 - 26

    Sementara itu keunggulan kompetitif lebih menekankan

    efisiensi pengelolaan (manajemen perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan) penggunaan sumber-

    sumber tersebut dalam produksi, konsumsi maupun

    distribusi.

    Yang menjadi perhatian dalam pengembangan sektor

    ekonomi dimulai dengan melakukan identifikasi sektor

    unggulan atau potensi ekonomi daerah hingga rencana

    strategis indikasi program. Dalam mengidentifikasi

    potensi kegiatan ekonomi terdapat dua faktor utama yang

    perlu diperhatikan, yaitu :

    Sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya

    saing dalam beberapa periode tahun terakhir dan

    kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa

    datang.

    Sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan

    di masa mendatang, walaupun pada saat ini belum

    mempunyai tingkat daya saing yang baik.

    Dalam mengidentifikasi sektor unggulan atau potensi

    ekonomi, digunakan alat bantu analisis, diantaranya

    adalah : analisis Shift Share, analisis Location Quotient

    (LQ), Teknik tipologi Klassen, dan metode analisis lainnya

    yang sering digunakan dalam analisis sektor unggulan

    atau potensi ekonomi suatu daerah.

    2.3.3 Konsep Perancangan Kawasan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    43/177

    2 - 27

    (1) Rencana Peruntukan Lahan Makro

    Rencana peruntukan lahan makro merupakan suatu

    arahan/guideline pengembangan kawasan dengan tujuan

    menciptakan keterpaduan ruang dan aktivitas,

    mengupayakan adanya hirarki skala pelayanan,

    mensinergikan pola pencapaian dan kecenderungan

    pergerakan penduduk sehingga tercipta kesinambungan

    dan keterkaitan antar kawasan. Peruntukan lahan makro

    pada kawasan meliputi pusat pemerintahan, hunian,

    perumahan dan pemukiman jasa dan komersial, taman

    budaya (civic center) dan fasilitas guest house.

    Pola peruntukan menggunakan pola radial concentric

    yang mengacu pada kondisi fisik dasar kawasan. Pola ini

    menggunakan jaringan radialnya sebagai penghubung

    unit lingkungan dengan kawasan pusat pelayanan

    sedangkan antar unit lingkungannya menggunakan pola

    concentric. Pola ini akan dikombinasikan dan

    disinergikan dengan karakter lahan yang berkontur.

    Sistem jaringan penghubung tersebut diharapkan dapat

    menciptakan suatu kawasan yang terpadu. Tautan antar

    fungsi dan aktivitas diupayakan dapat tercipta suatu

    aktivitas pendukung yang menjadi bangkitan aktivitas

    disekitarnya.

    Rencana peruntukan lahan makro merupakan upaya

    menghubungkan keterkaitan antara peruntukan lahan

    Kawasan dengan kawasan lain disekitarnya pada

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    44/177

    2 - 28

    khususnya dan Kabupaten (regional) pada umumnya.

    Oleh karena itu kebijaksanaan peruntukan lahanPengembangan Kawasan harus disusun secara terpadu

    dengan mempertimbangkan konteks dan pola

    peruntukan lingkungan sekitar.

    Sasaran yang hendak dicapai adalah menentukan jenis

    dan macam fungsi ruang dan penyebaran masing-masing

    akivitas dalam kawasan pusat pelayanan. Peruntukan

    Lahan terdapat 5 (lima) Zona Pemanfaatan yaitu :

    a. Zona Civic Center (Pusat Pemerintah dan Taman

    Budaya)

    Merupakan representasi kawasan.

    Merupakan filosofi dan paradigma yang berarti

    pelayanan dan pengabdian.

    Sebagai suatu landmark kawasan (pembentuk

    citra kawasan).

    b. Zona Hunian

    Sebagai fasilitas hunian khusus terbatas.

    Berfungsi dan berperan sebagai unit

    lingkungan terpadu yang akan menunjang

    aktivitas dipusat pelayanan (core area).

    Sebagai noddle pengait dengan fungsi-fungsi

    lain yaitu komersial dan perumahan serta

    pusat pelayanan publik yang lain.

    c. Zona Pemukiman

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    45/177

    2 - 29

    Berperan sebagai bangkitan aktivitas kawasan.

    Merupakan suatu unit lingkungan terpadu

    dengan fasilitas umum dan sosial serta

    prasarana dan sarana lingkungan.

    Mengkaitkan fungsi-fungsi unit lingkungan lain

    dibelakangnya (hinterland) sehingga tercipta

    kemudahan pencapaian dan kemudahan

    pelayanan fasilitas.

    d. Zona Komersial

    Berfungsi sebagai pusat pelayanan dan publik

    area.

    Merupakan suatu komersial strip area pada

    koridor jalan.

    Sebagai suatu ruang orientasi kecenderungan

    pergerakan penduduk (ditindaklanjuti dengan

    penataan jalan dan perangkatnya).

    e. Zona Pelayanan Publik

    Berfungsi sebagai pelayanan masyarakat.

    Merupakan pusat unit lingkungan.

    Sebagai orientasi perkembangan unit

    lingkungan.

    (2) Rencana Peruntukan Lahan Mikro (Peruntukan

    Lantai)

    Rencana peruntukan Lahan mikro merupakan kelanjutan

    dari penajaman detail fungsi ruang. Sasaran utamanya

    adalah untuk menentukan alokasi jenis peruntukan lahan

    serta distribusi secara spasial (ruang) didalam

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    46/177

    2 - 30

    perencanaan Kawasan Tujuan dari penentuan

    peruntukan lahan mikro adalah :

    Menjamin adanya keterkaitan fungsi dan aktivitas

    antar unit lingkungan dan pusat pelayanan baik dari

    skala lingkungan maupun skala regional.

    Menetukan jenis dan macam aktivitas dan fungsi

    ruang pada kawasan perencanaan.

    Mengupayakan adanya keterkaitan aktivitassehingga tercipta aktivitas yang berkelanjutan.

    Menentukan pemanfaatan fungsi dan aktivitas yang

    dibatasi antara kepentingan publik dan privat.

    Peruntukan Lantai Dasar

    Dalam Peruntukan lantai dasar Secara umum peruntukan

    lantai dasar harus berorientasi pada kepentingan umum

    (public amenities), sehingga ruang-ruang disekitarnya

    dapat terjaga kesinambungannya baik dari hirarki fungsi

    ruang maupun aksesibilitas pejalan kaki. Dengan

    demikian fungsi ruang transisi pada media perpindahan

    dari fungsi satu ke fungsi lain tetap terjaga (integrated

    interchange).

    Yang penting disini adalah fungsi ruang untuk

    peruntukan lantai dasar pada fungsi komersial, hal ini

    dimaksudkan agar terjadi keterkaitan dan

    kesinambungan pergerakan pejalan kaki dan skala

    manusia yang terbentuk oleh enclosure ruang (koridor).

    Peruntukan Lantai Atas

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    47/177

    2 - 31

    Peruntukan lantai atas digunakan sebagai aktivitas

    dengan sifat ruang privat dan semi privat. Lantai ataspada tiap-tiap fungsi merupakan suatu ruang utama.

    Perlu ditetapkan fungsi-fungsi ruang lantai atas yang

    sesuai dengan program yang sudah ditetapkan.

    (3)

    Rencana Sistem Pergerakan (Sirkulasi)

    Rencana sistem Pergerakan ini mempunyai tujuan

    sebagai suatu sistem penghubung (linkage system) yang

    akan mengkaitkan aktivitas satu dengan yang lainnya.

    Prinsip keterjangkauan, kemudahan, kenyamanan dan

    keamanan diupayakan sebagai dasar perencanaan.

    Beberapa elemen sistem pergerakan adalah : Sirkulasi,

    kendaraan dan Pedestrian.

    Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

    kemampuan lahan (land capability) melalui perbaikan

    tingkat pencapaian ke dan di dalam kawasan.

    Tujuan :

    Menjamin keterkaitan (linkage) diantara sistem

    sirkulasi.

    Meningkatkan hubungan fungsional diantara

    berbagai jenis peruntukan didalam kawasan.

    Merupayakan keterkaitan (linkage) serta

    pemisahan yang jelas antara berbagai moda

    sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan dan service).

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    48/177

    2 - 32

    Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana

    transportasi.(4)

    Rencana Ruang Terbuka dan Ruang Hijau

    Diarahkan sebagai orientasi solid void kawasan, zone

    interaksi dan akuluturasi budaya, perlindungan terhadap

    sumber daya alam dan ekosistem. Ruang terbuka terdiri

    dari ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus,

    sedangkan pemanfaatannya ruang terbuka dapat

    menjadi ruang terbuka hijau.

    Luas KDH diarahkan mempunyai luas 30 % dari total

    luas kawasan Rencana Sarana Prasarana dan Utilitas

    Bangunan dan Lingkungan, sesuai dengan arahan

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten.

    Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kualitaskehidupan kawasan dengan jalan menyediakan

    lingkungan yang aman, sehat dan menarik serta

    berwawasan ekologis, melalui penciptaan berbagai jenis

    ruang terbuka dan pola tata hijau.

    Konsep ruang terbuka dan tata hijau ini nantinya sangat

    mempengaruhi citra dari Kawasan. Upaya yang dapat

    dilakukan untuk membantu mencapai sasaran tersebut

    adalah dengan jalan perbaikan lingkungan pejalan kaki.

    Dengan adanya ruang terbuka dapat mengakomodasi

    pertumbuhan dan menghindari dampak negative

    pertumbuhan kawasan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    49/177

    2 - 33

    (a) Ruang Terbuka Umum (Publik)

    Ruang terbuka umum utama pada Kawasan

    sebaiknya diarahkan didaerah pusat budaya.

    Dengan demikian jalur-jalur pejalan kaki

    (pedestrian) menuju ruang terbuka umum

    tersebut harus dalam kondisi baik dan dapat

    dipergunakan dengan nyaman pada siang atau

    malam hari.

    (b) Ruang Terbuka yang bersifat tidak umum (private

    owned) namun terbuka untuk umum

    Ruang terbuka yang bersifat tidak umum/privat

    (private owned) namun terbuka untuk umum

    (publicly accessible) pada kawasan perencanaan,

    terdapat pada sub-sub blok komersial campuran

    dan perkantoran komersial. Ruang terbuka

    tersebut bersifat menerus, oleh karena itu harus

    mampu menampung fungsi-fungsi yang

    berorientasi pada pejalan kaki, jalur tembus,

    dengan tempat-tempat duduk. Tidak

    diperkenankan adanya pagar antara sub-blok dan

    jalan, atau dengan membuatnya transparan

    sebagai bagian yang menyatu dengan unsur tata

    hijau.

    (c) Ruang Private

    Ruang terbuka private/tertutup untuk umum

    merupakan ruang terbuka yang memiliki

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    50/177

    2 - 34

    pencapaian terbatas. Ruang terbuka private harus

    memiliki sistem penerangan yang layak dengantempat-tempat duduk yang layak untuk

    memberikan kesempatan penghuni saling

    berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.

    Keberadaan ruang terbuka private dapat ditunjang

    dengan sarana rekreasi aktif seperti lapangan

    badminton atau basket. Ruang luar dapat

    dipisahkan oleh pembatas dari pepohonan, perdu

    maupun tanaman lain.

    (d) Pola Tata Hijau

    Sebagai salah satu unsur penting dalam

    perencanaan dan perancangan ruang terbuka di

    kawasan tropis adalah pola tata hijau dan iklim

    mikro. Penggunaan unsur air dan sirkulasi udara

    alami sangat mendukung aspek perancangan

    ruang luar yang baik.

    Pola tata hijau pada blok-blok komersial

    diupayakan berkarakter formal, sedangkan pada

    unit hunian sedikit informal. Batas antar sub blok

    dapat ditanami dengan tanaman rumput dan tata

    hijau sebagai buffer.

    (5) Rencana Aktivitas Penunjang

    Aktivitas pendukung diarahkan kepada aktivitas yang

    mempu menjadi bangkitan aktivitas kawasan misalnya

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    51/177

    2 - 35

    sektor non-formal pariwisata, kesenian, PKL dan unsur-

    unsur tradisi yang diharapkan dapat menjadi modal awalterjadinya kekuatan aktivitas terbaru di kawasan

    pengembangan.

    (6)

    Rencana Detail

    a. Rancangan Tata Bangun

    Sasaran utamanya adalah untuk menetapkan

    bentuk, besaran dan massa bangunan yang dapat

    menciptakan dan mendefinisikan ruang (luar) yang

    akomodatif terhadap berbagai bentuk kegiatan yang

    mengambil tempat ke dalam kawasan.

    Tujuan :

    Menetukan garis sempadan bangunan, setback

    bangunan dan jarak bebas antar bangunan.

    Menentukan besar sosok dan proprsi massa

    bangunan.

    Menetukan kepadatan (blok)bangunan.

    Menetukan ketinggian bangunan.

    Menentukan titik acuan ketinggian ( 0.00 m).

    Merekomendasikan ambang volume bangunan

    (building envelope).

    Merekomendasikan tata letak bangunan, dari

    segi orientasi, ekologi dan iklim.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    52/177

    2 - 36

    Mengupayakan keterpaduan konsep

    arsitektural yang selaras antara kinerja danfungsi.

    Tata Bangunan ini mencakup bentuk dan

    pengelompokan massa bangunan yang membantu

    terciptanya suatu lingkungan kawasan yang

    terpadu. Dalam menentukan bentuk dan massa

    bangunan dipengaruhi oleh kaidah-kaidah di balik

    wujud fisik kawasan. Dengan adanya bentuk dan

    massa bangunan akan menciptakan batas ruang

    yang membantu terwujudnya sistem ruang terbuka.

    Secara umum, tata bangunan tersebut terbentuk

    dari batas khayal ambang volume (building

    envelope) yang tercipta dari penggabungan

    ketinggian maksimum bangunan serta batasan luas

    bangunan. Pendekatan ini dilakukan agar

    fleksibilitas dalam perencanaan dan perancangan

    bangunan tetap terpelihara dengan tetap

    mengupayakan terpenuhinya peruntukan lahan,

    serta mengenali batasan dari intensitas

    pemanfaatan lahan yang dapat ditampung dalam

    sub-blok.

    Dalam perencanaan dan perancangan arsitekturnya

    diupayakan untuk memadukan antara konsep

    arsitektur dan konsep ruang luar serta

    menyelaraskan kinerja arsitektural berdasarkan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    53/177

    2 - 37

    fungsi, sehingga dapat menciptakan citra dan

    identitas arsitektural pada Kawasan akan terwujudsuatu sense of place.

    Blok Pemerintahan dan Budaya

    Pembangunan blok pemerintahan dan pusat

    budaya diharapkan dapat mengendalikan

    pengembangan dan mempertahankan ruang

    terbuka hijau yang ada dengan tetap

    meningkatkan kualitas pelayanan pada skala

    regional.

    Pada blok pemerintahan bangunan di tata

    dengan teratur untuk memberikan kesan

    formal dan monumental sedangkan untuk blok

    pusat budaya, massa-massa bangunan ditatasedikit bebas dan organis untuk memberikan

    kesan non formal dan rekreatif. Pengaturan

    massa bangunan harus dikonfigurasikan

    membentuk ruang-ruang positif pada

    kawasan.

    Blok Hunian

    Pembangunan blok-blok hunian diharapkan

    dapat memberikan karakter yang akan

    meningkatkan sense of community dalam

    kawasan tersebut. Perencanaan unit-unit

    dalam sub blok hunian umumnya berbentuk

    memanjang (linier) menyesuaikan dengan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    54/177

    2 - 38

    konfigurasi lahannya, dengan tidak

    meninggalkan fleksibilitas dalam perancangantapak dan bangunan. perencanaan massa yang

    linier dan menerus pada tapak diharapkan

    dapat membentuk ruang orientasi tengah

    (innercourt) yang tertata dengan baik dan

    terpisah dari jalan umum.

    Unit-unit hunian diusahakan terlindung dari

    sinar matahari yang berlebihan, berkarakter

    dan manusiawi. Pemakaian balkon dan

    penggunaan atap miring dengan bahan

    penutup atap yang selaras dengan sistem

    pelapis luar bangunan sangat dianjurkan.

    Pemakaian warna dalam blok hunian harus

    selaras dengan blok lain, sehingga akan

    tercipta sense of unity pada kawasan.

    Pemakaian jendela kaca yang tidak

    memantulkan sinar dengan jalan menghindari

    pemakaian kaca cermin (reflective glass).

    Blok Komersial dan Jasa

    Perencanaan dan perancangan blok-blok

    komersial dan perkantoran harus dapat

    memberikan dampak visual dan memberikan

    identitas terhadap kawasan. Bangunan-

    bangunan dalam blok komersial dan

    perkantoran harus membentuk hubungan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    55/177

    2 - 39

    arsitektural yang selaras dan serasi dengan

    bangunan-bangunan hunian.

    b. Tata Informasi (Signage) Dan Streetscape

    Sasaran utamanya untuk menciptakan sebuah

    lingkungan yang informatif sehingga akan

    memudahkan dalam orientasi dan sikulasi. Jenis-

    jenis tata informasi (signage) dan streetscape yang

    direncanakan antara lain :

    Tata Informasi Terpadu (Built-In Signage

    System)

    Tata informasi yang terpadu ditujukan pada

    citra, karakter dan tata bangunan. Yang

    termasuk didalamnya antara lain adalah

    bangunan yamg berfungsi sebagai landmark,

    focal point serta bahan eksterior bangunan

    yang mampu memberikan petunjuk (clues)

    kepada pengunjung kawasan yang akan

    berorientasi (menentukan tujuan).

    Pengelolaan podium bangunan juga dapat

    memberikan arah pengunjung ke pintu masuk

    utama maupun servis tiap bangunan. Bentuk

    podium tertentu yang menarik dijadikan

    sebagai pintu masuk servis sebaiknya

    diletakkan pada tempat yang tidak

    mengganggu pemandangan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    56/177

    2 - 40

    Tata Informasi Yang Mengarahkan (Directional

    System)

    Tata informasi yang mengarahkan ditujukan

    untuk menerangkan identitas dan lokasi bisnis

    serta fasilitas dan jasa yang ada pada kawasan.

    Termasuk juga rambu-rambu lalulintas dan

    rambu untuk pejalan kaki yang masing-masing

    harus konsisten pada kawasan. Rambu bisa

    juga dalam bentuk tulisan dan simbol grafis.

    Papan Nama (Organized Billboards)

    Papan Nama biasanya ditujukan pada rambu

    usaha, seperti billboard. Pembuatan papan

    nama harus diatur (dari ukuran, pemasangan,

    dan lain-lain) agar dapat tercipta keserasian

    serta mengurangi dampak visual yang negatif

    dalam kawasan. Papan nama akan

    menciptakan sense of place yang positif dan

    menarik serta tidak mengganggu. Daerah

    pemasangan papan nama akan diatur dan

    ditentukan dalam panduan rancangan masing-

    masing sub-blok. Dengan adanya sistem rambu

    dan papan nama yang terpadu akan

    memberikan kemudahan bagi pengunjung jika

    memasuki ataupun mencari daerah dalam

    kawasan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    57/177

    2 - 41

    Perangkat Jalan (Street Furniture)

    Sistem informasi yang direncanakan dan

    dirancang dengan baik dan terpadu akan

    memberi nilai tambah pada karakter bangunan

    dan membuat hidup streetscape dalam

    kawasan. Termasuk dalam streetscape

    tersebut antara lain adalah: perangkat

    jalan/street furniture, patung-patung, kanopi,

    awning dan lampu jalan. Yang termasuk dalam

    street furniture adalah semua unsur skala kecil

    yang dapat dipakai oleh umum, misalnya:

    tempat duduk, tempat sampah, kios-kios,

    shelter, box telepon, dan lain-lain.

    Pemakaian bahan dan warna harus konsisten

    pada masing-masing blok. Pemasangan patung

    atau sculpture di ruang-ruang terbuka umum

    sangat mendukung kualitas ruang terbuka.

    Penggunaan kanopi dan awning dapat

    melindungi pejalan kaki dari hujan dan

    matahari disamping dapat memberikan

    keteduhan. Penggunaan pergola dan

    pemasangan tenda juga dapat memberikan

    kesan indah dan selaras dengan karakter

    bangunan.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    58/177

    2 - 42

    Kegiatan Pendukung (Support Activities)

    Kegiatan-kegiatan pendukung (support

    activities) yaitu semua fungsi informal yang

    membantu terciptanya streetscape,

    memperkuat kualitas ruang kawasan

    pengembangan bagi kepentingan umum.

    Termasuk didalamnya adalah para penjaja

    barang, penjual makanan, juga kegiatan kaki

    lima lain yang terorganisir dengan baik dan

    terpadu.

    Kegiatan pendukung tersebut berpotensi

    untuk melayani berbagai lapisan masyarakat

    yang melaksanakan aktivitas sehari-hari

    mereka di pusat-pusat bisnis kawasan. Dengan

    begitu akan tercipta integrasi dan interaksi

    sosial, serta penciptaan kualitas lingkungan

    yang lebih baik dan sehat.

    c. Prasarana dan Utilitas

    Sasaran utamanya untuk menyediakan sistem

    utilitas yang terpadu (integrated) dalam sistemprasarana. Penyediaan prasarana umum seperti: air

    bersih, air kotor, limbah padat, listrik, telepon dan

    utilitas lainnya diusahakan tertanam di dalam

    tanah, khususnya dibawah ROW atau Daerah Milik

    Jalan (Damija). Sempadan yang memadai perlu

    disediakan di sepanjang jalan untuk menampung

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    59/177

    2 - 43

    sistem utilitas ini. Saluran utilitas ke dalam sub-sub

    blok bermuara dari jalur utilitas ini.

    Penyediaan listrik, telepon dan utilitas lainnya

    harus dipertimbangkan dengan baik untuk jangka

    panjang maupun untuk jangka pendek (interim),

    khususnya yang berkaitan dengan penempatan

    utilitas selama masa kontruksi dan pembangunan.

    Penyediaan air bersih dan pengolahan limbah untuk

    jangka panjang sangat terkait dan berhubungan

    dengan aspek pembangunan untuk memenuhi

    kebutuhan pelayanan di masa mendatang.

    Perencanaan yang optimal harus dilakukan dalam

    penentuan sistem pengolahan limbah padat. Dalam

    hal ini unit pengolahan limbah harus disediakan

    didalam sub-blok atau dipusatkan untuk seluruh

    kawasan.

    d. Sarana Lingkungan dan Fasilitas Umum

    Sasaran utamanya untuk memberikan sumbangan

    fasilitas masyarakat dengan melayani seluruh fungsi

    di dalam dan di sekitar kawasan. Pengadaan sarana

    lingkungan dan fasilitas umum pada kawasan

    menjadi bagian dari kontribusi dan kewajiban

    Pemerintah Daerah, dimana penataan fisiknya tidak

    terlepas dari konsep sub-blok secara keseluruhan.

    Termasuk didalam sarana lingkungan pada

    kawasan ini adalah ruang terbuka umum seperti

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    60/177

    2 - 44

    taman-taman pada daerah gerbang masuk kawasan,

    jalur-jalur pejalan kaki pada kedua sisi jalan-jalanutama kawasan. Jalur-jalur tersebut dilengkapi

    dengan street furniture yang mampu mewadahi

    kegiatan masyarakat. Selain itu juga pengadaan

    fasilitas halte (pemberhentian bus) dan jembatan

    penyeberangan pejalan kaki.

    Beberapa fasilitas dan sarana dasar tersebut antara

    lain adalah :

    1. Fasilitas Peribadatan.

    2. Fasilitas Pendidikan.

    3. Fasilitas Perekonomian (Toko, warung, Pasar).

    4. Fasilitas Pelayanan Umum.

    5. Fasilitas olah raga dan rekreasi.

    6. Fasilitas Umum: Sub Terminal, Pangkalan Ojek,

    Pemakaman Umum, dll.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    61/177

    3 - 1

    BAB - 3

    KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH

    3.1

    Kebijakan Program Pembangunan Daerah

    3.1.1

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    Tahun 20052025

    Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    Kabupaten Mappi Tahun 20052025 dijabarkan visi

    pembangunan daerah yaitu: Mappi Kawasan Sejuta Rawa

    Produktif di Selatan Papua yang Berbudaya, Maju, Mandiri, dan

    Adil. Visi tersebut diharapkan dapat diwujudkan melalui proses

    pembangunan yang interaktif, produktif, dan dinamis yang

    mengutamakan keharmonisan dan kedamaian, sesuai dengan

    motto Kabupaten Mappi yaitu Usubi Yohokuda Tako Bayaman

    atau Damai Bersehati Saling Melayani.

    Visi sebagaimana tersebut di atas secara garis besar

    mengandung dua bagian pokok, yaitu: Kawasan Sejuta Rawa

    Produktif di Selatan Papua, menunjukkan eksistensi dan jati diri

    wilayah Kabupaten Mappi yang menjadi faktor pembeda dari

    wilayah kabupaten/kota atau daerah lainnya dalam konstelasi

    regional, nasional, dan internasional; dan Berbudaya, Maju,

    Mandiri dan Adilmenunjukkan tujuan dan cita-cita masyarakat

    Kabupaten Mappi yang akan diwujudkan dalam kurun waktu

    20 tahun.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    62/177

    3 - 2

    Dari visi tersebut, dirumuskan 5 (lima) misi pembangunan

    Kabupaten Mappi tahun 20052025 yaitu sebagai berikut :

    (1)

    Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradab

    dalam perikehidupan yang aman, tertib, bersatu, damai

    dan adil;

    Melalui upaya meningkatkan kesadaran masyarakat

    untuk membina kehidupan sebagai umat beragama yang

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dilandasi sikap

    toleransi dan saling menghormati antar umat beragama

    maupun dalam interaksi antar komunitas adat/budaya,

    sehingga dapat mendorong terciptanya kehidupan

    masyarakat yang aman, tertib, bersatu dalam kedamaian

    yang dapat menempatkan nilai-nilai adat/tradisi dan

    budaya serta kearifan lokal sebagai inspirasi dalam

    pembangunan sekaligus dapat memperkokoh eksistensi

    dan jati diri masyarakat Mappi dalam lingkungan

    nasional dan global.

    (2)

    Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat dan

    mempunyai daya saing, melalui upaya-upaya :

    (i)

    Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat

    disertai wawasan IPTEK, kompetensi kerja dan

    kemampuan berprestasi, serta etos kerja yang

    tinggi dengan menyediakan prasarana dan sarana

    pendidikan yang memadai, penyediaan tenaga

    pengajar dan manajemen sekolah yang memadai,

    kebijakan sistem pendidikan bagi kelompok

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    63/177

    3 - 3

    masyarakat asli Papua dan tergolong tidak

    mampu;(ii) Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan

    masyarakat dengan menjamin pelayanan

    kesehatan yang menjangkau hingga ke tingkat

    kampung, penyediaan prasarana dan sarana

    kesehatan yang baik termasuk manajemen rumah

    sakit hingga pusat pelayanan kesehatan

    masyarakat di tingkat Distrik, kebijakan sistem

    pelayanan kesehatan daerah bagi kelompok

    masyarakat asli papua dan tergolong tidak

    mampu, penyediaan sumber daya manusia bidang

    kesehatan, dan pembinaan wawasan kesehatan

    ibu dan anak, keluarga berencana dan sejahtera;

    (iii)

    Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi

    dan penanganan masalah-masalah kependudukan

    yang diorientasikan pada pengendalian jumlah

    dan penyebaran penduduk;

    (iv) Meningkatkan kualitas penanganan dan

    penyelesaian masalah sosial; dan

    (v)

    Meningkatkan kualitas partisipasi dan kompetensi

    masyarakat dalam pembangunan terutama dalam

    mendorong kesetaraan gender, peran-serta

    pemuda dan lembaga kepemudaan, serta

    peningkatan prestasi olah raga.

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    64/177

    3 - 4

    (3) Mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh

    kawasan guna menciptakan kehidupan yang nyaman danramah lingkungan; melalui upaya-upaya:

    (i)

    Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai

    peruntukkannya guna mencegah terjadinya

    penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan;

    (ii)

    Mendorong percepatan dan pemerataan

    pembangunan prasarana dan sarana dasar yang

    memadai guna menunjang pembukaan dan

    pengembangan kawasan yang masih terisolir dan

    tertinggal dengan meningkatkan investasi

    pembangunan prasarana dan sarana pokok yang

    langsung dirasakan oleh masyarakat sampai ke

    tingkat kampung, serta memberikan peluang

    seluas-luasnya untuk masuknya investasi yang

    dapat menunjang upaya percepatan

    pembangunan di daerah yang masih terisolasi

    tersebut;

    (iii) Mengoptimalkan pembangunan sarana dan

    prasarana perhubungan yang mendukung

    kelancaran akses antar wilayah, percepatan

    pertumbuhan ekonomi wilayah, dan peningkatan

    kualitas pelayanan sosial;

    (iv)

    Mengembangkan moda transportasi yang handal,

    berkualitas, aman, lancar, dan terpadu serta

    terjangkau oleh masyarakat, yang

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    65/177

    3 - 5

    menghubungkan pusat-pusat kegiatan antar

    wilayah;(v) Meningkatkan kuantitas dan kualitas

    pembangunan prasarana dan sarana dasar

    perumahan dan permukiman yang memadai

    mencakup rumah-rumah layak huni, air bersih,

    sanitasi, persampahan, listrik, pos dan

    telekomunikasi, jalan lingkungan, sistem drainase

    dan pengendalian banjir, dan fasilitas penunjang

    lainnya; dan

    (vi) Menerapkan konsep pembangunan yang

    berwawasan lingkungan melalui pengembangan

    sistem pengelolaan lingkungan dan sumber daya

    alam yang tetap menjaga fungsi, daya dukung dan

    daya tampung, pemanfaatan ruang yang serasi,

    pemanfataan ekonomi sumber daya alam dan

    lingkungan yang berkesinambungan, serta

    pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman

    hayati sebagai modal dasar bagi pembangunan

    Kabupaten Mappi.

    (4)

    Mewujudkan Kemajuan dan Keunggulan Perekonomian

    yang Berlandaskan Ekonomi Kerakyatan;

    Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan

    memperkuat ekonomi di wilayah kampung berbasis

    keunggulan masing-masing sektor dengan membangun

    sistem produksi, distribusi dan pelayanan dalam rangka

    mengurangi kesenjangan sosial antara ibukota

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    66/177

    3 - 6

    kabupaten dengan distrik maupun distrik dengan

    kampung, keberpihakan kepada ekonomi rakyat denganmemperkuat perekonomian rakyat yang tumbuh sebagai

    komoditi unggulan, mengembangkan kesempatan

    kepada masyarakat kampung untuk mengakses sistem

    perekonomian dan tanpa diskriminasi gender dalam

    pengembangan ekonomi;

    (5)

    Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih,

    Berkeadilan, Demokratis, dan Berlandaskan Hukum.

    Melalui upaya pemantapan kelembagaan demokrasi yang

    lebih kokoh, memperkuat peranan civil society,

    meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi,

    otonomi daerah dan otonomi khusus, mengembangkan

    budaya tertib hukum, mengembangkan hukum adat yang

    merupakan amanat otonomi khusus menjadi hukum

    positif, tidak diskriminatif dan berpihak kepada rakyat

    yang miskin di tingkat kampung.

    Dari ke-5 (lima) misi RPJPD tersebut, misi ke-3 (tiga) yaitu

    mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh kawasan

    guna menciptakan kehidupan yang nyaman dan ramah

    lingkungan, melalui upaya-upaya: pengendalian pemanfaatan

    ruang, percepatan dan pemerataan pembangunan prasarana

    dan sarana dasar yang memadai, pembangunan sarana dan

    prasarana perhubungan, pengembangan moda transportasi,

    peningkatan kuantitas dan kualitas pembangunan prasarana

    dan sarana dasar perumahan dan permukiman serta penerapan

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    67/177

    3 - 7

    konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat

    diwujudkan antara lain melalui kegiatan penyusunan rencanatata ruang Kampung Aboge ini.

    Tema Pembangunan dan Agenda Pembangunan untuk setiap

    periode 5 (lima) tahunan atau setiap tahap pembangunan

    jangka menengah adalah sebagai berikut:

    1. RPJMD Tahap ke-I Tahun 20072012 bertemakan

    Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam

    Menyelenggarakan Pelayanan Kepada Masyarakat,

    dengan agenda pokok:

    (i) Restrukturisasi Organisasi Pemerintah Daerah dan

    Pembinaan Aparatur;

    (ii)

    Peningkatan Pengelolaan dan Pengawasan

    Keuangan Daerah;

    (iii)

    Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan

    Prasarana Dasar;

    (iv) Pelestarian Lingkungan Hidup dan Analisa

    Mengenai Dampak Lingkungan;

    (v)

    Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan

    Peningkatan Kualitas Hidup Beragama; dan

    (vi)

    Peningkatan Supremasi Hukum dan

    Penghormatan Hak-hak Masyarakat Adat.

    2.

    RPJMD Tahap ke-II Tahun 20122017 bertemakan

    Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia

    (SDM) Aparatur Dalam Menunjang Perbaikan Mutu

  • 5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

    68/177

    3 - 8

    dan Pelayanan Kepada Masyarakat, dengan agenda

    pokok:(i) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

    (SDM) Aparatur dalam Penyelenggaraan

    Pemerintahan;

    (ii)

    Pembangunan Infrastruktur Dasar Berbasis RTRW

    dan Kelestarian Lingkungan Hidup;

    (iii) Penyelenggaraan Pembangunan Berbasis

    Kampung / Distrik;

    (iv) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan

    Masyarakat; dan

    (v)

    Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas

    Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam.

    3.

    RPJMD Tahap ke-III Tahun 20172022 bertemakan

    Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dan

    Peran serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan

    Pembangunan, dengan agenda pokok:

    (i) Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan

    Pada Semua Tingkatan;

    (ii) Pengembangan Jaringan Infrastruktur Berbasis

    Perencanaan Wilayah Pembangunan dan

    Pembangunan Berbasis Kampung / Distrik;

    (iii) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan

    Masyarakat; dan

    (iv)

    Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas

    Potensi Investasi.