kampung vertical

11
Kampung Vertical dengan pendekatan Waterfront City Konsep KAMPUNG VERTIKAL (RUMAH SUSUN) DI KAWASAN BANJIRKANAL SEMARANG dengan penekanan Waterfront City Konsep KAMPUNG VERTIKAL (Rumah Susun) merupakan transformasi dari KAMPUNG eksisting STREN KALI, tanpa menghilangkan KARAKTER LOKAL dan kekayaan bentuk, warna, material, volume, garis langit (skyline) bangunan, potensi ekonomi, kreativitas warga, dll. Kearifan lokal serta kreativitas warga merupakan sumber daya utama bagi pengelolaan dan pengembangan kampung vertikal. warga dilibatkan dalam menentukan arsitektur unit hunian masing-masing. Kehidupan ala kampung dipertahankan, hanya saja menjadi bertingkat ke atas. Fungsi-fungsi tambahan selain hunian warga merupakan efisiensi pemanfaatan lahan bagi warga kota, sekaligus meningkatkan perekonomian warga.

Upload: mohammad-ridwan

Post on 27-Sep-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

free for reading

TRANSCRIPT

Kampung Vertical

Kampung Verticaldengan pendekatan Waterfront City Konsep

KAMPUNG VERTIKAL (RUMAH SUSUN) DI KAWASAN BANJIRKANAL SEMARANG dengan penekanan Waterfront City KonsepKAMPUNG VERTIKAL (Rumah Susun) merupakan transformasi dari KAMPUNG eksisting STREN KALI, tanpa menghilangkan KARAKTER LOKAL dan kekayaan bentuk, warna, material, volume, garis langit (skyline) bangunan, potensi ekonomi, kreativitas warga, dll. Kearifan lokal serta kreativitas warga merupakan sumber daya utama bagi pengelolaan dan pengembangan kampung vertikal. warga dilibatkan dalam menentukan arsitektur unit hunian masing-masing. Kehidupan ala kampung dipertahankan, hanya saja menjadi bertingkat ke atas. Fungsi-fungsi tambahan selain hunian warga merupakan efisiensi pemanfaatan lahan bagi warga kota, sekaligus meningkatkan perekonomian warga.

Rancangan arsitektur kampung vertikal merupakan arsitektur ala rakyat, yang dirancang lebih bersih, sehat, hemat, kuat. bukan arsitektur asing, baru, atau canggih. Dengan demikian, diharapkan mengurangilonjakan perubahan budaya hidup yang terlalu mengagetkan. bagi wisata kampung, para wisatawan (asing atau lokal) masih dapat merasakan kehidupan dengan suasana kampung tetapi bertingkat. Merencanakan kampung menjadi kampung vertikal tidak dapat dihindarkan. ruang terbuka hijau perlu lebih banyak agar alam dan lingkungan hidup makin bersahabat. Pertambahan jumlah penduduk di masa yang akan datang perlu diantisipasi sejak sekarang, sehingga kampung vertikal dapat bertahan. Memang kampung vertikal dirancang dengan kapasitas minimal 2 kali lipat jumlah rumah eksisting. ukuran hunian bervariasi, karena memang tingkat ekonomi dan kebutuhan masyarakat tidak seragam.

WATERFRONT CITY KONSEP

Kawasan tepi air (waterfront) merupakan suatu area atau kawasan yang berbatasan dengan air yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, danau, sungai atau badan air lainnya. Menurut Ann Breen dan Dick Rigby (1994), waterfront merupakan suatu area yang dinamis dari suatu kota, tempat bertemunya daratan dan air. Dimana badan air dapat berupa lautan, sungai, danau, teluk, creek, maupun kanal. Areal dinamis yang dimaksud disini adalah areal atau kawasan yang selalu bergerak, alaupun pada kasus tertentu seperti pada rawa, pergerakan adalah sangat minim.

Recreational Waterfront Recendetial Waterfront Mixed Use Waterfront 3KLASIFIKASI KAWASAN TEPI AIR (WATERFRONT)Pengklasifikasian kawasan tepi air tersebut lebih ditekankan pada aktivitas dan potensi yang dapt dikembagkan dalam kawasan tersebut. Menurut Ann Breen dan Dick Rigby (1994), kawasan tepi (waterfront) dibedakan atas:Cultural Waterfront Cultural waterfront mewadahi aktivitas budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Aktivitas tersebut memanfaatkan laut sebagai obyek budaya atau ilmu pengetahuan dengan mengorientasikan pengembangan kawasan pada fasilitas pendukung aktivitas budaya.Enviroment Waterfront Enviroment waterfront merupakan pengembangan kawasan tepi air yang bertumpu pada upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang mengalami degradasi, dengan memanfaatkan potensi dan keaslian lingkungan yang tumbuh secara alami.Historycal Waterfront Kawasan ini lebih dikembangkan kearah konservasi dan restorasi bangunan sejarah yang ada dikawasan ini.Mixed Use Waterfront Pengembangan ke arah mixed use waterfront lebih ditujukan pada penggabungan fungsi perdagangan, rekreasi, perumahan, perkantoran, transportasi, wisata dan olahraga. Penerapan konsep ini merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai kepentingan yang pada umumnya sering terjadi dalam pengembangan suatu kawasan di perkotaan.Recreational Waterfront Pengembangan kawasan tepi air yang diarahkan pada fungsi aktivitas rekreasi yang didukung oleh berbagai fasilitas serta prasarana yang memadai.Recendetial Waterfront Lebih ditekankan pada pengembangan kawasan untuk fungsi perumahan. Dimana fasilitas yang dibangun berupa permukiman penduduk, apartemen, town house, flat, row house, villa rekreasi, dan fasilitas pendukung permukiman ainnya.Working Waterfront Merupakan kawasan waterfront yang lebih menekankan pada aspek ekonomi produksi, dimana aktivitas yang diwadahi umumnya berhubungan dengan jasa pelayanan (transportasi), maupun kegiatan produksi. Aktivitas pemuatan kapal, terminal angkutan peraiaran merupakan ciri dominan dari kawasan ini. Planning Waterfront Merupakan kawasan tepi air yang telah mengalami proses perencanaan sebelum dikembangkan sebagai kawasan dengan tujuan dan kepentingan yang beranekaragam.Latar BelakangKota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah adalah satu-satunya kota di Propinsi Jawa Tengah yang dapat digolongkan sebagai kota metropolitan. Sebagai ibukota propinsi, Kota Semarang menjadi parameter kemajuan kota-kota lain di Propinsi Jawa Tengah. Kemajuan pembangunan Kota Semarang tidak dapat terlepas dari dukungan daerah-daerah di sekitarnya, seperti Kota Ungaran, Kabupaten Demak, Kota Salatiga dan Kabupaten Kendal. Penggunaan lahan di Kota Semarang dari tahun ketahun mengalami perubahan yang mengarah dari pertanian menjadi non pertanian, ini merupakan gejala wajar dari perkembangan kota.

Guna Lahan Luas (Ha)Persentase123456789101112PermukimanLahan Kering/TegalanSawahKebunPerkebunanPertambangan TerbukaIndustri dan PariwisataPerhubunganLahan BerhutanLahan TerbukaPerairan daratLain-lainLuas lahan12.355,968.884,304.360,885.140,23873,48137,311.023,03483,141.377,21413,801.775,002.545,6337.360,0033,1223,8111,6813,782,340,362,741,293,691,104, 756,82100,00TABELTATA GUNA LAHAN KOTA SEMARANGSumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang

Seiring dengan berjalannya waktu pemerintah juga telah mencanangkan program Rumah susun. Rumah susun merupakan jawaban yang paling rasional untuk mengatasi ledakan penduduk, menghilangkan kawasan kumuh, komitmen menjaga lingkungan, efisiensi lahan dan upaya mendekatkan warga dengan tempat kerjanya. Bagi konsumen golongan menengah ke bawah penyediaan hunian vertikal diwujudkan dalam bentuk rumah susun sederhana (rusuna).Tercantum pada misi tujuan dan sasaran kota Semarang huruf D.point 9D.Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan.9.Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan fasilitas pendukungnya, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :a.Meningkatnya persentase peremajaan perumahan di kawasan-kawasan kumuh mencapai 20%;b.Pemugaran rumah tidak layak hunisebanyak 1000 rumahc.Meningkatnya persentasepemenuhan kebutuhantempat pemakaman umum (TPU)30%;(Sumber : Bappeda Kota Semarang)Program pemerintah mengenai pembangunan hunian vertikal di atas merupakan salah satu pemicu munculnya formulasi desain sebuah Kampung Vertikal yang nyaman bagi penghuni juga tidak meninggalkan unsur estetika. Selain itu konsep Kampung Vertikal tetap menjaga kearifan lokal, mempertahankan kehidupan ala kampung hanya saja menjadi bertingkat ke atas.

PERMASALAHAN

PERMASALAHAN UMUMBagaimana merancang Hunian di Kawasan Banjir Kanal Semarang.PERMASALAHAN KHUSUSBagaimana merancang Kampung Vertikal di Kawasan Banjir Kanal Semarang ini nyaman bagi penghuni juga tidak meninggalkan unsur estetika. tetap menjaga kearifan lokal, mempertahankan kehidupan ala kampung hanya saja menjadi bertingkat ke atas.

MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMenciptakan hunian yang lebih layak dengan fungsi-fungsi tambahan selain hunian. Selain itu juga memberi pengetahuan terhadap warga mengenai efisiensi pemanfaatan lahan bagi warga kota, sekaligus meningkatkan perekonomian warga.TUJUANMenciptakan hunian yang lebih layak huni.Menciptakan efisiensi pemanfaatan lahan.Mencipatan tata kota/kawasan yang serasi, menarik, dengan memperhatikan keserasian lingkungan.

Pembangunan Kampung vertikal yang berada di kawasan Banjir Kanal Semarang diharapkan dapat memberikan hunian yang layak sekaligus memperbaiki penataan tata ruang kota disekitar banjir kanal.

Manfaat LINGKUP PEMBAHASAN

RUANG LINGKUP SUBSTANSIALLingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan Kampung vertikal yang merupakan bangunan massa banyak dengan titik berat pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar ke-arsitekturan yang mempengaruhi, melatar belakangi dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan di batasi, dipertimbangkan dan diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. RUANG LINGKUP SPASIALDaerah perencanaan Kampugn Vertikal ini terletak di kawasan Banjir Kanal Semarang.Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya akan ditelusuri data yang diperlukan. Data yang terkumpul kemudian akan dianalisa lebih mendalam sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang.Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur.Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu:Data PrimerObservasi LapanganWawancaraData SekunderStudi literaturMETODE PEMBAHASAN

Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal:

LOKASI DAN TAPAKadapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut:Data tata guna lahan/peruntukan lahan pada wilayah perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang.Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan tapak itu sendiri dan juga terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan dan perancangan sebuah Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang. PROGRAM RUANGPembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi lapangan baik studi kasus, serta dengan standar atau literatur perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal.Persyaratan ruang yang didapat melalui studi Literatur dengan standar perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal, sehingga dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang. PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Kampung Vertikal di kawasan Banjir Kanal Semarang adalah:BAB I PENDAHULUANBab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur bahasan dan alur pikir.BAB II TINJAUAN PUSTAKAMembahas tinjauan mengenai Hunian/Pemikiman, kaitannya dengan sejarah, perkembangan, pengertian, peraturan perundangan, klasifikasi, sistem pengelolaan, dan persyaratan teknis. Selain itu, juga membahas tentang tinjauan lifestyle, culture, dan studi banding.BAB III TINJAUAN LOKASIMembahas tentang gambaran umum kawasan Banjir Kanal Semarang berupa data fisik dan non fisik kawasan Banjir Kanal Semarang, potensi dan kebijakan tata ruang Kota Semarang, gambaran khusus di berupa data tentang batas wilayah, karakteristik, , serta gambaran umum Pemukiman di Kota Semarang dan tapak terpilih.BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANBab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kebutuhan Hunian/Pemukiman, pendekatan kontekstual, optimaliasi lahan, pendekatan tipe ruang pamer, pendekatan besaran ruang, serta analisa pendekatan konsep perancangan secara kinerja, teknis dan arsitektural.

SITESITE 1ALTENATIF 1SITE 2ALTENATIF 2