lap jar ikat

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. jaringan ikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas (Anonim a 2012: 1). Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan ikat. Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon dan jaringan ikat longgar. Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut

Upload: oonnian

Post on 18-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ikat

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangJaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. jaringan ikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas (Anonima 2012: 1).

Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan ikat. Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon dan jaringan ikat longgar. Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan jaringan lainnya (Susilowarno 2007: 65).Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan ikat. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut. Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut. Makrofag bentuknya berubah-ubah dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Jaringan ikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut jaringan adiposa. Sel darah putih berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau protozoa) yang menimbulkan penyakit (Suprapto 1999: 89).

Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Susilowarno 2007: 66).Jaringan pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung matriks yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat satu alat dengan alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang rusak (luka), untuk menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong. Atas dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang lebih khas jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan hialin, jaringan pengikat cair (Anonima 2012: 1).Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Jaringan ikat khusus (jaringan lemak) mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam bentuk lemak, menahan goncangan dan membentuk darah. Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang sejati, Jaringan ikat terdiri dari beberapa sel, seperti makrofag, sel plasma, sel tiang, dan sel lemak. Jaringan ikat longgar berfungsi membungkus organ-organ tubuh di bawah epitel mukosa saluran pencernaan, pembungkus pembuluh darah, akson saraf, dan lapisan subkutan kulit (Suprapto 1999: 89).2.1. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan melihat struktur dan anatomi jaringan ikat pada hewan Mus musculus.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio. Jaringan ikat ini sering disebut juga jaringan penyokong dan penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpitan rapat, tetapi berpencar-pencar, dan jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat antar bagian tubuh. Jaringan ini yang mengikat berbagai jaringan menjadi organ dan mengikat berbagai organ menjadi system organ (Anonimb 2012: 1).

Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya serat pada matriks dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serat kolagen, elastis, dan retikuler. Bahan dasar penyusun matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini adalah homogen setengan cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi maka sifat matriks menjadi lentur. Namun jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya tingi, matriks menjadi kaku. Bahan dasar ini jika terdapat didalam sendi bersifat kental dan jika terdapat didalam tulang punggung bersifat padat (Suprapto 1999: 86).

Jaringan ikat longgar dicirikan oleh susunan secara serat-seratnya yang longgar. Jaringan ikat longgar memiliki banyak subtansi dasar dan memiliki sejumlah sel dengan berbagai tipe. Jaringan ikat longgar dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Sel-sel ini berasal dari jaringan embrional. Dalam perkembangannya, sel-sel mesenkim akan berubah bentuk seperti gelondong membentuk struktur yang disebut fibrosit. Fibrosit berkembang menjadi serabut elastin dan serabut kolagen. Sel pembentuk jaringan ikat longgar yang lain adalah hidrosit. Serabut-serabut ini merupakan pengisi martiks jaringan. Sel ini berfungsi menghancurkan benda-benda asing. Serabut-serabut ini mengisi matriks jaringan ikat dalam keadan longgar sehingga jaringan ikat longgar bersifat lentur (Carniero 2007: 243).

Jaringan ikat padat hampir mempunyai susunan yang sama dengan susunan jaringan ikat longgar, tetapi matriksnya berisi lebih banyak serabut dengan susunan yang teratur dan kompak. Jaringan ikat padat dicirikan dengan susunan serat-serat yang padat. Jaringan ini hanya memiliki sedikit subtansi dasar dan sedikit sel-sel jaringan ikat. Komponen utama penyusun jaringan ikat padat adalah kolagen berwarna putih sehingga jaringan ini sering pula disebut jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis, tetapi cukup fleksibel (Anonimb 2012: 1).

Fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut memberi bentuk organ-organ daalm, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati. Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya menyelubungi serat-serat otot, melekatkan jaringan dibawah kulit, membentuk membrane yang membatasi jantung dan rongga perut, membentuk membran yang disebut mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang tepat. Contoh jaringan ikat longgar adalah jaringan penghubung antara jaringan kulit dan jaringan otot dibawahnya, serta antara jaringan pembuluh darah dan jaringan saraf (Susilowarno 2007: 66).

Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis yaitu jaringan ikat padat teratur dan tak teratur. Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang. Jaringan iakt padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jarinagn ini terdapat pada tendon yang merupakan bagian yang menghubungkan jaringan otot dan jarinagn tulang, dan ligamen berupa penghubung antar tulang yang berbentuk terpilin. Selain menyusun dua tipe jarinagn ikat dasar, jaringan ikat juga menyusun tulang rawan dan tulang (Carniero 2007: 242).

Tulang rawan merupakan spesialisasi dari jaringan ikat berserat tebal dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrion. Pada manusia tulang rawan terdapat di hidung, telinga, laring, trakea, antar ruas tulang belakang, permukaan hubungan tulang,dan ujung tulang rusuk (Suprapto 1999: 90).

Jaringan lemak tersusun dari sel-sel lemak yang tidak membentuk serst-serat interseluler atau matriks, tetapi terspesialisasi untuk penimbunan lemak. Jaringan lemak berasal dari sel-sel mesenkim. Jaringan ini berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi organ-organ secara mekanis dari benturan, sebagai persediaan cadangan makanan, dan sebagai alat pengatur panas dengan cara membantu menjaga suhu badan, terutama pada bayi yang baru dilahirkan. Jaringan lemak terdapat di seluruh bagian tubuh, yaitu di bawah kulit di sekitar persendian, serta di sekitar organ bagian dalam seperti ginjal dan jantung (Carniero 2007: 248).

Jaringan darah dapat disebut sebagai jaringan ikat terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas dan suatu matriks cair (plasma). Sel-sel darah berkembang lalu masuk ke dalam aliran darah sebagai sel-sel yang sepenuhnya telah terbentuk. Jaringan darah berfungsi membawa sari-sari makanan, hormon, oksigen, dan sisa-sisa hasil metabolisme, serta mencegah infeksi. Jaringan darah terdiri dari eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma (Anonimb 2012: 1).Tulang rawan elastis. Pada matriks tulang rawan elastis ditemukan serat elastin berwarna kuning dan adanya perikondrium. Serat elastin tersebut berfungsi memberikan daya lentur dan menyokong jaringan. Tulang rawan elastis terdapat pada embrio, laring, bagian telinga luar, epiglotis, dan daun telinga. Tulang rawan fibroblast. Pada matriks tulang rawan fibroblas ditemukan serat kolagen. Matriks pada tulang rawan fibroblas berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang paling kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung dan penyokong jaringan (Susilowarno 2007: 66).

Eritrosit (sel darah merah) berbentuk seperti lempengan bikonkaf (cekung ganda) dengan diameter kurang lebih 8 m. Eritrosit tidak memiliki inti sel (nukleus). Sitoplasma eritrosit mengandung protein yang disebut hemoglobin. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen akan membentuk oksihem oglobin. Hemoglobin juga berperan penting untuk mengangkut karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Leukosit (sel darah putih) memiliki sebuah nucleus dan tidak mengandung haemoglobin (Anonimb 2012: 1).Jaringan ikat padat memiliki ciri susunan serat yang padat dan jumlah selnya berkurang. Jaringan ini didominasi oleh serat kolagen. Diantara serat kolagen tersebut terdapat sel fibroblas. Sifat jaringan ikat padat adalah tidak elastis. Jaringan ikat padat terdiri dari dua jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur yang terdapat pada ligament dan tendon. Tendon adalah jaringan yang menghubungkan antara otot dengan tulang, sedangkan ligament adalah jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang (Susilowarno 2007: 67).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 23 Oktober 2012, pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Uneiversitas Sriwijaya, Inderalaya.3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki bedah, buku gambar, jarum pentul, silet, sedangkan bahan yang digunakan adalah Mus musculus.

3.3. Cara Kerja

Disiapkan bahan yang akan diamati dan letakkan diatas baki bedah. Dibedah mencit, dikuliti sampai terlihat tulang mencit, dilihat bagian jaringan ikat (tulang) pada mencit, diamati dan digambar di buku gambar.LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN IJARINGAN IKAT

Oleh:NAMA

: RESTI AMALIANIM

: 08101004057KELOMPOK: IX (SEMBILAN)ASISTEN: ERNI ANGRAINILABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2011BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Dari pratikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :Anatomi dorsal jaringan ikat Mus musculus

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaFilum

: ChordataKelas

: MamaliaOrdo

: RodentiaFamili

: MuridaeGenus

: MusSpesies

: Mus musculusNama umum: MencitKeterangan :

1. Tulang lengan

2. Kepala3. Tulang rusuk

4. Tulang belakang

5. Tulang usus

6. Rangka kaki

7. Tulang ekor

Anatomi ventral jaringan ikat Mus musculus

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaFilum

: ChordataKelas

: MamaliaOrdo

: RodentiaFamili

: MuridaeGenus

: MusSpesies

: Mus musculusNama umum: MencitKeterangan :

1. Kepala

2. Tulang lengan

3. Tulang rusuk

4. Tulang belakang

5. Tulang usus

6. Tulang ekor

7. Rangka kaki

8. Usus

9. Lambung

10. Hati

11. Jantung

12. Paru-paru

13. Anus

Morfologi Mus musculus

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaFilum

: ChordataKelas

: MamaliaOrdo

: RodentiaFamili

: MuridaeGenus

: MusSpesies

: Mus musculusNama umum: MencitKeterangan :

1. Kepala

2. Fibrusae

3. Digiti4. Kumis

5. Telinga

6. Tangan

7. Abdomen8. Kaki9. Caudal

4.2. PembahasanPratikum kali ini membahas tentang jaringan pengikat, dalam pratikum ini kita meneliti dan mengamati morfologi dan anatomi jaringan ikat pada beberapa hewan. Hewan yang kita gunakan dalam penelitian kali ini yaitu Mus musculus yang termasuk dalam katagori hewan mamalia. Menurut Subowo (1999: 40-41) menyatakan bahwa, jaringan ikat merupakan jenis kedua jaringan dari jaringan dasar. Dalam bahasa Inggris dinamakan connective tissue, namum dlam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam istilah jarigan ikat, jaringan penyokong atau anyaman penyokong. Gambaran histology jatingan pengikat yang merupakan ciri yaitu terdiri dari bermacam-macam sel, terdiri dari subtansi interselluler, dan berasal dari jaringan mesenkim.

Mus musculus ini memiliki jaringan ikat yang mudah untuk di amati, hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengamati jaringan ikat nya yaitu menguitinya. Menurut Campbell (1999: 135) menyatakan bahwa, jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk dalam sel-sel dalam jumalah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar didalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Sel-sel tersebut mebsintesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnyya. Jaringan ikat ini dapat dibedakann menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat,jaringan ikat lemak, jaringa darah, kartilago dan tulang. Diantara enam tipe jaringan ikat jrainga ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut.Jaringan ikat darah ternyata sangat membantu dalam pergerakan tulang karena tanpa adanya darah maka tulang tidak dapat digerakkan atau kaku. Darah dan tulang mempunyai hubungan yang cukup erat. Kita tahu bahwa tulang merupakan salah satu jaringan ikat. Menurut Anonima (2011: 1) menyatakan bahwa, serat-serat pengikat pada matriks mengisi rongga antara sel-sel sehingga akan membentuk jaringan. Jaringan tersebut berfungsi menopang jaringan ikat. Matriks terdiri dari beberapa jenis serat yaitu serat kolagen, serat elastic dan serat retikuler. Serat kolagen memiliki sifat kuat, kelenturan yang rendah, tetapi daya renggang yang tinggi, serat kolagen tersusun dari protein kolagen. Protein ini banyak terdapat pada tendon tulang dan kulit.Gambaran histology jaringan pengikat yang merupakan ciri yaitu terdiri dari bermacam-macam sel, terdiri dari substansi interselluler, dan berasal dari jaringan mesenkim. Sedangkan fungsinya yaitu mengikat, menghubungkan dan mengisi celah antara jaringan lain, sebagai penyokong atau penopang, dan berfungsi khusus. Menurut Subowo (1999: 46) menyatakan bahwa, klasifikasi jaringan pengikat sebenarnya tidak mudah, karena beberapa jenis jaringan pengikat dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu golongan. Namun untuk kepentingan pembahasan struktur histology masing-masing jenis jaingan pengikat yang ada dalam tubuh disini dipaki klasifikasi yang umum. Berdasarkkan tingkat diferensiasi jaringa pengikat dapat dibedakan adanya jaringan pengikat embrional dan jaringan pengikat dewasa. Jaringan ikat longgar banyak dimiliki tubuh. Menurut Geneser (1994: 154) menyatakan bahwa, jaringan ini terdiri atas kumpulan sel mast, sel makrofak, sel fibroblast, sel lemak, sel kolagen, dan serat elastin. Pada jaringan padat sering disebut sebagai jaringan pengikat serabut putih. Alasannya karena pada matriksnya terdapat serat-serat berhimpitan yang terbentuk dari serat kolagen.

Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoiten (hormon yang merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Menurut George (2005: 198) menyatakan bahwa, sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak trombosit sebagai respon terhadap pendarahan.

Hubungan sel darah dengan tulang bahwa sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (keping darah) dibuat didalam sumsum tulang. Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limfa, limfosit dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Menurut Pearce (1999: 75) menyatakan bahwa, didalam sumsum tulang balakang, semua sel darah berasaladari satu jenis sel dan disebut sel steam. Jika sebuah sel steam membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika imatur membelah, akan menjadi matang dan akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Alasan digunakan Mus musculus, karena hewan ini mudah dicari, mudah dikembangbiakkan, dan merupakan tingkatan awal di dalam uji coba penelitian.

2. Macam-macam jaringan ikat seperti jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang, jaringan kartilago, jaringan darah, dan jaringan lemak.

3. Jaringan ikat tersusun atas sel-sel penyusun jaringan ikat dan matriks (kolagen, elastin, dan retikular).

4. Darah terbagi menjadi sel darah merah, sel darah putih, keping darah.

5. Hubungan sel darah dengan tulang bahwa sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (keping darah) dibuat didalam sumsum tulang.DAFTAR PUSTAKAAnonima. 2011. Jaringan Ikat. http//:jaringan jaringan ikat-ikat hewan.com. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011.

Anonimb. 2011. Jaringan Ikat. http//www. Scribd ikat jaringan.com. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011.

Campbell. 1999. Biologi Edisis Kelima. Jakarta: Erlangga.Carneiro, J. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. EGC : Jakarta.

George, F. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.

Geneser, F. 1994. Histologi Jilid I. PT Gramedia : Jakarta.

Pearce, C. 1999. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia : Jakarta.

Subowo.1999. Histologi I. Jakarta: Bina Aksara. Susilowarno. 2007. Biologi. PT.Gramedia : Jakarta.

Suprapto, S. 1999. Biologi. Erlangga : Jakarta.

ABSTRAKPraktikum ini berjudul Jaringan Ikat bertujuan untuk melihat struktur dan jaringan ikat tulang pada hewan Mus musculus. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 01 November 2011, Pukul 08.30-10.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Alat yang digunakan adalah alat tulis, baki bedah, jarum pentul, kertas catatan, silet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Mus musculus. Adapun hasil yang di dapat yaitu bentuk dari jaringan tulang pada Mus musculus. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah macam-macam jaringan ikat seperti jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang, jaringan kartilago, jaringan darah, dan jaringan lemak.

BAB IV

HASILDari pratikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :1. Darah Phodopus sungorus

Klasifikasi :

Kingdom: AnimaliaFilum

: ChordataKelas

: MamaliaOrdo

: RodentiaFamili

: CricetidaeGenus

: PhodopusSpesies

: Phodopus sungorusNama umum: HamsterKeterangan :

1. Rongga

2. Eritrosit

3. Trombosit

4. Leukosit

Deskripsi :Pratikum kali ini membahas tentang jaringan pengikat, dalam pratikum ini kita meneliti dan mengamati morfologi dan anatomi jaringan ikat pada beberapa hewan. Hewan yang kita gunakan dalam penelitian kali ini yaitu Mus musculus yang termasuk dalam katagori hewan mamalia. Menurut Subowo (1999: 40) menyatakan bahwa, jaringan ikat merupakan jenis kedua jaringan dari jarinagn dasar. Dalam bahasa Inggris dinamakan connective tissue, namum dlam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam istilah jarigan ikat, jaringan penyokong atau anyaman penyokong.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :6. Eritrosit mengandung protein yang berupa hemoglobin yang berfungsi untuk fiksasi Oksigen dalam darah.

7. Macam-macam jaringan ikat seperti jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang, jaringan kartilago, jaringan darah, dan jaringan lemak.

8. Jaringan ikat tersusun atas sel-sel penyusun jaringan ikat dan matriks (kolagen, elastin, dan retikular).

9. Darah terbagi menjadi sel darah merah, sel darah putih, keping darah.

10. Hubungan sel darah dengan tulang bahwa sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (keping darah) dibuat didalam sumsum tulang.DAFTAR PUSTAKAAnonima. 2012. Jaringan Ikat. http//:jaringan jaringan ikat-ikat hewan.com. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012.

Anonimb. 2012. Jaringan Ikat. http//www. Scribd ikat jaringan.com. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012.

Campbell. 1999. Biologi Edisis Kelima. Jakarta: Erlangga.Carneiro, J. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. EGC : Jakarta.

George, F. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.

Geneser, F. 1994. Histologi Jilid I. PT Gramedia : Jakarta.

Pearce, C. 1999. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia : Jakarta.

Subowo.1999. Histologi I. Jakarta: Bina Aksara. Susilowarno. 2007. Biologi. PT.Gramedia : Jakarta.

Suprapto, S. 1999. Biologi. Erlangga : Jakarta.

ABSTRAKPraktikum ini berjudul Jaringan Ikat bertujuan untuk melihat struktur dan jaringan ikat tulang pada hewan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 Oktober 2012, Pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Alat yang digunakan adalah alat tulis, baki bedah, jarum pentul, kertas catatan, silet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Phodopus sungorus. Adapun hasil yang di dapat yaitu bentuk dari eritrosit, leukosit, dan trombosit pada Phodopus sungorus. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah macam-macam jaringan ikat seperti jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang, jaringan kartilago, jaringan darah, dan jaringan lemak.

Lampiran Gambar

Darah Phodopus Sungorus