kumpulan cerpen panitia hari kiamat -...

186

Upload: vuongdan

Post on 18-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik
Page 2: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

2

Page 3: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

3

Untung Wahyudi

PANITIA HARI KIAMAT

Penerbit

Terban GK V/ 658 Yogyakarta 55223

E-Mail : [email protected]

Page 4: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

4

PANITIA HARI KIAMAT (Kumpulan Cerpen) Penulis : Untung Wahyudin Penyunting : Emzy Desain Sampul : Akhi Dirman Al-Amin Cetakan 1 : Januari 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Pasal 2 (1) Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Terban GK V/ 658 Yogyakarta 55223 E-Mail : [email protected]

Page 5: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

5

PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibu (almh.); 2 orang terbaik dalam kehidupanku,

yang telah membekali diri ini dengan semangat untuk terus berjuang menyelesaikan sekolah hingga perguruan tinggi.

Guru-guruku di Pon Pes Mathlabul Ulum dan Kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya; yang telah mengajarkan begitu banyak ilmu.

Teman-temanku se-almamater angkatan 2002 di Mathlabul Ulum Jambu-Sumenep. Dan teman-teman Kelas Akselerasi di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010. Terima kasih kebersamaannya selama ini.

Teman-teman FLP yang tak pernah lelah menyemangati untuk terus menulis dan “menyerbu” media dengan karya.

Terima kasih untuk Mbak Afifah Afra, seorang penulis produktif yang saya kenal, yang telah bersedia memberikan testimoni atas karya kecil ini di tengah-tengah kesibukannya. Semoga saya bisa melaksanakan “tantangan” Mbak untuk segera menulis novel. Sekali lagi matur nuwun.

Buat Akhi Dirman Al-Amin yang mempertemukan saya dengan “Inzpiration Zone”; jazakallah khairal jaza’. Semoga ini menjadi langkah awal saya menapaki dunia perbukuan di tanah air.

Tak lupa kepada segenap pembaca yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca karya ini. Jika ada kebaikan itu semata-mata dari Allah. Semoga karya ini bisa menjadi jembatan untuk lebih intens berkarya. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan karya di masa mendatang.

Page 6: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

6

DAFTAR ISI

1. Panitia Hari Kiamat

2. Kematian Bapak

3. Sang Joki Karapan Sapi

4. Marwan dan Becak

5. Karena Kau Bukan Untukku

6. Episode Cinta yang Tertunda

7. Rokok Ozy

8. Catatan Hati Seorang Santri

9. Luka-Luka Pemilu

10. Kekasih Rahasia

Page 7: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

7

PANITIA HARI KIAMAT

Kiamat sudah dekat

Jangan perbanyak maksiat!

Sebelum terlambat,

Segeralah bertobat!

Salam,

“Panitia Hari Kiamat”

“Gila! Sinting! Miring! Emang dia siapa? Asisten

Tuhan? Berani-beraninya mengatakan kalau kiamat sudah

dekat. Benar-benar edan!” Mince mencak-mencak. Rasa

kesal dalam hatinya kian menggelegak. Betapa tidak,

hampir di setiap tempat yang ia singgahi tulisan dengan

nada “ancaman” itu selalu ia temui. Kemarin malam, saat

Page 8: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

8

ia dengan cukup bosan menunggu “mangsa” di tempat

mangkalnya, tulisan itu dengan jelas terpampang di

sebuah reklame di sudut taman bunga. Kemarin sore, saat

ia membesuk salah seorang rekannya di UGD, “surat

kaleng” itu juga terpajang di lobi rumah sakit. Dan

sekarang, di kamar kontrakannya tulisan yang sama juga

coba mengganggu ketenangannya.

“Benar-benar nggak ada kerjaan!” Umpatnya seraya

meraih “selebaran gelap” di depannya. Diseretnya

langkahnya ke sebuah kamar di samping kamar

kontrakannya.

“Tadi kamu lihat ada orang yang naruh kertas ini,

Yan?” tanyanya sembari memperlihatkan secarik kertas ke

depan mata salah seorang temannya.

“Nggak. Emang kertas apaan? Kertas undangan?”

Tanya waria berdandan cukup menor itu. Diraihnya

selembar kertas yang masih ada di tangan Mince itu.

Kontan kedua matanya membulat setelah tahu isi tulisan

yang dipegangnya. Ia tiba-tiba teringat isu murahan yang

berasal dari suku maya tentang ramalan kiamat 2012.

Page 9: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

9

“Hii… panitia hari kiamat? Emang hari kiamat itu ada

panitianya juga, ya?” waria bernama Yanti itu melepas

kertas di tangannya.

Mince dan temannya itu masih diliputi rasa heran.

Antara percaya dan tidak. Tidak mungkin kertas itu tiba-

tiba ada di kamar Mince kalau tidak ada yang

meletakkannya. Tapi siapa yang berani dan lancang masuk

ke kamarnya? Padahal, walau pintu kamarnya jarang

dikunci selama ini jarang ada temannya yang sembarang

masuk kalau tanpa seizinnya. Jangan-jangan… itu adalah

peringatan buat mereka yang selama ini menjalani

kehidupan yang menyimpang? Mereka berdua berusaha

menepis perasaan-perasaan aneh yang tiba-tiba menjejali

pikiran mereka.

* * *

Menjadi waria memang bukan pilihan Mince. Ia tidak

pernah punya niat menjadi seorang banci seperti sekarang.

Sejak kecil ia hanya bercita-cita menjadi seorang penari

balet. Cita-cita itu muncul setelah ia sadar kalau postur

tubuhnya kurus dan agak sedikit lentur. Tidak seperti

Page 10: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

10

tubuh laki-laki kebanyakan. Tubuhnya cukup cocok untuk

menjadi seorang instruktur senam atau koreografer.

Tapi garis nasibnya berubah arah. Suatu ketika ia

ditakdirkan bekerja di sebuah salon ternama di kota

kelahirannya. Pergaulannya dengan para pekerja salon

yang rata-rata agak kemayu semakin memengaruhinya

untuk seperti mereka. Pelan, seiring bergulirnya waktu

dan keadaan, gaya hidupnya pun berubah. Ia mulai

mengikuti jejak teman-temannya yang pesolek layaknya

seorang perempuan. Hingga ia benar-benar terjun dan

terjerumus ke dalam dunia hitam yang tak pernah ia duga

sebelumnya. Ia semakin asyik dengan kehidupannya yang

menyimpang itu. Tentu setelah lembar demi lembar uang

mengalir cukup deras ke kantongnya. Walaupun itu hanya

cukup untuk kebutuhan perutnya.

* * *

Mince tidak lagi terganggu oleh tulisan-tulisan usil

orang yang tidak bertanggung jawab itu. Tulisan orang

yang mengaku dirinya sebagai Panitia Hari Kiamat itu.

Page 11: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

11

Emang tujuh belas Agustus-an, pake panitia-panitia

segala, gumam Mince kesal.

Tapi sekarang muncul polemik baru. Masalah baru

yang mencoba “mengobok-obok” profesinya dan juga

profesi teman-temannya. Mereka dilarang beroperasi

selama bulan Ramadhan! Mince bingung dan juga kesal.

Apa bedanya dengan bulan-bulan yang lain? Bukankah

masih banyak tempat-tempat mesum legal di kota ini yang

tetap buka di bulan itu? Tanyanya dalam hati. Ia semakin

tidak mengerti karena tempat-tempat hiburan yang selama

ini menjadi tempat mangkalnya juga tutup selama bulan

puasa.

Dan praktis, ia dan teman-temannya kehilangan

penghasilan. Sejak awal Ramadhan seminggu yang lalu, ia

dan teman-temannya tidak lagi beroperasi. Mereka takut

terjaring razia dan digiring ke kantor polisi. Mereka malu.

Apalagi kalau sampai ada wartawan iseng jeprat-jepret

kamera dan memajang foto mereka di halaman-halaman

depan surat kabar. Mereka tidak mau! Tapi kalau terus-

menerus seperti ini, apa yang akan mereka makan?

Page 12: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

12

Mince cukup stress. Rasa bosan kini mulai

mengepung kesendiriannya. Ia tidak betah berdiam diri di

kamar kontrakannya sepanjang hari dan malam. Apalagi

jatah uang makannya yang ia dapatkan sebelum

Ramadhan sudah mulai berkurang. Isi dompetnya mulai

menipis.

Aku harus cari akal! Walau bagaimanapun aku harus

tetap dapat uang! Tekadnya dalam hati. Rasa gundah

dalam hatinya kian merejam-rejam.

Tapi tiba-tiba seulas senyum tersungging di bibir

tipisnya. Ada percik ide yang tiba-tiba muncul dalam

pikirannya. Ide brilian yang mungkin tak pernah

terpikirkan oleh teman-temannya. Ia bergegas mengambil

tas yang biasa dibawanya.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ini

waktunya untuk beroperasi. Ia yakin kalau polisi tidak

akan keliaran pada jam-jam segini. Ditambah lagi selama

seminggu ini ia dan teman-temannya tidak beroperasi. Ia

yakin kalau “langganan” mereka sudah menunggu

kehadirannya, juga teman-temannya.

Page 13: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

13

Sudah hampir setengah jam ia keliling taman bunga,

namun tak jua menemukan orang yang biasa

“memboking”-nya. Ketika tanpa ia duga ada seorang

pemuda dengan ransel di pundaknya menghampirinya.

Mince bahagia. Akhirnya ada juga yang mendatangiku,

pikirnya seraya menyunggingkan sedikit senyum.

“Maaf, mengganggu sebentar.” Seru pemuda itu

seraya duduk di samping Mince. Mince menggeser

duduknya, memberikan tempat kepada pemuda itu.

“Iya, ada apa, ya?” respon Mince.

“Maaf, saya dari sebuah surat kabar di kota ini. Saya

mendapat tugas untuk mewancarai orang-orang seperti

anda. Maksud saya, saya diberi tugas untuk mengungkap

kehidupan para waria di kota ini. Bagaimana mereka, latar

belakang kehidupan mereka dan yang lainnya….”

“Maaf, saya tidak bisa meladeni saudara. Kami tidak

mau kehidupan kami diganggu.” Mince cukup terkejut.

Pupus sudah harapannya.

Page 14: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

14

“Saya akan menjamin rahasia dan identitas anda.

Lagian saya tidak akan mengambil gambar anda. Yang

penting anda memberikan sedikit keterangan mengenai

dunia anda, juga kehidupan teman-teman anda….”

Mince berniat beranjak dari tempatnya. Namun

melihat raut wajah pemuda di depannya ia tidak tega. Ia

yakin, wartawan di depannya juga sama seperti dirinya.

Sama-sama mencari uang. Cuma caranya saja yang beda.

Seandainya ia tidak mendapatkan berita yang mungkin

cukup fenomenal dan kontroversial, pemuda itu tidak akan

mendapat bayaran.

Wartawan di depannya itu memulai wawancaranya.

Mince dengan lancar menjawab setiap pertanyaan yang

dilontarkannya. Pemuda itu mulai mencatat hal-hal

penting yang akan menjadi head line harian tempatnya

bekerja. Ia berharap kehidupan mereka juga dihargai dan

diperhatikan. Karena walau bagaimana pun setiap manusia

mempunyai garis nasib yang berbeda.

Pemuda berkaca mata minus itu menutup

wawancaranya.

Page 15: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

15

“Sekali lagi terima kasih….” Pemuda itu bangkit

seraya memberikan selembar lima puluh ribuan kepada

Mince. Mince tertegun. Ia ragu untuk mengambil uang

dari wartawan itu. Dipandanginya pemuda yang sejak

setengah jam lalu berada di sampingnya. Ah, alangkah

mulia kehidupannya, desis Mince. Ia tiba-tiba teringat

dirinya yang selama ini selalu mengambil “jalan pintas”

untuk mendapatkan selembar uang. Andai saja ia punya

bekal pendidikan yang cukup, mungkin ia tidak akan

pernah menjalani kehidupan penuh resiko itu.

Lama Mince bengong. Diliriknya jam tangan yang

melingkar di pergelangan kirinya. Sudah pukul satu dini

hari. Ia harus pulang, karena ia rasa uang dari wartawan

itu sudah cukup untuk kebutuhan perutnya minimal

sampai beberapa hari ini. Kalaupun tidak cukup siapa tahu

ada wartawan baik hati lain yang mencoba

mewawancarainya lagi.

Suasana sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa orang

yang masih duduk-duduk di pinggir taman. Mince hendak

meninggalkan tempat nongkrongnya saat didengarnya

suara raungan motor aparat yang biasa keliling di tempat

Page 16: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

16

itu. Mince berusaha sembunyi di balik rerimbunan taman

bunga yang ia rasa cukup aman untuk keselamatannya.

Ketika sebuah suara mengagetkannya.

“Mau lari kemana? Sudah dibilang dilarang keliaran

selama bulan Ramadhan masih tetap membandel!” Suara

itu cukup membuat jantung Mince copot. Mince tidak bisa

berkutik. Ia pasrah saja ketika kedua tangannya diringkus

aparat yang memergokinya.

* * *

Mince merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam

ruang batinnya. Wajahnya tiba-tiba pucat ketika di tembok

tahanan yang ditempatinya terpampang tulisan seperti

yang pernah ditemuinya beberapa waktu lalu.

Kiamat sudah dekat

Jangan perbanyak maksiat!

Sebelum terlambat,

Segeralah bertobat!

Page 17: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

17

Pikirannya berkecamuk. Andai saja tadi aku tidak

nekad, mungkin aku tidak akan berada dalam kungkungan

jeruji besi ini bisik hati Mince. Tapi semuanya sudah

terjadi. Sebesar apapun penyesalannya, itu tidak akan

membuat dirinya lepas dari tempat ini. Kecuali ada orang

baik hati yang berusaha mengeluarkannya.

Tatapan mata Mince kosong. Pandangannya tajam

menukik pekat malam yang semakin kelam. Pelan

matanya mulai terpejam. Ia tak kuasa menahan kantuk

yang sedari tadi menyerang pelupuk matanya.

Setelah beberapa jam tertidur pulas, ia terbangun dan

terperanjat saat sayup-sayup suara adzan dari seberang

terdengar. Bulu kuduknya tiba-tiba saja merinding

mendengar panggilan adzan itu.

“Tuhan, apa maksud semua ini? Selama ini aku tidak

pernah merasakan kegelisahan seperti ini. Apa maksud

dari tulisan-tulisan yang pernah aku temui? Mungkinkah

ini jalan untuk menuju cahaya-Mu? Jika benar, bimbing

aku untuk meraih percik hidayah-Mu. Memetik sebuah asa

yang selama ini hanya hadir dalam mimpi-mimpiku.

Page 18: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

18

Salam untuk para “asisten”-Mu, Panitia Hari Kiamat

itu….”

* * *

Sumenep, 13 Desember 2010

Page 19: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

19

KEMATIAN BAPAK

Kahar terkesiap mendengar taushiyah Ustadz Taufik,

guru ngajinya semasa ia kecil. Malam itu ia sengaja nyabis

ke dalem beliau untuk menanyakan perihal syirik, klenik

dan sejenis yang kian marak di kampungnya.

Ada masalah besar yang harus ia pecahkan dalam

keluarganya saat ini. Ia harus berbuat sesuatu agar

peristiwa langka yang sudah dianggap lumrah oleh

sebagian masyarakat Ellak Daya itu tidak terjadi.

“Tapi justru mereka sangat percaya dengan semua

perkataan dukun, Ustadz.” Sela Kahar seraya menyeruput

segelas kopi yang dihidangkan guru ngajinya itu.

Page 20: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

20

“Begitulah, Har. Karena para dukun itu memang

seringkali meminta kekuatan jin untuk sesuatu yang akan

dia katakan.”

Pemuda itu terpekur. Pikirannya tiba-tiba saja terseret

pada peristiwa “percekcokan” yang terjadi antara dirinya

dan Pak Lik Parman, adik bungsu Bapaknya yang

meninggal tiga hari yang lalu. Menurutnya, rencana Pak

Lik itu sudah keterlaluan. Sudah di luar batas kewajaran.

Padahal kecurigaan yang bercokol dalam kepala Pak Lik

itu belum tentu benar. Kahar tidak habis pikir, kenapa

tiba-tiba saja Pak Lik menghubung-hubungkan kematian

Bapaknya dengan para dukun yang selama ini tidak ia

sukai.

Kematian Bapak yang meninggal dengan perut

membusung itu memang tidak wajar. Kena sihir, kata

kebanyakan orang. Tapi ia sama sekali tidak percaya.

Pikirannya menentang keras rencana Pak Lik yang ingin

adungkep arwah Bapak untuk minta “keterangan”, siapa

yang telah mencelakai beliau sebelum dijemput ajal.

Page 21: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

21

“Pokoknya Kahar tidak setuju! Biarkanlah arwah

Bapak tenang di alam kubur sana!” Seru Kahar mencoba

menyampaikan gemuruh dalam hatinya. Hatinya bergetar

menahan emosi yang kian membuncah.

Ruang tamu yang cukup luas itu tiba-tiba memanas.

Emosi pamannya nyaris meledak. Emak pun tampak

khawatir dengan suasana menegangkan yang tiba-tiba

menyelimuti suasana pertemuan keluarga itu.

“Pak Lik hanya ingin tahu siapa sebenarnya orang

yang telah mencelakakan Bapakmu, Har.” Lelaki empat

puluh tahun di depan Kahar itu mencoba menanggapi

ucapannya.

“Tapi bukan dengan cara seperti ini. Kahar tidak mau

ada dukun menginjakkan kakinya ke rumah kita ini,

apalagi sampai “mengganggu” arwah Bapak. Kita kan

sudah tahu kalau Bapak itu meninggal karena sakit.”

Kahar kian emosi. Pak Lik-nya hanya mendengus. Tidak

mengerti dengan jalan pikiran keponakannya itu.

Menurutnya sifat Kahar tidak jauh beda dengan sifat

mendiang kakaknya yang keras kepala.

Page 22: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

22

“Tapi penyakit yang diderita Bapakmu itu bukan

penyakit biasa, Har. Ini jelas ulah seseorang yang iri

terhadap Bapakmu!” nada suara Pak Lik Parman mulai

meninggi. Pertanda kalau kesabarannya mulai menipis. Ia

paling tidak suka kalau ada anak yang “masih ingusan”

membantah keinginannya.

Sepi. Hening menyelimut. Ruang tamu yang biasa

dipakai keluarga untuk bercengkrama itu tiba-tiba sunyi.

Tak ada suara untuk beberapa saat. Semua larut dalam

pikiran mereka masing-masing.

“Emak paham perasaanmu, Har. Tapi biarlah kita beri

kesempatan Pak Lik-mu untuk mencoba. Siapa tahu kita

dapat ‘petunjuk’, siapa sebenarnya yang telah berbuat

jahat pada Bapakmu.” Seru wanita setengah baya di

samping Kahar mencoba menengahi. Beliau tidak mau

suasana musyawarah keluarga itu kian memanas.

Kahar nyaris tersedak. Ia baru ingat kalau Emak juga

sangat percaya dengan hal-hal yang berbau mistik. Itu ia

ketahui saat ia kerap memergoki Emak membakar dupa

Page 23: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

23

dan kemenyan yang konon dipercaya sebagai penolak

marabahaya dan pengusir cobeh di malam Jum’at.

“Emakmu benar, Har. Ini satu-satunya cara untuk

mengungkap rahasia di balik kematian Bapakmu.” Bu Lik

Marni, istri Pak Lik Parman menimpali. Mencoba

meyakinkan hati Kahar.

Pemuda dua puluh lima tahun itu bangkit. Ia menyeret

langkahnya ke kamar, meninggalkan sanak keluarganya

yang masih melanjutkan musyawarah untuk sebuah

rencana besar di hari ketujuh kematian Bapaknya.

“Aku tidak mau terlibat dalam masalah ini,” pikir

Kahar seraya menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

Matanya tajam menatap langit-langit kamar. Seolah-olah

ada sesuatu yang ia cari. Semenjak Bapak meninggal ada

yang berubah memang di rumahnya ini. Ia kian takut

keluarganya semakin jauh terperangkap dalam jaring-

jaring setan yang siap meracuni dan mencabik-cabik

akidah mereka.

Page 24: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

24

“Aku harus bisa menggagalkan rencana ini!” Untuk

kesekian kalinya ia menghembuskan nafas. Ia mencoba

memejamkan matanya dan berusaha memadamkan api

kemarahan dalam hatinya. Bantu hamba ya, Allah….

Bisiknya lirih. Selirih desah risau angin yang menyelusup

lewat jendela kamarnya

***

Kahar akhir-akhir ini lebih banyak menghabiskan

waktunya di dalam kamar. Ia seolah-olah tidak berminat

keluar rumah walau sekadar ke ladang untuk mengurus

kebun sawi yang pernah digarap Bapak. Ia tidak mau

mendengar desas-desus para tetangga yang ternyata juga

percaya kalau orang tuanya meninggal gara-gara santet,

sihir dan semacamnya. Apalagi mereka juga tahu rencana

keluarganya yang akan mendatangkan “orang pintar” pada

hari ketujuh kematian Bapaknya nanti.

“Berarti keluargaku sudah menjadi bahan omongan

orang sekampung?” Pikiran Kahar kian kalut. Ia semakin

bingung. Tak tahu apa yang harus ia perbuat untuk

mencegah “rencana gila” Pak Lik-nya.

Page 25: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

25

***

Adzan Isya’ baru saja berkumandang dari loadspeaker

langgar dan masjid kampung. Kahar mempercepat

langkahnya menuju rumah Ustadz Taufik yang lumayan

jauh dari rumahnya itu. Ia ingin mencari solusi. Ia mau

meminta bantuan guru ngajinya untuk menggagalkan

rencana pamannya.

“Sebenarnya saya juga prihatin dengan keluargamu,

Har. Kenapa mereka kok masih percaya dengan

permainan dukun yang jelas-jelas akan menjerumuskan

mereka itu.” Ustadz Taufik mendesah. Beliau menatap

wajah Kahar yang tampak kuyu. Kusut. Beliau tahu apa

yang sekarang sedang bergolak dalam hati salah seorang

anak didiknya itu. Sebenarnya laki-laki paruh abad itu

juga mempunyai hasrat untuk mencegah rencana keluarga

Kahar. Tapi keinginan itu tiba-tiba surut saat ia sadar

kalau dirinya hanya seorang Kajih di kampung ini.

Apalagi kepercayaan terhadap hal-hal berbau syirik itu

sudah mengakar di masyarakat. Sulit rasanya untuk

mencegah kebiasaan mereka yang sering menghubung-

hubungkan sebuah peristiwa dengan hal-hal kedukunan.

Page 26: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

26

“Begitulah, Ustadz. Saya semakin pusing. Dua hari

lagi rencana itu akan dilaksanakan. Saya tidak tahu harus

berbuat apa.” Keluh pemuda itu.

“Begini saja. Kau ajak lagi keluargamu

bermusyawarah. Siapa tahu mereka berubah pikiran.” Ujar

Ustadz Taufik mencoba memberi solusi.

Kahar hanya diam. “Justru mereka sudah tidak bisa

diajak bicara lagi,” bisiknya dalam hati. Pikirannya

semakin kalut. Gemuruh dalam hatinya kian keras

berdebur. Ia bisa saja kabur dan menghilang dari rumah

untuk beberapa hari agar tidak bisa menyaksikan

“peristiwa seram” itu. Tapi itu bukan jalan terbaik. Kalau

itu ia lakukan berarti ia lari dari masalah. Tapi?

“Saya hanya takut kalau sampai keluarga saya

mencurigai seseorang tanpa bukti yang jelas. Apalagi

kalau warga juga tahu. Saya tidak ingin ada korban akibat

ritual yang jelas-jelas menyesatkan itu.” Kahar kembali

tercenung. Pikirannya sarat dengan rasa khawatir yang

semakin membuat hatinya tidak tenang.

***

Page 27: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

27

Angin senja di komplek kuburan umum di sudut

kampung itu bertiup perlahan. Aroma bunga kamboja

menusuk-nusuk hidung setiap orang yang menciumnya.

Kahar masih duduk mematung di sisi pusara

Bapaknya. Tangannya meremas-remas tanah merah di

depannya. Matanya sembab. Bening-bening kristal di

sudut matanya mengalir perlahan. Ia mengutuki diri atas

ketidakberdayaannya untuk mencegah rencana

keluarganya. Sesuai rencana, sesudah maghrib di hari

ketujuh kematian Bapaknya ini ritual itu akan

dilaksanakan.

“Maafkan Kahar, Pak. Kahar tidak bisa mencegah

rencana mereka. Semoga Allah membukakan hati mereka.

Semoga hati mereka yang membatu kembali mencair oleh

percik hidayah-Nya.” Kahar memegang batu nisan

Bapaknya. Bibirnya bergetar. Ia terus berdoa dan berdoa.

Karena sebentar lagi ritual menegangkan itu akan

dilaksanakan. Ia hanya berharap semoga apa yang akan

mereka lakukan itu tidak akan menyeret seseorang

menjadi tersangka. Ia tidak ingin ada korban kemarahan

Page 28: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

28

warga. Ia tidak mau ada pertumpahan darah di

kampungnya.

“Wah, dicari-cari dari tadi ternyata sudah ada di sini.”

Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Ia menolehkan

wajahnya. Benar! Mereka sudah datang. Mereka yang

akan adungkep arwah Bapak sudah tiba di lokasi kuburan.

Kahar mundur beberapa langkah, membiarkan seorang

dukun yang diikuti paman, dan beberapa anggota

keluarganya menempati sisi kiri kuburan orang tuanya. Ia

sendiri menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon

waru di tepi kuburan.

“Baiklah. Saya harap semua yang ada di sini untuk

memusatkan pikirannya masing-masing. Jangan sampai

ada yang berteriak kalau nanti ada suara-suara asing yang

tiba-tiba hadir di tengah-tengah kita ini. Demi keselamatan

warga, dan agar tidak ada korban lagi di kampung ini, kita

harus berhasil melakukan ritual ini.” seorang berpakaian

serba hitam yang akan memimpin ritual itu bersuara.

Memberikan arahan-arahan sebelum memulai ritualnya.

Page 29: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

29

Sebentar kemudian ritual itu pun dimulai. Semua

sesaji yang dipersiapkan ditaruh tepat di sisi kanan

kuburan. Asap dupa mengepul di antara aroma kemenyan

yang menusuk-nusuk penciuman.

Semua yang hadir di lokasi pemakaman itu tampak

berkonsentrasi. Semua diam. Suasana tampak sepi. Sunyi.

Hanya desir angin ditingkahi suara serangga di semak-

semak belukar yang terdengar. Bulu-bulu roma mereka

meremang. Kahar pun memejamkan matanya. Hatinya

terus berdzikir ketika tiba-tiba sebuah suara asing entah

dari mana hadir. Berdenging dan mengusik konsentrasi

semua yang hadir di pemakaman itu. Dan suara aneh

itulah yang mereka tunggu selama ini. Sebuah suara yang

akan menjawab semua pertanyaan dukun yang memimpin

ritual itu. Sebuah bisikan yang akan menjadi jawaban atas

tanda tanya besar yang melekat di benak warga kampung

Ellak Daya yang penasaran siapa sebenarnya di antara

mereka yang memiliki ilmu hitam.

Kahar mencoba untuk tetap memejamkan matanya.

Namun suara asing itu seolah-olah memaksanya untuk

membuka mata. Suara itu… ya, suara itu mirip suara

Page 30: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

30

Bapak. Persis. Tapi benarkah arwah Bapak juga hadir di

tempat ini? Atau ini hanya akal-akalan dukun saja untuk

mempengaruhi keyakinan keluarganya? Kahar tenggelam

dalam pikirannya sendiri. Ia tidak memedulikan suara-

suara asing itu. Bibirnya masih bergetar, beristighfar.

***

Kahar baru saja mengakhiri rakaat terakhir shalat

Isya’-nya saat pendengarannya menangkap suara gaduh

dari seberang jalan. Suara-suara itu kian jelas terdengar.

Kahar menguak jendela kamarnya. Ia terkejut bukan main

saat melihat puluhan warga membawa obor dan benda-

benda tajam di tangan mereka. Mereka mengacung-

acungkan benda-benda tajam itu ke udara. Tampak benda-

benda itu mengkilat tertimpa cahaya obor yang mereka

bawa.

Kahar buru-buru menanggalkan sarungnya dan

langsung keluar dari pintu belakang. Ia mau mengikuti

mereka. Ia harus tahu apa yang akan mereka lakukan.

Pemuda itu terus mengendap-endap. Menyisir jalan

yang tampak gelap. Ia berhenti sejenak saat melihat orang-

Page 31: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

31

orang kampung itu menuju kediaman Ustadz Taufik yang

bersebelahan dengan balai desa.

“Apa yang akan mereka lakukan terhadap beliau?”

Pikiran Kahar semakin kacau. Konsentrasinya pecah

berantakan. Ia berusaha mempercepat langkahnya. Namun

langkah kakinya tiba-tiba berat, seolah-olah ada kekuatan

gaib yang menahan dan menarik-narik kedua kakinya. Ia

terjerembab saat kakinya tersangkut sebuah ranting kayu

yang menghalangi langkahnya. Sorot matanya tak lepas

memandangi langgar dan rumah guru ngajinya dari

kejauhan. Pandangannya tiba-tiba saja mengabur saat ia

dengan jelas melihat kobaran api membubung dan

membungkus rumah Ustadz Taufik.

Hawa dingin yang menggigit malam itu tiba-tiba

lenyap oleh kobaran api yang kian meninggi, melumat

habis rumah seorang guru ngaji yang selama ini cukup

disegani.

“Ya Allah, lindungi Ustadz hamba. Selamatkan beliau

dari panas bara api sebagaimana Engkau menjadikan api

yang membungkus tubuh Nabi Ibrahim air salju yang

Page 32: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

32

sangat dingin.” Kahar mengangkat kedua tangannya.

Tengadah di antara kepak sayap ribuan malaikat yang

turut mengamini doa-doanya.

***

Sumenep, 22 Mei 2005

*) Cerpen ini pernah dimuat Majalah Gizone

Keterangan:

1. Nyabis : Berkunjung 2. Dalem : Kediaman 3. Kajih : Guru ngaji 4. Cobeh : Dedemit, hantu dan sejenisnya 5. Adungkep : Salah satu cara yang dilakukan seorang

dukun untuk mengundang arwah seseorang yang sudah meninggal. Biasanya dilakukan jika ada yang meninggal kurang wajar (kata orang kena santet atau sihir)

Page 33: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

33

SANG JOKI KARAPAN SAPI

Mimpi Jaka untuk bisa sekolah di salah satu sekolah

favorit di kota kelahirannya akhirnya tercapai juga. Tidak

sia-sia ia mempertahankan prestasi belajarnya sejak kelas

satu kemarin. Hasil UN (Ujian Nasional) yang cukup

memuaskan dan membuat sekolahnya bangga itu telah

mengantarkannya ke bangku sekolah favorit itu. Meskipun

hal itu pernah ditolak oleh Emak, perempuan yang telah

membesarkannya sendirian di dunia ini semenjak

kepergian Bapaknya menghadap Sang Pencipta ketika ia

masih duduk di kelas IV SD dulu. Menurut Emak

keinginan Jaka terlalu muluk-muluk. Mimpinya terlalu

mengawang hingga membuatnya lupa diri. Tidak sadar

bagaimana kondisi ekonomi keluarganya.

Page 34: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

34

“Kalau bermimpi itu jangan terlalu tinggi, Cong1. Mau

sekolah saja kok milih-milih. Di kecamatan ini kan juga

ada sekolah. Masa’ harus ke kota segala?” begitu kata

Emak waktu Jaka mengutarakan keinginannya. Namun

Jaka tetap berusaha meyakinkan Emak bahwa motivasinya

untuk sekolah di sekolah favorit itu tidak lain adalah agar

ia mendapatkan pendidikan yang layak. Jaka akan belajar

dengan serius dan akan bersaing dengan siswa-siswa

lainnya. Mempertahankan prestasinya bahkan mungkin

lebih bagus lagi dari prestasinya waktu SMP.

“Kata guru Jaka lingkungan sekolah juga ikut

mendukung prestasi siswanya, Mak. Dan SMA Sumekar

dikenal sebagai salah satu sekolah yang melahirkan siswa-

siswa berprestasi. Alumninya banyak yang tembus ke

beberapa perguruan tinggi negeri.”

“Kalau menurut Emak tergantung muridnya juga,

Cong. Mau sekolah di mana saja kalau muridnya ndak

mau belajar, ya tetap saja bodoh…” Emak kembali

1 Cong/Kacong: Panggilan kesayangan kepada seorang anak (Madura)

Page 35: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

35

berargumen. Dalam hati Jaka membenarkan kata-kata

Emak. Tapi Jaka tahu kenapa Emak bersikukuh

“melarang” ia masuk SMA Sumekar. Apa lagi kalau

bukan masalah biaya. Meskipun katanya sekarang ada

sekolah gratis, tetap saja biaya buku, seragam dan segala

tetek bengek atribut siswa untuk sekolah ditanggung

sendiri. Bisa semakin menggunung utang Negara ini kalau

semua biaya sekolah digratiskan.

“Tapeh pesse dari dimmah, Cong? Be’na enga’ se tak

tao2 keadaan keluarga kita saja. Kamu bisa saja tetap

ngotot mau sekolah di sana. Tapi Emak tidak menjamin

kamu akan sampai selesai. Bisa-bisa setahun sekolah kita

sudah tidak mampu lagi membiayai sekolahmu se tak

sakone’3 itu.” Suara Emak terdengar datar. Jaka merasa

ada sesuatu yang menohok ulu hatinya. Kekhawatiran

Emak masuk akal. Ia yakin Emak sebenarnya ingin ia

sekolah di tempat yang sesuai dengan keinginannya.

Bahkan di tempat yang lebih elit sekali pun. Tapi keadaan

2 Tapi uang darimana, Cong? Kamu seperti yang tidak tahu

3 Yang tidak sedikit

Page 36: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

36

ekonomi lah yang membuat Emak tampak pesimis

menghadapi semua ini.

“Jaka akan ikut membantu Emak mencari uang, Mak.

Yang penting Jaka bisa sekolah di SMA Sumekar.”

“Maksudnya kamu sambil mau kerja, gitu? Kerja apa?

Emak kan hanya bisa berjualan gorengan di warung depan

rumah yang pendapatannya hanya cukup untuk makan

sehari-hari saja?”

“Jaka kan nanti punya banyak teman, Mak. Siapa tahu

Jaka ada yang nawari bekerja. Ya kerja apa saja yang

penting halal…”

Suasana kembali hening. Jaka hanya terpekur

sementara Emak kembali dengan pekerjaannya

membersihkan beras dalam nampan di depannya. Hari

sudah sore. Emak mau memasak nasi untuk makan malam

nanti.

***

Page 37: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

37

Ini adalah hari pertama Jaka masuk sekolah SMA

Sumekar. Rasa bangga dan bahagia memenuhi ruang

hatinya. Di tempat ini ia akan menyulam mimpi-mimpinya

dengan belajar dan belajar untuk mencapai cita-citanya

yang terus berpijar dalam hatinya. Kelak jika Allah

berkehendak ia akan serius menekuni bidang pertanian.

Menjadi Sarjana Pertanian adalah cita-citanya sejak ia

duduk di kelas 3 SMP kemarin. Ia ingin membantu

masyarakat di desanya dalam mengembangkan sawah dan

pertanian. Sangat sayang jika potensi sawah di

kampungnya tidak digarap dengan baik dan profesional.

Selama ini penduduk kampung hanya mengikuti arus

musim yang terus berputar. Musim tembakau petani

berbondong-bondong menanam tembakau, musim tanam

padi, mereka berlomba-lomba menanam padi, dan

seterusnya. Padahal menurutnya masih banyak yang perlu

dikembangkan dari tanah persawahan di kampungnya.

Ia tidak peduli meskipun setiap hari harus mengayuh

sepeda ontel sejauh sepuluh kilo meter untuk sampai di

sekolahnya. Itu akan dijalaninya, meskipun ketika sampai

di sekolah sekujur tubuhya basah oleh keringat yang

membanjir. Seperti hari pertama ini. Meskipun ia sudah

Page 38: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

38

berangkat pagi sekitar pukul setengah enam tetap saja ia

merasa kecapean. Mungkin karena masih belum terbiasa.

“Kenalkan namaku Arman…” Seorang siswa

menyalami Jaka begitu ia sampai di parkiran sepeda dekat

kantin itu.

“Aku Jaka….”

“Kamu anak baru, ya? Aku kelas XII B. Kakak kelas

kamu.” Siswa bernama Arman itu mengenalkan

identitasnya.

“Wah, maaf Kak Arman. Saya pikir kamu juga anak

baru.”

“Jangan panggil aku Kakak. Panggil nama saja biar

lebih akrab. Sepertinya rumah kamu jauh, ya? Biasanya

jarang siswa-siswa di sini yang datang pagi-pagi kecuali

hari Senin. Rumah kamu di mana?”

“Rumahku di Lenteng. Kalau tidak ingin terlambat

aku harus berangkat pagi-pagi.”

Page 39: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

39

“Wah, hebat sekali. Aku salut dengan semangat kamu.

Jarang-jarang anak sekarang yang mau mengayuh sepeda

ontel sejauh itu. Apalagi jarak Lenteng-Sumenep lumayan

jauh. Kok nggak ikut angkot saja?” Arman merasa kagum

dengan Jaka.

“Biasa saja, Man. Aku sudah terbiasa, kok. Selain

hemat ongkos, hitung-hitung sambil olah raga…” Jaka

terkekeh. Ia merasa senang hari ini. Hari pertama sudah

punya kanca se berenca,4 sehingga membuatnya tidak

canggung.

Jaka dan Arman kembali terlibat obrolan panjang.

Jaka menceritakan motivasinya untuk sekolah di SMA ini.

Arman semakin mengangguk-angguk kagum dengan

semangat yang terpancar di wajah Jaka.

Lima belas menit kemudian bel berdentang. Semua

siswa yang sudah berdatangan dengan rapi masuk ke

kelasnya masing-masing.

4 Teman yang fair atau komunikatif

Page 40: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

40

“Aku ke kelas dulu, ya, Ka. Kamu juga sudah masuk

tuh. Teman-temanmu sudah masuk kelas. Hari pertama

biasanya perkenalan antara guru dan siswa-siswi baru.

Kamu yang semangat, ya….” Arman menepuk pundak

Jaka seraya berlalu dari hadapannya. Sementara Jaka juga

menuju kelasnya.

“Selamat pagi, anak-anak. Selamat datang di SMA

Sumekar. Saya harap kalian senang belajar di sekolah ini.

Saya sebagai salah satu panitia Masa Orientasi Sekolah

(MOS) tahun ini akan mengumumkan bahwa tiga hari ke

depan acara kita adalah MOS, masa perkenalan antara

kalian dengan sekolah tercinta ini. Sebelum kalian belajar

di sekolah ini, kalian harus kenal dulu dengan lingkungan

sekolah, disiplin-disiplinnya dan lain-lain…” tampak

seorang panitia dari kelas XII berkoar-koar di kelas Jaka.

Itu kan Arman? Jaka baru sadar bahwa panitia di

depan itu adalah Arman. Berarti Arman salah seorang

pengurus OSIS? Pikir Jaka. Wah, pasti dia banyak teman

dan relasi di luar sekolah ini. Siapa tahu Arman bisa

membantu masalah keuangan keluarganya.

Page 41: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

41

Begitu istirahat pertama tepat pada pukul sembilan,

Jaka langsung menghampiri Arman di ruang OSIS.

Untung saja Arman lagi sendirian.

“Arman, kamu panitia MOS, ya?” ditanya seperti itu

Arman hanya senyam-senyum.

“Maaf, Ka. Tadi nggak sempet cerita kalo aku juga

panitia MOS. Emang kenapa?”

“Ya nggak apa-apa sih? Kalo aku kenal dengan salah

satu panitianya kan aku nggak perlu dipelonco kayak

siswa yang lain?” Jaka terkekeh. Setahu dia acara MOS

atau OSPEK kalau di perguruan tinggi itu tidak lepas dari

acara perpeloncoan. MOS sering dijadikan ajang “balas

dendam” oleh sebagian panitia yang dulu merasa dikerjain

oleh kakak kelasnya.

“Wah, nggak tuh, Ka. Sekarang sudah bukan

jamannya lagi. Itu tidak mendidik. Sejak kasus yang

heboh di STPDN beberapa tahun lalu pihak sekolah tidak

mengijinkan panitia bersikap kasar kepada siswa baru.

Kalau ada panitia yang bandel bisa-bisa diskors oleh pihak

Page 42: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

42

sekolah. Sejak aku kelas satu sudah tidak ada lagi acara

perpeloncoan.” Arman menjelaskan dan mencoba

menghilangkan kekhawatiran Jaka.

“Syukurlah kalau begitu. Jadi aku aman-aman saja,

nih?”

“Dijamin…”

***

Jam satu siang. Bel pertanda keluar sekolah

berdentang. Ratusan siswa SMA Sumekar berhamburan

keluar dari kompleks sekolah. Jaka kembali bertemu

Arman di pintu gerbang sekolah.

“Aku duluan, ya, Ka.” Arman menstarter motor

Supra-X-nya dan berlalu dari hadapan Jaka. Sementara

Jaka juga menaiki tunggangannya dan mengayuhnya

menyusuri jalanan kota Sumenep yang panasnya minta

ampun itu. Tapi Arman tetap dengan semangat mengayuh

sepedanya. Lima belas menit semenjak keluar dari

gerbang sekolah tiba-tiba ada yang berderak di bagian

Page 43: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

43

bawah sepedanya. Arman menghentikan sepedanya dan

memeriksa sumber bunyi itu.

“Astaghfirullahal adzim….” Jaka menepuk jidatnya.

Tiba-tiba ia merasa lemas begitu melihat rantai sepedanya

putus. Ia menoleh ke sekitar. Sepi. Sepertinya jauh dari

bengkel. Sekarang ia baru sampai di desa Torbang, salah

satu desa di Kecamatan Kota Sumenep. Masih tinggal

sekitar tujuh kilo meter lagi untuk sampai ke rumahnya.

Dengan sabar Jaka menarik sepedanya dan

memasukkan rantai sepedanya yang terberai itu ke dalam

kantong plastik. Semoga ada bengkel buka. Jaka terus

menarik sepedanya ketika sebuah mobil Kijang berhenti di

dekatnya. Kaca mobil itu terbuka.

“Kenapa, Dik? Rantainya putus, ya?” sapa seseorang

dari dalam mobil. Seorang bapak-bapak yang usianya

sekitar empat puluhan.

“Iya, Pak. Di sekitar sini kira-kira ada bengkel buka,

ya?”

Page 44: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

44

“Kamu jalan sedikit, lima puluh meter lagi ada

bengkel. Tepat di depan toko bangunan itu.”

Setelah berjalan sebentar Jaka sampai di bengkel yang

dimaksud. Jaka menoleh lagi. Ternyata mobil itu juga

menuju bengkel tempatnya berada. Sementara Jaka

memeriksa tasnya. Dia kembali mendesah, ternyata ia

tidak membawa uang sama sekali. Ia tidak tahu kalau

keadaannya akan seperti ini. Tampaknya seorang bapak di

dalam mobil itu melihat Jaka yang tampak kebingungan

mencari uang dalam tasnya. Padahal sepedanya sebentar

lagi selesai dipasang rantainya. Jaka tidak menyadari

kalau bapak itu sekarang ada di belakangnya.

“Ini buat ongkos servis sepeda kamu.” Jaka sedikit

kaget. Ragu untuk mengambil uang dari orang yang baru

dikenalnya itu.

“Nggak apa-apa. Diambil saja. Sisanya buat ongkos

mobil saja besok biar tidak perlu naik sepeda.”

“Terima kasih, Pak. Sekali lagi terima kasih.” Jaka

meraih uang dua puluh ribuan itu dari tangan “malaikat

penolong” di depannya. Jaka tidak menyangka di jaman

Page 45: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

45

yang serba individualis ini masih ada orang sebaik bapak

itu.

“Semoga Allah membalas kebaikan Bapak dengan

imbalan yang lebih banyak…” Jaka untuk kesekian

kalinya mengucapkan terima kasih. Dan tak lupa

mengenalkan dirinya. “Nama saya Jaka, Pak!”

“Saya Pak Irwan. Oh, ya kalo ada waktu kamu bisa

mampir ke rumah saya. Tuh, jarak dua rumah dari bengkel

ini.”

“Insya Allah, Pak. Kalo ada waktu saya akan mampir

ke rumah Bapak. Saya pamit pulang dulu…” Jaka

akhirnya pamit dan mengayuh sepedanya yang sudah

sehat walafiat itu. Jaka masih belum percaya dengan

keajaiban yang dialaminya barusan. Kalau begini, aku

harus membawa uang kalau ke sekolah agar kejadian

seperti ini tidak terulang lagi. Kalau tidak ada bapak itu

bagaimana nasibku tadi? Jaka masih berpikir sembari

mengayuh pedal sepedanya dengan hati-hati. Takut

rantainya lepas lagi.

Page 46: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

46

***

“Apa yang Emak bilang, Cong? Itu salah satu alasan

kenapa Emak keberatan kamu sekolah jauh-jauh. Kalau

sekolah di Kecamatan kan lebih dekat dan kamu tidak

akan capek-capek seperti ini.” Emak menasihati Jaka lagi

begitu ia menceritakan kejadian tadi.

“Emak ndak perlu khawatir. Jaka baik-baik saja, kok.

Ini ujian di hari pertama Jaka sekolah. Kalau Jaka sabar

menghadapi masalah ini insya Allah ke depan akan

dipermudah urusannya.” Jaka kembali beralasan. Itu biar

Emak tidak perlu banyak-banyak mengeluarkan fatwanya

lagi. Ia harus buru-buru mandi dan siap-siap shalat ashar.

Setelah ashar ia sudah berjanji kepada Emak untuk ke

pasar membeli bahan-bahan gorengan untuk dijual besok.

Jaka melihat persediaan pisang, ubi jalar dan bahan-bahan

lainnya untuk dagangan besok sudah menipis. Hanya

pekerjaan itu yang bisa ia lakukan untuk meringankan

beban Emak. Jadi Emak tidak perlu capek-capek lagi ke

pasar. Sejak kecil ia sudah biasa membeli barang-barang

dapur seperti bawang merah-bawang putih, kacang

panjang bahkan ikan-ikan untuk menu makannya dengan

Page 47: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

47

Emak. Ia tidak merasa gengsi dan malu karena membantu

Emak. Tidak seperti sebagian teman-teman tetangganya

yang merasa malu ketika diminta bantuan orangtuanya

untuk pergi ke pasar.

Setelah shalat ashar selesai Jaka langsung pergi ke

pasar Lenteng untuk membeli segala kebutuhan dagangan

Emak.

“Ja’ kalopae melle tapai,5 Cong. Emak akan bikin

goreng tapai karena ada pelanggan yang mesen. Katanya

bosan kalo korket6 atau goreng pisang terus.”

“Beres, Mak…” Jaka langsung menaiki sepeda

ontelnya menuju pasar Lenteng yang tidak begitu jauh dari

rumahnya itu.

Sampai di pasar Jaka langsung menuju toko langganan

Emak.

5 Jangan lupa beli tape

6 Salah satu gorengan yang terbuat dari singkong sebagai bahan dasarnya

Page 48: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

48

“Emakmu kemana, Ka? Kok kamu yang belanja?” Bi

Sum pemilik toko itu bertanya.

“Emak sibuk, Bi. Beres-beres rumah dan ngombi’7

sabreng8 untuk dibikin kalepon9.”

“Wah, emakmu memang pandai bikin macam-macam

jajan dan gorengan, Ka. Makanya banyak pelanggannya.”

“Alhamdulillah, Bi. Doakan semunya lancar.”

“Semuanya tiga puluh lima ribu, Ka.”

Jaka mengambil uang dari saku celana dan

menyerahkannya kepada Bi Sum.

“Kalangkong,10 Bi!” Jaka segera menuju sepedanya

yang diparkir di depan toko itu. Ketika sebuah suara

menyapanya.

7 Mengupas (Madura)

8 Ketela atau singkong (Madura)

9 Kue yang dibuat dari singkong

Page 49: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

49

“Jaka, kamu belanja apa?”

Jaka hampir tidak percaya melihat siapa yang ada di

hadapannya. “Malaikat penolong” itu? Bapak yang telah

menolongnya kemarin itu ada di depannya.

“Hm…, lagi belanja, Pak…” jawab Jaka agak sedikit

gugup. “Bapak sendiri dari mana?”

“Saya dari rumah Pak Markum, pemilik sapi karapan

di desa Lenteng ini. Saya lagi cari seorang Joki11 untuk

Festival Karapan Sapi12 bulan depan. Joki yang biasa

“megang” sapi Bapak pulang ke rumah kakeknya di

Surabaya. Jadi saya harus cari Joki baru.”

“Jangan lupa kapan-kapan mampir ke rumah Bapak,

ya?”

10 Terima kasih

11 Orang yang mengendalikan sapi karapan saat pertandingan

12 Pacuan sapi. Salah satu kesenian masyarakat Madura

Page 50: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

50

“Insya Allah, Pak.” Jaka menyalami bapak itu

sebelum akhirnya Jaka pamit pulang duluan. Sementara

Pak Irwan menuju sebuah toko yang tidak jauh dari

tempat Jaka belanja.

***

Jadi Bapak Irwan itu juragan karapan sapi? Waktu

kecil Jaka pernah diajak almarhum Bapak nonton

pertunjukan karapan sapi di GOR Ahmad Yani. Kata

bapak karapan sapi adalah kesenian dan tradisi

masyarakat Madura yang tetap dilestarikan oleh

masyarakat Madura sampai sekarang. Bapak juga pernah

bercerita kalau juragan karapan sapi itu rata-rata kaya-

kaya oleh hasil penjualan sapi karapan yang mereka

miliki. Satu ekor sapi harganya ada yang mencapai

puluhan juta rupiah. Itu kalau sapi milik mereka menang

di event-event pertandingan karapan sapi. Baik yang di

tingkat Kabupaten bahkan pertandingan yang

memperebutkan Piala Presiden misalnya.

Jaka semakin penasaran dan ingin bertandang ke

rumah Bapak Irwan. Ia ingin tahu banyak tentang tradisi

Page 51: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

51

masyarakat Madura itu. Siapa tahu ia diajak untuk

menjadi salah seorang Joki Pak Irwan?

Jadi Joki? Jaka tiba-tiba terhenyak dengan pikirannya

sendiri. Bagaimana bisa? Wong ia tidak punya ilmu apa-

apa tentang tata cara mengendalikan sapi karapan. Tapi

kalau dicoba apa tidak bisa? Bukankah Joki-Joki itu juga

dilatih sebelum berlaga dalam pertandingan?

Jaka kembali sibuk dengan pikiran dan ide barunya

itu. Jika benar aku jadi Joki karapan sapi, maka beban

Emak untuk membiayai sekolahnya tidak begitu berat.

Siapa tahu bayaran seorang Joki itu lumayan mahal?

Sepulang sekolah Jaka langsung menuju rumah Pak

Irwan. Ia benar-benar tekejut begitu ia memasuki halaman

rumah Pak Irwan. Rumahnya dua lantai dengan halaman

yang cukup luas. Sekitar lima puluh meter dari rumahnya

ada sebidang tanah yang disulap jadi kandang sapi yang

tampak bersih. Berbeda dengan kandang-kandang sapi

tetangganya yang tampak kumuh dan jorok. Benar-benar

sapi-sapi karapan itu dirawat dengan baik.

Page 52: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

52

“Akhirnya kamu sampai juga ke rumah saya, Jaka?”

Pak Irwan menyilakan Jaka masuk.

“Iya, Pak. kebetulan saya nanti sore tidak ada acara.

Jadi saya sudah ijin kepada Emak untuk main ke rumah

sampeyan….”

“Saya belum cerita ke kamu kalo saya salah seorang

pemilik sapi karapan di desa ini. Sejak kecil saya memang

menyukai karapan sapi. Saya merasa senang dengan

kesenian ini. Saya pernah punya cita-cita untuk memiliki

sapi karapan. Dan alhamdulillah sampai sekarang masih

tetap suka dan sapi yang saya punya rata-rata jadi

pemenang di setiap pertandingan.” Pak Irwan bercerita

panjang lebar tentang kegemarannya dengan karapan sapi.

Jaka semakin kagum dengan kegigihan Pak Irwan

merawat sapi-sapi miliknya.

“Ya, begitulah, Jaka. Untuk merawat sapi-sapi itu

biayanya tidak sedikit. Selain biaya yang mahal juga

diperlukan ketelatenan dalam mengurusnya. Dan satu hal

lagi, menangnya sapi-sapi saya itu tidak lepas dari peran

sang Joki, orang yang mengendalikan sapi karapan disaat

Page 53: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

53

pertandingan. Makanya saya sangat menyayangkan Joki

saya pulang ke Surabaya. Katanya dia pindah sekolah di

sana. Jadi total berhenti jadi Joki. Untung saat-saat ini

tidak ada pertandingan. Tapi kemarin saya dapat undangan

kalau bulan depan ada event tahunan yaitu Festival

Karapan Sapi se-Madura yang memperebutkan piala

Presiden. Sangat disayangkan kalau sapi-sapi saya kalah

dalam event tersebut.”

Jaka merasa semakin besar kesempatannya untuk

menjadi Joki. Berarti Pak Irwan benar-benar butuh

seorang Joki yang andal? Jaka tersenyum dalam hati.

“Kalau boleh saya ingin melamar menjadi Joki, Pak.

Saya ingin membantu meringankan beban Emak dalam

membiayai sekolah saya. Saya akan belajar untuk menjadi

seorang Joki…” Tiba-tiba kata-kata itu terlontar dari

mulut Jaka.

“Kamu serius, Ka? Wah, kebetulan sekali. Masalah

latihan gampang. Kalau kamu memang bersedia jadi Joki,

mulai Minggu depan kita sudah bisa latihan. Saya akan

undang pelatih andal untuk melatih kamu. Tapi bagaimana

Page 54: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

54

dengan Emakmu? Apa kira-kira mengijinkan kalau kamu

jadi Joki?”

Untuk beberapa detik Jaka terdiam. Ia sebenarnya

tidak yakin kalau Emak akan mengijinkan dirinya menjadi

Joki. Jaka tahu betul bagaimana kekhawatiran Emak. Dia

pernah jatuh dari pohon jambu air saja Emak gipo13-nya

bukan main. Apalagi kalau sampai jatuh dari kaleles14 sapi

karapan?

“Insya Allah Emak mengijinkan, Pak.” Jaka mencoba

meyakinkan hatinya, juga Pak Irwan. Pak Irwan merasa

senang dengan semangat yang terpancar di wajah Jaka.

***

Jaka dan Emak baru saja selesai makan malam.

Setelah membereskan piring dan perabotan lainnya Jaka

langsung menuju ruang istirahat Emak, di atas lencak15 di

13 Khawatir atau gelisah (Madura)

14 Salah satu alat yang dipasang pada sapi karapan.

15 Tempat duduk atau tempat tidur yang terbuat dari bilah-bilah bambu

Page 55: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

55

ruang tamu itu. Tempat itu selalu menjadi tempat istirahat

Emak setelah seharian capek dengan dagangannya di

warung.

Jaka langsung duduk di sisi lencak dan memijati betis

dan kaki Emak. Pasti Emak capek, pikir Jaka.

“Ada apa, Cong? Ada sumbangan lagi di sekolah?”

Emak ternyata hafal betul bagaimana Jaka jika ingin minta

uang. Sejak kecil Jaka selalu memijati Emak jika ada

maunya. Jaka hanya tersenyum mendengar ucapan Emak.

“Begini, Mak. Jaka ingin membantu Emak dalam

membiayai kebutuhan sekolah Jaka.” Jaka tidak langsung

to the point. Ia tidak mau Emak tiba-tiba shok mendengar

kabar yang mungkin akan membuat Emak jantungan itu.

“Dari dulu be’na16 bilang gitu. Kamu tidak perlu

bekerja. Emak masih bisa dan mampu bekerja walaupun

pendapatannya tidak seberapa itu.” Ucap Emak sambil

memejamkan matanya disaat Jaka memijati kakinya.

16 Kamu

Page 56: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

56

Perlahan-lahan rasa pegal di kakinya berangsur-angsur

hilang.

“Kaule17 olle18 kalakoan19, Mak…” hati-hati Jaka

kembali bicara.

“Jaka…Jaka… anak kecil seperti kamu mau kerja

apa? Mau jadi kuli panggul di pasar Lenteng atau Pasar

Anom20? Kapan belajarnya? Katanya mau belajar dengan

rajin?” Emak menggeleng-gelengkan kepalanya

mendengar kata-kata anak semata wayangnya.

“Jaka mau jadi tokang tongko’21 Karapan Sapi,

Mak….”

17 Saya

18 Dapat/memperoleh

19 Pekerjaan

20 Pasar Anom adalah pasar tradisional di Kabupaten Sumenep

21 Joki (Madura)

Page 57: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

57

“Apa?!” Emak menegakkan punggungnya. Tampak

sekali ada gurat-gurat keterkejutan di wajah wanita

setengah baya itu. Jaka sudah menduga Emak akan shok

mendengar rencananya itu.

“Emak tidak setuju. Pokoknya Emak tidak setuju

kamu jadi tokang tongko’. Resikonya sangat besar, Cong.

Emak nggak mau terjadi apa-apa sama kamu…”

“Jaka benar-benar ingin bantu Emak. Dan hanya ini

yang bisa Jaka lakukan. Kebetulan ada tawaran pak Irwan,

jadi Jaka pikir tidak ada salahnya kalau Jaka mencoba.

Jaka akan dilatih oleh seorang pelatih yang

berpengalaman, Mak. Emak tidak perlu khawatir. Jaka

akan baik-baik saja, insya Allah.”

Suasana kembali hening. Emak hanya terdiam.

Memikirkan rencana anaknya itu. Jaka adalah sosok yang

sama dengan mendiang suaminya, penyuka kesenian

karapan sapi. Dan satu lagi yang tidak beda sama sekali

antara Jaka dan almarhum suaminya; mereka sama-sama

keras kepala. Mereka akan tetap dengan pendiriannya.

Tidak akan bisa tenang jika keinginannya tidak terpenuhi.

Page 58: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

58

Wajah wanita itu tampak sendu. Jaka semakin merasa

terharu melihat ibu yang telah membesarkannya sendirian

itu bersedih di depannya.

“Emak ijinkan kamu jadi tokang tongko’, Cong. Tapi

ingat kamu kodu te-ngate22. Emak hanya bisa mendoakan

kamu.” Mendengar kalimat terakhir Emak Jaka langsung

menghambur memeluk erat wanita itu. Tanpa terasa air

mata Jaka meleleh, ada keharuan menyeruak di dalam

hatinya.

***

Sejak hari Minggu kemarin Jaka sudah mulai latihan.

Pak Irwan memuji kelihaian Jaka dalam mengendalikan

sapi karapan miliknya. Tidak sia-sia ia membayar mahal

pelatih untuk melatih Jaka menjadi Joki andal. Pak Irwan

yakin Jaka sanggup mengendalikan sapi-sapinya dalam

event bergengsi itu. Ia berjanji akan membayarnya dengan

bayaran mahal jika sanggup mengalahkan Joki-Joki

lainnya dalam pertandingan nanti.

22 Harus hati-hati

Page 59: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

59

“Saya yakin kamu bisa, Ka.” Pak Irwan menepuk

pundak Jaka bangga. Jaka tersipu dengan pujian yang

menurutnya sangat berlebihan itu.

“Saya janji tidak akan mengecewakan Bapak…” Janji

Jaka sambil berdoa akan keselamatannya nanti dalam

pertandingan. Jaka tahu, seperti yang dikatakan Emak,

menjadi Joki itu penuh resiko. Jika lengah sedikit maka

tidak menutup kemungkinan sang Joki akan terpelanting

ketika dua ekor sapi karapan itu melesat dari garis start

menuju finish.

Di sekolah kabar perihal Jaka menjadi Joki karapan

sapi juga tersebar. Beberapa siswa ada yang mendukung

pekerjaan baru Jaka. Mereka bahkan mendoakan

keselamatan Jaka dan berharap Jaka menjadi juara. Jaka

tidak tahu siapa yang menyebarkan kabar itu di sekolah.

Padahal ia tidak pernah bercerita kepada siapa pun tentang

profesi barunya itu. Begitu juga kepada Arman, teman

akrab Jaka semenjak acara MOS itu.

“Aku juga ikut mendoakan kamu, Ka. Semoga kamu

berhasil dan obsesi kamu untuk membantu Emakmu

Page 60: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

60

tercapai.” Jaka lagi-lagi dibuat terkejut dengan kata-kata

Arman. Darimana Arman tahu bahwa motivasinya

menjadi Joki itu dalam rangka membantu Emaknya?

“Kamu tahu darimana, Man?”

“Aku kemarin ke rumah Paman Irwan. Disuruh Ibu

mengantar uang arisan ke Bi Maryam, istri Paman Irwan.

Beliau cerita kalau ada siswa SMA Sumekar yang jadi

salah seorang Joki-nya. Eh, ternyata orang itu adalah

kamu…”

“Begitulah, Man. Doain, ya!”

***

Detik-detik pertandingan yang ditunggu-tunggu

masyarakat Madura itu kini tiba. Event tahunan yang

memperebutkan Piala Presiden tahun ini diselenggarakan

di Stadion Sunarto Hadi Wijoyo, Kabupaten Pamekasan.

Ribuan orang telah memenuhi stadion. Semua tiket terjual

habis. Ternyata apresiasi masyarakat Madura terhadap

kesenian yang satu ini masih sangat besar. Jaka bangga

terlibat dalam event ini. Seandainya Bapak masih ada

Page 61: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

61

tentu beliau bangga melihatnya bertanding di event

bergengsi ini.

Alunan musik saronen23 mengalun mengiringi acara

pembukaan Festival Karapan Sapi Piala Presiden. Orang-

orang tampak larut dengan musik yang mengalun indah

itu. Jaka benar-benar seperti Joki andal yang sudah

berpengalaman. Duduk berjejer bersama ratusan Joki yang

datang dari empat Kabupaten di Madura. Padahal ini

adalah pengalaman pertamanya mengikuti pertandingan.

Bukan hanya se-Kabupaten tapi se-Madura. Artinya

semua pemilik sapi karapan yang berada di pulau garam

ini mengikutsertakan sapi-sapi karapan mereka. Joki-

Jokinya tentu sudah jauh lebih berpengalaman ketimbang

dirinya.

Kini giliran Jaka untuk bertanding. Sekali main ada

empat pasang sapi karapan yang dilombakan. Jaka sudah

siap di atas kaleles. Di tangannya sudah ada alat cacak24

23 Musik khas Madura

24 Dua bilah kayu yang diberi paku untuk mencakar pantat sapi

Page 62: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

62

yang dipenuhi jeruji paku-paku tajam yang siap menyayat-

nyayat pantat sapi. Tokang tambeng25 dan tokang gettak26

sudah siap di sisi kanan dan sisi kiri sapi. Jaka sekilas

melihat lawan mainnya di samping kanan dan kirinya.

Dari wajah-wajah mereka tampak ada semangat untuk

memenangkan pertandingan ini. Ia yakin mereka jauh

lebih berpengalaman dari dirinya. Tapi ia tidak boleh

minder, bagaimana pun ia akan berusaha semaksimal

mungkin untuk memenangkan pertandingan.

Suara letusan pertanda pertandingan dimulai

terdengar. Jaka mulai mencakar pantat sapi itu dengan alat

di genggamannya. Sorak sorai para penonton pun

menggema, memenuhi stadion Sunarto Hadi Wijoyo yang

penuh sesak oleh ribuan penonton itu. Empat pasang sapi

termasuk sapi dalam kendali Jaka itu melesat seperti

kesetanan. Rasa perih yang ditimbulkan dari alat cacak di

genggaman para Joki itu telah membuat sapi-sapi berpacu

25 Orang yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas

26 Orang yang menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat

Page 63: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

63

dengan cepat. Melesat seperti anak panah yang lepas dari

busurnya. Sepasang sapi yang dikendalikan Jaka berada di

urutan paling depan dan pertama kali menyentuh garis

finish. Suara teriakan penonton di atas tribun itu kembali

menggema. Konon ada yang biasa taruhan dalam

pertandingan ini. Mereka memanfaatkan event-event

pertandingan karapan sapi untuk meraup uang jutaan

rupiah dengan cara taruhan antar penonton.

Jaka turun dari atas kaleles disambut oleh pujian dan

sanjungan dari para pendukung sapi karapan milik Pak

Irwan. Jaka diberi minuman berenergi agar dalam

pertandingan nanti kembali mengendalikan sapi dengan

baik.

Setelah melalui babak penyisihan dan semi final

akhirnya Jaka berhasil membawa sapi milik pak Irwan ke

babak final. Pak Irwan tidak bisa menyembunyikan

kebanggannya terhadap keberhasilan Jaka dalam

pertandingan ini. Tinggal selangkah lagi sapi milik Pak

Irwan akan menyandang predikat juara dalam event ini.

Penawaran-penawaran mahal untuk sapinya tentu akan

semakin banyak. Biasanya banyak juragan karapan sapi

Page 64: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

64

yang mengincar sapi-sapi yang menang dalam

pertandingan bergengsi ini dan bersedia membelinya

dengan harga yang sangat tinggi.

Jaka kembali naik ke atas kaleles. Di babak final ini ia

harus bisa mengalahkan lawan yang tidak bisa dianggap

remeh itu. Jaka terus mendapat dukungan dari orang-orang

Pak Irwan. Dia semakin bersemangat dan akan berusaha

untuk memenangkan lomba ini.

Beberapa saat kemudian letusan pertanda

pertandingan dimulai kembali terdengar. Jaka dengan

lihainya mengendalikan sapi karapan. Seperti dugaan

Jaka sapi-sapi lawannya tidak bisa diremehkan. Tiga

pasang sapi yang akan memperebutkan juara satu, dua dan

tiga itu bertanding dengan seimbang. Ketiganya tampak

beriringan, hanya berjarak beberapa meter saja. Sapi yang

dikendalikan Jaka berada di urutan paling depan ketika

sepasang sapi lainnya tiba-tiba menyelip dan menyenggol

sapi dalam kendali Jaka. Kedua pasang sapi itu tampak

oleng. Jaka berusaha untuk tetap seimbang dan

melekatkan kedua kakinya pada kaleles. Namun usaha

Jaka gagal. Salah satu kakinya tergelincir. Jaka kehilangan

Page 65: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

65

keseimbangan. Ia terjatuh sementara sapi dalam

kendalinya melesat mengejar kedua lawannya.

Suara tepukan dan sorak sorai penonton kembali

terdengar. Namun Jaka tidak ingat apa-apa lagi begitu

badannya jatuh membentur tanah lapang di dekat garis

finish itu. Orang-orang tampak panik. Menggotong tubuh

Jaka yang terjatuh dan segera membawanya ke Rumah

Sakit.

Jaka baru sadar ketika beberapa orang

mengerumuniya di dalam ruangan yang serba putih itu. Di

dekatnya tampak ibunya menangis tersedu-sedu,

mengkhawatirkan nasib Jaka. Jaka meringis begitu

menggerakkan kakinya. Kecelakaan di lapangan itu telah

membuat salah satu kakinya cedera meskipun tidak terlalu

parah.

“Jaka, kauharus sembuh, Cong. Kalau kamu sembuh,

kamu nggak usah bekerja seperti ini lagi. Emak tidak mau

terjadi apa-apa sama kamu…” Jaka melihat Emaknya

yang sangat disayanginya itu tersedu di tepi bangsal

tempatnya berbaring. Di dekat Emak Pak Irwan

Page 66: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

66

melihatnya dengan rasa kasihan selain bangga dengan

keberhasilan Jaka.

“Maafkan saya, Pak Irwan. Saya tidak bisa

mengendalikan dengan baik. Saya gagal membawa sapi

bapak menjadi juara dalam pertandingan tadi.” Jaka

menyesali kegagalannya. Ia merasa telah gagal membantu

meringankan beban Emak dalam membiayai sekolahnya.

“Kamu tidak gagal, Jaka. Walaupun kamu tadi

terjatuh, tapi sapi yang kamu kendalikan berhasil sampai

duluan di garis finish.” Jaka masih tidak percaya

mendengar berita itu. “Dan bapak punya kejutan buat

kamu dan Emak kamu…”

“Kejutan apa, Pak?” Baik Jaka maupun Emak tampak

penasaran dengan kata-kata Pak Irwan.

“Kamu berhak mendapat uang Satu Juta Rupiah

sebagai honor dari pekerjaan kamu ini. Ditambah hadiah

utama dalam pertandingan ini yaitu sebuah sepeda motor.

Semua menjadi milik kamu karena kamu telah

menorehkan prestasi baru untuk sapi karapan milik saya.”

Page 67: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

67

Jaka dan Emak saling pandang. Masih tidak percaya

dengan “anugerah” itu. Kalimat syukur mengalir deras

dari bibir perempuan setengah baya itu. Usaha Jaka

ternyata tidak sia-sia. Niatnya untuk membantu Emak

membiayai sekolahnya sekarang tercapai. Ia berjanji akan

serius belajar dan berharap apa yang didapatkannya

sekarang menjadi “cambuk semangat” sekaligus jalan

untuk menggapai cita-citanya kelak.

***

Surabaya, 17 April 2009

Page 68: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

68

MARWAN DAN BECAK

Apa yang bisa diharapkan dari seorang tukang becak?

Serajin apa pun tukang becak mengayuh becaknya pasti

hasilnya tidak lebih dari sekadar pengganjal perut. Beda

dengan pejabat yang dalam sekejap bisa mendatangkan

uang jutaan bahkan milyaran rupiah. Lengkap dengan

fasilitas yang serba wah! Apalagi tukang becak sekarang

semakin bertambah. Hampir di setiap sudut kota Sumenep

ini mangkal tukang-tukang becak. Di taman Adipura,

pintu masuk Pasar Anom atau di pertigaan terminal

Wiraraja. Semua menunggu penumpang bis yang

berdatangan dari Surabaya dan berharap di antara mereka

ada yang mau menumpang becak. Mereka berkumpul,

tepatnya nongkrong di warung-warung kopi karena

mereka lebih banyak yang nganggur saking banyaknya

Page 69: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

69

tukang becak sementara orang-orang lebih memilih naik

ojek atau sudah dijemput keluarganya di terminal.

Marwan semakin pusing. Sampai sesiang ini tak

sepeser pun uang menghuni kantongnya. Karena memang

tak satu pun penumpang yang mau ikut becak. Entah

kenapa hari ini begitu sepi. Padahal biasanya jam

sembilan pagi ia sudah bisa mengantongi sepuluh ribu

rupiah dari hasil genjotan becaknya. Sementara siang

semakin terik. Matahari sudah mulai memanggang seisi

bumi, mengalirkan peluh-peluh para petani dan kuli-kuli

panggul Pasar Anom.

"Becak, Pak…??" Marwan menawarkan jasa.

"Nggak, di rumah juga punya…" Marwan hanya

mampu mengelus dada mendengar jawaban seenaknya

dari seorang bapak yang ditawarinya.

Beginilah nasib abang becak. Ada saja orang yang

"meremehkan" pekerjaan ini! Marwan pernah berpikir

untuk mencari pekerjaan lain. Tapi ia sadar dengan

kemampuannya. Ia tidak memiliki keahlian lain selain

Page 70: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

70

menarik becak atau jadi kuli panggul di pasar. Tidak

seperti Rusli tetangganya yang mempunyai keahlian

membuat lemari, meja atau kursi. Dia tidak sepi order.

Hampir setiap hari ada saja yang memesan lemari atau

rak-rak toko dari bahan kayu jati. Akhirnya Marwan

mencoba istiqomah dengan profesinya sekarang. Setiap

hari keluar rumah dengan becak milik juragannya.

Meskipun penghasilannya tidak seberapa. Ia bersyukur

mempunyai seorang istri seperti Lasmi, yang tidak banyak

menuntut dengan penghasilan yang didapatkannya dari

membecak. Lasmi selalu nrimo berapa pun hasil genjotan

pedal becaknya. Apalagi sembako semakin hari semakin

menggila saja harganya. Beras, minyak keltek, semakin

hari semakin tidak terjangkau oleh kaum melarat seperti

dia. Benar-benar harus lebih profesional mengatur

keuangan keluarga. Memilah-milah antara kebutuhan dan

keinginan.

"Ya, harus disyukuri, Mas. Meskipun sedikit itu kan

hasil jerih payah sampeyan. Yang penting cukup buat

makan dan uang saku anak kita sekolah." Kata-kata itu

yang kadang membuat hati Marwan terenyuh. Betapa ia

sangat beruntung mendapatkan istri sesabar dan seikhlas

Page 71: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

71

Lasmi. Coba jika istrinya banyak menuntut? Yang selalu

"melawan" dan berteriak-teriak seperti tokoh-tokoh dalam

sinetron Suami-Suami Takut Istri yang kurang disukainya

itu. Pasti ia kurus kering dengan sikap istrinya, atau

bahkan mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.

Ikut ngeco' sapi, misalnya? Nyopet di pasar atau pekerjaan

lain yang bisa mendapatkan uang tanpa harus memeras

keringat berlebihan? Marwan selalu beristighfar agar tidak

pernah dihantui pikiran semacam itu. Karena di jaman

yang serba sulit ini seringkali kemiskinan menjadi salah

satu penyebab tindak kejahatan. Dia sering miris melihat

berita-berita televisi yang dipenuhi oleh tindak kriminal

yang ujung-ujungnya disebabkan oleh masalah keuangan

itu.

"Saya akan berusaha lebih keras lagi, Dek." Begitu

jawaban Marwan setiap kali memberikan uang belanja

dari hasil keringatnya.

***

Ratih, putri semata wayang Marwan demam. Marwan

sangat khawatir. Apalagi di musim penghujan ini rawan

Page 72: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

72

sekali demam berdarah. Puskesmas kecamatan dipenuhi

oleh pasien anak-anak yang terkena demam berdarah. Ia

tidak mau penyakit itu menular pada putrinya. Lasmi

mencoba mengompres putrinya. Berharap demamnya

turun.

"Kita bawa ke dokter saja, Dek…" Marwan semakin

panik melihat kondisi putrinya yang siang tadi masih asyik

bermain bersama teman-temannya, sekarang terbaring

lemah itu.

"Pesse dari dimma, Mas?" Lasmi menimpali sembari

meletakkan bak berisi air di atas meja.

Marwan baru sadar bahwa sekarang ia tidak punya

uang. Hasil membecak kemarin sudah dibelikan beras dan

minyak. Sementara sisanya untuk bayar listrik. Ia

berusaha untuk tepat waktu membayar uang listrik karena

ia tidak mau bayar dobel bulan berikutnya. Kalau urusan

listrik sudah beres, ia hanya tinggal mencari uang untuk

biaya makan sehari-hari.

"Pinjam ke Pak Sanusi bisa ndak, ya?" Marwan

mencoba usul. Selama ini ia paling anti meminjam uang

Page 73: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

73

kepada siapa pun, termasuk Pak Sanusi yang dikenal

sebagai tokang mabudu' uang itu. Ia tidak mau dikejar-

kejar utang, meskipun hanya sedikit. Ia lebih baik menarik

becak daripada harus meminjam dan harus

mengembalikan dua kali lipat dari uang yang dipinjamnya.

"Ndak usah, Mas. Insya Allah Ratih akan sembuh.

Kita berdoa saja." Lasmi mencoba menenangkan

kepanikan suaminya. Marwan hanya bisa berdoa agar

putrinya tidak apa-apa dan besok bisa sekolah dan

bermain lagi bersama teman-temannya.

Tapi sampai keesokan harinya demam putrinya belum

juga turun. Panasnya semakin tinggi. Marwan harus bisa

mendapatkan uang untuk memeriksakan putrinya.

"Sampeyan mau kemana?" Tanya Lasmi begitu

melihat Marwan memakai "baju dinas"-nya. Celana

trening, baju kaos dan topi caping yang juga biasa dipakai

petani ke sawah itu.

"Saya mau keluar membecak, Dek. Semoga ada

penumpang dan dapat uang cukup untuk membawa Ratih

Page 74: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

74

ke puskesmas." Lasmi hanya diam melihat Marwan yang

keluar menghampiri becak yang diparkir di samping

rumah.

"Hati-hati, Mas… semoga dapat uang cukup…" lirih

Lasmi berucap.

Sementara Marwan dengan semangatnya yang

menyala-nyala mengayuh becaknya sejauh lima kilo meter

untuk sampai ke kota. Tujuannya adalah jalan dr. Cipto,

tepatnya lokasi Rumah Sakit dr. Moh. Anwar. Siang-siang

begini biasanya banyak keluarga pasien minta diantar ke

apotek atau pulang ke rumahnya. Ia tidak memilih

pertigaan terminal karena di sana sudah terlalu banyak

tukang becak yang mangkal.

Sesampainya di pintu masuk rumah sakit, mata

Marwan berbinar-binar. Ada seorang ibu memanggilnya.

Alhamdulillah dapat satu orang, bisik Marwan dalam hati.

"Ke jalan Kemala, Pak? Berapa?" Ibu itu ternyata

bukan satu dua kali ikut becak. Sepertinya sudah biasa

menawar tarif becak. Karena kalau tidak maka akan kena

ongkos mahal kalau tidak ada "akad" sebelum berangkat.

Page 75: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

75

"Biasa, Bu. Tujuh ribu lima ratus…" jawab Marwan.

"Lima ribu, ya… karena saya harus balik lagi ke sini.

Jadi PP sepuluh ribu?" tawar ibu itu.

Marwan langsung mengangguk dan menyilakan calon

penumpangnya naik. "Baiklah, silakan naik…"

Di mata Marwan sudah jelas lembaran sepuluh ribuan

berwarna merah itu. Kalau dalam waktu singkat ada lima

penumpang saja yang ikut becaknya, berarti lima puluh

ribu bisa dikantonginya. Marwan pikir sudah cukup untuk

membawa putrinya ke puskesmas. Syukur kalau ada sisa.

Bisa buat belanja besok atau ditabung untuk biaya sekolah

anaknya.

Lima belas menit kemudian Marwan sudah sampai

lagi di rumah sakit. Tapi sepertinya tidak ada calon

penumpang lagi yang lewat. Tadi ada bapak-bapak

menghampirinya. Dia pikir mau menumpang becak, tapi

ternyata hanya tanya tempat apotek Diana yang lokasinya

agak jauh dari rumah sakit. Marwan menimang-nimang

uang sepuluh ribuan di tangannya. Sementara peluh terus

Page 76: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

76

mengucur di dahi dan seluruh tubuhnya. Dilihatnya

sekeliling tapi tidak juga ada orang yang mau ikut

becaknya.

Lelaki tiga puluh lima tahun itu semakin gelisah.

Keringatnya semakin deras membanjiri sekujur badannya.

Bukan karena panas yang membakar, tapi karena ia

teringat kondisi putrinya yang panasnya sebelum ia

berangkat tadi belum turun-turun. Jam dinding di pos

satpam menunjukkan pukul satu siang. Marwan semakin

khawatir. Ia ingin pulang, tapi uang di kantong celananya

mana mungkin cukup untuk biaya berobat putrinya ke

puskesmas. Belum ongkos angkutan. Ah… Marwan

benar-benar bingung. Ia mencoba menenangkan

pikirannya dengan duduk tenang di sadel becaknya.

Ketika sebuah suara mengagetkannya.

"Pak, Bantu saya, Pak…" seorang gadis berusia dua

puluhan tahun tiba-tiba menangis di depan Marwan.

"Ada apa, Dik? Apa yang bisa saya bantu?" Marwan

jadi bingung dan merasa kasihan melihat gadis di

depannya.

Page 77: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

77

"Bantu donor darah untuk bibi saya yang baru

dioperasi. Saya sendirian, Paman saya di Surabaya. Stok

darah di rumah sakit ini habis…."

"Ya…ya…tapi saya kan harus diperiksa dulu, takut

golongan darah saya tidak sama."

"Ikut saya, Pak..." Gadis itu langsung mengajak

Marwan ke ruang lab. Memeriksakan darah Marwan.

Sementara ia menunggu di ruang tunggu dengan harap-

harap cemas.

"Bagaimana dokter?" gadis itu langsung menanyakan

dokter yang baru keluar.

"Darah bapak itu O. Jadi bisa mendonorkan darahnya

untuk bibi anda."

Gadis berkerudung merah itu berulangkali mengucap

hamdalah. Sembari menunggu Marwan keluar dari ruang

lab.

Page 78: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

78

Beberapa menit kemudian Marwan keluar. Rasa

pusing tiba-tiba menyerang kepalanya. Gadis itu langsung

menghampirinya.

"Terima kasih, Pak. Bapak sudah menolong bibi

saya."

"Sama-sama, Dik. Saya pamit pulang dulu…"

Marwan beranjak meninggalkan ruang tunggu lab.

"Tunggu! Ini untuk Bapak. Sekali lagi terima kasih."

Gadis itu memasukkan sejumlah uang ke dalam saku

pakaian Marwan. Tetapi Marwan berusaha mencegahnya.

"Nggak apa-apa. Diambil saja buat tambah-tambah…"

gadis itu tetap memaksa memberikan uang itu. Marwan

tidak bisa menolak lagi karena uang itu sudah ada di saku

pakaiannya. Sesampainya di tempat becaknya, Marwan

masih tidak percaya melihat jumlah uang yang diberikan

perempuan tadi. Dua ratus ribu rupiah! Jumlah yang

sangat banyak di mata Marwan. Jarang ia mendapatkan

uang sebanyak itu dari hasil membecak. Benar-benar

Allah Maha Pemurah, pikirnya. Yang tidak pernah

menutup mata bagi hamba-Nya yang benar-benar susah.

Page 79: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

79

Marwan langsung menggenjot becaknya pulang. Pasti

Lasmi senang bukan main melihat ia membawa uang

sebanyak itu. Selama berprofesi sebagai tukang becak

baru kali ini ia mengantongi pesse sebanyak itu.

Marwan meletakkan becaknya di halaman rumah

Samin, tetangga sebelah rumahnya. Karena di depan

rumahnya banyak sepeda motor dan kerumunan orang

yang memenuhi amper rumahnya. Ia tidak punya firasat

apa-apa. Ia hanya ingin segera membawa Ratih ke

puskesmas. Itu saja yang sedari tadi memenuhi

pikirannya.

"Yang sabar, Marwan…" seorang tetangga menepuk

pundak Marwan, mencoba menenangkan. Padahal

Marwan biasa-biasa saja. Karena ia masih belum sadar

apa yang terjadi di rumahnya.

Tanpa menghiraukan tetangganya Marwan langsung

menyeruak kerumunan orang-orag di rumahnya.

"Lasmi, ayo kita bawa Ratih ke puskesmas. Saya

sudah ada uang untuk membawanya berobat. Ini

Page 80: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

80

uangnya…" Marwan mengeluarkan uang pemberian gadis

di rumah sakit tadi. Sementara Lasmi hanya mampu

terisak, menahan tangis.

"Terlambat, Mas. Ratih sudah…" Lasmi memeluk

suaminya yang masih belum percaya dengan

pemandangan yang ada di depannya. Bahwa tubuh kecil

yang terbaring tenang itu adalah putri semata wayangnya.

Seluruh otot kaki dan persendian Marwan tiba-tiba seperti

dilolosi. Tak mampu lagi menahan beban tubuh kurusnya.

Sementara pandangannya perlahan mengabur. Seperti ada

ribuan kunang-kunang yang menghalangi penglihatannya.

***

Sumenep, 20 Februari 2010

Keterangan:

Minyak keltek : Minyak goreng

Ngeco' : Mencuri

Pesse dari dimma? : Uang dari mana?

Page 81: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

81

Tokang mabudu' : Rentenir

Amper : Serambi

Pesse : Uang

Page 82: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

82

KARENA KAU BUKAN UNTUKKU

Kebisuan yang terjelma

Menumbangkan asa dan cinta

Dalam gairah prasangka

Seakan hadir tak bermakna

Mengerti pun aku diam

Dalam galau kesendirianku27

Minggu, 01 Januari 2006

Kubuka lembaran ini dengan lelehan air mata, Za. Air

mata kesedihan yang kian menyesaki rongga dada. Dan

27 Puisi ini dikutip dari novel Siluet Senja karya Hafidz & Ria, GIP Jakarta.

Page 83: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

83

entah kapan kawah air mata ini akan mongering. Atau kau

sengaja akan membiarkan luka hati ini kian menganga,

tanpa ada setitik niat pun untuk membalutnya?

Sudah seminggu ini kau berubah, Za. Kulihat kau

bukan Zahra yang dulu. Zahra yang selalu terbuka dengan

masalah yang mendera. Zahra yang selalu ceria, lincah,

komunikatif sehingga hampir semua santriwati

mengagumi, termasuk aku.

Jangankan ngobrol bersama, sekarang bahkan kau

lebih memilih berangkat sendiri setiap hendak mengikuti

kegiatan demi kegiatan pesantren. Padahal dulu kemana-

mana kita selalu bersama. Ke kursus menjahit, pramuka,

latihan pidato dan hampir di setiap kegiatan pesantren kita

berangkat bersama. Melalui hari-hari indah di pesantren

walau katamu kadang membosankan, menjemukan dan

tak jarang membuat sebagian santriwati tidak betah dan

memilih stop study. Tapi kita tidak, Za. Kita tetap enjoy

menjalani disiplin. Sesuai prinsip kita; enjoy this life.

Page 84: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

84

Kamis, 05 Januari 2006

Kemarin sore aku sengaja mengirimimu surat, Za.

Aku terpaksa, karena aku tahu kau akan menghindar dan

berusaha mencari kesibukan lain jika aku mengajakmu

bicara. Di surat itu aku memintamu untuk berterus terang

dengan masalah yang sebenarnya. Yang membuat kau

berubah dan menjauh dariku. Aku juga memintamu untuk

membalas suratku paling lambat tadi malam pukul 21.00,

setelah bel belajar malam usai. Tapi kau tidak

membalasnya. Aku tunggu sampai tadi pagi, juga tidak

ada. Dan akhirnya… kusimpulkan bahwa kau memang

benar-benar berniat mengakhiri persahabatan kita.

Persahabatan yang kita jalin selama hampir dua tahun ini.

21 Januari 2006

Aku tidak pernah menyangka kalau persahabatan yang

selama ini kita jalin akan berakhir dengan sad ending, Za.

Akhir yang tak pernah kita harapkan sebelumnya.

Page 85: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

85

Terus terang aku takut kehilanganmu, Za. Takut

kehilangan persahabatan yang dengan susah payah kita

bina bersama.

Kau mungkin tidak tahu betapa berantakannya hati

dan perasaanku saat ini. Apalagi jika melihat perubahan

sikapmu. Sungguh kau jauh berubah. Kau seolah-olah

sangat membenci keberadaanku. Itu tampak sekali dari

sikap cuek dan sikap "dingin" yang kautampakkan. Kau

sudah tidak mau merespon surat-surat yang kukirim

padamu. Padahal aku yakin, kautahu kalau surat-suratku

itu membutuhkan jawaban jujurmu. Jawaban yang

kuharapkan mampu mengobati dan menebus semua

kecurigaanku tentangmu.

Aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini akan

membaik kembali seperti dulu lagi. Aku ingin hubungan

persahabatan kita kembali harmonis, Za. Tanpa ada jarak

yang hanya membuat kita saling sungkan walau hanya

untuk sekadar bertegur sapa. Jarak antara kita semakin

jauh. Dan kian jauh….

Page 86: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

86

Sungguh selama ini aku merasa tersisihkan. Terutama

oleh sikapmu yang berubah drastis itu. Kau tidak pernah

sudi lagi menampakkan senyum dan keceriaan di depanku.

Kau selalu menghindar setiap aku berusaha di dekatmu.

Padahal aku hanya ingin satu; persahabatan kita kembali

seperti dulu. Hanya itu!

Selasa, 24 Januari 2006

"Cerpenmu bagus, Nur. Aku hampir nangis lho

membacanya." komentarmu saat membaca Gerhana

Cinta, salah satu cerpenku yang dimuat bulletin pesantren

edisi khusus dulu. Jangankan kau, Za. Aku sendiri

meneteskan air mata saat menulisnya. Saat mengisahkan

dilema hati Aisyah dalam cerpen tersebut. Aku tahu itu

hanya fiktif. Hanya hasil imajinasiku. Tapi aku yakin

kisah itu juga ada di kehidupan nyata. Karena hampir

semua cerita yang kutulis tidak pernah lepas dari realitas

kehidupan sehari-hari yang aku temui, aku alami.

"Tapi sayang kurang nyastra." tambahmu mengkritisi

bahasa yang kugunakan. Kuakui aku memang tidak bisa

Page 87: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

87

merangkai kata-kata indah apalagi sastra seperti yang

kauharapkan. Aku masih harus banyak belajar dari

penulis-penulis senior yang sudah diakui di belantara

kesusastraan Indonesia. Makanya aku banyak mengoleksi

buku-buku karya Helvy Tiana Rosa, Supernova-nya Mbak

Dee dan aku baru saja membeli novel Asma Nadia, "Jo

dan Kas; 101 Dating" yang dulu pernah dimuat

bersambung di majalah Muslimah. Aku masih ingat saat

kita saling rebutan untuk membaca kelanjutan "kisah

cinta" Jo dan Kas yang "unik" itu.

Ah… andai saja kautahu aku telah memiliki bukunya

pasti kau lah yang pertama kali akan merampas buku itu

dari tanganku. Tapi…

Sabtu, 28 Januari 2006

Aku pasrah saja, Za, saat dokter Herman memvonis

aku terserang thypus. Aku disarankan untuk opname

selama beberapa hari untuk pemulihan karena kondisiku

memang payah. Badanku panas. Demamku tinggi.

Page 88: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

88

Dan teman-teman membesukku, Za. Bahkan teman

sekelas kita, Hana, Nanik dan Rida tadi malam menginap

di sini, di ruang yang serba putih dan sesak dengan bau

obat ini. Dan aku kecewa saat kutahu kau tidak ada di

antara mereka. Padahal aku berharap kau juga

menjengukku seperti teman-teman yang lain. Tapi kau

tidak ada. Kau benar-benar tak pernah mengerti

perasaanku, Za. Aku sempat menangis dalam diam dan

membatin, sebesar apa kesalahanku hingga kau benar-

benar membenciku?

30 Januari 2006

Alhamdulillah sejak kemarin keadaanku mulai

membaik, Za. Aku hanya dirawat selama dua hari di

RSUD Moh. Anwar. Dan kini aku kembali menjalani

rutinitasku di pesantren. Walau kata Kak Ika, Bagian

Kesehatan pesantren, aku harus banyak istirahat. Aku

diminta untuk tidak terlalu banyak pikiran.

Page 89: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

89

Ba'da Shubuh, 01 Pebruari 2006

"Itu gejala posesive. Perasaan itu bisa kauhilangkan

demi kesucian jiwamu. Kau harus bisa menjadi tuan bagi

pikiran dan perasaanmu." kata Ustadzah Sarah saat

kusampaikan masalah yang terjadi antara kita, Za.

Maafkan aku, Ukhti. Sebenarnya aku tidak ingin

menceritakan hal ini kepada siapa-siapa. Tapi aku tidak

kuat, Za. Aku sungguh tertekan dengan sikapmu yang

misterius itu.

"Posesive?" aku sempat terkejut mendengar kata-kata

Ustadzah pengajar Ilmu Psikologi yang lemah lembut itu,

Za. Rasa memiliki? Simpati berlebihan? Benarkah…??

"Coba kaurenungi ayat ini; 'Teman-teman akrab pada

hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang

lain. Kecuali orang-orang yang bertakwa.' (Az-

Zukhruf;67)"

Terus terang, lama aku terpekur, Za. Merenungi ayat

al-Qur'an yang seolah-olah "menyentil" masalah

Page 90: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

90

persahabatan kita. Apakah ini pertanda kalau persahabatan

kita benar-benar akan berakhir?

Hatiku bergetar, Za. Aku tidak mengharapkan itu

terjadi. Aku tidak mau persahabatan kita hancur gara-gara

hal yang tidak jelas seperti ini. Toh, walau pun itu benar-

benar terjadi, insya Allah aku ikhlas. Asalkan kaujelaskan

masalah yang sebenarnya. Sesuatu yang telah

merenggangkan jarak antara kita.

06 Maret 2006

Sebulan berlalu. Aku sama sekali tidak mengisi diary

ini dengan masalah yang menimpa kita, Za. Masalah yang

aku sendiri tidak tahu apa sebab-musababnya. Selama

sebulan ini aku berhasil mempraktikkan "terapi" yang

dianjurkan Ustadzah Sarah sebulan yang lalu. Terapi yang

kuharap mampu melupakan masalah yang cukup

menyiksa hatiku.

Dan di ulang tahunmu yang ke-18 ini, aku

menyiapkan sebuah "kado istimewa" yang akan

Page 91: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

91

kupersembahkan untukmu. Aku sudah minta bantuan

Hana untuk menyerahkan padamu nanti ba'da Dzuhur.

Namun belum sempat kuberikan kado itu, Hana

menyerahkan sepucuk surat padaku.

"Untuk kamu, dari Zahra!" katanya sembari

menyerahkan sepucuk surat itu ke tanganku. Lama aku

termangu. Ragu untuk mengambil suratmu.

"Untuk apa? kalau hanya untuk menambah sakit hati

ini, aku rasa tidak perlu. Semuanya sudah terlambat!"

kataku ketus. Hana terheran-heran dengan sikapku.

"Lantas untuk apa kado ini aku berikan padanya?"

Tanya Hana sambil menimang-nimang kado ulang tahun

yang sudah kubungkus rapi.

"Bilang saja itu persembahan terakhir dari

persahabatanku dengannya." kata-kataku makin ketus.

Walau kuakui aku tidak kuat membendung gemuruh

dalam hati. Gelombang perasaan yang jauh lebih dahsyat

dari gelombang Tsunami.

Page 92: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

92

"Tapi dia ingin kamu membacanya. Di surat ini dia

menjelaskan masalah yang sebenarnya antara kalian

berdua."

"Setelah lebih dari dua bulan, setelah hati ini nyaris

berkeping-keping, dia akan menjelaskannya? Setelah aku

berusaha menghapus semua memori kebersamaan dan

keakraban yang pernah ada?"

"Tolong, Nur. Aku yakin Zahra melakukannya bukan

tanpa sebab. Dia tidak mungkin melakukan semua ini

kalau tidak ada masalah "vital" yang belum kauketahui.

Dan sekarang cobalah baca surat itu!"

Lama aku terdiam, Za. Aku sadar, aku begitu egois.

Ya, semua itu aku lakukan karena aku tidak tahan dengan

sikapmu yang telah menampar-nampar kekerdilan hatiku.

Terus terang aku masih membutuhkanmu, Za. Butuh

dukungan darimu.

Dan akhirnya hatiku kembali melunak. Kusobek ujung

amplop ungu itu dan perlahan membacanya dengan

gejolak perasaan yang berdentam-dentam.

Page 93: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

93

To: Ukhti Fillah Nurul Faizah

Assalamu'alaikum…

Maafku untukmu, Za. Semoga Allah masih sudi

menaburkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita.

Entah darimana aku harus memulai surat ini,

Nur. Karena aku tahu kekecewaanmu selama ini

melebihi besarnya gunung. Melebihi banyaknya

buih di lautan sana.

Aku bukan tidak membaca surat-suratmu, Nur.

Bahkan setiap surat yang kaukirimkan, aku sudah

menulis jawabannya. Namun aku tidak kuasa

menyerahkannya padamu. Aku takut kau kecewa

dengan jawaban yang kutulis. Semakin sakit hati

Page 94: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

94

dengan cerita yang sebenarnya. Tentang sebab

perubahan sikapku selama ini.

Aku tidak pernah berharap persahabatan kita

berakhir seperti yang kaukatakan. Karena kau

adalah sahabat sejatiku. Kau memiliki kelebihan

yang tidak dimiliki teman-teman yang lain.

Namun… "badai isu" itu yang telah berusaha

menghancurkan persahabatan yang kita bangun

bersama. Isu yang aku yakin tidak benar. Mereka

hanya mengada-ada. Mereka hanya iri dengan

keakraban kita berdua. Karena hal itu memang

tidak pernah terjadi antara kita.

Nur, maafkan aku jika aku baru berterus terang

dengan perubahanku selama dua bulan ini.

Page 95: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

95

Sebenarnya hal ini tidak ingin aku sampaikan

kepadamu. Tapi aku rasa ini penting untuk

kauketahui. Agar kecurigaan yang selama ini

bercokol dalam hatimu hancur tak berbekas.

Karena aku tahu, kita tidak seperti yang mereka

sangkakan. Yang telah menduga persahabatan kita

"tidak sehat". Di luar batas kewajaran. Padahal aku

tahu "perasaan" itu hanya pantas untuk kita berikan

kepada kaum Adam. Kaum lelaki yang Allah

sediakan untuk kita, kaum Hawa.

Begitulah, Nur. Aku harap kau mengerti. Dan

sekarang, izinkan aku kembali merenda dan

menyulam benang persahabatan kita. Sekali lagi,

maafkan aku, Nur…

Wassalam…

Page 96: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

96

Ukhtuki Fillah,

Zahra Adzkiya

Suratmu kulipat kembali, Za. Aku tidak kuat menahan

air mata yang kian deras membasahi pipiku. Apa salah

kita, Za? Apa alasan mereka menilai kita serendah itu dan

sehina itu? Aku masih normal, Za. Dan aku yakin kau juga

begitu. Atau memang kita harus tidak berlebihan dalam

berteman? Apa benar kata Ustadzah Sarah, kalau teman-

teman yang lain juga membutuhkan kita? Mengharapkan

perhatian dan kasih saying kita? Apakah ini yang telah

menyebabkan mereka berburuk sangka?

***

Ellak Daya, Maret 2006

Page 97: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

97

EPISODE CINTA YANG TERTUNDA

05 Ramadhan 1426

Jujur, aku tidak suka dengan cara orang tuaku

yang masih memperlakukanku seperti anak kecil.

Yang selalu “ikut campur” dalam setiap urusan

“pribadi”-ku. Padahal aku sudah mahasiswa semester

tujuh. Usiaku pun sudah menginjak dua puluh tiga.

Kupikir sudah saatnya aku untuk mandiri, tanpa harus

bergantung pada orang lain.

Bukan aku tidak butuh perhatian mereka. Sama

sekali bukan! Aku hanya tidak suka cara orang tuaku

yang menurutku terlalu “over protektif” itu.

Oke! Itu bisa aku maklumi. Karena sebagai orang

tua, mereka memang bertanggung jawab atas anak-

anaknya. Bagaimana perkembangannya,

pergaulannya, tingkah lakunya dan sebagainya. Tapi

Page 98: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

98

kali ini aku benar-benar tidak suka dengan sikap orang

tuaku. Dengan rencana mereka yang akan

menjodohkanku dengan seorang gadis di kampungku.

Semula aku tidak percaya. Aku anggap omongan

kakakku seminggu yang lalu hanya guyonan belaka.

Mungkin kakakku hanya ingin “menakut-nakuti” aku

yang sampai sekarang masih betah dengan status

JOMBLO. Ah… aku jadi semakin pusing. Bingung.

Kenapa jalan hidup seperti ini yang harus aku lalui?

“Kakak hanya guyon, kan?” tanyaku sekali lagi di

telepon seminggu yang lalu.

“Aku serius, Di. Sepertinya Bapak dan Emak

benar-benar merencanakan perjodohan itu. Semula

aku juga tidak percaya, karena aku yakin kau tidak

mau diperlakukan seperti ini.” Ada nada sesal dalam

kalimat kakakku. Ah, Emak… Bapak…

“Kalau menurutmu bagaimana?” lama aku

terdiam. Aku baru sadar ketika kakak kembali

menyadarkanku dengan pertanyaan yang sama.

Page 99: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

99

“Entahlah, Kak. Aku akan coba membicarakan

masalah ini nanti setelah aku pulang.”

“Sebaiknya memang begitu, Di. Kau harus

menjelaskan dengan hati yang tenang. Ungkapkan

semua alasanmu kalau kau memang kurang suka

dengan rencana itu.” Kututup gagang telepon dengan

perasaan yang semakin tidak menentu.

11 Ramadhan 1426

Aku benar-benar bingung. Pusing tujuh keliling.

Aku tidak bisa membayangkan seandainya orang

tuaku benar-benar menjodohkan aku dengan

perempuan yang tidak aku kenal itu.

“Gimana, Di? Jadi pulang besok?” Kak Wahyu,

kakak kelasku yang sudah tiga tahun mengajar di

pesantren ini tiba-tiba mengagetkan lamunanku. Aku

hanya tersenyum seraya menata lembar-lembar

jawaban UTS yang berserakan di atas meja. Sebelum

pulang aku harus menyelesaikan koreksian yang

Page 100: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

100

lumayan menumpuk. Maklum, pesantren baru saja

menyelesaikan Rapat Tahunan (RAPTA) untuk

mengganti pengurus organisasi yang lama. Jadi

konsentrasiku terfokus pada kegiatan tersebut. Hingga

tidak sempat mengoreksi jawaban-jawaban UTS.

“Insya Allah jadi, Kak. Tapi….”

“Tapi kenapa, Di? Kok kayaknya kamu kurang

semangat untuk pulang. Seharusnya kamu kan

gembira karena mau bertemu dengan keluargamu di

kampung. Sudah dua tahun kan kamu nggak pulang?”

“Bukan karena aku akan bertemu mereka. Aku

hanya belum siap bicara tentang masalahku itu.”

“Maksudmu tentang perjodohan itu?” Kak Wahyu

mencoba menerka apa yang bersemayam dalam ruang

pikiranku. Ya, masalah ini memang pernah aku

sampaikan pada Kak Wahyu, karena aku benar-benar

butuh bantuan seseorang yang bisa memecahkan

kebuntuan pikiranku. Terutama masalah perjodohan

yang menurutku sangat ‘mengerikan’ itu.

Page 101: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

101

“Kamu tenang saja, Di. Sekarang jawaban itu ada

pada kamu. Kalau kau memang cocok dengan pilihan

orangtuamu, kenapa harus kamu tolak? Misalkan

gadis itu sosok yang ideal menurut kamu, terutama

akhlak dan agamanya. Itu kan lebih baik. Ingat, jodoh

itu memang kadang-kadang datang melalui sebuah

perantara. Siapa tahu jodoh kamu memang lewat

pilihan orang tuamu?” tanpa aku duga Kak Wahyu

mengeluarkan kalimat-kalimat yang cukup

membuatku semakin pusing.

“Kok Kak Wahyu jadi mendukung orang tuaku?”

tanyaku.

“Bukan masalah mendukung atau tidak. Sekarang

masalahnya, bagaimana kalau pilihan orang tuamu itu

ternyata cocok sama kamu?”

Aku kembali terdiam. Pikiranku berkecamuk.

Kalau kupikir-pikir, apa yang dia sampaikan juga

benar. Kenapa sih selama ini aku selalu berburuk

sangka? Kalau perjodohan itu adalah sesuatu yang

Page 102: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

102

“kurang baik”? Kenapa aku tidak pernah berpikir

seperti apa yang ada dalam pikiran Kak Wahyu?

“Entahlah, Kak. Rasanya saya masih belum siap

memikirkan masalah itu.”

“Belum siap bagaimana? Menurutku sudah

saatnya kau untuk memikirkan masalah ini. Lagian ini

kan masih proses. Siapa tahu pilihan orang tuamu

cantik dan shalihah. Maaf, saya tidak bermaksud

memprovokasi. Tapi begitulah….” Kulihat Kak

Wahyu hanya tersenyum seraya meninggalkanku

termangu di depan pintu. Mungkin ia tidak tahu apa

yang sedang bergejolak dalam hatiku.

13 Ramadhan 1426

Jam dua belas siang. Alhamdulillah aku sampai di

pelabuhan Sapeken setelah hampir empat belas jam

menempuh perjalanan dari pelabuhan Kalianget.

Perjalanan yang cukup melelahkan. Tinggal dua jam

perjalanan lagi untuk sampai ke Desa Sepanjang,

Page 103: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

103

kampung halamanku. Desa tempat kelahiranku

memang lumayan jauh dibanding pulau-pulau lain

yang ada di Kabupaten Sumenep. Dari Sapeken aku

harus ikut perahu selama dua jam untuk sampai di

Tembing, pelabuhan yang tidak begitu jauh dari

rumahku. Ah, Sepanjang… Apa kabar? Sudah lama

aku tidak menjejakkan kakiku di pulau ini. Sudah dua

tahun lamanya aku meninggalkan kampung ini. Walau

aku selalu berdoa untuk kampung halamanku tercinta.

Adzan Ashar menyadarkanku dari tidur. Rupanya

aku benar-benar terlelap sejak perahu yang aku

tumpangi berangkat dari pelabuhan Sapeken dua jam

yang lalu.

Pelan aku turun dari perahu yang membawaku

dengan selamat ke pelabuhan Tembing. Beberapa

tukang ojek tampak berkerumun menawarkan

tumpangan. Kuedarkan pandanganku ke tempat

kerumunan orang-orang di pinggir pelabuhan. Kucari

sosok Bapak yang katanya mau menjemputku dengan

sepeda motor. Jadi aku tidak perlu naik ojek lagi

untuk sampai ke rumah.

Page 104: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

104

Nah, itu dia! Tapi… perasaan gembira dalam

hatiku kembali memudar saat kulihat sosok lelaki

tegap itu menghampiriku. Bapak! Orang yang selama

ini aku banggakan. Sosok yang telah mengajarkanku

banyak hal. Walau di satu sisi ada yang kurang aku

sukai dari sifat beliau. Sifat otoriter yang sejak dulu

tetap melekat pada diri Bapak. Tapi… Walau

bagaimana pun beliau adalah orang nomor satu yang

harus kubanggakan dalam kehidupanku. Maafkan

saya, Pak….

“Bagaimana perjalanannya, Di? Capek, ya?”

kusambut tangan Bapak dan kucium tangan beliau

penuh takdzim.

“Alhamdulillah. Akhirnya aku sampai juga ke

Sepanjang ini. Bagaimana kabar Ibu dan Tutik?

Mereka baik-baik saja kan, Pak?”

“Mereka sehat-sehat saja. Kakakmu insya Allah

besok lusa datang. Katanya dia mau ikut perahu milik

nelayan dari Banyuwangi.”

Page 105: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

105

Udara dingin tampak berdesir cukup dingin.

Awan tebal bergantung menggayuti kaki langit

bersama gerimis yang mulai menetes.

Setelah melalui jalan yang berkelok-kelok penuh

kerikil dan batu akhirnya aku sampai di rumah.

Kulihat pemandangan di sekitar. Rumah-rumah

panggung masih tetap mendominasi suasana desa

Sepanjang yang tampak tenang. Walau ada beberapa

yang sudah berganti rumah gedung.

13 Ramadhan 1426, jam 15.30 WIB.

Kedatanganku disambut dengan cukup meriah di

rumah ini. Maklum, sudah dua tahun aku tidak pulang.

Para tetanggaku pun banyak yang berdatangan

menyambut kedatanganku. Setelah lama

bercengkrama dengan keluarga dan segenap famili

aku sowan ke rumah Ustadz Yusuf, guru ngajiku di

surau sebelum aku nyantri ke kota. Suasana surau

masih tampak seperti yang dulu.

Page 106: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

106

“Saya sangat mengharapkan kehadiranmu di sini,

Di. Kapan kamu akan pulang kampung?” Tanya

Ustadz Yusuf.

“Kuliah saya masih tinggal dua tahun lagi,

Ustadz. Nanti kalau sudah saatnya pulang, saya akan

pulang untuk membantu rekan-rekan di sini untuk

meramaikan mushalla.”

“Itu yang sampai saat ini saya usahakan, Di.

Warga kampung di sini masih lebih suka shalat di

rumah daripada shalat berjamaah di mushalla. Oh, ya,

nanti habis tarawih kau isi kultum, ya. Sekali-kali

nggak apa-apa kan?”

“Ustadz Yusuf kan lebih afdhol, daripada saya

yang masih belum ada apa-apanya ini.”

“Nggak apa-apa, Di. Kamu coba saja nanti.

Materinya terserah kamu.”

Lama aku terdiam. Menurutku, ini adalah tugas

yang cukup berat. Menyampaikan dakwah di depan

Page 107: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

107

masyarakat bukanlah hal yang mudah. Perlu persiapan

dan mental yang matang sebelum menyampaikannya.

“Insya Allah, saya akan mempersiapkan dulu,

Ustadz.” Akhirnya kuiyakan tawaran Ustadz Yusuf

walau masih ada sejumput keraguan yang menyelinap

di bilik hatiku.

Tanpa terasa perbincanganku dengan Ustadz

Yusuf semakin jauh. Dari masalah tradisi masyarakat

yang masih belum berubah sampai perselisihan

masalah “paham” yang akhir-akhir ini cukup hangat di

masyarakat. Aku cukup serius mendengarkan semua

cerita Ustadz Yusuf.

Doakan saya semoga lancar dan bisa pulang

dengan cepat ke kampung ini, Ustadz. Bisikku dalam

hati. Memang, mau tidak mau aku harus pulang ke

kampung ini. Walau bagaimanapun ladang dakwah di

sini harus selalu dipupuk agar masyarakat awam di

kampung ini juga mempunyai daya pikir yang

seimbang. Agar mereka juga merasa bertanggung

jawab atas kampung Sepanjang yang lumayan

Page 108: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

108

potensial ini. Apalagi saat ini, di kampungku ini

ditemukan ada sumber Migas. Sekian hektar lahan

pertanian dibeli pemerintah untuk jalan dan lokasi

pelabuhan. Itu berarti masyarakat di sini harus

mempersiapkan SDM yang memadai agar tidak

mudah dibodohi

17 Ramadhan 1426

Malam ini ada musyawarah keluarga.

Musyawarah tentang rencana kedua orang tuaku. Aku

masih bingung. Entah apa yang akan aku ungkapkan

nanti pada mereka.

Alhamdulillah suasana musyawarah berlangsung

cukup lancar. Bapak dan Ibu akhirnya menyerahkan

semuanya kepadaku. Sekarang tinggal bagaimana aku

menyikapi rencana mereka. Pada intinya mereka

sangat mengharapkan aku bisa menikah dengan

Aisyah, putri Bapak Wahyono yang sedang nyantri di

Al-Ihsan, pesantren tempatku belajar waktu

Tsanawiyah dulu.

Page 109: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

109

Aku sama sekali tidak menyangka. Ternyata calon

yang ditawarkan kepadaku adalah sosok akhwat sejati.

Asli. Kemarin aku melihatnya saat lewat di jalan raya

depan rumahku. Masya Allah, aku tidak pernah

menyangka. Busana yang dikenakannya benar-benar

busana yang menutup seluruh anggota tubuhnya.

Jilbab yang dikenakannya pun sangat besar dan lebar.

Bukan kudung gaul yang biasa digunakan untuk

penutup kepala. Aisyah adalah sosok perempuan yang

selama ini aku impi-impikan.

Allah… Jika dia memang ditakdirkan sebagai

jodoh hamba, izinkan hamba mencintainya, setulus

hati hamba.

18 Ramadhan 1426

Atas izin orang tuanya, akhirnya aku menemui

Aisyah di rumahnya tadi pagi. Pertemuan pertama

semenjak orang tuaku merencanakan perjodohan itu.

Hati-hati aku coba bercerita tentang latar pendidikan

Page 110: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

110

dan pengalamanku selama ini. Aku agak rikuh juga.

Ternyata dia pendiam. Dia sama sekali tidak

memandang ke arahku selama aku bicara.

Pandangannya tetap tertuju pada tikar plastik yang

menghiasi lantai papan rumah Aisyah.

“Bapak banyak cerita tentang Antum.” Ucapnya

tetap dengan pandangan tertunduk.

“Begitulah. Sebenarnya tidak ada yang bisa saya

andalkan kecuali pengetahuan yang masih sangat

sedikit. Kalau Anti sendiri bagaimana?”

“Saya sudah kelas tiga Aliyah. Beberapa bulan

lagi lulus.”

“Ada rencana untuk kuliah?” tanyaku hati-hati.

“Entahlah. Belum ada rencana. Kalau kemauan

ada, tapi yang saya pikirkan adalah biaya. Biaya

kuliah kan mahal.”

Aku terdiam. Begitu juga Aisyah. Rasanya materi

pembicaraan yang kupersiapkan habis sudah. Apa lagi

Page 111: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

111

ya, yang belum? Oh, ya. Aku masih belum membahas

tentang masalah ini. Tentang perjodohan ini.

“Sebelumnya maaf. Menurut Anti bagaimana

tentang rencana orang tua kita ini? Kalau memang

Anti keberatan sebaiknya kita bicarakan. Kita harus

sama-sama terbuka. Karena saya tidak mau ada

penyesalan di kemudian hari. Maksud saya….”

Sepi. Cukup lama kami sama-sama terdiam. Larut

dalam pikiran masing-masing.

“Saya tidak bisa menjawab sekarang. Tapi yang

jelas saya masih ragu dengan rencana ini. Maksud

saya, saya khawatir Antum sudah punya calon di

tempat Antum mengajar.”

Aku tersentak. Kenapa justru Aisyah yang punya

pikiran seperti itu? Seharusnya aku kan yang lebih

dulu bertanya apa dia sudah punya calon atau belum?

Kok jadi seperti ini sih? Aku semakin bingung.

Page 112: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

112

19 Ramadhan 1426

Pertemuanku dengan Aisyah kemarin menyisakan

beribu pertanyaan dalam hatiku. Apa maksud

pembicaraannya kemarin? Apa dia yang sudah atau

sedang menjalani ta’aruf dengan orang lain?

Kalau aku sendiri, jujur kurang suka dengan

perjodohan ini. Tapi melihat keseriusan orang tuaku

yang ingin menyandingkanku dengan Aisyah, rasanya

aku terlalu egois jika menolak rencana mereka.

Karena menurutku, apa sih yang kurang dari sosok

Aisyah? Jika melihat dari keluarganya, kurasa dia

berasal dari keluarga yang baik-baik. Dan agamanya

menurutku tidak perlu diragukan lagi. Tapi

masalahnya sekarang adalah; apakah dia juga

menerima perjodohan ini?

Ah… entahlah. Aku juga tidak tahu. Rasanya aku

terlalu lancang kalau harus bertanya langsung masalah

ini kepada Aisyah. Aku khawatir Aisyah tersinggung

dengan pertanyaanku. Tapi apa yang harus aku

lakukan? Kalau hanya aku saja yang merespon

Page 113: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

113

perjodohan ini, sedangkan dia tidak? Ah… kenapa

aku berpikir sejauh itu? Ini kan baru proses. Entahlah.

Kok tiba-tiba pikiranku jadi seperti ini?

Aku jadi teringat Kak Wahyu saat melakukan

khitbah setahun yang lalu. Menurutku proses khitbah

antara dia dan tunangannya tidak begitu rumit. Setelah

melakukan proses ta’aruf mereka langsung melakukan

khitbah. Walau tanpa ada yang menduga hubungan

mereka kandas di tengah jalan. Tepatnya dua bulan

yang lalu. Semua teman di pesantren terkejut dan

tidak menduga kalau Kak Wahyu akan menggagalkan

khitbah.

“Bertunangan terlalu lama itu rawan fitnah, Di.”

Kilah Kak Wahyu saat aku menanyakan tentang

masalahnya. Kak Wahyu hanya tersenyum.

“Kok nggak langsung nikah aja, Kak? Itu kan

lebih baik.”

“Menikah?” dahi Kak Wahyu berkerut. Aku

hanya tersenyum seraya menganggukkan kepala.

Page 114: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

114

“Menikah bukan hal yang mudah, Di. Perlu

kesiapan mental yang matang. Juga persiapan

finansial yang harus kita persiapkan semenjak

sekarang. Sudahlah, mungkin antara aku dan dia

hanya ditakdirkan bertemu sampai masa khitbah saja.

Aku pasrahkan semua urusan ini pada Kuasa-Nya.”

Ah… aku jadi kasihan sama Kak Wahyu. Karena

ternyata, seperti yang kudengar masalahnya bukan

karena kekurangsiapan Kak Wahyu untuk

melangsungkan pernikahan yang menyebabkan

gagalnya khitbah itu. Konon ada orang ketiga yang

berusaha menghancurkan hubungan mereka. Entahlah.

Semuanya sudah terjadi. Dan Kak Wahyu sekarang

kembali serius menekuni profesinya sebagai staf

pengajar di pesantren di samping menjadi salah

seorang pengurus sebuah Yayasan Sosial dekat

pesantren.

23 Ramadhan 1426

Page 115: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

115

Aku masih kurang yakin dengan isu yang

berhembus tentang Aisyah. Ada yang bilang kalau

Aisyah sudah melakukan ta’aruf dengan seseorang.

Andai saja orang tuanya tidak mempunyai rencana,

laki-laki itu akan melamar Aisyah. Ah, entahlah. Yang

jelas kabar itu hanya kabar angin. Mungkin itu hanya

ulah orang iseng yang berusaha mematahkan

semangatku.

Penasaran, aku langsung mendatangi Aisyah. Aku

harus tahu kebenaran isu itu. Kalau memang isu itu

benar, rencana orang tuaku harus digagalkan. Aku

tidak mau mengganggu hubungan orang lain. Aku

tidak mau menghancurkan kebahagiaan Aisyah. Aku

tidak bisa membayangkan seandainya aku berada di

posisi teman Aisyah itu. Aku tidak mau dianggap

sebagai perusak hubungan mereka.

Dan kekhawatiranku terbukti. Seperti kata orang,

ternyata Aisyah memang sedang melakukan proses

ta’aruf dengan salah seorang temannya di pesantren.

Dia hanya tertunduk saat menjawab semua

pertanyaanku.

Page 116: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

116

“Maafkan saya, Kak Ardi. Bukan maksud saya

untuk menyakiti hati kakak dan orang tua kakak. Saya

yakin orang tua saya juga kurang setuju dengan

pilihan saya ini. Tapi begitulah. Kami sudah sepakat

untuk sama-sama berusaha meyakinkan hati orang

tua.” Ada titik-titik air menetes dari sudut mata

Aisyah. Ya, Allah… Baru kali ini aku melihat

perempuan menangis di depanku.

“Saya sudah menduga, kalau rencana ini tidak

akan berlangsung mulus seperti harapan kedua orang

tua kita. Kalau Anti sudah mantap dengan pilihan Anti,

kenapa harus ragu? Sekarang tinggal bagaimana Anti

untuk bisa meyakinkan orang tua Anti. Dan saya yakin

orang tua Anti akan memahami posisi Anti.” Aku

tertunduk. Aku berusaha untuk meredam gejolak

dalam hati yang nyaris menggelegak. Aku harus kuat.

Karena aku sama sekali tidak berhak memaksa Aisyah

untuk menerima hatiku. Setulus apapun cinta yang ada

dalam hati ini.

“Demi suci cintanya, terimalah dia! Insya Allah

kalian akan bahagia….”

Page 117: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

117

“Amiin…. Sekali lagi afwan. Semoga Allah

menganugerahkan Antum jodoh yang lebih baik, yang

sesuai dengan pilihan dan kriteria Antum….” Lirih

suara itu membelai halus gendang telingaku.

Setelah beberapa saat, aku pamitan. Kulihat ada

sisa air mata yang melekat di pelupuk matanya.

“Assalamu’alaikum….” Ucapku lirih seraya

meninggalkan halaman rumah Aisyah. Mungkin ini

untuk terakhir kalinya aku menginjakkan kakiku di

rumahnya. Aku hanya bisa berdoa untuk

kebahagiaannya.

24 Ramadhan 1426

Samar bahagia yang kudamba

Ternyata masihlah damba

Page 118: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

118

Yang entah kapan menjelma nyata

Kata dan asa yang telah megah terbentang

Di ujung bendera cinta dan kebanggaan

Masihlah bukan suatu jaminan

Dan di barisan depan medan pertempuran

Aku masih menimbang bimbang

Adakah aku sudah tumbang

Ataukah masih tersisa setitik harapan

Penghilang luka dan dahaga

Oleh cinta, rindu-dendam

Yang mengoyak luka sekujur badan

Sepanjang jejak kenangan

Page 119: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

119

Kudekap erat nganga luka

Lalu kurentangkan pada bendera cinta

Lalu selalu kubertanya pada Tuhan

Apakah makna sebuah harapan?

Dalam setiap kisah, entah mengapa

Selalu saja

Aku dipaksa untuk kalah28

Malam 26 Ramadhan 1426….

Jam 03. 00 dini hari. Aku tersungkur dalam sujud

panjangku. Kupasrahkan semua masalah ini kepada-

28 Puisi ini dikutip dari buku Risalah Patah Hati karya Fahruddin Faiz ((Penerbit Tinta, Yogyakarta)

Page 120: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

120

Mu ya, Rabb. Beri hamba ketenangan hati. Singkirkan

dari hati hamba sifat-sifat dengki yang berusaha

menggerogoti amal hamba. Hamba yakin, takdir, maut

dan jodoh ada di tangan-Mu. Semua adalah Rahasia-

Mu.

Astaghfirullah… robbal baroyaa…

astaghfirullah… minal khataayaa….

* * *

Sumenep, Malam 27 Ramadhan 1426 / 00.00

Sepenggal kenangan di Pulau Sepanjang.

Page 121: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

121

ROKOK OZY

Siang yang muram di RSUD Sumenep. Aku duduk di

samping tubuh Ozy yang dihiasi selang infus. Sesekali

kuperhatikan tubuhnya yang kian menirus. Matanya yang

cekung dan hampir satu jam tidak berkedip membuatku

bergidik. Pelan perasaan bersalah berkelebat dalam

pikiran. Sebagai salah seorang teman dekatnya aku merasa

bersalah karena telah gagal menyadarkan kebiasaannya.

Sebuah kebiasaan yang telah menyebabkan ia terbaring

tak berdaya di tempat yang serba putih ini.

Semua penghuni Al-Azhar tahu siapa Ozy. Sifatnya

yang pembangkang dan bengal membuatnya kian terkenal

di seantero pesantren. Kebiasaannya melanggar disiplin

pesantren telah menyebabkan namanya tercoreng tinta

hitam. Cap santri pembangkang telah melekat pada

dirinya.

Ia perokok berat. Bahkan baginya rokok adalah candu

yang membuatnya ketagihan. Semenit saja tidak mengisap

asap beracun itu ia tidak akan betah. Makanya ia yang

paling sering melanggar disiplin dilarangnya merokok.

Page 122: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

122

Pernah suatu ketika aku didera rasa bersalah dan

gelisah saat memergoki Ozy merokok di kamar mandi saat

semua penghuni pesantren tertidur pulas. Waktu itu tengah

malam. Dentang bel di depan kantor pusat berbunyi dua

belas kali. Saat itulah semua bulis malam bangun untuk

menjaga keamanan. Aku baru saja hendak ke kamar

mandi untuk membuang hajat saat kulihat Ozy keluar dari

kamar mandi belakang asrama. Di genggamannya ada

sebungkus rokok yang hendak dimasukkan ke kantong

celananya. Aku buru-buru menghindar. Menyelinap di

balik tembok asrama. Aku khawatir ia tahu kalau aku

melihatnya.

Setelah kembali ke kamar tiba-tiba aku sangat sulit

untuk memejamkan mata. Rasa kantuk yang semula

menyerang tiba-tiba hilang setelah melihat apa yang

dilakukan teman dekatku itu. Perasaan gelisah mulai

muncul dalam benakku. Aku bingung. Apa aku harus

melaporkan kejadian ini kepada keamanan? Atau aku

harus tutup mulut, membiarkan pelanggaran demi

pelanggaran merajalela di pesantren ini?

Page 123: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

123

“Ozy itu teman dekatmu. Kalau kau melaporkan

kejadian itu, berarti Ozy akan diberi sanksi lagi. Bahkan

ia bisa-bisa diskorsing dari pesantren ini.”

“Tapi ini masalah disiplin. Siapapun orangnya,

kauharus melaporkan! Ingat, apa yang akan kamu

lakukan ini benar. Kau bukan menfitnah!”

Suara-suara itu terus berdenging memenuhi ruang

pikiranku. Ya Allah, kalau apa yang akan hamba lakukan

ini benar, lindungi hamba dari hal-hal yang tidak hamba

inginkan, doaku dalam hati. Walau tidak jua

menghilangkan perasaan gelisah dalam hatiku.

Keesokan harinya Al-Azhar geger. Bagian keamanan

organisasi menemukan beberapa puntung rokok

berserakan di kamar mandi belakang asrama Abu Bakar.

Semua penghuni asrama dikumpulkan, termasuk aku dan

Ozy yang menghuni kamar IV. Satu persatu kami

diinterogasi. Ustadz Taufik, bagian keamanan pusat yang

menangani langsung kasus ini. Tapi semua santri tutup

mulut. Mereka tidak ada yang melihat santri yang masuk

kamar mandi tepat pada jam dua belas malam.

Page 124: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

124

“Sekali lagi saya tanya, siapa di antara kalian yang

melihat ada seorang santri masuk kamar mandi sebelum

jam setengah satu tadi malam?” suara Ustadz Taufik mulai

meninggi. Namun seperti sebelumnya semua bungkam.

Tak ada yang angkat bicara. Mulut-mulut mereka seolah-

olah terkunci. Aku sendiri semakin salah tingkah dan

mulai gelisah. Berarti hanya aku yang melihat kejadian

semalam? Pikiranku kalut. Bingung. Tak tahu apa yang

harus aku lakukan.

“Kamu nggak lihat, Fir?” bisik Ozy di sampingku.

Aku menoleh. Kulihat raut wajahnya biasa-biasa saja.

Seolah-olah tidak ada beban masalah bersemayam dalam

pikirannya. Mungkin ia mengira tidak ada yang

melihatnya tadi malam.

“Mungkin ada Ustadz yang merokok di kamar mandi

tadi malam. Yang boleh merokok di pesantren ini kan

hanya Ustadz?” seru seseorang di pojok ruangan. Semua

mata menoleh ke arah santri yang angkat bicara. Apa yang

disampaikan salah seorang teman kami itu benar. Yang

boleh merokok di tempat ini hanya orang yang

menyandang predikat Ustadz. Yang lain tidak ada yang

Page 125: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

125

boleh merokok. Makanya tidak sedikit dari kami yang

kadang protes karena merasa hal ini tidak adil.

“Memangnya kalian pikir para Ustadz tidak punya

tempat untuk merokok? Sampai mau merokok di kamar

mandi kalian?” seru Ustadz Taufik. Kami hanya diam.

Setelah beberapa saat kemudian kami diperbolehkan

keluar dari ruang sidang. Kali ini Ozy benar-benar

selamat, pikirku. Tapi perasaan bersalah dan berdosa

karena telah berbohong terus membayangi perasaanku.

Aku harus melaporkan kejadian ini! Pekikku dalam hati.

***

Ba’da Isya’ aku membulatkan tekad untuk menghadap

Ustadz Taufik. Lama aku berdiri di depan kamar beliau

yang tidak jauh dari kantin dekat asrama itu.

“Assalamu’alaikum….” Akhirnya kuucapkan salam.

Lama tidak ada jawaban, ketika samar kudengar kaki

melangkah dari dalam.

“Waalaikum salam. Ada apa, Fir?” tanya ustadz

Taufik seraya menyilakan aku duduk.

“Ada yang ingin saya sampaikan, Ustadz.” Kataku

agak gugup.

Page 126: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

126

“Tentang apa?”

“Tentang kejadian semalam,”

“Kau tahu siapa yang melakukan?” tanya Ustadz

Taufik dengan nada menyelidik. Aku diam beberapa saat.

Sambil kuatur nafas kuceritakan semua apa yang kulihat.

Ustadz Taufik tampak serius mendengar penuturanku.

“Tapi kau tidak salah lihat, kan?” kulihat ada

keraguan di wajah beliau.

“Insya Allah saya tidak salah lihat. Saya benar-benar

melihat Ozy keluar kamar mandi dan membawa

sebungkus rokok.” Kataku meyakinkan keraguan beliau.

“Benar-benar belum kapok anak itu!” Seru Ustadz

Taufik penuh sesal. Aku tahu apa yang ada dalam pikiran

beliau sekarang. Berulangkali beliau menangani kasus

serupa dan pelanggarnya itu-itu saja. Ozy. Ya, Ozy adalah

langganan pelanggar disiplin ini. Entah sudah berapa kali

rambutnya dibotak gara-gara merokok semenjak ia

mondok. Membaca surat pernyataan di depan seluruh

santri sudah menjadi langganannya.

“Syukran atas laporan kamu. Lain kali jangan sungkan

untuk melaporkan kejadian seperti ini. Kerena dengan

Page 127: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

127

melaporkan kejadian ini berarti kau sudah membantu

melancarkan jalannya disiplin pesantren.” Akhirnya

Ustadz Taufik menyilakan aku keluar.

Lega. Ya, perasaan itu yang aku rasakan setelah

keluar dari ruang Ustadz Taufik.

Tapi apa yang telah aku lakukan? Aku telah

melaporkan temanku sendiri. Aku telah memberikan Ozy

peluang untuk segera diskorsing dari pesantren ini. Namun

aku berharap pihak pesantren tidak akan mengeluarkan

Ozy dari pesantren ini. Karena aku masih berharap suatu

saat Ozy sadar dan mau menghentikan kebiasaan

buruknya itu.

Dan Ozy benar-benar disidang. Entah bagaimana

ekspresi kemarahan Ustadz Taufik saat menyidangnya.

Aku tahu Ustadz Taufik penyabar. Tapi sebagai

keamanan, aku tahu beliau akan bertindak tegas demi

kelancaran disiplin pesantren. Kalau tidak, maka disiplin

hanya akan dianggap suatu yang tidak penting. Bahkan

mereka akan menginjak-injak disiplin yang diterapkan di

pesantren ini.

Page 128: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

128

Aku sempat terkejut saat hendak menubruk Ozy yang

tiba-tiba melintas di depanku yang hendak ke kamar. Di

wajahnya sempat kutangkap ada raut kekesalan dan

kemarahan yang aku yakin akan dilimpahkan kepadaku.

Tapi aku sudah siap dengan apa yang akan terjadi.

Selama itu tidak menginjak-injak harga diriku. Karena aku

yakin apa yang aku lakukan benar. Aku tidak menfitnah

Ozy. Dan tujuanku hanya satu; berharap Ozy menyadari

perbuatannya yang selama ini salah. Bahwa kelakuannya

di sini sudah membuat resah pengurus pesantren. Dan

kalau itu dibiarkan, maka pihak pesantren tidak akan

segan-segan mengeluarkannya dari tempat ini.

“Hei, Fir! Aku nggak nyangka kalau ternyata kau

bermulut ember. Mulutmu tak jauh beda dengan mulut

ibu-ibu RT yang suka ngerumpi, ngegosip. Ternyata kau

tidak bisa menyimpan rahasia. Semula aku mengira kalau

benar kau melihatku waktu itu, kau akan diam karena aku

tahu kau tidak akan melakukan perbuatan yang pantas

dilakukan oleh seorang pengecut itu. Tapi ternyata?”

geram suara Ozy bergetar. Kulihat api kemarahan di

wajahnya berkobar-kobar. Hilang sudah semua

Page 129: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

129

kelembutan dan keakrabannya selama ini. Berganti kata-

kata kasar yang membuat emosiku juga terangsang.

“Aku hanya ingin kau bisa menghentikan kebiasaan

burukmu itu, Zy. Aku tahu itu masalah pribadi kamu. Tapi

kalau ini kau lakukan terus menerus, maka kamu sendiri

yang susah. Kau tidak mau kan diskorsing hanya gara-

gara masalah ini?” kataku mencoba menenangkan

suaranya.

“Alah, persetan dengan itu semua! Dan itu tidak akan

terjadi kalau tidak ada santri yang melaporkan. Sudahlah,

ini urusanku. Kau tidak akan bisa membuatku alim dan

penurut sepertimu. Kau ajak yang lain saja untuk

mendengarkan ceramahmu. Dan sekali lagi kau tidak usah

ikut campur!”

“Tapi aku kan juga temanmu, Zy?”

Ozy tergelak. Sinis.

“Teman? Jadi ini yang kauanggap pertemanan? Apa

bentuk persahabatan seperti ini yang kau pertahankan?”

suara Ozy kian meninggi. Beberapa pasang mata sempat

menoleh ke arah kami.

“Tapi….”

Page 130: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

130

“Ah! Jangan banyak bacot! Aku tidak butuh khotbah

murahanmu lagi. Aku muak!” tanpa kuduga nada kasar itu

keluar dari mulut Ozy. Ia melangkah meninggalkanku

yang masih termangu di depan pintu. Beberapa teman

kulihat menghampiriku. Sungguh, aku tidak

membayangkan Ozy akan semarah itu!

***

Semenjak kejadian itu Ozy tidak lagi menyapaku.

Setiap kusapa ia selalu cuek dan menghindar. Aku tahu

dia marah besar. Dan kini, rambutnya yang mulai

memanjang itu sudah hilang. Tak selembar rambut pun

yang tersisa di batok kepalanya. Ia dibotak! Dan ini gara-

gara aku! Gara-gara laporanku yang kini juga meretakkan

hubungan persahabatanku.

Sesekali melintas pikiran sesal dalam pikiranku

setelah kutahu semua seperti ini. Tapi perasaan itu

berusaha kubuang jauh-jauh. Aku yakin suatu saat hati

Ozy akan melunak. Dan tali persahabatanku dengannya

akan kembali terikat. Entah kapan.

“Sudahlah, Fir. Aku tahu kau masih merasa bersalah

setelah kejadian itu. Tapi aku yakin Ozy akan menyadari

Page 131: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

131

perbuatannya.” Kata Kak Ikbal, kakak kelasku yang

setengah tahun lalu terpilih sebagai ketua bagian

keamanan organisasi.

“Sebenarnya aku hanya khawatir Ozy akan

diskorsing,” kilahku seraya kubuka buku pelajaran Ushul

Fiqih. Kulihat kak Ikbal tersenyum.

“Aku yakin pihak pesantren tidak akan semudah itu

mengeluarkan santrinya. Kecuali mungkin pelanggaran

yang sifatnya syar’i seperti mencuri atau pacaran.” Aku

coba menyimak kata-kata Kak Ikbal dengan baik. “Kalau

dia diskorsing, aku belum yakin kalau dia akan sembuh

seratus persen. Bahkan aku khawatir kebiasaannya akan

semakin menjadi-jadi. Makanya kami selaku pengurus

berusaha untuk menyadarkan mereka sebelum benar-benar

di-DO dari pesantren.”

Bel berdentang pertanda belajar malam sudah dimulai.

Aku segera ke aula untuk belajar bersama teman-teman

sekelas. Semua santri kulihat tampak berhamburan keluar

kamar menuju masjid, aula dan tempat belajar yang lain.

“Selamat belajar, ya.” Ujar Kak Ikbal seraya beranjak

dari tempat duduknya. Sebenarnya aku masih betah dan

Page 132: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

132

ingin sekali berbincang-bincang bersama Kak Ikbal yang

selalu memotivasiku. Menurutku Kak Ikbal lah sosok

pengurus yang patut dicontoh. Perangainya yang baik

membuat para santri tidak sungkan untuk konsultasi. Ia

termasuk pengurus yang disegani, beda dengan pengurus

lain yang kebanyakan ditakuti karena sikap dan

tampangnya yang sok bijak dan jutek di depan santri.

***

Al-Azhar kembali geger. Tapi kali ini bukan karena

ditemukannya puntung rokok seperti kejadian

sebelumnya. Tiga orang bulis malam menemukan aku

terbaring pingsan di kamar mandi. Aku juga baru sadar

saat beberapa orang mengerumuniku di Unit Kesehatan

As-Syifa milik pesantren.

Kata Parman, teman dekatku, pipiku lebam dan leher

belakangku juga luka akibat pukulan. Semua menanyaiku.

Semua menginterogasiku. Tapi aku tidak bisa menjawab

apa-apa. Seingatku, sebelum keluar dari kamar mandi tadi

malam aku sempat mendengar bisikan-bisikan

mencurigakan di luar. Aku hanya berusaha tenang.

Sehingga saat aku membuka pintu, sebuah pukulan telak

mengenai punggung dan sekujur tubuhku. Tidak sempat

Page 133: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

133

kulihat wajah dua orang itu karena mareka menggunakan

kain sarung untuk menutupi wajah mereka. Dan waktu itu

aku tidak ingat apa-apa.

Semua penghuni Al-Azhar panik. Karena ini kasus

langka yang terjadi di pesantren. Kalau kasus perkelahian

antara dua orang atau antar beberapa kelompok santri

sering terjadi. Tapi kejadian seperti yang menimpaku

seingatku baru kali ini.

“Apa mungkin ini ulah Ozy?” Parman tampak curiga.

Di antara teman-temanku, hanya dia yang tahu masalahku

dengan Ozy. Tapi aku tidak yakin. Aku tahu siapa Ozy. Ia

tidak akan melakukan hal ini kepadaku.

“Ah, kupikir nggak mungkin, Man. Ia tidak mungkin

melakukan ini.” Aku berusaha menepis kecurigaan yang

bercokol di benak Parman. Parman hanya memandangku

iba.

“Tapi ini sangat mungkin ada kaitannya dengan apa

yang terjadi antara kamu dan Ozy, Fir.” Bisik Parman.

Mungkin ia khawatir ada orang yang mendengar

pembicaraan kami.

Page 134: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

134

“Entahlah, yang jelas aku tidak punya bukti. Kita

tidak bisa menuduh seseorang tanpa ada bukti yang kuat.

Karena aku tidak melihat wajah mereka saat kejadian.”

“Tapi kau pasti ingat kan ciri-ciri mereka?”

“Sudahlah, Man. Aku tidak ingin memperpanjang

masalah. Mungkin ini memang nasib naasku. Lain kali

aku akan hati-hati.”

Parman mendesah perlahan. Aku tahu ia kecewa

dengan apa yang aku sampaikan.

***

Dan waktu pun berlalu. Hari-hari Ozy kian hari kian

kelabu. Keangkuhannya dulu kini tak terlihat lagi.

Tubuhnya kian menirus. Matanya cekung. Desah nafasnya

sangat mengerikan. Mungkin akibat saluran pernafasannya

yang mulai terganggu.

Kami sempat tidak percaya mendengar vonis dokter

Herman yang menangani Ozy. Ozy mengalami serangan

jantung pada stadium lanjut. Dokter Herman memberikan

kami rekomendasi agar Ozy dirujuk ke RSUD Pamekasan

karena sarana di RSUD Sumenep belum memadai.

Page 135: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

135

Kami pun sepakat membawa Ozy ke RSUD

Pamekesan. Namun sekitar seperempat jam perjalanan ke

Pamekasan, detak jantung di dada Ozy tidak terlihat lagi.

Denyut nadinya tak lagi berfungsi. Nyawanya tidak dapat

tertolong lagi.

Innalillahi wainna lillahi raajiun. Serempak dalam

mobil kami mengucapkan kalimat istirja’ itu. Tanpa terasa

mataku berkaca-kaca. Kelopak mataku memanas melihat

wajah Ozy tak dibalut senyum lagi. ***

Page 136: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

136

CATATAN HATI SEORANG SANTRI

Awal Mei 2002

Diary….

Dua bulan lagi aku lulus dari Al-Mukmin. Pesantren

tempatku belajar sejak pertengahan tahun 1996 silam.

Alhamdulillah akhirnya aku bisa menyelesaikan study-ku

sampai SMA. Dulu aku hampir berhenti dari pesantren ini.

Bapak yang hanya seorang petani sudah hampir tidak bisa

membiayai pendidikanku. Sejak krisis moneter melanda

negeri ini sekitar tahun 1998, Bapak hampir kehilangan

kemampuan untuk membayar SPP dan biaya hidupku di

pesantren. Aku hanya mampu berdoa semoga Allah

memberikan Bapak kesabaran dan ketabahan dalam

menghadapi cobaan ini. Aku nggak bisa membayangkan

bagaimana seandainya aku benar-benar putus sekolah.

Page 137: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

137

Waktu itu aku kelas 3 SMP. Hampir semua sembako

dan alat-alat kebutuhan sekolah melonjak naik. Tapi

alhamdulillah, berkat doa, kegigihan dan kesabaran Bapak

dalam mencari nafkah akhirnya sampai detik ini aku bisa

menyelesaikan pendidikanku. Aku bersujud, bersyukur

kepada-Nya. Betapa aku dulu hampir putus asa dan nyaris

menyalahkan takdir dan suratan Ilahi. Dulu aku pernah

merutuk diri, kenapa terlahir sebagai orang miskin, serba

kekurangan dan orang tuaku selalu hidup dalam

kemelaratan. Padahal kalau aku melihat sebagian teman-

temanku di pesantren, mereka dengan mudah membeli apa

saja yang mereka suka. Mereka tinggal kirim surat dan

nelepon saat stok kiriman di pesantren menipis. Tapi

sekali lagi aku bersyukur atas nikmat dan karuni Allah

yang sangat besar ini.

Tapi kini, kebingungan dan kegamangan hati itu

datang lagi. Saat teman-teman sekelas bersemangat untuk

melanjutkan pendidikan mereka ke Universitas aku hanya

mampu berdecak kagum melihat kegembiraan mereka.

Siapa yang tidak ingin kuliah? Siapa yang tidak ingin

menikmati manisnya duduk di bangku Universitas? Aku

yakin semua orang mengimpikannya, menginginkannya.

Page 138: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

138

Termasuk aku. Tapi kalau melihat kondisi ekonomi orang

tua sekarang apakah mungkin?

Memang aku terlahir sebagai bungsu, yang kata orang

anak bungsu itu selalu dituruti keinginannya. Tapi bukan

berarti aku harus memaksa orang tua untuk tetap ngotot

mau kuliah. Rasanya untuk ke sana aku harus berpikir

sepuluh atau seratus kali. Semestinya aku harus

mensyukuri keadaan ini. Karena hanya aku lah di antara

kakak-kakakku yang bisa mengenyam pendidikan sampai

tingkat SMA. Kakak-kakakku sudah berkeluarga semua.

Walau mereka harus puas sampai bangku Sekolah Dasar.

Kakak-kakakku tidak ada yang melanjutkan sekolah. Saat

seusiaku dulu mereka sudah akrab dengan cangkul, sabit

dan alat-alat pertanian yang lain. Dalam usia yang sangat

muda mereka dengan senang hati membantu Bapak dan

Ibu. Nyabit rumput untuk pakan sapi yang digembala

Bapak bahkan ikut tetangga sebagai kuli bangunan.

Kakak sulungku yang laki-laki bahkan sudah menikah

saat umurnya masih duapuluh tahun. Dan dalam usia

duapuluh dua dia sudah menimang seorang anak.

Sehingga bertambahlah beban kakakku itu dengan

Page 139: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

139

kehadiran si buah hatinya. Sedih rasanya mengenang

perjalanan mereka yang sangat susah. Dalam usia muda

mereka sudah berusaha bekerja, menjadi kuli sebagai

buruh tani demi sesuap nasi. Ya Allah, berkahilah

pekerjaan mereka. Semoga mereka tercatat sebagai anak

yang birrulwalidain di hadapan-Mu.

Awal Juni 2002

Tadi malam sehabis Isya’ semua kelas akhir yang

akan lulus dipanggil Pimpinan pesantren, Dy. Ada

pengisian angket dan tajuk rencana kami setelah lulus dari

pesantren ini. Bagi teman-teman yang mampu mereka

pasti memilih kuliah sebagai pilihan mereka. Tapi bagi

yang kurang mampu, maka mereka akan memilih

mengabdi di pesantren. Baik di dalam atau di luar

pesantren ini. Aku sendiri, setelah berulangkali istikharah

akhirnya memilih mengabdi sebagai alternatif terakhir.

“Kamu mau ngabdi di mana, Yud?” tanya Rozy, salah

seorang teman akrabku yang setelah lulus nanti akan

Page 140: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

140

kuliah ke Jakarta. Ia ingin ikut SPMB dan berobsesi untuk

masuk Psikologi UI.

“Pasti ngabdi di dalam.” Seru Tikno, temanku yang

suka ngocol itu. Tikno adalah satu di antara sekian

temanku yang bikin suasana cair. Tak jarang ia suka

membuat kami tertawa terpingkal-pingkal oleh

banyolannya.

“Aku nggak milih di mana-mana. Yang penting

mengabdi. Kalo aku memilih di dalam, aku khawatir

dibilang ‘muluk-muluk’ dan terlalu PD. Karena aku tidak

sepandai guru-guru yang ada di dalam.” Ujarku sembari

menyerahkan lembaran angket ke Ustadz Suryadi, wali

kelas kami.

“Kok nggak milih di dalam aja, Yud? Di sini

fasilitasnya kan lengkap. Di sini sudah ada komputer yang

bisa ngebantu aktifitas menulismu.” Adi mengeluarkan

argumen. Aku hanya tersenyum.

Dalam urusan tempat pengabdian, memang pihak

pesantren lah yang menentukan. Makanya aku nggak

menentukan tempat. Di taruh di dalam, insya Allah aku

Page 141: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

141

akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan di

sini. Di tempatkan di luar, kupikir juga oke. No problem.

Itung-itung nyari pengalaman baru di luar sono. Ah,

betapa hidup di pesantren sangat menyenangkan. Di

tempat inilah aku banyak menempa berbagai disiplin ilmu.

Agama, umum dan yang lainnya. Rasaya baru kemarin

kami tinggal di sini.

30 Juni 2002

Aku masih nggak percaya, Dy dengan keputusan

Pimpinan Pesantren. Aku ternyata terpilih untuk mengabdi

di pesantren ini bersama enam teman sekelasku. Ya, aku

nggak mau milih-milih, Dy. Ini adalah pengalaman

pertamaku mengajar, menjadi seorang pendidik yang

mampu mengayomi para santri dengan baik dan penuh

kesabaran. Semoga saja aku diberikan kesabaran juga

kekuatan dalam mengemban amanah besar ini.

15 Juli 2002

Page 142: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

142

Hari ini hari pertamaku mengajar di depan para santri,

Dy. Di depan murid-murid yang memiliki bermacam

karakter. Yang rajin, yang nakal, yang suka bolos dan

seabrek tingkah laku santri yang memerlukan ekstra

kesabaran.

Aku baru tahu dan sadar, beginilah susahnya jadi

seorang Murabbi. Dulu saat jadi santri, aku juga seperti

mereka. Suka melanggar dan tak jarang membuat para

pengurus pesantren kelabakan. Aku masih ingat, saat aku

harus baca surat pernyataan di depan para santri gara-gara

melanggar disiplin bagian keamanan, plus minta tanda

tangan pada semua selebritis, eh Asatidz di pesantren.

Benar-benar memalukan. Tapi itu dulu saat aku menginjak

masa-masa transisi dari kanak-kanak ke masa remaja. Aku

masih ingat, pada waktu itu aku merasakan ada

pemberontakan-pemberontakan dalam hati dan sering aku

lampiaskan untuk melanggar disiplin pesantren yang

menurutku sangat otoriter itu. Tapi sekarang aku sadar,

betapa pentingnya sebuah disiplin dalam kehidupan

seseorang.

Page 143: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

143

Pada kesempatan ini aku juga diberi tugas untuk

menjadi wali kelas 3 Madrasah Tsnawiyah yang setaraf

SMP. Belum apa-apa aku sudah pusing bin puyeng

duluan. Bayangkan, mengurusi anak-anak kelas 3 yang…?

Aku jadi ingat saat kelas 3 dulu. Kami sekelas pernah

menggugat seorang pengurus pesantren yang ketahuan

punya hubungan dengan seseorang di pesantren ini. Tapi

sungguh, bukan aku minder dengan tugas baru ini. Tapi

menangani anak-anak kelas 3 yang “over” itu? Ah, moga-

moga mereka nggak akan bikin ulah.

Awal Agustus 2002

Kekhawatiranku terjadi, Dy. Andi, salah seorang anak

didikku di kelas 3 ketahuan punya hubungan dengan

seorang santriwati. Surat cintanya yang romantis

ketangkep bagian keamanaan saat ada pemeriksaan

lemari. Aku selaku wali kelas bersama koordinator

keamanan MPO (Majelis Pertimbangan Organisasi) harus

menyelesaikan kasus ini.

Page 144: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

144

Setelah melalui proses sidang yang cukup

menegangkan, akhirnya aku panggil Andi ke kantor guru.

Kulihat Andi hanya menunduk. Mungkin ia malu atau

takut rambutnya yang lurus dan bagus itu dipangkas ala

ABRI atau diplontos kayak punya Rohaye pemeran Kecil-

kecil Jadi Manten itu.

“Kau mau kehilangan rambutmu, Andi?” tanyaku

mulai menginterogasi. Kubuka kopiah di atas kepalanya

seraya memegang-megang rambutnya yang agak panjang.

Ia semakin gugup dan takut.

“Kamu kenapa?” tanyaku pura-pura tidak tahu.

“Sa… saya. Berhubungan dengan seorang santriwati,

Ustadz.” Jawabnya gugup. Ia semakin menunduk.

“Kenapa kau masih nekad? Kau tahu kan disiplin

pesantren ini. Boleh nggak pacaran di tempat ini?”

“Saya hanya iseng, Ustadz.” Jawabnya lagi. Santri

lima belas tahunan di depanku itu terus menekuri lantai

keramik yang ia tempati. Ia semakin menyembunyikan

wajahnya yang kian kusut. Setelah kusampaikan beberapa

Page 145: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

145

wejangan dan peringatan, akhirnya kuperkenankan Andi

keluar. Tentu setelah kusampaikan sanksi yang harus ia

kerjakan.

Awal Januari 2003

Diary….

Ternyata jadi seorang pendidik itu nggak mudah.

Rasanya aku harus banyak belajar memahami anak didik.

Mereka yang mayoritas anak-anak sangat membutuhkan

perhatian dan pengayoman yang mampu membuat mereka

sadar dan berkembang. Berubah sesuai harapan orang tua

mereka saat memasukkan anak-anaknya ke pesantren ini.

Capek juga ya, Dy mengawasi mereka selama dua

puluh empat jam. Tapi ini tugas dan kewajiban yang harus

aku lakukan. Aku hanya berharap apa yang aku dan rekan-

rekan Asatidz berikan kepada mereka bisa bermanfaat.

Dunia akhirat.

Page 146: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

146

15 Januari 2003

Aku rindu dan kangen teman-temanku, Dy. Di mana

mereka sekarang? Apa yang mereka lakukan di malam

yang dingin dan hujan yang lebat ini? Pasti mereka senang

jadi Mahasiswa, ya, Dy. Pasti mereka lagi asyik ngalor-

ngidul bersama teman-teman baru mereka di kampus.

Aduh, enak nggak ya Dy, jadi anak kampus itu…?

“Aku paham apa yang kamu pikirkan, Yud. Kamu

pasti sedih karena belum bisa melanjutkan kuliah. Tapi

jangan putus asa, Yud. Kalau kau berusaha dan berdoa

insya Allah akan ada jalan terbaik untukmu.” Kata-kata

Rozy yang selalu mendongkrak semangatku itu masih

mengiang-ngiang di telingaku. Dialah teman sejatiku.

Dialah yang selalu mensupport aku supaya mencari jalan

lain menuju sukses. Menurutnya kuliah itu hanya

formalitas. Kalau kita berusaha menggali kreatifitas, insya

Allah akan ada jalan lain yang akan membawa kita ke

tangga kesuksesan.

Page 147: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

147

Pesan itulah yang sampai saat ini masih melekat dan

hatiku. Ia yang selalu mendukung aktifitas menulisku saat

aku keranjingan menulis saat kelas 2 SMA dulu.

“Tema ceritamu bagus. Cuman tema ini sudah umum.

Cobalah untuk menggali tema yang lebih unik, modern

dan Islami.” Begitu komentar Rozy saat membaca salah

satu cerpenku di mading kelas dulu. Terima kasih, Zy.

Semoga Allah selalu bersama langkahmu….

20 Januari 2003

Hobi menulisku terangsang lagi, Dy. Setelah sekian

bulan vacum. Maklum, kegiatan dan tugas yang lumayan

padat membuatku kurang membagi waktu. Padahal kalau

memang punya tekad kuat, menulis itu bisa dilakukan

pada malam hari. Saat suasana sunyi dan sepi. Tapi dasar

aku yang memang sering bergantung pada mood dalam

menulis. Aku lebih memilih tidur daripada menghayalkan

sebuah cerita.

Page 148: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

148

Tapi aku janji, Dy. Aku akan lebih rajin lagi menulis.

Aku akan terus berlatih dan terus berlatih. Aku ingin

sekali suatu saat karyaku bisa dimuat media massa dan

dinikmati oleh masyarakat luas. Walau sampai detik ini

tak satu pun karyaku yang kukirim ke media dimuat.

Padahal kalau nggak salah itung, sudah hampir dua puluh

karyaku yang kukirim ke media massa.

Tapi tak apa-apa, aku jadi ingat perjalanan

kepenulisan Mas Joni Ariadinata, salah seorang pengarang

favoritku yang tinggal di Yogya. Dulu sebelum menjadi

sastrawan terkenal ia pernah bekerja sebagai penarik

becak dan buruh pabrik. Tapi ia selalu menyempatkan diri

untuk menulis di sela-sela kesibukan dan rasa penat yang

merejam-rejam tubuhnya. Hingga pada suatu ketika,

cerpen ‘Lampor’ karyanya mengantarkannya menjadi

seorang cerpenis terbaik harian Kompas pada tahun 1994.

Bayangkan, dari Abang Becak ke Sastrawan terkenal!

Sungguh, aku ingin meniru kegigihan dan semangat

Mas Joni Ariadinata yang menurutku sangat luar biasa

itu….

Page 149: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

149

Akhir Maret 2003

Hadiah dari Allah itu….

Aku menangis, Dy. Bersyukur atas kebesaran Allah.

Rasa tak percaya masih belum bisa kuhilangkan. Tapi ini

bukan mimpi, Dy. Mungkin ini benar-benar hadiah dari

Allah atas usahaku selama ini. Salah satu cerpenku yang

kukirim sebulan yang lalu ke sebuah penerbit di

Yogyakarta diterbitkan dalam sebuah Antologi Sastra

Pesantren, Dy.

Tanganku gemetar saat membuka paket buku yang

kuterima dari Pak Pos tadi siang. Subhanallah… Benar,

Dy. Cerpenku ada di antara 17 cerpen karya para penulis

lain yang hampir kesemuanya dari pesantren. Ya, Allah….

Maha suci Engkau atas segala nikmat dan karunia-Mu.

***

Sumenep, 2004

Page 150: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

150

LUKA-LUKA PEMILU

Awal Maret 2004

"Pemilu kali ini katanya berbeda ya, Tung?" Tanya

Pak Yarto, pemilik warung samping rumahku saat aku

mampir ke warungnya kemarin malam. Aku hanya

mengangguk seraya menimpali pertanyaan cerdasnya.

"Benar, Pak. Pemilu kali ini sangat berbeda dengan

Pemilu tahun-tahun yang lalu. Pada Pemilu yang sudah

tinggal beberapa minggu ini, kita selaku warga Indonesia

akan memilih langsung para wakil rakyat yang akan

duduk di 'kursi panas' DPR." Kataku menimpali

pertanyaan lelaki separo baya itu. Pak Yarto tampak

sedikit bingung, tak paham dengan apa yang barusan aku

paparkan.

"Memilih langsung bagaimana, Cong?" tanyanya

mencoba mengusir rasa penasaran dalam benaknya. Aku

Page 151: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

151

hanya mampu menyunggingkan sedikit senyum melihat

reaksi ketidakmengertiannya.

"Begini, Pak. Kalau pada Pemilu 1999 kemarin kita

hanya memilih gambar partai saja, saat ini kita akan

memilih langsung para calon legislatif yang akan kita

pilih. Calon pemimpin yang nantinya benar-benar akan

memperjuangkan kepentingan rakyat. Bukan untuk

kepentingan perut mereka sendiri." Kataku meyakinkan

ketidaktahuan Pak Yarto. Pak Yarto hanya mengangguk-

angguk.

"Wah… kalau begitu, kita yang awam dan tidak bisa

baca-tulis pasti kebingungan pada hari pencoblosan nanti."

Lagi-lagi aku tersenyum.

"Insya Allah akan ada latihan bagaimana cara nyoblos

yang benar, Pak." Jawabku seraya pamitan pada laki-laki

di depanku. Malam mulai merambat, tak mungkin kalau

aku harus lama-lama berbicara dengan Pak Yarto. Karena

berbicara dengan Pak Yarto memang tak 'kan pernah ada

habis-habisnya. Ada saja yang ingin ia tanyakan tentang

apa yang tidak diketahuinya.

Page 152: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

152

Walau hanya seorang petani biasa yang hanya

menghabiskan hari-harinya di warung kopi miliknya itu, ia

termasuk orang yang cerdas kendati pun tak pernah

mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTA. Ia hanya

lulusan SD di desa kami yang sekarang sudah tak terpakai

lagi. Tapi ia sangat peduli dengan keadaan Negara

Indonesia yang memang sedang kacau-balau ini. Bahkan

ia tak pernah absen nonton “Dunia dalam Berita” yang

dulu sempat menjadi acara favorit di TVRI untuk

mengetahui nasib bangsa. Apalagi menjelang pemilu kali

ini. Hampir semua televisi yang ada menayangkan info

tentang Pemilu yang sudah tinggal hitungan jari itu. Dan

Pak Yarto tak mau ketinggalan itu semua.

Aku hanya mampu membatin memperhatikan Pak

Yarto yang begitu antusias menyimak info seputar Pemilu

dan carut-marut politik Indonesia. Andai saja semua

pemuda di desa ini peduli dengan apa yang sebentar lagi

akan terjadi itu….

11 Maret 2004

Page 153: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

153

Putaran pertama Pemilu. Aku menyambutnya dengan

biasa-biasa saja. Karena kupikir kampanye kali ini tak

jauh beda dengan kampanye-kampanye Pemilu tahun

sebelumnya. Walaupun hampir semua orang di kampugku

menyambutnya dengan bergembira. Hura-hura, ikut

konvoi dengan arak-arakan keliling kota dan sebagainya.

Aku hanya berharap kampanye kali ini berjalan dengan

aman, tidak memakan korban seperti yang terjadi pada

pemilu tahun 1999 atau Pemilu tahun sebelumnya. Saat

para pendukung partai politik saling menghujat dan

berakhir dengan bentrok.

"Kamu nggak ikut kampanye, Tung?" Tanya Yono,

tetanggaku yang sedang memakai kaos sebuah partai besar

peserta Pemilu kali ini.

"Nggak tahu ya… lagi males. Aku baru datang dari

kebun, bantu Bapak nyabit rumput. Kamu mau ikut?"

timpalku balik bertanya. Kulihat Yono mengangguk.

"He-eh. Hari ini hari pertama kampanye, kan? Kalau

nggak ikut pasti rugi. Ada hiburan dangdut-nya loh…"

Page 154: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

154

sergah Yono yang memang penikmat berat lagu-lagu

dangdut.

Aku hanya beristighfar dalam hati. Apa mungkin

moment kampanye yang seharusnya diisi dengan tajuk

rencana dan program-program partai diisi dengan

dangdutan? Ah… ada-ada saja cara mereka untuk

menggaet massa.

"Gimana, Tung? Mo ikutan nggak…?"

"Nggak… entar kapan-kapan saja." Jawabku singkat.

Yono pamit seraya menaiki sadel motor Shogun-nya.

"Aku berangkat, ya…"

"Hati-hati, Yon…"

13 Maret 2004

Aku menggelengkan kepala. Tak yakin dengan apa

yang disampaikan Pak Yarto. Aku baru dengar kalau Haji

Page 155: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

155

Hasyik, salah seorang yang cukup kaya di kampungku jadi

Caleg pada pemilu kali ini.

"Apa benar, Pak?" tanyaku masih tak percaya.

"Benar, Cong. Kemarin, orang-orang-nya nabur kaos

sebelum berangkat kampanye. Sepertinya banyak sekali

kaosnya."

Aku masih tak percaya. Kalau begitu…?

"Kita doakan saja semoga tujuannya mencalonkan diri

itu baik. Bukan karena uang atau jabatan."

"Benar, Nak Untung. Saya juga khawatir kalau

niatnya salah." Timpal Pak Yarto penuh harap.

15 Maret 2004

Kampanye yang diadakan di sebuah lapangan besar di

kecamatan alhamdulillah kemarin berjalan lancar. Tak ada

halangan atau gangguan seperti yang pernah aku

Page 156: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

156

khawatirkan. Tapi satu yang membuat aku khawatir,

bahkan sampai saat ini. Ada indikasi money pilitic yang

terjadi di kampungku.

Memang semua sokongan dari beberapa Caleg kepada

warga bukan uang. Tapi kalau berbentuk barang apa itu

bukan praktik politik uang yang memang jelas-jelas

menyalahi aturan main dalam Pemilu?

Aku masih belum bisa menghilangkan

ketidakpercayaanku saat sebuah truk yang sarat dengan

batu bata datang ke kampungku. Batu itu diturunkan tepat

di pinggir jalan raya yang memang rusak berat. Jalan yang

menghubungkan jalan utama desa dengan jalan raya

Kecamatan. Aku bertanya-tanya dalam hati. Dari mana

bantuan batu yang datang tiba-tiba itu…?

"Kau tahu, Yon dari mana bantuan batu-batu itu?"

akhirnya kulontarkan unek-unek yang sempat mengganjal

dalam hatiku itu kepada Yono.

"Jadi kamu belum tahu, Tung? Batu-batu itu bantuan

dari salah seorang Caleg di Kecamatan. Kudengar bukan

hanya batu saja sokongan itu. Selain kaos, juga ada beras

Page 157: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

157

yang diberikan cuma-cuma kepada warga." Yono bercerita

panjang lebar. Aku baru tahu kalau semua itu salah satu

taktik mereka untuk meraup suara.. Ah… lagi-lagi

pelanggaran, dengusku dalam hati.

"Kau tahu berapa habisnya uang untuk bantuan itu?"

Yono kembali menyodorkan pertanyaan yang lagi-lagi aku

tidak mengetahuinya.

"Nggak…" aku menggeleng.

"Hampir 200 juta. Banyak sekali, ya? Kalau aku

punya uang sebanyak itu, pasti aku gunakan untuk

berbisnis."

"Mungkin dia memang punya uang lebih." Timpalku.

Yono hanya tersenyum.

20 Maret 2004

Pemilu tinggal setengah bulan lagi. Tapi sayang tak

ada latihan penyoblosan yang diadakan di kampungku.

Page 158: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

158

Aku hanya khawatir orang-orang kampung yang

mayoritas awam kebingungan saat penyoblosan nanti.

Karena kudengar ada 4 (empat) kartu suara yang harus

dicoblos pada Pemilu legislatif nanti. Kartu suara untuk

DPR, DPD, DPRD Kota/kabupaten dan DPRD provinsi.

Ah… aku saja bingung dengan kartu sebanyak itu, apalagi

orang-orang kampung yang buta huruf itu.

"Wah… aku lihat kamu nggak pernah ikutan

kampanye, Tung? Kamu Golput, ya?" Tanya Ipul, teman

sepermainanku dulu ketika kecil. Dua minggu yang lalu

dia pulang kampung setelah kira-kira dua tahun tak pernah

pulang. Dia salah seorang yang beruntung di kampungku.

Dia diterima kerja di sebuah perusahan di Surabaya.

"Sebenarnya partai kamu apa sih?" tambahnya.

"Kalau aku mau pilih partai yang bersih saja. Para

Caleg-nya yang amanah dan tidak menghabur-hamburkan

banyak uang saat kampanye. Karena aku punya asumsi,

kalau pada saat kampanye mereka banyak menghabiskan

uang, maka bukan hal mustahil lagi kalau ia jadi akan

minta ganti rugi. Nyolong uang rakyat, korupsi dan entah

Page 159: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

159

apa lagi namanya. Pokoknya aku pilih yang bersih saja…"

responku panjang lebar.

"Sebenarnya, sampai saat ini aku juga sangsi, partai

apa yang akan aku pilih pada pemilu legislatif nanti." Ipul

tampak bingung. Kulihat ada sorot kekecewaan pada rona

wajahnya.

"Emang kenapa, Pul? Bukankah sekarang sudah

banyak partai Islam yang dimotori oleh para Ulama?

Kenapa nggak pilih partai itu saja?" aku mencoba

memberikan solusi.

"Tung, partai Islam itu banyak. Tapi kita jangan

sampai salah pilih dan terbodohi dengan iming-iming itu."

Kulihat air muka Ipul berubah delapan puluh derajat. Raut

kekesalan di wajahnya kian jelas terlihat. Aku jadi

penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ipul?

"Sebenarnya apa yang terjadi, Pul? Kau mendapatkan

keganjalan-keganjalan yang terjadi saat kampanye

kemarin?" aku mencoba menerka apa yang berada di

Page 160: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

160

batok kepala Ipul. Tapi kulihat Ipul menunduk. Aku tak

habis pikir.

"Aku kecewa berat, Tung." Akhirnya Ipul bersuara.

"Ternyata isu tentang para Caleg non Muslim dari sebuah

partai Islam yang selama ini aku kagumi bukan kabar

burung belaka. Partai itu memang mencalonkan beberapa

Caleg non Muslim di beberapa kota dan Provinsi di

seluruh Indonesia."

Kebingunganku terjawab. Ada rasa kesal tiba-tiba saja

melintas dalam benakku mendengar penuturan Ipul. Aku

tak habis pikir. Ternyata mereka memang sangat lihai

mengelabui rakyat. Mereka memang pengecut, pecundang

sejati!

Putaran kedua kampanye Pemilu,

Sesuai rencana, pada kampanye putaran kedua ini Pak

Yarto mau ikut kampanye di stadion Ahmad Yani

Panglegur, Sumenep. Aku hanya mendukung saja

rencananya saat ia minta pertimbangan. Katanya, ia ingin

Page 161: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

161

sekali ikut mendukung kampanye partai politik jagoannya

pada kampanye putaran kedua ini.

"Saya pikir nggak masalah, Pak." Ujarku seraya

menyeruput kopi suguhannya. Pak Yarto hanya

tersenyum.

"Benar, Cong Untung. Kalau tidak sekarang kapan

lagi Bapak mau ikutan kampanye. Eman-eman kan.

Apalagi pesta demokrasi ini hanya diadakan lima tahun

sekali."

"Benar, Pak. Yang penting niat kita baik saya pikir itu

tidak masalah. Hanya saja kita jangan sampai terpancing

emosi massa yang mencoba memprovokasi keadaan."

Pukul 17.00 WIB,

Matahari mulai condong ke Barat. Siluet senja pun

tampak terlukis indah di langit Barat. Tapi Pak Marto

belum juga datang dari kampanye. Apa mungkin

pelaksanaan kampanye sampai selama ini…? Aku jadi

Page 162: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

162

khawatir terjadi apa-apa dengannya. Sedang Bibi Saidah,

istri pak Yarto juga tak tahu bagaimana kabar Pak Yarto.

Tak ada seorang pun yang tahu ke mana perginya Pak

Yarto usai kampanye.

"Tadi saya hanya ketemu di pintu masuk stadion,

Tung." Ujar salah seorang tetangga yang aku tanyai.

"Terus sampeyan tidak ketemu lagi…?" Tanyaku.

Lelaki separo baya di depanku hanya menggelengkan

kepala. Perasaanku jadi tidak enak. Rasa was-was dan

khawatir pun mulai berkelebat, menggerayangi ruang

pikiranku. Ya Allah… semoga tidak terjadi apa-apa

dengan Pak Yarto….

Beberapa saat kemudian aku dikejutkan oleh suara

sirine ambulan yang tiba-tiba datang dari arah Timur jalan

raya. Perasaanku kian galau. Pasti sudah terjadi apa-apa

dengan Pak Yarto, dugaku dalam hati.

Gemuruh dalam hati ini kian kencang saat mobil putih

itu berhenti tepat di depan warung Pak Yarto. Bibi Saidah

tak mampu membendung lagi pertahanannya. Butir-butir

Page 163: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

163

air matanya berloncatan membanjiri kedua pipi

keriputnya.

"Sabar, Bi. Kita belum tahu siapa sebenarnya yang

kecelakaan." Ucapku mencoba menenangkan hati Bi

Saidah. Namun bahu wanita itu kian berguncang menahan

isak tangis yang tak mampu dibendungnya.

Aku terperanjat saat kulihat seorang lelaki melompat

dari dalam mobil ambulan. Pak Yarto? Aku masih tak

percaya. Begitu juga Bi Saidah yang masih tampak

sesenggukan. Tapi siapa yang terbaring kaku di dalam

mobil itu?

"Cong Untung, Yono Cong Untung…" kalimat Pak

Yarto terbata-bata. Aku mencoba untuk menenangkannya.

"Kenapa dengan Yono, Pak?" tanyaku mendesak. Pak

Yarto tak mampu melanjutkan kalimatnya. Tak sabar, aku

masuk ke dalam ambulan dan mencoba membuka kain

penutup raga seseorang yang terbaring. Aku tersentak

kaget. Aliran darahku seolah-olah berhenti seketika

melihat wajah Yono bersimbah darah. Tiba-tiba saja

Page 164: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

164

kepalaku pening. Tak kuat, aku keluar dari mobil dan

membimbing Pak Yarto duduk untuk menceritakan apa

yang sebenarnya terjadi. Sedang beberapa orang sudah

mengangkat jasad Yono keluar mobil dan

membaringkannya di rumah Pak Yarto. Sedu sedan dan

isak tangis kembali terdengar dari para tetangga yang

melihat dari dekat keadaan Yono.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Yono, Pak?

Kenapa dia jadi seperti itu?" aku mulai menanyakan

tentang apa yang menjadi ganjalan hatiku sejak tadi. Pak

Yarto menghela napas perlahan. Aku menunggunya

dengan sabar sampai akhirnya ia mulai bicara.

"Sebelum arak-arakan dan konvoi sepeda motor

berlangsung, saya sudah mengingatkan Yono untuk tidak

duduk di atas boks pick-up yang mengangkut para peserta

kampanye. Tapi dia tidak menggubris sedikit pun kata-

kata saya. Bahkan dia sambil berdiri bersama teman-

teman yang lainnya." Pak Yarto menghentikan

kalimatnya. Sepertinya ia sangat shok melihat kecelakaan

yang terjadi itu. Aku menunggunya sambil

Page 165: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

165

menyuguhkannya segelas air putih agar Pak Yarto tampak

tenang.

"Terus bagaimana, Pak?" kejarku sesaat setelah laki-

laki di depanku itu meneguk segelas air di tangannya.

"Saat Yono dan teman-temannya menyerukan yel-yel

sambil berdiri di atas boks pick-up, ada sebuah truk

menyalip dan mengendus semua orang yang ada di atas

boks. Beberapa orang termasuk Yono jatuh dan terlindas

mobil di belakangnya…." Pak Yono menghentikan kata-

katanya. Ada air mata terburai dari kedua sudut matanya.

"Innaalillahi wainna ilaihi raaji'un…" ucapku seraya

bergegas menuju tempat Yono terbaring.

Ya Allah…kampanye memakan korban lagi,

gumamku dalam hati. Kemarin lusa peristiwa serupa

terjadi di sebuah kota besar di Indonesia. Beberapa stasiun

televisi serentak menayangkan peristiwa tragis yang

menelan banyak korban itu.

Page 166: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

166

11 April 2004, pasca Pemilu.

Seminggu yang lalu semua rakyat di negeri ini sudah

menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu. Tentu

mereka memilih atas kehendak sendiri. Bukan atas

paksaan apalagi karena beberapa lembar uang puluhan

ribu dan selembar kaos usang yang sengaja diiming-

imingi oleh beberapa oknum tak bertanggung jawab.

Semoga saja mereka tidak salah pilih, apalagi memilih

calon pemimpin busuk yang jelas-jelas punya rapor merah

dan terlibat beberapa kasus seperti korupsi, penipuan dan

tindakan amoral yang kerap dilakukan oleh beberapa

oknum penguasa selama ini.

Dan aku… sudah menggunakan hak pilihku sendiri.

Tentu tak ada yang tahu, partai apa dan siapa Caleg yang

aku pilih seminggu yang lalu itu. Tapi yang jelas aku

sudah yakin bahwa partai yang aku pilih adalah salah satu

partai Islam yang ada di negeri ini, yang dipimpin oleh

beberapa cendekiawan sejati yang kelak akan

memperbaiki keadaan negeri yang nyaris porak-poranda

ini….

Page 167: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

167

Awal Mei 2004

Aku baru selesai nonton televisi di tetangga terdekat

ketika sebuah suara teriakan terdengar dari rumah

tetangga sebelah. Aku dan Pak Yarto yang saat itu hendak

pulang terpaksa mampir ke tempat kerumunan warga.

"Tolong… tolong…!! Haji Hasyik gila...!! Pak Hasyik

gila…!!" seru seseorang sambil lari tunggang langgang.

"Ada apa, Pak?" tanyaku pada seseorang yang aku

temui.

"Pak Hasyik sepertinya kesurupan dan ngamuk-

ngamuk sejak ba'da Isya' tadi."

"Bapak tahu kenapa?" tanyaku lagi. Seorang Bapak di

depanku itu menggeleng. Aku jadi penasaran.

"Saya tahu, Pak apa yang terjadi." Seru seseorang

yang tiba-tiba muncul di hadapan kami. "Pak Hasyik

tampak shok dan mengamuk-ngamuk setelah ia tahu kalau

Page 168: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

168

ia hanya mengantongi sedikit suara pada pemilu 5 April

kemarin." Tambahnya.

Aku mengangguk-angguk. Itu pantas terjadi. Pak

Hasyik sudah banyak berkorban dan menghabiskan

banyak uang untuk menarik simpati masyarakat pada saat

hari penyoblosan. Tapi yang terjadi…? Ternyata orang-

orang hanya mengambil pemberian Pak Hasyik tanpa

mencoblos gambar partai dan namanya pada Pemilu

kemarin.

* * *

Kamar Bujang, 05 Mei 2004

Page 169: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

169

KEKASIH RAHASIA

"Di dekatmu

Aku seperti batu

Kaku

Membisu

Hanya desah nafas yang menderu

Namun saat kau jauh dariku

Dalam galau

Aku mencarimu

Mengejar sisa bayangmu

Karena hanya kau satu

Yang kurindu

Walau hanya semu…"

Tiba-tiba bibirku membentuk seulas senyum. Refleks

kugeser dan kututup diary biru milik Fahri yang tergeletak

Page 170: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

170

di atas meja. Benar-benar kurang hati-hati, keluhku

dalam hati. Padahal itu barang privacy Fahri yang tidak

seharusnya dibeberkan kepada siapa pun, termasuk aku.

Sudah delapan semester aku dan Fahri tinggal satu

kost. Untuk menghemat biaya, awal-awal masuk kuliah

kami sepakat untuk menyewa satu kamar untuk dua orang,

walau hanya sederhana.

Dan keakraban antara aku dan Fahri pun terjalin. Aku

dan Fahri tak ubahnya saudara kandung. Kebahagiaan

demi kebahagiaan kami rasakan bersama. Begitu juga

kesusahan demi kesusahan hidup berusaha kami hadapi

bersama.

Namun begitu aku selalu berusaha untuk selalu

menjaga privacy yang menurutku tidak seharusnya

diketahui Fahri. Termasuk buku catatan harian yang penuh

dengan luapan perasaan. Sejuta resah dan galau semua aku

tumpahkan di sana. Di tubuh benda mati bernama Diary.

Begitu juga Fahri yang memang lebih introvert.

Masalah-masalah pribadinya tak pernah ia ceritakan

padaku.

Page 171: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

171

Tapi kali ini Fahri membiarkan buku catatan

hariannya tergeletak dan terbuka begitu saja di atas meja?

Aku yakin ia terburu-buru sampai lupa untuk menutup

kembali buku hariannya yang selama ini biasanya

tersimpan rapi di rak bukunya itu.

Dan puisi itu?

Ah, aku tidak tahu. Konon sebuah karya tidak akan

jauh dari cuaca hati Sang Pengarang. Hampir semua isi

hati para penulis mendominasi karya-karya mereka. Dan

puisi Fahri menurutku adalah puisi cinta. Setangkai puisi

yang mungkin akan ia dedikasikan untuk seseorang. Entah

siapa.

Is he fells in love? Ah… kenapa aku harus ikut

campur urusan orang lain? Bukankah itu hal yang wajar

dan manusiawi? Bukankah Tuhan memang telah

menganugerahkan cinta kepada semua makhluk-Nya?

***

Sudah dua hari tumpukan Lembaran Kerja Siswa

(LKS) Bahasa Indonesia itu menumpuk di atas mejaku.

Page 172: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

172

Namun tak tak satu pun yang selesai aku koreksi. Hari ini

konsentrasiku benar-benar terbelah-belah. Bukan hanya

tugas beberapa mata kuliah yang memang masih

terbengkalai. Masalah-masalah sepele pun kian hari kian

menumpuk tanpa aku tahu bagaimana cara

memecahkannya. Dan yang membuat aku tidak mengerti,

aku semakin penasaran, siapa sebenarnya gadis yang telah

berhasil mencuri hati Fahri. Seorang bidadari yang telah

membuat Fahri menjelma menjadi seorang pujangga

dadakan dengan puisi-puisinya yang romantis dan

melankolis?

Sudah kualami perih karena kehilangan

Sudah kureguk kecewa karena ditinggalkan

Sudah ku didera luka karena dikhianati

Semuanya belum seberapa

Hanya satu derita yang paling menyiksa

Page 173: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

173

Jatuh cinta

Tapi tak bisa memiliki29

Puisi itu kembali aku temukan di diary Fahri yang

lagi-lagi dibiarkan tergeletak di atas meja. Seolah-olah ia

mengijinkanku untuk membacanya. Sebuah puisi yang

menambah keyakinanku kalau Fahri memang benar-benar

jatuh cinta! Ya, sekali lagi; JATUH CINTA!

"Pak Zaky, ada dua siswa Anda yang bolos selama

dua hari ini. Roni dan Ferdi," suara Bapak Mulyadi,

bagian kesiswaan sekolah tempat aku mengajar

membuyarkan lamunanku.

"Oh, ya? " Responku pendek sembari meraih selembar

kertas dari tangan Bapak Mulyadi. Bapak Mulyadi

meninggalkan ruang wali kelas yang tidak begitu jauh dari

ruang bagian kesiswaan.

29 Puisi karya Andrei Aksana dalam novel Lelaki Terindah (Gramedia)

Page 174: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

174

Dan sekarang benar-benar purna! Masalah baru kini

kembali jatuh menimpa pundakku. Tiba-tiba kepalaku

berdenyut pusing.

***

"Salah nggak, ya kalau aku jatuh cinta?" Suara itu

milik Fahri. Karena memang hanya aku dan Fahri yang

berada di kamar kost ini. Jari-jemariku berhenti mengetik.

Kugeser tumpukan buku yang kusiapkan untuk referensi

pembuatan proposal TA-ku. Kutatap mata Fahri untuk

melihat keseriusan di sana.

"Ternyata dugaanku nggak salah, Ri. Dari puisi-

puisimu yang romantis itu aku sudah bisa menebak kalau

kau sedang jatuh cinta." Responku sembari duduk di sisi

tempat tidur. Sementara sepasang mata Fahri

menerawang. Menukik langit-langit kamar.

"Tapi aku tidak mungkin bisa memilikinya, Zak."

Suara Fahri terdengar lirih. Aku sedikit tersentak. Tak

percaya dengan apa yang ia ungkapkan. Kenapa tiba-tiba

Fahri menjadi pesimis dan sentimental begini? Apa ia

Page 175: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

175

tidak yakin kalau kekuatan cintanya bisa mengalahkan apa

saja?

"Jangan pesimis dulu, Ri. Kalau kau serius aku siap

jadi MC-nya. Menjadi jembatan penghubung cinta kamu.

Asalkan kau tidak main-main dengan urusan ini." Tegasku

mencoba menyalakan kembali api semangat dalam hati

Fahri yang nyaris padam. "Kalau boleh aku tahu, siapa sih

gadis yang beruntung itu? Cerita dong, Ri…," desakku

mencoba menggoda Fahri. Berharap bisa membuatnya

berterus terang dan mampu membunuh rasa penasaranku

selama ini.

"Nggak, Zak. Karena semua itu hanya semu. Percuma

meskipun aku menceritakannya…"

Sepi. Tiba-tiba kamar yang kami tempati menjadi

sunyi. Hanya desahan pendek Fahri yang terdengar. Dan

aku semakin tidak mengerti. Ada apa dengan Fahri?

"Kenapa, Ri? Seharusnya kamu optimis. Kamu harus

bisa membuktikan kalau cinta kamu tulus dan suci. Dan

ingat, Ri. Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan

Page 176: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

176

Tuhan kepada kita. Hanya benih cinta yang ditanam pada

"tempat" yang semestinya lah yang bisa kita semai…"

Aku mencoba menghibur Fahri. Karena aku semakin tidak

mengerti dengan jalan pikirannya yang tiba-tiba aneh ini.

"Benarkah…??"

"Ya, Ri. Tak ada seorang pun di dunia yang terlahir

tanpa cinta di dalam hatinya. Karena semua ada atas nama

cinta. Dan tak ada seorang pun di dunia ini yang bisa

melarang seseorang jatuh cinta. Termasuk menghalangi

langkahmu untuk meraih cinta yang tumbuh dalam hatimu

itu…."

***

Ada yang aneh pada diri Fahri akhir-akhir ini. Sejak ia

menceritakan masalahnya beberapa hari yang lalu. Aku

lihat ia tampak sering murung. Seolah-olah ada yang

mengganggu pikirannya. Ia semakin pendiam dan tertutup.

Berkali-kali aku berusaha mencoba membujuknya agar

sedikit bercerita, berbagi agar beban masalah yang sedang

dipikulnya berkurang. Namun berkali-kali pula ia

Page 177: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

177

mengelak, menghindar dan selalu mengalihkan

pembicaraan.

"Nggak ada, Zak. Hanya masalah sepele…," begitu

alasannya setiap aku menanyakan masalahnya.

Dan yang membuat aku semakin tidak mengerti,

sudah hampir seminggu ia tidak tidur di kamar kost. Aku

sungguh semakin tidak paham dengan jalan pikirannya.

Aku tidak menanyakannya lebih jauh kepentingannya

yang membuatnya harus menginap di rumah salah seorang

temannya di kampus selama beberapa malam ini.

***

"Selama beberapa malam ini, Fahri bermalam di

rumah kamu, kan, Man?" Tanyaku pada Arman, salah

seorang teman Fahri. Kulihat jidat Arman mengernyit.

"Emang dia nggak bilang kalau tidur di rumahku?"

Responnya balik bertanya. Aku menggelengkan kepala.

Dan kulihat raut keterkejutan semakin tampak di wajah

Arman.

Page 178: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

178

"Kalian ada masalah, ya?" Tanyanya lagi. Seperti

seorang polisi yang sedang menginsterogasi.

"Hubungan pertemananku dengan Fahri selama ini

baik-baik saja. Dia hanya bilang kalau mau bermalam di

rumah seorang temannya." Tegasku. " Tapi dia nggak

cerita apa-apa…?"

Kali ini Arman yang menggeleng-gelengkan

kepalanya.

"Dia hanya minta izin kalau selama beberapa malam

akan nginap di rumahku. Itu saja…"

"Terus orang tuamu?"

"Aku sudah terbiasa membawa teman-temanku ke

rumah. Jadi ortu-ku nggak masalah. Yang penting bukan

tampang preman… he…he…"

Aku terdiam beberapa saat. Teringat Fahri yang

semakin hari bertambah misterius saja. Andai saja ia mau

terbuka, mungkin aku bisa sedikit membantu meringankan

masalahnya.

Page 179: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

179

"Tapi selama di rumah, aku kayaknya melihat ada

kegelisahan di wajah Fahri…" suara Arman membuyarkan

lamunanku.

"Terus…?"

"Dia tampak murung. Bahkan sampai larut malam dia

tenggelam dengan buku bacaannya. Kayaknya novel.

Kalau nggak salah judulnya Ayat-Ayat Cinta… sampai-

sampai dia terlelap dengan buku di wajahnya."

Aku semakin khawatir. Ada apa sebenarnya dengan

Fahri? Apa ini ada hubungannya dengan sikapku selama

ini? Apa ada yang salah dengan sikapku? Padahal

seingatku aku tidak pernah ikut campur dengan

masalahnya. Bahkan saat ia menceritakan tentang

seseorang yang "mengganggu" hatinya, aku justru

mendukungnya. Karena menurutku usianya sudah cukup

untuk memikirkan hal-hal semacam itu. Apa cintanya

ditolak oleh gadis itu? Ah, aku tidak tahu. Karena aku

bukan Psikolog yang bisa menafsirkan gerak-geriknya.

***

Page 180: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

180

Petang ini Fahri kembali keluar tanpa meninggalkan

pesan. Aku tidak sempat menanyakannya karena aku

sendiri baru dari kampus, mengecek persiapan acara bedah

buku Lelaki Terindah karya Andrei Aksana besok.

Namun tiba-tiba hatiku berdesir saat kedua mataku

tertumbuk pada sebuah amplop putih yang tergeletak di

atas meja komputer di sudut kamar. Buru-buru aku

meraihnya. Menyobek ujung amplop dan membaca isinya.

Untuk Saudaraku;

Ahmad Zaky

Sebelumnya aku minta maaf, Zak.

Mungkin inilah saatnya untuk menguak

sesuatu yang mengganjal dalam hatiku

selama ini. Sesuatu yang telah membuat alur

hidupku menjadi stagnan. Bosan, bingung,

semua berbaur menjadi satu. Menggumpal

Page 181: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

181

dan kian menyesakkan hati dan pikiranku.

Terima kasih atas perhatianmu selama ini.

Motivasimu sungguh telah banyak

membuatku sadar dan semakin mengerti apa

tujuan hidup ini. Bahwa hidup ini adalah

perjuangan. Seperti katamu, hidup harus

diperjuangkan. Dan jangan pernah menyerah

terhadap keadaan. Once more thanks for your

support!

Zaky, aku yakin sampai detik ini hatimu

masih diselimuti rasa penasaran tentang

sesuatu yang pernah aku ceritakan. Tentang

seseorang yang katamu telah berhasil

mencuri hatiku.

Kuakui, Zak, kalau selama ini aku

memang jatuh cinta. Namun aku sendiri tidak

tahu, perasaan cinta seperti apa yang

bersarang di dalam hati yang lemah dan

kotor ini? Perasaan cinta yang aku sendiri

tidak tahu bagaimana memaknainya. Rasanya

tak cukup kata untuk menjabarkan semua

Page 182: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

182

yang ada. Aku benar-benar bingung dan

pusing. Kenapa justru "rasa cinta" seperti ini

yang bersemayan dalam hati ini?

Selama beberapa malam ini, sengaja aku

memilih menginap di rumah seorang teman di

kampus. Karena aku tidak kuasa menahan

guncangan perasaan yang semakin hari kian

mengkhawatirkan ini. Aku tidak mau

terperangkap oleh "jaring-jaring cinta" yang

tidak semestinya dan "menyesatkan" ini. Aku

sakit, Zak. Sekali lagi selama ini aku sakit!

Dan aku tidak mau kau tertular "virus" ini.

Dan sejak malam ini kuputuskan untuk

memilih pergi dari tempat kost ini. Untuk

mengubur perasaan tidak wajar yang

menghuni ruang hatiku. Biarlah untuk

sementara waktu kita pisah tempat kost

sampai gejolak dalam hati ini benar-benar

reda. Doakan aku agar bisa menjadi manusia

tegar sepertimu. Tidak rapuh dan mudah

pesimis menghadapi hidup.

Page 183: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

183

Aku harap kau mengerti dan tidak

tersinggung dengan keputusanku ini. Semoga

keputusanku ini mampu meredakan gejolak

perasaan dan bisa menyembuhkan "sakit

jiwa"-ku selama ini. Harapanku, jangan

pernah lupakan aku dalam setiap doamu! Aku

masih mengharapkan doa dan dukunganmu.

Selamat berjuang!

Pengagum Rahasiamu,

Fahri Fahrezy

Tiba-tiba saja kelopak mataku memanas bersama

gejolak perasaan yang berdentam-dentam. Jantungku

berdebam. Setengah tidak percaya aku bangkit, mendekati

kotak pakaian Fahri di sudut kamar. Kosong. Tak

sepotong pakaian pun yang tersisa di sana. Rak bukunya

yang selama ini penuh dengan buku-buku sastra pun

bersih.

Page 184: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

184

Aku benar-benar bingung. Tak mampu memahami

rentetan peristiwa yang selama ini terjadi. Apa yang

terjadi dengan Fahri? Penyakit apa yang bersarang di

dalam hatinya? Masa lalu apa yang telah mengungkung

hati dan pikirannya selama ini? Benarkah perhatianku

yang telah membuatnya seperti ini? Allah…, lindungi

sahabatku. Lindungi dia dari perbuatan yang hanya akan

membuat murka-Mu.

***

Sumenep, 06 Juni 2006

Page 185: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen

Untung Wahyudi

185

TENTANG PENULIS

Untung Wahyudi lahir di

Sumenep. Alumnus Pon Pes

Mathlabul Ulum Jambu, Lenteng,

Sumenep dan IAIN Sunan Ampel

Surabaya ini menggeluti dunia tulis

menulis sejak masuk pesantren. Hobi

membaca telah menyeret dan "memaksa"-nya untuk terus

menulis, terutama karya fiksi. Selama di pesantren pernah

memprakarsai berdirinya majalah dan bulletin El-Fikr,

Pena, Al-Itqan, El-Kahfi, Bidadari, dan sekarang

dipercaya menjadi konsultan bulletin ZHAFIR organisasi

OSIS MA Putri Al-Amien Jambu-Sumenep.

Beberapa karyanya baik fiksi maupun non fiksi

dimuat antara lain di majalah Fadilah, Permata, Annida,

Saksi, Gizone dan Radar Madura (Jawa Pos Grup).

Cerpennya Lingkaran Setan dinobatkan sebagai Juara

Harapan I Lomba Cipta Cerpen Islami Se-Jawa Timur

yang diadakan Forum Lingkar Pena (FLP) Jember (2006).

Page 186: Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT - Nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be7d2b76ee... · Rokok Ozy 8. Catatan Hati Seorang Santri ... Tapi sekarang muncul polemik

Kumpulan Cerpen PANITIA HARI KIAMAT

186

Salah satu cerpennya, Sahabat Sejati masuk dalam

Antologi Sastra Pesantren Kopiah dan Kun Fayakuun

(GitaNagari, 2003). Kumpulan cerpen indie-nya yang

telah dibukukan Tak Seindah Asa (Ma’hadi Publishing,

2006). Tulisan non fiksinya juga tergabung dalam buku

Menulis Tradisi Intelektual Muslim (Youth Publisher,

2010).

Penulis adalah anggota FLP Sumenep, Madura.

Pernah bergabung dengan majalah Sastra Pesantren

Fadilah (Yogyakarta) sebagai reporter untuk wilayah

Madura (Juni-Desember 2003). Kritik dan saran demi

perbaikan bisa melalui [email protected] dan

www.untunx83.multiply.com