kisah islamnya sayyidina bilal bin rabah al

2
Kisah Islamnya Sayyidina Bilal bin Rabah Al-Habsyi Radhiyallahu 'anhu dan penderitaannya pada 26hb Januari 2012 pukul 12.15 ptg Sayyidina Bilal Al-Habsyi Radhiyallahu 'anhu adalah seorang sahabat yang masyhur. Ia muadzin tetap Masjid Nabawi. Semula ia seorang budak milik seorang kafir, yaitu Umayyah bin Khalaf, kemudian ia memeruk Islam yang menyebabkannya banyak menerima berbagai siksaan. Umayyah bin Khalaf adalah seorang kafir yang sangat memusuhi Islam. Ia membaringkan Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu di atas padang pasir di siang hari yang sangat panas di bawah terik matahari sambil meletakkan batu besar di dadanya, sehingga Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu tidak bisa bergerak. Lalu dia berkata kepadanya, "Apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap hidup dengan syarat kamu meninggalkan Islam?" Dalam keadaan seperti itu, Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu hanya berkata" Ahad! Ahad! (Hanya satu yang berhak disembah)" Malam hari, ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka. Esok harinya, dengan luka itu ia dijemur kembali di padang pasir yang panas sehingga lukanya semakin parah. Tuannya berharap, ia akan meninggalkan Islam atau menggelepar mati. Orang yang menyiksa Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu sampai keletihan, sehingga perlu bergantian. kadang kala Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, dan terkadang orang lain. Setiap orang berusaha menyiksanya sekuat tenaga. Ketika Sayyidina Abu Bakar Radhiyallah 'anhu melihat penderitaan Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu, dia membeli Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu dan memerdekakannya. FAIDAH ORang-orang musyrik menjadikan berhala sebagai sesembahan, sedangkan Islam mengajarkan tauhid. Inilah yang menyebabkan dari lisan Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu seru terucap, "Ahad! Ahad!". Hal itu karena hubungan dan cintanya yang tinggi terhadap Allah Subhaanahu wata'ala. Dallam cinta dunia yang penuh palsu pun, kita melihat seseorang yang mencintai seseorang tentu akan merasa nikmat bila menyebut nama orang yang dicintainya. Kadang kala, tanpa tujuan yang jelas namanya akan disebut-sebut. Lalu, bagaimana dengan cinta kepada Allah Subhaanahu wata'ala yang mendatangkan kesuksesan dunia dan akhirat? Karena cintanya kepada Allah Subhaanahu wata'ala inilah Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu didera dengan siksaan. Ia diserahkan kepada anak-anak makkah untuk diarak di lorong-lorong . Akan tetapi, dari bibirnya selalu terucap ,"Ahad! Ahad!" Dengan pengorbanannya itu, dia mendapat kehormatan sebagai muadzin Baginda Nabi shallallahu 'alaihi Wasallam, baik ketika tinggal di Madinah maupun dalam perjalanan. Setelah Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam wafat, dia tinggal di Madinah untuk beberapa lama. Akan tetapi, karena melihat Baginda Shallallahu 'alaihi Wasallam sudah tidak ada di tempat, sulit baginya untuk terus tinggal di Madinah Thayyibah. oleh karena itu, ia berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk berjihad (di Syam). Dia pun berangkat berjihad dan beberapa lama tidak kembali ke Madinah.

Upload: naushad-jeliang

Post on 21-Jul-2015

281 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kisah islamnya sayyidina bilal bin rabah al

Kisah Islamnya Sayyidina Bilal bin Rabah Al-Habsyi Radhiyallahu 'anhu dan penderitaannya pada 26hb Januari 2012 pukul 12.15 ptg

Sayyidina Bilal Al-Habsyi Radhiyallahu 'anhu adalah seorang sahabat yang masyhur. Ia muadzin

tetap Masjid Nabawi. Semula ia seorang budak milik seorang kafir, yaitu Umayyah bin Khalaf,

kemudian ia memeruk Islam yang menyebabkannya banyak menerima berbagai siksaan.

Umayyah bin Khalaf adalah seorang kafir yang sangat memusuhi Islam. Ia membaringkan Sayyidina

Bilal Radhiyallahu 'anhu di atas padang pasir di siang hari yang sangat panas di bawah terik

matahari sambil meletakkan batu besar di dadanya, sehingga Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu

tidak bisa bergerak. Lalu dia berkata kepadanya, "Apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap

hidup dengan syarat kamu meninggalkan Islam?" Dalam keadaan seperti itu, Sayyidina Bilal

Radhiyallahu 'anhu hanya berkata" Ahad! Ahad! (Hanya satu yang berhak disembah)"

Malam hari, ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka. Esok harinya,

dengan luka itu ia dijemur kembali di padang pasir yang panas sehingga lukanya semakin parah.

Tuannya berharap, ia akan meninggalkan Islam atau menggelepar mati. Orang yang menyiksa

Sayyidina Bilal Radhiyallahu 'anhu sampai keletihan, sehingga perlu bergantian. kadang kala Abu

Jahal, Umayyah bin Khalaf, dan terkadang orang lain. Setiap orang berusaha menyiksanya sekuat

tenaga. Ketika Sayyidina Abu Bakar Radhiyallah 'anhu melihat penderitaan Sayyidina Bilal

Radhiyallah 'anhu, dia membeli Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu dan memerdekakannya.

FAIDAH

ORang-orang musyrik menjadikan berhala sebagai sesembahan, sedangkan Islam mengajarkan

tauhid. Inilah yang menyebabkan dari lisan Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu seru terucap, "Ahad!

Ahad!". Hal itu karena hubungan dan cintanya yang tinggi terhadap Allah Subhaanahu wata'ala.

Dallam cinta dunia yang penuh palsu pun, kita melihat seseorang yang mencintai seseorang tentu

akan merasa nikmat bila menyebut nama orang yang dicintainya. Kadang kala, tanpa tujuan yang

jelas namanya akan disebut-sebut. Lalu, bagaimana dengan cinta kepada Allah Subhaanahu

wata'ala yang mendatangkan kesuksesan dunia dan akhirat?

Karena cintanya kepada Allah Subhaanahu wata'ala inilah Sayyidina Bilal Radhiyallah 'anhu didera

dengan siksaan. Ia diserahkan kepada anak-anak makkah untuk diarak di lorong-lorong . Akan

tetapi, dari bibirnya selalu terucap ,"Ahad! Ahad!" Dengan pengorbanannya itu, dia mendapat

kehormatan sebagai muadzin Baginda Nabi shallallahu 'alaihi Wasallam, baik ketika tinggal di

Madinah maupun dalam perjalanan. Setelah Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam wafat, dia

tinggal di Madinah untuk beberapa lama. Akan tetapi, karena melihat Baginda Shallallahu 'alaihi

Wasallam sudah tidak ada di tempat, sulit baginya untuk terus tinggal di Madinah Thayyibah. oleh

karena itu, ia berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk berjihad (di Syam). Dia pun berangkat

berjihad dan beberapa lama tidak kembali ke Madinah.

Page 2: Kisah islamnya sayyidina bilal bin rabah al

Suatu ketika ia bermimpi berjumpa dengan bagina Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam. Beliau

bersabda, "Wahai Bilal, masihkah kamu setia kepadaku? Mengapa kamu tidak pernah

menziarahiku?" Begitu bangun, ia segera pergi ke Madinah. Setibanya di sana, Sayyidina Hasan

dan Sayyidina Husein Radhiyallah 'anhuma memintanya untuk mengumandangkan adzan. Ia tidak

dapat menolak permindataan kedua orang yang sangat dicintainya itu. Dia pun memulai adzan.

Tatkala suara adzan seperti pada masa hidup Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam

sampai di telinga penduduk Madinah, Madinah pun gempar. Para wanita pun menangis dan keluar

dari rumah-rumah mereka. Setelah tinggal beberapa hari di Madinah, ia pun kembali (ke Syam).

Menjelang tahun 20 hijriyah, dia pun wafat di Damaskus. (dari Kitab Usudul Gahbah) Suka