khasiat biji mahoni + batang bratwali

Download Khasiat Biji Mahoni + Batang Bratwali

If you can't read please download the document

Upload: muhammad-lutfi

Post on 01-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kkllp

TRANSCRIPT

DocumentPengaruh Kombinasi Ekstrak Biji Mahoni dan Batang Brotowaliterhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Grayak pada TanamanCabai RawitRodhiyah Eka Septian, Isnawati, dan Evie RatnasariJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri SurabayaABSTRAKUlat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu hama bagi tanaman cabai rawit. Kerugian hasil akibatserangan hama ini mencapai 40%. Pengendalian hama ulat grayak dapat dilakukan dengan menggunakaninsektisida nabati yaitu dari biji mahoni dan batang brotowali. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikanpengaruh kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadap mortalitas dan aktivitas makan hama ulatgrayak pada tanaman cabai rawit, serta mengetahui konsentrasi kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowaliyang efektif mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman cabai rawit.Penelitian dilaksanakan secaraeksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 konsentrasi yaitu 0 ml/l, 35 ml/l, 40 ml/l,45 ml/l, 50 ml/l dan 55 ml/l, masing-masing diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diukur ialah mortalitas danaktivitas makan ulat grayak selama 24 jam dan diamati setiap 4 jam. Data dianalisis menggunakan Probit ProgramVersion 1.5 dilanjutkan analisis korelasi pearson terhadap mortalitas larva ulat grayak. Untuk aktivitas makan ulatgrayak dianalisis menggunakan analisis varian satu arah (ANAVA satu arah) dan dilanjutkan dengan uji Beda NyataTerkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali dapatmenyebabkan mortalitas dan penurunan aktivitas makan. Konsentrasi yang efektif mengendalikan ulat grayak ialahkonsentrasi 55 ml/l.Kata kunci: tanaman cabai; ulat grayak; ekstrak biji mahoni dan batang brotowali; mortalitas dan aktivitas makanABSTRACTArmyworm (Spodoptera litura) is one pest for crops cayenne. Yield losses due to pests has reached 40%. Pest controlarmyworms can be made using plant-based insecticide that is of mahogany seeds and stems brotowali. The purpose of this studywas to describe the effect of the combination of mahogany seed extract and stem brotowali on mortality and feeding activityarmyworm pests in pepper sauce, and determine the concentration of a combination of mahogany seed extract and stem brotowalieffective pest control armyworms in pepper sauce. The research was carried out experimentally using completely randomizeddesign (CRD) with 6 concentrations of 0 ml/l, 35 ml/l, 40 ml/l, 45 ml/l, 50 ml/l and 55 ml/l, respectively repeated 4 times. Theparameters measured were mortality and armyworm feeding activity for 24 hours and observed every 4 hours. Data wereanalyzed by using Probit Program Version 1.5 continues the analysis of correlation of mortality armyworm larvae. Forarmyworm feeding activity was analyzed using one-way analysis of variance (ANOVA one-way) and proceed with the LeastSignificant Difference test (LSD). The results showed that the combination of mahogany seed extract and stem brotowali cancause mortality and a decrease in feeding activity. Effective concentration to control armyworms concentration is 55 ml/l.Key words: chilli plant; armyworms; mahogany seed and stem brotowali extract; mortality and feeding activity.PENDAHULUANCabai merupakan salah satu komoditi hasilhortikultura yang memiliki nilai ekonomi pentingbagi Indonesia. Namun, dalam budi dayatanaman cabai rawit, masih banyak mengalamikendala dalam produksi. Salah satu penyebabnyaialah seranganhama tanamancabaiyangmenyebabkan kerusakan pada masa generatifmaupun vegetatif pertumbuhan cabai sehinggadapat menurunkan hasil panen (Warisno, 2010).Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salahsatu hama bagi tanaman cabai. Kerugian hasilakibat serangan hama ini mencapai 40%. Ulatgrayak menyerang secara serentak danberkelompok. Seranganberat menyebabkantanaman rusak karena daun dan buah habisdimakan (Marwoto dan Suharsono, 2008).Pengendalian hama tanaman ulat grayakdapat dilakukan menggunakan insektisida alamiyang berasal dari tanaman. Di Indonesia terdapat 108LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:10711250 familitumbuhan yang dianggap sebagaisumber potensial insektisida alami antara lainMeliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceaedan Rutaceae. Selain bersifat sebagai insektisida,jenis-jenis tumbuhan tersebut juga memiliki sifatsebagai fungisida, virusida, nematisida,bakterisida,mitisidamaupun rodentisida(Setiawati dkk, 2008).Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) yangmerupakanFamili dariMeliaceae dapatdigunakan sebagai insektisida nabati. Biji mahonimengandung senyawa flavonoid, saponin,alkaloid, steroid, dan terpenoid (Sianturi, 2001).Kelompok flavonoid yang bersifat insektisidaalamyangkuat adalah isoflavon.Isoflavonmemiliki efek pada reproduksi, yaitu antifertilitas.Senyawa flavonoid yang lain bekerja sebagaiinsektisida ialah rotenon. Rotenoid merupakanracun penghambat metabolisme dan sistem sarafyang bekerja perlahan.Serangga yang matidiakibatkan karena kelaparan akibat kelumpuhanpada alat mulutnya (Siregar dkk, 2006). Saponinmenunjukkan aksi sebagai racun yang dapatmenyebabkan hemolisis sel darah merah(Sianturi, 2001). Pada biji mahoni juga terdapatsenyawa sweitenin yangtermasuk senyawalimonoid yang bersifat sebagai antifeedant danpenghambat pertumbuhan (Dadang dan Ohsawa,2000).Brotowali (Tiospora crispa) merupakantumbuhan obat dari Famili Menispermaceae yangserba guna karena dapat digunakan untuk obatberbagai penyakit seperti rematik, kencing manis,sakit kuning, dan beberapa penyakit lainnya.Tumbuhan ini diketahui mengandung senyawaalkaloid, glikosida, dan triterpenoid. Hasil ujifitokimia menunjukkan bahwa senyawatriterpenoid bersifat antimakan karena denganpereaksi Liebermann Buchard isolat mengalamiperubahan warna dari hijau menjadi ungu(Sukadana dkk, 2007).Berdasarkan uraian di atas, maka penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruhkombinasi ekstrak biji mahoni dan batangbrotowali terhadapmortalitas danaktivitasmakan ulat grayak pada tanaman cabai sertamengetahui konsentrasi yang efektif dalammengendalikan ulat grayak. Konsentrasi yangdiperlukan dalam penelitian ini ialah 0 ml/l, 35ml/l, 40 ml/l, 45 ml/l, 50 ml/l, dan 55 ml/l.BAHAN DAN METODEJenis penelitian ini merupakan penelitianeksperimen.Penelitianini menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak biji mahonidan batang brotowali, dengan 6 konsentrasi, yaitu0ml/l, 35 ml/l, 40 ml/l, 45 ml/l, 50 ml/l dan 55ml/l. Setiap konsentrasi diulang sebanyak 4 kalisehingga didapat 24 unit perlakuan.Alat yang digunakan ialah toples, kain kasa,blender, pinset, gelas ukur, bekker glass, cawanpetri, rotary evaporator, corong buchner, oven,timbangan (neraca analitik), pipet tetes, spatula,kertas saring, kertas label, tissue dan spidol.Bahanyang digunakan ialahlarva ulatgrayak(Spodopteralitura Fabr.)instar 3, bijimahoni, batang brotowali, daun cabai, etanol 96%,DMSO, dan akuades.Langkah persiapanmeliputi pembuatanekstrak biji mahoni dan batang brotowali yaitu bijimahoni danbatang brotowali yang sudahdibersihkan laluditimbang. Bijimahoni danbatang brotowali dipotong menjadi bagian yanglebih kecil sehingga cepat kering. Biji mahoni danbatang brotowali dikeringanginkan selama 3-4hari atau biji mahonidan batang brotowalidikeringkan menggunakan oven selama 2x24 jamdengansuhu450C. Bijimahoni dan batangbrotowali diblender sampai menjadi serbuk.Serbuk biji mahoni dan batang brotowali masing-masing 500 gram dimasukkan ke dalam topleskacabesar untuk dimaserasi(direndam)menggunakan etanol sampai 3 kali perendaman.Perbandingan antara serbuk biji mahoni maupunbatang brotowali dengan pelarut etanol ialah 1 : 3(untuk perendaman yang pertama kali) padamaserasi pertama dibutuhkan etanol berjumlahbanyak untuk membasahi serbuk yang kering(pembasahan) dan 1 : 2 (perendaman kedua danketiga) masing-masing selama 24 jam. Kemudianekstrak dengan ampas dipisahkan menggunakancorong buchner, filtrat yang diperoleh kemudiandiuapkan secaravakum menggunakan rotaryvacum evaporator. Setelah diuapkan dengan rotaryvacum evaporator kemudian ekstrak kental yangdidapatkan ditampung pada cawanpetri.Langkah pengujian yaitu daun cabai dicelupkanke dalam larutan ekstrak selama 1 menit. Dauncabai yang telah dicelupkan dikeringanginkan.Setelah kering, daun cabai diletakkan dalamtoples perlakuan yang telah diberi alas kertassaring atau tisue. Tiap toples diberi satu lembardaun. Ulat grayak instar 3 dimasukkan ke dalamtoples perlakuan sebanyak 10 ekor. Pengamatanmeliputi mortalitasdan aktivitasmakandilakukan setiap 4 jam selama 24 jam setelahaplikasi. Mortalitas dihitung dari jumlah ulatyang mati dengan tandatidak memberikanrespons atau gerakan ketika disentuh. Aktivitasmakan dihitung dari sektor daun yang termakanSeptian dkk.: Pengaruh kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali109 HASILUji penelitian menghasilkan dua data yaitumortalitas dan aktivitas makan ulat grayak. Nilairata-rata pengaruh pemberian kombinasi ekstrakbiji mahoni dan batang brotowali terhadapmortalitas larva ulat grayak instar 3 dapat dilihatpada Tabel 1.Hasil pengolahan data uji mortalitas ekstrakbiji mahoni dan batang brotowali terhadapmortalitas ulat grayak menggunakan analisisProbit Program Version 1.5 untuk mengetahui nilaiLC50dan LC85dapat dilihatpadaTabel 2,dilanjutkan dengan korelasi pearson pada Tabel 3.Tabel 1. Nilai rata-rata pengaruh pemberian kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadapmortalitas larva ulat grayak instar 3Konsentrasi(ml/l)Ulangan Jumlahmortalitas(ekor)Rata-rata % 1 2 3 4 00 0 0 0 00 0 355 2 3 4 14 0,3535403 6 5 8 22 0,5555455 8 7 5 25 0,62562,5506 8 10 6 30 0,757555 8 10 9 5 32 0,880 Tabel 2. Analisis probit pengaruh ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadap mortalitas LC50dan LC85ulatgrayaknalisis ProbitFiducial limitsBatas bawahBatas atas Lethal concentration 5039,97435,48642,956 Lethal concentration 8558,35052,57573,900 Tabel 3. Hasil perhitungan hubungan antara konsentrasi kombinasi ekstrak terhadap mortalitas ulat grayakMetode Perhitunganr Hitung Tabel Korelasi Pearson0,9760,001 .Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui nilaiLC50pada larva ulat grayak instar 3 dengantingkat kepercayaan 95% ialah 39,974ml/Ldengan Fiducial limits (nilai ambang batas) 35,486ml/L 42,956 ml/L dan LC85sebesar 58,350 ml/Ldengan nilai ambang batas 52,575 ml/L 73,900ml/L. Hal ini dapat diartikan bahwa konsentrasiekstrak yang digunakan saat perlakuan beradadiantara batas bawah dan batas atas. BerdasarkanTabel3 dapat diketahuibahwakonsentrasikombinasi ekstrak biji mahoni dan batangbrotowali berhubungan dengan mortalitas ulatgrayak dengan taraf signifikasi 0,05 ialah 0,976 >0,001 (signifikan) artinya terdapathubunganantara kenaikan konsentrasi kombinasi ekstrakbiji mahoni dan batang brotowali terhadapmortalitas ulat grayak instar 3.Nilai rata-rata pengamatan pengaruhkombinasi ekstrak biji mahoni dan batangbrotowali terhadap aktivitas makan ulat grayakinstar 3 dapat dilihat pada Tabel 4.Hasil uji aktivitas makan di atas telah diujikenormalan menggunakan program SPSS 16 dandiketahui bahwa berdistribusi normal maka datatersebut dapat dilanjutkan ke analisis varians(Anava) seperti Tabel 5.Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa hasil ujihipotesa statistik F Hitung > F 5% yang artinyasignifikan atau menolak Hodan menerima Hayang artinya terdapatpengaruhkombinasiekstrak biji mahoni dan batang brotowaliterhadap aktivitas makan ulat grayak instar 3.Oleh karena itu, dapat dilanjutkan dengan ujibeda nyata terkecil (BNT) yang ditunjukkan padaTabel 6.Berdasarkan Tabel 6 Analisis Beda NyataTerkecil dapat diketahui bahwa kombinasiekstrak biji mahoni dan batang brotowalimenunjukkan pengaruh terhadap aktivitas makansecara nyata pada konsentrasi 0 ml/L, 35 ml/L, 40ml/L, 45 ml/L, 50 ml/L dan 55 ml/L. Hal inikarena masing-masing memiliki notasi yang tidaksama sehingga setiap perlakuan tersebut dapatdinyatakan berbeda nyata antar perlakuan.Sedangkan pada perlakuan 45 ml/L dan 50 ml/Lmemiliki notasi yangsama sehingga tidakmenunjukkan pengaruh secara nyata terhadapaktivitas makan 110LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:107112Tabel 4. Nilai rata-rata pengaruh pemberian kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadap aktivitasmakan larva ulat grayak instar 3Konsentrasi(ml/l)UlanganJumlah sektor(spot)Rata-rata 1 2 3 4 088 74 79 93 3348,35 3535 34 37 37 1433,5754026 25 30 20 1012,5254520 18 8 14 601,550 18 10 10 3 411,025556 0 0 0 60,15 Tabel 5. Analisis varians pengaruh kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadap aktivitas makanulat grayak instar 3Sumber KeragamanDbJKKTF HitungF 5% Perlakuan (antar perlakuan)Error (dalam perlakuan)51817329,71502,253465,9427,90124,222,77 Total 23 17831,96 Tabel 6. Analisis beda nyata terkecil pengaruh kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali terhadapaktivitas makan ulat grayak instar 3PerlakuanRata-rata aktivitas makanNotasi 035404550558,353,5752,5251,51,0250,15abcdde PEMBAHASANLarva ulat grayak yang digunakan ialah larvaulat grayak instar 3, sebelum perlakuan larvatersebut tidak diberi makan selama2 jam.Konsentrasi kombinasi ekstrak biji mahoni danbatang brotowali yang digunakan meliputi enamkonsentrasi yaitu 0 ml/l, 35 ml/l, 40 ml/l, 45ml/l, 50 ml/l, dan 55 ml/l.Pemberian kombinasi ekstrak biji mahonidan batang brotowali memberikanpengaruhterhadap mortalitas ulatgrayak. Konsentrasipaling tinggi, yaitu 55 ml/l menunjukkan nilaimortalitas sebesar 80%. Konsentrasi terendah,yaitu 35 ml/l nilai mortalitas sebesar 35% (Tabel1).Hasil penelitian memperlihatkan bahwalarva ulat grayak setelah mendapatkan perlakuanmenunjukkan perubahan yaitu gerakan menjadilamban cenderung diam, ukuran tubuhmenyusut, tubuh berubah warna dari hijaumenjadi coklat kehitaman dan akhirnya mati(Herminanto dan Sumarsono, 2004).Berdasarkanhasil uji penelitian berbagaikonsentrasi kombinasi ekstrak biji mahoni danbatang brotowali terhadap mortalitas ulat grayakmenunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasikombinasi ekstrak biji mahoni dan batangbrotowali, maka tingkat mortalitas ulat grayaksemakin tinggi. Hal ini karena semakin tinggikonsentrasi semakin banyak senyawa-senyawayang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,banyaksenyawa-senyawa seperti flavonoid,saponin, dan triterpenoid terabsorpsi ke dalamtubuh ulat grayak dan menyebabkanpenghambatan pertumbuhan larva, terutamapada tiga hormon utama pada serangga, yaituhormon otak yang menyerang sistem saraf,hormon ekdison yang menghambat proses moltingpada ulat, dan hormon pertumbuhan sehinggametabolismeulatgrayak terganggu danmenyebabkan kematian.Senyawa aktif yang terdapatdalamkombinasi ekstrak biji mahoni dan batangbrotowali akan memberikan respons terhadapaktivitas makan dan mortalitas ulat grayak.Respons ini terjadi karena senyawa-senyawatersebut dapat bersifat sebagai racun kontak danracun perut.Senyawa-senyawa aktifyang terkandungdalam biji mahoni dan batang brotowali tersebutmasuk ke dalam tubuh serangga sebagai racunperut karena pada perlakuan pemberian larutanSeptian dkk.: Pengaruh kombinasi ekstrak biji mahoni dan batang brotowali111ekstrak diberikan dengan metode celup padapakan sehingga senyawa aktif yang terkandungdalam larutan ekstrakmasuk ke saluranpencernaan bersama makanan. Senyawa aktifmasuk ke saluran pencernaan bagian tengah yangmerupakan organ pencernaan utama seranggayang menyerap nutrisi dan sekresi enzim-enzimpencernaan karena memiliki struktur yang tidakdilapisi oleh kutikula. Oleh sebab itu, penyerapanmakanan yang terkontaminasi oleh senyawa aktifakan terjadi lebih besar pada saluran pencernaanbagian tengah, jikasaluran ini rusak makaaktivitas enzim-enzim tersebut akan terganggudan proses pencernaan tidak optimum bahkanterjadi kematian.Menurut Ruaeny(2010) bahwasaponindapat menurunkan tegangan permukaan selaputmukosa traktus digestivus larva sehingga dindingtraktus digestivusmenjadi rusak, hal inidikarenakan saponin yang berinteraksi dengan selmukosa menyebabkan otot di bawah permukaankulit traktusdigestivusrusak dan mengalamikelumpuhan. Menurut Budianto dan Tukiran(2012) bahwa penyerapan makanan yang telahterkontaminasi oleh senyawa bioaktif saponinakan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistemperedaran darah dan akan merusak sel darahmelalui reaksi hemolisis sehingga akanmengganggu proses fisiologis larva dan akanmengalami kematian.Senyawa-senyawa tersebut dapat bersifatracun kontak karena residu yang terdapat padadaun mengalami kontak dengan larva. Residudari senyawa aktif masuk melalui kulit dan ditranslokasikan ke bagian tubuh serangga tempatinsektisida aktif bekerja. Racun ini merusak sistemsaraf dan pernapasan hama. Racun kontak terjadikarenaperubahan kutikula, seperti ketebalankutikula, kekerasan kutikula, dan penurunankandungan lipid dalam kutikula. Kepekaan racunkontak dapat memasuki tubuh hama dapat terjadisesaat setelah pergantian kulit karena kulit yangmelapisi tubuh serangga masih tipis. Selain itu,dapat juga masuk melalui selaput antar ruas,selaput persendian pada pangkal embelan dankemoreseptor pada tarsus.Pemberian kombinasi ekstrak biji mahonidan batang brotowali memberikanpengaruhterhadap aktivitas makan ulat grayak. Konsentrasipaling tinggi yaitu 55 ml/l menunjukkan nilaiaktivitas makan rata-rata sebesar 0,15. Konsentrasiterendah yaitu 35 ml/l nilai aktivitas makan rata-rata sebesar 3,575 (Tabel 4). Berdasarkan hasil ujipenelitian berbagai konsentrasi kombinasi ekstrakbiji mahoni dan batang brotowali terhadapmortalitas ulatgrayak menunjukkan bahwasemakin tinggi konsentrasi kombinasi ekstrak bijimahoni dan batang brotowali, aktivitas makansemakin menurun.Serangga akan menghadapi dua hal untukmemulai aktivitas makannya, yaitu 1) pertamaadanya rangsangan untuk inisiasi aktivitas makan(feedingstimulant), 2) pendeteksiankehadiransenyawa-senyawa asing (foreign compound) yangdapat menghambat aktivitas makansehinggadapat memperpendek bahkan menghentikanaktivitas makan. Senyawa antimakandidefinisikan sebagai zat yang apabila diujikanpada serangga akan menghentikanaktivitasmakan secarasementara ataupermanentergantung potensi zat tersebut (Reddy dkk, 2009).Senyawa yang bersifat sebagai antimakansebagianbesarditemukan pada golonganmetabolit sekunder alkaloid, terpenoid, danfenolik (Budianto dan Tukiran, 2012).Flavonoid termasuk dalam golongan fenolikyang berperan sebagai insektisida ialah rotenonyang merupakan racun penghambat metabolismedan sistem saraf yang bekerja perlahan. Seranggayang mati diakibatkan karena kelaparan akibatkelumpuhan pada alat mulutnya (Siregar dkk,2006). Senyawa flavonoid dapat menurunkankemampuan mencerna makanan pada seranggadengan menurunkan aktivitas enzim protease danamilase. Akibatnya pertumbuhanseranggamenjadi terganggu (Arbaningrum, 1998 dalamShahabuddin dan Pasaru, 2009).Senyawa terpenoid, yaitu triterpenoidmerupakan salah satu senyawa yang bersifatsebagai antimakan (antifedant) karena rasanyayang pahit sehingga serangga menolak untukmakan. Menurut Hoesain (1995) dalam Budiantodan Tukiran (2012), pada kosentrasi tinggi dapatmenurunkan aktivitas makan serangga karenasifat serangga yang menolak makan akibatmasuknya senyawa yang menstimulasikemoreseptor yang dilanjutkan ke sistem saraf.Biji mahoni dan batang brotowali memiliki rasayang pahit, hal ini memungkinkan menjadipenyebab serangga menolak untuk makan(Dadang dan Ohsawa, 2000).Tingkat persentase mortalitas larva uji dapatdijadikan tolok ukur efektivitas tindakanpengendalianhayati yaitu sebesar 80-90%(Setiawati, 2008). Konsep pengendalian hayatitersebut dimaksudkan agar tidak mengganggukeseimbangan ekosistem di alam. Berdasarkanhasil penelitian didapatkan konsentrasi yangefektif mengendalikan hama ulat grayak dilihatdari tingkat mortalitas sebanyak 80% yaitu 55ml/l112LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:107112SIMPULANBerdasarkanhasil penelitiandapatdisimpulkan bahwa pemberian kombinasi ekstrakbiji mahoni dan batang brotowali dapatmemberikan pengaruh terhadap mortalitas danaktivitas ulat grayak. Konsentrasi yang efektifmengendalikan ulat grayak ialah 55 ml/l.Saran yangdapat diberikan berdasarkanpenelitian ini ialah perlu dilakukan penelitianlebih lanjut untuk menguji kombinasi ekstrak bijimahoni dan batang brotowali pada skala lapang.Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukanuntuk menguji efektivitasnya dengan agen hayatilain dalammengendalikanhama larva ulatgrayak. Dalam mengukur aktivitas makan ulatgrayak perlu diamati lebih teliti tentang luassektor daun yang termakan.DAFTAR PUSTAKABudianto F dan Tukiran, 2012. BioinsektisidadariTumbuhan Bakau Merah (Rhizhopora stylosa. Griff)(Rhizophoraceae).http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/unesa-journal-of-chemistry/article/view/122/59.Diunduh tanggal 6 Juli 2012.Dadang, Ohsawa K, 2000. Penghambatan Aktivitas MakanLarva Plutellaxylostella L.(Lepidoptera:Yponomeutidae) Yang DiperlakukanEktrak Biji Swietenia mahogani Jacq (Meliaceae). BulHPT 12: 27-32.Haryanti F, 2002. Isolasi Senyawa Antibakteri dari BijiMahoni (Swietenia mahagoni Jacq.).http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/15507/G02fha_abstract.pdf?sequence=1.Diunduh tanggal 12 Mei 2012.Herminanto, Wiharsi dan Topo S, 2004. Potensi EkstrakBiji Srikaya (AnnonasquamosaL.) untukMengendalikanUlat KropKubis(Crocidolomiapavonana F.).http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/Vol%206-1/Potensi%20Ekstrak%20Biji%20Srikaya%20%28Annona%20squamosa%20L.pdf. Diunduh tanggal 6Juli 2012.Marwoto dan Suharsono, 2008. Strategi Dan KomponenTeknologi PengendalianUlatGrayak (Spodopteralitura Fabricius) Pada TanamanKedelai.http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3274083.pdf. Diunduh tanggal 19 Maret 2011.Rachmawati D dan Eli K, 2009. Pemanfaatan PestisidaNabati Untuk Mengendalikan Organisme PenggangguTanaman. BPTP Jatim: Departemen PertanianReddy, B.K., M. Balaji, P.U. Reddy, G. Salaja, K.Vaidyanath, and G. Narasimha, 2009. Antifeedantand antimicrobial activity of Tylophoraindica.http://www.academicjournals.org/ajbr/pdf/Pdf2009/Dec/Reddy%20et%20al.pdf. Diunduhtanggal 25 Desember 2012.Ruaeny TA, 2010. Pengaruh Ekstrak Herba Anting-anting(Acalypha indica L.) Terhadap Tingkat MortalitasLarvaNyamuk Aedes albopictus. Skripsi.Tidakdipublikasikan. Surabaya: Universitas NegeriSurabaya.Setiawati W, Rini M, Neni G, dan Tati R, 2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati danCaraPembuatannyaUntuk Pengendalian OrganismePenggangguTumbuhan (OPT).Bandung: BalaiPenelitian Tanaman Sayuran.Shahabuddin dan Pasaru F, 2009. Pengujian EfekPenghambatanEkstrak Daun Widuri TerhadapPertumbuhan LarvaSpodopteraexigua Hubn.(Lepidoptera: Noctuidae) dengan Menggunakan IndeksPertumbuhanRelatif.http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AGROLAND/article/download/239/201. Diunduhtanggal 19 Mei 2012.Sianturi AHM, 2001. Isolasi dan Fraksi Senyawa Bioaktifdari Biji Mahoni (Swieteniamahagoni Jacq.).http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13544/G01ahs_abstract.pdf?sequence=2.Diunduh tanggal 26 Juli 2011.Siregar BA, Didiet RD, Herma A, 2005. Potensi EkstrakBiji Mahoni (Swietenia macrophylla) dan Akar Tuba(Derris elliptica) Sebagai Bioinsektisida UntukPengendalian HamaCaisin. http://student-research.umm.ac.id/index.php/pimnas/article/viewFile/115/489_umm_student_research.pdf.Diunduh tanggal 28 Juni 2011.Sukadana IM, Wiwik SR, Frida RK, 2007. Isolasi danIdentifikasi Senyawa Antikamandari BatangTumbuhan Brotowali (Tinospora tuberculata Beumee.).http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/j-kim-vol1-no2-sukadana.pdf. Diunduh tanggal 23 Nopember2011.Warisno, Kres D, 2010. Peluang Usaha dan BudidayaCabai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.