ketika media permainkan kita, beginikah akhirnya

2
6/10/2014 Ketika Media Permainkan Kita, Beginikah Akhirnya? | bilalmubaraqi http://bilalmubaraqi.wordpress.com/2014/10/04/ketika-media-permainkan-kita-beginikah-akhirnya/ 1/2 bilalmubaraqi beyond the meaning Ketika Media Permainkan Kita, Beginikah Akhirnya? Posted on 4 Oktober 2014 by mubaraqi Untuk Divan Semesta Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla senantiasa menunjukan jalan terang pada kita. Pada dasarnya pemberitaan media massa berkaitan dengan kebrutalan IS itu sangat meyakitkan. Sudah pernah saya ungkapkan sebelumnya (lihat. ISIS & ”Strawman” Fallacy[1] ), bahwa pemberitaan tersebut merupakan bentuk dari “strawman” fallacy. Tujuannya adalah mendiskreditkan pemahaman islam. Dalam hal ini media berupaya menyentuh isu ‘daulah islam’ atau ‘khilafah’ setelah mereka meng-‘hina’ poligami, jilbab, dan kepemimpinan pria atas wanita. Hal ini sebetulnya tidak mengherankan, mengingat proyek de-Islamisasi telah berjalan sejak lama. Telah saya dapati konspirasi ini secara gamblang dalam sebuah jurnal laporan yang ditulis seorang pakar Sosiolog berkebangsaan AS, Cheryl Benard, bekerja sama dengan RAND. Saya tidak berfikir anda tidak tahu, hanya untuk mengingatkan saja bahwa dalam tulisannya itu ia menyatakan bahwa yang menjadi musuh bagi pemerintahan Amerika adalah mereka (muslim) yang menginginkan dominasi pollitik dan spiritual (Benard: 2003[2] ). Berakaitan dengan itu ia mengelompokan muslim menjadi dua buah domain utama; liberal (termasuk moderat) dan fundamental (termasuk tradisionalis). Saya tidak perlu menjelaskan termasuk ke dalam kategori mana diri kita. Oleh karena itu, sekarang marilah kita langsung kepada pokok permasalahan. Apa yang membuat anda dan saya tidak bersatu meskipun kita satu tujuan? Ketika pertanyaan ini saya lontarkan kepada teman-teman, banyak dari mereka yang mungkin akan menjawab mantap; pemikiran. Namun yang membuat kita tidak bisa bersatu adalah hal yang lebih teknis, yaitu terkait bagaimana kita merealisasikan pemikiran itu; thariqah. Maka anda tidak bisa menyeru seseorang meninggalkan thariqah mereka tanpa argumentasi. Karena kami meyakini bahwa thariqah itu harus diimani selayaknya fiqrah. Begitulah aturan mainnya.

Upload: rizkysamuraiflamenco

Post on 12-Jun-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ketika media permainkan kita, beginikah akhirnya

6/10/2014 Ketika Media Permainkan Kita, Beginikah Akhirnya? | bilalmubaraqi

http://bilalmubaraqi.wordpress.com/2014/10/04/ketika-media-permainkan-kita-beginikah-akhirnya/ 1/2

bilalmubaraqi

beyond the meaning

Ketika Media Permainkan Kita,Beginikah Akhirnya?

Posted on 4 Oktober 2014 by mubaraqiUntuk Divan Semesta

Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla senantiasa menunjukan jalan terang pada kita. Padadasarnya pemberitaan media massa berkaitan dengan kebrutalan IS itu sangat meyakitkan.Sudah pernah saya ungkapkan sebelumnya (lihat. ISIS & ”Strawman” Fallacy[1]), bahwapemberitaan tersebut merupakan bentuk dari “strawman” fallacy. Tujuannya adalahmendiskreditkan pemahaman islam. Dalam hal ini media berupaya menyentuh isu ‘daulahislam’ atau ‘khilafah’ setelah mereka meng-‘hina’ poligami, jilbab, dan kepemimpinan pria ataswanita. Hal ini sebetulnya tidak mengherankan, mengingat proyek de-Islamisasi telah berjalansejak lama. Telah saya dapati konspirasi ini secara gamblang dalam sebuah jurnal laporanyang ditulis seorang pakar Sosiolog berkebangsaan AS, Cheryl Benard, bekerja sama denganRAND.

Saya tidak berfikir anda tidak tahu, hanya untuk mengingatkan saja bahwa dalam tulisannyaitu ia menyatakan bahwa yang menjadi musuh bagi pemerintahan Amerika adalah mereka(muslim) yang menginginkan dominasi pollitik dan spiritual (Benard: 2003[2]). Berakaitandengan itu ia mengelompokan muslim menjadi dua buah domain utama; liberal (termasukmoderat) dan fundamental (termasuk tradisionalis).

Saya tidak perlu menjelaskan termasuk ke dalam kategori mana diri kita. Oleh karena itu,sekarang marilah kita langsung kepada pokok permasalahan. Apa yang membuat anda dansaya tidak bersatu meskipun kita satu tujuan? Ketika pertanyaan ini saya lontarkan kepadateman-teman, banyak dari mereka yang mungkin akan menjawab mantap; pemikiran. Namunyang membuat kita tidak bisa bersatu adalah hal yang lebih teknis, yaitu terkait bagaimanakita merealisasikan pemikiran itu; thariqah.

Maka anda tidak bisa menyeru seseorang meninggalkan thariqah mereka tanpa argumentasi.Karena kami meyakini bahwa thariqah itu harus diimani selayaknya fiqrah. Begitulah aturanmainnya.

Adapun terkait pemberitaan ISIS, hal itu sejatinya memiliki tujuan yang lebih dari dugaan.

Page 2: Ketika media permainkan kita, beginikah akhirnya

6/10/2014 Ketika Media Permainkan Kita, Beginikah Akhirnya? | bilalmubaraqi

http://bilalmubaraqi.wordpress.com/2014/10/04/ketika-media-permainkan-kita-beginikah-akhirnya/ 2/2

Adapun terkait pemberitaan ISIS, hal itu sejatinya memiliki tujuan yang lebih dari dugaan.Mereka berupaya untuk membungkam perjuangan penegakan syariah islam tanpamemandang apakah perjuangannya itu dilakukan dengan kekerasan atau dengan jalanpemikiran. Bukankah President George W. Bush ‘itu’ pernah berkata, “Either you’re with us orwith the Terrorist!!”? Oleh karena itu sejak awal, orang-orang seperti kita memang terdefinisi“TERORIS” oleh Amerika. Persoalannya adalah kami meyakini sebuah jalan dimanaperubahan hanya dapat dilakukan dengan pemikiran, bukan dengan angkat senjata. Karenaitu dapatkah anda memahami posisi kami, tatkala monsterisasi ide khilafah oleh media itubegitu gencar seolah TNT yang siap diledakan? Disematkan dengan suatu istilah yangmenimbulkan misinterpretasi. Kami sadar betul bahwa ide ‘Khilafah’ lah yang ingin merekabungkam. Karena itu kami mencoba sebisa mungkin menyelamatkannya. Saya membacatulisan anda yang berjudul “Mengharapkan Syurga? Bagaimana Mungkin?”. Menurut sayaapa yang anda sampaikan itu tidak salah. Bahkan berkat beberapa kisah pikiran saya semakinterbuka. Namun berkat itu pula kekukuhan saya menggenggam thariqah ‘ini’ bertambah.Karena Syeikh Taqiy mengajarkan pada kami bahwa gerakan perubahan itu haruslah gerakanrevolusioner yang melakukan perubahan secara Inqilabi.

Anda mungkin tidak mengira, ada satu ‘daerah’ yang sempat didatangi Brimob akibat isu ini.Atau sebuah daerah yang menjadi ragu untuk terhadap kewajiban Khilafah akibat isu ini.Kami berupaya melindungi ide Khilafah sebisanya. Tatkala kami mengatakan bahwa Khilafahanda itu ‘Prematur’, hal itu berakar dari perbedaan kita dalam memandang solusi. Bukankahseperti itu? Lantas bagaimana bisa anda menyatakan bahwa kami bermanis muka?

Pernyataan terbuka telah disampaikan oleh Syeikh Atha bin Khalil dalam menyikapi hal ini.

Semoga kita selalu berjalan di tempat yang sama, meski tak selalu bersama.

pengagum karyamu

bilal mubaraqi

———————————

[1] http://bilalmubaraqi.wordpress.com/2014/09/24/isis-strawman-fallacy/(http://bilalmubaraqi.wordpress.com/2014/09/24/isis-strawman-fallacy/)

[2] Benard, Cheryl. (2003). Civil democratic Islam, partners, resources, and strategies. RANDCorporation.

This entry was tagged divansemesta, opini. Bookmark the permalink.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Superhero Theme.