ucapan terima kasih - caritas keuskupan sibolga filedamai natal senantiasa beserta kita dan semangat...

16
32 Caritas Sibolga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung semua program selama tiga tahun ini (2008 – 2010) : Keluarga Caritas : Caritas Australia, Caritas Austria, Caritas Bozen, Caritas Korea, Caritas Italiana dan jaringannya (Caritas Bergamasca, Caritas Marche, Caritas Ambrosiana, Caritas Sardegna), CRS (Caritas Amerika Serikat), Secour Catholique Caritas France (SCCF), Karina, Trocaire (Caritas Irlandia) Paroki di Dekanat Nias : Paroki Alasa, Paroki Amandraya, Paroki Gido, Paroki Idanogawo, Paroki KGB, Paroki Lahewa, Paroki Lahusa-Gomo, Paroki Laverna, Paroki Nias Barat, Paroki St. Maria, Paroki Teluk Dalam Kota, Paroki Teluk Dalam Luar Kota, Paroki Togizhita, Paroki Tuhemberua Paroki di Dekanat Tapanuli: Paroki Katedral Sibolga, Paroki Padangsidempuan, Paroki Pandan, Paroki Pangaribuan, Paroki Pinangsori, Paroki Tarutungbolak, Paroki Tumbajae Panti Asuhan & Rehabilitasi: ALMA, Caritas Dorkas Fodo, Gido, Karya Fa’omasi dan Monaco. Lembaga di Keuskupan Sibolga : Museum Pusaka Nias, PUSPAS, PSE, dan KSP3. NGO local dan internasional yang menjalankan program di Pulau Nias. Pemerintah Kabuten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Gunungsitoli. Semua pihak lain yang belum kami sebutkan dan telah mendukung Caritas Sibolga. Semoga dengan segala dukungan Anda, kami mampu mewujudkan cita-cita menciptakan masyarakat yang mandiri, sol- ider dan membebaskan secara rela, transparan dan bertanggungjawab. Ω Ucapan Terima Kasih Keberadaan Caritas Keuskupan Sibolga di Keuskupan Sibolga dan Harapan Di Masa Depan CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA Pembaca yang budiman, Sebelum melangkah ke halaman berikutnya, kami ingin menyapa Anda semua dengan salam hangat dalam bahasa Nias, Ya’ahowu! Buku ini merupakan gambaran umum tentang kegiatan Caritas Keuskupan Sibolga selama tahun 2010 dan sedikit menyinggung kisah di tahun 2009. Ini merupakan Buku Tahunan edisi II, sebelumnya kami juga pernah menerbitkan Buku Tahunan 2008 yang merangkum kegiatan tiga tahunan (2005-2008). Kami tidak lupa mengucapkan Selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 bagi pembaca yang budiman. Semoga damai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat membaca dan semoga bermanfaat. Ya’ahowu !

Upload: dotuyen

Post on 16-May-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

32

Caritas Sibolga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung semua program selama tiga

tahun ini (2008 – 2010) :

♦ Keluarga Caritas : Caritas Australia, Caritas Austria, Caritas Bozen, Caritas Korea, Caritas Italiana dan jaringannya

(Caritas Bergamasca, Caritas Marche, Caritas Ambrosiana, Caritas Sardegna), CRS (Caritas Amerika Serikat), Secour

Catholique Caritas France (SCCF), Karina, Trocaire (Caritas Irlandia)

♦ Paroki di Dekanat Nias : Paroki Alasa, Paroki Amandraya, Paroki Gido, Paroki Idanogawo, Paroki KGB, Paroki Lahewa,

Paroki Lahusa-Gomo, Paroki Laverna, Paroki Nias Barat, Paroki St. Maria, Paroki Teluk Dalam Kota, Paroki Teluk Dalam

Luar Kota, Paroki Togizhita, Paroki Tuhemberua

♦ Paroki di Dekanat Tapanuli: Paroki Katedral Sibolga, Paroki Padangsidempuan, Paroki Pandan, Paroki Pangaribuan,

Paroki Pinangsori, Paroki Tarutungbolak, Paroki Tumbajae

♦ Panti Asuhan & Rehabilitasi: ALMA, Caritas Dorkas Fodo, Gido, Karya Fa’omasi dan Monaco.

♦ Lembaga di Keuskupan Sibolga : Museum Pusaka Nias, PUSPAS, PSE, dan KSP3.

♦ NGO local dan internasional yang menjalankan program di Pulau Nias.

♦ Pemerintah Kabuten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Tapanuli

Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Gunungsitoli.

♦ Semua pihak lain yang belum kami sebutkan dan telah mendukung Caritas Sibolga.

Semoga dengan segala dukungan Anda, kami mampu mewujudkan cita-cita menciptakan masyarakat yang mandiri, sol-

ider dan membebaskan secara rela, transparan dan bertanggungjawab. Ω

Ucapan Terima Kasih

Keberadaan Caritas Keuskupan Sibolga di Keuskupan Sibolga dan Harapan Di Masa Depan

CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

Pembaca yang budiman, Sebelum melangkah ke halaman berikutnya, kami ingin menyapa Anda semua dengan salam hangat dalam bahasa Nias, Ya’ahowu! Buku ini merupakan gambaran umum tentang kegiatan Caritas Keuskupan Sibolga selama tahun 2010 dan sedikit menyinggung kisah di tahun 2009. Ini merupakan Buku Tahunan edisi II, sebelumnya kami juga pernah menerbitkan Buku Tahunan 2008 yang merangkum kegiatan tiga tahunan (2005-2008). Kami tidak lupa mengucapkan Selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 bagi pembaca yang budiman. Semoga damai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat membaca dan semoga bermanfaat. Ya’ahowu !

Page 2: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

2

CKS SEKARANG DAN MASA DEPAN

(Pastor Mikael To, Pr)

Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) sebagai Lembaga Sosial Gereja Katolik Sibolga baru berusia 5 tahun, masih sangat muda dan belum banyak pengalamannya. Meskipun demikian CKS sudah melakukan banyak hal untuk membantu masyarakat di Keuskupan Sibolga umumnya dan Dekanat Nias khususnya. Sepanjang tahun 2010 CKS diperkuat dengan 57 orang staf memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat lewat divisi CMDRR, Livelihood, Gender, Sosial dan Komunikasi. Tujuannya adalah untuk mencapai suatu perubahan dan perkembangan hidup yang lebih baik dalam masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial kemasyarakatan maupun di bidang ketrampilan atau skill untuk memanagemen kehidupan secara benar dan tepat sesuai tuntutan jaman. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ini, CKS menghadapai berbagai macam tantangan dan hambatan (staf yang terus menerus bergantian, sikap dan mental mau menerima saja dari masyarakat dampingan, perubahan iklim yang tidak menentu yang sering mengganggu kelancaran proyek, dan keadaan geografis yang berat), tetapi juga mengalami sukses-sukses kecil (menyelesaikan proyek kursus ketrampilan tahap I dan II dengan hasil yang memuaskan, menyelesaikan pembangunan poliklinik Amandraya tepat pada waktunya, memiliki statuta yang jelas dan kebijakan umum sebagai pedoman organisasi). Tantangan dan hambatan menjadi cambuk untuk semakin mampu mencari solusi dan strategi yang lebih tepat guna dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. Sedangkan kesuksesan dalam beberapa kegiatan tersebut menjadi pedoman untuk berjuang lebih maksimal.

Harapan Masa Depan CKS ? CKS tergolong salah satu Caritas besar di Indonesia. Dengan status ini CKS ditantang untuk semakin mampu ...

ke hal. 8

“DUKUNG CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA !”

(Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap)

Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) lahir sebagai bentuk kepedulian Gereja terhadap penderitaan masyarakat Nias karena bencana tsunami 26 Desember 2004 dan gempa bumi yang sangat dahsyat di Pulau Nias pada 28 Maret 2005 yang meluluhlantakkan rumah penduduk, gedung-gedung, jalan, jembatan dan jaringan komunikasi. CKS secara resmi berdiri pada 26 Juli 2005. Berkat bantuan berbagai pihak, CKS telah banyak melayani masyarakat sesuai dengan visi misinya. CKS sering mendapat pujian di antara Caritas-caritas yang ada di Indonesia. Tetapi kita umat Katolik Keuskupan Sibolga, apakah kita mengenal dengan baik apakah itu CKS dan apa peranannya bagi masyarakat? CKS adalah suatu organisme pastoral Keuskupan Sibolga yang didirikan untuk mengungkapkan semangat cinta kasih (caritas) kepada sesama manusia dan bahkan perhatian terhadap alam ciptaan. Sesuai dengan namanya, ‘Caritas Keuskupan Sibolga’ berarti bahwa CKS adalah milik Keuskupan Sibolga, berarti milik umat Katolik Keuskupan Sibolga. Oleh karena itu setiap umat Katolik Keuskupan Sibolga mesti merasa memiliki CKS. Kalau demikian berarti setiap umat Katolik di Keuskupan Sibolga mesti memiliki semangat caritas (cinta kasih) seperti Yesus yang ‘tergerak hatiNya oleh belaskasihan’ (Mat 9:36, Mrk 1:41), lalu semangat caritas itu disalurkan melalui CKS. CKS telah beranjak dari umur balita (di bawah lima tahun) ke umur yang lebih tinggi. Kita patut merasa bangga bahwa Caritas kita telah memiliki kantor sendiri dalam gedung permanen, juga stafnya memadai, dan programnya jelas. Caritas kita cukup dikenal oleh Caritas-Caritas internasional dan nasional. Tetapi perlu juga kita sadari bahwa sejalan dengan naiknya ...

ke hal. 3

SAMBUTAN dari kami untuk ANDA

SAMBUTAN BAPA USKUP KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN BAPA USKUP KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN BAPA USKUP KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN BAPA USKUP KEUSKUPAN SIBOLGA

SAMBUTAN DIREKTUR CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN DIREKTUR CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN DIREKTUR CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASAMBUTAN DIREKTUR CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

3

Caritas Keuskupan Sibolga (CKS atau biasa disingkat Caritas Sibolga atau Caritas) adalah lembaga sosial gereja Katolik di Keuskupan Sibolga. Keuskupan mendirikan lembaga ini untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, persamaan jender dan perdamaian, yang semuanya merupakan inspirasi dari injil. Dalam melaksanakan misi ini Caritas memberi perhatian khusus kepada kaum miskin, terutama yang paling miskin di antara mereka, dan dengan memperhatikan cara yang mendidik dalam implementasi program. Selain itu dalam usaha menanggulangi kemiskinan dan mempromosikan keadilan Caritas menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi, baik nasional maupun internasional. Tsunami yang menerjang Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004, meninggalkan dampak dan skala kerusakan yang masih mampu ditangani oleh keuskupan tanpa perlu adanya lembaga khusus untuk itu. Dengan dana dari Caritas Austria, Keuskupan yakin dapat mengimplementasikan sendiri program rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah yang terkena dampak bencana tsunami. Namun, gempa yang terjadi tiga bulan kemudian jauh lebih dahsyat. Selain merenggut korban jiwa, gempa ini juga telah merusak ribuan rumah dan bangunan serta sarana fisik lainnya. Kerusakan yang ditimbulkan membuat keadaan semakin buruk bagi daerah Nias, yang sebelumnya sudah merupakan salah satu daerah termiskin di Indonesia dan Propinsi Sumatera Utara. Kenyataan ini telah menggerakkan keluarga Caritas manca negara termasuk CRS Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Nias. Bersama keluarga Caritas ini Caritas Sibolga lalu mengorganisir tanggap darurat hampir di seluruh Nias. Melihat skala kerusakan dan besarnya program rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan menyusul, pimpinan Keuskupan saat itu, Administrator P. Barnabas Winkler, merasa perlu adanya Caritas Keuskupan yang menangani bukan hanya tanggap darurat saja, melainkan juga menyelenggarakan program yang berkelanjutan. Pada bulan Mei 2005 Caritas Italiana menawarkan bantuan program capacity building untuk membentuk satu Caritas Keuskupan, sehingga struktur Caritas Keuskupan Sibolga segera terbentuk dan mulai membuka kantor pada bulan Juli 2005. Bersama Caritas Austria, yang telah mulai kerja sama dengan Keuskupan sejak tanggap darurat tsunami, dan CRS yang telah mendukung sejak tanggap darurat gempa bumi, Caritas Italiana membantu Caritas Sibolga baik dalam hal keuangan maupun dalam hal manajemen dan perencanaan program. Segera sesudah itu Caritas Sibolga mengambilalih program pembangunan rumah bagi korban tsunami di Nias Barat, yang telah dimulai sebelumnya, dan memulai perencanaan dan implementasi program pembangunan rumah bagi korban gempa di ...

ke hal 4

Dari hal. 2 (Sambutan Bapa Uskup Keuskupan Sibolga) ... umur, CKS mesti makin kokoh dan berdaya, sehingga dapat semakin menunjukkan pelayanannya bagi masyarakat.

CKS dapat makin kokoh dan makin menunjukkan pelayanannya bagi masyarakat, tidak terlepas dari dukungan seluruh umat Keuskupan Sibolga. Dukungan seluruh umat itu dapat diungkapkan dengan berbagai cara dan bentuk: dengan memberi dukungan moril, yakni dengan memperkenalkan CKS di tengah masyarakat, dengan memberikan bantuan tenaga sukarela, misalnya kalau terjadi musibah, kita yang punya waktu dan tenaga memberi diri menjadi relawan. Dukungan kita dapat juga dengan memberi bantuan materiil, dalam bentuk barang dan uang, yang diberikan kepada Caritas untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Caritas-Caritas internasional menjadi besar dan banyak membantu di mana-mana, karena banyak umat dan masyarakat memberikan dukungan dan bantuan kepadanya, dan banyak orang menjadi relawannya. “Orang miskin membantu orang miskin” merupakan prinsip yang sangat tepat dan telah teruji. Kita memberi bukan karena kita memiliki berlebihan, tapi karena rasa cinta kasih akan sesama. Memberi dari kekurangan inilah yang dipuji Yesus dari janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan (bdk Luk 21:2). Bantuan, yang kita terima secara langsung atau melalui proyek-proyek yang ditangani CKS, adalah pemberian dari banyak orang yang sederhana, yang diberi dari kekurangannya. CKS berdaya dan dapat membantu banyak orang yang membutuhkan pertolongan, kalau seluruh umat Keuskupan Sibolga dan juga masyarakat mendukungnya dan memberikan sumbangan sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing umat. Mari kita dukung Caritas Keuskupan Sibolga ! Ω

SIAPA CKS ?

SEKILAS TENTANG CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASEKILAS TENTANG CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASEKILAS TENTANG CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASEKILAS TENTANG CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

Page 3: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

4

dari hal. 3 (Sekilas Tentang Caritas Keuskupan Sibolga)

... beberapa daerah di Pulau Nias. Caritas Sibolga didirikan bukan hanya untuk menangani program jangka pendek tanggap darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami dan gempa, tetapi akan seterusnya berada dan berkarya di seluruh wilayah Keuskupan Sibolga, yang mencakup Pulau Nias, Pulau-Pulau Batu, dan Tapanuli. Dipaksa oleh keadaan, program Caritas Sibolga telah terfokuskan pada bantuan tanggap darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi sejak dibentuk lima tahun yang lalu. Kenyataan ini telah menyebabkan masyarakat terlanjur menganggap Caritas Sibolga hanyalah sebuah lembaga kemanusiaan pemberi bantuan darurat setelah bencana. Kini Caritas Sibolga sedang dalam transisi untuk beralih dari kegiatan tanggap darurat ke program sosial pengembangan sesuai dengan misi dan mandat yang diterimanya dari Keuskupan. Di samping pembangunan rumah korban tsunami dan gempa serta pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, Caritas Sibolga telah dan sedang menangani bidang-bidang kerja berikut ini:

⇒ Sosial dan pendidikan ⇒ Gender ⇒ Kesehatan ⇒ Peningkatan ekonomi masyarakat (Livelihood) ⇒ Pengurangan Resiko Bencana (PRB) atau Disaster Risk Reduction (DRR) ⇒ Komunikasi

Dalam perencanaan dan implementasi program Caritas Sibolga menggunakan pendekatan yang bertujuan memberdayakan masyarakat. Semua proyek yang ada, termasuk proyek fisik seperti perumahan dan pembangunan jalan, dirancang untuk sejauh mungkin melibatkan masyarakat. Tetapi pemberdayaan masyarakat yang dicita-citakan Caritas Sibolga lebih daripada itu. Seperti bisa dilihat dalam proyek-proyek di bidang PRB, DRR, Livelihood, sosial, dan jender, penetapan kebutuhan dan prioritas dalam proyek digali dari masyarakat melalui metode partisipatif. Dalam beberapa proyek tertentu bahkan masyarakat sendiri merencanakan dan mengimplementasikan proyek. Caritas Sibolga bertujuan untuk menjadi lembaga yang dapat bersinergi dengan semua lembaga sosial lainnya dalam Keuskupan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan paroki-paroki. Untuk itu Caritas Sibolga telah memulai kerja sama dengan 10 paroki untuk menjalankan program penguatan kapasitas masyarakat. Program ini diharapkan dapat membentuk kelompok masyarakat dampingan menjadi kelompok-kelompok, yang dapat membangun dirinya secara mandiri dan berkelanjutan.Ω

Caritas Keuskupan Sibolga dalam menjalankan karyanya di tahun 2010 tentu tidak terlepas dari orang-orang yang bekerja agar tujuan dari pelayanan CKS dapat tercapai. Berikut adalah data jumlah staf masing-masing divisi yang ada di Caritas Sibolga pada tahun 2010 :

Dengan jumlah staf yang cukup banyak maka Caritas Sibolga juga melakukan upaya untuk menumbuhkan kebersamaan antar staf secara keseluruhan dengan membuat refleksi bersama tahunan dan kegiatan-kegiatan lain yang membangun keber-samaan seperti: Perayaan HUT CKS, Perayaan Natal dan Tahun Baru, gotong royong membersihkan kantor dan rekreasi ber-sama. Ω

STATISTIK STAF CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASTATISTIK STAF CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASTATISTIK STAF CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASTATISTIK STAF CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

No. Divisi Jumlah (orang)

1 Community Managed Disaster Risk Reduction (CMDRR) 13

2 Livelihood 19

3 Sosial 4

4 Gender 3

5 Kantor 13

6 Keuangan 3

7 Komunikasi 1

56 Total

5

PENDIRI

Uskup Dan Dewan Imam

KOMITE EKSEKUTIF

DIREKTUR

DEWAN EKSEKUTIF

PROMOSI PELAYANAN PENDUKUNG

Manager

Program

Komunikasi Manajer

Keuangan

Manajer

Kantor

SOCIAL CMDRR LIVELIHOOD GENDER Finance Officer

Logistik &

Procurement IT General

Affairs

Translator

Admin

Logistik

Cleaner Office Boy Security

Driver

PERSONAL

ASSISTANT

Admin

Logistik Assistant

INILAH STAF CARITAS KEUSKUPAN, SEMUANYA BERJUMLAH 56 ORANG

TERSEBAR DI HAMPIR SELURUH WILAYAH KEUSKUPAN DAN MEMBERDAYAKAN BERSAMA MASYARAKAT.

ORGANIGRAM

CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

Page 4: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

6

PENINGKATAN KAPASITAS STAF DAN ORGANISASIPENINGKATAN KAPASITAS STAF DAN ORGANISASIPENINGKATAN KAPASITAS STAF DAN ORGANISASIPENINGKATAN KAPASITAS STAF DAN ORGANISASI

Caritas Keuskupan Sibolga (CKS), dalam rangka menuju pendewasaan diri dan menemukan jati diri yang sesungguhnya, berusaha membangun organisasi yang kuat dalam berbagai sisi, baik itu dalam pengembangan kapasitas staf maupun secara organisasional sendiri seperti tertuang dalam Strategi CKS yang telah dirumuskan. Sepanjang tahun 2010, sebagian besar staf CKS telah mengikuti berbagai pelatihan peningkatan sumber daya/ kapasitas yaitu Pelatihan Kesiapan Tanggap Darurat (KTD) di berbagai tempat (Gunungsitoli, Yogyakarta, Bandung, Surabaya), Pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD), Pelatihan Mainstreaming Isu Gender dalam Sphere, Pelatihan Keuangan “MAKNA 1”, Training of Trainer (ToT), Peningkatan Kapasitas Dalam Pendampingan Kaum Muda, Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA), Pelatihan Community

Organizing and Community Development (COCD), Pelatihan Kapasitas Jurnalistik, dan Pelatihan Manggo untuk FM II. Di tingkat lembaga, CKS terus menerus menata sistem organisasi yang lebih baik. Pertemuan rutin manajemen, manager dan staf, adalah kesempatan untuk membenahi fondasi lembaga. Mulai dari anggaran dasar, kebijakan umum, promosi Caritas, nilai-nilai, fungsi, spiritualitas, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, CKS juga dengan komitmen tinggi berusaha membangun kesatuan tim yang solid secara keseluruhan. Pada bulan Maret 2010, CKS telah melaksanakan kegiatan Team Building di Tuhemberua, momen seperti ini dimanfaatkan untuk membangun kekompakan dan penanaman nilai karya pelayanan Caritas. Ω

KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

KERJASAMA/ PARTNERSHIPKERJASAMA/ PARTNERSHIPKERJASAMA/ PARTNERSHIPKERJASAMA/ PARTNERSHIP Dalam menjalankan karya-karya kemanusiaan, Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) tidak berjalan sendiri. Sebagai lembaga milik Keuskupan Sibolga, CKS selalu berkoordinasi dengan seluruh paroki. CKS berusaha membangun persahabatan yang akrab dengan umat di Keuskupan Sibolga agar umat benar-benar merasa memiliki CKS sebagai tanggung jawab bersama. Selain itu, CKS mempunyai relasi yang baik dengan keluarga Caritas lainnya, baik di tingkat keuskupan, nasional maupun internasional. Saling berbagi informasi, peningkatan kapasitas dan belajar bersama, serta koordinasi yang baik antar keluarga Caritas merupakan salah satu sisi yang selalu dijaga oleh CKS. Tidak dapat dipungkiri bahwa CKS sendiri masih hijau dan perlu belajar banyak dari keluarga Caritas lain yang sudah jauh lebih mapan. Penemanan oleh caritas-caritas internasional sejak awal berdirinya CKS telah memberikan pengalaman yang luar biasa bagi perkembangan CKS agar ke depan mampu berjalan sendiri. Bekerja bersama di kantor yang sama, turun ke lapangan bersama, bermain dan belajar bersama, telah membuat para donatur bukan sekedar mendukung CKS dalam hal finansial melainkan membangun moralitas caritas/ kasih yang baik antar staf CKS dan donatur sendiri. Karya CKS tidak dipersempit hanya bagi umat Katolik saja, melainkan seluruh orang di wilayah Keuskupan Sibolga. Namun, CKS terlebih dahulu harus membangun hubungan batin dengan umat Katolik Keuskupan Sibolga karena CKS adalah milik bersama. Kerjasama dengan pihak pemerintah juga sebisa mungkin dikedepankan agar CKS bisa membaur semua sektor, setiap divisi CKS telah menjalin relasi baik dengan lembaga milik pemerintah maupun lembaga swadaya lokal. Divisi Gender contohnya, Agustus 2010 lalu, berperan aktif dalam pelaksanaan Lokakarya Pengarusutamaan Gender bekerjasama dengan Multi Donor Fund, NITP-UNDP, Pemda Nias dan Yayasan Holi’ana’a. Harapannya, ke depan CKS tidak hanya mendapatkan dukungan dari umat Katolik Keuskupan Sibolga saja, melainkan juga dari seluruh pihak yang mengenal CKS. Ω

7

Sejak awal berdirinya, Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) selalu berusaha menjadi tuan rumah dan tamu yang baik serta ramah bagi semua orang yang berkunjung ataupun dikunjungi. Sepanjang tahun 2010, selain untuk kepentingan pelatihan, CKS telah melakukan kunjungan/ kegiatan keluar untuk mempererat persaudaraan dengan keluarga caritas di tingkat keuskupan, nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah Project Cycle Management (PCM) Learning Review di Karina, Emergency Response (ER) Learning Review di Caritas Keuskupan Padang, dan Director Forum. Pada Juni lalu, Direktur dan Program Manager Caritas Keuskupan Sibolga serta Bapa Uskup Sibolga, Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap., terbang ke Eropa untuk bertemu dengan Caritas Italiana dan Caritas Austria membicarakan tentang strategi penemanan dari kedua caritas internasional tersebut terhadap Caritas Keuskupan Sibolga. Selain itu, dilakukan pula kunjungan ke Caritas Bergamo, Caritas Bozen dan Caritas Prancis. Selain kunjungan ke luar, Caritas Keuskupan Sibolga juga sering mendapat kesempatan untuk menjamu sahabat-sahabat seperti field visit SCCF Sri Lanka dan India, tim dokumenter dari Prancis (Gurvan dan Agnes), auditor dan evaluator eksternal terhadap program-program CKS, kunjungan tiga orang volunteer dari Italia, kunjungan Uskup Maliana, Mgr. Norberto dan rombongannya, serta monitoring dari mitra CKS seperti SCCF, Caritas Austria, Caritas Italiana, Caritas Australia dan Trocaire. Caritas Keuskupan Sibolga selalu membuka diri bagi sahabat-sahabat yang ingin berkunjung dan belajar bersama, bukan sebagai guru melainkan berbagi pengalaman tentang apa yang sudah dilakukan Caritas Keuskupan Sibolga mulai dari masa emergency, rekonstruksi dan rehabilitasi hingga ke masa pemberdayaan melalui presentasi-presentasinya.

VISITS/ KUNJUNGANVISITS/ KUNJUNGANVISITS/ KUNJUNGANVISITS/ KUNJUNGAN----KUNJUNGANKUNJUNGANKUNJUNGANKUNJUNGAN

KEGIATAN VOLUNTERKEGIATAN VOLUNTERKEGIATAN VOLUNTERKEGIATAN VOLUNTER

Kerelaan, salah satu hal yang diperjuangkan Caritas Keuskupan Sibolga Dalam menjalankan karyanya Caritas mempro-mosikan kerelaan melalui kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh para peserta Kursus di Caritas Centre, seperti : ikut mem-bantu dalam kegiatan keseharian di panti-panti asuhan, berkunjung ke penjara, bekerja bersama untuk memperbaiki tempat kur-sus, kegiatan bersama dengan relawan yang datang ke Nias dan lain sebagainya. Selain itu melalui divisi livelihood, Caritas memiliki cukup banyak relawan yang menjalankan kegiatan pos gizi (disebut juga kader pos gizi) yang sekaligus merupakan kader kesehatan di dusun-dusun. Dan melalui divisi DRR , Caritas Sibolga juga telah membentuk forum relawan bencana untuk masa tanggap darurat apabila terjadi bencana.

Anak-anak Caritas Centre berpose bersama relawan dari Bergamo Para kader pos gizi dilatih cara memasak makanan bergizi oleh seorang suster

Page 5: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

8

dari hal. 2 (Sambutan Direktur Caritas Keuskupan Sibolga)

... mewujudkan visi dan misinya demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat di Keuskupan Sibolga.

CKS perlu memiliki Strategic Plan yang kontekstual sesuai dengan situasi Keuskupan Sibolga. Selain itu CKS harus terus menerus membenahi diri dalam segala aspek antara lain nilai-nilai yang diperjuangkan, staf yang handal, pembagian tugas dan fungsi yang jelas, transparansi, keuletan bekerja, displin kerja, mutu kerja, dan selalu mengutamakan yang lemah dan tak berdaya. CKS juga sudah waktunya memikirkan fundraising/ penggalangan dana secara baik karena dukungan dari para donor perlahan-lahan berkurang. Apakah CKS akan mampu berdiri sendiri? Mari kita berjuang bersama...! Bersama...kita memberdayakan ! Ω

KRONIK 2009

Pembukaan Proyek Moro’o II > Penutupan Proyek Moro’o I

> Penutupan dan serah terima

Proyek Moro’o II bersama

dengan Georg Matuschowitz (Desk

Officer Caritas Austria).

Divisi Gender Caritas

Keuskupan Sibolga mulai

m e n g i m p l e m e n t a s i k a n

kegiatan-kegiatan gender di

beberapa tempat.

Proyek Pembangunan Rumah

dan Sarana Air Bersih (Proyek

Hilimbaruzö) berakhir.

Pembangunan Poliklinik

Amandraya dimulai. Pelatihan Project Cycle

Management (PCM) oleh

KARINA-KWI bagi Caritas

Keuskupan Sibolga

Sejumlah relawan dan staf

CKS dikirim ke Padang untuk

membantu Emergency

Respon bencana gempa

bumi.

9

KRONIK 2010

> Team Building staf Caritas

Keuskupan Sibolga

> Audit Proyek Hilimbaruzo

oleh Polaris Internasional

> CKS mendapat piagam

penghargaan dari MURI atas

event The Biggest Bolanafo.

Event The Biggest Bolanafo,

pameran hasil karya asli 5

pengrajin perempuan di Nias Barat

berupa bolanafo raksasa berukuran

10 kali lipat dari ukuran biasa.

> P e m b u k a a n P r o y e k

Livelihood Moro’o, Alasa, dan

Gomo

> Kunjungan Direktur CKS,

Program Manager CKS dan

Uskup Sibolga ke beberapa

Caritas di Eropa

Peresmian Poliklinik Stella

Duce Amandraya, yang

kemudian dikelola oleh

komunitas Susteran SCMM.

Penelitian oleh Eye On Aceh

(mitra Trocaire) untuk proyek

CMDRR.

> Pertemuan Uskup &

Manajemen CKS tentang

Anggaran Dasar CKS.

> Pertemuan donor dengan

Manajemen dan Proyek

Manager CMDRR.

> CKS dan PUSPAS

mengadakan rapat tentang

perencanaan program pastoral

Keuskupan Sibolga tahun 2011.

> Evaluasi Proyek Hilimbaruzo

oleh Circle Indonesia

> Peresmian Sekolah Mini di

Nias Barat

> HUT Caritas Keuskupan

Sibolga ke 5

> Berakhirnya proyek CC

gelombang I.

Pada Februari 2010, Caritas Keuskupan Sibolga menyelenggarakan pameran The Biggest Bolanafo, sebuah hasil kerajinan tangan lima pengrajin dari Kabupaten Nias Barat, tepatnya di desa Lasarabaene dan Lölömboli. Bolanafo, suatu budaya dan tradisi asli suku Nias, bisa dikatakan hampir punah, kembali dipopulerkan lewat pembuatan bolanafo raksasa berukuran 3x3,5 meter atau 100 kali lipat lebih besar dari ukuran biasanya. Bolanafo merupakan sebuah wadah untuk menyajikan sirih/ afo pada acara tertentu ataupun acara-acara umum lainnya. Pembuatannya memakan waktu sekitar lima bulan (September 2009 - Januari 2010) dengan menggunakan daun sinasa, sejenis daun pandan. Kini, The Biggest Bolanafo itu ‘menginap’ di Museum Pusaka Nias setelah diserahkan secara sah pada 20 Februari 2010 dan dipamerkan bagi khalayak ramai bersama benda-benda bersejarah lainnya. Pada tanggal 8 Maret 2010, Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahkan piagam penghargaan kepada Caritas Keuskupan Sibolga atas rekor Pemrakarsa dan Penyelenggara Bolanafo Terbesar ini.

Page 6: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

10

PROYEK LOKASI PROYEK TUJUAN UMUM

Promoting Gender Awareness Through Advocacy 22 paroki di Keuskupan Sibolga

Mengurangi praktek ketidaksetaraan gender di lingkungan gereja Katolik di Keuskupan Sibolga

Seluruh paroki di Keuskupan Sibolga

Nutrition Improvement Through Livelihood Project Untuk meningkatkan kualitas nutrisi dan mencegah kekurangan gizi melalui livelihood di Gomo dengan cara meningkatkan pengetahuan agar praktek gizi yang tidak sehat dan kekurangan gizi pada balita dapat dikurangi

Paroki Lahusa

Livelihood’s Promotion and Consolidation in Moro’o and Tugala Oyo

9 dusun di kecamatan Moro'o dan Tugala Oyo, Paroki Nias Barat.

Untuk meningkatkan situasi kehidupan masyarakat Nias melalui pengembangan livelihood dan peningkatan ketahanan pangan

Paroki Salib Suci

Livelihood Promotion in Alasa Parish 14 dusun di Kabupaten Nias Utara, Paroki Alasa

Untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat Nias melalui pengembangan livelihood dan peningkatan ketahanan pangan.

Paroki Alasa, Nias Utara

Reduction of Disaster Risk Through Community Managed Approach (CMDRR)

17 komunitas di 8 paroki Keuskupan Sibolga (7 paroki di Dekanat Nias dan 1 paroki di Dekanat Tapanuli)

Bertumbuhnya kapasitas 17 komunitas dalam mengurangi resiko bencana melalui kegiatan-kegiatan Organisasi Masyarakat Penguarangan Resiko Bencana (OMPRB).

Paroki St. Maria, Paroki Tuhemberua, Paroki Alasa, Paroki Idanogawo, Paroki Amandraya, Paroki KGB, Paroki LahusaGomo, Paroki Tarutung Bolak.

Caritas Centre for Youth - Phase II 4 wilayah (Gunungsitoli, T e l u k d a l a m , T o g i z i t a , Pinangsori).

Meningkatnya kualitas hidup kaum muda (13-23 tahun) di wilayah Keuskupan Sibolga.

Paroki Bunda Maria Diangkat Ke Surga Telukdalam, Paroki St. Maria Gunungsitoli, Paroki St. Fransiskus Laverna, Paroki Kristus Gembala Baik, Paroki Togizita., Paroki Pinangsori

Scholarship Project for Poor School Children in Nias Wilayah Keuskupan Sibolga Meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak miskin di Nias.

Paroki St. Maria, KGB, Idanogawo, Tuhemberua, Alasa, Gido, Nias Barat.

Scholarship Project for Poor School Children in Nias Wilayah Keuskupan Sibolga Menyeimbangkan ketidakadilan pada akses pendidikan bagi siswa miskin di Nias.

Scholarship Project for Poor School Children in Nias Wilayah Keuskupan Sibolga Menyeimbangkan ketidakadilan pada akses pendidikan bagi siswa miskin di Nias.

Child Parenthood Program Nias Island, Gido. Panti Asuhan Gido. Komunitas Susteran, Gido

Pengembangan Pusat Rehabilitasi ‘Caritas Dorkas’ Fodo

Pusat Rehabilitasi Caritas Dorkas, Fodo, Gunungsitoli

Membangun kapasitas manajemen proyek, fisioterapi, dan ketrampilan di Pusat Rehabilitasi Caritas Dorkas Fodo.

Komunitas Suster FCJM, Fodo

Malnourished and Disable Children S u st e ra n A l ma , M ig a , Gununsitoli

Susteran Alma, Miga

Pembangunan Poliklinik Stella Duce Amandraya Kecamatan Amandraya Pembangunan poliklinik untuk peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah Kec. Amandraya

Paroki Amandraya dan Komunitas Suster SCMM Amandraya

Sekolah Mini Kecamatan Tugala Oyo, Nias Barat Dusun Ononamolo Luaha Oyo Pembangunan sekolah untuk anak-anak di daerah terpencil.

Paroki Salib Suci Nias Barat

Communication and IT Project Wilayah Keuskupan Sibolga Meningkatnya rasa memiliki staf, stakeholder CKS serta jaringan Caritas terhadap Caritas Keuskupan Sibolga.

Mitra Koalisi Pulau Nias Untuk membentuk forum kolaborasi dan kordinasi dengan organisasi sosial yang bekerja di Pulau Nias

Pusat Pastoral Keuskupan Sibolga (PUSPAS) Wilayah Keuskupan Sibolga PUSPAS-KS

TOTAL

TABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

11

PAROKI DURASI

PENERIMA MANFAAT DONOR BUDGET

AWAL AKHIR

Seluruh paroki di Keuskupan Sibolga April 2008

September 2011

Petugas pastoral dan anak asrama serta mudika di Gunungsitoli, Amandraya, Telukdalam, Pulau Tello, Tuhemberua

Caritas Italiana Rp. 886.127.729

Paroki Lahusa-Gomo Januari 2010

Maret 2011

335 balita, 215 ibu, 54 kader pos gizi (relawan)

SCCF (Secour Catholique Caritas France)

Rp. 544.143.212

Paroki Salib Suci - Nias Barat Januari 2010

Juli 2011

1.567 orang (286 keluarga) Caritas Austria dan SCCF Rp. 3.804.890.040

Paroki Alasa, Nias Utara Januari 2010

Desember 2011

2.482 orang (483 keluarga) Caritas Austria dan Caritas Italiana

Rp. 2.804.017.925

Paroki St. Maria, Paroki Tuhemberua, Paroki Alasa, Paroki Idanogawo, Paroki Amandraya, Paroki KGB, Paroki Lahusa-Gomo, Paroki Tarutung Bolak.

November 2008

Oktober 2011

Caritas Australia, Caritas Bozen, Caritas Italiana, CRS (Catholic Relief Services), Trocaire, SCCF

Rp. 6.276.152.067

Paroki Bunda Maria Diangkat Ke Surga Telukdalam, Paroki St. Maria Gunungsitoli, Paroki St. Fransiskus Laverna, Paroki Kristus Gembala Baik, Paroki Togizita., Paroki Pinangsori

Mei 2010

Juni 2012

170 orang kaum muda Caritas Italiana Rp. 1.737.926.543

Paroki St. Maria, KGB, Idanogawo, Tuhemberua, Alasa, Gido, Nias Barat.

Juni 2009

Mei 2012

48 siswa-siswi tak mampu Trocaire Rp. 739.000.000

Juni 2008

Mei 2011

10 siswa-siswi tak mampu Caritas Korea Rp. 180.000.000

Juli 2009

Juli 2013

14 siswa-siswi SMP,SMA, dah Mahasiswa Caritas Hongkong Rp. 191.400.000

Komunitas Susteran, Gido September 2007

September 2012

64 anak yatim dan yatim piatu Caritas Austria Rp. 300.000.000

Komunitas Suster FCJM, Fodo April 2009

Juni 2011

25 anak cacat fisik Caritas Austria Rp. 63.597.100

Susteran Alma, Miga November 2010

Oktober 2011

30 anak cacat mental dan gizi buruk Caritas Italiana Rp. 115.000.000

Paroki Amandraya dan Komunitas Suster SCMM Amandraya

November 2009

Mei 2010

Komunitas Suster SCMM Amandraya Caritas Italiana, SCMM Rp. 1.157.866.697

Paroki Salib Suci Nias Barat Agustus 2009

Juli 2010

Caritas Austria Rp. 202.230.000

Juni 2010

Juli 2012

Staf CKS, Paroki di Keuskupan Sibolga, jaringan Cari tas (Nasional dan Internasional)

Caritas Italiana, CKS Rp. 298.016.900

September 2010

Juni 2012

7 organisasi sosial Caritas Italiana Rp, 57.668.630

KS Januari 2011

Desember 2011

Umat Keuskupan Sibolga Caritas Bozen Rp. 864.000.000

Rp. 19.850.636.843

TABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGATABEL KEGIATAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

Page 7: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

12

DEKANAT NIAS

WILAYAH PELAYANAN CKS

Paroki Tuhemberua

Paroki Alasa

Paroki St. Maria

Paroki KGB

Paroki Amandraya

Paroki Lahusa-Gomo

Paroki Idanogawo

Paroki Telukdalam (Luar Kota)

Paroki Nias Barat

Paroki Laverna

Paroki Gido

Paroki Togizita

Paroki Lahewa

Kec. Lahewa

Kec. Lahewa Timur

Kec. Afulu

Kec. Alasa

Kec. Tugala Oyo

Kec. Moro’o

Kec. Mandrehe Barat

Kec. Sirombu

Kec. Lahomi

Kec. Lolowa’u

Kec. Lolomatua Kec. Gomo

Kec. Lahusa

Kec. Amandraya

Kec. Telukdalam

Kec. Bawolato

Kec. Idanogawo

Kec. Gido

Kec. Gunungsitoli Idanoi

Kec. Gunungsitoli Selatan

Kec. Gunungsitoli

Kec. Gunungsitoli Utara

Kec. Tuhemberua

Kec. Sawo

Kec. Sitölu Ori

Kec. Lotu

Kec. Namohalu Esiwa

Kec. Alasa Talumuzoi Kec. Hiliduho

PULAU NIAS

Livelihood Gomo

Kec. Ma’u

Kec. Lolofitu Moi

Kec. Samolo-molo

Kec. Ulu Gawo Kec. Mandrehe

Kec. Mandrehe Utara

Kec. Boto Muzoi

Kec. Hili Serangkai

Livelihood Moro’o & Tugala Oyo

Livelihood Alasa

CMDRR

CMDRR

CMDRR

CMDRR

CMDRR

CMDRR

CMDRR

SOSIAL

SOSIAL

SOSIAL

SOSIAL

GENDER

Paroki Telukdalam (Kota)

GENDER

GENDER

GENDER GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

13

DEKANAT TAPANULI

Paroki Padangsidempuan

Paroki Tarutung Bolak

Paroki Sibolga

Paroki Pinangsori

Paroki Pangaribuan

Paroki Pandan

Paroki Tumbajae Gomo

Provinsi Sumatera UtaraProvinsi Sumatera UtaraProvinsi Sumatera UtaraProvinsi Sumatera Utara

CMDRR

SOSIAL

SOSIAL

GENDER

GENDER GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

GENDER

Page 8: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

14

Habis gelap terbitlah terang, ungkapan yang sangat tepat untuk menggambarkan perasaan beberapa orang kaum muda di wilayah Keuskupan Sibolga yang telah memperoleh manfaat dari program kursus ketrampilan dan keahlian yang diimplementasikan oleh Divisi Sosial Caritas Keuskupan Sibolga. Caritas Centre (CC), demikian kegiatan ini dinamakan. CC telah menempa 93 orang kaum muda putus sekolah lewat kursus komputer, musik, bahasa Inggris, menjahit, bengkel dan baca tulis). Kini beberapa dari mereka telah memperoleh pekerjaan baru, kesempatan melanjutkan pendidikan, membuka usaha sendiri, dan lain sebagainya. Awalnya mereka ragu, mereka bertanya-tanya apakah dengan masuk CC, kehidupan mereka bisa lebih baik, minimal kepribadian mereka bisa

berkembang. Namun setelah kurang lebih empat bulan mengikuti program ini, keraguan itu berubah menjadi keceriaan. Perlahan-lahan kapasitas pribadi mereka bertambah, hari demi hari kepercayaan diri mereka terus diasah. Sebagaimana layaknya kegiatan sekolah non-formal, program ini tidak tertuju pada satu kegiatan reguler saja, namun dirangkum dalam berbagai kegiatan kaum muda yang mendidik dan mendukung terciptanya peningkatan kapasitas peserta, seperti kegiatan rohani, kegiatan sosial, penyaluran bakat, minat dan lain-lain. Dalam program ini, keterlibatan peserta cukup besar dan mereka dibiasakan untuk merancang kegiatan secara bersama, harapannya mereka mampu mandiri dan mengorganisir diri sendiri dan kelompok. Terciptanya kesempatan bagi kaum muda yang tidak punya akses dalam pendidikan untuk bisa menatap masa depan dengan senyum yang indah adalah harapan besar dari program ini. Kapankah ini terjadi? Ini merupakan pertanyaan untuk kita semuanya. Mari bersama saling peduli dan menguatkan.Ω

SOCIAL Activity

CARITAS CENTRECARITAS CENTRECARITAS CENTRECARITAS CENTRE

Kunjungan anak kursus CC ke LAPAS Gunungsitoli Seorang peserta kursus Bahasa Inggris, unjuk kebolehan berpidato dalam bahasa Inggris di depan teman-teman dan CKS serta delegasi Caritas Italiana pada penyerahan sertifikat

kelulusan kepada anak-anak CC

15

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT

Demikian tutur Obedi Zebua, 13 tahun. Anak laki-laki yang seharusnya sudah duduk di bangku SMP, namun kenyataannya dia bahkan tak pernah belajar di sekolah manapun. Dia bersama keluarganya tinggal di sebuah gunung dekat Desa Sigubok, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, selain jarak sekolah yang amat jauh, orang tua Obedi juga tak punya biaya untuk menyekolahkannya. Obedi adalah salah seorang peserta kursus baca tulis, salah satu program CKS yang dilaksanakan di stasi Sigubok, Paroki Pinangsori, Tapanuli Tengah. Testimoni di atas adalah hasil tulisannya setelah mengikuti kursus sejak Mei 2010 lalu.Ω

Seiring dengan dinamika perkembangan umat dan masyarakat, dapat dilihat bahwa masalah yang dihadapi di wilayah Keuskupan ini sangatlah beragam. Dengan diilhami semangat Injil atas dasar cinta kasih, Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) me-lalui Divisi Sosial memulai karyanya mengemban tugas-tugas kemanusiaan sebagai wujud nyata tanggung jawab moral Caritas bagi orang-orang yang tertindas dan termiskin dari antara yang miskin. Melalui program Caritas Centre, CKS berjuang untuk menumbuhkan nilai-nilai caritas dalam pelaksanaan kegiatannya, seperti nilai kepedulian/ solidaritas yang pelaksanaannya dilakukan dalam kegiatan kegiatan sosial seperti kunjungan penerima manfaat ke panti asuhan, kunjungan ke lembaga pemasyarakatan, dan lainnya. Demikian juga nilai kerelaan, para penerima manfaat diharapkan bukan hanya menerima tetapi mereka juga dapat membagi kemampuan yang mereka dapat kepada orang lain, juga melalui kegiatan gotong royong mereka diajak untuk bisa bekerjasama sehingga jiwa kesukarelawanan akan terus bertumbuh dalam jiwa mereka. Selanjutnya nilai yang diperjuangkan adalah keadilan, bahwa penerima manfaat dari kegiatan ini adalah mereka dari latar belakang ekonomi lemah, yang secara ekonomi tidak dapat memperoleh pelatihan ini, juga dari latar belakang suku, agama, dan golongan yang berbeda. Kesetaraan gender juga menjadi nilai yang diperjuangkan dalam program ini, kesempatan tidak terbatas hanya untuk kaum pria saja, tetapi kegiatan ini terbuka untuk perempuan dimana kuota 50% diberikan untuk mengikuti program ini.Ω

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

Judul Proyek : Caritas Centre Tahap II Periode Proyek : Mei 2010 - Juni 2012 Lokasi Proyek : Wilayah Keuskupan Sibolga Sumber Dana : Caritas Italia

“Terima kasih Caritas, saya bernama Obedi berterimakasih atas kehadiran Caritas yang telah memberi kursus baca tulis. Sekarang saya sudah bisa membaca. Biasanya kalau ketemu orang, saya selalu bertanya dari mana, mereka menyebut ‘Lopian’, aku tidak mengerti apa itu Lopian. Suatu hari ketika dalam perjalanan bersama ibu, saya melihat sebuah papan bertuliskan ‘Lopian’. Ternyata Lopian itu nama desa, tulisan itu sudah lama di situ, tapi baru sekarang saya tahu apa tulisan itu. Terima kasih, tiada balasan dari kami. Ya’ahowu !”

Pada Januari 2011, Caritas Keuskupan Sibolga membuka Caritas Centre gelombang II. Pada gelombang ini, beberapa kategori kursus ditambahkan yaitu sablon, salon, tata boga. Kursus Bahasa Inggris terpaksa ditutup untuk sementara karena minat untuk mengikuti kategori ini sangat minim, sementara kursus musik dan komputer tetap berjalan seperti biasa. Karena kategori kursus bertambah, maka jumlah peserta kursus bertambah pula.

Peserta Kursus Caritas Centre gelombang II Berpose bersama di depan gedung Caritas Centre Seluruhnya berjumlah 75 orang, berasal dari keluarga kurang mampu dan beberapa orang biarawati.

Page 9: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

16

SOCIAL Activity

BEASISWA, PANTI ASUHAN DAN MITRA KOALISIBEASISWA, PANTI ASUHAN DAN MITRA KOALISIBEASISWA, PANTI ASUHAN DAN MITRA KOALISIBEASISWA, PANTI ASUHAN DAN MITRA KOALISI

Bencana yang melanda Pulau Nias lima tahun lalu telah meninggalkan bekas luka mendalam di hati semua orang. Banyak pihak tergerak untuk membantu Nias dengan berbagai program, sebagian besar dari mereka melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi. Namun kenyataan terbesar adalah bahwa angka kemiskinan masih terbilang tinggi, akses pendidikan minim dan ketrampilan serta kreatifitas kaum muda kurang. Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) melihat hal ini sebagai suatu ketimpangan, kaum muda berhak mendapatkan kebebasan untuk mengecap pendidikan yang baik untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Kegiatan Caritas Keuskupan Sibolga yang diimplementasikan oleh Divisi Sosial untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah Program Beasiswa bagi siswa/ siswi yang rentan tidak dapat melanjutkan pendidikan karena masalah ekonomi. Tidak begitu besar, tapi setidaknya 48 orang dari sepuluh paroki di Keuskupan Sibolga dipastikan mampu meneruskan pendidikannya. Selain program beasiswa, Caritas Keuskupan Sibolga juga melaksanakan proyek mikro dengan kelompok pribadi yang paling rentan dengan fokus khusus kepada perlindungan terhadap anak-anak dan orang-orang cacat. Caritas Keuskupan Sibolga berbagi kasih dengan mereka dan diharapkan ke depan program ini akan terus berjalan. CKS tidak berjalan sendiri, Panti Rehabilitasi Anak Cacat Caritas Dorkas Fodo dan Panti Asuhan Bakti Luhur Susteran Alma menjadi mitra CKS dalam memperhatikan anak-anak itu. CKS dan dua panti tersebut memfasilitasi pelatihan ketrampilan seperti menjahit, kerajinan tangan, pelatihan tenaga fisioterapi dan peningkatan kualitas gizi anak-anak cacat dan terlantar. CKS juga mengajak beberapa lembaga-lembaga pemerhati realita sosial tersebut seperti Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), Panti Rehabilitasi Yakkum, Karya Fa’omasi, PKPA serta dua panti asuhan di atas untuk duduk bersama dan berdiskusi tentang anak-anak cacat dan kegiatan-kegiatan yang mungkin bisa dilakukan. CKS dan lembaga-lembaga tersebut menamakan forum kerjasama ini sebagai Mitra Koalisi.Ω

Judul Proyek : General Scholarship 2009 Periode Proyek : Juli 2009 - Juni 2012 Lokasi Proyek : Wilayah Keuskupan Sibolga Sumber Dana : Trocaire (Caritas Irlandia)

Judul Proyek : Malnourished and Disable Children Project Periode Proyek : Oktober 2010 - Oktober 2011 Lokasi Proyek : Gunungsitoli, Lahewa, Sirombu, Tuhemberua, Gidö, Bawalia, Idanogawo, Binaka dan Moi Sumber Dana : Caritas Italiana

Judul Proyek : Forum Mitra Koalisi Periode Proyek : September 2010 - Juni 2012 Lokasi Proyek : Gunungsitoli Sumber Dana : Caritas Italiana

17

Kritianus Fau adalah seorang anak yatim piatu dari Desa Hiliniondrasi, Teluk Dalam. Ibunya meninggal dunia ketika dia masih bayi, sejak itu ia diasuh oleh mama talu (saudara ibunya). Ayahnya hanyalah seorang karyawan susteran SCMM Bintang laut Teluk Dalam dengan gaji pas-pasan. Ketika umur 11 tahun, ayahnya berhenti bekerja karena sakit-sakitan, untuk mengurangi beban ayahnya dalam membiayainya bersama dua saudaranya, Kristianus diasuh oleh Suster SCMM di Panti Monaco Gunungsitoli. Ketika itu umur Kristianus baru 11 tahun, ia pindah ke kelas 4 SD mutiara Gunungsitoli. Setahun kemudian ayahnya meninggal dunia.

Setelah kedua orangtuanya meninggal, kehidupan Kristianus dan saudara-sudaranya hanya bergantung dari belas kasihan suster SCMM dan keluarga dekatnya. Harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak pernah terbayangkan olehnya. Kristianus hanya pasrah pada situasi dan pertolongan Tuhan. Setelah menamatkan SD, Kristianus seharusnya sudah bisa dipulangkan kepada keluarganya, karena anak-anak yang boleh tinggal di Panti Monaco hanya anak- anak yang usianya masih duduk di tingkat sekolah dasar. Suster SCMM bingung, Kristinus mau dikembalikan dimana? Keadaan ekonomi keluarga dekatnya sangat tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan Kristianus, pada situasi seperti itu berkat dan pertolongan Tuhan selalu ada bagi mereka yang membutuhkan. Adanya bantuan pendidikan dari Trocaire yang disalurkan melalui Caritas Keuskupan Sibolga telah memberi harapan baru bagi kehidupan Kristianus untuk tetap melanjutkan pendidiknnya. Dengan bantuan pendidikan sebesar Rp. 300.000 perbulan ditambah dengan bantuan belanja dari Suster SCMM, Kristianus tinggal di Asrama Putra Don Bosco Gunungstoli. Sekarang ia duduk di kelas 8 SMP Bunga Mawar. Prestasi Kristianus cukup baik, ia anak yang sopan dan pandai bergaul. Walapupun dengan keadaannya yang sederhana, Kristianus tetap ceria dan bersemangat untuk sekolah. Ketika ditanya soal cita-citanya, ”saya belum memiiki cita -cita yang pasti untuk diri saya, tetapi saya bertekat memenuhi harapan orangtua saya, agar kelak saya mejadi orang yang berguna ditengah-tengah masyarakat” kata Kristianus. Caritas selalu memberikan dorongan bagi Kristinus agar dapat menyelesaikan pendidikan dengan membuahkan hasil yang baik. Semoga saja Kristianus bisa mencapai cita-citanya yang luhur.Ω

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT

Kehidupan manusia setiap detik dapat berubah karena ada faktor yang mengharuskan manusia untuk berubah. Perubahan ini juga dapat dirasakan dalam dunia pendidikan. Pendidikan seharusnya wajib dirasakan dan didapatkan oleh seluruh anak Indonesia. Namun, pada kenyataanya hal ini hanya isapan jempol belaka dan masih menjadi mimpi bagi sebagian besar anak Indoinesia. Faktor penyebabnya antara lain, tidak adanya dana, kurangnya tenaga pendidik karena daerah terpencil, kurangnya kesadaran dan minat dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Melalui program pemberian beasiswa bagi anak sekolah dari keluarga ekonomi lemah ini, divisi sosial Caritas Keuskupan Sibolga bersama masyarakat ingin memperjuangkan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat . Nilai kepedulian atau solidaritas merupakan salah satu dari sekian nilai yang sedang diperjuangkan CKS dalam pelayanan kepada masyarakat, sudah saatnya keprihatinan semacam ini tumbuh ditengah – tengah masyarakat kita, sehingga lama kelamaam semangat kepedulian terhadap sesama menjadi membudaya dalam kehidupan kita. Selain semangat kepedulian, divisi sosial CKS juga berusaha memperjuangkan nilai keadilan yang dapat dilihat dalam program kerjasama dengan panti asuhan seperti pusat rehabilitasi anak cacat Fodo, panti asuhan alma, panti asuhan gido. Anak – anak yang cacat fisik,terbelakang mental harus menjadi perhatian oleh segenap lapisan baik pemerintah maupun masyarakat, alangkah tidak adilnya bila CKS hanya memperhatikan nasib anak – anak dengan fisisk normal dan sebaliknya anak – anak cacat diabaikan bahkan tidak dilindungi sama sekali. Kita berupaya nilai keadilan dapat dirasakan oleh semua pihak tanpa membedakan latar belakang kehidupannya. Selain nilai kepedulian dan keadilan, divisi sosial juga secara bersama memperjuangkan nilai kebersamaan melalui forum lembaga – lembaga sosial yang komitmen untuk karya sosial. Melalui forum ini, CKS secara bersama dengan lembaga – lembaga ini saling berbagi pengalaman, berbagi informasi untuk memperjuangkan nilai – nilai seperti kepedulian, keadilan kebersamaan dan kesukarelawanan.Ω

Judul Proyek : Pengembangan Pusat Rehabilitasi “Caritas Dorkas” Fodo Periode Proyek : April 2009 - Juni 2011 Lokasi Proyek : Fodo, Gunungsitoli Sumber Dana : Caritas Austria

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

Page 10: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

18

Pengurangan Resiko Bencana

REVIEW TENGAH PROYEKREVIEW TENGAH PROYEKREVIEW TENGAH PROYEKREVIEW TENGAH PROYEK

Review Tengah Proyek PRBDM dilaksanakan 2-11 Desember dipimpin oleh konsultan PRBDM CKS Shayamal Kumar Saha sebagai konsultan eksternal dengan anggota tim Elvina Simanjuntak (Manajer proyek PRBDM), Alfonsus Darma Mendrofa (Wakil Manajer proyek Livelihood/ Manajer RC), Fransiskus Xaverius Esensiator (Manajer Program CKS), Aktivitas Sarumaha (Wakil Manajer Proyek PRBDM), Alexius Telaumbanua (Oficer Monev PRBDM). Stefania Cattaneo (Caritas Italiana) ikut serta dengan tim untuk mengunjungi Sisobambowo. Review yang dilakukan di enam komunitas yang dipilih secara acak dari tujuh belas komunitas tersebut ditujukan untuk melihat keseluruhan hasil kegiatan-kegiatan PRBDM yang direncanakan melalui kajian atas unsur-unsur relevensi, standar implementasi, efektivitas, efisiensi, dampak dan potensi keberlanjutan dari PRBDM tahap 2. Dari proses review tengah proyek, ditemukan dan disimpulkan bahwa dari segi relevansi: intervensi & input yang ditargetkan untuk diberikan kepada komunitas sangat relevan dengan kebutuhan yang dimunculkan masyarakat. Dalam hal standar implementasi proyek berhasil menjalankan langkah-langkah skema proses dengan baik, partisipasi masyarakat yang digalang cukup tinggi yang mencakup anggota komunitas, kelompok marjinal dan perwakilan pemerintah desa. Proyek juga berhasil menjalankan integrasi gender, membangun hubungan baik dengan masyarakat, membentuk kelompok menolong diri sendiri, menjalankan penggalian & pembelajaran partisipatif & membuat rencana aksi masyarakat. Dari segi efektivitas proyek juga menunjukkan pencapaian tinggi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat untuk PRB, hal ini dilakukan melalui penyadaran, pelibatan kaum perempuan, mobilisasi risorsis dan begitu banyak kegiatan yang lahir dari inisiatif masyarakat. Menyangkut efisiensi, metode dan strategi yang dijalankan proyek berjalan efisien. Secara khusus nilai ekonomis proyek-proyek mikro yang dijalankan masyarakat (perbaikan jalan, pengadaan sarana sanitasi, beberapa kegiatan livelihood) cukup signifikan mengingat semuanya berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup masyarakat.

Dalam hal dampak sementara ini belum dapat dilihat, sebab itu sangat ditentukan kemampuan komunitas PRBDM mengurangi resiko kerugian baik material, fisik & manusia apabila ancaman bencana terjadi. Dampak ini baru akan dapat teridentifikasi bila masyarakat dampingan PRBDM mengalami ancaman bencana & mereka mampu menunjukkan perbedaan positif dalam mengatasi dampak bencana di komunitas mereka bila dibandingkan ketika sebelum dan sesudah memiliki OMPRB. Menyangkut keberlanjutan OM-OM PRB masih belum mampu untuk dilepaskan secara mandiri mengingat usia organisasi yang masih sangat muda. Sebagian besar baru menjalankan rencana aksi satu tahun. Beberapa catatan menyangkut kelemahan dan upaya perbaikan ke depan: keterlibatan pastor paroki perlu ditingkatkan agar proyek menjadi semakin efektif. Maka perlu dilakukan pengembangan kapasitas manajerial paroki dalam menjalankan proyek ini. Kemampuan KTD di level keluarga juga perlu ditingkatkan. Untuk menjawab kebutuhan komunitas akan livelihood perlu ditingkatkan kolaborasi proyek dengan divisi Livelihood CKS. Hal lain, tim proyek DRR membutuhkan lebih banyak material pendidikan komunitas dalam berbagai tema seperti KTD, ketahanan pangan, kesehatan dasar, dll. Material pendidikan komunitas ini akan menjadi bekal para fasilitator lapangan untuk mengadakan kontak, penyadaran, menjaga semangat berorganisasi dalam diri anggota komunitas dalam pertemuan-pertemuan informal harian. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa berdasarkan review tengah proyek PRBDM ini dapat dinilai bahwa proyek ini berjalan on the track, di jalur yang benar sesuai dengan desain dan skema proses yang dirumuskan dalam proposal proyek. Namun tetap ada ruang-ruang yang memerlukan pembenahan dan peningkatan demi pencapaian lebih maksimal atas proyek ini. Ω

Dimanajemeni Masyarakat

Review Tengah Proyek di Sisobambowo Review Tengah Proyek di Tarutung Bolak

19

PELATIHAN PPGD DARI KOMUNITAS KE KOMUNITAS

Pertolongan Pertama pada masa Gawat Darurat (PPGD) adalah sebuah kapasitas yang dibutuhkan oleh komunitas yang telah terorganisir dalam OM-PRB (Organisasi Masyarakat Pengurangan Resiko Bencana). Maka tim PRBDM-CKS mengorganisir terlaksananya pelatihan PPGD di semua komunitas dampingan, agar apabila terjadi ancaman bencana di komunitas tersebut mereka mempunyai kemampuan untuk melakukan pertolongan pertama, tanpa harus tergantung pada bantuan dari pihak luar. Pelatihan PPGD telah terlaksana di 14 komunitas dengan pelatih dari staf IFRC Nias, Staf PMI Cabang Nias dan Cabang Tapanuli Tengah. Kepada tiap komunitas diberikan pelatihan tentang merawat korban luka-luka dengan memanfaatkan sarana medis yang tersedia, termasuk memanfaatkan bahan-bahan dan alat-alat lokal yang tersedia di komunitas masing-masing. Para pengurus OM-PRB bersama anggota masyarakat dilatih langsung di tempat, dengan diberi teori dan praktek.

Usai pelatihan kepada tiap komunitas diberikan seperangkat alat PPGD yang menjadi inventaris organisasi dan akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di komunitas tersebut. Pihak pelatih sendiri menegaskan agar pelatihan ini ditindaklanjuti dengan mempersiapkan tim atau orang-orang di masyarakat yang menjadi kader. Idealnya dibutuhkan pelatihan berkala untuk semakin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para kader di bidang PPGD. Peserta dari masyarakan merasa senang dengan pelatihan PPGD. Pemahaman dan ketrampilan mereka semakin bertambah. Ω

Pelatihan PPGD di Komunitas Hilianaota

ToT, ToV, ToF Ada dua dimensi besar dalam bidang kerja proyek PRBDM, yakni , mendampingi dan memfasilitasi masyarakat akar rumput untuk memiliki kapasitas resilien (berdaya tahan dan memiliki kelentingan) terhadap resiko bencana dan membangun kapasitas para fasilitator baik fasilitator paroki maupun fasilitator CKS untuk menjadi pelaku pemberdayaan yang memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai. Untuk itu diadakan pelatihan untuk pelatih atau Training of Trainer (ToT) kepada ke-26 fasilitator PRBDM (13 fasilitator paroki dan 13 fasilitator CKS) pada tanggal 11-15 Oktober 2010 di aula Hotel Nasional Gunungsitoli. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas para fasilitator untuk menjadi pelatih setelah selama ini cukup mampu memfasilitasi proses PRBDM di lapangan, maka untuk ke depan para fasilitator diharapkan mampu menjadi pelatih yang akan melatih orang lain menjadi fasilitator. ToT ini difasilitasi oleh dua orang pelatih dari Bina Swadaya Jakarta dan Yogyakarta, Adam Agus dan Yuli Widiyatmanta. Pelatihan ini memberikan wawasan dan bekal keterampilan dasar bagi para peserta tentang konteks perubahan sosial, metode pembelajaran orang dewasa, teknik berkomunikasi, teknik memfasilitasi, dan bagaimana mendisain pelaksanaan sebuah pelatihan. 22-25 November 2010, bertempat di Aula St. Yakobus Laverna Gunungsitoli, tim proyek PRBDM mengadakan Training of Volunteer (ToV) atau pelatihan untuk calon-calon relawan atau kader masyarakat untuk PRBDM. Pelatihan ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan organisasi PRBDM. Jika selama ini OM-PRB berjalan digerakkan oleh pengurus OM dengan didampingi oleh fasilitator paroki dan fasilitator CKS maka ke depan perlu dipersiapkan kader-kader dari komunitas setempat yang mampu menjadi mitra para pengurus untuk melanjutkan kegiatan PRB meskipun suatu saat para fasilitator keluar dari komunitas tersebut. Maka para relawan atau kader ini dipilih dari kalangan kaum muda desa dampingan yang potensial menjadi penggerak masyarakat dan bersedia dikader untuk melanjutkan aktivitas OM-PRB ke depan. Pelatihan diikuti 24 orang peserta dari 12 komunitas PRB Nias. Komunitas Tapanuli tidak diikutsertakan dalam pelatihan kali ini mengingat kendala perbedaan bahasa. Untuk komunitas Tapanuli akan diadakan ToV secara khusus awal

tahun 2011 yang akan datang. Pelatih untuk ToV ini adalah Bapak Alex Zai dan Staf dari lembaga Samaeri, sebuah NGO lokal yang bergerak di bidang PRB dan livelihood. Para fasilitator CKS juga turut memberikan masukan untuk beberapa sesi. Akhir tahun 2010, Training of Fasilitator (ToF) atau pelatihan untuk fasilitator dilakukan oleh tim proyek PRBDM bertempat di Ruper Laverna, 13-17 Desember 2010. ToF bertajuk ”Membangun Gerakan Basis” ini difasilitasi oleh P. Hubert Hasulie, SVD dari Lembaga Penelitian Candraditya Maumere, Flores. ToF ini

dimaksudkan untuk melatih dan mempersiapkan tenaga fasilitator lapis kedua di paroki-paroki. Artinya, setelah selama ini dalam proyek PRBDM telah dilatih dan bekerja aktif sebanyak 13 fasilitator paroki di 8 paroki mitra PRBDM maka untuk ke depan perlu dipersiapkan tenaga fasilitator lapis kedua yang akan dapat direkrut untuk bekerja mengembangkan gerakan basis, baik di lingkungan CKS maupun lingkungan kerja Keuskupan Sibolga, yang saat ini juga sedang dalam proses mengembangkan gerakan basis. ToT diikuti sejumlah 26 peserta. ToF ini menjadi ajang pencerahan baik bagi peserta maupun para fasilitator PRBDM sendiri karena semakin tajam memahami konsep gerakan untuk perubahan sosial, bagaimana melakukan analisis sosial sebagai instrumen untuk penyadaran dan pemberdayaan serta bagaimana melakukan gerakan basis yang integratif. Dalam ToF ini peserta berkenalan dengan ide ”manajemen pulau” sebagai sebuah strategi integratif (kebalikan dari pendekatan sporadis & singular yang selama ini sangat umum dilakukan oleh lembaga-lembaga pengembangan masyarakat) untuk membuat gerakan basis yang efektif dan mampu menggulirkan perubahan sosial.Ω

(Testimoni Penerima Manfaat di halaman 21)

Page 11: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

20

Setiap staf mempunyai tanggung jawab, hanya tingkat dan urgensinya yang berbeda-beda, tergantung pada beban tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya. Team Livelihood Gomo memberikan contoh yang baik lewat alur kegiatan keseharian mereka, hal ini nampak ketika disepakati bersama aturan internal proyek, seperti tepat waktu penyerahan laporan, pengalaman-pengalaman konkrit tertentu memperkokoh bagian dari watak dan kepribadian seseorang, lewat kegiatan seorang staf pendamping dalam bekerja memiliki tanggung jawab kerja, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk keberhasilan suatu organisasi. Ω

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

Livelihood Promotion

PROMOSI LIVELIHOOD DI NIAS BARATPROMOSI LIVELIHOOD DI NIAS BARATPROMOSI LIVELIHOOD DI NIAS BARATPROMOSI LIVELIHOOD DI NIAS BARAT

Di Kabupaten Nias Barat, Caritas Keuskupan Sibolga melalui Divisi Livelihood menjalankan program dengan judul “Livelihood Promotion and Consolidation in Moro’o and Tugala Oyo”. Program ini telah berjalan sejak Januari 2010 dan akan berakhir pada Juni 2011 dan merupakan lanjutan dari program pemberdayaan yang sebelumnya telah dijalankan oleh Divisi Livelihood tahun 2009. Pada program ini, dua orang field assistant difokuskan untuk mendampingi sembilan OMS (Organization Multi Stakeholder) dan dibantu oleh enam orang focal point yang terpilih dari masing-masing OMS setelah melewati proses seleksi yang difasilitasi oleh Divisi Livelihood CKS bersama pastor paroki Nias Barat. Sepanjang tahun 2010, beberapa kegiatan penting yang telah dilaksanakan adalah evaluasi Rencana Kegiatan Tahunan OMS di sembilan OMS, okulasi batang bawah karet di lahan pembibitan tujuh OMS, pelatihan untuk pengrajin bolanafo, pelatihan dasar koperasi di empat OMS, pembuatan lahan demplot bahan baku anyaman bolanafo, penanaman bibit karet okulasi di lahan, pelaksanaan proyek kecil, pelaksanaan Pos Gizi di delapan pos dan replikasi taman gizi di lahan pekarangan, serta pembangunan dan pengembangan Resource Centre (RC) sebagai tempat pelatihan di bidang pertanian terpadu.

Okulasi batang bawah karet yang dilakukan pada bulan Juli 2010 lalu tidak memberikan hasil yang memuaskan, kebanyakan diakibatkan karena anggota OMS belum mempunyai ketrampilan yang memadai untuk mengokulasi. Hal ini dievaluasi segera dan kemudian ditentukan strategi dalam bentuk pelatihan lanjutan bagi kader pertanian di RC dan OMS dengan memanfaatkan batang bawah yang ada di lahan pembibitan sebagai media/ bahan praktek. Yang menarik dari kiprah CKS di Nias Barat adalah Resource Centre (RC). RC merupakan sebuah unit khusus Divisi Livelihood CKS yang berfungsi sebagai wadah dan sarana pendidikan/ latihan pertanian terpadu, kajian dan pengembangan inovasi pertanian. Awalnya RC ditujukan untuk kepentingan internal Divisi Livelihood, namun pada perkembangannya RC membuka diri dan memberi kesempatan kepada masyarakat umum untuk ‘belajar dan berlatih’. Sepanjang 2010, RC mulai menampakkan wujudnya sebagai tempat pelatihan di bidang pertanian terpadu, penyedia bibit tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan. Berbagai persiapan dilakukan sejak Agustus 2010 untuk meningkatkan kecakapan dan kesiapan RC sebagai rumah belajar seperti pembangunan lahan demplot budidaya karet okulasi, kakao dan sayuran, pembangunan kandang ternak babi, dan sebagainya. Hingga saat ini, RC telah melatih puluhan kader pertanian dari berbagai wilayah, selain untuk masyarakat umum RC juga telah dipercaya oleh beberapa Sekolah Menengah Kejuruan sebagai tempat ’penitipan’ siswa-siswinya untuk dididik di RC. RC juga dibuka bagi orang-orang yang ingin berkonsultasi di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, dan konsultasi ini dibuka secara gratis. Ω

21

“Aku sudah bisa mengembangkan teknik okulasi karet di kebunku sendiri, mereka (Caritas Keuskupan Sibolga) telah membentuk pola pikir baru mengenai pengelolaan dan budidaya karet okulasi, begitu juga dengan tanaman muda seperti kacang panjang, jagung, cabe, sawi-sawian, dan lain sebagainya. Selain meningkatkan penghasilan dari bidang pertanian, suplai makanan bergizi juga terpenuhi lewat program Pos Gizi. Terima kasih Caritas.” Demikian tutur Amosi Gulö (21), salah seorang penerima manfaat program Livelihood di Kecamatan Moro’ö, Nias Barat. Bapak satu orang anak ini bergabung di OMS Faomakhöda dusun Hiligawoni dan mengurusi bidang pertanian bersama beberapa orang lainnya. Bersama istrinya, Rosmawati Gulö, beliau yang hanya tamatan SMP ini bersama-sama menghidupi keluarganya yang telah dikaruniai seorang anak yang baru berumur tiga bulan dengan menyadap karet berbekal pengalaman yang diperoleh dari pelatihan dan pendampingan dari fasilitator lapangan Divisi Livelihood Caritas Keuskupan

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT

Judul Proyek : Nutrition Improvement Through Livelihood Project Periode Proyek : Januari 2010 - Maret 2011 Lokasi Proyek : Paroki Lahusa Gomo Sumber Dana : Secour Catholique Caritas France (SCCF)

Organisasi TANÖ FAHASARADÖDÖ terbentuk di Desa Sisobambowo, Kecamatan Aramo (Amandraya) Nias Selatan pada bulan Oktober 2008 dengan tujuan mengurangi resiko bencana alam yang dimanajemeni masyarakat (PRBDM). Organisasi ini sudah memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang dibuat oleh masyarakat sendiri. Hari demi hari organisasi ini telah memiliki rencana kerja & menjalankannya. Juga masyarakat melakukan monitoring atas setiap kegiatan yang dilakukan. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari pendampingan Caritas Keuskupan Sibolga (CKS).

CKS sangat berperan penting dalam memfasilitasi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Organisasi ini masih muda dan belum cukup terampil dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Namun atas kerja sama yang baik dalam masyarakat maka kegiatan OM (organisasi masyarakat) dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang dibuat untuk satu tahun.

Pada saat ini masyarakat mendapatkan dana lunak (Soft Fund) yang diberikan melalui organisasi TANO FAHASARADÖDÖ. Sesuai rencana kerja dana ini digunakan untuk rehabilitasi jembatan gantung Eho, jembatan ini sudah lama didambakan oleh masyarakat karena merupakan jalur transportasi desa induk dengan salah satu dusun. Berkat kerja sama yang baik dan keterlibatan semua elemen masyarakat (Kades, Sekdes, Tokoh Adat & Agama, Pengurus OM, dll), jembatan gantung ini dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dengan hasil yang baik. Keadaan ini berbeda sekali dengan sebelumnya ketika beberapa NGO/ PNPM memberikan dukungan kepada masyarakat, contohnya pembangunan MCK, sampai saat ini belum selesai sama sekali, ini disebabkan karena hanya elemen tertentu saja yang terlibat dalam pengerjaannya. Ω

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT dari hal. 19 (ToT, ToV, ToF)

Judul Proyek : Reduction of Disaster Risk Through Community Managed Approach (CMDRR II)

Periode Proyek : November 2008 - Oktober 2011 Lokasi Proyek : 17 komunitas di 8 paroki di Keuskupan Sibolga Sumber Dana : Caritas Australia, Caritas Bozen, Caritas Italiana, CRS, Trocaire, SCCF.

Page 12: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

22

Livelihood Promotion

PROMOSI LIVELIHOOD DI PAROKI ALASAPROMOSI LIVELIHOOD DI PAROKI ALASAPROMOSI LIVELIHOOD DI PAROKI ALASAPROMOSI LIVELIHOOD DI PAROKI ALASA

Proyek ini dinamakan Promosi Livelihood di Paroki Alasa dan diimplementasikan di bawah Divisi Livelihood Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Divisi ini mengemban tugas menjalankan tiga proyek di tiga penjuru mata angin yang berbeda, utara, selatan dan barat Pulau Nias. Pada halaman ini, kita menuju ke utara untuk melihat bagaimana CKS bekerja sama dengan Paroki Alasa dan memberdayakan masyarakat di 13 dusun yang tersebar di 6 desa wilayah Paroki Alasa. Paroki Alasa adalah salah satu paroki yang berada di wilayah terpencil dengan akses fasilitas umum yang sangat minim, meskipun saat ini telah ada beberapa lembaga seperti World Vision, PELMAS-BNKP dan PNPM mandiri yang lebih dulu berkarya di wilayah tersebut, namun belum menyentuh secara keseluruhan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk dapat bangkit dan keluar dari kondisi terpuruknya. Ketika berada di dusun-dusun/ desa dampingan masih ditemukan masyarakat dengan taraf hidup yang sangat sederhana dengan kondisi anak-anak balita yang masih memerlukan perhatian dari pihak lain agar mereka bisa mendapatkan asupan gizi yang mencukupi untuk masa pertumbuhannya. Wilayah terpencil di kelompok-kelompok dampingan bukan menjadi halangan bagi CKS untuk berkarya, berbagai tantangan mulai dari jalan kaki berkilometer untuk sampai ke kelompok, hujan deras sepanjang perjalanan, sampai pada jalan terjal dan berbukit-bukit tidak menjadi halangan bagi Caritas Keuskupan Sibolga untuk melayani dan berbagi kasih bagi mereka yang mengalami kesulitan. Dalam melaksanakan program, Caritas Keuskupan Sibolga didukung oleh seorang administrator lapangan, dua orang staf lapangan (Field Assistant) dan 6 orang fasiltator paroki (focal point) yang menjadi ujung tombak pelaksana program di lapangan. Mereka semua telah mempunyai amunisi-amunisi yang cukup ampuh yang didapat dari berbagai pelatihan peningkatan kapasitas, seperti pelatihan PRA (Participatory Rural Appraisal) dan COCD (Community Organizer and Community Development). CKS bersama masyarakat bergerak melaksanakan kegiatan untuk menjawab kerangka berpikir logis proyek, beberapa di antaranya adalah pemilihan penerima manfaat proyek, pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan penyusunan Rencana Kegiatan Tahunan Kelompok. 13 KSM terbentuk dari 362 KK penerima manfaat proyek ini, mereka fokus pada kegiatan utama usaha budidaya karet okulasi dan usaha budidaya kakao. Sesuai dengan namanya, usaha-usaha tersebut dilakukan dengan swadaya masyarakat. Setiap kelompok mengadakan iuran untuk kas sebagai upaya penggalian modal swadaya kelompok yang diharapkan ke depan dapat menjadi simpanan yang bisa diarahkan untuk kegiatan usaha simpan pinjam. Caritas Keuskupan Sibolga mendampingi kelompok-kelompok tersebut sembari meningkatkan kapasitas mereka melalui pelatihan-pelatihan mulai dari peningkatan kapasitas berorganisasi hingga pelatihan pertanian melalui sekolah lapangan. Selain kegiatan pertanian, CKS juga memperhatikan kesehatan ibu dan anak melalui program Pos Gizi. Antusiasme komunitas untuk meningkatkan kualitas gizi anak dan ibu terlihat dari 48 warga desa yang siap bekerja bersama-sama secara sukarela dan terpencar di 16 pos gizi serta melayani 325 anak dan 215 ibu. Voluntir atau relawan yang kemudian disebut sebagai Kader Pos Gizi itu dibimbing melalui pelatihan-pelatihan dan bersama Caritas Keuskupan Sibolga mempromosikan kesehatan dasar bagi ibu dan anak. Ω

23

Keswadayaan menjadi kunci pokok untuk terlaksananya proyek ini dimana dalam setiap kegiatan yang dijalankan tidak semuanya tergantung dari pihak lain, misalnya dalam pembibitan batang bawah karet okulasi dan pembibitan kakao, mereka mendapatkan benih (biji karet) dan benih kakao dari usaha mereka sendiri. Demikian juga dengan Pos Gizi, mereka membawa bahan-bahan makanan (sayuran dan nasi) dari rumah masing-masing. Pengelolaan dan pembuatan demplot bibit batang bawah, demplot kebun entries untuk karet okulasi, demplot kebun gizi dibuat dalam satu lokasi yang dikerjakan secara gotong royong (kebersamaan), demikian halnya dengan perawatan lokasi demplot, mereka berbagi peran dan semua terlibat dalam kegiatan yang merupakan bukti kebersamaan dan tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan saat ini. Ω

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

Judul Proyek : Livelihood Promotion in Alasa Parish Periode Proyek : Januari 2010 - Desember 2011 Lokasi Proyek : 13 dusun - 6 dusun di wilayah Paroki Alasa Sumber Dana : Caritas Italiana Caritas Austria

“Sebelum Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) mendampingi kami dalam bidang pertanian khususnya tanaman kakao, kami masih menggunakan sistem tradisional dengan pengetahuan yang terbatas. Sekarang kami sudah jauh lebih paham tentang teknik yang lebih baik dalam pengolahan kakako, mulai dari penyeleksian pohon induk kako, cara pembibitan kakao yang baik, pencegahan hama dan penyakit. Sekolah lapangan juga membuat saya semakin semangat. Meskipun agak susah mendapatkan buah kakao yang baik untuk dijadikan bibit, saya berharap dengan pendampingan dari Caritas, produksi tanaman kakao di desa saya pada umumnya dan saya pribadi khususnya dapat meningkat dengan kualitas yang baik dan kelak dapat meningkatkan perekonomian. Terima kasih Caritas !” (Ina Ayu) - Penerima manfaat program pertanian tanaman kakao, Desa Meafu Dusun III, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara.Ω

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT

“Caritas telah membakar antusiasme kami untuk menerapkan apa yang kami dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Caritas. Sekarang saya sudah bisa menyeleksi bibit, menyemai dan mengokulasi karet dengan memakai pisau biasa dan berhasil ! Memang saat ini saya mengalami kendala yaitu penanggulangan hama dan penyakit serta keterbatasan lahan, namun kami tetap mengharapkan dukungan dari Caritas agar kami mampu meningkatkan kualitas pertanian. Saya mengharapkan pelatihan lanjutan terlebih-lebih di bidang peternakan. Kalau boleh, pelatihan tentang kayu mahoni juga diadakan.” (Fatiziduhu Lahagu) - Penerima manfaat program pertanian tanaman karet, Desa Hilibanua Dusun Lauru, Kec. Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara.

“Saya mengikuti program pos gizi dengan baik, meskipun jarak antara rumah dan pos gizi cukup jauh ditambah lagi dengan kondisi badan saya yang kurang sempurna, tapi demi perkembangan anak, saya tetap berusaha untuk mengikuti kegiatan itu. ”Anak saya sekarang sudah makan dengan teratur dan sudah lebih bervariasi. Kondisinya juga sudah meningkat mulai dari berat badan dan selera makan. Sebenarnya dalam hati kecil saya berharap seandainya saya bisa dapat perhatian khusus dari Caritas, saya sendiri tidak bisa lagi bekerja (cacat) sedangkan suami saya sudah tua sekali. Terima kasih CKS” (Sarisia Zega) - Penerima manfaat program Pos Gizi, Nias Utara.

Page 13: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

24

Livelihood Promotion

PENINGKATAN KUALITAS GIZI DI GOMOPENINGKATAN KUALITAS GIZI DI GOMOPENINGKATAN KUALITAS GIZI DI GOMOPENINGKATAN KUALITAS GIZI DI GOMO

Setelah dari utara, mari beralih ke selatan Pulau Nias, tepatnya di Kecamatan Gomo, Nias Selatan. Di daerah ini, Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) berfokus pada peningkatan kualitas gizi ibu dan anak di beberapa desa yang telah diidentifikasi sebelumnya lewat Participatory Rural Appraisal (PRA). CKS juga bekerjasama dengan Paroki Lahusa-Gomo dan melayani 195 ibu dan 320 balita. C K S berusaha merubah p e m i k i r a n masyarakat yang menganggap remeh p e n g e t a h u a n tentang kesehatan di kalangan ibu dan anak. Kesadaran bahwa kesehatan anak/ balita sangat penting masih relatif rendah, padahal anak-anak itulah kelak menjadi generasi penerus. CKS melalui Divisi Livelihood membagi penerima manfaat dalam beberapa kelompok yang kemudian dinamakan Pos Gizi. Agar lebih efektif, maka paling banyak lima belas balita ditempatkan dalam setiap pos. Total ada delapan belas pos gizi dengan kegiatan pemberian makanan t a m b a h a n d a n kelompok bermain untuk balita serta k eg ia ta n ke la s memasak bagi ibu atau orang dewasa. Selain itu, tiga orang masyarakat dengan sukarela bersedia did idik untuk menjadi Kader Pos Gizi. Mereka mengikuti beberapa pelatihan yaitu pengelolaan dasar pos gizi, perilaku positif dalam pemberian makanan, pola asuh, pola hidup bersih, dan pola penanganan kesehatan terhadap balita. Dengan sukarela pula mereka membantu Caritas Keuskupan Sibolga dalam mewujudkan cita-cita untuk memenuhi gizi seimbang, menciptakan generasi bersih, sehat dan paham gizi. Kader-kader tersebut membantu para ibu dalam kegiatan memasak dan juga turut membantu para field assistant dan focal point. Para ibu didorong untuk mampu secara mandiri meningkatkan gizi anak-anak mereka tidak hanya di pos gizi, melainkan juga di rumah masing-masing. Taman Gizi didirikan untuk mendukung kegiatan di setiap pos gizi. Di taman gizi inilah masyarakat diperkenalkan dengan tanaman-tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai penyuplai protein. CKS membantu masyarakat dalam pengadaan benih dan mereka juga lebih dianjurkan untuk memanfaatkan benih lokal

karena memang di daerah itu ternyata kaya akan benih tanaman dan para ibu juga memang sudah cukup akrab dengan jenis tanaman itu sehingga kegiatan taman gizi bisa lebih mudah. Masyarakat diperkenalkan dengan jenis tanaman yang cocok untuk dikembangkan di taman gizi, cara pembuatan kompos atau pupuk organik, serta

p e n a n a m a n d a n p e n g o l a h a n jenis sayuran dan buah-b u a h a n m e n j a d i m a k a n a n bergizi.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan pos gizi, lokakarya dilaksanakan, koordinasi dengan pihak pemerintah dan lembaga lain digalakkan. Kegiatan semacam ini ditanggapi serius oleh pihak puskesmas di daerah Paroki Lahusa-Gomo, bahkan dukungan mengalir dalam bentuk pemberian imunisasi dan

mu l t i v i tamin bagi balita-balita secara langsung di pos gizi. Dampak positif sudah mulai terlihat, para ibu kini m e m i l i k i k e s a d a r a n

baru bahwa kebersihan itu penting mulai dari membiasakan diri untuk mencuci tangan anak-anak mereka dengan air yang mengalir sebelum makan, memotong kuku anak, mau gosok gigi setelah makan dan lain sebagainya. Kegiatan ini sangat jarang ditemukan sebelumnya. Tidak jarang pula para pendamping menemui tantangan dan hambatan kala mendampingi masyarakat. Selalu saja ada hal-hal yang melemahkan semangat, emosi meninggi, pasrah terhadap keadaan, masyarakat sulit disatukan, malah para pendamping pernah disudutkan atau dijadikan sumber masalah yang terjadi. Namun, kesabaran menjadi kunci kekuatan untuk meruntuhkan kebiasaan lama. Berbagai pendekatan dilakukan, menanamkan nilai saling memiliki, motivasi yang mengalir dari para pendamping telah mempererat tali persaudaraan antara masyarakat dan CKS sendiri. Ω

25

Gayati Baene, orang-orang di sekitarnya biasa memanggilnya Ina Sitori, sebuah panggilan bagi ibu yang anak pertamanya adalah Sitori. Ibu Ina Sitori adalah salah seorang penerima manfaat proyek pos gizi di Paroki Lahusa-Gomo. Selain aktif di pos gizi, beliau juga bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Suaminya, Sökhinafalulu Laia, adalah seorang guru jemaat di sebuah gereja. Mereka telah dikaruniai tujuh orang anak dan tiga di antaranya mengikuti program pos gizi ini. Berikut testimoni dari Ibu Ina Sitori yang berhasil direkam oleh salah seorang staf Divisi Livelihood Caritas Keuskupan Sibolga : ”Sekarang saya sudah mulai sadar, sebelum mengikuti program ini kami merasa apa yang telah kami lakukan adalah hal yang hebat dan kami merasa tidak sanggup melakukan hal yang lebih dari itu. Namun sekarang, kami berhasil melakukan hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Saya sudah lebih sensitif dengan kondisi anak-anak saya, saya rajin mengontrol pertumbuhannya, memperhatikan kebersihannya, memenuhi gizinya dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal, bahkan memperhatikan hal-hal terkecil seperti bagaimana cara menghidangkan makanan yang baik, mencuci tangan dan memotong kuku anak-anak. Ternyata kami punya segala sesuatu yang dibutuhkan di daerah ini, kami punya lahan yang subur. Terima kasih Caritas telah mengenalkan kepada kami Taman Gizi itu. Kami bisa mengandalkan pupuk organik karena kami sudah diberitahu cara membuatnya. Kami juga tahu tanaman/ buah apa yang cocok untuk memenuhi gizi anak kami. Kami juga sudah semakin awas dengan ancaman penyakit, spesialis pos gizi dari Caritas telah membuat kami semakin tenang dalam menghadapi itu semua, tidak panik lagi. Kami sudah tahu apa yang harus dilakukan jika ada penyakit yang menyerang anak kami. Kami berharap Caritas Keuskupan Sibolga dan paroki tetap mendampingi kami, karena belum semua ibu tersentuh kegiatan ini.” Ω

TESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAATTESTIMONI DARI PENERIMA MANFAAT

Setiap staf mempunyai tanggung jawab, hanya tingkat dan urgensinya yang berbeda-beda, tergantung pada beban tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya. Team Livelihood Gomo memberikan contoh yang baik lewat alur kegiatan keseharian mereka, hal ini nampak ketika disepakati bersama aturan internal proyek, seperti tepat waktu penyerahan laporan, pengalaman-pengalaman konkrit tertentu memperkokoh bagian dari watak dan kepribadian seseorang, lewat kegiatan seorang staf pendamping dalam bekerja memiliki tanggung jawab kerja, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk keberhasilan suatu organisasi dan diharapkan mampu mengubah pola pikir masyarakat untuk berkembang lebih baik. Ω

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

Judul Proyek : Nutrition Improvement Through Livelihood Project Periode Proyek : Januari 2010 - Maret 2011 Lokasi Proyek : Paroki Lahusa Gomo Sumber Dana : Secour Catholique Caritas France (SCCF)

Page 14: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

26

Bak salesgirls dan salesman yang keluar masuk dari pintu ke pintu, Tim Divisi Gender berkeliling dari asrama ke asrama. Mengelilingi pulau Nias, bahkan sampai ke daratan Pulau Tello. Tak satu barangpun yang ditawarkan, juga tak ada pertunjukkan sulap atau sihir, namun Tim Gender mencatat ada 467 orang anak yang hadir. Sepanjang pertengahan 2009 hingga awal 2010, Divisi Gender melakukan sosialisasi dan pelatihan penyadaran gender kepada anak perempuan maupun laki-laki yang tinggal di sepuluh asrama, mulai tingkat murid Sekolah Dasar hingga Mahasiswa tersentuh kegiatan ini. Tidak cukup hanya pada anak muda, ”virus” kesadaran bahwa perempuan dan laki-laki memiliki martabat yang setara coba ditularkan pada orang dewasa. Tidak tanggung-tanggung, para pekerja pastorallah yang menjadi sasaran. Jangkuan wilayah diperluas, selain seluruh daratan Nias yang terdiri dari 15 paroki, tanah seberang pun ”dijangkiti”. Samudera diarungi untuk menggapai Dekanat Tapanuli, tempat beradanya tujuh paroki. Memang masih dini untuk menyimpulkan berhasil atau tidak virus kesadaran itu ditularkan, tetapi setidaknya hingga akhir tahun 2010, Divisi Gender CKS telah datang menyapa seluruh paroki yang ada di Keuskupan Sibolga. Lima belas paroki di Dekanat Nias, dan tujuh paroki di Dekanat Tapanuli. Lima puluh empat pekerja pastoral, dari 17 paroki yang menanggapi, mengikuti pelatihan. Di antara mereka bahkan sudah mengikuti dua tahap pelatihan, membekali diri untuk tugas yang menanti, melanjutkan mandat serta menyebarluaskan wacana kesetaraan dan kesadaran gender pada umat. Tidak puas hanya di lingkup Gereja, Divisi Gender CKS juga mengembangkan dan mengepakkan sayapnya ke mitra-mitra yang ada. Menembus masuk ke jaringan SiGana (Siap Siaga Bencana) yang merupakan koalisi masyarakat sipil dan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Pokja PuG) yang sebagian besar anggotanya adalah organisasi pemerintah di Kabupaten Nias. Memberi warna dan ikut mengolah penyadaran gender di masyarakat pada umumnya. Tidak ada kata malu dan ragu, semua pintu kami ketok menawarkan kondisi kehidupan yang lebih baik dan lebih damai, dimana perempuan dan laki-laki tidak saling menindas tetapi saling mengasihi. Menempatkan yang satu sederajat dan semartabat dengan yang lain. Agar tidak kehabisan tenaga dan ”senjata” Tim Divisi Gender tetap menyediakan waktu untuk menyerap dan menambah ilmu. Mulai dari magang dengan hitungan bulan, pelatihan-pelatihan berhari-hari hingga yang hanya kursus sehari. Oktober 2010 lalu, Rm. Andang, SJ (seorang pakar Hukum Gereja) diundang untuk menambah ’amunisi’ Tim Gender dalam hal Hukum Gereja untuk Awam. Uniknya, selain Tim Gender sendiri, para pekerja pastoral juga diundang untuk belajar bersama. Ω

GENDER Promotion

KEGIATAN PENYADARAN KESETARAAN GENDERKEGIATAN PENYADARAN KESETARAAN GENDERKEGIATAN PENYADARAN KESETARAAN GENDERKEGIATAN PENYADARAN KESETARAAN GENDER

Judul Proyek : Promosi Penyadaran Gender Melalui Advokasi Periode Proyek : Oktober 2008-September 2011 Lokasi Proyek : 22 paroki se-Keuskupan Sibolga Sumber Dana : Caritas Italiana

27

Bicara soal kesadaran gender, berarti bicara soal kesetaraan dan keadilan; hal yang sulit diwujudkan, akan selalu muncul pertanyaan adil buat siapa? Dan apa yang menjadi ukurannya? Disini yang dijadikan standar adalah kemanusiaan. Manusia yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, dimana mereka mempunyai martabat yang sama. Sosialisasi dan pelatihan penyadaran gender yang dilakukan oleh Divisi Gender, menjangkau perempuan dan laki-laki, muda maupun tua, tidak ada pembedaan. Juga ketika menawarkan penemanan yang sama kepada seluruh paroki. Tanpa memilih-milih, jauh maupun dekat, sulit dijangkau maupun mudah. Solidaritas dan toleransi dipegang teguh oleh tim, dan ditularkan dalam setiap kegiatannya. Cinta kasih yang menjadi arah dasar bergeraknya proyek Divisi Gender CKS direalisasikan dalam sikap toleran dan menghargai pendapat, sikap dan kondisi peserta yang berbeda-beda karena secara umur dan latar belakang budaya yang juga berbeda. Sesi-sesi dalam pelatihan lebih banyak berupa kerja kelompok, disitu mensyaratkan adanya kerjasama dan tanggungjawab. Nilai kebebasan tidak mungkin ditinggalkan dalam mengemukaan pendapat dan berbagi pengalaman. Juga ketika mereka bersedia diutus atau tidak oleh parokinya. Di tingkatan paroki, apakah paroki akan mengirimkan utusan atau tidak, dibebaskan pada paroki yang bersangkutan, tidak ada pemaksaan dari CKS. Prinsip dan nilai yang dikembangkan disini adalah kemitraan, menempatkan CKS sejajar dengan paroki. Dengan model pelatihan yang menempatkan semua peserta sebagai narasumber, satu dengan yang lain mau tidak mau harus menerapkan nilai penghargaan sekaligus kerendahan hati untuk menerima orang lain sebagai guru atas pengalaman yang bisa diambil orang lain sebagai bahan pembelajaran. Selain pelatihan penyadaran gender, para pekerja pastoral juga diajak belajar bersama agar mereka mampu membuat perencanaan kegiatan, anggaran dan membuat laporan kegiatan baik narasi maupun keuangan. Hal yang ditekankan dalam membuat kegiatan dan anggaran adalah nilai kesederhanaan dan kejujuran. Nilai kejujuran terutama harus muncul ketika melakukan laporan keuangan. Administrasi yang baik yang dijalankan CKS diminta untuk juga diterapkan di paroki. Seluruh kegiatan promosi kesadaran gender, mulai dari sosialiasi, pelatihan-pelatihan dan implementasi kegiatan di paroki-paroki selalu diarahkan pada nilai-nilai Caritas Keuskupan Sibolga yang merupakan bagian dari (dua belas) nilai utama individu maupun sosial yang merupakan nilai-nilai universal. Ω

NILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKANNILAI YANG DIPERJUANGKAN

“Sebenarnya, pada prakteknya secara tidak langsung dalam keluarga, kesetaraan itu sudah ada, hanya saja kami tidak tahu kalau itu terkait dengan kesetaraan gender. Sejak dibimbing oleh tim gender CKS, kami semakin menyadari bahwa pemahaman tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan adalah hal penting dalam kehidupan kami. Mereka mendampingi kami dengan baik dengan pendekatan yang baik pula karena mereka mampu memotivasi kami semua, meskipun kadang penyampaian materi terlalu cepat.” (Asazatulö Zai)

“Wow, aku suka sekali cara mereka menemani kami. Kami bisa berbagi cerita suka maupun duka, aku tidak bisa melupakan itu. Sekarang aku lebih berani melakukan beberapa hal, pekerjaan yang dulu dianggap hanya untuk laki-laki kini bisa aku kerjakan. Pelatihannya dibuat lagi dong, kan tahun ajaran baru nanti ada anak baru, mereka kan perlu belajar gender juga. Hidup Gender !” (Wini Gea)

“Saya kini mengerti bahwa laki-laki dan perempuan berbeda namun keduanya tidak boleh dibeda-bedakan. Saya tidak malu-malu lagi bersahabat dengan laki-laki, bahkan jadi berani memakai pakaian laki-laki, saya juga lebih percaya diri dan tampil lebih berani. Pendampingan tim gender CKS terhadap kami sangat menyenangkan. Saya minta kegiatan ini diteruskan dan dikembangkan khususnya ke daerah yang terpencil lagi (perkampungan) supaya mereka juga paham dengan gender.” (Velda Alysia Halawa)

Page 15: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

28

Oleh : Talizokö Laia

SUARA DARI KOMUNITAS

Sebelum terbentuknya OMPRB “Ora Et Labora”, Dusun III Hilianaota, Desa Golambanua I, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan tergolong dusun terbelakang. Kurangnya perhatian dari pemerintah untuk pengembangan sumber daya alam dan manusia serta minimnya sarana pendidikan dan kesehatan membuat kami tidak dapat merasakan manisnya pembangunan di dusun kami. Faktor geografis juga menjadi penyebab terisolirnya dusun kami. Dusun III Hilianaota berada sekitar 6 km dari pusat Desa Golambanua I atau sekitar 17 km dari pusat Kecamatan Lahusa. Jalan satu-satunya penghubung dusun ke pusat desa adalah jalan setapak berbukit yang sangat sulit dilewati terlebih-lebih jika hari sedang hujan. Penduduk dusun kami sekitar 250 jiwa atau 42 KK. Mata pencaharian sehari-hari adalah bertani, beternak babi dan ayam. Hasil pertanian utama masyarakat adalah padi, karet dan coklat. Pengelolaan hasil alam masih dilakukan secara sangat tradisional dengan memanfaatkan kearifan lokal dan kapasitas masyarakat apa adanya. Hidup dalam keterisoliran tidak lantas membuat masyarakat kami putus asa. Kemauan keras dan solidaritas masyarakat yang kuat menjadi modal utama bagi kami untuk berusaha maju dan berkembang dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, ekonomi dan politik yang selama ini terabaikan. Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, kami mencoba mencari dukungan dari pihak luar. Pihak luar yang paling dekat dengan kami adalah Pastor Paroki Lahusa-Gomo. Kedekatan ini bukan karena faktor kedekatan jarak dalam arti harafiah namun lebih pada kedekatan emosional antara paroki dengan masyarakat kami yang notabene seluruhnya adalah penganut Katolik. Hubungan baik telah terjalin sangat baik selama bertahun-tahun apalagi mengingat dukungan finansial dalam pembangunan gereja di dusun kami beberapa tahun yang lalu. Keinginan kuat masyarakat untuk maju disambut baik oleh pastor paroki. Kami dihubungkan dengan Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) yang memiliki visi misi untuk menjangkau masyarakat paling miskin, memberdayakan dan menguatkan kapasitas masyarakat. Penguatan kapasitas dilakukan melalui kegiatan pengurangan risiko bencana yang dimanajemeni masyarakat (PRBDM). Kehadiran fasilitator dari Paroki Lahusa Gomo dan Caritas Keuskupan Sibolga memberi warna tersendiri dalam kehidupan kami. Proses melebur bersama masyarakat sungguh-sungguh terjadi. Dan hal ini membuat kami menjadi dekat dengan mereka. Proses berpikir bersama juga ditekankan kepada kami oleh fasilitator. Kalau mau maju semua harus berpartisipasi. Kami difasilitasi untuk mengenali dan mengkaji ancaman bencana di dusun kami, mengkaji kerentanan masyarakat dan menganalisa kapasitas. Beberapa usulan untuk kegiatan PRB muncul dari hasil kajian. Usulan-usualan ini tidak akan berarti apa-apa jika hanya dikerjakan oleh satu orang. Akhirnya tanggal 13 September 2009 masyarakat kami sepakat untuk membentuk sebuah wadah Organisasi Masyarakat Pengurangan Risiko Bencana yang kami beri nama OM-PRB “Ora Et Labora” Dusun III Hilianaota. Organisasi masyarakat ini menjadi sarana belajar bagi kami tentang cara beroganisasi yang baik dan sistematis. Kami juga belajar bagaimana membuat struktur organisasi, merumuskan rencana kerja organisasi dan mengawal pelaksanaan rencana kerja yang semuanya kami lakukan secara partisipatif. Tentunya proses belajar terus menerus tidak terlepas dari pendampingan para fasilitator, pelatihan kepemimpinan dan pengembangan organisasi, pelatihan kesiapan tanggap darurat dan berbagai kegiatan penyadaran dan penyuluhan yang diberikan kepada kami. Semua ini ditujukan mempersiapkan organisasi kami yang mandiri dan berkelanjutan. Satu hal yang membuat saya bangga selaku pengurus organisasi masyarakat adalah solidaritas dan kesungguhan hati masyarakat kami untuk menyambut baik niat tulus fasilitator Paroki dan CKS untuk mendampingi kami. Banyak hal-hal menarik sekaligus mengharukan dapat kami kerjakan secara bersama-sama di organisasi kami ini. Gotong-royong mingguan membangun jalan dusun serta membuka kebun percontohan untuk tanaman muda adalah dua contoh kegiatan organisasi yang kami kerjakan secara partisipatif dan sukarela. Dengan kegigihan kami membuka badan jalan, membersihkannya dan mengeraskannya dengan batu-batu cadas yang kami angkut sendiri dari sungai. Kendati bukan jadwal gotong royong, tiap orang yang hendak ke pekan atau ke sekolah selalu menyempatkan diri mengangkut batu sekecil apapun dan menyusunnya di jalan yang sudah kami siapkan. Ini semua kami lakukan untuk memudahkan kami dalam berinteraksi dengan dunia di luar dusun kami dan kami tidak ingin hidup dalam keterisoliran. Kami bersyukur teman-teman fasilitator terus memotivasi dan membantu kami untuk mencari peluang-peluang dukungan dari luar terutama dari pemerintah. Rasa syukur kami semakin besar tatkala proposal mini untuk pengerasan badan jalan yang kami layangkan kepada CKS berbuah manis. Hal membanggakan lainnya adalah motivasi dari fasilitator kepada masyarakat untuk membuka kebun percontohan seluas kurang lebih 30 m x 30 m persegi. Kebun percontohan ini kami isi dengan tanaman muda dan sayur-sayuran. Kebiasaan mengkonsumsi sayur-sayuran segar di desa kami sangat rendah. Padahal sayur-sayuran sangat bagus untuk membuat tubuh sehat. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kapasitas masyarakat setidaknya inilah yang terus ditekankan oleh fasilitator. Saat ini kami sudah berhasil melakukan panen. Harapan kami selain hasil panen ini kami manfaatkan juga dapat kami jual ke pekan. Namun tidak adanya jalan yang memadai masih menjadi kendala dalam memasarkan hasil panen kami. Pendalaman Iman (biasa juga kami sebut pertemuan PA) tiap minggu menjadi cara bagi kami untuk bertemu secara rutin. Usai PA, kami juga berdiskusi hal-hal menyangkut kegiatan organisasi seperti penggalangan sumber daya dari dalam masyarakat dan dari luar masyarakat. Selama ini kami sudah mengumpulkan kas organisasi yang berasal dari kontribusi mingguan anggota OM dan sumbangan sukarela lainnya. Sampai sekarang kas organisasi sudah mencapai 12.800.000 rupiah. Saya berharap dan tentunya demikian juga harapan seluruh masyarakat melalui proses belajar dalam organisasi masyarakat yang kami miliki saat ini, kapasitas kami semakin bertumbuh terlebih-lebih dalam mewujudkan apa yang kami cita-cita dalam organisasi dan juga dalam cakupan dusun dapat terlaksana dengan baik. Terimakasih kami buat Paroki dan Caritas Keuskupan Sibolga atas kegiatan pendampingannya. Ω

***

Penulis adalah salah seorang pengurus Organisasi Masyarakat PRB Ora Et Labora yang menjabat sebagai wakil sekretaris organisasi. Profesi sehari-hari adalah guru tidak tetap di sebuah SD jarak jauh di dusun III Hilianaota.

MENGORGANISIR DIRI MELALUI ORGANISASI MASYARAKATMENGORGANISIR DIRI MELALUI ORGANISASI MASYARAKATMENGORGANISIR DIRI MELALUI ORGANISASI MASYARAKATMENGORGANISIR DIRI MELALUI ORGANISASI MASYARAKAT

Jalan rabat beton sejauh 3 km sedang dalam

proses pengerjaan secara partisipatif oleh

masyarakat Hilianaota dengan dukungan dana

dari lembaga mitra CKS

29

FINANCIAL

SITUASI KEUANGAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASITUASI KEUANGAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASITUASI KEUANGAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGASITUASI KEUANGAN CARITAS KEUSKUPAN SIBOLGA

2010 ( IDR ) 2009 ( IDR ) 2008 (IDR )

Fund balance at beginning of year 12.522.666.673 14.985.393.318 21.569.282.924

Receipts 13.347.811.150 8.620.574.828 12.241.129.967

Donor grants 5.998.182.869 6.333.589.000 11.192.465.949 Deposits 4.802.135.759 0 0 Other Income 2.547.492.522 2.286.985.828 1.048.664.018

Total Available 25.870.477.823 23.605.986.146 33.810.412.891

Disbursement 8.584.077.176 11.083.301.473 18.825.019.573

Project Cost 4.987.748.573 7.639.948.504 14.272.991.257 Personnel Expenses 2.122.638.217 1.614.562.996 1.968.410.629 Travel and Missions 6.656.500 58.370.800 200.333.600 Monitoring & evaluation 309.068.594 45.763.804 19.232.100 Administrative Expenses 780.036.292 1.478.471.869 2.195.855.987 Capital Assets 377.929.000 246.183.500 168.196.000

Fund balance at the end of year 17.286.400.647 12.522.666.673 14.985.393.318

PERBANDINGAN PENGELUARAN 2008 - 2010

PERBANDINGAN PEMASUKAN 2008 - 2010

Page 16: Ucapan Terima Kasih - Caritas Keuskupan Sibolga filedamai Natal senantiasa beserta kita dan semangat untuk berjuang bagi keadilan sosial semakin berkobar di tahun 2011. Akhirnya, selamat

30

CIAO DARI MATTEO DAN STEFICIAO DARI MATTEO DAN STEFICIAO DARI MATTEO DAN STEFICIAO DARI MATTEO DAN STEFI

Matteo dan Stefi, begitu kami memanggilnya. Tiga tahun tinggal di Pulau Nias bersama Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) dalam suka dan duka. Jumat, 5 November 2010, Matteo dan Stefi resmi menyelesaikan tugas bersama CKS dan pindah ke Jakarta untuk bergabung dengan KARINA. Boleh dikatakan, mereka berdualah yang membuat pagi hari di CKS terasa lebih bersemangat dengan sapaan ciao setiap berpapasan dengan staf. Senyum dan tawa yang khas telah meninggalkan kesan yang lucu dan bersahabat kepada seluruh staf CKS. Meskipun dalam beberapa rapat kadang terjadi perdebatan yang cukup sengit dengan suara yang cukup besar, sikap bersahabat mereka tak berkurang sedikitpun. Matteo dan Stefi adalah utusan Caritas Italiana untuk penemanan terhadap caritas keuskupan di Indonesia termasuk Caritas Keuskupan Sibolga. Mereka berdua menemani CKS dan bersama membangun CKS sebagai organisme sosio pastoral yang mampu bekerja secara profesional. Naskah di atas sengaja ditampilkan apa adanya tanpa editan sedikitpun agar pembaca bisa membayangkan suasana ketika mereka menyampaikan salam perpisahan kepada staf CKS. Meskipun tidak begitu lancar, paling tidak mereka mampu membuat kami tersenyum dan akan sangat merindukan mereka. Sekarang ini mereka tinggal bersama KARINA di Jakarta dan akan sekali-kali mengunjungi CKS di Nias. Semoga mereka semakin lancar berbahasa Indonesia. Ω

Berikut adalah naskah asli yang ditulis dan dibaca oleh Matteo dan Stefi pada acara perpisahan dengan staf Caritas Keuskupan Sibolga : Yahoowu fefu

Yang kami hormati semua teman Caritas Keuskupan Sibolga yang kami bertemu dari bulan July 2008 waktu kami datang ke Nias. Yang kami hormati semua teman yang lain yang juga kami bisa bertemu dan kenal selama dua tahun lebih, yang kami tinggal di Nias ini. Kadang kadang kami pikir bagaimana kami sampai ke Nias...dan kami heran karena pulao Nias di peta kecil sekali! Pertama kali Caritas Italiana minta kepada kami mau ke pulao Nias kami harus cari di atlas! Tapi oklah kami berangkat dan sampai di Nias: Nias ini indah sekali, pohon palem, laut...dan besar! Kalau kemana mana selalu butuh minimal 2/3 jam tapi karena jalan tidak terlalu bagus...ya! Dan disini di pulau ini kecil...adalah Caritas Keuskupan Sibolga sala satu caritas yang paling penting, besar dan tua di Indonesia! Bagaimana ah! Di keuskupan Sibolga adalah caritas ini yang cobah setiap hari menjadi jawaban untuk orang kecil di Nias ini. Kerjia bersama dengan teman teman di Cks bagus! Kadang kadang mudah, kadang kadang sulit tapi kami merasa senang. Kami belajar dari pengalaman ini di cks, dan dari teman teman. Kami datang dan butuh waktu untuk belajar bahasa, mengerti sedikit tentang situasi dan teman biasanya sabar dengan kami...biasanya... Kami ucapkan terima kasih kepada Pastor Mikael karena dari awal dia mau cobah belajar semua hal baru yang ada di CKS dan sekarang sudah bisa dilihatkan dia suka caritas walaupun pusing dengan semua masalah kecil atau besar yang selalu ada. Dia ketua yang bagus karena kasih kesempatan kepada orang untuk cobah mengambil tanggung jawab di dalam kerjia dan menjadi lebih kuat. Terima kasih P. Mikael karena selalu kami mau bicara bicara bicara, tapi pastor dengan sabar selalu cobah kasih waktu kepada kami. Dan kepada seluruh staff, teman teman, terima kasih dan maaf. Terima kasih untuk kerjasama untuk tujuan yang sama: meningkatkan kecakapan untuk menjadi selalu lebih bagus di karya pelayanan kita. Maaf karena pasti ada salah kata, salah perilaku tapi kami yakin teman disini orang dewasa dan baik yang sudah memaafkan kami. Sekarang tugas kami tidak hanya di Nias tapi dengan Karina kami mau kerja dengan caritas keuskupan yang lain. Jadi kami pinda ke jakarta untuk kerja setiap hari dengan staff Karina untuk mempersiapkan kegiatan ini. Kami pikir guru kami adalah Caritas keuskupan sibolga: dia mengajarkan apa kekuatan, kelemahan yang satu organisasi seperti caritas mungkin bisa memenuhi di jalan. Kami harap ini bisa berguna untuk ke depan. Dan kami juga harap Cks bisa menjadi konsultan untuuk kami ya! Harapan kami kedepan ada banyak:

♦ siapa tau mungkin...anak...

♦ Cks selalu lebih bagus dan kuat

♦ Teman teman disini selalu sehat dan semangat

♦ Teman teman bisa mencapai apa saja mereka ingin

♦ Kapan kami datang ke nias lagi, seperti biasa kami bisa sharing, bertemu dan kerja sama Kami pergi senang karena tahap ini baru masih di dalam keluarga caritas dan masih tidak berarti kami tidak kerja dengan cks ini juga Semoga kebahagiaan kepada semua! Sampai jumpa Terima kasih Sawagolo Yahoowu

Matteo dan Stefi

Gunung sitoli, 5 nopember 2010

SALAM dari teman

31

KALENDER 2011

14 : Syukuran Natal & Tahun Baru 10 - 11 : Refleksi Meeting Divisi

Livelihood 17 - 30 : Evaluasi Eksternal Proyek

Livelihood Alasa & Moro’o

3 - 4 : Libur Imlek 9 : Rapat Dewan Eksekutif CKS 15 : Libur Maulid Nabi

5 - 6 : Hari Raya Nyepi 31 : Proyek Livelihood Gomo Berakhir 15 : Libur Maulid Nabi

20,21,25 : Libur Paskah 22-24 : Tri Hari Suci

17 : Hari Raya Waisak 19 : Rapat Komite Eksekutif dan Pendiri

CKS

2 : Libur Hari Kenaikan Yesus Kristus 30 : Akhir Proyek Livelihood Moro’o

8 : Pertemuan antara CKS & PUSPAS 30 : Akhir Proyek Livelihood Moro’o

12 : Misa staf Caritas Keuskupan Sibolga 17 : HUT Kemerdekaan RI 29 : Libur Idul Fitri

20 : Rapat Komite Eksekutif dengan Pendiri CKS

18 : HUT Caritas Keuskupan Sibolga ke-6 31 : Akhir Proyek CMDRR

19 : Misa staf CKS 20 : Rapat Komite Eksekutif

Pada tanggal 18 Oktober 2010, tepat , seluruh staf Caritas Keuskupan Sibolga merayakan Hari Ulang Tahun Caritas Keuskupan Sibolga ke-5 dengan tema “Allah adalah Kasih”. Acara ini dilakukan dengan sederhana dan diawali dengan Misa yang dipimpin langsung oleh Direktur Caritas Keuskupan Sibolga, Pastor Mikael To, Pr, dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun dan acara ramah tamah bersama. Di sela-sela ramah tamah, P. Mikael mempresentasikan beberapa hal penting terkait pelayanan Caritas Keuskupan Sibolga yang terangkum dalam rumusan Nilai (value), Fungsi (function) dan Kesatuan (unity).

Tiga kunci ini akan selalu ditanamkan dalam setiap pikiran dan tindakan seluruh staf dalam aksi pelayanan kasih bagi seluruh umat khususnya yang termiskin dari antara termiskin. Acara ini juga digunakan sebaik-baiknya oleh seluruh staf untuk sedikit meregangkan otot dan pikiran dalam berbagai rangkaian acara yang cukup menghibur seperti bernyanyi bersama, pertandingan sepak bola sarung, mengisi air dalam bambu dan lain sebagainya. Gelak tawa dan canda menghiasi pantai Simanaere, tempat CKS merayakan syukuran itu. Semoga hati yang riang ini selalu menemani seluruh staf dimanapun mereka berada.Ω