keputusan pembelian & kepuasan

Upload: ekonurcahyanto94

Post on 14-Apr-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    1/123

    ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

    DAN KEPUASAN KONSUMEN MADU PRAMUKA DI

    PT MADU PRAMUKA SERTA IMPLIKASINYA

    TERHADAP BAURAN PEMASARAN

    SKRIPSI

    RISA MAYA PUTRIWINDANI

    H34070047

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2011

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    2/123

    RINGKASAN

    RISA MAYA PUTRIWINDANI. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan

    Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta

    Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Departemen Agribisnis,Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan

    RAHMAT YANUAR).

    Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari

    lebah madu. Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di

    Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu

    yang dapat dilihat dari flora berbunga sebagai sumber pakan lebah yang

    melimpah, terdapat beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan

    kondisi iklim tropis Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Madu memiliki

    banyak manfaat dalam bidang kesehatan, ekologi dan ekonomi sehingga

    berpotensi untuk dikembangkan secara komersial terutama bagi kebutuhan

    domestik yang belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu nasional yang belum

    terpenuhi menciptakan peluang bisnis dalam bidang tersebut. Saat ini semakin

    banyak produsen dan suppliermadu di Indonesia. Salah satu produsen madu di

    Indonesia yaitu PT Madu Pramuka yang mengalami fluktuasi penjualan yang

    cenderung menurun terutama pada pertengahan tahun 2010.

    Penurunan penjualan tersebut diduga karena adanya ketidakpuasan

    konsumen terhadap produk yang tidak sesuai dengan harapan dan selera

    konsumen yang menimbulkan keluhan konsumen terhadap atribut produk seperti

    atribut harga, kemasan, volume, dan kemudahan dalam memperoleh produk.

    Untuk itu, PT Madu Pramuka perlu memahami karakteristik konsumen dan proseskeputusan pembelian serta tingkat kepuasan berdasarkan atribut bauran pemasaran

    untuk mengetahui kinerja atribut produk yang dinilai rendah oleh konsumen.

    Hasil dari analisis tersebut dapat membantu perusahaan dalam melakukan upaya

    pemasaran yang sesuai agar perusahaan dapat membentuk dan mempertahankan

    tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka dan mendapatkan konsumen baru.

    Penelitian ini dilakukan di gerai pusat PT Madu Pramuka pada

    pertengahan Februari hingga pertengahan Maret 2011. Tujuan dari penelitian ini

    antara lain mengidentifikasi karakteristik konsumen Madu Pramuka, menganalisis

    proses keputusan pembelian dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen serta

    merekomendasikan alternatif bauran pemasaran yang sesuai dengan perilaku

    konsumen Madu Pramuka. Metode pengumpulan data pada penelitian inimenggunakan metode survei melalui wawancara baik secara langsung atau

    memakai instrumen kuesioner kepada 60 responden Madu Pramuka. Sampel

    dipilih dari populasi Madu Pramuka. Namun, populasi yang dijadikan responden

    harus telah lulus tahap screening. Penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan

    kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif melalui

    karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Madu

    Pramuka, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan Importance Performance

    Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).

    Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka sebagian besar tergolong

    dalam usia orang dewasa yang berada pada rentang usia 35-44 tahun, mayoritas

    berjenis kelamin laki-laki dan berstatus menikah. Konsumen Madu Pramuka

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    3/123

    iii

    sebagian besar beragama Islam namun konsumen yang beragama selain Islam

    juga cukup banyak. Konsumen Madu Pramuka sebagian besar berdomisili di

    kawasan Cibubur, pendidikan terakhir mayoritas konsumen adalah perguruan

    tinggi (S1/S2) dan berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan rata-rata

    setiap bulannya Rp 5.000.000. Karakteristik perilaku pembelian konsumenMadu Pramuka adalah tipe konsumen terencana. Konsumen Madu Pramuka

    berperilaku aktif dalam setiap tahap proses pengambilan keputusan pembelian.

    Hal tersebut dikarenakan konsumen Madu Pramuka sangat mementingkan hasil

    akhir berupa kepuasan terhadap kinerja produk madu yaitu manfaat dan kualitas

    madu. Pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen mengkonsumsi madu dengan

    alasan manfaat yang terkandung dalam produk, informasi diperoleh dari teman

    dan pegawai PT Madu Pramuka dengan informasi yang paling dipertimbangkan

    yaitu manfaat dan keaslian. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut yang menjadi

    pertimbangan utama konsumen adalah manfaat produk. Pada tahap pembelian

    konsumen membeli Madu Pramuka secara langsung di gerai pusat dengan

    frekuensi pembelian sebanyak satu minggu satu kali, selanjutnya adalah tahaphasil pembelian dimana konsumen puas terhadap Madu Pramuka dan bersedia

    untuk melakukan pembelian ulang.

    Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut produk yang termasuk dalam

    Kuadran I atau prioritas utama yaitu informasi pada produk dan kemudahan

    memperoleh produk; pada Kuadran II atau pertahankan prestasi terdapat rasa,

    manfaat dan keaslian madu; pada Kuadran III atau prioritas rendah terdiri dari

    harga, kemasan serta iklan dan promosi; serta pada Kuadran IV atau berlebihan

    terdiri dari pilihan rasa, warna, kekentalan, aroma, merek, dan volume.

    Berdasarkan hasil analisis CSI, secara umum konsumen Madu Pramuka termasuk

    dalam kategori puas terhadap kinerja produk, yakni berdasarkan nilai CSI sebesar

    71,47 persen. Namun, nilai CSI sebesar 71,47 persen dianggap belum mampu

    meningkatkan jumlah konsumen untuk melakukan pembelian Madu Pramuka.

    Sehingga, diperlukan perbaikan dan peningkatan kinerja pada atribut yang belum

    dapat memberikan kepuasan kepada konsumen Madu Pramuka berdasarkan

    analisis IPA.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    4/123

    ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

    DAN KEPUASAN KONSUMEN MADU PRAMUKA DI

    PT MADU PRAMUKA SERTA IMPLIKASINYA

    TERHADAP BAURAN PEMASARAN

    RISA MAYA PUTRIWINDANIH34070047

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Departemen Agribisnis

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2011

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    5/123

    Judul Skripsi : Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan

    Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta

    Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran

    Nama : Risa Maya Putriwindani

    NIM : H34070047

    Disetujui,

    Pembimbing

    Rahmat Yanuar, SP, MSi

    NIP. 19760101 200604 1 010

    Diketahui

    Ketua Departemen Agribisnis

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

    NIP. 19580908 198403 1 002

    Tanggal Lulus :

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    6/123

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Proses

    Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT MaduPramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran adalah karya sendiri dan

    belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

    informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Juni 2011

    Risa Maya Putriwindani

    H34070047

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    7/123

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Rangkasbitung pada tanggal 14 Mei 1989. Penulis

    adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dadan SalehHamdani dan Ibunda Siti Duriah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD

    Negeri Sunan Giri MCT II pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis

    menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 4 Rangkasbitung dan

    lulus pada tahun 2004. Pendidikan lanjutan menengah atas ditempuh penulis di

    SMA Negeri 1 Rangkasbitung dan diselesaikan pada tahun 2007.

    Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

    Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Kemudian penulis diterima pada

    Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan sistem mayor

    minor. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai pengurus Sharia

    Economics Student-Club periode 2009-2010. Selain itu, penulis juga cukup aktif

    di berbagai kegiatan kepanitiaan di lingkungan kampus.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    8/123

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis ProsesKeputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu

    Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran.

    Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik umum konsumen dan

    proses pengambilan keputusan konsumen Madu Pramuka, menganalisis tingkat

    kepuasan konsumen Madu Pramuka, serta merekomendasikan alternatif bauran

    pemasaran yang sesuai berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk Madu

    Pramuka.

    Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

    keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

    dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

    dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Bogor, Juni 2011

    Risa Maya Putriwindani

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    9/123

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

    berkah dan karunia-Nya serta jalan dan kemudahan yang diberikan kepada penulissehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga

    tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa berbagai pihak. Oleh

    karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Rahmat Yanuar, SP. M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,waktu, motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

    penyusunan skripsi ini.

    2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama yang telahmeluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan

    skripsi ini.

    3. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji dari wakil Departemen Agribisnisatas segala kritik dan saran yang telah diberikan.

    4. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing akademik atas segalawaktu, perhatian dan saran yang telah diberikan selama ini.

    5. Bapak Dadan Saleh Hamdani dan Ibu Siti Duriah selaku orang tua penulisserta keluarga tercinta atas kasih sayang, dukungan, dan doa baik berupa

    moral maupun material selama ini.

    6. Bapak Wawan selaku Direktur Utama PT Madu Pramuka atas kesempatan danizin penelitian yang diberikan.

    7. Ka Syarmin Gumay selaku pihak manajemen PT Madu Pramuka atas waktu,kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan serta teman-teman staf

    PT Madu Pramuka atas sambutan yang hangat dan bantuannya selama

    penelitian.

    8. Bapak Chandra selaku Ketua Pusat Perlebahan Nasional atas informasi yangtelah diberikan.

    9. Instansi-instansi terkait atas informasi yang diberikan kepada penulisberkaitan dengan penyusunan skripsi ini.

    10.Gusti Digja Ramadhan selaku pembahas seminar, terima kasih atas masukandan dukungan baik di masa perkuliahan maupun saat penyusunan skripsi ini.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    10/123

    11.Seluruh keluarga di Departemen Agribisnis atas bantuan dan dukungannyaselama ini.

    12.Detasya, Harfiana, Ica, Citra, Alfi, Aci, Rina, Tian dan teman-teman AGB 44atassupportdan masa-masa indah bersama kalian.

    13.Anggota Kelompok Gladikarya Desa Bendunganku: Yaya, Cher, Arief, danSeptian atas pengertian dan kerja samanya selama gladikarya.

    14.Chlara, Rullie, Vera, Onya, Mba Rieke, dan Mas Nico atas perhatian danwaktunya dalam menyemangati selama pembuatan skripsi ini.

    15.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu, terima kasihatas bantuannya.

    Bogor, Juni 2011

    Risa Maya Putriwindani

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    11/123

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

    I PENDAHULUAN ................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................. 1

    1.2. Perumusan Masalah ..................................................... 5

    1.3. Tujuan ........................................................................... 8

    1.4. Manfaat ........................................................................ 8

    1.5. Ruang Lingkup ............................................................. 9

    II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 10

    2.1. Penelitian Terdahulu ...................................................... 10

    2.1.1. Penelitian Terdahulu tentang Proses Keputusan

    Pembelian Konsumen .......................................... 10

    2.1.2. Penelitian Terdahulu tentang Kepuasan

    Konsumen ............................................................ 12

    2.1.3. Penelitian Terdahulu tentang Madu .................... 13

    III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................. 16

    3.1. Madu ........................................................................... 16

    3.2. Persyaratan Mutu Madu ................................................ 17

    3.3. Manfaat Madu ............................................................... 18

    3.4. Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................... 21

    3.4.1. Definisi Konsumen ............................................. 21

    3.4.2. Karakteristik Konsumen .................................... 22

    3.4.3. Perilaku Konsumen ........................................... 22

    3.4.4. Pengaruh yang Mendasari Perilaku Konsumen .. 24

    3.4.5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ...... 28

    3.4.6. Dimensi Produk .................................................. 30

    3.4.7. Kepuasan Konsumen .......................................... 313.4.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap

    Laba Perusahaan ............................................... 32

    3.4.9. Importance Performance Analysis (IPA) .......... 33

    3.4.10.Customer Satisfaction Index (CSI) ................... 34

    3.4.11.Pemasaran dan Bauran Pemasaran ..................... 35

    3.5. Kerangka Pemikiran Operasional ................................ 37

    IV METODE PENELITIAN ...................................................... 40

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 40

    4.2. Metode Penentuan Sampel ............................................ 40

    4.3. Jenis dan Sumber Data .................................................. 41

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    12/123

    xii

    4.4. Identifikasi Atribut Produk Madu Pramuka ................... 41

    4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................ 42

    4.6. Metode Pengolahan Data .............................................. . 43

    4.6.1. Skala dan Rentang Skala ................................... 43

    4.6.2. Analisis Deskriptif ............................................. 444.6.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................... 45

    4.6.4. Importance Performance Analysis (IPA) ........... 47

    4.6.5. Customer Satisfaction Index (CSI) .................... 50

    4.7. Definisi Operasional .................................................... 52

    V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 54

    5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................ 54

    5.2. Struktur Organisasi Perusahaan .................................... 55

    5.3. Bauran Pemasaran ......................................................... 57

    5.3.1. Produk (Product) ............................................... 57

    5.3.2. Harga (Price) ...................................................... 585.3.3. Promosi (Promotion) ......................................... 59

    5.3.4. Distribusi/Tempat (Place) .................................. 59

    VI HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 60

    6.1. Karakteristik Umum Konsumen ................................... 60

    6.2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ...................... 64

    6.2.1. Pengenalan Kebutuhan ...................................... 66

    6.2.2. Pencarian Informasi ........................................... 66

    6.2.3. Evaluasi Alternatif ............................................ 67

    6.2.4. Pembelian ........................................................... 68

    6.2.5. Hasil Pembelian ................................................. 68

    6.3. Analisis Kepuasan Konsumen ...................................... 69

    6.3.1. Importance and Performance Analysis ............. 69

    6.3.2. Analisis Customer Satisfaction Index ............... 78

    6.4. Implikasi Bauran Pemasaran ......................................... 80

    VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 85

    7.1. Kesimpulan ................................................................... 85

    7.2. Saran .............................................................................. 86

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 88

    LAMPIRAN ........................................................................................ 91

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    13/123

    DAFTAR TABEL

    Nomor

    Halaman1. Produksi Madu Indonesia Tahun 2003-2008 ......................... 22. Data Impor Madu Indonesia Tahun 2002-2006 ..................... 33. Nama Dagang dan Produsen Lebah Madu di Indonesia ........ 44. Persyaratan Mutu Madu ......................................................... 185. Komposisi Nutrisi Madu ........................................................ 196. Komposisi Madu dan Gula Pasir (Per 100 Gram) ................. 207. Variabel Analisis dalam Alternatif Bauran Pemasaran ......... 458. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan ................. 489. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index ............................. 5110. Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT Madu Pramuka . 5611. Karakteristik Demografi Konsumen Madu Pramuka ............ 6312. Karakteristik Perilaku Proses Keputusan Pembelian

    Konsumen Madu Pramuka .................................................... 65

    13. Nilai Rata-Rata Atribut Madu Pramuka berdasarkanTingkat Kepentingan dan Kinerja .......................................... 70

    14. Perhitungan Customer Satisfaction Index .............................. 79

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    14/123

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Penjualan Madu Pramuka Januari-November 2010 ................ 62. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen

    dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ............................. 23

    3. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian ......................... 28

    4. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan ................................... 32

    5. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan ... 33

    6. Variabel 4P beserta Indikator dalam Bauran Pemasaran ........ 36

    7. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 39

    8. DiagramImportance and Performance Analysis .................... 49

    9. Gerai PT Madu Pramuka ........................................................ 55

    10. Diagram KartesiusImportance and Performance Analysis

    Madu Pramuka ........................................................................ 71

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    15/123

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Rekapitulasi Penjualan Produk PT Madu PramukaBulan Januari 2010 .................................................................. 92

    2. Rekapitulasi Penjualan Madu Pramuka Oktober 2010 ........... 93

    3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas

    terhadap Atribut Madu Pramuka ............................................. 94

    4. Struktur Organisasi PT Madu Pramuka .................................. 95

    5. Perilaku Proses Keputusan Pembelian Konsumen

    Madu Pramuka ......................................................................... 96

    6. Kuesioner Penelitian ............................................................... 98

    7. Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka ................. 103

    8. Alternatif Bauran Pemasaran Madu Pramuka

    PT Madu Pramuka .................................................................. 106

    9. Dokumentasi Tempat Penelitian ............................................. 108

    10. Daftar Harga Produk PT Madu Pramuka ................................ 110

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    16/123

    I PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam

    berupa hutan yang sangat luas. Agribisnis kehutanan di Indonesia menghasilkan

    berbagai produk yang dapat mendatangkan devisa bagi negara. Produk kehutanan

    ini terdiri dari hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hasil

    hutan kayu berupa veneer,plywood,sawn timber, dan wood chips sedangkan hasil

    hutan bukan kayu diantaranya berupa rotan, damar, kopal, arang, madu, benang

    sutera, dan kemedangan. Salah satu hasil hutan bukan kayu yang saat ini sedang

    banyak dibudidayakan adalah madu.

    Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di Indonesia

    sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu yang dapat

    dilihat dari melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat

    beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi iklim tropis

    Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Budidaya lebah madu menghasilkan

    beberapa produk, diantaranya yaitu madu, royal jelly, pollen bee, dan propolis.

    Budidaya lebah madu memberikan banyak manfaat, secara ekologis dapat

    meningkatkan produktivitas tanaman melalui peranan lebah dalam membantu

    proses penyerbukan bunga tanaman buah-buahan dan biji-bijian. Dari segi

    kesehatan, produk-produk hasil dari lebah madu bermanfaat untuk pengobatan

    dan pemeliharaan kesehatan dan dari segi ekonomi memiliki peluang bisnis yang

    besar karena kebutuhan terhadap produk lebah madu khususnya madu sangat

    besar.

    Berdasarkan hasil riset, madu sebagai zat manis alami mengandung 24

    macam zat gula, disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam,

    asam-asam amino, hormon, zat bakterisidal, dan bahan-bahan aromatik (Mashudi

    et al 2000). Selain itu, madu juga memiliki kandungan yang lebih lengkap dan

    menyehatkan dibandingkan dengan gula.

    Madu merupakan sumber komoditi yang banyak diperlukan bagi industri

    farmasi, kosmetik dan untuk konsumsi sehari-hari. Konsumsi madu di negara

    industri seperti Jerman, Jepang, Perancis, dan Inggris rata-rata mencapai jumlah

    1000-1600 gram/kapita/tahun sedangkan di negara-negara berkembang konsumsi

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    17/123

    2

    madu diperkirakan sekitar 70 gram/kapita/tahun1. Tingkat konsumsi madu di

    Indonesia sekitar 15 gram/kapita/tahun. Saat ini kebutuhan nasional madu adalah

    150.000-200.000 ton/tahun (Pusat Perlebahan Nasional 2008), sedangkan

    produksi nasional pada tahun 2008 baru mencapai 7.690,14 ton/tahun (Tabel 1).

    Tabel 1. Produksi Madu Indonesia Tahun 2003-2008

    Tahun Produksi Madu

    (ton)

    Perubahan

    (ton)

    2002 1.931,70 -

    2003 1.948,68 16,98

    2004 3.841,47 1.892,79

    2005 1.567,14 -2.274,33

    2006 1.421,38 -145,76

    2007 8.663,80 7.242,42

    2008 7.690,14 -973,66

    Keterangan : (-) penurunan jumlah produksiSumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi KehutananDirektorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional, 2009

    Tabel 1 menunjukkan adanya fluktuasi produksi madu yang sebagian besar

    mengalami peningkatan. Peningkatan produksi madu terjadi pada tahun 2002-2003 dengan peningkatan sebesar 16,98 ton kemudian pada tahun 2003 ke 2004

    sebesar 1.892,79 ton dan pada tahun 2006 ke 2007 mengalami peningkatan yang

    sangat besar yaitu 7.242,42 ton. Produksi madu memiliki tren dengan

    kecenderungan meningkat dengan peningkatan yang sangat tinggi terjadi pada

    tahun 2006 ke 2007. Faktor yang menyebabkan peningkatan produksi madu yang

    sangat tinggi, diantaranya yaitu saat ini sudah banyak pemilik usaha tanaman

    berbunga bersedia menjadikan tanamannya sebagai pakan lebah madu karena

    kegiatan lebah madu tersebut dapat membantu proses penyerbukan sehingga dapat

    meningkatkan produktivitas tanaman tersebut2.

    Berdasarkan data kebutuhan madu nasional dan produksi nasional terlihat

    bahwa kebutuhan madu nasional belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu

    nasional yang belum terpenuhi salah satunya dipenuhi melalui impor. Impor madu

    ditunjukkan pada Tabel 2.

    1SIPUK BI 2008. www.bi.go.id/sipuk/id [30 November 2010]

    2http://www.bkpmd.banten.go.id [14 Desember 2010]

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    18/123

    3

    Tabel 2. Data Impor Madu Indonesia Tahun 2002-2006Tahun Impor (Kg) Perubahan (Kg)

    2002 1.039.342 -

    2003 1.166.909 127.5672004 1.071.794 -95.115

    2005 776.306 -295.488

    2006 857.541 81.235

    2007*) 652.716 -204.825

    Keterangan : *) Data kumulatif sampai dengan September(-) penurunan jumlah impor madu

    Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan

    Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional, 2009

    Tabel 2 menunjukkan volume impor yang menurun dari tahun 2003

    hingga 2007. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa produksi madu di Indonesia

    meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia dapat mengurangi volume impor

    madu dan dapat memenuhi kebutuhan madu domestik. Perkembangan produksi

    yang cukup baik memberikan peluang bisnis madu di Indonesia. Hal tersebut juga

    didukung oleh peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

    melalui konsumsi makanan dan minuman menyehatkan termasuk madu yang

    semakin memperkuat peluang bisnis dalam bidang ini.

    Peluang bisnis madu yang tinggi di Indonesia menarik sebagian

    masyarakat untuk membuka usaha di bidang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari

    banyaknya jumlah produk madu yang saat ini dijual di pasaran dalam berbagai

    merek dan variasi dari berbagai produsen madu yang berbeda. Sebagian produsen

    madu di Indonesia saat ini ditunjukkan pada Tabel 3.

    Tabel 3 menunjukkan bahwa produk madu di pasar tersedia dalam

    beragam merek yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan madu. Berdasarkan

    hasil wawancara dengan pihak Pusat Perlebahan Nasional bahwa penjual madu

    saat ini semakin banyak baik madu yang dijual oleh produsen madu maupun oleh

    suppliermadu. Banyaknya produsen dalam industri madu menyebabkan produsen

    madu perlu memahami kebutuhan dan keinginan konsumen madu agar produk

    yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan sesuai dengan

    harapan konsumen. Produsen madu juga perlu melakukan upaya pemasaran yang

    sesuai dengan konsumen yang akan dilayani oleh masing-masing produsen madu.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    19/123

    4

    Perumusan upaya pemasaran yang tepat salah satunya dapat dilakukan dengan

    menganalisis bauran pemasaran melalui analisis perilaku konsumen seperti

    analisis karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian produk dan

    kepuasan konsumen.

    Tabel 3.Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di IndonesiaNo. Nama Dagang Produsen

    1. Madu Perhutani Perum Perhutani

    2. Madu Serangga Emas Serangga Emas Apiaries

    3. Madurasa PT Air Mancur

    4. Madu Segar PD Potensi Alam

    5. Madu Tawon PT Ibu Jaya

    6. Madu Alam Sumbawa PT Suba Alam Muda

    7. Madu Alam CV Bangka Indah

    8. Madu Mutiara Tugu Ibu Apiari Mutiara Tugu Ibu

    9. Madu Kalimantan Kalimantan Perdana

    10. Floramadu PT Ciubras

    11. Madu Kuat RoyalHoney Meditrika Agung

    12. Madu Hutan UD Madu Murni

    13. Madu Merah CV Inaabah

    14. Madu Pramuka PT Madu Pramuka

    Sumber : SIPUK BI 2010 dan Pusat Perlebahan Nasional 20103

    Penelitian tentang perilaku konsumen dapat digunakan untuk mengetahui

    karakteristik konsumen, tahapan keputusan pembelian dan kepuasan konsumen

    terhadap produk sehingga dapat membantu produsen dalam merumuskan

    alternatif bauran pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

    konsumen terutama yang berkaitan dengan kualitas produk. Konsumen adalah

    fokus produsen dalam meningkatkan keuntungan yang berkelanjutan (sustainable

    profit) karena konsumen merupakan komponen penting dalam proses pembelian

    produk. Strategi yang disusun dengan memperhatikan unsur konsumen dapat

    dijadikan salah satu alat dan reaksi produsen untuk bertahan di tengah persaingan

    dan meningkatkan penjualan yang berujung pada peningkatan keuntungan

    3http://bi.go.id/sipuk/id [25 Desember 2010]

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    20/123

    5

    (Rangkuti 2006). Oleh karena itu, studi mengenai perilaku konsumen perlu

    dilakukan bagi produsen yang ingin meningkatkan penjualan.

    1.2. Perumusan Masalah

    PT Madu Pramuka merupakan pelopor budidaya lebah modern di

    Indonesia dimana budidaya lebah madu dilakukan dengan cara ditangkar

    sedangkan peternakan lebah secara tradisional dilakukan menggunakan alat

    sederhana yang dinamakan glodok. PT Madu Pramuka resmi menjadi Perseroan

    Terbatas pada tanggal 5 Januari 2005 yang sebelumnya bernama Pusat Perlebahan

    Apiari Pramuka. PT Madu Pramuka memproduksi berbagai macam barang dan

    jasa yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang yaitumadu murni, madu campuran, beepollen, royal jelly, propolis, super propolis,

    koloni lebah, buku-buku perlebahan, dan peternakan lebah. Produk perlebahan

    yang berupa jasa adalah pengobatan sengatan lebah dan pelatihan budidaya lebah

    madu. Khusus untuk produk madu murni yang tersedia di PT Madu Pramuka

    yaitu madu kapuk, madu durian, madu rambutan, madu mangga, madu kaliandra,

    madu apel, madu kopi, madu multiflora, madu sonokeling, dan madu kelengkeng

    (PT Madu Pramuka 2011).

    Permasalahan yang dihadapi oleh semua produsen madu khususnya PT

    Madu Pramuka adalah menciptakan kepuasan konsumen terhadap produk dengan

    melakukan upaya pemasaran yang tepat untuk menarik perhatian konsumen

    karena banyaknya produsen madu dalam industri madu saat ini. Upaya pemasaran

    yang tepat dapat diwujudkan salah satunya melalui perumusan bauran pemasaran

    yang tepat karena akan mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh

    konsumen terhadap produk yang dijual, memelihara kepercayaan pelanggan lama

    dan menarik pelanggan baru. Selain itu, PT Madu Pramuka juga memiliki

    keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas karena

    hingga saat ini produk-produk yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka hanya

    dipasarkan melalui gerai-gerai pribadi milik PT Madu Pramuka. Padahal madu

    adalah produk unggulan yang dimiliki oleh PT Madu Pramuka. Hal ini dapat

    dilihat pada rekapitulasi data penjualan produk PT Madu Pramuka yang

    ditunjukkan pada Lampiran 1.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    21/123

    6

    Lampiran 1 menunjukkan bahwa penjualan produk Madu Pramuka

    merupakan penjualan yang paling tinggi dibandingkan dengan penjualan produk

    lainnya yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka. Pada periode Januari 2010

    penjualan Madu Pramuka mencapai Rp 162.448.900 sementara penjualan produk

    lainnya seperti royal jelly atau madu pollen hanya mencapai Rp 3.434.250 dan Rp

    3.580.000. Selain itu, PT. Madu Pramuka juga menghadapi fluktuasi penjualan

    produk madu yang mengakibatkan penurunan pendapatan. Fluktuasi penjualan

    produk madu dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Penjualan Madu Pramuka Januari-November 2010 (Rupiah)Sumber: PT Madu Pramuka (2010)

    Gambar 1 menunjukkan bahwa penjualan Madu Pramuka mengalami

    fluktuasi dengan tren penjualan yang semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari

    penjualan Madu Pramuka pada bulan Januari 2010 yang mencapai Rp

    162.448.900 kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga

    mencapai Rp 94.185.600 pada bulan November 2010.

    Berdasarkan hasil survei pendahuluan peneliti, tren penjualan yang

    menurun diduga karena banyaknya produsen dansuppliermadu saat ini sehingga

    banyak pilihan bagi konsumen madu dan adanya karakteristik produk yang kurang

    sesuai dengan harapan konsumen sehingga menimbulkan keluhan konsumen

    terhadap atribut produk tersebut seperti harga, volume, warna, dan kemasan.

    Karakteristik produk seperti rasa madu, kekentalan dan warna madu yang tidak

    50,000,000

    100,000,000

    150,000,000

    200,000,000

    Rupiah

    Bulan

    PenjualanMadu

    Pramuka

    Penjualan

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    22/123

    7

    sesuai dapat disebabkan oleh atribut produk yang tidak dapat didesain oleh

    produsen. Karena tidak semua atribut dapat didesain maka produsen perlu

    memiliki upaya-upaya tersendiri agar dapat meningkatkan penjualannya.

    Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan

    cara mendapatkan informasi dari konsumen yang ada di lingkungan usaha PT

    Madu Pramuka tentang proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen

    terhadap produk madu PT Madu Pramuka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

    apakah madu yang ditawarkan sudah sesuai dengan harapan konsumen

    berdasarkan kinerja atribut produk. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan

    konsumen, maka diharapkan PT Madu Pramuka dapat meningkatan penjualan

    yang ditujukan untuk mencapai profit yang diharapkan perusahaan dan bertahan

    dalam industri madu dengan cara menjual produk madu yang sesuai kebutuhan

    dan keinginan konsumen. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat

    membantu PT Madu Pramuka dalam menganalisis karakteristik hingga kepuasan

    konsumen Madu Pramuka agar perusahaan dapat merumuskan alternatif bauran

    pemasaran yang tepat khususnya untuk kondisi konsumen madu saat ini sehingga

    perusahaan dapat bertahan dalam industri madu dan meningkatkan penjualan

    untuk memperoleh keuntungan yang berkelanjutan (sustainable profit).

    Identifikasi karakteristik konsumen diperlukan dalam analisis kepuasan

    untuk mengetahui kesesuaian antara segmen pasar yang ditetapkan perusahaan

    dan konsumen aktual. Analisis tingkat kepuasan konsumen didahului dengan

    proses keputusan pembelian konsumen Madu Pramuka. Setelah konsumen

    mendapatkan hasil dari proses pembelian maka konsumen akan melakukan

    evaluasi yang menghasilkan kepuasan terhadap produk Madu Pramuka. Hasil dari

    analisis tersebut akan memberikan alternatif bauran pemasaran yang dapatdigunakan sebagai bahan masukan dalam memformulasikan dan menentukan

    upaya pemasaran yang sesuai pada PT Madu Pramuka. Upaya pemasaran yang

    tepat sasaran dapat membentuk dan mempertahankan tingkat kepuasan konsumen

    serta menarik konsumen baru.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    23/123

    8

    Berdasarkan kondisi dan permasalahan pada PT Madu Pramuka maka

    dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,

    yaitu :

    1) Bagaimana karakteristik konsumen PT Madu Pramuka secara umum danproses keputusan pembelian produk madu PT Madu Pramuka?

    2) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut produk madu PTMadu Pramuka?

    3) Bagaimana bauran pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilakukonsumen terhadap produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka?

    1.3. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,

    maka tujuan dari penelitian ini adalah:

    1) Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan menganalisis proseskeputusan pembelian produk madu PT Madu Pramuka.

    2) Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk madu PT MaduPramuka.

    3) Menganalisis implikasi terhadap bauran pemasaran yang tepat berdasarkananalisis perilaku konsumen terhadap produk madu PT Madu Pramuka.

    1.4.Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang

    berkepentingan :

    1) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu sarana untukmengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam

    menganalisis perilaku konsumen.

    2) Bagi PT Madu Pramuka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahanmasukan dalam meningkatkan mutu produk yang ditawarkan guna

    meningkatkan kepuasan konsumen serta menjadi bahan pertimbangan

    perusahaan dalam memformulasikan serta memilih strategi pemasaran

    perusahaan.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    24/123

    9

    3) Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasandan informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya khususnya

    penelitian dalam bidang analisis kepuasan konsumen.

    1.4.Ruang Lingkup

    Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kepuasan konsumen

    berdasarkan karakteristik umum konsumen dan tahapan proses pembelian

    konsumen hingga kepuasan konsumen dan tidak mengkaji pengaruhnya terhadap

    loyalitas. Informasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah karakteristik

    konsumen madu, proses keputusan pembelian, tingkat kepuasan konsumen dan

    rekomendasi alternatif bauran pemasaran untuk produk Madu Pramuka PT MaduPramuka. Pengambilan responden dilakukan hanya pada konsumen madu murni

    PT Madu Pramuka dan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kasus pada PT

    Madu Pramuka.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    25/123

    10

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian

    yang berhubungan dengan topik dan produk yang dipilih dalam penelitian ini.

    Oleh karena itu, penelitian yang menjadi rujukan adalah penelitian mengenai

    analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen dan penelitian

    mengenai madu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara

    penelitian terdahulu dan penelitian ini sehingga dapat menunjukkan persamaan,

    perbedaan, keunggulan, dan kelemahan pada penelitian.

    2.1.1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

    Khairiyah (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku

    Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Susu Merek Nesvita. Penelitian ini

    dilakukan untuk menyusun kebijakan pemasaran susu merek Nesvita. Penelitian

    dilakukan di toserba Yogya Plaza Indah Bogor. Alat analisis yang digunakan

    terdiri dari analisis deskriptif, analisis angka ideal dan Important Performance

    Analysis (IPA).

    Hasil analisis deskriptif menunjukkan pada tahap pengenalan kebutuhan,

    sebagian besar konsumen sadar akan pentingnya kalsium. Pada tahap pencarian

    informasi, sumber informasi mengenai susu kalsium Nesvita diperoleh dari media

    televisi. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut yang banyak dipertimbangkan

    adalah kandungan gizi. Pada tahap pembelian, sebagian besar konsumen

    melakukan pembelian susu di pasar swalayan/toserba karena tempat tersebut

    merupakan tempat yang paling nyaman untuk melakukan aktivitas berbelanja.

    Pada tahap evaluasi pasca pembelian, konsumen menyatakan puas dengan susu

    Nesvita dan akan melakukan pembelian ulang serta tidak akan mengganti merek.

    Putri (2009) mengkaji tentang Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen

    terhadap Minuman Susu Fermentasi Probiotik (Studi Kasus: Giant Botani Square

    Bogor). Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Multiatribut Fishbein,

    Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA).

    Analisis terhadap proses keputusan pembelian menunjukkan bahwa manfaat yang

    dicari konsumen dari minuman susu fermentasi probiotik adalah untuk kesehatan.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    26/123

    11

    Televisi menjadi sumber informasi utama bagi responden pada tahap pencarian

    informasi sekaligus menjadi media utama yang berpengaruh terhadap pembelian

    produk Vitacharm. Pada tahap evaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan

    awal konsumen yaitu khasiat/kegunaan. Pada tahap pengambilan keputusan

    pembelian, tempat pembelian yang cenderung dipilih adalah supermarket dan

    keputusan pembelian dipengaruhi oleh keluarga. Pada tahap evaluasi pasca

    pembelian, tingkat loyalitas konsumen cukup tinggi yang ditunjukkan dengan

    pergi ke tempat lain dan tidak jadi membeli pada saat produk tersebut tidak

    tersedia di tempat membeli.

    Simanjuntak (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Proses

    Keputusan Pembelian dan Tingkat Kepuasan Konsumen KaFC (Kansas Fried

    Chicken) Kabupaten Bogor Jawa Barat. Alat yang digunakan terdiri dari analisis

    deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction

    Index (CSI). Pada tahap pengenalan kebutuhan konsumen berdasarkan motivasi

    kepraktisan produk. Pencarian informasi untuk produk diperoleh dari teman dan

    membuat konsumen terpengaruh untuk membeli. Berdasarkan evaluasi alternatif

    yang menjadi pertimbangan konsumen adalah harga yang bersaing. Keputusan

    pembelian yang dilakukan konsumen dan mempengaruhi untuk membeli KaFC

    yaitu berdasarkan inisiatif sendiri yang dilakukan tidak terencana dan alasan

    pemilihan tempat pembelian karena sekalian lewat dengan frekuensi pembelian

    sebulan sekali. Responden akan mencari produk lain bila produk KaFC tidak

    tersedia. Responden merasa puas dan tetap melakukan pembelian bila produk

    mengalami kenaikan harga.

    Maulidiyanti (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Kepuasan

    Konsumen Minuman Sari Buah JerukMinute Maid Pulpy Orange (Studi Kasus diGiant Botani Square, Bogor). Penelitian ini dilakukan untuk menumbuhkan

    kepuasan konsumenMinute Maid Pulpy Orange agar dapat mengatasi persaingan.

    Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis Structural

    Equation Model (SEM). Pada tahap pengenalan kebutuhan motivasi konsumen

    berdasarkan suasana tempat pembelian yang nyaman, strategis dan unik. Sumber

    informasi, pengaruh, pihak yang menemani pada saat pembelian adalah teman,

    sebagian besar menjadikannya sebagai makanan selingan. Pengunjung akan tetap

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    27/123

    12

    membeli walaupun harga yang ditawarkan mengalami kenaikan. Secara

    keseluruhan pengunjung merasa puas dengan pembeliannya dan ingin melakukan

    pembelian kembali.

    2.1.2. Penelitian Terdahulu tentang Kepuasan Konsumen

    Berdasarkan hasil penelitian Khairiyah (2007), nilai total Angka Ideal

    sikap responden terhadap susu merek Nesvita adalah 41,69 artinya Nesvita

    termasuk kategori baik dalam arti secara keseluruhan atribut Nesvita

    dipersepsikan baik di mata konsumen. Berdasarkan Importance Performance

    Analysis (IPA), atribut Nesvita yang terdapat dalam kuadran I adalah atribut

    harga, rasa, kualitas produk, iklan, komposisi, dan ketersediaan produk. Padakuadran II adalah manfaat, kejelasan izin Depkes, kejelasan kadaluarsa, dan label.

    Pada kuadran III adalah merek, sedangkan pada kuadran IV adalah cara penyajian

    dan kemasan.

    Putri (2009) mengkaji tentang Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen

    terhadap Minuman Susu Fermentasi Probiotik (Studi Kasus: Giant Botani Square

    Bogor). Hasil dari IPA diperoleh bahwa atribut-atribut Vitacharm yang berada

    pada kuadran I yaitu rasa dan kondisi pasca konsumsi. Pada kuadran II terdapat

    atribut komposisi, kejelasan tanggal kadaluwarsa, izin Depkes, efek samping, dan

    kebersihan produk. Pada kuadran III terdapat atribut kekentalan kinuman, ukuran

    saji, harga, merek, iklan televisi, dan promosi. Sedangkan atribut yang termasuk

    ke dalam kuadran IV yaitu warna, desain kemasan dan pilihan rasa. Nilai CSI

    untuk produk Vitacharm sebesar 72, 53 persen berada pada kriteria puas.

    Simanjuntak (2010) menganalisis tentang Proses Keputusan Pembelian

    dan Tingkat Kepuasan Konsumen KaFC Kabupaten Bogor Jawa Barat.

    Berdasarkan hasil IPA menunjukkan atribut yang berada pada kuadran I adalah

    cita rasa dan ketebalan daging, atribut pada kuadran II terdiri dari kerenyahan,

    harga dan kebersihan produk, atribut pada kuadran III terdiri dari warna serta

    bentuk dan ukuran, sedangkan atribut pada kuadran IV yaitu aroma. Hasil CSI

    pada atribut produk KaFC menunjukkan nilai 71 persen sehingga konsumen

    termasuk ke dalam kategori puas.

    Maulidiyanti (2010) mengkaji tentang Analisis Kepuasan Konsumen

    Minuman Sari Buah JerukMinute Maid Pulpy Orange (Studi Kasus di Giant

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    28/123

    13

    Botani Square, Bogor). Berdasarkan hasil dan pembahasan, konsumen telah

    merasa puas dengan kinerja Minute Maid Pulpy Orange secara keseluruhan. Hal

    ini terlihat dari total kuesioner yang berada pada rentang skala puas dengan nilai

    6.670. Berdasarkan hasil SEM, dari keempat variabel bauran pemasaran, hanya

    variabel produk yang diterima sebagai variabel yang membangun kepuasan

    konsumen Minute Maid Pulpy Orange secara nyata atau signifikan, sedangkan

    variabel harga, distribusi, dan promosi tidak secara signifikan mempengaruhi

    kepuasan konsumenMinute Maid Pulpy Orange. Implikasi hasil penelitian berupa

    saran alternatif yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepuasan konsumen

    adalah memperbaiki atribut produk yang dirasa kurang memuaskan oleh

    konsumen dan mempertahankan atribut produk yang telah dapat membuat

    konsumen puas, menjaga kestabilan harga di tempat pembelian, mempertahankan

    kelancaran distribusi produk, dan meningkatkan promosi yang dapat menaikkan

    penjualan di tempat pembelian.

    2.1.3. Penelitian Terdahulu tentang Madu

    Hanum (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Sistem Pemasaran

    Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Lembaga

    pemasaran yang terlibat adalah pengecer dengan sampel 30 orang/lembaga yang

    dipilih secara sengaja. Pola saluran pemasaran produk Madu Pramuka botol terdiri

    dari dua saluran. Saluran I dengan pola pemasaran produk dari produsen langsung

    kepada konsumen akhir, sedangkan saluran II dengan pola pemasaran produk dari

    produsen ke pengecer kemudian ke konsumen akhir. Saluran pemasaran yang

    paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin pemasaran dan producers

    share adalah saluran I karena pada saluran I biaya pemasaran dan marjin

    pemasaran rendah sertaproducers share yang tinggi per satu satuan output.

    Heriyana (2008) mengkaji tentang Analisis Kepuasan Konsumen Madu

    Mutiara Tugu Ibu di Depok Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan pesaing dan harapan

    konsumen serta untuk mengetahui kecenderungan kepuasan pelanggan. Desain

    penelitian ini adalah survei yang menggunakan analisis deskriptif dan analisis

    tingkat kepentingan dan kinerja. Atribut produk madu yang dianalisis yaitu harga,

    rasa, aroma, manfaat, kekentalan, warna, kemasan, label kemasan, dan citra

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    29/123

    14

    produsen. Sedangkan atribut mutu pelayanan yang dianalisis yaitu kemudahan

    menjangkau lokasi, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan konsumen,

    kecepatan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen, keramahan dan

    kesopanan karyawan, kebersihan dan kerapian karyawan, kenyamanan ruangan,

    serta kebersihan dan kerapian ruangan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua atribut dinilai baik kecuali

    atribut promosi penjualan. Kinerja perusahaan terhadap promosi penjualan

    dianggap biasa saja oleh konsumen. Tingkat kesesuaian yang paling rendah yaitu

    atribut kemasan, sedangkan atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki yaitu

    kenyamanan ruangan. Namun secara keseluruhan atribut-atribut perusahaan madu

    MTI dirasakan memuaskan oleh konsumen. Hal ini dapat dilihat dari nilai

    Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 0,7813 dengan interpretasi puas.

    Hasibuan (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Permintaan Madu

    Mutiara Tugu Ibu oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Depok dan Bogor.

    Populasi penelitian ini adalah konsumen yang membeli madu di Madu Mutiara

    Tugu Ibu (MMTI). Sampel yang diambil sebanyak 30 orang konsumen rumah

    tangga yang ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Data

    yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan

    statistik deskriptif, regresi linear berganda dan perhitungan elastisitas. Pengolahan

    data menggunakan program Minitab 14.

    Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah permintaan Madu Mutiara Tugu

    Ibu oleh konsumen rumah tangga di Kota Depok dan Bogor sebesar 1,5 Kg/enam

    bulan. Harga madu bersifat elastis (nilai elastisitas = 1,2), demikian juga dengan

    harga gula (nilai elastisitas = 1,4), sedangkan pendapatan bersifat inelastis (nilai

    elastisitas = -0,16). Nilai elastisitas ini juga menunjukkan bahwa gula adalahbarang substitusi (pengganti) dari madu dan merupakan barang inferior.

    Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti terutama

    dalam memetakan permasalahan yang menjadi latar belakang dalam topik

    penelitian kepuasan konsumen. Pada umumnya penelitian tentang kepuasan

    konsumen mengangkat permasalahan persaingan dan peningkatan pangsa pasar

    serta pengembangan produk untuk dapat merekomendasikan penyusunan strategi

    pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilaku konsumen. Persamaan antara

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    30/123

    15

    penelitian terdahulu tersebut adalah penilaian konsumen dalam atribut terhadap

    suatu produk menjadi dasar penting untuk melakukan analisis terhadap kepuasan

    konsumen. Penelitian terdahulu juga menjadi salah satu acuan dalam penelitian ini

    untuk menentukan atribut produk.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek

    penelitian yaitu produk Madu Pramuka dari PT. Madu Pramuka Cibubur, atribut

    produk, skala dan alat analisis. Atribut produk yang digunakan adalah atribut

    produk madu yang ditentukan berdasarkan pengamatan, studi literatur dan

    wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menganalisis

    penilaian konsumen terhadap atribut produk madu dan perilaku konsumen melalui

    proses keputusan pembelian dan karakteristik umum konsumen.

    Penelitian ini menggunakan alat analisis Consumer Satisfaction Index

    (CSI) untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap keseluruhan atribut.

    Penggunaan Importance Performance Analysis (IPA) pada penelitian ini untuk

    menganalisis kepentingan dan atribut produk dari sisi konsumen. Perbedaan

    dengan penelitian terdahulu yang mengkaji kepuasan konsumen dari sisi alat

    analisis adalah penggunaan CSI dan IPA. Penelitian terdahulu ada yang

    melengkapi alat analisis dengan Analisis MultiatributFishbein dan Metode Angka

    Ideal. Selain itu, penelitian ini tidak mengkaji pengaruh kepuasan terhadap

    loyalitas konsumen. Alat analisis Structural Equity Model(SEM) tidak digunakan

    dalam penelitian ini karena keterbatasan jumlah responden. Alat analisis SEM

    membutuhkan jumlah responden 100 orang, sementara penelitian ini

    menggunakan 60 responden.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    31/123

    16

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1. Madu

    Madu merupakan bahan makanan sumber energi yang mengandung gula-gula sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh tubuh. Madu adalah

    cairan alami yang umumnya memiliki rasa manis, yang dihasilkan oleh lebah

    madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (extra

    floral nectar) atau ekskresi serangga. Madu dikatakan asli apabila dalam proses

    produksi sampai hasil akhir tidak mengalami pencampuran dengan zat apapun

    selain cairan alami yang dihasilkan oleh lebah tersebut. Madu dihasilkan oleh

    lebah dari sari bunga yang berbeda-beda sehingga komposisi yang ada di satu

    madu bisa berbeda dengan madu lainnya. Namun secara umum zat-zat

    penyembuhan terdapat di seluruh madu sejauh madu tersebut benar-benar asli.

    Keaslian madu dapat dianalisis melalui kandungan zat yang terdapat pada madu

    (Rahmad 2009).

    Menurut Ocvilia (2005), madu merupakan produk perlebahan bergizi

    tinggi yang memiliki banyak manfaat dan tidak hanya sebagai obat tetapi juga

    dapat digunakan sebagai food supplement. Atribut madu yang paling

    diprioritaskan dan dianggap sangat penting oleh konsumen yaitu keaslian,

    kekentalan dan manfaat.

    Hammad (2009) menyatakan bahwa madu terdiri dari beberapa jenis yang

    tergantung pada sumber bunganya. Madu yang sumber bunganya hanya satu jenis

    sari bunga disebut monofloral. Sedangkan madu yang sumbernya berasal dari

    berbagai sari bunga disebut madu multifloral. Madu dapat diklasifikasikan ke

    dalam berbagai jenis berdasarkan spesifikasi tertentu, meliputi warna, kekentalan,

    dan aroma. Berikut ini adalah penjelasan karakteristik beberapa jenis madu

    (Hammad 2009):

    1) Madu Akasia yaitu madu yang berwarna kuning susu dan mempunyai aromayang lembut. Madu ini mempunyai kandungan fruktosa yang tinggi. Oleh

    sebab itu, jenis madu ini selalu dalam keadaan cair.

    2) Madu Limau merupakan madu yang termasuk madu paling laris di pasarankarena memiliki aroma yang lezat dan rasa yang istimewa. Warnanya kuning

    kehijau-hijauan.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    32/123

    17

    3) Madu Heather berwarna kuning gelap atau merah kecokelat-cokelatan. Maduini memiliki keunikan tersendiri yaitu ia akan membeku dalam keadaan diam,

    namun akan cair ketika diguncangkan.

    4) Madu Lobak yaitu jenis madu yang mengandung glukosa yang tinggi sehinggalebih cepat mengkristal. Warnanya putih pucat dikarenakan kandungan

    glukosanya yang tinggi sehingga rasa manisnya menyengat.

    5) Madu Alfalfa berwarna kuning muda, aromanya wangi, rasanya lembut, dancepat mengkristal. Oleh karena itu madu ini sering dijual bersama sarangnya.

    6) Madu Willow berasal dari pohon willow yang memiliki daun berwarna ungu.Madu ini termasuk madu yang rasanya paling enak dengan aroma yang sangat

    wangi. Warnanya terang kehijau-hijauan dan tidak mudah mengkristal.

    7) Madu Eucalyptus berwarna kuning muda dan memiliki citarasa yang kuat.Madu jenis ini terkenal akan khasiatnya untuk mengobati penyakit dada.

    8) Madu Citrus umumnya dijual dengan nama madu jeruk, meski sebenarnyaberasal dari pohon lemon. Madu ini berwarna terang dan rasa yang lezat.

    9) Madu Sikamore memiliki ciri khas yaitu tidak cepat masak. Madu jenis inisebaiknya dikonsumsi beberapa bulan setelah disaring.

    10)Madu Dandelion yang memiliki ciri khas berwarna kuning tua keemasan.Madu ini memiliki rasa yang lezat dengan aroma yang tajam.

    11)Madu Gandum Hitam merupakan jenis madu yang dikenal dengan nama maduBuck Wheat. Jenis madu ini berwarna gelap hingga coklat tua dan memiliki

    rasa yang sangat kuat. Madu ini berasal dari Cina dan mengandung zat besi

    yang tinggi. Oleh karena itu, madu ini direkomendasikan untuk penderita

    kurang darah.

    12)Madu Thyme berasal dari tanaman thyme (sejenis tumbuhan beraroma harum)

    berwarna kemerah-merahan dengan rasa yang kuat.

    3.2. Persyaratan Mutu Madu

    Menurut Suranto diacu dalam Hasibuan (2008), pengujian kuantitatif perlu

    dilakukan untuk memastikan keaslian madu. Ada beberapa uji kuantitas untuk

    menentukan madu asli atau palsu dengan uji kadar air, pengujian kandungan

    hidroksimetilfurfural (HMF), pengujian keasaman madu, penentuan aktivitas

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    33/123

    18

    enzim invertase dan diastase. Kualitas madu di Indonesia diatur melalui Standar

    Nasional Indonesia (SNI no 01-3545-2004) yang ditunjukkan dalam Tabel 4.

    Tabel 4. Persyaratan Mutu MaduJenis Uji Batas Satuan Syarat

    Aktivitas enzim diastase Min D N 3

    Hidroksimetilfurfural (HMF) Maks mg/kg 50

    Air Maks % b/b 22

    Gula pereduksi (dihitung sebagai

    glukosa)

    Min % b/b 65

    Sukrosa Maks % b/b 5

    Keasaman Maks ml NaOH 1 N/kg 50

    Padatan yang tak larut dalam air Maks % b/b 0,5

    Abu Maks % b/b 0,5

    Cemaran logam

    Timbal (Pb)

    Tembaga (Cu)

    Maks

    Maks

    mg/kg

    mg/kg

    1,0

    5,0

    Cemaran Arsen (As) Maks mg/kg 0,5

    Sumber : SNI 01-3545-20044

    Beberapa cara menguji keaslian madu, yaitu : (1) madu palsu dianggap

    akan mudah terserap oleh kertas karena kandungan airnya tinggi, (2) madu asli

    dianggap akan berbentuk gas atau uap air jika dikocok, (3) madu asli dianggap

    akan langsung jatuh ke dasar wadah bila dituang ke dalam air (Hasibuan 2008).

    3.3. Manfaat Madu

    Madu sebagai bahan makanan sumber energi yang berkualitas baik

    memiliki banyak manfaat karena madu mengandung berbagai jenis komponen

    yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitukarbohidrat, asam amino, mineral, enzim, vitamin, dan air. Komposisi nutrisi

    madu ditunjukkan dalam Tabel 5.

    4

    Badan Standar Nasional. 2004. Madu. www.deptan.go.id [30 November 2010]

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    34/123

    19

    Tabel 5. Komposisi Nutrisi Madu

    No. Komposisi Jumlah (%)

    1. Air 17,0

    2. Fruktosa 38,5

    3. Glukosa 31,0

    4. Maltosa 7,2

    5. Karbohidrat 4,2

    6. Sukrosa 1,5

    7. Enzim, Mineral dan Vitamin 0,5

    8. Energi (Kalori/100 gram) 294,0

    Sumber:Hammad S 2009

    Tabel 5 menunjukkan bahwa madu mengandung berbagai nutrisi yang

    diperlukan oleh tubuh. Madu sebagai pemanis alami dengan kandungan nutrisi

    yang baik sering kali tergantikan oleh gula pasir padahal madu memiliki beberapa

    keunggulan dibandingkan dengan gula pasir. Salah satu keunggulan madu dari

    gula pasir yaitu madu dapat langsung diproses tubuh menjadi energi, sedangkan

    gula pasir harus diproses terlebih dahulu oleh enzim pencernaan untuk dijadikan

    energi bagi tubuh5. Berikut ini dapat dilihat keunggulan madu dibandingkan gula

    pasir berdasarkan kandungannya pada Tabel 6.

    Tabel 6 menunjukkan bahwa komposisi kandungan madu lebih baik

    daripada komposisi kandungan gula pasir. Bahkan madu memiliki beberapa

    kandungan yang tidak terdapat pada gula pasir, seperti protein, serat, vitamin B6,

    vitamin C, riboflavin, pantotenat, asam folat, kalsium, fosfor, kalium, Fe, dan Zn.

    Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa madu memiliki kandungan yanglebih lengkap dan lebih sehat daripada gula pasir.

    5Firdaus. 2010. Kandungan Madu. http://hutantropispadang.blogspot.com [30 November 2010]

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    35/123

    20

    Tabel 6. Komposisi Madu dan Gula Pasir (Per 100 gram)Zat Gizi, Vitamin dan

    MineralMadu Gula Pasir

    Energi (kkalori) 304 385Protein (gram) 0,3 0

    Karbohidrat (gram) 82,3 99,5

    Serat (gram) 0,1 0

    Vitamin B6 (mg) 0,02 0

    Vitamin C (mg) 1,0 0

    Riboflavin (mg) 0,04 0

    Niasin (mg) 0,3 0

    Pantotenat (mg) 0,2 0

    Asam Folat (mg) 3,0 0

    Kalsium (mg) 5,0 0

    Fosfor (mg) 6,0 0

    Natrium (mg) 5,0 1,0

    Kalium (mg) 51,0 0

    Magnesium (mg) 5,0 1,0

    Fe (mg) 0,5 0

    Zn (mg) 0,1 0

    Sumber : Food and Nutrition Encyclopedia (1994) diacu dalam Muhsin (2008)6

    Selain itu madu juga memiliki banyak manfaat terutama dalam bidang

    kesehatan. Manfaat madu banyak yang sudah dibuktikan secara ilmiah7,

    diantaranya yaitu:

    1) Sebagai Antimikroba, madu mempunyai kemampuan membasmi sejumlahbakteri dan madu juga menyebabkan peningkatan tekanan osmosis yang dapatmenghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuhnya.

    2) Sebagai Antikanker, madu berasal dari lebah yang mengeluarkan beberapaunsur yang mencegah pecahnya sel-sel serbuk sari yang terdapat dalam madu.

    6Muhsin B. 2008. Komposisi Madu dan Gula Pasir. http://mengkajisunnah.blogspot.com [1

    Desember 2010]7Hammad S. 2009. 99 Resep Sehat dengan Madu. Solo: Aqwamedika. Hlm 61-79

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    36/123

    21

    Berdasarkan sifat tersebut madu diyakini mampu mencegah terjadinya

    penyakit kanker.

    3) Mengobati Luka, madu mengandung unsur-unsur gizi yang sangat berperandalam pembentukan sel jaringan baru. Madu juga efektif untuk mengobati

    luka infeksi dan bernanah serta sebagai antipendarahan.

    4) Manfaat bagi wanita, madu mengandung unsur-unsur yang mampumemberikan nutrisi bagi kulit untuk mencerahkan dan melindunginya dari

    bakteri.

    5) Manfaat bagi anak-anak, madu dapat berperan sebagai obat anemia anak,membantu pertumbuhan tulang dan gigi, melindungi tubuh dari bahaya

    pewarna buatan, dan melindungi pencernaan.

    3.2. Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.2.1. Definisi Konsumen

    Konsumen merupakan pengguna barang dan jasa untuk memenuhi

    kebutuhan dan keinginannya. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang

    perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap orang

    pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

    kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan

    tidak untuk diperdagangkan.

    Menurut Sumarwan (2003) konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis,

    yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu

    merupakan konsumen akhir dalam penggunaan barang dan jasa. Konsumen

    individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi

    juga dapat digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman. Sementara

    konsumen organisasi yang meliputi organisasi bisnis, yayasan dan lembaga

    lainnya merupakan konsumen yang menggunakan produk untuk menjalankan

    kegiatan organisasinya. Konsumen individu menarik untuk dikaji karena

    keragaman yang meliputi usia, latar belakang, budaya, pendidikan, dan keadaan

    sosial ekonomi. Konsumen memiliki perilaku yang menarik dalam proses

    pembelian dibandingkan dengan proses konsumsi (Engel et al1994a).

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    37/123

    22

    3.2.2. Karakteristik Konsumen

    Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku

    dalam proses pembelian. Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan

    pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi

    konsumen (Sumarwan 2003). Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktor-

    faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa,

    pendapatan, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. Faktor

    kepribadian konsumen dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian yang

    dapat dilihat pada tahap pencarian informasi. Konsumen yang memiliki

    kepribadian suka mencari informasi, maka konsumen akan meluangkan waktunya

    untuk mencari informasi tentang produk yang akan dibelinya. Selain faktor

    kepribadian, faktor pendidikan juga penting dalam proses keputusan pembelian.

    Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan membuat konsumen senang untuk

    mencari informasi tentang suatu produk sebelum memutuskan untuk membelinya

    (Sumarwan 2003). Tingkat pendidikan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan juga

    akan mempengaruhi cara pandang dan persepsi konsumen terhadap suatu produk.

    Hal tersebut akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pengalaman konsumen

    untuk melakukan keputusan pembelian produk.

    3.2.3. Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat

    dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk termasuk proses

    keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel et al1994a).

    Menurut Sumarwan (2003), perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang

    memperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

    mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan

    memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah suatu proses dan

    merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam

    melakukan upaya pemasaran.

    Dalam mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen

    membuat keputusan untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk

    memperoleh dari apa yang mereka inginkan tentang produk maupun jasa. Perilaku

    konsumen secara sederhana mempelajari tentang apa yang dibeli konsumen,

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    38/123

    23

    mengapa konsumen membelinya, kapan dan di mana mereka membelinya,

    seberapa sering mereka membelinya, dan seberapa sering mereka

    mengkonsumsinya (Sumarwan 2003). Hal-hal tersebut dapat menunjukkan

    karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian terhadap suatu produk.

    Hal yang esensial dari perilaku konsumen adalah mengerti dan mengadaptasi

    perilaku konsumen bukanlah pilihan tapi merupakan suatu kebutuhan mutlak

    untuk keberlangsungan yang kompetitif (Engel et al1994a). Perilaku konsumen

    dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk proses keputusan pembelian yaitu

    faktor lingkungan, faktor individu dan proses psikologis (Engel et al 1994a).

    Faktor-faktor tersebut digambarkan dalam suatu hubungan sederhana proses

    keputusan pembelian yang dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhinya

    Sumber: Engel et al(1994a)

    Pengaruh

    Lingkungan

    Budaya

    Kelas Sosial

    Pengaruh Pribadi

    Keluarga

    Situasi

    Proses Keputusan

    Pengenalan Kebutuhan

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Pembelian

    Hasil

    Perbedaan Individu

    Sumberdaya Konsumen

    Motivasi dan

    Keterlibatan

    Pengetahuan

    Sikap

    Kepribadian dan

    Gaya Hidup

    Demografi

    Proses Psikologis

    Pemrosesan Informasi

    Pembelajaran

    Perubahan sikap

    Strategi Pemasaran

    Produk

    Harga

    Promosi

    Distribusi

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    39/123

    24

    3.2.4. Pengaruh yang Mendasari Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian dipengaruhi

    oleh beberapa faktor. Hal tersebut didasarkan pada adanya variasi dalam proses

    keputusan yang diambil oleh konsumen. Menurut Engel et al (1994a) pengaruh-

    pengaruh yang menjadi determinan pada perilaku konsumen adalah :

    1) Pengaruh LingkunganEngel et al (1994a) menyatakan bahwa konsumen hidup di dalam

    lingkungan yang kompleks yang akan berpengaruh terhadap perilaku proses

    keputusan konsumen. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku

    proses keputusan konsumen yaitu:

    a) BudayaBudaya di dalam studi perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan,

    artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu

    untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota

    masyarakat (Engel et al1994a). Menurut Kotler (2005b), budaya merupakan

    faktor yang memiliki faktor yang paling luas dan paling dalam. Budaya

    mampu memberikan pengaruh sebagai penentu keinginan dan perilaku yang

    paling dasar.

    b) Kelas SosialMasyarakat dikelompokkan ke dalam stratifikasi yang dikenal sebagai kelas

    sosial. Menurut Engel et al (1994a) kelas sosial mengacu pada

    pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi

    ekonomi mereka di dalam pasar yang didasarkan pada nilai, minat dan

    perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan pendapatan

    konsumen tetapi juga mencerminkan indikator lainnya seperti pekerjaan,pendidikan dan lingkungan tempat tinggal. Perbedaan dalam kelas sosial akan

    mencerminkan perilaku yang berbeda pula terhadap pembelian produk. Hal

    tersebut menarik bagi pemasar karena kelas sosial dapat menentukan

    pemilihan dan pembelian produk oleh konsumen sesuai dengan gaya hidup.

    Oleh karena itu kelas sosial adalah esensial dalam penetapan posisi, yaitu

    penciptaan persepsi di dalam benak konsumen mengenai sifat suatu produk

    atau organisasi.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    40/123

    25

    c) Pengaruh PribadiKepercayaan, sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain

    digunakan sebagai kelompok acuan terutama dalam tahap pencarian informasi.

    Kelompok acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi

    perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku.

    Pengaruh dari kelompok acuan terjadi dalam tiga bentuk, yaitu utilitarian, nilai

    ekspresif dan informasi (Engel et al 1994a). Variabel yang penting dalam

    pengaruh pribadi adalah keterlibatan. Peningkatan keterlibatan terjadi jika

    pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi kelas sosial konsumen. Keterlibatan

    yang tinggi juga akan memunculkan informasi dari orang yang dipercaya.

    d) KeluargaKeluarga menjadi unit keputusan utama dengan pola peranan dan fungsi yang

    kompleks dan bervariasi. Pada bidang perilaku konsumen, keluarga menjadi

    faktor penting karena keluarga merupakan unit pemakaian dan pembelian

    untuk banyak produk dan adanya pengaruh dari anggota keluarga yang lain

    ketika ada pembelian individu (Engel et al1994a).

    e) SituasiSituasi konsumen tidak hanya melibatkan orang tetapi juga melibatkan benda.

    Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor

    yang khusus untuk waktu dan tempat spesifik yang lepas dari karakteristik

    konsumen dan karakteristik objek (Engel et al 1994a). Karakteristik situasi

    konsumen terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan

    keadaan anteseden (Belk, 1975 diacu dalam Engel et al 1994a). Situasi

    konsumen dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama, yaitu situasi

    komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian.2) Perbedaan Individu

    Faktor internal yang mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumen

    adalah adanya perbedaan individu. Engel et al(1994a) menyatakan terdapat lima

    komponen yang mendasari individu berbeda satu sama lain dalam proses

    pengambilan keputusan, yaitu:

    a) Sumberdaya Konsumen

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    41/123

    26

    Sumberdaya yang digunakan konsumen dalam proses pembelian adalah

    sumberdaya ekonomi, sumberdaya temporal dan sumberdaya kognitif.

    Sumberdaya ekonomi konsumen menggambarkan daya beli konsumen

    terhadap suatu produk. Persepsi konsumen terhadap sumberdaya yang tersedia

    dapat berpengaruh terhadap kesediaan untuk menggunakan waktu dan uang

    untuk pembelian produk (Engel et al1994a).

    b) Keterlibatan dan MotivasiEngel et al (1994a) menyatakan bahwa motivasi dan keterlibatan saling

    berkaitan dimana keterlibatan merupakan faktor pengarah yang potensial dan

    mampu mempengaruhi motivasi dalam proses keputusan pembelian.

    Kebutuhan menjadi variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan didefinisikan

    sebagai perbedaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya

    yang memadai untuk mengaktifkan perilaku. Jika kebutuhan diaktifkan maka

    akan menimbulkan dorongan yang disalurkan untuk tindakan pembelian.

    Pemahaman motivasi dalam pembelian dapat dilakukan melalui keterlibatan.

    Keterlibatan didefinisikan sebagai tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan

    dan/atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik. Jika

    keterlibatan tinggi maka ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah

    informasi.

    c) PengetahuanPengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan.

    Pengetahuan merupakan faktor penentu utama dari perilaku konsumen yang

    dapat dilihat dari produk yang dibeli konsumen, tempat pembelian dan waktu

    pembelian bergantung pada pengetahuan yang relevan tentang keputusan

    pembelian (Engel et al 1994a). Engel et al (1994a) menyatakan bahwapengetahuan konsumen terbagi dalam tiga jenis, yaitu (1) pengetahuan produk

    mencakup kesadaran merek dalam kategori produk, terminologi produk,

    atribut produk, dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan

    merek spesifik, (2) pengetahuan pembelian mencakup berbagai informasi yang

    dimiliki konsumen tentang pemerolehan produk dan (3) pengetahuan

    pemakaian mencakup informasi dalam ingatan tentang penggunakan suatu

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    42/123

    27

    produk dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk

    tersebut.

    d) SikapEngel et al (1994a) mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh

    yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak

    menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang

    diberikan. Sikap konsumen tergantung dari pengalaman dengan suatu produk.

    Analisis sikap diperlukan dalam perilaku konsumen terutama untuk membantu

    pengambilan keputusan yaitu mengidentifikasi pangsa pasar, meramalkan

    perilaku masa yang akan datang dan mengevaluasi pasar yang potensial.

    e) Kepribadian, Gaya Hidup dan DemografiKepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan faktor-faktor yang saling

    berkaitan untuk menunjukkan adanya perbedaan individu dalam konsumsi

    produk dan preferensi merek. Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang

    konsisten terhadap stimulus lingkungan (Engel et al 1994a). Kepribadian

    biasanya digambarkan dengan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi,

    otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan

    kemampuan beradaptasi. Engel et al (1994a) mendefinisikan gaya hidup

    sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya

    hidup merupakan cerminan dari nilai konsumen dan merupakan konsep yang

    kontemporer dan komprehensif serta dapat berubah lebih cepat. Demografi

    merupakan karakteristik konsumen yang dibedakan atas usia, jenis kelamin,

    pendidikan, dan pekerjaan. Perbedaan individu terlihat dari demografi

    konsumen yang dapat digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar.

    3)

    Proses PsikologisProses psikologis terdiri dari tiga proses sentral yang membentuk motivasi

    dan perilaku konsumen, yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan

    sikap dan perilaku (Engel et al1994a).

    a) Pemrosesan InformasiKomunikasi menjadi faktor penting dalam upaya pemasaran karena berkaitan

    dengan proses pengolahan informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    43/123

    28

    proses suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akan

    diambil kembali ketika diperlukan (Engel et al1994a).

    b) PembelajaranPembelajaran merupakan suatu proses dimana pengalaman menyebabkan

    perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Perspektif yang

    digunakan dalam perilaku konsumen terdiri dari perspektif pembelajaran

    kognitif dan pembelajaran perilaku.

    c) Perubahan Sikap dan PerilakuPerubahan sikap dan perilaku konsumen menjadi sasaran utama pemasaran.

    Sikap dan perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi persuasif.

    Sikap dan perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi dengan modifikasi

    perilaku seperti dorongan dan komitmen.

    3.2.5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

    Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses melakukan

    pembelian. Pengambilan keputusan konsumen dalam menentukan jenis produk

    yang dibeli berkaitan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pemasaran

    produk. Pengambilan keputusan pembelian konsumen bertujuan untuk penentuan

    jenis produk, tempat pembelian, frekuensi pembelian, dan jumlah pembelian.

    Keputusan konsumen dalam tindakan pembelian terdiri dari beberapa tahapan

    yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian,

    dan hasil (Engel et al1994b). Alur proses pembelian dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Tahapan Pengambilan Keputusan PembelianSumber : Engel et al(1994b)

    1) Pengenalan KebutuhanPengenalan kebutuhan merupakan persepsi antara keadaan yang

    diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan

    proses keputusan (Engel et al 1994b). Pengenalan kebutuhan tidak secara

    Pengenalan

    kebutuhan

    Pencarian

    informasi

    Evaluasi

    alternatifPembelian Hasil

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    44/123

    29

    langsung dapat mengaktifkan tindakan pembelian. Kondisi tersebut tergantung

    dari faktor kebutuhan yang dikenali adalah kebutuhan yang penting dan

    pemenuhan kebutuhan konsumen berada dalam batas kemampuannya.

    2) Pencarian InformasiKonsumen yang telah mengenali kebutuhannya maka akan melakukan

    pencarian untuk memenuhi kebutuhan. Engel et al (1994b) mendefinisikan

    pencarian sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam

    ingatan (internal) atau pemerolehan informasi dari lingkungan (eksternal).

    Pencarian internal merupakan tahapan pertama setelah pengenalan kebutuhan.

    Pencarian eksternal dilakukan jika ingatan dan pengetahuan konsumen kurang

    dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhannya.

    Pencarian internal juga dapat diperoleh dari kepuasan konsumen terhadap

    pembelian sebelumnya. Motivasi utama dalam tahap pencarian informasi sebelum

    pembelian adalah keinginan untuk membuat pilihan konsumsi yang lebih baik.

    3) Evaluasi AlternatifProses pencarian yang telah dilakukan konsumen berlanjut pada tahapan

    evaluasi alternatif dimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dan

    memilih alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini, konsumen

    menggunakan kriteria evaluasi sebagai atribut yang digunakan dalam menilai

    alternatif-alternatif pilihan sehingga dapat memberikan manfaat yang dicari dan

    memuaskan kebutuhan tersebut. Kriteria evaluasi dapat berbeda-beda tergantung

    pada karakteristik produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Kriteria evaluasi yang

    sering digunakan antara lain harga, merek, negara asal, dan kriteria yang bersifat

    hedonik (prestise, status). Kriteria evaluasi yang digunakan konsumen dalam

    pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranyapengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan

    pengetahuan (Engel et al 1994b). Ketika pengambilan keputusan bersifat

    kebiasaan, evaluasi alternatif hanya akan melibatkan konsumen yang memutuskan

    untuk membeli kembali produk yang sama seperti sebelumnya. Kaidah keputusan

    ini juga dapat disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan.

    4) Pembelian

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    45/123

    30

    Tahapan pembelian dilakukan ketika konsumen memperoleh alternatif

    yang dipilih. Pada tahapan pembelian, keputusan yang dibuat oleh konsumen

    antara lain kapan membeli, di mana membeli dan bagaimana membayar. Engel et

    al (1994b) mengemukakan bahwa dalam model perilaku konsumen, pembelian

    merupakan fungsi dari niat pembelian dan faktor lingkungan dan atau perbedaan

    individual. Niat pembelian konsumen digolongkan menjadi dua kategori, yaitu (1)

    produk dan merek, (2) kelas produk. Niat pembelian kategori pertama umumnya

    disebut sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya, hal ini merupakan hasil

    dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Pada niat kategori

    kedua disebut sebagai pembelian yang terencana walaupun pilihan merek dibuat

    di tempat penjualan.

    5) Hasil PembelianSetelah melakukan pembelian, konsumen melakukan evaluasi terhadap

    pilihan produk yang dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan

    evaluasi untuk mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan

    harapan segera setelah digunakan (Engel et al1994b). Hasil dari evaluasi adalah

    kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan berfungsi

    sebagai loyalitas terhadap produk sehingga untuk waktu yang akan datang akan

    ada pembelian berulang. Sementara ketidakpuasan akan menghasilkan

    komunikasi lisan yang negatif, keluhan dan upaya untuk menuntut ganti rugi

    melalui sarana hukum (Engel et al1994b).

    3.2.6. Dimensi Produk

    Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

    perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu

    keinginan atau kebutuhan (Umar 2000). Pada umumnya suatu produk memiliki

    berbagai atribut. Atribut produk dapat mengacu pada dimensi produk yang

    berkaitan dengan kualitas yang dimiliki oleh suatu produk. Kualitas suatu produk

    dapat menciptakan kepuasan pelanggan. Adapun dimensi produk yang tercakup

    dalam dimensi produk, yaitu (Gaspersz dalam Umar 2000) :

    1) Performance berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan menjadikarakteristik utama pelanggan dalam membeli barang.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    46/123

    31

    2) Features yaitu aspek performansi yang mendukung fungsi dasar dari suatuproduk dan berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya.

    3) Reliability berkaitan dengan probabilitas suatu barang berhasil menjalankanfungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu.

    4) Conformance berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yangtelah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

    5) Durability yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan ataumasa pakai barang.

    6) Serviceability yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk

    perbaikan barang.

    7) Aesthetics merupakan karakteristik yang bersifat subjektif tentang nilai-nilaiestetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari

    preferensi individual.

    8) Fit and finish merupakan sifat subjektif yang berkaitan dengan perasaanpelanggan tentang keberadaan produk sebagai produk berkualitas.

    3.2.7. Kepuasan Konsumen

    Kotler (2005a) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan

    senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau

    produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Kepuasan pelanggan merupakan

    salah satu hasil dari pembelian. Kepuasan pelanggan mencerminkan seberapa jauh

    perusahaan telah merespon keinginan dan harapan pasar. Konsumen yang merasa

    puas dapat melakukan pembelian ulang dan dapat menjadi pelanggan dengan

    loyalitas yang tinggi. Perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal dalam

    jangka panjang dapat memiliki keuntungan yang berkelanjutan. Umar (2000)

    menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu

    harapan-harapan atas sesuatu dan kenyataan-kenyataan yang diterima konsumen.

    Konsep kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan

    kinerja atau hasil yang dirasakan. Konsep kepuasan pelanggan dapat dilihat pada

    Gambar 4.

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    47/123

    32

    Gambar 4. Diagram Konsep Kepuasan PelangganSumber: Rangkuti (2006)

    Kepuasan berfungsi untuk mengukuhkan loyalitas konsumen, sementara

    ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan dan komunikasi lisan yang negatif.

    Adapun fungsi produk yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah

    (Sumarwan 2003):

    1) Produk berfungsi lebih baik sesuai dari harapan konsumen disebutdiskonfirmasi positif maka konsumen merasa puas

    2) Produk berfungsi seperti harapan konsumen disebut dengan konfirmasisederhana maka konsumen merasa netral

    3) Produk berfungsi lebih buruk dari harapan konsumen disebut diskonfirmasinegatif maka konsumen merasa tidak puas

    3.2.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan

    Peningkatan kualitas dan kinerja atribut produk dan pelayanan akan

    mempengaruhi kepuasan konsumen. Dengan meningkatnya kepuasan konsumen

    maka diharapkan pelanggan bertahan juga meningkat. Retensi pelanggan akan

    menghasilkan laba yang lebih besar (Gambar 5).

    Tujuan Perusahaan

    Nilai Produk bagi

    Pelan an

    Produk

    Kebutuhan dan

    Keinginan Pelanggan

    Harapan Pelanggan

    terhadap Produk

    Tingkat Kepuasan

    Pelanggan

  • 7/30/2019 Keputusan Pembelian & Kepuasan

    48/123

    33

    Gambar 5. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba PerusahaanSumber: Lupiyoadi dan Hamdani (2008)

    Program kepuasan konsumen bertujuan untuk meningkatkan kinerja

    positif pada atribut, sehingga atribut yang dianggap penting akan diketahui dan

    peningkatan kinerja dilakukan melalui atribut tersebut. Atribut yang kurang

    menurut konsumen dapat diperbaiki sedangkan atribut yang dapat meningkatkan

    kepuasan konsumen dapat dipertahankan. Kepuasan konsumen tersebut akan

    menghasilkan retensi pelanggan, sehingga semakin tinggi pelanggan yang

    bertahan maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh. Konsumen yang mampu

    menghasilkan laba adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang dari waktu

    ke waktu memberikan arus pendapatan yang jauh melebihi arus biaya yang

    dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani konsumen

    tersebut (Kotler 2005a).

    3.2.9. Importance Performance Analysis(IPA)

    Martilla dan James (1977) mengembangkan suatu