kelompok cerpen "robohnya surau kami"

33
NAMA KELOMPOK 1. Aulia Dina Wulandani (4) 2. Astri Lutfiatul Anisah (5) 3. Dicky Herlambang (9) 4. Muhammad Fatchurrozi (21) 5. Rr. Sarah Nur faraj A.P (23) 6. Sinta Dewi Rahmawati (27)

Upload: aulia-dina-wulandani

Post on 29-Jul-2015

140 views

Category:

Education


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

NAMA KELOMPOK

1. Aulia Dina Wulandani (4)2. Astri Lutfiatul Anisah (5)3. Dicky Herlambang (9)4. Muhammad Fatchurrozi (21)5. Rr. Sarah Nur faraj A.P (23)6. Sinta Dewi Rahmawati (27)

Page 2: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

ROBOHNYA

SURAU KAMI

Page 3: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

RINGKASAN

CERPEN

Page 4: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Robohnya Surau Kami

Di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Hanya karena seseorang yang datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat, surau itu hingga kini masih tegak berdiri. Orang itulah yang merawat dan menjaganya. Kelak orang ini disebut sebagai Garin.

Meskipun orang ini dapat hidup karena sedekah orang lain, tetapi ada yang paling pokok yang membuatnya bisa bertahan, yaitu dia masih mau bekerja sebagai pengasah pisau. Dari pekerjaannya inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, kue-kue atau rokok.

Page 5: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Kehidupan orang ini hanya mengasah pisau, menerima imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau dan bekerja hanya untuk keperluannya sendiri. Dia tidak ngotot bekerja karena dia hidup sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya yang tidak pernah terpikirkan.

Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Lalu, keduanya terlibat perbincangan. Akan tetapi, sepulangnya Ajo Sidi, penjaga surau yang kerap disapa Kakek itu murung, sedih, dan kesal. Karena dia merasakan, apa yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya.

Page 6: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Ajo Sidi bercerita sebuah kisah tentang Haji saleh. Haji saleh adalah orang yang rajin beribadah menyembah Tuhan. Ia begitu yakin ia akan masuk ke surga. Namun Tuhan Maha Tau dan Maha Adil, Haji Saleh yang begitu rajin beribadah di masukan ke dalamma neraka. Kesalahan terbesarnya adalah ia terlalu mementingkan dirinya sendiri. Ia takut masuk neraka, karena itu ia bersembahyang. Tapi ia melupakan kehidupan kaumnya, melupakan kehidupan anak isterinya, sehingga mereka kocar-kacir selamanya. Ia terlalu egoistis. Padahal di dunia ini kita berkaum, bersaudara semuanya, tapi ia tidak memperdulikan itu sedikit pun. Cerita ini yang membuat kakek tersindir dan merasa dirinya murung.

Kakek memang tak pernah mengingat anak dan istrinya tetapi dia pun tak memikirkan hidupnya sendiri sebab dia memang tak ingin kaya atau membuat rumah. Segala kehidupannya lahir batin diserahkannya kepada Tuhannya. Dia tak berusaha mengusahakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun. Dia senantiasa bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa kepada Tuhannya. Apakah semua ini yang dikerjakannya semuanya salah dan dibenci Tuhan ? Atau dia ini sama seperti Haji Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi dimata Tuhan dia itu lalai.

Page 7: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Akhirnya, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka. Penjaga surau itu begitu memikirkan hal ini dengan segala perasaannya. Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk menjemput kematiannya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau cukur.

Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat di sana. Semua orang berusaha mengurus mayatnya dan menguburnya. Kecuali satu orang saja yang tidak begitu peduli atas kematiannya. Dialah Ajo Sidi, yang pada saat semua orang mengantar jenazah penjaga surau dia tetap pergi bekerja.

Page 8: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

UNSUR INTRINSIK CERPEN

“ROBOHNYA SURAU KAMI”

Page 9: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

TemaTema dari cerpen yang

berjudul “Robohnya Surau Kami” adalah Ibadah dan Usaha..

Page 10: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Latar WaktuWaktu

1. Beberapa tahun lalu

2. Sekarang

3. Sekali hari

Pembuktian• Kalau beberapa tahun

lalu Tuan datang ke kota kelahirankudengan menumpang bus, Tuan akan berhenti di dekat pasar.

• Tapi Kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang.

• Sekali hari aku datang pula mengupah kepada Kakek.

Page 11: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Latar

Page 12: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Latar TempatTempat

1. Di Surau

2. Di rumah Ajo Sidi

Pembuktian • Dan di pelataran surau

itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segalatingkah.

• Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya tapi aku berjumpa dengan istrinya saja.

Page 13: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

3. Di rumah aku

4. Di kota kelahiranku dan di dekat pasar

• Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.

• Kalau beberapa tahun lalu Tuan datang ke kota kelahirankudengan menumpang bus, Tuan akan berhenti di dekat pasar.

Page 14: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Latar SuasanaSuasana

1. Menegangkan

Pembuktian • Sekali hari aku datang pula mengupah kepada Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi, sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang mengamuk pikirannya.

Page 15: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

2. Tenang

3. Menyedihkan

4. Mengerikan

• Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.

• Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas padanya.

• Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.

Page 16: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Tokoh dan Watak 1. Kakek

a. Rajin beribadah “Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepadanya. Aku sembahyang setiap waktu.”b. Sombong “Sedari mudaku aku sudah di sini bukan? Tak

kuingat aku punya istri, punyaanak , punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu Wataala.”

Page 17: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

c. Mudah murung “Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan kakek jadi memucak.”

2. Akua. Dermawan “Biasanya Kakek gembira menerimaku,

karena aku suka memberinya uang.”b. Ingin tahu “Dan bualan itukah yang mendurjakan

hati Kakek? Aku ingin tahu.”

Page 18: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

3. Ajo Sidi a. Suka berbohong (membual) “Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari.” b. Pekerja keras “Tapi, ini jarang terjadi karen ia begitu sibuk dengan pekerjaannya.” c. Tidak bertanggung jawab “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab.”

Page 19: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

D. Alur D. Alur1. Perkenalan

Kalau beberapa tahun lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bus, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkah menyusuri jalan raya ke arah barat. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.

Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketatatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu.

2. Penampilan Masalah Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya kakek

gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi, sekali ini Kakek begitu muram.

Page 20: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

3. Puncak Masalah Ketika tokoh aku menanyakan sesuatu yang berupa pisaukepada si Kakek. Penyebab munculnya konplikasi ini bukan karena pisau itu melainkan pemilih pisau itu. Hal ini terbukti ketika si Kakek menyebutkan nama pemilik pisau itu, dia begitu geramnya bahkan mengancam.

“ Kemudian aku duduk di sampingnya dan aku jamah pisau itu. .... “Mudah-mudahan pisau cukur ini yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok tenggorokannya.” “

Page 21: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

4. Ketegangan Menurun Ketika orang-orang terkejut mendapatkan si Kakek garin itu meninggal dengan cara mengenaskan, justru Ajo Sidi menganggap hal itu biasa saja bahkan dia berusaha untuk membelikan kain kafan meskipun hal ini dia pesankan melalui istrinya.

“Ya, tadi subuh kakek kedapatan mati di surau ......... Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat kakek tujuh lapis.”

Page 22: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

E. Amanat1. Janganlah mudah tersinggung

dengan ucapan orang lain.2. Janganlah cepat merasa bangga

dengan apa yang telah diperbuat.3. Janganlah suka membuli.4. Janganlah bersikap egois.5. Seimbangkanlah antara urusan

dunia dan akhirat.

Page 23: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

6. Janganlah bermalas-malasan.7. Terimalah masukan dari orang lain yang

sifatnya membangun.8. Jangan bangga dengan gelar yang dimiliki.

Page 24: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Nilai-nilai Kehidupan1. Nilai Religius

Cerpen ini mengajarkan kita untuk selalu menyembah, beribadah, dan ingat kepada Allah SWT.

• Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang sepanjang waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca kitab-Nya. ‘Alhamdulillah’ kataku bila aku menerima karunianya. ‘Astagfirullah’ kataku bila aku terkejut. ‘Masya Allah’ kataku bila aku kagum.

Page 25: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

2. Nilai MoralCerpen ini mengajarkan kita agar menjadi orang yang bertanggung jawab dan tidak mudah terpancing omongan orang lain.

• sudah lama aku tak marah-maakal rah lagi. Takut kalau imanku rusak karenanya. Ibadatku rusak karenanya.

• “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikitpun bertanggung jawab, “ dan sekarang ke mana dia ?”

• Demikian cerita Ajo Sidi yang memurungkan kakek.

Page 26: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Cerpen ini mengajarkan kita , bila menolong tidak perlu mengharapkan imbalan.

• “Orang-orang suka meminta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah meminta imbalan apa-apa. ”

Page 27: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Gaya Bahasa

• Perumpamaan • Dan kecerobohan kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya.

Page 28: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

• Hiperbola • Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang mengamuk pikirannya.

• Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari.

Page 29: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Personifikasi

• Personifikasi

• Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan kakek jadi memuncak.

• Cerita yang memurungkan kakek.

• Tapi, aku lebih ingin mengetahui apa cerita Ajo Sidi yang begitu memukuli hati kakek.

Page 30: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

• Metafora • Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak membanting tulang.

• Semua jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi.

• Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, namaMu menjadi buah bibir juga.

Page 31: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah orang pertama pelaku sampingan.

Karena pengarang menjadi tokoh aku yang berperan sebagai tokoh sampingan.

Page 32: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

Konflik1. Konflik Batin Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan kakek? Aku ingin tahu.2. Konflik Psikis Demikian cerita yang Ajo Sidi yang kudengar dari kakek. Cerita yang memurungkan kakek. ... . Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.

Page 33: Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"

TERIMA K

ASIH