kejahatan salafi terhadap jarh wa ta'dil
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Kejahatan Salafi Terhadap Jarh Wa Ta'Dil
1/5
Metode Al-Jarh wat Tadil yang Diterapkan Salafi Ektrim Merupakan Bentuk
Kedustaan Kebohongan dan Pemaksaan Nafsu Mereka!!!
Pasti banyak dari kalian yang telah bergelut dengan dunia dawah khususnya yang pernah
atau sedang berada dalam barisan Salafi mengetahui apa itu metode Al-Jarh wat Tadil.
Ya, dengan pemahaman semunya, mereka para salafi ekstrim berusaha menerapkan
metode ini untuk mengghibah, mencela, mentahdzir, menghina, mensesatkan,
menistakan, bahkan memfitnah ulama, syuhada, mujahid atau muslim lainnya terutama
yang tidak berada dalam barisan mereka.
Berikut aku ketengahkan penjelasan mengenai hal tersebut:
Al-Jarh wat Tadil Khusus untuk Para Perawi Hadits
Sesungguhnya ilmu al-jarh wat tadil adalah khusus untuk para perawi yang bermasalah
dalam periwayatan haditsnya. Dan apa yang dipraktikkan oleh para ulama salaf dalam halini sama sekali bukan ghibah. Ketika hadits-hadits telah dibukukan dan masa para perawi
telah berlalu, maka selesailah sudah al-jarh wat tadil. Ia sama sekali tidak bisa
diterapkan pada seorang muslim yang bukan perawi, apalagi diterapkan terhadap para
ulama dan syuhada yang sangat dimuliakan Allah dan dicintai oleh kaum muslimin.
Demikian adalah pendapat para ulama tentang al-jarh wat tadil :
Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan berkata, Al-Jarh wat tadil telah habis
masanya. Ia sudah tidak ada lagi sekarang.1
Syaikh Abdul Aziz bin Abdilah Ar-Rajihi berkata, Ilmu al-jarh wat tadil suah
selesai, karena ia sekarang telah terbukukan rapi dalam berbagai kitab. Begitu pula
-
8/14/2019 Kejahatan Salafi Terhadap Jarh Wa Ta'Dil
2/5
dengan hadits-hadits Nabi, ia telah terbukukan dalam berbagai kitab shahih, sunan,
musnad, dan mujamsehingga sekarang tidak ada lagi al-jarh wa tadil. Dan, al-jarh
wat tadil itu memang khusus untuk para ahli hadits.2
Syaikh Hasan bin Falah Al-Qahthani berkata, Besar sekali bedanya antara ilmu al-
jarh wat tadil yang dipraktikkan oleh para ulama salaf dalam kitab-kitab dan karya-karya
mereka, dengan pelecehan terhadap para ulama dan daI, pencemaran nama baik, dan
penyebaran aib serta kesalahan seseorang dengan mengatasnamakan al-jarh wat tadil
yang terjadi sekarang ini.3
Syaikh Ridha Ahmad Shamadi berkata, Tidak usah dijarh orang yang tidak perlu
dijarh, seperti para ulama yang periwayatan hadits mereka tidak dibutuhkan.4
Ibnul Murabith (w. 485 H) berkata, Hadits-hadits telah dibukukan dan tajrih pun
sudah tidak ada faedahnya lagi.5
Syaikh Athiyah bin Muhammad Salim berkata,6 Dan tidak termasuk dalam hal
itu apa yang disebut al-jarh wat tadil. Seperti orang yang mengatakan; si fulan
mudallis,7 atau si fulan sifatnya begini Sebab, yang semacam ini terdapat faedah di
dalamnya bagi kaum muslimin, agar mereka berhati-hati terhadap hadits-hadits yang
diriwayatkannya.8
Dan yang lebih luar biasa lagi adalah pendapat Syaikh yang sangat mereka banggakan[terlebih diriku: peny.] yaitu Syaikh Shalih Fauzan. Sebenarnya aku juga mau
menampilkan pendapat Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq. Tapi karena beliau sangat
dibenci oleh orang-orang Salafi Ekstrim, maka aku cukupkan saja dengan pendapat
Syaikh Shalih Fauzan berikut ini:
Syaikh Shalih Fauzan: Tidak Ada Ulama Al-Jarh wat Tadil Pada Masa Ini
Dalam satu kesempatan, terjadi dialog tanya jawab antara Syaikh Dr. Al-Alamah Shalih
bin Fauzan hafizhahullah dengan seorang thalibul ilmi (Pelajar/Penuntut ilmu) :
-
8/14/2019 Kejahatan Salafi Terhadap Jarh Wa Ta'Dil
3/5
Penanya: Syaikh yang mulia, siapakah yang dimaksud dengan ulama al-jarh wat tadil
pada masa kita sekarang ini?
Syaikh: Demi Allah, kami tidak mengetahui seorang pun ulama al-jarh wat tadil pada
saat ini. Sekarang ini para ulama al-jarh wat tadil telah berada di dalam kubur. Akan
tetapi, perkataan mereka tetap ada di dalam kitab-kitab mereka, kitab al-jarh wat tadil.
Al-jarh wat Tadil itu hanya ada dalam ilmu sanad dan riwayat hadits. Dan mencela
manusia serta menjatuhkannya bukanlah bagian dari ilmu al-jarh wat tadil. Mengatakan
si fulan begini si fulan begitu memuji sebagian orang dan mencela sebagian yang
lain adalah ghibah dan namimah. Dan itu bukan al-jarh wat tadil.
Penanya: Anda mengatakan bahwa al-jarh wat tadil pada zaman ini sudah tidak ada lagi,
hal ini akan membuat sebagian orang memahami Anda tidak memandang perlunya
membantah ahlu bidah dan para penyeleweng agama?
Syaikh: Al-jarh wat tadil itu bukan ghibah dan namimah seperti yang banyak terjadi
sekarang ini,9 khususnya di sebagian kalangan penuntut ilmu. Wahai saudaraku, al-jarh
wat tadil itu adalah bagian dari ilmu isnad dalam hadits, dan ini adalah spesialisasi para
imam dan ahli hadits. Dan, kami tidak tahu siapa yang termasuk ulama al-jarh wat tadilsekarang ini, dimana ulama tersebut menguasai sanad-sanad hadits dan mampu memilah
mana yang shahih dan mana yang dhaif. Kami tidak mengetahui seorang pun sekarang!
Ya inilah dia yang dimaksud dengan al-jarh wat tadil.10
Ikhwah fillah, demikian pendapat sebagian ulama besar tentang al-jarh wat tadil di atas
sungguh berbeda sekali dengan pemahaman penulis buku Mereka Adalah Teroris dan
Menebar Dusta Membela Teroris Khawarij atau orang-orang yang semanhaj
dengannya (Salafi Ekstrim Yamani)
Untuk penjelasan yang lebih lengkapnya, lebih ilmiyah, lebih cerdas dan lebih santun,
berulang kali saya ucapkan, sebaiknya buktikan sendiri di buku Belajar dari Akhlaq
Ustadz Salafi atau Siapa Teroris Siapa Khawarij, anda akan banyak melihat kebenaran
dari seorang salafi sejati. Sungguh sangat berbeda orang yang sungguh bermanhaj salafus
shalih dengan orang yang hanya mengaku-aku saja! Sungguh sangat mengerikan
pelegalan ghibah, namimah, hujatan, hinaan, celaan, fitnah, tahdzir atau apapun namanya
dengan mendompleng Al-Jarh wat Tadil. Wallahu mustaan.
-
8/14/2019 Kejahatan Salafi Terhadap Jarh Wa Ta'Dil
4/5
Sumber: Abduh Zulfidar Akaha, Belajar dari Akhlaq Ustadz Salafi, Pustaka Al-Kautsar,
Cetakan 1, Februari 2008, Hlm. 138-140.
Footnote:
[1] Http://www.almanhaj.net/vb/showthead.php?p=34223
[2] Ibid.
[3] An-Naqd; Adabuhu wa Dawafiuh/Syaikh Hasan bin Falah Al-Qahthani/Hlm34/Penerbit Dar Al-Humaidhi, Riyadh/Cetakan pertama/1993m-1414H.
[4] Lihat artikel; Al-Jarh wat Tadil Indal Muhadditsin/Syaikh Ridha Ahmad Shamadi,
di http://saaid.net/doat/rida-samadi/5.doc
[5] Ibid. Menukil dari; Ar-Rafu wat Takmil fil Jarhi wat Tadil/Syaikh Abdul Hayy Al-
Laknawi/Tahqiq:Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah/Hlm 50. Buku ini juga bisa
didownload di http://www.waqfeya.com/open.php?cat=12&book=623 atau
http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=9&book=1415 dan beberapa situs lain.
[6] Beliau menyampaikan ini ketika membahas masalah ghibah terhadap orang yang
sudah meninggal.
[7] Mudallis, yaitu: Seorang perawi yang tidak menyebutkan dari siapa dia mendengar
hadits yang diriwayatkannya, namun dia menyebutkan perawi (syaikh) yang di atasnya
sehingga mengesankan dia mendengar langsung dari syaikh tersebut. Meski banyak
ulama tsiqah yang melakukan tadlis, tetapi mayoritas imam hadits mengatakan bahwa hal
ini tidak bisa diterima. Imam Asy-SyafiI mengatakan, Tadlis adalah saudaranya dusta.
Adapun Al-Hafizh Ibnu Ash-Shalah berkata, Tadlis itu bukan dusta, tetapi dia itu
semacam perkataan yang mengesankan sesuatu dengan lafal yang tidak tegas. (Lihat
lebih rinci tentang tadlis, mudalis, dan dua macam tadlis di: Muqaddimah Ibnu As-
Shalah; Al-Baits Al-Hatsits fi Ikhtishar Ulum Al-Hadits/Ibnu Katsir; Al-Mukhtashar fi
Ushul Al-Hadits/As-Syarif Al-Jurjuni; Al-Muqizhah fi Ilmi Mushthalah Al-Hadits/Imam
Adz-Dzahabi; Tadbir Ar-Rawi/Imam As-Suyuthi; Al-Kifayah fi Ilmi Ar-Riwayah/Al-
Khathib Al-Baghdadi; dan kitab-kitab lain yang sejenis.
http://www.almanhaj.net/vb/showthead.php?p=34223http://saaid.net/doat/rida-samadi/5.dochttp://www.waqfeya.com/open.php?cat=12&book=623http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=9&book=1415http://saaid.net/doat/rida-samadi/5.dochttp://www.waqfeya.com/open.php?cat=12&book=623http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=9&book=1415http://www.almanhaj.net/vb/showthead.php?p=34223 -
8/14/2019 Kejahatan Salafi Terhadap Jarh Wa Ta'Dil
5/5
[8] Syarh Bulugh Al-Maram/Syaikh Atihyah bin Muhammad Salim/Pelajaran nomor 123.
Sumber: http://www.islamweb.net. Kitab yang bersumber dari ceramah hadits ini terdapat
dalam Program Al-Maktabah Asy-Syamilah.
[9] Syaikh Shalih Fauzan benar, sesungguhnya ghibah yang banyak terjadi sekarang ini
memang tidak termasuk dalam al-jarh wat tadil.
[10] http://www.almanhaj.net/vb/showthread.php?p=34223
http://www.islamweb.net/http://www.almanhaj.net/vb/showthread.php?p=34223http://www.islamweb.net/http://www.almanhaj.net/vb/showthread.php?p=34223