kegawatan anggota gerak fraktur 1 jamal

21
Kegawatan pada Anggota Gerak (Fraktur) Pengertian Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal. Bagaimana patah tulang itu terjadi ? a. Trauma (benturan) Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu: - Benturan langsung - Benturan tidak langsung b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada olahragawan, militer maupun penari. Contoh: Seorang yang senang baris berbaris dan menghentak- hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu. c. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur.

Upload: agung-nugroho-ote

Post on 20-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

Kegawatan pada Anggota Gerak (Fraktur)

Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal.

Bagaimana patah tulang itu terjadi ?

a. Trauma (benturan)

Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu:

- Benturan langsung

- Benturan tidak langsung

b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama

Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada olahragawan, militer maupun penari.

Contoh: Seorang yang senang baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu.

c. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia

Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur.

Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang

1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma (tekanan).

2. Pemeriksaan:

Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini:

Page 2: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

1. Adanya perubahan asimetris kanan-kiri2. Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi

(memutar)dan Pemendekan3. Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);4. Pembengkakan5. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;

Palpasi (Meraba dan merasakan)

Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !

a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);

b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang sedikit kuat;

c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.

Perhatian:

Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi crepitasi atau gerakan abnormal, misal meraba dengan kuat sekali.

3. Gerakan

Terdapat dua gerakan yaitu :

Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang cedera.

Pasif: Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.

Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

§ Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera

§ Korban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera. Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut).

§ Pemeriksaan Komplikasi

Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:

1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;

Page 3: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

2. denyut nadi tak teraba.

3. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya mengalami spasme

DISLOKASI

Pengertian

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

PEMBIDAIAN

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Prinsip Pertolongan

1. mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;2. mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan

lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.

Penanganan Secara Umum

1. DRABC2. Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka3. Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur4. Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai5. Tangani dengan hati-hati6. Observasi dan atasi syok bila perlu7. Segera cari pertolongan medis

Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya cedera. Tetapi situasi yang memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun jantung dan cedera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu.

Prioritas dalam menangani fraktur:

Page 4: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

1. fraktur spinal;2. fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;3. fraktur extremitas

Perhatian:

Dalam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan lakukan monitoring secara periodik.

Dan selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi.

Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya.

Tipe-tipe bidai:

1. Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras.

2. Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya.

3. Bidai Traksi

Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.

Prinsip Pembidaian

a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;

b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;

c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.

Syarat Pembidaian

1. Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;

2. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;3. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;

Page 5: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

4. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah;

5. Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;6. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.

Aturan dasar yang harus diingat ketika melakukan pembidaian:

1. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ‘ Bidai2. Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;3. Ikatlah bidai dari distal ke proximal4. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian

dan perhatikan warna kulit ditalnya;5. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

PEMBALUTAN

Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera.

Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan.

Cara Imobilisasi Fraktur

Dengan Pembalut

Gunakan pembalut lebar bila ada;

1. Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;2. Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup memfixasi3. Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat4. Periksa pembalut supaya tidak longgar

Dengan Bidai

1. Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendi dan ujung tulang yang patah;

2. Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;3. Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur. Ikatan

harus cukup kuat pada daerah yang sehat.

Page 6: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

II. JENIS FRAKTURa. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulangc. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulitd. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulangg. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmenh. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalami. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

III. ETIOLOGIa. Traumab. Gerakan pintir mendadakc. Kontraksi otot ekstemd. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

V. MANIFESTASI KLINISa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edemab. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patahc. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnyae. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnyab. Pemeriksaan jumlah darah lengkapc. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigaid. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjalVII. PENATALAKSANAAN

a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.b. Imobilisasi frakturDapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau internac. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi? Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan? Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri? Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau

Page 7: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

? Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah

VIII. KOMPLIKASIa. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

IX. PENGKAJIAN 1. Pengkajian primer- AirwayAdanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk- BreathingKelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi- CirculationTD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut2. Pengkajian sekundera.Aktivitas/istirahat? kehilangan fungsi pada bagian yangterkena? Keterbatasan mobilitasb. Sirkulasi? Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)? Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)? Tachikardi? Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera? Cailary refil melambat? Pucat pada bagian yang terkena? Masa hematoma pada sisi cederac. Neurosensori? Kesemutan? Deformitas, krepitasi, pemendekan? kelemahand. Kenyamanan? nyeri tiba-tiba saat cidera? spasme/ kram otote. Keamanan? laserasi kulit? perdarahan? perubahan warna? pembengkakan lokal

Page 8: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskulerTujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatanKriteria hasil:? Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin? Mempertahankan posisi fungsinal? Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit? Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitasIntervensi:a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkanb. Tinggikan ekstrimutas yang sakitc. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakitd. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerake. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasf. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitasg. Ubah psisi secara periodikh. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapib.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangTujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatanKriteria hasil:? Klien menyatajkan nyei berkurang? Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat? Tekanan darahnormal? Tidak ada eningkatan nadi dan RRIntervensi:a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyerib. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baringc. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburand. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransie. Jelaskanprosedu sebelum memulaif. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktifg. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhanh. Observasi tanda-tanda vitali. Kolaborasi : pemberian analgetik

C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikanTujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatanKriteria hasil:

Page 9: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

? Penyembuhan luka sesuai waktu? Tidak ada laserasi, integritas kulit baik

Intervensi:a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainaeb. Monitor suhu tubuhc. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjold. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuhe. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutanf. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkoholg. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasih. Kolaborasi emberian antibiotik.DAFTAR PUSTAKA

1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC

Page 10: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

Tambahan Strain dan Sprain

1. ROBEKAN OTOT (strain) dan ROBEKAN LIGAMENT (sprain)Tanda-tanda :- rasa nyeri yang umum- bengkak dan memar

Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada atlet speed atau boulder .Tipe cidera ini sering terlihat pada pemanjat speed yang mengalami strain pada otot pundak. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak ketika pemanjat dalam memanjat secara penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang.Berat ringannya sprain dan strainTherapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya cidera.

Strain diklasifikasikan berdasarkan berat rignannya :- Derajat I : regangan/streching atau robekan ringan pada serabut tendon dan otot, dengan minimal. Biasanya kalau diistirahatkan secara total, 2-3 hari akan sembuh sendiri. - Derajat II : regangan serabut tendon, dengan robekan parsial/sebagian, bersamaan dengan nyeri dan bengkak, tetapi masih bisa menyambung. - Derajat III : robekan serabut otot/ligament yang luas/penuh dengan nyeri, bengkak dan kemungkinan ada yang putus, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan sendi.

Pada prinsipnya pertolongan pertama :- RICE- Balut tekan (pressure bandage)- Bantu dengan tongkat atau kruk- Mulai aktivitas dengan hati-hati secara bertahap

Bagaimana mencegahnya :- jangan lalai berikan latihan stretching, latihan ini meningkatkan kelenturan- jangan coba melakukan latihan terlalu banyak/cepat.- Berlatihlah dari menu latihan yang ringan menuju bentuk latihan yang berat.- Latihan harus terprogram dari teknik yang sederhana menuju teknik yang tinggi/susah.

Page 11: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

2. CRAMPSTanda :- nyeri otot yang sangat dan spasme- keringat yang berlebihan- tidak bereaksi terhadap massage atau stretching

Pertolongan :- angkat korban ke daerah yang lebih dingin.- Kemudian kram dihilangkan dengan massage.- Tarik bagian otot yang cramps, misal otot kaki belakang yang kramps, maka baringkan dan tekan telapak kaki menuju ke arah depan atau pasien.

3. PATAH TULANGTanda :- adanya ruda paksa- jari tidak dapat digerakkan- nyeri setempat dan makin bertambah bila digerakkan.- Hilangnya fungsi- Terdapat perubahan bentuk- Nyeri tekanan/ketok- Gerakan-gerakan abnormal.

Pertolongan :- atasi shock dan perdarahan, dijaga lapangnya jalan nafas.- berusaha tetap tenang jangan panik, bila ada pendarahan akibat luka tutup dengan kain steril.- Pasangkan bidai (spalk) atau dibebankan ke anggota badan penderita yang sehat- Bila adanya dugaan patah tulang, dibaringkan pada alas yang keras- Massage/ diurut sama sekali dilarang- Bawalah ke rumah sakit yang terdekat untuk perawatan lebih lanjut.

4. KESELEO (strain pergelangan kaki)- ligamen yang putus (partial/total)- kadang-kadang dislokasi

Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak

sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki.

Page 12: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

Tanda :- sakit pada sendi- rasa putus- fungsi menurun- bengkak- hematoma

Penyebab :- trauma /gerakan yang keras pada pergelangan kaki sehingga kaki terpuntir melebihi ROM

Pengobatan :- RICE- Boleh pakai bidai, tongkat, jalan dengan menumpu berat badan- Gips, boleh jalan setelan 21 hari- Kompres es 3 – 4 kali sehari - elevasi/peninggian bagian yang cedera

Page 13: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

Fraktur ( Patah Tulang )

Definisi

Fraktur merupakan terputusnya kontinyuitas dari tulang, lempeng epifisis, atau tulang rawan sendi.

Jenis

Terdapat berbagai macam jenis fraktur. Untuk lebih sistematisnya, dapat dibagi berdasarkan:

LokasiFraktur dapat terjadi di di berbagai tempat pada tulang seperti pada diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikuler. Jika fraktur didapatkan bersamaan dengan dislokasi sendi, maka dinamakan fraktur dislokasi.

LuasTerbagi menjadi fraktur lengkap dan tidak lengkap. Fraktur tidak lengkap contohnya adalah retak.

KonfigurasiDilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi transversal (mendatar), oblik (miring), atau spiral (berpilin). Jika terdapat lebih dari satu garis fraktur, maka dinamakan kominutif.

Hubungan antar bagian yang frakturAntar bagian yang fraktur dapat masih berhubungan (undisplaced) atau terpisah jauh (displaced).

Hubungan antara fraktur dengan jaringan sekitarFraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak terdapat hubungan antara fraktur dengan dunia luar).

KomplikasiFraktur dapat terjadi dengan disertai komplikasi, seperti gangguan saraf, otot, sendi, dll atau tanpa komplikasi

Page 14: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

    Retak      Spiral        kominutif  Transversal    Displaced

Gejala Klinis

Adanya fraktur dapat ditandai dengan adanya :

Pembengkakan. Kecuali frakturnya terjadi jauh didalam seperti pada tulang leher atau tulang paha.

Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut), rotasi (terputar), atau pemendekan.

Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur.

Pemeriksaan Tambahan

Biasanya dengan tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang cermat, diagnosis fraktur sudah dapat ditegakkan. Pemeriksaan pencitraan (seperti roentgen) dapat membantu dalam melihat jenis dari frakturnya sehingga dapat membantu dalam pemilihan terapi selanjutnya. Hal yang perlu diingat dalam pemeriksaan roentgen adalah hasilnya harus meliputi dua sendi, dua sisi, dan dua tulang (kanan dan kiri). Roentgen juga berguna untuk mengevaluasi hasil dari terapi yang diberikan.

Penatalaksanaan

Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah :

1. Untuk menghilangkan rasa nyeri.

             Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak

Page 15: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

menggerakkan daerah yang fraktur). Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.

Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah

2. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.

             Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari jenis frakturnya sendiri.

Penarikan (traksi) :

             Menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang paha dan panggul.

Fiksasi internal :

             Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang.

Gambar. Pembidaian

 

Page 16: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

Gambar. Fiksasi internal

 

Gambar. Fiksasi eksternal

3. Agar terjadi penyatuan tulang kembali

            Biasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan. Namun terkadang terdapat gangguan

dalam penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang.

4. Untuk mengembalikan fungsi seperti semula

Page 17: Kegawatan Anggota Gerak Fraktur 1 Jamal

         Imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi. Maka dari itu diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.