keasaman dalam air 1

31
KEASAMAN DALAM AIR MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia Air Semester VII yang Diampu oleh Bapak Drs. Abdul Haris M.Si. Oleh : Alfiyatur Rohmah 24030112140135 Alvis Kurniawan 24030112130113 Dian Majid 24030112120018 Farida Zulfah Fitriani 24030112140127 Fitra Nilla Sari 24030112120019 Mita Ma’nawiyah 24030112120007 Rahmat Kardiansyah 24030112140086 Rizky Indra Maulana 24030112140136 Resti Yuyun Septembe Ria 24030112120016 Risma Kusuma Dewi 24030112120012 Selina Shofia Kumila 24030112140034

Upload: farida-zulfah-fitriani

Post on 15-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keasaman air

TRANSCRIPT

Page 1: Keasaman Dalam Air 1

KEASAMAN DALAM AIR

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia Air

Semester VII yang Diampu oleh Bapak Drs. Abdul Haris M.Si.

Oleh :

Alfiyatur Rohmah 24030112140135

Alvis Kurniawan 24030112130113

Dian Majid 24030112120018

Farida Zulfah Fitriani 24030112140127

Fitra Nilla Sari 24030112120019

Mita Ma’nawiyah 24030112120007

Rahmat Kardiansyah 24030112140086

Rizky Indra Maulana 24030112140136

Resti Yuyun Septembe Ria 24030112120016

Risma Kusuma Dewi 24030112120012

Selina Shofia Kumila 24030112140034

Zul Fiqriyani Safitri 24030112120024

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: Keasaman Dalam Air 1
Page 3: Keasaman Dalam Air 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rhmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Keasamaan dalam Air“.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah menyelesaikan salah

satu tugas mata kuliah Kimia Air di Universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kimia

Air.

2. Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknik

penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan

makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca umumnya khususnya bagi kami.

Semarang, November 2015

Tim Penyusun

ii

Page 4: Keasaman Dalam Air 1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan masalah................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................1

BAB II

2.1 Keasaman.............................................................................................3

2.2 Tanda Keasaman Air...........................................................................3

2.3 Baku Mutu Air menurut Pemerintah…...............................................3

2.4 Manfaat dan Dampak Keasam Air…………………………………...7

2.5 Analisis Keasaman Air.........................................................................9

2.6 Fenomena Hujan Asam........................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................17

3.2 Saran....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

18

iii

Page 5: Keasaman Dalam Air 1

iv

Page 6: Keasaman Dalam Air 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan yang memang sangat utama dan

harus dipenuhi. Hal tersebut karena makhluk hidup tidak bisa lepas dari air.

Untuk bisa mendapatkan air sendiri juga sangat mudah karena di setiap rumah

dan di manapun tentu saja terdapat sumber mata air, namun untuk bisa

mendapatkan air yang sehat tentu saja akan lebih sulit. Air sendiri memiliki

berbagai macam jenis, salah satunya adalah asam air. Asam air merupakan air

yang memiliki potensi hydrogen kurang dari 7. Asam air sendiri sering kali

disebut dengan electrolyzed air. Kemudian jika memang tingkat keasaman

dari air itu sendiri lebih dari 7, maka nantinya sudah masuk ke dalam tahap

tingkat keasaman tinggi, dan jika tingkat keasaman tinggi maka nantinya

tidak baik untuk kesehatan baik untuk manusia itu sendiri maupun makhluk

hidup yang lainnya. Jika tingkat keasaman dari air juga rendah, maka tidak

baik pula. Oleh karena itu tingkat keasaman dari air sendiri memang perlu

diperhatikan karena dengan memperhatikan tingkat keasaman dari air

nantinya akan bisa mendapatkan air yang memang baik untuk dikonsumsi

maupun digunakan untuk keperluan sehari – hari.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan keasaman?

2. Bagaimana tanda-tanda dalam keasaman air ?

3. Berapa baku mutu air menurut pemerintah ?

4. Bagaimana cara analisis keasaman dalam air ?

5. Bagaimana proses,dampak serta pencegahan fenomena hujan asam?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang keasamaan.

2. Menjelaskan tentang tanda-tanda keasaman air

1

Page 7: Keasaman Dalam Air 1

3. Menjelaskan tentang manfaat dan dampak dari air yang asam.

4. Mengetahui baku mutu air yang dapat dikonsumsi menurut pemerintah

5. Menjelaskan cara analisis keasamaan dalam air.

6. Menjelaskan proses, dampak serta pencegahan fenomena hujan asam

2

Page 8: Keasaman Dalam Air 1

BAB II

KEASAMAAN DALAM AIR

2.1 Keasaman

Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen

(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu

perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai

petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971).

Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas

perairan (Pescod, 1973). Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat

dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat

mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang

sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.

2.2 Tanda-tanda Keasaman Air

Dengan mengetahui tanda – tanda dari air asam dan juga tingkat

keasamannya, maka nantinya bisa mendapatkan air yang baik. Adapun

beberapa tanda air asam adalah:

1. Pada pipa atau tembaga dari keran akan muncul noda biru, hal tersebut

memang perlu untuk diwaspadai karena merupakan salah satu tanda

tingkat keasamannya tinggi.

2. Kemudian yang kedua adalah pH dari air menunjukan angka kurang dari 7

atau lebih dari 7 pada saat diukur.

3. Kemudian jika digunakan untuk mencuci baju putih nantinya akan terlihat

kekuningan pada baju tersebut.

2.3 Baku Mutu Air Menurut Pemerintah

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai persyaratan kualitas air

yang dapat dikonsumsi melalui Permenkes Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010

tentang persyaratan kualitas air minum. Berikut adalah parameter-parameter yang

perlu diperhatikan :

3

Page 9: Keasaman Dalam Air 1

2.3.1 Parameter wajib

4

Page 10: Keasaman Dalam Air 1

2.3.2 Parameter tambahan

5

Page 11: Keasaman Dalam Air 1

6

Page 12: Keasaman Dalam Air 1

2.4 Manfaat dan Dampak dari Keasaman dalam Air

Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan

padatan rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan

nilai pH lebih rendah dari 7 di anggap asam dan nilai pH lebih dari 7 di anggap

basa. Nilai pH normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air

tanah dari 6 s/d 8,5. Tinggi atau rendahnya pH air di pengaruhi oleh senyawa atau

kandungan dalam air tersebut.

pH di perairan sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan

di perairan , oleh karna itu tinggi rendahnya pH sangatlah berpengaruh terhadap

organisme di perairan terutamaikan. Karna pH tersebut sangatlah mempegaruhi

saat ikan sedang memijah. Apabila pH optimal ,maka ikan dapat berkembangbiak

dengan optimal pula , begitu juga sebaliknya. Tingkat keasaman (pH) perairan

merupakan parameter kualitas air yang penting dalam ekosistem perairan tambak.

Faktor- faktor yang Perubahan pH di perairan yaitu:

1.      Aktivitas fotosintesis

2.      Aktivitas respirasi

Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof

akan dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem

akan meningkatkan pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen

ekosostem akan meningkatkan jumlah karbon dioksida, sehingga pH perairan

menurun (Wetzel, 1983). Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan

dengan  konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi

7

Page 13: Keasaman Dalam Air 1

konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin rendah. Konsetrasi karbon

dioksida ditentukan pula oleh keseimbangan antara proses fotosintesis dan respirasi.

Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2, sehigga dapat meningkatkan

pH perairan. Sedangkan respirasi menghasilkan CO2 kedalam ekosistem, sehingga

pH perairan menurun. Karbon dioksida dalam ekosistem perairan dihasilkan melalui

proses respirasi oleh semua organisme dan proses perombakan bahan organik dan

anorganik oleh bakteri.

Selain dari itu pH di perairan dari yang tinggi ke pH rendah dapat disanggah oleh

unsur calsium yang terdapat dalam air asli itu sendiri. Apabila suatu perairan kadar

calsium dalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup tinggi, maka daya menyanggah air

terhadap pergoncangan pH menjadi besar.Unsur Ca didalam air membentuk dua

macam senyawa yaitu:

1.   Senyawa kalsium carbonat (CaCO3) yang tidak dapat larut

2.   Senyawa kalsium bicarbonat atau kalsium hidrogen karbonat (Ca(HCO3)2) yang

dapat larut dalam air.

Faktor yang menentukan besar kecilnya kemampuan penyanggah pergoncangan

asam (pH) adalah banyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air.

Proses terjadinya penyanggahan asam didalam air adalah sbb: Kalau dalam suatu

perairan, CO2 terambil, maka mula-mula pH air akan naik, akan tetapi pada saat

yang bersamaan Ca(HCO3)2 yang larut dalam air itu akan pecah.

Sehingga dalam air itu terjadi pembentukan CO2 yang baru, selanjutnya pH air

mempunyai kecenderungan untuk turun lagi. Berdasarkan proses tersebut diatas,

kadar Ca yang terkandung dalam air menjadi berkurang. Kalsium bikarbonat yang

terbentuk pada pemecahan itu akan mengendap berupa endapan putih didasar

perairan, pada daun-daun tanaman air dsb. Sebaliknya, apabila terbentuk gas CO2

yang banyak didalam air maka mula-mula pH air mempunyai kecenderungan untuk

turun akan tetapi dengan segera gas CO2 yang berkeliaran bebas itu akan diikat oleh

CaCO3 yang sulit larut dalam air . Sehingga jumlah CO2 bebasnya akan berkurang,

akibatnya pH air mempunyai kecenderungan untuk naik, sehingga kecenderungan

pH untuk turun dapat disanggah.Jadi jumlah Ca (HCO3)2 dalam air merupakan salah

satu unsur dari baik buruknya perairan sebagai lingkungan hidup.

8

Page 14: Keasaman Dalam Air 1

Beberapa efek kesehatan yang mungkin Anda dapatkan ketika kadar pH air

seimbang adalah

1. Keseimbangan keasaman dan alkalinitas tubuh

Ketidakseimbangan asam dan basa/alkalin dalam tubuh menyebabkan

bakteri dan organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan

tubuh dan merusak organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem

kekebalan tubuh.

2. Mempertahankan tingkat elektrolit

Organ tubuh yang berhubungan erat dengan air adalah ginjal. Ginjal

kita bertanggung jawab untuk menjaga tingkat elektrolit kalsium, kalium,

magnesium dan natrium dalam tubuh dengan cara menyaring darah dan

membuang limbah serta kelebihan nutrisi dalam tubuh. Elektrolit membantu

mengurangi tingkat keasaman dalam tubuh. Jika air yang di konsumsi tidak

seimbang atau netral, dan darah memiliki kadar keasaman yang tinggi, dapat

menyebabkan hilangnya mineral dari tulang, organ, sel dan jaringan. Bahkan

juga berdampak dalam penyerapan vitamin serta akumulasi limbah dan

racun dalam tubuh.

3. Menjaga kadar pH darah dan aliran oksigen

Darah memiliki muatan negatif dan positif untuk mengangkut oksigen

dan bisa mengalir lancar di dalam pembuluh darah. Jika air memiliki pH

yang tidak seimbang, ini juga secara otomatis mengacaukan keseimbangan

muatan negatif dna positif dalam darah.

2.5 Analisis Keasaman dalam Air

Metode analisis keasaman dalam air menggunakan acuan SNI 06-6989.11-

2004. Dasar Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameter-

parameter kualitas air dan air limbah antara lain Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan

Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air

Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan,

9

Page 15: Keasaman Dalam Air 1

Metode ini berjudul Air dan air limbah–Bagian 11: Cara uji derajat

keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter yang merupakan revisi

dari SNI 06-2413-1991 dengan judul metode pengujian kualitas fisika air,

butir 3.10. Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH

meter

Prinsip cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter

adalah sebuah metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion

hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.

1) Bahan

Larutan penyangga (buffer) : Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap

pakai dan tersedia dipasaran, atau dapat juga dibuat dengan cara sebagai

berikut:

a) Larutan penyangga, pH 4,004 (250C) : Timbangkan 10,12 g kalium

hidrogen ptalat, KHC8H4O4, larutkan dalam 1000 mL air suling.

b) Larutan penyangga, pH 6,863 (250C) : Timbangkan 3,387 g kalium

dihidrogen fosfat, KH2PO4 dan 3,533 g dinatrium hidrogen fosfat,

Na2HPO4, larutkan dalam 1000 mL air suling.

c) Larutan penyangga, pH 10,014 (250C) : Timbangkan 2,092 g natrium

hidrogen karbonat, NaHCO3 dan 2,640 g natrium karbonat, Na2CO3,

larutkan dalam 1000 mL air suling.

2) Peralatan

a) pH meter dengan perlengkapannya;

b)   Pengaduk gelas atau magnetik;

c) Gelas piala 250 mL;

d) Kertas tissue;

e) Timbangan analitik; dan

f) Termometer.

3) Persiapan pengujian

a) Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai

instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran.

b) Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh

uji sampai suhu kamar.

10

Page 16: Keasaman Dalam Air 1

4) Prosedur

a) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air

suling.

b) Bilas elektroda dengan contoh uji.

c) Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan

pembacaan yang tetap.

d) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.

5) Jaminan mutu

a) Gunakan bahan kimia berkualitas pro analisis (pa).

b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan terkalibrasi.

c) Gunakan pH meter yang terkalibrasi

d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.

e) Lakukan anal isis segera atau lakukan anal isis di lapangan.

6) Pengendalian mutu

a) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.

b) Buat kartu kendali (control chart) untuk akurasi analisis dengan CRM.

2.6 Fenomena Hujan Asam

2.6.1 Proses terjadinya hujan asam

Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH

di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena

karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk

sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena

membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan

dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor

dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen

membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke

atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam

nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang

11

Page 17: Keasaman Dalam Air 1

asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan

yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara

yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam

dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral

dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Pada dasarnya hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur

Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui

pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh

dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun

kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan

manusia, misalnya akibat pembakaran bahan bakar fosil (BBF), peleburan

logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1%

sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang

tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara.

Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O,

1992).

Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer

secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama

akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen

dalam batubara ,40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen

dalam mkinyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak

Nox yang terbentuk. Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik

yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N

merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N

yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik

sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk

N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut. Senyawa SO2 dan NOx ini

akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di

atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam

sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa

partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui

12

Page 18: Keasaman Dalam Air 1

proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen

mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya.

Gambar 2.1 Proses terjadinya hujan asam

2.6.2 Dampak hujan asam

Secara alami hujan memang bersifat asam dengan pH antara 5,6

sampai 6,2 karena adanya kandungan CO2 di udara. CO2 di udara bereaksi

dengan uap air membentuk asam lemah yaitu asam karbonat (H2CO3). Namun

keasaman yang disebabkan oleh H2CO3 ini dianggap normal karena jenis asam

ini bermanfaat membantu melarutkan mineral tanah yang dibutuhkan oleh

tumbuhan dan binatang.  Berbeda dengan kandungan H2SO4 dan HNO3 yang

merupakan asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa

dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup :

1. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan

pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-

sama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan

manusia dapat merusak paru-paru.

2. Menyebabkan korosi dan merusak bangunan

Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi

(perkaratan) dapat terjadi pada beberapa material dari logam.  Korosi

13

Page 19: Keasaman Dalam Air 1

adalah peristiwa perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara

logam dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak

diinginkan. Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam

udara, oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya.

3. Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati

Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan

menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat

mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium

juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini

diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat

daun berguguran, kemudian tumbuhan akan terserang penyakit,

kekeringan, dan mati.

4. Merusak ekosistem perairan

Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman

danau. Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies

biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam.

Meskipun  ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena

rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat mengalami

kematian pula

2.6.3 Pencegahan Hujan asam

Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan

upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan

terbentuknya hujan asam antara lain :

a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah

Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama

di Indonesia. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi,

untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas

alam sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan

14

Page 20: Keasaman Dalam Air 1

menggunakan bahan bakar non-belerang seperti methanol, etanol, dan

hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga

perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap

lingkungan.

b. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang.

Desulfurisasi dapat dilakukan pada waktu :

1) Sebelum pembakaran

Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi

bahan bakar.   Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan

batubara dari pasir, tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar

belerang yang berupa pirit sampai 50-90%.

2) Selama pembakaran

Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan

sengan Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan

menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu

pembakaran diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi

LIMB ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50%.

3) Setelah pembakaran

Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing.

Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO2 dalam gas limbah di

cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2yang

terbentuk dapat diikat.

c. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

1) Reduce

Menerapkan prinsip Reduce dapat kamu lakukan dengan

mengurangi penggunaan sumber daya alam. Contohnya dengan

mengurangi penggunaan bahan bakar fosil terutama batu bara dan

minyak bumi. Telah kita ketahui bahwa bahan bakar fosil ini paling

banyak digunakan dalam kegiatan pabrik, transportasi dan pembangkit

listrik. Oleh karena itu cara paling mudah yang dapat kamu lakukan

adalah dengan menghemat listrik, menggunakan angkutan umum atau

bersepeda saat pergi ke sekolah, mengurangi penggunaan plastik.

15

Page 21: Keasaman Dalam Air 1

2) Reuse

Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang

bekas kamu sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya

memakai kembali botol atau kaleng bekas, menggunakan kotak

makanan yang dapat dipakai kembali saat kamu membeli makanan.

3) Recycle

Jika kamu tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang

dan kamu tidak dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah

terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukan daur ulang

barang tersebut. Barang yang dapat kamu daur ulang antara lain kaca,

kertas, plastik dan logam.

16

Page 22: Keasaman Dalam Air 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen

(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa

2) Standar baku mutu kualitas air minum yang dapat dikonsumsi telah

dikeluarkan pemerintah melalui Permenkes Nomor

492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.

3) Metode analisis keasaman dalam air menggunakan acuan SNI 06-

6989.11-2004

3.2 Saran

Perlu adanya pengendalian dan pengawasan kebersihan air oleh

pemerintah di setiap daerah dengan dilakukan pengecekan secara berkala, agar air

dapat diketahui tingkat kelayakan pakainya.

17

Page 23: Keasaman Dalam Air 1

DAFTAR PUSTAKA

Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders Company. Philadelphia, London.

Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. AIT, London.

Pentingnya Memperhatikan Asam Air, diakses http://www.waterlic.co.id/tag /makalah-derajat-keasaman-air/ pada tanggal 26 November 2015

Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Penerbit Andi

18