pengelolaan irigasi permukaan dalam hubungannya dengan infiltrasi air

13
PENGELOLAAN IRIGASI PERMUKAAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN INFILTRASI AIR DAN DISTRIBUSI DALAM TANAH Oleh : Rahmi Yulianingsih 240110110091 SEMINAR UNX TMIP

Upload: widi-damayanti

Post on 24-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ppt seminar unx

TRANSCRIPT

PENGELOLAAN IRIGASI PERMUKAAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN

INFILTRASI AIR DAN DISTRIBUSI DALAM TANAH

Oleh :Rahmi Yulianingsih

240110110091

SEMINAR UNX TMIP

Latar Belakang

1. Air tanah bergerak secara tetap dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui perkolasi, evaporasi, evapotranspirasi, irigasi, presipitasi, limpasan (run off) dan drainase (Caolli,1967).

2. Infiltrasi air dan penyimpanan di bawah permukaan irigasi dievaluasi berdasarkan kandungan air tanah awal dan laju aliran seperti pada parameter irigasi dan efisiensi.

3. Irigasi permukaan memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan metode irigasi lainnya yang paling banyak digunakan.

INFILTRASI

Pengertian

Faktor

Proses

Proses masuknya air ke

dalam tanahAir Zona aerasi

Komponen imbuhan air

tanah

Jenis tutupan tanah, Curah

hujan

Kedalaman Air Infiltrasi

I = k × to

n- 1

dimana :I = laju infiltrasi ( cm/jam )to = waktu peluang ( menit)k , n = koefisien empiris

Z = Dimana:Z = Kedalaman infiltrasi kumulatif (cm)n = koefisien daya empiris yang berkisar dari 0,8-0,2 untuk sebagian jenis tanah

Efisiensi IrigasiEfisiensi aplikasi dan penyimpanan

mengevaluasi desain sistem

irigasiEa =

Efisiensi penyimpanan ES

Es =

Evaluasi Irigasi Menggunakan Distribusi Linier

Keseragaman distribusi, DU,

dapat dinyatakan dalam distribusi

linear

DU = 1 – 1,27 CV

Koefisien keseragaman,

UC, dapat dinyatakan

dalam distribusi linear

UC = 1 – 0,798 CV

Laju infiltrasi lapang (I) dan akumulasi kedalaman infiltrasi untuk perlakuan basah

dan kering.

Tabel 1. Menunjukkan muka air dan resesi kedalaman infiltrasi dalam perlakuan alur basah.

Tabel 2. Menunjukkan muka air dan resesi kedalaman infiltrasi dalam perlakuan alur kering.

Tabel 3. Evaluasi sistem irigasi

Koefisien variasi adalah 6,2 dan 10,2 %

untuk perlakuan basah dan kering sistem alur.

Daerah irigasi hanya menerima surplus air

sepanjang alur, oleh karena itu, daerah irigasi tidak

memiliki defisit air dan air merembes sebesar 11,9

% dan 18,9 % untuk perlakuan basah dan kering

pada irigasi alur.

KESIMPULAN

1. Irigasi menggunakan irigasi alur sebagian dibasahi dengan diblokir sampai panjang 54 m dan lebar 0,8 m dengan Kemiringan 0,1 % dibandingkan dengan lebar border 2 m.

2. Hasil menunjukkan bahwa irigasi dengan menggunakan irigasi alur (furrow) dengan sedikit air (perlakuan basah) lebih baik dari sejumlah besar air irigasi (perlakuan kering).

3. Koefisien variasi ( CV ) tercatat sebagai 6,2% dan 10,2 % untuk alur basah dan kering.

SEKIANDAN

TERIMA KASIH