keanekaragaman amfibia di hutan pendidikan gunung...

3
Achmad Farajallah | Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung Walat Copyright Achmad Farajallah [email protected] http://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/keanekaragaman-amfibia-di-hutan-pendidikan-gunung-w alat/ Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung Walat Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung Walat oleh: Yuliani, Muhammad Rizki Faisal, Yovita Sari, Kurrataa’yun dan Achmad Farajallah. Departemen Biologi FMIPA IPB. PENDAHULUAN. Amfibi adalah anggota vertebrata yang mempunyai perkembangan tidak langsung. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi fase larva yang disebut kecebong, kemudian bermetamorfosis menjadi katak dewasa. . Dari 3 ordo anggota amfibia, yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Anura (katak dan kodok) dan Apoda (Sesilia). Keragaman ordo Anura di di Indonesia sangat tinggi, yaitu urutan keenam untuk keanekaragaman amfibia di dunia dengan 270 jenis dan 100 diantaranya bersifat endemik. Tujuan dari studi lapang ini adalah mengidentifikasi keragaman amfibi di Hutan Pendidikan Gunung Walat. METODE. Studi lapang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni – 01 Juli 2011 di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Dua metode sampling amfibia telah dilakukan, yaitu menggunakan pitfall trap pada 8 titik dalam 4 kluster dan metode field searching secara purposive., Pencairan katak dilakukan pada siang hari pada 7 lokasi dari 3 aliran air dan 1 saluran irigasi. Semua sampel yang diperoleh dibawa ke Bogor untuk identifikasi lebih lanjut. Spesimen voucher dipreservasi dalam alkohol 70% dalam EDTA 1 mM dan disimpan di bagian FHH IPB. HASIL. Semua pitfall trap yang dipasang tidak berhasil memerangkap satupun amfibia dan hewan lainnya. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendung, waktu pemerangkapan yang pendek, dan lokasi pemerangkapan yang tak terduga merupakan lintasan mahasiswa lain, serta gangguan dari hewan lain. Dari hasil field searching yang dilakukan pada siang hari secara purposive di aliran air mendapatkan 14 ekor kecebong. Hasil identifikasi secara morfologi menemukan bahwa kecebong tersebut merupakan tahap larva dari 3 spesies katak, yaitu Kalaula baleata (2 ekor, lokasi 2 pada aliran air 3), Limnonectes macrodon (1 ekor, lokasi 2 pada aliran air 3), dan Rana chalconata (11 ekor, lokasi 2 pada aliran air 1 dan aliran air 3). Hasil yang didapatkan, DM Kalaula baleata 0,143; DM Rana chalconata 0,786; DM Limnonectes macrodon 0,071. Untuk DR Kalaula baleata 14,3%; DR Rana chalconata 78.6%; DR Limnonectes macrodon 7,1% Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung Walat page 1 / 3

Upload: ngomien

Post on 25-May-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Achmad Farajallah | Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung WalatCopyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/keanekaragaman-amfibia-di-hutan-pendidikan-gunung-walat/

Keanekaragaman Amfibia di Hutan PendidikanGunung Walat

Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan GunungWalat

oleh: Yuliani, Muhammad Rizki Faisal, Yovita Sari, Kurrataa’yun dan AchmadFarajallah. Departemen Biologi FMIPA IPB.

PENDAHULUAN. Amfibi adalah anggota vertebrata yang mempunyaiperkembangan tidak langsung. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi faselarva yang disebut kecebong, kemudian bermetamorfosis menjadi katak dewasa. .Dari 3 ordo anggota amfibia, yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Anura (katakdan kodok) dan Apoda (Sesilia). Keragaman ordo Anura di di Indonesia sangattinggi, yaitu urutan keenam untuk keanekaragaman amfibia di dunia dengan 270jenis dan 100 diantaranya bersifat endemik. Tujuan dari studi lapang ini adalahmengidentifikasi keragaman amfibi di Hutan Pendidikan Gunung Walat.METODE. Studi lapang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni – 01 Juli 2011 di Hutan

Pendidikan Gunung Walat. Dua metode sampling amfibia telah dilakukan, yaitumenggunakan pitfall trap pada 8 titik dalam 4 kluster dan metode field searchingsecara purposive., Pencairan katak dilakukan pada siang hari pada 7 lokasi dari 3aliran air dan 1 saluran irigasi. Semua sampel yang diperoleh dibawa ke Bogoruntuk identifikasi lebih lanjut. Spesimen voucher dipreservasi dalam alkohol 70%dalam EDTA 1 mM dan disimpan di bagian FHH IPB.HASIL. Semua pitfall trap yang dipasang tidak berhasil memerangkap satupun

amfibia dan hewan lainnya. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendung, waktupemerangkapan yang pendek, dan lokasi pemerangkapan yang tak terdugamerupakan lintasan mahasiswa lain, serta gangguan dari hewan lain. Dari hasil fieldsearching yang dilakukan pada siang hari secara purposive di aliran airmendapatkan 14 ekor kecebong. Hasil identifikasi secara morfologi menemukanbahwa kecebong tersebut merupakan tahap larva dari 3 spesies katak, yaitu Kalaula baleata (2 ekor, lokasi 2 pada aliran air 3), Limnonectes macrodon (1 ekor,lokasi 2 pada aliran air 3), dan Rana chalconata (11 ekor, lokasi 2 pada aliran air 1dan aliran air 3). Hasil yang didapatkan, DM Kalaula baleata 0,143; DM Ranachalconata 0,786; DM Limnonectes macrodon 0,071. Untuk DR Kalaula baleata14,3%; DR Rana chalconata 78.6%; DR Limnonectes macrodon 7,1%Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan GunungWalat

page 1 / 3

Achmad Farajallah | Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung WalatCopyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/keanekaragaman-amfibia-di-hutan-pendidikan-gunung-walat/

oleh: Yuliani, Muhammad Rizki Faisal, Yovita Sari, Kurrataa’yun dan AchmadFarajallah. Departemen Biologi FMIPA IPB.

PENDAHULUAN. Amfibi adalah anggota vertebrata yang mempunyaiperkembangan tidak langsung. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi faselarva yang disebut kecebong, kemudian bermetamorfosis menjadi katak dewasa. .Dari 3 ordo anggota amfibia, yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Anura (katakdan kodok) dan Apoda (Sesilia). Keragaman ordo Anura di di Indonesia sangattinggi, yaitu urutan keenam untuk keanekaragaman amfibia di dunia dengan 270jenis dan 100 diantaranya bersifat endemik. Tujuan dari studi lapang ini adalahmengidentifikasi keragaman amfibi di Hutan Pendidikan Gunung Walat.METODE. Studi lapang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni – 01 Juli 2011 di Hutan

Pendidikan Gunung Walat. Dua metode sampling amfibia telah dilakukan, yaitumenggunakan pitfall trap pada 8 titik dalam 4 kluster dan metode field searchingsecara purposive., Pencairan katak dilakukan pada siang hari pada 7 lokasi dari 3aliran air dan 1 saluran irigasi. Semua sampel yang diperoleh dibawa ke Bogoruntuk identifikasi lebih lanjut. Spesimen voucher dipreservasi dalam alkohol 70%dalam EDTA 1 mM dan disimpan di bagian FHH IPB.HASIL. Semua pitfall trap yang dipasang tidak berhasil memerangkap satupun

amfibia dan hewan lainnya. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendung, waktupemerangkapan yang pendek, dan lokasi pemerangkapan yang tak terdugamerupakan lintasan mahasiswa lain, serta gangguan dari hewan lain. Dari hasil fieldsearching yang dilakukan pada siang hari secara purposive di aliran airmendapatkan 14 ekor kecebong. Hasil identifikasi secara morfologi menemukanbahwa kecebong tersebut merupakan tahap larva dari 3 spesies katak, yaitu Kalaula baleata (2 ekor, lokasi 2 pada aliran air 3), Limnonectes macrodon (1 ekor,lokasi 2 pada aliran air 3), dan Rana chalconata (11 ekor, lokasi 2 pada aliran air 1dan aliran air 3). Hasil yang didapatkan, DM Kalaula baleata 0,143; DM Ranachalconata 0,786; DM Limnonectes macrodon 0,071. Untuk DR Kalaula baleata14,3%; DR Rana chalconata 78.6%; DR Limnonectes macrodon 7,1%Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan GunungWalat

oleh: Yuliani, Muhammad Rizki Faisal, Yovita Sari, Kurrataa’yun dan AchmadFarajallah. Departemen Biologi FMIPA IPB.

PENDAHULUAN. Amfibi adalah anggota vertebrata yang mempunyaiperkembangan tidak langsung. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi faselarva yang disebut kecebong, kemudian bermetamorfosis menjadi katak dewasa. .Dari 3 ordo anggota amfibia, yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Anura (katak

page 2 / 3

Achmad Farajallah | Keanekaragaman Amfibia di Hutan Pendidikan Gunung WalatCopyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/keanekaragaman-amfibia-di-hutan-pendidikan-gunung-walat/

dan kodok) dan Apoda (Sesilia). Keragaman ordo Anura di di Indonesia sangattinggi, yaitu urutan keenam untuk keanekaragaman amfibia di dunia dengan 270jenis dan 100 diantaranya bersifat endemik. Tujuan dari studi lapang ini adalahmengidentifikasi keragaman amfibi di Hutan Pendidikan Gunung Walat.METODE. Studi lapang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni – 01 Juli 2011 di Hutan

Pendidikan Gunung Walat. Dua metode sampling amfibia telah dilakukan, yaitumenggunakan pitfall trap pada 8 titik dalam 4 kluster dan metode field searchingsecara purposive., Pencairan katak dilakukan pada siang hari pada 7 lokasi dari 3aliran air dan 1 saluran irigasi. Semua sampel yang diperoleh dibawa ke Bogoruntuk identifikasi lebih lanjut. Spesimen voucher dipreservasi dalam alkohol 70%dalam EDTA 1 mM dan disimpan di bagian FHH IPB.HASIL. Semua pitfall trap yang dipasang tidak berhasil memerangkap satupun

amfibia dan hewan lainnya. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendung, waktupemerangkapan yang pendek, dan lokasi pemerangkapan yang tak terdugamerupakan lintasan mahasiswa lain, serta gangguan dari hewan lain. Dari hasil fieldsearching yang dilakukan pada siang hari secara purposive di aliran airmendapatkan 14 ekor kecebong. Hasil identifikasi secara morfologi menemukanbahwa kecebong tersebut merupakan tahap larva dari 3 spesies katak, yaitu Kalaula baleata (2 ekor, lokasi 2 pada aliran air 3), Limnonectes macrodon (1 ekor,lokasi 2 pada aliran air 3), dan Rana chalconata (11 ekor, lokasi 2 pada aliran air 1dan aliran air 3). Hasil yang didapatkan, DM Kalaula baleata 0,143; DM Ranachalconata 0,786; DM Limnonectes macrodon 0,071. Untuk DR Kalaula baleata14,3%; DR Rana chalconata 78.6%; DR Limnonectes macrodon 7,1%

page 3 / 3