kata pengantar -...

95
ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: Zikir Presepektif Hadis. ( studi kasus pengaruh zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim wal-Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, kab: Bekasi). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Ucapan trimakasih yang tulus dan tak terhingga penulis haturkan kepada yang teristimewa Abi dan Umi tersayang. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Zainun Kamal, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Bustamin, M.Si., selaku ketua jurusan Tafsir Hadis. 4. Rifki Muhammad fatkhi, M.A., selaku sekertaris jurusan Tafsir Hadis. 5. Maulana, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Upload: doanque

Post on 12-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan

hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad saw. sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul: Zikir Presepektif Hadis. (studi kasus pengaruh zikir Raatib al-Atthas di

Majlis Ta’lim wal-Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, kab: Bekasi).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, tidak akan

bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak

pihak. Ucapan trimakasih yang tulus dan tak terhingga penulis haturkan kepada yang

teristimewa Abi dan Umi tersayang. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Zainun Kamal, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Bustamin, M.Si., selaku ketua jurusan Tafsir Hadis.

4. Rifki Muhammad fatkhi, M.A., selaku sekertaris jurusan Tafsir Hadis.

5. Maulana, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 2: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

iii

6. Teristimewa untuk ayahanda Alm Idrus dan ibunda tercinta Sy Rogayah,

kakak-kakak juga adik-adik yang selalu memberi semangat khususnya kepada

salim, Fahmi, Haifah, Haikal, dan bagir.

7. Untuk segenap teman-teman terutama TH C, buat bolang yang udah susah

payah ngebantuin gw, buat Mpi, Kuman, Abus, irfan, wasi, juli, Umi farhah,

Ulfah, Sasa, Ana, zulkarnaen, suryadi, zubaedah el sarkem th b, Asep, sahid

persis mudah-mudahan tobat hehehe and temen-temen KKS Uyeeeeee.

Mudah-mudahan kita kompak selalu.

8. Buat para fans and teman-teman Arkadia, angkor, lepang, ijuk, zonk,

blangka, abus yang udah abis ama abas yang suka belanja ora...and buat neng

Maia lestary yang udah ngebantuin ngetik walaupun dikit

9. Yang terakhir buat seluruh Dosen dan staf pada program study Tafsir Hadis

yang udeh banyak bgt ngasih kenangan ilmu, mudah-mudahan semua para

dosen Ushuluddin diberikan kesehatan, panjang umur, ilmu yang bermanfaat,

dan meninggal dalam keadaan husnul khotimah amiiiin.

Page 3: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

ii

DZIKIR PRESEFEKTIF HADITS

(Studi Kasus Pengaruh Dzikir Ratib al-Atthas di Jama’ah Majlis Ta’lim

Wal Aurd al-Husaini Lemah Abang Cikarang Bekasi)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Thi)

Oleh:

Muhamad Naufal

NIM: 105034001249

Pembimbing

Maulana, M. Ag

19650 2071999031001

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2010 M

Page 4: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

iii

Page 5: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

i

ABSTRAK

Fenomena zikir akhir-akhir ini memang banyak terjadi di berbagai daerah khususnya

Jakarta dan sekitarnya, banyak manusia yang ingin mencari jati dirinya, ketenangan

batin, pengobatan dan juga untuk menarik rejeki melalui zikir, ini juga sejalan dengan

firman Allah swt

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (

Arrad:28)

Inilah yang mendorong penulis menyusun skripsi dengan judul “Zikir Prespektif

Hadis” (studi kasus jama’ah Majlis Talim wal aurad al-Husaini, Lemahabang,

Cikarang Utara, Bekasi).

Penelitian ini memakai dua metode, pertama, penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian secara langsung dan terjun ke dalam komunitas objek,

untuk memperoleh data yang tepat, penulis mendatangi langsung objek penelitian

yaitu pimpinan dan para jamaah Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini Lemahabang

kec. Cikarang Utara – Bekasi.

Kedua, dalam pengumpulan data penulis memakai metode kualitatif yang di

Indonesia dikenal dengan penelitian naturalistik, yaitu penelitian yang di laksanakan

secara alamiah, apa adanya, dan dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi

keadaan dan kondisinya, dan melibatkan 40 jamaah atau responden.

Page 6: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Di zaman modern seperti sekarang ini, manusia banyak dihadapkan pada

persoalan hidup yang kompleks, sehingga tidak jarang ditemukan pada sebagian

orang menemui jalan buntu dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang

dihadapi. Hidup dirasakan menjadi hampa, mudah putus asa, yang pada akhirnya

menimbulkan rusaknya mental. Ketenangan dan kebahagiaan hidup seseorang juga

ditentukan oleh kesehatan mentalnya. Menurut Zakiah Daradjat, kesehatan mental

yang dimaksud adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa,

mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi dan

merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya . 1

Fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap, jiwa, pandangan, dan

keyakinan hidup harus saling membantu dan bekerja satu sama lain sehingga dapat

dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan

bimbang serta terhindar dari kegelisahan dan pertengkaran batin (konflik), kesehatan

mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap sesuatu persoalan dan

kemampuannya menyesuaikan diri dengan dirinya, orang lain, dan lingkunganya.

1 Zakia Darajat, Kesehatan mental , ( Jakarta : PT Toko Gunung Agung, 1996 ) , cet, ke-23, h.

Page 7: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Orang yang sehat mentalnya tidak mudah merasa putus asa, pesimis atau

apatis karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup

dengan tenang dan wajar. Ia akan berusaha mencapai jasmani dan rohani yang sehat

untuk menyesuaikan diri terhadap orde sosial yang ada dan tidak melarikan diri dari

realitas hidup. Sebaliknya, seseorang yang sakit dan kacau mentalnya tidak dapat

memperoleh ketenagan hidup. Jiwa mereka sering terganggu sehingga menimbulkan

stress dan konflik batin, emosi negatif, dan tidak berani menghadapi tantangan

hidup.2

Salah satu cara untuk menumbuhkan dan mencapai mental yang sehat yang

melahirkan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah dengan banyak berzikir kepada

Allah. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam al-Quran surat Ar-Ra‟d ayat 28:

“ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati mereka akan

menjadi tentram”.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa cara memperoleh ketentraman dalam hati

adalah dengan berzikir kepada Allah,3 tetapi tidak semua zikir dapat menentramkan

hati, karena itu syarat zikir yang menentramkan hati adalah harus disertai keimanan.

2 Lynn Wilcox, Ilmu jiwa Berjumpa Tasawuf, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2003), h.

209 3 Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Mekar Surabaya) edisi 2002, h. 341

Page 8: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Zikir adalah upaya menghubungkan diri secara langsung dengan Allah baik dengan

lisan ataupun dengan hati atau memadukan keduanya secara simponi.4

Dan di dalam kitab al-Qirthaas terdapat hadis sebagai berikut :

ن تي ػثد الس حوي تي ػل االشزق ف وتاب ة اتساه ه الطث ل الوا فغ " ولل الؼال هح الفم تسه

ا ف تؼض وتة الطة ػي اس لا ل " ه وسلن : زو الى زسىل اهلل صلى اهلل ػل جاء اػسات

ن الطؼا م والشساب فى هؼد تى فا د ع اهلل لى تا : و لا ل ن وال ستم ا زسىل اهلل ا زجل ستم

...! لصحح

ه الصالج والسالم فمل تسن اهلل الري ضس هغ , اذا اولت طؼا ها او شستت شساتا: فما ل ػل

ا لىم ن ا ح غ الؼل ء ف االز ض وأل ف السوا ء وهى السو فاء ه أل ضسن داء , اسوه ش

وا . واى وا ى ػظ

Dari hadis yang di riwayatkan oleh Abu Dawud” : (Telah berkata seorang

Ulama besar ahli ilmu Dr. Ibrahim bin Abdurahrahman bin „Auf bin al- Azraq dalam

kitab “Tashiilul-Manaafi”, pada sebagian kitab kedokteran, dari Anas ia telah

berkata: “seorang Arab pegunungan (A‟raabi) telah datang kepada Rasulullah saw,

sambil berkata: „Ya Rasulallah, sesungguhnya aku orang yang sedang menderita sakit

yaitu makanan dan minuman tidak dapat masuk secara lurus kedalam perut besarku.

Karena itu do‟a kan lah agar Allah menyembuhkanku”. Maka bersabdalah Rasulallah

saw,: “ucapkanlah”: ن ا ح غ الؼل ء ف االز ض وأل ف السوا ء وهى السو فمل تسن اهلل الري ضس هغ اسوه ش

ا لىم

(denagn menyebut asma‟Allah yang dengan asma‟Nya tidak bemadharrat

sesuatu baik yang ada dibumi maupun yang ada di langit, wahai Dzat yang Maha

Hidup lagi Maha Kekal Abadi, maka tidak akan berbahaya bagimu sesuatu penyakit

walupun penyakit itu berat).

Dari teks hadis yang terdapat di dalam kitab al-Qirthaas menerangkan bahwa

dengan berzikir dapat menjauhkan penyakit baik jasmani maupun ruhani. Zikir juga

4 Qomarudin SF, Zikrullah Membeningkan Hati, Menghampiri Ilahi,(Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2000), h. 26

Page 9: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

berarti ucapan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Istigfar, dan pengagungan asma Allah. Bila

ucapan itu disertai dengan niat untuk membersihkan jiwa dan raga dari semua rayuan

setan dan mengharapkan ridho-Nya. zikir akan membekas dalam hati orang yang

membacanya dan akan menentramkan batin dan fikiran mereka. Dengan zikir kepada

Allah dalam setiap waktu dan keadaan, maka akan tertanam nilai-nilai Ilahiah secara

kukuh yang memancarkan kesadaran akan nilai insaniah, menguatkan badan,

membangkitkan hati dan perasaan sehingga dapat memberikan nilai positif bagi

sikap, pandangan dan tingkah laku seseorang.5

Kemudian dalam berzikir seseorang perlu bimbingan bahkan lebih jauh

memerlukan sebuah lembaga yang terorganisir dengan baik, pada saat ini lembaga-

lembaga tersebut sangat berkembang di Indonesia pada umumnya, dan di Jakarta

pada khususnya, seperti Majlis Rasulullah, Majlis Nurul Mustofa dan majlis zikir

lainya, karna majlis zikir juga sebagai salah satu warisannya Rasulallah saw.

Sebagaiman hadis berikut:

ه اه دخل السىق ولال سج زضاهلل ػ هس ساث زسىل اهلل : وػي ات اهلل صلىازاون ها هاوه

ساثا فمالى ه وسلن مسن ف الوسجد فرهة الاس الى الوسجد وتسوىا السىق فلن سوا ه ا : ػل

تا هساثا فمال سج هازا تن ؟ لالىا : اتاهس تا لىها روسوى اهلل تؼالى ومس ػىى : فواذا زا زا

ساث زسىل اهلل صلى اهلل ػله وسلن: ى لال أالمس فر له ه

5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi Al-Hadromi,

diterjemahkan oleh H.Toha bin Abubakar bin Yahya, AL-QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, (Jakarta:

Darul Ulum Press, 2003 ), Jilid 1, h. 16

Page 10: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Dari Abi Hurairah r.a bahwasanya ia telah memasuki suatu pasar dan berkatalah

ia (kepada orang-orang yang ada di pasar itu). :”kenapakah aku melihat kalian berada

disini, sedang warisan Rasulallah sedang dibagi-bagikan di masjid. Lalu mereka pun

pergi kemasjid dengan meninggalkan kesibukan di pasar, tetapi mereka tidak melihat

adanya warisan yang dibagikan. Mereka berkata:” ya Abu Hurairah, kami tidak

menjumpai warisan sedikitrpun” . Abu Hurairah berkata: apa yang kalian lihat disana

?.” Mereka berkata: Kami melihat ada suatu kelompok orang yang sedang berzikir

kepada Allah, dan ada pula kelompok lain sedang membaca al-Quran. Abu Hurairah

berkata: “ itulah warisan Rasulallah saw. Dan didalam hadist lain yang di keluarkan oleh imam Abu Dawud r.a

bahwasanya Rasulallah saw. telah bersabda kepada Anas r.a:

اى الؼد هغ لىم ر وسوى اهلل تؼا ه وسلن ه لال زسىل اهلل صلى اهلل ػل وػي اس زضى اهلل ػ

ل وألى الؼد . لى هي صالج الغداج حتى تطلغ الشوس احة الى هي اػتك ازتؼح هي ولد اسوا ػ

هي اػتك از تؼح هغ لىم ر وس وى اهلل تؼا لى هي صالج الؼصس حتى غسب الشوس احة ال

(اخسجه اتى داود)

Dari Anas r.a ia telah berkata : “ telah bersabda Rasulallah saw:” bagiku duduk

bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah Ta‟ala sejak shalat subuh hingga terbit

matahari lebih aku senangi (afdhal) dari membebaskan empat orang hamba dari

keturunan ismail. Dan bagiku duduk bersama suatu kaum yang berzikir kepada Allah

sejak shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, lebih dari membebaskan empat

orang hamba. (Abu Daud)

Dari kedua hadis di atas meskipun rasul tidak menyuruh kita untuk berzikir

secara berjamaah tetapi dari teks hadis diatas bahwasanya rasul senang dengan

perbuatan tersebut. Karena berzikir secara berjamaah lebih utama.

Dari berbagai banyaknya bentuk zikir yang kesemuanya itu adalah bertujuan

mengagungkan dan mensucikan asma Allah swt, ada satu zikir yang sering di

bacakan di kalangan Habaib (keturunan Nabi Muhammad saw) yaitu zikir raatib al-

Page 11: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Atthas yang di susun oleh al-Habib Umar bin Abdurahman al- Atthas yang mujarab

dalam mengatasi problem-problem kehidupan jasmani maupun rohani.

Dari latar belakang pemikiran di atas, penulis ingin melihat seberapa besar

dampak dari mengikuti zikir raatib al- Atthas tersebut? Lalu, apakah aplikasi hadis

yang disampaikan oleh para pengajar dalam Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini

berjalan dengan baik dalam kehidupan para pelaku zikir tersebut?. Secara garis besar,

penulis ingin mencari apakah benar dampak berzikir ratib al- Atthas dapat membina

kesehatan mental para pelakunya?

Dan untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penulis ingin membahas

karya ilmiah dengan judul: Zikir Presepektif Hadis. (studi kasus pengaruh zikir

Raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim wal-Aurad al-Husaini, Lemahabang,

Cikarang Utara, kab: Bekasi)

Adapun alasan pemilihan judul skripsi ini adalah:

1. Karena banyaknya faedah atau manfaat yang diterangkan oleh pimpinan

majlis ta‟lim tersebut , maka penulis ingin membuktikan sejauh mana dampak

atau pengaruh zikir tersebut.

2. Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini ini telah memberikan kontribusi dalam

pendidikan rohani bagi masyarakat Cikarang dan sekitarnya.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Page 12: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Dari sekian banyak permasalahan yang penulis angkat di atas, dan juga agar

tidak melebar lebih jauh maka penulis merumuskan pembatasan masalah hanya pada

pelaksanaan zikir yang dilakukan di Majlis Ta‟lim wal-Aurad al-Husaini,

Lemahabang, Cikarang Utara, kab: Bekasi dan penulis ingin mencari apakah benar

dampak berzikir raatib al-Atthas tersebut dapat membina kesehatan mental para

pelakunya?

C. Tujuan penelitian

Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui seberapa banyak bacaan zikir dan

apabila telah selesai penulis inginkan skripsi ini menjadi buku pedoman bagi para

peserta zikir Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini. Dalam hal ini penulis jabarkan

sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa banyak zikir ratib yang sudah ada, karena sejauh yang

penulis tahu, bukan hanya raatib al-Haddad saja, yang pada umumnya

diketahui masyarakat, tetapi ada tiga zikir ratib yang belum diketahui oleh

sebagian besar masyarakat Indonesia

2. Mengetahui pelaksanaan zikir raatib al-Atthas dan sejarahnya .

3. Mengetahui seberapa besar dampak psikologis dari zikir raatib al-Atthas

terhadap jamaah Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini

Page 13: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

4. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan sebagai syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) program Strata Satu (S1) jurusan Tafsir

Hadis fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Mnfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang majlis zikir

secara umum, dan juga dapat menambah pengetahuan tentang banyaknya zikir

dengan para penyusunnya. Dari hal tersebut penulis menjabarkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu cara dalam menciptakan

mental yang sehat dengan jalan berzikir ratib al-Atthas.

2. Hasil penelitian ini juga akan menjadi salah satu buku pedoman bagi para

peserta pemula Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini.

3. Sebagai pengembangan keilmuan bagi penulis dan menambah wawasan

literatur tentang zikir.

E. Tinjauan kepustakaan

Di samping merupakan penelitian ilmiah, skripsi ini juga melakukan kajian

pustaka terhadap skripsi atau karya tulis lainnya yang lebih dahulu membahas tentang

zikir, seperti:

Page 14: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

1. Takhrij hadis-hadis tentang zikir dalam kitab al- Azkar An-Nawawiyah, di

susun oleh: Abdul Syakur: 102034024795 Jakarta 2006 M/1427 H.

2. Konsep zikir dalam al-Quran kajian tafsir Alusi, disusun oleh: Dzikrullah:

198340066 (2003).

Adapun yang membedakan serta menjadikan skripsi ini layak untuk diangkat

adalah skripsi ini mencoba mengaplikasikan pembahasan hadis yang terdapat dalam

kitab al-Qirthaas (syarah dari zikir ratib al-Atthas) yang menerangkan hikmah-

hikmah dan manfaat yang terdapat pada zikir ratib al-Atthas , juga berusaha mencari

seberapa banyak zikir ratib yang ada, karena selama ini sebagian besar masyarakat

dan majlis-majlis yang ada di Indonesia hanya mengetahui zikir ratib al-Hadad saja

yang disusun oleh Habib Abdullah bin Alwi al-Hadad, padahal guru beliau adalah Al-

Habib Umar bin Abdurahman al-Atthas yaitu penyusun ratib al-Atthas .6

Sedangkan skripsi yang sudah ada, hanya menerangkan tentang konsep dan

takhrij hadis yang terdapat pada zikir secara umum dan tidak membahas pengaruh

dari bacaan zikir tersebut, akan tetapai dalam skripsi yang penulis ajukan lebih

khusus kepada apa itu zikir ratib dan pengaruhnya berdasarkan kitab al-Qirthaas bagi

pemakai zikir ratib al-Attas tersebut.

6

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Attas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1, h. 15

Page 15: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

F. Metode penelitian

Dalam metode pembahasan, penulis memakai dua metode, pertama,

penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian secara langsung dan terjun ke

dalam komunitas objek, untuk memperoleh data yang tepat, penulis mendatangi

langsung objek penelitian yaitu pimpinan dan para jamaah Majlis Ta‟lim Wal Aurad

al-Husaini Lemahabang kec. Cikarang Utara – Bekasi.

Kedua, dalam pengumpulan data penulis memakai metode kualitatif yang di

Indonesia dikenal dengan penelitian naturalistik, yaitu penelitian yang di laksanakan

secara alamiah, apa adanya, dan dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi

keadaan dan kondisinya, serta menekankan deskripsi secara alami. Pengambilan data

atau penjaringan fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya. Dengan sifat ini

maka dituntut keterlibatan peneliti secara langsung7. Dengan dua metode diatas

penulis menyimpulkan penelitian kedalam tiga tahap yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah cara untuk memperoleh data dalam bentuk

mengamati serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi. Dengan kata

lain suatu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang

langsung mengikuti tatacara berzikir dalam majlis zikir tersebut .8

7 Hasan hamka, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008) 8 Irwan soehartono , Metode Penelitian Social, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004),

cet. ke-6, h. 69

Page 16: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

secara langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat

atau di rekam dengan alat perekam (tape recorder).9 Disisni penulis

melakukan wawancara kepada peserta zikir dan juga kepada pemimpin majlis

zikir tersebut.

3. Angket (kuesioner)

Angket (kuesioner) adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh

responden yaitu beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-

hari juga dampak zikir ratib terhadap kehidupan rohani maupun jasmani responden.

Adapun penggalian data melalui angket ini ditempuh dengan cara Self Administation.

Self Administration maksudnya adalah responden melakukan pengisian daftar angket

sendiri.10

Mengenai teknik penulisannya secara umum sesuai dengan buku “Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang di terbitkan oleh UIN Jakarta Press

2005.

G. Sistematika penulisan

Adapun sistematika penulisannya yaitu:

9 Irwan soehartono , Metode Penelitian Social, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2004),

cet. ke-6, h. 67-68 10

Muhammad Nasir , Metodologi penelitian , ( Jakarta : Ghahlia Indonesia, 1985 ), h.185.

Page 17: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Bab I (satu) Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Petode Penelitian,

Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

Bab II (dua) Landasan Teori, yang membahas tentang Pengertian Zikir

Secara Umum: Anjuran Berzikir, Keutamaan Majlis Zikir, Tatacara dan Adab

Berzikir, Faedah Berzikir dengan Lisan, Faedah Berzikir dengan Hati, Pengertian

Zikir Ratib: Macam-macam Zikir Ratib, Pengertian Zikir Ratib al-Atthas, Susunan

Zikir Ratib al-Atthas, Biografi Habib Umar (penyusun ratib al-Atthas), Kesehatan

Mental: Pengertian kesehatan Mental, Ciri-ciri Mental sehat.

Bab III (ketiga) Kumpulan Hadis-hadis: Pengertian Hadis, Hadis-hadis

tentang Zikir, Hadis-hadis Tentang kesehatan, Hubungan Zikir dengan Kesehatan,

Hubungan Zikir dengan Psikologi.

Bab IV (keempat) Waktu dan tempat penelitian,: Profil Majlis Ta‟lim Wal

Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, kab: Bekasi, Tujuan dan Misi

Majlis, Struktur Organisai, Populasi Peserta Anggota Zikir, Pengumpulan Pengolahan

dan Analisis Data: Deskripsi Responden seputar zikir, Deskripsi Responden seputar

Psikologi.

Bab V (kelima) Kesimpulan dan Saran.

Page 18: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 6

D. Manfaat Penulisan ................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka....................................................................... 7

F. Metodologi Penelitian............................................................... 10

G. Sistematika Penulis ................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Zikir Secara Umum ................................................ 13

1. Anjuran Berzikir ................................................................. 17

2. Keutamaan Majlis Zikir ...................................................... 19

3. Tatacara dan Adab Berzikir ................................................ 20

4. Faedah Berzikir Dengan Lisan ........................................... 22

Page 19: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

5. Faedah Berzikir Dengan Hati ............................................. 23

B. Pengertian Zikir Ratib

1. Macam-Macam Zikir Ratib .................................................. 23

2. Pengertian Zikir Ratib al-Atthas ........................................... 24

3. Susunan Zikir Ratib al-Atthas ............................................... 25

4. Biografi Habib Umar (penyusun ratib al-Atthas) .................... 30

C. Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan Mental ................................................... 35

2. Ciri-ciri Mental Sehat ............................................................... 39

BAB III KUMPULAN HADIS-HADIS

A. Pengertian Hadis ....................................................................... 42

1. Hadis-hadis Tentang Zikir .................................................... 43

2. Hadis-hadis Tentang kesehatan ............................................ 44

3. Hubungan Zikir Dengan Kesehatan ..................................... 47

4. Hubungan Zikir Dengan Psikologi ....................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 51

1. Profil Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini ......................... 51

a. Tujuan dan Misi Majlis Ta‟lim Wal Aurad al-Husaini. 53

b. Struktur Organisai............................................................. 54

Page 20: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Zikir ............................. 54

d. Populasi Peserta atau Anggota Zikir ................................ 54

B. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

1. Deskripsi Responden Seputar Zikir

2. Deskripsi Responden Seputar Psikologi......................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 75

B. Saran ......................................................................................... 75

Page 21: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian zikir secara umum

Kata zikir adalah bentuk tunggal (mufrad), sedangkan bentuk jamaknya adalah

al-adzkar. Dalam al-Quran , kata zikir dan yang berakar kata sama disebutkan

sebanyak 292 kali, termuat dalam 36 surat (25 surat Makkah dan 11 surat Madinah).1

Kata-kata zikir sendiri, yang bentuk kata kerja benda (masdhar) terulang sebanyak 76

kali.2 kata dzikir yang berbentuk masdar (kata benda kerja)

3 mempunyai makna yang

bervariasi, salah satunya berarti peringatan. Misalnya, kata zikir a yang terulang

sebanyak 23 kali dan tadzkirah yang terulang sebanyak 10 kali, mempunyai arti

peringatan. Menurut Ibn Qayim, kata zikir a mempunyai arti yang sama dengan kata

zikir tetapi dalam bahasa yang lebih halus (alblagh).4

1 Muhammad fu‟ad „Abd al-Baqi. Al Mu’jam al-Mufahras liAlfadz al-Qur’an al-Karim,

(Beirut:Dar al-Fikr, 1981), h.270-275. 1Muhammad fu‟ad „Abd al-Baqi. Al Mu’jam al-Mufahras liAlfadz al-Qur’an al-Karim,

.Sedangkan dalan al-Quran muncul dalam tujuh kata jadian (Istiqaq). Yaitu fi’il madhi ( verba lampau

aktif dan pasif): fi’il mudhari’ (verba sedang aktif dan pasif): fi’il amr‟ (verba perintah aktif). Mashdar

(verba non): Ism fa‟il(ajectiv/kata benda pelaku); Ism Maf‟ul (ajectiv objek) dan al mubalaghah

(bentuk kata benda jadian yang menunjukan penekanan, penegasan atau pergandaan sifat dari objek

yang disifati).

3.Dalam bahasa Arab, mashdar termasuk dalam kategori ism (kata benda abstrak), tetapi ia

tetap menga2ndung arti kerja yang menunjukan kepada suatu peristiwa yang tidak terikat oleh factor

waktu tertentu. Lihat; Musthofa Ghalayaini, Jami al-Durus al Arabiyah, (Beirut; Maktabah

Mishiriyah, 1990), juz I., h.33.

4Syams al-Din „Abd Allah Muhammad ibn Qayim al Jawziah, al Wabl al-Shayyib wa Rifi al

Kalim al Thayyib, (Damaskus; Mktabah Darl Bayan, tt), h.182.

Page 22: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

14

Secara etimoloigis, zikir merupakan masdhdar (kata benda) dari kata kerja

dzakara-yadzkuru-dzikir an yang berakar kata dari huruf dzal-kaf-ra. Menurut Ibn

Manzhur, dzakara berarti menjaga sesuatu dengan menyebut atau mengingatnya. Ibn

Ishaq, mengartikan dengan mengambil pelajaran. zikir juga berarti kehormatan atau

kemuliaan (al-syaraf), nama baik (al-shit), al-kitab yang isinya menjelaskan agama

(al-din), shalat dan doa serta pujian (al-tsana) atasnya.5 Abu Abbas mengartikan zikir

dengan shalat dengan membaca al-Qur‟an, tasbih, do‟a syukur dan taat.6

Kata zikir, menurut Abd‟Allah Abbas al-Nadwi dalam Qamus Alfadz al-Qur‟an

alKarim ‘Arabi-Injilisi, berarti sebutan (mention), ingatan (remembrance

recollection), peringatan (remember-admotion), doa (invacation), nama baik

(reputation), dan kemashuran (renown).7

Dalam kaitan dengan pengertian diatas, Mu’jam alfadz al-Qur’an alKarim

memberikan uraian lebih rinci tentang pengertian zikir yang mempunyai empat arti

dasar dari kata tersebut yaitu: pertama, mengucapkan dan menyebut nama Allah,

serta menghadirkanya dalam ingatan. kedua, mengingat nikmat Allah dengan

menghadirkan Allah dalam kehidupan kita menjalankan kewajiban kita sebagai

5 Ibn Manzhur, Lisan al-„Arab (Beirut: Dar Shadir,), jilid IV, h.308-333. Dan sebagai

perbandingan lihat pula Thahir Ahmad al-Zawiy, Tartib al-Qamus al-Muhit (Kairo: Isa al-Babiy al-

Halabi wa al-Syirkah,tt.), juz 2, h. 262Lois Ma‟luf, Al-Munjid Fi al-Lughah wa I’lam (Beirut:

Kattulikiyah,tt), h.236 6 Ibn Manzhur, Lisan al-‘Arab (Beirut: Dar Shadir,), jilid IV, h. 301

7 Abd‟Allah „ Abbas al-Nadwi, Qamus Alfadz al-Qur’an al Karim ‘Arabi-Injilisi (Chicago:

Iqra‟ Internasional Education, 1986), h. 200

Page 23: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

15

hamba. Ketiga, mengingat Allah dengan menghadirkanya dalam hati yang disertai

dengan tadabbur, baik disertai dengan ucapan lisan atau tidak. Keempat, Allah

mengingat hamba-Nya melalui pembalasan kebaikan kepada mereka dan mengangkat

derajatnya.8

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia di artikan sebagai: (1) puji-

pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang, (2) doa atau puji-pujian berlagu

(dilakukan pada perayaan Maulid Nabi saw), dan (3) perbuatan mengerjakan zikir.9

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kata dzikir secara etimologi berarti mengingat

sesuatu baik dengan hati maupun dengan ucapan. Kata zikir juga dapat berarti kitab-

kitab Allah, peringatan, pelajaran, kemuliaan atau kehormatan, nama baik, doa dan

pujian.

Selanjutnya secara terminology pengertian zikir didefinisikan sebagai berikut:

al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum al-Din, dengan mengutip pendapat al-Hasan,

mengatakan bahwa zikir terbagi menjadi dua macam yaitu: pertama, zikir

(mengingat) Allah, antara diri kita dan Allah, cara ini sangat baik dan besar

pahalanya; kedua, mengingat kepada Allah Yang Maha Suci ketika dia meng

8 Majma‟ al-Lughah al-„Arrabiyah, Mu’jam Alfaz al-Quran al-Karim (Kairo: al-Hay‟ah al-

Mishriyah,tt), jilid I. h. 437 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka. 1996), h.1136

Page 24: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

16

haramkan sesuatu.10

Al-Razi mengelompokan pengertian zikir dalam tiga macam,

yaitu: pertama, sebutan lidah (zikir bi al-Lisan) ialah memuji-Nya (tahmid),

mensucikanya (tasbih),dan mengagungkanya (majdun), dan membaca al-Qur‟an.

Kedua,ingatan hati (zikir bi al-qalb) ialah memikirkan dalil-dalil wujud Allah dan

sifat-sifat-Nya. Memikirkan dalil-dalil perintah dan larangan-Nya untuk dapat di

ketahui hukum-hukum-Nya. Memikirkan rahasia-rahasia yang terkandung dalam

peroses penciptaan alam. Ketiga, zikir anggota badan (zikir bi al-jawarih) ialah

mempergunakan seluruh anggota badan untuk ketaatan kepada-Nya.11

Imam nawawi

dalam kitab al-Adzkar mengatakan hakekat zikir ialah kehadiran hati dapat dilakukan

dengan lidah tetapi lebih utama dengan hati secara bersamaan, serta berusaha

memikirkan dan memahami makna apa yang dibacanya. Zikir juga tidak terbatas

pada masalah tasbih, tahlil, takbir, dan sejenisnya, melainkan semua amal ketaatan

yang diniatkan kepada Allah swt.12

Dalam Ensklopedi hukum islam, zikir ialah menyebut, menuturkan, mengingat,

menjaga, mengerti dan perbuatan baik. Ucapan lisan, gerakan raga, maupun getaran

hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah swt, upaya untuk menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada Allah

10

Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, Ihya’Ulum al-Din (Semarang: Thaha

Putra,tt), juz I, h. 259 11

Fakhr al-Din ibn Dhiya‟ al-Din „Umar Muhammad al-Razi, Al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih

al-Ghayb (Beirut: Dar al-Fikr, 1985), jilid II, h, 159-160 12

Abu Zakariya Yahya ibn Syaraf al-Nawawi, Kitab al-Azdkar (Beirut: Darul al-Nabhim,

1997), h. 4

Page 25: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

17

swt, dengan selalu ingat kepada-Nya; keluar dari suasana lupa masuk kedalam

suasana musyahadah (saling menyaksikan) dengan mata hati, akibat dorongan rasa

cinta yang mendalam kepada Allah swt.13

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa zikir adalah suatu aktifitas

mengingat Allah swt yang dapat dilakukan dengan cara yaitu pertama, mensucikan,

memuji-Nya, membaca al-Qur‟an, serta mengucapkan kalimat baik lainya, yang

dilakukan dengan lisan. Kedua, mengingat dengan hati, yakni dengan memikirkan

tanda-tanda kebesaran-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan ketiga, mengingat-Nya dengan

anggota tubuh, yakni, dengan mentaati segala perintah-Nya dalam setiap waktu dan

tempat.

1. Anjuran berzikir

Banyak ayat-ayat al-Qur‟an yang menyerukan manusia agar berzikir seperti :

Hai orang-orang yang beriman berzikirlah (dengan menyebut nama Allah,

sebanyak-banyaknya. Dan bertasbih di waktu pagi dan petang. ( Q.S. Al-ahzaab: 41-

42)14

13

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jkarta: Ikhtiar Baru van Hove, 1996), jilid

VI., h. 2016 14

Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Mekar Surabaya) edisi 2002,

h.599

Page 26: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

18

Karan itu , ingatlah kamu kepada ku niscaya Aku ingat pula kepada mu.

(al baqarah :152)

Dan Kami akan menghidupkanya pada hari kiamat dalam keadaan buta Barang

siapa yang berpaling dari mengingatKU. Maka sesungguhnya baginya penghidupan.

( Thaha:124)

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (

Arrad:28)15

Dan di dalam hadis pun Rasul saw. menganjurkan kita agar berzikir kepada

Allah swt.

لا ي سعي ص اهلل ع١ ع اخز ت١ذ ا جث عار ت اهلل ا أل دثه ): ع عار ٠ا

ي: ف اهلل فما ي ذم صالج ا ف دتش و عار ٢ ذذ ع ص١ه ٠ا ع روشن ): ا اع ا

عثا دذه دغ (شىشن

Dari Mu;adz bin Jabal bahwa Rasulullah saw telah memegang tangannya dan

bersabda: “ Hai Mu‟dz, demi Allah sesungguhnya aku menyayangimu karena Allah,

lalu beliau bersabda : “ Aku berwasiat kepadamu hai Mu‟adz, jangan sekali-kali

engkau tinggalkan seusai shalat untuk mengucapkan (Ya Allah, tolonglah agar aku

selalu mengingat-Mu, mensyukuri-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu).16

15

Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Mekar Surabaya) edisi 2002, 16

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi,

diterjemahkan oleh H.Toha bin Abubakar bin Yahya, AL-QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, (Jakarta:

Darul Ulum Press, 2003 ),jilid I. h. 16

Page 27: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

19

لاي غ١ش اظ لعذ ): لاي سعي اهلل ص اهلل ع١ ع: ع ا عح ث ص افجش ف ج

د ٠ز وشاهلل ذعا در شج ذا ع واء جش دجح وا د ص سوعر١ ظ ث .……ذطع اش

د د.……ذا ذا

Dari Anas dan lainya ;”Telah bersabda Rasulallah saw “: Barang siapa yang

shalat fajar (subuh) berjamaah, kemudian ia duduk berzikir kepada Allah hingga

terbit matahari melakukan sholat dua raka‟at (dhuha), maka baginya pahala seperti

pahala ibadah hajji dan umroh yang sempurna, sempurna, sempurna. ( Telah berkata

Atturmudzi: Hadist Hasan) 17

Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadis yang berbicara mengenai zikir,

bahkan al-Quran dan hadis-hadis seluruhnya menarik kita untuk berzikir kepada

Allah baik secara lisan atau dengan kesungguhan secara amaliah maupun secara

aqidah. Maka fahamilah baik-baik firman Allah Ta‟ala.

2. Keutamaan Majlis Zikir

لاي اغق دخ ا ش٠شج سض١اهلل ع ات ي اهلل : ع ١شاز سع ا ا صاساو

١شاثا فما ا ٠ش ق ف ا اغ ذشو غجذ ة ااط ا ا غجذ فز ف ا ٠مغ ع : اهلل ع١

شاثا فماي اسا٠را ش٠شج ا : ٠ا اتا ؟ لا ارا سا٠ر : ف ٠مش ع اهلل ذعا ا ٠زوش ا ل سا٠ر

١شاز سعي اهلل ص اهلل ع١ ع: لاي أامش فز ه

Dari Abi Hurairah r.a bahwasanya ia telah memasuki suatu pasar dan berkatalah

ia (kepada orang-orang yang ada di pasar itu). :”kenapakah aku melihat kalian berada

disini, sedang warisan Rasulallah (sedang) dibagi-bagikan di masjid. Lalu mereka

pun pergi kemasjid dengan meninggalkan kesibukan di pasar, tetapi mereka tidak

17

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas. Jilid I. h. 20

Page 28: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

20

melihat adanya warisan yang dibagikan. Mereka berkata:” ya Abu Hurairah, kami

tidak menjumpai warisan sedikitrpun” . Abu Hurairah berkata: apa yang kalian lihat

disana ?.” Mereka berkata: Kmi melihat ada suatu kelompok orang yang sedang

berzikir kepada Allah, dan ada pula kelompok lain sedang membaca Al-quran. Abu

Hurairah berkata: “ itulah warisan Rasulallah SAW.

Dan di dalam hadist lain yang di keluarkan oleh imam Abu Dawud r.a

bahwasanya Rasulallah s.a.w telah bersabda kepada Anas r.a:

اهلل ذعا ٠ز وش ع ل العذ ٢ا ع ي اهلل ص اهلل ع١ لاي سع اهلل ع اظ سض ع

ا ع١ ذ اع اعرك استعح ظ ادة ا صالج اغذاج در ذطع اش العذ . أل

اعرك اس تعح ظ ادة ا صالج اعصش در ٠غشب اش اهلل ذعا ٠ز وش ع ل

(اخشج ات داد)

Dari Anas r.a ia telah berkata : “ telah bersabda Rasulallah saw:” bagiku duduk

bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah Ta‟ala sejak shalat subuh hingga terbit

matahari lebih aku senangi (afdhal) dari membebaskan empat orang hamba dari

keturunan ismail. Dan bagiku duduk bersama suatu kaum yang berzikir kepada Allah

Ta‟la sejak shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, lebih dari membebaskan empat orang hamba. (Abu Daud)

18

Dari kedua hadis di atas meskipun rasul tidak menyuruh kita untuk berzikir

secara berjamaah tetapi dari teks hadis diatas bahwasanya rasul senang dengan

perbuatan tersebut.

3. Tatacara dan Adab Berzikir

Supaya zikir itu membekas didalam hati, tidak hampa hendaklah di jaga adab

dan tata tertib berzikir. Hasan al- Bana merumuskan tata tertib zikir sebagai berikut:

18

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas. Jilid I h.20

Page 29: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

21

a. Khusyu

Dalam berzikir harus sopan dan menghayati makna setiap kalimat yang

diucapkannya dan berusaha menanamkanya sampai membekas kedalam hati.19

Seyogyanya orang yang berzikir itu berkelakuan dengan sebaik-baiknya kelakuan,

jika ia dalam keadaan dududk maka hendaklah menghadap kiblat dengan sikap

khusyu, menghinakan diri kepada Allah, tenang dan menundukan kepala.20

b. Merendahkan suara

Dalam berzikir harus merendahkan suara semaksimal mungkin, disertai

kesadaran yang tinggi dan penuh harap, tidak terganggu kepada yang lain tertuju

hanya kepada Allah.21

c. Seiring dengan berjamaah

Bila zikir dilakukan secara bersamaan maka ikutilah secara bersamaan baik

bacaanya maupun iramanya.

d. Bersih pakaian dan tempat, pada waktu yang tepat, sehingga harapan, kesucian

hati, dan kemurnian niat berpadu menjadi satu.22

Al-Imam Al-Jalil Abu Maisarah ra, mengatakan, janganlah menyebut asma

Allah kecuali di tempat yang baik, mulut orang pezikirpun hendaknya bersih, apabila

19

Hasan Al-Bana, Zikir dan Do’a yang diajarkan Rasulullah, (Jakarta: Media Dakwah,

1997), cet V, h. 7 20

T.M. Hasbi Ash Shiddiqy, pedoman Zikir dan Do’a, (Semarang; Pustaka Rizki Putra), h. 52 21

Hasan Al-Bana, Zikir dan Do’a yang diajarkan Rasulullah, h.7 22

Hasan Al-Bana, Zikir dan Do’a yang diajarkan Rasulullah, h.7-9

Page 30: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

22

mulutnya berubah (yakni berbau tidak enak), hendaklah menghilangkannya terlebih

dahulu dengan bersiwak (menggosok gigi)23

e. Memelihara sikap khusyu dan akhlak

Senantiasa harus memelihara sikap khusyu dan ahlak atau sopan santun dalam

berzikir, menjauhi hiruk-pikuk dan keramaian yang dapat menggangu ketenangan

serta hilangnya pengaruh zikir didalam jiwa.

Bila ahlak dan adab berzikir tersebut di pelihara dengan baik, insya Allah zikir

tersebut dapat bermanfaat dan dapat membekas di hati sehingga terasa nikmat, jiwa

menjadi tenang, dada terasa lapang berkat limpahan karunia Allah.24

4. Faedah Berzikir Dengan Hati dan lisan

Al-Qoodhi „iyaadh telah berkata “ zikir kepada Allah itu ada dua macam” yaitu

zikir dalam hati dan zikir dengan lisan.25

Zikir dalam hati itu ada dua macam yang

pertama adalah bentuk zikir yang paling tinggi dan agung yaitu memikirkan

(mrenungi ke Agungan Allah Ta‟ala, Kebesaran-Nya, dan alam raya-Nya,

Hal diatas tersebut telah di kuatkan dengan hadis sebagai berikut:

kemudian ( sebaik-baiknya zikir adalah yang bersifat tersembunyi ) خ١ش از وش اخف

yang kedua adalah berzikir kepada Allah di dalam hati mengingat perintah-

perintahNya dan larangan-laranganNya, karena itu hendaklah mentaati dan

23

Imam Nawawi, Khasiat Zikir dan Do’a (Terjemah Kitab Azakirun Nawawiyah), (Bandung;

Sinar Bru Al-Gesindo, 1995), cet I, H. 21 24

Hasan Al-Bana, Zikir dan Do’a yang diajarkan Rasulullah, h.7-9 25

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003 ), jilid I. h. 23

Page 31: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

23

mengerjakan apa-apa yang di perintahkaNya dan menjauhi apa-apa yang di

larangNya.26

Adapun zikir dengan lisan disebut juga zikir yang paling lemah namun tidak

mengurangi ke Agungan Allah karena secara langsung bibir kita bergerak dan telinga

kita mendengar apayang kita ucapkan, dengan demikian akan lebih terangsang otak

ini untuk berfikir kebesaran-Nya. Namun yang lebih baik menurut Al-Qodhii iyalah

berzikir dengan menggunakan keduanya. karena akan bergerak antara lisan dan hati

secara bersamaan

B. Pengertian Zikir Raatib

Kata raatib mempunyai banyak arti, sedangkan yang di maksud disini adalah

berasal dari kata (ساذرة ) ب خ س yang berarti mengatur atau tesusun27

.Raatib adalah

suatu yang tersusun, teratur dan rapi. Seperti dalam istilah sholat rawatib, adalah

sholat-sholat yang diamalkan oleh Rasulallah saw. pada waktu-waktu tertentu, begitu

juga dengan raatib, yaitu ziki-zikir yang berupa do‟a yang tersusun dan di baca pada

waktu-waktu tertentu.

1. Macam-macam zikir raatib

26

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003 ), jilid I. h. 23

27

H. Irfan Zindy, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta; Dian Rakyat, 1998), cet I. h. 238

Page 32: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

24

Diantara zikir raatib al-Atthas masih terdapat beberapa zikir raatib yang semua

mengandung penyebutan keagungan Allah dan doa-doa yang terdapat didalamnya,

diantaranya yaitu :

a. Raatib al–Hadad, yang disusun oleh Habib Abdullah bin Alwi al-Hadad,

b. Raatib al-Idrus yang disusun oleh Habib Abdullah bin Abubakar al-Idrus.

c. Raatib al-Muhdor yang disusun oleh Habib Ali bin Aabubakar Assakran.

2. Pengertian zikir rataib al-Atthas

Tidak berbeda dengan zikir raatib yang lain, zikir raatib yang di sususn oleh

Habib Umar bin Abdurahman al-Atthas ini, yaitu, berisi tentang kebesaran dan

keagunan Allah, doa ampunan kepada Allah, shalawat, tahlil, tasbih, takbir, tawakal

dan kepasrahan kepada Allah Swt.

Dan di dalam kitab al-Qirthaas raatib al-Atthas berarti penjaga, pelindung,

tameng atau benteng. Maksudnya adalah doa-doa yang mengandung perlindungan

atau penjagaan kepada Allah mulai dari hal-hal zohir (lahir atau jasmani) hingga

penjagaan hal-hal batin (rohani).28

Raatib al-Atthas ini dijuluki dengan banyak nama seperti :

a. Aziz al-Manaal wa fath Baab al-Wishol ( sesuatu yang sukar diperoleh

dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah SWT)

28

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Athas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003 ),jilid I. h.11

Page 33: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

25

b. Husn al-Hashin (kubu yang kokoh)

c. Al- Kibriyaat al-Ahmar (belerang yang merah)

d. Zubdat al-Azdkar (pati segala zikir)

e. Ad-Diryaaq al-Mujarrob (penawar bagi racun yang mujarab)29

3. Susunan zikir raatib al-Atthas.

تغ اهلل اشد اشد١

افاذذح أ دضشج اث ذذ ص اهلل ع١ أ أصذات ال ث خصصا إ سح

ع١ذا اإلا امطة األفاط اذث١ة عشت عثذاشد اعطاط اش١خ ع ت عثذاهلل تاساط

.. أص فشع أ اهلل ٠رغشا تشدح اغفشج افاذذح

.

أعر تاهلل اش١طا اشج١

تغ اهلل اشد اشد١

إذا اصشاط *إ٠ان عثذ إ٠ان غرع١*ه ٠ اذ٠*اشد اشد١*اذذ هلل سب اعا١١

* صشاط از٠ أعد ع١ غ١شاغضب ع١ ال اضا١*اغرم١

(ثال ز شج)أعر تاهلل اغ١ع اع١ اش١طا اشج١

أضا زامشأ ع جث شأ٠ر خاشعا رصذعا خش١ح اهلل ذه األثاي ضشتا اط

ع ٠رفىش اهلل از ال إ إالاع١ اغ١ة اشادج اشد اشد١ اهلل از الإ

إال اه امذط اغال اؤ ا١ اعض٠ضاجثاس ارىثش عثذا اهلل عا ٠ششو

اهلل اخاك اثشئ اصس األعاء اذغ ٠غثخ اف اغاخ األسض

اعض٠ضاذى١

29

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1,h. 41

Page 34: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

26

(ثال ز شج)أعر تاهلل اغ١ع اع١ اش١طا اشج١

(aku berlindung kepada Allah yang maha mendengar lagi maha mengetahui dari

godaan syetan yang terkutuk.)

(ثال ز شج)أعر تىاخ اهلل ارااخ شش ا خك

( aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna (al quran) dari kejahatan

seluruh mahluk.)

(ثال ز شج)تغ اهلل از ال ٠ضش ع اع ش١ئ ف األسض ال ف اغاء اغ١ع اع١

)dengan menyebut nama Allah. Yang dengan namaNya tidak akan bermadharrat

sesuatu baik yang dibumi maupun dilangit dan Dia Maha Tinggi lagi maha Agung)

(عششج شج)تغ اهلل اشد اشد١ الدي ال لج إال تاهلل اع اعظ١

(Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, dan tidak

ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha

Agung)

(ثال ز شج)تغ اهلل اشد اشد١

(Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang)

(ثال ز شج)تغ اهلل ذذصا تاهلل تغ اهلل ذوا تاهلل

(Dengan menyebut Nama Allah, kami berlindungkepada Allah dengan menyebut

Nama Allah, kami bertawakal kepada Allah)

(ثال ز شج)تغ اهلل أا تاهلل ٠ؤ تاهلل الخف ع١

(Dengan menyebut Nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa

beriman kepada Allah, tidak ada rasa takut padanya)

Page 35: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

27

(ثال ز شج)عثذا اهلل عضاهلل عذا اهلل ج اهلل

(Maha suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha Suci Allah, Maha Agung Allah)

(ثال ز شج)عثذا اهلل تذذ عثذا اهلل اعظ١

(Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, Maha Suci Allah yang Maha Agung)

(استع شج)عثذا اهلل اذذهلل الإ إال اهلل أهلل أوثش

(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan yang patut

disembah selain Allah dan Allah Maha Besar)

(ثال ز شج)٠اط١ف تخم ٠اع١ا تخم ٠اخث١شا تخم أطف تا ٠اط١ف ٠اع١ ٠اخث١ش

(Wahai Allah yang Maha Penyayang kepada Mahluknya, Wahai Allah yang Maha

Mengetahui tentang MhlukNya, Wahai Allah yang mengawasi Mahluknya sayangilah

kami wahai dzat yang Maha Penyayang, Ynag Maha Mengetahui, dan Yang Maha

Mengawasi)

(ثال ز شج)٠اط١ف ٠ضي أطف تا ف١ا ضي إه ط١ف ذضي أطف تا اغ١

(Wahai Allah yang Maha Penyayang kepada Mahluknya, Wahai Allah yang Maha

Mengetahui tentang Mahluknya, Wahai Allah yang Maha mengawasi Mahluknya,

sayangilah kami wahai dzat yang Maha Penyayang, Yang Mha Mengetahui, dan yang

Maha Mengawasi)

(استع١ شج)الإ إال اهلل

(Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah)

(شج )الإ إال اهلل ذذ سعي اهلل (Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah)

Page 36: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

28

(عثع شج)دغثااهلل ع او١ (Cukuplah Allah bagi kami sebaik-baik pelindung)

(عشش شج)ا ص ع ذذ ا ص ع١ ع

(Ya Allah, anugerahilah rahmat kepada Muhammad. Ya Allah, anugerahilah rahmat

dan kesejahteraan kepadanya)

(ادذعشش شج)أعرغفشاهلل

(Aku mohon ampun kepada Allah)

(ثال ز شج)ذائث إ اهلل

(Kmi semuanya beraubat kepada Allah)

(ثال ز شج)٠ا أهلل تا ٠ا أهلل تا ٠ا أهلل تذغ اخاذح

(Ya Allah, dengan rahmatMu kami mohon dianugerahi husnul khatimah)

غفشاه ستا إ١ه اص١ش ال ٠ىف اهلل فغا إال ععا ا ا وغثد ع١ا ا اورغثد ستا ال

ذؤاخزا إ غ١ا أ أخطأا ستا ال ذذ ع١ا إصشا وا در ع از٠ لثا ستا ال

ذذا ا ال طالح ا ت اعف عا اغفش ا اسدا أد الا فاصشا ع ام

اىافش٠

افاذذح

إ سح ع١ذا دث١ثا شف١ع١ا سعي اهلل ذذ ت عثذاهلل ص اهلل ع١ أ أصذات

أصاج رس٠ر أ اهلل ٠ع دسجاذ ف اجح ٠فعا تأعشاس أاس ع فذاذ

٠جعا دضت ٠شصلا ذثر ٠رفاا ع ر .تشواذ ف اذ٠ اذ١ا األخشج

(افاذذح اثاتى اهلل)٠ذششا ف صشذ

افاذذح

إ سح ع١ذا افم١ امذ ذذ ت ع تاع أص فشع ج١ع عاداذا أي أت

ع ر اذمق ع١ أجع١ أ اهلل ٠غفش ٠شد ٠ع دسجاذ ف اجح ٠فعا

(افاذذح اثاتى اهلل)تأعشاس أاس ع فذاذ تشواذ ف اذ٠ اذ١ا األخشج

Page 37: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

29

افاذذح

أ سح ع١ذا دث١ثا تشورا صادة اشاذة لطة األفاط اذث١ة عشت عثذاشد

اعطاط اش١خ ع ت عثذاهلل تاساط أصا فشعا ر اذمق ع١ا أجع١ أ

اهلل ٠غ ٠شد ٠ع دسجاذ ف اجح ٠فعا تأعشاس أاس ع فذاذ

(افاذذحاثاتىاهلل)تشواذ ف اذ٠ اذ١ا األخشج

افاذذح

ث إ أساح اذ٠ ...ث إ سح,إ أساح األ١اء اشذاء اصاذ١ األئح اشاشذ٠

ث إ أساح أاخ أ ز اثذج اؤ١ .شا٠خا ع١ا ر اذمق ع١ا أجع١

اؤاخ اغ١ اغاخ أ اهلل ٠غفش ٠شد ٠ع دسجاذ ف اجح ٠فعا

(افاذذح اثاتى اهلل)تأعشاس أاس ع فذاذ تشواذ ف اذ٠ اذ١ا األخشج

افاذذح

تامثي ذا و عؤي أي صالح اشأ ظاشا تاطا ف اذ٠ اذ١ا األخشج دافعح ى

ششجاثح ى خ١ش ا ألدثاتا اذ٠ شا٠خا ف اذ٠ ع اطف اعاف١ح ع ١ح أ اهلل

٠س لتا لاثا ع ارم اذ اعفاف اخ ع اذ٠ اإلعال اإل٠ا تال ذح

الارذا تذك ع١ذ ذ عذا ى ١ح صاذح إ دضشج اذث١ة ذذ ص اهلل ع١ ع

(افاذذح)

تغ اهلل اشد اشد١

اذذ هلل سب اعا١ دذا ٠اف ع ٠ىافئ ض٠ذج ٠ا ستا ه اذذ وا ٠ثغ جالي جه

اىش٠ عظ١ عطاه عثذاه ال خص ثاء ع١ه وا أث١د ع فغه فه اذذ در

Page 38: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

30

ذشض ه اذذ إرا سض١د ه اذذ تعذ اشض ا ص ع ع ع١ذا ف األ١

ص ع ع ع١ذا ذذ ف األخش٠ ص ع ع ع١ذا ذذ ف و لد د١

ص ع ع ع١ذا ذذ ف اإل األع إ ٠ اذ٠ ص ع ع ع١ذا ذذ در

ذشز األسض ع١ا أد خ١ش ااسث١ ا إا غرذفظه غردعه أد٠اا أتذاا

أفغا أاا أا و ش١ئ أعط١را ا اجعا إ٠ا ف وفه أاه ع١ارن جاسن

و ش١طا ش٠ذ جثاسع١ذ ر ع١ ر تغ ششو ر ششإه ع و ش١ئ لذ٠ش

ا دطا تارم اإلعرماح أعزا جثاخ اذاح ف اذاي ااي ااي إه ع١ع

اذعاء ص ا تجاه جاله ع ع١ذا ذذ ع ا صذث أجع١ اسصلا واي

تفض عثذا سته سب اعضج عا ٠صف عال . اراتعح ظاشا تاطا ٠ا أسد اشاد١

ع اشع١ اذذ هلل سب اعا١ 30

4. Bografi Al-Habib Umar bin Abdurahman Al-Athas

Al-Habib Umar bin Abdurahman al- Atthas lahir sekitar tahun 992 H di kota

lisk, disebuah perkampungan di kota Inat, Hadrramaut, Yaman.31

Beliau lahir dari

sebuah pernikahan yang penuh berkah dari al Habib Abdurahman bin Agil dengan

Syarifah Muznah binti Muhammad al jufri, seorang wanita salihah dan dikenal sangat

tekun dalam peribadatannya kepada Allah swt. Sedangkan al Habib Abdurahman bin

Aqil dikenal sebagai seorang ulama yang mendalam ilmunya serta memiliki derajat

yang tinggi di sisi Allah .

Al Habib Umar bin Abdurahman menghabiskan masa kecilnya di kota lisk,

beliau dibesarkan dibawah asuhan dan pengawasan ayahandanya. Beliau

30

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Athas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003 ), jilid II. h.322 31

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1,

Page 39: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

31

mendapatkan pendidikan dasar yang sempurna di tangan paman beliau, yang

merupakan ulama besar dimasa itu, seorang yang shalih dan memiliki keteguhan jiwa

yang kuat, al Habib Husain bin Syaikh Abu Bakar bin Salim.

Semenjak kecil beliau telah kehilangan kedua pengelihatanya, namun Allah swt

menggantinya dengan pengelihatan hati yang terang benderang serta kecerdasan dan

daya ingat yang luar biasa. Semenjak kecilnya, beliau sudah gemar beribadah,

menjaga kebersihan lahir dan batinya. Dari tempat tinggal beliau di lisk, beliau sering

mengelilingi masjid-masjid di kota Tarim dan menimba air dari beberapa sumur

untuk memenuhi kebutuhan air dari masjid-masjid tersebut

Al Habib Umar mengambil sanad dan ilmu dari banyak ulama besar dan

masyaikh di masa itu, yang sebagian besar adalah murid dari Sayyidina Syaikh Abu

Bakar bin Salim. Beliau juaga menimba ilmu dari putra-putra Syaikh Abu Bakar bin

Salim, di antaranya, al Habib Husain, al Habib Hamid dan al Habib Muhdor. Di

antara guru beliau adalah imam Muhammad bin Abdurahman al Hadi bin Isa

Barakwah as Samarqandi dari beliaulah al Habib Umar mendapatkan“ talkin adzikr”

dan beberapa zikir, diantaranya yang dikenal dengan “ zikir tauhid”.32

Al Habib Umar mendapatkan sanad mushafahah dari salah satu guru beliau,

yakni as Sayyid Muhammad al Hadi bin Abdurahman bin Syihabudin, denagn sanad

tersambung hingga Rasulullah saw. al Habib Umar bin Abdurahman al-Atthas

32

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1, h. 15

Page 40: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

32

memulai perjalanannya dalam Thoriqoh Sufiyah dibawah pengawasan guru-guru

beliau. Beliau menerima “ijazah” sekaligus “libasu khirqah” dari guru utama beliau

al habib Husain bin Sykh Abubakar bin Salim, dengan sanad tersambung dari

ayahnya hingga kepada al Faqih al Muqaddam Muhammad bin Ali.33

Sedangkan al faqih al Muqaddam Muhammad bin Ali dalam silsilah

spiritualnya memiliki dua sanad , yang pertama: dari ayah beliau al Imam Ali bin

Muhammad terus bersambung keatas hingga Rasulallah saw. Dan yang kedua: beliau

peroleh dari syikh Abu Madyan yang juga terus bersambung hingga Rasulullah saw.

Demikian al habib Umar mendapatkan pendidikan yang sanagt baik, dan menapaki

perjalanan ruhaniahnya dengan sempurna hingga jadilah beliau seorang yang

mendalami ilmunya dan mulia akhlaknya.34

Dalam riwayat yang diterima al Habib Umar Shahibur raatib ini memiliki

perawakan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, tampan, memiliki

jenggot yang lebat, berwibawa, dipinggang kirinya tumbuh sesuatu seperti mata

cincin, beliau selalu wangi karena beliau sangat gemar dengan wewangian.

Adapun silsilah beliau sebagai berikut:

Umar bin Abdurahman bin Aqil bin salim bin Abdullah bin Abdurahman bin

Abdullah bin Al Imam Abdurahman as Saqqaf bin Muhammad Mauladdawilah bin

33

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1, h. 19

34

Habib Munzir al-Musawa, majlis Rasulallah.org, selasa 1 feb 2010

Page 41: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

33

Ali bin Alwi bin Al Fqih Muqaddam bin Muhammad bin Ali bin Muhammad

Shahibul Mrbath bin Ali bin Alwi Khali Qasam bin Muhammad binAlwi bin

Ubaidilah bin Al Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa bin Muhammad An Naqib bin Ali Al

Uraidhi bin Jafar Ashsadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin

Husain bin Ali bin Abi Tahalib wa Fatimah binti Muhammad Rasulallah saw.35

Kiprah dakwah habib umar bin abdurahman al-atthas

Pada sekitar tahun 1040 H. atas dorongan dan perintah gurunya yang bernama

Habib Husin bin Syaikh Abu Bakar bin Salim, beliau hijrah ke kota Huraidhah untuk

mengemban tugas mulia membangun sebuah konstruksi dakwah di wilayah yang

masih sangat tandus dan sangat membutuhkan siraman keimanan, membimbing dan

medidik umat, mengajak mereka kepada cahaya ilmu dam keselamatan.

Atas permintaan Syaikh Najjad Azdebani, maka pada awalnya beliau menetap

dirumahnya dan mengawali perjuangan di kota Huraidhah. Beliau sering

mendamaikan antara dua pihak yang berselisih, apabila mendapatkan undangan,

beliau selalu menyempatkan diri untuk datatng meski harus dengan susah payah.

Beliau juag berpegang kuat pada sifat wara (berhati-hati) dalam segala hal

Beliau memiliki jiwa pengajar dan pendidik yang bijaksana, kesungguhan yang

sangat kuat dalam dakwahnya yang meneruskan ajaran Rasulullah saw. peran beliau

35

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Athas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003 ), jilid I. h.8

Page 42: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

34

sangat penting dalam keberhasilan dakwah dilembah-lembah Hadramut, Yaman.

Sampai akhirnya beliau menyusun zikir yang terkenal dengan sebutan zikir Ratib al

Atthas yang sampai saat ini masih banyak di lantunkan dibeberapa belahan dunia

termasuk Indonesia yang masih melantunkan zikir yang disusun oleh beliau, salah

satunya banyak kaum muslimin Indonesia yang ketika hendak melaksanakan ibadah

haji pasti terlebih dahulu membacakan zikir ratib al-Atthas tersebut, karena sudah

menjadi budaya dikalangan masyarakat muslim Indonesia pada umumnya. Betapa

luasnya manfaat dakwah beliau sehingga terasa kesemua penjuru di dunia dengan

satu karya belia yaitu Ratib al-Atthas

Pada kamis tengah malam, tanggal 23 Rabiuts Tsani 1072 H di kota Nfhun,

beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian jasad beliau yang mulia

dibawa ke Huraidhah untuk dimandikan oleh salah satu murid yang dicintainya Syikh

Abbas Abdullah Bahfas permintaan beliau sendiri sebelum wafat. Di kota inilah jasad

suci beliau kemudian dimakamkan dengan dihadiri pra tokoh pemuka dan berbagai

kalangan masyarakat. Tak henti-hentinya orang datang silih berganti kepusara beliau

dan berta‟ziah kepada keluarga beliau. Hujanpun turun denagn lebatnya, membawa

berkah bagi semua, khususnya daerah yang gersang dan kekeringan.36

36

Tohir Husain Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007), cet.

ke- 1, h. 33

Page 43: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

35

C. Kesehatan Mental

Ada suatu dimensi yang menarik didalam diri manusia dan berpengaruh besar

dalam kehidupan manusia yaitu mental/kejiwaan yang mengendalikan keadaan

manusia agar dapat hidup sehat, tentram dan bahagia.

1. Pengertian kesehatan mental

Kesehatan berasal dari kata sehat, yang artinya baik seluruh badan serta bagian-

bagiannya (bebas dari sakit)37

“mental bersangkutan dengan batin dan watak manusia,

yang bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang

diperhatikan, melainkan juga pembangunan batin dan watak.”38

“kesehatan mental

adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neorose) dan gejala-

gejala penyakit jiwa (psikose).”39

Menurut zakia Daradjat, “mental dalam terminology psikiatri dan psikoterapi

seiring digunakan sebagai kata ganti personality.”40

Yang berarti bahwa “mental

adalah semua unsure-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan yang

37

Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia (Jakarta: Balai Puastaka, 2002), Edisi Ke-3. h. 1011 38

Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia , Edisi Ke-3. h. 733 39

Abdul Aziz al-Qussy (Terjemahan). Pokok-pokok Kesehatan Mental, Alih Bahasa Zakiah

Daradjat (Jakarta: Bulan bintang), cet. Ket-II. H. 13 40

Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (Jakarta: Bulan Bintang,

1987), cet. Ke-52, h. 35

Page 44: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

36

keseluruhan dan kebulatanya menentukan corak laku, cara menhadapi sesuatu hal

yang menekan perasaan mengecewakan, menggembirakan dan sebaginya.41

Di bawah ini adalah pengertian kesehatan menurut Dr. Zakiah Daradjat:

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa

(neorose) dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).

b. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.

c. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk

mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan

yang semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan

orang lain serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.

d. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh

antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi

problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif

kebahagiaan dan kemampuan dirinya.42

Dari pengertian kesehatan mental di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kesehatan mental adalah terhindar dari gangguan penyakit kejiwaan, mampu

menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan, tidak

41

Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. , h. 35 42

Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. , h. 14

Page 45: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

37

ada konflik dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia serta dapat

menggunakan potensi yang ada seoptimal mungkin.

Menurut Hanna Djumhana Bastaman dengan melihat pengertian di atas dapat

disimpulkan, tolak ukur kesehatan jiwa yakni:

a. Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan.

b. Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar

peribadi yang bermanfaat dan menyenangkan.

c. Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat,

dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungan.

d. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, dan berupaya menerapkan tuntunan

agama dalam kehidupan sehari-hari.43

Berdasarkan tolak ukur diatas kiranya dapat digambarkan secara ideal bahwa

“orang yang benar-benar sehat mentalnya adalah orang yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha secara sadar, merealisasikan nilai-nilai

agama, sehingga kehidupannya itu dijalaninya sesuai dengan tuntunan agamanya. Ia

pun secara sadar berupaya mengembangkan berbagai potensi dirinya, seperti bakat,

kemampuan, sifat, dan kualitas-kualitas pribadi lainya yang positif. Sejalan dengan

itu iapun berupaya untuk menghambat dan mengurangi kualitas-kualitas negative

43

Hanna Djumana Bastman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islam

(Yogyakarta: Mustaka Pelajar, 2005), cet. Ke-4, h. 134

Page 46: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

38

dirinya, karena sadar bahwa hal itu dapat menjadi sumber berbagai gangguan (dan

penyakit) kejiwaan. Dalam pergaulan ia adalah seorang yang luwes, dalam artian

mampu menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan tanpa ia sendiri kehilangan

identitas dirinya serta berusaha secara aktif agar berfungsi dan bermanfaat bagi

dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Ada benarnya bila oarang dengan

kesehatan mental yang naik digambarkan sebagi seseorang yang sehat jasmani-

ruhani, otaknya penuh denagn ilmu-ilmu yang bermanfaat, ruhaninya sarat denagn

nilai-nilai agama dan sosial budaya yang luhur. Pada dirinya seakan-akan telah

tertaman dengan suburnya moralitas dan rasa makmur yang memberi manfaat dan

melimpah ruah kepada sekelilingnya.”44

Penulis membatasi bahwa indicator kesehatan mental adalah kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menggunakan potensi yang dimilikinya,

dan menghadapi masalah-masalah ringan dengan baik, serta merasakan ketenangan

dalm jiwanya, karena tidak ada seorangpun yang menginginkan kesusahan dalam

hidupnya, juga tidak ada seorangpun yang tidak ingin kepada kesenangan dan

kebahagiaan yang tidak lain bersumber dari sehatnya mental. Semua orang akan

berusaha membebaskan dirinya dari berbagi kesusahan dan penderitaan yang

menderanya.

44

Hanna Djumana Bastman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islam. h

135

Page 47: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

39

2. Cirri-ciri mental sehat

Orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh ketenangan hidup, hal ini

menyebabkan timbulnya emosi negative sehingga ia tidak mampu mencapai

kedewasaan psikis mudah putus asa dan bahkan ingin bunuh diri.45

Kartini Kartono secara ringkas menyatakan ada tiga faktor yang menyebabkan

timbulnya kekalutan mental, yaitu:

a. predisposisi struktur biologis atau jasmaniyah dan mental atau

kepribadian yang lemah.

b. Konflik-konflik sosial dan konflik-konflik cultural yang mempengaruhi

diri manusia.

c. Pemaksaan batin (internalisasi) dari pengalaman oleh diri si subjek yang

salah.46

Sebaliknya orang mentalnya sehat akan merasa suasana batin yang aman

tentram dan sejahtera. Berbagai usaha untuk mencapai kebahagiaan, keamanan,

ketentraman batin dan kesehatan mental, pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai

ketenagan hidup.

Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat

mempunyai tanda-tanda khas antara lain sebagai berikut:

45

Yusak Bahruddin,Kesehatan Mental untuk Fakultas Tarbiah Komponen MKK (Bandung;

CV Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke- h. 17 46

Kartini Kartono, Hygiene Mental da Kesehatan Mental dalam Islam (Bandung; Mandar

Maju, 1989), h. 241.

Page 48: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

40

a. Adanaya kombinasi dari segenap energy, potensi dan aktifitasnya.

b. Efisiensi dalam setiap tindakanya.

c. Memiliki tujuan hidup.

d. Bergairah dan tenang harmonis batinya.47

Maka orang yang sehat mentalnya itu mudah mengadakan penyesuaian diri

terhadap tuntutan lingkunganya, juga mampu beradaptasi aktif dan lancar mengatasi

semua masalah yang timbul dalam perubahan-perubahan sosial.

Pada umumnya setiap orang memiliki mental yang sehat, namun karena suatu

sebab, ada sebagian orang yang memiliki mental yang tidak sehat. Orang yang tidak

sehat mentalnya memiliki tekanan-tekanan batin, denagn suasana batin seperti itu

keperibadian seseorang menjadi kacau dan terganggu ketenangannya, gejala inilah

yang menjadi pusat pengganggu ketenangan jiwa.

Ketenagan hidup dapat dicapai bila seseorang dapat memecahkan keruwetan

jiwa pada dirinya, yang menimbulkan kesulitan hidup, hal ini dapat dilakukan bila ia

berusaha membersihkan jiwa agar tidak terganggu ketenangannya dan tidak terjadi

konflik-konflik maupun rasa takut.48

Jasmani dapat dikatakan sehat apabila energy yang ada mencukupi, daya tahan

yang ada mencukupi, memiliki kekuatan untuk menjalankan aktifitas dan kondisi

47

Kartini Kartono, Hygiene Mental da Kesehatan Mental dalam Islam. h. 243 48

Yusak Bahruddin,Kesehatan Mental, h. 17

Page 49: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

41

badan terasa nyaman dan sehat. Orang yang meniliki sifat-sifat yang khas, antara lain

mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memiliki tujuan hidup yang

jelas, memiliki konsep diri yang jelas, memiliki koordinasi antara setiap potensi

denagn usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan integritas kepribadian, memiliki

batin yang tenang.49

49

Yusak Bahruddin,Kesehatan Mental, h. 9

Page 50: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

42

Page 51: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

42

BAB III

HADIS-HADIS TENTANG ZIKIR

A. Pengertian Hadis

Hadis secara etimologis (bahasa) ialah cerita, percakapan baik dalam konteks

agama maupun duniawi, atau dalam konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian

aktual,

Hadis secara terminologis (istilah), sinonim dengan sunnah, keduanya diartikan

segala sesuatu yang diambil dari Rasulullah saw., sebelum dan sesudah diangkat

menjadi Rasul. Menurut ulama Muhaddisin terdapat pengetrian hadis yang luas,

yakni tidak hanya mencakup sesuatu yang dimarfu‟kan kepada Nabi Muhammad saja,

tetapi perkataan, perbuatan, dan taqrir,1 yang disandarkan kepada sahabat dan tabi‟in

pun di sebut hadis.2

Hadis juga merupakan sumber utama ajaran Islam di samping al-Qur‟an.

Karenanya hadis Nabi saw memiliki fungsi yang berkaitan dengan al-Qur‟an, yaitu

sebagai penjelas bagi al-Qur‟an; penjelas secara global, menerangkan yang sulit,

membatasi yang mutlaq, mengkhususkan yang umum dan menguraikan ayat-ayat

yang ringkas, bahkan kadangkala menetapkan suatu hukum yang tidak terdapat dalam

1 Taqrir berasal dari bentuk masdar kata kerja Qarrara dimana secara etimologi istilah Taqrir

berarti penetapan, persetujuan. Lihat Muhammad bin Muqarran bin Mansyur, Lisan al-Araby, (Mesir:

Dar Misriyah, juz V), h.394, menurut istilah Taqrir tidak berkomentarnya Nabi saw, atas perbuatan

yang dilakukan oleh para sahabat, baik disaksikan atau didengarnya. 2 Fathur Rahman, Ikhtisar Mustalah Hadis, (Bandung: PT Ma‟arif, 1974), h.24

Page 52: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

43

al-Qur‟an.3 Dengan demikian hadis merupakan tuntunan praktis terhadap al-Qur‟an,

4

Fungsi ini ditegaskan oleh al-Qur‟an surat an-Nahl:44, yaitu:

Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr (al-Qur‟an) agar kamu menerangkan kepada manusia tentang apa yang diturunkan

kepada mereka.

Hadis mempunyai fungsi yang berhubungan dengan pembinaan hukum Islam,

dengan merujuk kepada imam Syafi‟i dalam ar-Risalah, Abdul Halim menegaskan

bahwa dalam kaitannya dengan al-Qur‟an ada 2 (dua) fungsi as-Sunah yang tidak

diperselisihkan oleh ulama; Bayan Taklid dan Bayan Tafsir.5 Yang pertama,

menguatkan atau menggaris bawahi apa yang terdapat dalam al-Qur‟an.6 Fungsi

kedua memperjelas, merinci, bahkan membatasi pengertian lahir dari ayat-ayat

alQur‟an. Kedua fungsi hadis tersebut, memberikan kontribusi yang besar dalam

kehidupan kaum muslimin, baik semasa Nabi saw, sahabat, Tabi‟in, Tabiu at-

Tabi‟in,maupun masa sekarang.

1. Hadis- hadis tentang zikir

3 Ending Syaifuddin Ansyari, WawasanIslam: poko-poko pemikiran Islam dan Umatnya,

(Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada, 1993), h. 35 4 M. Ajaj al-Khatib, Ushul Hadis, ter. M. qodirun Nur, Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya

Media Pertama, 2001) h. 35 5 Abudin Nata, Metodologi Study Islam, (Jkarta: Rajawali Press, 2002) h. 194

6 M. Qurais Shihab, Membumikan al-Qur‟an: Fungsi dan peranan wahyu dalam kehidupan

masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), h.21

Page 53: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

44

لال س غ اس ا ػح ثى لؼد ): لال زسل اهلل صه اهلل ػه سهى: ػ صهى انفجس ف ج ي

سج ذايد ر كساهلل ذؼا نى حرى ػ كاء جس حجح كا د ن س ثى صهى زكؼر .……ذطهغ انش

ذايد.……ذايد

Dari Anas dan lainya ;”Telah bersabda Rasulallah saw “: Barang siapa yang

shalat fajar (subuh) berjamaah, kemudian ia duduk berzikir kepada Allah hingga

terbit matahari melakukan sholat dua raka‟at (dhuha), maka baginya pahala seperti

pahala ibadah hajji dan umroh yang sempurna, sempurna, sempurna. ( Telah berkata

Atturmudzi: Hadist Hasan)7

اهلل ذؼا و ر كس الؼد يغ ل ا سهى ل اهلل صهى اهلل ػه لال زس اس زظى اهلل ػ ػ

م ا ػ ند اس اػرك ازتؼح ي س احة انى ي صالج انغداج حرى ذطهغ انش الؼد . نى ي أل

اػرك از تؼح ي س احة ان صالج انؼصس حرى غسب انش اهلل ذؼا نى ي و ر كس يغ ل

(اخسج ات داد)

Dari Anas r.a ia telah berkata : “ telah bersabda Rasulallah saw:” bagiku duduk

bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah Ta‟ala sejak shalat subuh hingga

terbit matahari lebih aku senangi (afdhal) dari membebaskan empat orang hamba

dari keturunan ismail. Dan bagiku duduk bersama suatu kaum yang berzikir kepada

AllahTa‟la sejak shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, lebih dari

membebaskan empat orang hamba.” (Abu Daud)8

2. Hadis Tentang Dzikir dan Kesehatan

هح يساء كم ن و ل فى صثا ح كم ػثد م : يا ي ء فى اال زض ش تسى اهلل انري عس يغ اس

ء ش ى ثال ز يساخ ا نى عس غ انؼه انس اء (زا انرسيري اتداد ػثا ت ػفا)فى انس

(Hamba mana saja yang mengucapkan dipagi setiap hari, dan sore setiap malam):

7 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi,

diterjemahkan oleh H.Toha bin Abubakar bin Yahya, AL-QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, (Jakarta:

Darul Ulum Press, 2003 ), Jilid 1, h. 20 8 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, Jilid 1, h. 24

Page 54: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

45

ى غ انؼه انس اء فى انس ء فى اال زض ش تسى اهلل انري عس يغ اس

(Dengan menyebut asma‟ Allah yang dengan asma‟Nya tidak bermadharrat

sesuatu baik (yang ada) dibumi maupun (yang ada) di langit. Dan Dialah yang maha

mendengar lagi maha mengetahui) 3x, maka tidak akan bermadharrat sesuatu

apapun). (HR. Atturmudzi, Abu Dawud dan Usman bin Affaan r.a.).9

Dan didalan suatu riwayat dari Abu Dawud: “ فجاءج تالء ia tidak akan) ”نى ذصث

mendapat musibah secara mendadak).

ػه االشزق ف كراب ت ػثد انس ح ى ت ة اتسا انطث ا فغ " لم انؼال يح انفم م ان ذس

اس لا ل " ا ف تؼط كرة انطة ػ : ز سهى ل اهلل صهى اهلل ػه انى زس جاء اػسات

انشساب فى يؼد ذى فا د ع اهلل نى تا : لا ل ى انطؼا و ال سرم ى ل اهلل ا زجم سرم ا زس

...! نصحح

انسالو انصالج شستد شساتا: فما ل ػه فمم تسى اهلل انري عس يغ , اذا اكهد طؼا يا ا

و ا ل ى ا ح غ انؼه انس ا ء أل ف انس ء ف االز ض ش أل عسن داء , اس فاء

ا ػظ كا . ا

(Telah berkata seorang Ulama besar ahli ilmu Dr. Ibrahim bin Abdurahrahman

bin „Auf bin al- Azraq dalm kitab “Tashiilul-Manaafi”, pada sebagian kitab

kedokteran, dari Anas ia telah berkata: “seorang Arab pegunungan (A‟raabi) telah

dating kepada Rasulullah saw, sambil berkata: „Ya Rasulallah, sesungguhnya aku

orang yang sedang menderita sakit (yaitu) makanan dan minuman tidak dapat masuk

secara lurus kedalam perut besarku. Karena itu do‟a kanlah agar Allah

menyembuhkanku”. Maka bersabdalah Rasulallah saw,: “ucapkanlah”:

ى غ انؼه انس ا ء أل ف انس ء ف االز ض ش تسى اهلل انري عس يغ اس

(Dengan menyebut asma‟Allah yang dengan asma‟Nya tidak bemadharsrrat

sesuatu baik (yang ada) dibumi maupun (yamg ada) di langit, wahai Dzat yang Maha

9 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, , AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, Jilid 1, h. 173

Page 55: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

46

Hidup lagi Maha Kekal Abadi), maka tidak akan berbahaya bagimu sesuatu penyakit

walupun penyakit itu berat).10

Ibn Zhofar menyebutkan didalam kitabnya ” Annasoihu”

ح فى انكالو ػهى ؼح انث ػهى انه ػهى انحفى شسح د ت يح ت خ ػثد انسح ذ كس انش

ذؼا نى " انثا سط " اس كا ا ظس يسج ف انسى ا زتؼ ر اند زداء اطؼ جا زح ألت ا

ل ىم غ انؼه انس ا ء أل ف انس ء ف االز ض ش , فمم تسى اهلل انري عس يغ اس

ا ازاد ا كم كه

(Disebutkan oleh Asy-syikh Abdurahman bin Muhammad bin Ali Alhanafi

dalam syarah nya pada ”Allam‟atul-buniyyah” mengenai pembicaraan tentang

asma‟Allah Ta‟ala ” bahwa seorang jariyah (budak perempuan) milik Abu انثا سط"

Darda telah memberinya makanan racun sebanyak 40 x, namun racun itu tidak

berbahaya baginya, karna setiap akan makan ia selalu mengucapkan:

." تسى اهلل انر ي ال عس يغ اس شء فى االءزض ال فى انساء انسغ انؼاى ا ح ا لو ”

Kemudian, seperti yang dikatakan Addamiri didalam kitabnya ”Hayatu al-

Hayawaani” ia telah berkata: ”Sesungguhnya ia (Jariah Abu Dardaa) telah berkata

kepada Abu Dardaa: ”Dari bangsa apakah engkau?”. Dia berkata: ”Aku adalah

manusia seperti engkau juga”. Ia berkata pula:”Bagaimana engkau sebagai manusia,

sedang aku memberimu makan racun sebanyak 40 x dan membahayakanmu?”. Abu

Dardaa‟ berkata:”Apakah engkau tidak mengetahui bahwa orang yang berzikir

(mengingat) Allah tidak berbahaya sesuatu baginya ?” dan sesungguhnya aku telah

10

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, , AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, Jilid 1, h. 174

Page 56: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

47

mengingat Allah dengan asma‟Nya yang paling agung (al-a’zhom), lalu jariyah

bertanya: ”Apakah itu?” Abu Dardaa‟ menjawab:

." تسى اهلل انر ي ال عس يغ اس شء فى االءزض ال فى انساء انسغ انؼاى ا ح ا لو ”

Kemudian Abu Dardaa betanya pula:”Apakah yang menyebabkan engkau

melakukan itu kepadaku (neracuniku)?, Jariyah itu berkata:”Karena rasa benciku

padamu” , kemudian Abu Dardaa pun berkata:”Sekarang, aku merdekakan engkau

karena Allah, dan tidak mengapa engkau telah melakukan itu kepadaku”. 11

B. Hubungan zikir dengan kesehatan

1. Hubungan zikir dengan kesehatan jasmani

Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari The American National

Health Research Center (pusat penelitian kesehatan Amerika), pembandingan antara

orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukan hasil yang

sangat mengejutkan.

Sebagi contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan

agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60 % lebih sedikit,

tingkat bunuh diri 100 % lenih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan

tingkatan yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini diantar para perokok.

11

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba‟alawi Al-Hadromi, , AL-

QIRTHAAS, Sarah Ratib Al- Atas, Jilid 1, h. 176

Page 57: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

48

a. Ibadah dan keyakinan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik

pada kesehatan manusia dari pada keimanan kepada apapun yang lain.

Dalam sebuah pengkajian yang di terbitkan dalam International Journal of

Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran,

di laporkan bahwa orang yang mengaku tidak berkeyakinan agama menjadi

lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup yang lebih pendek.

Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang

dua kali lebih besar menderita pemyakit usus-lambung dari pada mereka

yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernafasan 66

% lebih tinggi dari pada mereka yang beragama.

Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa

sebagai “dampak kejiwaan”. Ini berarti bahwa keyakinan beragama

meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik kepada

kesehatan.

Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang

lebih mengejutkan lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut di

periksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat dari pada pengaruh

kejiwaan apapun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan

antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr.

Herbert Benson dari Fakultas Kedoteran Harvard telah menghasilkan

kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walupun bukan seorang

yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan

keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan

manusia daripada keimanan apapun yang lain.

Benson menyatakan, dia telah menmyimpulkan bahwa tidak ada keimanan

yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagimana keimanan

kepada Allah.

b. Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga ini ?

kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam

kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah di krndalikan

untuk percaya kepada Allah.

c. Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima,

adalah sebuah rahasia yang dinyatakan di dalam al-Quran denagn kalimat ini

“…hanya dengan mengingat Allah hati mereka menjadi tentram”. (QS. Ar

Ra‟d 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang

berdoa dan berharap kepadnya, lebih sehat secar ruhani dan jasmani adalah

karena mereka berperilaku sesuai denagn tujuan penciptaan mereka. Filsafat

dan system yang tidak selaras denagn penciptaan manusia selalu mengarah

pada penderitaan dan ketidak bahagiaan. Kedokteran modern sekarang

sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata

Page 58: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

49

Patrick Glynn: “ penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih kurang

24 tahun telah menunjukan bahwa,…. Keyakinan agama adalah satu diantara

sejumlah kaitan paling serasi dari seluruh kesehatan jiwa dan

kebahagiaan”.12

2. Hubungan zikir dengan kesehatan jiwa

Surat al-Ra‟d ayat 28 menyebutkan bahwa dengan mengingat (dzikir) kepada

Allah maka hati mereka menjadi tentram. Dzikir sebagi metode mencapai

ketenangan hati, di lakukan denagn tata cara tertentu. Dzikir dipahami dan di ajarkan

dengan mengucapkan kalimat-kalimat Thayyibah secara keras (dzikir jahr), dan

dengan kalimat-kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat Syahadat Lilaha illa

Allah ke lafaz Allah dan sampai ke lafaz Hu, sebenarnya hubungan dzikir dengan

ketentraman jiwa dapat di analisis secara ilmiah.

Dzikir secara Lughawi artinya ingat atau menyebut, jika diartikan menyebut

maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika di artikan ingat, maka kegiatan berfikir

dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka dua alur

fikiran yang dapat diikuti:

a. Manusia memiliki potensi intelektual, potensi itu cenderung aktif bekerja

mencari jawaban atas sesama hal yang belum di ketahuinya. Salah satu hal

yang merangsang berfikir adalah adanya hukum kausalitas (sebab-akibat)

dimuka bumi ini. Jika seseorang melahirkan penemuan baru, bahwa A di

sebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang

menyebabkan B, begitu seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di

tentukan oleh potensi intelektual manusia akan di ikuti oleh penyelidikan

12

Ardi‟s Dic: Dzikir, Patrick Glynn. God : The Evidence, The Reconiliation of Faith and

Reason in a Postsecular Word ( California: Prima Publising, 1997), 80-81

Herbert Benson, and Mark Stark, Timeless Healing ( New York: Simon Schuster: 1996) 203

www. Harun Yahya.com. selasa, 22 Desember 2009.

Page 59: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

50

berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran

yang lama, dan selanjutnya yang lebih baru akan di temukan mengoreksi

kebenaran yang lebih lama.

Sebagai mahluk yang berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap

“kebenaran ilmiah” sampai ia menentukan kebenaran perennial melalui

jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilmiah

atau terpandunya pikiran dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk

mencari kebenaran yang lain. Dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak

gelisah dan tidak ada konflik batin.

Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah swt dengan segala

hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tentram dalam arti tentram

yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan sang

pecipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi

memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak

kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah

mencapai al-Nafs al-Muthma‟innah.

b. Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang terbatas, tidak ada habis-

habisnya, padahal apa yang di butuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat

memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu

yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena

yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu

dan keinginan).13

Dari keterangan diatas bahwasanya dzikir dapat berpengaruh bagi kesehatan

jasmani juga kesehatan jiwa,karena zikir merupakan kegiatan yang menghubungkan

antara ketenangan batin dan juga ketenangan fikiran. Dengan kita Mengagungkan dan

berserah diri kepada Allah maka akan timbul rasa optimis dan menghilangkan rasa

pesimis yang ada pada diri kita.

13 www. Karunia.co.cc/2009 pengaruh…..( sumber: cuplik.com) selasa 04 agustus 2009

Page 60: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

51

Page 61: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

51

BAB IV

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

A. Profil Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini

Di awal tahun 1992 tepatnya bulan 11 Desember Habib Idrus bin Salim

mendirikan majlis ta’lim ini dengan latar belakang dorongan hati yang

memnginginkan adanya penerus dakwah ayahnya yaitu Habib Salim bin Husain yang

datang dari negri Yaman, Hadromut memang sengaja untuk berdakwah dengan cara

dor to dor atau dari rumah ke rumah dengan sedikit membawa minyak wangi untuk

di jual, atas dorongan itulah Habib Idrus meneruskan dakwah ayahnya yang

mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat Cikarang.1

Pada awal di dirikanya majlis tersebut Habib Idrus membuka dakwahnya ke

berbagai tempat, salah satunya, Muara Gembong daerah pesisir pantai dengan tujuan

untuk menarik para jamaah agar memeriahkan majlis tersebut, beliau juga memakai

dakwah ayahnya dengan cara dor to dor, karena pada saat terbentuknya majlis ta’lim

hanya beranggotakan empat orang.

Seiring dengan perkembangan industri kota Cikarang semakin banyak pula

pendatang yang mencari nafkah di kota ini, mulai dari pedagang, buruh pabrik dan

pegawai pemda setempat yang menjadi warga kota cikarang, dengan sebab tersebut,

1 Wawancara pribadi dengan istri Habib Idrus pada tanggal 18 februari 2010

Page 62: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

52

semakin banyak pula masyarakat yang merespon dan menjadi jamaah Majlis Ta’lim

Wal Aurad al-Husaini.

Masih pada tahun 1992 bertepatan dengan bulan Maulid Habib Idrus membuat

acara Maulid Nabi besar Muhammad saw, respon masyarakat bertambah besar

sehingga acara tersebut di hadiri oleh lebih dari 200 jamaah, dan pada saat itu pula di

umumkannya pengajian majlis zikir yang diadakan pada setiap hari jum’at bada ashar

dengan memakai zikir raatib al-Atthas. Pada tahun 2007 tepatnya bulan maret Habib

Idrus bin Salim al-Atthas menghembuskan nafasnya sehabis mengisi ceramah agama

di satu tempat di kota cikarang, dengan demikian terhentilah semangat dakwah Habib

Idrus, lalu di teruskan oleh putra beliau yang bernama Habib Salim bin Idrus bin

Salim bin Husain al-Atthas.

Dengan menggantikan posisi yang di pegang oleh ayahnya, Habib Salim

mengembangkan dakwahnya, dengan cara menambah jadwal kegiatan pengajian rutin

yang awalnya hanya ada pada jumat sore ditambah menjadi hari sabtu setelah isya

dengan tujuan meningkatkan iman dan islam para pemuda Cikarang, dan merubah

imej malam minggu sebagai malam hura-hura menjadi malam zikir, dengan tuntunan

membaca raatib al-Atthas dan Maulid Adiaul Ami. Dan sampai saat ini jamaah Majlis

Ta’lim Wal Aurad al-Husaini berjumlah lebih dari 500 jamaah.2

2 Wawancara dengan Habib Salim bin Idrus al-Atthas pada tanggal 25 februari 2010

Page 63: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

53

a. Tujuan dan Misi Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini

Adapun tujuan didirikanya majlis talim ini yaitu:

1. Tujuan

Tujuan Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini antara lain:

a) Melanjutkan dakwah Habib Salim bin Husain al-Atthas

b) Untuk mengenalkan raatib al-Atthas kepada masyarakat luas

c) Mempererat ukhuah di antara umat Aslam dan umat yang lain melalui majlis

zikir

d) Dan tujuan yang paling utama adalah menegakan syariat- syariat Islam dalam

kehidupan umat

2. Misi

Misi Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini antara lain:

a) Menghidupkan al-Quran melalui pintu zikir.

b) Menciptakan umat yang selalu menyebarkan kasih sayang dimanapun,

kapanpun dan kepada siapapun.

c) Menambah pengetahuan tentang tauhid agar terciptanya iman yang kokoh.3

b. Struktur Organisasi

3 Wawancara dengan Habib Salim bin Idrus al-Atthas pada tanggal 25 februari 2010

Page 64: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

54

Struktur Organisasi yang ada pada majlis ta’lim wal aurad al-Husaini baru

terbenuk pada bulan desember 2009, yang memang pada dasarnya habib idrus selaku

perintis majlis ini tidak membuat struktur organisasi seperti sekarng ini ujar habib

salim, tetapi agar lebih terarah dan rapih di buatlah struktur organisasi yang di ketuai

oleh habib salim bin idrus bin salim bin Husain al atthas.4

Adapun strutur organisasinya sebagi berikut:

- Ketua umum : Habib Salim bin Idrus al-Atthas

- Sekertaris : Ustd, Taufik, Ustd, Abul kholik S.fil. i

- Bendahara : Adin, Iwan

- Seksi Komunikasi : Suarlin, Ustd, Ajeng

- Seksi Peralatan dan Perlengkapan : Sartono, Arwadi

- Seksi Konsumsi : Nur Sani, Paul

- Seksi Transportasi : Encuy, Firman

- Seksi keamanan : Awa, Ojek

- Seksi Dokumentasi : Sigit, Basit

c. Wktu dan Tempat Pelaksanaan Zikir

4 Wawancara dengan Habib Salim bin Idrus al-Atthas pada tanggal 25 februari 2010

Page 65: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

55

Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini mengelar zikir rutinnya pada hari kamis,

membahas kitab tauhid, kemudian hari jumat, di mulai dengan tawasul, membaca

surat yasin, membada doa kanzal arsy, sholawat Nabi saw, lalu disambung dengan

zikir raatib al-Atthas serta di terangkan syarah ratibnya dengan menggunakan kitab al

qirtthas. Lalu pada hari sabtu pengajian malam mingguan, majlis raatib dan maulid

yang di adakan dari rumah jamaah yang berbeda pada setiap malam minggunya

dengan menggunakan motor yang mayoritas di ikuti oleh anak muda.

B. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

Respnnden dalam penelitian ini adalah jamaah Majlis Ta’lim Wal Aurad al-

Husaini, dengan jumlah responden 40 orang jamaah. Gambaran umum mengenai

responden dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :

Tabel I

Jenis kelamin responden

NO Jenis kelamin Jumlah Prosentasi

1 Laki-laki 40 100%

2 Perempuan 0 0%

Jumlah 40 100%

Page 66: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

56

Dari table di atas terlihat tidak adanya jamaah perempuan, karena majlis ini

memang memfokuskan hanya pada jamaah laki-laki, penulis juga hanya mengambil

sempel responden sebanyak 40 orang (100%).

Tabel II

Latar Belakang Usia Responden

NO Usia Jumlah Prosentase

1 17-39 th 33 82,5%

2 40-60 6 15%

3 >60 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Usia responden ini dibagi berdasarkan tiga kategori usi, yakni, usia 15-36 tahun

sebagai dewasa awal, usia 36-60 tahun sebagai dewasa madya dan usia lebih dari 60

tahun keatas sebagai dewasa akhir. Dari table di atas dapat diketahui jumlah

responden yang berusia 17-39 tahun berjumlah 33 orang (82,5%), responden yang

berusia 40-60 berjumlah 6 orang (15%), sedangkan yang berusia lebih dari 60 tahun

hanya berjumlah 1 orang (2,5%).

Table III

Latar Belakang Pendidikan Responden

Page 67: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

57

NO Pendidikan Jumlah Prosentase

1 SD 3 7,5%

2 SLTP 4 10%

3 SLTA 28 70%

4 Perguruan tinggi 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Latar belakang responden dari tingkat pendidikan ini dibagi menjadi empat

kategori: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan Perguruan Tinggi, dari table diatas, jumlah

responden yang berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 3 orang (7,5%), responden

yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebanyak 4 orang (10%), dan

jumlah responden yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 28

orang (70%), sedangkan responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi

sebanyak 5 orang (12,5%).

Dari gambaran umum responden diatas penulis ingin mengetahui pengaruh dari

efek zikir raatib dan pesan-pesan yang disampaikan oleh Habib Salim baik melaui

ta’lim (pengajaran) ataupun melalui tausiah dan munasabah dapat menyentuh hati

jamaahnya sehingga jamaah merasakan ketenangan batiniahnya serta merasa bahwa

kehidupan yang dijalani tak lepas dari dosa dan salah, oleh karena itu perlu adanya

Page 68: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

58

pendekatan diri dan mohon ampun kepada sang Khaliq, selain itu karena sikap

ketauladanan beliau yang dapat memberikan contoh kepada jamaahnya dalam

melaksanakan sikap keberagamaan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan

ajaran agama Islam, sehingga jamaah merasa tertarik dan mengikuti serta dapat

menjalankan pesan-pesan beliau.

Guna mengetahui apakah zikir di Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini yang

menggunakan zikir raatib al-Atthas apakah berpengaruh, maka dapat dianalisis

terlebih dahulu bagaimana sikap responden menyikapi zikir raatib al-Atthas sebelum

mengikuti zikir raatib tersebut dan bagaimana sikap responden setelah mengikuti

zikir tersebut, apakah berpengaruh terhadap kehidupan, ahlak, pandangan hidup dan

ke-Tuhanan.

Setelah penulis menyebarkan angket penelitian yang berisi pertanyaan kepada

40 jamaah yang menjadi responden sebagai sampel penelitian skripsi penulis, dengan

jumlah pertanyaan sebanyak 23 butir pertanyaan yang terdiri dari, 3 pertanyaan

mengenai keperibadian responden, serutin apakah mengikuti zikir tersebut, kemudian

sebanyak 8 pertanyaan.mengenai tanggapan responden terhadap zikir raatib al-Atthas,

lalu sebanyak 5 pertanyaan .mengenai pengaruh zikir raatib al-Atthas terhadap

kesehatan mental, kemudian 4 pertanyaan .mengenai pengaruh zikir raAtib al-Atthas

trhadap kemampuan untuk menyesuaikan diri pada masyarakat, dan 3 pertanyaan

Tentang ke-Tuhanan setelah mengikuti zikir. Dengan hasil data sebagai berikut:

Page 69: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

59

1. Pertanyaan Yang Menyangkut Kepribadian

Kecenderungan responden dalam mengikuti zikir raatib al-Atthas, untuk

mengukur seberapa sering responden mengikuti zikir, dan mungkin akan berpengaruh

pada kehidupan responden

Tabel 1.1

Dari mana saudara mengenal majlis ta'lim ini ?

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Teman

b. Saudara

c. Guru

d. Lain-lain

25

7

5

3

62,5%

17,5%

12,5%

7,5%

Jumlah 40 100%

.

Tabel 1.1 menginformasikan bahwa 62,5% mengajak teman, 17,5% saudara,

12,5% guru, 7,5% lain-lain Dari pertanyaan di atas penulis ingin mengetahui apakah

ajaran yang diajarkan oleh pimpinan Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini yang

mengatakan “ajak saudara-saudara dan karib (sahabat) kalian untuk selalu berzikir”

apakah di laksanakan oleh para jamaahnya, dan dari tabel di atas terlihat sebagian

besar mengajak saudara dan teman-temannya.

Page 70: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

60

Tabel 1.2

Apa yang melatarbelakangi saudara mengikuti zikir di Majlis Ta’lim Wal

Aurad al-Husaini ?

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Waktu dapat musibah

b. Ingin dekat Allah

c. Waktu diajak teman

d. Ingin tahu makna zikir

0

27

3

10

0%

67,5%

7,5%

25%

Jumlah 40 100%

.

Tabel 1.2 menginformasikan bahwa 0% waktu dapat musibah, 67% ingin dekat

dengan Allah, 7,5% waktu diajak teman, 25% ingin tahu makna zikir. Dapat

dikatakan bahwa responden atau jamaah majlis ini memang sudah ada dalam dirinya

menginginkan dekat denagn sang Khaliq,

Tabel 1.3

Berapakali dalam sebulan saudara mengiluti zikir di Majlis Ta’lim Wal Aurad

al-Husaini

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Satu kali

b. Dua kali

c. Tiga kali

d. Lebih dari tiga kali

5

4

7

24

12,5%

10%

17,5%

60%

Jumlah 40 100%

.

Page 71: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

61

Tabel 1.3 menginformasikan 12,5% satu kali, 10% dua kali, 17,5% tiga kali,

60% lebih dari tiga kali. Dapat dikatakan yang mengikuti zikir di majlis ta’lim wal

aurad al-Husaini sudah merasa menjadi aktivitas rutin.

2. Tanggapan dan pengetahun responden terhadap zikir raatib al-Atthas.

Apakah ada perbedaan antara zikir ratib al-atthas dengan zikir yang lain, juga

apakah perasaan yang responden rasakan sebelum dan sesudah melaksanakan zikir

raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini

Table 2.1

Bagaimana perasaan saudara ketika mendapatkan masalah sebelum anda

mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sanat cemas

b. Cemas

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

12

24

3

1

30%

60%

7,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

.

Tabel 2.1 menginformasikan 30% menyatakan sangat cemas, 60% menyatakan

cemas, 7,5% menyatakan biasa saja, dan tidak tahu 2,5%. Dapat disimpulkan bahwa

sebelumnya responden merasa resah dan cemas ketika mendapatkan masalah

sebelum mengenal zikir.

Page 72: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

62

Table 2.2

Jika saudara berhalangan tidak bisa mengikuti zikir bagaimana perasaan anda

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat sedih

b. Sedih

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

18

22

0

0

45%

55%

0%

0%

Jumlah 40 100%

.

Table 2.2 menginformasikan 45% sangat sedih apabila berhalangan tidak bisa

mengikuti zikir bersama di Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini 55% sedih, 0% biasa

saja, 0% tidak tahu. Dapat di simpulkan bahwa para responden sudah merasa

memiliki majlis dan sudah menjadi rutinitas kehidupan responden dalam

melaksanakan zikir, karena seperti ada yang kurang ujar responden yang bernama

Anton 23 th.

Table 2.3

Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat tenang

b. Tenang

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

30

10

0

0

75%

25%

0%

0%

Jumlah 40 100%

Page 73: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

63

Tabel 2.3 menginformasikan 75% menyatakan sangat tenang setelah rutin

mengikuti zikir di Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini, kemudian 25% menyatakan

tenang, 0% biasa saja, 0% tidak tahu atau tidak merasakan efek apa-apa

setelahmelaksanakan zikir. Dengan prosentase di atas dapat kita simpulkan bahwa

perasaan responden setelah rutin mengikuti zikir raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim

Wal Aurad al-Husaini merasa tenang.

Tabel 2.4

Apa tanggapan saudara tentang zikir ratib al-atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a Berbeda dengan zikir lain

b Sama dengan zikir lain

c Hampir sama

d Tidak tahu

32

4

2

1

80%

10%

5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 2.4 menginformasikan 80% mengatakan berbeda dengan zikir yang lain,

10% mengatakan sama dengan zikir yang lain, 5% mengatakan hamper sama dengan

zikir yang lain dan 2,5% mengatakan tidak tahu. Dapat kita ketahui dari tabel diatas

bahwasanya masih banyak yang memang belum tahu benar zikir raatib al-Atthas,

meski belum tahu benar zikir tersebut mereka sudah dapat merasakan dampak dan

pengaruhnya.

Page 74: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

64

Tabel 2.5

Apakah anda hafal dengan zikir raatib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat hafal

b. Hafal

c. Cukup hafal

d. Tidak hafal

1

19

14

6

2,5%

47,5%

35%

15%

Jumlah 40 100%

Tabel 2.5 menginformasikan 2,5% yng sangat hafal dengan zikir ratib al-atthas,

kemudizn 47,5% yang hafal dengan zikir raatib al-Atthas, 35% yang cukup hafal

dengan susunan zikir raatib tersebut dan 6% yang tidak hafal dengan zikir raatib

tersebut. Dengan demikian dapat kita simpulkan dari tabel di atas, bahwasanya

responden yang sangat hafal hanya 1 orang tetapi sekalilagi mereka cukup merasakan

dampaknya walaupun belum sepenuhnya hafal.

Tabel 2.6

Apakah anda faham arti dan makna yang terdapat pada zikir raatib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat faham

b. faham

c. Cukup faham

d. Tidak sama sekali

0

17

16

7

0%

42,5%

40%

17,5%

Jumlah 40 100%

Page 75: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

65

Tabel 2.6 menginformasikan 0% yang sangat faham dengan isi kandungan ratib

al-atthas, 42,5% yang mengatakan faham dengan ratib al-atthas, kemudian 40% yang

mengatakan cukup faham dengan isi ratib tersebut dan 17,5% yang mengatakan tidak

faham sama sekali dengan isi kandungan raatib tersebut. Dari tabel di atas

menyatakan bahwa yang sangat mengerti dan faham isi kandungan pada zikir raatib

al-Atthas tidak ada, akan tetapi responden tetap mengikuti zikir tersebut.

Tabel 2.7

Apakah anda merasakan pengaruh dari zikir raatib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat merasakan

b. Merasakan

c. Cukup merasakan

d. Biasa saja

18

15

6

1

45%

37,5%

15%

2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 2.7 menginformasikan 45% sangat merasakan pengaruh dari zikir raatib

al-Atthas, 37,5% merasakan, 15% cukup merasakan,2,5% yang menyatakan biasa

saja. Dari tabel di atas menyatakan bahwa pengaruh raatib yang di rasakan dari aspek

manapun dapat dirasakan oleh responden, memang pertanyaan ini masih bersifat

umum akan tetapi para responden menyimpulkan bahwa dirinya telah merasakan

dampak positif dari berzikir raatib al-Atthas.

Page 76: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

66

Tabel 2.8

Apakah zikir raatib al-Atthas berpengaruh bagi kesehatan anda

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat berpengaruh

b. Berpengaruh

c. Cukup berpengaruh

d. Biasa saja

7

25

5

3

17,5%

62,5%

12,5%

7,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 2.8 menginformasikan 17,5% mengatakan sangat berpengaruhnya zikir

raatib al-Atthas bagi kesehatan mereka, 62,5% mengatakan berpengaruh, 12,5%

cukup berpengaruh, 7,5% mengatakan biasa saja. Dari tabel di atas dapat di

simpulkan bahwasanya raatib al-Atthas berpengaruh pada diri responden, seperti

keluarga saya di ICU selama 3 hari ketika diberikan air yg terlebih dahulu dibacakan

ratib sehari setelah itu sadar dan sekarang sehat, ujar salah satu responden bernama

Heru 34 th.

3. Analisis pengaruh zikir ratib al-atthas terhadap kesehatan mental.

Apakah zikir raatib al-Atthas yang di adakan di Majlis Ta’lim Wal Aurad al-

Husaini berpengaruh bagi kehidupan pribadi di dalam pandangan hidup, menghargai

kehidupan dan kemampuan, juga bagaimana sikap bersyukur responden.

Page 77: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

67

Tabel 3.1

Apakah setelah mengikuti zikir anda sangat menghargai hidup

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat menghargai

b. menghargai

c. Cukup menghargai

d. Biasa saja

20

14

6

0

50%

35%

15%

0%

Jumlah 40 100%

Tabel 3.1 menginformasikan 50% responden sangat menghargai hidupnya

setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas, 35% responden yang mengatakan

menghargai hidupnya setelah mengikuti zikir, kemudian 15% yang mengatakan

cukup menghargai hidup setelah mengikuti zikir dan 0% yang mengatakan biasa saja.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden merasakan efek yang baik

setelah berzikir raatib al-Atthas.

Tabel 3.2

Bagaimana pandangan hidup anda setelah mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Lebih terbuka

b. Terbuka

c. Cukup terbuka

d. Biasa saja

21

15

4

0

52,5%

37,5%

10%

0%

Jumlah 40 100%

Page 78: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

68

Tabel 3.2 menginformasikan 52% responden yang menyatakan pandangan

hidupnya lebih terbuka setelah mengikuti zikir, kemudian 37.5% menyatakan

terbuka, 10% menyatakan cukup terbuka dengan tuntunan zikir, 0% menyatakan

biasa saja. Dari tabel di atas bahwasanya pandangan hidup responden sedikit lebih

terbuka dan tenang dalam menghadapi problem.

Tabel 3.3

Bagaimana kemampuan anda dalam menghadapi problem kehidupan setelah

mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Cukup mampu

d. Biasa saja

10

20

9

1

25%

50%

22,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 3.3 menginformasikan 25% responden yang menyatakan sangat mampu

menghadapi hidup setelah mengikuti zikir, kemudian 50% responden yang

menyatakan mampu dalam menghadapi hidup setelah mengikuti zikir ratib al-atthas,

22,5% responen yang menyatakan cukup mampu menghadapi problem dalam

hidupnya setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas, dan 2,5% yang menyatakan biasa

saja. Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa responden lebih merasa mampu

menghadapi problem setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas.

Page 79: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

69

Tabel 3.4

Bagaimana sikap bersyukur anda setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat bersyukur

b. Bersyukur

c. Cukup bersyukur

d. Biasa saja

25

11

3

1

62,5%

27,5%

7,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 3.4 menginformasikan 62,5% responden yang menyatakan sangat

bersyukur, 27,5% yang menyatakan bersyukur, kemudian 7,5% yang menyatakan

cukup bersyukur dan 2,5% yang menyatakan biasa saja. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwasanya sikap bersyujur responden setelah berzikir lebih sangat

dirasakan oleh pelaksana zikir raatib al-Atthas, karena pemahaman yang diberikan

oleh Habib Salim al-atthas bersukurlah adalah dengan mensyukuri yang sedikit maka

Allah akan menambahkan yg banyak baik dari kesehatan, ilmu, dan amal karena ini

juga di sebut sebagai rezeki.

4. Pengaruh zikir raatib al-Atthas terhadap masyarakat

Bagaimanakah kemampuan pelaku zikir untuk menyesuaikan diri di masyarakat

dan apakah zikir tersebut berpengaruh juga terhadap kualitas pekerjaan para pesrta

zikir.

Page 80: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

70

Tabel 4.1

Bagaimana penyesuaian diri anda dengan lingkungan setelah mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Cukup mampu

d. Biasa saja

6

22

11

1

15%

55%

27,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.1 menginformasikan 15% responden yang menyatakan sangat mampu

menyesuaikan diri pada lingkungan masyarakatnya setelah mengikuti zikir, kemudian

55% responden yang menyatakan mampu menyesuaikan diri pada lingkunganya,

27,5% yang menyatakan cukup mampu, dan 2,5% yang menyatakan biasa saja. Dari

tabel diatas dapat di simpulkan para responden bisa saja bermasyarakat tanpa di

dasari zikir raatib karena dari jawaban yang di berikan diatas lebih banyak yang

berpendapat mampu di bandingkan dengan yang sangat mampu.

Tabel 4.2

Bagimana partisipasi anda dalam lingkungan setelah mengikuti zikir raatib al-

Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Cukup aktif

d. Biasa saja

5

20

14

1

12,5%

50%

35%

2,5%

Jumlah 40 100%

Page 81: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

71

Tabel 4.2 menginformasikan 12,5% responden menyatakan sangat aktif

berpartisipasi di dalam lingkungannya setelah mengikuti zikir raAtib al-Atthas,

kemudian 50% yang menyatakan aktif setelah mengikuti zikir ratib al-atthas, 35%

yang menyatakan cukup aktif, dan 2,5% yang menyatakan biasa saja. Dari tabel

diatas yang paling banyak dinyatakan oleh responden adalah aktif, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa masih adanya pengaruh raatib tersebut untuk selalu

bersosialisasi.

Tabel 4.3

Bagimana sikap dan perilaku anda terhadap tetangga setelah mengikuti zikir

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Biasa saja

5

25

10

0

12,5%

62,5%

25%

0%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.3 menginformasikan 12,5% yang menyatakan sangat baik dalam

bertetangga setelah mengikuti zikir, kemudian 62,5% yang menyatakan baik, 25%

responden yang menyatakan cukup baik dalam bertetangga, dan 0% yang menyatakan

biasa saja. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari zikir tersebut

dapat dirasakan setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas meskipun tanpa didasari

dengan zikirpun masyarakat dapat bersosialisasi dengan baik.

Page 82: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

72

Tabel 4.4

Seberapa besar pengaruh zikir raatib al-Atthas terhadap kualitas pekerjaan

anda

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat berpengaruh

b. Berpengaruh

c. Cukup berpengaruh

d. Biasa saja

18

17

5

0

45%

42,5%

12,5%

0%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.4 menginformasikan 45% responden yang menyatakan zikir raatib

sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya, kemudian 42,5% yang menyatakan

berpengaruh dalam pekerjaannya, 12,5% yang menyatakan cukup berpengaruh, dan

0% yang menyatakan biasa saja. Dari tabel di atas dapat di simpulkan dari beberapa

responden yang ditanya mereka menjawab ingin mendapatkan ridho Allah melalui

pekerjaan, dari motifasi tersebutlah menjadi semangat dan berusaha memberikan

yang terbaik terhadap pekerjaannya.

5. Pengaruh zikir raatib al-Atthas terhadap Tuhan

Apakah kebiasaan melakukan zikir raatib al-Atthas memberikan pengaruh

terhadap diri pribadi akan keagungan Allah, apakah meresa dekat dengan Allah dan

merasa diawasi oleh Allah.

Page 83: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

73

Tabel 5.1

Seberapa besar perasaan anda terhadap keagungan Allah setelah mengikuti

zikir raatib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat merasakan

b. merasakan

c. Cukup merasakan

d. Biasa saja

27

9

4

0

67,5%

22,5%

10%

0%

Jumlah 40 100%

Tabel 5.1 menginformasikan 67,5% yang menyatakan sangat merasakan

keagungan Allah setelah mengkuti zikir raatib al-Atthas, kemudian 22,5% yang

menyatakan merasakan, lalu 10% yang menyatakan cukup merasakan, dan 0% yang

menyatakan biasa saja. Dari tabel di atas dapat disimpulkan melalui pendekatan zikir

lebih efektif untuk merasakan keagungan Allah swt. Dari berbagai jamaah yang

penulis tanyakan mereka menjawab zikir raatib al-Atthas ini dapat membangkitkan

rasa keingintahuan jamaah terhadap kebesaran Allah yang selama ini mungkin belum

di dapatkan dari berbagai ujar responden yang bernama Ajid 43 th.

Page 84: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

74

Tabel 5.2

Bagaimana kedekatan anda dengan Allah setelah mengikuti zikir raatib al-

Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sangat dekat

b. Dekat

c. Cukup dekat

d. Biasa saja

20

15

5

0

50%

37,5%

12,5%

0%

Jumlah 40 100%

Tabel 5.2 menginformasikan 50% responden yang menyatakan sangat dekat

dengan Allah setelah mengikuti zikir raatib al-Atthas, 37,5% yang menyatakan dekat

dengan Allah setelah mengikuti zikir, kemudian 12,5% yang menyatakan cukup

dekat, dan 0% yang menyatakan biasa saja. Dari keterangan tabel di atas dapat

disimpulkan dari 0% nya yang memilih biasa saja sudah terlihat setelah mengikuti

zikir dapat mendekatkan diri kepada Allah dan dapat memenagkan hati ujar

responden.

Tabel 5.3

Apakah anda merasa di awasi Allah setelah mengikuti zikir raAtib al-Atthas

Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

d. Biasa saja

38

0

2

0

95%

0%

5%

0%

Jumlah 40 100%

Page 85: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

75

Tabel 5.3 menginformasikan 95% responden yang menyatakan merasa diawasi

dengan Allah setelah mengikuti zikir, kemudian 0% yang menjawab tidak, lalu 5%

yang menjawab tidak tahu, dan 0% yang menjawab biasa saja. Dari prentase yang

terdapat pada tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwasanya para jamaah sangat merasa

diawasi oleh Allah dalam setiap aktifitasnya setelah mengikuti zikir. Dan ini

merupakan peningkatan ilmu tauhid yang di pengaruhi melalui zikir raatib al-Atthas.

Dari wawancara yang penulis lakukan kepada para jamaah Majlis Ta’lim Wal

Aurad al-Husaini dapat disimpulkan bahwa dampak berzikir raatib al-Atthas itu

memiliki dampak yang positif, dalam mengajarkan zikir raatib Habib Salim bukan

sekedar di hafalkan saja, akan tetapi di berikan pemahaman dan arahan untuk apa kita

berzikir dan bagiman cara kita melaksanakan zikir dengan menggunakan ahlak, adab

dan kesucian, dengan begitu akan terasa ilmu-ilmu yang disampaikan oleh Habib

Salim bin Idrus al-atthas sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan masing-

masing para jamaah nya.

Page 86: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Jamaah Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang

positif dari membaca zikir raatib al-Atthas terlihat dari prsentase yang selalu

menunjukan nilai positif pada setiap pertanyaan yang di ajukan.

2. Dari segi kesehatan mental dan pandangan hidup, para jamaah Majlis Ta’lim

Wal Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang positif dari membaca

zikir raatib al-Atthas yaitu adanya peningkatan pada kualitas keimanan, ke-

Tuhanan juga pandanagan hidup yang cenderung lebih menerima takdir yang

Allah tentukan.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian diatas bahwasanya para jamaah Majlis Ta’lim Wal

Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang positif dari berzikir raatib al-Atthas,

akan tetapi penulis menyarankan kepada seluruh komponen yang terlibat dalam

penelitian ini, yaitu:

Page 87: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

76

1. Bagi pengajar yang Majlis Ta’lim Wal Aurad al-Husaini ditambahkan lagi

pelajaran tentang ilmu al-Quran dan ilmu fiqih nya, karena dari penulis lihat

responden masih banyak yang belum mengerti kedua ilmu tersebut. Kalau

bisa dibuat buletin pada setiap bulan atau minggunya yang membahas tentang

ilmu al-quran dan fiqih agar kita dapat mengerti pelajaran dasar-dasar agama

sebelum menyentuh Tasawuf.

2. Bagi para jamaah jangan puas pada apa yang anda dapatkan dari berzikir

raatib saja akan tetapi tingkatkan terus keilmuan dan ibadah melalui majlis-

majlis lainnya.

Page 88: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakia, Kesehatan mental , ( Jakarta : PT Toko Gunung Agung, 1996 )

Wilcox,Lynn Ilmu jiwa Berjumpa Tasawuf, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,

2003)

Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Mekar Surabaya) edisi 2002

Qomarudin SF, Zikrullah Membeningkan Hati, Menghampiri Ilahi,(Jakarta: Serambi

Ilmu Semesta, 2000)

Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar Al-Atas Ba’alawi Al-Hadromi,

diterjemahkan oleh H.Toha bin Abubakar bin Yahya, AL-QIRTHAAS, Sarah Ratib

Al- Atas, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2003

Husain Yahya,Tohir, Mutiara Ratibul Attas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 2007)

Hamka, Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: Lembaga penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008)

Soehartono, Irwan, Metode Penelitian Social, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2004),

Nasir, Muhammad, Metodologi penelitian , ( Jakarta : Ghahlia Indonesia, 1985 )

fu’ad, Muhammad ‘Abd al-Baqi. Al Mu’jam al-Mufahras liAlfadz al-Qur’an al-

Karim, (Beirut:Dar al-Fikr, 1981)

Syams al-Din ‘Abd Allah Muhammad ibn Qayim al Jawziah, al Wabl al-Shayyib wa

Rifi al Kalim al Thayyib, (Damaskus; Mktabah Darl Bayan, tt)

Manzhur, Ibn, Lisan al-‘Arab (Beirut: Dar Shadir,),

Abbas, Abd’Allah ‘al-Nadwi, Qamus Alfadz al-Qur’an al Karim ‘Arabi-Injilisi

(Chicago: Iqra’ Internasional Education, 1986)

Majma’ al-Lughah al-‘Arrabiyah, Mu’jam Alfaz al-Quran al-Karim (Kairo: al-Hay’ah

al- Mishriyah,tt),

Page 89: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka. 1996)

Hamid, Abu Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, Ihya’Ulum al-Din (Semarang:

Thaha Putra,tt)

Fakhr al-Din ibn Dhiya’ al-Din ‘Umar Muhammad al-Razi, Al-Tafsir al-Kabir wa

Mafatih al-Ghayb (Beirut: Dar al-Fikr, 1985)

Zakariya, Abu Yahya ibn Syaraf al-Nawawi, Kitab al-Azdkar (Beirut: Darul al-

Nabhim, 1997),

Aziz Dahlan, Abdul, Ensiklopedi Hukum Islam (Jkarta: Ikhtiar Baru van Hove, 1996)

Al-Bana, Hasan, Zikir dan Do’a yang diajarkan Rasulullah, (Jakarta: Media Dakwah,

1997),

Ash Shiddiqy, T.M. Hasbi, pedoman Zikir dan Do’a, (Semarang; Pustaka Rizki

Putra)

Nawawi, Imam, Khasiat Zikir dan Do’a (Terjemah Kitab Azakirun Nawawiyah),

(Bandung; Sinar Bru Al-Gesindo, 1995),

Zindy, H. Irfan, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta; Dian Rakyat, 1998)

Husain, Tohir Yahya, Mutiara Ratibul Athas, (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti,

2007)

al-Musawa, Munzir, majlis Rasulallah.org, selasa 1 feb 2010

al-Qussy, Abdul Aziz (Terjemahan). Pokok-pokok Kesehatan Mental, Alih Bahasa

Zakiah Daradjat (Jakarta: Bulan bintang),

Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia (Jakarta: Balai Puastaka, 2002),

Daradjat, Zakia. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (Jakarta: Bulan

Bintang, 1987)

Djumana, Hanna Bastman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islam

(Yogyakarta: Mustaka Pelajar, 2005),

Page 90: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

Bahruddin, Yusak,Kesehatan Mental untuk Fakultas Tarbiah Komponen MKK

(Bandung; CV Pustaka Setia, 1999),

Kartono, Kartini, Hygiene Mental da Kesehatan Mental dalam Islam (Bandung;

Mandar Maju, 1989),

Rahman, Fathur, Ikhtisar Mustalah Hadis, (Bandung: PT Ma’arif, 1974

Syaifuddin, Ending Ansyari, WawasanIslam: poko-poko pemikiran Islam dan

Umatnya, (Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada, 1993)

al-Khatib, M. Ajaj, Ushul Hadis, ter. M. qodirun Nur, Ahmad Musyafiq (Jakarta:

Gaya Media Pertama, 2001)

Nata,Abudin Metodologi Study Islam, (Jkarta: Rajawali Press, 2002)

Shihab,M. Qurais Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan peranan wahyu dalam

kehidupan masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994),

Ardi’s Dic: Dzikir, Patrick Glynn. God : The Evidence, The Reconiliation of Faith

and Reason in a Postsecular Word ( California: Prima Publising, 1997)

Benson, Herbert and Mark Stark, Timeless Healing ( New York: Simon Schuster:

1996) 203

www. Harun Yahya.com. selasa, 22 Desember 2009.

www. Karunia.co.cc/2009 pengaruh…..( sumber: cuplik.com) selasa 04 agustus 2009

Page 91: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

NAMA : JENIS KELAMIN & USIA :

ALAMAT : PEKERJAAN :

NO.HP : PENDIDIKAN :

1. Kecenderungan Bapak/ Ibu mengikuti zikir.

1.1 Dari mana Bapak/ Ibu mengenal majelis talim ini ?

a. Teman

b. Saudara

c. Guru

d. ................

1.2 Apa yang melatar belakangi Bapak/ Ibu mengikuti zikir di majlis MTWA

Alhusaini ?

a. Waktu dapat musibah

b. Waktu ingin dekat dengan Allah

c. Waktu di ajak teman

d. Waktu tahu makna zikir

1.3 Berapa kali dalam sebulan Bapak/ Ibu mengikuti zikir di MTWA Alhusaini ?

a. Satu kali

b. Dua kali

c. Tiga kali

d. Lebih dari tiga kali

1.4 Mengapa Bapak/ Ibu tertarik mengikuti zikir di MTWA Alhusaini ?

a. Menambah keyakinan kepada Allah

b. Memberikan ketenangan jiwa

c. Menambah teman

d. Mengisi waktu

2 Tanggapan Bapak/ Ibu terhadap zikir

2.1 Bagaimana perasaan anda ketika mendapatkan masalah sebelum anda

mengikuti zikir?

a. Sangat cemas

b. Cemas

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

Page 92: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

2.2 Jika anda berhalangan tidak bisa mengikuti zikir bagaimana perasaan anda ?

a. Sangat sedih

b. Sedih

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

2.3 Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti zikir ?

a. Sangat tenang

b. Tenang

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

2.4 Apa tanggapan anda tentang zikir ratib al-Attas ?

a. Berbeda dengan zikir yang lain

b. Sama saja dengan zikir yang lain

c. Hamper sama

d. Tidak tahu

2.5 Apakah anda hafal dengan zikir ratib al-Attas?

a. Sangat hafal

b. Hafal

c. Cukup hafal

d. Tidak hafal

2.6 Apakah anda merasakan pengaruh zikir ratib al-Attas?

a. Sangat merasakan

b. Merasakan

c. Cukup merasakan

d. Biasa saja

2.7 Apakah zikir ratib al-Attas berpengaruh bagi kesehatan anda?

a. Sangat erpengaruh

b. Berpengaruh

c. Cukup berpengaruh

d. Biasa saja

Page 93: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

2.8 Apakah anda faham arti dan makna dari semua zikir ratib al-Attas tersebut?

a. Sangat faham

b. Faham

c. Cukup faham

d. Biasa saja

3. Analisis pengaruh zikir Ratib al-Atthas terhadap kesehatan mental.

Pengaruh zikir terhadap pribadi

3.1 Apakah setelah mengikuti zikir anda sangat menghargai hidup?

a. Sangat menghargai

b. Menghargai

c. Cukup menghargai

d. Biasa saja

3.2 Bagimana pandanga anda setelah mengikuti zikir?

a. Lebih terbuka

b. terbuka

c. Cukup terbuka

d. Biasa saja

3.4 Bagaimana Kemampuan anda dalam menghadapi problem kehidupan setelah

zikir ?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Cukup mampu

d. Biasa saja

3.5 Setelah mengikuti zikir, seberapa besar anda menghargai kemampuan anda ?

a. Sangat menghargai

b. menghargai

c. Cukup menghargai

d. Biasa saja

3.6 Bagaimana Sikap bersyukur anda setelah mengikuti zikir?

a. Sangat bersyukur

b. Bersyukur

c. Cukup bersyukur

d. Biasa saja

Page 94: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

4 Pengaruh zikir Ratib al-Attas terhadap masyarakat.

4.1 Bagaimana Penyesuaian diri anda dengan lingkungan setelah mengikuti

zikir?

a. sangat mampu

b. mampu

c.. cukup mampu

d. biasa saja

4.2 Bagaimana Partisipasi anda dalam lingkungan setelah mengikuti zikir ?

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Cukup aktif

d. Biasa saja

4.3 Sikap dan perilaku anda di masyarakat setelah mengikuti zikir?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Biasa saja

4.4 seberapa besar pengaruh zikir ratib al-Attas dalam kualitas pekerjaan anda?

a. Sangat berpengaruh

b. Berpengaruh

c. Cukup berpengaruh

d. Biasa saja

5. Pengaruh zikir Ratib al- Attas terhadap ke-Tuhan

5.1 Seberapa besar Perasaan anda terhadap keagungan Allah setelah mengikuti

zikir?

a. Sangat merasakan

b. Merasakan

c. Cukup merasakan

d. Biasa saja

5.2 Bagaimana Kedekatan anda dengan Allah setelah mengikuti zikir ?

a. Sangat dekat

b. Dekat

Page 95: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21839/1/MUHAMMAD... · 5 Habib Ali bin Hasan Abdullah bin Husain bin Umar al-Atthas Ba‟alawi

c. Cukup dekat

d. Biasa saja

5.3 Apakah anda merasa di awasi oleh Allah setelah mengikuti zikir ?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

d. Biasa saja