kalimat efektif
DESCRIPTION
kalimatTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada
kami sehingga makalah, “Kalimat Efektif” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi–materi
yang ada. Materi–materi bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar Bahasa
Indonesia. Serta dapat memahami nilai–nilai dasar yang
direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.
Cianjur 4 Oktober 2012
Penyusun
Kalimat Efektif
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................1
DAFTAR ISI .............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................31.2 Tujuan .......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kalimat Efektif ..........................................................................5
2.2 Penggunaan Kalimat Efektif .....................................................5
2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif ..............................................................5
2.4 Syarat-syarat Kalimat Efektif ....................................................6
2.5 Kesalahan Kalimat; Kesalahan Struktur, Diksi, dan ejaan ........14
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................19
Kalimat Efektif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kalimat merupakan hal yang sangat penting apabila kita
membahas tentang bahasa dan susunannya. Kalimat digunakan untuk
membuat surat, mengungkapkan sesuatu serta berbicara diberbagai
kesempatan. Kalimat merupakan hal yang harus diketahui sebelum kita
membuat paragraf dan juga sebuah karya tulis lainya. Apabila kita tidak
benar–benar paham dengan kalimat, kita akan susah untuk
mengungkapkan sesuatu dan akan terjadi kerancuan apabila nantinya kita
membuat sebuah karya tulis. Kalimat yang baik akan mempengaruhi dari
sebuah karya tulis, begitu juga sebaliknya. Sehingga kita harus hati-hati
dalam membuat kalimat dan menempatkan kata–kata dalam sebuah
kalimat. Dan sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita bisa paham dan
mengerti tentang kalimat, bisa membuat kalimat dan lebih lagi kita bisa
menyusun sebuah karya tulis dengan kalimat–kalimat yang berbobot dan
bermutu. Berikut pengertian kalimat secara leksikal atau berdasarkan
kamus besar Indonesia :
Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia
adalah:
a) Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan
mengandung maksud atau pikiran yang jelas.
b) Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang
diakhhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih klausa.
c) Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep
pikiran, perasaan dan perkataan.
d) Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
Kalimat Efektif
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
1.2 Tujuan
1) Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata Bahasa Indonesia dan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tantang kalimat efektif.
2) Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.
b. Untuk mengetahui Bagaimanakah kalimat efektif
digunakan.
Kalimat Efektif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara
atau penulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang
mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan
pembicara/ penulis.
2.2 PENGGUAAN KALIMAT EFEKTIF
Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi,tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya
Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para
sastrawan atau wartawan.
2.3 CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1) Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur S P.
2) Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3) Menggunakan diksi yang tepat.
4) Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5) Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6) Melakukan penekanan ide pokok.
7) Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
Kalimat Efektif
8) Menggunakan variasi struktur kalimat.
2.4 SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1) KOHORENSI
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa
memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan
tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang
lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang
kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan
disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat
hubungannya.
Hal-hal yang merusak koherensi :
a). Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai
dengan pola kalimat.
b). Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung,
dan sebagainya.
c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang
maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung
kontradiksi.
d). Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah.,
akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.
2) KESATUAN
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik.
Artinya, kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subyek dan predikat,
atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsur-unsur
subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan
keterpautan arti yang merupakan ciri keutuhan kalimat.
Kalimat Efektif
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar
unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk
kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau
gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide yang
hendak disampaikan serta penjelasan mengenai ide tersebut. Hal ini
perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud
penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud ini, ada cirri
kesepadanan yang harus diperhatikan:
a) Subyek dan Predikat.
Subyek di dalam kalimat merupakan unsure inti atau pokok
pembicaraan. Subyek dapat kata atau kelompok kata. Kadang-
kadang kata-kata yagn berfungsi sebagai kelompok kata ini
didampingi oleh kata-kata lain yang tugasnya memperjelas subyek.
Predikat adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa,
mengapa, atau bagaiman subyek itu. Sedangkan obyek merupakan
pelengkap predikat. Obyek hanya ada terdapat pada kalimat yang
mempunyai predikat kata kerja.
Predikat (di, kepada, untuk, yang) yang ada sebelum subyek
atau predikat tidak dapat dikatakan kedudukannya sebagai subyek
atau predikat, karena fungsinya menjadi tidak jelas sehingga tak
dapat dikatakan sebagai kalimat yang padu.
Contoh: - Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di
secretariat. (salah)
Kalimat Efektif
- Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di
secretariat. (benar)
- Uang untuk memberi obat. (salah)
- Uang untuk memenuhi obat dipakai kakak. (benar)
b) Kata penghubung intra kalimat dan antar kalimat.
Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan
kata dengan kata dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa
dengan klausa di dalam sebuah kalimat.
Contoh: - Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya
bersenang-senang. (disebut kalimat setara karena
konjungsi berada diantara kedua klausa)
- Jika semua anggota bekerja sesuai dengan petunjuk,
proyek ini akan berhasil dengan baik. (disebut kalimat
majemuk bertingkat karena konjungsi berada sebelum
anak kalimat atau di mukia klausasebelum anak kalimat).
Konjungsi kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain di dalam sebuah paragraf.
Contoh : - Dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku.
Karena itu, aku tidak mempercayainya lagi.
c) Gagasan Pokok
Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan
kalimat. Jika hendak menggabungkan dua kalimat, maka harus
ditentukan mana yang mengandung gagasan pokok yang menjadi
induk kalimat.
Contoh : Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
Kalimat Efektif
( induk kalimat )
d) Penggabungan dengan “yang”, “dan”.
Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel “dan”, maka
hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan
dengan partikel “yang” maka akan menghasilkan kalimat majemuk
bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak
kalimat.
e) Penggabungan menyatakan “sebab” dan “waktu”.
Hubungan sebab dinyatakan dengan menggunakan kata
“karena”, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata
“ketika” agar dicapai efektivitas komunikasi. Yang perlu diperhatikan
adalah pilihan penggabungan hubungan waktu dan hubungan sebab
harus sesuai dengan konteks kalimat.
f. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan artikel dan
hubungan tujuan.
Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan
partikel “sehingga” untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel
“agar” atau “supaya” untuk menyatakan hubungan tujuan.
Contoh : - Semua peraturan telah ditentukan sehingga para
mahasiswa tidak berdiri sendiri-sendiri.
3) KEHEMATAN
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian
kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.
Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak
berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh
Kalimat Efektif
dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus
diperhatikan:
a) Frase pada awal kalimat
Contoh : sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya
berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
b) Pengurangan subyek kalimat
Contoh: – Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui
mempelai memasuki ruangan. (salah)
4) KEPARALELAN
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika
kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka
kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me-
juga.
Contoh: - Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (tidak efektif)
- Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
- Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
- Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(tidak efektif)
- Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
(efektif)
Kalimat Efektif
5) PENEKANAN
gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara
biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan
suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan
ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
a) Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya
dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan
bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat
mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh : – Salah satu indikator yang menunjukkan tak
efesiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr.
Herman Yohanes adalah rasio yang masih
timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan
produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyak adalah salah
satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya
Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman
Yohanes.
b) Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau
peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar
urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat
disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin
lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Kalimat Efektif
Contoh : – Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
6) Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca,
diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan
subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan
panjang.
a). Cara memulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh: – Bahan biologis menghasilkan medan magnetis
dengan tiga cara.
Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan
susun balik)
Contoh: – Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang
besar itu.
Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan
berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya
dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti,
pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin,
barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Kalimat Efektif
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan:
sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan
sebagainya.
Contoh: – Sering mereka belajar bersama-sama.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang
baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan
sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang
terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau
panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat
tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan
antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami
sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang
utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung
menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar
karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu
tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat
memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi,
hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi,
kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan,
justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran
dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat
majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif
dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
Kalimat Efektif
e). Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini
adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya
tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung
dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau
mengutip pendapat seseorang dari buku.
2.5 KESALAHAN KALIMAT ; KESALAHAN STRUKTUR, DIKSI, DAN
EJAAN
KESALAHAN KALIMAT
Sebagai kalimat dikatakan benar jika dapat mendukung
fungsinya sebagai alat komunikasi yang efektif. Maksudnya
bahwa kalimat tersebut mampu mengungkapkan gagasan,
pikiran, dan gagasan secara jelas sehingga terungkap oleh
pembaca sebagaimana yang diinginkan. Berdasarkan
pengamatan terhadap sejumlah data yang terkumpul diperoleh
ganbaran bahwa terdapat 3 bentuk kesalahan yaitu:
1) Kesalahan kelengkapan kalimat
2) Kalimat partisipal
3) Kalimat tidak logis
a. KESALAHAN STRUKTUR
1) Kalimat aktif tanpa subjek
Contoh :
Menurut ahli hukum bahwa hukum harus ditegakkan
(Salah)
Ahli hukum menyatakan bahwa hukum harus ditegakkan
(Benar)
Kalimat Efektif
2) Menempatkan kata depan di depan subjek
Contoh:
Di jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean
(Salah)
Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean
(Benar)
Di jakarta terdapat pusat perdagangan terbesar di Asean
(Benar)
3) Tanpa unsur predikat
Contoh:
Petani yang bekerja di sawah (Salah)
Petani bekerja di sawah (Benar)
4) Menempatkan kata depan di depan objek
Contoh:
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja
(Salah)
Mereka mendiskusikan keselamatan kerja (Benar)
5) Menempatkan kata penghubung intra kalimat tunggal di
depan kalimat
Contoh:
Sehingga Ia pandai mendapat beasiswa (Salah)
Ia pandai sehingga mendapat beasiswa (Benar)
6) Berupa anak kalimat atau klausa atau penggabungan anak
kalimat
Contoh:
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras
(Salah)
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras
(Benar)
7) Salah urutan
Contoh:
Buku itu saya sudah baca (Salah)
Kalimat Efektif
Buku itu sudah sya baca (Benar)
b. KESALAH DIKSI
1) Diksi kalimat salah, jika:
Menggunakan dua kata bersinonim dalam suatu frasa=
mubazir
Contoh:
Agar supaya, adalah merupakan, demi untuk, naik ke atas,
mundur ke belakang, dan sebagainya
Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu
Contoh: dimana, kenapa, mengapa, apa, bagaimana,
kapan, dan sebagainya
Menggunkan kata berpasangan yang tidak sepadan
Contoh:
Tidak hanya…… tetapi (Salah)
Tidak…. Tetapi (Benar)
Tidak hanya…. Tetapi juga (Benar)
Bukan hanya…. Tetpai juga (Salah)
Bukan hanya…. Melainkan juga (Benar)
2) Menggunakan dua kata bersinonim dalam suatu frasa
Contoh:
Ia belajar giat agar supaya lulus ujian (Salah)
Ia belajar giat agar llus ujian (Benar)
Ia belajar giat supaya lulus ujian (Benar)
3) Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu
Contoh:
Rumah dimana kami bernaung telah terbakar (Salah)
Rumah tempat kami bernaung telah terbakar (Benar)
4) Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif
Kalimat Efektif
Contoh:
Menurut pendapat saya, …… (Salah)
Data menunjukkan bahwa,…. (Benar)
5) Pemakian bentuk yang mubazir
Artinya: pemakaian bentuk bahasa yang tidak diperlukan
apabila dipandang dari segi informasi yang hendaj
disampaikan.
Contoh:
Bahas adalah merupakan sarana komunikasi yang
sangat penting
Ia adalah bekerja di pabrik gul Madukismo
“adalah” perlu digunakan apabila subjek kalimat terlalu
panjang sehingga predikat sulit untuk diketahui.
c. KESALAHAN EJAAN
Jenis-jenis kesalahan ejaan
a) Penggunaan huruf kapital-huruf kecil
b) Pemenggalan kata
c) Penulisan kata baku
d) Penulisan unsur serapan
e) Penggunaan tanda baca
f) Penulisan kalimat paragraf
g) Penulisan keterangan tambahan
h) Penulisan judul buku, dsb.
Kalimat Efektif
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!). Dan salah satu dari macam – macam kalimat
adalah Kalimat Efektif, dan kalimat itu bisa dikatakan efektif apabila
berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk
itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis,
dan ejaannya pun harus benar.
Kalimat Efektif
DAFTAR PUSTAKA
http://monggominarak.blogspot.com/2011/03/bahasa-indonesia-kalimat-efektif.html
http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/14/syarat-kalimat-efektif/
http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/
Kalimat Efektif