k o n s e n t r a s i p e r a d i l a n a g a m a program...

58
HUKUM ISLAM DI NEGERI SARAWAK KUCHING (KAJIAN TENTANG PENERAPAN DALAM BATAS-BATAS PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA DALAM MASYARAKAT KINI) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Loqmanulhakim Bin Ahmad Sharkawi 106044103566 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1428 H/2007 M

Upload: donga

Post on 11-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

HUKUM ISLAM DI NEGERI SARAWAK KUCHING

(KAJIAN TENTANG PENERAPAN DALAM BATAS-BATAS

PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA DALAM

MASYARAKAT KINI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Loqmanulhakim Bin Ahmad Sharkawi

106044103566

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1428 H/2007 M

Page 2: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

HUKUM ISLAM DI NEGERI SARAWAK KUCHING

(KAJIAN TENTANG PENERAPAN DALAM BATAS-BATAS

PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA DALAM

MASYARAKAT KINI)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Loqmanulhakim Bin Ahmad Sharkawi NIM : 106044103566

Pembimbing :

Drs. H. Husni Thoyyar, M.Ag

NIP : 150050919

K O S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1428 / 2007 M

Page 3: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

PENGESAHAN PANATIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUKUM ISLAM DI NEGERI SARAWAK

KUCHING, KAJIAN TENTANG PENERAPAN DALAM BATAS-

BATAS PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA DALAM MASYARAKAT KINI” telah diuji dalam Sidang

Munaqasyah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 Juni 2008. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam pada Jurusan Ahwal Syakhshiyah, Kosenterasi Peradilan

Agama.

Jakarta, 13 Juni 2008

Mengesahkan

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM

Nip: 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Drs. H.A.Basiq Djalil SH, M.A (_______________________)

Nip: 150 169 102

Seketaris : Kamarusdiana,S Ag M.H (_______________________)

Nip: 150 285 972

Pembimbing : Drs H. Husni Thoyyar, M. Ag (_______________________)

Nip: 150 050 919

Penguji I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, S.Ag, M.(_______________________)

Nip: 150 275 509

Penguji II : Sri Hidayati M. Ag (_______________________)

Nip: 150 282 403

Page 4: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………….…………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………….…………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………….………….. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah…………….………. ….3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………… ….3

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan…………………. ….4

E. Sistematik Penulisan…………………………………………..5

BAB II BATAS-BATAS PERGAULAN ANTARA PRIA DAN

WANITA DALAM MASYARAKAT SEKARANG: SATU

URAIAN HUKUM ISLAM

A. Pengertian Pergaulan……………………………………..…...7

B. Pandangan Hukum Islam Mengenai Pergaulan

Yang Bukan Mahram………………………………………...12

C. Hukum Pergaulan Di antara Laki-laki Dan Wanita

Muda-mudi Sekarang…………………………….…………. 17

D. Batas-Batas Pergaulan Antara Laki-Laki Dan Wanita Yang

Dibolehkan…………………….……………………………..20

BAB III PENERAPAN HUKUM ISLAM DI KUCHING DALAM

PERGAULAN PRIA DAN WANITA

A. Gambaran Umum Masyarakat Kuching…………….……….26

Page 5: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

B. Agama dan kepercayaan..........................................................27

C. Kegiatan Sosiobudaya..............................................................28

D. Pendidikan................................................................................28

E. Peraturan dan adat resam.........................................................28

F. Jenis Tindakan Yang Di Berlakukan Dalam Pergaulan

Antara Pria Dan Wanita……………………………………..29

G. Peranan Kerajaan Dalam Menerapkan Hukum Islam

TerhadapPelaku

KesalahanKhalwat……………………….…….……….……36

BAB IV: KEBERHASILAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH

PIHAK YANG BERWEWENANG

A. Contoh Kasus Khalwat………………………………………40

B. Contoh Kasus Khalwat Yang Melibatkan Pasangan Beragama

Islam Belum Berkahwin……………...……………………42

C. Fakta Kasus Khalwat……………………….……………….43

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................44

B. Saran-Saran...........................................................................45

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................51

Page 6: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam semester yang telah

melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis terutamanya dalam rangka

penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah menyelamatkan umat dari Alam kegelapan ke alam

terang benderang.

Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh

gelar starta satu (S.1), pada jurusan Ahwal Syakhsiyah, Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Hukum Islam Di Negeri Sarawak

Kuching Kajian Tentang Penerapan Dalam Batas-Batas Pergaulan Antara Laki-laki

Dan Wanita Dalam Masyarakat Kini”

Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk dari

berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. H Muhammad Amin Suma,SH.,MA.,MM. Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan

kewenangan yang dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis

untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. Basiq Djalil SH, Drs. Kamarusdiana Sag, MA,masing-masing selaku

ketua dan sekretarias jurusan Ahwal Syakhshiyah yang telah banyak

memberikan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Drs Husni H. Thoyyar M.Ag, selaku dosen pembimbing yang dengan

penuh kesabaran dalam memberi arahan dan masukan kepada penulis hingga

Page 7: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

tuntasnya sebuah skripsi ini, hanya Allah saja yang selayaknya membalas

jasanya.

4. Seluruh staf pengajar (dosen) jurusan Akhwal Syakhsyiah Fakultas Syariah

dan Hukum,serta kepada karyawan dan staff perpustakaan yang telah

memfasiliti penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh tenaga kerja para dosen Akademi Pengajian Islam Dan Dakwah

terutamanya Bapak Rektor Al-Fadhil Ustaz Edy Amin Bin Ibrahim, yang

telah banyak memberikan sokongan dan dukungan kepada penulis hingga

dapat meneruskan pengajian di bumi Jakarta ini.

6. Teristimewa buat tatapan ayahanda Ahmad Sharkawi Bin Suhaili dan Ibunda

Shakirah Bt Adul Razak yang amat disayangi lagi dicintai. Terima kasih atas

perhatian segala doa dan kesabarannya atas jerih dan segala pengorbanan

yang tidak terbalas serta senantiasa memberikan semangat dan harapan tanpa

jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian, segala jasa

pengorbanan kalian sentiasa terpahat di ingatan. Tiada apa yang dapat

dipersembahkan sebagai balasan, melainkan hanya dengan sebuah kejayaan.

7. Buat ahli keluarga tersayang, khususnya buat Kak Husna, Kak Salwa, Kak

Safura serta adik-adik yang dikasihi, yang telah banyak memotivasi dan

memberi inspirasi kepada penulis untuk mencapai kejayaan yang diimpikan.

8. Sahabat seperjuanganku, teman-teman APID, KIDU dan KUDKI teman-

teman Indonesia yang tidak sempat ku catatkan satu persatu. Terima kasih

kerana turut mendoakan dan memberi partisipasi, sumbangan berupa pikiran

serta semangat kepada penulis demi kemajuan dan keberhasilan penulisan

karya ilmiah ini.

Page 8: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Akhirnya, Sirru ‘ala barakatillah’ dan semoga skripsi ini dapat

memberikan masukan yang positif kepada pembaca sekalian, semoga bantuan

yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari yang Maha

Kuasa. Penulis amat menyedari bahawa dalam penulisan skripsi ini tidak

luput dari kekhilafan dan kesalahan, maka kritikan dan saran yang bersifat

konstruktif sangat diharapkan di dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan

penulisan ini.

-Amin Ya Rabbal A’lamin-

23 Muharam 1428 H

Jakarta,1 Februari 2007 M

Penulis

Page 9: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sungguhpun Islam telah lama berada di Malaysia, tapi dengan datangnya

penjajah barat ia telah meninggalkan beberapa kesan negatif terhadap umat,

terutamanya dalam aspek hukum. Antara lain kesan negatif itu terhadap umat

Islam adalah menimbulkan rasa tidak yakin terhadap keupayaan sendiri dan sikap

kebergantungan kepada kuasa dan budaya barat. Dengan itu maka timbullah sikap

mencemuh hukum Islam itu sendiri, seperti ianya didakwa telah ketinggalan

zaman, zalim dan tidak sesuai dan terutama sekali boleh menimbulkan ketegangan

kaum dalam sebuah negara, dan pelaksanaanya akan membawa kepada tekanan

kuasa barat terhadap negara tersebut.

Masalah lain yang timbul adalah keterbatasan ilmuan yang benar-benar

mahir dalam bidang hukum Islam yang mampu memenuhi keperluan dan tuntutan

semasa untuk keperluan negara moderen. Ditambah lagi dengan kejahilan besar

sebahagian umat terhadap hukum Islam itu sendiri. Malah hukum Islam yang

benar –benar lengkap untuk pelaksanaan di negara moderen belum ada model

yang jelas.

Selain daripada itu kelemahan umat dari segi, sosial dan pendidikan

juga menjadi masalah kepada penghayatan dan hukum Islam yang menyeluruh.

Walaupun pelbagai permaslahan yang timbul yang menjadi masalah kepada

penerapan hukum Islam dalam konteks Malaysia terutamanya Kuching Sarawak,

1

Page 10: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

permasalahan ini semakin dirasakan berkurangan dan penghayatan Islam semakin

meningkat. Walau bagaimanapun ia dianggap tidak lengkap kalau sekiranya

hukum Islam yang menyeluruh itu tidak dilaksanakan spenuhnya.

Makanya, semua pihak harus mengambil langkah yang positif bagi

menggunakan keupayaan masing-masing untuk meningkatkan penghayatan dan

penerapan hukum Islam yang menyeluruh. Ahli politik hendaklah berperanan

lebih berani untuk mengembalikan identitas Islam itu itu dalam persepktifnya

yang benar, dan bagi ahli hukum dalam bidang sipil atau syariah perlu berusaha

untuk membersihkan undang-undang sekular daripada unsur-unsur yang

bercanggah dengan Islam dan undang-undang atau hukum Islam pula perlu

difahami serta diamalkan mengikut perubahan semasa.

Dalam penerapan hukum Islam kita perolehi ada dua pendekatan yang

digunakan. Pertama, hukum Islam mesti dihayati dan dilaksanakan sepenuhnya,

tanpa mengambil kira kondisi ekonomi, sosial, pendidikan dan politik masyarakat.

Manakala pendekatan kedua adalah penerapan Islam perlu mengambil kira

kondisi masyarakat dari segi ekonomi, sosial, pendidikan dan politik umat.

Maksudnya, penerapan Islam dapat dijalankan apabila kebutuhan asas masyarakat

di segi ekonomi, sosial, pendidikan dan politik diselesaikan.

Berdasarkan latar belakang itulah yang telah mendorong penulis untuk

mengkaji penerapan hukum Islam dengan lebih mendalam dalam bentuk skripsi

yang mungkin dijadikan patokan oleh masyarakat. Adapun judul yang diangkat

oleh penulis adalah “Hukum Islam Di Negeri Sarawak Kuching, Kajian Tentang

Page 11: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Penerapan Dalam Batas-Batas Pergaulan Antara Laki-laki Dan Wanita Dalam

Masyarakat Kini”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi pada:

1. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa ruang lingkup hukum Islam yang begitu luas, juga

agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis dan operasional sehingga para

pembaca sekalian dapat mengoptimalkan manfaat dari skripsi ini, maka penulis

memandang perlu diadakan pembatasan dan perumusan bagi persoalan-persoalan

di atas. Permasalahan di atas dapat diuraikan secara lengkap dalam skop dan

batas-batas berikut:

1. Kajian ini hanya membahas tentang hukum Islam yang berkaitan dengan

pergaulan antara laki-laki dan wanita dalam masyarakat dan penerapannya.

2. Melihat dan menganalisa jenis undang-undang yang diberlakukan

Selanjutnya, bagi mencapai sasaran dalam penyusunan skripsi ini, maka

penulis memandang perlu mempertajam masalah dengan melakukan perumusan

masalah. Setelah diidentifikasi, masalah ini dirumuskan seperti berikut:

a. Bagaimana hukum Islam mengatur pergaulan antara laki-laki dan wanita?

b. Sejauh manakah peran undang-undang yang diberlakukan bagi masyarakat

Kuching?

Page 12: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

C. Tujuan Penulisan Dan Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperlihatkan batas-batas pergaulan

antara laki-laki dan wanita yang dipandang menurut kacamata hukum Islam. Dan

juga menjelaskan bagaimana hukum itu berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan

pergaulan ini. Penulisan ini juga menjelaskan bentuk pergaulan yang bagaimana

yang bisa dihadapi oleh masyarakat Islam dalam bermuamalah. Selain itu, penulisan

ini menjelas bagaimanakah hukum pergaulan di Kuching dan undang-undang yang

diberlakukan dalam persoalan ini. Dan peran pemerintah dalam menerapkan hukum

yang berkaitan batas-batas pergaulan ini.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Agar mengetahui batas-batas pergaulan antara laki-laki dan wanita yang

dibenarkan oleh Islam dan kondisi seperti apakah Islam membenarkan

pergaulan antara laki-laki dan wanita.

2. Penelitian ini akan memperluaskan wawasan dan intelektualitas umat Islam,

para pelaku akademisi, pemerintah dan pegawai JAIS dibidang hukum

terutamanya dalam hal yang berkaitan dengan batas-batas pergaulan antara

laki-laki dan wanita.

3. Fakultas, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan

khazanah ilmu dan pertukaran pemikiran serta literasi pada fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini mengacu kepada metode penelitian itu

sendiri, yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang

Page 13: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

terkumpul dan diolah berdasarkan proses pengamatan dan lebih bersifat deskriptif

(pemaparan)

Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk menghasilkan

penelitian kualitatif menggunakan pengambilan data primer dan sekunder. Data

primer yaitu, data yang penulis langsung dapatkan dari petugas atau sumber

pertamanaya dimana data primer tersebut penulis dapatkan dari Jabatan Agama

Islam Sarawak (JAIS) disamping data primer, terdapat data sekunder yang penulis

dapatkan dalam bentuk dokumen-dokumen.

Dalam proses menyusun dan mengumpulkan bahan skripsi ini, peneliti

menggunakan dua macam tehnis pengumpulan data, yaitu melalui penelitian

perpustakaan (Library Reserch) dan penelitian lapangan (Field Research).

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan, yaitu dimana peneliti melakukan penelusuran

literatur atau buku rujukan yang berkaitan dengan hukum Islam yang

membicarakan mengenai batas-batas pergaulan antara laki-laki dan wanita. Untuk

mendapat gambaran yang teoritis penulis telah melakukan penelitian terhadap

beberapa undang-undang yang terdapat dalam buku Undang-Undang Sarawak

Tahun 2001 mengenai Ordinan Kesalahan Jenayah Syariah 2001 dan bebrapa

buku yang mebahaskan mengenai hukum Islam mengenai pergaulan.

2. Observasi

Dalam hal ini, penulis mengamati perkembangan perjalanan hukum Islam

yang terdapat di Kuching. Penulis juga melihat bagaimanakah hukum Islam di

sana diberlakukan dan apakah terdapatnya pergaulan yang bebas antara laki-laki

Page 14: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

dan wanita. Kemungkinan pengamatan hanya dilakukan di sebahagian lapangan

kajian sahaja.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang

menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami tata

aturan penulisan skripsi ini maka penulis menyusun sistematika penulisan seperti

berikut:

BAB I : Dalam bab ini penulis menyajikan gambaran pendahuluan yang terdiri

dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian dan teknik

penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini penulis mencoba untuk melihat pengertian pergaulan,

batas-batas pergaulan yang dibolehkan oleh Islam. Selain daripada

melihat hukum pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita yang

dibolehkan dan pandangan Islam mengenai perkara ini.

BAB III : Dalam bab ini diterangkan bagaimana hukum Islam itu sendiri

diterapkan di Kuching. Bagaimanakah pihak yang berwewenang

memberlakukan undang-undang yang berkaitan dengan pergaulan

bebas ini.

BAB IV : Dalam bab ini akan dibicarakan bagaimana tindakan atau undang-

undang yang diberlakukan oleh pihak yang berwewenang menghsilkan

kesan serta dampak kepada pelaku khalwat dan sebagainya.

Page 15: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

BAB V : Meliputi kesimpulan daripada seluruh pembahasan beserta saran-saran

dan diharapkan dapat mendapat komitmen dari semua pihak.

Page 16: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

BAB II

BATAS-BATAS PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA

DALAM MASYARAKAT SEKARANG: SATU URAIAN HUKUM ISLAM

A. Pengertian Pergaulan

Islam memuliakan wanita sebagai manusia yang diberi tugas (taklif) dan

tanggung jawab yang utuh seperti halnya laki-laki, yang kelak akan mendapatkan

pahala atau siksa sebagai balasannya. Tugas yang mula-mula diberikan Allah

kepada manusia bukan khusus untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan, yakni

Adam dan istrinya

�������� �� ������� ������� ���� ��� �!� "#$%#&'(�� )⌧�+� ��& �,- �./⌧0�1 23'4�5 ��☺8'9,: );� ��<�='>"? AB4��C AD�=�E9FG�� ���H���8"� I�,- �JK,LM�:NG�� OPQR

Artinya: “Dan Kami berfirman: "Wahai Adam! Tinggalah Engkau dan isterimu

dalam syurga, dan makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa sahaja

kamu berdua sukai, dan janganlah kamu hampiri pokok ini, (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu dari golongan orang-orang

yang zalim". (Q.S. al-Baqarah 2:35)

Banyak orang berlebihan dalam menggunakan istilah an-nizham al-

ijitima’i untuk menyebut seluruh peraturan yang ada dalam kehidupan

bermasyarakat. Istilah yang lebih tepat untuk menyebut peraturan kehidupan

bermasyarakat adalah anzhimah al-mujtama’ (sistem sosial). Sebab sistem ini

hakikatnya mengatur seluruh interaksi yang terjadi dalam suatu masyarakat

8

Page 17: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

tertentu tanpa memperhatikan ada tidaknya aspek ijtima (pergaulan/pertemuan

laki-laki wanita). Dalam sistem sosial, tidaklah diperhatikan adanya ijitima

karena yang dilihat hanyalah interaksi-interaksi yang ada. Dari sinilah muncul

berbagai macam peraturan (sistem) yang bermacam-macam sesuai jenis dan

perbedaan interaksinya, yang mencakup aspek ekonomi,pemerintahan, politik,

pendidikan, pidana, muamalah dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan

istilah an-nizam al-ijtima’i untuk menyebut sistem sosial tidaklah beralasan dan

tidak sesuai dengan fakta. Lebih dari itu, kata ijtima’i adalah kata sifat bagi

sistem (nizham). Pengertiannya, sistem tersebut dibuat hendaknya untuk mengatur

berbagai problem yang muncul dari ijtima (pergaulan pertemuan laki-laki dan

wanita,) atau berbagai interaksi (alaqah) yang timbul dari ijitima’i tersebut.1

Pergaulan (ijtima) seorang laki-laki dengan seorang laki-laki atau seorang

wanita dengan dengan sesama wanita tidak memerlukan peraturan. Sebab,

pergaulan sesama jenis tidak memerlukan peraturan. Sebab, pergaulan sesama

jenis tidak akan menimbulkan problem ataupun melahirkan berbagai interaksi

yang mengharuskan adanya seperangkat peraturan. Pengaturan kepentingan di

antara keduanya hanyalah memerlukan sebuah peraturan (nizham) karena

faktanya mereka hidup bersama dalam satu negeri, sekalipun mereka tidak saling

bergaul. Adapun pergaulan antara laki-laki dan wanita atau sebaliknya, maka

itulah yang menimbulkan berbagai problem yang memerlukan pengaturan

dengan suatu peraturan (nizham) tertentu. Pergaulan laki-laki dan wanita itu

pulalah yang melahirkan berbagai interaksi yang memerlukan pengaturan dengan

1 Taqiyudin an-Nabhani Sistem Pergaulan Dalam Islam, Jakarta: Hizbut Tahrir

Indonesia 2007 Cet Ke-3 h 9

Page 18: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

suatu peraturan tertentu. Maka peraturan pergaulan laki-laki dan wanita seperti

inilah sesungguhnya yang lebih tepat disebut sebagai an-nizham al-ijtima’i.

Alasannya, sistem inilah yang pada hakikatnya mengatur pergaulan antara dua

lawan jenis (laki-laki dan wanita) serta mengatur berbagai interaksi yang timbul

dari pergaulan tersebut.

�#ST/U���� V$�$�G�� ���Q>

<���D%'>A��I �,W- G=⌧+"X

YZ"[�\�� ]^���D%�������

�[<H��: )_`a���"��

b�cH���1����d,G Y $OePR

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”(Q.S. 49: al-

Hujurat:13)

Allah telah menciptakan manusia, baik laki-laki maupun wanita, dengan

satu fitrah tertentu yang berbeda dengan hewan. Wanita adalah manusia,

sebagaimana halnya laki-laki. Masing-masing tidak berbeda dari yang lainnya dari

aspek kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya pada aspek ini.

Allah telah mempersiapkan keduanya untuk mengarungi kancah kehidupan

dengan sifat kemanusiaanya. Allah telah menjadikan laki-laki dan wanita untuk

hidup bersama dalam satu masyarakat. Allah juga telah menetapkan bahwa

kelestarian jenis manusia bergantung pada interaksi kedua jenis tersebut dan pada

keberadaan keduanya pada setiap masyarakat. Karena itu tidak boleh memandang

salah satunya kecuali dengan pandangan yang sama atas yang lain, bahwa ia

adalah manusia yang mempunyai berbagai ciri khas manusia dan segala potensi

yang mendukung kehidupannya.

Page 19: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Allah telah menciptakan pada masing-masingnya potensi kehidupan

(tahaqah hayawiyyah), yaitu potensi yang juga diciptakan Allah pada yang

lainnya. Allah telah menjadikan pada masing-masingnya kebutuhan jasmani

(hajat udhwiyyah) seperti rasa lapar, dahaga atau buang hajat serta berbagai

naluri (ghara’iz), yaitu naluri yang mempertahankan diri, naluri melestarikan

keturunan dan naluri beragama.

Pergaulan dalam bahasa Arab disebutkan ikhtilat barakar dari kalimat

“khalata yakhlutu khaltan”. Yang berarti bercampur.2

Beberapa kata mempunyai makna baru dan bahkan ada yang meluas

penggunaannya. Salah satunya adalah kata “percampuran atau pergaulan”.3 Dari

perkataan berkenaan dengan percampuran antara laki-laki dan wanita dalam satu

tempat, atau berbagai tempat.

Menurut kamus Malaysia Indonesia kalimat gaul, bergaul berarti

bercampur, teraduk, menggaulkan dan mengaduk seperti pasir dengan semen.4

Sebenarnya pertemuan antara laki-laki dengan perempuan tidak haram,

melainkan jaiz (boleh). Bahkan, hal itu kadang-kadang dituntut apabila bertujuan

untuk kebaikan, seperti dalam urusan ilmu yang bermanfaat, amal saleh,

kebajikan, perjuangan, atau lain-lain yang memerlukan banyak tenaga, baik dari

laki-laki maupun perempuan.

2 Ibnu Manzur, Lisa al-Arab,jilid 9 h 120

3 Dr Yusuf Qradhawi Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet

Ke-1 h 99

4 Abdul Chaer, Kamus Malaysia Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta 2004 Cet Ke-1 h 59

Page 20: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Namun, kebolehan itu tidak berarti bahwa batas-batas diantara keduanya

menjadi lebur dan ikatan-ikatan syar`iyah yang baku dilupakan. Kita tidak perlu

menganggap diri kita sebagai malaikat yang suci yang dikhawatirkan melakukan

pelanggaran, dan kita pun tidak perlu memindahkan budaya Barat kepada kita.

Yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dalam kebaikan serta tolong-

menolong dalam kebajikan dan takwa, dalam batas-batas hukum yang telah

ditetapkan oleh Islam. Islam telah menggariskan batas-batas pergaulan antara

wanita dan laki-laki.

Islam memandang pergaulan antara laki-laki dan wanita sebagai satu hal

yang amat penting. Tetapi bagaimanapun juga, Islam telah menetapkan hukum

secara umum mengenai masalah ini. Islam justru memperhatikannya dengan

melihat tujuan atau kebaikkan yang hendak diwujudkan, atau bahaya yang

dimungkinkan, gambarannya, dan syarat-syarat yang harus dipenuhinya atau

lainnya. Sebaik-sebaik petunjuk dalam masalah ini ialah petunjuk Rasulullah,

petunjuk para sahabat yang menjadi pedoman. Orang yang ingin memperhatikan

petunjuk ini, niscaya akan tahu bahawa Islam tidaklah memenjarakan kaum

wanita atau mengisolasi mereka seperti yang terjadi pada zaman kemunduran

Islam.5

B. Pandangan Hukum Islam Mengenai Pergaulan Yang Bukan Mahram

Adapun pandangan hukum Islam mengenai pergaulan ini adalah

berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Islam itu

sendiri. Kebolehan yang telah ditentukan oleh Islam itu tidak berarti bahawa

5 Dr Yusuf Qradhawi Fatwa-Fatwa Kotemporer,Jakarta: Gema Insani 2006

Page 21: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

pertemuan antara laki-laki dan wanita dibolehkan tanpa melihat ikatan-ikatan

syar’iyah yang baku dilupakan. Adapun ketentuan yang digariskan oleh Islam

adalah untuk tujuan kebaikan seperti dalam urusan ilmu yang bermanfaat,amal

saleh, kebajikan, perjuangan atau lain-lain yang memerlukan banyak tenaga, baik

dari laki-laki ataupun perempuan.

1. Menahan pandangan dari kedua belah pihak6 berarti kedua belah pihak tidak

boleh melihat aurat, memandang dengan syahwat, tidak boleh memandang terlalu

lama tanpa ada keperluan. Firman Allah:

_�� TfK,�,- "2☺��,gG b�H1h���

��,- ��,CP=��i]<� b�HjN⌧k'�"l� m2&��=�� Y ��,Gn"X Yo"p'!� ]^q5r � $sQ> :a�� �t=Q��I ��☺Q< �sH�D%i�� OPBR Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian

itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat"(Q.S.24: An-Nur : 30)

2. Pihak wanita dan juga laki-laki harus mengenakan pakaian yang sopan yang

menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan tapak tangan,7 kecuali laki-laki

Dilarang mengenakan pakaian yang tipis yang terlalu ketat dan yang boleh

menunjukkan bentuk badan. Ini bisa membawa kepada tertariknya laki-laki

terhadap wanita tersebut. Firman Allah:

_��� ,����,- "2☺��,gG I��hNh'�� ��,- u�,CP=��i]<�

I��N⌧k'�"l� u�2&��=�� );�

6 Dr Yusuf Qradhawi Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet

Ke-1 h h 107

7 Ibid 108

Page 22: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Tfv,/]�� u�2&�8�w�Q! x;Q> ��- �=�&"2 ��& %,- OPeR Artinya:”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah

mereka menutupkan kain kudung kedadanya”(Q.S.24: An-Nur: 31)

Namun ada beberapa riwayat para sahabat yang mengatakan bahawa

perhiasan yang bisa tampak adalah muka dan telapak tangan. Allah befirman

mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan

Y ��,Gn"X �oDy � s� I�'��= ��

)⌧"� �J'v"X "� � Tz�⌧+� {a��

�%1HNk⌧0 �|☺ ,5}1 OQhR

Artinya: “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”(Q.S. 33: al-Ahzab: 59)

Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik

dengan wanita yang buruk. Bagi wanita yang baik-baik tidak ada laki-laki yang

suka menganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap

orang yang melihatnya untuk menghormatinya.

3. Mematuhi adab-adab Islam baik laki-laki dan wanita dalam segala hal,

terutama dalam pergaulan.8

a) Dalam perkataan, wanita dan laki-laki haruslah menghindari daripada

perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan sehingga

8 Dr Yusuf Qradhawi Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet

Ke-1 h 108

Page 23: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah

perkataan yang baik”

b) Dalam berjalan, wanita muslimah janganlah memancing pandangan

orang laki-laki yang mungkin berniat jahat terhadap mereka. Firman Allah

b );� �J'Qt�~D� u�Q&Q��]1UQ<

I^A� �4,G ��- �JK,k'��l �,-

u�Q&,8�w�Q! OPeR

Artinya: “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan

yang mereka sembunyikan”(Q.S. 24: An-Nur: 31)

Hendaklah mencontohi wanita yang telah Allah tunjukkan dalam Al-

Quran seperti yang difirmankan oleh-Nya:

5'?��a�5&5f ��☺2&p�/ AQ> Z�.�☺"? oA?� ��a�� ",8��� O�QR Artinya “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu

berjalan kemalu-maluan”(Q.S. 28: Al-Qashash: 25)

c) Dalam pergerakan, jangan berjingkrak atau berlenggang-lenggok, karena hal

ini boleh menarik perhatian laki-laki.

Hendaklah jangan sampai bertabbaruj (menampakkan aurat) sebagaimana

yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah tempo dulu atau pun jahiliyah moderen.

4. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang

seharusnya dipakai di rumah, bukan dijalan dan di dalam pertemuan-pertemuan

dengan kaum laki-laki

Page 24: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

5. Jangan berdua-duaan (laki-laki dan wanita) tanpa disertai dengan mahram.

Banyak hadits sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan karena yang

ketiga adalah syaitan.

Jangan berdua-duan dengan yang bukan mahram. Hal yang serupa ialah

keluarga perempuan yang bukan mahramnya, seperti kemenakannya baik dari

pihak ibu atau ayah. Dia tidak boleh berkhalwat dengan mereka. Yang dimaksud

dengan ipar yaitu keluarga isteri atau keluarga suami. Bahwa berkhalwat

(bersendirian) dengan ipar akan membawa bahaya dan kehancuran, yaitu

hancurnya agama kerana terjadinya perbuatan maksiat. Ini karena keluarga si

isteri berburuk sangka kepadanya.9 Jadi berduaan dengan ipar lebih besar

bahayanya daripada berdua-duan dengan orang lain. Sebabnya bisa saja dia dapat

berbuat kebaikkan yang banyak kepada si ipar tersebut dan akhirnya

memberatkan hati menerima suaminya sendiri. Karena bisa jadi ia mendapati

beberapa hal yang suaminya sendiri tidak memilikinya atau pergaulan yang baik

atau lainnya.10.

Walau apa pun, satu kesimpulan dapat dilakukan yaitu pergaulan antara

laki-laki dan wanita bukan mahram adalah diharamkan. Namun pengharaman ini

bukanlah didasarkan kepada suatu nash syara yang benar karena tidak ada nash

syara yang jelas menyatakan demikian. Disamping itu oleh karena khalwat antara

laki-laki dan wanita bukan mahram diharamkan, maka pergaulan antara laki-laki

dan wanita bukan mahram juga adalah haram. Begitu juga, oleh karena wanita

dilarang mengerjakan haji tanpa mahram kerana perbuatan itu mendekatkannya

9 Dr Yusuf Qradhawi Halal dan Haram,Bandung: Jabal 2007 Cet ke-1 h 159

10 Ibnu Jauzi Bertutur Tentang Cinta Dan Syahwat, Jakarta 2005 Cet ke- 10 h 85

Page 25: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

kepada pergaulan dengan laki-laki maka semua bentuk pergaulan wanita dengan

laki-laki bukan mahram adalah haram.

C. Hukum Pergaulan Antara Laki-Laki Dan Wanita Muda-Mudi Sekarang

1. Boleh bergaul karena kebutuhan.

a) Boleh bergaul karena urusan muamalah yang syar`i seperti jual beli dan

lainnya

b) Boleh bergaul karena melaksanakan tugas kehakiman dan perbicaraan. Dalam

Mazhab Hanafi wanita boleh jadi hakim dalam kasus-kasus bukan hudud,

malah Mazhab al-Zahiri berpendapat boleh dalam semua kasus.

c) Boleh bergaul karena wanita perlu mengemukakan kesaksian dalam

perbicaraan. Wanita memang boleh jadi saksi. Firman Allah

b sQ�"� ]^:G ���H���� RJ KA���1

_��="� Rs�"?�I�]���� �u☺,-

�s]H�e]="? I�,- ,�a��/#So�G��

O��R

Artinya “Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang laki-laki (di antaramu). jika tak ada dua orang laki-laki, Maka (boleh) seorang laki-

laki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai”(Q.S. 2: al-Baqarah: 282)

Boleh bergaul kerana wanita menjalankan tugas-tugas kekuasaan. Umar bin

Khattab telah melantik al-Syifa’ sebagai pegawai penguasa di majlis

perbendaharaan.

d) Boleh bergaul untuk tujuan memberi khidmat kepada tamu ajnabi jika suami

turut hadir bersama. Bukhari meriwayatkan, apabila Abu Usaid bernikah dia

menjemput Rasulullah SAW dan sahabat. Tiada sorang pun bersedia

Page 26: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

menghidangkan makanan kecuali isterinya Ummu Usaid. Dia membasahkan

kurma dan meletakkannya ke dalam tempat yang terbuat dari batu. Kejadian

itu berlaku waktu malam. Apabila Baginda selesai makan Ummu Usaid

membersihkan tangan Baginda dan memberinya minum. Dia melayani

Baginda dengan baik. Jelas hadis ini menunjukkan Ummu Usaid berada

bersama suaminya memberi khidmat kepada Rasulullah SAW sebagai tamu.

Bagi saya, kedudukan Baginda sebagai Rasul perlu diperhatikan.11

e) Boleh bergaul karana menghormati tamu. Dalam Sahih Muslim dikisahkan

tentang seseorang yang datang menemui Rasulullah SAW. Baginda lantas

bertanya pada sahabat, siapa yang sanggup menerima laki-laki tersebut

sebagai tamu. Seorang sahabat dari Anshar mengatakan “Saya ya Rasulullah”.

Setelah itu dia pun kembali ke rumah bertanyakan isterinya “Kamu ada

sesuatu untuk dimakan”?. Jawab isterinya “Tidak, kecuali untuk makanan

anak-anak saya”. Jawab lelaki itu “Berikan mereka sesuatu, apabila tamu kita

datang matikan lampu dan perlihatkan seolah-olah kita makan. Apabila dia

mulai makan, kamu berdiri dan matikanlah lampu”. Suami isteri tersebut

duduk bersama tamu mereka yang terus makan. Apabila subuh, laki-laki itu

bertemu Rasulullah SAW, Baginda bersabda kepadanya “Allah kagum

terhadap apa yang kamu lakukan kepada tetamu kamu malam tadi”. Hadis ini

menunjukkan isteri Anshar tersebut berada bersama suaminya melayan tamu

mereka makan.12

11

Muhammad Fuad Abdul Baqi Mutiara Hadits Sahih Bukhari Muslim, Surabaya 2007 Cet

ke-3 h 134 12 Ibid h 100

Page 27: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

f) Boleh bergaul dalam kendaraan umum karena keperluan menggunakannya.

Wanita dibenarkan keluar untuk menunaikan keperluan yang syar`i seperti

menziarahi keluarga, mendapat perawatan dirumah sakit dan lainnya. Ini

membuatkan mereka (wanita) terpaksa menggunakan kendaraan umum.

Mungkin berlaku pergaulan dalam kendaraan umum atau semasa menunggu

untuk mendapat perawatan dokter atau semasa mengambil obat di apotek.

Pergaulan wanita dan lelaki ajnabi dalam bentuk ini diharuskan atas dasar

hajah dan kebutuhan syar`i dan dengan syarat mematuhi hukum-hukum dan

adab-adab Islam lain.

g) Boleh bergaul karena tujuan berjihad fi sabilillah. Ini telah berlaku apabila

sahabiyat turut serta dalam medan perang memberikan rawatan kepada mereka

yang luka, menyediakan makanan dan mengantar pulang mereka yang syahid

ke Madinah.

h) Boleh bergaul laki-laki dan wanita untuk tujuan mendapatkan nasihat, teguran

dan bimbingan. (mendengar ceramah agama dalam konteks hari ini) Bukhari

meriwayatkan daripada Ibnu Abbas: “Pada (suatu) hari raya Baginda keluar

dan shalat dua rakaat. Baginda tidak solat sebelum dan sesudahnya. Kemudian

baginda menarahkan kepada kumpulan kaum wanita dan mengarahkan mereka

supaya bersedekah. Mereka pun menyerahkan gelang dan kalung. Hadis ini

jelas menunjukkan kaum wanita turut berada dalam majlis tersebut.

Di antara pergaulan laki-laki dan wanita yang berlaku masa kini ialah

pergaulan semasa ziarah, bertemu keluarga, kawan dan sahabat taulan. Pergaulan

juga berlaku dalam majlis-majlis resmi atau tak resmi, rapat, acara pernikahan,

Page 28: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

sambutan hari tertentu dan lainnya. Dalam ziarah dan majlis seperti ini biasanya

akan berlaku pergaulan antara wanita dan laki-laki dalam satu kamar, ruang,

makan bersama dalam satu hidangan, atau mesyuarat di satu meja. Sudah pasti

berlaku interaksi, pembicaraan dan sebagainya.

Pergaulan seperti ini adalah diharuskan dengan syarat semua pihak yang

hadir haruslah berpegang teguh dengan hukum-hukum syara yang berkaitan

dengan pakaian, percakapan dan pandang memandang antara laki-laki dan wanita.

Mereka yang hadir haruslah menutup aurat dengan sempurna. Wanita tidak boleh

menampakkan tubuhnya walau sedikit pun kecuali muka dan telapak tangan.

Pakaian yang mereka pakai juga haruslah tidak tipis, tidak ketat sehingga

mennampakkan bentuk tubuh mereka. Tidak bertabarruj. Percakapan mereka juga

mestilah berlaku seperti biasa, tidak dimanja-manja dan dilunak-lunakkan.

Pandang memandang haruslah tidak ada unsur nafsu dan syahwat, beradab, tidak

berlaku khalwat, tidak bercampur aduk melampaui yang tiada batas. Jika hukum,

peraturan, adab dan tata susila ini tidak dapat dipatuhi, pergaulan itu adalah

dilarang.

D. Batas-Batas Pergaulan Antara Laki-Laki Dan Wanita Yang Dibolehkan

1. Ketika melakukan aktifitas sehari-hari13

Dalam pembahasan sebelumnya sedikit banyaknya telah menyinggung

tentang kondisi seseorang yang sedang dalam aktifitas kesehariannya. Seperti

wanita yang sedang beraktifitas di luar rumah tentunya akan besar

13

Hasanoel “Aurat Dalam Persepktif Islam” Artikel ini diakses pada 29/01/2008 dari http://

tulisan_hasanoel_b_aurat_ dalam_persepktif_fuqaha_syafieah

Page 29: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

kemungkinannya berpapasan dengan laki-laki , wanita non muslim, dan anak-anak

yang menjelang baligh (mumyyiz). Berkaitan dengan laki-laki ajnabi sudah jelas

dalam pembahasan sebelumnya, menurut pendapat yang kuat jika dalam kondisi

normal (bukan darurat dan keperluan muamalah) tidak boleh terlihat bagian

tubuhnya. Demikian pula halnya wanita yang melihat kaum laki-laki yang sedang

melakukan aktifitasnya, hanya saja para ulama mentolerir kondisi ini karena sudah

menjadi hal yang umum wanita melihat laki-laki yang beraktifitas di tempat

umum, selama tidak menimbulkan fitnah.

a . Fukaha’ telah mengharuskan pergaulan silang laki-laki untuk tujuan hajat dan

keperluan yang syar`i seperti dijelaskan di atas. Jika pergaulan karena kebutuhan seperti

menaiki kendaraan umum, melayani tamu, ziarah menziarahi diharuskan maka bergaul

antara laki-laki atau wanita untuk tujuan menuntut ilmu sepatutnya lebih diharuskan,

karena suasana menuntut ilmu lebih beradab, lebih wara dan lebih selamat daripada fitnah

dibandingkan majlis-majlis di atas. Namun pergaulan itu mestilah mematuhi hukum-

hukum syar’a, adab-adab Islam dan bersistem. Amat baik jika tempat wanita dalam majlis

itu di pisahkan dari tempat laki-laki. Bukan bergaul sampai ke tingkat yang lebih intim.

b. Keringanan Dalam Pengobatan

Adakalanya manusia berhadapan dengan keadaan darurat, dimana

kehidupan seseorang sedang dalam kondisi tidak normal. Pada saat ini hukum

tidak dapat diterapkan sebagaimana dalam kondisi normal, kondisi darurat

membolehkan keringinan-keringanan yang berkaitan dengan kondisi itu.

Adakalanya manusia berhadapan dengan keadaan darurat, dimana

kehidupan seseorang sedang dalam kondisi tidak normal. Pada saat ini hukum

tidak dapat diterapkan sebagaimana dalam kondisi normal, kondisi darurat

Page 30: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

membolehkan keringanan-keringanan yang berkaitan dengan kondisi itu. Jika

seseorang sedang sakit dan butuh penanganan medis, maka baginya berlaku

rukhsah dalam ketentuan tentang aurat. Orang yang mengobati boleh melihat dan

menyentuh sesuai kebutuhan bagian tubuh yang akan diobati walau organ intim

sekalipun. Seorang dokter laki-laki mengobati pasien wanita, demikian juga

sebaliknya. Hanya saja para ulama berbeda pendapat dalam hal keharusan

hadirnya mahram (suami).

c . Keringanan dalam bermua`amalah

Dalam bermuamalah misalnya, jual beli, baik si wanita yang membeli atau

laki-laki yang membeli dari wanita, berlaku keringanan yaitu boleh melihat wajah

si wanita14

. Dalam aktifitas transaksi lain dibolehkan karena tabiat urusan jenis ini

membutuhkan berlaku interaksi antara kedua pihak sebelum berlaku aqad. Jadi

inti kebolehan melihat wajah adalah untuk mengenalnya, guna memudahkan

proses hukum jika ada kecurangan. Menurut Imam Qurthubi “Kalau menurut

biasanya muka dan dua telapak tangan itu dinampakkan, baik menurut adat

ataupun dalam ibadah seperti shalat dan haji, maka layak kiranya kalui

pengecualian itu kembalinya kepada kedua anggota tersebut.15

d . Keringanan Dalam Persaksian

Dalam persaksian, wanita bisa saja bergaul dengan laki-laki. Dalam hal

ini, seandainya wanita enggan memperlihatkan wajahnya, maka wajahnya boleh

dibuka oleh wanita yang lain supaya orang yang menjadi saksi dapat melihat

14

Ibid http:// tulisan_hasanoel_b_aurat_ dalam_persepktif_fuqaha_syafieah

15 Qradhawi,Halal Dan Haram, h 165

Page 31: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

untuk mengenal wanita dengan pasti. Kebolehan melihat dalam syahadah

disesuaikan dengan kasus yang terjadi untuk zina.

e . Keringanan Semasa Bekerja

Semasa melaksanakan, pada kebiasaannya berlaku pergaulan antara laki-

laki dan wanita. Pergaulan ini dibolehkan dengan syarat kedua belah pihak

menjaga batas-batas syara seperti berpakaian menutup aurat, menundukkan

pandangan, perbualan yang tidak mengandungi unsur-unsur fitnah dan tidak bisa

berkhalwat.16

f . Keringanan dalam kendaraan umum.

Pergaulan antara laki-laki dan wanita dalam kendaraan umum dibolehkan

atas alasan kebutuhan yang terdesak. Namun demikian, keharusan ini terletak

pada syara bahwa wanita keluar rumah bukan untuk tujuan suka-suka. Dia

haruslah bertujuan syar’i seperti bekerja untuk menangung keluarga, melayat

keluarga yang sakit dan lain-lain

Bagi sebagian ahli fiqih shalat jamaah wajib atas laki-laki tetapi mereka

sepakat mengatakan bahwa shalat jamaah tidak tidak wajib atas wanita, malah ia

diharuskan sendiri saja. Itu hanya dengan syarat-syarat tertentu. Pensyaratan ini

menunjukkan bahwa hukum asal pergaulan beda muhrim adalah dilarang. Walau

bagaimanapun, wanita dibolehkan (harus) melakukan shalat jamaah di masjid.

Hukum shalat di rumah lebih afdhal bagi wanita dan pengharusan berjamaah di

16

Ibid h 244

Page 32: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

masjid bagi mereka dinyatakan Rasulullah dalam sabdanya yang melarang wanita

dihalang ke masjid dan menyatakan rumah lebih afdhal bagi mereka17

Keizinan bagi wanita shalat berjemaah di masjid tidak mutlak. Ia diikat

dengan berbagai syarat, izin suami atau wali, tidak memakai parfum, tidak berhias

dan tidak bergaul dengan laki-laki semasa shalat di masjid. Syara menentukan

barisan bagi wanita dalam solat jamaah mestilah di belakang barisan laki-laki.

Penentuan ini pasti melalui nash hadis. Persyaratan-persyaratan yang dikenakan

dalam hal wanita shalat jamaah dengan laki-laki ini menunjukkan bahawa

pergaulan antara laki-laki dan wanita adalah haram. Apa lagi jika dihubungkan

dengan persoalan kedudukan barisan bagi wanita, di belakang barisan laki-laki.

Artinya wanita tidak boleh berada dalam satu barisan dengan laki-laki. Jika dalam

solat yang suasananya penuh taqwa, jauh dari fitnah pun wanita tidak dibenarkan

bergaul dalam satu barisan dengan laki-laki apa lagi dalam situasi lain yang jauh

lebih tidak taqwa dan lebih mendekati kepada fitnah, sudah barang tentu tegahan

bergaul dalam kondisi seperti itu lebih dilarang.

Kesimpulan daripada ini, pengharaman pergaulan laki-laki dan wanita

adalah bersumber kepada nash yang melarang wanita bergaul dalam satu barisan

sewaktu melakukan shalat jamaah bersama laki-laki di samping syarat-syarat lain.

Ini berarti kebolehan berlaku pergaulan dengan wanita dan laki-laki adalah

bergantung kepada syarat boleh berlakunya shalat jamaah wanita bersama laki-

17

Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya, Hukum Islam Semasa bagi Masyarakat

Malaysia Yang Membangun, h 241

Page 33: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

laki. Dengan kata lain, pergaulan wanita dan laki-laki, bukan boleh secara mutlak,

tetapi boleh dengan syarat-syarat yang ditentukan.18

Ahli fikih sepakat wanita tidak wajib menunaikan shalat Jumat. Alasannya

karena wanita sibuk dengan urusan rumah tangga dan dicegah keluar ke

perhimpunan kaum laki-laki bagi menghindar fitnah. Alasan ini membawa arti

bahwa hukum pergaulan antara wanita dan laki-laki adalah haram. Telah

dinyatakan bahwa tiada nash sarih yang langsung mengharamkan pergaulan lak-

laki dan wanita . Namun demikian, dalam konteks ini, kaidah al-Asl fi al-Asyia’al-

Ibahah, tidak dapat digunakan untuk menyatakan bahwa hukum asal pergaulan

laki-laki dan wanita adalah harus, karena nash-nash yang dikemukakan di atas

secara tidak langsung telah mengandungi unsur-unsur larangan dari pergaulan

antara laki-laki dan wanita. Oleh karena itu, keharusan yang mutlak dalam kasus

ini sudah tidak ada lagi.

18

Ibid h 243

Page 34: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

BAB III

PENERAPAN HUKUM ISLAM DI KUCHING DALAM PERGAULAN

LAKI-LAKI DAN WANITA

A. Gambaran Umum Masyarakat Kuching Sarawak

Sarawak berbatasan dengan Kalimantan di sebelah selatan dan dengan

Brunei dan Sabah di sebelah utara. Sarawak adalah negara bagian terbesar di

Malaysia, yang memiliki luas 124.450 km dan terbagi menjadi 11 divisi yang

keseluruhannya (Kuching, Sri Aman, Sibu, Miri, Limbang, Sarikei, Kapit, Kota

Samarahan, Bintulu, Mukah dan Betong). Setiap daerah dipimpin oleh seorang

Residen dan dibagi dua menjadi empat kawasan.

Page 35: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Dengan kota Kuching sebagai ibukota, dua pertiga dari Sarawak adalah

hutan hujan dan populasinya 1,7 juta yang terdiri atas 23 kelompok etnis. Sarawak

sangat terkenal dengan keajaiban budaya dan alamnya. Burung engang, burung

yang dilindungi, adalah lambang negara bagian.

Nama Sarawak berasal daripada nama Batang Sarawak atau Sungai

Sarawak. Batang Sarawak meliputi kawasan di sekitar Kuching hingga ke seluruh

Sarawak19

. Negeri Sarawak atau juga dikenali sebagai Sarawak Bumi Kenyalang

merupakan salah satu daripada 14 negeri (termasuk Wilayah Persekutuan yang

membentuk Persekutuan Malaysia)20

. Sarawak merupakan negeri yang terbesar di

Malaysia. Kedua-dua Sarawak dan Sabah yang terletak di pulau Borneo biasanya

digolongkan bersama sebagai Malaysia Timur.

Nama Sungai Sarawak adalah diambil dari nama sejenis galian batu bijih

yaitu "serawak" yang mengandung belerang dan antimoni. Ini bertepatan sekali

dengan sejarahnya yaitu semasa Sarawak di bawah pemerintahan Kesultanan

Brunai, wilayah Sarawak ketika itu kaya dengan antimoni. Sarawak terasing

daripada Semenanjung Malaysia ke barat dengan Laut Cina Selatan yang kira-kira

600 km dan dicantum ke negeri Sabah secara langsung ke timur laut di mana

kesultanan Brunei di tengah-tengahnya. Atas tanah, negeri ini berdekatan dengan

Kalimantan, Indonesia.

Sarawak adalah kawasan tropika dengan iklim khatulistiwa yang panas

dan lembap sepanjang tahun. Hutan Sarawak adalah sumber dan aset yang paling

penting.

19

Zainal Abidin, “Sejarah Sarawak” artikel diakses pada 16 Maret 2007 dari

http;//ms.wikipedia.org/wiki/sejarah Sarawak.

2 Ibid., h.2

24

Page 36: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

B. Agama dan kepercayaan

Pada tahun 2002, data dari kantor “Jabatan Agama Islam Sarawak”

masyarakat yang beragama Islam hanya sebesar 23 % berbanding agama-agama

lain termasuk Kristian, Hindu, Buddha dan Atheis (tidak beragama). Sedangkan,

ada juga masyarakat yang terlalu patuh dengan kepercayaan Animisme yang

biasanya dianut oleh masyarakat yang tinggal di bagian pedalaman (terasing).

C. Kegiatan Sosial Budaya

Belbagai etnik di Sarawak telah mewujudkan Budaya yang berbeda tetapi

masih memupuk semangat kebersamaan di masyarakat Sarawak.

D. Pendidikan

Penduduk Bumiputera Sarawak menerima pendidikan tidak formal dan

formal. Pendidikan tidak formal melalui cerita lisan yang berkaitan dengan

amalan dan kepercayaan turun temurun seperti cara berburu dan memungut hasil

hutan. Biasanya pendidikan formal dijalankan di masjid dan sekolah agama yang

diajarkan kepada anak-anak manakala pendidikan Agama Islam ialah membaca

al-quran dan tulisan jawi.(tulisan begon)

E. Peraturan dan adat istiadat

Page 37: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

a. Setiap suku etnik mempunyai adat istiadat yang tersendiri.

b. Mereka yang beragama Islam adalah berasaskan ajaran Al-Quran dan

Sunnah.

c. Mereka yang bukan beragama Islam akan patuh pada cara hidup dan adat

istiadat yang diwarisi turun-temurun daripada nenek moyang mereka .

d. Masyarakat bumiputera Sarawak mempunyai tuan rumah yang

bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah perkawinan, perceraian,

peraturan dan perayaan.

e. Dua upacara penting yang perlu ditentukan oleh tuan rumah ialah hari

gawai dayak atau pesta menuai dan perayaan berangi

E. Jenis Tindakan Dan Undang-Undang Yang Diberlakukan Dalam

Pergaulan Antara Laki-Laki dan Wanita

Dari hari ke hari, masyarakat Islam di Sarawak semakin menuju ke arah

moderenisasi. Dalam menjalankan kehidupan ini, masyarakat seringkali terlibat ke

arah kemaksiatan tanpa mereka sadari. Dilihat semakin terjadinya masalah sosial

syariah ini, maka sudah pasti tugas JAIS atau Dapartemen Agama di Sarawak

terutamanya di Kuching ini semakin bertambah berat. Kriminal syariah yang

melibatkan pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita zaman sekarang tidak

hanya melibatkan kesalahan satu kedudukan, bahkan dia melibatkan kriminal

yang lebih berat seperti melahirkan anak di luar nikah dan sebagainya.

Maka dari itu, bagi pembenteras kriminal ini daripada terus bertambah dan

selanjutnya menyelamatkan umat Islam, berbagai tindakan yang lebih efektif lagi

Page 38: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

yang perlu diambil. Kewajipan untuk membentras perbuatan maksiat ini juga

telah ditekankan dalam firman Allah

]^d��+ �t]=�I M#$-\� ����P= I\�

$�$%�,G �sV�2��U"?

��= ��☺'G��Q< Tz]H�& %"?�

O�� P=⌧��2☺'G�� �sH�,- "�?�

�a��Q< � OeeBR

Artinya”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. (Q.S.3: al-Imran: 110)

Berdasarkan ayat di atas, jelas kepada kita bahwa menghapuskan maksiat

adalah satu kewajipan. Oleh karena itu, bagi merealisasikan maksud ayat ini,

pihak JAIS berperan utama dalam tugas ini karana mereka mempunyai kuasa

untuk berbuat demikian.

Bagi menjalankan tugas untuk mencegah kriminal syariah ini,tindakan

Bagian Penguatkuasa dan Pendakwaan JAIS hendaklah tidak menyimpang jauh

dari Pasal Kriminal Syariah 1991, tidak kepada pasal kriminal jenayah yang lain.

Jika dilihat kepada serangkaian jenis kesalahan daripada empat puluh satu

kesalahan itu yang sering dilakukan adalah:

1. Perbuatan kurang sopan (pasal4);

2. Sewenang-wenang (pasal 5);

3. Laki-laki meyerupai wanita (pasal 6);

4. Khalwat (pasal 8);

5. Berkelakuan tidak sesuai (pasa 9);

6. Persetubuhan haram (pasal 10);

Page 39: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

7. Hamil dan melahirkan anak di luar nikah (pasal 15);

8. Anak dara kabur dari penjagaan orang tua (pasal 20);

9. Minum minuman haram (pasal 25);

10. Menjual, makan dengan sengaja dan sebagainya dalam bulan

puasa (pasal 26);

11. Ingkar perintah mahkamh (pasal 28);

12. Mengajar agama tanpa kebenaran (pasal 38).

Daripada tiga belas kesalahan kriminal syariah di atas, penulis hanya

membahaskan tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pergaulan

bebas antara laki-laki dan wanita yaitu kasus khalwat. Ini karena penulis melihat

bahwa daripada kasus khalwat inilah bermulanya perbuatan tidak sopan sehingga

berlaku beberapa kesalahn lebih berat termasuk melahirkan anak di luar nikah.

Bagi melaksanakan tugas pencegahan maksiat ini, UU Tahun 1991 telah

menetapkan prosedur yang terentu. Ini jelas dalam pasal 3 Kriminal Syariah yaitu:

“Semua kesalahan yang mana Mahkamah mempunyai

bidang kuasa hendaklah diperiksa dan dibicara menurut

peruntukan yang terdapat dalam pasal ini”

(UU Kriminal Syariah 1991)

Dengan adanya penetapan undang-undang seperti ini, berbagai kesalahan

kriminal syariah sebagaimana kesalahan kriminal yang lain hendaklah diperiksa

dan dibicara terlebih dahulu. Tindakan ini dilakukan bagi membuktikan kesalahan

yang dilakukan oleh tertuduh.

Page 40: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Dalam kasus khalwat, bagi membuktikan kesalahan khalwat, terdapat tiga

unsur penting yang harus dibuktikan. Jika kurang daripadanya tiga bukti tadi

maka si tertuduh bisa dikenakan kesalahan khalwat21. Tiga unsur tadi adalah:

a. Dikurung di dalam rumah atau tidak menampakan diri;

b. Mendatangkan syak;

c. Bersama perempuan yang bukan mahrm selain daripada isteri atau

laki-laki bukan mahramnya selain suami.

Dilihat kepada prosedur yang dinyatakan, bagi menetapkankan kesalahan

seseorang itu bukanlah satu perkara yang mudah. Ia memerlukan bukti yang kuat

dan saksi-saksi yang dapat dipercaya. Orang-orang yang dibenarkan menangkap

serta memeriksa kesalahan kriminal syariah ini adalah pegawai-pegawai penegak

hukum serta polisi. Selain daripada ketua masyarakat yang diyakini sebagai

pegawai sipil oleh pasal 3 Undang-Undang Sarawak 1985 dan boleh juga dilantik

sebagai Pegawai Penegak hukum Agama. Perkara ini berdasarkan Pasal 22 (4)

Ayat Mahkamah Syariah 1991 (Bagian Penegak hukum JAIS). Selain itu, Kepala

Jabatan Agama Islam boleh melantik pegawai penegak hukum Agama atas budi

bicaranya. Perkara ini jelas dinyatakan dalam Pasal 22 (4) Mahkamah Syariah

1991.

1. Tindakan Yang Dilaksanakan Berdasarkan Maklumat

Tindakan atau langkah yang diambil oleh Bagian Penegak hukum boleh

dikategorikan kepada dua jenis yaitu;

a. Tindakan yang dilakukan berdasarkan maklumat;

21

Wawancara bersama Kepala Penegak Hukum Ustaz Mat Noor, Jabatan Agama Islam

Sarawak 21 Januari 2007 di Kantor jam 1 siang

Page 41: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

b. Tindakan yang dilakukan semasa razia.

Tindakan yang dilakukan berdasarkan maklumat ini dilakukan setelah

pihak Penegak hukum menerima laporan. Laporan tersebut boleh dilakukan secara

tertulis di Kantor Bagian Penegak hukum atau boleh dilaporkan terus melalui

telepon. Sekiranya kriminal tersebut dilakukan di tempat umum, laporan yang

diterima akan ditulis dalam formulir 5 yang disediakan oleh bagian tersebut.

Setelah laporan diterima, maka interograsi akan dilakukan. Namun

interograsi ini hanya boleh dilakukan setelah mendapat kebenaran daripada

Pegawai Mahkamah Syari. Pemohonan untuk memeriksa ini boleh dilakukan

setelah formulir permohonan untuk memeriksa diluluskan. Akan tetapi, jika

maklumat yang diterima tidak benar, maka laporan dari orang yang melihat itu

akan disimpan sebagai simpanan saja hingga ada laporan lain yang diterima, maka

pada ketika itu satu lagi pemeriksaan akan dilakukan bagi mempastikan kebenaran

laporan tersebut.22

Sekiranya laporan tadi benar maka razia akan dilakukan ke tempat yang

dinyatakan. Sebelum razia dilakukan para Pegawai Agama akan melakukan

pemeriksaan bagi mempastikan kedudukan serta lokasi tempat dengan tepat. Ini

adalah untuk mempermudah razia dilaksanakan. Razia juga hanya dilakukan

setelah mereka mendapat maklumat yang benar. Namun sekiranya semasa razia

dilakukan dan didapati tidak benar, maka sekali lagi maklumat si pelapor akan

22

Salawati Binti Sarkawi “Khalwat: Punca Dan Peranan Jabatan Agama Islam Sarawak

Dalam Menangani Masalah Ini: Satu Kajian Di Bandaraya Kuching: Universitas Kebangsaan

Malaysia Bangi Selangor 1998 h 37

Page 42: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

disimpan. Dan sekiranya perlu para Pegawai Agama akan mengadakan razia

susulan untuk mendapatkan bukti.

Berbeda pula apabila terdapat bukti yang didapati semasa razia dilakukan.

Bagi kasus khalwat kasus ini kemungkinan akan menjadi kasus tangkap atau

kasus tilang. Ia boleh menjadi kasus tilang jika unsur-unsur yang terdapat dalam

kasus tersebut tidak terdapat dalam Ayat 18 dan 19 Pasal Kriminal 1991. Walau

bagaimanapun, sekiranya unsur kasus tersebut terdapat dalam Ayat 18 dan 19

Pasal Kriminal, maka ia akan menjadi kasus boleh tangkap. Contoh kasus khalwat

yang menjadi kasus boleh tangkap adalah apabila alamat pesalah tersebut bukan

dalam Propinsi Sarawak atau beliau dipercayakan memberi keterangan tidak

benar. Seseorang yang dikenakan kasus tangkap hanya boleh ditangkap tidak

melebihi 24 jam saja. Tempo ini tidak termasuk masa perjalanan atau libur.

Namun jika pesalah tersebut membayar uang jaminan, maka ia akan dibebaskan

segera.

Semasa tangkapan dilakukan, yaitu ketika berada di tempat razia, beberapa

tindakan yang mesti dilakukan oleh Pegawai Penegak hukum Agama. Menurut

penelitian daripada Pegawai Penegak hukum Agama, semasa tangkapan tersebut

dilakukan, para pesalah akan diambil keterangan mereka dan diambil foto.

Pasangan yang bukan Islam akan diambil keterangan saja.

Sekiranya yang bersalah mengaku, maka dia akan dikenakan hukuman

tilang atau penjara atau keduanya sekali. Tersangka akan disuruh menikah dengan

pasangannya sekiranya mereka tidak mengalami masalah pribadi. Namun

tindakan untuk menikahkan mereka ini tidak berarti mereka akan dibebaskan

Page 43: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

tanpa hukuman oleh mahkamah. Ini karena dalam Islam, setiap kesalahan atau

perbuatan yang dilakukan akan mendapat balasannya yang setimpal.

Bagi yang mengaku kesalahannya,orang tersebut akan dibebaskan dengan

jaminan, tapi beliau kan dipanggil semula untuk dibicarakan sekali lagi dengan

mengemukakan saksi-saksi. Saksi ini adalah terdiri daripada saksi bagi pihak

tergugat dan saksi bagi pihak penggugat. Sekiranya beliau masih tidak mengaku,

maka salah satu yang tergugat akan dibebaskan. Walaupun begitu, jika

kesalahannya dapat dibuktikan, maka dia akan dikenakan hukuman.23

Prosedur kasus khalwat yang termasuk dalam kasus tilang ini mempunyai

sedikit perbedaan dengan kasus boleh tangkap. Orang yang ditilang tanggal

perbicaraannya ditentukan. Sekiranya dia gagal hadir pada hari yang ditentukan,

maka surat tangkap akan diberikan. Surat ini hanya boleh diberi mengikut Pasal

31 Hukum Kriminal Syariah 1991.

2 Tindakan Yang Dilakukan Berdasarkan Razia

Selain daripada melakukan tangkapan berdasarkan laporan daripada

masyarakat, pihak Bagian Penegak hukum Jabatan Agama Islam Sarawak (JAIS)

juga mengadakan razia dari semasa ke semasa. Masa razia ini seringkali tidak

ditentukan. Kebiasaannya para Pegawai Penegak hukum ditemani oleh anggota

polisi yang menjamin keselamatan para Pegawai Penguatkuasa yang mudah

terkena bahaya.24

Razia yang dilakukan ini hanyalah melibatkan kawasan di sekitar

Bandaraya Kuching saja. Tangkapan biasanya dilakukan di kawasan taman-taman

23

Ibid h 39 24

Salawati binti Sarkawi Khalwat: Punca Dan Pranan Jabatan Agama Islam Sarawak h

26

Page 44: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

bunga dan kawasan yang rawan terdapatnya pasangan yang berkhalwat.

Kesalahan yang biasa didapati tidak hanya melibatkan kasus khalwat, bahkan

kebanyakkan kasus yang dijumpai adalah berkelakuan tidak sopan, minum

minuman memabukkan dan beberapa kesalahan lain. Golongan yang terlibat

dalam kasus ini adalah anak muda dan orang dewasa. Pelaku-pelaku yang besalah

ditahan dan diambil keterangan dan mereka dipanggil ke kantor Bagian Penegak

hukum untuk dinterogasi. Mereka juga akan dibawa ke pengadilan agama untuk

pembicaraan.

F. Peranan Kerajaan Dalam Menerapkan Hukum Islam Terhadap

Kesalahan Khalwat

Disamping mengadakan razia dan mendapat laporan dari banyak orang,

Unit Penegak hukum juga turut mengantar para pegawai mereka ke sekolah-

sekolah di sekitar Bandaraya Kuching. Para pegawai Penegak hukum ini

diamanahkan untuk menyampaikan ceramah serta nasihat yang berkaitan dengan

kesalahan kriminal syariah. Target utama mereka adalah anak-anak sekolah SMA

yang msih bersekolah. Selain itu, dijelaskan juga tentang dampak perbuatan

tersebut dan hukuman yang dikenakan

Tidak cukup dengan menyampaikan ceramah, bahagian ini turut

memberikankan risalah-risalah dan buku-buku kepada orang umum. Pembagian

ini bertujuan untuk memberitahu kepada masyarakat berkaitan dengan kriminal

syariah. Antara risalah yang dan buku yang dibagikan adalah risalah pencegahan

maksiat dan pasal Kesalahan Jenayah Syariah 1991 (JAIS)

Page 45: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Dalam usaha untuk membendung kesalahan kriminal syariah ini, tindakan

yang diambil oleh JAIS umumnya agak berbeda sedikit dengan Jabatan agama

yang terdapat di negeri Bagian di Semenanjung Malaysia. Ia jelas dari segi

tindakan selepas pesalah-pesalah itu telah divonis dengan kesalahan khalwat.

Contohnya kesalahan khalwat seringkali dijadikan bahan dalam koran-koran dan

nama sebenar pesalah digunakan dalam koran tersebut.

1. Memberi hukuman kepada pelaku khalwat

Syariat Islam telah menetapkan bahawa kriminal yang tidak dikenakan

hukuman hudud, qisas atau diyat akan dikenakan hukuman ta’zir. Contoh

hukuman yang dikenakan ta’zir adalah seperti riba, khianat dan korupsi. Oleh

karena kriminal khalwat tidak dikenakan hukuman qisas atau hudud atau diyat

maka pelakunya akan dikenakan hukuman ta’zir. Hukuman ta’zir bertujuan

memberi asuhan atau didikan kepada pelaku.

Maksud ta’zir dari segi bahasa adalah mencegah dan melarang. Dari segi

istilah ialah pembalasan yang tidak ditentukan kadarnya berdasarkan nas.

Hukuman ini diwajibkan karena ia meliputi hak Allah dan hak manusia.

Disebabkan hukuman ini tidak ditentukan kadarnya oleh nash, maka pemerintah

atau qadhi bertanggung jawab menentukan kadar hukuman tersebut. Akan tetapi,

pemerintah atau qadhi yang mujtahid masih berpegang kepada syarat-syarat yang

ditentukan oleh syara. Syarat-syarat tersebut seperti berikut:

1. Tujuan hukuman tersebut dijalankan adalah untuk menjaga kepentingan

masyarakat.

Page 46: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

2. Kadar hukuman yang dikenakan bersesuaian dengan kriminal yang

dilakukan.

3. Kesan hukuman itu diyakini tidak akan membawa darurat kepada

masyarakat dan kehormatan manusia.

4. Pelaksanaan hukuman hendaklah adil tanpa membedakan kedudukan

pelaku kriminal.25

Berdasarkan definisi ta’zir di atas, oleh karena hukuman kesalahan

khalwat ini tidak ditetapkan oleh Al-Quran dan hadits maka ia juga dikenakan

hukuman ta’zir. Bagi negeri Bagian Sarawak,hukuman ta’zir yang dikenakan atas

pelaku hendaklah berdasarkan kepada Pasal Kesalahan Kriminal Syariah 1991.

Hukuman terhadap kriminal khalwat ini terdapat dalam Ayat 8 yang dikenakan

hukuman tilang tidak melebihi dua ribu ringgit (Rp 5 juta)atau penjara tidak lebih

daripada 1 tahun atau keduanya sekali.

25 Wawancara bersama Mat Saad Abdul Rahman di Kantor JAIS

Page 47: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

BAB IV

KEBERHASILAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK

YANG BERWENANG

Dalam membicarakan mengenai tindakan yang dilaksanakan oleh pihak

yang berwenang khususnya, memang tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat tanda

dampak positif terhadap tindakan yang dilaksanakan oleh pihak berwenang.

Meskipun ia tidak menunjukan kejayaan yang total, namun ia telah dapat

mengurangi penangkapan kasus-kasus khalwat. Ini dapat dilihat pada statistik

penangkapan kasus khalwat dilakukan dari tahun 2000-2002:

Jadual: Catatan Tngkapan Tahunan Bahagian Penguatkuasa dan

Pendakwahan Jabatan Agama Islam Sarawak (JAIS)26

Tahun

Jumlah Tangkapan

Pria

Jumlah Tangkapan

Wanita

Jumlah

26Sumber daripada Kantor Agama Islam Jabatan Agama Islam Sarawak Kuching

Page 48: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

2000 20 21 41

2001 18 14 32

2002 12 12 24

Daripada bilangan tangkapan yang dilakukan oleh Bahagian Penegak

hukum dan Pendakwahan pada tahun 2000 jumlah tangkapan adalah empat puluh

satu orang. Ini merujuk kepada jumlah laki-laki sebanyak dua puluh orang dan

wanita pula dua puluh satu orang. Pada tahun 2001 pula bilangannya menurun

kepada tiga puluh dua orang saja dengan jumlah laki-laki seramai delapan belas

orang dan wanita sebanyak empat belas orang. Dan pada tahun 2002, jumlah yang

tercatat hingga bulan Mei hanya dua puluh empat orang yaitu sebanyak dua belas

laki-laki dan dua belas wanita. Daripada jadual tadi didapati tidak ada persamaan

jumlah pelaku laki-laki dan wanita yang tercatat. Kondisi ini berlaku karena

terdapat pasangan mereka yang tidak beragama Islam dan mereka tidak boleh

divonis dengan kesalahan khalwat.

Menurut Pak Merais27 yaitu Pembantu Penegak hukum, keberhasilan ini

jelas jika dilihat semasa razia dilakukan. Sebagai contoh adalah sekitar tahun

2000, kasus khalwat ini lebih mudah ditemui, namun pada masa kini tangkapan

yang berkaitan dengan kasus khalwat kurang ditemui. Kebanyakan adalah yang

terkait dengan pelakuan tidak sopan.

Dari pengamatan penulis, penurunan statistik jumlah tangkapan ini terkait

dengan beraneka cara tindakan atau langkah yang diambil oleh kerajaan

27

Wawancara bersama Pembantu Penegak Hukum JAIS di kantor JAIS tanggal 15

Januari 2007 jam 2.30 sore.

36

Page 49: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

terutamanya Jabatan Agama Islam Sarawak. Ceramah-ceramah dan pembagian

risalah-risalah sedikit sebanyak telah memberikan kesadaran kepada umat Islam di

Sarawak.

A. Contoh Kasus Khalwat

Contoh 1 kasus khalwat yang melibat pasangan pria Islam dan wanita mualaf.

Kasus Kriminal : No 56/95

Tempat : Mahkamah Syariah Kuching

Waktu : 9.20 pagi

Tanggal : 5.3.2000

Di hadapan : Awang Suhaili bin Ledi

Pendakwa : Ahmad Sukarno Saini

Tersangka : Mahmud Ali (nama samaran)

Dalam mahkamah terbuka .

Tersangka hadir dan bersumpah dengan berkata benar. Pertuduhan dibaca oleh

Pegawai mahkamah.

Fakta Kasus

Pada tanggal 23.Agustus . 1999 jam 11.25 malam di lokasi Museum

Kuching, tersangka telah didapati duduk berduaan ditempat gelap dan sunyi

Page 50: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

bersama dengan Norain Binti Abdullah (nama samaran). Tersangka duduk dengan

meletakkan tangan di atas pundak wanita. Pasangan wanita adalah mualaf yang

berasal dari Kota Samarahan.

Pendakwa :

Memohon tersangka dikenakan hukuman yang setimpal dengan kondisi mereka

agar menjadi pengajaran kepada mereka

Tersangka:

Berumur 25 tahun

Pekerjaan mengambil upah berkebun di kampung dan itu bukan pekerjaan yang

tetap. Tersangka belum menikah.

Mahkamah:

Setelah mendengar pengakuan salah tersangka terhadap pertuduhan yang

dibacakan dalam fakta kasus, maka mahkamah dengan ini menyatakan tersangka

Mahmud Ali (nama samaran) telah melakukan kesalahan khalwat Pasal No 8

Ayat Kriminal Syariah 1991

Keputusan Mahkamah

Tersangka ditilang RM 600.00 (Rp 1.5 juta atau 7 hari penjara jika gagal

membayar tilang tersebut

B. Contoh Kasus Khalwat Yang Melibatkan Pasangan Beragama Islam dan

belum Berkawin

Kasus Kriminal No 58/95

Page 51: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Tempat : Mahkamah Syariah Kuching

Di hadapan : Awang Suhaili Ledi

Masa : 8.55 pagi

Tanggal : 4.3.2000

Diantara

Pendakwa : Ustaz Ahmad Sukarno Saini

Terdakwa : Umar bin Ahmad (nama samaran)

Mahkamah sekali lagi membacakan pertuduhan karena tersangka kurang

memahami fakta kasus tersebut. Tersangka bertanya mengapa kasus tersebut tidak

didengar selepas tersangka ditahan. Pendakwa menjelaskan bahwa kasus tersebut

adalah kasus tilang. Oleh karena itu, kasus ini tidak didengarkan pada saat itu.

C. Fakta Kasus Khalwat

Ketika ditemui oleh Pegawai Penegak hukum, tersangka barada di 136

H.A.R Enterprise. Semasa razia, tersangka tidak mengenakan pakaian. Menurut

tersangka, perlakuan bercumbu adalah perkara lumrah baginya. Keduanya telah

berkenalan selama 3 tahun dan sering menjemput pasanganya dari sekolah.

Tersangka bekerja sebagai pedagang.

Tersangka telah mendengar pertuduhan kasus, dan mengaku benar apa

yang dinyatakan dan mengaku bersalah. Tersangka belum menikah dan

mempunya penghasilan yang tidak tetap.

Tersangka telah memohon agar hukuman yang dikenakan kepadanya

dikurang memohon bayaran tilang yang dibayar secara nyicil.

Page 52: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Mahkamah telah menetapkan bahawa tilang sebanyak RM 700.00 (Rp1.8

juta) atau 10 hari penjara sekiranya gagal membayar tilang. Bayaran secara nyicil

ditolak.28

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap hukum Islam yang membahas

tentang penerapannya dalam batas-batas pergaulan antara laki-laki dan wanita,

maka disimpulkan bahwa:

1. Adapun bagaimana hukum Islam itu mengatur mengenai pergaulan adalah

berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Islam itu

sendiri. Islam memandang berat mengenai pergaulan antara laki-laki dan

wanita ini sebagai mana yang telah digariskan dalam Islam. Kebolehan

yang telah ditentukan oleh Islam itu tidak berarti bahawa pertemuan

antara laki-laki dan wanita dibolehkan tanpa melihat ikatan-ikatan

syar’iyah yang baku dilupakan. Adapun ketentuan yang digariskan oleh

Islam adalah untuk tujuan kebaikkan seperti dalam urusan ilmu yang

28 Sumber Mahkamah Syariah Kuching Sarawak tahun 2007

Page 53: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

bermanfaat,amal saleh, kebajikkan, perjuangan atau lain-lain yang

memerlukan banyak tenaga, baik dari laki-laki maupun perempuan.

Pandangan hukum Islam dalam pergaulan ini hanya sebatas perkara yang

dinyatakan tadi.

2. Dalam menjalankan kehidupan ini, masyarakat seringkali terlibat ke arah

kemaksiatan tanpa mereka sadari. Dilihat semakin terjadinya masalah

sosial syaria’h ini, maka sudah pasti tugas JAIS atau Dapartemen Agama

di Sarawak terutamanya di Kuching ini semakin bertambah berat.

Kriminal syariah yang melibatkan pergaulan bebas antara laki-laki dan

wanita zaman kini tidak hanya melibatkan kesalahan yang sama, bahkan

melibatkan kriminal yang lebih berat seperti melahirkan anak di luar

nikah dan sebagainya. Ianya memerlukan bukti yang kuat dan saksi-saksi

yang dapat dipercaya. Orang-orang yang dibenarkan menangkap serta

memeriksa kesalahan kriminal syariah ini adalah pegawai-pegawai

penegak hukum serta polisi. Selain daripada ketua masyarakat yang

diyakini sebagai pegawai sipil oleh pasal 3 Undang-Undang Sarawak 1985

dan boleh juga dilantik sebagai Pegawai Penegak hukum Agama. Perkara

ini berdasarkan Pasal 22 (4) Ayat Mahkamah Syariah 1991 (Bagian

Penegak hukum JAIS). Selain itu, Kepala Jabatan Agama Islam boleh

melantik pegawai penegak hukum Agama atas budi bicaranya. Perkara ini

jelas dinyatakan dalam Pasal 22 (4) Mahkamah Syariah 1991. . Pelaku

yang ditangakap agan dikenakan sanksi penjara atau tilang atau keduanya

sekali. Namun hukuman ini belum lagi menyedarkan mereka. Undang-

41

43

Page 54: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

undang yang dijalankan mestilah tegas bersesuaian dengan hukum zina

jika didapati telah melakukan perzinaan.

B. Saran-saran

Penulis berpendapat bahwa pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita ini

suatu hal yang tidak boleh dianggap sebagai hal yang sepele. Ini kerana dalam

masyarakat yang beragama Islam kita seharusnya mengikuti garis panduan yang

telah di atur oleh Islam. Dampak daripada khalwat ini besar yang sehingga

membawa kepada perzinaan. Maka, berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan

penulis, penulis memberikan beberapa saran sebagai langkah untuk memberantas

khalwat dikalangan masyarakat antaranya:

1. Pemerintah hendaklah bersikap positif dalam menjalankan hukum

Islam. Islam telah mengatur bagaimana hubungan antara laki-laki dan

wanita, jadi aturan yang tadi hanya dijalankan dan tindakan juga

hendakalah mengikut aturan yang dinyatakan oleh Islam. Pemerintah

juga haruslah bertanggung jawab terhadap masyarakat yang seringkali

melakukan keslahan yang sama yaitu khalwat. Pelaku yang didapati

bersalah dan didapati berzina hendaklah dicambuk dan sebaliknya

sebagaimana hukum Islam. Mengenakan hukuman yang berat terhadap

pelaku.

2. Kepada masyarakat terutamanya masyarakat Islam, mereka haruslah

mengikuti setiap apa yang telah digariskan oleh Islam. Orang tua

haruslah mengawasi anak-anak mereka, guru-guru, dan semua

Page 55: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

masyarakat bekerjasama dalam membrantras masalah khalwat.

Menjaga adab-adab pergaulan antara laki-laki dan wanita walau

dimana berada. Mematuhi setiap tindakan yang membawa kepada

terjadinya pergaulan bebas atau khalwat.

3. Setiap individu laki-laki dan wanita haruslah menjaga kehormatan

masing-masing. Islam tidak melarang pergaulan bebas tetapi haruslah

berdasarkan kepada kebutuhan yang utama. Tidak terlalu mengikut

hawa nafsu semata-mata dan tidak dalam keadaan yang boleh

membawa hubungan keduanya kepada zina, dan menghampirinya.

4. Kepada teman-teman semua agar dapat melanjutkan karya ilmiah ini

karena penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang penulis hasilkan

ini masih jauh dari taraf kesempurnaan.

Page 56: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

DAFTAR PUSTAKA

Abd Rauf, Idris, Kamus Idris al-Marbawi Arab-Melayu Beirut: Dar al Fikr

Abd Halim M.A, Politik Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Ciputat Press 2005

Cet Ke-1

Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung, Pustaka Setia,

2002, Cet. Ke 5

Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya, Hukum Islam Semasa bagi

Masyarakat Malaysia Yang Membangun, Kuala Lumpur: Akademi

Pengajian Islam, 1997 Cet Ke-1.

Abdurrahman SH.M.H, Kompilasi Hukum Islam. Jakarta CV Akademika

Pressindo 2004 Cet Ke-5

Atho Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam

Moderen Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Moderen dari Kitab-

Kitab Fiqih,Jakarta: Ciputat Press 2003 Cet Ke-1

Abdul Chaer, Kamus Malaysia Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta 2004 Cet Ke-1

Basiq Djalil SH MA, Pernikahan Lintas Agama, Jakarta: Qolbun Salim 2005 Cet Ke-1

Page 57: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Ahmad Rofiq MA, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

2003 Cet Ke-6

Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta:, 1994

Dewan Bahasa Dan Pustaka, Daftar Ejaan Rumi Bahasa Malaysia, Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka ,1987 Cet Ke-1

Dr.H. Chuzaimah T. Yanggo, Drs. HA. Hafiz Ansyari AZ, MA Problematika

Hukum Islam Kotemporer, Buku Ke-4 Jakarta, PT Pustaka Firdaus, 2002,

Cet Ke-1

---------Problematika Hukum Islam Kotemporerer, Buku Ke- 2

Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,Pedoman Penulisan

Skripsi, Jakarta: 2007 Cet Ke-1

Hsanuddin AF MA,Huzaimah Tahido Yanggo, MA,Afifi Fauzi Abbas,MA, Jainal

Ariffin,Mag,Asep Syaifuddin,SH, Azharuddin,SH, Bambang Catur,

SH,MH, Abu Thamrin SH,MH, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta.

Ibnul Jauzi, Bertutur Tentang Cinta Dan Syahwat, Jakarta: Darul Haq 2005 Cet- 1

Muhd Daud Ali SH, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

Islam di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo 1990 Cet Ke-1

Muhammad Fu’ad Abdul Baqi Mutiara Sahih Bukhari Muslim, Surabaya: PT Bina Ilmu 2007 Cet Ke-3

Syaikh Abdul Aziz Bin Abdulah bin Baz dkk, Fatwa-Fatwa Terkini, Jakarta:

Darul Haq 2003 Cet Ke-3

Warkum Sumitro,Perkembangan Hukum Islam Di Tengah Kehidupan Sosial

Politik Di Indonesia, Jakarta: Bayumedia Publishing 2005 Cet Ke-1

Wahbah Az-Zuhaili,Kebebasan Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar 2005

Cet Ke-1

Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, Bandung: Jabal, 2006 Cet Ke-1

---------Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet Ke-

1

---------Fiqih Perbedaan Pendapat, Jakarta: Rabbani Press 1991 Cet Ke-4

Page 58: K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17276/1... · pengesahan panatia ujian skripsi yang berjudul “hukum

Zainuddin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Jakarta:

Sinar Grafika 2006 Cet Ke-4