jurnal pengaruh keputusan

111
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY (Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan) Oleh NURJANNAH Nim: 105081002536 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: medan

Post on 08-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Analysis of factors that influence the decision to purchase a smartphone in Kebayoran Lama

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Pengaruh keputusan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY

(Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama

Jakarta selatan)

Oleh

NURJANNAH

Nim: 105081002536

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: Jurnal Pengaruh keputusan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY

(Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

NURJANNAH

NIM :105081002536

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr Yahya Hamja,MM Ela Patriana.,MM,AAAIJ

NIP. 194906021978031001 NIP.196905282008012010

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: Jurnal Pengaruh keputusan

LEMBAR PENGESAHAN UJIAM KOMPREHENSIF

Hari ini tanggal 7 bulan September tahun dua ribu sepuluh telah dilakukan ujian

komprehensif atas nama Nurjannah NIM : 105081002536 dengan judul skripsi

‘ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY” (Study

kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di Kecamatan Kebayoran

Lama, Jakarta Selatan). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Ekonimi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 September 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Dr. Ahmad Dumyathi Bashori Cut Erika A.F.,SE,MBA

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni

Penguji Ahli

Page 4: Jurnal Pengaruh keputusan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY

(Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

NURJANNAH

NIM :105081002536

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja.,MM Ela Patriana.,MM,AAAIJ

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid.,MS Suhendra., S.Ag,MM

Penguji Ahli 1 Penguji Ahli 2S

Ade Suherlan.,MM,MBA

Penguji Proposal

Page 5: Jurnal Pengaruh keputusan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : NURJANNAH

NIM : 105081002536

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan

harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta

gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 17 Desember 2010

( ........................................ )

Page 6: Jurnal Pengaruh keputusan

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : NURJANNAH

Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 11 Februari 1987

Alamat : Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5

No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel

II. PENDIDIKAN

TPA Nurbaiti : (1993-1994)

MI Manbaul Hidayah : (1994-1999)

MTS Al-Falah : (2000-2002)

Man 4 Model Jakarta : (2003-2005)

S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : (2005-2010)

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : H.Ali Saiman

Ibu : Hj.Tiharoh

Alamat : Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5

No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel

Telepon : 085695077837

Page 7: Jurnal Pengaruh keputusan

ii

ABSTRACT

This research aim to know the factors influence of customer decision in

using a GSM QWERTY Celular Phone. The research used of Convenience

sampling method and using questionnaire as the main data-collecting instrument.

Data gotten from 120 repondents at society around Kebayoran Lama district,

South Jakarta. The result of this research to draws are found 7 factors that

influence customer decision in using a GSM QWERTY Celular Phone: (1) Social

(2) Motivation (3) Reference (4) Culture (5) Service (6) Individual (7)

Psycological. Cumulative variance percentase from extracted factors is 67,211%,

that means the result of the research can explain factors influence customer

decision in using a GSM QWERTY Celular Phone about 67,211% and the change

was influenced by other factors.

Keyword: Customer decision in using Celular Phone, Analysis Factors.

Page 8: Jurnal Pengaruh keputusan

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe

QWERTY. Penelitian ini menggunakan metode Convenience Sampling dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Data diperoleh

dari 120 responden konsumen yang menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY.

Hasil dari analisis ini enggambarkan bahwa diperoleh 7 faktor yang merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY, yaitu: (1) Sosial (2) Motivasi (3) Acuan (4) Budaya

(5) pelayanan (6) Individu (7) Psikologis. Persentase kumulatif varians dari faktor

yang diekstrak sebesar 67,211%, yang berarti hasil dari penelitian yang terbentuk

mampu menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi keputusan konsumen

dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY sebesar 67,211%, dan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : keputusan konsumen menggunakan Ponsel, Analisis Faktor

Page 9: Jurnal Pengaruh keputusan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah

diberikan, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan selalu tercurah kepada kita

semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nya pada akhrinya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya yang merupakani tugas akhir

dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang tak terkira kepada:

1. Kedua orang tuaku, bapak H. Ali Saiman & ibu Hj. Tiharoh yang telah dengan

ikhlas merawat, mendidik dan mendo’akan ku sejak kecil hinggan kini.

2. Bpk. Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ela Patriana,

MM selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dengan sabar kepada penulis.

3. Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bpk

Suhendra.SAg selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan Ilmu

yang tak ternilai hingga penulis menyelesaika studi di FEB UIN Jakarta.

5. Buat Suami dan anakku, makasih udh banyak ngebantu. maaf belum bias

memberikan yang terbaik untuk keluarga.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

umumnya dan penulis khususnya.

Jakarta, 17 Desember 2010

(Nurjannah)

Page 10: Jurnal Pengaruh keputusan

v

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. i

Abstract ....................................................................................................... ii

Abstrak ....................................................................................................... iii

Kata Pengantar ............................................................................................. iv

Daftar Isi ...................................................................................................... v

Daftar Tabel ................................................................................................. viii

Daftar Ganbar .............................................................................................. x

Daftar Lampiran ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Permasaran ........................................................................... 10

1. Definisi Pemasaran ......................................................... 10

2. Definisi Manajemen Pemasaran ...................................... 11

B. Perilaku Komsumen .............................................................. 12

1. Pengertian Perilaku Konsumen ........................................ 12

2. Model Perilaku Konsumen .............................................. 14

3. Persepsi Konsumen ......................................................... 16

4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran .. 16

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ........ 16

1. Faktor Kebudayaan ......................................................... 17

2. Faktor Sosial ................................................................... 18

3. Faktor Pribadi ................................................................. 19

4. Faktor Psikologis ............................................................ 21

Page 11: Jurnal Pengaruh keputusan

vi

D. Produk .................................................................................. 24

1. Pengertian Produk ........................................................... 24

2. Tingkatan Produk ............................................................ 25

3. Klasifikasi Produk ........................................................... 26

4. Kualitas Produk ............................................................... 28

5. Atribut Produk ................................................................ 29

E. Keputusan Pembelian ............................................................ 31

1. Pengertian Keputusan Pembelian ..................................... 31

2. Tahap – tahap Proses Keputusan Pembelian .................... 31

F. Penelitian Terdahulu .............................................................. 34

G. Kerangka Pemikiran ............................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 38

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 38

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 39

D. Metode Analisis Data ............................................................ 40

1. Uji Validitas .................................................................... 40

2. Uji Reliabilitas ................................................................ 41

3. Analisis Faktor ................................................................ 42

E. Opersional Variabel Penelitian .............................................. 47

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 48

B. Hasil dan Pembahasan ......................................................... 48

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................... 53

2. Karakteristik Responden ................................................ 56

3. Analisis Deskriptif ......................................................... 59

4. Analisis Faktor .............................................................. 75

5. Interpretasi .................................................................... 88

Page 12: Jurnal Pengaruh keputusan

vii

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ......................................................................... 90

B. Implikasi ............................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 93

LAMPIRAN .............................................................................................. 96

Page 13: Jurnal Pengaruh keputusan

viii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

3.1 Tingkat Penilaian Jawaban ................................................................ 40

3.2 Operasional Variabel ......................................................................... 47

4.1 Hasil Tryout Untuk Uji Validitas ....................................................... 54

4.2 Hasil Tryout Untuk Uji Reliabilitas .................................................... 55

4.3 Jenis Kelamin ................................................................................... 56

4.4 Usia Responden ................................................................................ 56

4.5 Pekerjaan .......................................................................................... 57

4.6 Pendapatan ...................................................................................... 58

4.7 Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY ........................... 59

4.8 Budaya . ............................................................................................ 60

4.9 Sub Budaya ...................................................................................... 60

4.10 Kelas Sosial ...................................................................................... 61

4.11 Kelompok Referensi ......................................................................... 62

4.12 Keluarga ........................................................................................... 62

4.13 Peran Sosial ...................................................................................... 63

4.14 Status Sosial ..................................................................................... 64

4.15 Usia .................................................................................................. 64

4.16 Pekerjaan .......................................................................................... 65

4.17 Keadaan Ekonomi ............................................................................ 66

4,18 Gaya Hidup ...................................................................................... 66

4.19 Kepribadian Diri ............................................................................... 67

4.20 Konsep Diri ...................................................................................... 68

4.21 Motivasi ........................................................................................... 68

4.22 Persepsi ............................................................................................ 69

4.23 Pembelajaran .................................................................................... 70

4.24 Keyakinan ........................................................................................ 70

4.25 Sikap ................................................................................................ 71

4.26 Merek ............................................................................................... 71

Page 14: Jurnal Pengaruh keputusan

ix

4.27 Fitur ................................................................................................. 72

4.28 Desain .............................................................................................. 73

4.29 Kualitas ............................................................................................ 73

4.30 Penampilan ....................................................................................... 74

4.31 Ciri-ciri ............................................................................................ 75

4.32 KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 76

4.33 Nilai MSA Variabel Penelitian ......................................................... 77

4.34 Communalities . ................................................................................ 78

4.35 Total Variance Explained ................................................................. 82

4.36 Component Matrix ............................................................................ 84

4.37 Rotated Component Matrix ............................................................... 85

4,38 Pembagian Faktor yang Terbentuk .................................................... 87

Page 15: Jurnal Pengaruh keputusan

x

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2.1 Model Perilaku Konsumen ............................................................... 15

2.2 Model Proses Pembelian Lima Tahap ............................................... 31

2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36

Page 16: Jurnal Pengaruh keputusan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 96

2. Hasil kuesioner Penelitian ................................................................. 99

3. KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 104

4. Anti Image Matrik (MSA) ................................................................ 105

5. Communalities ................................................................................. 107

6. Total Variance Explained ................................................................. 108

7. Component Matrix ............................................................................ 109

8. Rotated Component Matrix ............................................................... 110

Page 17: Jurnal Pengaruh keputusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumen pada dasarnya membeli barang dan jasa untuk memuaskan

berbagai keinginan dan kebutuhan. Antara keinginan dan kebutuhan terdapat

suatu perbedaan. Kebutuhan merupakan sebuah kondisi dimana kita merasa

kekurangan atas suatu barang tertentu, dan ada sebuah dorongan untuk

memenuhinya. Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang sudah dibentuk

oleh budaya dan kepribadian individu. Artinya individu mungkin mamiliki

kebutuhan yang sama tetapi individu bisa memiliki keinginan yang berbeda

karena sudah ada peranan budaya dan kepribadian (Amir 2005:7).

Pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk merupakan proses

awal pengambilan keputusan. Kebutuhan untuk berkomunikasi merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa adanya

komunikasi, manusia tidak dapat melakukan interaksi dengan sesama manusia

maupun dengan makhluk hidup lainnya. Selain itu, komunikasi diperlukan

sebagai proses sosialisasi sehingga untuk dapat melancarkan proses

komunikasi tersebut diperlukan adanya suatu alat sebagai perantara dalam

berkomunikasi. Perantara tersebut dapat berupa sesuatu yang bersifat alami

seperti indera yang dimiliki oleh manusia ataupun sesuatu yang dibuat oleh

manusia, seperti teknologi telepon seluler (ponsel). Ponsel akan mendukung

aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien sebab ruang dan waktu tidak lagi

menjadi kendala untuk melakukan aktivitas keseharian.

Page 18: Jurnal Pengaruh keputusan

2

Berbagai jenis gelombang selular yang saat ini banyak di pakai, ada

beberapa macam, yaitu :

1. Gelombang AMPS (Advanced Mobile Phone System) teknologi ini banyak

di gunakan pada awal tahun 1990-an, teknologi AMPS sekarang ini sudah

tidak begitu banyak digunakan dalam telepon selular karena memiliki

kelemahan mudah di sadap.

2. Gelombang CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan perbaikan

dari gelombang AMPS. Gelombang ini sudah memanfaatkan teknologi

digital yang menggunakan system keamanan yang sudah cukup baik,

sehingga tidak mudah di sadap pihak lain.

3. Gelombang GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan

teknologi selular yang saat ini banyak di gunakan di Indonesia, teknologi

ini dipakai operator telepon seluler besar di Indonesia seperti; telkomsel,

satelindo, pro xl, im3.

4. Gelombang EDGE (Enchaneed Data Rates for GSM Evolution) dengan

teknologi EDGE ini kita dapat saling bertukar data dalam jumlah besar

melalui saluran berjalur lebar (broadband), komunikasi dengan jalur lebar

memungkinkan kita untuk berkomunikasi melalui gambar dan bahkan

suara.

5. Gelombang GPRS (Global Package Radio Service), gelombang selular

yang dikhususkan bagi pertukaran data jarak jauh, antara pengguna telepon

di dalam suatu Negara dapat saling bertukar data. Hampir semua operator

Page 19: Jurnal Pengaruh keputusan

3

telephone selular di Indonesia sudah dapat memanfaatkan teknologi GPRS

ini.

GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.

Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya

handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman

sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim

akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global komunikasi selular

sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang

seluruh dunia (www.ceptelefoncunuz.net).

Pada dasarnya teknologi GSM memiliki dua komponen utama, yaitu

jaringan GSM dan mobile system. Mobile system terhubung dengan GSM

network yang kemudian akan menghubungkan mobile system tersebut dengan

world network. World network dapat terdiri dari voice (ISDN) network dan

atau data network (ETS 95) Konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi

produk ponsel yang ditawarkan oleh para produsen ponsel agar produk yang

dibelinya sesuai dengan kebutuhan. Adapun yang menjadi karakteristik

konsumen ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: faktor kebudayaan, faktor

sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi.

Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat

pesat karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan

cepat, mudah dan mobile (www.agilent.com). Bertambahnya jenis layanan

semakin menarik jumlah user yang semakin banyak. Banyaknya user bisa

menjadi penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan

Page 20: Jurnal Pengaruh keputusan

4

peningkatan interferensi sinyal. Operator Global System for Mobile

Communication (GSM) harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat kualitas

yang memuaskan. Sistem drive-test yang baik untuk mengawasi dan

mengukur kinerja akan membantu operator dalam menjaga kualitas jaringan.

Sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan bisa memberikan

berbagai data, dari data yang umum sampai data yang sangat detil. Parameter

umum yang digunakan untuk menilai kinerja jaringan antara lain daya (level)

sinyal dan error rate atau kualitas suara (www.panuworld.net). Perangkat

yang menyediakan sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM

telah banyak tersedia di pasaran sistem komunikasi bergerak. Harga yang

mahal menyebabkan terbatasnya informasi mengenai alat tersebut, khususnya

di kalangan pelajar dan mahasiswa (www.agilent.com).

Pertumbuhan pasar ponsel Indonesia rupanya masih sangat luar biasa. Hal

itu ditandai dengan jumlah brand lokal yang kini tercatat berjumlah 147 buah.

Jumlah itu bahkan bisa makin bertambah. “Sekarang bisa saja muncul „raja-

raja‟ ponsel lokal di daerah, sejumlah penjual produk asal negeri negeri China

bahkan sudah berani mendatangi calon pembelinya di Indonesia.

Sejumlah masyarakat tak bisa berhenti menggilai ponsel Qwerty keluaran

terbaru, meski berbudget minim mereka berupaya agar bisa memiliki type

Qwerty yang kini sedang booming tersebut. semakin lengkap fitur yang

tersedia di Hp type Qwerty, justru makin laris, salah satu type hp Qwerty yang

paling dicari yaitu produk keluaran China. Selain harga murah, desain dan

model serta fitur yang tersedia didalamnya tidak kalah sama type Qwerty yang

Page 21: Jurnal Pengaruh keputusan

5

keluaran Jepang maupun Swedia. bertambahnya fitur plus turunnya harga

beberapa merek Hp type Qwerty, jadi alasan mengapa daya jual ponsel jenis

ini tetap stabil. Sementara itu untuk pasar hp type biasa saat ini kelihatan

mengalami stagnan. Ini disebabkan karena mode dan fitur yang terdapat di hp

type biasa dianggap telah ketinggalan zaman. www.radartanjab-news.com

Fakta lain, potensi pasar ponsel GSM sendiri masih terbuka lebar

mencapai 72,6 persen. Hampir 80 persen dikuasai oleh jenis QWERTY.

Sekarang permintaan ponsel QWERTY cukup tinggi, ponsel dengan layar 2

hingga 2,2 inci dan fasilitas televisi analog masih sangat diminati. “Ini fitur

yang harus ada kalau mau menawarkan kepada konsumen,” Oleh sebab itu

untuk menentukan jenis ponsel yang paling diminati oleh konsumen

setidaknya harus memiliki beberapa fitur dan fasilitas di atas. Karena itulah

salah satu faktor penting yang harus dipilih adalah bermain harga yang pas

dengan ukuran kantung konsumen.

Tahun ini, masih terjadi kenaikan persentase pada ponsel-ponsel di

kisaran di bawah Rp 1 juta. “Sudah mencapai 68 persen. Padahal tahun lalu

baru sekitar 55 persen,”. Data lainnya, pertumbuhan ponsel yang berada di

bawah kiasaran Rp 500 ribu juga tengah mendaki. Mencapai 30 persen. Maka

tak pelak, yang namanya perang harga pun terjadi. Selain perpaduan antara

fitur, kualitas produk, layanan purnajual, dan harga, faktor bentuk pun

belakangan juga tengah jadi perhitungan. “Produk yang slim sekarang makin

diminati,” (www.simtronik.com)

Page 22: Jurnal Pengaruh keputusan

6

Keinginan masyarakat dalam memilih ponsel karena masyarakat tumbuh

dalam suatu lingkungan yang telah mengembangkan teknologi ponsel dengan

seperangkat pemahaman dan nilai konsumen. Dengan adanya budaya menjalin

silahturahmi dalam masyarakat Indonesia membuat pengguna ponsel semakin

ramai. Hampir setiap orang secara tetap melakukan interaksi dengan orang

lain yang secara langsung atau tidak langsung juga akan mempengaruhi

keputusan membeli mereka. Budaya masyarakat yang suka mencoba hal baru

dan mengikuti tren dimanfaatkan produsen ponsel yang dengan gencar

meluncurkan produk-produk baru berteknologi tinggi.

Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi keputusan menggunakan

ponsel. Teman, keluarga atau figur publik yang menggunakan ponsel GSM

dapat mempengaruhi seseorang dalam pembelian ponsel.

Konsumen mempunyai kepribadian yang berbeda-beda sehingga

keputusan yang dibuat dalam memilih ponsel pun berbeda misalnya konsumen

ada yang menyukai ponsel yang berteknologi tinggi karena sesuai dengan

gaya hidupnya. Pemilihan ponsel juga di pengaruhi kondisi ekonomi

seseorang. Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli ponsel yang

mahal jika ia memiliki pendapatan yang cukup.

Individu yang mempunyai kebutuhan, hasrat dan keinginan menggunakan

ponsel GSM akan membentuk suatu perilaku yang diharapkannya akan

memenuhi kebutuhan. Dengan demikian akan menimbulkan keadaan yang

lebih menyenangkan dalam dirinya.

Page 23: Jurnal Pengaruh keputusan

7

Ponsel GSM yang telah lebih dulu masuk menguasai pangsa pasar yang

cukup besar. Adapun yang mempengaruhi konsumen memilih melalui gerakan

bundling GSM. Bundling produk adalah strategi untuk menggabungkan

penjualan dua produk menjadi satu paket penjualan. Tarif pulsa murah, artinya

tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dari GSM. Masyarakat juga tetap

mempertahankan ponsel GSM nya dikarenakan jaringan bersifat lokal,

interlokal, dan internasional. konsumen lebih memilih GSM yang lebih

fleksibel (www.wahanaponsel.com).

Perusahaan ponsel berusaha membedakan produk ponselnya supaya

mempunyai karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik

dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan

persaingan antara para produsen karena masing-masing produsen ponsel

berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan memperoleh

keuntungan maksimal

Suatu perusahaan yang menganut pemasaran sosial harus memahami

perilaku konsumennya secara keseluruhan agar perusahaan dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perlunya memahami perilaku

konsumen ini, didasarkan atas pemikiran bahwa konsumen merupakan pasar

sasaran produk. Jika produk tersebut menurut konsumen mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan membeli produk dan

sebaliknya jika produk tersebut dianggap belum atau tidak mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginannya maka konsumen tidak akan membelinya.

Page 24: Jurnal Pengaruh keputusan

8

Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada konsumen yang

menggunakan ponsel dengan Jaringan GSM. Dengan demikian penulis

memilih judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Konsumen Dalam menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM tipe

QWERTY.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

tipe QWERTY pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

kebayoran lama Jakarta selatan

.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alat mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh diperguruan tinggi dan menambah pengetahuan serta

Page 25: Jurnal Pengaruh keputusan

9

studi kepustakaan dalam bidang pemasaran, khususnya dalam

menganalisis perilaku konsumen.

2. Civitas Akademisi

a) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

b) Sebagai referensi penelitian selanjutnya.

3. Manfaat praktis

a) Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam mengetahui keunggulan produk

ponsel.

b) Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan perusahan untuk

mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Page 26: Jurnal Pengaruh keputusan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan

pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan

pemasaran tidak hanya mencakup menjual dan membeli, namun juga meliputi

produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap perusahaan dipastikan

memerlukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan hasil usaha dari

perusahaan.

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika pemasaran adalah satu fungsi

organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan

dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya

(Kotler 2007:6).

Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah

proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan

promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.

Menurut Umar (2003:31) pemasaran diartikan sebagai kegiatan yang

meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, hingga

Page 27: Jurnal Pengaruh keputusan

11

mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa yang akan memuaskan

kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

Menurut Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu dalam

strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi

stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).

Menurut Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan manusia yang

diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses

pertukaran.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditunjukkan

untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui

prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen.

2. Definisi Manajemen Pemasaran

Menurut Swastha (2000: 4) manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan

pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Menurut Kotler (2007:6) Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul.

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang

meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan

Page 28: Jurnal Pengaruh keputusan

12

harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh

perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

B. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut.

Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu

mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini

dikenal dengan perilaku konsumen.

Menurut Assael (1997 :23) mengemukakan bahwa study tentang perilaku

konsumen sangat kompleks, hal itu disebabkan terdapat banyak variabel yang

sering tumpang tindih yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam

keterlibatan membeli suatu produk.

Menurut Mowen perilaku konsumen adalah bagaimana suatu individu

memutuskan untuk membeli, melakukan proses pertukaran yang melibatkan

perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa pengalaman, serta ide-ide

(Mowen dan Micel, 2002:6).

Adapun menurut pandangan Angel et al (1995) perilaku adalah tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapat, mengkonsumsi, dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan ini (Angel, James, Blackwel, dan paul, 1995 : 3).

Page 29: Jurnal Pengaruh keputusan

13

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara

langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang

serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului

dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Mangkunegara, 2003:3).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis

yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut

diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses

pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan

individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan

jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian

untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat

dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat

dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang

akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masing-

masing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun

macam peranan dalam perilaku konsumen adalah sebagai berikut: ( Kotler dan

AB Susanto, 1999:246)

a. Pencetus ide ( Initiator )

Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu

produk atau jasa tertentu.

Page 30: Jurnal Pengaruh keputusan

14

b. Pemberi pengaruh ( Influencer )

Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan

pembelian.

c. Pengambil keputusan ( Decider )

Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan

pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di

mana membeli.

d. Pembeli ( Buyer)

Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

e. Pemakai ( User )

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa

tersebut.

Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,

pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan

seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan

(how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what acondition) barang-

barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu

didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan

memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang

diinginkan konsumen.

2. Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10)

menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain

Page 31: Jurnal Pengaruh keputusan

15

dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan

perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-

variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga

menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk,

pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian.

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

sumber : kotler dan keller, (2007 : 226)

Berdasarkan gambar tersebut inti dari permasalahannya adalah bagaimana

konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang

diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang

meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan yang meliputi

ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli

mengandung dua komponen, yaitu:

a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang

pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.

Karakteristi

Konsumen

Budaya

Social

personal

Proses Keputusan

Pembelian

Pengenalan

masalah

Pencarian

informasi

penilaian

alternative

keputusan

pembelian

perilaku pasca penbelian

Keputusan

pembelian

Pilihan Produk

Pilihan Merek

Pilihan Dealer

Jumlah

pembelian saat

yang tepat

melakukan

pembelian

Metode

Pembayaran

Rangsangan

Pemasaran

Rangsangan

Lain

Produk & jasa

Harga

Distribusi

Komunikator

Ekonomi

Tekologi

Politik

Budaya

Psikologi

Konsumen

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Memori

Page 32: Jurnal Pengaruh keputusan

16

b. Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil keputusan (Kotler,

1999:177-178)

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang

berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang

kepentingan umumnya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan

konsumen dan kebijakan umum.

3. Persepsi Konsumen

Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir

stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah

rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat

mempengaruhi respon seseorang.

4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang

selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan

lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Hal ini

disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pemasaran

yang pokok yaitu: pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran

pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang dapat tepat

dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi secara

memuaskan.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai

berikut :

Page 33: Jurnal Pengaruh keputusan

17

1. Faktor-Faktor Kebudayaan

a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang

paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian

besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah

dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih

kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku

anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,

kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap

kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

kelas sosial memiliki beberapa ciri, pertama, orang orang dalam kelas

sosial yang sama cendrung memiliki perilaku yang seragam dari pada

orang-orang yang berada di dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang

merasa menempati posisi inferior atau superior di kelas mereka. Ketiga,

kelas sosial di tandai dengan sekumpulan variabel seperti pekerjaan,

penghasilan, kesejahteraan, dan pendidikan. Keempat, orang dapat

berpindah kelas sosialnya semasa hidupnya. Kelas sosial menandakan

preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda disejumlah bidang

Page 34: Jurnal Pengaruh keputusan

18

yang mencakup pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan

mobil.

2. Faktor-Faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku

seseorang. Kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap

seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa keompok

keanggotaan adalah kelompok primer (seperti keluarga, teman, tetangga,

dan rekan kerja) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus.

Kelompok sekunder (seperti kelompok keagamaan, professional, dan

asosiasi perdagangan) yang cendrung lebih formal.

b. Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang

berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama

(Engel dkk, 1995:194). Keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi

individu karena anggota-anggota keluarga itu masuk kedalam suatu

subsistem sosialisasi.

c. Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam

pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya. Peran terdiri atas

sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang

Page 35: Jurnal Pengaruh keputusan

19

sekitarnya (Kotler & Amstrong, 2007:208). Masing-masing peran

menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat

mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.

3. Faktor-Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah

selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan

dengan usianya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga

berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat

memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan

tertentu. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.

Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak

makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal,

perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu

layar besar (kotler dan keller, 2007:223)

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan

yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. Penghasilan yang dapat

dibelanjakan (level, Kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva

(termasuk persentase aktiva yang lancar/liquid), utang, kemampuan untuk

meminjam, dan sikap tehadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para

Page 36: Jurnal Pengaruh keputusan

20

pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan

kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bungan

(kotler dan keller, 2007 ; 223).

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut

menentukan perilaku pembelian. Gaya hidup merupakan pola hidup

seseorang tergambarkan pada aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga,

kerja sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan pendapat

(tentang diri sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup

menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia

(kotler & amstrong, 2007 : 210).

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang menghasilkan

tanggapan yang secara konsisten dan terus menerus terhadap

lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan

dengan kepribadian (konsep diri/gambaran diri) seseorang.

Shiffman dan kanuk (2007 : 107) mendefinisikan kepribadian sebagai

karakteristik psikologis yang menentukan dan mencerminkan bagaimana

seseorang merespon lingkungannya. Kepribadian memiliki beberapa ciri

utama yaitu mencerminkan perbedaan individu konsisten dan bertahan

lama.

Page 37: Jurnal Pengaruh keputusan

21

4. Faktor-Faktor Psikologis

a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang mengendalikan

individu untuk bertindak. Kakuatan tersebut menghasilkan suatu

kecendrungan untuk mendapatkan sesuatu kebutuhan yang belum

terpenuhi.

Engel dkk ( 1995:283) berpendapat bahwa motivasi diaktifkan ketika

ketidakcocokan yang memadai antara keadaan actual dan keadaan yang

diinginkan/disukai. Bila ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah

pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive).

Semakin kuat dorongan tersebut, semakin besar urgensi respon yang

dirasakan.

Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi (Kotler &

Amstrong, 2007 : 215), yaitu :

1) Teori Freud, teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis

yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan

seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.

Saat seseorang mengamati merek-merek tertentu, maka akan bereaksi

tidak hanya terhadap kemampuan yang terlihat nyata pada merek-

merek tersebut, melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang

Page 38: Jurnal Pengaruh keputusan

22

sama rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek dapat

memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu.

2) Teori Maslow. Di dalam teori dijelaskan mengapa seseorang didorong

oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu.

Kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki, dari yang paling mendesak

sampai yang kurang mendesak.

Kebutuhan tersebut adalah

Kebutuhan Fisiologis (makanan, minuman, dan tempat tinggal)

Kabutuhan Keamanan (keamanan dan perlindungan)

Kebutuhan sosial (Perasaan diterima sebagai anggota kelompok

dan dicintai)

Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, dan status)

Kebutuhan Aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi)

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.

Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi

oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang berhubungan

dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama

karena tiga proses persepsi (kotler & Amstrong, 2007 : 218-219), yaitu :

Page 39: Jurnal Pengaruh keputusan

23

1) Perhatian Selektif

Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak

setiap harinya. Karena setiap orang tidak mungkin menanggapi

rangsangan tersebut, sebagian besar rangsangan tersebut akan disaring

dengan proses yang dinamakan perhatian selektif

2) Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecendrungan orang untuk

menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang

mendukung apa yang telah mereka percaya.

3) Ingatan / Retensi Selektif

Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari namun

cendrung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan

keyakinan. Karena adanya ingatan selektif, orang akan cendrung

mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai

dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang

bersaing.

c. Pembelajaran

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang

individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia

diperoleh dengan mempelajarinya. Pembelajaran dapat dipandang sebagai

proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan,

sikap, dan atau perilaku (Engel dkk, 1995:40). Jadi proses pembelajaran

mencakup pengetahuan baru (didapat melalui belajar, informasi dari

Page 40: Jurnal Pengaruh keputusan

24

membaca, mengamati dan berpikir) atau dari pengalaman untuk diterapkan

pada pembelian yang akan dilakukan dimasa mendatang

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan

sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian (Kotler, 1997 :

153 – 161).

Kotler & Amstrong (2007 : 220) mendefinisikan kenyakinan sebagai

pemikir deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap

adalah evaluasi, perasaan, dan kecendrungan yang konsisten atas suka atau

tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.

Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari untuk

berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek tertentu.

D. Produk

1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik,

jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi

(kotler & Amstrong, 2001 : 346).

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan

untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja yang bisa

Page 41: Jurnal Pengaruh keputusan

25

ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005 : 31). Produk adalah apa saja yang dapat

memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan konsumsi (Boyd,

dkk, 2000:264). Jadi peroduk merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan

atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang

bersangkutan.

2. Tingkatan Produk

Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu

dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperhatikan oleh pemasar dalam

memasarkan produknya. Menurut kotler & Amstrong (2001 : 338-341)

tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

a. Produk Inti (Core Product)

Produk inti adalah tingkatan paling dasar yang berisikan manfaat

pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa

tertentu.

b. Produk Aktual (Actual Product)

Produk aktual adalah tingkatan kedua setelah produk inti. pemasar harus

membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk

inti. Produk aktual minimal harus memiliki lima sifat yaitu : tingkat

kualitas, fitur, desain, merek dan kemasan.

Page 42: Jurnal Pengaruh keputusan

26

c. Produk Tambahan (Augmented Product)

Produk tambahan adalah tingkat produk terakhir yang menawarkan

layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.

3. Klasifikasi Produk

Menurut Kismono (2001 : 327-328), produk diklasifikasikan berdasarkan:

a. Produk Konsumen (Consumer Product)

Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh

rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan

langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu akan digunakan sebagai bahan

baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku

pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi :

1) Convenience Product

Convenience Product adalah barang dan jasa yang harganya relative

tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan

sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan

pembelian.

2) Shopping Product

Shopping Product adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan

perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan

dari berbagai sumber.

Page 43: Jurnal Pengaruh keputusan

27

3) Specialty Product

Specialty Product adalah produk yang unik dimata konsumen

tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga

dan letak lokasi pembelian yang jauh.

4) Unsought Product

Unsought Product adalah produk yang belum diinginkan konsumen

potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.

b. Produk Industrial (Industrial Product)

Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh

parusahaan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan untuk

kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi :

1) Instalasi (Installation)

Installation adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam

jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.

2) Peralatan Tambahan (Accessory Equipment)

Accessory Equipment adalah barang-barang modal yang berjangka

waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan

kantor.

3) Bahan Baku (Raw Material)

Raw Material adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang

digunakan untuk membuat produk akhir.

Page 44: Jurnal Pengaruh keputusan

28

4) Material dan Suku Cadang (Part and Material)

Part and Material adalah barang-barang yang belum selesai diproses

sebagai produk akhir.

5) Persediaan (Supplies)

Supplies adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk

akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan,

dan pembekalan atau persediaan operasi.

6) Pelayanan atau Jasa

Pelayanan atau jasa adalah jenis pengeluaran yang mendukung

operasi suatu perusahaan.

4. Kualitas Produk

Menurut Yamiz (2001 : 7) pengertian kualitas produk yang dikutip dari

tiga pakar kualitas internasional adalah :

a. W. Edwards Deming, mendefinisikan kualitas adalah apapun yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

b. Philip B Crosby, mempersepsikan kualitas sebagai nilai nihil cacat,

kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.

c. Josep M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap

spesifikasi.

Kualitas produk suatu perusahaan merupakan hal yang penting karena

persepsi konsumen terhadap suatu bentuk produk melalui kualitas produk

dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Untuk memepertahankan pelanggan

Page 45: Jurnal Pengaruh keputusan

29

baik pelanggan baru maupun pelanggan potensial sebuah perusahaan harus

menciptakan produk yang berkualitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Kotler dan Amstong (2003:347) mendefinisikan kualitas produk adalah

kemampuan satu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan itu

meliputi daya tahan, keandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan

diopersikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara

keseluruhan. Menurut Heizer dan Render (2004:253) mendefinisikan kualitas

sebagai kemampuan suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan.

Sedangkan kualitas sebagaimana yang diambil oleh American Society for

Quality adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang

manpu memuaskan kebutuhan konsumen baik yang terlihat atau yang

tersamar.

5. Atribut Produk

Menurut kotler dan Amstrong (2008 : 272), atribut produk adalah

pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan

ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat-manfaat tersebut kemudian

dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti :

a. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung

pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang

ditanyakan atau diimplikasikan.

Page 46: Jurnal Pengaruh keputusan

30

b. Fitur Produk

Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar,

model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat

menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih

banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk

perusahaan dari produk pesaing.

c. Gaya dan Desain

Cara untuk menambah nilai pelanggan adalah nilai melalui gaya dan

desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada

gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.

d. Merek

Brand menurut Simamora (2004: 149) merek adalah nama, tanda, istilah,

symbol, desain atau kombinasinya, yang ditunjukkan untuk

mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan barang atau layanan suatu

penjual dari barang atau layanan penjual lain. Sebagian besar produk

konsumen dan industrial memiliki merek.

e. Kemasan

Kemasan melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus

untuk sebuah produk. Pada dasarnya, fungsi utama kemasan adalah

penyimpanan dan melindungi produk.

f. Pelabelan

Label mempunyai beberapa fungsi, setidaknya label menunjukkan

produk atau merek, seperti nama sunkist yang tercantum pada jeruk. Label

Page 47: Jurnal Pengaruh keputusan

31

juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk siapa yang

membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat,

kandungannya, cara pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu

dengan aman. Terakhir, label bisa membantu mempromosikan produk dan

mendukung positioningnya.

g. Pelayanan Pendukung Produk

Pelayanan pelanggan adalah elemen dalam strategi produk. Penawaran

perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa

menjadi bagian kecil atau bagian besar dari keseluruhan penawaran.

E. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001:

226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan.

2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam

sebuah model di bawah ini (Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):

Gambar 2.2

Model Proses Pembelian Lima Tahap

S

Sumber : kotler dan keller (2007 : 235)

Pengenalan

kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku Setelah

Pembelian

Page 48: Jurnal Pengaruh keputusan

32

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima

tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,

khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi

dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutan

yang sesuai.

a. Pengenalan masalah

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli

menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang

diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri

pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan

lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah

menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang

telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu

jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

b. Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari

informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya

informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan

kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah

kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari

keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah

yang maksimal.

Page 49: Jurnal Pengaruh keputusan

33

c. Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya

serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami

cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap

tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.

d. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri

dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-

alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana

yang akan dibeli.

e. Perilaku setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,

maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi

sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya

bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan

untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih

kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif

terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan

informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang

diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

Page 50: Jurnal Pengaruh keputusan

34

F. Penelitian Terdahulu

Sebagai pertimbangan dan acuan untuk perbandingan, maka peneliti

menggunakan penelitian yang dilakukan oleh sandhy firmanzah (2009)

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi

(PT.TELKOM) study kasus pada masyarakat kota jakarta selatan, DKI

Jakarta. Alat analisis nya dengan menggunakan analisis faktor dan

menggunakan 300 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan

metode convenience sampling menyimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi adalah faktor acuan, faktor

kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran,

faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan dan garansi, faktor

yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk

fleksi adalah faktor acuan dan faktor kualitas.

Wilis firmansyah (2009) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen membeli obat herbal tolak angin. Alat analisisnya dengan

menggunakan analisis faktor dan menggunakan 120 responden, teknik

pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dan

menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli

obat herbal tolak angin terdiri dari dua faktor yang terbentuk dengan

menggunakan uji kelayakan dengan metode Rotated Component Matrik,

dimana kedua faktor tersebut adalah :

a. Faktor 1 : terdiri dari produk, harga, distribusi dan merek

b. Faktor 2 : terdiri dari promosi, budaya sosial psikologi

Page 51: Jurnal Pengaruh keputusan

35

Jihan Roy hidayat (2010) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur

Wisata Mulia, jakarta. Alat analisisnya dengan menggunakan analisis faktor

dan menggunakan 44 responden, teknis pengambilan sampel menggunakan

metode simple random sampling dan menyimpulkan bahwa ada 6 faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang

pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta. Faktor tersebut adalah faktor harga,

faktor pelayanan, faktor produk, faktor fasilitas, faktor interaksi konsumen,

fakor promosi. Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi

keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur

Wisata Mulia Jakarta adalah faktor harga.

Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian

Damanik (2008) dengan judul “Analisis faktor pribadi dan faktor psikologi

terhadap proses keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting

Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang

mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan

pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama

maupun parsial terhadap keputusan konsumen.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor

psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan

konsumen. Secara parsial atau psikologi lebih berpengaruh faktor pribadi

terhadap pemilihan game statio.

Page 52: Jurnal Pengaruh keputusan

36

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian yang berjudul “Analisis faktor

faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel

GSM tipe QWERTY” pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY disekitar

Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Kebudayaan (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa variabel, yaitu : Budaya, Sub budaya, Kelas Sosial.

Sosial (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

Variabel, yaitu : Kelompok Referensi, Keluarga, Peran sosial, Status

Sosial.

Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

keputusan konsumen

dalam menggunakan

ponsel GSM

Faktor

Kebudayaan

Atribut Produk

Faktor Individu

Faktor Sosial

Faktor Psikologis

Analisis Faktor

Faktor ke-1

Faktor ke-3

Faktor ke-4

Faktor ke-2

Faktor ke-5

Faktor ke-n

Faktor Ke-6

Page 53: Jurnal Pengaruh keputusan

37

Faktor Individu (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa indikator, yaitu : Usia dan Tahap Daur Hidup, Pekerjaan,

Keadaan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri.

Faktor Psikologis (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri

dari beberapa indikator, yaitu : Motivasi, Persepsi, Belajar, Kepercayaan,

Sikap.

Atribut Produk (Kotler dan Amstrong : 2008) dalam penelitian ini terdiri

dari beberapa indicator, yaitu : Nama merek, Pelayanan, Ciri, Kualitas,

Garansi, Imbalan.

Page 54: Jurnal Pengaruh keputusan

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Suatu penelitian selalu berhubungan dengan pengamatan yang dilakukan

terhadap apapun yang dijadikan kesimpulan dari pengamatan yang akan

diberikan objek penelitian skripsi ini adalah perkembangan pasar dalam

produksi yang dilakukan terhadap konsumen saat sekarang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis “Analisis Faktor Faktor

yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel GSM

Tipe QWERTY” Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

kebayoran lama Jakarta selatan. Keputusan konsumen dalam menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY efektif jika terdapat pengaruh variabel X dan Y,

dimana Faktor faktor yang mempengaruhi sebagai variabel X ( Independen

Variabel) dan keputusan konsumen sebagai Variabel Y (Dependen Variabel)

B. Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampling non probabilitas karena besarnya populasi tidak diketahui

secara pasti. Metode sampling yang digunakan adalah metode Convenience

Sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan populasi yang mudah diakses

untuk memperoleh informasi.

1. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian

Page 55: Jurnal Pengaruh keputusan

39

ini adalah para konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

kebayoran lama Jakarta selatan.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah atau yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah non

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau populasi untuk

dijadikan sampel.

Menurut Malhotra dalam Lutfi Haeruma (2008 : 30) untuk memperoleh

hasil yang baik dalam suatu analisis faktor banyaknya responden yang diambil

untuk mengisi kuesioner adalah sebanyak lima kali dari variable yang dimuat

dalam kuesioner. Dalam penelitian ini jumlah variabel yang diteliti sebanyak

24, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah sebanyak 5 X 24 = 120

responden, dan pada penelitian ini digunakan sebanyak 120 responden.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini adalah

menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun sumber data dalam

penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Istijanto (2009:44) berpendapat bahwa data primer adalah data asli yang

dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk

menjawab masalah risetnya secara khusus.

Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data yaitu melalui

kuesioner yang dibagikan kepada Pengguna Ponsel GSM. Adapun jenis

Page 56: Jurnal Pengaruh keputusan

40

skala yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner adalah

skala likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak

setuju dengan pertanyaan dengan susunan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tingkat Penilaian jawaban

No. Jenis Jawaban Bobot

1 SS = Sangat Setuju 5

2 S = Setuju 4

3 R = Ragu-ragu 3

4 TS = Tidak Setuju 2

5 STS = Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Fredy Rangkuti (2003)

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung lewat buku catatan, jurnal,

literature atau panduan kuliah serta sumber lainnya yang dapat dijadikan

referensi dalam penelitian ini

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka sebelum dilakukan uji

statistik terlebih dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan

Page 57: Jurnal Pengaruh keputusan

41

uji realiabilitas agar hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

(Sugiyono, 2005 :257).

Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan

alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. (Sitinjak &

Sugiarto, 2006 :70).

Dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan batas kevalidan dan keshohihan suatu instrument. Oleh karena

itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemempuan peneliti dalam

memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta

menyusun kuesioner. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

membandingkan nilai r hitung dengan tabel untuk degree of freedom (df)=n-2,

dalam hal ini n adalah jumlah sampel. (Ghozali, 2005 : 45).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsisten suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2000 : 194).

Menurut Muh Nazir terdapat tiga aspek pengertian mengenai reliabilitas.

Pertama, suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat

dipercaya jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability), dan dapat

diramalkan (Predictability). Kedua alat ukur tersebut memberikan aspek

ketepatan dan akurasi yaitu ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur

(cermat dan tepat). Ketiga, alat ukur harus sedemikian rupa sifatnya, sehingga

error pengukuran yang terjadi dapat ditorerir.

Page 58: Jurnal Pengaruh keputusan

42

Azwar dalam sujianto (2009 : 97) mengatakan bahwa reliabilitas

merupakan penerjemah dari kata reliability yang artinya ketercepatan,

keterandalan, konsistensi, dan sebagainya. Reliabilitas instrumen adalah hasil

pengukuran yang dapat dipercaya.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah

tingkat keandalan kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang

kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang asumsinya sama

dan tidak dapat perubahan psikologis pada responden.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bilamana dicobakan

secara berulang ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data

yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada

responden. (Sitinjak & Sugiarto 2006:71)

3. Analisis Faktor (Factor Analysis)

Analisis faktor (Factor Analysis) merupakan suatu teknik statistik

multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas

(Summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan.

Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan

diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya. (Ujianto dan

Abdurachman, 2004).

Dalam Ghozali (2005 : 253) disebutkan tujuan utama dari analisis faktor

adalah untuk meringkas (Summarize) informasi yang ada dalam variabel asli

(awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (Faktor).

Page 59: Jurnal Pengaruh keputusan

43

Sitinjak & Sugiarto (2006 : 40) mengungkapkan bahwa dalam factor

Analiysis. Dikenal dua pendekatan utama, yaitu :

a. Exploratory Factor Analysis (EFA), dengan menggunakan EFA

banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu,

justru dicari sampai dapat menjawab kebutuhan dalam menerangkan

keragaman data variabel-variabel asal.

b. Confirmatory Factor Analysis (CFA), banyaknya faktor yang

terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. Lebih lanjut istinjak &

Sugiharto (2006:40) menjelaskan bahwa asumsi paling dasar yang

harus dipenuhi dalam penggunaan factor analysis adalah kelompok

variabel yang dianalisis harus saling berhubungan. Dalam hal ini

variabel-variabel yang diteliti harus saling berhubungan, karena factor

anlaysis mencari common dimension (kesamaan dimensi) yang

mendasari diantara variabel-variabel. Jika variabel-variabel tersebut

adalah merupakan faktor.

Malhotra dalam ujianto dan abdurachman (2004) menjelaskan kegunaan

factor analysis adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau fakor-faktor yang mendasari

yang menerangkan korelasi diantara satu set variabel.

b. Mengidentifikasi suatu variabel/faktor baru yang lebih kecil,

menetapkan variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan analysis

multivarian / analisis regresi atau diskriminan.

Page 60: Jurnal Pengaruh keputusan

44

c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat

besar variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya.

Dalam Ariastuti dan antara (2006) disebutkan bahwa tahapan-tahapan

dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan Masalah

Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan

dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada

penelitian-penalitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri.

2. Membuat Matriks Korelasi

Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus dilakukan,

yaitu :

a. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-

veriabel dalam sampel berkorelasi.

b. Uji KaiserMeyer Olkin (KMO)

Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan

sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO>0,5.

c. Uji Measure of Sampling Adequency (MSA)

Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan

kriteria MSA > 0,5.

3. Menentukan Ketepatan Model

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model mampu

menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa

Page 61: Jurnal Pengaruh keputusan

45

dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati

dengan korelasi yang direproduksi.

4. Menentukan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor didasarkan pada basarnya eigen value setiap

faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang

memiliki eigen value > 1.

5. Rotasi Faktor

Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam

menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu

faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang mempunyai

korelasi tinggi dengan lebih dari satu faktor atau jika sebagian Factor

Loading dari variabel bernilai di bawah terkecil yang telah ditetapkan.

Menurut Ghozali (2005:254) ada beberapa metode rotasi, yaitu :

a. Rotasi Orthogonal, yaitu memutar sumbu 90°. Proses rotasi

orthogonal dibedakan lagi menjadi quartimax, varimax, dan

equamax.

b. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus

90°. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi oblimin, promax,

dan orthoblique.

Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus

masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi

jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu

varimax.

Page 62: Jurnal Pengaruh keputusan

46

6. Interpretasi Faktor

Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel

yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.

Page 63: Jurnal Pengaruh keputusan

47

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe

QWERTY. Variabel yang akan dijadikan indikator penelitian terlihat dalam

Tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

keputusan

konsumen dalam

menggubakan

ponsel GSM Tipe

QWERTY

1. Faktor Kebudayaan

(Kotler dan Keller,

2007:214)

1. Budaya (Q1)

Ordinal 2. Sub budaya (Agama, ras

Kebangsaan)(Q2)

3. Kelas Sosial (Q3)

2. Faktor Sosial (Kotler dan

Keller, 2007:217)

1. Kelompok Referensi (Q4)

Ordinal 2. Keluarga (Q5)

3. Peran social (Q6)

4. Status Sosial (Q7)

3. Faktor Individu (Kotler

dan Keller, 2007:222)

1. Usia (Q8)

Ordinal

2. Pekerjaan (Q9)

3. Keadaan konomi(Q10)

4. Gaya Hidup (Q11)

5. Kepribadian diri (Q12)

6. Konsep Diri (Q13)

4. Faktor Psikologis (Kotler

dan Keller, 2007:226)

1. Motivasi (Q14)

Ordinal

2. Persepsi (Q15)

3. Pembelajaran (Q16)

4. Keyakinan (Q17)

5. Sikap(Q18)

5. Atribut Produk (kotler

dan Amstrong, 2008 :

272)

1. Merek (Q19)

Ordinal

2. Fitur (Q20)

3. Desain (Q21)

4. Kualitas(Q22)

5. penampilan (Q23)

6. Ciri-ciri(24)

Page 64: Jurnal Pengaruh keputusan

48

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Produk

Pada dekade tahun 70-an negara-negara maju di eropa menerapkan

teknologi seluler untuk komunikasi. Di Indonesia sendiri baru menerapkan

kecanggihan teknologi komunikasi tersebut belasan tahun kemudian.

Dimulai pada tahun 1984 teknologi seluler pertama kali hadir di Indonesia

dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT).

Di tahun 1985-1992 ponsel mulai beredar di Indonesia, namun tidak

bisa di masukkan kedalam saku baju atau celana karena bentuknya yang

besar dan panjang, dengan berat rata-rata 430gram (hampir setengah

kilogram). Harga ponselnya juga tidak murah, berkisar diatas 10 juta per

unit. Di tahun ini pula baru dikenal dua teknologi seluler yaitu NMT-470,

modifikasi NMT-450.

Di akhir 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital

Global System for Mobile (GSM), dimulai di dua pulau, yakni Pulau

Batam dan Pulau Bintan. Di tahun 1994 PT Satelit Palapa Indonesia

(Satelindo) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia,

dengan mengawali kegiatan operasinya di Jakarta dan sekitarnya. Karena

GSM menggunakan kartu SIM, maka hal itu aman dari penggandaan dan

penyadapan serta mutu prima dan jangkauan luas.

Page 65: Jurnal Pengaruh keputusan

49

Tahun 1995 proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan di

lanjutkan ke provinsi-provinsi di Sumatra, lalu menjadikan Telkomsel

pada 26 Mei 1995 sebagai operator GSM nasional bersama

Satelindo.Kemudian di Tahun 1996 Telkomsel dengan produk kartu Halo-

nya sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kemudian masuk

Jakarta. Di penghujung tahun 1996 ini pula, PT. Excelcomindo Pratama

(Excelcom) berbasis GSM beroperasi di Jakarta sebagai operator GSM ke

tiga di Indonesia. Setelah itu di tahun 1998 Excelcom meluncurkan kartu

prabayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi konsumen untuk memilih

dengan layanan roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom

dengan meluncurkan kartu prabayar mentari, dengan keunggulan tarif

dihitung perdetik, sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.00

pelanggan.

Layanan pesan singkat, mulai di perkenalkan pada tahun 2000, dan

menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel, karena sangat praktis dan

murah biayanya. Di tahun ini pula PT. Indosat dan PT. Telkom mendapat

lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional. Layanan seluler kedua

BUMN itu kemudian beroperasi pada tanggal 1 Agustus tahun 2001.

Babak baru bertelekomunikasi berlanjut di tahun 2003, yaitu dengan

hadirnya Telkom Flexi, yang mengusung teknologi CDMA 2000 1X,

kemudian di belakang Flexi ada Esia dari Bakrie Telecom,Fren & Hepi

dari Mobile8, Star One dari Indosat, Smart dari Lippo Telecom,dan

terakhir Ceria dari Sampoerna Telecom.

Page 66: Jurnal Pengaruh keputusan

50

Kemudian ponsel-ponsel yang masuk ke Indonesia juga sejalan

dengan perkembangan operator seluler yang telah disebutkan di

atas.Kehadiran ponsel di Indonesia dimulai dari generasi kedua

(berdasarkan pengetahuan saya), sampai generasi ke empat (yang sekarang

banyak beredar di pasaran). Berikut ulasan singkat tentang generasi ponsel

tersebut :

Generasi I

Sejarah penemuan ponsel tidak lepas dari perkembangan radio. Awal

penemuan ponsel dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian

Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah.

Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio

komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2

MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang

menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).

Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)

mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti cebuah alat

komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan

generasi I ponsel atau I-G, dimana ponsel mulai diperkenalkan.

Setelah mengeluarkan SCR536, kemudian pada tahun 1943 Galvin

Manufactory Corporation mengeluarkan kembali Portable FM radio dua

arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk

tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja

secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.

Page 67: Jurnal Pengaruh keputusan

51

Sistem ponsel I-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF

untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline.

Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang

kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.

Generasi I diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-

insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep

penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar ponsel. Namun, konsep ini

baru dikembangkan pada 1960-an.

Generasi II

Ponsel generasi kedua disebut juga IIG. II-G merupakan ponsel

pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp

menemukan ponsel pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April

1973. Ponsel yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau

sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah merubah dunia selamanya.

Teknologi yang digunakan II-G masih bersifat analog dan dikenal dengan

istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz

dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka

sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan

generasi II-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang

oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan

performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi II-G masih

memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan

panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon seluler.

Page 68: Jurnal Pengaruh keputusan

52

Generasi III

Generasi Ketiga atau 3-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 3G di

Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa

menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900

Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki

kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 3G sinyal analog

sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital

memperlengkapi ponsel dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.

Ponsel pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih

ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil

juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan

dari generasi 3G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal

radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang

membahayakan pengguna.

Generasi VI

Generasi ini disebut juga 4G yang memungkinkan operator jaringan untuk

memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet

sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 4G terdapat 3 standar untuk

dunia telekomunikasi yaitu Enhance Data rates for GSM Evolution

(EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi

4G ini adalah biaya yang relater lebih tinggi, dan kurangnya cakupan

jaringan karena masih barunya teknologi ini.

Page 69: Jurnal Pengaruh keputusan

53

Generasi V

Generasi ini disebut juga five Generation (5G). 5G merupakan sistem

ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrstruktur yang

mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless

broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dlll. sistem

5G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna

untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 5G juga

memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik,

jangkauan global, dan fleksibilitas utnuk menjelajahi berbagai teknologi

berbeda. Terakhir, 5G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk

mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing,

game on-line, dan lainnya.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, penulis

menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di sekitar kecamatan

kebayoran lama yang menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, terlebih

dahulu dilakukan Tryout terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui pertanyaan mana saja yang valid dan

pertanyaan mana saja yang tidak valid. Setelah dilakukan Tryout

pertanyaan barulah dilakukan penyebaran kuesioner yang valid. Peneliti

Page 70: Jurnal Pengaruh keputusan

54

melakukan Tryout dengan menyebarkan 20 kuesioner yang berisi 24

pertanyaan dengan menggunkan skala ordinal.

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Cronbach Alfa kolom

Correlated Item-Total Correlated (Tabel 4.1), sedangkan untuk melihat r

tabel dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah

sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel (n)= 20 dan

besarnya df dapat dihitung 20-2=18, dengan df=18 dan Alpha= 0,05

didapat r tabel= 0,4438. jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir

pertanyaan dinyatakan valid. Dari hasil try out (uji coba) diperoleh data

yang menyatakan bahwa dari 24 butir pertanyaan terdapat 2 pertanyaan

yang tidak valid yaitu untuk indikator kepribadian diri dan nama merek.

Tabel 4.1

Hasil Tryout Untuk Uji Validitas

No. Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Keterangan

1. Budaya .764 .945 Valid

2. Sub budaya .837 .944 Valid

3. Kelas sosial .704 .945 Valid

4. Kelompok Referensi .573 .947 Valid

5. Keluarga .724 .945 Valid

6. Peran Sosial .650 .946 Valid

7. Status Sosial .503 .947 Valid

8. Usia .717 .945 Valid

9. Pekerjaan .726 .945 Valid

10. Keadaan Ekonomi .481 .948 Valid

11. Gaya Hidup .668 .946 Valid

12. Kepribadian Diri -.024 .958 Tidak Valid

13. Konsep Diri .840 .944 Valid

14. Motivasi .745 .945 Valid

15. Persepsi .749 .944 Valid

16. Pembelajaran .848 .943 Valid

Page 71: Jurnal Pengaruh keputusan

55

17 Keyakinan .869 .943 Valid

18 Sikap .723 .945 Valid

19 Nama Merek .166 .954 Tidak Valid

20. Fitur Produk .806 .944 Valid

21. Desain Produk .841 .944 Valid

22. Kualitas Produk .828 .945 Valid

23. Penampilan Produk .840 .944 Valid

24. Ciri-ciri Produk .830 .943 Valid

Sumber : Data Primer Diolah

Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu

pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan

pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas try out

menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α) melalui perhitungan SPSS.

Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:42) suatu konstruk dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Tabel 4.2

menunjukan bahwa nilai Cronbach Alpha adalah 0,948 > 0,60 yang berarti

konstruk kuesiner pada penelitian ini bisa dikatakan reliabel atau handal.

Tabel 4.2

Hasil Tryout Uji Reliabilitas

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of

Items

0.948 0.959 24

Sumber : Data Primer Diolah

Setelah melakukan try out Penelitian untuk menguji validitas dan

reliabilitas butir pertanyaan kuesioner, peneliti menetapkan untuk

menggunakan kembali butir pertanyaan yang tidak valid untuk penyebaran

kuesioner selanjutnya kepada 120 responden dengan memperbaiki kalimat

pertanyaan terlebih dahulu, sehingga butir pertanyaan tetap berjumlah 24.

Page 72: Jurnal Pengaruh keputusan

56

2. Karakteristik Responden.

Adapun karakteristik responden berdasarkan pengisian kuesioner

yang dibagikan kepada 120 responden dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 39 32.5 32.5 32.5

Wanita 81 67.5 67.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden wanita jauh

lebih besar dibandingkan responden pria yaitu sebesar 81 orang atau

67.5% sedangkan sisanya sebesar 39 orang atau 32.5% adalah pria. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa wanita lebih banyak menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY.

b. Usia Responden

Tabel 4.4

Usia Responden

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 17-22 Tahun 76 63.3 63.3 63.3

23-28 Tahun 30 25.0 25.0 88.3

29-34 Tahun 12 10.0 10.0 98.3

≥ 35 2 1.7 1.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Page 73: Jurnal Pengaruh keputusan

57

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa proporsi responden

berdasarkan tingkat usia adalah sebanyak 76 orang atau 63.3% untuk

kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, sebanyak 30 orang atau

25% untuk kelompok usia antara 23 tahun samapi 28 tahun, 12 orang atau

10% untuk kelompok usia antara 29 tahun sampai 34 tahun. 2 orang atau

1.7% yang berusia 35 tahun keatas. Tingkat usia responden terbanyak

adalah kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, dimana pada usia

tersebut responden dikatakan layak dan mampu menilai sesuatu dengan

objektif.

c. Pekerjaan Responden

Tabel 4.5

Pekerjaan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 6 5.0 5.0 5.0

Pegawai Swasta 53 44.2 44.2 49.2

Wirausaha 32 26.7 26.7 75.8

Mahasiswa 29 24.2 24.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa proporsi responden

berdasarkan pekerjaan adalah 6 orang atau 5% bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil, 53 orang atau 44.2% bekerja sebagai pegawai swasta, 32

orang atau 26.7% sebagai wirausaha, dan sebanyak 29 orang atau

24.2%berstatus sebagai mahasiswa.

Dari data tersebut diketahui bahwa responden didominasioleh orang

yang sudah berpenghasilan sendiri, lebih dari 75% adalah orang yang

Page 74: Jurnal Pengaruh keputusan

58

sudah bekerja dan memiliki penghasilan sehingga mampu membeli ponsel

GSM Tipe QWERTY. hal tersebut dapat dipastikan pengguna ponsel

GSM Tipe QWERTY sebagai objek penelitian berada dalam lingkungan

kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan.

d. Pendapatan Responden

Tabel 4.6

Pendapatan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1.000.000 29 24.2 24.2 24.2

1.000.000-2.000.000 53 44.2 44.2 68.3

> 2.000.000 38 31.7 31.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.6 diatas diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan

tingkat pendapatan para pengguna ponsel GSM Tipe QWERTY adalah

sebanyak 29 responden 24.2% berpendapatan kurang dari 1.000.000. 53

responden 44.2% berpendapatan 1.000.000-2.000.000. 38 Responden

31.7% berpendapatan lebih dari 2.000.0000.

Dari data tersebut terlihat bahwa lebih dari 75% berpendapatan diatas

1.000.000 hal ini terbukti di sekitar kecamatan kebayoran lama Jakarta

selatan memiliki kemampuan untuk membeli ponsel GSM Tipe

QWERTY.

Page 75: Jurnal Pengaruh keputusan

59

e. Lama menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY

Tabel 4.7

Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 Tahun 26 21.7 21.7 21.7

1-2 Tahun 55 45.8 45.8 67.5

> 1 Tahun 39 32.5 32.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.7 Terlihat bahwa proporsi responden bersasarkan lama

responden menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY adalah sebanyak 26

responden (21.7%) kurang dari satu tahun. 55 responden (45.8%) satu

sampai dua tahun.39 respoden (32.5%) lebih dari 2 tahun. Berdasarkan

data tersebut lebih dari 78% responden yang menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY lebih dari satu tahun.

3. Analisis Deskriptif

Setelah melihat karakteristik responden, peneliti akan menganalisis

jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 120 responden yang

merupakan sampel penelitian, yaitu pengguna Ponsel GSM Tipe

QWERTY berumur minimal 17 tahun. Adapun analisis meliputi butir

pertanyaan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel- variabel

yang diteliti.

Page 76: Jurnal Pengaruh keputusan

60

a. Budaya

Tabel 4.8

Budaya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 6 5.0 5.0 5.0

Ragu-ragu 9 7.5 7.5 12.5

Setuju 89 74.2 74.2 86.7

Sangat Setuju 16 13.3 13.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.8 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel

GSM Tipe QWERTY berdasarka wilayah geografis Terlihat bahwa 6

responden (5%) menyatakan tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan

ragu-ragu. 89 responden (74.2%) menyatakan setuju dan 16 responden

(13.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa wilayah

geografis mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe QWERTY.

b. Sub Budaya (Agama, ras dan kebangsaan)

Tabel 4.9

Sub Budaya (Agama, ras, kebangsaan)

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8

Ragu-ragu 14 11.7 11.7 12.5

Setuju 88 73.3 73.3 85.8

Sangat Setuju 17 14.2 14.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.9 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan mencerminkan kesejahteraan dalam

Page 77: Jurnal Pengaruh keputusan

61

lingkungan. Terlihat 1 responden (8%) menyatakan tidak setuju. 14

respoden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 88 respoden (73.3%)

menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat setuju.

Dapat disimpulkan bahwa sub budayadapat mempengaruhi keputusan

dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

c. Kelas Sosial

Tabel 4.10

Kelas Sosial

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.10 Menunjukkan distribusi pertanyaa responden tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel

GSM Tipe QWERTY berdasarkan rasa solidaritas. Terlihat 23 responden

(19.2%) menyatakan ragu-ragu. 84 responden (70%) menyatakan setuju.

13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan

bahwa bahwa kelas sosial mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel

GSM Tipe QWERTY.

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ragu-ragu 23 19.2 19.2 19.2

Setuju 84 70.0 70.0 89.2

Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Page 78: Jurnal Pengaruh keputusan

62

d. Kelompok Referensi

Tabel 4.11

Kelompok Referensi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 16 13.3 13.3 15.0

Setuju 82 68.3 68.3 83.3

Sangat Setuju 20 16.7 16.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber: Data Primer Diolah

Pada tabel 4.11 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan kelompok Referensi. Terlihat 2 responden

(1.7%) menyatakan tidak setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan ragu-

ragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 20 responden (16.7%)

menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kelompok referensi

mempengaruhi keputusan menggunaka ponsel GSM Tipe QWERTY.

e. Pengaruh Keluarga

Tabel 4.12

Pengaruh keluarga

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3

Ragu-ragu 24 20.0 20.0 23.3

Setuju 80 66.7 66.7 90.0

Sangat Setuju 12 10.0 10.0 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.12 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan pengaruh keluarga. Terlihat 4 responden

Page 79: Jurnal Pengaruh keputusan

63

(3.3%) menyatakan tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan ragu-

ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 12 responden (10%)

menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keluarga

mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

f. Peran sosial

Tabel 4.13

Peran Sosial

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2

Ragu-ragu 20 16.7 16.7 20.8

Setuju 84 70.0 70.0 90.8

Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.13 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan peran sosial. Terlihat 5 responden (4.2%)

menyatakan tidak setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 84

responden (70%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disumpulkan bahwa peran sosial mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 80: Jurnal Pengaruh keputusan

64

g. Status Sosial

Tabel 4.14

Status Sosial

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 14 11.7 11.7 13.3

Setuju 82 68.3 68.3 81.7

Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.14 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan status sosial. Terlihat 2 responden (1.7%)

tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 82 responden

(68.3%) menyatakan setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan sangat

setuju. Dapat disimpulkan bahwa status sosial mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

h. Usia

Tabel 4.15

Usia

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5

Ragu-ragu 30 25.0 25.0 27.5

Setuju 68 56.7 56.7 84.2

Sangat Setuju 19 15.8 15.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.15 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Page 81: Jurnal Pengaruh keputusan

65

Tipe QWERTY berdasarkan usia. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak

setuju. 30 responden (25%) menyatakan ragu-ragu. 68 responden (56.7%)

menyatakan setuju. 19 responden (15.8%) menyatakan sangat setuju.

Dapat disimpulkan bahwa usia mempengaruhi keputusan menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY.

i. Pekerjaan

Tabel 4.16

Pekerjaan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 22 18.3 18.3 20.0

Setuju 83 69.2 69.2 89.2

Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.16 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan pekerjaan. Terlihat 2 responden (1.7%)

menyatakan tidak setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan ragu-ragu. 83

responden (69.2%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 82: Jurnal Pengaruh keputusan

66

j. Keadaan Ekonomi

Tabel 4.17

Keadaan Ekonomi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5

Ragu-ragu 24 20.0 20.0 22.5

Setuju 80 66.7 66.7 89.2

Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.17 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan keadaan ekonomi. Terlihat 3 responden

(2.5%) tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan ragu-ragu. 80

responden (66.7%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

k. Gaya Hidup

Tabel 4.18

Gaya Hidup

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Tidak Setuju 3 2.5 2.5 4.2

Ragu-ragu 16 13.3 13.3 17.5

Setuju 69 57.5 57.5 75.0

Sangat Setuju 30 25.0 25.0 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.18 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Page 83: Jurnal Pengaruh keputusan

67

Tipe QWERTY berdasarkan gaya hidup. Terlihat 2 responden (1.7%)

menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak

setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan ragu-ragu. 69 responden (57.5%)

menyatakan setuju. 30 responden (25%) menyatakan sangat setuju. Dapat

disimpulkan bahwa gaya hidup mempengaruhi keputusan menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY.

l. Kepribadian diri

Tabel 4.19

Kepribadian Diri

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 16 13.3 13.3 13.3

Ragu-ragu 25 20.8 20.8 34.2

Setuju 64 53.3 53.3 87.5

Sangat setuju 15 12.5 12.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer DIolah

Pada Tabel 4.19 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan kepribadian diri. Terlihat 16 responden

(13.3%) menyatakan tidak setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan ragu-

ragu. 64 responden (53.3%) menyatakan setuju. 15 responden (12.5%)

menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian

mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 84: Jurnal Pengaruh keputusan

68

m. Konsep Diri

Tabel 4.20

Konsep Diri

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5

Tidak Setuju 6 5.0 5.0 7.5

Ragu-ragu 23 19.2 19.2 26.7

Setuju 74 61.7 61.7 88.3

Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.20 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan konsep diri. Terlihat 3 responsden (2.5%)

menyatakan sangat tidak setuju. 6 responden (5%) menyatakan tidak

setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 74 responden

(61.7%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat

setuju. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

n. Motivasi

Tabel 4.21

Motivasi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Ragu-ragu 18 15.0 15.0 15.0

Setuju 80 66.7 66.7 81.7

Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber: Data Primer Diolah

Page 85: Jurnal Pengaruh keputusan

69

Pada tabel 4.21 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan motivasi. Terlihat 18 responden (15%)

menyatakan ragu-ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 22

responden (18.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa

motivasi mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe

QWERTY.

o. Persepsi

Tabel 4.22

Persepsi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8

Ragu-ragu 8 6.7 6.7 7.5

Setuju 74 61.7 61.7 69.2

Sangat Setuju 37 30.8 30.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.22 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan persepsu. Terlihat 1 responden (8%)

menyatakan tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan ragu-ragu. 74

responden (61.7%) menyatakan setuju. 37 responden (30.8%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa persepsi mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 86: Jurnal Pengaruh keputusan

70

p. Pembelajaran

Tabel 4.23

Pembelajaran

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2

Ragu-ragu 23 19.2 19.2 23.3

Setuju 81 67.5 67.5 90.8

Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data primer Diolah

Pada Tabel 4.23 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan pembelajaran. Terlihat 5 responden (4.2%)

menyatakan tidak setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 81

responden (67.5%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

q. Keyakinan

Tabel 4.24

Keyakinan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak setuju 1 .8 .8 .8

Tidak Setuju 3 2.5 2.5 3.3

Ragu-ragu 13 10.8 10.8 14.2

Setuju 81 67.5 67.5 81.7

Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.24 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Page 87: Jurnal Pengaruh keputusan

71

Tipe QWERTY berdasarkan keyakinan. 1 responden (0.8%) menyatakan

tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 88 responden

(73.3%) menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat

setuju. Dapat disimpulkan bahwa keyakinan mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

r. Sikap

Tabel 4.25

Sikap

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ragu-ragu 30 25.0 25.0 25.0

Setuju 82 68.3 68.3 93.3

Sangat Setuju 8 6.7 6.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.25 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan Sikap. 30 responden (25%) menyatakan ragu-

ragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 8 responden (6.7%)

menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa sikap mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

s. Merek

Tabel 4.26

Merek

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Tidak Setuju 9 7.5 7.5 9.2

Ragu-ragu 25 20.8 20.8 30.0

Setuju 70 58.3 58.3 88.3

Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Page 88: Jurnal Pengaruh keputusan

72

Pada Tabel 4.26 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan merek. Terlihat 2 responden (1.7%)

menyatakan sangat tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan tidak

setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan ragu-ragu. 70 responden

(58.3%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat

setuju. Dapat disimpulkan bahwa merek mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

t. Fitur

Tabel 4.27

Fitur

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 34 28.3 28.3 30.0

Setuju 73 60.8 60.8 90.8

Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.27 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan fitur. 2 responden (1.7%) menyatakan tidak

setuju. 34 responden (28.3%) menyatakan ragu-ragu. 73 responden

(60.8%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat

setuju. Dapat disimpulkan bahwa fitur mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 89: Jurnal Pengaruh keputusan

73

u. Desain

Tabel 4.28

Desain

Sumber : Data Primer diolah

Pada tabel 4.28 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan desain. Terlihat 3 responden (2.5%)

menyatakan sangat tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan tidak

setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 78 responden (65%)

menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat

disimpulkan bahwa desain mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel

GSM Tipe QWERTY.

v. Kualitas

Tabel 4.29

Kualitas

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2

Ragu-ragu 17 14.2 14.2 18.3

Setuju 80 66.7 66.7 85.0

Sangat Setuju 18 15.0 15.0 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data Primer Diolah

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5

Tidak Setuju 8 6.7 6.7 9.2

Ragu-ragu 20 16.7 16.7 25.8

Setuju 78 65.0 65.0 90.8

Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Page 90: Jurnal Pengaruh keputusan

74

Pada Tabel 4.29 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan kualitas. Terlihat 5 responden (4.2%)

menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 80

responden (66.7%) menyatakan setuju. 18 responden (15%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kualitas mempengaruhi keputusan

menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

w. Penampilan

Tabel 4.30

Penampilan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 6 5.0 5.0 5.0

Ragu-ragu 17 14.2 14.2 19.2

Setuju 83 69.2 69.2 88.3

Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data primer Diolah

Pada tabel 4.30 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan penampilan. Terlihat 6 responden (5%)

menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 83

responden (69.2%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa penampilan mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Page 91: Jurnal Pengaruh keputusan

75

x. Ciri-ciri

Tabel 4.31

Ciri-ciri

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3

Ragu-ragu 39 32.5 32.5 35.8

Setuju 64 53.3 53.3 89.2

Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sumber : Data primer Diolah

Pada tabel 4.31 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY berdasarkan ciri-ciri. Terlihat 4 responden (3.3%)

menyatakan tidak setuju. 39 responden (32.5%) menyatakan ragu-ragu. 64

responden (53.3%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan

sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri khusus mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

4. Analisis Faktor

Dalam Ghozali (2005:253) disebutkan tujuan utama dari analisis

faktor adalah untuk meringkas (summarize) informasi yang ada dalam

variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (faktor).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24

variabel, dari 24 variabel ini akan direduksi menjadi beberapa faktor

melalui analisis faktor dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan variabel yang akan dianalisis

Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah

menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukan kedalam

Page 92: Jurnal Pengaruh keputusan

76

analisis selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data

harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis

faktor, untuk itu dilakukan pengujian sebagai berikut:

1) Barlett’s test of Sphericity yang dipakai untuk menguji bahwa

variabel-variabel dalam sampel berkorelasi.

2) Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan

sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor

dianggap layak jika nilai KMO > 0,5.

3) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) yang digunakan untuk

mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA >

0,5 Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan

Kaiser- Meyer-Olkin (KMO) dengan bantuan software SPSS 17

terlihat pada tabel 4.32 dibawah ini

Tabel 4.32

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.819

Bartlett's Test of

Sphericity Approx. Chi-Square 1253.697

Df 276

Sig. .000

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4.32 diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji Barlett’s

test of Sphericity adalah sebesar 1253.697 dengan signifikansi 0,000, hal

ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikan < 0,05). Hasil

uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) diperoleh nilai 0,819, dimana angka

Page 93: Jurnal Pengaruh keputusan

77

tersebut sudah sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel- ariabel dalam

penelitian ini dapat diproses lebih lanjut.

Langkah berikutnya adalah pengujian Measure of Sampling

Adequency (MSA), dimana setiap variabel dianalisis untuk mengetahui

variabel mana yang dapat diproses lebih lanjut dan msana yang harus

dikeluarkan. Untuk dapat diproses lebih lanjut setiap variabel harus

memiliki nilai MSA > 0,5. Nilai MSA tersebut terdapat dalam tabel Anti-

Image Matrice pada bagian Anti-Image Correlation yaitu angka korelasi

yang bertanda "a" dengan arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.

(lihat lampiran). Adapaun hasil uji MSA untuk variabel penelitian ini

terlihat pada tabel 4.33

Tabel 4.33

Nilai MSA Variabel Penelitian

Q Indikator Nilai

MSA Keterangan

1 Budaya 0.896 Valid

2 Sub Budaya (Agama, Ras, Kebangsaan) 0.843 Valid

3 Kelas Sosial 0.814 Valid

4 Kelompok Referensi 0.760 Valid

5 Pengaruh Keluarga 0.857 Valid

6 Peran sosial 0.838 Valid

7 Status Sosial 0.793 Valid

8 Usia 0.780 Valid

9 Pekerjaan 0.750 Valid

10 Keadaan Ekonomi 0.755 Valid

11 Gaya Hidup 0.875 Valid

12 Kepribadian diri 0.815 Valid

13 Konsep Diri 0.585 Valid

14 Motivasi 0.794 Valid

15 Persepsi 0.869 Valid

16 Pembelajaran 0.749 Valid

Page 94: Jurnal Pengaruh keputusan

78

17 Keyakinan 0.848 Valid

18 Sikap 0.811 Valid

19 Merek 0.669 Valid

20 Fitur 0.756 Valid

21 Desain 0.711 Valid

22 Kualitas 0.907 Valid

23 Penampilan 0.822 Valid

24 Ciri-ciri 0.773 Valid

Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel 4.33 diatas diketahui bahwa variabel- variabel dalam

penelitian ini memiliki nilai MSA > 0.5 sehingga variabel dapat dianalisis

secara keseluruhan lebih lanjut.

b. Estimasi Communality

Communalities adalah proporsi dari varian suatu item peubah asal

yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai Communalities

menjelaskan seberapa besar keragaman atau variasi item/peubah asal yang

dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk. Nilai communalities ini

diperoleh dengan menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada.

Adapun nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat

terlihat pada tabel 4.34

Tabel 4.34

Communities

Q Indikator Initial Extraction

22 Kualitas 1.000 0.804

24 Ciri-ciri 1.000 0.774

23 Penampilan 1.000 0.772

20 Fitur 1.000 0.770

9 Pekerjaan 1.000 0.748

11 Gaya Hidup 1.000 0.737

4 Kelompok Referensi 1.000 0.722

15 Persepsi 1.000 0.719

Page 95: Jurnal Pengaruh keputusan

79

17 Keyakinan 1.000 0.713

3 Kelas sosial 1.000 0.711

1 Budaya 1.000 0.683

21 Desain 1.000 0.671

16 Pembelajaran 1.000 0.659

19 Merek 1.000 0.650

13 Konsep Diri 1.000 0.634

6 Peran sosial 1.000 0.627

5 Pengaruh Keluarga 1.000 0.614

14 Motivasi 1.000 0.609

2 Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaa) 1.000 0.607

7 Status Sosial 1.000 0.596

18 Sikap 1.000 0.594

8 Usia 1.000 0.591

12 Kepribadian diri 1.000 0.563

10 Keadaan Ekonomi 1.000 0.562

Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel 4.34 diatas dapat dilihat bahwa variabel ke-1 memiliki nilai

0.683, ini berarti sekitar 68.3% varians dari variabel ke-1 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-2 memiliki nilai 0. 607, ini berarti

sekitar 60.7% varians dari variabel ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk. Variabel ke-3 memiliki nilai 0. 711, ini berarti sekitar 71.1%

varians dari variabel ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-4 memiliki nilai 0. .722, ini berarti sekitar 72.2% varians dari

variabel ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0. 614, ini berarti sekitar 61.4%

varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-6 memiliki nilai 0.614, ini berarti sekitar 61.4% varians dari

variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-7

memiliki nilai 0.596, ini berarti sekitar 59.6% varians dari variabel ke-7

bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-8 memiliki nilai 0.

Page 96: Jurnal Pengaruh keputusan

80

591, ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0. 748, ini berarti sekitar 74.8%

varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-10 memiliki nilai 0. 562, ini berarti sekitar 56.2% varians dari

variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-11

memiliki nilai 0. 737, ini berarti sekitar 73.7% varians dari variabel ke-11

bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-12 memiliki nilai

0. 563, ini berarti sekitar 56.3% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0. 634, ini berarti sekitar 63.4%

varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-14 memiliki nilai 0. 609, ini berarti sekitar 60.9% varians dari

variabel ke-14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-15

memiliki nilai 0. 719, ini berarti sekitar 71.9% varians dari variabel ke-15

bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-16 memiliki nilai

0. 659, ini berarti sekitar 65.9% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0. 713, ini berarti sekitar 71.3%

varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-18 memiliki nilai 0. 594, ini berarti sekitar 59.4% varians dari

variabel ke-18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-19

memiliki nilai 0. 650, ini berarti sekitar 65% varians dari variabel ke-19

Page 97: Jurnal Pengaruh keputusan

81

bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-20 memiliki nilai

0. 770, ini berarti sekitar 77% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0. 671, ini berarti sekitar 67.1%

varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Variabel ke-22 memiliki nilai 0.804, ini berarti sekitar 80.4% varians dari

variabel ke-22 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-23

memiliki nilai 0. 772, ini berarti sekitar 77.2% varians dari variabel ke-23

bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-24 memiliki nilai

0. 774, ini berarti sekitar 77.4% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk.

Melakukan Faktoring dan Rotasi Setelah semua variabel memenuhi syarat

untuk dianalisis, tahap selanjutnya adalah melakukan proses inti dari

analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel

yang ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor.

Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam

menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu

faktor. Dalam penelitian ini digunakan rotasi varimax yang termasuk

dalam metode rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90°.

1) Penentuan Jumlah Faktor

Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan

menggunakan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value > 1.

(Imam Ghozali, 2005:257). Susunan eigen value selalu diurutkan dari yang

Page 98: Jurnal Pengaruh keputusan

82

terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang terbentuk

dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel total variance explained.

Pada tabel 4.35 diketahui bahwa dari 24 variabel yang dimasukkan

untuk analisis faktor, hanya terdapat 7 faktor yang terbentuk karena dari

komponen 1 sampai dengan komponen 7 menunjukkan eigen value > 1

maka proses faktoring hanya sampai pada 7 faktor, jika diteruskan sampai

faktor berikutnya eigen values sudah kurang dari 1 yaitu sebesar 0,910.

Jadi diketahui bahwa 7 faktor adalah jumlah yang paling optimal.

Tabel 4.35

Total Variance Explained

Comp

onent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of

Squared Loadings

Rotation Sums of

Squared Loadings

Total

% of

Varianc

e

Cumulat

ive % Total

% of

Varian

ce

Cumula

tive % Total

% of

Varian

ce

Cumul

ative %

1 7.415 30.897 30.897 7.415 30.897 30.897 3.924 16.350 16.350

2 2.115 8.814 39.711 2.115 8.814 39.711 2.819 11.744 28.095

3 1.546 6.443 46.153 1.546 6.443 46.153 2.134 8.891 36.986

4 1.399 5.831 51.984 1.399 5.831 51.984 2.077 8.655 45.641

5 1.320 5.501 57.485 1.320 5.501 57.485 1.949 8.122 53.763

6 1.215 5.064 62.549 1.215 5.064 62.549 1.933 8.056 61.819

7 1.119 4.661 67.211 1.119 4.661 67.211 1.294 5.392 67.211

8 .861 3.589 70.800

9 .843 3.515 74.314

10 .776 3.232 77.547

11 .701 2.919 80.466

12 .653 2.721 83.187

13 .543 2.262 85.450

14 .490 2.041 87.491

15 .483 2.012 89.502

16 .450 1.873 91.375

17 .380 1.584 92.959

18 .356 1.482 94.442

19 .316 1.316 95.757

20 .267 1.113 96.870

Page 99: Jurnal Pengaruh keputusan

83

21 .245 1.022 97.892

22 .213 .889 98.781

23 .164 .682 99.463

24 .129 .537 100.000

Sumber : Data Primer Diolah

2) Interpretasi Faktor

Setelah terbentuk faktor, tahap selanjutnya adalah

menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel

component matrix yang menunjukkan distribusi ke-24 variabel tersebut

pada 7 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel tersebut

adalah faktor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu

variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk.

Pada tabel 4.36 yaitu tabel component matrix awal, hasil faktor belum

bisa diinterpretasikan karena variabel-variabel yang ada hanya mengumpul

pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk itu perlu

dilakukan rotasi faktor.

Rotasi faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan data yang

jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktor-

faktor yang ada. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading yang

terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada, jadi

suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading

terbesar, setelah dilakukan perbandingan besar korelasi terhadap setiap

baris. Tabel 4.37 yaitu tabel rotated component matrix menunjukkan hasil

dari rotasi faktor.

Page 100: Jurnal Pengaruh keputusan

84

Tabel 4.36

Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6 7

Budaya .637 .036 -.136 -.046 -.461 -.022 -.203

Sub buday (Agama, Ras,

Kebangsaan) .543 .296 .043 .311 -.339 -.009 .105

Kelas Sosial .538 -.010 -.015 .625 .091 -.051 -.139

Kelompok Referensi .497 .265 -.164 .578 .161 -.135 .006

Pengaruh Keluarga .558 -.232 -.031 -.240 -.384 .204 .024

Peran sosial .620 -.359 .139 -.233 .154 .127 .034

Status Sosial .490 -.068 .194 .249 -.472 .120 .120

Usia .390 .236 .598 .037 -.090 .125 .027

Pekerjaan .461 -.235 .242 .244 .016 .581 .160

Keadaan Ekonomi .482 -.085 .184 -.108 .350 -.078 .386

Gaya Hidup .604 .246 -.445 -.180 -.095 .004 .270

Kepribadian diri .149 .628 -.069 .057 .363 .029 -.078

Konsep Diri .564 .072 -.389 -.080 .165 .309 -.174

Motivasi .632 .056 -.387 .138 .122 -.025 .151

Persepsi .338 .102 .016 -.053 -.235 -.586 .438

Pembelajaran .675 -.127 -.050 -.172 .247 -.115 .286

Keyakinan .651 .116 -.375 -.306 -.166 .104 -.056

Sikap .333 .384 .416 -.177 .128 .150 .303

Merek .288 .652 .002 -.167 .074 .320 -.077

Fitur .614 .288 .333 -.165 .004 -.289 -.298

Desain .701 -.384 .016 .109 .099 -.087 -.049

Kualitas .712 -.452 .069 -.019 .167 -.130 -.209

Penampilan .777 -.312 .031 -.022 .215 -.037 -.151

Ciri-ciri .614 .212 .234 -.206 -.015 -.254 -.437

Exrtaction Method : Principal Component Analysis

a. 6 Component Extracted

Sumber : Data primer Diolah

Page 101: Jurnal Pengaruh keputusan

85

Tabel 4.37

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6 7

Budaya .134 .460 .131 .504 .407 -.096 .087

Sub budaya (Agama,

Ras, Kebangsaan -.025 .237 .442 .479 .171 .225 .213

Kelas Sosial .275 .021 .753 .215 .128 -.026 -.059

Kelompok Referensi .111 .180 .806 .029 .078 .099 .105

Pengaruh Keluarga .344 .387 -.175 .547 .123 -.019 .019

Peran sosial .723 .178 -.087 .192 .110 .120 -.046

Status Sosial .139 .067 .212 .707 .070 .097 .115

Usia .139 -.157 .090 .365 .294 .565 .001

Pekerjaan .441 .029 .185 .501 -.254 .305 -.332

Keadaan Ekonomi .583 .056 .076 -.057 -.070 .363 .272

Gaya Hidup .162 .751 .144 .103 .002 .144 .307

Kepribadian diri -.161 .243 .340 -.366 .173 .440 -.071

Konsep Diri .305 .640 .208 .007 .085 .058 -.277

Motivasi .346 .527 .427 .043 -.032 .025 .162

Persepsi .104 .093 .092 .135 .124 .051 .809

Pembelajaran .647 .325 .104 .003 .031 .194 .293

Keyakinan .235 .750 .004 .194 .231 .033 .056

Sikap .137 .051 -.026 .082 .080 .735 .133

Merek -.182 .438 .092 -.035 .218 .578 -.183

Fitur .251 .105 .143 .086 .742 .309 .149

Desain .694 .136 .270 .235 .168 -.104 .052

Kualitas .784 .104 .169 .158 .320 -.150 -.022

Penampilan .757 .221 .223 .138 .282 -.007 -.044

Ciri-ciri .266 .176 .107 .079 .789 .176 .041 Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 9 iterations. Sumber : Data Primer Diolah

Component matrix hasil proses rotasi (roated component matrix) yang

ditunjukkan pada tabel 4.36 memperlihatkan distribusi variabel yang lebih

jelas dan nyata. Kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi

masing-masing faktor, yaitu sebagai berikut :

Page 102: Jurnal Pengaruh keputusan

86

a. Faktor pertama, terdiri dari Peran Sosial (Q6) dengan nilai faktor

loading 0.723. Keadaan Ekonomi (Q10) dengan nilai faktor loading

0.583. Pembelajaran (Q16) dengan nilai faktor loading 0.647. Desain

(Q21) dengan nilai faktor loading 0.694. kualitas (Q22) dengan nilai

faktor loading 0.784. Penampilan (Q23) dengan nilai faktor loading

0.757.

b. Faktor kedua, terdiri dari Gaya Hidup (Q11) dengan nilai faktor

loading 0.751. Konsep diri (Q13) dengan nilai faktor loading 0. 640.

Motivasi (Q14) dengan nilai faktor loading 0.527. Keyakinan (Q17)

dengan nilai faktor loading 0.750.

c. Faktor Ketiga, terdiri dari Kelas sosial (Q3) dengan nilai faktor loading

0.753. Kelompok Referensi (Q4) dengan nilai faktor loading 0.806.

d. Faktor Keempat, terdiri dari Wilayah Geografi (Q1) dengan nilai faktor

loading 0.504. Sub budaya (Agama, ras, kebangsaan) (Q2) dengan nilai

faktor loading 0.479. Pengaruh Keluarga (Q5) dengan nilai faktor

loading 0.547. Status Sosial(Q7) dengan nilai faktor loading 0.707.

Pekerjaan (Q9) dengan nilai faktor loading 0.501.

e. Faktor Kelima, Terdiri dari Fitur (20) dengan nilai faktor loading

0.911. Ciri-ciri (Q24) dengan nilai faktor loading 0.742.

f. Faktor Keenam, terdiri dari Usia (Q8) dengan nilai faktor loading

0.565. kepribadian diri (Q12) dengan nilai faktor loading 0.440. Sikap

(Q18) dengan nilai faktor loading 0.735. Merek (Q19) dengan nilai

faktor loading 0.578.

Page 103: Jurnal Pengaruh keputusan

87

g. Faktor ketujuh, terdiri dari Persepsi (Q15) dengan nilai faktor loading

0.809.

Secara lengkap pembagian variabel-variabel berdasarkan faktor yang

terbentuk dapat dilihat pada tabel 4.38. variabel diurut berdasarkan nilai

faktor loading dari yang terbesar.

Untuk pemberian nama pada masing-masing faktor baru yang

terbentuk bersifat subyektif, kadang-kadang variabel yang memiliki nilai

faktor loading tertinggi digunakan untuk memberi nama faktor.

(Ghozali,2005: 258).

Tabel 4.38

Pembagian Indikator yang Terbentuk

Indikator Faktor yang Eigen Loading % %

Terbentuk Value Faktor Variance Kumulatif

Peran Sosial (Q6)

Faktor Sosial 7.415

0.723

30.897 30.897

Keadaan Ekonomi (Q10) 0.583

Pembelajaran (Q16) 0.647

Desain (Q21) 0.694

kualitas (Q22) 0.784

Penampilan (Q23) 0.757

Gaya Hidup (Q11)

Faktor Motivasi 2.115

0.751

8.814 39.711 Konsep diri (Q13) 0.64

Motivasi (Q14) 0.527

Keyakinan (Q17) 0.75

Kelas sosial (Q3) Faktor Acuan 1.546

0.753 6.443 46.153

Kelompok Referensi (Q4) 0.806

Budaya (Q1)

Faktor Budaya 1.399

0.504

5.831 51.984

Sub Budaya (Agama, ras,

kebangsaan) (Q2) 0.479

Pengaruh Keluarga (Q5) 0.547

Status Sosial(Q7) 0.707

Pekerjaan (Q9) 0.501

Fitur (20) Pelayanan 1.320

0.742 5.501 57.485

Ciri-ciri (Q24) 0.789

Usia (Q8) Faktor Individu 1.215 0.565 5.064 62.549

Page 104: Jurnal Pengaruh keputusan

88

kepribadian diri (Q12) 0.44

Sikap (Q18) 0.742

Merek (Q19) 0.789

Persepsi (Q15) Faktor Psikologis 1.119 0.809 4.661 67.211

Sumber : Data Primer Diolah

5. Interpretasi

Dalam penelitian ini ditemukan 7 faktor yang mempengaruhi

konsumen menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan

kebayoran lama Jakarta Selatan. Faktor tersebut adalah (a) Faktor Sosial,

(b) Faktor Motivasi, (c) Faktor Acuan, (d)Faktor Budaya, (e) faktor

Pelayanan, (f) Faktor Individu, (g) Faktor Psikologis.

Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandy

firmanzah (2009) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi (PT. Telkom) Study

kasus pada masyarakat Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Terdapat 8 faktor

yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu faktor acuan, faktor

kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran,

faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan, dan garansi.

Dari kedua panalitian ini terdapat kesamaan dan juga perbedaan.

Kesamaan faktor yang mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe

QWERTY yaitu Faktor Acuan, Faktor Budaya, Faktor Pelayanan, Faktor

Motivasi. Perbedaannya lebih dikarenakan ada beberapa variabel

penelitian yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan pada ponsel GSM Tipe QWERTY memiliki

persamaan teori dengan kotler dan keller (2007) mendapatkan bahwa

Page 105: Jurnal Pengaruh keputusan

89

faktor budaya, sosial, psikologi, dan individu berpengaruh langsung

terhadap perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil analisis data dimana faktor faktor yang mempengaruhi

penggunaan didominasi dimana faktor sosial masyarakat jika dilihat dari

karakteristik responden didominasi oleh pegawai swasta hal ini dapat

dimengerti karena mereka lebih memiliki kondisi keuangan dan gaya

hidup yang sesuai untuk melakukan pembelian.

Page 106: Jurnal Pengaruh keputusan

90

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY maka dapat ditarik kesimpulan.

Melalui analisis faktor dapat diperoleh tujuh faktor yang berpengaruh paling

dominan terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY, faktor

faktor tersebut adalah :

1. Faktor Sosial, terdiri dari Peran, Keadaan Ekonomi, Pembelajaran, Desain,

kualitas, Penampilan.

2. Faktor Motivasi, terdiri dari Gaya Hidup, Konsep diri, Motivasi, Keyakinan.

3. Faktor Acuan, terdiri dari Kelas Sosial, Kelompok Referensi.

4. Faktor Budaya, terdiri dari Budaya, Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaan),

Pengaruh Keluarga, Status Sosial, Pekerjaan.

5. Faktor Pelayanan, Terdiri dari Fitur, Ciri-ciri.

6. Faktor Individu, terdiri dari Usia, kepribadian diri, Sikap, Merek.

7. Faktor Psikologis, terdiri dari Persepsi.

Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan menggunakan

ponsel GSM Tipe QWERTY adalah faktor Sosial dan motivasi

Page 107: Jurnal Pengaruh keputusan

91

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Di

peroleh 7 faktor utama yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM

Tipe QWERTY yaitu : Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan, individu,

psikologi. Dalam temuan penalitian ini akan memberikan dampak atau implikasi

kepad pihak-pihak tertentu, adapun implikasinya adalah sebagai berikut :

1. Bagi dunia penelitian, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya, yaitu indikator-indikator apa saja yang masih menjadi daya tarik

konsumen tentang keputusannya untuk membeli sebuah produk, secara khusus

pembelian Ponsel GSM Tipe QWERTY.

2. Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini perusahaan dapat

mempertimbangkan strategi-strategi yang lebih baik untuk meningkatkan pangsa

pasar sesuai dengan trend saat ini, dengan indikator-indikator yang telah

Dianalisa, maka membentuk faktor-faktor yang dapat dijadikan referensi untuk

membuat kebijakan bagi perusahaan.

3. Bagi konsumen diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi

untuk mmberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.

Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada, maka dapat

dikemukakan bahwa dari 24 indikator dapat diekstrak menjadi 7 faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe

Page 108: Jurnal Pengaruh keputusan

92

QWERTY. Maka bagi pihak perusahaan dalam hal ini yang mengeluarkan

ponsel GSM Tipe QWERTY dapat memperhatikan faktor-faktor yang terbentuk,

faktor-faktor itu antara lain adalah Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan,

individu, psikologi.

Page 109: Jurnal Pengaruh keputusan

93

DAFTAR PUSTAKA

AA. Mangkunegara, Anwar. P. Perilaku Consumen.: Repika Aditama, Bandung,

2002.

Amir, Taufiq M. “Dinamika Pemasaran” , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2005.

Angel, james f.,roger, d. Blackwell dan paul W. minizard. “Perilaku Konsumen”,

edisi keenam, jilid 2, binarupa aksara, 1995.

Ariastuti, Ni Gusti Agung Ayu dan Antara,Made.“Faktor-faktor yang menentukan

loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro di kota denpasar”,

Socio-Economi of Agribusiness Volume. 6 No.3 November 2006,

Universitas Udayana, Bali, 2006.

Assael, Hendry, Consumer Behavior and Marketing Action, Pvvs-Kent,

Publishing Company, 1992.

Boyd, Walker, Larreche. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga, Jakarta, 2000.

Dimanik, Berdian. “Analisis faktor pribadi, faktor Psikologis terhadap proses

keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting Padang

Bulan Medan”, Skripsi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 2008.

Firmanzah, Shandy. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk fleksi (PT. TELKOM)”, Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah, 2009.

Firmansyah Wilis, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

membeli obat herbal tolak angin”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan

Penebit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Haeruma, Lutfi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Konsumen Ponsel Nokia”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2009.

Hasan, Ali, “Marketing”, cetakan pertama, media pressindo, Yogyakarta, 2008.

Hidayat, Jihan Roy, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang PT. Altur Wisata Mulia”,

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Heizer, jay dan Barry, Render, “Manajemen Operasi”, edisi 1 buku 1, Salemba

Empat, Jakarta : 2004.

Page 110: Jurnal Pengaruh keputusan

94

Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemsasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2009.

Kotler, Philip dan keller “Marketing Manajemen”, edisi 12, Prentice Hall, Indeks,

2007.

Kismono, Gugup. “Bisnis Pengantar”, BPFFE, Yogyakarta, 2001.

Kotler & Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I Erlangga, Jakarta 2001.

Kotler, Philip dan Garry Amstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, edisi 9 Jilid 1,

PT. Indeks, Jakarta , 2003.

Kotler, Philip dan Susanto. AB. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis,

Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta,

1999.

Mc Daniel. Carl & Roger Gates “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba Empat

Jakarta, 2001.

Mowen dan Minor. “Perilaku Konsumen”, Erlangga, 2001.

Rangkuti, Freddy, “Strategi Promosi Kreatif dan Analisis Kasus Intregrated

Marketing Communication”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.

Schiffman, G.L & Kanuk L.L. “perilaku konsumen”. PT Indeks, Jakarta, 2007.

Sitinjak, Tumpal JR & Sugiharto. “Lisrel”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.

Sugiyono, “ Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta Bandung, 2003.

Sujianto, Agus Eko. “Aplikasi Statistik dengan SPSS 16”, Prestasi Pustaka,

Jakarta, 2009

Sri Wahyuni, “Analisis Pengaruh Iklan, Brand Image dan Kualitas produk

terhadap Keputusan Pembelian Pepsodent” Jakarta, 2008.

Swastha, basu, “manajemen pesaran modern”, liberty, Yogyakarta,1998.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta. 2000.

Page 111: Jurnal Pengaruh keputusan

95

Ujianto dan Abdurrahman. “Analisis Faktor-Faktor yang menimbulkan

kecendrungan Minat Beli Konsumen Sarung : Study Perilaku Konsumen

Sarung di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No.

1, Maret 2004 :34-53, Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Petra, 2004.

Umar, Husain “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, gramedia pustaka

utama, Jakarta, 2003.

http://www.Ceptelefoncunuz.net

http://www.agilent.com

http://www.panuworld.net

http://www.radartanjab-news.com

http://www.simtronik.com