Download - Jurnal Pengaruh keputusan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY
(Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama
Jakarta selatan)
Oleh
NURJANNAH
Nim: 105081002536
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY
(Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NURJANNAH
NIM :105081002536
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr Yahya Hamja,MM Ela Patriana.,MM,AAAIJ
NIP. 194906021978031001 NIP.196905282008012010
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAM KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 7 bulan September tahun dua ribu sepuluh telah dilakukan ujian
komprehensif atas nama Nurjannah NIM : 105081002536 dengan judul skripsi
‘ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY” (Study
kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ekonimi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 September 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Dr. Ahmad Dumyathi Bashori Cut Erika A.F.,SE,MBA
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Penguji Ahli
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY
(Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NURJANNAH
NIM :105081002536
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja.,MM Ela Patriana.,MM,AAAIJ
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid.,MS Suhendra., S.Ag,MM
Penguji Ahli 1 Penguji Ahli 2S
Ade Suherlan.,MM,MBA
Penguji Proposal
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : NURJANNAH
NIM : 105081002536
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta
gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 17 Desember 2010
( ........................................ )
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : NURJANNAH
Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 11 Februari 1987
Alamat : Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5
No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel
II. PENDIDIKAN
TPA Nurbaiti : (1993-1994)
MI Manbaul Hidayah : (1994-1999)
MTS Al-Falah : (2000-2002)
Man 4 Model Jakarta : (2003-2005)
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : (2005-2010)
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : H.Ali Saiman
Ibu : Hj.Tiharoh
Alamat : Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5
No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel
Telepon : 085695077837
ii
ABSTRACT
This research aim to know the factors influence of customer decision in
using a GSM QWERTY Celular Phone. The research used of Convenience
sampling method and using questionnaire as the main data-collecting instrument.
Data gotten from 120 repondents at society around Kebayoran Lama district,
South Jakarta. The result of this research to draws are found 7 factors that
influence customer decision in using a GSM QWERTY Celular Phone: (1) Social
(2) Motivation (3) Reference (4) Culture (5) Service (6) Individual (7)
Psycological. Cumulative variance percentase from extracted factors is 67,211%,
that means the result of the research can explain factors influence customer
decision in using a GSM QWERTY Celular Phone about 67,211% and the change
was influenced by other factors.
Keyword: Customer decision in using Celular Phone, Analysis Factors.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe
QWERTY. Penelitian ini menggunakan metode Convenience Sampling dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Data diperoleh
dari 120 responden konsumen yang menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY.
Hasil dari analisis ini enggambarkan bahwa diperoleh 7 faktor yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY, yaitu: (1) Sosial (2) Motivasi (3) Acuan (4) Budaya
(5) pelayanan (6) Individu (7) Psikologis. Persentase kumulatif varians dari faktor
yang diekstrak sebesar 67,211%, yang berarti hasil dari penelitian yang terbentuk
mampu menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi keputusan konsumen
dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY sebesar 67,211%, dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : keputusan konsumen menggunakan Ponsel, Analisis Faktor
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan selalu tercurah kepada kita
semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nya pada akhrinya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya yang merupakani tugas akhir
dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tak terkira kepada:
1. Kedua orang tuaku, bapak H. Ali Saiman & ibu Hj. Tiharoh yang telah dengan
ikhlas merawat, mendidik dan mendo’akan ku sejak kecil hinggan kini.
2. Bpk. Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ela Patriana,
MM selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dengan sabar kepada penulis.
3. Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bpk
Suhendra.SAg selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan Ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaika studi di FEB UIN Jakarta.
5. Buat Suami dan anakku, makasih udh banyak ngebantu. maaf belum bias
memberikan yang terbaik untuk keluarga.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya.
Jakarta, 17 Desember 2010
(Nurjannah)
v
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. i
Abstract ....................................................................................................... ii
Abstrak ....................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................. iv
Daftar Isi ...................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Ganbar .............................................................................................. x
Daftar Lampiran ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Permasaran ........................................................................... 10
1. Definisi Pemasaran ......................................................... 10
2. Definisi Manajemen Pemasaran ...................................... 11
B. Perilaku Komsumen .............................................................. 12
1. Pengertian Perilaku Konsumen ........................................ 12
2. Model Perilaku Konsumen .............................................. 14
3. Persepsi Konsumen ......................................................... 16
4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran .. 16
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ........ 16
1. Faktor Kebudayaan ......................................................... 17
2. Faktor Sosial ................................................................... 18
3. Faktor Pribadi ................................................................. 19
4. Faktor Psikologis ............................................................ 21
vi
D. Produk .................................................................................. 24
1. Pengertian Produk ........................................................... 24
2. Tingkatan Produk ............................................................ 25
3. Klasifikasi Produk ........................................................... 26
4. Kualitas Produk ............................................................... 28
5. Atribut Produk ................................................................ 29
E. Keputusan Pembelian ............................................................ 31
1. Pengertian Keputusan Pembelian ..................................... 31
2. Tahap – tahap Proses Keputusan Pembelian .................... 31
F. Penelitian Terdahulu .............................................................. 34
G. Kerangka Pemikiran ............................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 38
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 39
D. Metode Analisis Data ............................................................ 40
1. Uji Validitas .................................................................... 40
2. Uji Reliabilitas ................................................................ 41
3. Analisis Faktor ................................................................ 42
E. Opersional Variabel Penelitian .............................................. 47
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 48
B. Hasil dan Pembahasan ......................................................... 48
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................... 53
2. Karakteristik Responden ................................................ 56
3. Analisis Deskriptif ......................................................... 59
4. Analisis Faktor .............................................................. 75
5. Interpretasi .................................................................... 88
vii
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ......................................................................... 90
B. Implikasi ............................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 93
LAMPIRAN .............................................................................................. 96
viii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
3.1 Tingkat Penilaian Jawaban ................................................................ 40
3.2 Operasional Variabel ......................................................................... 47
4.1 Hasil Tryout Untuk Uji Validitas ....................................................... 54
4.2 Hasil Tryout Untuk Uji Reliabilitas .................................................... 55
4.3 Jenis Kelamin ................................................................................... 56
4.4 Usia Responden ................................................................................ 56
4.5 Pekerjaan .......................................................................................... 57
4.6 Pendapatan ...................................................................................... 58
4.7 Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY ........................... 59
4.8 Budaya . ............................................................................................ 60
4.9 Sub Budaya ...................................................................................... 60
4.10 Kelas Sosial ...................................................................................... 61
4.11 Kelompok Referensi ......................................................................... 62
4.12 Keluarga ........................................................................................... 62
4.13 Peran Sosial ...................................................................................... 63
4.14 Status Sosial ..................................................................................... 64
4.15 Usia .................................................................................................. 64
4.16 Pekerjaan .......................................................................................... 65
4.17 Keadaan Ekonomi ............................................................................ 66
4,18 Gaya Hidup ...................................................................................... 66
4.19 Kepribadian Diri ............................................................................... 67
4.20 Konsep Diri ...................................................................................... 68
4.21 Motivasi ........................................................................................... 68
4.22 Persepsi ............................................................................................ 69
4.23 Pembelajaran .................................................................................... 70
4.24 Keyakinan ........................................................................................ 70
4.25 Sikap ................................................................................................ 71
4.26 Merek ............................................................................................... 71
ix
4.27 Fitur ................................................................................................. 72
4.28 Desain .............................................................................................. 73
4.29 Kualitas ............................................................................................ 73
4.30 Penampilan ....................................................................................... 74
4.31 Ciri-ciri ............................................................................................ 75
4.32 KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 76
4.33 Nilai MSA Variabel Penelitian ......................................................... 77
4.34 Communalities . ................................................................................ 78
4.35 Total Variance Explained ................................................................. 82
4.36 Component Matrix ............................................................................ 84
4.37 Rotated Component Matrix ............................................................... 85
4,38 Pembagian Faktor yang Terbentuk .................................................... 87
x
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
2.1 Model Perilaku Konsumen ............................................................... 15
2.2 Model Proses Pembelian Lima Tahap ............................................... 31
2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal
1. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 96
2. Hasil kuesioner Penelitian ................................................................. 99
3. KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 104
4. Anti Image Matrik (MSA) ................................................................ 105
5. Communalities ................................................................................. 107
6. Total Variance Explained ................................................................. 108
7. Component Matrix ............................................................................ 109
8. Rotated Component Matrix ............................................................... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumen pada dasarnya membeli barang dan jasa untuk memuaskan
berbagai keinginan dan kebutuhan. Antara keinginan dan kebutuhan terdapat
suatu perbedaan. Kebutuhan merupakan sebuah kondisi dimana kita merasa
kekurangan atas suatu barang tertentu, dan ada sebuah dorongan untuk
memenuhinya. Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang sudah dibentuk
oleh budaya dan kepribadian individu. Artinya individu mungkin mamiliki
kebutuhan yang sama tetapi individu bisa memiliki keinginan yang berbeda
karena sudah ada peranan budaya dan kepribadian (Amir 2005:7).
Pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk merupakan proses
awal pengambilan keputusan. Kebutuhan untuk berkomunikasi merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa adanya
komunikasi, manusia tidak dapat melakukan interaksi dengan sesama manusia
maupun dengan makhluk hidup lainnya. Selain itu, komunikasi diperlukan
sebagai proses sosialisasi sehingga untuk dapat melancarkan proses
komunikasi tersebut diperlukan adanya suatu alat sebagai perantara dalam
berkomunikasi. Perantara tersebut dapat berupa sesuatu yang bersifat alami
seperti indera yang dimiliki oleh manusia ataupun sesuatu yang dibuat oleh
manusia, seperti teknologi telepon seluler (ponsel). Ponsel akan mendukung
aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien sebab ruang dan waktu tidak lagi
menjadi kendala untuk melakukan aktivitas keseharian.
2
Berbagai jenis gelombang selular yang saat ini banyak di pakai, ada
beberapa macam, yaitu :
1. Gelombang AMPS (Advanced Mobile Phone System) teknologi ini banyak
di gunakan pada awal tahun 1990-an, teknologi AMPS sekarang ini sudah
tidak begitu banyak digunakan dalam telepon selular karena memiliki
kelemahan mudah di sadap.
2. Gelombang CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan perbaikan
dari gelombang AMPS. Gelombang ini sudah memanfaatkan teknologi
digital yang menggunakan system keamanan yang sudah cukup baik,
sehingga tidak mudah di sadap pihak lain.
3. Gelombang GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan
teknologi selular yang saat ini banyak di gunakan di Indonesia, teknologi
ini dipakai operator telepon seluler besar di Indonesia seperti; telkomsel,
satelindo, pro xl, im3.
4. Gelombang EDGE (Enchaneed Data Rates for GSM Evolution) dengan
teknologi EDGE ini kita dapat saling bertukar data dalam jumlah besar
melalui saluran berjalur lebar (broadband), komunikasi dengan jalur lebar
memungkinkan kita untuk berkomunikasi melalui gambar dan bahkan
suara.
5. Gelombang GPRS (Global Package Radio Service), gelombang selular
yang dikhususkan bagi pertukaran data jarak jauh, antara pengguna telepon
di dalam suatu Negara dapat saling bertukar data. Hampir semua operator
3
telephone selular di Indonesia sudah dapat memanfaatkan teknologi GPRS
ini.
GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya
handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman
sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim
akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global komunikasi selular
sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang
seluruh dunia (www.ceptelefoncunuz.net).
Pada dasarnya teknologi GSM memiliki dua komponen utama, yaitu
jaringan GSM dan mobile system. Mobile system terhubung dengan GSM
network yang kemudian akan menghubungkan mobile system tersebut dengan
world network. World network dapat terdiri dari voice (ISDN) network dan
atau data network (ETS 95) Konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi
produk ponsel yang ditawarkan oleh para produsen ponsel agar produk yang
dibelinya sesuai dengan kebutuhan. Adapun yang menjadi karakteristik
konsumen ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: faktor kebudayaan, faktor
sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi.
Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat
pesat karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan
cepat, mudah dan mobile (www.agilent.com). Bertambahnya jenis layanan
semakin menarik jumlah user yang semakin banyak. Banyaknya user bisa
menjadi penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan
4
peningkatan interferensi sinyal. Operator Global System for Mobile
Communication (GSM) harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat kualitas
yang memuaskan. Sistem drive-test yang baik untuk mengawasi dan
mengukur kinerja akan membantu operator dalam menjaga kualitas jaringan.
Sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan bisa memberikan
berbagai data, dari data yang umum sampai data yang sangat detil. Parameter
umum yang digunakan untuk menilai kinerja jaringan antara lain daya (level)
sinyal dan error rate atau kualitas suara (www.panuworld.net). Perangkat
yang menyediakan sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM
telah banyak tersedia di pasaran sistem komunikasi bergerak. Harga yang
mahal menyebabkan terbatasnya informasi mengenai alat tersebut, khususnya
di kalangan pelajar dan mahasiswa (www.agilent.com).
Pertumbuhan pasar ponsel Indonesia rupanya masih sangat luar biasa. Hal
itu ditandai dengan jumlah brand lokal yang kini tercatat berjumlah 147 buah.
Jumlah itu bahkan bisa makin bertambah. “Sekarang bisa saja muncul „raja-
raja‟ ponsel lokal di daerah, sejumlah penjual produk asal negeri negeri China
bahkan sudah berani mendatangi calon pembelinya di Indonesia.
Sejumlah masyarakat tak bisa berhenti menggilai ponsel Qwerty keluaran
terbaru, meski berbudget minim mereka berupaya agar bisa memiliki type
Qwerty yang kini sedang booming tersebut. semakin lengkap fitur yang
tersedia di Hp type Qwerty, justru makin laris, salah satu type hp Qwerty yang
paling dicari yaitu produk keluaran China. Selain harga murah, desain dan
model serta fitur yang tersedia didalamnya tidak kalah sama type Qwerty yang
5
keluaran Jepang maupun Swedia. bertambahnya fitur plus turunnya harga
beberapa merek Hp type Qwerty, jadi alasan mengapa daya jual ponsel jenis
ini tetap stabil. Sementara itu untuk pasar hp type biasa saat ini kelihatan
mengalami stagnan. Ini disebabkan karena mode dan fitur yang terdapat di hp
type biasa dianggap telah ketinggalan zaman. www.radartanjab-news.com
Fakta lain, potensi pasar ponsel GSM sendiri masih terbuka lebar
mencapai 72,6 persen. Hampir 80 persen dikuasai oleh jenis QWERTY.
Sekarang permintaan ponsel QWERTY cukup tinggi, ponsel dengan layar 2
hingga 2,2 inci dan fasilitas televisi analog masih sangat diminati. “Ini fitur
yang harus ada kalau mau menawarkan kepada konsumen,” Oleh sebab itu
untuk menentukan jenis ponsel yang paling diminati oleh konsumen
setidaknya harus memiliki beberapa fitur dan fasilitas di atas. Karena itulah
salah satu faktor penting yang harus dipilih adalah bermain harga yang pas
dengan ukuran kantung konsumen.
Tahun ini, masih terjadi kenaikan persentase pada ponsel-ponsel di
kisaran di bawah Rp 1 juta. “Sudah mencapai 68 persen. Padahal tahun lalu
baru sekitar 55 persen,”. Data lainnya, pertumbuhan ponsel yang berada di
bawah kiasaran Rp 500 ribu juga tengah mendaki. Mencapai 30 persen. Maka
tak pelak, yang namanya perang harga pun terjadi. Selain perpaduan antara
fitur, kualitas produk, layanan purnajual, dan harga, faktor bentuk pun
belakangan juga tengah jadi perhitungan. “Produk yang slim sekarang makin
diminati,” (www.simtronik.com)
6
Keinginan masyarakat dalam memilih ponsel karena masyarakat tumbuh
dalam suatu lingkungan yang telah mengembangkan teknologi ponsel dengan
seperangkat pemahaman dan nilai konsumen. Dengan adanya budaya menjalin
silahturahmi dalam masyarakat Indonesia membuat pengguna ponsel semakin
ramai. Hampir setiap orang secara tetap melakukan interaksi dengan orang
lain yang secara langsung atau tidak langsung juga akan mempengaruhi
keputusan membeli mereka. Budaya masyarakat yang suka mencoba hal baru
dan mengikuti tren dimanfaatkan produsen ponsel yang dengan gencar
meluncurkan produk-produk baru berteknologi tinggi.
Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi keputusan menggunakan
ponsel. Teman, keluarga atau figur publik yang menggunakan ponsel GSM
dapat mempengaruhi seseorang dalam pembelian ponsel.
Konsumen mempunyai kepribadian yang berbeda-beda sehingga
keputusan yang dibuat dalam memilih ponsel pun berbeda misalnya konsumen
ada yang menyukai ponsel yang berteknologi tinggi karena sesuai dengan
gaya hidupnya. Pemilihan ponsel juga di pengaruhi kondisi ekonomi
seseorang. Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli ponsel yang
mahal jika ia memiliki pendapatan yang cukup.
Individu yang mempunyai kebutuhan, hasrat dan keinginan menggunakan
ponsel GSM akan membentuk suatu perilaku yang diharapkannya akan
memenuhi kebutuhan. Dengan demikian akan menimbulkan keadaan yang
lebih menyenangkan dalam dirinya.
7
Ponsel GSM yang telah lebih dulu masuk menguasai pangsa pasar yang
cukup besar. Adapun yang mempengaruhi konsumen memilih melalui gerakan
bundling GSM. Bundling produk adalah strategi untuk menggabungkan
penjualan dua produk menjadi satu paket penjualan. Tarif pulsa murah, artinya
tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dari GSM. Masyarakat juga tetap
mempertahankan ponsel GSM nya dikarenakan jaringan bersifat lokal,
interlokal, dan internasional. konsumen lebih memilih GSM yang lebih
fleksibel (www.wahanaponsel.com).
Perusahaan ponsel berusaha membedakan produk ponselnya supaya
mempunyai karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik
dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan
persaingan antara para produsen karena masing-masing produsen ponsel
berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan memperoleh
keuntungan maksimal
Suatu perusahaan yang menganut pemasaran sosial harus memahami
perilaku konsumennya secara keseluruhan agar perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perlunya memahami perilaku
konsumen ini, didasarkan atas pemikiran bahwa konsumen merupakan pasar
sasaran produk. Jika produk tersebut menurut konsumen mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan membeli produk dan
sebaliknya jika produk tersebut dianggap belum atau tidak mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya maka konsumen tidak akan membelinya.
8
Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada konsumen yang
menggunakan ponsel dengan Jaringan GSM. Dengan demikian penulis
memilih judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Dalam menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM tipe
QWERTY.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
tipe QWERTY pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
kebayoran lama Jakarta selatan
.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alat mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh diperguruan tinggi dan menambah pengetahuan serta
9
studi kepustakaan dalam bidang pemasaran, khususnya dalam
menganalisis perilaku konsumen.
2. Civitas Akademisi
a) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
b) Sebagai referensi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat praktis
a) Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam mengetahui keunggulan produk
ponsel.
b) Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan perusahan untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran
1. Definisi Pemasaran
Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan
pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan
pemasaran tidak hanya mencakup menjual dan membeli, namun juga meliputi
produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap perusahaan dipastikan
memerlukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan hasil usaha dari
perusahaan.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika pemasaran adalah satu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan
dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya
(Kotler 2007:6).
Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah
proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan
promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Menurut Umar (2003:31) pemasaran diartikan sebagai kegiatan yang
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, hingga
11
mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.
Menurut Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu dalam
strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi
stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).
Menurut Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui
prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen.
2. Definisi Manajemen Pemasaran
Menurut Swastha (2000: 4) manajemen pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Menurut Kotler (2007:6) Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang
meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan
12
harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh
perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi
yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu
perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam
hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut.
Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu
mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini
dikenal dengan perilaku konsumen.
Menurut Assael (1997 :23) mengemukakan bahwa study tentang perilaku
konsumen sangat kompleks, hal itu disebabkan terdapat banyak variabel yang
sering tumpang tindih yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam
keterlibatan membeli suatu produk.
Menurut Mowen perilaku konsumen adalah bagaimana suatu individu
memutuskan untuk membeli, melakukan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa pengalaman, serta ide-ide
(Mowen dan Micel, 2002:6).
Adapun menurut pandangan Angel et al (1995) perilaku adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapat, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini (Angel, James, Blackwel, dan paul, 1995 : 3).
13
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang
serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului
dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Mangkunegara, 2003:3).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis
yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut
diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian
untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat
dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat
dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang
akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masing-
masing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun
macam peranan dalam perilaku konsumen adalah sebagai berikut: ( Kotler dan
AB Susanto, 1999:246)
a. Pencetus ide ( Initiator )
Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu
produk atau jasa tertentu.
14
b. Pemberi pengaruh ( Influencer )
Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan
pembelian.
c. Pengambil keputusan ( Decider )
Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan
pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di
mana membeli.
d. Pembeli ( Buyer)
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai ( User )
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
tersebut.
Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan
seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan
(how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what acondition) barang-
barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu
didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan
memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang
diinginkan konsumen.
2. Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10)
menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain
15
dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan
perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-
variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga
menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk,
pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian.
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
sumber : kotler dan keller, (2007 : 226)
Berdasarkan gambar tersebut inti dari permasalahannya adalah bagaimana
konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang
diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang
meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan yang meliputi
ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli
mengandung dua komponen, yaitu:
a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang
pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.
Karakteristi
Konsumen
Budaya
Social
personal
Proses Keputusan
Pembelian
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
penilaian
alternative
keputusan
pembelian
perilaku pasca penbelian
Keputusan
pembelian
Pilihan Produk
Pilihan Merek
Pilihan Dealer
Jumlah
pembelian saat
yang tepat
melakukan
pembelian
Metode
Pembayaran
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Produk & jasa
Harga
Distribusi
Komunikator
Ekonomi
Tekologi
Politik
Budaya
Psikologi
Konsumen
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Memori
16
b. Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil keputusan (Kotler,
1999:177-178)
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang
kepentingan umumnya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan
konsumen dan kebijakan umum.
3. Persepsi Konsumen
Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir
stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah
rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat
mempengaruhi respon seseorang.
4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang
selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan
lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Hal ini
disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pemasaran
yang pokok yaitu: pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran
pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang dapat tepat
dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi secara
memuaskan.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai
berikut :
17
1. Faktor-Faktor Kebudayaan
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian
besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah
dipelajari.
b. Sub Budaya
Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih
kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,
kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap
kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
kelas sosial memiliki beberapa ciri, pertama, orang orang dalam kelas
sosial yang sama cendrung memiliki perilaku yang seragam dari pada
orang-orang yang berada di dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang
merasa menempati posisi inferior atau superior di kelas mereka. Ketiga,
kelas sosial di tandai dengan sekumpulan variabel seperti pekerjaan,
penghasilan, kesejahteraan, dan pendidikan. Keempat, orang dapat
berpindah kelas sosialnya semasa hidupnya. Kelas sosial menandakan
preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda disejumlah bidang
18
yang mencakup pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan
mobil.
2. Faktor-Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap
seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa keompok
keanggotaan adalah kelompok primer (seperti keluarga, teman, tetangga,
dan rekan kerja) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus.
Kelompok sekunder (seperti kelompok keagamaan, professional, dan
asosiasi perdagangan) yang cendrung lebih formal.
b. Keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama
(Engel dkk, 1995:194). Keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi
individu karena anggota-anggota keluarga itu masuk kedalam suatu
subsistem sosialisasi.
c. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam
pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya. Peran terdiri atas
sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang
19
sekitarnya (Kotler & Amstrong, 2007:208). Masing-masing peran
menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.
3. Faktor-Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah
selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan
dengan usianya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga
berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan
Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat
memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan
tertentu. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak
makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal,
perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu
layar besar (kotler dan keller, 2007:223)
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan
yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. Penghasilan yang dapat
dibelanjakan (level, Kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva
(termasuk persentase aktiva yang lancar/liquid), utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap tehadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para
20
pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan
kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bungan
(kotler dan keller, 2007 ; 223).
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut
menentukan perilaku pembelian. Gaya hidup merupakan pola hidup
seseorang tergambarkan pada aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga,
kerja sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan pendapat
(tentang diri sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup
menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia
(kotler & amstrong, 2007 : 210).
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang menghasilkan
tanggapan yang secara konsisten dan terus menerus terhadap
lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan
dengan kepribadian (konsep diri/gambaran diri) seseorang.
Shiffman dan kanuk (2007 : 107) mendefinisikan kepribadian sebagai
karakteristik psikologis yang menentukan dan mencerminkan bagaimana
seseorang merespon lingkungannya. Kepribadian memiliki beberapa ciri
utama yaitu mencerminkan perbedaan individu konsisten dan bertahan
lama.
21
4. Faktor-Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang mengendalikan
individu untuk bertindak. Kakuatan tersebut menghasilkan suatu
kecendrungan untuk mendapatkan sesuatu kebutuhan yang belum
terpenuhi.
Engel dkk ( 1995:283) berpendapat bahwa motivasi diaktifkan ketika
ketidakcocokan yang memadai antara keadaan actual dan keadaan yang
diinginkan/disukai. Bila ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah
pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive).
Semakin kuat dorongan tersebut, semakin besar urgensi respon yang
dirasakan.
Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi (Kotler &
Amstrong, 2007 : 215), yaitu :
1) Teori Freud, teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis
yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan
seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.
Saat seseorang mengamati merek-merek tertentu, maka akan bereaksi
tidak hanya terhadap kemampuan yang terlihat nyata pada merek-
merek tersebut, melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang
22
sama rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek dapat
memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu.
2) Teori Maslow. Di dalam teori dijelaskan mengapa seseorang didorong
oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu.
Kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki, dari yang paling mendesak
sampai yang kurang mendesak.
Kebutuhan tersebut adalah
Kebutuhan Fisiologis (makanan, minuman, dan tempat tinggal)
Kabutuhan Keamanan (keamanan dan perlindungan)
Kebutuhan sosial (Perasaan diterima sebagai anggota kelompok
dan dicintai)
Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, dan status)
Kebutuhan Aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi)
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.
Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi
oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama
karena tiga proses persepsi (kotler & Amstrong, 2007 : 218-219), yaitu :
23
1) Perhatian Selektif
Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak
setiap harinya. Karena setiap orang tidak mungkin menanggapi
rangsangan tersebut, sebagian besar rangsangan tersebut akan disaring
dengan proses yang dinamakan perhatian selektif
2) Distorsi Selektif
Distorsi selektif adalah kecendrungan orang untuk
menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang
mendukung apa yang telah mereka percaya.
3) Ingatan / Retensi Selektif
Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari namun
cendrung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan
keyakinan. Karena adanya ingatan selektif, orang akan cendrung
mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai
dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang
bersaing.
c. Pembelajaran
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia
diperoleh dengan mempelajarinya. Pembelajaran dapat dipandang sebagai
proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan,
sikap, dan atau perilaku (Engel dkk, 1995:40). Jadi proses pembelajaran
mencakup pengetahuan baru (didapat melalui belajar, informasi dari
24
membaca, mengamati dan berpikir) atau dari pengalaman untuk diterapkan
pada pembelian yang akan dilakukan dimasa mendatang
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan
sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian (Kotler, 1997 :
153 – 161).
Kotler & Amstrong (2007 : 220) mendefinisikan kenyakinan sebagai
pemikir deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap
adalah evaluasi, perasaan, dan kecendrungan yang konsisten atas suka atau
tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.
Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari untuk
berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek tertentu.
D. Produk
1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik,
jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi
(kotler & Amstrong, 2001 : 346).
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja yang bisa
25
ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005 : 31). Produk adalah apa saja yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan konsumsi (Boyd,
dkk, 2000:264). Jadi peroduk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang
bersangkutan.
2. Tingkatan Produk
Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu
dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperhatikan oleh pemasar dalam
memasarkan produknya. Menurut kotler & Amstrong (2001 : 338-341)
tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :
a. Produk Inti (Core Product)
Produk inti adalah tingkatan paling dasar yang berisikan manfaat
pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa
tertentu.
b. Produk Aktual (Actual Product)
Produk aktual adalah tingkatan kedua setelah produk inti. pemasar harus
membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk
inti. Produk aktual minimal harus memiliki lima sifat yaitu : tingkat
kualitas, fitur, desain, merek dan kemasan.
26
c. Produk Tambahan (Augmented Product)
Produk tambahan adalah tingkat produk terakhir yang menawarkan
layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.
3. Klasifikasi Produk
Menurut Kismono (2001 : 327-328), produk diklasifikasikan berdasarkan:
a. Produk Konsumen (Consumer Product)
Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh
rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan
langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu akan digunakan sebagai bahan
baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku
pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi :
1) Convenience Product
Convenience Product adalah barang dan jasa yang harganya relative
tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan
sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan
pembelian.
2) Shopping Product
Shopping Product adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan
perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan
dari berbagai sumber.
27
3) Specialty Product
Specialty Product adalah produk yang unik dimata konsumen
tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga
dan letak lokasi pembelian yang jauh.
4) Unsought Product
Unsought Product adalah produk yang belum diinginkan konsumen
potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.
b. Produk Industrial (Industrial Product)
Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh
parusahaan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi :
1) Instalasi (Installation)
Installation adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam
jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.
2) Peralatan Tambahan (Accessory Equipment)
Accessory Equipment adalah barang-barang modal yang berjangka
waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan
kantor.
3) Bahan Baku (Raw Material)
Raw Material adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang
digunakan untuk membuat produk akhir.
28
4) Material dan Suku Cadang (Part and Material)
Part and Material adalah barang-barang yang belum selesai diproses
sebagai produk akhir.
5) Persediaan (Supplies)
Supplies adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk
akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan,
dan pembekalan atau persediaan operasi.
6) Pelayanan atau Jasa
Pelayanan atau jasa adalah jenis pengeluaran yang mendukung
operasi suatu perusahaan.
4. Kualitas Produk
Menurut Yamiz (2001 : 7) pengertian kualitas produk yang dikutip dari
tiga pakar kualitas internasional adalah :
a. W. Edwards Deming, mendefinisikan kualitas adalah apapun yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Philip B Crosby, mempersepsikan kualitas sebagai nilai nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.
c. Josep M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap
spesifikasi.
Kualitas produk suatu perusahaan merupakan hal yang penting karena
persepsi konsumen terhadap suatu bentuk produk melalui kualitas produk
dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Untuk memepertahankan pelanggan
29
baik pelanggan baru maupun pelanggan potensial sebuah perusahaan harus
menciptakan produk yang berkualitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Kotler dan Amstong (2003:347) mendefinisikan kualitas produk adalah
kemampuan satu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan itu
meliputi daya tahan, keandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
diopersikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara
keseluruhan. Menurut Heizer dan Render (2004:253) mendefinisikan kualitas
sebagai kemampuan suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sedangkan kualitas sebagaimana yang diambil oleh American Society for
Quality adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
manpu memuaskan kebutuhan konsumen baik yang terlihat atau yang
tersamar.
5. Atribut Produk
Menurut kotler dan Amstrong (2008 : 272), atribut produk adalah
pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan
ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat-manfaat tersebut kemudian
dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti :
a. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang
ditanyakan atau diimplikasikan.
30
b. Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar,
model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat
menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih
banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk
perusahaan dari produk pesaing.
c. Gaya dan Desain
Cara untuk menambah nilai pelanggan adalah nilai melalui gaya dan
desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada
gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.
d. Merek
Brand menurut Simamora (2004: 149) merek adalah nama, tanda, istilah,
symbol, desain atau kombinasinya, yang ditunjukkan untuk
mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan barang atau layanan suatu
penjual dari barang atau layanan penjual lain. Sebagian besar produk
konsumen dan industrial memiliki merek.
e. Kemasan
Kemasan melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus
untuk sebuah produk. Pada dasarnya, fungsi utama kemasan adalah
penyimpanan dan melindungi produk.
f. Pelabelan
Label mempunyai beberapa fungsi, setidaknya label menunjukkan
produk atau merek, seperti nama sunkist yang tercantum pada jeruk. Label
31
juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk siapa yang
membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat,
kandungannya, cara pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu
dengan aman. Terakhir, label bisa membantu mempromosikan produk dan
mendukung positioningnya.
g. Pelayanan Pendukung Produk
Pelayanan pelanggan adalah elemen dalam strategi produk. Penawaran
perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa
menjadi bagian kecil atau bagian besar dari keseluruhan penawaran.
E. Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001:
226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam
sebuah model di bawah ini (Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):
Gambar 2.2
Model Proses Pembelian Lima Tahap
S
Sumber : kotler dan keller (2007 : 235)
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Setelah
Pembelian
32
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi
dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutan
yang sesuai.
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang
diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri
pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan
lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah
menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang
telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu
jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
b. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi
sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari
informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya
informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan
kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah
kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari
keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah
yang maksimal.
33
c. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya
serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami
cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap
tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.
d. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri
dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-
alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana
yang akan dibeli.
e. Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,
maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi
sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya
bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan
untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih
kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif
terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan
informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang
diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.
34
F. Penelitian Terdahulu
Sebagai pertimbangan dan acuan untuk perbandingan, maka peneliti
menggunakan penelitian yang dilakukan oleh sandhy firmanzah (2009)
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi
(PT.TELKOM) study kasus pada masyarakat kota jakarta selatan, DKI
Jakarta. Alat analisis nya dengan menggunakan analisis faktor dan
menggunakan 300 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan
metode convenience sampling menyimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi adalah faktor acuan, faktor
kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran,
faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan dan garansi, faktor
yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk
fleksi adalah faktor acuan dan faktor kualitas.
Wilis firmansyah (2009) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen membeli obat herbal tolak angin. Alat analisisnya dengan
menggunakan analisis faktor dan menggunakan 120 responden, teknik
pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dan
menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli
obat herbal tolak angin terdiri dari dua faktor yang terbentuk dengan
menggunakan uji kelayakan dengan metode Rotated Component Matrik,
dimana kedua faktor tersebut adalah :
a. Faktor 1 : terdiri dari produk, harga, distribusi dan merek
b. Faktor 2 : terdiri dari promosi, budaya sosial psikologi
35
Jihan Roy hidayat (2010) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur
Wisata Mulia, jakarta. Alat analisisnya dengan menggunakan analisis faktor
dan menggunakan 44 responden, teknis pengambilan sampel menggunakan
metode simple random sampling dan menyimpulkan bahwa ada 6 faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang
pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta. Faktor tersebut adalah faktor harga,
faktor pelayanan, faktor produk, faktor fasilitas, faktor interaksi konsumen,
fakor promosi. Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta adalah faktor harga.
Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian
Damanik (2008) dengan judul “Analisis faktor pribadi dan faktor psikologi
terhadap proses keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting
Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang
mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan
pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama
maupun parsial terhadap keputusan konsumen.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor
psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan
konsumen. Secara parsial atau psikologi lebih berpengaruh faktor pribadi
terhadap pemilihan game statio.
36
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian yang berjudul “Analisis faktor
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel
GSM tipe QWERTY” pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY disekitar
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Kebudayaan (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa variabel, yaitu : Budaya, Sub budaya, Kelas Sosial.
Sosial (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
Variabel, yaitu : Kelompok Referensi, Keluarga, Peran sosial, Status
Sosial.
Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
keputusan konsumen
dalam menggunakan
ponsel GSM
Faktor
Kebudayaan
Atribut Produk
Faktor Individu
Faktor Sosial
Faktor Psikologis
Analisis Faktor
Faktor ke-1
Faktor ke-3
Faktor ke-4
Faktor ke-2
Faktor ke-5
Faktor ke-n
Faktor Ke-6
37
Faktor Individu (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa indikator, yaitu : Usia dan Tahap Daur Hidup, Pekerjaan,
Keadaan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri.
Faktor Psikologis (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa indikator, yaitu : Motivasi, Persepsi, Belajar, Kepercayaan,
Sikap.
Atribut Produk (Kotler dan Amstrong : 2008) dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa indicator, yaitu : Nama merek, Pelayanan, Ciri, Kualitas,
Garansi, Imbalan.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Suatu penelitian selalu berhubungan dengan pengamatan yang dilakukan
terhadap apapun yang dijadikan kesimpulan dari pengamatan yang akan
diberikan objek penelitian skripsi ini adalah perkembangan pasar dalam
produksi yang dilakukan terhadap konsumen saat sekarang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis “Analisis Faktor Faktor
yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel GSM
Tipe QWERTY” Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
kebayoran lama Jakarta selatan. Keputusan konsumen dalam menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY efektif jika terdapat pengaruh variabel X dan Y,
dimana Faktor faktor yang mempengaruhi sebagai variabel X ( Independen
Variabel) dan keputusan konsumen sebagai Variabel Y (Dependen Variabel)
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode sampling non probabilitas karena besarnya populasi tidak diketahui
secara pasti. Metode sampling yang digunakan adalah metode Convenience
Sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan populasi yang mudah diakses
untuk memperoleh informasi.
1. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian
39
ini adalah para konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
kebayoran lama Jakarta selatan.
2. Sampel adalah bagian dari jumlah atau yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau populasi untuk
dijadikan sampel.
Menurut Malhotra dalam Lutfi Haeruma (2008 : 30) untuk memperoleh
hasil yang baik dalam suatu analisis faktor banyaknya responden yang diambil
untuk mengisi kuesioner adalah sebanyak lima kali dari variable yang dimuat
dalam kuesioner. Dalam penelitian ini jumlah variabel yang diteliti sebanyak
24, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah sebanyak 5 X 24 = 120
responden, dan pada penelitian ini digunakan sebanyak 120 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Istijanto (2009:44) berpendapat bahwa data primer adalah data asli yang
dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk
menjawab masalah risetnya secara khusus.
Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data yaitu melalui
kuesioner yang dibagikan kepada Pengguna Ponsel GSM. Adapun jenis
40
skala yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner adalah
skala likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pertanyaan dengan susunan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tingkat Penilaian jawaban
No. Jenis Jawaban Bobot
1 SS = Sangat Setuju 5
2 S = Setuju 4
3 R = Ragu-ragu 3
4 TS = Tidak Setuju 2
5 STS = Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Fredy Rangkuti (2003)
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung lewat buku catatan, jurnal,
literature atau panduan kuliah serta sumber lainnya yang dapat dijadikan
referensi dalam penelitian ini
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka sebelum dilakukan uji
statistik terlebih dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan
41
uji realiabilitas agar hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
(Sugiyono, 2005 :257).
Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan
alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. (Sitinjak &
Sugiarto, 2006 :70).
Dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan batas kevalidan dan keshohihan suatu instrument. Oleh karena
itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemempuan peneliti dalam
memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta
menyusun kuesioner. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
membandingkan nilai r hitung dengan tabel untuk degree of freedom (df)=n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. (Ghozali, 2005 : 45).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsisten suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2000 : 194).
Menurut Muh Nazir terdapat tiga aspek pengertian mengenai reliabilitas.
Pertama, suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability), dan dapat
diramalkan (Predictability). Kedua alat ukur tersebut memberikan aspek
ketepatan dan akurasi yaitu ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur
(cermat dan tepat). Ketiga, alat ukur harus sedemikian rupa sifatnya, sehingga
error pengukuran yang terjadi dapat ditorerir.
42
Azwar dalam sujianto (2009 : 97) mengatakan bahwa reliabilitas
merupakan penerjemah dari kata reliability yang artinya ketercepatan,
keterandalan, konsistensi, dan sebagainya. Reliabilitas instrumen adalah hasil
pengukuran yang dapat dipercaya.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah
tingkat keandalan kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang
kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang asumsinya sama
dan tidak dapat perubahan psikologis pada responden.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bilamana dicobakan
secara berulang ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data
yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada
responden. (Sitinjak & Sugiarto 2006:71)
3. Analisis Faktor (Factor Analysis)
Analisis faktor (Factor Analysis) merupakan suatu teknik statistik
multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas
(Summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan.
Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan
diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya. (Ujianto dan
Abdurachman, 2004).
Dalam Ghozali (2005 : 253) disebutkan tujuan utama dari analisis faktor
adalah untuk meringkas (Summarize) informasi yang ada dalam variabel asli
(awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (Faktor).
43
Sitinjak & Sugiarto (2006 : 40) mengungkapkan bahwa dalam factor
Analiysis. Dikenal dua pendekatan utama, yaitu :
a. Exploratory Factor Analysis (EFA), dengan menggunakan EFA
banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu,
justru dicari sampai dapat menjawab kebutuhan dalam menerangkan
keragaman data variabel-variabel asal.
b. Confirmatory Factor Analysis (CFA), banyaknya faktor yang
terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. Lebih lanjut istinjak &
Sugiharto (2006:40) menjelaskan bahwa asumsi paling dasar yang
harus dipenuhi dalam penggunaan factor analysis adalah kelompok
variabel yang dianalisis harus saling berhubungan. Dalam hal ini
variabel-variabel yang diteliti harus saling berhubungan, karena factor
anlaysis mencari common dimension (kesamaan dimensi) yang
mendasari diantara variabel-variabel. Jika variabel-variabel tersebut
adalah merupakan faktor.
Malhotra dalam ujianto dan abdurachman (2004) menjelaskan kegunaan
factor analysis adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau fakor-faktor yang mendasari
yang menerangkan korelasi diantara satu set variabel.
b. Mengidentifikasi suatu variabel/faktor baru yang lebih kecil,
menetapkan variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan analysis
multivarian / analisis regresi atau diskriminan.
44
c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat
besar variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya.
Dalam Ariastuti dan antara (2006) disebutkan bahwa tahapan-tahapan
dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan Masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada
penelitian-penalitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri.
2. Membuat Matriks Korelasi
Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus dilakukan,
yaitu :
a. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-
veriabel dalam sampel berkorelasi.
b. Uji KaiserMeyer Olkin (KMO)
Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan
sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO>0,5.
c. Uji Measure of Sampling Adequency (MSA)
Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan
kriteria MSA > 0,5.
3. Menentukan Ketepatan Model
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model mampu
menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa
45
dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati
dengan korelasi yang direproduksi.
4. Menentukan Jumlah Faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada basarnya eigen value setiap
faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang
memiliki eigen value > 1.
5. Rotasi Faktor
Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu
faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang mempunyai
korelasi tinggi dengan lebih dari satu faktor atau jika sebagian Factor
Loading dari variabel bernilai di bawah terkecil yang telah ditetapkan.
Menurut Ghozali (2005:254) ada beberapa metode rotasi, yaitu :
a. Rotasi Orthogonal, yaitu memutar sumbu 90°. Proses rotasi
orthogonal dibedakan lagi menjadi quartimax, varimax, dan
equamax.
b. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus
90°. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi oblimin, promax,
dan orthoblique.
Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus
masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi
jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu
varimax.
46
6. Interpretasi Faktor
Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel
yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.
47
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe
QWERTY. Variabel yang akan dijadikan indikator penelitian terlihat dalam
Tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan
konsumen dalam
menggubakan
ponsel GSM Tipe
QWERTY
1. Faktor Kebudayaan
(Kotler dan Keller,
2007:214)
1. Budaya (Q1)
Ordinal 2. Sub budaya (Agama, ras
Kebangsaan)(Q2)
3. Kelas Sosial (Q3)
2. Faktor Sosial (Kotler dan
Keller, 2007:217)
1. Kelompok Referensi (Q4)
Ordinal 2. Keluarga (Q5)
3. Peran social (Q6)
4. Status Sosial (Q7)
3. Faktor Individu (Kotler
dan Keller, 2007:222)
1. Usia (Q8)
Ordinal
2. Pekerjaan (Q9)
3. Keadaan konomi(Q10)
4. Gaya Hidup (Q11)
5. Kepribadian diri (Q12)
6. Konsep Diri (Q13)
4. Faktor Psikologis (Kotler
dan Keller, 2007:226)
1. Motivasi (Q14)
Ordinal
2. Persepsi (Q15)
3. Pembelajaran (Q16)
4. Keyakinan (Q17)
5. Sikap(Q18)
5. Atribut Produk (kotler
dan Amstrong, 2008 :
272)
1. Merek (Q19)
Ordinal
2. Fitur (Q20)
3. Desain (Q21)
4. Kualitas(Q22)
5. penampilan (Q23)
6. Ciri-ciri(24)
48
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Produk
Pada dekade tahun 70-an negara-negara maju di eropa menerapkan
teknologi seluler untuk komunikasi. Di Indonesia sendiri baru menerapkan
kecanggihan teknologi komunikasi tersebut belasan tahun kemudian.
Dimulai pada tahun 1984 teknologi seluler pertama kali hadir di Indonesia
dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT).
Di tahun 1985-1992 ponsel mulai beredar di Indonesia, namun tidak
bisa di masukkan kedalam saku baju atau celana karena bentuknya yang
besar dan panjang, dengan berat rata-rata 430gram (hampir setengah
kilogram). Harga ponselnya juga tidak murah, berkisar diatas 10 juta per
unit. Di tahun ini pula baru dikenal dua teknologi seluler yaitu NMT-470,
modifikasi NMT-450.
Di akhir 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital
Global System for Mobile (GSM), dimulai di dua pulau, yakni Pulau
Batam dan Pulau Bintan. Di tahun 1994 PT Satelit Palapa Indonesia
(Satelindo) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia,
dengan mengawali kegiatan operasinya di Jakarta dan sekitarnya. Karena
GSM menggunakan kartu SIM, maka hal itu aman dari penggandaan dan
penyadapan serta mutu prima dan jangkauan luas.
49
Tahun 1995 proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan di
lanjutkan ke provinsi-provinsi di Sumatra, lalu menjadikan Telkomsel
pada 26 Mei 1995 sebagai operator GSM nasional bersama
Satelindo.Kemudian di Tahun 1996 Telkomsel dengan produk kartu Halo-
nya sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kemudian masuk
Jakarta. Di penghujung tahun 1996 ini pula, PT. Excelcomindo Pratama
(Excelcom) berbasis GSM beroperasi di Jakarta sebagai operator GSM ke
tiga di Indonesia. Setelah itu di tahun 1998 Excelcom meluncurkan kartu
prabayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi konsumen untuk memilih
dengan layanan roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom
dengan meluncurkan kartu prabayar mentari, dengan keunggulan tarif
dihitung perdetik, sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.00
pelanggan.
Layanan pesan singkat, mulai di perkenalkan pada tahun 2000, dan
menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel, karena sangat praktis dan
murah biayanya. Di tahun ini pula PT. Indosat dan PT. Telkom mendapat
lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional. Layanan seluler kedua
BUMN itu kemudian beroperasi pada tanggal 1 Agustus tahun 2001.
Babak baru bertelekomunikasi berlanjut di tahun 2003, yaitu dengan
hadirnya Telkom Flexi, yang mengusung teknologi CDMA 2000 1X,
kemudian di belakang Flexi ada Esia dari Bakrie Telecom,Fren & Hepi
dari Mobile8, Star One dari Indosat, Smart dari Lippo Telecom,dan
terakhir Ceria dari Sampoerna Telecom.
50
Kemudian ponsel-ponsel yang masuk ke Indonesia juga sejalan
dengan perkembangan operator seluler yang telah disebutkan di
atas.Kehadiran ponsel di Indonesia dimulai dari generasi kedua
(berdasarkan pengetahuan saya), sampai generasi ke empat (yang sekarang
banyak beredar di pasaran). Berikut ulasan singkat tentang generasi ponsel
tersebut :
Generasi I
Sejarah penemuan ponsel tidak lepas dari perkembangan radio. Awal
penemuan ponsel dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian
Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah.
Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio
komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2
MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang
menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)
mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti cebuah alat
komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan
generasi I ponsel atau I-G, dimana ponsel mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536, kemudian pada tahun 1943 Galvin
Manufactory Corporation mengeluarkan kembali Portable FM radio dua
arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk
tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja
secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
51
Sistem ponsel I-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF
untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline.
Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang
kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
Generasi I diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-
insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep
penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar ponsel. Namun, konsep ini
baru dikembangkan pada 1960-an.
Generasi II
Ponsel generasi kedua disebut juga IIG. II-G merupakan ponsel
pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp
menemukan ponsel pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April
1973. Ponsel yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau
sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah merubah dunia selamanya.
Teknologi yang digunakan II-G masih bersifat analog dan dikenal dengan
istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz
dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka
sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan
generasi II-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang
oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan
performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi II-G masih
memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan
panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon seluler.
52
Generasi III
Generasi Ketiga atau 3-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 3G di
Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa
menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900
Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki
kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 3G sinyal analog
sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital
memperlengkapi ponsel dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.
Ponsel pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih
ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil
juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan
dari generasi 3G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal
radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang
membahayakan pengguna.
Generasi VI
Generasi ini disebut juga 4G yang memungkinkan operator jaringan untuk
memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet
sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 4G terdapat 3 standar untuk
dunia telekomunikasi yaitu Enhance Data rates for GSM Evolution
(EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi
4G ini adalah biaya yang relater lebih tinggi, dan kurangnya cakupan
jaringan karena masih barunya teknologi ini.
53
Generasi V
Generasi ini disebut juga five Generation (5G). 5G merupakan sistem
ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrstruktur yang
mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless
broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dlll. sistem
5G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna
untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 5G juga
memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik,
jangkauan global, dan fleksibilitas utnuk menjelajahi berbagai teknologi
berbeda. Terakhir, 5G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk
mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing,
game on-line, dan lainnya.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, penulis
menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di sekitar kecamatan
kebayoran lama yang menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, terlebih
dahulu dilakukan Tryout terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui pertanyaan mana saja yang valid dan
pertanyaan mana saja yang tidak valid. Setelah dilakukan Tryout
pertanyaan barulah dilakukan penyebaran kuesioner yang valid. Peneliti
54
melakukan Tryout dengan menyebarkan 20 kuesioner yang berisi 24
pertanyaan dengan menggunkan skala ordinal.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Cronbach Alfa kolom
Correlated Item-Total Correlated (Tabel 4.1), sedangkan untuk melihat r
tabel dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel (n)= 20 dan
besarnya df dapat dihitung 20-2=18, dengan df=18 dan Alpha= 0,05
didapat r tabel= 0,4438. jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir
pertanyaan dinyatakan valid. Dari hasil try out (uji coba) diperoleh data
yang menyatakan bahwa dari 24 butir pertanyaan terdapat 2 pertanyaan
yang tidak valid yaitu untuk indikator kepribadian diri dan nama merek.
Tabel 4.1
Hasil Tryout Untuk Uji Validitas
No. Indikator
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
1. Budaya .764 .945 Valid
2. Sub budaya .837 .944 Valid
3. Kelas sosial .704 .945 Valid
4. Kelompok Referensi .573 .947 Valid
5. Keluarga .724 .945 Valid
6. Peran Sosial .650 .946 Valid
7. Status Sosial .503 .947 Valid
8. Usia .717 .945 Valid
9. Pekerjaan .726 .945 Valid
10. Keadaan Ekonomi .481 .948 Valid
11. Gaya Hidup .668 .946 Valid
12. Kepribadian Diri -.024 .958 Tidak Valid
13. Konsep Diri .840 .944 Valid
14. Motivasi .745 .945 Valid
15. Persepsi .749 .944 Valid
16. Pembelajaran .848 .943 Valid
55
17 Keyakinan .869 .943 Valid
18 Sikap .723 .945 Valid
19 Nama Merek .166 .954 Tidak Valid
20. Fitur Produk .806 .944 Valid
21. Desain Produk .841 .944 Valid
22. Kualitas Produk .828 .945 Valid
23. Penampilan Produk .840 .944 Valid
24. Ciri-ciri Produk .830 .943 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu
pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas try out
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α) melalui perhitungan SPSS.
Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:42) suatu konstruk dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Tabel 4.2
menunjukan bahwa nilai Cronbach Alpha adalah 0,948 > 0,60 yang berarti
konstruk kuesiner pada penelitian ini bisa dikatakan reliabel atau handal.
Tabel 4.2
Hasil Tryout Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of
Items
0.948 0.959 24
Sumber : Data Primer Diolah
Setelah melakukan try out Penelitian untuk menguji validitas dan
reliabilitas butir pertanyaan kuesioner, peneliti menetapkan untuk
menggunakan kembali butir pertanyaan yang tidak valid untuk penyebaran
kuesioner selanjutnya kepada 120 responden dengan memperbaiki kalimat
pertanyaan terlebih dahulu, sehingga butir pertanyaan tetap berjumlah 24.
56
2. Karakteristik Responden.
Adapun karakteristik responden berdasarkan pengisian kuesioner
yang dibagikan kepada 120 responden dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 39 32.5 32.5 32.5
Wanita 81 67.5 67.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden wanita jauh
lebih besar dibandingkan responden pria yaitu sebesar 81 orang atau
67.5% sedangkan sisanya sebesar 39 orang atau 32.5% adalah pria. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa wanita lebih banyak menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY.
b. Usia Responden
Tabel 4.4
Usia Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-22 Tahun 76 63.3 63.3 63.3
23-28 Tahun 30 25.0 25.0 88.3
29-34 Tahun 12 10.0 10.0 98.3
≥ 35 2 1.7 1.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
57
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa proporsi responden
berdasarkan tingkat usia adalah sebanyak 76 orang atau 63.3% untuk
kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, sebanyak 30 orang atau
25% untuk kelompok usia antara 23 tahun samapi 28 tahun, 12 orang atau
10% untuk kelompok usia antara 29 tahun sampai 34 tahun. 2 orang atau
1.7% yang berusia 35 tahun keatas. Tingkat usia responden terbanyak
adalah kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, dimana pada usia
tersebut responden dikatakan layak dan mampu menilai sesuatu dengan
objektif.
c. Pekerjaan Responden
Tabel 4.5
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 6 5.0 5.0 5.0
Pegawai Swasta 53 44.2 44.2 49.2
Wirausaha 32 26.7 26.7 75.8
Mahasiswa 29 24.2 24.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa proporsi responden
berdasarkan pekerjaan adalah 6 orang atau 5% bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil, 53 orang atau 44.2% bekerja sebagai pegawai swasta, 32
orang atau 26.7% sebagai wirausaha, dan sebanyak 29 orang atau
24.2%berstatus sebagai mahasiswa.
Dari data tersebut diketahui bahwa responden didominasioleh orang
yang sudah berpenghasilan sendiri, lebih dari 75% adalah orang yang
58
sudah bekerja dan memiliki penghasilan sehingga mampu membeli ponsel
GSM Tipe QWERTY. hal tersebut dapat dipastikan pengguna ponsel
GSM Tipe QWERTY sebagai objek penelitian berada dalam lingkungan
kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan.
d. Pendapatan Responden
Tabel 4.6
Pendapatan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1.000.000 29 24.2 24.2 24.2
1.000.000-2.000.000 53 44.2 44.2 68.3
> 2.000.000 38 31.7 31.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.6 diatas diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan
tingkat pendapatan para pengguna ponsel GSM Tipe QWERTY adalah
sebanyak 29 responden 24.2% berpendapatan kurang dari 1.000.000. 53
responden 44.2% berpendapatan 1.000.000-2.000.000. 38 Responden
31.7% berpendapatan lebih dari 2.000.0000.
Dari data tersebut terlihat bahwa lebih dari 75% berpendapatan diatas
1.000.000 hal ini terbukti di sekitar kecamatan kebayoran lama Jakarta
selatan memiliki kemampuan untuk membeli ponsel GSM Tipe
QWERTY.
59
e. Lama menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY
Tabel 4.7
Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 Tahun 26 21.7 21.7 21.7
1-2 Tahun 55 45.8 45.8 67.5
> 1 Tahun 39 32.5 32.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.7 Terlihat bahwa proporsi responden bersasarkan lama
responden menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY adalah sebanyak 26
responden (21.7%) kurang dari satu tahun. 55 responden (45.8%) satu
sampai dua tahun.39 respoden (32.5%) lebih dari 2 tahun. Berdasarkan
data tersebut lebih dari 78% responden yang menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY lebih dari satu tahun.
3. Analisis Deskriptif
Setelah melihat karakteristik responden, peneliti akan menganalisis
jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 120 responden yang
merupakan sampel penelitian, yaitu pengguna Ponsel GSM Tipe
QWERTY berumur minimal 17 tahun. Adapun analisis meliputi butir
pertanyaan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel- variabel
yang diteliti.
60
a. Budaya
Tabel 4.8
Budaya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 5.0 5.0 5.0
Ragu-ragu 9 7.5 7.5 12.5
Setuju 89 74.2 74.2 86.7
Sangat Setuju 16 13.3 13.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.8 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel
GSM Tipe QWERTY berdasarka wilayah geografis Terlihat bahwa 6
responden (5%) menyatakan tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan
ragu-ragu. 89 responden (74.2%) menyatakan setuju dan 16 responden
(13.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa wilayah
geografis mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe QWERTY.
b. Sub Budaya (Agama, ras dan kebangsaan)
Tabel 4.9
Sub Budaya (Agama, ras, kebangsaan)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Ragu-ragu 14 11.7 11.7 12.5
Setuju 88 73.3 73.3 85.8
Sangat Setuju 17 14.2 14.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.9 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan mencerminkan kesejahteraan dalam
61
lingkungan. Terlihat 1 responden (8%) menyatakan tidak setuju. 14
respoden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 88 respoden (73.3%)
menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat setuju.
Dapat disimpulkan bahwa sub budayadapat mempengaruhi keputusan
dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
c. Kelas Sosial
Tabel 4.10
Kelas Sosial
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.10 Menunjukkan distribusi pertanyaa responden tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel
GSM Tipe QWERTY berdasarkan rasa solidaritas. Terlihat 23 responden
(19.2%) menyatakan ragu-ragu. 84 responden (70%) menyatakan setuju.
13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan
bahwa bahwa kelas sosial mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel
GSM Tipe QWERTY.
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 23 19.2 19.2 19.2
Setuju 84 70.0 70.0 89.2
Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
62
d. Kelompok Referensi
Tabel 4.11
Kelompok Referensi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Ragu-ragu 16 13.3 13.3 15.0
Setuju 82 68.3 68.3 83.3
Sangat Setuju 20 16.7 16.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber: Data Primer Diolah
Pada tabel 4.11 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan kelompok Referensi. Terlihat 2 responden
(1.7%) menyatakan tidak setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan ragu-
ragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 20 responden (16.7%)
menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kelompok referensi
mempengaruhi keputusan menggunaka ponsel GSM Tipe QWERTY.
e. Pengaruh Keluarga
Tabel 4.12
Pengaruh keluarga
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3
Ragu-ragu 24 20.0 20.0 23.3
Setuju 80 66.7 66.7 90.0
Sangat Setuju 12 10.0 10.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.12 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan pengaruh keluarga. Terlihat 4 responden
63
(3.3%) menyatakan tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan ragu-
ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 12 responden (10%)
menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keluarga
mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
f. Peran sosial
Tabel 4.13
Peran Sosial
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2
Ragu-ragu 20 16.7 16.7 20.8
Setuju 84 70.0 70.0 90.8
Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.13 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan peran sosial. Terlihat 5 responden (4.2%)
menyatakan tidak setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 84
responden (70%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disumpulkan bahwa peran sosial mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
64
g. Status Sosial
Tabel 4.14
Status Sosial
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Ragu-ragu 14 11.7 11.7 13.3
Setuju 82 68.3 68.3 81.7
Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.14 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan status sosial. Terlihat 2 responden (1.7%)
tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 82 responden
(68.3%) menyatakan setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa status sosial mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
h. Usia
Tabel 4.15
Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Ragu-ragu 30 25.0 25.0 27.5
Setuju 68 56.7 56.7 84.2
Sangat Setuju 19 15.8 15.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.15 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
65
Tipe QWERTY berdasarkan usia. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak
setuju. 30 responden (25%) menyatakan ragu-ragu. 68 responden (56.7%)
menyatakan setuju. 19 responden (15.8%) menyatakan sangat setuju.
Dapat disimpulkan bahwa usia mempengaruhi keputusan menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY.
i. Pekerjaan
Tabel 4.16
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Ragu-ragu 22 18.3 18.3 20.0
Setuju 83 69.2 69.2 89.2
Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.16 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan pekerjaan. Terlihat 2 responden (1.7%)
menyatakan tidak setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan ragu-ragu. 83
responden (69.2%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
66
j. Keadaan Ekonomi
Tabel 4.17
Keadaan Ekonomi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Ragu-ragu 24 20.0 20.0 22.5
Setuju 80 66.7 66.7 89.2
Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.17 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan keadaan ekonomi. Terlihat 3 responden
(2.5%) tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan ragu-ragu. 80
responden (66.7%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
k. Gaya Hidup
Tabel 4.18
Gaya Hidup
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Tidak Setuju 3 2.5 2.5 4.2
Ragu-ragu 16 13.3 13.3 17.5
Setuju 69 57.5 57.5 75.0
Sangat Setuju 30 25.0 25.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.18 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
67
Tipe QWERTY berdasarkan gaya hidup. Terlihat 2 responden (1.7%)
menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak
setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan ragu-ragu. 69 responden (57.5%)
menyatakan setuju. 30 responden (25%) menyatakan sangat setuju. Dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup mempengaruhi keputusan menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY.
l. Kepribadian diri
Tabel 4.19
Kepribadian Diri
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 16 13.3 13.3 13.3
Ragu-ragu 25 20.8 20.8 34.2
Setuju 64 53.3 53.3 87.5
Sangat setuju 15 12.5 12.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer DIolah
Pada Tabel 4.19 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan kepribadian diri. Terlihat 16 responden
(13.3%) menyatakan tidak setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan ragu-
ragu. 64 responden (53.3%) menyatakan setuju. 15 responden (12.5%)
menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian
mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
68
m. Konsep Diri
Tabel 4.20
Konsep Diri
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 6 5.0 5.0 7.5
Ragu-ragu 23 19.2 19.2 26.7
Setuju 74 61.7 61.7 88.3
Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.20 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan konsep diri. Terlihat 3 responsden (2.5%)
menyatakan sangat tidak setuju. 6 responden (5%) menyatakan tidak
setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 74 responden
(61.7%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
n. Motivasi
Tabel 4.21
Motivasi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 18 15.0 15.0 15.0
Setuju 80 66.7 66.7 81.7
Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber: Data Primer Diolah
69
Pada tabel 4.21 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan motivasi. Terlihat 18 responden (15%)
menyatakan ragu-ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 22
responden (18.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa
motivasi mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe
QWERTY.
o. Persepsi
Tabel 4.22
Persepsi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Ragu-ragu 8 6.7 6.7 7.5
Setuju 74 61.7 61.7 69.2
Sangat Setuju 37 30.8 30.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.22 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan persepsu. Terlihat 1 responden (8%)
menyatakan tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan ragu-ragu. 74
responden (61.7%) menyatakan setuju. 37 responden (30.8%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa persepsi mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
70
p. Pembelajaran
Tabel 4.23
Pembelajaran
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2
Ragu-ragu 23 19.2 19.2 23.3
Setuju 81 67.5 67.5 90.8
Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data primer Diolah
Pada Tabel 4.23 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan pembelajaran. Terlihat 5 responden (4.2%)
menyatakan tidak setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 81
responden (67.5%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
q. Keyakinan
Tabel 4.24
Keyakinan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 3 2.5 2.5 3.3
Ragu-ragu 13 10.8 10.8 14.2
Setuju 81 67.5 67.5 81.7
Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.24 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
71
Tipe QWERTY berdasarkan keyakinan. 1 responden (0.8%) menyatakan
tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 88 responden
(73.3%) menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa keyakinan mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
r. Sikap
Tabel 4.25
Sikap
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 30 25.0 25.0 25.0
Setuju 82 68.3 68.3 93.3
Sangat Setuju 8 6.7 6.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.25 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan Sikap. 30 responden (25%) menyatakan ragu-
ragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 8 responden (6.7%)
menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa sikap mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
s. Merek
Tabel 4.26
Merek
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Tidak Setuju 9 7.5 7.5 9.2
Ragu-ragu 25 20.8 20.8 30.0
Setuju 70 58.3 58.3 88.3
Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
72
Pada Tabel 4.26 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan merek. Terlihat 2 responden (1.7%)
menyatakan sangat tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan tidak
setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan ragu-ragu. 70 responden
(58.3%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa merek mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
t. Fitur
Tabel 4.27
Fitur
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Ragu-ragu 34 28.3 28.3 30.0
Setuju 73 60.8 60.8 90.8
Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 4.27 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan fitur. 2 responden (1.7%) menyatakan tidak
setuju. 34 responden (28.3%) menyatakan ragu-ragu. 73 responden
(60.8%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa fitur mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
73
u. Desain
Tabel 4.28
Desain
Sumber : Data Primer diolah
Pada tabel 4.28 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan desain. Terlihat 3 responden (2.5%)
menyatakan sangat tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan tidak
setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 78 responden (65%)
menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat
disimpulkan bahwa desain mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel
GSM Tipe QWERTY.
v. Kualitas
Tabel 4.29
Kualitas
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 4.2 4.2 4.2
Ragu-ragu 17 14.2 14.2 18.3
Setuju 80 66.7 66.7 85.0
Sangat Setuju 18 15.0 15.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Diolah
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 8 6.7 6.7 9.2
Ragu-ragu 20 16.7 16.7 25.8
Setuju 78 65.0 65.0 90.8
Sangat Setuju 11 9.2 9.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
74
Pada Tabel 4.29 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan kualitas. Terlihat 5 responden (4.2%)
menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 80
responden (66.7%) menyatakan setuju. 18 responden (15%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kualitas mempengaruhi keputusan
menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
w. Penampilan
Tabel 4.30
Penampilan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 5.0 5.0 5.0
Ragu-ragu 17 14.2 14.2 19.2
Setuju 83 69.2 69.2 88.3
Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data primer Diolah
Pada tabel 4.30 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan penampilan. Terlihat 6 responden (5%)
menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 83
responden (69.2%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa penampilan mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
75
x. Ciri-ciri
Tabel 4.31
Ciri-ciri
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3
Ragu-ragu 39 32.5 32.5 35.8
Setuju 64 53.3 53.3 89.2
Sangat Setuju 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber : Data primer Diolah
Pada tabel 4.31 Menunjukkan distribusi responden tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY berdasarkan ciri-ciri. Terlihat 4 responden (3.3%)
menyatakan tidak setuju. 39 responden (32.5%) menyatakan ragu-ragu. 64
responden (53.3%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan
sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri khusus mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
4. Analisis Faktor
Dalam Ghozali (2005:253) disebutkan tujuan utama dari analisis
faktor adalah untuk meringkas (summarize) informasi yang ada dalam
variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (faktor).
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24
variabel, dari 24 variabel ini akan direduksi menjadi beberapa faktor
melalui analisis faktor dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menentukan variabel yang akan dianalisis
Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah
menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukan kedalam
76
analisis selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data
harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis
faktor, untuk itu dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Barlett’s test of Sphericity yang dipakai untuk menguji bahwa
variabel-variabel dalam sampel berkorelasi.
2) Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan
sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor
dianggap layak jika nilai KMO > 0,5.
3) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) yang digunakan untuk
mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA >
0,5 Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan
Kaiser- Meyer-Olkin (KMO) dengan bantuan software SPSS 17
terlihat pada tabel 4.32 dibawah ini
Tabel 4.32
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
.819
Bartlett's Test of
Sphericity Approx. Chi-Square 1253.697
Df 276
Sig. .000
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel 4.32 diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji Barlett’s
test of Sphericity adalah sebesar 1253.697 dengan signifikansi 0,000, hal
ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikan < 0,05). Hasil
uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) diperoleh nilai 0,819, dimana angka
77
tersebut sudah sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel- ariabel dalam
penelitian ini dapat diproses lebih lanjut.
Langkah berikutnya adalah pengujian Measure of Sampling
Adequency (MSA), dimana setiap variabel dianalisis untuk mengetahui
variabel mana yang dapat diproses lebih lanjut dan msana yang harus
dikeluarkan. Untuk dapat diproses lebih lanjut setiap variabel harus
memiliki nilai MSA > 0,5. Nilai MSA tersebut terdapat dalam tabel Anti-
Image Matrice pada bagian Anti-Image Correlation yaitu angka korelasi
yang bertanda "a" dengan arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
(lihat lampiran). Adapaun hasil uji MSA untuk variabel penelitian ini
terlihat pada tabel 4.33
Tabel 4.33
Nilai MSA Variabel Penelitian
Q Indikator Nilai
MSA Keterangan
1 Budaya 0.896 Valid
2 Sub Budaya (Agama, Ras, Kebangsaan) 0.843 Valid
3 Kelas Sosial 0.814 Valid
4 Kelompok Referensi 0.760 Valid
5 Pengaruh Keluarga 0.857 Valid
6 Peran sosial 0.838 Valid
7 Status Sosial 0.793 Valid
8 Usia 0.780 Valid
9 Pekerjaan 0.750 Valid
10 Keadaan Ekonomi 0.755 Valid
11 Gaya Hidup 0.875 Valid
12 Kepribadian diri 0.815 Valid
13 Konsep Diri 0.585 Valid
14 Motivasi 0.794 Valid
15 Persepsi 0.869 Valid
16 Pembelajaran 0.749 Valid
78
17 Keyakinan 0.848 Valid
18 Sikap 0.811 Valid
19 Merek 0.669 Valid
20 Fitur 0.756 Valid
21 Desain 0.711 Valid
22 Kualitas 0.907 Valid
23 Penampilan 0.822 Valid
24 Ciri-ciri 0.773 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel 4.33 diatas diketahui bahwa variabel- variabel dalam
penelitian ini memiliki nilai MSA > 0.5 sehingga variabel dapat dianalisis
secara keseluruhan lebih lanjut.
b. Estimasi Communality
Communalities adalah proporsi dari varian suatu item peubah asal
yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai Communalities
menjelaskan seberapa besar keragaman atau variasi item/peubah asal yang
dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk. Nilai communalities ini
diperoleh dengan menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada.
Adapun nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
terlihat pada tabel 4.34
Tabel 4.34
Communities
Q Indikator Initial Extraction
22 Kualitas 1.000 0.804
24 Ciri-ciri 1.000 0.774
23 Penampilan 1.000 0.772
20 Fitur 1.000 0.770
9 Pekerjaan 1.000 0.748
11 Gaya Hidup 1.000 0.737
4 Kelompok Referensi 1.000 0.722
15 Persepsi 1.000 0.719
79
17 Keyakinan 1.000 0.713
3 Kelas sosial 1.000 0.711
1 Budaya 1.000 0.683
21 Desain 1.000 0.671
16 Pembelajaran 1.000 0.659
19 Merek 1.000 0.650
13 Konsep Diri 1.000 0.634
6 Peran sosial 1.000 0.627
5 Pengaruh Keluarga 1.000 0.614
14 Motivasi 1.000 0.609
2 Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaa) 1.000 0.607
7 Status Sosial 1.000 0.596
18 Sikap 1.000 0.594
8 Usia 1.000 0.591
12 Kepribadian diri 1.000 0.563
10 Keadaan Ekonomi 1.000 0.562
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel 4.34 diatas dapat dilihat bahwa variabel ke-1 memiliki nilai
0.683, ini berarti sekitar 68.3% varians dari variabel ke-1 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-2 memiliki nilai 0. 607, ini berarti
sekitar 60.7% varians dari variabel ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-3 memiliki nilai 0. 711, ini berarti sekitar 71.1%
varians dari variabel ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-4 memiliki nilai 0. .722, ini berarti sekitar 72.2% varians dari
variabel ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0. 614, ini berarti sekitar 61.4%
varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-6 memiliki nilai 0.614, ini berarti sekitar 61.4% varians dari
variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-7
memiliki nilai 0.596, ini berarti sekitar 59.6% varians dari variabel ke-7
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-8 memiliki nilai 0.
80
591, ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0. 748, ini berarti sekitar 74.8%
varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-10 memiliki nilai 0. 562, ini berarti sekitar 56.2% varians dari
variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-11
memiliki nilai 0. 737, ini berarti sekitar 73.7% varians dari variabel ke-11
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-12 memiliki nilai
0. 563, ini berarti sekitar 56.3% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0. 634, ini berarti sekitar 63.4%
varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-14 memiliki nilai 0. 609, ini berarti sekitar 60.9% varians dari
variabel ke-14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-15
memiliki nilai 0. 719, ini berarti sekitar 71.9% varians dari variabel ke-15
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-16 memiliki nilai
0. 659, ini berarti sekitar 65.9% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0. 713, ini berarti sekitar 71.3%
varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-18 memiliki nilai 0. 594, ini berarti sekitar 59.4% varians dari
variabel ke-18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-19
memiliki nilai 0. 650, ini berarti sekitar 65% varians dari variabel ke-19
81
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-20 memiliki nilai
0. 770, ini berarti sekitar 77% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0. 671, ini berarti sekitar 67.1%
varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel ke-22 memiliki nilai 0.804, ini berarti sekitar 80.4% varians dari
variabel ke-22 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-23
memiliki nilai 0. 772, ini berarti sekitar 77.2% varians dari variabel ke-23
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-24 memiliki nilai
0. 774, ini berarti sekitar 77.4% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Melakukan Faktoring dan Rotasi Setelah semua variabel memenuhi syarat
untuk dianalisis, tahap selanjutnya adalah melakukan proses inti dari
analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel
yang ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor.
Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu
faktor. Dalam penelitian ini digunakan rotasi varimax yang termasuk
dalam metode rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90°.
1) Penentuan Jumlah Faktor
Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan
menggunakan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value > 1.
(Imam Ghozali, 2005:257). Susunan eigen value selalu diurutkan dari yang
82
terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang terbentuk
dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel total variance explained.
Pada tabel 4.35 diketahui bahwa dari 24 variabel yang dimasukkan
untuk analisis faktor, hanya terdapat 7 faktor yang terbentuk karena dari
komponen 1 sampai dengan komponen 7 menunjukkan eigen value > 1
maka proses faktoring hanya sampai pada 7 faktor, jika diteruskan sampai
faktor berikutnya eigen values sudah kurang dari 1 yaitu sebesar 0,910.
Jadi diketahui bahwa 7 faktor adalah jumlah yang paling optimal.
Tabel 4.35
Total Variance Explained
Comp
onent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of
Squared Loadings
Rotation Sums of
Squared Loadings
Total
% of
Varianc
e
Cumulat
ive % Total
% of
Varian
ce
Cumula
tive % Total
% of
Varian
ce
Cumul
ative %
1 7.415 30.897 30.897 7.415 30.897 30.897 3.924 16.350 16.350
2 2.115 8.814 39.711 2.115 8.814 39.711 2.819 11.744 28.095
3 1.546 6.443 46.153 1.546 6.443 46.153 2.134 8.891 36.986
4 1.399 5.831 51.984 1.399 5.831 51.984 2.077 8.655 45.641
5 1.320 5.501 57.485 1.320 5.501 57.485 1.949 8.122 53.763
6 1.215 5.064 62.549 1.215 5.064 62.549 1.933 8.056 61.819
7 1.119 4.661 67.211 1.119 4.661 67.211 1.294 5.392 67.211
8 .861 3.589 70.800
9 .843 3.515 74.314
10 .776 3.232 77.547
11 .701 2.919 80.466
12 .653 2.721 83.187
13 .543 2.262 85.450
14 .490 2.041 87.491
15 .483 2.012 89.502
16 .450 1.873 91.375
17 .380 1.584 92.959
18 .356 1.482 94.442
19 .316 1.316 95.757
20 .267 1.113 96.870
83
21 .245 1.022 97.892
22 .213 .889 98.781
23 .164 .682 99.463
24 .129 .537 100.000
Sumber : Data Primer Diolah
2) Interpretasi Faktor
Setelah terbentuk faktor, tahap selanjutnya adalah
menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel
component matrix yang menunjukkan distribusi ke-24 variabel tersebut
pada 7 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel tersebut
adalah faktor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu
variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk.
Pada tabel 4.36 yaitu tabel component matrix awal, hasil faktor belum
bisa diinterpretasikan karena variabel-variabel yang ada hanya mengumpul
pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk itu perlu
dilakukan rotasi faktor.
Rotasi faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan data yang
jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktor-
faktor yang ada. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading yang
terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada, jadi
suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading
terbesar, setelah dilakukan perbandingan besar korelasi terhadap setiap
baris. Tabel 4.37 yaitu tabel rotated component matrix menunjukkan hasil
dari rotasi faktor.
84
Tabel 4.36
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7
Budaya .637 .036 -.136 -.046 -.461 -.022 -.203
Sub buday (Agama, Ras,
Kebangsaan) .543 .296 .043 .311 -.339 -.009 .105
Kelas Sosial .538 -.010 -.015 .625 .091 -.051 -.139
Kelompok Referensi .497 .265 -.164 .578 .161 -.135 .006
Pengaruh Keluarga .558 -.232 -.031 -.240 -.384 .204 .024
Peran sosial .620 -.359 .139 -.233 .154 .127 .034
Status Sosial .490 -.068 .194 .249 -.472 .120 .120
Usia .390 .236 .598 .037 -.090 .125 .027
Pekerjaan .461 -.235 .242 .244 .016 .581 .160
Keadaan Ekonomi .482 -.085 .184 -.108 .350 -.078 .386
Gaya Hidup .604 .246 -.445 -.180 -.095 .004 .270
Kepribadian diri .149 .628 -.069 .057 .363 .029 -.078
Konsep Diri .564 .072 -.389 -.080 .165 .309 -.174
Motivasi .632 .056 -.387 .138 .122 -.025 .151
Persepsi .338 .102 .016 -.053 -.235 -.586 .438
Pembelajaran .675 -.127 -.050 -.172 .247 -.115 .286
Keyakinan .651 .116 -.375 -.306 -.166 .104 -.056
Sikap .333 .384 .416 -.177 .128 .150 .303
Merek .288 .652 .002 -.167 .074 .320 -.077
Fitur .614 .288 .333 -.165 .004 -.289 -.298
Desain .701 -.384 .016 .109 .099 -.087 -.049
Kualitas .712 -.452 .069 -.019 .167 -.130 -.209
Penampilan .777 -.312 .031 -.022 .215 -.037 -.151
Ciri-ciri .614 .212 .234 -.206 -.015 -.254 -.437
Exrtaction Method : Principal Component Analysis
a. 6 Component Extracted
Sumber : Data primer Diolah
85
Tabel 4.37
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7
Budaya .134 .460 .131 .504 .407 -.096 .087
Sub budaya (Agama,
Ras, Kebangsaan -.025 .237 .442 .479 .171 .225 .213
Kelas Sosial .275 .021 .753 .215 .128 -.026 -.059
Kelompok Referensi .111 .180 .806 .029 .078 .099 .105
Pengaruh Keluarga .344 .387 -.175 .547 .123 -.019 .019
Peran sosial .723 .178 -.087 .192 .110 .120 -.046
Status Sosial .139 .067 .212 .707 .070 .097 .115
Usia .139 -.157 .090 .365 .294 .565 .001
Pekerjaan .441 .029 .185 .501 -.254 .305 -.332
Keadaan Ekonomi .583 .056 .076 -.057 -.070 .363 .272
Gaya Hidup .162 .751 .144 .103 .002 .144 .307
Kepribadian diri -.161 .243 .340 -.366 .173 .440 -.071
Konsep Diri .305 .640 .208 .007 .085 .058 -.277
Motivasi .346 .527 .427 .043 -.032 .025 .162
Persepsi .104 .093 .092 .135 .124 .051 .809
Pembelajaran .647 .325 .104 .003 .031 .194 .293
Keyakinan .235 .750 .004 .194 .231 .033 .056
Sikap .137 .051 -.026 .082 .080 .735 .133
Merek -.182 .438 .092 -.035 .218 .578 -.183
Fitur .251 .105 .143 .086 .742 .309 .149
Desain .694 .136 .270 .235 .168 -.104 .052
Kualitas .784 .104 .169 .158 .320 -.150 -.022
Penampilan .757 .221 .223 .138 .282 -.007 -.044
Ciri-ciri .266 .176 .107 .079 .789 .176 .041 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 9 iterations. Sumber : Data Primer Diolah
Component matrix hasil proses rotasi (roated component matrix) yang
ditunjukkan pada tabel 4.36 memperlihatkan distribusi variabel yang lebih
jelas dan nyata. Kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi
masing-masing faktor, yaitu sebagai berikut :
86
a. Faktor pertama, terdiri dari Peran Sosial (Q6) dengan nilai faktor
loading 0.723. Keadaan Ekonomi (Q10) dengan nilai faktor loading
0.583. Pembelajaran (Q16) dengan nilai faktor loading 0.647. Desain
(Q21) dengan nilai faktor loading 0.694. kualitas (Q22) dengan nilai
faktor loading 0.784. Penampilan (Q23) dengan nilai faktor loading
0.757.
b. Faktor kedua, terdiri dari Gaya Hidup (Q11) dengan nilai faktor
loading 0.751. Konsep diri (Q13) dengan nilai faktor loading 0. 640.
Motivasi (Q14) dengan nilai faktor loading 0.527. Keyakinan (Q17)
dengan nilai faktor loading 0.750.
c. Faktor Ketiga, terdiri dari Kelas sosial (Q3) dengan nilai faktor loading
0.753. Kelompok Referensi (Q4) dengan nilai faktor loading 0.806.
d. Faktor Keempat, terdiri dari Wilayah Geografi (Q1) dengan nilai faktor
loading 0.504. Sub budaya (Agama, ras, kebangsaan) (Q2) dengan nilai
faktor loading 0.479. Pengaruh Keluarga (Q5) dengan nilai faktor
loading 0.547. Status Sosial(Q7) dengan nilai faktor loading 0.707.
Pekerjaan (Q9) dengan nilai faktor loading 0.501.
e. Faktor Kelima, Terdiri dari Fitur (20) dengan nilai faktor loading
0.911. Ciri-ciri (Q24) dengan nilai faktor loading 0.742.
f. Faktor Keenam, terdiri dari Usia (Q8) dengan nilai faktor loading
0.565. kepribadian diri (Q12) dengan nilai faktor loading 0.440. Sikap
(Q18) dengan nilai faktor loading 0.735. Merek (Q19) dengan nilai
faktor loading 0.578.
87
g. Faktor ketujuh, terdiri dari Persepsi (Q15) dengan nilai faktor loading
0.809.
Secara lengkap pembagian variabel-variabel berdasarkan faktor yang
terbentuk dapat dilihat pada tabel 4.38. variabel diurut berdasarkan nilai
faktor loading dari yang terbesar.
Untuk pemberian nama pada masing-masing faktor baru yang
terbentuk bersifat subyektif, kadang-kadang variabel yang memiliki nilai
faktor loading tertinggi digunakan untuk memberi nama faktor.
(Ghozali,2005: 258).
Tabel 4.38
Pembagian Indikator yang Terbentuk
Indikator Faktor yang Eigen Loading % %
Terbentuk Value Faktor Variance Kumulatif
Peran Sosial (Q6)
Faktor Sosial 7.415
0.723
30.897 30.897
Keadaan Ekonomi (Q10) 0.583
Pembelajaran (Q16) 0.647
Desain (Q21) 0.694
kualitas (Q22) 0.784
Penampilan (Q23) 0.757
Gaya Hidup (Q11)
Faktor Motivasi 2.115
0.751
8.814 39.711 Konsep diri (Q13) 0.64
Motivasi (Q14) 0.527
Keyakinan (Q17) 0.75
Kelas sosial (Q3) Faktor Acuan 1.546
0.753 6.443 46.153
Kelompok Referensi (Q4) 0.806
Budaya (Q1)
Faktor Budaya 1.399
0.504
5.831 51.984
Sub Budaya (Agama, ras,
kebangsaan) (Q2) 0.479
Pengaruh Keluarga (Q5) 0.547
Status Sosial(Q7) 0.707
Pekerjaan (Q9) 0.501
Fitur (20) Pelayanan 1.320
0.742 5.501 57.485
Ciri-ciri (Q24) 0.789
Usia (Q8) Faktor Individu 1.215 0.565 5.064 62.549
88
kepribadian diri (Q12) 0.44
Sikap (Q18) 0.742
Merek (Q19) 0.789
Persepsi (Q15) Faktor Psikologis 1.119 0.809 4.661 67.211
Sumber : Data Primer Diolah
5. Interpretasi
Dalam penelitian ini ditemukan 7 faktor yang mempengaruhi
konsumen menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan
kebayoran lama Jakarta Selatan. Faktor tersebut adalah (a) Faktor Sosial,
(b) Faktor Motivasi, (c) Faktor Acuan, (d)Faktor Budaya, (e) faktor
Pelayanan, (f) Faktor Individu, (g) Faktor Psikologis.
Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandy
firmanzah (2009) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi (PT. Telkom) Study
kasus pada masyarakat Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Terdapat 8 faktor
yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu faktor acuan, faktor
kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran,
faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan, dan garansi.
Dari kedua panalitian ini terdapat kesamaan dan juga perbedaan.
Kesamaan faktor yang mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe
QWERTY yaitu Faktor Acuan, Faktor Budaya, Faktor Pelayanan, Faktor
Motivasi. Perbedaannya lebih dikarenakan ada beberapa variabel
penelitian yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan pada ponsel GSM Tipe QWERTY memiliki
persamaan teori dengan kotler dan keller (2007) mendapatkan bahwa
89
faktor budaya, sosial, psikologi, dan individu berpengaruh langsung
terhadap perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil analisis data dimana faktor faktor yang mempengaruhi
penggunaan didominasi dimana faktor sosial masyarakat jika dilihat dari
karakteristik responden didominasi oleh pegawai swasta hal ini dapat
dimengerti karena mereka lebih memiliki kondisi keuangan dan gaya
hidup yang sesuai untuk melakukan pembelian.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY maka dapat ditarik kesimpulan.
Melalui analisis faktor dapat diperoleh tujuh faktor yang berpengaruh paling
dominan terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY, faktor
faktor tersebut adalah :
1. Faktor Sosial, terdiri dari Peran, Keadaan Ekonomi, Pembelajaran, Desain,
kualitas, Penampilan.
2. Faktor Motivasi, terdiri dari Gaya Hidup, Konsep diri, Motivasi, Keyakinan.
3. Faktor Acuan, terdiri dari Kelas Sosial, Kelompok Referensi.
4. Faktor Budaya, terdiri dari Budaya, Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaan),
Pengaruh Keluarga, Status Sosial, Pekerjaan.
5. Faktor Pelayanan, Terdiri dari Fitur, Ciri-ciri.
6. Faktor Individu, terdiri dari Usia, kepribadian diri, Sikap, Merek.
7. Faktor Psikologis, terdiri dari Persepsi.
Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan menggunakan
ponsel GSM Tipe QWERTY adalah faktor Sosial dan motivasi
91
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Di
peroleh 7 faktor utama yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM
Tipe QWERTY yaitu : Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan, individu,
psikologi. Dalam temuan penalitian ini akan memberikan dampak atau implikasi
kepad pihak-pihak tertentu, adapun implikasinya adalah sebagai berikut :
1. Bagi dunia penelitian, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya, yaitu indikator-indikator apa saja yang masih menjadi daya tarik
konsumen tentang keputusannya untuk membeli sebuah produk, secara khusus
pembelian Ponsel GSM Tipe QWERTY.
2. Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini perusahaan dapat
mempertimbangkan strategi-strategi yang lebih baik untuk meningkatkan pangsa
pasar sesuai dengan trend saat ini, dengan indikator-indikator yang telah
Dianalisa, maka membentuk faktor-faktor yang dapat dijadikan referensi untuk
membuat kebijakan bagi perusahaan.
3. Bagi konsumen diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi
untuk mmberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada, maka dapat
dikemukakan bahwa dari 24 indikator dapat diekstrak menjadi 7 faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe
92
QWERTY. Maka bagi pihak perusahaan dalam hal ini yang mengeluarkan
ponsel GSM Tipe QWERTY dapat memperhatikan faktor-faktor yang terbentuk,
faktor-faktor itu antara lain adalah Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan,
individu, psikologi.
93
DAFTAR PUSTAKA
AA. Mangkunegara, Anwar. P. Perilaku Consumen.: Repika Aditama, Bandung,
2002.
Amir, Taufiq M. “Dinamika Pemasaran” , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005.
Angel, james f.,roger, d. Blackwell dan paul W. minizard. “Perilaku Konsumen”,
edisi keenam, jilid 2, binarupa aksara, 1995.
Ariastuti, Ni Gusti Agung Ayu dan Antara,Made.“Faktor-faktor yang menentukan
loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro di kota denpasar”,
Socio-Economi of Agribusiness Volume. 6 No.3 November 2006,
Universitas Udayana, Bali, 2006.
Assael, Hendry, Consumer Behavior and Marketing Action, Pvvs-Kent,
Publishing Company, 1992.
Boyd, Walker, Larreche. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga, Jakarta, 2000.
Dimanik, Berdian. “Analisis faktor pribadi, faktor Psikologis terhadap proses
keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting Padang
Bulan Medan”, Skripsi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 2008.
Firmanzah, Shandy. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian produk fleksi (PT. TELKOM)”, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, 2009.
Firmansyah Wilis, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
membeli obat herbal tolak angin”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan
Penebit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Haeruma, Lutfi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen Ponsel Nokia”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2009.
Hasan, Ali, “Marketing”, cetakan pertama, media pressindo, Yogyakarta, 2008.
Hidayat, Jihan Roy, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang PT. Altur Wisata Mulia”,
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010.
Heizer, jay dan Barry, Render, “Manajemen Operasi”, edisi 1 buku 1, Salemba
Empat, Jakarta : 2004.
94
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemsasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2009.
Kotler, Philip dan keller “Marketing Manajemen”, edisi 12, Prentice Hall, Indeks,
2007.
Kismono, Gugup. “Bisnis Pengantar”, BPFFE, Yogyakarta, 2001.
Kotler & Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I Erlangga, Jakarta 2001.
Kotler, Philip dan Garry Amstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, edisi 9 Jilid 1,
PT. Indeks, Jakarta , 2003.
Kotler, Philip dan Susanto. AB. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta,
1999.
Mc Daniel. Carl & Roger Gates “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba Empat
Jakarta, 2001.
Mowen dan Minor. “Perilaku Konsumen”, Erlangga, 2001.
Rangkuti, Freddy, “Strategi Promosi Kreatif dan Analisis Kasus Intregrated
Marketing Communication”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Schiffman, G.L & Kanuk L.L. “perilaku konsumen”. PT Indeks, Jakarta, 2007.
Sitinjak, Tumpal JR & Sugiharto. “Lisrel”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
Sugiyono, “ Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta Bandung, 2003.
Sujianto, Agus Eko. “Aplikasi Statistik dengan SPSS 16”, Prestasi Pustaka,
Jakarta, 2009
Sri Wahyuni, “Analisis Pengaruh Iklan, Brand Image dan Kualitas produk
terhadap Keputusan Pembelian Pepsodent” Jakarta, 2008.
Swastha, basu, “manajemen pesaran modern”, liberty, Yogyakarta,1998.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta. 2000.
95
Ujianto dan Abdurrahman. “Analisis Faktor-Faktor yang menimbulkan
kecendrungan Minat Beli Konsumen Sarung : Study Perilaku Konsumen
Sarung di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No.
1, Maret 2004 :34-53, Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra, 2004.
Umar, Husain “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, gramedia pustaka
utama, Jakarta, 2003.
http://www.Ceptelefoncunuz.net
http://www.agilent.com
http://www.panuworld.net
http://www.radartanjab-news.com
http://www.simtronik.com