jr om

15
BAB I PENDAHULUAN Penyakit gigi dan mulut dapat terjadi pada mukosa non- keratin dan mukosa berkeratin, dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan bersifat jinak atau ganas. Penyakit mulut dapat menyerang segala usia, salah satu contoh kelainan di rongga mulut yang sering ialah angular cheilitis. Rongga mulut merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh manusia. Namun demikian, rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena merupakan pintu masuknya bahan-bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal. Ada berbagai alasan mengapa angular cheilitis terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau infeksi bakteri atau virus, dan malnutrisi atau kekurangan gizi. Banyak pasien yang memiliki penyakit sistemik dan defisiensi imun menderita Angular cheilitis. Oleh karena ini, pada penelitian ini penulis meneliti tentang cheilitis 1

Upload: sonata

Post on 18-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cheilitis angularis , lesi oral

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit gigi dan mulut dapat terjadi pada mukosa non-keratin dan mukosa berkeratin, dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan bersifat jinak atau ganas. Penyakit mulut dapat menyerang segala usia, salah satu contoh kelainan di rongga mulut yang sering ialah angular cheilitis.Rongga mulut merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh manusia. Namun demikian, rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena merupakan pintu masuknya bahan-bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal.Ada berbagai alasan mengapa angular cheilitis terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau infeksi bakteri atau virus, dan malnutrisi atau kekurangan gizi. Banyak pasien yang memiliki penyakit sistemik dan defisiensi imun menderita Angular cheilitis. Oleh karena ini, pada penelitian ini penulis meneliti tentang cheilitis angularis pada pasien dengan diabetes dan pasien dengan HIV seropositif.1Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut ; apakah penyebab terjadinya cheilitis angularis pada pasien dengan diabetes dan pasien dengan HIV seropositif.Tujuan dari penulisan pustaka ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya cheilitis angularis pada pasien dengan diabetes dan pasien dengan HIV seropositif.Manfaat penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmu pengetahuan terutama mengenai hubungan antara cheilitis angularis pada pasien dengan diabetes dan pasien dengan HIV seropositif, dan penatalaksanaannya, serta sebagai sumbangan pengetahuan di bidang kedokteran gigi untuk para dokter gigi.

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angular CheilitisAngular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada satu atau kedua sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir (Gambar 1), disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut.2Pada sudut mulut dapat terjadi secara simetri berupa eritema, rasa sakit dan pembentukan fisur (celah). Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. Pada kasus yang parah, retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan menimbulkan ulser dangkal atau krusta.2

Gambar 1. AngularCheilitis.3

2.2. Etiologi Cheilitis AngularisAgen infeksi merupakan penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih 54% dari lesi, dimana sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus.. Candida spp. dapat diisolasi kurang 75% dari pasien yang menghidap cheilitis angularis, terjadi karena satu faktor saja atau merupakan kombinasi dengan Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. 2

2.2.1 Faktor PredisposisiCheilitis angularis sering dikaitan dengan keberadaan intra-oral candidiasis, yang umumnya terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan, terutama pada pasien yang mengalami denture stomatitis. Pada orang tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal disebabkan kerana kehilangan gigi atau pasien dengan gigi tiruan yang tidak pas akan menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya membentuk lipatan-lipatan pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut, menyebabkan lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida albicans. 2Defisiensi nutrisi seperti defisiensi besi, asam folat dan vitamin B (B2, B6, B12) dapat dikaitkan dengan cheilitis angularis. Ini menunjukkan pola makanan yang buruk dapat menyebabkan terjadinya cheilitis angularis. Walaupun hubungan defisiensi nutrisi dengan cheilitis angularis tidak dijelaskan dengan lebih lanjut dalam sains medis, tetapi terdapat indikasi yang jelas bahwa keduanya saling berhubungan. Satu penjelasan yang nyata yaitu, bahwa vitamin dan mineral adalah esenssial untuk mempertahankan sistem imun, bila tidak mencukupi, sistem imun akan menjadi lemah dan mikroorganisme yang biasa menjadi flora normal seperti Candida albicans dapat berproliferasi dan menyebabkan infeksi. Terutama pada anak-anak karena sering tidak menjaga nutrisi yang baik sehingga menyebabkan defisiensi nutrisi.2Tingginya intake karbohidrat juga dapat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, hal ini disebabkan tingginya kadar gula dalam saliva menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya infeksi pada sudut mulut.2

BAB IIILAPORAN KASUS

A. Pasien Diabetes MellitusPada bulan Juli 2014, seorang pria berusia 52 tahun datang ke Departemen Oral Diagnosis and Medicine di Sir Syed Dental Hospital. Keluhan utama pasien adalah rasa sakit pada gigi kanan atas. Setelah pemeriksaan intra oral dan radiologi, pasien disarankan untuk mencabut gigi tsb. Terlihat adanya cheilitis angularis namun pasien tidak menyadari hal tsb. Pasien menderita diabetes mellitus tipe 2 sejak 15 tahun yang lalu. Gula darah sewaktu pasien tsb adalah 250mg/dl. Melalui anamnesis dapat diketahui cheilitis angularis yang diderita pasien asimptomatik. Lesi bilateral simetris, pada sudut mulut terlihat ada penebalan mukosa berwarna putih keabu-abuan dan eritema, yang mengindikasikan lesi tersebut masih berada pada initial stage (Gambar 2). 3

Gambar 2. Pasien 52 tahun penderita cheilitis angularis dengan penyakit sistemik diabetes mellitus tipe 2. 3

Pada stage berikutnya dapat terjadi eritema, edema, maserasi dan timbulnya rasa perih dan terbakar pada lesi. Oleh karena itu, pasien diinformasikan mengenai keadaannya yaitu cheilitis angularis karena infeksi jamur yang disebabkan oleh diabetes yang tidak terkontrol dan oral hygiene buruk. Komplikasi oral dapat diminimalisasi apabila penyakitnya dikontrol dengan baik. Pasien diberikan obat Miconazole gel 25mg/ml untuk 14 hari. Pasien diminta untuk control secara berkala ke dokter gigi, hal ini penting untuk pasien dengan diabetes untuk pencegahan dan penatalaksanaan terhadap komplikasi oral yang mungin terjadi. Pada kunjungan kedua terlihat lesi mulai menghilang.3

B. Pasien HIV seropositive.Pada HIV/AIDS Researach Center di Chennai, India Selatan, 20 pasien dengan HIV seropositive dengan cheilitis angularis diteliti, semua pasien tidak ada yang memakai gigi palsu. Rasio pria : wanita adalah 7:3, usia berkisar antara 16 sampai 55 tahun. Diagnosis cheilitis angularis pada pasien dilakukan dari pemeriksaan klinis yaitu daerah erosi dan eritema pada sudut bibir. 1Dilakukan swab pada mukosa sudut mulut pasien, kemudian hasil swab ini dikulturisasi pada plat agar. Ada atau tidak adanya bakteria dan candida ini dapat dilihat dari pembentukan koloni pada plat agar. 1Staphylococcus albusditemukan pada 45% pasien.Staphylococcus aureusditemukan pada 30% pasien. Candida species ditemukan pada 65% pasien. Mixed flora dari Staphylococcus albusdan Candida species ditemukan pada 25% pasien. Mixed flora dariStaphylococcus aureusdan Candida ditemukan pada 5% pasien (Grafik 1). 1

Grafik 1. Mikrobiologi dari cheilitis angularis pada 20 pasien HIV seropositive. 1

Penelitian juga dilakukan pada penderita cheilitis angularis dengan 16 pasien HIV seronegative, semua pasien tidak ada yang memakai gigi palsu. Rasio pria:wanita adalah 5:3 usia berkisar antara 18 sampai 50 tahun. Pada kelompok ini Staphylococcus albusditemukan pada 69% pasien,Staphylococcus aureusditemukan pada 13% pasien dan Candida species ditemukan pada 56% pasien Mixed flora dari Staphylococcus albusdan Candida species ditemukan pada 25% pasien. Mixed flora dariStaphylococcus aureusdan Candida tidak ditemukan pada pasien (Grafik 2). 1

Grafik 2. Mikrobiologi dari cheilitis angularis pada 16 pasien HIV seronegative. 1

BAB IVPEMBAHASAN

Cheilitis angularis adalah inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut. Pada kasus yang parah, retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut. Dalam menimbulkan angular cheilitis, setiap faktor etiologi terutama defisiensi imun berkorelasi dengan kondisi lingkungan, infeksi bakteri atau jamur sebagai etiologi angular cheilitis sering terjadi pada pasien yang mempunyai kebiasaan buruk seperti menjilat sudut bibir dan menghisap jari. Hal tersebut menyebabkan saliva berkumpul pada sudut mulut dan tanpa disadari turut menyediakan lingkungan yang sempurna untuk agen infeksi dalam menyebabkan angular cheilitis.Seperti telah disebutkan di tinjauan pustaka, pada pasien dengan diabetes mellitus gula darah yang tinggi menyebabkan tingginya kadar gula dalam saliva sehingga koloni bakteri atau jamur dapat berkembang dengan lebih cepat pada daerah yang sering basah, dalam laporan kasus di atas adalah pada sudut mulut, dan infeksi yang sering terjadi adalah infeksi jamur. Pada pasien dengan diabetes mellitus, pasien sebaiknya dianjurkan untuk kontrol secara berkala ke dokter gigi, hal ini penting untuk pasien dengan diabetes untuk pencegahan dan penatalaksanaan terhadap komplikasi oral yang mungin terjadiPada penderita HIV, diberi pengobatan jangka panjang, seperti imunosupresan dan adanya defisiensi imun, menjadi faktor predisposisi utama pada timbulnya cheilitis angularis pada pasien HIV. Cheilitis angularis merupakan salah satu manifestasi oral yang sering terjadi pada penderita HIV. Laporan kasus di atas menemukan perbedaan antara flora utama penyebab infeksi pada cheilitis angularis pada pasien dengan HIV seropositive dan HIV seronegative. Pada pasien dengan HIV seropositive, candida adalah faktor infeksi utama (ditemukan pada 65% pasien) , kemudian Staphylococcus albus(ditemukan pada 45% pasien),Staphylococcus aureus(ditemukan pada 30% pasie), mixed flora dari Staphylococcus albusdan Candida species (ditemukan pada 25% pasien), dan mixed flora dariStaphylococcus aureusdan Candida (ditemukan pada 5% pasien). Sedangkan pada pasien dengan HIV seronegative, faktor infeksi utama adalah Staphylococcus albus(ditemukan pada 69% pasien),kemudian Candida species (ditemukan pada 56% pasien), Staphylococcus aureus(ditemukan pada 13% pasien), dan Mixed flora dari Staphylococcus albusdan Candida species (ditemukan pada 25% pasien), mixed flora dariStaphylococcus aureusdan Candida tidak ditemukan pada pasien. Dengan mengetahui flora yang menjadi penyebab infeksi utama pada cheilitis angularis pada pasien HIV seropositive ini, diharapkan dapat memberikan gambaran penatalaksanaan cheilitis angularis pada pasien dengan HIV seropositive, hal ini diharapkan dapat mempermudah analisis mikrobiologi pada pasien HIV seropositive, sehingga dokter gigi dapat memberikan agent antimicrobial yang sesuai, sehingga proses penyembuhan dapat dipercepat.

BAB VKESIMPULAN

Pada kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa cheilitis angularis sering terjadi pada pasien dengan defisiensi imun dan penyakit sistemik. Cheilitis angularis dapat menimbulkan rasa perih dan tidak nyaman, serta dapat bertahan bertahun-tahun, hal ini dapat membuat pasien frustrasi, terutama pasien dengan defisiensi imun. Pemeriksaan klinis dan identifikasi yang tepat dari faktor penyebab infeksi utama dapat menghasilkan pengobatan yang tepat yang menghasilkan penyembuhan lesi yang lebih cepat. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa cheilitis angularis pada penderita diabetes kebanyakan disebabkan oleh infeksi Candida, dan terdapat perbedaan antara flora microbial pada pasien dengan HIV seropositive dan HIV seronegative, yaitu pada pasien dengan HIV seropositive kebanyakan disebabkan oleh spesies Candida, dan pada HIV seronegatif disebabkan oleh Staphylococcus albus. Dengan mengetahui flora yang menjadi penyebab infeksi utama pada cheilitis angularis pada pasien ini, diharapkan dapat memberikan gambaran penatalaksanaan cheilitis angularis pada pasien, hal ini diharapkan dapat mempermudah analisis mikrobiologi pada pasien, sehingga dokter gigi dapat memberikan agent antimicrobial yang sesuai, sehingga proses penyembuhan dapat dipercepat.

Modul Lesi Oral Preseptor

Drg. Enny Marwati Suwandi , MKesTanggal :DAFTAR PUSTAKA

1. Krishnan P A, Kannan R .2013. Comparative study on the microbiological features of angular cheilitis in HIV seropositive and HIV seronegative patients from South India. J Oral Maxillofac Pathol 17(3) : 346-350.2. Zaidan T F. 2008. Angular Cheilitis and Iron Deficiency Anemia. MDJ 5 : 37-41.3. Shahzad M, Faraz R, Sattar A. 2014. Angular cheilitis : Case Reports and Literature Review. Pakistan Oral & Dental Journal 34(4) : 597-599.

9