jahe
TRANSCRIPT
JaheDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Jahe
Status konservasi
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies: Z. officinale
Nama binomial
Zingiber officinale
Roscoe [1]
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan
obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas
disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari
kata Yunani zingiberi, dariBahasa Sanskerta, singaberi.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Ciri morfologis
3 Pengolahan dan pemasaran
o 3.1 Jahe kering
o 3.2 Awetan jahe
o 3.3 Bubuk jahe
o 3.4 Oleoresin jahe
4 Habitat
5 Varietas
o 5.1 Jahe gajah/jahe badak
o 5.2 Jahe kuning
o 5.3 Jahe merah
6 Produk jahe
7 Referensi
8 Bacaan lanjutan
9 Lihat pula
[sunting]Sejarah
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat
Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang,
hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan
pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah
katulistiwa seperi Asia Tenggara,Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar
di dunia.
[sunting]Ciri morfologis
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan
daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15
hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5
hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir
bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
[sunting]Pengolahan dan pemasaran
Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang.
Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe
yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.
Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu
setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:
Jahe kering
Awetan jahe
Jahe bubuk
Minyak jahe
Oleoresin jahe
[sunting]Jahe kering
Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis (digebing). Jenis ini
sangat populer di pasar tradisional.
[sunting]Awetan jahe
Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah, tingting
jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari
daerah Asia dan Australia.
[sunting]Bubuk jahe
Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe dikeringkan
selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan
farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.
[sunting]Oleoresin jahe
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan
minyak asiri 15 hingga 35%.
[sunting]Habitat
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di
ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80%
dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman
jahe tidak boleh tergenang.
[sunting]Varietas
Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
[sunting]Jahe gajah/jahe badak
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak
terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
[sunting]Jahe kuning
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan
aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
[sunting]Jahe merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan
dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar
dibanding jahe biasa.
[sunting]Produk jahe
Jahe biasanya digunakan untuk meredakan masuk angin.
Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat
menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan Jepang.
Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena mampu
memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.
[sunting]Referensi
1. ̂ "Zingiber officinale information from NPGS/GRIN". www.ars-grin.gov. Diakses pada 3 Maret 2008.
Klasifikasi Tumbuhan » Zingiber officinale Roscoe
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Zingiber
Jenis : Zingiber officinale Roscoe
Sinonim : Tidak diketahui
Nama Umum : Jahe
Nama Daerah : Jahe (Sd.), Jae (Jw.)
Nama Asing : Ginger, common ginger
Kandungan : Tidak diketahui
Senyawa
Kegunaan : - (Rimpang) : Makanan, Sakit kepala, Rematik
� � � � � � � � � � Patah selera, Stomakikum
� � � � � � � � � � Pusing, Kolera, Penawar racun ular,
� � � � � � � � � � Difteria, Masuk angin, Neuropati, Anti-
� � � � � � � � � � emetik, Keseleo, Bengkak�Referensi : Medicinal Herb Index In Indonesia. Second Edition. PT. Eisai Indonesia. 1995
Sutarno, H., Hadad,E.A. & Brink, M.1999. Zingiber officinale Roscoe In : de Guzman, C.C. and Siemonsma, J.S. (Eds.) Plant Resources of South-East Asia No13 Spices. Backhuys Publishers, Leiden, the Netherlands
Herbarium
o Berita o Galeri o Klasifikasi Tumbuhan o Koleksi Spesimen o Database Buku Links
o Institut Teknologi Bandung o NBIN LIPI Indonesia o Biologi LIPI
© 2012 Herbarium Bandungense | XHTML + CSS + 508 | Get Firefox! | Kredit »
Bagian-bagian Tanaman Jahe Merah
Rimpang dan akar
Jahe merah mempunyai rimpang lebih kecil, berwarna merah sampai jingga muda. Seratnya agak
kasar, aromanya tajam dan rasanya sangat pedas. Panjang akar 17,03-24,06 cm, diameter akar
5,36-5,46 mm, panjang rimpang 12,33-12,60 cm, tinggi rimpang 5,86-7,03 cm, berat rimpang 0,29-
1,17 kg (Santoso, 1995).
Batang
Jahe merah mempunyai batang agak keras, berbentuk bulat kecil, berwarna hijau kemerahan,
diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman 48,23±14,05 cm (Santoso, 1995).
Daun
Jahe merah mempunyai daun berselang-seling teratur, warna daun lebih hijau, permukaan daun
atas berwarna hijau muda, jika dibanding dengan bagian bawah. Luas daun 32,55-51,58 mm,
panjang daun 24,30-4,79 cm, lebar daun 2,79-31,18 cm dan lebar tajuk 44,9±7,97 cm (Santoso,
1995).
.DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.
2. Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal.
3. Anonim, Mengenal Budidaya Jahe dan Prospek Jahe, Koperasi Daar El-Kutub, Jakarta, 19994. ----------, Ekspor Jahe Terbentur Musim, Info Agribisnis Trubus, Nomor. 335 Hal. 32, Juni 19995. ----------, Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kanisius,
Yogyakarta, 19996. Paimin, FB. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe, Penebar Swadaya, Jakarta, 19997. Koswara, S. Jahe dan Hasil Olahannya, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,19958. Santoso, HB. Jahe Gajah, Kanisius, Yogyakarta, 19949. Yoganingrum, A.Paket Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen, Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah-LIPI, Jakarta, 199910. Paimin F.B., Murhananto, Budidaya Pengolahan Perdagangan Jahe, Penebar Swadaya, Jakarta,
1998
Referensi H. Ali Badreldin, Blunden, Tanira M, Nemmer, 2007, Some Phytochemical, Pharmacological, and Toxikological Properties of Ginger (Zingiberaceae Officinaleae Roscoe): A Review Of Rcent Research. Sience direct, elsevierValli G, V Grace-Elsa, Giardina, 2002, Benefit, Adverse Effect And Drugs Interactions of Herbal Therapies with Cardivarcular Effect. New-York
POTENSI BINAHONG SEBAGAI TANAMAN OBATPosted on January 7, 2012 by mahasiswa
Obat-obatan tradisional digunakan kembali oleh masyarakat sebagai salah
satu alternative pengobatan. Selain harganya yang relative murah, tidak
memiliki efek samping jika penggunaanya sesuai anjuran, tanaman obat
juga efektif untuk penyembuhan penyakit tertentu yang sulit disembuhkan
dengan pengibatan modern, seperti kanker, tuor, dan lain-lain (Khalifah,
2010). Bahan –bahan alami murni memimiliki efek samping, tingkat bahaya
dan resik yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat kimia.
Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman obat potensial yang dapat
mengatasi berbagai penyakit. Di Negara Eropa mupu Amerika, tanaman ini
cukup dikeenal, tetapi para ahli disana bellum tertarik untuk meneliti serius
dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui (Manoi,
2009). Bagian dari tanaman binahong hampir semuanya dapat
dimanfaatkan mulai dari batang, akar, bunga, dan daun, tetapi yang paling
sering dimanfaatkan untuk kesehatan atau sebagai obat herbal adalah
bagian daun (Rochani, 2009).
1. 1. Deskripsi Binahong
Binahong mempunyai nama latin Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.
Sedangkan sinonim dari binahong sendiri ada 3 nama latin
yaitu Boussingaultia gracilis, Miers Boussingaultia cordifolia,
dan Boussingaultia basselloides. Binahong juga mempunyai nama umum
dari berbagai negara. Di negara Cina binahong dikenal dengan nama teng
san chi, sedangkan di Inggris nama umum dari binahong yaitu heartleaf
madeiravine atau Madeira vine. Binahong berupa tumbuhan menjalar,
berumur panjang (perenial), bisa mencapai panjang ± 5 m, berbatang
lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid,
permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di
ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun dari
binahong berjenis tunggal, bertangkai sangat pendek (subsessile), tersusun
berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 – 10 cm,
lebar 3 – 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk
(emerginatus), tepi rata, permukaan licin, bias dimakan. Binahong
mempunyai jenis bunga majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang,
munc ul di ketiak daun, mahkta berwarna krem keputihputihan berjumlah
lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 – 1 cm, berbau
harum . Akarnya berbentuk rimpang, berdaging lunak. Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari
Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik lainnya.
Tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi,
biasanya secara generatif (biji), namun lebih sering berkembang atau
dikembangbiakan secara vegetative melalui akar rimpangnya (Pink, 2004).
Berikut merupakan klasifikasi tanaman binahong (Jacobson, 2007):
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Gambar 1. Tanaman Binahong (A) dan Bagian-bagian Tanaman Binahong
(Mus, 2008)
1. 2. Kandungan Binahong
Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung saponin, alkaloid
dan polifenol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat
seperti sabun. Penyarian senyawa saponin akan memberikan hasil yang
lebih baik sebagai antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti
etanol 70% . Pada hidrolisis, saponin menghasilkan aglikon yang disebut
sapogenin (sebagai kortison). Berdasarkan strukturnya, saponin ada dua
yaitu steroid dan triterpenoid. Saponin steroid terdapat dalam tumbuhan
monokotil, dan saponin triterpenoid terdapat dalam tumbuhan dikotil.
Saponin memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang
berperan dalam proses penyembuhan luka (Andersen and Markham, 2006).
Alkaloid, sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan
sekunder terbesar. Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan,
sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia
dan yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tak berwarna,
sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya
sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar. Polifenol
merupakan senyawa dengan inti benzene lebih dari satu. Polifenol mudah
larut dalam air karena bersifat polar. Polifenol dapat dideteksi dengan
penambahan besi (III) klorida dan uji daya reduksi, yaitu dengan
penambahan Fehling A dan Fehling B pada ekstrak sehingga membentuk
endapan merah bata (Anonim, 2009).
1. 3. Khasiat
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berkhasiat sebagai
obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak
nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver,
disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat
benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan,
melancarkan haid, haid habis bersalin (melahirkan), menjaga stamina tubuh
agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat, juga antibakteri.
Khasiat utama tanaman Binahong yaitu sebagai berikut (Anonim, 2009):
1. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, setelah melahirkan,
khitan, bermacam luka dalam, luka luar dan radang usus.
2. Melancarkan, menormalkan peredaran dan tekanan darah.
3. Mencegah stroke, maag dan asam urat.
4. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
5. Wasir (ambeien).
6. Melancarkan buang air kecil dan buang air besar.
7. Diabetes.
Khasiat tambahan dari tanaman Binahong yaitu :
1. Sariawan berat.
2. Pusing.
3. Sakit perut.
Menurut Candra Wijaya khasiat utama dari tanaman Binahong yaitu :
1. Menyembuhkan luka dalam dan luka luar seperti baru operasi,typhus,
radang usus, maag dan wasir ( ambeien).
2. Pembengkakan dan pembekuan darah.
3. Memulihkan kondisi lemah setelah sakit.
4. Rhematik, luka memar (akibat benturan, terpukul atau terkilir).
5. Mencegah stroke.
1. 4. Cara Penggunaan Tanaman Binahong
Cara penggunaan tanaman Binahong yaitu sebagai berikut (Anonim, 2009):
1. Binahong sangat baik untuk penambah stamina serta mencegah stroke dan
asam urat. Daun dan batangnya dapat juga ditumbuk halus, kemudian
dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini dapat menyembuhkan memar
karena terpukul, terkena api, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit.
Untuk pemakaian dalam, ambil umbi binahong secukupnya. Cuci bersih, lalu
direbus. Saring airnya dan minum 2-3 kali per hari untuk menyembuhkan luka
bekas operasi, mag, dan tifus.
2. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker :
Untuk mengobati penyakit kanker yaitu dengan cara sediakan 30 gr daun
binahong kering dan 1 liter air kemudian rebus daun binahong tersebut
dengan 1 liter air hingga tersisa 600 ml air. Air tersebut diminum 3 kali
sehari, masing-masing takaran sebanyak 200 ml.
3. Cara paling mudah penggunaan binahong adalah dengan merebusnya
atau sebagai campuran pada makanan seperti mie atau dimakan langsung
sebagai lalapan. Dari bahan segar dapat digunakan umbi yang baru diambil.
Pemakaian secara oral dapat diramu sebagai berikut : umbi binahong
sebanyak tiga potong, dengan ukuran kurang lebih 2 – 3 cm, dicuci bersih
dengan air, kemudian direbus dengan 5 gelas, setelah dingin disaring dan
hasilnya diminum 2 – 3 kali sehari. Cara ini untuk menyembuhkan luka
bekas operasi, maag, typus, disentri, mencegah stroke, asam urat dan sakit
pinggang, untuk vitalitas tubuh ditambah telur dan madu.
4. Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian
dioleskan pada bagian yang sakit, memar karena terpukul, kena api,
rheumatik, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit. Daun binahong
dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus kemudian dioleskan atau dibalur
pada seluruh tubuh bayi, akan menurunkan panas tinggi. Lebih baik lagi
apabila ibunya meminum jus daun binahong, ini akan lebih cepat untuk
penyembuhan bayi.
5. Kandungan dan Efek Farmakologis Binahong
Kandungan tanaman binahong masih belum banyak diketahui. Namun
berdasarkan manfaat dan efek farmakologisnya jika dikonsumsi, binahong
diduga memiliki kandungan antioksidan dan antivirus yang cukup tinggi.
Setiap tanaman akan memproduksi bermacam-macam senyawa kimia untuk
tujuan tertentu. Senyawa kimia ini lebih banyak fungsinya untuk bersaing
dengan mahluk hidup lainnya. Senyawa ini disebut dengan metabolit
sekunder. Untuk mengungkapkan ada apa dibalik khasiat tanaman
binahong maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kandungan
senyawa aktif. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa pada kultur in
vitro daun binahong terkandung senyawa
aktifflavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin (Hidayati, 2009).
Kandungan kimia, Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,
kemampuan binahong untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit ini
berkaitan erat dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya
seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik
dengan menggangu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan
virus. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai
bagian dari sistem heterosiklik. Alkaloid memiliki aktivitas hipoglikemik.
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometric membantu tubuh
dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Sedangkan saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai
antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik dan manipulator fermentasi
rumen. Berdasarkan penelitian, binahong sangat baik untuk revitalisasi
kulit, memberi stamina ekstra, melancarkan peredaran darah, mencegah
stroke, dan asam urat. Selain itu, mengkonsumsi binahong mampu
meningkatkan vitalitas pria, mengatasi pembengkakan dan pembekuan
darah, memulihkan kondisi lemah, dan menyembuhkan luka (Puryanto,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Andersen. A. and Markham K.R. 2006. Flavonoids : chemistry,
biochemistry, and applications. London: CRC Press. pp. 454.
Anonim. 2009. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik.
http://www.pom.go.id. Diakses 05 Januari 2011.
Hidayati, I.W. 2009. Uji Aktifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia(Ten.) Steenis) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada Kulit
Punggung Kelinci. Skripsi. Surakarta: Fakutas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jacobson A.L. 2007. Plants of The Month, Madeira Vein; Anredera
cordifolia. http://www.arthurleej.com. Diakses 05 Januari 2011.
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat. Warta
penelitian dan pengembangan tanaman industry. Vol. 15 (1):3-5
Mus. 2008. Informasi Spesies Binahong Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis. http://www.plantamor.com. Diakses 05 Januari 2011.
Pink A. 2004. Gardening for the Million. Project Gutenberg Literary Archive
Foundation.http://www.gutenberg.org. Diakses 05 Januari 2011.
Puryanto, K. 2009. Uji Aktivitas Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong
(Anredera cordifolia(Tenore) Steen.) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada
Kulit Punggung Kelinci. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia(Tenore) Steen) terhadap Candida albicans serta skrining
fitokimianya”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Oleh: Laili Rohmiati (0810913011)
POTENSI BINAHONG SEBAGAI TANAMAN OBAT
Obat-obatan tradisional digunakan kembali oleh masyarakat sebagai salah
satu alternative pengobatan. Selain harganya yang relative murah, tidak
memiliki efek samping jika penggunaanya sesuai anjuran, tanaman obat
juga efektif untuk penyembuhan penyakit tertentu yang sulit disembuhkan
dengan pengibatan modern, seperti kanker, tuor, dan lain-lain (Khalifah,
2010). Bahan –bahan alami murni memimiliki efek samping, tingkat bahaya
dan resik yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat kimia.
Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman obat potensial yang dapat
mengatasi berbagai penyakit. Di Negara Eropa mupu Amerika, tanaman ini
cukup dikeenal, tetapi para ahli disana bellum tertarik untuk meneliti serius
dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui (Manoi,
2009). Bagian dari tanaman binahong hampir semuanya dapat
dimanfaatkan mulai dari batang, akar, bunga, dan daun, tetapi yang paling
sering dimanfaatkan untuk kesehatan atau sebagai obat herbal adalah
bagian daun (Rochani, 2009).
1. 1. Deskripsi Binahong
Binahong mempunyai nama latin Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.
Sedangkan sinonim dari binahong sendiri ada 3 nama latin
yaitu Boussingaultia gracilis, Miers Boussingaultia cordifolia,
dan Boussingaultia basselloides. Binahong juga mempunyai nama umum
dari berbagai negara. Di negara Cina binahong dikenal dengan nama teng
san chi, sedangkan di Inggris nama umum dari binahong yaitu heartleaf
madeiravine atau Madeira vine. Binahong berupa tumbuhan menjalar,
berumur panjang (perenial), bisa mencapai panjang ± 5 m, berbatang
lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid,
permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di
ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun dari
binahong berjenis tunggal, bertangkai sangat pendek (subsessile), tersusun
berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 – 10 cm,
lebar 3 – 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk
(emerginatus), tepi rata, permukaan licin, bias dimakan. Binahong
mempunyai jenis bunga majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang,
munc ul di ketiak daun, mahkta berwarna krem keputihputihan berjumlah
lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 – 1 cm, berbau
harum . Akarnya berbentuk rimpang, berdaging lunak. Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari
Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik lainnya.
Tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi,
biasanya secara generatif (biji), namun lebih sering berkembang atau
dikembangbiakan secara vegetative melalui akar rimpangnya (Pink, 2004).
Berikut merupakan klasifikasi tanaman binahong (Jacobson, 2007):
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Gambar 1. Tanaman Binahong (A) dan Bagian-bagian Tanaman Binahong
(Mus, 2008)
1. 2. Kandungan Binahong
Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung saponin, alkaloid
dan polifenol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat
seperti sabun. Penyarian senyawa saponin akan memberikan hasil yang
lebih baik sebagai antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti
etanol 70% . Pada hidrolisis, saponin menghasilkan aglikon yang disebut
sapogenin (sebagai kortison). Berdasarkan strukturnya, saponin ada dua
yaitu steroid dan triterpenoid. Saponin steroid terdapat dalam tumbuhan
monokotil, dan saponin triterpenoid terdapat dalam tumbuhan dikotil.
Saponin memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang
berperan dalam proses penyembuhan luka (Andersen and Markham, 2006).
Alkaloid, sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan
sekunder terbesar. Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan,
sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia
dan yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tak berwarna,
sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya
sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar. Polifenol
merupakan senyawa dengan inti benzene lebih dari satu. Polifenol mudah
larut dalam air karena bersifat polar. Polifenol dapat dideteksi dengan
penambahan besi (III) klorida dan uji daya reduksi, yaitu dengan
penambahan Fehling A dan Fehling B pada ekstrak sehingga membentuk
endapan merah bata (Anonim, 2009).
1. 3. Khasiat
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berkhasiat sebagai
obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak
nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver,
disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat
benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan,
melancarkan haid, haid habis bersalin (melahirkan), menjaga stamina tubuh
agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat, juga antibakteri.
Khasiat utama tanaman Binahong yaitu sebagai berikut (Anonim, 2009):
1. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, setelah melahirkan,
khitan, bermacam luka dalam, luka luar dan radang usus.
2. Melancarkan, menormalkan peredaran dan tekanan darah.
3. Mencegah stroke, maag dan asam urat.
4. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
5. Wasir (ambeien).
6. Melancarkan buang air kecil dan buang air besar.
7. Diabetes.
Khasiat tambahan dari tanaman Binahong yaitu :
1. Sariawan berat.
2. Pusing.
3. Sakit perut.
Menurut Candra Wijaya khasiat utama dari tanaman Binahong yaitu :
1. Menyembuhkan luka dalam dan luka luar seperti baru operasi,typhus,
radang usus, maag dan wasir ( ambeien).
2. Pembengkakan dan pembekuan darah.
3. Memulihkan kondisi lemah setelah sakit.
4. Rhematik, luka memar (akibat benturan, terpukul atau terkilir).
5. Mencegah stroke.
1. 4. Cara Penggunaan Tanaman Binahong
Cara penggunaan tanaman Binahong yaitu sebagai berikut (Anonim, 2009):
1. Binahong sangat baik untuk penambah stamina serta mencegah stroke dan
asam urat. Daun dan batangnya dapat juga ditumbuk halus, kemudian
dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini dapat menyembuhkan memar
karena terpukul, terkena api, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit.
Untuk pemakaian dalam, ambil umbi binahong secukupnya. Cuci bersih, lalu
direbus. Saring airnya dan minum 2-3 kali per hari untuk menyembuhkan luka
bekas operasi, mag, dan tifus.
2. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker :
Untuk mengobati penyakit kanker yaitu dengan cara sediakan 30 gr daun
binahong kering dan 1 liter air kemudian rebus daun binahong tersebut
dengan 1 liter air hingga tersisa 600 ml air. Air tersebut diminum 3 kali
sehari, masing-masing takaran sebanyak 200 ml.
3. Cara paling mudah penggunaan binahong adalah dengan merebusnya
atau sebagai campuran pada makanan seperti mie atau dimakan langsung
sebagai lalapan. Dari bahan segar dapat digunakan umbi yang baru diambil.
Pemakaian secara oral dapat diramu sebagai berikut : umbi binahong
sebanyak tiga potong, dengan ukuran kurang lebih 2 – 3 cm, dicuci bersih
dengan air, kemudian direbus dengan 5 gelas, setelah dingin disaring dan
hasilnya diminum 2 – 3 kali sehari. Cara ini untuk menyembuhkan luka
bekas operasi, maag, typus, disentri, mencegah stroke, asam urat dan sakit
pinggang, untuk vitalitas tubuh ditambah telur dan madu.
4. Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian
dioleskan pada bagian yang sakit, memar karena terpukul, kena api,
rheumatik, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit. Daun binahong
dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus kemudian dioleskan atau dibalur
pada seluruh tubuh bayi, akan menurunkan panas tinggi. Lebih baik lagi
apabila ibunya meminum jus daun binahong, ini akan lebih cepat untuk
penyembuhan bayi.
5. Kandungan dan Efek Farmakologis Binahong
Kandungan tanaman binahong masih belum banyak diketahui. Namun
berdasarkan manfaat dan efek farmakologisnya jika dikonsumsi, binahong
diduga memiliki kandungan antioksidan dan antivirus yang cukup tinggi.
Setiap tanaman akan memproduksi bermacam-macam senyawa kimia untuk
tujuan tertentu. Senyawa kimia ini lebih banyak fungsinya untuk bersaing
dengan mahluk hidup lainnya. Senyawa ini disebut dengan metabolit
sekunder. Untuk mengungkapkan ada apa dibalik khasiat tanaman
binahong maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kandungan
senyawa aktif. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa pada kultur in
vitro daun binahong terkandung senyawa
aktifflavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin (Hidayati, 2009).
Kandungan kimia, Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,
kemampuan binahong untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit ini
berkaitan erat dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya
seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik
dengan menggangu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan
virus. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai
bagian dari sistem heterosiklik. Alkaloid memiliki aktivitas hipoglikemik.
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometric membantu tubuh
dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Sedangkan saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai
antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik dan manipulator fermentasi
rumen. Berdasarkan penelitian, binahong sangat baik untuk revitalisasi
kulit, memberi stamina ekstra, melancarkan peredaran darah, mencegah
stroke, dan asam urat. Selain itu, mengkonsumsi binahong mampu
meningkatkan vitalitas pria, mengatasi pembengkakan dan pembekuan
darah, memulihkan kondisi lemah, dan menyembuhkan luka (Puryanto,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Andersen. A. and Markham K.R. 2006. Flavonoids : chemistry, biochemistry,
and applications. London: CRC Press. pp. 454.
Anonim. 2009. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik.
http://www.pom.go.id. Diakses 05 Januari 2011.
Hidayati, I.W. 2009. Uji Aktifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia(Ten.) Steenis) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada Kulit
Punggung Kelinci. Skripsi. Surakarta: Fakutas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jacobson A.L. 2007. Plants of The Month, Madeira Vein; Anredera
cordifolia. http://www.arthurleej.com. Diakses 05 Januari 2011.
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat. Warta
penelitian dan pengembangan tanaman industry. Vol. 15 (1):3-5
Mus. 2008. Informasi Spesies Binahong Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis. http://www.plantamor.com. Diakses 05 Januari 2011.
Pink A. 2004. Gardening for the Million. Project Gutenberg Literary Archive
Foundation.http://www.gutenberg.org. Diakses 05 Januari 2011.
Puryanto, K. 2009. Uji Aktivitas Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong
(Anredera cordifolia(Tenore) Steen.) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada
Kulit Punggung Kelinci. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia(Tenore) Steen) terhadap Candida albicans serta skrining
fitokimianya”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Oleh: Laili Rohmiati (0810913011)
Jahe (Zingiber officinale Roxb.)23:32 LANSIDA No comments
Kandungan kimia
Rimpang mengandung 0,6-3% minyak atsiri yang terdiri α-pinen, β fellandren, borneol, camfen,
limonen, Linalool, citral, nonilaldehid, desilaldehid, metilheptenon, sineol, bisabolen, 1-β-kurkumen,
farnesen , humulen, 60% Zingiberen dan zingiberole menguap (zat pedas gingerol yaitu: (6)-gingerol
60-85%; (4)-Gingerol; [8]-gingerol 5-15%, [10]-gingerol 6-22% (12)-Gengerol; (6)-metilgingerdiol;
Zogaol, Zingeron; (6)-Gingerdiol; (8)-Gingerdiol; (10)-Gingerdiol; Diarilheptanoida, Diaryl-3-hidroksi-
5-heptanon, aril-kurkumen, -bisabolon, (E)--farnesen.
Minyak atsiri Jahe yang tumbuh di Australia mengandung monoterpen sebagai komponen mayoritas
seperti camfor, β -fellandren, geranial, neral, linalool. Minyak atsiri jahe yang tumbuh di Vietnam
terdiri dari 2/3 bagian monoterpen dan 1/3 bagian sesquiterpenen. Sebagian komponen minyak atsiri
rimpang jahe adalah Zingiberen dan suatu seskuiterpen hidrokarbon. Aroma minyak atsiri jahe
disebabkan karena Zingiberol (suatu campuran isomer cis dan trans β -eudesmol). Komponen minyak
atsiri lainnya adalah suatu monoterpen hidrokarbon dan monoterpen alcohol seperti α-pinen,
limonen, borneol.6,8,14)
Kebutuhan minyak atsiri jahe bisa didapat di www.minyak-atsiri.com.
Efek biologik
Efek biologik jahe dikaitkan dengan kandungan senyawa yang berasa pedas. Disebutkan bahwa
senyawa itu mempunyai efek memacu reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan
sekresi empedu secara reflektoris. Telah ditunjukkan bahwa minyak atsiri dan 6-gingerol serta 10-
gingerol merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek kolagoga jahe. Disamping itu,
6-gingerol, 6-gingerdion dan 10-gingerdion mempunyai efek menghambat biosintesis prosta-
glandin.15) Efek lain telah dilaporkan bahwa infusa jahe ternyata memberikan potensi pada trakhea
kelinci terpisah yang telah dipacu dengan bronko-konstriktor sehingga secara logika kurang
menguntungkan jika digunakan pada penyakit asma, walaupun efek pada percobaan in vitro tidak
selamanya sama dengan efek klinisnya. Jahe juga dilaporkan mempunyai aktivitas proteolitik dan
mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas solanacearum.
Pada pemberian intragastrikal 200 ml dekok 25% akan terjadi stimulasi selama 24 jam yang diikuti
dengan sekresi cairan lambung. Pada takaran 0,1; 0,5 dan 1 gram jahe dapat terjadi peningkatan
cairan lambung dan asam lambung (metode Pavlof) pada anjing puasa.
Juice rimpang segar terbukti memiliki efek hipoglikemik terhadap kelinci dan mencit puasa.
Turunnya kadar gula darah secara drastis pada hewan percobaan sehat (kadar gula normal) sedang
diteliti mekanismenya.3)
Efek emetika yang diakibatkan karena kupri-sulfat pada anjing dapat ditekan pada pemberian
intragastrikal; akan tetapi tidak menghambat efek emetika yang diakibatkan dari apomorfine atau
digitalis pada merpati (mempunyai efek antiemetika perifer). Efek antiemetika disebabkan dari
Zingeron, Zogaol (Shogaol).
Secara in vitro Zingeron dan Zogaol dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dan Vibrio
cholerae. Ekstrak air (1:1) dapat menghambat pertumbuhan Trichophyton violaceum.6)
Serbuk Jahe dapat digunakan untuk mencegah terjadinya muntah akibat mabuk kendaraan.7) Selain
itu memiliki potensi sebagai antiinflamasi.3)
Kegunaan di masyarakat
Digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh kentut, peluruh haid,
pencegah mual dan penambah nafsu makan.2)
Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati masuk angin
Rimpang jahe ½ jari, rimpang lempuyang wangi ½ jari, rimpang bengle 1/3 jari, rimpang cekur ¾
jari, adas ½ sendok the, pulosari ½ jari, gula-enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya,
direbus dengan air bersih 4 gelas sehingga hanya tinggal kira-kira ¾ nya. Sesudah dingin disaring
lalu diminum (3 x sehari ¾ gelas).9)
Mengobati muntah-muntah
Rimpang jahe ¾ jari dicuci lalu diiris tipis-tipis, diseduh dengan air panas ¾ cangkir dan madu 1
sendok makan suam-suam kuku diminum (2 x sehari).9)
Mengobati migran/pusing sebelah
Rimpang jahe ½ jari, rimpang lempuyang pahit ½ jari, rimpang cekur ¾ jari, adas ½ sendok teh,
pulosari ¾ jari, dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diramas dengan air masak 4 sendok makan dan
madu murni 2 sendok makan, diperas dan disaring lalu diminum ( 3 x sehari masing-masing 2 sendok
makan).9)
Deskripsi Tanaman
Suku : Zingiberaceae
Sinonim : Amomum zingiber L.
Perawakan : Herba, langsing, 0,3 - 1 m.
Rimpang (Rhizome) merupakan batang asli di bawah tanah, potongan kuning atau jingga.
Batang semu : menampakkan kedudukan daun berseling, hijau.
Daun : helaian bangun garis, panjang 10 - 25 x lebar, pangkal runcing, ujung meruncing mengekor,
berambut pada ibu tulang, lainnya gundul, 15 - 25 cm x 8 - 15 mm, tangkai berambut, 2 - 4 mm, lidah
memanjang, gundul, 0,75 - 1 cm.
Bunga : majemuk bulir, anak daun pelindung lebih panjang daripada daun pelindung, bulat telur -
bulat memanjang, runcing atau tumpul, 2 - 2,5 cm x 1 - 1,5 cm, muncul pada rimpang, bulat telur
sempit atau gada terpuntir, 2,5 - 3 x lebar, runcing, 3,5 - 5 cm x 1,5 - 1,75 cm, tangkai karangan
gundul lebih dari 25 cm, ruas berambut jarang, 5 - 7 ruas, lanset 3 - 5 cm.
Daun pelindung : sedikit, bulat telur terbalik, ujung membulat, gundul, hijau terang, 2,5 cm x 1-1,5
cm, gigi tumpul. Mahkota: tabung 2 - 2,5 cm, lobus sempit, runcing, kuning kehijauan, 1,5 - 2,5 cm x
2 - 3,5 mm.
Bibir : (labellum) ungu gelap, krem, lobus anterior bulat atau bulat telur terbalik, rata, 12 - 15 x 13
mm. Benang sari : apical appendage ungu, melengkung, 7 mm.
Putik: kepala putik 2 cabang, garis.5)
Waktu berbunga : April
Distribusi : Di Jawa di tanam (tanaman budidaya)
Keanekaragaman
Di temukan adanya cultivar jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah.
Sifat khas
Rasa, rimpang dan bentuk rimpang.
Budidaya
Jahe pada umumnya ditanam di tanah ringan atau yang mudah diolah seperti tanah lempung
berdebu, lempung dan liat berpasir yang mengandung bahan organik atau humus. Tumbuh pada
ketinggian sampai 900 m d.p.l., tergantung pada klon yang ditanam. Umumnya dikenal 3 klon jahe
yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil dan jahe merah. Tanaman diperbanyak dengan stek rimpang
dari tanaman yang sudah berumur 10-12 bulan. Tanah yang mengandung air berlebihan tidak cocok
untuk tanaman jahe sehingga harus diusahakan agar tata pengairan baik.1,11)
Pemupukan : 20 ton/ha pupuk organik (matang) bersama dengan 500 kg/ha, ditambah 200 kg/ha
urea, diberikan pada periode 1,2,3,4, dan 5 bulan. Untuk hasil yang baik, pada cuaca kering perlu
pemberian air teratur tetapi tidak terlalu banyak.
Pustaka
1. Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan
R.I. hal 120
2. Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan R.I.
hal 27
3. Atal CK., & BM, Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Aromatic Plants.,
Regional Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-
Tawi., India., P.206-208,222,744
4. Atal CK., & BM, Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants.,
Regional Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-
Tawi., India., P.517,598
5. Backer, G.A, and Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java Vol 2, P.Noordhoff,
Groningen.
6. Chang H.M; But, P.P.H; 1987, Pharmacology and Application of Chinese Materia
Medica Vol. I The Chinese Medicinal Material Research Centre, The Chinese
University of Hongkong.
7. Hansel R; 1991 Phytopharmaka (Grundlagen und. Praxis); 2.Aufl; Spinger Verlag,
Berlin p.153-154
8. Hegnauer, R., 1986, Chemotaxonomie der Planzen., Band 7., Birkhauser
Verlag, Stuttgart
9. Mardisiswojo, S. & Rajakmangunsu-darso, H., 1987. Cabe Puyang Warisan Nenek
Moyang, Balai Pusataka, Jakarta.
10. Paris, R. R; Moyse M.H; 1981, Matiere Medicale., Tome II, Masson, Paris, p.80
11. Soediarto, 1985, Tiga Puluh Tahun Penelitian Tanaman Obat, Seri Pengembangan,
No.5, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi, Bogor.
12. Tjitrosoepomo G; 1994, Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University
Press, hal 422.
13. Wichtl M; 1994, Herbal Drugs and phytopharmaceutical, Medpharm Scientific
Publisher, Stuttgart, p.537-539.
14. Wagner H; 1993, Pharmazeutische Biologie Drogen and Inhattsstoffe. 5 Aufl. Gustav
Fischer Verlag-Stuttgart, p.102.
15. Zwaving, J; 1987, Mid Career Training in Pharmacochemistry, Fakultas Farmasi
UGM, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Digital Versi 2.0; Muharram 1425 H (Maret 2004 M);
http://www.alquran- digital.com/; [email protected]
Anonim, 1997, Materia Medika Indonesia jilid I, Jakarta: Depkes,
Lingga, Pinus, 1987 Resep-resep Obat Tradisional, Jakarta: Penebar Swadaya.
Paimin, Murhananto, 2000 Budidaya, Pengolahan, dan Perdagangan Jahe, Jakarta: Penebar
Swadaya.
Suharjono, 1989 Budidaya Jahe, Rempah Yang Makin Diminati, Sura Karya.
Suratman, dkk., 1987 Pedoman Bercocok Tanam Jahe, Balittro: Badan Penelitian dan
Tafsir Ibnu Katsir/ Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman Alu Syaikh; penerjemah, M. Abdul
Ghoffar; pengedit isi, M. Yusuf Harun … [et al.]; muraja’ah, tim Pustaka Imam Asy-Syafi’i. – Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2008. Jilid 10 (Juz 28-30), halaman 170.
www.botanical.com/botanical/mgmh/g/gingger13.com