istilah
TRANSCRIPT
3. Istilah nama kelainan kulit
Menurut PRAKKEN (1966) :
a. Efloresensi primer adalah makula, papula, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula,
pustule dan kista.
b. Efloresensi sekunder adalah skuama, krusta, erosi, ulkus dan sikatriks.
Menurut SIEMENS (1958) :
a. Setinggi permukaan kulit : makula
b. Bentuk peralihan, tidak tebatas pada permukaan kulit : eritema dan telangiektasis
c. Di atas permukaan kulit : urtika, vesikel, bula, kista, pustul, abses, papul, nodus, tumor
dan vegetasi
d. Bentuk peralihan, tidak terbatas pada suatu lapaisan saja : sikatriks (hipertrofi dan
hipotrofi), cekung, hipotrofi, anetoderma, erosi, ekskoriasi, ulkus (tukak), yang melekat
di atas kulit (deposit), skuama, krusta, sel-sel asing dan hasil metaboliknya dan kotoran.
Definisi istilah yang berhubungan dengan kelainan kulit :
a. Macula : kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata.
Contoh : melanoderma, leukoderma, purpura, petekie dan ekimosis.
b. Eritema : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang
reversible.
c. Urtika : edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan.
d. Vesikel : gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari 0,5 cm garis
tengah dan mempunyai dasar, vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik.
e. Pustul : vesikel berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel disebut
vesikel hipopion.
f. Bula : vesikel yang berukuran lebih besar.
g. Kista : ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel.
h. Abses : kumpulan nanah dalam jaringan, bila mengenai kulit berarti di dalam kutis atau
subkutis.
i. Papul : penonjolan diatas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari 0,5 cm dan berisikan zat padat.
j. Nodus : massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan dapat menonjol jika
diameternya lebih kecil daripada 1 cm disebut nodulus.
k. Plak : peninggian diatas permukaan kulit permukaannya rata dan berisi zat padat
(biasanya infiltrat) diameternya 2 cm atau lebih.
Contohnya papul yang melebar atau papul-papul yang berkonfluensi pada psoriasis.
l. Tumor : istilah umum untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun
jaringan.
m. Vegetasi : pertumbuhan berupa penonjolan bulat atau runcing menjadi satu.
n. Sikatriks : terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin
dan tidak terdapat adneksa kulit.
o. Anetoderma : bila kutis kehilangan elastisitas tanpa perubahan berarti pada bagian kulit
yang lain dapat dilihat bagian-bagian yang bila ditekan dengan jari seakan-akan
berlubang.
p. Erosi : kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum
basal.
q. Ekskoriasi : bila garukan lebih dalam lagi hingga tergores sampa ujung papil maka akan
terlihat darah yang keluar dari serum.
r. Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi.
s. Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
t. Krusta : cairan badan yang mongering.
u. Likenfikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas.
v. Guma : infiltrat sirkumskrip, menahun, destruktif biasanya melunak.
w. Eksantema : kelainan pada kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak
berlangsung lama umumnya didahului demam.
x. Fagedenikum : proses menjurus ke dalam dan meluas (ulkus tropikum, ulkus mole).
y. Terebrans : proses yang menjurus ke dalam.
z. Monomorf : kelainan kulit yang pada satu ketika terdiri atas hanya satu macam ruam
kulit.
aa. Polimorf : kelainan kulit yang sedang berkembang terdiri atas bermacam-macam
efloresensi.
bb. Roseola : eksantema yang lentikular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia.
cc. Eksantema skarlatiniformis : erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata
berbentuk eritema nummular.
dd. Eksantema morbiliformis : erupsi berbentuk eritema yang lentikuler.
ee. Galopans : proses yang sangat cepat meluas (ulkus diabetikum galopans).