islam dan ruang lingkupnya

20
1.1. Menurut bahasa Kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: 1. Berasal dari ‘salm’ ( مْ لَ ّ س ل ا) yang berarti damai. 2. Berasal dari kata ‘aslama’ ( َ مَ لْ سَ ا) yang berarti menyerah. 3. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun : penyerahan total kepada Allah. 4. Berasal dari kata ‘saliim’ ( ٌ مْ يِ لَ س) yang berarti bersih dan suci 5. Berasal dari ‘salam’ ( ٌ مَ لاَ س) yang berarti selamat dan sejahtera. 1.2. Menurut istilah Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’ Definisi di atas, memuat beberapa poin penting, diantaranya adalah: 1. Islam sebagai wahyu ilahi ( يِ هَ لِ لاْ اُ يْ حَ و لا) 2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) ( َ نْ يِ لَ سْ رُ مْ ل اَ وِ اءَ يِ * بْ , نَ لاْ اُ نْ يِ د) 1 1. PENGERTIAN ISLAM

Upload: kartika-dwi-rachmawati

Post on 13-Apr-2017

137 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Islam dan Ruang Lingkupnya

1.1. Menurut bahasa

Kata “Islam” berasal dari bahasa Arab:

1. Berasal dari ‘salm’ (لم .yang berarti damai (الس2. Berasal dari kata ‘aslama’ (أسلم) yang berarti menyerah.3. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun : penyerahan total kepada Allah.4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سليم) yang berarti bersih dan suci5. Berasal dari ‘salam’ (سالم) yang berarti selamat dan sejahtera.

1.2. Menurut istilah

Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’

Definisi di atas, memuat beberapa poin penting, diantaranya adalah:

1. Islam sebagai wahyu ilahi ( اإللهي (الوحي2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) ( األنبياء دين

(والمرسلين3. Sebagai pedoman hidup ( الحياة (منهاج4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW (أحكام

رسوله ة وسن كتابه في (الله5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. ( المستقيم راط (الص6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.( واآلخرة الدنيا (سالمة

KH Endang Saifuddin Anshari merumuskan dan menyimpulkan pengertian Islam, bahwa agama Islam adalah: 

1. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.

2. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.

1

1. PENGERTIAN ISLAM

Page 2: Islam dan Ruang Lingkupnya

3. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.

4. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak.

5. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.

Sebagai wahyu terakhir, agama Islam merupakan satu system akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Menurut Wilfred Cantwell Smith, agama Islam adalah Sui Generis (sesuai denagn wataknya, mempunyai corak, dan sifat sendiri dalam jenisnya). Di dalam Islam terdapat hukum-hukum Allah atau Natural Law yang dinamakan Sunnatullah yaitu ketentuan atau hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta.

Islam didasarkan pada Tauhid (keesaan Tuhan). Ajaran Islam berasal dari pemikiran umat Islam yang mematuhi syarat yang terangkum dari kebudayaan Islam, harus kita pelajari dengan cara pendekatan tertentu, kritis-analitis dan dengan kepala dingin.

Yang diberikan agama Islama kepada manusia adalah pegangan hidup atau akidah, jalan hidup atau syari’ah, sikap hidup yang mengarahkan perbuatan atau akhlak. Ketiganya meparupakan ilmu illahi bersifat abadi yang menjadi sumber ilmu insane tidak abadi dalam semua disiplin ilmu.

Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen adalah:

1. Meyakini, mengimani kebenaran agama Islam seyakin-yakinnya2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar3. Mengamalkan ajaran Islam kedalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat4. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang

meyakinkan dengan bahasa yang baik, serta5. Sabar dalam berislam, dalam meyakini, mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan

agama Islam (agama yang diridhai Allah)

2

Page 3: Islam dan Ruang Lingkupnya

2. KERANGKA DASAR AJARAN AGAMA ISLAM

2.1. Pengertian Kerangka Dasar Ajaran Islam

pengertian kerangka dasar ajaran Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau bagian pokok dari ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia.

2.2. Klasifikasi Pokok Ajaran Islam

Mahmud Syaltout (1983) mengenai pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu

Aqidah (kepercayaan) dan Syari’ah (kewajiban beragama sebagai konsekuensi percaya) 

Adapun secara garis besar ruang lingkup ajaran Islam meliputi tiga hal pokok,yaitu:

iman melahirkan konsep kajian aqidah; konsep islam melahirkan konsep kajian syariah; dan konsep ihsan melahirkan konsep kajian akhlak.

A. Aqidah Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Secara istilah, akidah adalah Sistem kepercayaan Islam atau akidah dibangun atas enam

dasar keimanan yang disebut Rukun Iman. Rukun Iman meliputi keimanan kepada Allah,malaikat, kitab-kitab, rasul, haru akhir dan qodha dan qadar

Aqidah Islam adalah tauhid, yakni meyakini keesaan Tuhan baik dalam Dzat maupun Sifat-Nya. Keesaan Allah dalam Islam didasarkan kepada firman Allah sendiri; bukan hasil pikiran manusia, 

Kata Tauhid berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari kata wahhada yuwahhidu yang secara etimologis berarti keesaan. Yakni percaya bahwa Allah swt itu satu. Dengan demikian yang dimaksud tauhid di sini tidak lain adalah tauhidullah (mengesakan Allah swt).

Ajaran Tauhid sangat positif bagi hidup dan kehidupan, sebab tauhid mengandung sifat-sifat sebagai berikut :

1. Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hiudup yang dapat membawanya ke dalam kesesatan.

2. Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebijakan dan keutamaan

3. Membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan mendorongnya mengajarkan ibadah penuh ikhlas.

4. Membawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan hidup lahir batin.

3

Page 4: Islam dan Ruang Lingkupnya

Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia.

Ilmu yang membahas dan menjelaskan tentang aqidah adalah ilmu kalam.

B. Syariah Secara Etimologi, adalah jalan (kesumber atau mata air) yang harus ditempuh (oleh setiap

umat Islam) Secara istilah, syariah adalah Aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan

Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam

Ilmu yang membahas dan menjelaskan tentang syari’ah disebut ilmu fikih

Mahmud Syaltut mendefinisikan syariah sebagai aturan-aturan yang disyariatkan oleh Allah atau disayariatkan pokokpokoknya agar manusia itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan dengan Tuhannya, dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama manusia, dan alam semesta, serta dengan kehidupan

Ruang Lingkup Syariah (Hukum Islam) meliputi hubungan vertical dengan Allah (ibadah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (muamalat).

Kedudukan syariah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti aqidah. Setiap detik kehidupan manusia diisi dengan perbuatan. Perbuatan itu dilandasi dengan akar keyakinan hati akan tunduk dan patuh secara sukarela terhadap kehendak Allah (aqidah). Buah dari perbuatan itu dinamai akhlak.

Syari’ah mempunyai 2 jalur yaitu

1. vertical (tegak lurus dari bawah keatas)

kaidah ibadah khusus yang disebut juga kaidah ibadah murni (mahdah). Kaidah ibadah berkisar sekitar bersuci (taharah) dan rukun islam atau arkanul Islam yakni shalat, zakat, puasa, dan haji.

2. horizontal (terletak pada tegak lurus terhadap vertical).

Ditempuh dengan mengikuti kaidah-kaidah muamalah. Kaidah asal muamalah adalah kebolehan (jaiz atau ibahah). Artinya, semua perbuatan termaksud kedalam kategori muamalat, boleh dilakukan asal tidak ada larangan melakukan perbuatan itu.

Kaidah muamalah dapat dibagi kedalam 2 bagian besar,

kaidah mengatur hubungan perdata, misalnyaa. munakahat : hukum perkawinanb. wirasah : hukum kewarisan

kaidah yang mengatur hubungan public, misalnyaa. jinayat : hukum pidana

4

Page 5: Islam dan Ruang Lingkupnya

b. hilafah/al-ahkam as-sultaniyah : hukum ketata negaraanc. syiar : hukum internasionald. mukhashamat : hukum acara

C. Akhlak Secara etimologi, berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi

pekerti Secara istilah, akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji

atau akhlakul karimah maupun yang tercela atauakhlakul madzmumah

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata khalaqa-yakhluqu-khalqan artinya perangai. Penggunaan kata “khalaqa” dan turunannya dalam Al-Qur’an berarti menciptakan sesuatu.

Menurut obyek atau sasaranya, pembahasan tentang akhlak biasanya dikategorikan  menjadi 5:

a.   Akhlak kepada Allah, meliputi beribadah, berzikir, berdoa dan tawakkal kepada Allah.

b.   Akhlak kepada manusia, meliput : sabar, syukur, Tawadhu' (rendah hati)

c.    Akhlak kepada orang tua adalah berbuat baik kepadanya dengan ucapan dan perbuatan.

d.    Akhlak kepada keluarga, yaitu mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga

e.    Akhlak kepada lingkungan hidup, Contohnya memakmurkan alam

Kedudukan akhlak dalam ajaran Islam adalah hasil, dampak, atau buah dari perbuatan-perbuatan (syariah) yang dilandasi keyakinan hati tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Allah (aqidah). 

Menurut Yunahar Ilyas akhlak dalam Islam memiliki lima macam ciri, yaitu:

a. Akhlak Rabani: Ajaran akhlak dalam Islam bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.b. Akhlak Manusiawi: Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah sebagai

manusia.c. Akhlak Universal : Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang

universaldan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik dimensi vertikalmaupun horisontal. Contohnya dalam Al-Qur’an terdapat 10 macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yakni:

1.

2. menyekutukan Allah,3. durhaka kepada kedua orang tua,4. membunuh anak karena takut miskin,

5. berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi,

6. membunuh orangtanpa alasan yang sah,7. makan harta anak yatim,

5

Page 6: Islam dan Ruang Lingkupnya

8. mengurangi takaran dan timbangan,9. membebani orang lain dengan kewajiban

melampaui kekuatannya,

10. persaksian tidak adil,11. menghianati janji dengan Allah

d. Akhlak Keseimbangan : Akhlak dalam Islam berada di antara dua sisi. Kekuatan kebaikan yang berada dalam hati nurani dan akalnya, kekuatan buruk yang berada pada hawa nafsunya

e. Akhlak Realistik : Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia.

Akhlak manusia terhadap Allah dibahas dan dijelaskan oleh ilmu tasawuf, sedangkan akhlak manusia dengan sesame ciptaan Allah dibahas dan dijelaskan oleh ilmu Akhlak.Tasawuf berasal dari kata suf yakni wol kasar yang dipakai oleh seorang muslim yang

berusaha dengan berbagai upaya yang telah ditentukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang melakukan upaya tersebut adalah sufi. Dan ilmy yang menjelaskan upaya serta tigkatan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan dinamakan ilmu tasawuf.

Sikap terhadap sesama makhluk dapat dibagi 2: (1) sikap terhadap sesama manusia, (2) sikap terhadap makhluk yang bukan manusia. Sikap terhadap manusia disebut akhlak. Sumebr akhlak islami adalah Al-Qur’an dan Hadist.

2.3. Sumber Agama dan Ajaran Islam

Ajaran islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari Al-Qur’an dan al-Hadist. Komponen utama agama Islam atau unsure utama ajaran Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia.

Sedangkan sumber utama ajaran Islam adalah al-Qur’an, Hadist dan ra’yu atau akal pikiran. Mempelajari agama Islam adalah fardu ‘ain sedangkan mempelajari ajaran Islam adalah fardu kifayah. Dalam Islam ada 2 ajaran yaitu: (1) ajaran dasar atau ajaran fundamental dan (2) ajaran tidak dasar atau ajaran instrumental (tetapi jangan dianggap tidak penting).

Ketiga sumber ajaran ini merupakan 1 rangkaian kesatuan, Al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber utama, sedang akal pikiran merupakan sumber tambahan atau sumber pengembangan yang memenuhi syarat berijtihad untuk merumuskan ajaran, menentukan nilai dan norma suatu perbatan.

A. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber agama Islma yang pertama dan utama. Diturunkan selama 22 Tahun, 2 Bulan, dan 22 Hari. Tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah (1) untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat muslim dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan kelak di akhirat, (2) kerangka segala keh=giatan umat muslim, (3) membangkitkan kesadaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan, (3) membangkitkan kesadaran tentang hubungan manusia dengan alam

6

Page 7: Islam dan Ruang Lingkupnya

semesta, termaksud manias didalamnya (horizontal). Yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6000 ayat, 74.499 kata dan 325.345 huruf.

Ayat pertama diturunkan di gua Hira’ pada mlam nuzulul Qur’an ketika Nabi Muhammad berusia 40-41Tahun, ayat terakhir diturunkan di padang Arafah ketika Nabi Muhammad berusia 63 Tahun tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijah Tahun ke-10 Hijriah dalam surah Al-Maidah (5) : 3.

Surat Makkiyah merupakan 19/30 dari seluruh isi Al-Qur’an terdiri dari 86 surah, 4.780 ayat. Surat Madaniyyah pada umumnya panjang-panjang, 11/30 dari seuruh isi Al-Qur’an terdiri dari 28 surat, 1.456 ayat.

Surat Makiyyah mengenai tauhid, hari kiamat, akhlak, dan kisah umat dimasa lalu, sedang surat Madaniyyah mengenai soal hukum, keadilan, masyarakat, surat Makiyyah diturunkan selama 12 Tahun, 13 Hari, sedang ayat Madaniyyah selama 10 Tahun 2 Buan 9Hari.

Al-Qur’an berisi tentang: (1) petunjuk mengenai akidah, (2) petunjuk mengenai syari’ah, (3) petunjuk tentang akhlak, (4) kisah umat manusia di zaman lampau, (5) berita tentang zaman di masa datang, (6) benih dan prinsip ilmu pengetahuan, (7) hokum yang berlakuu bagi alam semesta.

Menurut S.H. Nasr, sebagai pedoman abadi, Al-Qur’an mempunyai 3 jenis petunjuk bagi manusia

Penafsiran Al-Qur’an dilakukan dengan 2 metode:

1. Metode ma’tsur cerita turun-temurun atau sejarah untuuk menjelaskan ayat Al-Qur’an.2. Metode penalaran

a. Metode tahlili (analisis) berusaha menganalisis ayat Al-Qur’an dengan melihat dari berbagai segi

b. Metode maudu’i (tematik) penafsiran Al-Qur’an menurut tema tertentu. Metode ini mempunyai keistimewaan:

I. Menghindari kelemahan yang melekat pada metode lainII. Menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan Hadist nabi, merupakan cara

menafsirkan Al-Qur’an yang terbaikIII. Mudah dipahamiIV. Membuktikan bahwa tidak ada ayat yang bertentangna dalam Al-Qur’an

sekaligus membuktikan bahwa ayat Al-Qur’an sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

B. Hadist3 peranan Hadist: (1) menegaskan lebih lajut ketentuan yang terdapat pada Al-Qur’an, (2)

sebgai penjelasa isi Al-Qur’an , (3) menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar ketentuannya dalam Al-Qur’an. Kitab Hadist terdiri dari ucapan (qaul), perbuatan (fi’il), dan sikap diam Nabi tanda setuju ( taqrir atau sukut).

7

Page 8: Islam dan Ruang Lingkupnya

Dikalangan Suunni terkenal dengan al-kutub as-sittah (6 kitab Hadist) kumpulan Buhkari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, at-Timidzi, an-Nasa’i.

Ucapan Nabi yang disebut Hadist Qudsi berisi petunjuk tentang kehidupan spiritual tidak membahas soal politik dan social kehidupan manusia. Penjelasan tentang Hadist dinamakan Syarah.

C. Akal PikiranAl-‘aqal dalam bahasa Arab berarti pikiran dan intelek. Ar-ra’yu disebut juga ijtihad yaitu

usaha yang dilakukan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan pengalaman tertentu yang memenuhi syarat untuk mencari, menemukan, dan menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas atau tidak terdapat patokannya dalam Al-Qur’an dan Hadist.

KESIMPULAN:Al-Qur’an berisi wahyu, Hadist yang memuat Hadist atau Sunah merupakan sumber utama.

Sedang ar-ra’yu atau akal pikiran merupakan sumber tambahan atau sumber pengembangAl-ahkam al-khmasah lima ukuran penilaian norma atau akidah dalam ajaran Islam.

2.4. Hubungan Antara Aqidah, Syariah, Akhlak

Ilmu kalam, ilmu fiqih, dan ilmu tasawuf serta ilmu akhlak disebut ilmu-ilmu keislaman tradisional.

Aqidah, syariah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Seseorang dikatakan beraqidah atau berimana manakala hidupnya telah melaksanakan syari’ah. Apabila syari’ah telah dilaksanakannya, ia akan tampil dengan perilaku yang baik disebut akhlak. Oleh karena itu, hubungan aqidah, syari’ah dan akhlak adalah hubungan yang saling terkait satu dengan yang lain. Aqidah adalah keyakinan yang mendorong seseorang melaksanakan syari’ah, apabila syari’ah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah, maka akan tampil perilaku yang disebut akhlak

3. METODE MEMAHAMI AJARAN AGAMA ISLAM

3.1. Salah Paham Terhadap Islam

8

Page 9: Islam dan Ruang Lingkupnya

Dalam sejarah perkembangan Islam tertama dikalangan ilmuan, agama Islam sering disalah pahami. Kesalahpahaman itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

1. Salah Memahami Ruang Lingkup Agama IslamOrang menganggap bahwa sebagai agama, ruang lingkup Islam hanya mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan belaka. Padahal tidak begitu, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat, dan dengan alam lingkungan hidupnya. Sebagai system yang mengatur hidup dan kehidupan manusia, Islam mengatur berbagai tata kehidupan.

2. Salah Menggambarkan Susunan Bagian Agama dan Agaran IslamMisalnya orang membuat gambaran yang memberi kesan seakan-akan Islam hanyalah

akidah (iman) atau ilmu tauhid saja, atau Islam seolah-oleh hanya syari’at (hukum) atau fikih belaka, atau Islam hanya ajaran akhlak, tasawuf tanpa memandang dan meletakkan bagian kedalam kerangka agama dan ajaran Islam terpadu secara keseluruhan. Menggambarkan Islam dengan cara seperti inilah menyebabkan Islam menjadi the most misunderstood religion in the world “agama yang paling disalah pahami di dunia”. Penggambaran ini sering dilakukan oleh orang Islam tanpa didasari dengan maksud tertentu tanpa sadar.

3. Salah Mempergunakan Metode Mempelajari IslamMempergunakan metode dan menganalisis dengan tidak Islami (tidak sesuai dengan

ajaran agama Islam), hasilnya tentu tidak akan memuaskan dan pasti menimbulkan salah paham terhadap Islam.

Untuk menghindari slah paham terhadap Islam dan supaya dapat memahami Islam secara baik dan benar, hal berikut dapat diperhatikan:

Pelajarilah Islam dari sumbernya yang asli yakni Al-Qur’an dan Hadist. Mempelajari Islam dari dan dengan mempergunakan kedua sumber ini akan memperkecil salah paham kalau tidak mungkin menghindarinya sama sekali.

Islam harus dipelajari secara meneluruh walaupun keseluruhan itu (mungkin) dalam garis besarnya saja. Dengan mempelajari pokok agama dan ajaran Islam secara menyeluruh akan memperoleh ruang lingkup, pola, atau kerangka agama dan ajaran Islam yang sesungguhnya

Islam dipelajari dari karya atau kepustakaan yang ditulis oleh mereka (para ahli atau ulama, cendikiawan dan sarjana muslim yag diakui otoritasnya) yang telah mengkaji dan memahami Islam secara baik dan benar

Pelajarilah Islam dengan metode yang selaras dengan agama dan ajaran Islam.

3.2. Metode Memahami Ajaran Agama Islam

Untuk memahami Islam secara benar, terdapat empat cara yang tepat menurut Nasruddin Razzak, yaitu sebagai berikut:

9

Page 10: Islam dan Ruang Lingkupnya

1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqur’an dan sunnah Rasul.2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama

besar, kaum zu’ama, dan sarjana Islam.4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Alqur’an kemudian

dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosologis.

Ali Syariati mengatakan, ada berbagai cara memahami Islam :

1. Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama lain.2. Dengan mempelajari Kitab suci Al-Qur’an dan membandingkan dengan kitab-kitab samawi

(atau kitab-kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya.3. Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar

pembahruan yang pernah hidup dalam sejarah.4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkan tokoh-tokoh utama agama

maupun aliran-aliran pemikiran lain.

Tujuan sebuah metodologi dalam upaya mempelajari dan memahami Islamantara lain sebagai berikut:

1. Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam memahami Islam atau pemahaman Islam yang sesat.

2. Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secaratepat, benar, sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untukmengikuti kehendak agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendakmasing-masing orang.

3. Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.

Metode-metode dalam memahami ajaran islam dapat dijabarkan sebagai berikut :1. Metode Diakronis

Adalah metode mempelajari Islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Metode ini juga menghendaki adanya pengetahuan ,pemahaman dan penguraian ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya, yakni Al-qur`an dan As-Sunnah serta latar belakang masyarakat, sejarah, budaya disamping sirah Nabi SAW dengan segala akal dan pikirannya.

2. Metode Sinkronik-Analitis

10

Page 11: Islam dan Ruang Lingkupnya

    Adalah metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelek umat Islam. Metode ini lebih mengutamakan segi aplkatif dan praktis, tetapi juga mengutamakan teoritik.Metode diakronis dan metode sinkronik-analitik menggunakan asumsi dasar sebagai berikut:

a. Islam adalah agama wahyu Ilahi yang berlainan dengan kebudayaan sebagai hasil daya cipta dan rasa manusia (Q.S.Al-Najm:3-4).

b. Islam adalah agama yang sempurna dan di atas segala – galanya (Q.S.Al-Maidah:3).c. Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan sub sistem serta

komponen dengan bagian-bagiannya dan secara keseluruhan merupakan struktur yang unik (Q.S.Fushilat:37).

d. Wajib bagi umat Islam untuk mengajak pada yang ma`ruf dan nahi munkar (Q.S.Ali Imran:104).

e. Wajib bagi umat Islam untuk mengajak orang lain kejalan Allah SWT (Q.S.An-Nahl:125)f. Wajib bagi umat Islam untuk menyampaikan risalah Islam menurut kemampuannya .g. Wajib bagi sebagian umat Islam untuk memperdalam ajaran agama Islam (Q.S.Al-

Taubah:122).

3. Metode Problem solving (hallu al-musykilat)Adalah Suatu Metode yang mempelajari Islam dan  mengajak pemeluknya untuk

berlatih menghadapi berbagai masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan dengan menggunakan solusi atau cara penyelesaian masalah secara bersama sama.

4. Metode Emperis (Tajribiyah)Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan Umat Islam mempelajari

ajarannya melalui proses aktualisasi dan internalisasi norma-norma dan kaidah Islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu sistem norma baru.

Metode problem solving dan metode empiris menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :

a. Norma (ketentuan) kebajikan dan kemungkaran selalu ada dan diterangkan dalam Islam (Q.S.Ali Imran:104)

b. Ajaran Islam merupakan jalan untuk menuju ridla Allah SWT (Q.S Al-Fath:29).c. Ajaran Islam merupakan risalah atau pedoman hidup di dunia dan akhirat (Q.S.Al-

Syura:13).d. Ajaran Islam sebagai sumber ilmu pengetahuan (Q.S.Al-Baqarah:120 dan Al-Taubah:122)

5. Metode Deduktif ( Al-Manhaj Al Istinbathiyah )Suatu metode mamahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah secara logis

dan filosofis dan selanjutnya kaidah tersebut diaplikasikan untuk menentukan masalah - masalah yang dihadapi.Metode ini dipakai untuk sarana meng-istimbatkan hukum syara` dan kaidah itu bener-bener bersifat penentu dalam masalah furu’ tanpa menghiraukan

11

Page 12: Islam dan Ruang Lingkupnya

sesuai tidaknya dengan madzhabnya. Metode ini dikenal dengan metode mutakallimin atau metode syafi`iyah.

6. Metode Induktif (al - Manhaj al-Istiqraiyah)Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah hukum

untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu` yang disesuaikan dengan madzhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus , lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan madzhabny.

             Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam

secara garis besar, yaitu:

1. Metode komparasi, yaitu Suatu metode untuk memahami ajaran Islam dengan membandingkan seluruh aspek Islam dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam komparasi tersebut terlihat jelas bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama lain. Intinya Islam mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan dalam berbagai bidang.

2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan metode ilmiah dengan metode logis normative dan brsifat rasional , obyektif, dan kritis dengan metode teologis-normatif.

3.2. Kesalahan Dalam Memahami Ajaran Agama Islam

Dampak kesalahan dalam memahami nash agama, terutama hadits Nabi bisa menimbulkan kesesatan, kebid’ahan dan penolakan terhadap kebenaran. Tetapi pelakunya terkadang merasa benar dan menganggap berada di atas pemahaman yang shahih serta beragama di atas manhaj yang lurus

Pada dasarnya banyak orang yang membenarkan kesesatan, bahkan sebaliknya mencela pendapat yang benar atau ajaran yang lurus dikarenakan salah paham. Maka kesalahan yang ditimbulkan dari kesalahfahaman terkadang lebih berbahaya daripada kesalahan yang timbul akibat kebodohan. Seperti yang telah ditegaskan Imam Syafi’i dalam syairnya:

صحيحا # قوال عائب من كم قيم الس الفهم من   فأفاتـــــه “Berapa banyak orang yang mencela pendapat yang benar. Maka sumbernya berasal dari salah paham.”

12

Page 13: Islam dan Ruang Lingkupnya

4. Daftar isi

Ali, M.Daud: Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2011Anshari, Endang Saifuddin: Kuliah Al-Islam, Pusataka Bandung, 1978Azhary, Tahir: Negara Hukum, Bulan Bintang, 1992Ilyas, Yunahar: Kuliah Akhlak, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), 1999Abuddin, Nata: Metodologi Studi Islam, Jakarta, Rajawali Pers , 2009. hlm. 152-153 Yatimin, Abdullah: Studi Islam Kontemporer, Jakarta, Amzah, 2006. Hlm. 147Saehudin,dkk: Pengnantar Studi Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009Sulthon, Muhammad: Desain Ilmu Dakwah. Semarang, Walisongo Pers, 2003Shahih diriwayatkan Abu Daud dalam Sunannya, no. 3132; at-Tirmidzi dalam Jamus Sunan, no.

998, beliau menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih, Ibnu Majah dalam Sunannya, no. 1610; Imam Syafi’i dalam kitab al-Um’, 1/466; Imam Ahmad dalam Musnadnya, 1/175, al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra, 4/ 61, dan al-Hakim dalam Mustadrak, no. 1377, beliau mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih dan direstui oleh adz-Dzahab

13