ipdn oktober 2010 d -...

44

Upload: truongnguyet

Post on 06-Jul-2019

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 20102

PDN/MJL/09/I/OKTOBER/2010

PENGARAH

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri

Subagyo

PENANGGUNG JAWAB

Sekretaris Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri

Gunaryo

REDAKTUR

Lamtasim Dasustra

EDITOR

Ronny S.M. Marpaung

KOORDINATOR PELAKSANA

A. Latif Lahdjie

DESAIN GRAFIS

Rafi Alief

TATA LETAK

B. Jagat Setiawan

Diterbitkan Oleh :

DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Gedung Utama Lt. 8,

Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5,

Jakarta 10110

email: [email protected]

HUMAS 95-3-1-MJL-11-10

DISTRIBUSI> Menuju Kebijakan Gula yang Ideal .........................25

INFO SEMBAKO> Kemendag Targetkan 80% Produk Minyakita Dipasaran ...................................29

KOLOM ANDA> Perkuat Pasar Domestik dan Kebijakan yang Berpihak .................................32

POTENSI UMKM> Kabayan Lip Lap, Animasi Lokal yang Jelajahi Dunia ....34> Kabupaten Brebes Sentranya Ternak Itik ..............37

AGENDA> Peluncuran Logo Baru Trade Expo Indonesia .......40> Jalan Gembira menyambut Perayaan Hari Batik Nasional .................................41

DAFTAR ISI

Salam jumpa…

Pada Oktober 2010, Kementerian Perdagangan RI kembali menyelenggarakan Trade Expo Indonesia (TEI) dan Pangan Nusa. Kemendag boleh dibilang sukses

dalam menyelenggarakan pameran akbar tersebut. Pasalnya, target Kemendag sebesar US$300 juta dalam ajang TEI terlampaui jauh hingga mencapai USD 369,3 juta atau 23,1% lebih tinggi dari target. Demikian pula pada pameran Pangan Nusa tahun ini menunjukan peningkatan transaksi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dua berita tersebut kami sajikan dalam Liputan Utama.

Selain itu, Dalam Topik Bahasan edisi kali ini kami sajikan berita mengenai Program pemerintah dalam memberdayakan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kini diubah nama menjadi Pedagang Kreatif Lapangan. Program itu tertuang dalam SKB 3 Menteri yang belum lama ini ditandatangani.

Dalam rubrik Info sembako, Kemendag menargetkan sekitar 80% produk Minyakita diharapkan bisa menggantikan minyak goreng curah di pasar-pasar tanah air pada 2014. Demikian pula Kemendag bersama instansi terkait berupaya meningkatkan kinerja perdagangan obat dalam negeri agar tumbuh signifi kan pada tahun tahun berikutnya. Berita ini kami sajikan dalam rubrik Berita Pasar. Dan, tak kalah menariknya adalah Kolom Sesditjen PDN, Gunaryo yang mengulas tentang visi-misi Kemendag dalam meningkatkan kinerja ekspor nonmigas secara berkualitas, menguatkan pasar dalam negeri dan efi siensi pasar komoditi, serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

Serta simak juga berita-berita lainnya yang tak kalah menariknya. Selamat membaca...

g

KEMENDAG BERSAMA INSTANSI TERKAIT

BERUPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERDAGANGAN

OBAT DALAM NEGERI AGAR TUMBUH SIGNIFIKAN PADA TAHUN TAHUN

BERIKUTNYA.

TOPIK UTAMA> Kemegahan Pasar Induk Sanggam Bernuansa Modern ....................................................4> Percantik Kembali Pasar Tegal Gubug Cirebon yang Potensial ............................................................7

LIPUTAN UTAMA> Kemendag Sukses Selenggarakan Trade Expo Indonesia 2010 .....................................10> Pameran Pangan Nusa : Membangun Citra Produk Pangan UKM yang Kompetitif ....................13

TOPIK BAHASAN> SKB 3 Menteri Benahi PKL .....................................16

BERITA PASAR> Fenomena Trend Bisnis Pulsa di Tanah Air ...........19

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 3

Pengantar Redaksi

Kemegahan Pasar IndukSanggam Bernuansa Modern

Sebelum adanya Pasar Induk Sanggam Adji Dilayas (SAD) saat ini, sebenarnya wilayah Berau telah memiliki pasar

tradisional, yaitu Pasar Gayyam Tanjung Redeb. Namun karena dinilai kurang layak huni, akhirnya Pemkab berau dengan dengan pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat setempat merealisasikannya dengan membangun Pasar Induk SAD yang merupakan sebuah tempat belanja yang lebih representatif.

Pasar Induk SAD ini dirancang dengan menggunakan konsep paduan antara tradisional dan modern sesuai arahan pemerintah, yang mana pasar tradisional jangan kalah bersaing dengan pasar modern yang yang saat ini kian menjamur.

Mengapa Pasar induk SAD ini dikatakan

sebagai pasar termegah di Kaltim? Betapa tidak, Pasalnya pasar yang diresmikan pada Maret 2010 oleh Gubenur Kaltim, H Awang Faroek Ishak ini memiliki luas bangunan mencapai kurang lebih 7 hektare, dengan keseluruhan dana yang dialokasikan untuk pembangunan diperkirakan mencapai Rp. 268 milliar yang diperoleh dari anggaran APBD Kabupaten Berau, Kaltim.

Secara umum Pasar Sanggam Adji Dilayas memiliki dua jenis pasar, yaitu pasar kering dan pasar basah yang terbagi dalam 3 bagian gedung utama. Pada gedung bagian depan pasar SAD diperuntukan untuk pasar kering sebanyak 3 tingkat. Tingkat pertama dan kedua digunakan untuk tempat berjualan aneka kebutuhan pokok, sedangkan bagian paling atas merupakan tempat berjualan aneka

makanan. Gedung kedua yang berbentuk setengah lingkaran dapat terhubung langsung dengan gedung pasar kering di tingkat dua.

Pada sisi bagian bawah pasar ini merupakan halaman luas berbentuk lingkaran, dimana bagian dalam halaman tersebut adalah area yang dapat digunakan untuk tempat berkumpul, bersantai, atau hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Bagian dasar pasar ini juga dilengkapi dengan toko-toko yang bentuknya sangat berbeda dengan toko ataupun kios di pasar tradisional pada umumnya.

Bila disandingkan dengan pusat per-belanjaan modern, Pasar Induk SAD ini serupa dengan mall-mall besar seperti mall Karawaci yang ada di jakarta, dimana

Dalam kurun waktu dua tahun, akhirnya pasar tradisional yang selama ini didambakan oleh masya rakat, khususnya wilayah Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) akhirnya terwujud. Pasalnya saat ini Peme rintah Kabupaten (Pemkab) Berau, Kaltim telah miliki pasar tradisional termegah dengan pa duan antara tradisional dan modern terbesar se-Kaltim dengan nama Pasar Induk Sanggam Adji Dilayas. Pa sar ini diharapkan akan dapat menjadi pusat kegiatan perekonomian baru masyarakat Berau.

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 20104

Topik Utama

khususnya pada bagian tengah pasar ini dapat digunakan sebagai panggung atau keperluan lainnya, tak tertinggal disekelilingnya juga dapat dijumpai stan-stan yang berjajar menjual aneka ragam macam makanan.

Gedung terakhir yang berada pada bagian belakang pasar merupakan gedung pasar basah, dimana lokasi tersebut terdapat pedagang yang menjual sayur-mayur, aneka buah-buahan, bermacam-macam ikan, daging, bumbu-bumbuan, dan juga makanan siap saji yang sangat lengkap.

Jadi, secara keseluruhan pasar tradisional yang baru ini sangat mirip dengan mall ataupun kompleks pertokoan dengan jalur-jalur lalu lintas kendaraan dan tempat parkir. Di bagian tepian pasar juga tersedia gedung perkantoran, ruko, masjid, keamanan serta tempat sampah terbesar yang belum pernah ada di pasar tradisional secara umum. Yang pasti, pasar ini merupakan tempat menyenangkan untuk digunakan sebagai tempat bersantai ataupun berlibur di akhir pekan.

Sebelum dioperasikannya Pasar Induk SAD, minat para pedagang yang akan berjualan

di pasar ini dinilai cukup besar. Itu terbukti dengan daftar jumlah pemohon yang ingin berdagang di Pasar Induk SAD mencapai lebih dari 2.500 pedagang. Pasahal para pemohon ini melebihi kapasitas daya tampung Pasar Induk SDA yang hanya 1.973 petak pedagang. Namun, penghuni yang akan menempati Pasar Induk SAD itu lebih diprioritaskan bagi pedagang resmi di Pasar Gayam Tanjung Redeb sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, secara keseluruhan Pasar Induk SAD memiliki bangunan pasar basah berdaya tampung sebanyak 1338 pedagang, terdiri 474 kios dan 864 los. Tersedia juga bangunan pasar kering yang mampu menampung sebanyak 585 pedagang. Selain itu Pasar ini memiliki fasilitas food court berdaya tampung 42 kios dan big ritel sebanyak 8 unit.

Sebagai fasilitas publik yang disediakan oleh Pememerintah Daerah (Pemda), tentu saja pasar ini berbeda dengan fasilitas publik lainnya milik swasta, mereka lebih berorientasi untuk mengejar keuntungan semata dalam mengembalikan dana pembangunan. Untuk itu Pemda setempat sengaja mengelolanya sendiri dengan membentuk kantor Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Induk SAD.

Pembentukan UPTD Pasar Induk SAD dika renakan pemerintah tidak ingin mem beratkan para pedagang. Jadi, tarif retri businya tidak jauh berbeda dengan Pasar Gayyam. Sebab pemerintah setempat berkeinginan memberikan keleluasaan kepada pedagang untuk mengembangkan usahanya.

Dalam kesempatan peresmian Pasar Induk SAD, Gubenur Kaltim, H Awang Faroek Ishak mengatakan, pasar yang menghabiskan dana sangat besar ini, diharap dapat ter-kelola secara profesional selaras dengan kelengkapan fasilitas serta kemegahan bangunannya, sehingga nantinya pasar ini akan terus terpelihara dengan baik dan terjaga kebersihannya.

”Agar terkelola dengan baik, kita berharap pedagang yang menempati kios dan los di Pasar Induk SAD dapat mentaati tata terbib yang telah ada, agar semuanya dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Berau, Kaltim khususnya,” ucap H Awang.

Sebagai sarana berbelanja yang didanai

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 5

Topik Utama

dengan APBD yang cukup besar, pasar ini benar-benar diharapkan mampu menjadi sarana berbelanja yang juga bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi.  Semua ini dibutuhkan syarat yang harus dipenuhi pedagang maupun pengelola nantinya.

Kondisi Pasar Induk SAD ini akan terus dipoles untuk meningkatkan kenyamanan bagi para pedagang dan konsumen. Salah satu fasilitas penunjang kenyamanan yang akan dilakukan adalah pelebaran jalan penghubung menuju ke Pasar Induk SAD. Pelebaran jalan mulai dari arah simpang empat Jl. Gatot Sobroto menuju Jl. HM Ayoeb yang merupakan lokasi pasar, sam-pai jembatan penyeberangan Gunung Tabur.

“Jalan yang ada dinilai sangat sempit, dan akan kami bangun menjadi dua jalur. Pembangunan jalan ini sangat kami prioritaskan guna memberikan rasa keamanan dan kenyaman bagi pedagang dan masyarakat setempat,” ujar H Awang.

PASAR PERCONTOHAN

Mengenai pengelolaannya, manajemen Pasar Induk SAD tidak akan sama lagi dengan pasar lama Gayyam, sebab pasar ini akan dikelola serapi mungkin sebagai pasar model yang dapat menjadi pasar percontohan bagi pasar tradisional lainnya. Dengan demikian, pedagang tidak boleh lagi membawa sifat lama seperti berjualan di pasar lama. Jadi, pengelolaan pasar tersebut akan mengepankan kedisiplinan yang tinggi, baik soal kebersihan maupun  keamanan dan ketertiban.

Tak selang beberapa lama diresmikan, keindahan dan kemegahan Pasar Induk SAD ini mampu menarik perhatian bagi daerah lainnya. Pasar ini menjadi tempat rujukan studi banding untuk pasar percontohan bagi daerah seperti, Tarakan, Penajam, hingga Timika Papua. Bahkan Pangeran Hendrik yang merupakan putra Queen Margarethe II dari Kerajaan Denmark yang saat itu sedang berkunjung,

menyempatkan mengunjungi Pasar Induk SAD serta menyatakan kekagumannya terhadap Pasar Induk SAD.

REVITALISASI 913 PASAR 2005-2010

Selama kurun waktu 5 tahun, pemerintah telah merealisasikan tahapan program revitalisasi pasar tradisional dengan memperbaiki kondisi fi sik sebanyak 913 pasar tradisional di berbagai wilayah. ”Tahun ini pemerintah menyediakan ang-

garan sekitar Rp150 miliar untuk revitalisasi pasar,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman.

Program revitalisasi berupa pembangunan fi sik pasar tradisional, antara lain sudah dilakukan pada percontohan pasar ber-sih, aman, nyaman dan sehat yang ada di Sragen, Jepara, Piyungan, Surabaya, Balikpapan dan Tarakan.

Sementara revitalisasi berupa penyelarasan pasar induk dan pasar penunjang dilakukan pada pasar percontohan di sentra produksi seperti pasar sayur mayur Magelang, Bandung, Majalengka dan pasar induk sayur-mayur Tanah Tinggi, Tangerang.

”Dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI lebih banyak memberikan percontohan ke daerah. Pembangunan pasar bukan tugas utama Kementerian, tapi semua pemangku kepentingan terkait, kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, sektor swasta dan pelaku sangat penting,” papar Sekjen, Ardiansyah Parman.

Oleh karena itu pemerintah, dalam hal ini Kemendag mengajak sektor swasta untuk mengarahkan penggunaan alokasi dana tanggung jawab sosial perusahaannya untuk mendukung upaya pemerintah merevitalisasi pasar tradisional.

Karena, pasar saat ini tak hanya menjadi tempat pedagang dan pembeli mela-kukan transaksi jual beli, melainkan juga mendukung kelancaran produksi, dis tribusi, dan industri kecil yang akan berdampak kepada penyerapan banyak tenaga kerja. Sampai saat ini, pasar tradisional dinilai masih dapat menjalankan fungsi strategisnya dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. (hmz)

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 20106

Topik Utama

Salah satu toko yang cukup besar bersanding dengan pedagang kecil yang melapak didepannya

Percantik Kembali Pasar Tegal Gubug Cirebon yang Potensial

Dahulu Desa Tegalgubug me-rupakan salah satu desa tertinggal dan miskin di Kabupaten Cirebon,

karena hampir seluruh desa tersebut terdiri dari tanah tegalan dan sawah tadah hujan dengan sebagian besar ru mah penduduknya berupa gubug bertatap ilalang. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh harian dan tukang becak. Sekitar tahun 1972, tiga penduduk desa yaitu Rochmat, Yusuf, dan Yasin mulai berdagang kain cita di pasar desa sekitar. Keberhasilan ketiganya sebagai pedagang tekstil membuat penduduk lain mengikuti jejak mereka.

Awalnya produk yang dijual di Pasar Tegal-gubug masih terbatas pada kain tekstil, dengan semakin berkembangnya pasar tersebut mulai banyak jenis dagangan lain seperti pakaian jadi, kerudung, taplak meja, gorden, seprei maupun bahan sandang lainnya. Sehingga sekarang pasar tersebut dikenal sebagai pasar sandang.

Kebanyakan produk yang dijual merupakan buatan warga Tegalgubug sendiri bahkan di Desa Tegalgubug dan Desa Tegalgubug Lor terbagi menjadi 5 blok yaitu blok satu; andalan produknya berupa pakaian jadi, blok dua; andalan berupa kelambu tempat

tidur dan taplak meja, blok tiga; andalan produknya berupa kerudung dan pakaian jadi, blok empat; andalan produknya berupa penjualan bahan dasar pakaian dan blok lima; unggul dalam produk seprei, sarung bantal, taplak meja dan celana panjang.

Tahun 1970an, para pedagang Pasar Tegal-gubug menetapkan hari Selasa sebagai hari pasaran untuk menghindari protes dari para pedagang di pasar desa lain yang telah mempunyai hari pasarannya tersendiri atau tidak ingin mengambil risiko sepi pembeli apabila memakai hari pasaran yang sudah diambil pasar atau tempat lain.

Selasa, Jumat, dan Sabtu memang hari-hari yang tidak pernah dilirik sebagai hari pasaran. Jumat hari yang sangat pendek mengingat sebagian besar masyarakat mesti bersiap melaksanakan ibadah

sholat Jumat. Sedangkan Selasa dan Sab tu, sesuai adat kebiasaan masyarakat Cirebon, diyakini sebagai hari yang kurang baik untuk berniaga ataupun melakukan perjalanan.

Tetapi mereka percaya, tidak ada hari yang tidak baik. Semula dipilih Selasa sebagai hari pasaran. Di tengah keraguan sejumlah pedagang, akhirnya hari pasaran itu diterima dengan baik. Bahkan di luar dugaan, mendapat sambutan yang sema-kin hari makin bertambah.

Dalam perkembangannya, Pasar Tegal-gubug tidak hanya dikenal di sekitar wilayah Cirebon saja tetapi sampai luar Jawa bahkan Pasar Desa tersebut meru-pakan pasar desa terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini dibangun di atas lahan sekitar ± 12 ha. Pasar dipisahkan oleh jalur utama selebar 7m dan sejumlah jalur jalan lain

Menjadi salah satu sumber kemacetan. Itulah yang kerap-kali melekat pada Pasar In-duk Sandang Tegal Gubug Cirebon. Terlebih saat Selasa dan Sabtu yang merupakan hari digelarnya pasar. Banyak pedagang yang berjualan di sisi jalan, pengunjung pasar yang menyeberang dan keluar masuk mobil dari tempat parkir sisi jalan. Semakin menambah kesemrawutan pasar yang ber ada di Kecamatan Arja wina-ngun, Kabupaten Cirebon ini.

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 7

Topik Utama

masing-masing se kitar 750 m. Hanya saja sta-tus tanah Pa sar Tegalgubug sam-pai saat ini belum se penuhnya milik desa.

Kalau ada pasar desa yang letak nya terpencil, jauh dari hiruk-pikuknya kera-maian kota tapi sanggup mengundang ribuan orang kota berdatangan, itulah Pasar Desa Tegal Gubug atau yang lebih dikenal dengan Pasar Induk Sandang Tegal Gubug (PISTG).

Tegal Gubug merupakan salah satu desa di Cirebon yang menonjol perokonomiannya, berpusat di PISTG yang berjarak kurang lebih 500 meter dari desa penduduk setempat. Melalui promosi dari mulut ke mulut, keberadaan PISTG pun semakin dikenal. Apalagi, lokasinya yang terletak di sisi jalur utama Pantura penghubung Jakarta dan Jawa Tengah, menjadikan PISTG sangat mudah untuk dijangkau oleh para pembeli dari berbagai daerah.  

Sejak 1998, sebagian pedagang menggelar dagangannya mulai pukul 21.00. Makin malam suasana pasar justru makin ramai hingga esok harinya. Tetapi yang berjualan malam hari itu, umumnya pedagang pakaian jadi dari luar daerah seperti Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Dan transaksi perdagangan pun tetap berlangsung hingga pagi hari ketika para pedagang besar tekstil dari Tegal Gubug mulai menggelar dagangannya.

PISTG selalu ramai dikunjungi pedagang dan pembeli baik dari Cirebon maupun dari luar Cirebon, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan bahkan tidak jarang pula dijum pai sejumlah pedagang dari luar ne-geri seperti Malaysia, Afrika Selatan, Korea Selatan, maupun Nigeria yang wira-wiri berburu bahan pakaian.

Saat ini, jumlah pedagang di PISTG sekitar 4000 orang yang menempati 600 kios, 1106 los, dan 534 lemprakan. Aktifitas perdagangan di PISTG dimulai selepas sholat Isya hingga keesokan harinya sekitar pukul 14.00 WIB. Meski hanya menggelar dua kali dalam seminggu, PISTG omzetnya sangat besar. Rata-rata tetiap pedagang besar ber omzet sekitar 400-600 juta per hari pasaran, sehingga diperkirakan setiap pasaran total omzetnya bisa mencapai 6

– 10 milyar. Bia-sanya pada hari Sabtu omzet pe-

dagang lebih besar dibandingkan hari

Selasa.

PISTG MASIH BUTUHPENATAAN KEMBALI

Seiring berkembangnya pertumbuhan ekonomi di kawasan pasar sandang ini, bertambah pula tingkat kepadatan jumlah pedagang. Lambat laun sebagian pedagang merasa makin sempit ruang kiosnya sehingga perlu diperluas dengan cara menambahi atap hingga menjorok ke badan jalan di kompleks pasar. Jalan di depan kios pun tampak makin sempit dipenuhi barang dagangan.

Menurut catatan Dinas Perdagangan Kabupaten Cirebon, sebelum bangunan pasar diresmikan pada 1997, Tegalgubug yang sanggup menyerap ribuan pembeli itu hanya mengandalkan bahu jalan desa sekitar 1 km di sepanjang jalan itu untuk menggelar dagangan dan melakukan transaksi. Bisa dibayangkan betapa macetnya arus lalu lintas yang melewati jalur itu. Padahal ketika hari-hari biasa, penggal jalur Pantura menuju pintu tol Kanci dari arah Jakarta itu sudah lumayan padatnya. Kini, para pedagang kain PISTG

dSe

Pintu gerbang utama

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 20108

Topik Utama

yang pembangunannya didanai oleh pemerintah daerah itu, sudah menempati bangunan pasar yang layak setelah 20 tahun lebih berjualan di tempat yang bukan semestinya.

Meski telah menempati lokasi yang layak untuk berjualan, masih saja terlihat pemandangan yang kurang mengenakkan. Aktivitas di PISTG kerapkali menjadi biang kemacetan di jalur Pantura (Celeng-Kerta-semaya-Palimanan-Cirebon) terutama saat musim arus mudik. Kemacetan juga terjadi karena pengunjung pasar yang menyeberang dan keluar masuk mobil dari tempat parkir di sisi jalan. Kondisi itu diperparah dengan masih banyaknya pengemudi becak, pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ja lan Pantura dan banyak sam pah yang te tap dibiarkan ber-serakan saat pasar sudah bubar.

PISTG sangat berarti dan potensial buat masyarakat sekitar pasar maupun luar daerah. Oleh karena itu, untuk menjaga eksistensinya, pasar ini harus dikelola dan dijaga dengan sebaik mungkin. Berbicara soal potensi yang dimiliki suatu pasar, tentunya perlu dibarengi dengan fasilitas dan keberadaan pasar yang mumpuni. Pasar tradisional tidak cukup hanya berlindung pada peraturan pemerintah. Seperti tertuang dalam Peraturan Presiden No. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional. Dimana dalam penataan pasar tradisional perlu dipenuhi syarat-syarat seperti :

• KEAMANAN Bangunan adalah tempat kita melakukan aktivitas. Desain bangunan dikatakan berhasil apabila bangunan tersebut be-nar-benar dapat mewadahi aktivitas dari fungsi-fungsi yang sesuai dengan yang direncanakan.

• KESEHATAN a. Kamar mandi dan WC beserta saluran

pembuangan dan pengelolaannya sebagai sarana melakukan aktivitas buang air kecil, mandi, buang air besar.

b. Saluran pembuangan air atau drainase. Baiknya sistem drainase dapat meng-hindari terjadinya genangan air saat hujan. Sehingga pasar tidak becek atau terkena banjir.

c. Tersedianya tempat penimbunan atau

penampungan sampah sementara.

• KENYAMANAN Kenyamanan thermal adalah kenyamanan yang terkait dengan suhu udara. Setiap daerah mempunyai iklim dan suhu udara yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kemampuan adaptasi dari masyarakatnya.

• KEINDAHANAspek ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan akan penghargaan, pe ngakuan akan eksistensi diri, serta kebutuhan untuk dapat menikmati keindahan.

• PERSYARATAN TEKNIS RUANGAN Semua ruang yang dipergunakan untuk ke giatan sehari-hari harus mem punyai hu bungan langsung maupun tidak lang-sung dengan udara luar dan pen cahayaan dalam jumlah yang cukup. Apabila pen ca-ha yaan alami tidak dapat dipenuhi maka harus diusahakan adanya pertukaran udara dan cahaya buatan yang dapat bekerja te rus menerus selama ruangan tersebut digunakan.

Syarat-syarat di atas idealnya harus di-penuhi oleh setiap pasar tradisional yang ada di Indonesia. Tak terkecuali PISTG, apalagi pasar ini merupakan pasar induk sandang terbesar di Asia Tenggara. PISTG harus bisa merepresentasikan diri sesuai dengan julukan yang disandangnya. Ja-ngan sampai pasar yang penuh potensi seperti PISTG ini, keberadaannya kian tergeser karena kurangnya perhatian pada pengelolaan pasar. Segala kekurangan

yang ada di PISTG, diharapkan segera dapat diselesaikan dengan langkah-langkah yang konkrit dari pemerintah pusat maupun daerah setempat.

Lebih dari itu, pasar tradisional juga harus mampu membenahi dirinya sendiri agar tetap berkembang. Pembenahan antara lain menyangkut faktor lokasi, desain fi sik bangunan, harga, kualitas produk, pengelolaan dan cara pasar berpromosi. Ba gaimanapun, pasar tradisional per-lu punya ciri khas tersendiri. Jika pa sar tradisional dikelola secara lebih pro-fesional, maka dipastikan bisa bersaing dengan pasar modern. Terlebih PISTG sudah ada sejak lama dan mempunyai ciri khas, dalam hal ini pasar khusus sandang yang berawal dari cultur atau budaya masyarakat setempat.

Penataan kembali pasar tradisional telah menjadi jawaban penting menyangkut persoalan pasar tradisional yang dihadapi selama ini, khususnya rivalitas dengan pasar modern. Selain itu, ada yang perlu diperhatikan lagi dari program revitalisasi pasar tradisional, yaitu lebih dieksplornya pasar tradisional pedesaan, karena pa-sar desa merupakan perintis atau bisa dikatakan jejak pertama berdirinya pasar tradisional di kota-kota besar.

Semoga ini menjadi keberpihakan dan komitmen pemerintah khususnya pe-merintah daerah dalam membangun pasar tradisional yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. (Eks)

Selain grosir, berbagai kebutuhan sandang juga tersedia secara satuan

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 9

Topik Utama

Bukan hanya model tapi bahan dan kualitasnya sepatu Indonesiabuatan CV Fortuna Shoes sudah terkenal dan banyak diminati mancanegara

Trade Expo Indonesia merupakan pameran akbar yang menjadi ka-lender tahunan Kemendag. Pada

tahun 2010 ini, TEI telah memasuki usia nya yang ke seperempat abad. TEI kali ini menampilkan beragam produk ekspor Indonesia dari masa ke masa serta berbagai prestasi TEI dari awal-awal penyelenggaraan hingga saat ini.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Boediono dan dihadiri oleh perwakilan dari 45 negara sahabat. TEI, kali ini mengusung tema Remarkable Indonesia, yaitu menampilkan produk-produk ekspor dari masa ke masa. Sebuah symbol produk-produk Indonesia yang menakjubkan, sangat kaya, yang memiliki banyak potensi yang beraneka ragam serta daya tarik yang luar biasa.

Sesuai dengan temanya, “Penyeleng ga raan TEI ke-25 kali ini selaras de ngan tujuan Indonesia yang ingin mengo koh kan pesan nation branding sebagai bang sa yang kreatif,” tegas Mendag Mari Elka Pangestu.

Menurut Mendag, dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya membuat produk ekspor Indonesia memiliki struktur, dan keragaman budaya yang berbeda dan unik dibanding Negara lain. Hal inilah yang membuat produk Indonesia memiliki nilai tambah yang tinggi.

“Melalui TEI 2010, kita ingin memperlihatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam memasok kebutuhan pasar internasional terkait dengan produk kreatif yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Itu sebabnya TEI 2010 memiliki fungsi strategis yaitu mengangkat nation branding Indonesia,” kata Mendag.

DESAIN TEI

Desain dan acara TEI 2010 disiapkan untuk menampilkan potensi Indonesia yang tanpa batas, yakni mulai dari kekayaan alam hingga potensi kreatifi tas sumber daya manusianya. Hasil-hasil inovasi yang memberi nilai tambah yang merupakan sumber kekuatan Indonesia, produk-pro-duk yang menggunakan merek sendiri.

Untuk menopang TEI sebagai ajang pa-meran yang prestisius, TEI dikemas se-

Kemendag Sukses Selenggarakan

TEI 2010 yang berlangsung pada tanggal 13-17 Oktober 2010 di JIEXPO Kemayoran ini menempati areal pameran seluas 34.000 m2 dengan jumlah peserta 810. Para peserta terdiri dari UKM, koperasi, industri menengah dan besar, industri kreatif, BUMN serta sektor-sektor lainnya yang menjadi produk ekspor utama Indonesia.

Kementerian Perdagangan RI berhasil membukukan nilai transaksi sebesar USD 369,3 juta atau 23,1% lebih tinggi dari target yang ditentukan yaitu sebesar US$ 300 juta da lam ajang Trade Expo Indo nesia (TEI) ke-25 di Jakarta Inter national Expo, pada tanggal 13-17 Oktober 2010.

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201010

Liputan Utama

Wakil Presiden Budiono memegang botol yang berisi contoh olahan dari minyak cengkeh dan turunannya sebagai bahan untuk perisa dan pewangi. Dalam hal ini PT Indesso Utama pelaku industri

aroma chemical merupakan pemasok utama dunia untuk perisa dan pewangi (fl avor dan fragrance)

cara apik. Terutama pada Anjungan Pa-vi liun Utama (APU). APU ini memiliki mak na khusus, karena berfungsi sebagai etalase produk utama ekspor, sejarah perkembangan perdagangan Indonesia yang selama ini belum diketahui secara luas.

APU terbagi beberapa zonasi. Antara lain Best Indonesia Brand, yakni menampilkan berbagai produk unggulan ekspor Indo-nesia dari tahun ke tahun, Green Products, serta produk Industri Kreatif.

Desain zonanisasi APU dengan tampilan

Trade Expo Indonesia 2010

dan budaya Indonesia yang belum banyak diketahui masyarakat internasional.

Menyadari TEI sebagai ajang pameran internasional, Kemendag sebagai pe-nyelenggara telah berusaha meningkatkan pilihan kualitas produk dan jasa yang dipamerkan. Hal ini tercermin dari hasil kerja keras panitia TEI yang nampak ber-upaya secara maksimal mensukseskan acara ini sesuai target yang diharapkan.

Dalam kurun waktu 2003 – 2009 hasil penyelenggaraan TEI terus mengalami peningkatan baik dari sisi kuantitas mapun

yang berbeda-beda memaknai potensi Indonesia yang tanpa batas. Ketika ber-keliling ke zonasi APU pengunjung men-dapati berbagai kejutan hasil-hasil produk Indonesia. Salah satunya adalah zona Green Product, yang menampilkan kekayaan alam

Wakil Presiden Budiono memegang Campiro Eco na-ma ban ramah lingkungan produk baru dari PT Gajah Tunggal Indonesia, dimana produknya sudah banyak diekspor ke mancanegara

Triple “S” merek bola kebanggaan Indonseia buatan dari Majalengka juga banyak dikunjungi para buyer

Didampingi Sekjen Kemendag Ardiansyah Parman, Mari Elka Pangestu memberikan penghargaan Prima-niyarta 2010 kepada para UKM ekspor dan ekonomi kreatif pada sesi acara pembukaan TEI 2010 (13/10) Kemayoran Jakarta

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 11

Liputan Utama

dari sisi kualitas penyelenggaraan. Dari sisi kuantitas, jumlah pembeli meningkat rata-rata 9,62% sementara dari nilai transaksi meningkat rata-rata sebesar 15,93% per tahunnya.

Pada penyelenggaraan TEI tahun ini, tanpa diduga mampu melampaui jumlah target yang ditetapkan. Pada penutupan pameran, perolehan transaksi bisnis mencapai 369,3 juta dollar AS. Angka ini naik 29,4 persen  dibanding transaksi yang diperoleh pada TEI 2009 yakni sebesar 285,4 juta dollar AS, atau 23,1 persen dari target senilai 300 juta dollar AS.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengungkapkan kontribusi nilai transaksi terbesar berasal dari transaksi barang sebesar 224,8 juta dolar AS. Jumlah ini lebih tinggi dari transaksi tahun lalu, yaitu 223 juta dollar AS. Sementara sisanya sekitar 144,11 juta dolar AS disumbang oleh sektor jasa, yakni remitansi yang diperoleh dari BNP2TKI.

REVITALISASI TEI

Penyelenggaraan TEI dimulai pada tahun 1985 dengan mak sud mempromosikan produk ekspor nasional. Yang pada saat itu namanya Pameran Produk Ekspor Indonesia (PPE).

Pada tahun 2006 dilakukan revita-lisasi penyelenggaraan PPE (tahap pertama 2006-2010) oleh Mendag Mari Pangestu dengan tujuan untuk menjadikan pameran tersebut sebagai sebuah kegiatan expo yang lebih berkualitas, ber standar internasional dan mampu men dorong lebih kuat ekspor non migas.

Salah satu konsep revita li sa-si TEI adalah dengan di per-kenalkannya Anjungan Produk Utama (APU) sebagai prototipe bentuk pameran B to B yang ideal, serta peserta yang ber-partisipasi adalah perusahaan yang siap untuk memasuki pasar internasional.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengemukakan, pihaknya kini bersiap untuk melaksanakan revitalisasi Trade

Expo Indonesia (TEI) tahap dua yang akan dilaksanakan pada periode tahun 2011 - 2015.

Revitalisasi tahap kedua ini bertujuan untuk mem per tajam kemampuan da lam

penye lenggarakan pameran ber taraf inter nasional. Ti-dak hanya mem bantu me-

ningkatkan ekspor, namun juga meletakkan Indonesia

sebagai pemain yang patut diperhitungkan di peta

perdagangan internasional.

”Revitalisasi TEI tahap II pe rio de 2011-2015 nanti akan meng gu na-kan lo go tematis baru yang mem-punyai mak na seba gai pe nguatan fondasi dalam rangka pening-katan kreatifi tas,” kata Mendag.

PENGHARGAAN PRIMANIYARTA

Keberhasilan penyeleng ga-raan TEI tentu tak tepas dari dukungan sejumlah pe ngu-saha yang terlibat di dalamnya.

Karena itu, sebagai tanda terimakasih pemerintah, kemendag memberikan

apre siasi dalam bentuk Primaniyarta 2010. Kepada 33 eksportir yang dinilai memiliki kinerja yang gemilang.

Ke-33 perusahaan ter sebut terdiri dari empat kate gori. Yaitu Eksportir Ber kinerja,

g ran

E).

revita-(tahap endag untuk

sebagai g lebih asional h kuat

sa-er-uk

pebeda

sdi

perda

”Revita2011-2kan lo gpunyafondakatan

PENGHPRIMA

Kebraadusah

Eksportir Pem bangun Me rek Global, Eks-portir dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Eksportir Barang dan Jasa Ekonomi Kreatif.

Perusahaan yang memperoleh peng-hargaan kategori berkinerja ekspor adalah PT Adaro Indonesia, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk, PT Bio Farma (Persero). PT Bitratext Industries, PT Bumi tangerang Mesindotama, PT Growth Asia, PT Indesso Aroma, PT Inti Seukses Garmindo, PT Karyamitra Budi Sentosa, PT Musim Mas, PT Sat Nusapersada Tbk, PT Smart Tbk, PT Toyota Motor Manufacturing IndonesiaPT Trimitra Baterai Prakasa, PT Wilmar Nabati Indonesia.

Sementara untuk kategori eksportir pem-bangun merek global adalah CV Fortuna Shoes PT Ikafood Putramas, PT Megasurya Mas, PT Multistrada Arah Sarana Tbk dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.

Untuk kategori eksportir UKM adalah CV Estetika Indonesia, CV Ikaindo Industri, Karbonik Indonesia, PT Kayu Lima Uta-ma, PT Kurnia Tama Lestari (Vitaher)PT Neka Boga Perisa, Perusahaan Teh Gunung Subur, CV Promosi Dagang Asia danCV Sekawan Cosmetics.

Sedangkan penghargaan untuk kategori eksportir barang dan produk kreatif ada -lah PT Accupunto Internasional, PT Aneka Sandang Interbuana, PT Global Deo rub Industry, PT Kastil Avindo dan CV Multi di-mensi. Selamat! (mon/berbagai sumber)

Wakil Presiden Budiono menyerahkan pemenang Penghargaan Primaniyarta 2010 kepada 15 perusahan ber-kategori eksportir berkinerja terbaik, dan 5 ekspotir pembangun merek global. Dalam penyerahan tersebut Wapres didampingi Mari Elka Pangestu dan ketua juri Primaniyarta 2010 Rahmat Gobel

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201012

Liputan Utama

Membangun Citra Produk Pangan UKM yang Kompetitif

Pangan Nusa merupakan pameran pangan UKM Nusantara yang diselenggarakan setiap tahun

sejak 2006. Pameran ini diprakarsai oleh Direktorat Usaha Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri, Ditjen Perdaga-ngan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan.

Tujuan pameran ini adalah untuk men-ciptakan nilai tambah atas sumber daya alam Indonesia yang melimpah baik di darat, laut, dan perairan lainnya yang meru-pakan bahan dasar produk kuliner dan makanan olahan.

“Pameran Pangan Nusa dimaksudkan untuk mendorong lahirnya produsen produk kuliner dan makanan olahan Nusantara. Dan juga produsen terse-but mampu mengembangkan dan memasyarakatkannya di tingkat interna-sional,” ujar Direktur Usaha Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Kemendag, Suhanto.

Menurut Suhanto, Pameran Pangan Nusa yang ke-5 ini menerapkan konsep desain dan konstruksi pameran yang terbagi ke

dalam 2 (dua) zonasi. Zonasi pertama ada lah Area Pangan Nusa dengan 5 zonasi Tematik.

Zonasi Tematik terdiri dari Zona Diversifi kasi Pangan hasil laut dan perairan, Zona Diversifikasi Pangan selain beras dan tepung terigu, Zona UKM Pangan Kemasan

Baru, Zona UKM Potensial Ekspor Daerah, dan Zona Makanan Olahan lainnya.

Zonasi kedua adalah Teras Kuliner yang menampilkan diferensiasi produk kuliner dan makanan olahan khas Nusantara,” papar Suhanto.

PAMERAN PANGAN NUSA

Pameran Pangan Nusa (PPN) 2010 diselenggarakan bersama-sama dengan penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran pada 13-17 oktober 2010. Tahun ini, PPN mengangkat tema ‘Cita Rasa Bahari’, yaitu menampilkan kekayaan laut Indonesia dalam bentuk beragam pangan olahan. Lewat PPN, diharapkan citra produk pangan UKM lebih kompetitif.

Seorang peserta pameran kuliner di TEI 2010, dengan semangat danpenuh rasa bangga mengajak Mari Elka Pangestu bersama Dirjen PDN Kemendag

untuk mengunjungi stand guna melihat hasil produknya yang dipamerkan

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 13

Liputan Utama

PAMERAN INI ADALAH UPAYA PE MERINTAH DALAM MEMFASILITASI PELAKU USA HA KECIL DAN MENENGAH (UKM) UNTUK MENJARING PASAR EKSPOR.

Sumber daya alam Indonesia, khususnya sektor kelautan memang memiliki ke ka-yaan alam yang luar biasa. Kekayaan laut seperti rumput dan ikan laut telah menjadi produk andalan ekspor Indonesia.

Menyadari betapa potensinya kekayaan laut Indonesia, maka dalam beberapa tahun terakhir Kemendag terus mengembangkan teknologi pangan olahan di sector kelautan ini. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya mampu mengekspor hasil laut, namun juga produk pangan olahan yang bernilai tambah, yang sangat diminati pasar internasional.

“Karena itu, dengan diselenggarakannya pameran ini, maka masyarakat internasional dapat mengetahui berbagai kelebihan yang dimiliki Indonesia yang selama ini belum pernah mereka ketahui,” ujar Suhanto.

PAMERANNYA UKM

Keberadaan pameran Pangan Nusa sela-ma ini ternyata memiliki daya tarik luar biasa bagi para pelaku UKM nasional. Mereka sangat antusias menyambut pe-nyelenggaraan pameran ini. Sebanyak 94 pelaku UKM bidang makanan tradisional Indonesia mengikuti pameran ini. Mereka berasal dari berbagai daerah Indonesia.

“Dengan diselenggarakannya pameran ini, maka para pelaku UKM kita dapat mempromosikan dagangannya. Mereka dapat menarik simpati masyarakat sehingga usahanya jadi lebih cepat berkembang di kemudian hari. Pameran Pangan Nusa di TEI ini untuk proses pembelajaran agar para pelaku UKM cepat meningkat,” ujar Suhanto.

Kementerian Perdagangan menilai UKM

sesungguhnya memiliki potensi ekspor. Namun, hal ini harus terus dikembangkan, baik secara kuantitas maupun kualitas produk yang dihasilkannya. Melalui pa-me ran ini Kemendag mempromosikan produk UKM yang memiliki potensi ekspor. “Pangan Nusa ke-5 ini adalah kesempatan bagi UKM untuk dilirik buyer luar negeri. Buyer kita undang ke sini daripada kita berpameran di luar negeri.” Ujar Suhanto.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu telah berkomitmen jika Kemendag akan terus membina para pelaku UKM. Selain membantu promosi lewat pameran, pembinaan juga dilakukan lewat program penguatan brand UKM.

Dengan brand yang bagus, maka produk UKM diharapkan bisa lebih mudah ma-suk pasar Internasional. Tahun 2010 ini,

Kemendag mentargetkan sebanyak 26 merek UKM yang siap dibina. Dan saat ini baru 10 merek yang selesai dibina.

“Hal yang paling penting adalah bagaimana kita menanamkan rasa cinta dan bangga menggunakan produk kita sendiri. Produk yang dihasilkan UKM kita tak kalah baik dengan produk asing lainnya,” ujar Mendag.

Tak bisa dipungkiri, cinta produk dalam negeri adalah benteng untuk mengatasi serbuan produk-produk Impor. Dengan menggunakan produk lokal berarti ma-syarakat Indonesia telah menciptakan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan juga menciptakan lapangan kerja lebih banyak di negeri sendiri.

Pelaku UKM sebetulnya tak hanya bisa menguasai pasar dalam negeri tapi juga

Wakil Presiden Budiono didampingi Ibu Herawati, Mari Elka Pangestu,Wiliam Wongso (Juri Lomba Kuliner), dan Bondan Winarno (presenter kuliner),

melihat hasil kreasi para juru masak daerah dalam mengolah makanan rasa bahari

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201014

Liputan Utama

bisa menembus pasar ekspor. Pelaku UKM harus aktif mengikuti berbagai kegiatan pameran produk, baik di dalam maupun luar negeri.

Seperti dalam pameran Pangan Nusa kali ini yang digelar bersamaan dengan TEI. Ajang pameran ini bisa menjadi ajang tes pasar bagi produk mereka. Sampai sejauh mana produk dan kemasan mereka diminati pembeli. “Pameran ini adalah upaya Pe-merintah dalam memfasilitasi pelaku usa ha kecil dan menengah (UKM) untuk menjaring pasar ekspor,” ujar Mendag.

ANEKA PANGANAN LAUT

Aneka produk panganan hasil laut Indo-nesia ditampilkan di pameran ini. Panganan tersebut diantaranya sambal kering yang terbuat dari bahan dasar ikan Roa, yaitu ikan yang banyak terdapat di laut Sulawesi dan Maluku.

Rita Fithriyati mengolah ikan Roa tersebut menjadi sambal kering berkualitas yang memiliki ketahanan hingga 6 bulan. Sebelum dipasarkan, Rita terus me-ngembangkan produknya dengan mela-kukan penelitian bekerjasama dengan LIPI maupun IPB. Hasilnya, saat ini sambal kering ikan Roa buatannya telah memiliki konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sidoarjo, Lampung, hingga Jabotabek.

Selain sambal ikan Roa yang istimewa, Gerai milik Citra Organik juga banyak dikunjungi warga Negara asing. Citra Organik adalah produsen beras dan daging organic. “beberapa Orang Korea, Jepang dan Jerman agaknya berminat dan telah meminta sample produk kami. Mereka berjanji akan menghubungi kami kembali,” ujar Sunindar, pemilik Citra Organik.

Selain dipamerkannya produk-produk UKM, tak kalah daya tariknya dalam pameran kali ini adalah diadakannya Lomba Masak Makanan dan Minuman Nusantara.

Sebanyak 17 peserta dari masing-masing daerah ambil bagian dalam lomba masak memasak ini. Sederetan pakar kuliner nusantara siap memberikan penilaian pada masing-masing peserta lomba. Tampak dideretan juri diantaranya adalah Wiliam

Wongso dan Ema Kusumah.

Dari hasil lomba tersebut, dewan juri memutuskan juara I NTB (Nusa Tengara Barat), juara II Jambi, juara III Sumsel. Juara harapan I Kediri (Jatim), harapan II Kalbar dan ketiga Sulsel.

Pakar Kuliner Wiliam Wongso pun me-ngatakan, dengan diselingi acara lomba masak memasak tersebut secara tidak langsung masing-masing daerah telah mempromosikan makanan khas daerahnya. “Tentu saja kita harapkan masakan khas daerah tak hanya dikenal di daerahnya saja, tapi juga ditingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Selain lomba, pada pameran TEI dan Pangan Nusa ini juga disampaikan peng-hargaan Primaniyarta 2010 kepada 33 eksportir berkinerja terbaik. Penghargaan untuk kategori Ekonomi Kreatif pada tahun ini jumlahnya meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun lalu hanya dua perusahan, kini menjadi 5 perusahan yang menerima penghargaan.

Sementara itu terdapat 8 pelaku UKM yang mendapatkan Pangan Award 2010. Delapan perusahaan itu terdiri dari 3 perusahaan untuk Kategori Lomba Diver-sifi kasi Produk, 3 perusahaan untuk Kate-gori Lomba Kreasi Kemasan Menarik, serta 2 perusahaan untuk Kategori Lomba Inovasi Produk dan Bahan Baku.

“Penjurian UKM Award ini sudah dilak-sanakan pada tanggal 30 September 2010. Dari 78 produk yang dikirim hanya 52 produk UKM yang memenuhi persyaratan. Dari hasil seleksi, hanya delapan yang berhak menerima Pangan Award 2010,” ungkap Direktur Usaha Dagang Kecil Me-nengah dan Produk Dalam Negeri Kemen-dag, Suhanto. (mon/berbagai sumber)

Pengunjung melihat display TEI 2010 gambaran bahari Indonesia yang amat menakjubkan akan potensi, keindahan, dan kekayaannya

Display kekayaan produk olahan hasil bumi yang alami dan organik

Display berbagai macam contoh kemasan produk yang kreatif dan inovatif sebagai penambah nilai atas produk

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 15

Liputan Utama

SKB 3 Menteri Benahi Pedagang

Dalam SKB 3 menteri tersebut istilah Pedagang Kaki Lima di-ubah menjadi Pedagang Krea-

tif Lapangan, yang tujuannya un-tuk memudahkan koordinasi antara pe me rintah pusat, swasta, dan pemerintah daerah.

Keberadaan PKL selama ini terkesan semrawut, kumuh, menyalahi fungsi peng-gunaan trotoar jalan, di taman-taman kota, di jembatan penyeberangan, bahkan di badan jalan, kemudian sering menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas dan tentu juga merusak keindahan kota.

Namun di sisi lain, keberadaan PKL boleh dibilang tahan banting terhadap krisis. Hal ini tercermin pada krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada1997-1998. Dimana, sektor informal dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah menjadi sabuk pengaman yang menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terpuruk. PKL maupun UKM menjadi salah satu kunci untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Melihat fenomena sosial tersebut, Peme-rintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yang salah

satu kebijakannya adalah memberdayakan PKL dengan mengatur lokasi berjualan dan memberikan tanda pengenal khusus. PKL juga akan diberi lokasi sehingga me-mudahkan kementerian terkait men data dan memberi bantuan.

Program pemerintah ini pada dasarnya tidak akan menggusur PKL di pinggir jalan, melainkan lebih diberdayakan. Tentu saja, PKL tidak perlu khawatir dengan program Pemerintah ini. Karena dengan melakukan penertiban, cara berdagang bisa lebih rapi dan tertata serta memudahkan pemerintah memonitor perkembangan PKL.

”PKL harus dibina, diberdayakan dan ditertibkan. Tapi bukan dihilangkan, karena PKL merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. PKL harus diberi tempat dan SIUP agar menjadi legal serta terintegrasi dengan kegiatan ekonomi yang lain.,” jelas Mendag Mari Elka Pangestu.

SKB 3 MENTERI

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gama-wan Fauzi, Sekjen Kemendag Ardiansyah Parman serta Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafi naldi Halim, pada 27

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Dalam Nege-ri Gemawan Fauzi serta Menteri Urusan Koperasi dan UKM Syariffudin Hasan sepakat mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri untuk membenahi dan menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL).

Komunitas PKL keliling melapak bersama dijalan hanya pada setiap pagi dihari libur, Jalan Juanda Depok

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201016

Topik Bahasan

Kreatif Lapangan (PKL)

binaan, pelatihan dan bantuan, sedangkan Menteri Koperasi akan membantu di lini fi nancial dan membentuk koperasi antar pedagang,” jelas Dirjen PDN Subagyo.

Dari sisi perdagangan, Kemendag akan mengambil peran aktif dalam melakukan fasilitasi sarana usaha produktif, bimbingan teknis dan pelatihan kewirausahaan kepada usaha mikro dan PKL setelah men-dapatkan usulan dari pemerintah daerah (pemda).

Karena itu, Pemerintah dan pemda akan te rus menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM, menetapkan kebijakan yang meliputi aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang, dan dukungan kelembagaan.

Namun, upaya pemerintah ini juga mem butuhkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat dalam menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM. Perlu dilakukan terus pola kemitraan kepada UMKM. Sehingga UMKM dapat berkembang dengan baik.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman mewakili Menteri Perdagangan bersama Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Deputi Bidang Pemasaran dan jaringan dan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Nedy Refaldi mewakili Menteri Negara Koperasi dan UKM, Senin, 27/09/2010 di Cibubur, Jakarta Timur, menandatangani Nota Kesepahaman 3 (Tiga) Menteri yang berisikan tentang Sinergi Program Pengembangan Ekonomi dan Penataan Lingkungan Perkotaan melalui Penguatan Sektor Usaha Mikro.

September 2010 lalu menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang berisi tentang Sinergisitas Program Pengembangan Eko nomi dan Penataan Lingkungan Per-kotaan melalui penguatan sektor UKM. Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan di Area JT70 di Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Berkaitan dengan hal tersebut, Mendag Mari Elka Pangestu menjelaskan bahwa tujuan nota kesepahaman tiga menteri adalah untuk mengefektifkan program pemberdayaan PKL, yakni dengan men-sinergikan program pemberdayaan usaha mikro yang dimiliki oleh masing-masing kementerian.

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Subagyo mengatakan ada dua opsi untuk keberlanjutan program ini. Pertama, ketiga Menteri dapat mengeluarkan semacam peraturan bersama, dan saling terikat dan bersinergi.

“Keterikatan peraturan masing-masing Menteri contohnya Menteri Dalam Ne-geri menentukan lokasi PKL, Menteri Perdagangan mengurusi persoalan pem-Diatas jembatan penyeberangan

FOTO

: HU

MAS

KEM

ENDA

G

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 17

Topik Bahasan

Pola kemitraan UKM dengan usaha besar yang sekarang telah berjalan seperti kemitraan UKM dengan ritel modern harus terus dipertahankan dan dikembangkan. Kemendag kini telah bermitra dengan PT Sinar Sosro guna penataan lingkungan perkotaan melalui perbaikan dan penataan sarana dan prasarana usaha PKL menjadi lebih layak.

”Ini merupakan prototype kemitraan pemerintah dengan usaha besar. Diha-rapkan hal ini dapat diikuti pemda lain di seluruh Indonesia dengan menggandeng perusahaan lain melalui program kepe-dulian,” ujar Mendag Mari Elka Pangestu.

Sementara Sesditjen PDN Gunaryo mene-gaskan, jika pemda mau memberikan lahan, Kemendag akan langsung mela ku-kan pemetaan lokasi yang pantas untuk Pedagang Kreatif Lapangan. Kemendag

nyak tenaga kerja yang menjadi PKL. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disumbangkan oleh PKL. Pekerja yang kena PHK, banyak juga yang lari ke sektor informal seperti PKL ini. Jadi, berdayakan PKL agar lebih berkembang, tertib dan tertata dengan baik,” ujar Mendag Mari Elka Pangestu.

Mendag juga mengharapkan, bila ada kebutuhan pengaturan PKL, maka pemda harus secara rela meresmikan tempat berdagang bagi para PKL. Selain itu, pemda juga bisa berperan sebagai perantara

kita harus sama-sama bekerja keras,” tandas Mendag.

Sebagai penghargaan untuk para PKL, pemerintah pun mengubah kata PKL se-mula pedagang kaki lima dihilangkan dari kamusnya, diganti menjadi pedagang kreatif lapangan. Dengan istilah PKL yang baru tersebut, maka sebutan PKL kini jadi lebih terhormat, atau dengan kata lain se-butan Pedagang Kreatif Lapangan men jadi meningkatkan derajat pelaku usaha mandiri.

“Diharapkan dengan adanya tata kelola yang baik, kegiatan para PKL bisa ditertib-kan dan wajah perkotaan semakin tertata dengan bersih. Dengan penertiban de-mikian, pemerintah juga bisa memonitor perkembangan PKL diseluruh wilayah di Indonesia,” jelas Mendag.

Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan

akan menyiapkan prasarana, Kementerian Ko perasi dan UKM memfasilitas akses pem-biayaan, dan Kementerian Dalam Negeri mencarikan lahan yang dianggap layak dan pantas.

“Kita yakin kalau PKL diberi tempat usaha dan akses pembiayaan, mereka bisa men-jadi motor penggerak ekonomi rakyat. Pemda semestinya dapat memberdayakan PKL guna menunjang PAD,” tandas Sesditjen PDN Gunaryo.

PERAN AKTIF PEMDA

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu meminta pemda untuk tidak memandang pedagang kaki lima (PKL) sebagai masalah. Secara nyata, para pedagang tersebut sebetulnya telah ikut menyumbangkan pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.

”PKL itu tidak boleh dilihat sebagai per-masalahan. Di tanah air kita saat ini ba-

agar PKL bisa mengakses modal. PKL adalah pengusaha tangguh yang harus dihargai. Mereka harus dihargai karena per juangannya luar biasa. Tidak pernah me-nerima permodalan dari pemerintah mau-pun perbankan, akan tetapi bisa survive.

“PKL mampu menciptakan lapangan kerja dan penyumbang retribusi bagi pemerintah kabupaten/kota. Jika PKL diarahkan dan dibina serta diberdayakan, dampaknya terhadap perekonomian daerah dan nasio nal sangat signifi kan. Pemerintah daerah diharapkan memberikan fasilitas kepada PKL dengan menyediakan ruang berdagang yang representatif. Untuk itu

Proyek percontohan (pilot project) untuk PKL di Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Hasilnya PKL di daerah tersebut, terdata, tertata dengan baik. Boleh dikatakan pro-yek tersebut sukses menjalin kerjasama dengan swasta.

‘’Proyek itu nanti akan direplikasi di Cibubur Selanjutnya langkah kongkrit program adalah dibukanya wilayah PKL JT70 di Cibubur, Jakarta Timur, sebagai program nasional pertama yang diharapkan dapat menjadi model lahan bagi pedagang kaki lima, Ungkap Mendag.

Pemerintah, dalam hal ini Kemendag berharap natinya proyek percontohan tersebut dapat dilaksanakan di seluruh tanah air. Karena itu, Pemerintah daerah hen daknya juga menyediakan lahan bagi mereka. Pemerintah Daerah juga hendaknya meregistrasi calon-calon peda-gang yang akan menempati areal baru nantinya.***

FOTO SEARAH JARUM JAM• Pedagang CD memanfaatkan tiang listrik

sebagai penyanggah• Jajaran UKM kuliner yang difasilitasi Dinas

Koperasi dan UKM Pemda DKI, Jalan Biran Blok S Jakarta Selatan

• Didepan garis Zebracros dibawah lampu merah, Perempatan pasar Rabo, Jakarta Timur

• Pedagang merambah kepemukiman warga

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201018

Topik Bahasan

Fenomena TrendBisnis Pulsa di Tanah Air

Jumlah tersebut dicapai setelah 15 tahun layanan Global System for Mobile Communication (GSM) beroperasi di

tanah air. Dengan rincian sebagai berikut : pelanggan Telkomsel mencapai 88 juta nomor, XL sekitar 35 juta, Indosat sekitar 39,1 juta, selebihnya pelanggan Axis, Esia, Three, dan sebagainya.

Menurut Ketua Umum ATSI, Sarwoto Atmo sutarno yang juga Direktur Utama PT. Telkomsel ini, ”Industri telekomunikasi terus tumbuh. Investasi terus meningkat menjadi sekitar 2 miliar dolar per tahun, dengan jumlah pemancar sinyal suatu operator atau Base Transceiver Station (BTS) mencapai lebih 100.000 unit,” jelasnya di sela-sela acara Indonesia Cellular Show (ICS), pertengahan Juli 2010.

Inilah yang membuat perkembangan industri telekomunikasi semakin menjan-jikan. Salah satunya bisnis pulsa. Terutama pulsa elektrik yang menawarkan harga murah dengan servis super cepat.

Saat ini proses pengisian pulsa bisa lebih mudah dengan sistem pengisian pulsa elektrik karena prosesnya lebih sederhana. Sistem ini sangat menguntungkan pihak provider maupun konsumen (end user), dimana pihak provider tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pembuatan voucher fi sik untuk proses penjualan vou-cher pulsanya. Sementara, pihak konsumen pun tidak perlu repot mema sukkan angka/kode pengisian pulsa. Bah kan sistem pembelian pulsa pun bisa lebih praktis dengan cara menelpon atau mengirim pesan lewat Short Message System (SMS) kepada penjual voucher pulsa elektrik.

Kendati demikian, masih ada juga peng-

Tingginya jumlah pengguna Handphone (HP) di tanah air, turut memacu peluang bisnis pulsa. Ber da sar kan data Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) hingga Juni 2010, dari 180 juta pelang gan se luler, sebanyak 95 % adalah pelanggan prabayar. Dengan 80% adalah pengguna produk voucher elek trik. Sedangkan dari sisi pendapatan, seluruh operator seluler sudah menembus angka Rp. 100 triliun.

guna HP yang tetap setia memilih voucher fisik setiap kali melakukan pe ngisian ulang pulsa karena alasan keama nan dan kepastian sistem pengisian pulsa melalui instruksi yang tertera dikartu voucher.

Melihat potensi pasar yang begitu besar akan kebutuhan pulsa, banyak para pelaku bisnis telekomunikasi melirik peluang bisnis pulsa elektrik ini. Diantaranya dengan membuka dealer resmi penjualan

pulsa elektrik. Walaupun dari pihak masing-masing provider sudah memiliki gerai resmi penjualan pulsa elektrik, sebut saja seperti Simpati (Telkomsel) dengan M-kiosnya, Indosat dengan M-tronik dan sebagainya. Tetapi penjualan mereka masih kurang maksimal jika tidak didukung oleh kios-kios penjual pulsa (counter) diluar karena alasan jangkauan pengguna yang tersebar luas.

Semakin banyaknya pelaku bisnis pulsa

Tingginya kebutuhan akan Informasi dan komunikasi membuat penjualan pulsa kelas usaha rumahan menjamur

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 19

Berita Pasar

elektrik yang menyediakan server pulsa elektrik sendiri ini, menciptakan sebuah kondisi persaingan yang sangat ketat. Per-saingan ini terutama dari sisi harga, kece-patan transaksi, maupun ketersediaan stok.

MENGUKUR PELUANG USAHA VOUCHER ISI ULANG

Bertahannya Indonesia ditengah hantaman krisis global belum lama ini, tak lain karena kuatnya perekonomian berbasis lokal yang mandiri. Begitu banyak aktivitas per-dagangan yang tumbuh secara signifi kan dan berkembang pesat. Seperti halnya bisnis pulsa atau voucher HP ini.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, jumlah kios penjual pulsa ponsel terus bertambah bak cendawan di musim hujan. Hampir di setiap kios, ruko, pasar, perumahan, perkantoran, maupun di setiap tikungan jalan selalu saja ada orang-orang yang membuka gerai penjualan pulsa. Bahkan, bukan hal yang aneh jika beberapa teman anda mungkin juga berjualan pulsa/voucher di kantor, kampus, atau sekolah.

Fenomena ini muncul karena industri pon sel di Indonesia memang ber-kembang sangat pesat. Setiap tahun jumlah pemilik ponsel terus bertambah. Mengingat peluang pasarnya sangat ter-buka lebar, operator-operator telekomunikasi baru juga terus bermunculan.

Setiap operator bia-sanya juga memiliki beberapa produk sekaligus. Misal-nya, selain IM3, PT. Indosat ju ga memiliki pro duk Matrix dan StarOne. Ke mudian, PT. Tel-komsel memiliki pro duk (Simpati, Kartu AS, serta Halo). Selain itu, masih ada XL, Fren (Mobile-8), Esia (Bakrie Telecom), Smart Telecom (Sinar Mas), dan lain-lain.

Jika melihat gambaran

ini, bukan hal yang aneh jika permintaan pulsa/voucher

untuk ponsel juga semakin membengkak dari tahun

ke tahun.

Peningkatan-nya bisa men-capai se kitar 4 0 % ( b e r -dasarkan nilai t r a n s a k s i ) .

Bu kan sebuah angka yang ke-

cil. Ketika per-mintaan voucher

terus ber tambah, jum lah penjualnya

pun juga ikut bertambah. Per putaran bisnis pulsa ini, menjadi semakin cepat ketika mulai

muncul pulsa HP dengan pengisian secara elektronik di pasaran. Pasalnya, teknologi pengisian pulsa secara elektrik ini membuat para pedagang bisa mengecer pulsa dagangannya ke dalam pecahan yang kecil-kecil.

Ketika baru ada voucher fi sik, pedagang hanya bisa menjual pulsa dalam pecahan Rp. 100.000, atau Rp. 50.000. Sekarang, mereka bisa menjual pulsa elektrik dengan nominal Rp. 100.000, Rp 50.000, Rp. 20.000, Rp. 10.000, Rp. 5.000. Bahkan operator Three, mengeluarkan produk isi ulang mulai dari Rp. 1000,-. Tak bisa kita pungkiri, saat ini kebutuhan akan voucher sudah menjadi sebuah komoditas pokok bagi sarana komunikasi, mulai dari masyarakat ekonomi menengah ke bawah hingga atas.

Untuk mencapai kesuksesan dengan ber-bisnis ini, setiap pemilik gerai pulsa tentu

ni muncul karena industridonesia memang ber-angat pesat. Setiap ah pemilik ponsel mbah. Mengingat sarnya sangat ter-operator-operator

kasi baru juga terus n.

rator bia-memiliki produk Misal-

IM3, ju ga

ro duk arOne.

PT. Tel-emiliki impati, rta Halo).

masih ada bile-8), Esia

com), Smart nar Mas), dan

gambaran

ini, bukan hal yang apermintaan pulsa/v

untuk ponsel juga semembengkak da

ke tahun.

Peningnya bicapai 4 0 % dasarkt r a n s

Bu kan angka ya

cil. Ketikmintaan v

terus ber tajum lah penj

pun juga ikut bertPer putaran bisnini, menjadi scepat ketika

Penjualan modem untuk pengguna internet personal semakin banyak, hal ini menambah juga penjualan pulsa pada setiap operator

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201020

Berita Pasar

sa ja harus menyediakan pro duk voucher dari semua operator seluler yang ada. Artinya, mereka harus menjalin kerjasama dengan distributor semua operator.

Tapi tenang saja, saat ini sudah ada distri-butor yang bekerja dengan hampir semua operator. Sehingga, kita tinggal bekerja sama dengan satu distributor saja dan kita sudah memperoleh pasokan voucher keluaran semua operator, atau yang lebih dikenal dengan Supplier Multi Operator.

MENGAPA BISNIS PULSA ELEKTRONIK MENGUNTUNGKAN?

Anda pasti ingin mengetahui bagaimana seluk beluk berbisnis pulsa elektrik, karena memang tidak salah bahwa ada banyak alasan yang membuat bisnis ini mampu memikat setiap orang untuk meggelutinya. Berikut beberapa pertimbangan, mengapa

begitu menjamurnya bisnis pulsa elektrik :

» Semua Orang Butuh Komunikasi

Begitu banyak media untuk berkomunikasi. Mulai dari surat menyurat, telepon, email, sms, dan sebagainya. Namun, setiap orang mencari sarana yang lebih simple, murah, portable, bisa dihubungi setiap saat. HP adalah jawabannya, dan sebagai bahan ba-karnya dibutuhkan pulsa. Tanpa ada pul sa, tidak akan bisa meng gunakan HP un tuk berkomunikasi, kecuali memang HP anda sengaja untuk hanya menerima saja.

» Pelanggan Telepon Seluler Semakin

Meningkat

Pertumbuhan pelanggan telepon seluler, kian ber tambah banyak. Sebagai contoh. Akhir tahun 2009 untuk operator selu lar Telkomsel memiliki pelang gan sebanyak 30 jutaan rang. Tahun ini, jumlah pelang-gannya kurang lebih sudah sekitar 40 jutaan. Dengan pertambahan pelanggan itu artinya pangsa pasar juga semakin terbuka luas.

» Setiap Pemilik HP, Tidak Hanya

Memiliki Satu Nomor

Sudah tak aneh lagi, jika satu orang pe-langgan tidak hanya fanatik meng gunakan satu jenis kartu operator saja. Dengan beberapa pertimbangan, sinyal jaringan, biaya komunikasi, serta berhemat itu menjadi hal mendasar untuk ’selingkuh’ dengan operator lainnya.

Misalnya saja : anda sekarang adalah pelang-gan kartu Simpati. Namun, kebetulan anda

memiliki teman, saudara atau relasi bisnis yang menggunakan operator lain, seperti IM3. Apa jadinya jika memaksakan untuk berkomunikasi dengan nomor Simpati anda, dalam waktu yang cukup lama? Sudah pasti boros. Dengan alasan untuk menghemat biaya operasional komunikasi, maka sah-sah saja untuk menggunakan operator lain. Karena untuk mengobrol sesama IM3 bisa lebih murah. Jadi semakin banyak orang memakai dua nomor, berarti peluang pasar pulsa juga semakin besar.

» Modal Menjadi Reseller Sangat Murah

Untuk menjadi reseller, anda tidak perlu mengeluarkan kocek yang besar. Dengan modal yang relatif murah (di bawah satu juta), anda sudah bisa memulai untuk menjalankan bisnis isi ulang pulsa ini.

» Cara Operasional Bisnis Sangat Mudah

Selama di daerah anda masih terjangkau sinyal operator selular, bisa mengoperasikan HP, serta menulis SMS, berarti anda juga bisa untuk menggeluti bisnis ini. Dengan hanya memanfaatkan sebuah HP, maka anda bisa menghasilkan uang tambahan dari bisnis pulsa elektrik ini.

» Pulsa Sangat Mudah Dijual

Pulsa adalah barang dagangan yang sangat gampang untuk dijual. Banyak orang yang kini membutuhkan pulsa untuk menunjang komunikasinya, baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, bisnis, atau komersial. Pul-sa juga tidak mengenal gender ataupun usia.

» Tidak Ada Resiko Barang Dagangan

yang Basi

Inilah salah satu kelebihan bisnis yang satu ini. Jika tak laku atau stok masih ter sisa tetap bisa dipakai untuk dijual ke esokan harinya. Tanpa ada barang yang basi dan ka daluarsa. Beda dengan ber jua lan vou-cher fi sik, terdapat masa kadaluarsa atau expired date. Jika sampai tanggal kadaluarsa voucher fi sik masih belum terjual, maka anda akan merugi.

Kalau begitu, tunggu apalagi. Peluang berbisnis pulsa elektrik masih terbuka lebar untuk anda rintis dan kembangkan mulai dari sekarang. Anda tertarik? (Eks)

Agen pembelian pulsatumbuh hampir di setiap wilayah

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 21

Berita Pasar

Mendongkrak Perdagangan Obat Generik Hingga Rp.3,5 Trilyun

Permintaan obat generik pada industri farmasi dalam negeri diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 3,4-

3,5 triliun di tahun 2011. Karena semakin banyak perusahaan farmasi yang mem pro-duksi obat-obatan jenis ini di masa yang akan datang. Tahun ini, penjualan obat generik baru sekitar 9 persen dari total potensi pasar penjualan farmasi nasional yang mencapai Rp. 38 triliun.

”Obat generik di tahun 2009 mencapai Rp 2,68 triliun, di tahun 2010 naik Rp 2,9 triliun, dan tahun depan saat banyak rumah sakit sudah diwajibkan pakai obat generik, akan bisa tinggi lagi. Saya perkirakan sekitar Rp 3,4-3,5 triliun,” ungkap Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Sjamsul Arifi n beberapa waktu lalu.

Sjamsul Arifi n menjelaskan, untuk perda-gangan obat-obatan secara umum akan naik sekitar 34% dari Rp 38 triliun tahun 2010, menjadi Rp 42 triliun pada tahun 2011. Kontribusi Pemerintah dalam penga-daan obat diproyeksikan juga akan naik sebesar Rp 5,1 triliun.

Pemerintah sebetulnya telah menca-nang kan penggunaan obat generik sejak tahun 1989. Tujuannya adalah memberikan alternatif obat bagi masyarakat, dengan

kualitas terjamin, harga terjangkau, serta ketersediaan obat yang cukup sehingga mudah didapat.

Jika masyarakat tidak mempunyai uang cukup untuk membeli obat branded atau obat paten, maka masyarakat bisa memilih obat generik. Jadi, semua tergantung pilihan masyarakat, namun sebetulnya obat ini memiliki kualitas yang sama dengan obat branded.

Pemerintah sendiri sebetulnya juga sudah me nurunkan sejumlah harga obat generik pa da awal tahun 2010 ini. Hal itu tertuang da lam Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.03.01/Menkes /146 /I/2010 tanggal 27 Januari 2010 tentang Harga Obat Generik.

Sekitar 106 item dari 453 item obat gene-rik yang dipasarkan telah diturunkan har-ga nya. Artinya, apotek, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melayani penyerahan obat generik harus meng gunakan harga eceran tertinggi (HET) sebagai harga patokan tertinggi dan dilaku kan sesuai peraturan perundang-undangan.

Contoh beberapa obat generik yang diturunkan harganya adalah ACT (Arte-sunate tablet 50 mg + Amocliaquine

Obat generik (OG) seringkali dinilai sebagai obat kelas dua dengan mutu yang kurang terjamin. Sesungguhnya hal itu tidak benar, sebab OG diproduksi dan dipasarkan cukup ketat. Mengingat belum dipahaminya secara baik oleh konsumen, maka penjualan OG jadi kurang menunjukan kenaikan yang signifi kan. Namun pemerintah memproyeksikan volume penjualan obat generik dapat meningkat 5-10 persen setiap tahunnya. Diharapkan, hingga akhir tahun ini penjualannya bisa mencapai Rp. 3 triliun.

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201022

Berita Pasar

Banyaknya Apotik franchise telah menambah menariknya persaingan dalam

perdagangan obat di Indonesia

anhydrida tablet 200 mg kemasan 2 blister @ 12 tablet/kotak harga HNA + PPN sebesar Rp33.000, sedangkan harga HET adalah Rp41.250.

Aluminium Hidroksida 200 mg, Magnesium Hidroksida 200 mg, kemasan btl 1000 tablet kunyah HNA+PPN sebesar Rp30.530, HETnya Rp38.163. Antasida DOEN 1 tablet kunyah, kombinasi: Aluminium Hidroksida 200 mg, Magnesium Hidroksida 200 mg, kotak 10x10 tablet kunyah harga HNA+PPN sebesar Rp9,117, sedangkan HETnya Rp11.396.

Antimigren: Ergotamin Tartrat 1 mg + Kofein 50 mg kemasan btl 100 tablet harga HNA+PPN Rp10.280 dan HET sebesar Rp12.850. Diazepam tablet 2 mg, kemasan btl 1000 tablet harga HNA+PPN sebesar Rp19.800 dan HETnya sebesar Rp24.750.

BERSINERGI

Dalam proses perjalanan obat generik dari tahun ke tahun, agaknya memang belum menunjukan pertumbuhan penjualan yang signifikan. Market share produk obat generic baru mencapai dikisaran 9-11 persen dari total pasar farmasi Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik ini.

Walaupun harga obat generik sudah ditetapkan dan murah namun penggunaan obat generik oleh masyarakat masih ku-

rang. Berdasarkan data Kementerian Kese-hatan, jika lima tahun terakhir pasar obat nasional naik, dari Rp 23,59 triliun (2005) menjadi Rp 32,94 triliun (2009), pasar obat generik sebaliknya malah menurun persentasenya.

Pasar obat generik pada kurun yang sama hanya Rp 2,53 triliun (10%) dan kemudian menurun menjadi Rp 2,37 triliun (7,2% dari pasar obat nasional). Hal ini disebabkan karena masyarakat masih belum teredukasi akan kualitas obat generik yang sama dengan kualitas obat bermerek.

Hingga kini masih ada masyarakat memiliki persepsi yang kurang menguntungkan terhadap obat generik. Sebagian masya-rakat masih menganggap obat generik adalah obat kelas dua dengan mutu yang tidak terjamin.

’’Hal itu sebenarnya tidak benar karena aturan untuk memproduksi dan mema-sar kan produk obat generik cukup ketat, di antaranya industri farmasi harus memiliki sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan melalui kontrol yang ketat dari BPOM,’’ tandas Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih beberapa waktu lalu.

Menyadari belum tersosialisasi dengan baik soal obat generik tersebut, maka pemerintah terus berupaya melakukan berbagai kebijakan untuk mendongkrak penjualan obat genenerik agar naik signifi -kan dari tahun ke tahun.

Contoh beberapa obat generik

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 23

Berita Pasar

Pemerintah, melalui Kementerian Perda-ga ngan (Kemendag), Kementerian Kese-ha tan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan instansi ter-kait lainnya saling bersinergi guna men-dongkrak perdagangan obat generik ini.

Dari pihak Kemendag sendiri telah me-nge luarkan kebijakan tegas terhadap per dagangan obat-obatan impor yang masuk di pasar nasional. Hal ini bukan berarti proteksionis, tapi untuk keamanan dan kenyamanan konsumen dalam negeri. Untuk itu Kemendag memberlakukan sya rat ketat soal standardisasi. Setiap pro duk obat impor, termasuk impor dari China maka wajib Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Seiring dengan diberlakukannya perda-gangan bebas ASEAN-China (ACFTA), maka syarat yang harus dipenuhi obat impor adalah bahan baku, pengepakan, hingga label yang harus menggunakan Bahasa Indonesia,” tandas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Mendag Mari Elka Pangestu menilai, rasa-

nya tidak adil bagi perdagangan obat-obatan apabila obat impor dibiarkan beredar tanpa ada pengawasan ketat dari pemerintah. “Obat herbal produksi lokal saja harus memenuhi SNI, maka untuk standar tersebut juga harus diberlakukan untuk produk obat impor lainnya,” jelas Mendag.

BERALIH KE OBAT GENERIK

Rasa cinta terhadap tanah air, rasa bangga terhadap penggunaan produk dalam negeri, adalah kunci menuju kesejahteraan rakyat Indonesia. Benar, obat generik adalah 100% produk nasional. Namun, bukan berarti kualitas obat generik kalah dengan obat branded.

Namun sayangnya, hingga kini masih banyak anggapan khasiat obat generik tidak sama dengan obat paten atau bran-ded. Hal ini juga diakui oleh sejumlah pe-dagang yang ditemui Info PDN di per-tokoan obat kawasan Pasar Proyek Bekasi.

”Selama ini masyarakat yang membeli obat paten lebih banyak ketimbang obat generik. Mungkin mereka sudah terbiasa mengkonsumsi obat paten, dan ternyata memang cocok buat mereka. Harga obat paten memang relatif lebih mahal dibandingkan obat generik, tapi mereka tetap lebih memilih untuk membeli obat paten,” ungkap Syafrial, pedagang obat ”Promedical” di Pasar Proyek Bekasi.

Pernyataan Syafrial juga diakui oleh Lidya, salah seorang pembeli obat di

toko tersebut. Lidya mengaku merasa lebih cocok mengkonsumsi obat paten. ”Saya belum pernah coba obat generik. Selama ini saya menggunakan obat paten. Kata orang sih obat generik kurang bagus khasiatnya, jadi saya belum coba,” ujar Lidya.

Sebelumnya, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih telah menegaskan, kalau mutu dan khasiat obat generik adalah sama dengan obat paten atau branded. “Obat Generik dijamin aman, karena pemerintah mempekerjakan suatu tim dari para dok-ter, ilmuwan dan sarjana farmasi yang memeriksa produk untuk menjamin obat-obat itu telah dibuat dengan kualitas yang baik juga aman dan efektif,” jelas Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih beberapa waktu lalu.

Menkes juga menandaskan, sebagai konsumen tidak perlu khawatir, karena setiap obat diawasi oleh badan POM. POM memiliki standarisasi yang harus dipatuhi untuk setiap produsen obat. Jika ada yang melanggar, maka obat tersebut bisa segera dihentikan peredarannya.

Peningkatan penjualan obat generik tentu saja tak terlepas dari peranan dok-ter. Untuk itu, diharapkan para dokter senantiasa memasukkan obat generik ke dalam resepnya. Hal ini sebagai upaya peningkatan penggunaan obat generik di tanah air serta dapat meringankan beban masyarakat atau pasien tanpa mengurangi kualitas dari obat generik.

(hmz/berbagai sumber)

Suasana ramai transaksi di apotik grosik pasar Pramuka Jakarta Timur

Untuk memudahkan pembeli akan informasi obat, Kimia farma (persero) membuka pembelian dengan layanan online

Pasar Pramuka Jakarta Timur sudah menjadi pusatnya perdagangan obat

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201024

Berita Pasar

Menuju KebijakanGula yang Ideal

Berdasarkan misi, tujuan serta sasa-ran Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2010-2014 yang di-

sam paikan pada Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri 2010, yang berlangsung di Medan, 28 – 30 Ok-tober 2010, tertuang hal-hal penting, diantaranya : bagaimana penciptaan jari-ngan distribusi perdagangan yang efesien, menjaga keter sediaan bahan pokok dan penguatan jari ngan distribusi nasional, stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok.

Terkait distribusi, Kemendag selalu mem -berikan fokus perhatian dalam hal pe-ningkatan penataan sistem distribusi nasional untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa, sehingga akan berdampak pada kepastian usaha dan daya saing produk domestik.

Salah satunya pada gula. Terdapat sejumlah aturan yang menjadi payung hukum bagi nya, seperti Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2004, tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan. Keputusan Presiden (Keppres) No. 57/2004 tentang Penetapan Gula sebagai Barang Dalam Pengawasan, yang pengadaanya melalui impor dibatasi. Keputusan Presiden (Kepres) No. 58/2004 tentang Penanganan Gula yang Diimpor Secara Tidak Sah. Surat Keputusan (SK) Menperindag No. 527/2004 tentang Tata Niaga Impor Gula, dan sebagainya.

Perlu diketahui bahwa produksi gula na-

sional hingga akhir tahun 2010, di per kira-kan di bawah tahun sebelumnya. “Estimasi

produksi gula 2010 hanya 1,8 juta ton, “ ujar Direktur Bina Pasar dan Distribusi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jimmy Bella.

Hingga September, produksi gula sudah mencapai 1,6 juta ton. Pada awal tahun, pemerintah memperkirakan produksi gula akan mencapai 2,7 juta ton. Namun, kemudian merevisi menjadi 2,3 juta ton. Revisi tersebut karena perubahan iklim yang mengganggu produksi dan panen.

Dalam tata niaga gula sendiri, diatur me ngenai peruntukan gula putih dan gula rafinasi. Dalam hal ini, gula putih sebagai gula konsumsi yang dijual untuk masyarakat umum di pasaran. Sementara, gula rafi nasi hanya boleh dijual kepada industri atau paling minim untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Namun kenyataannya, gula rafinasi yang notabene untuk industri banyak dijual untuk khalayak umum di pasaran,

Gula merupakan salah satu komoditas dalam pengawasan. Dari mulai produksi, perdagangan, hingga distribusinya harus berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena gula merupakan komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak serta dapat mempengaruhi perekonomian nasional jika keseimbangan Supply and Demandnya terganggu. Saat ini, tercatat kebutuhan gula domestik mencapai 2,7 juta ton. Dan pengamanan dari ulah para spekulan perlu terus dilakukan.

FOTO

: AGU

S BA

CHTI

AR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 25

Distribusi

PARA PELAKU ATAU SPEKULAN YANG TERBUKTI

MELAKUKAN PEREMBESAN GULA RAFINASI

BAIK PADA TINGKAT

DISTRIBUTOR ATAUPUN

PRODUSEN AKAN DITIN DAK SECARA TEGAS.

diamankan dengan baik agar perembesan gula tidak terjadi lagi.

MENGOPTIMALKANTATA NIAGA PERGULAAN

Kebijakan tata niaga impor gula, sampai saat ini berjalan sesuai dengan maksud dan tujuannya yaitu untuk menyeimbangkan pasokan dan kebutuhan melalui pengen dalian impor dan memberikan kepastian usaha bagi petani tebu sehingga taraf hidupnya juga turut terangkat.

Seperti halnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 20/M-DAG/PER/5/2010 tentang Penetapan Harga Patokan Petani (HPP) Gula Kristal Putih (GKP/Plantation White Sugar). Permendag ini adalah salah satu bukti keseriusan Ke mendag guna ke-se jahteraan petani tebu dan dalam upaya pe-ningkatan pro duksi tebu dan produktivitas lahan me nuju swasembada gula dalam negeri sekaligus memenuhi kebutuhan gula yang terjangkau bagi konsumen.

Rumusan baru penghitungan harga juga diharap-kan akan semakin mendorong peningkatan produk-tivitas di tingkat petani maupun produsen gula.

Kemendag menetapkan HPP gula kris tal putih tahun ini sebesar Rp. 6.350 per kilogram. HPP tersebut naik 18,7% diban dingkan dengan 2009 sebesar Rp. 5.350 per kilogram.

bahkan dengan harga yang jauh lebih murah dari pada gula putih yang diproduksi petani dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Kenyataan ini sudah membuat petani dan produsen gula putih nasional mengalami kerugian akibat tergerusnya pangsa pasar.

Kasus perembesan gula rafi nasi ke pasaran sudah ditemukan di sejumlah daerah. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukan beberapa kota yang mela kukan aksi rembesan gula rafi nasi ke pasar umum. Temuan itu didapat berdasarkan hasil penyelidikan pada 18 titik atau wilayah yang dilakukan belum lama ini. Diantaranya meliputi Jawa, Sulawesi Selatan, Jakarta, Kalimantan Tengah.

Seperti kita ketahui, gula rafi nasi yang merembes ke pasar umum dapat merusak harga gula. Oleh karena itu, Kemendag terus memperketat pengawasan distribusi gula putih dan rafi nasi, salah satunya dengan melakukan penarikan. Sebab, perembesan gula rafi nasi untuk industri ke pasaran umum telah merugikan pelaku industri (khususnya petani) dan pedagang gula putih.

Selama periode satu tahun, petani hanya bisa satu kali melakukan panen tebu dan industri untuk mengolahnya menjadi gula. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan gula yang memang diperuntukkan untuk konsumsi masyarakat perlu

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201026

Distribusi

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan penetapan HPP GKP itu dilakukan menyusul penetapan musim giling tebu 2010 mulai 25 Mei 2010. Besaran HPP GKP tersebut telah disepakati dalam Rapat Koordinasi di Kantor Men-teri Koordinator Perekonomian pada 7 Mei lalu.

Penetapan HPP tersebut, mengacu pada perhi tungan Biaya Pokok Produksi (BPP) hasil Tim Survei Dewan Gula Indonesia (DGI) pada awal 2010 dan penyesuaian terhadap bagi hasil giling tebu, besaran rendemen, dan tetes tebu.

Perlu diketahui bahwa bagi hasil giling tebu tumbuh menjadi 68% untuk petani tebu dan 32% untuk PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). Sebelumnya bagi hasil giling petani ditetapkan 66% dan 34% untuk PTPN. Tetes tebu menjadi 3 kilogram, naik 20% dari 2,5 kilogram. Rendemen gula pe tani naik menjadi 7,4%, sebelumnya 7,18%. Dari hasil perhitungan di atas, berarti perhitungan akhir BPP menjadi Rp. 5.765 per kilogram. Ditambah keuntungan petani 10% dari BPP dan pembulatan harga, maka HPP 2010 adalah Rp. 6.350 per kilogram. Dimana penyesuaian bagi hasil, rendemen gula petani dan tetes tebu tersebut, akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Negara BUMN.

Salahsatu upaya untuk mengatasi per-kembangan beredarnya gula ilegal yang dapat mempersulit pendataan mengenai rencana produksi, jumlah kebutuhan maupun stok gula di setiap daerah mau-pun secara nasional, diterbitkanlah juga Kebijakan Perdagangan Gula Antar Pulau dengan No. 334/MPP/Kep/ 5/2005.

PENGAWASAN

Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan (Ke-mendag), Inayat Iman mengatakan, pe-ngawasan penyaluran gula, termasuk rafi nasi, yang selama ini dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibantu aparat penegak hukum, baik di pusat maupun di daerah, sudah memadai. ”Kami sudah mengirimkan surat agar PPNS memantau dan mengawasi peredaran gula rafi nasi di pasaran”.

Dimana para pelaku atau spekulan yang terbukti melakukan perembesan gula rafinasi baik pada tingkat distributor ataupun produsen akan ditin dak secara tegas. Kemudian, siap memberikan sanksi bagi pelaku yang benar-benar melakukan kesengajaan. Kemendag sendiri telah melakukan penarikan gula rafi nasi yang merembes ke pasar.

Dalam hal ini, Kemendag telah melakukan kon solidasi dengan Kementerian Perindus-trian dan pelaku industri (Asosiasi Gula Rafi nasi).

Industri-industri gula rafi nasi diminta untuk menarik gula rafi nasi yang beredar di pasar karena dalam aturannya diperuntukkan untuk industri yang membutuhkan gula rafi nasi.

Adapun fokus penarikan dilakukan di daerah sentra industri gula petani se-perti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Ti-mur, dan Sulawesi Selatan. Dari hasil pan tauan Kemendag di lapangan, indi-kasi perembesan ini terjadi sejak awal Juni. Untuk komoditi gula perlu terus di monitor secara intensif agar tidak ter-jadi perembesan lebih luas lagi, karena diperkiraan stok atau ketersediaan sampai akhir tahun di bawah besaran tingkat kebutuhan.

Penarikan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 111/M-DAG/2/2009 tentang Petunjuk

Pendistribusian Gula Rafi nasi. Peraturan ini mensyaratkan gula rafi nasi di dalam proses penjualannya atau penyaluran barangnya harus melalui distributor yang ditunjuk oleh industri, produsen, dan distributor yang diketahui oleh dinas sub distributor sampai dengan pengecer.

Gula tersebut harus dalam kemasan ka-rung dan tidak boleh kiloan. Wajib men-cantumkan produk Gula Kristal Rafi nasi (GKR), hanya untuk kebutuhan industri, berat bersih, nama produsen, dan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan mutu maksimal Icumsa 45.

Kemudian, melakukan monitoring dan pelaporan mengenai realisasi penjualan yang dilakukan oleh Sub Distributor kepada Distributor setiap bulan. Distributor kepada Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Provinsi dan Kab/Kota de-ngan tembusan kepada produsen gula rafi nasi setiap dua bulan. Sedangkan pro-dusen dan Disperindag Provinsi kepada Dir jen Perdagangan Dalam Negeri setiap tiga bulan.

Selain itu, industri harus menunjukkan kelengkapan dokumen agar dapat membeli gula rafi nasi. Antara lain, izin usaha untuk industri skala besar hingga menengah, Tanda Daftar Industri (TDI) untuk industri skala kecil, dan surat keterangan dari RT/RW yang diketahui dari industri kecil dan industri rumah tangga. Dengan persentase 75 persen ke industri langsung, 25 persen

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 27

Distribusi

ke industri kecil. Kalau ternyata melebihi, berarti telah menyalahi aturan dan harus dilakukan pembinaan.

Oleh karena itu, untuk mencegah perem besan gula rafi nasi ke pasar konsumsi, sebaiknya pe-nyaluran gula yang ditujukan bagi industri kecil dan menengah dilakukan melalui satu pintu. Ini berarti penjualan gula rafi nasi ke UKM tidak bisa dilakukan sembarangan, baik oleh produsen maupun distributor.

BERSINERGI UNTUK AMANKAN PASOKAN

Sesuai dengan pelaksanaan kebijakan stabilisasi pangan pokok, dalam hal ini un tuk komoditi gula, Kemendag mem fokuskan pada pelaksanaan kegiatan untuk menjamin kecukupan stok domestik hingga awal tahun tanpa memperhitungkan sisa stok yang lalu, dengan menambah pasokan termasuk timing pelaksanaannya sebelum musim giling 2011.

Salah satu actionnya yaitu dengan me ngeluarkan izin impor GKP sebesar 450 ribu ton untuk enam importir, yakni PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IX sebanyak 70 ribu ton, PTPN X 90 ribu ton, PTPN XI 90 ribu ton, PT. Rajawali Nusantara Indonesa (RNI) 50 ribu ton, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) 90 ribu ton, dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) 60 ribu ton. Dimana alokasi impor GKP tersebut, sudah merata ke 32 daerah tujuan distribusi, mulai dari Nanggroe Aceh

Darussalam hingga ke bagian timur yaitu papua.

Selain untuk menambah pasokan, impor dilakukan apabila produksi dan atau stok gula kristal putih di dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan/konsumsi dalam negeri.

Oleh karena itu, pemerintah khususnya Kemendag mengharapkan peran serta Pemerintah Daerah dalam membantu kelancaran setiap kebijakan yang terkait dengan ketersediaan bahan pokok, seperti halnya gula.

Yaitu dengan mengamankan jalur-jalur distribusi untuk kelancaran suplai ke pasar-pasar, me-lakukan koordinasi secara intensif dengan dunia usaha dan instansi terkait (termasuk daerah produsen/pemasok di luar daerah setempat) supaya tidak terja di kekurangan pasokan akibat kondisi cuaca, pangaruh harga di luar negeri, dan sebagainya.

Pada dasarnya, setiap policy yang ada bertujuan untuk menaikkan kelas kita ke arah yang lebih baik lagi. Begitu juga, upaya Kemendag disetiap kebijakan distribusinya. Tak terkecuali soal gula. Sebenarnya tidak sulit karena sudah ada ketentuan berdasarkan spesifi kasi. Gula rafi nasi untuk industri dan gula putih untuk dikonsumsi.

Sekarang tinggal bagaimana kepatuhan dan kesadaran kita terhadap peraturan yang berlaku. Jika taat maka selamat dari segala bentuk penye-lewengan terhadap bahan pemanis ini. (Eks)

KEMENDAG MENGHARAPKAN

PERAN SERTA PEMERINTAH

DAERAH DALAM MEMBANTU

KELANCARAN SETIAP

KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN KETERSEDIAAN BAHAN POKOK,

SEPERTI HALNYA GULA.

FOTO

: AGU

S BA

CHTI

AR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201028

Distribusi

Kemendag Targetkan 80% Produk Minyakita Dipasaran

Minyak goreng merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok masyarakat. Sebagian besar mi-

nyak goreng yang beredar di masyarakat adalah dalam bentuk curah, yang mutu dan higienitasnya belum sepenuhnya terjamin.

Saat ini, diperkirakan masyarakat meng-konsumsi sekitar 30 persen minyak goreng dalam bentuk kemasan bermerek, 30 persen konsumen industri, dan 30 persen jenis minyak goreng curah. Total konsumsi sebesar 3,5-4 juta ton per tahun.

Kemendag berharap pada tahun 2011 masyarakat akan beralih ke minyak goreng kemasan merk Minyakita, yang lebih terja-min mutu dan higienisnya. Apalagi, harga

Minyakita hanya Rp.8500,- atau jauh lebih murah dibandingkan harga minyak goreng kemasan yang dijual dipasaran.

Kementerian Perdagangan menargetkan sekitar 150.000 ton minyak goreng kema-san Minyakita dapat terjual habis pada tahun ini. “Tahun 2010 ini sudah kita jual bebas. Kita harapkan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng murah de-ngan mutu dan higenitas yang terjamin, “ kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Subagyo beberapa waktu lalu.

Pernyataan senada diungkapkan Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemen-terian Perdagangan, Gunaryo. Sesditjen

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pada akhir tahun 2014 sekitar 80% produk Minyakita sudah bisa meng gan ti kan minyak goreng curah di pasar-pasar tanah air. Karena itu, Kemen dag akan terus memberikan fasilitas PPN-DTP guna meringankan beban hidup masyarakat dalam mengkonsumsi minyakita.

PDN menjelaskan bahwa saat ini konsumsi minyak goreng curah sekitar 2 juta liter per tahun. Sedangkan untuk minyak goreng branded diperkirakan baru mencapai ratusan ribu liter per tahunnya.

Penetapan harga jual Minyakita Rp 8.500,- per liter oleh Kemendag tersebut nantinya akan menjadi harga jual yang sampai ke tangan konsumen. Diharapkan, konsumen bisa membeli dengan harga yang sudah ditetapkan tersebut” ungkap Sesditjen PDN Gunaryo.

Sesditjen PDN Gunaryo juga menambahkan bahwa saat ini potensi persediaan migor cukup tinggi. Hal ini dikarenakan bulan Juli-September merupakan panen puncak

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 29

Info Sembako

KITA BERHARAP, KEHADIRAN MINYAKITA SELAMA INI DILAKUKAN

DAPAT MENJAGA STABILITAS HARGA

MINYAK GORENG PADA UMUMNYA DI PASAR DALAM NEGERI JUGA

DAPAT MENGENDALIKAN HARGA DELAPAN

KEBUTUHAN POKOK LAINNYA

Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan siklus produksi kelapa sawit. “Karena itu, sepanjang tahun 2010, harga minya goreng (migor) bisa dikatakan stabil dan cen derung mengalami penurunan,” jelas Sesditjen PDN.

PPN-DTP

Kemendag menargetkan Minyakita nanti-nya akan mampu menjangkau 18,2 juta rumah tangga berpenghasilan rendah. Se-bagaimana slogan Minyakita, yakni Minyak Goreng Kita-kita, artinya dari kita untuk kita.

Saai ini Kemendag telah mengalokasikan dana hingga Rp.800 miliar untuk menang-gung Pajak Pertambahan Nilai (PPN-DTP). Mendag Mari Elka Pangestu pada suatu kesempatan jumpa pers mengatakan bahwa Kemendag telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk tetap memberikan fasilitas PPN-DTP sampai dengan tahun 2014. “Sebab, ditargetkan pada tahun tersebut Minyakita sudah bisa menggantikan minyak goreng curah di pasar-pasar atau minimal market share-nya dapat mencapai sekitar 80% dari peredaran minyak goreng curah,” ungkap Mendag Mari Elka Pangestu.

Karena itu, tahun 2010 ini, Kemendag kembali memberikan fasilitas berupa pemberian PPN-DTP atas penyerahan Minyak Goreng Sawit kemasan Minyakita di dalam negeri dengan pagu anggaran sebesar Rp 240 miliar.

Dengan sejumlah pagu anggaran tersebut, maka harga jual Minyakita rata-rata di bawah Rp 8.500 per liter. Sementara minyak goreng curah yang tidak dapat PPN-DTP harganya sekitar Rp 9.500 per liter. “Kita sudah luncurkan program ini sejak Januari 2009. Program ini akan berlangsung hingga 5 tahun ke depan, yakni sampai 2014,” jelas Mendag.

Selain pemberian insentif perpajakan, Kemendag juga berencana menyediakan produk minyakita dalam bentuk kemasan kecil. Sementara saat ini Minyakita sudah diproduksi dalam kemasan 1 Kg, 1/2 Kg dan 1/4Kg. Dengan berbagai ukuran tersebut, harga jual menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat.

“Kita berharap, kehadiran Minyakita mampu menggugah lebih jauh semangat kebersamaan antara pemerintah dan produsen minyak goreng nasional dalam meringankan beban serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Mendag.

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201030

Info Sembako

STABILKAN HARGA

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan primer rumah tangga. Sayang-nya pergerakan harga minyak goreng dalam setahun kadang sulit ditebak. Ini membuat konsumen rumah tangga menjadi tidak nyaman dan ini menjadi keluhan masyarakat. Karena itu, Kemendag mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam kaitan upaya menstabilkan harga.

Kebijakan dimaksud adalah menerapkan Domestic Market Obligation (DMO), pajak ekspor (PE), pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPN-DTP) hingga program kebijakan MINYAKITA yang diluncurkan awal tahun 2009 lalu.

Melalui kebijakan DMO, diharapkan pasokan untuk industri minyak goreng cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pertimbangannya adalah karena Indonesia merupakan penghasil bahan mentah untuk membuat minyak goreng yaitu Crude Palm Oil (CPO). Maka pelaku usaha produsen CPO wajib memasok kebutuhan bahan baku industri minyak goreng.

Tidak jauh beda dengan kebijakan DMO, pemerintah juga menerapkan kebija-kan Pajak Ekspor (PE). Kebijakan ini juga dilahirkan dengan tujuan untuk me -ngurangi insentif eksportir untuk meng-ekspor CPO ke luar negeri sehingga pa-so kan CPO di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan industri minyak goreng.

Tak sampai disitu, Kemendag juga mene-rapkan kebijakan peluncuran produk minyak goreng kemasan sederhana dan higienis serta terjangkau bagi masyarakat, yakni Minyakita. Kehadiran Minyakita untuk meningkatkan keamanan pangan serta menjaga stabilisasi harga minyak goreng di pasar domestik.

“Kita berharap, kehadiran Minyakita selama ini dilakukan dapat menjaga stabilitas harga minyak goreng pada umumnya di pasar dalam negeri juga dapat mengendalikan harga delapan kebutuhan pokok lainnya,” ungkap Mendag.

Mendag menjelaskan, banyak keunggulan

yang dimiliki Minyakita dibanding minyak goreng curah yang dijual di pasaran. Yaitu, sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), memiliki izin edar dari Badan POM, mempunyai sertifi kat halal dari MUI dan memiliki sertifi kat merek dari Kementerian Hukum dan HAM, dengan nomor pen-daftaran: IDM000203152.

Sampai saat ini, Minyakita sudah memasuki pasar-pasar tradisional. Walaupun jumlah-nya belum signifi kan, namun terus terjadi peningkatan. Angka penjualan Minyakita yang belum signifi kan ini karena memang belum tersosialisasi secara merata di masyarakat.

Karena itu, agar lebih tersosialisasi lagi untuk menggunakan Minyakita, maka Kemendag senantiasa melakukan pen-jualan langsung melalui Pasar Murah di setiap Pemerintah Daerah (Pemda). Pasar Murah untuk Minyakita ini umumnya di-gelar setiap menyambut Hari Besar Keaga-maan Nasional (HKBN).

“Tak hanya Minyakita, sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga kita perdagangkan di Pasar Murah tersebut. Upaya ini untuk meringankan beban masyarakat dalam me menuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Minyakita selalu mendapat respon positif dari masyarakat setiap Pasar Murah diselenggarakan,” ujar Mendag.

Mendag berharap, ke depan program

Minyakita dapat tetap berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pasar Murah dan Operasi Pasar. Sedangkan untuk meningkatkan penjualan secara komersial ke pasar-pasar tradisional, harus dilakukan promosi secara intensif. Pada kemasan Minyakita nantinya akan ditambahkan logo perusahaan sebagai Sub Brand.

BERIKAN APRESIASI

Sebagai bentuk apresiasi pemerintah ke-pada para produsen minyak goreng yang telah berpartisipasi atas keberhasilan program Minyakita, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyerahkan sertifi kat penghargaan kepada 12 perusahaan pada awal Oktober lalu.

Ke-12 perusahaan dimaksud adalah PT Wilmar Internasional, PT Musim Mas Group, PT Permata Hijau Group, PT SMART, PT Panca Nabati Prakarsa, PT Mikie Oleo Nabati Industri, PT Salim Ivomas Pratama, PT Darmex Oil dan Fats, PT Astra Agro Lestari, PT Best, PT Asian Agri, dan PT Kurnia Tunggal Nugraha.

Kemendag juga berharap kepada ke-12 produsen minyak goreng skala be-sar tersebut untuk menggandeng para industri kecil atau berskala rumah tang-ga dalam hal kemasan (packaging) guna menumbuhkan industri kemasan nasional.

(hmz/berbagai sumber)

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 31

Info Sembako

Perkuat Pasar Domestik dan Kebijakan Oleh: Gunaryo (Sesditjen PDN Kementerian Perdagangan)(Disarikan dari berbagai kegiatan Sesditjen PDN)

Kementerian Perdagangan telah menca-nang kan bah-

wa visi pem-bangunan

perdagangan periode 2010

– 2014 adalah “Perdagangan

Sebagai Sektor Penggerak

Pertumbuhan dan Daya Saing

Ekonomi, serta Pencipta Kemakmuran

Rakyat yang Berkeadilan”.

Seiring dengan visi tersebut, Kemendag ber upaya fokus pada tiga skala prioritas pembangunan, yakni pertama meningkatkan

kinerja ekspor nonmigas secara berkualitas, kedua menguatkan pasar dalam negeri dan efi siensi pasar komoditi, serta ketiga menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

Pada skala prioritas kedua, yakni penguatan pasar dalam negeri dan efisiensi pasar komoditi, Ke-mendag menyadari perlu adanya dukungan seperti peningkatan penggunaan produk dalam negeri, pemberdayaan dagang kecil dan menengah, serta pengembangan ekonomi kreatif.

Dalam upaya meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, Kemendag telah mengeluarkan sejum-lah kebijakan yang terkait dengan hal tersebut. Diantaranya mengkampanyekan gerakan Aku Cinta Indonesia.

Gerakan aku cinta Indonesia ini bukan berarti gerakan yang bersifat proteksionisme terhadap produk-produk asing yang masuk ke pasar dalam negeri. Melainkan sebuah gerakan untuk menanamkan rasa cinta dan bangga untuk menggunakan produk dalam negeri. Semakin besar masyarakat Indonesia menggunakan produknya sendiri, maka semakin cepat terwujudnya kemakmuran rakyat Indonesia.

Selain itu, melalui kampanye Aku Cinta Indonesia, kita berharap muncul produk-produk lokal yang memiliki kualitas yang baik dan harga yang kompetitif dalam perdagangan global saat ini. Dan, masyarakat Indonesia bisa menerima serta menggunakan produknya sendiri.

Tentu, kegiatan kampanye ini harus didukung sepenuhnya oleh seluruh komponen bangsa. Tak hanya pemerintah, tapi juga kalangan swasta dan masyarakat Indonesia selaku produsen sekaligus konsumen.

Kegiatan kampanye ini harus terus dilakukan ber-kesinambungan, sehingga menimbulkan rasa

kesadaran, minat, rasa setia, dan mengajak pihak lain untuk menggunakan produk dalam negeri.

MEMBERDAYAKAN UKM

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam per-tumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifi tasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Secara nasional kontribusi jenis usaha ini terhadap produk domestik bruto sangat signifi kan.

Karena itu, pengembangan UKM mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya.

Pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan utamanya UKM sangat strategis dan akan berdampak luas terhadap penyerapan tenaga kerja. Ke depan jenis usaha semacam ini  menjadi fondasi yang cukup kokoh bagi struktur per ekonomian Indonesia.

Untuk itu, pemerintah senatiasa berupaya men-ciptakan iklim kondusif bagi pelaku UKM agar tumbuh dan berkembang. Pemerintah terus me-ningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

Sejauh ini pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan untuk pemberdayaan UKM, seperti pem berian kredit bersubsidi dan bantuan teknis,

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201032

Kolom Anda

yang Berpihak

PENGEMBA-NGAN EKONOMI

KREATIF  INDONESIA

2025 INI MERUPAKAN

WUJUD OPTIMISME

UNTUK MEWUJUDKAN

INDONESIA MENJADI

NEGARA YANG MAJU. DI DALAM-

NYA TERDAPAT PEMIKIRAN-PEMIKIRAN DAN CITA-

CITA UNTUK MEN JADI

MASYARAKAT DE NGAN KUA-LITAS HIDUP YANG TINGGI,

SEJAHTERA DAN KREATIF.

melakukan perlindungan usaha, pengembangan kemitraan antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun luar negeri, memperluas pangsa pasar melalui sejumlah pameran baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional serta pembinaan dan pelatihan pengembangan usaha.

Berkaitan dalam pembinaan dan pelatihan pengem-bangan usaha ini, kini Kemendag terus melakukan inventarisasi terhadap produk-produk lokal unggulan yang pantas untuk dikembangkan mereknya dan dipromosikan ke dunia internasional.

Kemendeg senantiasa bersedia membantu UKM dengan memberikan konsultasi terkait pembuatan merek atau kemasan. Karena, merek tak hanya menjadi alat promosi produk tapi juga menjadi jaminan bagi konsumen atas kualitas produk yang dibelinya. Kemendag menargetkan 60 merek produk UKM lokal tercipta setiap tahunnya.

Selain itu, baru-baru ini juga telah ditandatangani MOU tiga menteri (Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Koperasi dan UKM). Tujuan dari MoU ini adalah untuk mengefektifkan program pemberdayaan UKM dan PKL, yakni dengan mensinergikan program pemberdayaan usaha mikro yang dimiliki oleh masing-masing kementerian. Kita meyakini, sektor UKM dan PKL ini bisa menjadi lokomotif perekonomian rakyat.

MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF

Pengembangan Ekonomi Kreatif  Indonesia 2025 ini merupakan wujud optimisme untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju. Di dalam-nya terdapat pemikiran-pemikiran dan cita-cita untuk menjadi masyarakat dengan kualitas hidup yang tinggi, sejahtera dan kreatif.

Di berbagai negara di dunia saat ini, diyakini Eko nomi kreatif yang mencakup industri krea-tif dapat  memberikan  kontribusi bagi per eko-nomian bangsa secara signifi kan. Dan, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi

kreatif ini. Karena Bangsa Indonesia memiliki sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang sangat kaya.

Jumlah industri kreatif di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 2,2 juta. Sementara itu jumlah industri kerajinan berjumlah 700 ribu dengan menyerap 1,8 juta tenaga kerja. Pada tahun 2009 lalu, sumbangan ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional cukup signifi kan. Ekonomi kreatif mampu menyumbang 7,6% dalam PDB Indonesia termasuk 7 juta tenaga kerja yang berhasil diserap di sektor ini.

Pemerintah menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan  keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi ekonomi masa depan bangsa untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Ada sekitar 120 juta lebih pasar untuk ekonomi kreatif ini.

Karena itu, untuk mengembangkan ekonomi kreatif  ini, Kemendag mengajak seluruh elemen masyarakat seperti cendekiawan  dan pebisnis untuk berperan aktif dalam mengembangkan industri kreatif ini.

Tanpa kolaborasi, pengembangan ekonomi kreatif  bisa jadi tidak berjalan selaras dan efi sien. Hal ini karena setiap aktor memiliki peran yang signifi kan, namun  juga memerlukan kontribusi dari aktor lainnya.

Tentu, setiap elemen yang terkait agar saling berkoordinasi yang baik dalam mengembangan eko nomi kreatif ini guna mencapai sasa ran  in-dustri kreatif nasional yang ingin dicapai.

Saat ini terdapat 14 subsektor industri kreatif nasional, yakni Periklanan; Penerbitan dan Percetakan; TV dan Radio; Film, Video dan Fotografi ; Musik; Seni Pertunjukan; Arsitektur; Desain; Fesyen; Kerajinan; Pasar Barang Seni; Permainan Interaktif; Layanan Komputer dan  Piranti Lunak; Penelitian dan Pengembangan. ***

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 33

Kolom Anda

Kabayan Lip Lap, Animasi Siapa bilang Indonesia miskin karya animasi buatan sendiri. Tengoklah beberapa fi lm animasi dan semi animasi yang pernah ditayangkan di bioskop serta beberapa serial yang sudah ditayangkan di televisi swasta nasional. Salahsatunya adalah yang memenangkan penghargaan di bidang ICT (Information and Communication Technology). Yaitu serial Kabayan Lip Lap.

Kabayan Lip Lap adalah hasil pro-duksi Castle Production (CP) yang didukung oleh Kementerian Perda-

gangan (Kemendag). Karya animasi ini merupakan hasil kreasi anak bangsa untuk menghidupkan kembali cerita asli rakyat Indonesia dalam versi yang

berbeda.

Berbekal visi untuk menumbuhkan

rasa na sio-nalisme dan

sikap positif sejak dini, Ka-

bayan Lip Lap men coba me ngajak anak-anak Indonesia untuk melihat kekayaan alam dan ragam budaya nege rinya. Karya ini ju ga menjadi wu jud dari krea tivitas yang dimiliki oleh sumber da ya manusia Indo nesia.

CP berdiri sejak tahun 1996. Sebelum terjun didunia animasi, perusahaan ini lebih banyak memproduksi fi lm company profi le perusahaan property yang pada saat itu sedang booming. Kemudian CP mengembangkan diri dengan membuat iklan animasi untuk berbagai proyek properti ter sebut. Tak disangka per-mintaan animasi untuk pe masaran property te-rus bertambah, sehingga manajemen memutuskan menambah jumlah tim pada bagian animasi.

Empat tahun kemudian, yakni tahun 2000, CP berkenalan dengan seorang produser asal Amerika Serikat. Saat itu produser dan rumah produksi

Sunny Side Up sedang mencari mitra untuk proyek pembuatan video dokumenter bertema anti narkoba. Dan CP pun terli-bat untuk menggarap proyek tersebut. Akhirnya, bisnis yang identik dengan dunia anak-anak inilah yang menjadi pilihan CP.

Perusahaan ini bermarkas di sebuah ruko berlantai lima di Jalan Pasar Baru Timur, Jakarta Pusat. Perangkat komputer selalu disiagakan, karena inilah sarana untuk membuat berbagai karya animasi. Ratusan gambar yang sudah siap digarap, terlihat pada setiap layar monitornya. Dengan estimasi, dalam satu detik dibutuhkan tidak kurang dari 25 gambar. Jadi, jika untuk membuat satu episode animasi 3D yang berdurasi 25 menit, dibutuhkan tidak kurang 3.750 gambar.

Kita harus bangga karena CP dimiliki oleh orang Indonesia asli dan

mempekerjakan sekitar 120 para animator anak negeri yang berbakat dan mampu bersaing dengan negara-ne-gara penghasil kar-ya animasi se-

perti Jepang, Amerika, Taiwan, China dan lainnya.

Selain itu, semua produk CP yang berhasil ke mancanegara selalu mencantumkan credit title dari para animatornya sehingga nama mereka dikenal oleh dunia. Sebutan go internasional pun kian melekat. Selama ini CP memang masih market oriented bahwa tiap produk masih berdasar per-mintaan klien jadi tidak semua produk animasi khas Indonesia, seperti Jim Elliot Story dan William Tyndale hasil produksi Castle untuk animasi 2D, yang dipasarkan dalam format DVD di Amerika Serikat dan Eropa.

Maria Tjhin pemilik CP, adalah termasuk pendiri sekolah animasi HelloMotion. Alumnus dari San Fransisko State University, California ini menjelaskan bahwa animasi 3D Kabayan Lip Lap diakui menjadi stan-dar animasi nasional dan tokoh utamanya adalah legenda tanah Sunda yang sudah terkenal ketokohannya oleh lapisan masyarakat. Saat ini, fi lm kartun ini sudah dapat kita saksikan di Global TV dan Indosiar

Serial anak-anak ini dibuat atas dasar idealisme dan rasa cinta pada Indonesia. CP tergerak untuk men-ciptakan sebuah tontonan animasi khas Indonesia. Lebih tepatnya, prihatin melihat anak-anak Indonesia yang terus disuguhi tontonan animasi yang ber asal

dari luar negeri. Akibat-nya mereka lebih tahu Doraemon

di bandingkan si Kancil. Menurutnya sudah seharusnya anak-anak Indonesia diberikan suguhan hiburan yang dapat mendidik

96. Sebelum erusahaan produksi usahaan saat itu dian CPdengan untuk

erti r-

k

kni lanser t itu

duksi

oleh orang Indonesia asli danmempekerjakan sekitar

120 para animator anak negeri yang berbakat dan mampu bersaing dengan negara-ne-gara penghasil kar-ya animasi se-

3D Kabayan Lip Lapdar animasi nasionaadalah legenda tanaterkenal ketokohamasyarakat. Saat inidapat kita saksikaIndosiar

SerialatasrasaCP tciptaniLemI

darnya mereka

di bandingkan si Kanseharusnya anak-anasuguhan hiburan y

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201034

Ekonomi Kreatif

Lokal yang Jelajahi Duniamereka, untuk mencintai tanah airnya.

KABAYAN LIP LAP MEMPEROLEH PENGHARGAAN INAICTA

Masyarakat Indonesia tentu tak asing dengan tokoh Kabayan. Ikon tanah Sunda ini dikenal sebagai sosok dewasa yang pemalas dan lugu, namun selalu jujur. Tapi, lain dengan Kabayan yang digambarkan dalam animasi versi tiga dimensi dalam serial Kabayan Lip Lap. Animasi buatan asli anak negeri ini mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. Dia pun tetap nakal sebagimana wajarnya anak-anak seumurnya.

Animasi ini adalah serial TV animasi 3D pertama buatan lokal yang ditujukan untuk anak-anak di Indonesia dan merupakan fi lm kartun ketiga buatan Indonesia. Kabayan adalah kisah petualangan seorang anak desa yang cekatan, mandiri dan selalu siap menolong. Dengan ciri khas logat ba-hasa Sundanya, fi lm kartun ini bercerita tentang petualangan Kabayan dan teman-temannya dalam mengelilingi nusantara Indonesia.

Kabayan memiliki teman imajinasi se-ekor kunang-kunang bernama Lip Lap yang melambangkan ”kepandaian dan berbudi pekerti”. Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun pergi. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah. Selain Lip Lap, ada tiga teman Kabayan lainnya yang digambarkan berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa. Sami dari papua,

menyuguhkan sebuah tontonan, namun nilai edukasi pun turut menjadi fokus perhatian ditengah derasnya tayangan ani masi dari luar negeri seperti : Naruto, Spongebob, Dora The Explorer dan lain-lain.

Produk CP saat ini dijadikan percontohan untuk membangkitkan ekonomi kreatif Indonesia. Pada suatu kesempatan pa da acara peresmian Bulan Indonesia Krea-tif beberapa tahun yang lalu di Jakarta, Kemendag meminta CP untuk me ngem-bangkan karakter-karakter Indonesia lain-nya, dengan cerita yang juga khas Indo nesia. Untuk fi lm seri Ka ba yan Lip Lap ini, menjadi salah satu bagian kampanye ke banggaan nasional atau National Pride Cam paigne untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga anak Indonesia terhadap bangsanya.

Selain itu, CP memperoleh pengakuan tingkat nasional dari Depkominfo setelah menjadi Pemenang Indonesia ICT Award (INAICTA) 2008 untuk kategori Animasi. Perusahaan ini pun berhasil menjalin kerja-sama dengan Departemen Pendidikan Nasional lewat sosialisasi program Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas).

Bersamaan dengan program tersebut, Castle Production melakukan road show kesejumlah kota di Indonesia seper ti Manado, Samarinda, Palembang, Yogya-karta, dan Pekalongan. Perusahaan ini pun telah berhasil menjalin kerjasama dengan Kementerian Perdagangan untuk menyiarkan animasi tersebut di Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Awalnya CP sedikit pesimis. Mereka takut usaha yang dilakukan sia-sia dan anak-

Naya dari Kalimantan, dan Ling Ling yang keturunan Tionghoa.

Kabayan dan para sahabatnya sangat mencintai Indonesia. Mereka kerap ber-tualang ke sejumlah daerah untuk melihat kebudayaannya. Tak hanya itu, mereka juga mengunjungi tempat-tempat menarik yang dapat mengingatkan anak-anak Indonesia untuk bangga pada kekayaan budayanya. Bahkan mereka juga turut membantu me-nyelamatkan ragam budaya bangsa yang hampir punah (musik tradisional, kesenian daerah, makanan khas daerah, dan lainnya) dan melestarikan kekayaan alam Indonesia. Sejak kemunculannya, CP selalu berusaha untuk menghasilkan karya-karya yang bermutu serta berkualitas. Tidak hanya

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 35

Potensi UMKM

anak tetap tak mengenal tokoh santun yang mereka ciptakan. Namun, hal tersebut terbalas dengan banyaknya respon positif yang datang dari sejumlah anak-anak Indonesia. ”Mereka menghubungi kami lewat berbagai media yang kami sediakan, bahkan meminta kami untuk mendatangi mereka,” kata Maria.

Bukan hanya Kabayan Lip Lap proyek idealis yang mereka kerjakan. Tahun lalu, Castle Production bersama PMI dan Canadian Red Cross membuat animasi cara menghadapi bencana. Lalu membuat 52 episode animasi pendek untuk televisi pendidikan (TVE).

Maria dan Castle Production berkomitmen untuk menjadikan produksi animasi anak negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Mereka ingin menunjukkan bahwa Indonesia pun bisa memproduksi animasi berkualitas dan mendidik anak-anak Indonesia. Mereka berharap akan banyak produsen animasi yang mengikuti jejak mereka ini. ”Bila kita tidak mulai sekarang kapan lagi,” ujar Maria bersemangat.

Hadirnya Kabayan Lip Lap ini, diharapkan mampu mendorong program TV lokal agar dapat membangkitkan kecintaan pada produk dalam negeri, dengan me-ng apresiasikan setiap tayangan yang mencerminkan budaya Indonesia. Me-ngingat 90 persen program fi lm animasi anak yang ditayangkan di stasiun TV meru-pakan produk asing.

Selain itu, bisa lebih menggairahkan pro -dusen dan perusahaan animasi da lam negeri un tuk membuat program ani-masi lokal, setelah selama ini lebih se ring menangani proyek ani masi untuk ne gara lain seperti : Amerika Serikat, pasar Eropa, maupun Asia. Pasar Indonesia de mi kian besar potensinya. Persentase dari penduduk kita yang dibawah umur 14 ta hun adalah 30 persen atau sekitar 60 juta. Sehingga untuk menarik perhatian para pecinta tontonan anak sangat terbuka lebar.

Kita pasti bertanya-tanya, mengapa kar-tun dan fi lm luar negeri bisa sukses? Ja-wab nya adalah selain dapat menghibur dan membuat kita tertawa. Action dan juga kekonyolan yang ditampilkannya membuat tontonan itu menjadi menarik untuk diikuti. Untuk mendukung promosi mereka juga menjual berbagai merchandise tokoh kartunnya. Seperti : stiker, t-shirt, topi, pin dan lainnya.

Melihat dominasi animasi impor di televisi, produk lokal pun tak mau tinggal diam. Sebagaimana yang dilakukan Kabayan Lip Lap. Selain kualitas gambar yang sudah bagus karena kualitas 3D-nya cukup detail dan warnanya yang matang. Pesan moral yang disampaikanpun sangat baik, tentang budaya dan bagaimana cara bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Alur ceritanya menarik dan seru untuk diikuti, ada sedikit action dan banyak pemakaian teknologi di dalamnya. Hal inilah yang diharapkan

bisa menginspirasi anak Indonesia untuk menjadi lebih pintar dan terus selalu belajar. 

Dan yang menarik, Kabayan Lip Lap juga dijadikan sebagai salah satu sarana di mobil pintar, motor pintar, perahu pintar dan rumah-rumah pintar dalam program Indonesia Pintar  oleh Solidaritas Istri Ka binet Indonesia Bersatu (SIKIB) yang mengetengahkan khasanah budaya, wari-san, serta kekayaan tanah air Indonesia.

Pernak-pernik pendukung seperti : stiker, t-shirt, topi, tempat minum, dan poster pun turut dibuat. Guna mendukung eksistensi sebuah bisnis/usaha.

Media, khususnya televisi, memang men jadi tolak ukur tersendiri dalam me ngem bangkan dan memperkenalkan animasi lokal kepada masyarakat. Keberhasilan Kabayan Lip Lap tayang di stasiun televisi swasta, tak lepas karena pihak televisi itu sendiri yang juga menyadari betapa pentingnya membantu mem bangun ideo logi anak-anak Indonesia tentang bu daya mereka, sehingga tidak hanya mengenal budaya negara lain.

Televisi merupakan media yang paling cepat untuk dapat menjangkau kha layak luas. ‘Kotak ajaib’ ini sangat berperan pen-ting sebagai ‘outlet’ bagi in dus tri produk dalam negeri, untuk mem bantu masyarakat mengenal dan le bih menghargai produk lokal seperti halnya serial animasi Kabayan Lip Lap ini. (Eks)

Produk animasi Indonesia seperti fi lm Kabayan banyak mendapat perhatian para pengunjung Trade Expo 2010 di JI-Expo Kemayoran Jakarta

FOTO

: AGU

S BA

CHTI

AR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201036

Ekonomi Kreatif

Kabupaten Brebes Sentranya Ternak Itik

Tidak jelas sejak kapan awal mula usa ha peternakan itik tumbuh di Kabupaten Brebes. Sejumlah peter-

nak itik menyatakan, budidaya itik di Brebes sudah cukup lama. Awalnya dahulu sangat sederhana. Itik digembalakan di persawahan atau sungai oleh para petani di tengah kesibukan mereka bercocok tanam.

Banyaknya jumlah peternak itik di Kabu-paten Brebes, menjadikan Brebes sebagai salah satu sentra peternakan itik di Jateng. Bahkan, setiap tahunnya diperkirakan da-pat menghasilkan lebih dari 100 juta telur itik diproduksi peternakan itik di Brebes. Hingga saat ini populasi itik di wilayah itu diperkirakan mencapai 889.000 ekor.

Saat ini tercatat sebanyak 1.778 peternak itik yang tersebar dan bergabung di lebih

dari 10 Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI). Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan peternak unggas lain, seperti peternak ayam petelur ataupun peternak ayam pedaging.

Banyaknya warga Brebes yang menggeluti profesi sebagai peternak itik tak terlepas dari keuntungan yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini. Salah satu sentra ternak itik yang terkenal yakni KTTI Maju Jaya yang terkenal terletak di Desa Limbangan Wetan. Bahkan, kelompok tani ini sempat meraih predikat sebagai KTTI terbaik tingkat nasional tahun 2004 dan juara pertama agro bisnis peter-nakan se-Indonesia bebe rapa tahun lalu.

KTTI Maju Jaya berdiri sekitar awal tahun 1994 dengan jumlah anggota 17 orang, saat ini sudah berkembang menjadi 70

orang, terdiri atas 25 peternak dan sisanya peternak asuh. Seiring makin banyaknya industri rumah tangga di Brebes yang memproduksi telur asin sekitar tahun 1990-an, pasaran telur itik di wilayah ini pun terkatrol. Mereka para peternak, khu susnya KTTI maju Jaya seakan terpacu mening-katkan kapasitas produksinya dengan cara menambah jumlah itik serta memperbaiki manajemen peternakannya.

Kegiatan beternak itik pun lambat laun menjadi kegiatan ekonomi utama diban-dingkan dengan bercocok tanam atau ber tani. Bahkan, tidak sedikit petani yang menjadikan lahan pertaniannya, terutama lahan bawang merah, untuk dijadikan areal peternakan itik.

Hal itu pun terbukti dengan membangun

Sejak lama Kabupaten Brebes telah dikenal sebagai sentra penghasil telur asin. Tak pelak, jika telur asin telah menjadi trademark wilayah di bagian ujung barat Jawa Tengah tersebut. Melimpahnya

produksi telur asin di Brebes tak terlepas dari banyaknya sentra peternakan itik di wilayah ini.

Aktifi tas gembala mengajak itik untuk ke sungai, merupakan rutinitas yang mesti dilakukan biar itik memiliki nilai produksi, Kelompok tani desa Pakijangan Kec Bulakamba Brebes Jawa Tengah

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 37

Potensi UMKM

sentra peternakan itik di bekas lahan pertanian bawang merah mereka sejak tahun 2000 silam secara bergotong royong oleh anggota KTTI Maju Jaya.

Ketua KTTI Maju Jaya, H Imron Zaini, kepada Info PDN mengatakan, beternak itik saat ini lebih menjanjikan dari pada bertani bawang maupun padi. Selain risikonya kecil, keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh lebih stabil dan relatif lebih besar dari sebelumnya.

”Sewaktu menjadi petani bawang merah, jika harganya bagus, sekali panen memang dapat untung sangat besar. Namun, biaya perawatannya juga besar. Selain itu, akibat cuaca yang belakangan tak menentu, mem buat harga bawang merah ikut tak me nentu. Kalau beternak itik, resiko-resiko semacam itu tidak ada. Harga telur memang naik-turun, tetapi lebih stabil dibandingkan dengan harga bawang merah. Resikonya paling-paling harga pakan yang mahal,” ucap H Imron.

Selain adanya kemudahan pasar, peternak itik di Brebes juga diuntungkan oleh ba-nyak nya sungai kecil yang mengalir di wilayah ini, terutama di daerah utara. Sungai-sungai memudahkan para peternak menggembalakan dan memberikan air minum bagi itik.

”Keberadaan sungai sebenarnya tidak mu tlak. Namun, apabila ada, itu sangat membantu. Itik yang digembalakan akan lebih mudah bertelur karena tidak gam-pang stres” ujar H Imron.

Untuk faktor kesehatan itik menjadi salah satu keuntungan peternak. Daya tahan itik cukup tinggi terhadap serangan pe-nyakit yang mematikan sekalipun, se-perti penyakit fl u burung yang sempat menghantui peternak unggas di Indonesia, tak menjadi masalah bagi peternak. Pasalnya, hal tersebut tak lepas dari faktor bawaan itik yang memang memiliki kekebalan tubuh terhadap serangan virus.

”Kematian itik di Brebes akibat serangan

virus fl u burung jarang terjadi, khususnya bila dibandingkan dengan jenis unggas yang lainnya. ”Hingga beberapa tahun terakhir sebagai peternak, saya belum pernah mendengar ditemukan kasus seperti itu,” tutur H Imron.

MODAL TAK BESAR

Modal untuk memulai beternak itik tidak terlalu besar serta perawatannya sangat mudah. Bagi seorang peternak itik pe mula, biasanya kebutuhan utamanya adalah membeli anak itik atau yang biasa disebut dengan meri. harganya 1 ekor meri berkisar Rp. 750 sampai Rp. 1.000/ekor. Biasanya, pada kesempatan pertama peternak membeli sebanyak 300 sampai 500 ekor meri. Jumlah angka pembelian tersebut telah menjadi

patokan bagi para peternak itik.

Untuk memperoleh untung jumlah ter-nak yang dibudidayakan minimal 400 ekor. ”Kalau beli 300 ekor tidak peroleh keuntungan. Namun, kalau 400 ekor, sudah ada keuntungan yang diperoleh meskipun tidak terlalu besar,” tegas H Imron.

Untuk memelihara meri agar tumbuh men-jadi dewasa dan siap bertelur, peternak membutuhkan kira-kira waktu enam bulan. Minimal 60 persen dari itik yang dipelihara akan bertelur setiap harinya. Bahkan, apabila musim sedang bagus dan itik tidak stres, persentase bertelurnya bisa mencapai 80 persen perharinya.

Menurut perkiraan H imron, setiap

Sambil menjaga anak juga menjaga itik

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201038

Ekonomi Kreatif

Pakan amis merupakan makanan yang bagus untuk itik,sesuai dengan namanya pakan tersebut berbahan ikan yang digiling

peternak yang terhimpun dalam KTTI di Brebes, sedikitnya memiliki minimal 500 ekor sampai 1.500 ekor itik. Setiap kandang itik disekat menjadi dua bagian, yakni tempat makan dan tempat bertelur. Sekat itu diberi satu pintu untuk pergerakan itik.

Bangunan kandang pada umumnya terbuat dari bambu. Sebagian kandang ada yang beratapkan genting sederhana, sebagian lagi ada yang hanya berupa alang-alang. Hal seperti itu terlihat di hampir semua sentra peternakan itik di Brebes. “Kandang yang sederhana tidak menjadi masalah, yang penting sering dibersihkan,” ucap H Imron.

Populasi itik dari keseluruhan peternak itik KTTI Maju Jaya sendiri mencapai hampir 44.000 ekor, dengan produksi telur rata-rata 21.000 butir/hari. ”Omzet per tahun bisa mencapai sekitar Rp 4,3 miliar, sedangkan keuntungan bersih sekitar Rp 1,5 miliar,’’ ujar H Imron.

Seorang peternak yang memiliki sekitar 600 ekor itik, dapat menghasilkan 350 butir telur sampai 400 butir telur setiap hari. Dengan harga telur itik antara Rp 700 sampai Rp 750/butir, seorang peternak akan memperoleh hasil penjualan sekitar Rp 300.000,- Penghasilan kotor hasil penjualan itu dikurangi biaya pembelian pakan serta obat-obatan sekitar Rp 150.000. Dengan demikian, dalam sehari seorang peternak mendapat keuntungan bersih Rp 150.000,-.

”Saya nilai, penghasilan sebagai peternak itik cukup lumayan dibandingkan dengan waktu saya masih bertani. Namun, itu semua harus dicapai dengan kerja keras, tidak hanya duduk-duduk santai saja,” ucap H Imron.

Di samping mencari keuntungan pribadi, para peternak itik yang terhimpun dalam KTTI Maju Jaya ini pun memiliki juga kesadaran untuk bahu membahu membesarkan kelompoknya. Setiap hari mereka wajib menyetor minimal satu butir

telur, sehingga setiap bulan terkumpul modal tambahan sekitar Rp. 1,2 juta. Dengan modal inilah para peternak meng-gunakannya untuk mencukupi sara na prasarana, seperti membeli mesin tetas dan perlengkapan kandang.

OLAHAN MAKANAN

Disamping budidaya itik dapat meng-hasilkan rupiah melalui telur-telur yang dihasilkannya, tentu saja daging itik juga dapat dijadikan sebagai bahan utama masakan yang tak kalah nikmatnya dengan jenis unggas-unggasan lainnya.

Jenis masakan berbahan dasar itik pun beraneka ragam. Mulai dari yang digoreng, dipanggang, digulai, bahkan yang disate.

Biasanya olahan makanan itik tersebut turut serta membawa keidentikan dari masing-masing daerah. Seperti gulai itik cabai hijau khas Sumatra Barat, itik panggang tanpa tulang khas Banjarmasin dan masih banyak lagi. Jenis itik yang dapat dijadikan menu atau masakan kebanyakan adalah jenis itik yang masih berusia muda, antara umur 2 hingga 3 bulan.

Begitu banyak keuntungan yang dapat diperoleh melalui budidaya ternak itik. Namun semua tergantung kepada pe-ternaknya, apakah menginginkan fokus beternak itik petelur, atau itik pedaging, atau ingin menggabungkan antara keduanya. Apakah anda tertarik dan ingin mencoba...? (hmz)

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 39

Potensi UMKM

PELUNCURAN LOGO BARU TRADE EXPO INDONESIA

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian

Perdagangan Ardiansyah Parman dan Plt. Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Hesti Indah Kresnarini, Sabtu (16/10) meluncurkan logo baru Trade Expo Indonesia (TEI) 2011-2015 pada acara penutupan pameran di Jakarta International Expo, Kemayoran.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pada kesempatan tersebut menyampaikan Revitalisasi pameran TEI tahap kedua akan fokus pada peningkatan kualitas, standar, disain, kemasan produk-produk Indonesia hingga pada pemberian merek produk. Peningkatan juga dilakukan pada pelaksanaan pameran, termasuk manajemen pengelolaan, penyediaan fasilitas yang memadai bagi peserta.

Tujuan peningkatan pelaksanaan pameran Trade Expo Indonesia ini akan menjadi pameran internasional yang menjadi agenda atau tujuan para pembeli sebagai pameran yang harus dihadiri. (rdk)

PAMERAN TEI 2010 NILAI TOTAL TRANSAKSI US$ 369,3 LAMPAUI TARGET

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Diplo-

masi Perdagangan Herry Soetanto dan Direktur Pe-ngem bangan Pasar dan Informasi Ekspor Frida Adiati, Selasa (19/10) di kantor Kemendag, memberikan keterangan pers hasil nilai transaksi mencapai

US$ 369,3 juta, melampaui target yang ditetapkan sebesar US$ 300 juta. Total transaksi ini dicapai dalam 5 hari pameran dari 13 Oktober sampai dengan 17 Oktober 2010.

Negara dengan transaksi terbesar adalah Nigeria 4,4%, Jerman 3,53%, Australia 3,5%, Korea Selatan 3,2% dan Spanyol 3,1%. Jenis produk dengan transaksi terting gi diperoleh dari furnitur 28,5%, suku cadang 11,6%, kerajinan 9%, dan food & beverages 6,4%. Jumlah buyers yang berkunjung hingga hari penutupan (17/10) adalah 8.092, meningkat dari tahun lalu yang mencapai 7.914 buyers, dimana Australia menjadi negara asal buyers terbanyak, disusul Jepang, Singa-pura, UAE, serta India. Secara keseluruhan buyers berasal dari 102 negara yang didominasi oleh buyers asal pasar non tradisional 75%.

RAPAT KERJAWAMENDAG DAN KPPU DENGAN KOMISI VI DPR RI

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar bersama para pejabat Eselon I dan II Kemendag

serta Ketua KPPU, Rabu (20/10) mengadakan Rapat Kerja Dengan Anggota Komisi VI DPR RI Jakarta. Rapat Kerja yang berlangsung di ruang Rapat Komisi VI tersebut dengan agenda utama Pembahasan Pagu Defi nitif Tahun 2011 Kementerian Perdagangan dan KPPU.

Rapat Kerja yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI, Aria Bima berlangsung terbuka dengan kesimpulan akhir yaitu Komisi VI DPR RI menyetuji usulan Pagu Defi nitif RKAKL Tahun 2011 Kementerian Perdagangan sebesar Rp. 2.084.338.206 (dua trilyun delapan puluh empat milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta dua ratus enam ribu rupiah) yang terdiri dari Pagu Sementara sesuai SE.294/MK.02/2010 sebesar Rp. 1.626.504.198.000 (satu trilyun enam ratus dua puluh enam milyar lima ratus empat juta seratus sembilan puluh delapan ribu rupiah) ditambah dengan usulan tambahan anggaran sebesar Rp. 450.000.000.000 (empat ratus lima puluh miliar rupiah ) dan anggaran untuk KDEI sebesar Rp. 7.834.008.000 ( tujuh milyar delapan ratus tiga puluh empat juta delapan ribu rupiah) untuk disahkan menjadi Pagu Defi nitif RKAKL Kementerian Perdagangan dalam APBN Tahun Anggaran 2011.

Penambahan Pagu Definitif RKAKL Tahun 2011 Kementerian Perdagangan tersebut diperuntukkan program kegiatan; pertama Pengembangan Perda-gangan Dalam Negeri yang meliputi peningkatan daya

saing pasar tradisional dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (ACI) sebesar Rp. 400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah) dan kedua peningkatan perlindungan konsumen untuk peningkatan tertib ukur (metrologi) sebesar Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah). (apn)

KEMENDAG SERAHKAN PINASTHIKA AWARD 2010

Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian

Perdagangan, Radu Malem Sembiring atas nama Kementerian Perdagangan, Sabtu (30/10) menyerahkan piala kepada para pemenang Kom petisi Festival Iklan Pinasthika Ke-11 Tahun 2010. Penyerahan piala berlangsung pada acara Awarding Night di Komplek Candi Prambanan Klaten Yogyakarta.

Festival Finasthika 2010 yang diselenggarakan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Pengda DIY dan Surat Kabar Harian Kedau-latan Rakyat berlangsung dari tanggal 29-30 Okto ber 2010 di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta. Festival yang bertema Taklukan Perubahan terse but diisi berbagai agenda kegiatan meliputi AdSe minar, AdGallery, Adexpo, Awarding dan Work shop. Melalui program AdGallery, masyarakat umum bisa melihat iklan-iklan terbaik yang yang memenangkan penghargaan internasional dipa jang disepanjang venue Hyatt Regency Hotel Yogyakarta.

Pada hari pertama Festival, juga diseleng-gara kan seminar yang berlangsung di Ball Room yang menghadirkan pembicara diantaranya Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perencanaan dan Kajian, Cokorda Istri Dewi dengan topik Dam-pak Policy Dalam Akselerasi Membangun Industri Kreatif yang Kompetitif.

Semangat Pinasthika untuk terus mengem-bangkan diri dari tahun ke tahun terwujud nyata saat Kementerian Perdagangan menuliskan Pi nas-thi ka Festival Iklan dalam agenda tahunan kalender Ekonomi Kre4atif. Bahkan lebih lagi, penugasan AdStudent dan Young Film Direktor tahun ini adalah program 100% Cinta Indonesia dari Kementerian Perdagangan. Ini bentuk riil ada nya sinergi kondusif yang terjalin antara elemen industri. (apn)

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201040

Agenda

FORUM TEMU USAHA UKM DAN TOKO MODERN DAN MISI DAGANG LOKAL DI SEMARANG

Direktorat Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri, Ditjen Perdagangan Dalam

Negeri Kemendag bekerjasama dengan Dinas Per-industrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Selasa 26 Oktober 2010 menyelenggarakan Forum Temu Usaha UKM dan Toko Modern dan Misi Dagang Lokal di Semarang.

Dirjen PDN Kemendag, Subagyo dalam sam-bu tannya mengharapkan agar UKM dapat me-man faatkan kegiatan ini untuk membuka wawa-sannya dalam menjalin kemitraan dengan toko modern. Selain itu, beliau juga berharap agar UKM meningkatkan daya saing agar dapat lebih kompetitif.

Forum Temu Usaha ini diikuti oleh ± 80 pe-serta dari UKM Pangan dan Kerajinan dari berbagai kota di Jawa Tengah (Semarang, Temanggung, Boyolali, Pati, Salatiga). Selain kegiatan Forum Temu Usaha, juga dilaksanakan kegiatan Misi Da-gang Lokal. Kegiatan ini diikuti oleh 15 pengu saha dari 3 (tiga) provinsi, yaitu Lampung, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah.

JALAN GEMBIRA MENYAMBUT PERAYAAN HARI BATIK NASIONAL

Karyawan/wati Kementerian Perdagangan yang berjumlah 50 orang, Minggu (31/10) pagi, mengi-

kuti jalan gembira dalam rangka perayaan Hari Batik Nasional. Dalam acara ini di ikuti sebanyak 5000 peserta dari berbagai instansi pemerintahan dan di buka oleh menteri pemuda dan olah raga Andi Mallarangeng. Menpora mengapresiasi kegiatan itu karena dipadukan

dengan olahraga. “Dengan berolahraga kita akan semakin sehat dan lebih produktif,” kata Menpora.

Acara yang digelar atas kerjasama Yayasan Batik Indonesia dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) itu untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Tanggal tersebut berte patan dengan pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan pusaka budaya dunia (world heritage) dari Indonesia. Para peserta Jalan Gembira Batik Indo-nesia berjalan melewati Jalan Thamrin dari Silang Monas ke Bundaran HI dan kembali ke Silang Monas. (sal)

MENDAG SERAHKAN PENGHARGAAN KEPADA 12 PRODUSEN MINYAKITA

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Minggu (01/10) di Kantor Kementerian Perdagangan Jakar ta

menyerahkan sertifi kat penghargaan kepada 12 produsen Minyakita yang telah berpartisipasi atas keberhasilan program Minyakita. Sertifikat penghar gaan diterima langsung oleh masing-masing Direktur Utama dari PT. Wilmar Internasional, PT. Musim Mas Group, PT. Permata Hijau Group, PT. SMART, PT. Panca Nabati Prakarsa, PT. Mikie Oleo Nabati Industri, PT. Salim Ivomas Pratama, PT. Darmex Oil dan Pats, PT. Astra Agro Lestari, PT. Best, PT. Asian Agri dan PT. Kurnia Tunggal Nugraha. Penyerahan penghargaan dilakukan dalam acara jumpa pers terkait rencana akan digelarnya Trade Expo Indonesia 2010.

Kepada media, Mendag mengatakan bahwa pro-gram Minyakita ini dilakukan oleh pemerintah meng ingat sebagian besar minyak goreng yang beredar di masyarakat adalah dalam bentuk curah, yang mutu dan higienitasnya belum sepenuhnya terjamin. Hal ini penting karena minyak goreng merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok masyarakat. Menurut Mendag, Kemendag akan melanjutkan program ini bekerjasama dengan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, Kemendag telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk tetap memberikan fasilitas Pajak Per tam bahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) sam pai dengan tahun 2014, karena target yang diha rap kan pada tahun tersebut Minyakita sudah bisa menggantikan minyak goreng curah di pasar-pasar atau minimal market share-nya sudah mencapai kurang lebih 80% dari peredaran minyak goreng curah.

Dalam jumpa pers, Mendag yang didampingi Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar dan sekjen Kemendag Ardiansyah Parman, juga menyampaikan rencana akan digelarnya Trade Expo Indonesia (TEI) Ke-

25 yang akan berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran (13-17 Oktober ). Menurut Mendag, TEI kali ini terasa istimewa karena dilakukan bersamaan dengan Pameran Pangan Nusa 2010. ‘‘Setelah seperempat abad pelaksanaan TEI, kali ini kami mengusung tema Indonesia yang Memukau (Remarkable Indonesia), yang akan menceritakan perjalanan TEI dengan menampilkan produk-produk ekspor dari masa ke masa, prestasi TEI serta mengangkat kekayaan bahari Indonesia dalam bentuk pangan khas Indonesia, kata Mendag. (apn)

PARTISIPASI KEMENDAG PADA PAMERAN PELAYANAN PUBLIK

Kementerian Perdagangan ikut berpartisipasi dalam 2nd International Public Service Expo

2010. Pameran yang dihelat kedua kalinya ini mengusung tema “Revitalisasi Birokrasi Pelayanan Publik Untuk Kepemerintahan yang Lebih Baik”. Pameran ini diselenggarakan di Kartika Expo Cen-ter, Jakarta, pada tanggal 27-29 Oktober 2010. Pameran ini diikuti oleh 78 peserta dari berbagai instansi. Pameran Internasional Pelayanan Publik 2010 diselenggarakan dengan tujuan untuk meng-gugah kesadaran pemerintah dan semua pihak yang bergerak di sektor publik mengenai pen tingnya peran pelayanan publik sebagai ba gian integral dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Pada hari kedua, Menteri Negara Pendaya-gunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, E. E. Mangandaan, meninjau lokasi pameran dan mengunjungi stan Kementerian Perdagangan yang berada di stan B6-B7. Pada kesempatan terebut, Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Robert J. Bintaryo, menyerahkan bingkisan kepada Bapak Menteri. Dalam sambutannya, Meneg PAN dan Reformasi Birokrasi menyatakan bahwa pa-meran ini diharapkan dapat menstimulasi motivasi dan menyebarkan semangat kerja keras aparatur penyelenggara pelayanan dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik di tempatnya masing-masing.

Pada hari terakhir pameran, didampingi Lucy Kurniasari, Anggota Komisi VI DPR RI, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Taufi k Eff endi, juga berkesempatan mengunjungi stan Kementerian Perdagangan. Pameran serupa akan diselenggarakan pada Tahun 2011 mendatang.

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 41

Agenda

CongratulationCongratulation

THE 25 th TRADE EXPO INDONESIA 2010THE 25 th TRADE EXPO INDONESIA 2010

TIM REDAKSI INFO PDNFOTO : AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 201042

Frame

CongratulationTHE 25 th TRADE EXPO INDONESIA 2010

MAJALAH INFO PDN, OKTOBER 2010 43

Frame

Diterbitkan Oleh :DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERIhttp://ditjenpdn.kemendag.go.id

www.kemendag.go.id

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA

MELALUI TEI 2010, KITA INGIN MEMPERLIHATKAN KEMAMPUAN BANGSA

INDONESIA DALAM MEMASOK KEBUTUHAN PASAR INTERNASIONAL

TERKAIT DENGAN PRODUK KREATIF YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA

SAING TINGGI. ITU SEBABNYA TEI 2010 MEMILIKI FUNGSI STRATEGIS

YAITU MENGANGKAT NATION BRANDING INDONESIA.