implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap darurat …... · perpustakaan.uns.ac.id...

132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT DI PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK Mahindra Hardinata R.0009060 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: doanphuc

Post on 09-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN

TANGGAP DARURAT DI PT PUPUK

KUJANG CIKAMPEK

Mahindra Hardinata

R.0009060

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT

DI PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Mahindra Hardinata*)

, Widodo Prayitno*)

, Seviana Rinawati *)

Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana implemetasi rencana kesiapsiagaan

tanggap darurat di PT Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.

Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu

mengenai Implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap darurat melalui observasi

langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan dan pembimbing perusahaan

serta studi kepustakaan Kemudian dibahas dan dibandingkan dengan Permenaker

NO. PER-05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan.

Hasil : PT Pupuk Kujang merupakan suatu industri petrokimia yang mana dalam

kegiatan operasional produksinya menggunakan bahan baku berupa gas alam, air

dan udara yang mana dalam proses produksi membutuhkan suhu dan tekanan

yang tinggi sehingga berpotensi besar sewaktu-waktu dapat terjadi keadaan

darurat seperti kebakaran, peledakan, dan kebocoran gas atau bahan kimia.

Sehingga perlu adanya suatu sistem tanggap darurat sebagai upaya untuk

mengendalikan dan menanggulangi apabila terjadi keadaan darurat, sehingga

timbulnya kerugian dapat diminimalisasi dan upaya penyelamatan manusia serta

aset-aset perusahaan dapat lebih efektif dan efisien. PT Pupuk Kujang membagi

keadaan darurat menjadi tiga tingkatan yaitu keadaan darurat tingkat I, II, dan III.

Dalam penerapannya diterapkan tiga buah yaitu prosedur kesiagaan keadaan

darurat, prosedur penanggulangan keadaan darurat dan prosedur pemulihan pasca

keadaan darurat dan juga instruksi kerja yang berhubungan dengan keadaan

darurat. Kemudian dibahas dan dibandingkan drngan Permenaker NO. PER-

05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan

Simpulan :. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pupuk Kujang

telah menerapkan prosedur maupun instruksi-instruksi kerja yang berkaitan

dengan keadaan darurat dengan baik sesuai dengan Permenaker No. PER-

05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Ligkungan.

Kata kunci : Keadaan Darurat, Kesiapsiagaan Tanggap Darurat 1, 2

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 5: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

IMPLEMENTATION PLAN READY PERCEPTIVE

EMERGENCY AT PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Mahindra Hardinata*)

, Widodo Prayitno*)

, Seviana Rinawati*)

Purpose : To know how is implementation plan ready perceptive emergency at

PT Pupuk Kujanag Cikampek

Method : Method of the research uses descriptive method that is

implementation plan ready perceptive emergency with field observation, interview

to worker and consultant of the firm and library study so discuss and comparison

with Permenaker No. PER-05/MEN/1996 about Management Safety System and

Health Worker and ISO 14001 about Environment Management System.

Result : PT. Pupuk Kujang is one petro chemistry industry that is production

operational activities uses material are natural gas, water and air they are

production process that needs high temperature and pressure so it is high potential

emergency condition like fire, explosion and gas leakage or chemistry material.

So it need ready emergency system effort to control and prevent if they

emergency condition happen, so the loss can minimal and effort to safe human

and asset of the firm are more effective and efficient. PT. Pupuk Kujang divides

emergency condition to be 3 levels they are emergency condition level I, II and

III. They implementation are three procedure ready emergency condition,

procedure prevent emergency condition and procedure dignification pasca

emergency condition and also job direction relationship with emergency

condition. So discuss and comparison with Permenaker NO. PER-05/MEN/1996

about Safety Management System and Health Work and ISO 14001 about

Environment Management System.

Conclusion : From result of the research can conclusion is PT. Pupuk Kujang

implementation procedure, instructions work relationship with emergency

condition is good and according with Permenaker No. PER-05/MEN/1996 about

safety management system and Healt work system and ISO 14001 about

environment management system.

Keyword: Emergency Condition, Ready Perceptive emergency. 1,2

Program Diploma III Hiperkes and Safety Work, Physician Faculty, Sebelas

Maret University of Surakarta.

Page 6: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sebagai tugas

akhir dengan judul “Implementasi Rencana Kesiapsiagaan Tanggap Darurat

di PT Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat” dengan lancar.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan dari

pendidikan yang penulis tempuh di Program Diploma III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Disamping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk menambah wawasan guna

mengenal, mengetahui, dan memahami mekanisme serta mencoba

mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati permasalahan dan

hambatan yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

perusahaan. Selain itu laporan ini juga diharapkan dapat wawasan dan ilmu

pengetahuan pembaca.

Laporan magang ini disusun berdasarkan hasil pengamatan penulis selama

melakukan magang dengan data dan informasi yang didapat dari karyawan,

pembimbing lapangan, dosen dan literatur yang menunjang.

Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini akan jauh dari

kesempurnaan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu atas

terlaksananya kegiatan magang ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan. dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes Selaku Ketua Pogram D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

3. Bapak Widodo Prayitno. Selaku Dosen Pembimbing I.

4. Ibu Seviana Rinawati, SKM. Selaku Dosen Pembimbing II.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staff pengajar dan karyawan/karyawati Program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

6. Bapak Sumarna, selaku Superintendent KPK PT Pupuk Kujang yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek kerja lapangan.

7. Bapak Dadi Setiadi, selaku pembimbing lapangan dan penguji. Terima kasih

banyak atas segala bimbingan dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis baik moral maupun spiritual.

8. Bapak Asep Ridwan, Bp. Rahmat Rusyani, Bp. Ridwan Darmawan, Ibu Ida

Rosida, Mas Abdurrohman, Mas Indradi, Mas Sayoga, Mas Indra, Mas Rady,

Bp. Yoen Sutarya, Bp. Irfan, Mas April, Bp. Muhidin, Bp. Atim/ pak Tebe

selaku anggota Bagian KPK dan Hiperkes PKC yang telah membantu dalam

pengumpulan data dan penyusunan laporan penelitian.

9. Shift group A, B, C, dan D yang telah memberikan bantuan dalam melakukan

observasi lapangan (khususnya kepada Bp. Cahya, Bp. Asep Rahmat, Bp.

Dadi Mulyadi, Bp. Tohir, Bp. Endang Sodikin, Bp. Sugiyo, Bp. Suryadi, Bp.

Ridwan, Bp. Atok, Bp, Haji Maman, Bp. Endang Susman, Mas Idoy, Mas

Page 7: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

dede, Mas Yudo, Mas Dery, Mas Ridwan,Mas Erwin, Mas Handri, Mas

Hendra, Mas Frima, Mas Husny, Mas Ance, Mas Yogi, Mas Aziz, Mas Adi,

Mas Anjas, Mas Ainur, Mas Heru, Mas Tri, Mas Cecep, Mas Ramdani,

terimakasih atas bantuannya selama magang disana.

10. Teman-temanku seperjuangan dari UNS Yogi dan Artina serta teman

seperjuangan pada saat magang Wulan, Atiek, Widya, Mas Arif, Rohendy,

Ardiyansah, Bily, Abdhurrahman terimakasih atas dukungan dan bantuan

kalian.

11. Teman-teman D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja angkatan 2009, teman-

teman kos terimakasih atas dukungan dan doa kalian.

12. Bapak, Ibu, Mas Agus, Mas Didik, yang tercinta serta semua keluargaku yang

tidak henti-hentinya mendo’akan dan telah memberikan dukungan moral,

spiritual maupun material kepada penulis.

13. Serta semua pihak yang selalu mebantu penulis dalam segala hal sehingga

penulis selalu konsisten dan semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari

sempurna dan berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, demi

kemajuan Hiperkes dan penulis pada khususnya. Untuk itu saran dan masukan

yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

kemajuan kita bersama, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Terima kasih.

Surakarta, 09 Mei 2012

Penulis,

Mahindra Hardinata

Page 8: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6

1. Definisi ....................................................................................... 6

2. Rencana Respon Gawat Darurat ................................................. 14

3. Peringatan dan Tanda Bahaya .................................................... 23

4. Rencana Pemulihan Keadaan Darurat ......................................... 25

5. Perubahan/ Perbaikan Berkelanjutan .......................................... 38

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 41

A. Metode Penelitian.............................................................................. 41

B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 41

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42

E. Sumber Data ...................................................................................... 42

F. Pelaksanaan ....................................................................................... 43

G. Analisis Data ..................................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 44

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 44

B. Pembahasan ....................................................................................... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 119

A. Simpulan ........................................................................................... 119

B. Saran .................................................................................................. 123

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 124

LAMPIRAN

Page 9: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Keadaan Darurat

Lampiran 2 Tanda Keadaan Darurat

Lampiran 3 Area Potensi Bahaya dan Jalur Evakuasi

Lampiran 4 Laporan Pemeriksaan Fire Hydrant

Lampiran 5 Laporan Pemeriksaan Fire Hose Box

Lampiran 6 Laporan Pemeriksaan Hose Reel

Lampiran 7 Laporan Pemeriksaan Safety Shower

Lampiran 8 Laporan Pemeriksaan APAR

Lampiran 9 Laporan Pemeriksaan Gardu Darurat

Lampiran 10 Laporan Pemeriksaan Sprinkler

Lampiran 11 Daftar Lokasi Penempatan APAR

Lampiran 12 Daftar Lokasi Penempatan Fire Hydrant, Hose Reel, Hose Box

Lampiran 13 Daftar Lokasi Penempatan Kotak P3K

Lampiran 14 Daftar Lokasi Penempatan Safety Equipment

Lampiran 15 Laporan Pemeriksaan P3K

Lampiran 16 Laporan Pemeriksaan Fire Alarm System

Lampiran 17 Laporan Pemeriksaan Sliding Chute dan Tangga Darurat

Lampiran 18 Daftar Penempatan SCBA dan Botol Cadangan

Lampiran 19 Laporan Pelaksanaan Latihan Keadaan Darurat

Lampiran 20 Laporan Kegiatan Maintenance KPK

Lampiran 21 Surat Keterangan Magang

Page 10: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan

produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin

kompleks. Akan tetapi penggunaan mesin-mesin modern dan canggih itupun

juga harus diwaspadai karena banyak potensi bahaya yang jika tidak

diwaspadai dan dikendalikan dapat menimbulkan bahaya ataupun kecelakaan

yang dapat merugikan tenaga kerja, perusahaan ataupun lingkungan sekitar.

Keadaan aman sepenuhnya tidak akan mungkin tercapai, hal ini

dikarenakan selalu terdapat kemungkinan faktor-faktor yang tidak dapat

diduga dan diperhitungkan. Oleh karena itu, di semua industri tidak cukup

bila hanya melalui perencanaan untuk keadaan operasi normal, tetapi juga

harus membuat perencanaan dan persiapan keadaan darurat. Tujuannya tidak

lain yaitu untuk meminimalisasi kerugian baik material maupun korban

manusia jika terjadi keadaan darurat di tempat kerja (Syukri Sahab, 1997).

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja saat ini menuntut sikap

proaktif. Walaupun telah diambil langkah pencegahan yang memadai,

kemungkinan terjadinya keadaan darurat di industri tidak dapat dihilangkan

sama sekali. Karena itu setiap industri harus mempunyai rencana dan

persiapan keadaan darurat, yang didasarkan atas evaluasi risiko bahaya yang

Page 11: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ada, sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menyebutkan bahwa

“Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau

bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalan pada saat

kejadian yang sebenarnya” (Syukri Sahab, 1997).

Dikarenakan setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk

mengupayakan terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, bebas dari

penyakit akibat kerja dan bahkan kecelakaan kerja, serta mampu memberi

kesempatan untuk menyelamatkan diri apabila terjadi suatu keadaan darurat

atau bencana. Hal ini diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja Bab III mengenai Syarat-syarat Keselamatan Kerja.

Suatu perencanaan keadaan darurat harus praktis, sederhana dan mudah

dimengerti. Oleh karena, rencana darurat menyangkut soal tindakan yang

perlu guna mengatasi risiko yang masih ada setelah semua tindakan

pencegahan yang sesuai dilakukan (Syukri Sahab, 1997).

Melihat bahwa PT Pupuk Kujang merupakan perusahaan petrokimia

yang memproduksi urea dengan bahan baku berupa gas alam, air dan udara.

Dimana dalam setiap proses produksinya menggunakan suhu dan tekanan

tinggi sehingga berpotensi sangat besar sewaktu-waktu dapat terjadi keadaan

darurat seperti kebakaran, kebocoran gas/bahan kimia, dan bahkan peledakan

dahsyat yang dapat mengancam kesehatan, keamanan, kenyamanan dan

keselamatan jiwa tenaga kerja serta lingkungan sekitar perusahaan bisa

terjadi. Maka perusahaan PT Pupuk Kujang menerapkan sistem tanggap

Page 12: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

darurat meliputi kesiagaan terhadap keadaan darurat, penanggulangan

keadaan darurat dan bahkan pemulihan keadaan darurat.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin membahas lebih

lanjut mengenai implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap darurat di PT

Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat suatu rumusan masalah

yaitu

1. “Bagaimana implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap darurat PT

Pupuk Kujang dalam menghadapi keadaan darurat di PT Pupuk Kujang

Cikampek”?

2. “Apakah implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap darurat PT Pupuk

Kujang sudah sesuai untuk aturan yang telah berlaku” ?

3. “Apakah sudah cukup efektif terkait dengan implementasi rencana tenggap

darurat” ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya

keadaan darurat di PT Pupuk Kujang Cikampek.

2. Untuk mendiskripsikan tingkatan keadaan darurat di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

Page 13: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Untuk mendiskripsikan cara penanganan atau penanggulangan keadaan

darurat

4. Untuk mendiskripsikan implementasi rencana kesiapsiagaan tanggap

darurat dalam menghadapi keadaan darurat.

5. Untuk mendiskripsikan tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat terjadi

keadaan darurat di PT Pupuk Kujang Cikampek.

6. Untuk mendiskripsikan rencana pemulihan setelah terjadi bencana di PT

Pupuk Kujang Cikampek.

7. Untuk mendiskripsikan kendala-kendala yang mungkin dapat terjadi pada

pelaksanaan keadaan darurat di PT Pupuk Kujang Cikampek.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi :

1. Mahasiswa

a. Dapat mengetahui secara nyata penerapan ilmu yang didapat dari

bangku kuliah di suatu perusahaan.

b. Dapat menambah wawasan tentang sistem tanggap darurat di tempat

kerja.

c. Dapat mengetahui permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

beserta penerapannya di perusahaan.

Page 14: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Dapat menambah referensi kepustakaan mengenai manajemen

tanggap darurat di lingkungan industri, serta dapat mengukur sejauh

mana kemampuan mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan

Kerja dalam menerapkan ilmu Keselamatan Kerja khususnya tentang

sistem tanggap darurat.

3. Perusahaan

Diharapkan dapat memperoleh masukan berupa saran sebagai bahan

evaluasi dan pertimbangan dalam meningkatkan penerapan sistem

tanggap darurat.

Page 15: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi

a. Tempat Kerja

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per-

05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap

ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,

dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja

untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau

sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan

air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah

kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Sedangkan menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 1,

ayat 1 Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau

terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang

sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan

dimana terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci

dalam pasal 2. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,

lapangan halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian

atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Page 16: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Potensi Bahaya (hazard)

Potensi bahaya merupakan suatu keadaan yang memungkinkan

atau berpotensi terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa

cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan

melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka,

2008).

c. Manajemen Bencana atau Keadaan Darurat

Manajemen bencana pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga

tingkatan yaitu

1) Manajemen insiden (tingkat lokasi)

Manajemen insiden adalah penanggulangan kejadian

dilokasi atau langsung ditempat kejadian. Penanggulangan ini

dilakukan oleh tim tanggap darurat yang dibentuk atau petugas-

petugas lapangan sesuai dengan keahlian masing-masing.

Penanggulangan bencana pada tingkat ini bersifat teknis.

2) Manajemen Darurat (tingkat unit atau tingkat daerah)

Manajemen darurat adalah upaya penanggulangan bencana

ditingkat yang lebih tinggi yang mengkoordinir lokasi kejadian.

3) Manajemen Krisis (tingkat nasional atau tingkat korporat)

Manajemen krisis adalah manajemen yang berada pada

tingkat paling tinggi, manajemen ini bersifat taktis dan strategis.

Tugas dari manajemen krisis adalah menentukan kebijakan

Page 17: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dalam menghadapi suatu bencana atau keadaan darurat

(Soehatman Ramli, 2010).

d. Tahapan Manajemen Bencana atau Keadaan Darurat

Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang

dilakukan untuk mengolah bencana dengan baik dan aman melalui

tiga tahapan sebagai berikut :

1. Pra Bencana

Tahapan manajemen bencana pada kondisi sebelum

kejadian atau pra bencana meliputi ; Soehatman Ramli (2010) :

a) Kesiagaan

Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengantipasi bencana melalui

pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna

berdaya guna.

Menbangun kesiagaan adalah unsur penting, namun

tidak mudah dilakukan karena menyangkut sikap mental

dan budaya serta disiplin ditengah masyarakat. Kesiagaan

adalah tahapan yang paling strategis karena sangat

menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam

menghadapi datangnya suatu bencana.

b) Peringatan Dini

Langkah lainnya yang perlu dipersiapkan sebelum

bencana terjadi adalah peringatan dini. Langkah ini

Page 18: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

diperlukan untuk memberikan peringatan kepada

masyarakat tentang bencana yang akan terjadi sebelum

kejadian darurat atau bencana datang.

Peringatan dini disampaikan dengan segera kepada

semua pihak, khususnya mereka yang potensi tekena

bencana akan kemungkian datang didaerahnya masing-

masing. Peringatan didasarkan berbagai informasi teknis

dan ilmiah yang dimiliki, diolah atau diterima dari pihak

berwenang mengenai kemungkinan akan datangnya suatu

bencana.

c) Mitigasi Bencana

Menurut Peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 2008

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan

fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bahaya.

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mencegah atau

mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu

bencana. Dari batasan ini sangat jelas bahwa mitigasi

bersifat pencegahan sebelum kejadian.

Mitigasi bencana harus dilakukan secara terencana

dan komprehensif melalui berbagai upaya dan pendekatan

antara lain :

Page 19: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(1) Pedekatan Teknis

Secara teknis mitigasi bencana dilakukan untuk

mengurangi dampak suatu bencana misalnya :

(a) Membuat rancangan atau disain yang kokoh dari

bangunan sehingga taha terhadap gempa

(b) Membuat material yang tahan terhadap bencana

misalnya material tahan api.

(c) Membuat rancangan teknis pengaman, misalnya

tanggul banjir, tanggul lumpur, tanggul tangki

untuk mengendalikan bahan berbahaya.

(2) Pendekatan Manusia

Pendekatan secara manusia ditunjukan untuk

membentuk manusia yang paham dan sadar mengenai

bahaya bencana. Untuk itu perilaku dan cara hidup

mnusia harus dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan

kondisi lingkungan dan potensi bencana yang

dihadapinya.

(3) Pendekatan Administratif

Pemerintah atau pimpinan organisasi dapat

dilakukan pendekatan administratif dalam manajemen

bencana khususnya ditahap mitigasi sebagai contoh :

(a) Penyusunan tata ruang dan tata lahan yang

memperhitungkan aspek risiko bencana

Page 20: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(b) Sistem perijinan dengan memasukan aspek analisa

resiko bencana

(c) Penerapan kajian bencana untuk setiap kegiatan

dan pembangunan industri berisiko tinggi

(d) Mengembangkan program pembinaan dan

pelatihan bencana diseluruh tingkat masyarakat

dan lembaga pendidikan.

(e) Menyiapkan prosedur tanggap darurat dan

organisasi tanggap darurat dan organisasi baik

pemerintahan maupun industri berisiko tinggi.

(4) Pendekatan Kultural

Masih ada anggapan dikalangan masyarakat

bahwa bencana itu adalah takdir sehingga harus

diterima apa adanya. Hal ini tidak sepenuhnya benar,

karena dengan kemampuan berfikir dan berbuat,

manusia dapat berupaya menjauhkan diri dari bencana

dan sekaligus mengurangi keparahannya.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kultural

untuk meningkatkan kesadaran mengenai bencana.

Melalui pendekatan kultural, pencegahan bencana

disesuaikan dengan kearifan masyarakat lokal yang

telah membudaya sejak lama

Page 21: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Upaya pencegahan dan pengendalian bencana

disesuaikan dengan budaya lokal dan tradisi yang

berkembang di tengah masyarakat.

2. Saat Kejadian Bencana atau Kejadian Darurat

Tahapan paling krusial dalam system manajemen

bencana adalah saat bencana sesungguhnya terjadi. Mungkin

telah melalui proses peringatan dini, maupun tanpa

peringatan atau terjadi secara tiba-tiba.

Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah seperti

tanggap darurat untuk dapat mengatasi dampak bencana

dengan cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian

dapat diminimalkan.

e. Keadaan Darurat

Keadaan darurat adalah keadaan tidak normal yang apabila

terjadi pada suatu tempat atau kegiatan cenderung membahayakan

manusia, merusak alat dan lingkungan (Prosedur Integrasi, ISO

9001:2008, ISO 14001:2004 & SMK3 PT Pupuk Kujang).

Keadaan darurat adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan

dimana terjadi kebakaran, peledakan tumpahan minyak/bahan kimia

atau terlepasnya gas dalam jumlah yang besar, kegagalan/kerusakan

salah satu alat utilitas utama atau suatu tindakan penyelamatan yang

segera diperlukan dalam suatu pabrik/ perusahaan. Suatu keadaan

darurat di suatu perusahaan memerlukan tindakan segera untuk

Page 22: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengembalikan kondisi yang aman secepat mungkin (Soehatman

Ramli, 2010).

Keadaan darurat adalah suatu keadaan dimana perlu penanganan

khusus dan tidak dapat ditangani secara biasa oleh personil yang ada,

dikarenakan terjadi salah satu/bersamaan kejadian, seperti

kebocoran/ menghamburnya bahan kimia berbahaya, peledakan,

kebakaran, bencana alam gempa bumi atau huru hara pada tingkat

tertentu yang membahayakan keselamatan dan aset perusahaan

(Prosedur Integrasi, ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 & SMK3 PT

Pupuk Kujang).

f. Tanggap Darurat

Tanggap darurat bencana ( respone ) adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana

untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi

kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,

pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,

penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Tanggap darurat adalah tindakan segera dilakukan untuk

mengatasi kejadian bencana misalnya dalam suatu proses kebakaran

atau peledakan di lingkungan industri ; (Soehatman Ramli, 2010):

1) Memadamkan kebakaran atau peledakan

2) Menyelamatkan manusia dan korban (resque)

3) Menyelamatkan harta benda dan dokumen penting ( salage )

Page 23: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4) Perlindungan masyarakat umum

Tindakan ini dilakukan oleh tim penanggulangan bencana yang

dibentuk dimasing-masing daerah atau organisasi.

2. Rencana Respon Gawat Darurat

Sistem rencana respon gawat darurat dalam ISO 14001 serta tertera

dalam elemen 4.4.7. Di dalam elemen 4.4.7. Tentang sistem respon

gawat darurat ini, organisasi membuat prosedur untuk mengidentifikasi

potensi terjadinya kecelakaan dan situasi darurat lingkungan serta

prosedur untuk menanggapinya serta mencegah dan mengurangi dampak

lingkungan yang dapat terjadi berkaitan dengan keadaan darurat tersebut.

Salah satu sumber yang berpotensi memberikan dampak yang

besar terhadap lingkungan adalah kondisi darurat seperti kebakaran,

bocoran gas ataupun bahan kimia, tumpahan bahan kimia, dan bencana

alam. Dampak-dampak yang berpotensi tersebut perlu di identifikasi dan

dibuat rencana untuk penanganannya. Persyaratan dalam menanggulangi

keadaan darurat dengan (Sertifikasi ISO 14001) :

a. Adanya prosedur untuk mengidentifikasi potensi darurat dan langkah

untuk mencegah, menanggapinya, dan mengurangi semua kerusakan

lingkungan yang diakibatkannya.

b. Pengujian periodik dari prosedur darurat serta pembaharuan rencana

dan prosedur bila diperlukan menggunakan pengalaman dari keadaan

darurat sebenarnya atau sumber lainnya dengan uji coba.

Page 24: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Secara garis besar suatu rencana respon gawat darurat dibagi menjadi

tiga, yaitu (Sertifikasi ISO 14001) :

a. Persiapan Distribusi

Rencana gawat darurat harus dipersiapkan dan disusun oleh Pakar

Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja setempat yang

mempunyai pengetahuan akan kondisi dan peraturan yang berlaku.

Bagian-bagian yang harus memberikan sumbangan dalam pembuatan

rencana/melakukan peninjauan diantaranya Bagian Keamanan,

Fasilitas, Hukum dan Sumber Daya Manusia serta Tim Tanggap

Darurat yang harus terlibat dalam persiapan rencana atau dalam

perbaikan selanjutnya dari rencana yang ada sehingga mereka

mengetahui keseluruhan rencana dengan baik dan turut merasa

sebagai penyumbang saran.

Salinan dari Rencana Gawat Darurat harus diberikan atau

dibagikan ke seluruh unit kerja. Atau sekurang-kurangnya satu salinan

harus ada di setiap gedung, yang biasanya diletakkan pada meja

resepsionis, pos penjagaan atau kotak di tembok dekat pintu keluar.

Individu-individu dibawah ini yang harus memiliki salinan yang

dikontrol :

1) Setiap anggota Tim Respon Gawat Darurat

2) Komite Keselamatan

3) Perwakilan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4) Dinas Pemadam Kebakaran

Page 25: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5) Rumah Sakit setempat

6) Koordinator Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

b. Aktivitas Utama dan Komponen yang Harus Dipersiapkan Sebelum

Keadaan Darurat

Semua rencana gawat darurat harus bersifat spesifik, hal ini

diharapkan agar dapat berguna pada keadaan darurat. Ada beberapa

unsur kunci utama pada sebagian rencana Tim Respon Gawat Darurat,

hal-hal tersebut adalah :

1) Tim Respon Gawat Darurat

Tim Respon Gawat Darurat harus terdiri dari para pekerja yang

memiliki pengetahuan atau sudah terlatih untuk bertindak dalam

keadaan gawat darurat seperti kebakaran, peledakan, tumpahan

bahan kimia dan lain sebagainya. Kemudian ditentukan jumlah

yang memadai dari pekerja yang menjadi anggota Tim Respon

Gawat Darurat, serta setiap tim diangkat seorang pemimpin.

Kebanyakan organisasi akan meminta setiap bagian untuk

menugaskan satu orang sebagai anggota Tim Respon Gawat

Darurat. Bila hal ini tidak mencukupi jumlah yang diperlukan,

maka kekurangannya akan diambil dari tiap gedung. Karena

lamanya waktu pelatihan, maka akan lebih efektif jika setiap

anggota Tim Respon Gawat Darurat harus bertugas sekurangnya

selama 2 tahun atau lebih jika mereka menginginkannya.

Page 26: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Anggota kunci dari Tim Respon Darurat adalah pemimpin tim.

Orang ini harus dipilih dengan sangat berhati-hati, karena seorang

pemimpin tim harus membuat keputusan penting dalam situasi

kritis dan tekanan. Beberapa keputusan mungkin mempunyai

dampak yang besar terhadap pekerja, lingkungan dan kegiatan

bisnis. Orang yang dipilih harus seorang yang berpikiran jernih,

tenang, berpendidikan, terlatih dan mempunyai kemampuan

memimpin.

Pada organisasi yang efisien dan ringkas yang banyak dijumpai

dalam industri saat ini, terkadang sulit untuk mendapatkan jumlah

Tim Respon Gawat Darurat yang memadai. Semua bagian terlihat

kekurangan staf dan sulit dalam menentukan wakil untuk

bergabung dengan Respon Gawat Darurat untuk menangani

masalah ini. Bagian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja

harus terlebih dahulu menyerahkan permintaan untuk sukarelawan

dalam Respon Gawat Darurat. Untuk alasan yang nyata dan jelas

individu-individu yang ingin bergabung dalam Respon Gawat

Darurat lebih berharga dari mereka yang ditugaskan. Bila tidak

cukup sukarelawan yang diperoleh, maka manajer tiap bagian

harus menentukan siapa yang harus bergabung dalam Respon

Gawat Darurat. Perlu bagi bagian lingkungan, kesehatan, dan

keselamatan kerja untuk mengirimkan salinan dari kebijakan atau

dokumen-dokumen lain yang memperinci kebutuhan akan suatu

Page 27: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Respon Gawat Darurat yang telah ditandatangani oleh manajemen

puncak.

2) Peralatan Perlindungan Personil

Penempatan Peralatan Perlindungan Personil atau PPE

(Personal Protective Equipment) harus disesuaikan dengan potensi

bahaya yang ada di lokasi tersebut. PPE (Personal Protective

Equipment) yang harus disediakan misalnya alat pelindung

pernafasan, pelindung kepala, sepatu keselamatan, baju tahan

bahan kimia, sarung tangan, dan sebagainya. Sebelum digunakan

peralatan harus dilakukan pengujian sebelum keadaan darurat yang

sebenarnya.

3) Peralatan Pembersih Tumpahan Bahan Kimia

Sebelum keadaan gawat darurat terjadi perlu juga disediakan

peralatan untuk membersihkan sisa penanggulangan keadaan

darurat dan menempatkannya di area yang beresiko tinggi. Sebagai

contoh, keadaan darurat yang diakibatkan oleh karena tumpahan

bahan kimia berbahaya ; peralatan pembersih yang disediakan

meliputi bantal penyerap, penetral asam-basa, kertas pH, drum dan

kantong buangan, label limbah berbahaya, sapu, sekop dan garu.

4) Pelatihan

Anggota Tim Respon Gawat Darurat harus dilatih tentang

bagaimana menangani situasi-situasi yang berbeda seperti

tumpahan bahan kimia, kebakaran, cedera, gempa bumi, dan

Page 28: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

masalah-masalah cuaca yang ekstrim. Subyek-subyek yang

diberikan termasuk perlindungan pernafasan, pengetahuan tentang

racun, sistem komando kecelakaan, prosedur pembersihan

tumpahan bahan kimia, penanganan drum gawat darurat, klasifikasi

bahaya pemakain lembar data keamanan bahan, identifikasi dan

penilaian bahaya, peralatan perlindungan diri (PPE), peralatan

pemantauan, pertolongan pertama, penanggulangan kebakaran,

petunjuk tindakan gawat darurat dari departemen transportasi,

dekontaminasi, dan beberapa topik umum dan spesifik lainnya.

Penting bagi manajemen untuk mendukung pelatihan Tim

Respon Gawat Darurat. Penyelia harus mengalokasikan waktu

untuk pelatihan dan menekankan pekerja mereka untuk benar-

benar terlatih dalam fungsi Tim Respon Gawat Darurat. Perwakilan

Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lokasi serta

Pemimpin Tim Respon Gawat Darurat harus selalu mendukung

dan mencatat bahwa pelatihan yang diperlukan telah dilakukan.

Dengan pelatihan tersebut diharapkan respon dari tenaga kerja

mengenai tanggap darurat dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan

kemampuan tenaga kerja selain melakukan pelatihan tersebut,

sebaiknya tenaga kerja mengikuti kelas khusus yang dapat

diperoleh dari universitas atau lokasi lainnya.

Page 29: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5) Pelatihan Praktik Tim Tanggap Darurat

Tim Respon Gawat Darurat harus mempraktikkan

keterampilan yang mereka pelajari selama pelatihan. Hal ini

dimaksudkan untuk memastikan bahwa mereka mengikuti prosedur

yang benar. Latihan ini diharapkan dilakukan setiap 2 bulan sekali,

dengan diskusi pada keberhasilan yang dicapai dan masalah yang

dijumpai. Latihan harus dilakukan sesuai jadwal bulanan Tim

Respon Gawat Darurat dan sesekali dilakukan secara mendadak.

6) Kondisi Fisik

Semua Tim Respon Gawat Darurat harus menjalani tes

kebugaran, pernafasan dan fisik. Dimana hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh Dokter digunakan sebagai syarat untuk menentukan

apakah anggota Tim Respon Gawat Darurat dalam keadaan sehat

atau sakit, sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan Tim

Respon Gawat Darurat.

7) Komunikasi Tim Respon Gawat Darurat

Anggota Tim Respon Gawat Darurat masing-masing harus

memiliki radio panggil, telepon genggam, radio komunikasi atau

alat komunikasi lainnya, sehingga mereka dapat dikumpulkan

secepat mungkin ke tempat kejadian. Nomor radio komunikasi

mereka harus diberikan pada Pos Keamanan, Meja Resepsionis,

Operator, Perwakilan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan

Kerja setempat, juga perlu memberikan beberapa jenis alat

Page 30: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

komunikasi gawat darurat pada tiap pimpinan perwakilan

lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja dari tiap situs,

penjaga keamanan dan perawat di situs tersebut, karena merekalah

sumber daya yang berguna bagi Tim Respon Gawat Darurat bila

terjadi keadaan gawat darurat.

8) Rencana Tanggap Darurat

Rencana Tanggap Darurat perlu dipersiapkan sebelum kejadian

gawat darurat terjadi. Rencana yang dibuat harus diperbaharui

apabila rencana tersebut sudah tidak valid dengan kondisi yang ada

dan terjadi suatu perubahan penting.

9) Ketersediaan Tim

Tim Respon Gawat Darurat harus siap setidaknya selama jam

kerja operasional dari fasilitas tersebut. Untuk kegiatan operasional

yang berlangsung terus-menerus, berarti Tim Respon Gawat

Darurat harus berada di tempat selama 24 jam. Sehingga jelas

diperlukan tim dalam pergantian shift pada sistem jam kerja.

10) Penentuan Nomor Telepon Intern untuk Keadaan Darurat

Nomor telepon intern untuk keadaan gawat darurat harus

ditentukan sehingga dapat digunakan dari setiap nomor telepon

intern. Akan lebih baik apabila nomor yang dipakai mudah diingat.

Nomor telepon ekstern harus diberikan menyangkut telepon ke

Polisi, Dinas Pemadam Kebakaran dan RSUD (Ambulans).

Dimana penentuan nomor telepon ekstern ini berdasarkan hasil

Page 31: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

diskusi dengan Perwakilan Lingkungan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja dari lokasi yang bersangkutan dibawah

pengarahan dari pihak koordinator kecelakaan/pemimpin Tim

Tanggap Darurat.

11) Penentuan Nomor Telepon Ekstern untuk Keadaan Darurat

Nomor telepon dan petunjuk harus diberikan menyangkut

telepon ke Polisi, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Ambulans.

Panduan sangat penting karena banyaknya keadaan “abu-abu”

ketika pihak keamanan tidak yakin apakah hal tersebut darurat atau

tidak. Bila ada keragu-raguan, keadaan tersebut harus diasumsikan

sebagai keadaan gawat darurat dan pihak-pihak terkait segera

dihubungi.

12) Peta Evakuasi

Peta evakuasi yang terbaru harus dipersiapkan dan

ditempatkan di beberapa lokasi pada tiap fasilitas pabrik. Peta-peta

ini harus menunjukan pintu keluar terdekat, pintu keluar cadangan,

dan titik pertemuan. Disarankan bahwa peta evakuasi juga

menunjukan lokasi rencana gawat darurat, meja resepsionis,

pemadam kebakaran, pencuci mata, pancuran air, peralatan untuk

menangani tumpahan bahan kimia, P3K, dan elemen penting

lainnya. Para pekerja harus diberitahu untuk mengingat rute utama

mereka dan rute cadangan bila jalan keluar utama tertutup.

Page 32: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

13) Sistem Pemberitahuan Masyarakat

Beberapa jenis sistem komunikasi harus tersedia saat keadaan

gawat darurat. Apapun sistem yang dipilih, harus dapat didengar di

seluruh area pabrik tempat pekerja yang sedang berkumpul,

termasuk area-area yang jauh, kamar mandi, ruang istirahat, dan

area yang bising. Sistem komunikasi gawat darurat harus diuji

setiap bulan untuk memastikan bahwa sistem itu bekerja dengan

sempurna.

14) Titik Pertemuan di Luar Lokasi

Beberapa titik pertemuan di luar lokasi yang telah ditentukan

sebelumnya harus ditandai dan para pekerja diinstruksikan untuk

berkumpul di titik tersebut pada saat keadaan darurat. Para penyelia

diberitahu bahwa titik ini adalah tempat mereka memimpin segera

setelah evakuasi dilakukan. Untuk melakukan hal ini secara efisien,

maka pengawas harus mengetahui siapa saja yang ada di dalam

shift, sakit atau cuti.

15) Peralatan Gawat Darurat Lain

Selain peralatan pembersih tumpahan, radio, dan peralatan

perlindungan personil, ada peralatan gawat darurat lainnya yang

juga harus dimiliki. Pancuran pengaman, alat pencuci mata,

pemadam kebakaran, P3K, alat transfusi darah, oksigen, peralatan

dekontaminasi adalah contoh peralatan berguna lainnya.

Page 33: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

16) Praktik Keadaan Darurat dan Evakuasi

Sekurang-kurangnya satu tahun sekali seluruh pekerja dan tim

tanggap darurat harus melakukan latihan praktik keadaan darurat

dan evakuasi. Bila seluruh fasilitas terganggu pada saat dilakukan

latihan bersama, maka tiap bagian dapat melakukan latihan

terpisah. Para pekerja yang harus menangani proses-proses penting

harus melakukan latihan mereka setelah giliran tugas mereka

selesai. Bila memungkinkan, lebih baik melakukan latihan bersama

bagi seluruh fasilitas pabrik seperti pada kasus gawat darurat yang

sesungguhnya.

3. Peringatan dan Tanda Bahaya ( komunikasi )

Bila suatu keadaan darurat terjadi, maka perlu tanda peringatan segera

dibunyikan secepatnya, dan tindakan segera dilakukan. Tidakan cepat

biasanya dapat membatasi agar keadaan cepat dapat tetap terkendali. Ada

tiga hal yang perlu ditentukan adalah :

a. Siapa yang bertugas dan berhak membunyikan alarm tanda keadaan

darurat.

b. Melatih personil

c. Sistem peringatan dini

Untuk membunyikan tanda peringatan darurat, dapat ditugaskan

kepada setiap pekerja, tetapi juga dapat ditugaskan pada orang-orang

tertentu pada masing-masing shift dan masing-masing lokasi. Untuk

berbagai keadaan darurat perlu irama yang berbeda-beda. Karena itu

Page 34: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pekerja yang ditunjuk perlu dilatih membunyikan berbagai irama tanda

peringatan sedang seluruh karyawan perlu membiasakan dan

memahaminya serta bersiap melaksanakan peran masing-masing sesuai

jenis bahaya yang terjadi.

Sesudah tanda peringatan dibunyikan, maka kegiatan penanggulangan

keadaan darurat diaktifkan. Setiap personil segera menempati pos masing-

masing dan melaksanakan tugas sesuai organisasi dan prosedur yang

ditentukan. Koordinator lapangan segera menuju tempat kejadian untuk

mengambil alih komando. Setiap petugas segera menuju pos yang

ditentukan, dan secepatnya mempersiapkan peralatan dan siap menerima

komando (Syukri Sahab, 1997).

4. Rencana Pemulihan Setelah Keadaan Darurat

Setelah keadaan darurat terjadi dan setelah proses tanggap darurat

dilewati, maka langkah berikutnya adalah melakukan rehabilitasi dan

rekonstruksi.

a. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada

wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau

berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan

masyarakat pada wilayah pasca bencana.

Di tingkat industri atau perusahaan, fase rehabilitasi dilakukan

untuk mengembalikan jalannya operasi perusahaan seperti sebelum

Page 35: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bencana terjadi. Upaya rehabilitasi misalnya memperbaiki peralatan

yang rusak dan memulihkan jalannya perusahaan seperti semula.

b. Rekonstruksi

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat

pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaan utama tumbuh dan

berkembangnya kegiatan perekonomian, social dan budaya, tegaknya

hukum dan ketertiban, dan bangkitnya eran serta masyarakat pada

wilayah pasca bencana (Soehatman Ramli, 2010).

Rencana keadaan darurat juga meliputi kegiatan pasca kejadian.

Setelah keadaan dapat diatasi maka operasi perusahaan harus

secepatnya dipulihkan kembali. Apabila tidak ada kerusakan yang

berarti, maka pabrik kembali dijalankan dengan sangat hati-hati sesuai

dengan prosedur (start up) dibawah pengawasan ahli dan dilakukan uji

coba operasi di bawah kapasitas normal. Kalau ditemukan kerusakan

yang berarti, maka langkah pertama adalah mengiventarisasi

kerusakan, dilanjutkan dengan perbaikan dan rehabilitasi semua

kerusakan dan selanjutnya uji coba operasi. Bila pada operasi

percobaan berhasil baik, maka dilanjutkan pada operasi normal

(Syukri Sahab, 1997).

Segera setelah krisis ditanggulangi, rencana pemulihan keadaan

darurat dilakukan jika kegiatan operasional tidak berjalan. Perlu untuk

menyusun suatu rencana pemulihan keadaan darurat untuk membantu

Page 36: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pemulihan. Jika tidak, kehilangan waktu dalam pemulihan akan

memakan waktu produksi organisasi.

Kegiatan-kegiatan awal dari rencana pemulihan keadaan darurat

yaitu (Sertifikasi ISO 14001) :

1) Menyusun Tim Pemulihan Keadaan Darurat

Anggota-anggota tim ini terdiri dari Tim Tanggap Darurat

ditambah perwakilan-perwakilan dari bagian-bagian seperti

operasi, sistem manajemen informasi, produksi, pengadaan bahan,

prasarana, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja,

keamanan, penjualan, rekayasa, dan mutu.

2) Identifikasi Sumber-sumber Daya yang Ada di Lokasi

Suatu daftar inventaris kegiatan operasional yang kritis dan

sumber daya yang tersedia harus dibuat. Bila lokasi yang ada

mengalami kerusakan sebagian atau selurunya, daftar inventaris ini

akan menunjukkan apa yang harus segera diganti. Daftar inventaris

ini mencakup orang-orang, file, produk yang dihasilkan dan bahan

bakunya yang disusun dengan menggunakan dokumen-dokumen

yang ada. Daftar inventaris ini juga penting dalam hal penggantian

kerugian oleh pihak asuransi.

3) Penilaian dan Strategi atas Dampak Potensial

Suatu penilaian tentang apa yang mungkin terjadi pada setiap

sumber daya penting yang diidentifikasi pada langkah 2 harus

Page 37: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dibuat untuk menanggapi kemungkinan kejadian bencana. Ini akan

menunjukkan di bagian mana cadangan diperlukan.

4) Strategi Minimisasi Dampak yang Potensial

Didasarkan pada langkah 2 dan 3, satu strategi minimisasi

dampak yang potensial harus dipersiapkan untuk sumber daya-

sumber daya yang dianggap penting dan mempunyai

kecenderungan yang tinggi untuk terkena dampak atau rusak.

Sebagai contoh, hal ini mungkin mencakup peningkatan pelatihan,

pembuatan file-file cadangan dan cadangan untuk kegiatan

operasional di lokasi lainnya. Penyimpanan tambahan bagi bahan-

bahan kimia dan limbah, peningkatan Rencana Gawat Darurat,

persiapan menghadapi gempa dan sistem pemadaman api

tambahan, pancuran, selang air, dan tabung pemadam kebakaran.

5) Strategi Pemulihan

Tidak mungkin untuk menghindari semua dampak dari suatu

bencana dan dampak-dampak tertentu tidak dapat diminimisasi

atau dihindari bila bencana yang hebat terjadi. Dalam situasi ini

yang dapat dilakukan oleh organisasi adalah menyiapkan strategi

pemulihan dan melakukannya dengan sebaik mungkin.

6) Nomor Telepon dan Kontak

Harus ada lebih banyak nomor telepon gawat daurat pada

strategi pemulihan bencana daripada rencana gawat darurat.

Nomor-nomor telepon gawat darurat perlu untuk dicatat dalam

Page 38: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

rencana pemulihan bencana. Sebagai tambahan pada apa yang

sudah ada dalam rencana respon gawat darurat, nomor-nomor

telepon seperti Pemilik Bangunan, Pertahanan Sipil dan

Manajemen Puncak harus dimasukkan.

7) Inspeksi Rutin

Sumber daya perusahaan dan peralatan pemulihan keadaan

darurat harus diinspeksi secara berkala, harus ditingkatkan sejalan

dengan perubahan sumber daya yang dimiliki. Direkomendasikan

untuk melakukan kegiatan ini setidaknya sekali dalam tiga bulan.

8) Pusat Pengendalian Pemulihan

Bila keseluruhan kegiatan operasional berada dalam satu

gedung, maka pusat pengendalian pemulihan keadaan

darurat/bencana harus didirikan di luar lokasi. Pusat pengendalian

ini dapat didirikan di fasilitas perusahaan lainnya selama letaknya

tidak terlalu jauh dari lokasi bencana. Tidak dianjurkan untuk

membuat markas pengendalian pemulihan bencana di kantor pusat

perusahaan, karena bila terjadi bencana keduanya akan lumpuh

bersamaan.

Markas Pusat Pengendalian Pemulihan Bencana harus

secanggih organisasi yang didukungnya. Bila organisasi kecil atau

tidak bergantung pada sistem informasi manajemen yang rumit,

maka markas pusat pengendalian tersebut cukup hanya memiliki

beberapa file cadangan. Sebaliknya, jika organisasinya besar, maka

Page 39: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

markas pusat pengendalian harus menjadi pusat pengendali. Dalam

hal ini harus tersedia file cadangan, telepon, komputer, pembangkit

tenaga listrik, cadangan makanan dan minuman, persediaan P3K,

peralatan kantor dan fasilitas tempat tidur untuk beberapa pekerja.

9) Perawatan Pencegahan

Bila peralatan produksi dan pengawasan lingkungan dirawat

dengan baik, maka keduanya akan membawa dampak yang lebih

kecil pada kegiatan operasional dan lingkungan bila terjadi

bencana. Kebanyakan fasilitas yang dimiliki bagian-bagian

mempunyai jadwal perawatan pencegahan ini, sehingga produksi

dapat berjalan normal. Karena itu perlu ditekankan bahwa jadwal

tersebut ada dan frekuensi perawatan mencukupi.

10) File dan Sistem Komputer Cadangan

Data-data penting yang disimpan dalam sistem komputer harus

dibuat cadangannya dan disimpan di luar lokasi setiap minggunya.

Sistem perangkat lunak utama yang digunakan dalam kegiatan

operasional juga harus dapat berfungsi di tempat lain, selain dari

yang ada di lokasi. Informasi penting yang disimpan dalam disket

juga harus dipindah ke lokasi di luar tempat kejadian secara

berkala.

11) Cadangan File-file/ Dokumen

Dokumen yang penting untuk kegiatan operasional harus

dibuat salinannya dan disimpan di tempat cadangan. Salah satu

Page 40: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

alternatif adalah dengan mentransfer informasi yang penting ke

dalam hard disk computer, disket atau mikro film,dan disimpan di

lemari yang tahan api. Proses ini dapat dilakukan dengan

menggunakan scanner atau mentransfer informasi ke dalam

komputer.

12) Komunikasi

Sistem komunikasi mungkin rusak karena keadaan darurat dan

melumpuhkan usaha-usaha pemulihan kegiatan operasional.

Karena itu perlu memiliki pembangkit tenaga cadangan dan alat-

alat komunikasi pendukung. Sebagai contoh telepon seluler dan

radio komunikasi.

13) Persediaan untuk Pekerja

Beberapa persediaan harus dibeli sebelum bencana, untuk

kesehatan dan keselamatan para pekerja yang tidak dapat pulang ke

rumah mereka. Hal ini termasuk air, selimut, senter, alat-alat dan

makanan.

14) Peralatan untuk Perlindungan Lingkungan

Hal ini untuk meminimumkan dampak terhadap lingkungan

selama keadaan darurat terjadi, terutama berlaku untuk kegiatan

yang menggunakan atau menyimpan bahan-bahan kimia atau

limbah berbahaya dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh,

tergantung pada kegiatan operasional, drum dan pompa cadangan

Page 41: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

perlu dimiliki bila tangki penyimpanan yang ada hancur selama

terjadi bencana/keadaan darurat.

15) Gambar-gambar Fasilitas Lokasi

Semua gambar mengenai fasilitas yang ada harus disatukan

dan disimpan di markas pengendalian bencana/keadaan darurat.

16) Pembuatan Salinan dan Penyebaran Rencana

Untuk alasan yang jelas penting untuk menyiapkan dan

menyebarkan rencana yang dibuat sebelum bencana terjadi.

Keseluruhan bagian pemulihan bencana dapat menjadi garis besar

umum untuk rencana yang dibuat dan kemudian informasi lokasi

yang spesifik dapat ditambahkan. Segera setelah rencana selesai,

harus diberikan pada Tim Respon Gawat Darurat, tim pemulihan

bencana, pos komando keamanan, perwakilan lingkungan,

kesehatan, dan keselamatan, petugas keamanan, dan manajemen

puncak. Rencana tersebut harus diperbaharui sekurangnya sekali

setahun atau lebih cepat bila terjadi perubahan yang besar.

b. Selama dan Segera Setelah Suatu Bencana

Setelah Tim Repon Gawat Darurat dapat menguasai krisis yang

terjadi seperti terdapat dalam rencana respon gawat darurat , aktivitas-

aktivitas berikut ini harus dilakukan. Aktivitas-aktivitas ini dapat

dianggap sebagai tindakan pemulihan yang dijelaskan pada langkah

strategi pemulihan sebelumnya. (Sertifikasi ISO 14001)

Page 42: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1) Membentuk Tim Pemulihan Bencana/ Disaster Recovery Team

Tim Respon Gawat Darurat telah dibentuk dan menjelaskan

tentang hal-hal yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja

dan sekarang saatnya berubah menjadi suatu Tim Pemulihan Bencana

(DRT). Anggota tambahan perlu dicari dan mengikutsertakan pekerja

dari bagian Sistem Informasi Manajemen, produksi, bahan-bahan,

operasional, dan keuangan.

2) Pemeriksaan Area

Tim Pemulihan Bencana akan melakukan pemeriksaan untuk

melihat apakah ada hal-hal yang berbahaya, dan jika ada yang

ditemukan, memberitahu kepada para pekerja untuk menjauh. Ini

merupakan pemeriksaan keamanan yang kedua setelah Tim Respon

Gawat Darurat melakukan pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan

ketiga juga akan dilakukan saat membuat penilaian kerusakan bisnis

yang ada dapat diselesaikan. Hal ini harus mencakup foto-foto dan

jumlah biaya yang diperlukan untuk kembali beroperasi dan

rekomendasi-rekomendasi.

3) Kebutuhan para Pekerja

Walau kebutuhan untuk keselamatan pekerja sudah dipenuh,

kebutuhan jangka panjang juga harus sudah mulai difikirkan. Ini

mencakup memberikan informasi kepada keluarga mereka atau

membantu memindahkan keluarga mereka. Pekerja mungkin

mempunyai kebutuhan lain selama atau sesudahnya terjadinya

Page 43: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bencana. Sebagai contoh apabila terjadi gempa bumi dahsyat dan

beberapa pekerja tidak dapat pulang ke rumah, maka makanan,

minuman, selimut, dan pelindungan sementara akan diperlukan.

4) Perusahaan Asuransi

Perwakilan asuransi properti harus dipanggil dan segera melihat

langsung tempat kejadian. Perwakilan ini dapat merekomendasikan

perusahaan yang dapat membantu usaha perbaikan. Mereka harus

dipanggil seawal mungkin, sebelum perbaikan dimulai sehingga

tindakan perbaikan dapat berjalan dengan benar dan jaminan

pertanggungan maksimum dapat diberikan. Kadang-kadang perbaikan

yang mendesak harus dilakukan segera, bahkan sebelum agen asuransi

datang.

5) Mengumpulkan Mereka yang Terampil

Seluruh pekerja yang mampu harus melaporkan daripada kantor

sementara untuk mencocokan keterampilan mereka dengan pekerjaan-

pekerjaan perbaikan yang dapat dilakukannya. Hal ini tidak hanya

membantu organisasi tetapi juga membantu para pekerja mengatasi

bencana yang terjadi dengan lebih baik karena mereka akan merasa

produktif dan berguna

6) Memulihkan Prasarana (Utilitas)

Saat terjadi bencana mungkin beberapa prasarana (utilitas) harus

dihentikan baik karena sengaja maupun karena kecelakaan. Tim

Pemulihan Bencana harus mengupayakan pulihnya gas, listrik, air, dan

Page 44: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sarana-sarana pembuangan untuk memulihkan keadaan. Bila terdapat

bahan-bahan kimia, maka listrik harus diupayakan hidup terlebih

dahulu sehingga sistem ventilasi dapat bekerja kembali membersihkan

uap-uap yang ada. Pemulihan listrik ini harus dilakukan dengan hati-

hati karena dapat membakar uap dari bahan-bahan kimia yang mudah

terbakar dan bahan bakar yang ada di lokasi.

7) Memulihkan Komunikasi

Bantuan perusahaan telepon mungkin diperlukan untuk

memulihkan sambungan telepon. Bila mendesak perlu diupayakan

untuk menggunakan telepon seluler, radio panggil atau alat-alat

komunikasi lainnya. Segera setelah sistem saluran telepon bekerja

maka saluran hotline harus dibentuk untuk menjawab pertanyaan

pekerja dan masyarakat.

8) Perbaikan Fasilitas Pabrik

Tim Pemulihan Bencana harus membantu memindahkan kegiatan

operasi, jika diperlukan ke tempat lain dan/ atau mulai memperbaiki

pertama adalah ventilasi dan pemadaman kebakaran, diikuti oleh

pemulihan pos pengendalian keamanan. Kerusakan yang hebat pada

fasilitas yang ada mungkin memerlukan pengalihan lokasi sementara.

Lokasi tersebut dapat berupa area yang tidak mengalami kerusakan

atau sepenuhnya diluar tempat kejadian.

Bila terjadi kebakaran, sistem pemadam kebakaran mungkin

akan membuat semua menjadi basah. Peralatan dan bahan-bahan

Page 45: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

basah harus dipindahkan atau dikeringkan segera untuk mencegah

terjadinya kerat, jamur, dan gangguan kesehatan. Dokumen-dokumen

yang rusak karena air harus segera dikeringkan atau diganti. Beberapa

kerusakan karena asap juga mungkin terjadi yang dapat mengarah

pada kontaminasi produk atau korosi yang tidak diperbaiki.

9) Pemeriksaan dan Perbaikan Struktur dan Tumpahan Bahan Kimia dan

Limbah Berbahaya

Dengan mengansumsikan bahwa kebocoran dan tumpahan bahan

kimia dan limbah berbahaya telah diselesaikan pada kegiatan Tim

Respon Gawat Darurat sebelumnya, maka tibalah saatnya untuk

membuktikan bahwa seluruh sistem limbah dan bahan kimia berada

pada keadaan yang aman dan tidak menimbulkan dampak terhadap

lingkungan. Bila dijumpai adanya kemungkinan masalah sistem

tersebut harus segera diperbaiki. Tangki penyimpanan bawah tanah

dan jaringan pipa adalah area yang cenderung mengalami masalah dan

sulit untuk diperiksa. Karena itu segera memanggil kontraktor yang

bekerja di bidang pengujian kebocoran tangki.

10) Memulihkan Sistem Komputer/Sistem Informasi Manajemen

Hampir seluruh operasi bergantung pada sistem komputer yang

mereka miliki karena itu fungsi Sistem Informasi Manajemen yang

penting harus diperbaiki atau dipindahkan secepat mungkin. Sistem

cadangan yang member dukungan pada pelanggan harus dipulihkan

Page 46: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

terlebih dahulu. Bila sudah ada sistem cadangan sebelumnya, maka

pekerjaan ini akan lebih mudah.

11) Penggantian File-File Penting

File-file penting yang hancur karena bencana harus dibuat

kembali dari catatan file yang ada. Hal ini penting terutama bagi file-

file lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja, konsumen dan

personil. Pekerjaan ini akan lebih mudah bila file yang ada sudah

dibuat dalam disket atau mikro film.

12) Memulihkan Sistem Sumber Daya Manusia dan Keuangan

Mungkin perlu untuk memindahkan sistem sumber daya manusia

dan keuangan tertentu seperti administrasi penggajian dan upah ke

lokasi lain untuk sementara waktu. Lokasi yang paling cocok adalah

lokasi dimana catatan-catatan cadangan disimpan. Disarankan

sebelumnya agar catatan-catatan keuangan yang penting dibuat

salinannya dan disimpan di tempat lain. Bila catatan sudah disalin dan

disimpan, mereka dapat membantu memulihkan kegiatan operasional.

13) Berurusan dengan Media

Semua berhubungan dari media harus diarahkan pada manajer

humas dari situs kejadian. Tidak boleh ada pekerjaan lain yang

memberikan pernyataan. Diharapkan pemberitahuan media dapat

membantu menarik dukungan dan bantuan bagi para korban bencana.

Namun demikian terkadang pemberitaan media hanya menyebabkan

kekacauan dan ketegangan emosional.

Page 47: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5. Perubahan/ Perbaikan Berkelanjutan

Rencana respon gawat darurat dan pemulihan bencana harus dapat

diubah. Hal ini penting dalam hal nama-nama anggota tim dan sumberdaya-

sumberdaya yang ada di dalam dan di luar organisasi. Nama-nama yang

diperlukan harus selalu ada atau rencana tersebut akan menjadi tidak efektif.

Setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota, maka harus ada

mekanisme yang harus dapat memperbaiki rencana secara efektif (Sertifikasi

ISO 14001).

B. Kerangka Pemikiran

Dalam suatu industri terdapat unsur-unsur antara lain tenaga kerja

(sebagai pelaksana), bahan baku (sebagai bahan untuk pembuatan produk),

peralatan produksi (sebagai alat/mesin untuk melakukan proses produksi),

tempat kerja (sebagai tempat berlangsungnya kegiatan produksi) dan juga

proses produksi dan hasil produksi. Dimana apabila salah satu diantara

keenam unsur tersebut mengalami masalah atau gangguan, maka dapat

berpotensi menyebabkan terjadinya suatu keadaan darurat seperti kecelakaan

kerja, kebakaran, peledakan, kebocoran B3, bencana alam maupun kerugian.

Maka dari itu perlu dibuat dan disusun suatu prosedur keadaan darurat

yang digunakan sebagai panduan untuk mengantisipasi keadaan darurat.

Prosedur tersebut meliputi prosedur kesiagaan keadaan darurat, prosedur

penanggulangan keadaan darurat serta prosedur rencana pemulihan setelah

keadaan darurat, agar keadaan yang semula tidak normal dapat segera

Page 48: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kembali normal sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan

nyaman.

Page 49: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

Industri

Keadaan Normal

Proses

Produksi Tenaga

Kerja

Tempat

Kerja

Bahan

Baku

Peralatan

Produksi

Potensi

Bahaya

Kebocoran

B3 Peledakan Kebakaran

Kecelakaan

Kerja

Bencana

Alam

Keadaan Darurat

Prosedur Keadaan Darurat

Prosedur Kesiagaan

Keadaan Darurat

Rencana Keadaan

Darurat (RKD) Prosedur Penanggulangan

Keadaan Darurat

Persiapan Komponen

Pendukung RKD Tindakan

Penanggulangan

Pelaksanaan Tanggap Darurat

Prosedur Rencana Pemulihan

Setelah Keadaan Darurat

Keadaan Normal

Page 50: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Soekidjo

Notoatmojo, 2002).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di PT Pupuk Kujang Jalan.

Jendral. A. Yani No. 39 Dawuan, Cikampek 41373, Karawang, Jawa Barat.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa :

1. Rencana keadaan darurat (Emergency Response Plan)

2. Penanggulangan Keadaan Darurat

3. Tenaga kerja

4. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam keadaan darurat

5. Kondisi lingkungan tempat kerja.

Page 51: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian di PT Pupuk Kujang Jl. Jend. A. Yani No. 39

Dawuan, Cikampek 41373, Karawang, Jawa Barat.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

langsung dengan pihak yang terkait masalah tanggap darurat sehingga

dapat mengetahui tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam

menghadapi keadaan darurat.

3. Studi Kepustakaan

Data diperoleh dengan membaca referensi-referensi yang ada, yang

berhubungan dengan objek penelitian yaitu keadaan darurat (emergency).

E. Sumber Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan data sekunder, sedangkan untuk penjelasannya adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data diperoleh secara langsung yaitu dengan mengadakan observasi

langsung ke lapangan.

Page 52: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Data Sekunder

Data diperoleh secara tidak langsung yaitu dari prosedur integrasi

mengenai implementasi rencana keadaan darurat di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

F. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di PT Pupuk Kujang Cikampek pada tanggal

01 Februari 2011 sampai dengan 09 Mei 2011.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan termasuk analisis deskriptif atau

menggambarkan yang sejelas-jelasnya mengenai pelaksanaan rencana

kesiapsiagaan keadaan darurat di PT Pupuk Kujang yang selanjutnya

dibandingkan dengan pedoman atau standar yang ada yaitu, Permenaker No.

Per-05/MEN/1996 tentang Emergency Response Plan.

Page 53: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Potensi Bahaya

PT Pupuk Kujang terbagi menjadi 2 area yaitu area innerfence dan

outerfence. Yang termasuk dalam area innerfence antara lain Pabrik Kujang

IA meliputi unit Urea 1A, Ammonia 1A, Utility 1A , dan PPCO serta Pabrik

Kujang IB meliputi unit Urea 1B, Ammonia 1B, Utility 1B. Sedangkan area

outerfence antara lain Bagging, NPK, Gudang, Lab, Bengkel, dan

Perkantoran serta area lain yang berada diluar area innerfence sampai pada

area perumahan. Secara garis besar potensi bahaya di PT Pupuk Kujang

yang dapat menyebabkan keadaan darurat seperti ledakan dan kebakaran

antara lain :

Tabel 1. Identifikasi Potensi Bahaya

No Potensi Bahaya Lokasi/Unit Kerja Risiko

1 Oksigen (O2)

Pabrik, bengkel,

gudang, lab

Ledakan

2 Kebocoran gas alam

Utility plant,

Ammonia plant,

NPK

Kebakaran,

ledakan

3 Klorin (Cl2)

Utility plant, Urea

plant

Kebakaran

bersambung

Page 54: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4

Asam sulfat (H2SO4) Utility plant Kebakaran

5 Hidrogen (H2)

Ammonia plant,

PPCO plant

Kebakaran,

ledakan

6 Nitrogen (N2)

Utility plant,

Ammonia plant

Kebakaran

7 Karbon monoksida (CO) PPCO plant Kebakaran

9 Karbon karbida (CaC2) Acetylene plant

Ledakan,

kebakaran,

10 Kebocoran amonia (NH3)

Ammonia plant,

Urea plant

Kebakaran,

ledakan

11 Toluen (C6H5CH3) PPCO plant

Kebakaran,

ledakan

12 Benfield cair

Ammonia plant,

PPCO plant

Kebakaran

13 Cosorb solvent PPCO plant

Kebakaran,

ledakan

14 Uap/gas amonia NPK

Kebakaran,

ledakan,

Sumber : Prosedur Integrasi ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004, SMK3 dan

MSD

sambungan

Page 55: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Keadaan Darurat

PT Pupuk Kujang mendefinisikan keadaan darurat adalah suatu

keadaan dimana perlu penanganan khusus dan tidak dapat ditangani secara

biasa oleh personil yang ada, dikarenakan terjadi salah satu/bersamaan

kejadian seperti kebocoran/menghamburnya bahan kimia berbahaya,

peledakan, kebakaran, bencana alam, gempa bumi atau kejadian huru-hara

pada tingkat tertentu yang membahayakan keselamatan manusia dan aset

perusahaan.

Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal/ tidak diinginkan

yang terjadi di area Pabrik yang cenderung membahayakan bagi manusia,

merusak peralatan/harta benda dan atau merusak lingkungan sekitarnya.

(Prosedur Integrasi, ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 & SMK3 PT Pupuk

Kujang)

Penanggulangan keadaan darurat adalah semua usaha, tindakan yang

terkoordinasi untuk mengatasi keadaan darurat, guna menyelamatkan

manusia, aset perusahaan dan lingkungan sekitarnya, sehingga tidak

menimbulkan korban manusia serta kerusakan lingkungan.

PT Pupuk Kujang ada tiga (3) tingkatan keadaan darurat yaitu :

a. Keadaan Darurat Tingkat I

Keadaan Darurat Tingkat I adalah keadaan darurat yang berpotensi

mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (aset) yang secara

normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di lokasi Unit Kerja dengan

Page 56: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa adanya regu

bantuan yang dikonsinyir.

Contoh :

1) Satu unit perumahan terbakar

2) Satu ruangan kantor terbakar

3) Kebakaran gas di salah satu area saja, misal pabrik amonia.

b. Keadaan Darurat Tingkat II

Keadaan Darurat Tingkat II adalah suatu kecelakaan besar dimana

semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang

tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan

darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3

yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa

manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya pada

karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang

diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat, dan

masyarakat sekitarnya.

Contoh :

1) Listrik mati total

2) Kebakaran satu lantai gedung pusat administrasi (GPA)

3) Kebakaran satu lokasi/bangunan di gudang/bengkel

4) Kebakaran bangunan di pabrik yang cukup besar yang tidak merusak

peralatan pabrik

5) Kebocoran gas yang memenuhi areal pabrik.

Page 57: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Keadaan Darurat Tingkat III

Keadaan Darurat Tingkat III adalah keadaan darurat berupa

malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan

dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan

Pemerintah Daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

Contoh :

1) Tangki amonia bocor/pecah

2) Ledakan/kebocoran yang menghancurkan sebagian atau seluruh

pabrik

3) Kebakaran/ledakan bagian yang bisa mengakibatkan malapetaka bagi

masyarakat luas

4) Gempa bumi yang besar yang merusak peralatan pabrik

5) Kebocoran gas yang menjalar sampai keluar pabrik.

Berdasarkan data diatas dapat di simpulkan bahwa potensi bahaya yang

paling mungkin terjadi di PT Pupuk Kujang adalah kebakaran, peledakan

dan bocoran B3.

3. Prosedur Kesiagaan Keadaan Darurat

a. Tujuan

Prosedur ini ditetapkan, diterapkan dan dipelihara untuk menjamin

kesiagaan dalam menghadapi keadaan darurat yang dapat menimbulkan

dampak yang luas mencakup sistem K3 dan lingkungan.

Page 58: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup kesiagaan, sarana dan prasarana serta

identifikasi potensi keadaan darurat di seluruh area PT Pupuk Kujang dan

diterapkan secara terintegrasi pada sistem ISO 9001:2000, SMK3 dan

Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.

c. Definisi Keadaan Darurat

Keadaan darurat adalah keadaan dimana perlu penanganan khusus

dan tidak dapat ditangangani secara biasa oleh personil yang ada,

dikarenakan terjadi salah satu atau bersamaan kejadian, seperti

kebocoran/menghamburnya bahan kimia berbahaya, peledakan,

kebakaran, bencana alam gempa bumi atau kejadian huru-hara pada

tingkat tertentu yang membahayakan keselamatan manusia dan asset

perusahaan.

d. Ketentuan Umum

1) Keadaan Darurat Tingkat I adalah keadaan darurat yang berpotensi

mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (asset) yang

secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di suatu unit

pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa

adanya regu bantuan yang dikonsinyir.

2) Keadaan Darurat Tingkat II adalah suatu kecelakaan besar dimana

semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang

tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan

darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3

Page 59: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa

manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya

pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang

diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat,

dan masyarakat sekitarnya.

3) Keadaan Darurat Tingkat III adalah keadaan darurat berupa

malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan

dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan

pemerintah daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

4) Setiap dua tahun sekali dilakukan latihan untuk kesiagaan menghadapi

keadaan darurat.

5) Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup perlu

melakukan evaluasi dan memperbaharui prosedur “Kesiagaan

terhadap Keadaan Darurat” apabila telah terjadi peristiwa/keadaan

darurat.

e. Tanggung Jawab dan Prosedur

1) Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

a) Melakukan evaluasi dan memperbaharui prosedur “Kesiagaan

terhadap Keadaan Darurat” apabila telah terjadi keadaan darurat.

b) Melakukan identifikasi :

(1) Bahan-bahan yang mudah terbakar

(2) Bahan-bahan yang mudah meledak

(3) Memperkirakan luas daerah berbahaya berdasarkan informasi

Page 60: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(4) Cara-cara tindakan penanggulangan

(5) Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh keadaan darurat

terhadap masyarakat sekitar.

c) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menghadapi keadaan

darurat yang meliputi :

(1) Mempersiapkan pelatihan dan latihan uji coba penanggulangan

keadaan darurat.

(2) Menyiapkan peralatan, APD, APAR, Emergency Unit, Fire

Hydrant dan lain-lain.

(3) Menyiapkan sarana komunikasi.

d) Pemantauan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

(1) Memantau peralatan yang berpotensi menimbulkan keadaan

darurat (kebocoran gas explosive, kebocoran/tumpahan B3).

(2) Melakukan pemeriksaan terhadap aktivitas yang berkaitan

dengan keluar masuknya barang-barang dan/atau manusia, dari

atau ke pabrik (innerfence) untuk mencegah terjadinya

keadaan darurat.

(3) Melakukan pemantauan terhadap tempat penyimpanan bahan

kimia berbahaya.

e) Melakukan analisa dan evaluasi kesiagaan, meliputi :

(1) Sarana dan prasarana.

(2) Pemeriksaan peralatan yang berpotensi menimbulkan keadaan

darurat.

Page 61: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(3) Pemeriksaan aktivitas kendaraan angkutan B3 yang masuk ke

area pabrik, manusia yang membawa kendaraan angkutan B3,

dan kondisi kemasan B3.

(4) Hasil uji coba/latihan dan/atau penyuluhan.

2) Biro Komunikasi/Bagian Humas

a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

b) Membuat dokumentasi latihan kesiagaan keadaan darurat.

3) Divisi/Biro dan/atau Dinas/Bagian terkait

Melakukan identifikasi :

a) Instalasi/area operasional bahan-bahan kimia berbahaya dan mudah

meledak.

b) Luas area dan jumlah bahan berbahaya yang ada di area

operasional.

c) Sistem penyimpanan bahan berbahaya.

d) Jumlah penyimpanan bahan berbahaya.

e) Sistem pengangkutan bahan berbahaya.

Hasil identifikasi akan dirangkum dan dievaluasi untuk dijadikan

patokan dalam memeriksa dan menanggulangi bila terjadi keadaan

yang tidak normal dan didistribusikan ke Unit Kerja terkait.

f. Pengecualian

1) Tanda-tanda keadaan darurat untuk perumahan dan masyarakat

sekitarnya selain bunyi sirine pabrik ada juga bunyi sirine mobil

Patroli Biro Pengamanan.

Page 62: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Penempatan posisi Pos Komando bisa berubah, melihat situasi dan

kondisi keadaan darurat.

4. Instruksi Kerja Pelaporan Keadaan Darurat

a. Ruang Lingkup

Instruksi Kerja ini hanya masalah pelaporan keadaan darurat di area PT

Pupuk Kujang Cikampek.

b. Definisi

1) Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang tidak normal/tidak

diinginkan yang terjadi di PT Pupuk Kujang yang cenderung

membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta benda dan atau

merusak lingkungan sekitarnya.

2) Pelapor :

a) Semua orang yang pertama melihat kejadian di area PT Pupuk

Kujang.

b) Petugas Shift Bagian KPK.

c) Shift Superitendent.

3) Nomor Telepon emergency ialah nomor telepon yang harus segera

dihubungi bila terjadi keadaan darurat, yaitu :

a) Nomor 3000 Bagian KPK

b) Nomor 2333 Shift Superitendent IA

c) Nomor 2555 Shift Superitendent IB

d) Nomor 2121 Biro Pengamanan

e) Nomor 2222 Biro Kesehatan

Page 63: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4) PKD (Pimpinan Keadaan Darurat) adalah orang yang ditunjuk sesuai

Prosedur PS-PK-KLH-20.

c. Ketentuan Umum

Apabila pelapor itu karyawan PT Pupuk Kujang, maka selain melaporkan

kejadian ke Bagian KPK juga segera melapor ke atasan langsung dan ke

Shift Superintendent.

d. Tanggung Jawab

Kepala Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

e. Operasi

Sistem pelaporan keadaan darurat :

1) Petugas Shift Bagian KPK setelah menerima informasi dari pelapor

melalui pesawat telepon nomor 3333, maka tanyakan :

a) Identitas pelapor :

(1) Nama

(2) Nomor badge

(3) Bagian

b) Jenis kejadian :

(1) Kebakaran/peledakan

(2) Kebocoran bahan kimia berbahaya

c) Tempat kejadian

2) Petugas shift Bagian KPK segera melaporkan ke Shift Superintendent

untuk bisa disampaikan lebih lanjut ke :

(a) PKD/Wakil PKD

Page 64: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(b) Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

(c) Biro Pengamanan

(d) Supervisor Area

3) Petugas shift Bagian KPK menunggu instruksi dari Shift

Superintendent untuk membunyikan sirine tanda keadaan darurat.

f. Pengecualian

Shift Superintendent menjabat sebagai PKD sebelum pejabat PKD tiba di

tempat kejadian.

5. Instruksi Kerja Tanda Keadaan Darurat

a. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Instruksi Kerja Tanda Keadaan Darurat ini adalah

menjangkau ke seluruh area PT Pupuk Kujang Cikampek.

b. Definisi

1) Keadaan Darurat Tingkat I adalah keadaan darurat yang berpotensi

mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (asset) yang

secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di suatu unit

pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa

adanya regu bantuan yang dikonsinyir.

2) Keadaan Darurat Tingkat II adalah suatu kecelakaan besar dimana

semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang

tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan

darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3

yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa

Page 65: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya

pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang

diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat,

dan masyarakat sekitarnya.

3) Keadaan Darurat Tingkat III adalah keadaan darurat berupa

malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan

dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan

pemerintah daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

4) Evakuasi adalah proses meninggalkan tempat kerja/tempat

tinggal/lokasi kejadian ke tempat lain yang dianggap cukup aman

untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya (seperti : peledakan,

bahaya kebakaran, kebocoran/menghamburnya bahan berbahaya,

pencemaran lingkungan, bencana gempa bumi dan lain-lain) melalui

jalan/pintu yang telah ditentukan untuk tujuan tersebut.

c. Ketentuan Umum

Kalau mendengar tanda keadaan darurat yang harus dilakukan adalah :

1) Seluruh karyawan yang terlibat dalam tim penanggulangan segera

menuju ke tempat kejadian untuk membantu penanggulangan.

2) Unit kerja yang tidak bergabung dalam tim penanggulangan harus

tetap siaga untuk menunggu instruksi.

3) Tindakan karyawan di lingkungan pabrik

a) Hentikan semua pekerjaan dan perhatikan instruksi atasan.

b) Matikan sumber api (rokok, kompor, dan lain-lain).

Page 66: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

c) Matikan aliran listrik yang tidak berfungsi.

4) Tindakan karyawan non teknis

a) Hentikan semua kegiatan dan perhatikan instruksi atasan.

b) Amankan arsip-arsip.

c) Matikan semua peralatan listrik yang tidak berfungsi.

d) Matikan sumber api (rokok, kompor, dan lain-lain).

e) Bila ada instruksi meninggalkan gedung jangan menggunakan lift.

5) Tindakan penghuni perumahan

a) Hentikan semua kegiatan rumah tangga.

b) Siap-siap untuk evakuasi.

c) Persiapkan peralatan yang sangat penting.

d) Matikan sumber api.

e) Tetap tinggal, tunggu instruksi lebih lanjut.

f) Tetap tenang jangan panik.

g) Instruksi evakuasi oleh Biro Komunikasi dan Biro Pengamanan

melalui pengeras suara/mobil patroli.

c. Tanggung Jawab

Kepala Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

d. Operasi

Petugas Shift Bagian KPK yang ditugaskan stand by di fire station

begitu ada instruksi untuk membunyikan sirine tanda keadaan darurat,

maka segera memijit tombol sirine disesuaikan dengan tingkat keadaan

darurat yang diinstruksikan :

Page 67: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1) Tanda Keadaan Darurat Tingkat I dengan bunyi sirine, irama bunyi

naik turun periode 2x15 detik (nada naik 15 detik kemudian turun 15

detik, diulang sebanyak 2 kali), selang waktu 1 menit selama 5x.

2) Tanda Keadaan Darurat Tingkat II dengan bunyi sirine, irama bunyi

naik turun periode 6x15 detik (nada naik 15 detik kemudian turun 15

detik, diulang sebanyak 6 kali), selang waktu 1 menit selama 3x.

3) Tanda Keadaan Darurat Tingkat III dengan bunyi sirine, irama bunyi

naik turun tiap 15 detik, selang waktu tidak ada selama 15 menit.

4) Evakuasi : bunyi sirine dengan nada monoton selama 5 menit

5) Tanda aman dengan bunyi sirine, irama bunyi monoton, periode tidak

ada, selang waktu tidak ada, selama 60 detik.

e. Pengecualian

Tanda keadaan darurat selain sirine pabrik dibantu dengan pagging

system dan sirine mobil patroli untuk perumahan.

6. Instruksi Kerja Membunyikan Sirine

a. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk pengendalian dan penanganan

keadaan darurat serta menjamin kepastian tentang keadaan yang

sesungguhnya.

b. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini digunakan untuk keadaan darurat seperti

kebakaran, peledakan, maupun kebocoran-kebocoran bahan-bahan kimia

di kawasan PT Pupuk Kujang Cikampek.

Page 68: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

c. Definisi

1) Tanda emergency (bunyi sirine) adalah merupakan pemberitahuan

kepada karyawan yang berada di lingkungan perusahaan dan

sekitarnya atas terjadinya suatu keadaan darurat.

2) Tanda emergency (bunyi sirine) dibunyikan untuk menghindari

kebingungan dan kesimpangsiuran yang tidak perlu sehingga operasi

penanggulangan dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik.

3) Tanda emergency (bunyi sirine) dibunyikan sebagai alat komunikasi

dan informasi awal yang akan ditindak lanjuti dengan

penanggulangan, pertolongan dan penyelamatan serta pengamanan.

d. Ketentuan Umum

1) Tingkat Keadaan Darurat dikategorikan menjadi 3 (tiga) tingkat :

a) Keadaan Darurat Tingkat I, misalnya :

(1) 1 (satu) unit perumahan terbakar

(2) 1 (satu) ruang kantor terbakar

(3) Kebakaran di salah satu area saja, misalnya pabrik ammonia.

b) Keadaan Darurat Tingkat II, misalnya :

(1) Kebakaran 1 (satu) lantai Gedung Pusat Administrasi

(2) Listrik mati total (black out)

(3) Kebakaran 1 (satu) lokasi/ bangunan di Gedung Perbengkelan

(4) Kebakaran di pabrik cukup besar yang tidak merusak peralatan

pabrik

(5) Kebocoran gas berbahaya yang memenuhi areal pabrik.

Page 69: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) Keadaan Darurat Tingkat III, misalnya :

(1) Tangki ammonia bocor/pecah

(2) Ledakan yang menghancurkan semua atau sebagian pabrik

(3) Kebocoran/ledakan bagian tertentu yang bisa mengakibatkan

malapetakabagi masyarakat luas.

(4) Bencana alam besar yang merusak peralatan pabrik.

(5) Kebocoran gas B3 dampai menjalar keluar pabrik.

e. Tanggung Jawab

1) Manager Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup

(K3LH)

2) Manager Produksi 1A dan 1B

3) Kepala Seksi Penanggulangan dan Pencegahan

f. Operasi

1) Orang yang melihat adanya kejadian segera memberitahukan kepada

atasannya.

2) Atasan yang bersangkutan melakukan pemeriksaan ke lokasi kejadian.

3) Segera meminta bantuan ke KPK untuk melakukan tindakan

penanggulangan sirinepun dibunyikan sesuai dengan tingkatan

kejadian.

4) Tanda keadaan darurat, evakuasi dan keadaan aman diinformasikan

dengan bunyi sirine pabrik :

a) Keadaan Darurat Tingkat I : bunyi sirine naik turun dengan periode

2x15 detik, selang waktu 1 menit sebanyak 3x.

Page 70: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b) Keadaan Darurat Tingkat II : bunyi sirine naik turun dengan

periode 6x15 detik selang waktu 1 menit sebanyak 3x.

c) Keadaan Darurat Tingkat III : bunyi sirine naik turun dengan

periode tiap 15 detik selama 15 menit.

d) Evakuasi : bunyi sirine dengan nada monoton selama 5 menit.

e) Keadaan Aman : bunyi sirine dengan nada monoton selama 60

detik (1 detik).

g. Pengecualian

Tanda keadaan darurat untuk perumahan dan masyarakat sekitarnya

selain bunyi sirine pabrik, dibunyikan pula sirine kendaraan patrol dari

Biro Pengamanan.

h. Lampiran

Diagram bunyi sirine dalam keadaan darurat (lampiran 2)

7. Aktivitas dan Komponen Awal yang Dipersiapkan Menghadapi Keadaan

Darurat

a. Pembentukan Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)

PT Pupuk Kujang dalam mempersiapkan keadaan darurat telah

membentuk Tim Inti sebagai persiapan menghadapi keadaan darurat,

yang kemudian dibagi menjadi beberapa tim. Tim tersebut antara lain

Tim Pemadam Kebakaran dan Tim Teknis yang terdiri dari Tim

Mekanik, Tim Perbengkelan, Tim Produksi, Tim Inspeksi, Tim P3K, dan

Tim Evakuasi dan Tim Keuangan. Adapun tugas dan tanggung jawab

tim-tim tersebut antara lain :

Page 71: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1) Tim Pemadam Kebakaran bertugas melakukan penanggulangan

keadaan darurat

2) Tim Teknis yang terdiri dari :

a) Tim Mekanik

b) Tim Perbengkelan

c) Tim Produksi

d) Tim Inspeksi

e) Tim P3K

f) Tim Evakuasi

g) Tim Keuangan

b. Fasilitas dan Sarana Penunjang dalam Keadaan Darurat

1) Penyediaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri merupakan suatu alat pelindung yang dipakai

dari kepala sampai ujung kaki, yang dibuat untuk melindungi diri dari

bahaya-bahaya kerja dan lingkungan kerja. PT Pupuk Kujang

menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disesuaikan dengan

keadaan darurat yang telah terjadi dan bahaya yang diidentifikasi.

Setiap karyawan PT Pupuk Kujang diberikan Alat Pelindung Diri

secara cuma-cuma dalam melaksanakan pekerjaannya. Adapun Alat

Pelindung Diri (APD) yang digunakan meliputi alat pelindung kepala,

alat pelindung mata, alat pelindung muka, alat pelindung

pendengaran, alat pelindung tangan, alat pelindung pernafasan,

Page 72: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pakaian pelindung, sepatu pelindung, alat pelindung tubuh dari

ketinggian seperti safety belt dan safety body hardness.

2) Fasilitas Pemadam Kebakaran

PT Pupuk Kujang menyediakan bermacam-macam sarana/fasilitas

pemadam kebakaran, antara lain :

a) APAR

APAR yang digunakan di PT Pupuk Kujang adalah jenis Dry

chemical (DC), Foam (busa), CO2, AF-31 dan AF-11E sebagai

pengganti halon. APAR ini disediakan di setiap ruangan. Jumlah

APAR yang masih aktif di PT Pupuk Kujang sebanyak kurang

lebih 460 buah. Pemasangan APAR yaitu tinggi dari lantai kurang

lebih 120 cm dan jarak pemasangan antara APAR yang satu

dengan yang lain tidak kurang dari 15 meter. Pemeriksaan APAR

dilakukan secara visual setiap satu bulan sekali dan bongkar setiap

satu tahun sekali oleh Bagian Maintenance KPK. Pada setiap jenis

APAR terdapat tulisan jenis APAR dan juga tanggal pemeriksaan

atau pengecekan yang terlampir dalam bentuk tag.

b) Sprinkler System

PT Pupuk Kujang sarana pemadam sistem sprinkler

ditempatkan khusus di sekeliling ammonia storage tank (tangki

penyimpanan amonia) dan digunakan apabila terjadi kebocoran

amonia. Sistem kerjanya adalah dengan membuka valve pengaman,

air akan menyelimuti seluruh bagian tangki amonia. Pemeriksaan

Page 73: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

terhadap sprinkler system dilakukan setiap satu bulan sekali oleh

Bagian Maintenance KPK.

c) Fire Hydrant, Hose Box dan Fire Hose

Hydrant dan perlengkapannya disediakan di setiap unit tempat

kerja. Jumlah seluruh hydrant di PT Pupuk Kujang ada 109 titik

hydrant. Pemeriksaan terhadap sarana fire hydrant, hose box dan

fire hose dilakukan setiap satu bulan sekali. Pemeriksaan fire

hydrant meliputi pemeriksaan cat, monitor, poster, valve, dan caps

serta lamanya flushing. Sedangkan untuk pemeriksaan hose box

dan fire hose meliputi fire hose, nozzle, y piece dan kunci-kunci

selang.

3) Sarana Komunikasi

Komunikasi memegang peranan penting mendukung keberhasilan

sistem tanggap darurat. Komunikasi dapat dikelompokkan atas

komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Sarana komunikasi

yang disediakan di PT Pupuk Kujang telah memadai. Komunikasi

internal harus dirancang mulai dari deteksi keadaan darurat sampai ke

penanggulangannya. Komunikasi eksternal dengan pemerintah daerah

atau masyarakat sekitar kegiatan organisasi untuk mencegah

kepanikan atau jatuhnya korban yang tidak diinginkan. PT Pupuk

Kujang menerapkan komunikasi satu arah dan dua arah. Komunikasi

satu arah seperti pagging system, sedangkan komunikasi dua arah

seperti telepon dan handy talky.

Page 74: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

a) Pagging System

Pagging System berfungsi untuk pengeras suara dalam

pembacaan pesan-pesan keselamatan kerja yang dilakukan 2x

sehari, informasi penting, serta menginformasikan kejadian

keadaan darurat ke seluruh unit kerja untuk mempermudah proses

evakuasi.

b) Telepon

Telepon internal pabrik telah didistribusikan ke setiap bagian.

Khusus nomor-nomor emergency telah ditempel atau dipasang di

setiap seksi atau unit kerja. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah tenaga kerja jika sewaktu-waktu menemukan

keadaan darurat, karena nomor telepon keadaan darurat telah

terpasang di setiap unit kerja. Adapun nomor-nomor keadaan

darurat antara lain :

(1) Kebakaran : 3000

(2) Poliklinik : 2222

(3) Keamanan : 2121

(4) Shift Supt : 2333

c) Handy Talky

Handy Talky yang digunakan di PT Pupuk Kujang selain untuk

komunikasi dalam menangani pekerjaan lapangan, juga bisa

digunakan pada saat terjadi keadaan darurat.

Page 75: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4) Nomor Telepon Ekstern untuk Keadaan Darurat

Meliputi nomor telepon Rumah Sakit (Ambulance), Kantor Polisi,

dan Pemadam Kebakaran setempat, Pemda setempat.

5) Kotak P3K

Kotak obat P3K disediakan di setiap unit-unit kerja sesuai

kebutuhan. Pemeriksaan kotak obat ini dilakukan secara berkala oleh

Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran setiap satu bulan

sekali. Pemeriksaan meliputi kondisi kotak, obat-obatan dan peralatan

yang tersedia di kotak P3K. Obat-obatan dan peralatan yang tersedia

di kotak obat P3K antara lain: kapas, tensoplast, plester, boor water,

betadine, kassa steril, perban gulung, salep luka bakar, gelas mata,

form bukti pemakaian, dan form permintaan pengisian.

6) Kendaraan Pemadam dan Evakuasi

Kendaraan Pemadam dan Evakuasi yang dimiliki bagian KPK

meliputi :

a) Empat unit mobil pemadam kebakaran yaitu :

(1) Tiga unit fire truck antara lain :

(a) Fire Truck Foam Unit/ FT 22/ TR 27

(b) Fire Truck HINO/ FT 66/ TR 28

(c) Fire Truck FUSO/ FT 44/ TR 26

(2) Satu unit Fire Jeep/ FJ 11

Page 76: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b) Satu unit mobil Ambulance Emergency/AE 55.

Pemeriksaan terhadap kendaraan emergency ini dilakukan 3x

dalam sehari terutama pada waktu pagi hari , meliputi kondisi

mesin, portable pump, kondisi perlengkapan peralatan

penanggulangan, dan level air dalam tangki.

7) Peta Evakuasi

Peta evakuasi adalah peta yang dibuat oleh Bagian KPK guna

menunjukkan arah atau rute yang harus dilalui apabila terjadi keadaan

darurat. Peta ini ditempatkan diseluruh unit kerja dan disosialisasikan

kepada seluruh karyawan.

8) Pintu darurat/tangga darurat

Tangga darurat sudah dirancang dengan baik untuk mengantisipasi

jika terjadi keadaan darurat. Untuk pintu darurat tidak dirancang

secara khusus, akan tetapi menggunakan pintu keluar masuk yang ada

di tiap-tiap ruangan yang ditandai dengan papan berwarna hijau yang

bertuliskan kata exit.

9) Detector dan Sistem Tanda Kebakaran

Setiap bangunan atau gedung di PT Pupuk Kujang telah memakai

sistem alarm kebakaran. Untuk yang di dalam ruangan digunakan bel,

dimana apabila terjadi kebakaran (heat/panas atau smoke/asap) akan

terdeteksi oleh heat detector dan smoke detector yang terkoneksi ke

fire alarm system. Penempatan fire alarm system terdapat di 11 titik

yaitu :

Page 77: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

a. Gedung Pusat Administrasi (GPA)

b. Bidding Center

c. Construction Office (Biro PPSDM, Biro Jaspil, Biro Keuangan,

Biro Umum )

d. Gudang 01

e. Gudang 02

f. Gudang 06

g. Kantor PPM

h. Maintenance Office

i. Main Laboratorium

j. Office Kujang 1B

k. NPK

Sedangkan untuk sistem tanda keadaan darurat yaitu

menggunakan sirine dibunyikan apabila terjadi keadaan darurat baik

di area pabrik maupun di luar pabrik. Sirine keadaan darurat

dibunyikan sesuai dengan tingkat keadaan darurat itu sendiri yang

dioperasikan oleh Bagian KPK.

10) Poster dan Tanda Peringatan

Poster dan tanda peringatan mengenai keselamatan dan kesehatan

kerja diletakkan diseluruh area pabrik, terutama di tempat-tempat yang

mudah terlihat oleh tenaga kerja serta dibuat sedemikian rupa agar

terlihat menarik perhatian. Poster dan tanda peringatan ini dibuat dan

dipasang oleh Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran sebagai

Page 78: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

informasi, pemberitahuan, perhatian dan larangan bagi setiap orang

guna mencegah terjadinya kecelakaan.

11) Sarana Keadaan Darurat

Sarana keadaan darurat di PT Pupuk Kujang diantaranya :

a) Safety shower dan Eye wash fountain

Sarana ini digunakan untuk mencuci mata atau anggota badan

lainnya apabila karyawan terkena cairan/bahan kimia berbahaya

sebagai pertolongan pertama. Pemeriksaan sarana ini dilakukan

setiap satu bulan sekali yang meliputi pemeriksaan nozzle, valve,

tabir dan rantai.

b) Petunjuk arah angin (wind direction)

Petunjuk arah angin (wind direction) Adalah sarana atau alat

penunjuk arah angin yang digunakan untuk mengetahui arah angin

jika terjadi keadaan darurat baik kebakaran maupun kebocoran gas

yang berbahaya agar dapat menyelamatkan diri dengan berlari

berlawanan arah angin.

c) Gardu Darurat

Gardu darurat adalah tempat yang disediakan untuk berlindung

sementara bagi karyawan dan orang lain yang berada di

area/lingkungan pabrik pada saat terjadi keadaan darurat berupa

bocoran gas, untuk mempermudah pelaksanaan evakuasi

penyelamatan.

Page 79: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gardu darurat ini berisi enam buah botol udara bertekanan,

telepon, poster petunjuk yang harus dilakukan, lampu penerangan,

regulator/kunci valve botol dan terdapat lubang pembuangan udara.

Gardu darurat ini dapat menampung sekitar 12 orang. Pemeriksaan

gardu darurat dilakukan setiap empat bulan sekali.

d) Sliding Chute

Sliding chute merupakan alat peluncur yang digunakan pada

saat terjadi keadaan darurat, dan biasanya alat ini dipakai untuk

gedung-gedung bertingkat. Sliding chute terdiri dari kain panjang

yang dirancang khusus, seutas tali tambang dan katrol. Di PT

Pupuk Kujang telah ditempatkan 4 buah sliding chute, tepatnya di

Gedung Pusat Administrasi (GPA) yang diperiksa setiap tiga bulan

sekali.

e) Assembly point

Assembly point adalah tempat aman berkumpul sementara di

luar area pabrik yang diperuntukkan bagi karyawan yang tidak

terlibat langsung dalam penanggulangan keadaan darurat yang

dianggap aman dari bencana dan diberi tanda/bendera bertuliskan

assembly point. Di area pabrik PT Pupuk Kujang terdapat empat

tempat yang dijadikan sebagai assembly point, yaitu di dekat pintu

01 utara, pintu 01 selatan, sebelah barat gedung construction office

baru dan helipad.

Page 80: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

f) Tandu

Digunakan untuk mengangkat korban yang sudah tidak bisa

berjalan sendiri. Misalnya pingsan, patah tulang.

g) Kotak Keselamatan Kerja/Lemari Safety Equipment

Kotak keselamatan kerja berisi alat-alat yang digunakan untuk

membantu melaksanakan pekerjaan. Kotak ini diletakkan di ruang

kontrol, kotak tersebut berisi :

(1) Alat pelindung mata

(2) Alat pelindung pernafasan

(3) Alat pelindung muka

(4) Sarung tangan

(5) Safety belt

(6) Fire blanket

c. Pelatihan

1) Pelatihan Tim Inti Tanggap Darurat

Pelatihan Tim Inti Tanggap Darurat diberikan oleh Bagian KPK.

Pelatihan ini diberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan

kebutuhan pelatihan yang ada. Jadwal pelatihan diatur oleh Bagian

KPK, Biro SDM dan Biro PPSDM. Pelatihan-pelatihan yang diadakan

diantaranya: pelatihan fire fighting, self contained breathing

apparatus, pelatihan P3K, pelatihan rescue dan pelatihan tanggap

darurat selain itu juga ada perlombaan hose drill contest.

Page 81: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

a) Pelatihan fire fighting

Pelatihan fire fighting merupakan pelatihan pemadam

kebakaran yang wajib diikuti oleh karyawan PT Pupuk Kujang.

Adapun tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk melatih

keterampilan dan ketangkasan karyawan dalam mengoperasikan

alat pemadam kebakaran serta dapat melakukan tindakan awal

untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran. Pelaksanakan

pelatihan ini bertempat di fire ground PT Pupuk Kujang. Adapun

pelatihan fire fighting yang dilakukan antara lain menggulung dan

menggelar selang, memadamkan api dengan cara tradisional yaitu

dengan karung basah, pemadaman api dengan peralatan modern

yaitu dengan APAR CO2, APAR jenis Dry Chemical (DC), APAR

jenis foam (busa), dan pemadaman beregu. Pelatihan fire fighting

dilaksanakan 6 angkatan dalam setahun.

b) Pelatihan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)

SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) merupakan alat

pelindung pernafasan yang berdiri sendiri yang digunakan untuk

melindungi pernafasan dengan menggunakan supply udara

cadangan. Alat ini terdiri dari full mask, frame (penggendong) dan

tabung udara. SCBA digunakan terutama untuk penanganan

terhadap kebocoran atau tumpahan bahan-bahan kimia berbahaya

dan beracun. Selain itu juga digunakan bagi para pekerja yang

Page 82: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bekerja di ruang tertutup atau ruang yang penuh asap serta uap

bahan kimia.

Pelatihan SCBA diselenggarakan enam angkatan dalam

setahun dan pelaksanaannya di fire ground PT Pupuk Kujang.

Seperti halnya pelatihan fire fighting, pelatihan SCBA diikuti oleh

karyawan dan karyawati di PT Pupuk Kujang. Tujuan

diselenggarakannya pelatihan ini adalah untuk melatih

keterampilan karyawan dalam mengoperasikan atau menggunakan

breathing apparatus sehingga apabila terjadi keadaan darurat,

karyawan dapat cepat dan tanggap dalam membantu atau

menolong karyawan lain yang menjadi korban dan terjebak pada

lokasi kejadian kecelakaan.

Pelatihan ini dilakukan dengan cara beregu, tahapan pelatihan

ini yaitu melakukan, satu tim memasuki ruangan gelap untuk

menyelamatkan korban, kemudian setelah keluar dari ruang gelap

tim memasuki gorong-gorong lalu masuk dan menyelam kedalam

kolam, dan yang terakhir kembali melakukan laporan bahwa

korban telah diselamatkan kepada instruktur.

c) Pelatihan Rescue

Pelatihan rescue merupakan pelatihan yang diselenggarakan

dengan tujuan untuk melatih karyawan dalam menyelamatkan diri

apabila terjadi keadaan darurat di gedung bertingkat.

d) Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Page 83: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ini

diselenggarakannya bertujuan agar karyawan dapat terampil dalam

melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan apabila

sewaktu-waktu terjadi kecelakaan. Pelatihan ini dilaksanakan

minimal dua kali dalam setahun.

e) Pelatihan Emergency Response (Tanggap Darurat)

Program pelatihan Tanggap Darurat ini diselenggarakan oleh

PT Pupuk Kujang sebagai usaha untuk melatih keterampilan

karyawan dalam menyelamatkan diri serta dapat menolong

karyawan lain bila terjadi keadaan darurat.

Latihan penanggulangan keadaan darurat dilaksanakan di salah

satu unit perusahaan PT Pupuk Kujang. Latihan ini khusus

ditujukan untuk karyawan yang berada di unit tempat kejadian

terjadinya keadaan darurat, namun keseluruhan tenaga kerja PT

Pupuk Kujang juga dituntut kewaspadaannya. Untuk pelaksanaan

emergency response ini karyawan yang terkait tidak diberitahukan

waktu pelaksanaannya, terkecuali panitia yang

menyelenggarakannya. Hal ini dikarenakan agar pelaksanaannya

dapat berjalan dengan baik dan dapat mengetahui sejauh mana

kesiapan tenaga kerja dalam menanggulangi apabila perusahaan

benar-benar mengalami keadaan darurat.

Page 84: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

f) Hose Drill Contest

Hose Drill Contest merupakan sebuah perlombaan untuk

melatih respon keadaan darurat yang dilakukan oleh PT Pupuk

Kujang setiap satu tahun sekali. Perlombaan ini terakhir dilakukan

di area Bagging yang dipandu oleh Bagian KPK dan diikuti oleh

perwakilan tiap unit kerja PT Pupuk Kujang, Anak perusahaan

patungan PT Pupuk Kujang serta Pemadam Kebakaran Kabupaten

sekitar PT Pupuk Kujang Cikampek.

Perlombaan ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu

yang diperlukan oleh sebuah tim mengatasi keadaan darurat

kebakaran selain itu dalam perlombaan ini juga melatih kerjasama

yang baik serta dalam sebuah tim untuk menanggulangi keadaan

darurat.

2) Simulasi dan Praktek Evakuasi

PT Pupuk Kujang telah melaksanakan simulasi kejadian darurat

yang dikombinasikan dengan praktek evakuasi saat terjadi keadaan

darurat (emergency). Simulasi dan praktek evakuasi ini dilakukan

setiap satu tahun sekali sesuai dengan situasi dan kondisi pabrik.

Untuk evakuasi menggunakan bus evakuasi, truck dan kendaraan pick

up evakuasi.

Page 85: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Simulasi yang pernah dilakukan antara lain :

a) Keadaan darurat di area Synloop Pabrik Amonia Kujang 1B,

terjadinya kebakaran yang ditimbulkan dari pecahnya salah satu

coil 102-B.

b) Keadaan darurat tingkat II di GPA, terjadi kebakaran di Lt. IV

yang menyebar ke Lt. III dan V.

c) Keadaan darurat di sekitar Ammonia Storage Tank 2101-F, terjadi

ledakan di sekitar Ammonia Storage Tank 2101-F yang

mengakibatkan dinding tangki robek sehingga ammonia bocor.

d) Keadaan darurat tingkat II di area Recovery Pabrik Urea Kujang

IB, pada mesin Pompa Bosster Amonia GA 404 A, terjadi

kebocoran ammonia dalam jumlah besar dan tidak terkendali.

d. Penentuan Area Evakuasi

Bila terjadi keadaan darurat, seluruh karyawan akan dievakuasikan

ke tempat aman sementara misalnya di assembly point.

e. Kesiagaan Tim Tanggap Darurat

Tim Tanggap Darurat harus selalu siap siaga dan wajib segera

datang ke lokasi kejadian apabila dihubungi saat terjadi keadaan darurat.

f. Sistem Pelaporan

Prosedur pelaporan keadaan darurat di PT Pupuk Kujang yaitu bagi

karyawan yang pertama kali menemukan adanya kondisi bahaya (baik

kecil maupun besar) maka diwajibkan untuk segera melapor ke Bagian

KPK. Kemudian Bagian KPK akan memberitahukan ke unit-unit kerja

Page 86: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

lainnya dan akan mengirim Tim Pemadam Kebakaran, Tim Evakuasi,

Tim P3K dan tenaga bantuan lain, kemudian Pimpinan Keadaan Darurat

akan menginstruksikan langsung pada Tim Penanggulangan Keadaan

Darurat agar segera menanggulangi keadaan tersebut.

g. Sistem Pemberitahuan Masyarakat

Sistem pemberitahuaan masyarakat apabila terjadi keadaan darurat

dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

dikomunikasikan melalui Biro Komunikasi ke masyarakat, diumumkan

di masjid-masjid dan door to door ke masyarakat.

8. Instruksi Kerja Pemberitahuan dan Pelaksanaan Evakuasi

a. Ruang Lingkup

1) Instruksi Kerja ini memberitahukan karyawan, penghuni perumahan

dan masyarakat sekitar tentang pelaksanaan evakuasi.

2) Instruksi Kerja ini hanya mencakup pelaksanaan

penyelamatan/evakuasi karyawan dari tempat bencana/kejadian ke

tempat transisi.

b. Definisi

1) Evakuasi adalah pergi meninggalkan tempat kerja atau tempat tinggal

ke tempat lain yang dianggap cukup aman untuk menyelamatkan diri

dari ancaman bahaya kebakaran, ledakan, kebocoran/menghamburnya

bahan bahaya dan pencemaran lingkungan melalui jalan/pintu yang

ditentukan untuk tujuan tersebut.

Page 87: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2) Daerah aman ialah daerah yang tersedia tenaga dan peralatan medis

serta dari bahaya.

3) Daerah transisi ialah daerah aman dari bencana langsung, tetapi tidak

cukup tersedia alat-alat dan tenaga untuk melaksanakan perawatan

terhadap korban.

4) Daerah bahaya ialah daerah langsung yang terkena bahaya.

c. Ketentuan Umum

1) Pelaksanaan evakuasi harus memperhatikan arah angin dan arah

bahaya.

2) Evakuasi harus dilakukan arah menyilang atau berlawanan arah

angin/bahaya.

d. Tanggung Jawab

Kepala Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

e. Operasi

Komandan dengan Regu Penanggulangan Bagian KPK begitu

mendapat informasi evakuasi dari PKD, maka :

1) Komandan Penanggulangan segera menghubungi petugas yang

standby di fire station untuk membunyikan sirine pabrik tanda

evakuasi selama 5 (lima) menit dengan nada monoton.

2) Komandan Penanggulangan setelah menginstruksikan pembunyian

sirine, juga memberikan lewat pagging mengenai tindakan-tindakan

pelaksanaan evakuasi :

Page 88: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

a) Segera mematikan sumber api, misalnya: rokok, api las, gerinda

burner, mesin-mesin dan sebagainya.

b) Semua kendaraan harus menepi, kecuali kendaraan emergency atau

kendaraan untuk tujuan evakuasi.

c) Memberitahukan agar yang dievakuasi tidak panik dan agar

berjalan menurut jalur jalan/pintu yang telah ditentukan untuk

evakuasi.

3) Regu Penanggulangan yang ditugaskan sebagai Tim Penyelamat

Karyawan yang bekerja sama dengan Group Bantuan Pengamanan

melakukan :

a) Bimbing semua karyawan yang dievakuasi secara benar.

b) Group Penanggulangan mengevakuasi hanya sampai daerah

transisi, selanjutnya serahkan ke petugas yang ada di Posko.

c) Setelah mengevakuasi, Group Penanggulangan segera kembali ke

tempat kejadian untuk membantu penanggulangan.

f. Pengecualian

1) Komandan Penanggulangan berhak memerintahkan karyawan/

anggota-anggota lain untuk meninggalkan daerah darurat, walaupun

belum ada instruksi evakuasi dari PKD.

2) Untuk mengevakuasi warga perumahan dan masyarakat sekitar, selain

petugas dari Tim Evakuasi PT Pupuk Kujang juga dibantu oleh aparat

pemerintah setempat.

9. Instruksi Kerja Jalur Evakuasi

Page 89: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a. Tujuan

1) Meminimkan akibat yang timbul dari keadaan darurat

2) Menghindari kebingungan dan kesimpangsiuran yang tidak perlu,

sehingga operasi penanggulangan dapat dilaksanakan dengan cepat

dan lancar.

b. Ruang lingkup

Instruksi kerja ini mencakup seluruh aktifitas keadaan Darurat yang

terjadi di area PT Pupuk Kujang.

c. Definisi

1) Evakuasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk meninggalkan

tempat kerja atau tempat tinggal ke tempat lain yang dianggap cukup

aman untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya, melalui jalan

atau pintu yang telah ditentukan untuk tujuan tersebut dan

memperhatikan arah angin.

2) Bila dengan suatu pertimbangan tidak mungkin bahaya tersebut diatasi

dengan sumber daya yang ada dan akan dapat menimbulkan akibat

buruk terhadap karyawan, keluarga karyawan, perusahaan maupun

lingkungannya, maka Pimpinan Keadaan Darurat (PKD) di Posko

akan menyatakan perlunya Evakuasi

3) Penentuan evakuasi didasarkan atas akibat buruk terhadap

keselamatan manusia yang mungkin terjadi, adapun luasnya

tergantung pada jumlah bahan atau situasi yang membahayakan.

Page 90: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

d. Ketentuan Umum

1) Pemberitahuan Evakuasi

a) Untuk karyawan di Pabrik/Kantor, dengan nada monoton selama 5

(lima) menit.

b) Untuk keluarga Karyawan di Perumahan Kalihurip dan masyarakat

sekitar, selain mendengar suara sirine pabrik juga ditambah sirine

kendaraan Patroli dari Biro Pengamanan.

2) PKD atau wakil PKD beserta Stafnya dan dibantu Satuan Pengamanan

memimpin pelakasanaan evakuasi, baik di pabrik, perumahan

Kalihurip maupun masyarakat sekitar.

3) Setelah mendengar tanda-tanda evakuasi:

a) Segera hentikan segala aktifitas terutama aktifitas yang

menggunakan atau mengeluarkan api/bunga api.

b) Semua kendaraan harus menepi dan mesin dimatikan, kecuali

kendaraan Emergency atau untuk tujuan Evakuasi.

c) Berjalan menurut jalan, pintu yang telah ditentukan untuk tujuan

evakuasi.

d) Setelah mencapai tempat yang telah ditentukan hubungi Posko

untuk mendapat bantuan transportasi.

e. Tanggung Jawab dan Prosedur

1) Pimpinan Keadaan Darurat

Page 91: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a) Memimpin seluruh kegiatan, memberi keputusan dan

kebijaksanaan.

b) Mengawasi pemberi bantuan/keamanan yang ditugaskan kepada

Staf teknis penanggulangan.

c) Mempertanggungjawabkan operasi penanggulangan kepada

Direksi.

d) Meminta bantuan keluar bila diperlukan.

f. Pengecualian

Selama Pejabat Pimpinan Keadaan Darurat (PKD) belum tiba di Posko,

maka Shift Superitendent/Superitendent Pasga/Kepala Biro Pengamanan

bertugas sebagai pejabat PKD.

10. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat

a. Tujuan

Prosedur ini ditetapkan dan dipelihara untuk meminimalkan akibat

yang timbul dari kejadian darurat dengan sasaran sebagai berikut :

1) Mencegah timbulnya korban jiwa manusia.

2) Meminimalkan kerusakan pada aset-aset perusahaan.

3) Memungkinkan agar pabrik dapat beroperasi kembali dalam waktu

sesegera mungkin.

4) Maminimalkan dampak yang lebih luas terhadap lingkungan.

5) Menghindari kesimpangsiuran yang tidak perlu, sehingga proses

penanggulangan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.

b. Ruang Lingkup

Page 92: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Prosedur ini mencakup seluruh sistem penanggulangan keadaan

darurat di seluruh area PT Pupuk Kujang pada jam kerja reguler, shift,

jam istirahat, maupun pada hari libur.

Penanggulangan yang dimaksud mencakup :

1) Penanggulangan kebakaran dan peledakan

2) Penanggulangan akibat kebocoran dan pencemaran bahan kimia

3) Penanggulangan korban (P3K)

4) Penanganan unjuk rasa terhadap kondisi lingkungan

5) Mengkoordinir evakuasi dari ancaman peledakan, bahaya kebakaran,

kebocoran bahan berbahaya dan bencana gempa bumi

6) Penanganan unjuk rasa atas kebijakan perusahaan

7) Penanganan huru-hara/kerusuhan.

c. Ketentuan Umum

1) PKD (Pimpinan Keadaan Darurat) adalah petugas yang ditunjuk

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam prosedur ini.

2) Staff Teknis adalah seluruh pejabat tinggi atau rendah sesuai

fungsinya dalam organisasi resmi PT Pupuk Kujang.

3) Daerah aman adalah daerah yang tersedia tenaga, peralatan medis dan

bebas dari bahaya.

4) Daerah transisi adalah daerah aman dari bencana langsung tapi tidak

cukup tersedia alat-alat dan tenaga untuk melaksanakan perawatan

terhadap korban.

5) Daerah bahaya adalah daerah langsung yang terkena bahaya.

Page 93: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

6) Tempat Aman Mutlak adalah tempat yang mutlak bebas dari pengaruh

bencana dan digunakan sebagai tempat berkumpul orang-orang yang

dievakuasi.

7) Pos Komando

(a) Pos Komando adalah tempat/pusat untuk mengendalikan operasi

penanggulangan, dimana pos komando ini harus ditentukan

menurut pertimbangan keamanan dan mempunyai sarana-sarana

komunikasi serta tempat parkir.

(b) Pos Komando adalah tempat terdekat dengan lokasi kejadian dan

langsung dapat mengendalikan operasi penanggulangan serta

tempat berkumpulnya Pimpinan Keadaan Darurat (PKD), Wakil

PKD, Staff Teknis Penanggulangan (STP), Ketua Bidang

Operasional dan Ketua Pendukung Operasional.

8) Pos Emergency

(a) Pos Emergency adalah tempat terdekat dengan lokasi kejadian

yang dianggap aman dan langsung dapat melihat usaha-usaha

penanggulangan

(b) Pos Emergency adalah tempat berkumpulnya Ketua Regu

Penanggulangan dan Rescue, Ketua Regu Pemantau Lingkungan,

Ketua Regu Pemeliharaan, Ketua Regu Evakuasi, Ketua Regu

Pengamanan, Ketua Regu Medis dan P3K, Pembantu Umum.

9) Evakuasi adalah proses meninggalkan tempat kerja/tempat

tinggal/lokasi kejadian ke tempat lain yang dianggap cukup aman

Page 94: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya (seperti: peledakan,

bahaya kebakaran, kebocoran/menghamburnya bahan berbahaya,

pencemaran lingkungan, bencana gempa bumi dan lain-lain) melalui

jalan/pintu yang telah ditentukan untuk tujuan tersebut.

10) Assembly point adalah tempat berkumpul sementara bagi karyawan

yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan darurat yang

dianggap aman dari bencana dan diberi tanda/bendera bertulis

assembly point.

11) Karyawan PT Pupuk Kujang berhak dan wajib melaporkan adanya

kejadian atau peristiwa yang menimbulkan keadaan darurat kepada

atasannya dan atau pimpinan unit setempat serta ke Bagian KPK.

12) Sistem komunikasi dan pemberitahuan selanjutnya dilakukan oleh

pimpinan unit kerja setempat kepada operator telepon, Shift

Superintendent, Ka. Biro K3LH, Ka. Bagian KPK dan Ka. Bagian

Ekologi, serta selanjutnya operator telepon memberitahukan kepada

semua pejabat di Divisi/Biro serta Bagian/Dinas terkait dengan

pagging system maupun telepon.

13) Setelah mengetahui adanya keadaan darurat :

(a) Semua pejabat, Ka. Kompartemen, Staff Umum dan Pejabat

setingkat yang terlibat langsung dalam penanggulangan, segera

menuju ke Pos Komando.

Page 95: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

(b) Ka. Kompartemen, Staff Umum dan Pejabat setingkat yang tidak

terlibat langsung dalam penanggulangan, segera menuju ke

assembly point.

(c) Karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan,

segera mengevakuasi diri ke assembly point.

14) Tanda keadaan darurat, evakuasi dan keadaan aman diinformasikan

dengan bunyi sirine pabrik :

(a) Keadaan Darurat Tingkat I : bunyi sirine naik turun dengan

periode 2x15 detik, selang waktu

1 menit sebanyak 3x.

(b) Keadaan Darurat Tingkat II : bunyi sirine naik turun dengan

periode 6x15 detik, selang waktu

1 menit sebanyak 3x.

(c) Keadaan Darurat Tingkat III : bunyi sirine naik turun dengan

periode tiap 15 detik selama 15

menit.

(d) Evakuasi : bunyi sirine dengan nada

monoton selama 5 menit.

(e) Keadaan Aman : bunyi sirine dengan nada

monoton selama 1 menit.

15) Penentuan/pengambilan keputusan keadaan darurat dilakukan oleh

pimpinan keadaan darurat (PKD) dan jika pejabat PKD tidak ada atau

belum datang ke lokasi, pada saat kejadian sudah mencapai tahap

Page 96: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

keadaan darurat tingkat I, maka keputusan keadaan darurat dapat

ditetapkan minimal oleh dua pejabat berikut: Staff PKD, Shift

Superintendent, Komandan Regu Pengendalian, Komandan Regu

Penanggulangan dan Rescue, Komandan Regu Pemantau Lingkungan,

Komandan Regu Pemantau, Komandan Regu Pemeliharaan, Ketua

Bidang Operasional dan Ketua Bidang Inspeksi.

16) Shut Down Pabrik

(a) Dalam keadaan darurat dan adanya keterkaitan pabrik PKC

dengan Pabrik Perusahaan Patungan di sekitarnya, bila diperlukan

maka diadakan shut down pabrik yang telah ada.

(b) Ka. Divisi Produksi, masing-masing Ka. Dinas Produksi, Shift

Superintendent (Pabrik PKC maupun Pabrik Perusahaan

Patungan) bertugas di dalam pengamanan peralatan pabrik

masing-masing sesuai prosedur yang telah ada.

(c) Tindakan pengamanan diatas didasarkan pada situasi dan kondisi

serta tingkat keadaan darurat yang terjadi.

(d) PKD atau Direksi akan menginstruksikan hal tersebut pada

pejabat yang berwenang dalam kaitannya untuk tindak

pengamanan pabrik-pabrik tersebut.

(e) Setelah keadaan darurat selesai dan menurut pertimbangan teknis

dan lainnya memungkinkan atau setelah ada tindakan-tindakan

perbaikan, maka pabrik akan dilakukan start up kembali.

Page 97: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

d. Tanggung Jawab dan Prosedur

1) Pimpinan Keadaan Darurat (PKD)

(a) Segera menuju ke Pos Komando.

(b) Memimpin seluruh kegiatan, memberi keputusan dan

kebijaksanaan.

(c) Mengawasi pemberian bantuan/keamanan yang ditugaskan kepada

Staff Teknis Penanggulangan.

(d) Mempertanggungjawabkan operasi penanggulangan kepada

Direksi.

(e) Meminta bantuan bila diperlukan, melalui Regu Komunikasi.

2) Staff Teknis Penanggulangan

Membantu PKD dalam Bidang Operasional dalam hal melakukan

pengendalian dan pengamanan operasional.

3) Bidang Operasional

(a) Regu Pengendalian Operasional (Bagian-bagian di Lingkungan

Divisi Produksi).

(1) Komandan Regu menuju ke Pos Komando.

(2) Mengambil langkah untuk pengendalian operasi pabrik yang

tidak terkena musibah dan menempatkan ke suatu keadaan

yang aman.

(3) Menginstruksikan operator untuk melakukan penyelamatan

manusia maupun dokumen-dokumen.

Page 98: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

(4) Memberikan tenaga bantuan penanggulangan bila

diminta/diperlukan menurut permintaan PKD.

(b) Regu Penanggulangan dan Rescue

(1) Komandan Regu Penanggulangan dan rescue

i. Menerima laporan adanya suatu kejadian/peristiwa yang

menimbulkan keadaan darurat.

ii. Memimpin operasi penanggulangan keadaan bencana

penyelamatan dan penyingkiran lokal (dalam pabrik)

karyawan dari daerah bahaya ke daerah transisi.

iii. Menentukan Pos Komando penanggulangan keadaan

darurat dan Pos Emergency.

iv. Memberikan laporan lapangan ke PKD.

(2) Regu Inti

Melakukan penanggulangan bencana dan penyelamatan

seperti penanggulangan kebakaran, penanggulangan

kebocoran bahan kimia, penanggulangan tumpahan bahan

kimia, pertolongan korban (P3K), mengevakuasi korban.

(3) Regu Bantuan (Personil Divisi Pemeliharaan, Laboratorium

dan Bagging yang ada di lapangan).

Bersama-sama Regu Inti melakukan penanggulangan

bencana melakukan penaggulangan bahaya, melakukan

penyelamatan/rescue, membantu Biro Kesehatan melakukan

P3K di Daerah Transisi.

Page 99: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

(c) Regu Pemantau Lingkungan

(1) Melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadinya

penyebarluasan pencemaran.

(2) Melakukan upaya untuk mencegah meluasnya pencemaran.

(3) Mengkoordinir sumber daya dan fasilitas yang ada untuk

menghadapi penyebarluasan pencemaran.

(4) Mempersiapkan laporan ke Depnaker/K3LH bila diperlukan.

(d) Regu pemeliharaan

(1) Menjaga agar sarana komunikasi untuk keperluan hubungan

intern dan ekstern tetap berfungsi dengan baik.

(2) Menyiapkan atau merencanakan sistem komunikasi lain bila

yang ada tidak berfungsi.

(3) Mengamankan jaringan-jaringan yang dianggap dapat

memperluas sumber bahaya.

(4) Menyiapkan sumber-sumber tenaga listrik bila diperlukan

dalam rangka penanggulangan bahaya.

(5) Menyiapkan personil perbengkelan terutama yang

berhubungan dengan pengelasan, melakukan perbaikan-

perbaikan instalasi maupun mesin-mesin yang rusak.

(e) Pembantu Umum

(1) Bidang Operasional

Membantu pengamanan operasional pabrik.

Page 100: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

(2) Bidang Inspeksi

Membantu Regu Pemeliharaan dalam pengamanan peralatan

pabrik.

(3) Bidang Konstruksi

Menyiapkan personil alat-alat berat untuk menanggulangi

bahaya atau memindahkan alat-alat/barang-barang atau

bahan-bahan yang perlu diselamatkan.

4) Pendukung Operasional

a) Regu Evakuasi

(1) Pengurusan masalah ketenagakerjaan

(2) Dengan dibantu Biro Pengamanan dan anggota K3

Representatif melakukan penyelamatan dan evakuasi personil.

b) Regu Pengamanan Lalu-lintas dan Operasional

(1) Komandan regu Pengamanan Lalu-lintas dan Operasional

(a) Memimpin pengamanan di lingkungan Perusahaan

(b) Membantu dan memberitahukan kepada pejabat-pejabat dan

masyarakat sekitarnya yang mungkin akan terkena bencana

dan diperlukan tindakan evakuasi.

(c) Mengendalikan Personil untuk penyelamatan dan

penyingkiran/evakuasi

(d) Mengendalikan situasi bila terjadi peristiwa unjuk rasa

huru-hara atau kerusuhan.

Page 101: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

(e) Melakukan koordinasi dengan pihak berwajib untuk

pengamanan selanjutnya.

(2) Pengamanan Lalu-lintas

(a) Mengawasi dan membatasi kendaraan yang keluar masuk

daerah berbahaya.

(b) Mengendalikan dan membatasi massa yang melakukan

unjuk rasa atau huru-hara bila terjadi kerusuhan.

(3) Pengamanan Operasional

(a) Melaksanakan instruksi-instruksi atasan

(b) Mengawasi lingkungan terhadap orang-orang yang tidak

berkepentingan

(c) Mengawasi dan mengendalikan massa yang berunjuk rasa

atau, melakukan huru-hara/kerusuhan.

(d) Berhubungan dengan pihak luar/Kepolisian sesuai dengan

instruksi pihak Komandan Pengamanan Lalu-lintas dan

Operasional.

c) Regu medis dan P3K

(1) Menyediakan ambulance, peralatan medis, obat-obatan dan

tenaga medis untuk merawat korban-korban yang terjadi

baik di area bahaya maupun di daerah transisi.

(2) Menghubungi Rumah Sakit bila diperlukan fasilitas

bantuan.

Page 102: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

d) Regu Komunikasi

(1) Melayani pihak luar atau instansi lain dalam hal pemberian

informasi.

(2) Membantu pelaksanaan evakuasi warga perumahan,

karyawan dan masyarakat sekitarnya.

(3) Memberikan penjelasan dan negosiasi kepada perwakilan

pengunjuk rasa, bila terjadi unjuk rasa.

(4) Membuat catatan kronologis terjadinya peristiwa unjuk

rasa, huru-hara atau kerusuhan.

e) Regu Keuangan

Menyiapkan dana dan pengadaan sarana yang diperlukan.

f) Regu sarana dan logistik

Menyediakan perbekalan, transportasi dan sarana evakuasi

lainnya yang diperlukan.

e. Pengecualian

1) Selama pejabat Pimpinan Keadaan Darurat (PKD) belum tiba di

tempat (Posko), maka Shift Superintendent/Superintendent

Pasga/Manager Pengamanan bertugas sebagai pejabat PKD.

2) Penentuan Posko tidak mutlak, setiap saat bisa berubah.

11. Prosedur Rencana Pemulihan Setelah Keadaan Darurat

a. Tujuan

Prosedur ini ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sebagai

panduan untuk pemulihan kembali sesegera mungkin peralatan utama

Page 103: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

pabrik dan unit operasi lainnya yang mengalami kerusakan serta

sumber daya manusia/karyawan yang cidera atau trauma akibat

dampak kejadian keadaan darurat yang terkait dengan K3 maupun

lingkungan setelah penanggulangan keadaan darurat.

b. Ruang Lingkup

Prosedur ini berlaku pada lingkup pemulihan di area pabrik dan

non pabrik setelah penanggulangan keadaan darurat dilakukan secara

terintegrasi pada sistem ISO 9001:2000, SMK-3 dan ISO 14001:2004

untuk seluruh unit kerja dan karyawan PT Pupuk Kujang.

c. Ketentuan Umum

1) Upaya pemulihan terhadap dampak kejadian keadaan darurat, baik

skala besar maupun kecil, harus segera dilakukan dengan

mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki PT Pupuk

Kujang.

2) Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat

mengakibatkan menambah kerugian, maka proses pemulihan harus

dilakukan setelah kondisi tempat kejadian dinyatakan aman dan

hasil penyelidikan terhadap insiden telah diketahui.

d. Tanggung Jawab dan Prosedur

1) Penanggung jawab terhadap pemulihan yang diakibatkan oleh

kejadian keadaan darurat kecil adalah Manager/Pimpinan unit kerja

tempat kejadian, sedangkan untuk skala besar

Page 104: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

penanggungjawabnya adalah pejabat PT Pupuk Kujang sesuai

dengan Struktur Organisasi Keadaan Darurat.

2) Pemulihan terhadap dampak kejadian darurat meliputi :

a) Investigasi dan evaluasi terhadap :

(1) Kerusakan sarana fisik (peralatan pabrik, bangunan dan

lain-lain) penanganannya dilakukan oleh Divisi

Pemeliharaan, Divisi Produksi, Divisi Konstruksi, Biro

Pengawasan Proses dan Unit Kerja terkait lainnya.

(2) Karyawan yang terkena dampak kejadian keadaan darurat,

penanganannya dilakukan oleh Biro Kesehatan.

(3) Kerusakan lingkungan sekitar tempat kejadian,

penanganannya dilakukan oleh Biro K3LH/Bagian Ekologi

serta Unit Kerja lainnya.

b) Perencanaan perbaikan dan rekonstruksi sarana fisik yang rusak,

penanganannya dilakukan oleh tim yang ditunjuk berdasarkan

SK Direksi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkup

pekerjaan.

c) Rehabilitasi karyawan yang terkena dampak kejadian keadaan

darurat meliputi :

(1) Pengobatan secara medis dilakukan di bawah pengawasan

Dokter Rumah Sakit rujukan.

Page 105: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

(2) Pengobatan secara psikologi/counceling akan dilakukan di

bawah pengawasan Biro Sumber Daya Manusia dan Biro

Kesehatan.

(3) Istirahat sementara karyawan (karena trauma) akan

dilakukan di bawah pengawasan Biro Sumber Daya

Manusia dan Biro Kesehatan.

3) Pimpinan penanggulangan keadaan darurat harus membuat laporan

kepada Manajemen/Direksi tentang usaha pemulihan yang telah

dilakukan.

B. Pembahasan

1. Organisasi dan Tanggung Jawab

Pihak Manajemen PT Pupuk Kujang menyadari bahwa industri yang

menggunakan bahan baku gas alam, air, udara, dan bahan pendukung

lainnya serta proses produksi yang berhubungan dengan bahan kimia

berpotensi sangat besar sewaktu-waktu dapat terjadi keadaan darurat seperti

kebakaran, kebocoran gas atau bahan kimia, dan bahkan peledakan dahsyat

yang dapat mengancam kesehatan, keamanan, kenyamanan dan keselamatan

jiwa tenaga kerja serta lingkungan sekitar perusahaan. Maka dari itu

dibentuklah suatu organisasi keadaan darurat dan evakuasi yang disusun

seefektif dan seefisien mungkin sebagai salah satu upaya/tindakan

pengendalian bahaya. Anggota organisasi ini berasal dari seluruh komponen

perusahaan, dan setiap anggota mempunyai tanggung jawab berbeda-beda

Page 106: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

sesuai dengan jabatannya masing-masing seperti yang tercantum dalam

Struktur Organisasi Keadaan Darurat di PT Pupuk Kujang.

Pembentukan organisasi keadaan darurat tersebut sejalan dengan

pernyataan dalam Sertifikasi ISO 14001 yang menyatakan bahwa “salah

satu komponen utama yang harus dipersiapkan sebelum terjadi keadaan

darurat adalah Tim Respon Gawat Darurat (ERT)”. Selain itu dalam ISO

14001 juga menyatakan bahwa : “Organisasi harus membuat dan

memelihara prosedur untuk mengidentifikasi terjadinya kecelakaan dan

situasi darurat yang potensial dan menanggapinya, serta mencegah dan

mengurangi dampak lingkungan yang mungkin berkaitan dengannya”.

Sedangkan berdasarkan OHSAS 18001 elemen 4.8.10 tentang tanggap

darurat menyatakan bahwa : “Penanganan keadaan darurat dilakukan secara

terorganisir dengan melibatkan berbagai fungsi dalam organisasi sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing”.

2. Prosedur Keadaan Darurat

Implementasi penanganan keadaan darurat diseluruh area PT Pupuk

Kujang telah dibuat Prosedur Keadaan Darurat yang terdiri dari 3 prosedur

yaitu: Prosedur Kesiagaan Keadaan Darurat, Prosedur Penanggulangan

Keadaan Darurat, dan Prosedur Pemulihan Pasca Kejadian Keadaan Darurat

serta didukung dengan instruksi-instruksi kerja yang berkaitan dengan

keadaan darurat. Tanggung jawab setiap personil berbeda-beda, begitu pula

ketentuan-ketentuan umum di dalamnya. Penanganan keadaan darurat

dilakukan secara terorganisir dengan melibatkan berbagai fungsi dalam

Page 107: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Pengujian prosedur dilakukan secara berkala oleh Biro Keselamatan

Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH).

Penyusunan prosedur keadaan darurat di PT Pupuk Kujang telah sesuai

dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu

3. Penerapan

Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

perusahaan harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang

sesuai dengan system yang diterapkan

3.3 Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian

Risiko.

Sumber bahaya teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan

tingkat resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selanjutnya dilakukan

pengendalian untuk menurunkan resiko.

3.3.8 Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana yang berisi

“Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan

darurat atau bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui

keandalan pada saat kejadian yang sebenarnya”.

3.3.9 Prosedur Menghadapi Insiden

Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden,

perusahaan harus memilki prosedur yang meliputi :

Page 108: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

a. Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai

sampai mendapatkan pertolongan medik.

b. Proses perawatan lanjutan.

3.3.10 Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat

Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadaan

darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal

dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.

Dan untuk pengujian prosedur keadaan darurat juga telah sesuai dengan

Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II poin 6. 7. 2 yang

menyatakan bahwa “Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau secara rutin

oleh petugas yang berkompeten”.

Terkait dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang SMK3

Lampiran II poin 6.7.5 mengenai “Instruksi keadaan darurat dan hubungan

keadaan darurat diperlihatkan secara jelas/menyolok dan diketahui oleh

seluruh tenaga kerja perusahaan”. PT Pupuk Kujang telah melaksanakan hal

tersebut dengan baik yaitu dengan adanya Prosedur Integrasi dan Instruksi

Kerja. Sedangkan untuk poin 6. 7. 6 mengenai “Alat dan sistem tanda

bahaya keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala”. PT

Pupuk Kujang telah melaksanakan hal tersebut dengan baik (mulai dari

pengadaan alat dan sistem tanda bahaya keadaan darurat, pengujian, sampai

pemeriksaan secara berkala). Pemeriksaan alat dan sistem tanda bahaya

secara visual dilakukan setiap satu bulan sekali, sedangkan untuk pengujian

Page 109: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

alat secara menyeluruh dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh bagian

Maintenance KPK.

4. Identifikasi dan Pengendalian Risiko Bahaya

Langkah-langkah pengendalian yang harus dilakukan antara lain :

a. Pengendalian risiko terhadap unit-unit yang berpotensi terjadi kebakaran.

Dilakukan pemasangan sarana pemadam kebakaran serta

dilakukannya pemeriksaan rutin terhadap sarana pemadam kebakaran

tersebut.

b. Pengendalian risiko terhadap unit-unit yang berpotensi mudah terjadi

peledakan :

Dengan pemeriksaan/pengecekan terhadap unit-unit yang berpotensi

terjadi peledakan secara rutin oleh petugas lapangan.

c. Pengendalian risiko terhadap kebocoran gas/tumpahan bahan kimia

berbahaya yaitu :

Dengan dilakukannya pemeriksaan gas secara rutin dua kali sehari

shift sore dan shift malam, serta pemeriksaan gas khusus (extra check

gas) bila dirasa perlu.

Identifikasi sumber bahaya serta pengendalian resiko bahaya selain

untuk menghindari kecelakaan di tempat kerja yang dapat menimbulkan

kerugian bagi pihak perusahaan juga untuk memenuhi ketentuan yang

sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 BAB III tentang Syarat-

Syarat Keselamatan Kerja pasal 3 ayat (1) huruf :

(a) mencegah dan mengurangi kecelakaan;

Page 110: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

(b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

(c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

(h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

(m) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,

cara dan proses kerjanya.

Selain itu juga pada BAB V Pasal 9 ayat (1) dan ayat (3) yaitu:

(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap

tenaga kerja baru tentang:

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam

tempat kerja;

b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan

dalam tempat kerja;

c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua

tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan

kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan

keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan

pertama pada kecelakaan.

Page 111: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

5. Persiapan Awal Menghadapi Keadaan Darurat

a. Sarana dan Fasilitas Penunjang Keadaan Darurat

1) Sarana Komunikasi

PT Pupuk Kujang menerapkan komunikasi satu arah dan dua arah.

Komunikasi satu arah seperti pagging system, sedangkan komunikasi

dua arah seperti telepon dan handy talky. Hal tersebut telah sesuai

dengan Permenaker No. Per- 05/MEN/1996 Lampiran I poin 3. 2. 1

mengenai komunikasi, yang menyatakan bahwa “Komunikasi dua

arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting

dalam penerapan SMK3”.

2) Alarm dan Sistem Tanda Kebakaran

Alarm dan sistem tanda kebakaran yang ada di PT Pupuk Kujang

meliputi alarm system, sirine dan bel. Pemeriksaan alat dan sistem

tanda bahaya ini dilakukan setiap satu bulan sekali secara visual,

sedangkan untuk pengujian alat secara menyeluruh dilakukan setiap 3

(tiga) bulan sekali. Hal tersebut telah sesuai dengan Permenaker No.

Per-05/MEN/1996 tentang SMK3 Lampiran II poin 6. 7. 6 mengenai

“Alat dan sistem tanda bahaya keadaan darurat diperiksa, diuji dan

dipelihara secara berkala”.

3) Fasilitas Pemadam Kebakaran

Fasilitas pemadam kebakaran yang ada di PT Pupuk Kujang meliputi :

Page 112: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

a) APAR

APAR di PT Pupuk Kujang telah ditempatkan pada posisi yang

mudah dilihat, dicapai, diambil serta dilengkapi dengan tanda

segitiga APAR dan penomoran pada box dan tabung pada setiap

APAR. Sebagian tabung APAR di PT Pupuk Kujang merah.

Pemasangan APAR di PT Pupuk Kujang yaitu tinggi dari lantai

kurang lebih 120 cm dan jarak pemasangan antara APAR yang satu

dengan yang lain tidak kurang dari 15 meter. Hal ini sudah sesuai

dengan Permenakertrans No.Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-

syarat Pemasangan APAR BAB II yang menyatakan bahwa :

(1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus

ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,

mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan

pemberian tanda pemasangan.

(2) Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai

dengan lampiran I.

(3) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah

125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat

pemadam api ringan bersangkutan.

(4) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus

sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran seperti

tersebut dalam lampiran 2.

Page 113: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

(5) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang

satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak

boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh

pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.

(6) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna

merah.

b) Fire Hydrant, Hose Box dan Fire Hose

Hydrant dan perlengkapannya disediakan di setiap unit tempat

kerja. Pemeriksaan terhadap sarana fire hydrant, hose box dan fire

hose dilakukan setiap empat bulan sekali. Pemeriksaan fire hydrant

meliputi pemeriksaan cat, monitor, poster, valve, dan caps serta

lamanya flushing. Sedangkan untuk pemeriksaan hose box dan fire

hose meliputi fire hose, nozzle, y-piece dan kunci-kunci selang.

Jumlah hydrant yang ada di PT Pupuk Kujang sebanyak 109 buah.

Persediaan air untuk hydrant berasal dari utility melalui 3 pompa

yaitu jockey pump, man pump dan diesel pump.

c) Sprinkler System

PT Pupuk Kujang sarana pemadam sistem sprinkler

ditempatkan khusus di sekeliling ammonia storage tank (tangki

penyimpanan amonia) dan digunakan apabila terjadi kebocoran

amonia. Sistem kerjanya adalah dengan membuka valve pengaman,

air akan menyelimuti seluruh bagian tangki amonia. Pemeriksaan

Page 114: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

terhadap sprinkler system dilakukan setiap empat bulan sekali oleh

Bagian Maintenance KPK.

d) Kendaraan Pemadam

Selain menyediakan fasilitas-fasilitas pemadam kebakaran,

Bagian KPK juga bertugas sebagai unit penanggulangan kebakaran

di PT Pupuk Kujang dan telah mendapatkan pelatihan

penanggulangan kebakaran. Pengadaan unit penanggulangan

kebakaran ini telah sesuai dengan Kepmenaker RI No. Kep-

186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di

Tempat Kerja (BAB II Pasal 5) yang menyatakan bahwa “Unit

penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud terdiri dari

petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran,

koordinator unit penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis

penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis”.

Penyediaan fasilitas dan pembentukan unit penanggulangan

kebakaran tersebut untuk memenuhi persyaratan yang tercantum

dalam Kepmenaker RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang Unit

Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja BAB I Pasal 2 ayat 2

huruf (b) dan (d) yang menyebutkan bahwa “Kewajiban mencegah,

mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja meliputi

penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana

Page 115: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

evakuasi, serta pembentukan unit penanggulangan kebakaran di

tempat kerja”.

4) Sarana Keadaan Darurat

Penyediaan sarana dan prasarana keadaan darurat di PT Pupuk

Kujang telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja, pasal 9 ayat 3 yang menyatakan bahwa “Pengurus

diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang

berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan

pemberantasan kebakaran serta peningkatan kesehatan dan keselamatan

kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan”.

5) Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri yang tersedia di PT Pupuk Kujang sudah cukup

memadai. Sebagai upaya pencegahan kecelakaan, untuk semua orang

yang memasuki area pabrik PT Pupuk Kujang diwajibkan memakai

APD. Hal ini mengacu pada Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja (Pasal 12 dan 13) yang menyatakan bahwa “Setiap

tenaga kerja dan orang lain yang memasuki sesuatu tempat kerja,

diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai

alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan”.

Selain itu penggunaan APD sebagai upaya untuk perlindungan dalam

bekerja juga diatur dalam Lampiran II Permenaker No.05/MEN/1996

Page 116: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

poin 6.1.7 yang menyatakan bahwa “Alat pelindung diri disediakan bila

diperlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam

kondisi layak pakai”.

Dan poin 6.1.8 “Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah

dinyatakan laik pakai sesuai dengan standar dan atau peraturan

perundangan yang berlaku”.

Sedangkan untuk penyediaan APD di PT Pupuk Kujang merupakan

tanggung jawab dari Bagian KPK. Hal ini telah sesuai dengan Undang-

undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dalam pasal 14 (c),

yang menyatakan bahwa “Pengurus diwajibkan menyediakan secara

cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga

kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap

orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan

petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengurus

atau ahli keselamatan kerja”.

Dan berdasarkan Pasal 9 ayat (1) poin (b) dan (c) Pengurus

diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru

tentang:

(b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan

dalam tempat kerja.

(c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

6) Kotak Obat P3K

Page 117: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Kotak obat P3K disediakan di setiap unit-unit kerja sesuai kebutuhan.

Hal ini sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran I

poin 3. 3. 9 mengenai prosedur menghadapi insiden, yang menyatakan

bahwa “Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin timbul akibat

insiden, perusahaan harus memiliki prosedur yang meliputi penyediaan

fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai mendapatkan

pertolongan medik”.

Selain itu juga sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996

Lampiran II poin 6. 8. 1 yang menyatakan bahwa “Perusahaan telah

mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa sistem P3K yang ada

memenuhi standar dan pedoman teknis yang berlaku”.

7) Peta Evakuasi

Peta evakuasi PT Pupuk Kujang dibuat oleh Bagian KPK, yang

kemudian di distribusikan ke seluruh unit kerja dan disosialisasikan

kepada seluruh karyawan tentang gambaran jika terjadi keadaan darurat.

Peta evakuasi yang berfungsi untuk menunjukkan arah atau rute yang

harus dilalui bila terjadi keadaan darurat. Peta evakuasi diantaranya berisi

lokasi potensi bahaya keadaan darurat yaitu potensi bahaya tinggi,

potensi bahaya sedang dan potensi bahaya rendah, assembly point, rute/

jalur evakuasi keadaan darurat.

8) Pintu dan tangga darurat

Di PT Pupuk Kujang disediakan pintu dan tangga darurat hal ini

sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II poin 6. 4.

Page 118: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

4 yang menyatakan bahwa “Rambu-rambu mengenai keselamatan dan

tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman

teknis”.

b. Mempersiapkan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat

Tim penanggulangan keadaan darurat di PT Pupuk Kujang sudah

memadai, yakni terdiri dari :

1) PKD/Pimpinan Keadaan Darurat (selaku penanggung jawab kondisi

keadaan darurat).

2) Wakil PKD

3) Staff Teknis Penanggulangan

4) Komandan Penanggulangan

5) Regu Inti Penanggulangan

6) Komandan Pengamanan

7) Regu Pengamanan

c. Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat

Adapun tim yang secara khusus menangani masalah saat

penanggulangan keadaan darurat diantaranya :

1) Tim Pemadam Kebakaran

Tim pemadam kebakaran bertanggung jawab melakukan pemadaman

api pada saat terjadi kebakaran. Tim pemadam kebakaran merupakan

salah satu tim inti Keadaan Darurat di PT Pupuk Kujang dimana

personil intinya dari Bagian KPK.

Page 119: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

2) Tim Teknis yang terdiri dari :

a) Tim Mekanik

Tim mekanik bertanggung jawab melakukan perbaikan terhadap

mesin-mesin pabrik yang mengalami kerusakan pada saat terjadi

keadaan darurat.

b) Tim Perbengkelan

Tim Perbengkelan bertanggung jawab melakukan perbaikan alat-

alat konstruksi serta alat-alat operasional pabrik yang mengalami

kerusakan.

c) Tim Produksi

Tim Produksi bertanggung jawab memonitoring proses produksi

yang sedang berjalan.

d) Tim Inspeksi

Tim Inspeksi bertanggung jawab melakukan penilaian terhadap

akibat dari keadaan darurat yang terjadi.

e) Tim Evakuasi

Tim evakuasi bertanggung jawab melakukan penyelamatan

karyawan saat keadaan darurat, serta penyelamatan atas dokumen-

dokumen penting perusahaan dan barang-barang yang mudah

Page 120: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

diangkut/diselamatkan setelah mendapat informasi/ perintah dari

PKD. Group penanggulangan mengevakuasi hanya sampai ke

Daerah Transisi, selanjutnya akan diserahkan ke petugas yang ada

di Posko.

f) Tim P3K

Tim P3K dibentuk oleh pelayanan kesehatan yaitu tim medis dan

rescue dari Bagian KPK dan tim bantuan dari K3 representatif. Tim

P3K bertanggung jawab untuk melakukan pertolongan pertama

karyawan yang mengalami cidera. Pertolongan pertama dapat

dilakukan di Daerah Transisi, akan tetapi apabila tidak

memungkinkan korban dibawa ke Klinik untuk menerima

perawatan yang lebih lanjut.

g) Tim Keuangan

Tim keuangan harus mempersiapkan dana yang dibutuhkan dalam

proses penanggulangan keadaan darurat serta memperhitungkan

biaya untuk pemulihan keadaan darurat.

d. Pelatihan dan Simulasi Keadaan Darurat serta Praktek Evakuasi

Seperti dalam pernyataan Lampiran I Permenaker No. 05/MEN/1996

poin 3.1.5 bahwa penerapan dan pengembangan Sistem Manajemen K3

yang efektif ditentukan oleh kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap

tenaga kerja di perusahaan. Pelatihan merupakan salah satu alat penting

dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai

Page 121: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan yang dilaksanakan di

PT Pupuk Kujang bagi seluruh karyawan sudah cukup baik dan efektif.

Tujuan dari diadakannya rangkaian pelatihan ini adalah :

1) Untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi tenaga kerja,

masyarakat, asset perusahaan dan lingkungan.

2) Untuk mengukur kesiapan personil, kerjasama dan koordinasi antar

unit kerja yang terkait dalam penanggulangan keadaan darurat.

3) Untuk mengurangi situasi yang dapat mengakibatkan kerugian yang

lebih besar.

4) Untuk mengukur kesiapan peralatan komunikasi (radio komunikasi/

handy talky, pesawat telepon, pagging system).

5) Untuk mengukur kesiapan dan keandalan dari seluruh sarana

penanggulangan keadaan darurat yang ada, serta kesiapan Tim

Penanggulangan Keadaan Darurat (diantaranya Regu Penanggulangan

dan Rescue, Regu medis dan P3K) dalam menangani keadaan darurat.

6) Untuk mengukur kesiapan dalam penanggulangan keadaan darurat

telah disediakan adanya sarana dan prasarana diantaranya alarm

tanda kebakaran (alarm system), sirine dan bel apakah berfungsi

dengan baik pada saat keadaan darurat berlangsung. Selain itu juga

menguji fasilitas penunjang keadaan darurat yaitu penyediaan APD

saat terjadi keadaan darurat dan fasilitas pemadam kebakaran untuk

Page 122: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

menghadapi keadaan darurat diantaranya APAR, fire hydrant,

sprinkler system dan kendaraan pemadam.

7) Untuk meyakinkan bahwa seluruh personil yang ada di dalam pabrik,

di kawasan Pupuk Kujang dan masyarakat di sekitar Pupuk Kujang

tidak menjadi panik dan tahu cara untuk menyelamatkan diri/evakuasi

pada saat terjadi keadaan darurat.

8) Memberikan jaminan kepada warga masyarakat sekitar, bahwa pabrik

dapat dikendalikan dengan aman dalam kondisi apapun.

Pelatihan dan simulasi keadaan darurat serta praktek evakuasi minimal

dilakukan setiap satu tahun sekali, sesuai dengan situasi dan kondisi

pabrik. Pengadaan pelatihan ini sesuai dengan Permenaker No. Per-

05/MEN/1996 Lampiran II poin 6.7.3 yang menyatakan bahwa “Tenaga

kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan

darurat yang sesuai dengan tingkat risiko”. Dan poin 6.7.4 yang

menyatakan bahwa “Petugas penanganan keadaan darurat diberikan

pelatihan khusus”.

e. Sistem Pelaporan

PT Pupuk Kujang terdapat instruksi khusus mengenai tata cara

pelaporan keadaan darurat. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. Per-

05/MEN/1996 Lampiran II poin 8. 1. 1 tentang pelaporan keadaan

darurat, yang menyatakan bahwa “Terdapat prosedur proses pelaporan

sumber bahaya dan personil perlu diberitahu mengenai proses pelaporan

sumber bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja”.

Page 123: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

6. Upaya Penanggulangan Keadaan Darurat

a. Pemberitahuan Keadaan Darurat

Sistem pemberitahuan di PT Pupuk Kujang telah dibuatkan prosedur

yang cukup efektif, sehingga dapat memudahkan dalam pengumpulan

Tim Keadaan Darurat ke lokasi kejadian. Dimana pemberitahuan ini

dilakukan dengan menggunakan sarana komunikasi yang ada seperti

pagging system, handy talky maupun telepon internal maupun

handphone. Selain itu untuk pemberitahuan jika terjadi keadaan darurat

akan dibunyikan sirine sesuai dengan tingkatan keadaan darurat. Untuk

pemberitahuan kepada masyarakat melalui Biro Komunikasi, masjid-

masjid ataupun door to door.

b. Evakuasi

Evakuasi yang dilaksanakan saat keadaan darurat terjadi di PT

Pupuk Kujang telah dilaksanakan dengan baik. Selain dibentuk Tim

Evakuasi juga dibuat rute/ jalur evakuasi penyelamatan, sehingga proses

evakuasi dapat berjalan dengan cepat, lancar, efektif dan efisien. Dengan

melalui rute-rute dan garis yang telah dibuat pada peta jalur evakuasi

menuju tempat yang lebih aman (assembly point).

Dengan dibuatnya jalur/rute evakuasi di PT Pupuk Kujang, maka

dikatakan hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 3

(d) yang menyatakan bahwa “Memberi kesempatan atau jalan

menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain

yang berbahaya”.

Page 124: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

c. Perhitungan Pekerja pada Titik Pertemuan

Setelah pekerja semua berkumpul (dievakuasi) dilakukan

perhitungan jumlah pekerja untuk memastikan semua pekerja telah di

evakuasi.

d. Penilaian keadaan darurat

PT Pupuk Kujang penilaian terhadap keadaan darurat adalah tugas

dari Bagian KPK/Tim Pemadam Kebakaran, dan apabila tempat tersebut

berbahaya maka anggota Tim Pemadam Kebakaran memasang suatu

tanda yang mudah dikenali seperti zona isolasi. Tujuan pemasangan zona

isolasi ini yaitu melarang siapapun memasuki area/lokasi kejadian karena

pertimbangan-pertimbangan tertentu dari Pimpinan Keadaan Darurat.

e. Memindahkan Pekerja yang Cidera

Apabila ada pekerja yang cidera maka mereka harus dipindahkan

dari lokasi gawat darurat oleh anggota Tim Gawat Darurat dan Tim P3K

untuk kemudian diberikan pertolongan pertama dengan mengangkut

korban ke mobil ambulance untuk dibawa ke poliklinik dan ke Rumah

Sakit terdekat yang sebelumnya telah dihubungi atau telah bekerjasama

dengan perusahaan sesuai dengan tingkat keseriusan korban untuk

mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Proses pemindahan korban yang dilakukan oleh Tim P3K dari lokasi

kejadian ke poliklinik sudah baik, oleh karena Tim P3K mendapatkan

pelatihan P3K secara rutin setiap satu tahun dua kali. Sehingga apabila di

lokasi kejadian kondisi korban tidak begitu parah, maka bisa segera

Page 125: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

melakukan pertolongan pertama tanpa harus dibawa ke poliklinik dan

dirujuk ke rumah sakit.

f. Kontak Telepon Awal dengan Pihak Luar dan Badan-badan Terkait

Kontak telepon dengan pihak luar antara lain dengan :

1) Pemadam Kebakaran Setempat

2) Pihak Kepolisian

3) Pihak Koramil

4) Pihak Masyarakat Setempat

5) Pihak Rumah Sakit

g. Penghentian Sarana atau Kegiatan Tertentu

Apabila bahaya yang terjadi mengharuskan untuk menghentikan

jalannya kegiatan atau proses produksi tertentu di perusahaan, yang

berhak menentukan adalah Kepala Bagian. Yang mana keputusan

penghentian ini berdasarkan saran dari pimpinan tim keadaan darurat

(PKD) yang telah melakukan identifikasi bencana yang terjadi.

h. Mendirikan Penghalang

Penghalang menandakan suatu zone isolasi yang melarang siapapun

kecuali tim respon gawat darurat (Bagian K3LH) masuk. Pemasangan

zone isolasi dengan memasang papan yang berisi tanda peringatan

maupun pita pengaman berwarna kuning yang menandakan bahwa selain

Page 126: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

tim respon gawat darurat (Bagian K3LH) dan tim investigasi (Bagian

K3LH dan Disnaker dan Pihak Kepolisian) dilarang masuk.

i. Menyebarkan informasi kepada pekerja

Penyebaran informasi dilakukan oleh Bagian KPK di PT Pupuk

Kujang ke setiap unit kerja mengenai keadaan yang telah terjadi. Hal ini

cukup efektif karena sumber berasal dari satu orang, sehingga tidak

terjadi kekacauan informasi. Penyebaran informasi biasanya

menggunakan pagging system. Apabila keadaan darurat bisa berdampak

terhadap lingkungan dan masyarakat, maka diperlukan penyebaran

informasi ke pihak aparat kepolisian dan masyarakat sekitar.

j. Pelaporan

Setiap kejadian darurat yang terjadi harus dilaporkan oleh setiap unit

kerja yang terkait ke PKD (yang turun langsung ke lapangan) dan ke

Bagian KPK atas instruksi dari PKD kemudian dilaporkan ke Direktur

Produksi dan dilaporkan ke Direktur Utama kemudian dilakukan analisa

penyebabnya dan dicarikan solusinya agar tidak sampai terjadi lagi.

Analisa dilakukan pada saat itu juga, sehingga dapat memperhatikan

kondisi saksi-saksi dan lokasi kejadian secara jelas dan masih sesuai

dengan fakta yang ada. Dan selanjutnya setelah evakuasi, kemudian

dilakukan pembersihan lokasi. Laporan Tindakan Pencegahan/Perbaikan

Masalah yang dibuat berguna untuk mengantisipasi agar kejadian serupa

tidak terjadi lagi. Pembuatan laporan sebaiknya tidak terlalu lama dengan

memperhatikan kondisi dan fakta yang sesuai di lapangan

Page 127: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

k. Pertemuan Penutup

Di dalam pertemuan penutup sebaiknya dihadiri oleh semua pihak

yang terkait. Dimana pada pertemuan antara pihak-pihak yang terkait

pasca kejadian darurat yang dilakukan untuk membahas langkah-langkah

perbaikan dan berusaha untuk membahas tindakan pencegahan terhadap

bahaya susulan maupun bahaya yang baru di waktu yang akan datang.

Rapat bisa dilaksanakan pada saat keadaan darurat maupun setelah

keadaan darurat.

l. Dokumentasi

Setiap laporan keadaan darurat yang terjadi di PT Pupuk Kujang

yang sudah direvisi didokumentasikan dengan cukup baik.

Pendokumentasian dilakukan sebagai referensi atau sarana untuk evaluasi

keadaan darurat yang telah terjadi. PT Pupuk Kujang

mendokumentasikan kegiatan-kegiatannya dalam bentuk file pada kertas,

foto-foto, CD, dan komputer.

7. Rencana Pemulihan Setelah Keadaan Darurat

Prosedur Rencana Pemulihan di PT Pupuk Kujang telah disusun dengan

baik, guna untuk meminimalisasi dampak kerugian dari terjadinya keadaan

darurat. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran

I poin 3. 3. 10 tentang Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat yang

menyatakan bahwa “Perusahaan harus membuat prosedur rencana

pemulihan keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi

yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami

trauma”.

Page 128: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai keadaan darurat

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Potensi bahaya yang ada di PT Pupuk Kujang kemungkinan besar dapat

menyebabkan terjadinya keadaan darurat adalah kebakaran, peledakan, dan

kebocoran gas atau bahan kimia berbahaya (B3).

2. PT Pupuk Kujang menggolongkan keadaan darurat menjadi tiga (3)

tingkatan yaitu :

a. Keadaan Darurat Tingkat I

Adalah keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa pekerja dan

peralatan/harta benda (aset) yang secara normal dapat diatasi oleh

karyawan yang ada di lokasi Unit Kerja dengan menggunakan prosedur

yang telah dipersiapkan tanpa adanya regu bantuan yang dikonsinyir.

b. Keadaan Darurat Tingkat II

Adalah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas

dibantu peralatan dan material yang tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi

mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar,

ledakan dahsyat, bocoran B3 yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-

lain, yang mengancam jiwa manusia, lingkungan dan aset perusahaan

dengan dampak bahaya pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya.

Page 129: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Bantuan tambahan yang diperlukan masih berasal dari industri sekitar,

pemerintah setempat, dan masyarakat sekitarnya.

c. Keadaan Darurat Tingkat III

Adalah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan

akibat lebih besar dibandingkan dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta

memerlukan bantuan pemerintah daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

3. Penanganan yang dilakukan di PT Pupuk Kujang apabila terjadi keadaan

darurat diseluruh area telah dibuat Prosedur Keadaan Darurat, meliputi:

a. Prosedur Kesiagaan Keadaan Darurat,

b. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat

c. Prosedur Pemulihan Pasca Kejadian Keadaan Darurat

Serta didukung dengan instruksi-instruksi kerja yang berkaitan dengan

keadaan darurat, yang mana pembagian tanggung jawab organisasi tim

tanggap darurat telah dirinci secara jelas dalam setiap prosedur. Hal ini telah

telah sesuai dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4. Persiapan awal yang dilakukan dalam menghadapi keadaan darurat di PT

Pupuk Kujang meliputi :

a. Pembentukan tim tanggap darurat.

b. Menyediakan dan mempersiapkan fasilitas dan sarana penunjang dalam

keadaan darurat (APD, fasilitas pemadam kebakaran, sarana komunikasi,

nomor telepon ekstern untuk keadaan darurat, kotak obat P3K, kendaraan

pemadam dan evakuasi, peta evakuasi, pintu dan tangga darurat, detector,

Page 130: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

poster dan tanda peringatan, dan sarana keadaan darurat seperti safety

shower dan eye wash fountain, wind direction, gardu darurat, sliding

chute, assembly point, tandu).

c. Mengadakan pelatihan-pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

berkaitan dengan terjadinya keadaan darurat, seperti pelatihan pemadam

kebakaran (fire fighting), pelatihan SCBA, pelatihan rescue, pelatihan

P3K, pelatihan tanggap darurat, serta perlombaan hose drill contest.

Selain itu juga dilakukan simulasi keadaan darurat dan praktek evakuasi.

d. Menentukan area evakuasi.

e. Merancang sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada masyarakat.

5. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat terjadi keadaan darurat di PT

Pupuk Kujang antara lain :

a. Memberitahukan keadaan darurat tersebut kepada Bagian KPK dengan

menggunakan sarana komunikasi yang tersedia, untuk selanjutnya akan

disebarkan ke unit kerja lain.

b. Melakukan evakuasi.

c. Memindahkan pekerja yang mengalami cidera agar segera dapat

ditangani dengan baik dan mendapat pertolongan pertama.

d. Melakukan penilaian terhadap keadaan darurat (apakah keadaan darurat

tingkat I, II atau III).

e. Melakukan penghentian sarana atau jalannya proses produksi apabila

dirasa bahwa keadaan tersebut berbahaya.

f. Memasang penghalang/zona isolasi.

Page 131: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

g. Unit kerja terkait melaporkan kejadian keadaan darurat kepada Pimpinan

Keadaan Darurat dan Bagian KPK untuk dilaksanakan penyelidikan/

investigasi agar diketahui faktor-faktor penyebabnya.

h. Melakukan rapat untuk membahas mengenai masalah yang telah terjadi

dan menentukan bagaimana rencana pemulihan atau tindakan perbaikan

yang dapat dilakukan.

i. Mendokumentasikan kejadian keadaan darurat tersebut untuk selanjutnya

digunakan sebagai referensi atau bahan evaluasi.

6. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rencana pemulihan pasca keadaan

darurat antara lain :Melakukan observasi ke tempat kejadian keadaan

darurat, melakukan investigasi, mengadakan rapat evaluasi dan penyusunan

laporan.

7. Kendala-kendala yang mungkin dapat terjadi pada pelaksanaan pelatihan

keadaan darurat di PT Pupuk Kujang diantaranya adalah :

a. Kurangnya kepedulian/keseriusan dari para personil atau karyawan

dalam menanggapi jalannya pelatihan.

b. Kendala komunikasi dan koordinasi saat pelaksanaan latihan (hal ini

disebabkan oleh karena kurangnya sarana komunikasi yang tersedia atau

sarana komunikasi tersebut tidak berfungsi dengan baik.

B. Saran

1. Sebaiknya pemeliharaan semua sarana dan prasarana keadaan darurat harus

lebih ditingkatkan dan lebih dijaga agar selalu dalam kondisi siap bila

Page 132: IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI RENCANA KESIAPSIAGAAN TANGGAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

sewaktu-waktu diperlukan pada saat terjadi keadaan/kejadian darurat baik

kecil atau besar.

2. Dilihat dari potensi bahaya yang ada di Kujang IA dan IB sama, sebaiknya

pabrik Kujang IB segera diadakan gardu darurat.

3. Sebaiknya perusahaan menyediakan jalur pejalan kaki dan penambahan

tanda untuk jalur evakuasi di seluruh area kerja supaya memudahkan

evakuasi bila terjadi keadaan darurat.

4. Sebaiknya perusahaan mengadakan prosedur bagaimana menghadapi

hamburan gas berbahaya untuk mewaspadai adanya kemungkinan sebaran

bahan kimia berbahaya bila ada kebocoran..