implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n

Download Implementasi Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n

If you can't read please download the document

Upload: dedihariyant2

Post on 24-Nov-2015

299 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Skripsi matematika murni

TRANSCRIPT

  • i

    IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS

    UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA

    GENERASI Ke-n

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    dalam memperoleh gelar Strata Satu

    Program Studi Pendidikan Matematika

    Oleh :

    DEDI HARIYANTO

    NIM 105.532

    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

    JOMBANG

    2014

  • ii

    SKRIPSI

    IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS

    UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA

    GENERASI Ke-n

    Oleh :

    DEDI HARIYANTO

    NIM 105.532

    telah disetujui pada tanggal 05 Maret 2014

    Pembimbing

    Rohmatul Umami, S.Si, M.Si.

  • iii

    SKRIPSI

    IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS

    UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA

    GENERASI Ke-n

    yang telah dipersiapkan dan disusun oleh

    DEDI HARIYANTO

    Nim 105.532

    Dewan Penguji

    Ketua Penguji

    Nama

    : Edy Setyo Utomo, M. Pd.

    Tanda Tangan

    ............................................

    Penguji I

    : Rohmatul Umami, S. Si, M.Si.

    ............................................

    Penguji II

    : Esty Saraswati. N. H, S.Pd, M.Pd

    .....................................

    Mengesahkan,

    Ketua Program Studi

    Pendidikan Matematika,

    Dr. Wiwin Sri Hidayati, M. Pd

    NIP. 19730502 200501 2 001

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Kuingat Engkau di saat malam kian pekat,

    Tak ada hasrat untuk lelap dan nyenyak,

    Pikiran dan hati hanya tertuju padaMu,

    Kaulah yang paling mengerti dan setia mendampingiku,

    Kusadari diri ini tak luput dari salah kepadaMu,

    Terlalu mudahnya ku tergoda akan indahnya dunia,

    Lelah diri mengejar ambisi,

    Lemah lunglai saatnya menghampiri jiwa,

    Berkali-kali aku terjatuh dan terlelah,

    Hingga hampir hilang arah, menyerah dan mengaku kalah,

    Aku tak lebih dari jiwa tanpa nyawa,

    Ketika ku kembali pada diriMu,

    Kuserahkan nasibku yang telah tergores luka,

    Kau beri aku kekuatan untuk bangkit dan bersemangat,

    Ragu di awal,

    Tapi semangat dan nikmat yang berlimpah yang akhirnya Kau berikan,

    Kasih sayangMu masih terekam jelas dalam memoriku,

    Tiada hari tanpa syukurku padaMu,

    Karena Engkau adalah sandaran hatiku,

    Hidup matiku kuserahkan padaMu,

  • v

    Dengan cintaMu dan karena kasih sayangMu

    Kupersembahkan secuil karya ini

    Buat orang-orang tercinta dan tersayang.

    Untuk ibuku Minati yang tercinta, yang tidak pernah lelah mendoakanku dari

    hari ke hari, hingga air matamu terjatuh mengiringi perjalananku.

    Untuk Bapakku Prihastono, yang tak pernah lelah mencari nafkah untuk

    memenuhi kebutuhan hidupku dari kecil hingga sekarang, dan selalu memberikan

    semangat ketikaku rapuh.

    Untuk ketiga adikku Dani Aditya Prasetyanto, Septi Ayu Ramadhani dan

    Dzakiyya Talita Sakhi, yang selalu mewarnai hari-hariku.

    Untuk semua keluargaku yang selalu memotivasi aku.

    Untuk ibu Rohmatul Umami, S.Si., M.Si, yang senantiasa membimbingku dalam

    pembuatan skripsi.

    Untuk semua dosen STKIP PGRI Jombang yang telah mencurahkan ilmunya

    kepadaku.

    Untuk sahabat-sahabatku Nur Ainni Islamiah, Amy, Muhammad Yusron Ali

    yang setia mendampingi dan memberikan pengetahuan serta pengalaman kalian

    kepadaku.

    Untuk sahabat-sahabat SMAku Da_Fecia, Mbak Qiqi, Mbak Sartika dan Rudi

    makasih atas bantuannya

    Untuk teman-temanku Evi Novitasari, Icha Wulandari, Sri Fatmawati, Lilin

    Ratnasari, M. Abu Amar yang selalu memberi kemudahan aku ketika ku kuliah.

    Untuk teman-teman PPL MAN Jombang dan teman-teman KKN SMKN 1

    Jombang, terima kasih atas kerjasamanya.

    Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu persatu yang selalu memberi suport buat

    aku...... Thanks All......

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan

    kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Diaogonalisasi Matriks

    untuk Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita

    nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah

    mengantarkan kita kepada jalan yang benar.

    Suatu kebanggaan bagi peneliti karena dapat menyelesaikan penelitian

    skripsi ini yang tentunya tidak lepas dari dukungan semangat dan segenap bantuan

    dari beberapa pihak, karenanya dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan

    banyak terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya

    kepada :

    1. Dr. H. Winardi , S.H, M.Hum , selaku ketua STKIP PGRI Jombang.

    2. Dr. Heni Sulistyowati, M. Hum selaku Kepala Pusat Penelitian.

    3. Dr. Wiwin Sri Hidayati, S.Pd, M.Pd, selaku ketua Program Pendidikan

    Matematika.

    4. Rohmatul Umami, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktunya untuk untuk membimbing dan mengarahkan peneliti

    demi kebaikan isi skripsi.

    5. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

  • vii

    Semoga dengan segenap bantuan yang diberikan kepada peneliti menjadi

    amal sholeh dan semoga Allah memberikan balasan yang sepantasnya. Peneliti

    menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak

    kekurangan, seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu,

    kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian

    selanjutnya.

    Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan

    keilmuan bagi semua para pembaca. Amiin.

    Jombang, 05 Maret 2014

    Peneliti

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

    ABSTRAK ................................................................................................. xii

    ABSTRACT ............................................................................................... xiii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Batasan Masalah Penelitian .............................................................. 3

    C. Perumusan Masalah Penelitian ........................................................ 3

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

    E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

    F. Definisi Operasional ........................................................................ 4

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Tentang Matriks ................................................................... 6

    1. Pengertian Matriks ...................................................................... 6

    2. Jenis-Jenis Matriks ..................................................................... 8

    3. Perkalian Matriks ........................................................................ 12

    4. Perpangkatan Matriks dan Polinomial dalam Matriks ................. 13

    5. Determinan dan Invers Matriks ................................................... 14

    6. Nilai eigen dan Vektor Eigen ...................................................... 17

    7. Diagonalisasi Matriks ................................................................. 19

    B. Genetika ........................................................................................... 25

    1. Jenis-jenis Pewarisan .................................................................. 26

  • ix

    a. Penurunan Autosomal (autosomal inheritance) ........................ 26

    b.Penurunan Gonosom ................................................................ 27

    2. Kromosom ................................................................................... 29

    3. Genetika Mendel ........................................................................ 30

    4. Peristiwa Keacakan ..................................................................... 30

    a. Perkawinan Satu Sifat Beda (Monohibrid) ............................. 30 30

    b. Perkawinan Dua Sifat Beda (Dihibrid) ................................... 32

    BAB III : METODE PENULISAN

    A. Rancangan Penulisan ........................................................................ 34

    B. Objek Penulisan ............................................................................... 34

    C. Instrument Penulisan ........................................................................ 35

    D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 35

    E. Analisis Data .................................................................................... 35

    F. Prosedur Penelitian ........................................................................... 36

    BAB IV: PEMBAHASAN MASALAH

    A. Penentuan Distribusi Genotip dari Pewarisan Autosomal ................. 38

    B. Implementasi Diagonalisasi Matriks pada Pewarisan Genotip .......... 42

    a. Pewarisan Autosomal (autosomal inheritance) ............................. 43

    b. Penyakit-penyakit Resesif Autosomal .......................................... 80

    BAB IV: PENUTUP

    A. Simpulan ......................................................................................... 92

    B. Saran ............................................................................................... 93

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94

    LAMPIRAN ................................................................................................ 95

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel Judul Halaman

    2.1 Perkawinan Marmut Putih dan Albino

    (Monohibrid)

    32

    2.2 Persilangan Dihibrid 33

    4.1 Persilangan Dua Sifat Beda antara Laki-

    Laki dan Perempuan Pembawa Penyakit

    bagi Warisan Autosomal

    39

    4.2 Peluang dari Persilangan Dua Individu

    Pewarisan Autosomal

    40

    4.3 Peluang Genotip Persilangan Individu

    Normal Heterozigot dengan Individu

    carier

    43

    4.4 Peluang Genotip Persilangan Dihibrid

    antara Laki-Laki Penderita dan

    Perempuan Normal

    81

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Keterangan Halaman

    Lampiran 1 Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor

    Eigen dan Invers Matriks Baru yang

    Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan

    Individu Normal Heterozigot dan Carier

    dengan Softwere Maple.

    95

    Lampiran 2 Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor

    Eigen dan Invers Matriks Baru yang

    Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan

    Dua Sifat Beda antara Laki-Laki Normal

    dan Perempuan Carier dengan Softwere

    Maple.

    96

  • xii

    ABSTRAK

    Hariyanto, Dedi. 2014. Implementasi Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki

    Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n. Dosen pembimbing : Rohmatul

    Umami, S.Si, M.Si.

    Kata Kunci : matriks, nilai eigen, vektor eigen, diagonalisasi matriks, genotip.

    Ilmu matematika dan biologi merupakan ilmu yang selalu berkembang

    sejalan perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Keduanya saling berkaitan,

    salah satu contoh penerapannya adalah diagonalisasi matriks dalam menyelidiki

    pewarisan genotip pada generasi ke-n. Adapun rumus yang digunakan adalah

    dimana D merupakan matriks diagonal, A merupakan matriks yang diperoleh dari tabel peluang persilangan genotip, P merupakan matriks yang

    tersusun dari vektor eigen yang sesuai dengan nilai-nilai eigen matriks A, dan adalah matriks invers dari P. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    implementasi diagonalisasi matriks pada pewarisan autosomal dan bentuk

    persamaan eksplisit dalam fraksi-fraksi dari AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb,

    Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb pada suatu generasi ke-n.

    Metode yang digunakan penulis adalah kajian literatur atau metode

    penelitian kepustakaan yaitu sebagian besar tugas penulis adalah berada di

    perpustakaan untuk mengumpulkan data dari berbagai macam sumber literatur

    yakni buku-buku dan jurnal. Selanjutnya penulis melakukan pencarian distribusi

    peluang persilangan pewarisan genotip melalui tabel persilangan. Dari tabel

    tersebut penulis membentuk matriks A dan kemudian mencari nilai eigen dan

    vektor eigen. Hasil dari pencarian vektor eigen maka penulis membentuk matrik

    baru yakni matriks P yang kemudian kita cari inversnya. Dengan menggunakan

    rumus diagonalisasi maka akan terbentuk persamaan eksplisit yang kemudian dicari

    nilainya melalui limit n tak hingga.

    Dari hasil perhitungan didapat bahwa pada generasi ke-n, dimana limit n

    mendekati tak hingga diperoleh bahwa warisan autosomal dan pewarisan penyakit

    terpendam semua turunannya akan normal atau bergenotip AABB, yakni tidak ada

    lagi generasi yang menderita atau membawa penyakit.

  • xiii

    ABSTRACT

    Hariyanto, Dedi. 2014. Implementation of Matrix Diagonalyzation to Investigate

    Genotype Inheritance at n generation. Advisor : Rohmatul Umami, S.Si,

    M.Si.

    Key Words : matrix, eigen values, eigen vector, matrix diagonalyzation, genotype

    Math and biology are developed knowledge that always followed the

    development of era and technology. Both ot thein are related each other, such as in

    assembling of matrix diagonalization to observ human genotype for generation to-

    n. The formula used is , where D is a diagonal matrix, A is a matrix derived from crosses genotype odds table, P is a matrix composed of the

    eigenvectors corresponding to the eigenvalues of the matrix A, and is the inverse matrix of P. The purpose of this study is to investigate the implementation

    of the matrix diagonalization autosomal inheritance and explicit form of the

    equations in fractions of AABB, AABB, AABB, AABB, AABB, AABB, AABB,

    AABB, and AABB at an n-th generation.

    The method used is a literature review or research methods literature that

    the bulk of writers are in the library is to collect data from various literature sources

    namely books and journals. Furthermore, the authors conduct a cross inheritance

    genotype distribution opportunities through cross table. From the table, the authors

    form a matrix A and then finding eigenvalues and eigenvectors. The results of the

    search, the authors eigenvectors forming a new matrix that is the matrix P which we

    then find its inverse. By using the diagonalization formula it will form an explicit

    equation is then searched its value through an infinite n limit.

    From the calculation results obtained that generation to-n, where the limit

    n approaches infinity is obtained that autosomal inheritance and latent disease in

    autosomal inheritance of all derivatives will be normal or genotype AABB, ie no

    more generations suffer or carry disease.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ilmu matematika dan biologi merupakan ilmu yang selalu berkembang

    sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Dimana

    berbagai konsep ilmu matematika menjadi alat analisis yang penting di

    dalamnya. Salah satunya adalah bahasa matematika yang dapat diterapkan

    dalam ilmu biologi yakni genetika.

    Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam Ilmu Hayat yang

    mempelajari turun temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada

    keturunannya (Suryo, 2012). Oleh karena itu manusia ingin mengetahui segala

    ihwal mengenai keturunan, manusia juga ingin mengetahui pula rahasia dirinya

    sendiri. Penyelidikan pewarisan genotip merupakan aplikasi genotip, dimana

    manusia selalu memiliki suatu susunan gen yakni gen dominan dan gen resesif

    (sifat yang tidak muncul pada keturunan).

    Dalam pewarisan genetika terdapat istilah pewarisan sifat autosomal.

    Yakni sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom (kromosom di

    luar kromosom seks). Dalam warisan autosomal (autosomal inheritance),

    setiap individu dalam populasi yang terdiri dari kedua jenis kelamin akan

    memiliki kedua jenis gen ini, dengan kemungkinan pasangan gen dinyatakan

    dengan AABB, AABb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb. Pasangan-

    pasangan kromosom ini dinamakan dengan genotip individu yang dapat

    1

  • 2

    menentukan bagaimana sifat yang dikendalikan oleh kromosom-kromosom itu

    yang dimanifestasikan dalam individu.

    Salah satu contoh pewarisan autosom dalam kehidupan sehari-hari yaitu

    penyakit keturunan/bawaan. Albino merupakan suatu kelainan yang terjadi

    pada warna kulit dan organ tubuh lainnya. Orang albino tidak memiliki pigmen

    melanin sehingga rambut dan badannya bewarna putih. Gen albino dikendalikan

    oleh gen resesif a. jika orang normal memiliki genotip Aa atau AA, sedangkan

    orang albino bergenotip aa (Karmana, 2008:129).

    Untuk menyelidiki pewarisan genotip dapat diselesaikan dengan

    menggunakan konsep matematika subbab aljabar matrik, yaitu diagonalisasi

    matriks. Diagonalisasi matriks merupakan alat bantu yang akan mempermudah

    manusia dalam mengetahui pewarisan genotip pada keturunan yang tak hingga

    dibanding dengan menyilangkan satu persatu induk untuk mendapatkan

    keturunan terbaik atau bahkan sama dengan induk sebelumnya.

    Adapun rumus yang digunakan dalam penyelidikan pewarisan genotip ini

    adalah . Dimana D adalah diagonalisasi matriks, A adalah

    matriks yang diperoleh dari tabel peluang persilangan dihibrid, P

    merupakan matriks yang terbentuk dari vektor eigen matriks A, dan

    adalah matriks invers/balikan dari matriks P.

    Dari uraian yang telah dijabarkan di atas, peneliti bermaksud untuk

    melakukan penelitian tentang, Implementasi Diagonalisasi Matriks untuk

    Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n.

  • 3

    B. Batasan Masalah

    Agar pembahasan penelitian ini tidak meluas, maka peneliti perlu

    memberikan batasan-batasan sebagai berikut:

    1. Pewarisan genotipnya yang dibahas hanya pada pewarisan autosomal

    2. Menggunakan perkawinan silang dengan dua sifat beda (dihibrid) dengan

    perkawinan yang terkontrol (perkawinan yang memperhatikan genotip/

    perkawinan yang sudah diatur atau tak bebas).

    3. Bentuk persamaan eksplisit terjadi pada fraksi-fraksi AABB, AABb, Aabb,

    AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb genotip pada sebuah populasi

    generasi ke-n dari fraksi-fraksi genotip awal.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki

    pewarisan genotip pada generasi ke-n?

    2. Bagaimana penyelesaian persamaan eksplisit (persamaan yang dihasilkan

    dari tabel persilangan dihibrid) dalam fraksi-fraksi (bagian kecil dari suatu

    populasi) dari AABB, AABb, AAbb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb

    genotip pada sebuah populasi generasi ke-n?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki

    pewarisan genotip pada generasi ke-n.

  • 4

    2. Untuk mengetahui penyelesaian persamaan eksplisit (persamaan yang

    dihasilkan dari tabel persilangan dihibrid) dalam fraksi-fraksi (bagian kecil

    dari suatu populasi) dari AABB, AABb, AAbb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB,

    dan aabb genotip pada sebuah populasi generasi ke-n

    E. Manfaat Penelitian

    Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh

    peneliti, yaitu:

    1. Manfaat Teoristis

    Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

    implementasi matematika terutama pada subbab diagonalisasi matriks.

    2. Manfaat Praktis

    a. Manfaat bagi peneliti

    Dapat menambah wawasan peneliti untuk mengetahui tentang

    implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan

    genotip pada generasi ke-n.

    b. Manfaat bagi pembaca atau peneliti lain.

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman bagi

    penelitian selanjutnya.

    F. Definisi Operasional

    Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran tentang maksud dan arti

    keseluruhan dari judul penelitian, peneliti akan mengemukakan arti dari

    beberapa istilah yang ada pada judul penelitian, antara lain:

    1. Implementasi adalah pelaksanaan, alat yang dipergunakan untuk

    melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan tertentu (Yasin & Sunarto,

  • 5

    1990:110). Jadi implementasi adalah penerapan ilmu matematika terhadap

    ilmu biologi untuk menyelesaikan masalah penyelidikan pewarisan genotip.

    2. Diagonalisasi matriks adalah suatu matriks bujur sangkar A dikatakan dapat

    didiagonalisasi (diagonazable) jika terdapat sebuah matriks P yang dapat

    dibalik sedemikian rupa sehingga adalah sebuah matriks

    diagonal; matriks P dikatakan mendiagonalisasi (diagonalize) A (Anton,

    2004:395). Jadi diagonalisasi matrik merupakan pendiagonalisasian matriks

    A (matriks yang dihasilkan oleh tabel peluang persilangan dihibrid) oleh

    matriks P (matriks yang dihasilkan oleh vektor eigen matriks A) dan

    merupakan balikan dari matriks P.

    3. Pewarisan merupakan transmisi informasi genetika dari leluhur atau tertua

    kepada keturunanya (Rifai, 2004:371). Sehingga kata lain pewarisan

    merupakan penurunan sifat genotip dari individu kepada keturunan.

    4. Genotip merupakan konstitusi genetika suatu makhluk hidup, untuk

    membedakannya dari penampilan fisiknya (fenotipe) (Rifai, 2004:144). Jadi

    genotip merupakan susunan gen yang menentukan sifat-sifat suatu individu.

    Jadi yang dimaksud dengan implementasi diagonalisasi matriks untuk

    menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n merupakan penerapan salah

    satu cabang ilmu matematika terhadap ilmu biologi untuk menyelesaikan

    permasalahan penyelidikan suatu persilangan genotip dimana peluang

    persilangan tersebut diubah dalam bentuk matriks dan dicari diagonalisasinya

    agar kita mengetahui pewarisan genotip yang terjadi pada generasi setelah

    leluhur/induk.

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Aljabar Matriks

    Aljabar matriks dikembangkan oleh matematika Inggris yaitu Arthur

    Cayley pada tahun 1857. Cayley merupakan orang yang pertama kali

    mengkaitkan matriks dengan transformasi linier. Matriks berkembang karena

    peranannya dalam cabang-cabang matematika lainnya, bidang ekonomi,

    industri dan transportasi. Dengan menggunakan matriks, penyelesaian sistem

    persamaan linier akan lebih mudah (Subagio, 1986: 1).

    1. Definisi Matriks

    Definisi 2.1:

    Matriks adalah susunan bilangan atau simbol yang diatur menurut baris-

    baris dan kolom-kolom yang berbentuk persegi panjang dan disajikan

    dalam tanda kurung atau kurung siku (Subagio, 1986: 2).

    Definisi 2.2:

    Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. (Anton,

    2004: 51).

    Setiap bilangan dalam matriks disebut elemen atau unsur matriks.

    Secara umum elemen matriks dinyatakan dengan huruf kecil dan huruf

    kapital untuk melambangkan matriks.

    Ukuran matriks dapat diberikan oleh jumlah baris (garis

    horizontal/mendatar/i) dan kolom (garis vertikal/menurun/j). Matriks tidak

    mempunyai nilai, tetapi mempunyai ukuran yang disebut ordo suatu

    6

  • 7

    matriks. Ordo suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan banyaknya

    kolom matriks tersebut. Suatu matriks yang mempunyai m baris dan n

    kolom dinyatakan dengan:

    [

    ]

    Elemen-elemen baris ke 1 adalah:

    Elemen-elemen kolom ke 1 adalah:

    Dengan demikian matriks A dapat dinyatakan dengan ( ) ,

    dengan menunjukkan baris dan

    menunjukkan kolom. Dua buah matriks dikatakan sama bila ordonya sama

    dan mempunyai unsur yang sama di dalam setiap posisinya.

    Contoh 1:

    Jika [

    ] maka:

    a) A mempunyai ...... baris dan ...... kolom

    b) Elemen baris ke 3 adalah ......

    c) Elemen kolom ke 2 adalah .....

    d) Element baris ke 2 kolom ke 4 adalah ......

    e) 6 adalah elemen baris ke ...... kolom ke ......

    Penyelesaian 1:

    a A mempunyai 3 baris dan 4 kolom

  • 8

    b Elemen baris ke 3 adalah

    c Elemen kolom ke 2 adalah

    d Elemen baris ke 2 kolom ke 4 adalah

    e 6 adalah elemen baris ke 2 kolom ke 3

    2. Jenis-Jenis Matriks.

    Dengan memperhatikan banyaknya baris, banyaknya kolom serta

    elemen-elemen dalam suatu matriks kita akan mengetahui jenis-jenis

    matriks, antara lain:

    1) Matriks Baris.

    Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu baris disebut matriks

    baris. Matriks baris disebut juga Vektor baris.

    Contoh 2:

    [ ] , [ ]

    2) Matriks Kolom.

    Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu kolom disebut matriks

    kolom, yang disebut juga Vektor kolom

    Contoh 3:

    [ ] , *

    +

    3) Matriks Bujur sangkar.

    Suatu matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya

    kolom disebut matriks bujur sangkar, yang dinyatakan dengan .

    Matriks disebut matriks bujur sangkar ordo

  • 9

    Contoh 4:

    Matrriks bujur sangkar ordo 2

    *

    + ,

    Matriks bujur sangkar ordo 3

    [

    ]

    Matriks bujur sangkar ordo n

    [ ]

    Elemen-elemen matriks bujur sangkar:

    disebut elemen diagonal utama dan

    disebut elemen diagonal kedua.

    Hanya matriks bujur sangkar yang mempunyai elemen diagonal utama

    dan elemen diagonal kedua.

    4) Matriks Diagonal.

    Matriks bujur sangkar dengan semua elemen-elemen yang bukan

    elemen diagonal utama adalah nol disebut matriks diagonal. Dengan

    kata lain matriks [ ] disebut matriks diagonal, jika untuk

    Contoh 5:

    *

    + , [

    ]

  • 10

    5) Matriks Skalar.

    Matriks skalar adalah matriks diagonal dengan elemen diagonal

    utama semua sama dengan dan

    Contoh 6:

    *

    + , [

    ]

    6) Matriks Identitas.

    Matriks identitas adalah matriks skalar dengan elemen-elemen

    diagonal utama semua 1.

    Contoh 7:

    *

    + , [

    ]

    7) Matriks Segitiga.

    Ada dua macam matriks segitiga, yaitu matriks segitiga atas dan

    matriks segitiga bawah.

    Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar dengan

    elemen-elemen yang terletak di bawah elemen diagonal utama semua

    nol. Dengan kata lain [ ] disebut matriks segitiga atas jika

    untuk .

    Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar dengan

    elemen-elemen yang terletak di atas elemen diagonal utama semua nol.

    Dengan kata lain [ ] disebut matriks segitiga bawah jika

    untuk .

  • 11

    Contoh 8:

    Matriks segitiga atas

    [

    ] , [

    ]

    Matriks segitiga bawah.

    [

    ] , [

    ]

    8) Matriks Nol.

    Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya adalah

    nol.

    Contoh 9:

    *

    + , [

    ]

    9) Matriks Simetris.

    Matriks simetris adalah matriks bujur sangkar dengan elemen-

    elemen baris ke kolom ke , sama dengan elemen-elemen baris ke

    kolom ke . Dengan demikian elemen-elemen matriks simetris

    memenuhi untuk setiap dan

    Contoh 10:

    *

    + , [

    ]

  • 12

    10) Matriks Antisimetris.

    Matriks antisimetris adalah matriks bujur sangkar dengan elemen

    untuk semua dan Dengan demikian semua elemen

    diagonal utama pada matriks antisimetris adalah nol.

    Contoh 11:

    *

    + , [

    ]

    3. Perkalian Matriks.

    Definisi 2.3

    Jika A adalah sebuah matriks dan B adalah sebuah matriks

    maka hasil kali AB adalah matriks yang entri-entrinya

    didefinisikan sebagai berikut. Untuk mencari entri dalam baris dan

    kolom dari AB, pilih baris dari matriks A dan kolom dari matriks B.

    Kalikan entri-entri yang berpadanan dari baris dan kolom secara

    bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kalinya (Anton, 2011: 56).

    Jadi

    Jika [ ], [ ] dan

    [ ]

    [ ]

    Maka dengan [ ] dan

  • 13

    Dimana dan

    Contoh 12:

    Tentukan jika *

    + dan * +

    Penyelesaian 12:

    *

    +* + *

    + * +

    4. Perpangkatan Matriks dan Polinomial dalam Matriks.

    Perpangkatan pada matriks merupakan perkalian berulang. Sehubung

    dengan persyaratan perkalian matriks maka perpangkatan hanya dapat

    dikerjakan pada matriks bujursangkar. Pangkat dari didefinisikan sebagai

    berikut:

    Sehingga dengan buah matriks sama dengan

    dengan dan

    Jika adalah suatu matriks bujur sangkar, katakanlah , dan jika

    .................................. (I)

    Adalah sembarang polinomial, maka kita definisikan

    Dengan adalah matriks identitas . Dengan kata-kata adalah

    matriks yang dihasilkan ketika disubtitusikan untuk dalam (I) dan

    digantikan oleh .

  • 14

    Contoh 13:

    Jika dan *

    +

    Maka:

    *

    +

    *

    + *

    +

    *

    + *

    + *

    + *

    +

    5. Determinan dan Invers Matriks.

    1. Determinan

    Determinan dari suatu matriks adalah jumlah dari semua bentuk

    perkalian secara diagonal dari elemen-elemen matriks dengan

    mangambil satu elemen dari baris atau kolom dengan memperhatikan

    urutan. Dalam penulisan determinan elemen-elemen matriks bujur

    sangkar ditulis diantara dua garis tegak ||, misalnya matriks A

    dinotasikan dengan | |.

    Jika A adalah matriks berordo 2 x 2 yakni |

    |, maka

    untuk mencari determinannya dengan mengurangkan diagonal kedua

    dari diagonal utama matriks tersebut yaitu .

    Jika A adalah matriks berordo 3 x 3 yakni |

    |,

    maka untuk mencari determinannya dengan Aturan Sarus yakni:

    .

  • 15

    2. Invers Matriks

    Matrik bujur sangkar, A=[aij] dengan i=1, 2, ..., n dan j=1, 2, ...,

    n, disebut mempunyai invers jika terdapat matrik , sehingga

    , dimana I matrik identitas.

    Jika A mempunyai invers, maka A disebut matrik non singular

    dan jika tidak mempunyai invers disebut matrik singular. Jika A

    mempunyai invers, maka inversnya tunggal (unik). Untuk

    menunjukkan hal ini, perhatikan penjelasan di bawah ini:

    Andaikan B dan C invers dari A, maka dipenuhi hubungan

    dan , sehingga .

    Jadi , atau kedua invers matrik tersebut tunggal.

    Teorema 2.1:

    Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, maka:

    Bukti 2.1:

    Jika A non singular, maka det A adalah skalar tak nol sehingga

    invers sebuah matriks dapat dinyatakan dengan:

    (

    )

    ( )

    Mula-mula akan dibuktikan bahwa ( )

    Perkalian dari ( ) adalah:

  • 16

    [

    ][

    ]

    secara umum entri pada matrik di atas dapat ditulis, sebagai

    berikut:

    Jika maka seperti hasil di atas didapat .

    Jika , maka ekspresi di atas .

    Sehingga :

    ( ) [

    ]

    Sehingga: ( )

    Jika , maka didapat:

    ( )

    ( )

    Contoh 14.

    Carilah invers dari matriks [

    ]

    Penyelesaian 14.

    Mula-mula hitung dan

  • 17

    [

    |

    | |

    | |

    |

    |

    | |

    | |

    |

    |

    | |

    | |

    |]

    [

    ]

    [

    ]

    Jadi

    [

    ] [

    ]

    6. Nilai Eigen dan Vektor Eigen.

    Kata vektor eigen berasal dari ramuan bahasa Jerman dan Inggris.

    Dalam bahasa Jerman eigen diartikan sebagai sebenarnya atau

    karakteristik. Oleh karena itu nilai eigen dapat juga dinamakan nilai

    sebenarnya atau nilai karakteristik. Sedangkan vektor adalah bentuk

    matriks khusus yang hanya mempunyai satu baris atau satu kolom. Jadi

    vektor eigen dapat diartikan sebagai vektor sebenarnya.

    Definisi 2.3.

    Misalkan A adalah matriks , maka vektor yang tidak nol di Rn

    disebut vektor eigen (eigen vector) dari A, jika adalah kelipatan

    skalar dari , yaitu untuk suatu skalar . Skalar dinamakan

    nilai eigen (eigen value) dari A.

    Untuk mencari nilai eigen matriks A yang berukuran maka

    dapat ditulis kembali sebagai

  • 18

    ......................................................................................... (2)

    Supaya menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan tak nol dari

    persamaan (2). Suatu persamaan akan mempunyai pemecahan tak nol jika

    dan hanya jika:

    ................................................................................... (3)

    Persamaan (3) dinamakan persamaan karakteristik A, skalar yang

    memenuhi persamaan tersebut merupakan nilai eigen dari A. bila diperluas

    maka persamaan karakteristik tersebut adalah polinom karakteristik dari A

    mempunyai derajat n dan koefisien dari adalah I. Jadi polinom

    karakteristik dari matriks mempunyai bentuk:

    Dengan merupakan persamaan karakteristik yang

    mempunyai paling banyak n penyelesaian yang berbeda, sehingga suatu

    matriks mempunyai paling banyak n nilai eigen yang berbeda.

    Contoh 15.

    Carilah nilai-nilai eigen dari matriks *

    +

    Penyelesaian 15.

    Polinom karakteristik dari matriks Q adalah:

    , *

    + *

    +-

    Dan persamaan karakteristik dari matriks Q adalah

    Penyelesaian dari persamaan ini adalah

    Jadi nilai-nilai eigen dari matriks Q adalah 1 dan 2

  • 19

    7. Diagonalisasi Matriks.

    Definisi 2.4

    Suatu matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalisasikan

    (diagonazable), jika terdapat suatu matriks P yang dapat dibalik

    sedemikian rupa sehingga adalah sebuah matriks diagonal,

    matriks P dikatakan mendiagonalisasikan A (Anton & Rorres, 2011:

    395).

    Teorema 2.2.

    Jika A adalah suatu matriks , maka kedua pernyataan berikut ini

    adalah ekuivalen.

    a. A dapat didiagonalisasikan.

    b. A memiliki nilai vektor eigen yang bebas linier (Anton & Rorres,

    2011: 395).

    Bukti

    oleh karena A dapat didiagonalisasikan, maka terdapat matriks

    yang dapat dibalik:

    [ ], P merupakan vektor-vektor kolom yang bebas

    linier.

    [

    ] sehingga diagonal

    Katakan , dimana [

    ] maka

  • 20

    Yakni [

    ][

    ]

    [

    ] (4)

    Jika sekarang dimisalkan menyatakan vektor-vektor

    kolom P maka bentuk persamaan (4) kolom-kolom AP yang berurutan

    adalah , akan tetapi kolom-kolom dari AP yang

    berurutan adalah:

    .. (5)

    Oleh karena P dapat dibalik, maka vektor-vektor kolomnya semuanya tak

    nol. Jadi menurut persamaan (5) adalah nilai-nilai eigen A,

    dan adalah vektor-vektor yang bersesuaian. Karena P dapat

    dibalik, maka diperoleh bebas linier. Jadi A mempunyai n

    vektor eigen bebas linier.

    dimisalkan bahwa A mempunyai vektor eigen bebas linier

    maka dengan nilai eigen yang bersesuaian dan

    misalkan:

    [

    ]

  • 21

    Adalah matriks yang vektor-vektor kolomnya kolom-kolom

    dari hasil kali AP adalah , tetapi

    Sehingga [

    ]

    [

    ][

    ]

    ............................................................................... (6)

    Dimana D adalah matriks diagonal yang memiliki nilai-nilai eigen

    pada diagonal utama. Oleh karena itu vektor-vektor kolom

    dari P bebas linier, maka P dapat dibalik. Jadi persamaan (6) dapat ditulis

    kembali sebagai , A terdiagonalisasi

    Dari bukti ini didapat prosedur untuk mendiagonalisasikan matriks A

    yang berukuran (Anton & Rorres, 2011: 397) sehingga langkah-

    langkah yang harus dilakukan adalah:

    Langkah 1 : Tentukan vektor eigen dari yang bebas linier,

    misalkan

    Langkah 2 : bentuklah sebuah matriks dengan sebagai

    vektor-vektor kolomnya

    Langkah 3 : matriks kemudian akan menjadi diagonal dengan

    sebagai entri-entri diagonalnya secara beru-

    rutan, di mana adalah nilai eigen yang terkait dengan

  • 22

    untuk

    Contoh 16:

    Diketahui matriks M =

    500

    032

    023

    Carilah:

    a. matriks P yang mendiagonalisasi M.

    b. matriks diagonal D = P-1MP.

    Penyelesaian 16:

    Persamaan karakteristik matriks M adalah:

    ( [

    ] [

    ])

    ([

    ])

    ( 1)( 5)2 = 0

    = 1; = 5

    Jadi nilai eigen adalah 1 dan 5.

    Penentuan vektor eigen sebagai berikut.

    ( [

    ] [

    ]). /

  • 23

    ([

    ]). /

    Untuk = 1 ([

    ]). / .

    Matriks yang bersesuaian:

    0

    0

    0

    400

    022

    022

    0

    0

    0

    100

    000

    011

    Diperoleh: a = b; dan c = 0.

    Jika b = t, maka a = t dan c = 0.

    Vektor eigen yang bersesuaian dengan = 1 adalah t

    0

    1

    1

    .

    Jadi basis ruang eigen yang bersesuaian dengan = 1 adalah

    0

    1

    1

    .

    Untuk = 5 0

    000

    022

    022

    c

    b

    a

    .

    Matriks yang bersesuaian:

    0

    0

    0

    000

    022

    022

    0

    0

    0

    000

    000

    011

    Diperoleh:

    Andai , maka , dan

    Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan = 5 adalah s

    0

    1

    1

    + t

    1

    0

    0

    .

  • 24

    Jadi basis ruang eigen yang bersesuaian dengan = 5 adalah

    0

    1

    1

    dan

    1

    0

    0

    .

    a) Dengan demikian matriks P yang mendiagonalisasi M adalah

    100

    011

    011

    .

    b) Matriks diagonal yang terbentuk adalah: .

    Untuk menentukan D, kita harus menentukan dahulu . Melalui

    perhitungan dalam menentukan invers suatu matriks diperoleh

    = [

    ].

    Dengan demikian D = P-1

    MP

    D =

    100

    02

    1

    2

    1

    02

    1

    2

    1

    500

    032

    023

    100

    011

    011

    =

    100

    02

    1

    2

    1

    02

    1

    2

    1

    500

    051

    051

    =

    500

    050

    001

    dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa elemen-elemen dari matriks D

    sama dengan nilai-nilai eigen dari matriks A. Sehingga dalam pembahasan

    selanjutnya nilai matriks D dapat diperoleh langsung dari nilai-nilai eigen

    suatu matriks.

  • 25

    Untuk mendapatkan pernyataan eksplisit untuk , maka

    pertamanya mendiagonalkan A, yakni dicari matriks P yang dapat dibalik

    dan matriks diagonal D sedemikian rupa sehingga

    Pangkat suatu matriks bujursangkar dapat dinyatakan sebagai:

    sampai suku ke n. pangkat 2 dari matriks atau

    , dimana matiks A muncul sebanyak n kali dalam perkalian di ruas

    kanan. Pangkat bilangan positif dari suatu bujursangkar juga dapat dihitung

    langsung dengan menggunakan matriks P dan matriks D. jika persamaan

    Dipangkatkan dua, maka akan diperoleh:

    Proses tersebut dapat diulang untuk pangkat bilangan bulat yang lebih

    tinggi, sehingga hasil umumnya adalah: , dimana A adalah

    matriks bujur sangkar ordo n yang mempunyai n buah vektor yang bebas

    linier, P adalah matrik yang bersesuaian dengan vektor-vektor eigen dan

    matriks D adalah matriks diagonal yang entri-entrinya bersesuaian dengan

    nilai-nilai eigen matriks A.

    B. Genetika

    Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam ilmu hayat yang

    mempelajari turun-temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada

    keturunannya. Genetika mempunyai lingkup yang sangat luas, antara lain:

    membahas tentang peranan kromosom, pewarisan sifat-sifat genetik, terjadinya

  • 26

    cacat badan dan mental yang disebabkan oleh kelainan kromosom, timbulnya

    penyakit karena kesalahan metabolisme bawaan dan lain-lain.

    1. Jenis-Jenis Pewarisan Genetika

    a. Pewarisan Autosomal (autosomal inheritance).

    Pewarisan autosomal adalah pewarisan yang tidak terpaut oleh

    kromosom seks. Pada pewarisan autosomal suatu individu mewarisi satu

    gen tiap pasangan gen induknya untuk membentuk pasangan gennya

    sendiri. Sehingga, jika salah satu induk memiliki genotip AaBb, maka

    kecenderungan bahwa keturunannya akan mewarisi gen AB, Ab, aB

    atau gen ab dari induk tersebut adalah sama besarnya. Jika salah satu

    induk mempunyai genotip aabb dan yang lain memiliki genotip AaBb

    maka keturunan akan selalu menerima gen ab dari induk aabb dan akan

    menerima gen AB, Ab, aB atau gen ab dengan kemungkinan yang sama.

    Sebagai konsekuensinya, tiap keturunan mempunyai kemungkinan yang

    sama untuk memiliki genotip aaBb, aabb, AABb, AaBb.

    Ciri dominan yang menunjukkan pewarisan autosomal adalah

    manifestasi dalam keadaan heterozigot, artinya seorang dengan kelainan

    dimana kromosom tubuh mengandung satu gen abnormal yang akan

    menyebabkan penyakit. Biasanya setiap penderita mempunyai salah satu

    orang tua yang sakit. Tetapi kadang-kadang kelainan dapat muncul pada

    satu generasi tanpa adanya satu keluarga pada generasi sebelumnya yang

    terkena penyakit tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena kedua atau

    salah satu orang tua adalah pembawa (carier).

  • 27

    Penyakit yang terpendam dalam autosomal terjadi kelainan pada

    individu yang homozigot untuk gen yang mengalami kelainan. Jika

    perempuan yang menderita menikah dengan laki-laki normal, maka

    anaknya perempuan normal karena individu yang heterozigot benar-

    benar sehat dan semua anak laki-laki penderita. Jika suatu sifat resesif

    adalah sangat jarang seperti kebanyakan kondisi abnormal, maka

    peluang dua individu yang heterozigot bagi sifat ini adalah lebih besar

    jika mereka memiliki hubungan keluarga daripada jika mereka tidak

    memiliki hubungan keluarga. Mengingat bahwa orang tua yang

    mempunyai keluarga bisa mewarisi gen yang sama dari nenek

    moyangnya.

    b. Pewarisan Gonosomal (gonosomal inheritance).

    Pewarisan gonosomal adalah pewarisan yang dipengaruhi oleh

    kromosom seks.

    1. Pewarisan Gen Resesif Terpaut Kromosom X

    Saat perkawin, ibu menyumbangkan satu kromosom X untuk

    anaknya, sementara ayah menyumbangkan satu kromosom X untuk

    anak perempuannya dan satu kromosom Y untuk anak laki-lakinya.

    Misalkan kromosom X abnormal dapat dinyatakan dengan dan

    kromosom X normal dengan X. Terdapat 3 kondisi pada wanita yang

    dapat dinyatakan dengan kondisi kromosomnya, yaitu

    a) Wanita normal, kromosom

    b) Wanita karier, kromosom

    c) Wanita penderita, kromosom ,

  • 28

    dan 2 kondisi pada pria, yaitu:

    a) Pria normal, kromosom

    b) Pria penderita, kromosom

    Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan pria, banyaknya

    jenis perkawinan yang mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi. Perkawinan

    wanita normal dengan pria normal akan melahirkan anak yang tidak

    memiliki peluang untuk terinfeksi. Sementara perkawinan antara

    wanita penderita dengan pria penderita akan melahirkan anak dengan

    peluang 100% untuk terinfeksi.

    2. Pewarisan Gen Dominan Terpaut Kromosom X

    Kromosom abnormal dapat dinyatakan dengan dan

    kromosom normal dengan . Karena gen bersifat dominan, tidak

    terdapat karier. Terdapat 3 kondisi pada wanita yang dapat

    dinyatakan dengan kondisi kromosomya, yaitu:

    a) Wanita normal, kromosom

    b) Wanita penderita heterozigot, kromosom

    c) Wanita penderita homozigot, kromosom

    dan 2 kondisi pada pria, yaitu:

    a) Pria normal, kromosom

    b) Pria penderita, kromosom

    Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan pria, banyaknya

    jenis perkawinan yang mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi. Perkawinan

    wanita normal dengan pria normal akan melahirkan anak yang tidak

  • 29

    memiliki peluang untuk terinfeksi. Sementara perkawinan antara

    wanita penderita homozigot dengan pria penderita akan melahirkan

    anak dengan peluang 100% untuk terinfeksi.

    2. Kromosom

    Bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup dinamakan sel. Pada

    suatu jenis makhluk hidup sel-sel itu tidak selalu sama bentuknya, misalnya

    sel otot berbeda dengan sel syaraf maupun sel darah. Di dalam sel dari

    kebanyakan makhluk terdapat kromosom. Kromosom merupakan benda-

    benda halus berbentuk batang panjang/pendek dan lurus/bengkok yang

    berguna membawa bahan keturunan.

    Salah satu bagian kromosom adalah sentromer, yaitu bagian yang

    membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel

    somatis (sel tubuh kecuali sel kelamin) mengandung satu stel kromosom

    yang diterima dari kedua induk/orang tua. Kromosom-kromosom yang

    berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan yang berasal dari induk

    jantan. Maka sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog. Oleh

    karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). sel

    kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang

    terdapat di dalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet

    dinamakan haploid (n). satu stel kromosom haploid dari suatu spesies

    dinamakan genom. Jumlah kromosom yang dimiliki berbagai macam

    makhluk hidup tidak sama, tetapi jumlah kromosom yang dimiliki tiap

    makhluk hidup pada umumnya tidak berubah selama hidupnya. Kromosom

  • 30

    dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan kromosom kelamin

    (kromosom seks) (Suryo, 2012: 41-42).

    3. Genetika Mendel

    Teori mengenai sifat turun temurun pertama kali dikerjakan oleh rahib

    Austria yang bernama Gregor Mendel. Dalam salah satu percobaannya,

    Mendel menggunakan biji ercis (Pisum sativum). Mendel menggunakan biji

    ercis karena tanaman ini hidupnya tidak lama, memiliki bunga sempurna

    dan tanaman ini memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok

    (Suryo, 2012: 7). Mendel menyilangkan varietas biji ercis berbatang tinggi

    dengan varietas biji ercis berbatang kerdil, maka semua keturunan pertama

    seragam berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat

    kerdil. Sifat demikian disebut sifat dominan. Sifat yang dikalahkan disebut

    sifat resesif.

    4. Peristiwa Keacakan

    a. Perkawinan Satu Sifat Beda (Monohibrid)

    Monohibrid adalah perkawinan antara dua individu yang

    mempunyai satu sifat beda (Aa). Beberapa kesimpulan penting yang

    dapat diambil dari perkawinan dua individu dengan satu sifat beda antara

    lain:

    a) Semua individu F1 adalah seragam

    b) Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki

    fenotip seperti induknya yang dominan.

  • 31

    c) Pada waktu individu F1 yang heterozigotik itu membentuk gamet-

    gamet terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya memiliki

    salah satu alel saja.

    d) Jika dominasi tampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid (Tt

    x Tt) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan

    fenotip 3:1 (yaitu , tetapi memperlihatkan

    perbandingan genotip 1:2:1 (yaitu

    (Suryo,

    2012: 10).

    Pada marmot, rambut marmot (seperti juga pada manusia, tikus,

    dll) ada yang hitam dan ada yang putih (albino). Marmot yang normal

    adalah yang berambut hitam, disebabkan ia memiliki gen dominan A

    yang menentukan pembentukan pigmen melanin. Alelnya a dalam

    keadaan homozigotik menyebabkan melanin tidak terbentuk, sehingga

    marmot berambut putih. Perkawinan antara marmot jantan hitam dengan

    marmot betina albino menghasilkan keturunan F1 yang semuanya hitam.

    Jika anak-anaknya dikawinkan sesamanya didapatkan keturunan F2 yang

    memperlihatkan perbandingan fenotip 3 hitam : 1 putih. Perbandingan

    genotipnya adalah 1 AA: 2 Aa : 1 aa (Suryo, 2012: 10)

    P : (albino) (hitam)

    F1 : (hitam)

  • 32

    F2

    Tabel 2.1.

    Perkawinan antara marmut hitam dan albino

    Genotip

    (hitam) (hitam)

    (hitam) (albino)

    b. Perkawinan Dua Sifat Beda (Dihibrid)

    Dihibrid adalah perkawinan dua individu yang memiliki dua sifat

    beda (AaBb). Pada hasil percobaan Mendel dengan tanaman ercis. Pada

    bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu soal bentuk biji dan warna biji. Kedua

    sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda yaitu sebagai

    berikut:

    B = gen untuk biji bulat

    b = gen untuk biji keriput

    K = gen untuk biji kuning

    k = gen untuk biji hijau (Suryo, 2012: 26)

    Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan. Jika tanaman

    ercis berbiji bulat-kuning homozigotik (BBKK) disilangkan dengan

    tanaman ercis berbiji keriput-hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji

    bulat-kuning. Apabila tanaman-tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri,

    maka tanaman ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun

    betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK dan bk. Akibatnya

    dalam F2 diharapkan akan didapat kombinasi, yang terdiri atas 4

  • 33

    macam fenotip, yaitu tanaman berbiji bulat-kuning

    bagian), berbiji

    bulat-hijau

    bagian), berbiji keriput-kuning

    bagian), dan berbiji

    keriput-hijau

    bagian). Dua di antara keempat fenotip itu serupa dengan

    induknya semula, yaitu yang berbiji bulat-kuning dan yang berbiji keriput-

    hijau. Sedangkan dua fenotip lainnya merupakan hasil baru, yaitu yang

    berbiji bulat-hijau dan yang berbiji keriput-kuning.

    P :

    F1 :

    Macam gamet yang dibentuk

    F2

    Tabel 2.2.

    Persilangan antara dua tanaman ercis dengan dua sifat beda.

    Genotip

  • 34

    BAB III

    METODE PENULISAN

    Metode penulisan adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data.

    Tahapan penulisan meliputi: rancangan penulisan, objek penulisan, metode

    pengumpulan data, analisis data dan prosedur penulisan.

    A. Rancangan Penulisan

    Rancangan penulisan pada dasarnya adalah rencana yang disusun

    menurut tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam

    pelaksanaan penulisan.

    Kajian literatur atau metode penelitian kepustakaan (library reseach)

    yaitu sebagian besar tugas peneliti adalah berada di perpustakaan untuk mencari

    dan mengutip dari berbagai macam sumber literatur berkaitan dengan

    permasalahan yang hendak diteliti. Macam-macam sumber literatur antara lain:

    (a) buku yang relevan; (b) jurnal ilmiah; (c) majalah ilmiah; (d) laporan hasil

    penelitian; (e) surat kabar; dan sebagainya (Arifin, 2010: 39).

    Rancangan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan yaitu

    rancangan penulisan untuk menemukan penyelesaian permasalahan dalam

    menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n. Penulisan ini diawali dengan

    telaah pustaka terhadap aljabar matriks, yaitu peluang persilangan, matriks, nilai

    eigen, vektor eigen, diagonalisasi matriks, dan limit.

    B. Objek Penulisan

    Objek penulisan adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu

    penulisan. Penulis menentukan objek penulisan yaitu pewarisan genotip pada

    34

  • 35

    generasi ke-n. Penyelesaian pewarisan genotip generasi ke-n ini menggunakan

    distribusi peluang persilangan, diagonalisasi matriks dan limit.

    C. Instrumen Penulisan

    Instrumen penulisan adalah semua alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

    mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta

    objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis

    (Agus, 2012).

    Jenis instrumen yang yang digunakan dalam penulisan ini adalah

    dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

    barang tertulis. Jadi, penulis menggunakan instrumen dokumentasi dengan cara

    menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan

    referensi lainnya.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

    untuk mengumpulkan data (Rini, 2012). Metode pengumpulan data yang

    dilakukan adalah studi kepustakaan terhadap buku-buku, jurnal-jurnal, dan

    sumber-sumber kepustakaan lainnnya baik melalui media cetak maupun media

    elektronik yang menunjang dan mendukung mengenai materi-materi yang

    berkaitan dengan aljabar matriks, distribusi peluang, diagonalisasi matriks, limit

    serta genetika.

    E. Analisis Data

    Analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data (buku-buku yang

  • 36

    relevan dan jurnal) dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori,

    menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

    memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat simpulan

    sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sidik, 2013).

    Cara yang digunakan penulis dalam menganalisis data yaitu:

    1. Menyeleksi data-data yang berhubungan dengan aljabar matriks dan

    genetika.

    2. Menyusun data-data yang sesuai dengan penulisan ini secara sistematis.

    3. Mengkaji kembali data-data yang telah disusun dengan tujuan agar

    mendapatkan gambaran yang lebih luas, mendalam dan terperinci tentang

    pengimplementasian diagonalisasi matriks pada penyelidikan pewarisan

    genotip pada generasi ke-n .

    4. Mengimplementasikan diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan

    genotip pada generasi ke-n.

    5. Menarik simpulan mengenai penyelesaian dari pewarisan genotip tersebut.

    F. Prosedur Penulisan

    Prosedur penulisan merupakan langkah-langkah yang dilakukan penulis

    dalam melakukan penulisan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan

    dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Mencari, mempelajari dan menelaah sumber-sumber informasi yang

    berhubungan dengan topik yang diteliti.

    2. Memberikan deskripsi dan pembahasan lebih lanjut tentang matriks

    pada pewarisan autosomal dengan genotip pada sebuah populasi generasi

    ke-n.

  • 37

    3. Mencari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks tersebut kemudian

    matriksnya didiagonalisasikan.

    4. Mencari bentuk persamaan eksplisit.

    5. Mencari nilai limit dari hasil perhitungan tersebut.

    6. Memberikan kesimpulan akhir dari hasil pembahasan.

  • 38

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Setelah bab pendahuluan, maka penulis akan membahas tentang implementasi

    diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n.

    Pada pembahasan ini akan dijabarkan bagaimana cara menentukan kromosom dari

    orang tua yang akan diteruskan kepada generasi berikutnya (keturunan). Yaitu

    perkawinan silang dua induk yang memiliki dua sifat beda (dihibrid) yang akan

    dikawinkan secara terkontrol.

    A. Penentuan Distribusi Genotip dari Pewarisan.

    Sifat yang diturunkan dalam hal ini diasumsikan diatur oleh dua

    kromosom (pembawa sifat) yang dilambangkan dengan huruf AABB dan aabb.

    Berdasarkan penurunan autosomal (autosomal inheritance), setiap individu

    dalam populasi masing-masing kelamin akan memiliki dua di antara kromosom-

    kromosom berikut, yakni pasangan-pasangan yang dinyatakan dengan AABB,

    AABb, Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb. Pasangan kromosom-

    kromosom ini disebut genotip (genotype) individu, dan genotip ini akan

    menentukan bagaimana suatu sifat yang dikendalikan oleh kromosom-

    kromosom tersebut dimanifestasikan pada suatu individu.

    Misalnya dalam pewarisan autosomal, suami istri masing-masing normal

    tetapi keduanya pembawa gen untuk albino. Maka pewarisan suami istri itu

    dapat digambarkan sebagai berikut:

    38

  • 39

    Tabel 4.1

    Persilangan dua sifat beda antara laki-laki dan perempuan pembawa

    penyakit bagi warisan autosomal

    Genotip

    Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

    dari persilangan dihibrid

    bergenotip AABB,

    dari persilangan dihibrid bergenotip AABb,

    dari

    persilangan dihibrid bergenotip AAbb,

    dari persilangan dihibrid bergenotip

    AaBB,

    dari persilangan dihibrid bergenotip AaBb,

    dari persilangan dihibrid

    bergenotip Aabb,

    dari persilangan dihibrid bergenotip aaBB,

    dari aaBb dan

    dari persilangan dihibrid bergenotip aabb. Maka dapat dinyatakan bahwa

    dari anak mereka adalah normal (AABB) dan

    lagi carier atau penderita

    penyakit (aabb). Hasil dari persilangan karakter F1 kemudian akan

    menghasilkan F2 dengan pola distribusi .

    Dengan memperhatikan tabel di atas tentang persilangan dan

    kemungkinan-kemungkinan keturunan yang dihasilkan, maka selanjutnya akan

    dipaparkan secara langsung dari probabilitas dari genotip yang mungkin pada

    keturunan untuk seluruh kombinasi yang mungkin dari genotip induknya

  • 40

    Tabel 4.2

    Peluang dari Persilangan Dua Individu untuk Pewarisan Autosomal

    Genotip

    keturunan

    Genotip dari kedua orang tua

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    A

    B

    B

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    A

    B

    b

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    A

    b

    b

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    a

    B

    B

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    a

    B

    b

    A

    A

    B

    B

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    A

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    B

    A

    A

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    A

    B

    B

    -

    a

    a

    b

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    A

    A

    B

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    A

    A

    b

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    A

    a

    B

    B

    A

    A

    B

    b

    -

    A

    a

    B

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    a

    a

    B

    B

    A

    A

    B

    b

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    A

    B

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    A

    A

    b

    b

    -

    A

    A

    b

    b

    A

    A

    b

    b

    -

    A

    a

    B

    B

    A

    A

    b

    b

    -

    A

    a

    B

    b

    A

    A

    b

    b

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    A

    b

    b

    -

    a

    a

    B

    B

    A

    A

    b

    b

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    A

    b

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    A

    a

    B

    B

    -

    A

    a

    B

    B

    A

    a

    B

    B

    -

    A

    a

    B

    b

    A

    a

    B

    B

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    B

    A

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    b

    b

    A

    a

    B

    b

    -

    A

    a

    B

    b

    A

    a

    B

    b

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    a

    B

    b

    -

    a

    a

    B

    B

    A

    a

    B

    b

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    a

    B

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    A

    a

    b

    b

    -

    A

    a

    b

    b

    A

    a

    b

    b

    -

    A

    a

    B

    B

    A

    a

    b

    b

    -

    a

    a

    B

    b

    A

    a

    b

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    a

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    B

    a

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    B

    b

    a

    a

    B

    B

    -

    a

    a

    b

    b

    a

    a

    B

    b

    -

    a

    a

    B

    b

    a

    a

    B

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    a

    a

    b

    b

    -

    a

    a

    b

    b

    AABB 1

    0

    0 0 0 0

    0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    AABb 0

    1 0

    0 0 0

    0 0 0 0

    0 0 0 0 0

    0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0 0 0 1 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    AaBB 0 0 0

    0 1

    0 0 0

    0

    0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0

    0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    AaBb 0 0 0 0

    0

    1 0 0

    0

    0 1

    0 0

    0

    0

    0 0 0 0 0 0 0

  • 41

    Aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0 0

    0

    1 0 0 0 0 0 0

    0

    0

    0 0 0 0 0 0

    aaBB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0

    0

    0 0 0 0 0 1

    0

    0 0

    aaBb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0

    0 0

    1

    0

    aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0

    0

    0 0 0

    1

  • 42

    B. Implementasi Diagonalisasi Matriks pada Pewarisan Genotip

    Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang bagaimana cara kromosom

    dari orang tua yang diteruskan pada keturunannya. Matriks yang akan dibentuk

    menunjukkan genotip yang mungkin pada keturunan dengan mengacu pada

    genotip induknya, sehingga akan diperoleh distribusi genotip dari satu populasi

    sampai generasi-generasi selanjutnya.

    Untuk lebih memperjelas implementasi diagonalisasi matriks untuk

    menyelidiki keturunan sampai generasi ke-n, maka digunakan langkah-langkah

    penyelesaian berdasarkan teori Howard Anton sebagai berikut:

    1. Bentuklah persamaan linier dari tabel yang menjelaskan tentang peluang

    dari masing-masing genotip, sehingga didapat persamaan dalam notasi

    matriks dan bentuklah matriks A.

    2. Carilah nilai-nilai eigen dari matriks A. Sehingga diperoleh pula vektor-

    vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen tersebut.

    3. Bentuklah matriks P dari vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan

    nilai eigen tersebut.

    4. Subtitusikan matriks A dengan matriks D yang sudah terlebih dahulu

    didiagonalisasikan oleh matriks P kemudian bentuklah sebuah persamaan

    eksplisit.

    5. Carilah limit dari masing-masing persamaan untuk n menuju tak hingga.

    Berdasarkan langkah-langkah di atas maka pewarisan autosomal dan

    penyakit yang terpendam dapat ditampilkan sebagai berikut:

  • 43

    1. Pewarisan Autosomal

    Kemungkinan-kemungkinan dari genotip yang memiliki individu dari hasil

    persilangan adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3

    Peluang Genotip Persilangan Individu Normal Heterozigot

    dengan Individu Carier

    Genotip

    dari

    keturunan

    Genotip dari kedua orang tua

    AABB-

    AABB

    AABB-

    AABb

    AABB-

    AAbb

    AABB-

    AaBB

    AABB-

    AaBb

    AABB-

    Aabb

    AABB-

    aaBB

    AABB-

    aaBb

    AABB-

    aabb

    1

    0

    0 0 0 0

    0

    1 0 0

    0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0

    0 1

    0

    0 0 0 0

    0

    1

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

  • 44

    Langkah 1: Bentuklah persamaan linier dari tabel peluang masing-masing

    genotip sehingga diperoleh persamaan dalam bentuk matriks dan

    buatlah matriks A.

    Untuk menghitung probabilitas gen yang dimiliki satu individu maka dapat

    dibuat:

    untuk

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABB pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABb pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AAbb pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBB pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBb pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip Aabb pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aaBB pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aaBb pada generasi ke-n

    fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aabb pada generasi ke-n

    Sehingga serta menyatakan distribusi

    permulaan dari genotip-genotip itu. Selain itu juga terdapat:

    untuk

    Dari tabel tersebut dapat ditentukan distribusi genotip setiap generasi dari

    distribusi genotip generasi terdahulu dengan menggunakan persamaan. Dimana

    persamaan itu menyatakan bahwa semua turunan yang dihasilkan yakni

    dari individu yang bergenotip AABB, AABb,

    Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb yang dinyatakan dalam

  • 45

    . Sedangkan koefisien-

    koefisien dari ketiga persamaan itu berasal dari probabilitas genotip yang

    mungkin dimiliki oleh individu tersebut dari hasil perkawinan, persamaan itu

    adalah:

    (3.1)

    Pada persamaan (3.1) dari kesembilan persamaan di atas menunjukkan bahwa

    seluruh keturunan pada genotip AABB akan mempunyai genotip AABB dalam

    program pengembangbiakan ini, setengah dari keturunan dengan genotip AABb,

    AaBB dan AaBb akan mempunyai genotip AABB dalam program

    pengembangbiakan ini, dan nol dari turunan dengan genotip Aabb, Aabb, aabb,

    aaBB dan aaBb akan mempunyai genotip AABB.

    Kemudian dapat ditulis persamaannya dalam notasi matriks berikut:

    (3.2)

    Dimana

  • 46

    [ ]

    ,

    [ ]

    dan

    [

    ]

    Langkah 2: Carilah nilai eigen dari matriks A dan mencari vektor eigen dari

    masing-masing nilai eigen.

    Dengan menggunakan matriks A di atas, maka dapat dicari nilai eigen dan

    vektor eigen yaitu:

    [ ]

    [

    ]

    | |

  • 47

    [

    ]

    (

    ) (

    )(

    )

    Atau dengan menggunakan software maple (terlampir halaman 93) maka

    didapat nilai eigen sebagai berikut:

    ,

    , ,

    ,

    ,

    Selanjutnya mencari vektor eigen dari masing-masing nilai eigen.

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut

  • 48

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 49

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    Sehingga persamaan yang bersesuaian adalah:

    , ,

    ,

    ,

    .

    Maka dan

  • 50

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan adalah:

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut

  • 51

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [ ]

  • 52

    [ ]

    Sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    , ,

    , ,

    , ,

    , .

    Ambil , misalkan

    Maka , , , dan

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan

    adalah

    [ ]

    Untuk

  • 53

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:

    [

    ]

    [

    ]

  • 54

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    Ambil ,

    maka

  • 55

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut

    [

    ]

  • 56

    [

    ]

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    , ,

    , ,

  • 57

    , ,

    , ,

    Ambil , misalkan

    Maka , , , dan

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan

    adalah

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

  • 58

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan:

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:

    , ,

    , ,

    , ,

  • 59

    ,

    Ambil dimana

    Maka

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah:

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:

    [

    ]

  • 60

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    Ambil ,

  • 61

    maka

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:

    [

    ]

  • 62

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 63

    Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    Ambil dengan

    maka

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah

    [ ]

    Untuk

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

  • 64

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 65

    [

    ]

    Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    Ambil dengan

    maka

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah

    [ ]

    Untuk

  • 66

    [

    ]

    [ ]

    [ ]

    Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:

    [

    ]

    [

    ]

  • 67

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

    Ambil , dengan

    maka

  • 68

    Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah

    [ ]

    Langkah 3: membentuk matriks P dari vektor-vektor eigen yang sesuai

    dengan nilai-nilai eigen

    Akhirnya diperoleh:

    [ ]

    [

    ]

    Dan

    [ ]

    [ ]

    Langkah selanjutnya adalah mencari invers dari matriks P dengan cara

    mereduksi matriks P menjadi matriks identitas.

  • 69

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 70

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 71

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 72

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 73

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

    [

    ]

  • 74

    [

    ]

    Dalam perhitungan manual didapatkan invers matriks P adalah

    [ ]

    Perhitungan invers manual ini diperkuat dengan perhitungan menggunakan

    maple (terlampir halaman 94) yakni:

    [ ]

    Langkah 4: mensubtitusikan matriks A dengan matriks D yang terlebih

    dahulu didiagonalisasikan oleh matriks P dan kemudian

    bentuklah sebuah persamaan eksplisitnya.

    Pada persamaan (3.2) jika A dipangkatkan 2, maka persamaan tersebut menjadi:

  • 75

    Proses tersebut dapat diulang untuk pangkat bilangan bulat yang lebih tinggi,

    sehingga hasil umumnya adalah:

    (3.3)

    Sebagai konsekuensinya, jika kita dapat mencari sebuah pernyataan eksplisit

    untuk , maka dapat digunakan persamaan (3.3) untuk mendapatkan

    pernyataan eksplisit . Untuk mendapatkan pernyataan eksplisit untuk ,

    maka mula-mula dengan cara mendiagonalisasikan matriks A. Yakni, kita cari

    matriks P yang dapat dibalikkan dan matriks diagonal D sedemikian rupa

    sehingga:

    Dengan diagonalisasi seperti itu, maka diperoleh:

    untuk (3.4)

    Dimana

    [

    ]

    [

    ]

    Berdasarkan persamaan , sehingga diperoleh:

  • 76

    [ ]

    [ ]

    [

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    ]

    [ ]

    [ ]

    [ ]

    (

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    )

    [ ]

    [ ]

  • 77

    [ ]

    (

    (

    ) (

    ) (

    ) (

    )

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    (

    )

    (

    )

    (

    )

    ( )

    (

    ) ( ) (

    ) (

    ) ( ) ( ) (

    ) ( ) (

    )

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    )

    [ ]

    [ ( (

    )

    ) ( (

    )

    ) ( (

    )

    ) ( (

    )

    ) ( (

    )

    ) ( (

    )