imam abu hanifah rahimahullah
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
1/18
Imam Abu Hanifah Rahimahullah
Sejarah Singkat Imam Hanafi
Imam Abu Hanifah An-Numan bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negeri Irak,
salah satu imam dari kaum muslimin, pemimpin orang-orang alim, salah seorang yang mulia darikalangan ulama dan salah satu imam dari empat imam yang memiliki madzhab. Di kalangan
umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi.
Nasab dan Kelahirannya bin Tsabit bin Zuthi (ada yang mengatakan Zutha) At-Taimi Al-Kufi
Beliau adalah Abu Hanifah An-Numan Taimillah bin Tsalabah. Beliau berasal dari keturunan
bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulamaberselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad
bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam.
Adapula yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya
lagi mengatakan dari Babilonia.
Perkembangannya
Ismail bin Hamad bin Abu Hanifah cucunya menuturkan bahwa dahulu Tsabit ayah Abu Hanifahpergi mengunjungi Ali Bin Abi Thalib, lantas Ali mendoakan keberkahan kepadanya pada
dirinya dan keluarganya, sedangkan dia pada waktu itu masih kecil, dan kami berharap Allah
subhanahu wa taala mengabulkan doa Ali tersebut untuk kami. Dan Abu Hanifah At-Taimi
biasa ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera, bahkan dia punya toko untuk berdagangkain yang berada di rumah Amr bin Harits.
Abu Hanifah itu tinggi badannya sedang, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas dalamberbicara, suaranya bagus dan enak didengar, bagus wajahnya, bagus pakaiannya dan selalu
memakai minyak wangi, bagus dalam bermajelis, sangat kasih sayang, bagus dalam pergaulan
bersama rakan-rakannya, disegani dan tidak membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
Beliau disibukkan dengan mencari atsar/hadits dan juga melakukan rihlah untuk mencari hal itu.Dan beliau ahli dalam bidang fiqih, mempunyai kecermatan dalam berpendapat, dan dalam
permasalahan-permasalahan yang samar/sulit maka kepada beliau akhir penyelesaiannya.
Beliau sempat bertemu dengan Anas bin Malik tatkala datang ke Kufah dan belajar kepadanya,
beliau juga belajar dan meriwayat dari ulama lain seperti Atha bin Abi Rabbah yang merupakan
syaikh besarnya, Asy-Syabi, Adi bin Tsabit, Abdurrahman bin Hurmuj al-Araj, Amru binDinar, Thalhah bin Nafi, Nafi Maula Ibnu Umar, Qotadah bin Diamah, Qois bin Muslim,Abdullah bin Dinar, Hamad bin Abi Sulaiman guru fiqihnya, Abu Jafar Al-Baqir, Ibnu Syihab
Az-Zuhri, Muhammad bin Munkandar, dan masih banyak lagi. Dan ada yang meriwayatkan
bahwa beliau sempat bertemu dengan 7 sahabat.
Beliau pernah bercerita, tatkala pergi ke kota Bashrah, saya optimis kalau ada orang yang
bertanya kepadaku tentang sesuatu apapun saya akan menjawabnya, maka tatkala diantara
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
2/18
mereka ada yang bertanya kepadaku tentang suatu masalah lantas saya tidak mempunyai
jawabannya, maka aku memutuskan untuk tidak berpisah dengan Hamad sampai dia meninggal,
maka saya bersamanya selama 10 tahun.
Pada masa pemerintahan Marwan salah seorang raja dari Bani Umayyah di Kufah, beliau
didatangi Hubairoh salah satu anak buah raja Marwan meminta Abu Hanifah agar menjadi Qodhi(hakim) di Kufah akan tetapi beliau menolak permintaan tersebut, maka beliau dihukum cambuk
sebanyak 110 kali (setiap harinya dicambuk 10 kali), tatkala dia mengetahui keteguhan Abu
Hanifah maka dia melepaskannya.
Adapun orang-orang yang belajar kepadanya dan meriwayatkan darinya diantaranya adalah
sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Abul Hajaj di dalam Tahdzibnya berdasarkan abjaddiantaranya Ibrahin bin Thahman seorang alim dari Khurasan, Abyadh bin Al-Aghar bin Ash-
Shabah, Ishaq al-Azroq, Asar bin Amru Al-Bajali, Ismail bin Yahya Al-Sirafi, Al-Harits bin
Nahban, Al-Hasan bin Ziyad, Hafsh binn Abdurrahman al-Qadhi, Hamad bin Abu Hanifah,
Hamzah temannya penjual minyak wangi, Dawud Ath-Thai, Sulaiman bin Amr An-Nakhai,
Suaib bin Ishaq, Abdullah ibnul Mubarok, Abdul Aziz bin Khalid at-Turmudzi, Abdul karim binMuhammad al-Jurjani, Abdullah bin Zubair al-Qurasy, Ali bin Zhibyan al-Qodhi, Ali bin Ashim,
Isa bin Yunus, Abu Nuaim, Al-Fadhl bin Musa, Muhammad bin Bisyr, Muhammad bin HasanAssaibani, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, Muhammad bin Qoshim al-Asadi, Numan bin
Abdus Salam al-Asbahani, Waki bin Al-Jarah, Yahya bin Ayub Al-Mishri, Yazid bin Harun,
Abu Syihab Al-Hanath Assamaqondi, Al-Qodhi Abu Yusuf, dan lain-lain.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
3/18
Penilaian para ulama terhadap Abu Hanifah
Berikut ini beberapa penilaian para ulama tentang Abu Hanifah, diantaranya:
1. Yahya bin Main berkata, Abu Hanifah adalah orang yang tsiqoh, dia tidak membicarakan
hadits kecuali yang dia hafal dan tidak membicarakan apa-apa yang tidak hafal. Dan dalamwaktu yang lain beliau berkata, Abu Hanifah adalah orang yang tsiqoh di dalam hadits. Dan
dia juga berkata, Abu hanifah laa basa bih, dia tidak berdusta, orang yang jujur, tidak tertuduh
dengan berdusta, .
2. Abdullah ibnul Mubarok berkata, Kalaulah Allah subhanahu wa taala tidak menolong sayamelalui Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri maka saya hanya akan seperti orang biasa. Dan
beliau juga berkata, Abu Hanifah adalah orang yang paling faqih. Dan beliau juga pernah
berkata, Aku berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri, Wahai Abu Abdillah, orang yang paling jauh
dari perbuatan ghibah adalah Abu Hanifah, saya tidak pernah mendengar beliau berbuat ghibahmeskipun kepada musuhnya kemudian beliau menimpali Demi Allah, dia adalah orang yang
paling berakal, dia tidak menghilangkan kebaikannya dengan perbuatan ghibah. Beliau jugaberkata, Aku datang ke kota Kufah, aku bertanya siapakah orang yang paling wara di kota
Kufah? Maka mereka penduduk Kufah menjawab Abu Hanifah. Beliau juga berkata, Apabilaatsar telah diketahui, dan masih membutuhkan pendapat, kemudian imam Malik berpendapat,
Sufyan berpendapat dan Abu Hanifah berpendapat maka yang paling bagus pendapatnya adalah
Abu Hanifah dan dia orang yang paling faqih dari ketiganya.
3. Al-Qodhi Abu Yusuf berkata, Abu Hanifah berkata, tidak selayaknya bagi seseorang
berbicara tentang hadits kecuali apa-apa yang dia hafal sebagaimana dia mendengarnya. Beliaujuga berkata, Saya tidak melihat seseorang yang lebih tahu tentang tafsir hadits dan tempat-
tempat pengambilan fiqih hadits dari Abu Hanifah.
4. Imam Syafii berkata, Barangsiapa ingin mutabahir (memiliki ilmu seluas lautan) dalam
masalah fiqih hendaklah dia belajar kepada Abu Hanifah
5. Fudhail bin Iyadh berkata, Abu Hanifah adalah seorang yang faqih, terkenal dengan wara -
nya, termasuk salah seorang hartawan, sabar dalam belajar dan mengajarkan ilmu, sedikit bicara,
menunjukkan kebenaran dengan cara yang baik, menghindari dari harta penguasa. Qois binRabi juga mengatakan hal serupa dengan perkataan Fudhail bin Iyadh.
6. Yahya bin Said al-Qothan berkata, Kami tidak mendustakan Allah swt, tidaklah kamimendengar pendapat yang lebih baik dari pendapat Abu Hanifah, dan sungguh banyak
mengambil pendapatnya.
7. Hafsh bin Ghiyats berkata, Pendapat Abu Hanifah di dalam masalah fiqih lebih mendalam
dari pada syair, dan tidaklah mencelanya melainkan dia itu orang yang jahil tentangnya.
8. Al-Khuroibi berkata, Tidaklah orang itu mensela Abu Hanifah melainkan dia itu orang yang
pendengki atau orang yang jahil.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
4/18
Beberapa penilaian negatif yang ditujukan kepada Abu Hanifah
Abu Hanifah selain dia mendapatkan penilaian yang baik dan pujian dari beberapa ulama, jugamendapatkan penilaian negatif dan celaan yang ditujukan kepada beliau, diantaranya :
1. Imam Muslim bin Hajaj berkata, Abu Hanifah Numan bin Tsabit shahibur royi mudhtharibdalam hadits, tidak banyak hadits shahihnya.
2. Abdul Karim bin Muhammad bin Syuaib An-Nasai berkata, Abu Hanifah Numan bin
Tsabit tidak kuat hafalan haditsnya.
3. Abdullah ibnul Mubarok berkata, Abu Hanifah orang yang miskin di dalam hadits.
4. Sebagian ahlul ilmi memberikan tuduhan bahwa Abu Hanifah adalah murjiah dalam memahimasalah iman. Yaitu penyataan bahwa iman itu keyakinan yang ada dalam hati dan diucapkan
dengan lisan, dan mengeluarkan amal dari hakikat iman.
Dan telah dinukil dari Abu Hanifah bahwasanya amal-amal itu tidak termasuk dari hakekat
imam, akan tetapi dia termasuk dari syaair iman, dan yang berpendapat seperti ini adalah
Jumhur Asyariyyah, Abu Manshur Al-Maturidi dan menyelisihi pendapat ini adalah AhluHadits dan telah dinukil pula dari Abu Hanifah bahwa iman itu adalah pembenaran di dalam
hati dan penetapan dengan lesan tidak bertambah dan tidak berkurang. Dan yang dimaksudkan
dengan tidak bertambah dan berkurang adalah jumlah dan ukurannya itu tidak bertingkat-tingkat, dak hal ini tidak menafikan adanya iman itu bertingkat-tingkat dari segi kaifiyyah,
seperti ada yang kuat dan ada yang lemah, ada yang jelas dan yang samar, dan yang semisalnya
Dan dinukil pula oleh para sahabatnya, mereka menyebutkan bahwa Abu Hanifah berkata,Orang yang terjerumus dalam dosa besar maka urusannya diserahkan kepada Allah,
sebagaimana yang termaktub dalam kitab Fiqhul Akbar karya Abu Hanifah, Kami tidakmengatakan bahwa orang yang beriman itu tidak membahayakan dosa-dosanya terhadap
keimanannya, dan kami juga tidak mengatakan pelaku dosa besar itu masuk neraka dan kekal di
neraka meskipun dia itu orang yang fasiq, akan tetapi kami mengatakan bahwa barangsiapaberamal kebaikan dengan memenuhi syarat-syaratnya dan tidak melakukan hal-hal yang
merusaknya, tidak membatalakannya dengan kekufuran dan murtad sampai dia meninggal maka
Allah tidak akan menyia-nyiakan amalannya, bahklan -insya Allah- akan menerimanya; dan
orang yang berbuat kemaksiatan selain syirik dan kekufuran meskipun dia belum bertaubatsampai dia meninggal dalam keadaan beriman, maka di berasa dibawah kehendak Allah, kalau
Dia menghendaki maka akan mengadzabnya dan kalau tidak maka akan mengampuninya.
5. Sebagian ahlul ilmi yang lainnya memberikan tuduhan kepada Abu Hanifah, bahwa beliau
berpendapat Al-Quran itu makhluq.
Padahahal telah dinukil dari beliau bahwa Al-Quran itu adalah kalamullah dan pengucapan kita
dengan Al-Quran adalah makhluq. Dan ini merupakan pendapat ahlul haq ,coba lihatlah ke
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
5/18
kitab beliau Fiqhul Akbar dan Aqidah Thahawiyah , dan penisbatan pendapat Al -Quran itu
adalah makhluq kepada Abu Hanifah merupakan kedustaan.
Dan di sana masih banyak lagi bentuk-bentuk penilaian negatif dan celaan yang diberikan
kepada beliau, hal ini bisa dibaca dalam kitab Tarikh Baghdad juz 13 dan juga kitab al-Jarh wa
at-Tadil Juz 8 hal 450.
Dan kalian akan mengetahui riwayat-riwayat yang banyak tentang cacian yang ditujukan kepada
Abu Hanifah -dalam Tarikh Baghdad- dan sungguh kami telah meneliti semua riwayat-riwayattersebut, ternyata riwayat-riwayat tersebut lemah dalam sanadnya dan mudhtharib dalam
maknanya. Tidak diragukan lagi bahwa merupakan cela, aib untuk ber-ashabiyyah
madzhabiyyah, dan betapa banyak dari para imam yang agung, alim yang cerdas merekabersikap inshaf (pertengahan ) secara haqiqi. Dan apabila kalian menghendaki untuk mengetahui
kedudukan riwayat-riwayat yang berkenaan dengan celaan terhadap Abu Hanifah maka bacalah
kitab al-Intiqo karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr, Jamiul Masanid karya al-Khawaruzumi dan
Tadzkiratul Hufazh karya Imam Adz-Dzahabi. Ibnu Abdil Barr berkata, Banyak dari Ahlul
Haditsyakni yang menukil tentang Abu Hanifah dari al-Khatib (Tarikh baghdad)melampauibatas dalam mencela Abu Hanifah, maka hal seperti itu sungguh dia menolak banyak
pengkhabaran tentang Abu Hanifah dari orang-orang yang adil
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
6/18
Beberapa nasehat Imam Abu Hanifah
Beliau adalah termasuk imam yang pertama-tama berpendapat wajibnya mengikuti Sunnah danmeninggalkan pendapat-pendapatnya yang menyelisihi sunnah. dan sungguh telah diriwayatkan
dari Abu Hanifah oleh para sahabatnya pendapat-pendapat yang jitu dan dengan ibarat yang
berbeda-beda, yang semuanya itu menunjukkan pada sesuatu yang satu, yaitu wajibnyamengambil hadits dan meninggalkan taqlid terhadap pendapat para imam yang menyelisihi
hadits. Diantara nasehat-nasehat beliau adalah:
a. Apabila telah shahih sebuah hadits maka hadits tersebut menjadi madzhabku
Berkata Syaikh Nashirudin Al-Albani, Ini merupakan kesempurnaan ilmu dan ketaqwaan para
imam. Dan para imam telah memberi isyarat bahwa mereka tidak mampu untuk menguasai,
meliput sunnah/hadits secara keseluruhan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh imam
Syafii, maka terkadang diantara para imam ada yang menyelisihi sunnah yang belum atau tidaksampai kepada mereka, maka mereka memerintahkan kepada kita untuk berpegang teguh dengan
sunnah dan menjadikan sunah tersebut termasuk madzhab mereka semuanya.
b. Tidak halal bagi seseorang untuk mengambil/memakai pendapat kami selama dia tidak
mengetahui dari dalil mana kami mengambil pendapat tersebut. dalam riwayat lain, haram bagi
orang yang tidak mengetahui dalilku, dia berfatwa dengan pendapatku. Dan dalam riwayat lain,sesungguhnya kami adalah manusia biasa, kami berpendapat pada hari ini, dan kami ruju(membatalkan) pendapat tersebut pada pagi harinya. Dan dalam riwayat lain, Celaka engkau
wahai Yaqub (Abu Yusuf), janganlah engkau catat semua apa-apa yang kamu dengar dariku,
maka sesungguhnya aku berpendapat pada hari ini dengan suatu pendapat dan aku tinggalkanpendapat itu besok, besok aku berpendapat dengan suatu pendapat dan aku tinggalkan pendapat
tersebut hari berikutnya.
Syaikh Al-Albani berkata, Maka apabila demikian perkataan para imam terhadap orang yang
tidak mengetahui dalil mereka. maka ketahuilah! Apakah perkataan mereka terhadap orang yang
mengetahui dalil yang menyelisihi pendapat mereka, kemudian dia berfatwa dengan pendapatyang menyelisishi dalil tersebut? maka camkanlah kalimat ini! Dan perkataan ini saja cukup
untuk memusnahkan taqlid buta, untuk itulah sebahagian orang dari para masyayikh yang diikuti
mengingkari penisbahan kepada Abu Hanifah tatkala mereka mengingkari fatwanya denganberkata Abu Hanifah tidak tahu dalil!.
Berkata Asy-syaroni dalam kitabnya Al-Mizan 1/62 yang ringkasnya sebagai berikut,
Keyakinan kami dan keyakinan setiap orang yang pertengahan (tidak memihak) terhadap
Abu Hani fah, bahwa seandainya dia hidup sampai dengan ditu li skannya ilmu Syar iat, setelah
para penghafal hadi ts mengumpulkan hadits-haditsnya dar i selu ruh pelosok penjuru dunia
maka Abu Hanifah akan mengambil hadits-hadits tersebut dan meninggalkan semua
pendapatnya dengan cara qiyas, itupun hanya sedik it dalam madzhabnya sebagaimana hal i tu
juga sediki t pada madzhab-madzhab l ainnya dengan penisbahan kepadanya. Akan tetapi
dalil -dali l syari terpisah-pisah pada zamannya dan juga pada zaman tabiin dan atbaut tabiin
masih terpencar-pencar disana-sin i. Maka banyak terjadi qiyas pada madzhabnya secara
darurat kalau dibanding dengan para ulama lainnya, karena tidak ada nash dalam
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
7/18
permasalahan-permasalahan yang diqiyaskan tersebut. berbeda dengan para imam yang
lainnya, . Kemudian syaikh Al-Albani mengomentari pernyataan tersebut dengan
perkataannya, Maka apabila demikian halnya, hal itu merupakan udzur bagi Abu Hanifah
tatkala dia menyeli sih i hadits-hadits yang shahih tanpa dia sengaja dan ini merupakan
udzur yang diterima, karena Al lah ti dak membebani manusia yang tidak dimampuinya -,
maka tidak boleh mencela padanya sebagaimana yang dilakukan sebagian orang jahil,bahkan waj ib beradab dengannya karena dia merupakan salah satu imam dari imam-imam
kaum muslimin yang dengan mereka terj aga agama ini . .
c. Apabila saya mengatakan sebuah pendapat yang menyelisihi kitab Allah dan hadits Rasulullah
yang shahih, maka tinggalkan perkataanku.
Wafatnya
Pada zaman kerajaan Bani Abbasiyah tepatnya pada masa pemerintahan Abu Jafar Al-Manshuryaitu raja yang ke-2, Abu Hanifah dipanggil kehadapannya untuk diminta menjadi qodhi
(hakim), akan tetapi beliau menolak permintaan raja tersebut karena Abu Hanifah hendakmenjauhi harta dan kedudukan dari sultan (raja) maka dia ditangkap dan dijebloskan kedalam
penjara dan wafat dalam penjara.
Dan beliau wafat pada bulan Rajab pada tahun 150 H dengan usia 70 tahun, dan dia dishalatkanbanyak orang bahkan ada yang meriwayatkan dishalatkan sampai 6 kloter.
(diambil dari majalah Fatawa)
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
8/18
RIWAYAT HIDUP
1. Imam Abu Hanifah atau nama sebenarnya Nukman bin Tsabit bin Zhuthi. Berliau
berketurunan Parsi.
2. Lahir pada tahun 80H/699M di Kufah, Iraq, sebuah bandar yang sudah sememangnya terkenalsebagai pusat ilmu Islam pada ketika itu. Ianya diasaskan oleh Abdullah ibn Masud radhiallahuanh (32H/652M), seorang sahabat zaman Rasulullah shallahualaihi wasallam. Ayahnya seorang
pedagang besar, sempat hidup bersama Ali bin Abi Thalib radhiallahu anh. Imam Abu Hanifah
sekali-sekala ikut serta dalam urusniaga ayahnya akan tetapi minatnya yang lebih besar ialah kearah membaca dan menghafal Al-Quran.
3. Beliau sentiasa membawa tintanya ke mana saja beliau pergi untuk mencatat ilmu
pengetahuan yang dicari;
4. Bidang ilmu yang paling diminatinya ialah ilmu hadith dan fiqh. Beliau banyak meluangkan
masa dan tenaga untuk mendalaminya.
5. Beliau mempunyai seorang anak bernama Hanifah
6. Hanifah juga bermaksud cenderung kepada agama
7. Imam Abu Hanifah meninggal dunia pada Tahun 150 Hijtah bersamaan dengan 767Masihi di
dalam penjara ketika berusia 70 Tahun dan kebumikan di Baghdad.
8.. Apabila guru kesayanganya Hammad meninggal dunia di Basrah pada tahun120H/738M,
Imam Abu Hanifah telah diminta untuk mengganti kedudukan Hammad sebagai guru dan
sekaligus tokoh agama di Basrah.
9. Mulai di sinilah Imam Abu Hanifah mengajar dan menjadi tokoh besar terbaru dunia Islam.
Orang ramai dari serata pelusuk dunia Islam datang untuk belajar bersamanya.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
9/18
SIFAT PERIBADI
1. Imam Abu Hanifah Mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi.
2. Beliau juga suka menghulurkan bantuan tanpa mengira usia, pangkat, dan darjat.
3. Seorang yang rajin dan bercita- cita tinggi.
4. Beliau seorang yang bertakwa kepada Allah
5. Mulia, berani dan pintar.
6. Petah becakap, pendiam, wara, peramah, tenang, sabar,berpakaian bersih dan kemas.
7. Hartawan, berilmu, kuat ibadat, dermawan, amanah, zuhud .
8. Ahli perundangan digelar al Imam al Azam.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
10/18
PENDIDIKAN
i. Pendidikan sempurna sehingga peringkat tinggi. Diberikan kemudahan oleh bapanya yang
kaya.
ii. Menumpukan minat lebih kepada fiqh dan perundangan Islam.
iii. Berguru dengan ulama sezamannya termasuk para sahabat dan tabiin.
SUMBANGAN
i. Penulisan
Al Fiqhu al Akbar Kitab al FaraidhMasailu al Usulal Jamiu al Kabir, al Jamiu as Shaghir Kitab al
Mabsut As Sairu al Kabir, as Sairu as Shaghir.
ii. Pengasas Mazhab
Mazhab Hanafi. Banyak menggunakan qias dalam sumber hokum.
iii. Pemikiran
Kemukakan kaedah penyelesaian masalah terutamanya qias
Melarang bertaqlid kepadanya jika tidak tahu asal pendapatnyaBerijtihad apabila sesuatu hukum tiada dalam al Quran, as Sunnah dan fatwa sahabat melarang
umat Islam beramal dengan perkara bidaah.
KETOKOHAN
i. Pintar mengeluarkan hokum
ii. Gunakan akal untuk membuat kesimpulan
iii. Menyelesaikan masalah dengan memberi fatwa
iv. Berdikari dan tidak tamak
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
11/18
IBNU TAIMIYYAH
Sejarah singkat imam ibnu taimiyyah
IBNU TAIMIYAH ; DAI DAN MUJAHID BESAR
Demi Allah, tidaklah benci kepada Ibnu Taimiyah melainkah orang yang bodoh atau pengikut
hawa nafsu.1)
Qodhinya para qadhi Abdul Bar As-Subky.
NAMA DAN NASAB
Beliau adalah imam, Qudwah, Alim, Zahid dan Dai ila Allah, baik dengan kata, tindakan,
kesabaran maupun jihadnya; Syaikhul Islam, Mufti Anam, pembela dinullah dan penghidup
sunah Rasul shalallahualaihi wa sallam yang telah dimatikan oleh banyak orang, Ahmad bin
Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidhir bin Muhammad bin Taimiyah An-Numairy Al-Harrany Ad-Dimasyqy.
Lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah
(Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiuul Awal tahun 661H.
Beliau berhijrah ke Damasyq (Damsyik) bersama orang tua dan keluarganya ketika umurnya
masih kecil, disebabkan serbuan tentara Tartar atas negerinyaa. Mereka menempuh perjalanan
hijrah pada malam hari dengan menyeret sebuah gerobak besar yang dipenuhi dengan kitab-kitab
ilmu, bukan barang-barang perhiasan atau harta benda, tanpa ada seekor binatang tunggangan-
pun pada mereka.
Suatu saat gerobak mereka mengalami kerusakan di tengah jalan, hingga hampir saja pasukan
musuh memergokinya. Dalam keadaan seperti ini, mereka ber-istighatsah (mengadukan
permasalahan) kepada Allah Taala. Akhirnya mereka bersama kitab-kitabnya dapat selamat.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
12/18
PERTUMBUHAN DAN GHIRAHNYA KEPADA ILMU
Semenjak kecil sudah nampak tanda-tanda kecerdasan pada diri beliau. Begitu tiba di Damsyik
beliau segera menghafalkan Al-Quran dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama,
huffazh dan ahli-ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh
ulama tersebut tercengang.
Ketika umur beliau belum mencapai belasan tahun, beliau sudah menguasai ilmu Ushuluddin
dan sudah mengalami bidang-bidang tafsir, hadits dan bahasa Arab.
Pada unsur-unsur itu, beliau telah mengkaji musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali,
kemudian kitabu-Sittah dan Mujam At-Thabarani Al-Kabir.
Suatu kali, ketika beliau masih kanak-kanak pernah ada seorang ulama besar dari Halab (suatu
kota lain di Syria sekarang, pen.) yang sengaja datang ke Damasyiq, khusus untuk melihat si
bocah bernama Ibnu Taimiyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia
memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu
Taimiyah mampu menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan
kepadanya beberapa sanad, beliaupun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan
menghafalnya. Hingga ulama tersebut berkata: Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai
kedudukan besar, sebab belum pernah ada seorang bocah seperti dia.
Sejak kecil beliau hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama, mempunyai kesempatan
untuk mereguk sepuas-puasnya taman bacaan berupa kitab-kitab yang bermanfaat. Beliau
infakkan seluruh waktunya untuk belajar dan belajar, menggali ilmu terutama kitabullah dan
sunah Rasul-Nya shallallahualaihi wa sallam.
Lebih dari semua itu, beliau adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-
garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Beliau pernah berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu
merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau
kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di
pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan
beristighfar hingga terpenuhi cita-citaku.
Begitulah seterusnya Ibnu Taimiyah, selalu sungguh-sungguh dan tiada putus-putusnya mencari
ilmu, sekalipun beliau sudah menjadi tokoh fuqaha dan ilmu serta dinnya telah mencapai tatarantertinggi.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
13/18
PUJIAN ULAMA
Al-Allamah As-Syaikh Al-Karamy Al-Hambali dalam Kitabnya Al-Kawakib AD-Darary yang
disusun kasus mengenai manaqib (pujian terhadap jasa-jasa) Ibnu Taimiyah, berkata: Banyak
sekali imam-imam Islam yang memberikan pujian kepada (Ibnu Taimiyah) ini. Diantaranya: Al-
Hafizh Al-Mizzy, Ibnu Daqiq Al-Ied, Abu Hayyan An-Nahwy, Al-Hafizh Ibnu Sayyid An-Nas,Al-Hafizh Az-Zamlakany, Al-Hafidh Adz-Dzahabi dan para imam ulama lain.
Al-Hafizh Al-Mizzy mengatakan: Aku belum pernah melihat orang seperti Ibnu Taimiyah ..
dan belum pernah kulihat ada orang yang lebih berilmu terhadap kitabullah dan sunnah
Rasulullah shallahualaihi wa sallam serta lebih ittiba dibandingkan beliau.
Al-Qadhi Abu Al-Fath bin Daqiq Al-Ied mengatakan: Setelah aku berkumpul dengannya,
kulihat beliau adalah seseorang yang semua ilmu ada di depan matanya, kapan saja beliau
menginginkannya, beliau tinggal mengambilnya, terserah beliau. Dan aku pernah berkata
kepadanya: Aku tidak pernah menyangka akan tercipta manasia seperti anda.
Al-Qadli Ibnu Al-Hariry mengatakan: Kalau Ibnu Taimiyah bukah Syaikhul Islam, lalu siapa
dia ini ?
Syaikh Ahli nahwu, Abu Hayyan An-Nahwi, setelah beliau berkumpul dengan Ibnu Taimiyah
berkata: Belum pernah sepasang mataku melihat orang seperti dia .. Kemudian melalui bait-
bait syairnya, beliau banyak memberikan pujian kepadanya.
Penguasaan Ibnu Taimiyah dalam beberapa ilmu sangat sempurna, yakni dalam tafsir, aqidah,
hadits, fiqh, bahasa arab dan berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam lainnya, hingga beliau
melampaui kemampuan para ulama zamannya. Al-Allamah Kamaluddin bin Az-Zamlakany(wafat th. 727 H) pernah berkata: Apakah ia ditanya tentang suatu bidang ilmu, maka siapa pun
yang mendengar atau melihat (jawabannya) akan menyangka bahwa dia seolah-olah hanya
membidangi ilmu itu, orang pun akan yakin bahwa tidak ada seorangpun yang bisa
menandinginya. Para Fuqaha dari berbagai kalangan, jika duduk bersamanya pasti mereka akan
mengambil pelajaran bermanfaat bagi kelengkapan madzhab-madzhab mereka yang sebelumnya
belum pernah diketahui. Belum pernah terjadi, ia bisa dipatahkan hujahnya. Beliau tidak pernah
berkata tentang suatu cabang ilmu, baik ilmu syariat atau ilmu lain, melainkan dari masing-
masing ahli ilmu itu pasti terhenyak. Beliau mempunyai goresan tinta indah, ungkapan-
ungkapan, susunan, pembagian kata dan penjelasannya sangat bagus dalam penyusunan buku-
buku.
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah (wafat th. 748 H) juga berkata: Dia adalah lambang
kecerdasan dan kecepatan memahami, paling hebat pemahamannya terhadap Al-Kitab was-
Sunnah serta perbedaan pendapat, dan lautan dalil naqli. Pada zamannya, beliau adalah satu-
satunya baik dalam hal ilmu, zuhud, keberanian, kemurahan, amar maruf, nahi mungkar, dan
banyaknya buku-buku yang disusun dan amat menguasai hadits dan fiqh.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
14/18
Pada umurnya yang ke tujuh belas beliau sudah siap mengajar dan berfatwa, amat menonjol
dalam bidang tafsir, ilmu ushul dan semua ilmu-ilmu lain, baik pokok-pokoknya maupun
cabang-cabangnya, detailnya dan ketelitiannya. Pada sisi lain Adz-Dzahabi mengatakan: Dia
mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai rijal (mata rantai sanad), Al-Jarhu wat Tadil,
Thabaqah-Thabaqah sanad, pengetahuan ilmu-ilmu hadits antara shahih dan dhaif, hafal matan-
matan hadits yang menyendiri padanya .. Maka tidak seorangpun pada waktu itu yang bisa
menyamai atau mendekati tingkatannya .. Adz-Dzahabi berkata lagi, bahwa: Setiap hadits
yang tidak diketahui oleh Ibnu Taimiyah, maka itu bukanlah hadist.
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
15/18
Latar
belakang
Nama sebenar: Taqiuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Abdul Halim al-
HaraniDilahirkan pd 10 Rabiulawal 661H bersamaan Januari 1262M dibandar
Haran di utara Iraq
Ketika berusia 7 thn kota Baghdad di perintah oleh bangsa Tartar
Bapanya bekerja sbg khatib di masjid Umaiyah dan guru ilmu hadithGelaran Ibn Taimiyah diambil sempena nama moyangnya yang ke
SembilanMerupakan sheikh al-islam yg bnyk berjasa dlm gerakan pembaharuan
islam
Meninggal dunia pd mlm Isnin 20 zulhijjah 728 H bersamaan 1329M
dan jenazahnya dikebumikan di Damsyik
Sifat peribadi Ulama yang bertaqwa dan berakhlak
Ahli pemikiran islam yang ulung, pendakwah yang berhemah tinggiBerfikiran terbuka dan bersikap kritis
Mersifat berani dan tegas dlm menghadapi dan ketegasan dlm
menghadapi cabaran golongan zandik, falsafah barat, ahli bidah danpenting ahli as-sunnah
pendidikan Al-Imam Ibn Taimiyah sangat mencintai ilmu pengetahuan dan sukabergaul dengan para ulama
Berjaya menghafaz al-Quran dan hadith sejak remaja
Belajar di sekolah Darul Sikriyah di Damsyik
Mempelajari kitab2 hadith dan Rijalul hadith daripada ulama terkenaldi Damsyik.Antaranya, kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, Sahih
Bukhari, Sahih Muslim, Jami at-Tirmidzi, Sanan Abi Daud, Sanan an-
Nasaie, sanan Ibn Majah dan Sanan ad-Dar QitniAl-Imam Ibn Taimiyah pernah diuji kecerdasan dan pendiriannya oleh
seorang Yahudi dengan pelbagai soalan, tetapi semua soalan dijawabdengan tepat sehingga Yahudi tersebut mengaguminya lalu memeluka
agama islamBeliau menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
ulama
Sejak berumur 19 tahun beliau telah memberi fatwa dan mulamenghimpun dan menyusun fatwa2 dlm kitab
Beliau pernah menggantikan ayahandanya mengajar tafsir al-Quran di
Masjid Jami
Pandangan
al-Imam Ibn
Taimiyah
1. Bentuk kesatuan
-menurut pandangan beliau: dua kesatuan umat Islam:
Kesatuan agama (Wahaddah ad-Din)Kesatuan ini diasakan daripada
pengakuan terhadap keyakinan dan
keimanan yang sama seperti kepada Allah
yang Esa, kepada Rasulullah dan rukun2iman yang lain
Kesatuan bahasaFactor penting dalam mencapai kesatuan
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
16/18
keagamaan umat Islam.Imam Ibn
Taimiyah berpendapat Bahasa Arabmerupakan satu2nya bahasa agama yang
digunakan utk memahami dan menghayati
Islam kerana Bahasa Arab ialah Syiar
agama Islam2. Organisasi-beliau berpendapat bahawa ummah sebagai penerima risalah Allahbertanggungjawab yang
sangat penting utk memelihara dan menyebarkan agama Islam kpd
umat manusia
-memelihara agama bermaksud membersihkan penyelewengan akidahatau perkara2 yg
mencemarkan kemurnian agama.
-penyebarannya bermaksud memberi penerangan tentang kebenaran
agama kepada org
ramai supaya difahami dan diamalkan-beliau juga berpendapat pembentukan organisasi Negara merupakan
salah satu fungsiummah kerana fungsi ummah hanya dpt dilaksanakan apabila
organisasi Negara berjalan
dengan kemas dan ditadbir dengan baik
Sumbangan
al-Imam IbnTaimiyah
1. Akademik-beliau berusaha membersihkan amalan umay=t Isalm daripadaakotoran bidah, khurafat
dan kemungkaran
-beliau menentang sebarang penyelewengan akidah dan perbuatan yang
bercanggah dgnIslam dan mengajak umat islam kembali menghayati ajaran agama
islam yang diamalkan
umat islam pada zaman Rasulullah dan Khulafa ar-Rasyidin.-usaha murni itu mendapat tentangan drpd pelabagai pihak.beliau kerap
dipenjarakan demi
menegakkan kebenaran-beliau tdk berputus asa walaupun menyedari gejala kemungkaran dan
penyelewengan
akidah amat kritikal. Beliau terus mengkritik aliran falsafah, bathaniah,
Syiah dan tasauf-beliau mendedahkan keburukan dan kebatialn golongan tersebut dan
dlm masa yang sama
beliau menagjak mereka kembali kepada al-Quran dan as-Sunnah.
-beliau berusaha menentang pemiukiran barat yang cuba meracunipemikiran umat islam
-kesungguhan dan sikap tegasnya mendorong ramai orientalis mengkaji
pemikiran islam,bahkan ada yang menganggap Ibn Taimiyah sebagai pendokong
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
17/18
-
7/29/2019 Imam Abu Hanifah Rahimahullah
18/18
TOKOH - TOKOH
ISLAM(PENDIDIKAN AL-QURAN DAN SUNNAH)