ii. tinjauan pustaka -...

14
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri) lebih besar daripada jumlah yang digunakan (dijual atau diolah sendiri). Menurut Ristono (2009), persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi di simpan sebelum digunakan atau dimasukan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan di simpan sebelum dijual atau dipasarkan. Menurut Heizer dan Render (2010), persediaan adalah salah satu asset termahal dari banyak perusahaan, mewakili sebanyak 50% dari keseluruhan modal yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari bahwa manajemen persediaan sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang tidak tersedia. Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Menurut Assauri (2008), persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediaakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.

Upload: lamminh

Post on 31-Aug-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Persediaan

Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang

atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan

datang. Sediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli

atau dibuat sendiri) lebih besar daripada jumlah yang digunakan (dijual atau

diolah sendiri).

Menurut Ristono (2009), persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang

yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan

datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah

jadi, dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi

di simpan sebelum digunakan atau dimasukan ke dalam proses produksi,

sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan di simpan sebelum dijual

atau dipasarkan.

Menurut Heizer dan Render (2010), persediaan adalah salah satu asset

termahal dari banyak perusahaan, mewakili sebanyak 50% dari keseluruhan

modal yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari

bahwa manajemen persediaan sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah perusahaan

dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain, produksi

dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang tidak

tersedia. Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara

investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan.

Menurut Assauri (2008), persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual suatu periode usaha yang

normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses

produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts

yang disediaakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan

untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

8

2.2. Faktor Penyebab Munculnya Persediaan

Menurut Sumayang (2003), penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai

berikut:

1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian

maka pada sistem ditetapkan persediaan darurat yang dinamakan safety

stock. Jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan, maka jumlah

inventory maupun safety stock dapat dikurangi.

2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian. Kadang-

kadang lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses atau barang jadi

dalam jumlah besar atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan

sebagai persediaan.

3. Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply. Inventory

disiapkan untuk menghadapi bila ada perkiraan perubahan harga dan

persediaan bahan baku.

2.3. Manfaat Persediaan

Menurut Assauri (2008), alasan diperlukannya persediaan oleh suatu

perusahaan adalah karena:

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk

memindahkan produk dari suatu tingkat ke tingkat produksi proses yang

lain, yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat

jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.

Alasan-alasan utama untuk mengadakan sediaan menurut Pardede (2005),

adalah kaitannya dengan hal-hal berikut :

1. Berjaga-jaga

Pengadaan persediaan dapat dipandang sebagai suatu cara untuk

berjaga-jaga tehadap kemungkinan tidak tersedianya atau tidak cukupnya

bahan-bahan pada saat dibutuhkan. Kemungkinan seperti itu terjadi apabila

permintaan berubah-ubah dan tidak dapat diramalkan. Penyebab lainnya

adalah masa tunggu (lead time) yang berubah-ubah dan sering tidak dapat

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

9

diperkirakan. Penyebab itu dapat juga kedua-duanya sekaligus, yaitu

permintaan tidak pasti. Sediaan yang diadakan dengan maksud untuk

berjaga-jaga terhadap kemungkinan seperti itu disebut sediaan berjaga-

jaga(buffer stock).

2. Pemisahan operasi (operation decoupling)

Pada suatu rangkaian kegiatan pengolahan, setiap kegiatan sangat

bergantung kepada, atau dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan lain. Pada

beberapa kegiatan yang berurutan, apabila satu kegiatan terhenti maka

kegiatan berikutnya akan terganggu. Untuk mengatasi hal ini maka dua

kegiatan yang berurutan dapat dipisahkan dari segi sediaan. Dengan cara ini

suatu kegiatan yang mengikuti, atau yang merupakan lanjutan dari, kegiatan

lain “dibekali” dengan sediaan bahan dalam pengerjaan sehingga

ketergantungan terhadap kegiatan pendahulunya dapat diperkecil.

Disamping itu, pemisahan kegiatan dari segi sediaan juga dilakukan

agar setiap kegiatan dapat direncanakan jadwal secara bebas tanpa harus

menyesuaikannya dengan jadwal-jadwal kegiatan lain.

3. Pemantapan produksi (smoothing production)

Apabila sejumlah barang yang diminta berubah-ubah naikturun secara

tidak teratur, perusahaan tidak harus menaik-turunkan tingkat pengolahan

untuk memenuhinya. Pengolahan dapat diusahakan agar selalu berada pada

tingkat yang tetap dengan bantuan sediaan. Pada saat jumlah barang yang

dibuat lebih besar dari jumlah yang diminta maka sediaan akan menumpuk.

Sediaan ini nantinya akan digunakan untuk menutupi kekurangan pada saat

jumlah yang dibuat rendah dari jumlah yang diminta.

4. Penghematan biaya penanganan sediaan

Pada suatu rangkaian kegiatan pengolahan, bahan-bahan mengalir

mulai dari kegiatan tahap awal hingga kegiatan tahap akhir. Pergerakan

bahan-bahan ini tentu saja membutuhkan biaya terutama pada kegiatan

pengolahan yang terputus-putus (intermitten production process). Biaya ini,

yang disebut biaya penanganan sediaan(material handling cost), dapat

dihemat dengan cara mengadakan atau menempatkan sediaan di antara dua

kegiatan yang berurutan.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

10

5. Penghematan biaya pengadaan bahan

Biaya pengadaan bahan (material procurement cost) akan dapat

dihemat melalui pemanfaatan potongan jumlah (quantity discount) yang

ditawarkan oleh perusahaan pemasok. Potongan jumlah diperoleh apabila

pembelian dilakukan dalam jumlah besar, dan pembelian dalam jumlah

besar akan dimungkinkan dengan pengadaan sediaan.

2.4. Fungsi Persediaan

Menurut Heizer dan Render (2010), persediaan dapat melayani beberapa

fungsi yang menambal fleksibilitas bagi operasi perusahaan. Keempat fungsi

persediaan adalah sebagai berikut:

1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.

Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan

tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi

dari pemasok.

2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi

pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis

eceran.

3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam

jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.

4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.

Menurut Assauri (2008), persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk

bahan mentah sampai dengan barang jadi, mempunyai fungsi yaitu:

1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan

yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga

dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran

arus produksi.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

11

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya

dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau

memberikan jaminan tetap tersediaanya barang jadi tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaannya atau penjualannya.

2.5. Jenis Persediaan

Menurut Nasution dan Prastyawan (2008), dilihat dari jenisnya persediaan

dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok

(supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan

dihasilkan perusahaan.

2. Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah diolah

atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-

langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

3. Barang jadi (finish good) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap

untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi-

lokasi pemasaran.

4. Bahan-bahan pembantu(supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan

untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk

akhir yang dihasilkan perusahaan.

Menurut Heizer dan Render (2010), untuk mengakomodasi fungsi-fungsi

persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan, yaitu:

1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory), digunakan untuk

melakukan decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi.

Bagaimanapun juga, pendekatan yang lebih dipilih adalah menghilangkan

variabilitas pemasok akan kualitas, kuantitas, atau waktu pengantaran

sehingga tidak diperlukan pemisahan.

2. Persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory) adalah

komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa

proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP ada karena waktu yang

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

12

diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu siklus).

Mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan.

3. Persediaan pasokan pemeliharaan/perbaikan/operasi (maintenance, repair,

operating-MRO) adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk

persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk

menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. MRO ada

karena kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari

beberapa perlengkapan tidak diketahui. Walaupun permintaan akan MRO

merupakan fungsi dari jadwal pemeliharaan, permintaan-permintaan MRO

lainnya yang tidak terjadwal harus diantisipasi.

4. Persediaan barang jadi (finish good inventory) adalah produk yang telah

selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke

persediaan karena permintaan pelanggan di masa mendatang tidak

diketahui.

2.6. Biaya Persediaan

Menurut Ristono (2009), biaya persediaan dapat dibedakan atas:

1. Ongkos pembelian (purchase cost)

Ongkos pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak

luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan atau

dapat dikatakan pula bahwa biaya pembelian adalah semua biaya yang

digunakan untuk membeli suku cadang. Penetapan dari biaya pembelian ini

tergantung dari pihak penjualan barang atau bahan sehingga pihak pembeli

hanya bisa mengikuti fluktuasi harga barang yang ditetapkan oleh pihak

penjual.

2. Ongkos pemesanan atau Biaya persiapan (order cost/set up cost)

Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat

tergantung pada frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang maka

biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya. Biaya

pemesanan secara terperinci meliputi :

1. Biaya persiapan pesanan, antara lain :

a. Biaya telepon atau ongkos menghubungi supplier

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

13

b. Pengeluaran surat menyurat

2. Biaya penerimaan barang, seperti :

a. Biaya pembongkaran dan pemasukan ke gudang

b. Biaya laporan penerimaan barang

c. Biaya pemeriksaan barang atau biaya pengecekan

3. Biaya pengiriman pesanan ke gudang

4. Biaya-biaya proses pembayaran, seperti biaya pembuatan cek,

pengiriman cek atau biaya transfer ke bank supplier, dan sebagainya.

3. Ongkos simpan (carrying cost/holding cost/storage cost)

Ongkos simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam

persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk

menyimpan persediaan, atau dapat pula dikatakan biaya yang timbul akibat

penyimpanan barang maupun bahan (diantaranya: fasilitas penyimpanan,

sewa gudang, keusangan, asuransi, pajak dan lain-lain). Yang termasuk

dalam biaya simpan antara lain:

a. Biaya sewa atau penggunaan gudang.

b. Biaya pemeliharaan barang.

c. Biaya pemanasan atau pendinginan, bila untuk menjaga ketahanan

barang dibutuhkan faktor pemanas atau pendingin.

d. Biaya menghitung dan menimbang barang.

4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost)

Dengan kekurangan persediaan maka biaya yang timbul adalah sebagai

berikut:

a. Kehilangan pendapatan.

b. Selisih harga komponen.

c. Terganggunya operasi.

Menurut Heizer dan Render (2010) biaya persediaan meliputi:

1. Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya yang terkait dengan

menyimpan atau “membawa” persediaan selama waktu tertentu. Oleh

karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang usang dan biaya

yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan

pembayaran bunga.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

14

2. Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir,

proses pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika

pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah

bagian dari biaya penyetelan.

3. Biaya penyetelan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah

mesin atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu

dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat

penahan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan

mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien,

seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.

2.7. Model Pengendalian Persediaan

2.7.1 Analisis ABC

Menurut Heizer dan Render (2010), analisis ABC membagi persediaan yang

ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis volume dolar tahunan. Analisis ABC

adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan

terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak yang sepele”. Gagasannya adalah

untuk membuat kebijakan-kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan

pada bagian-bagian persediaan kritis yang sedikit dan tidak pada banyak yang

sepele. Tidaklah realistis jika memantau barang-barang yang tidak mahal dengan

intensitas yang sama dengan barang-barang yang sangat mahal.

Untuk menentukan volume dolar tahunan dari analisis ABC, mengukur

permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dikalikan biaya per unitnya.

Barang-barang kelas A adalah barang yang volume dolar tahunannya tinggi.

Walaupun barang ini hanya mempresentasikan 15% dari barang-barang

persediaan total. Barang kelas A juga mempresentasikan 70% sampai 80% dari

penggunaan uang secara keseluruhan. Barang-barang kelas B adalah barang

persediaan dengan volume dolar tahunan yang sedang. Barang ini

mempresentasikan sekitar 30% dari barang persediaan dan 15% sampai 25% dari

nilai total. Barang dengan volume dolar tahunan kecil adalah kelas C yang hanya

mempresentasikan 5 % dari volume dolar tahunan, tetapi mewakili sekitar 55%

dari barang persediaan total.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

15

Gambar 1. Representasi grafik dari analisis ABC

Kriteria lain dari volume dolar tahunan juga dapat menentukan klasifikasi

barang, seperti perubahan-perubahan teknik yang diantisipasi, masalah-masalah

pengantaran, masalah kualitas, atau biaya unit yang tinggi yang menyebabkan

barang naik ke klasifikasi yang lebih tinggi. Keuntungan membagi barang-barang

persediaan ke dalam kelas adalah kebijakan dan kontrol dapat diterapkan pada

setiap kelas. Adapun kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC:

1. Membeli sumber daya yang ditujukan untuk pengembangan pemasok harus

jauh lebih tinggi untuk barang A secara individu dibandingkan dengan

barang C.

2. Barang A harus memiliki kontrol persediaan fisik yang lebih ketat, barang

tersebut mungkin ditempatkan di bagian yang lebih aman, dan akurasi

catatan persediaannya untuk barang A harus lebih sering diverifikasi.

3. Meramalkan barang A memerlukan perhatian lebih dibanding barang

lainnya.

2.7.2 Jumlah Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity, EOQ)

Menurut Pardede (2005), model jumlah pesanan terhemat (economic order

quantity model = EOQ model) digunakan dalam menentukan jumlah barang yang

akan dipesan untuk setiap kali pemesanan serta jumlah biaya pengadaan bahan-

bahan. EOQ menunjukkan jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali

pemesanan agar biaya sediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin.

Barang A

Barang BBarang C

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pers

en d

ari p

engg

unaa

n do

lar t

ahun

an

Persen dari persediaan

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

16

Menurut Heizer dan Render (2010), model kuantitas pesanan ekonomis

(economic order quantity-EOQ) adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang

tertua dan paling dikenal, tetapi berdasarkan beberapa asumsi:

1. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen.

2. Waktu tunggu yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan

diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata

lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada suatu

waktu.

4. Tidak tersedia diskon kuantitas.

5. Biaya variable hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan

dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

6. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan

pada waktu yang tepat.

Dengan asumsi tersebut, grafik penggunaa persediaan terhadap waktu

memiliki bentuk gigi gergaji, seperti pada Gambar 2. Permintaan bersifat konstan

sepanjang waktu, perediaan menurun pada laju yang sama sepanjang waktu.

Setiap kali tingkat persediaan mencapai 0, pesanan baru dibuat serta diterima, dan

tingkat persediaan melompat ke EOQ. Proses ini terus berlanjut sepanjang waktu.

Gambar 2. Penggunaan persediaan dalam waktu tertentu

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

17

Pada Gambar 3 menunjukkan hubungan antara kedua biaya tersebut, biaya

penyimpanan (holding/carrying cost) dan biaya pemesanan (ordering cost) dalam

bentuk grafik. Kurva biaya penyimpanan menunjukkan sebuah garis lurus yang

naik apabila jumlah persediaan bertambah besar. Kurva biaya pesanan

menunjukkangaris lengkung menurun mendekati nol apabila jumlah persediaan

bertambah.Kurva biaya persediaan total (TC) merupakan penjumlahan dua kurva

biayatersebut, dimana kurva tersebut akan menurun dan mencapai titik minimum

pada jumlah persediaan tertentu dan kemudian naik lagi. Dalam hal ini Q = EOQ

akantercapai pada perpotongan antara kedua kurva tersebut.

Gambar 3. Biaya total sebagai fungsi dari kuantitas pesanan

2.7.3 Persediaan Pengaman (Safety Stock, SS)

Menurut Pujawan (2005), safety stock fungsinya adalah sebagai

perlindungan terhadap ketidakpastian permintaan maupun pasokan. Perusahaan

biasanya menyimpan lebih banyak dari yang diperkirakan dibutuhkan selama

suatu periode tertentu supaya kebutuhan yang lebih banyak bisa dipenuhi tanpa

harus menunggu. Menentukan berapa besarnya persediaan pengaman adalah

pekerjaan yang sulit. Besar kecilnya persediaan pengaman terkait dengan biaya

persediaan dan service level.

Menurut Ristono (2009), faktor-faktor yang menentukan besarnya safety

stock adalah :

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama

periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

18

penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan

karena peramalan permintaan langganan memiliki risiko yang tidak dapat

dihindarkan bahwa persediaan yang telah ditetapkan sebelumnya atas dasar

taksiran tersebut habis sama sekali sebelum penggantian bahan/barang dari

pesanan datang.

2. Faktor waktu atau lead time (procurement time)

Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan

bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut

dan diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut tidaklah sama

antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi bervariasi.

2.7.4 Reorder Point

Menurut Riyanto (2001), reorder point ialah saat atau titik di mana harus

diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan

material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan di atas

safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan datangnya material

yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar safety

stock. Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati reorder point tersebut, maka

material yang dipesan akan diterima setelah perusahaan terpaksa mengambil

material dari safety stock. Dalam penetapan reorder point haruslah kita

memperhatikan faktor–faktor sebagai berikut; yaitu, penggunaan material selama

tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time) dan besarnya safety

stock.

Reorder point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan

presentase tertentu.

2. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan

penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.

Menurut Heizer dan Render (2010) Titik pemesanan ulang (reorder point)

dicari dengan cara :

ROP = (Permintaan per hari)(lead time untuk pemesanan baru dalam hari)

ROP = d x L ……………………………………………………………………(1)

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

19

Persamaan untuk ROP ini mengasumsikan bahwa permintaannya sama dan

bersifat konstan. Bila tidak demikian halnya, harus ditambahkan stok tambahan,

seringkali disebut pengaman (safety stock).

2.8. Penelitian Terdahulu

Saragi (2010) dalam penelitiannya berjudul Analisis Perencanaan dan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UKM Waroeng Cokelat Bogor

bertujuan untuk mempelajari sistem pengadaan dan pengendalian persediaan

bahan baku di Waroeng Cokelat; meramalkan tingkat permintaan pada produk

Waroeng Cokelat; menghitung tingkat persediaan yang optimal bagi Waroeng

Cokelat; menghitung serta mengevaluasi tingkat biaya persediaan bahan baku

yang optimal bagi Waroeng Cokelat. Hasil penelitian menggunakan EOQ

didapatkan jumlah pemesanan dan jarak antar pemesanan yang sama pada bahan

baku, yaitu mengikuti jumlah pemesanan terbesar pada cokelat, sehingga jumlah

pemesanan sebanyak 39 kali dengan jarak waktu antar pemesanan 8 hari. Total

biaya yang dikeluarkan dengan model EOQ, yaitu sebesar Rp 2.521.909 dan

dengan metode perusahaan sebesar Rp 2.587.800; sehingga menghasilkan

penghematan sebesar Rp 65.891.

Sari (2010) dalam penelitian berjudul Pengoptimalan Persediaan Bahan

Baku Kacang Tanah Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) di

PT. Dua Kelinci Pati bertujuan untuk mengetahui jumlah pembelianbahan baku

yang optimal, jumlah persediaan pengaman, waktu pemesanan kembali dan total

biaya persediaan untuk periode 2009/2010 di PT. Dua Kelinci Pati. Berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh bahwa pembelian bahan bakukacang tanah menurut

metode EOQ selama periode 2006/2007-2008/2009 lebihbesar daripada kebijakan

perusahaan dan kuantitas pembelian kacang tanah optimal untuk periode

2009/2010 sebesar 53.406.993 kg. Persediaan pengaman untuk periode 2009/2010

sebesar 283,3777 kg. Waktu tunggu kedatangan bahan baku kacang tanah (lead

time) yang optimal adalah 2 hari sejak bahan baku dipesan hingga tiba di gudang

perusahaan. Selama periode 2006/2007-2008/2009 PT. Dua Kelinci tidak

menerapkan adanya titik pemesanan kembali (reorder point), sedangkan titik

pemesanan kembali untuk periode 2009/2010 sebesar 445.341,6527 kg. Total

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60778/3/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005),

20

biaya persediaan bahan baku selama periode 2006/2007- 2008/2009 menurut

metode EOQ lebih kecil daripada kebijakan perusahaan dan total biaya persediaan

untuk periode 2009/2010 sebesar Rp 256.867.628,9. Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan diperoleh bahwa pengendalian persediaan bahan baku kacang

tanah di PT. Dua Kelinci selama periode 2006/2007- 2008/2009 belum efisien.